Page 1
TUGAS BIOKIMIA
“MAKALAH KETERKAITAN METABOLISME KARBOHIDRAT,
LEMAK DAN PROTEIN”
Oleh:
DITA WAHYUNING TYAS (125130101111028)
BEKTI SRI UTAMI (135130100111037)
VEPPY YULANDA SARI (135130100111038)
JODI FAISAL MUHAMMAD (135130100111039)
MAHARANI KUSUMO W (13513010111040)
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada tiga komponen penting penghasil energi yang sangat dibutuhkan
bagi setiap manusia: karbohidrat, lemak, dan protein. Khususnya bagi
negara Indonesia sendiri yang sangat terkenal dengan gizi buruk sampai
saat ini. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski
terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Karbohidrat
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Karbohidrat yang terasa
manis disebut gula (sakar). Dari beberapa golongan karbohidrat, ada yang
sebagai penghasil serat-serat yang sangat bermanfaat sebagai diet
(dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan manusia. Lemak adalah
sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (C),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam
zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti ether. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan
yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada
suhu kamar disebut lipid, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut
minyak. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang
paling erat hubunganya dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup
sel berhubungan dengan zat gizi protein. Nama protein berasal dari
kata Yunani protebos, yang artinya “yang pertama” atau “yang
Page 4
terpenting”. Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural
maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian
integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstraksi tanpa menyebabkan
disentegrasi sel tersebut. Protein metabolik dapat diekstraksi tanpa
merusak dapat diekstraksi tanpa merusak integritas struktur sel itu
sendiri. Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O, dan unsur-unsur
khusus yang terdapat di dalam protein dan tidak terdapat di dalam
molekul karbohidrat dan lemak ialah nitrogen (N). Bahkan dalam analisa
bahan makanan dianggap bahwa semua N berasal protein, suatu hal yang
tidak benar. Unsur nitrogen ini di dalam makanan mungkin berasal pula
dari ikatan organik lain yang bukan jenis protein, misalnya urea dan
berbagai ikatan amino, yang terdapat dalam jaringan tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tahapan metabolisme karbohidrat?
2. Bagaimanakah tahapan metabolisme lemak?
3. Bagaimanakah tahapan metabolisme protein?
4. Bagaimanakah keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tahapan metabolisme karbohidrat
2. Menjelaskan tahapan metabolisme lemak
3. Menjelaskan tahapan metabolisme protein
4. Menjelaskan keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metabolisme Karbohidrat
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida
atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-
senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus
hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk
golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-
senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul
air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur (Lehninger, A.L. ,1997).
Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat
adalah ukuran molekulnya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat
yang tersederhana; mereka dapat terhidrolisis menjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat didiikat secara
bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainya dan
akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Karbohidrat
yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida
diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat itu disebut
polisakarida (Fessenden & Fessenden, 1986).
Page 6
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih
simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis
menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa
diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka
disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut ketosa.
Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun atas enam karbon,
rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah aldosa.
Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada
buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida
(Morrison,1983).
Metabolisme karbohidrat yang terjadi pada ternak tergantung
jenis ternaknya karena memiliki alat pencernaan berbeda-beda.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang murah untuk manusia dan
ternak. Karbohidrat banyak ditemukan pada beberapa bahan olahan
dan juga serealia yang juga digunakan untuk ternak. Dengan
beragamnya jenis karbohidrat maka ada berbagai uji untuk
mendeteksi karbohidrat seperti uji Molish, uji Benedict, dan uji
Iod. Ketiga uji tersebut berbeda dalam prinsip pengujiannya. Maka
dari itu, dalam praktikun ini akan dilakukan ketiga uji tersebut
Berikut adalah tahapan yang terjadi dalam metabolisme
karbohidrat:
Glikolisis
Page 7
Glikolisis adalah katabolisme glukosa yang berlangsung di dalam
sitosol semua sel, menjadi:
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P +
2P + 3P= 12P.
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan
siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika
dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian
sebagai berikut:
1. Glikolisis : 8P
2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
3. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P
Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa
(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi
menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian
siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat
tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai
sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah
Page 8
protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok
sebagai pembangun tubuh.
2.2 Metabolisme Lemak
Transpor lemak
Pencernaan lemak terjadi didalam usus halus dengan bantuan
enzim hidrolitik, yaitu lipase yang mencerna triasilgliserol dan
fosforilase yang mencerna fosfolipid. Triasilgliserol diperoleh
dari makanan, kerja enzim lipase yang dihasilkan pankreas pada
triasilgliserol akan menghasilkan 2-monoasilgliserol dan 2 macam
asam lemak (Philip et all., 2006).
Kadar lemak dalam darah akan kembali normal setelah 2,5
hingga 3 jam setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak. Dalam darah lemak diangkut melalui tiga bentuk yaitu
kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat kecil dan bentuk
asam lemak yang terikat dalam albumin. Kilomikron yang
menyebabkan darah tampak keruh, terdiri atas 81-82% lemak, 2%
protein, 7% fosfolipid dan 9% kolesterol. Kekeruhan akan hilang
dan darah akan kembali jernih kembali apabila darah telah
mengalir melalui beberapa organ tubuh atau jaringan-jaringan
karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein
lipase. Kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
Page 9
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan
jaringan adipose (Poedjiadi, 2007).
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron
segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya
asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi
simpanan trigliserida. Trigliserida dipecah menjadi asam lemak
dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Asam lemak tersebut ditransportasikan
oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam
lemak bebas (free fatty acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati
pembuluh limfe di dada selanjutnya akan masuk kedalam darah dan
membantu pengangkutan bahan bakar lipid keberbagai jaringan
tubuh(Philip et all., 2006).
Pengangkutan Asam Lemak dan Kolesterol
Pengangkutan asam lemak dan kolesterol dapat dibedakan
menjadi 2 jalur:
Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari usus ke hati
dalam bentuk kilomikron (eksogenus). Dalam sirkulasi darah, TG
yang terdapat dalam kilomikron dihidrolisis menjadi asam lemak
(FFA) dan gliserol oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh
permukaan endotel pembuluh darah. Namun demikian, tidak semua TG
dapat dihidrolisis secara sempurna. Asam lemak bebas (FFA) yang
dihasilkan kemudian dibawa ke dalam jaringan lemak (adipose
tissue) selanjutnya mengalami reesterifikasi menjadi TG, atau FFA
Page 10
tetap berada di plasma berikatan dengan albumin. Selain itu, FFA
juga diambil oleh sel hati, sel otot rangka, dan sel otot
jantung. Di jaringan tersebut, FFA digunakan sebagai sumber
energi, atau disimpan dalam bentuk lemak netral (trigliserida).
Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari hati ke seluruh
tubuh dalam bentuk lipoprotein (endogenus). Di hati, asam lemak
diresintesis menjadi TG yang kemudian bergabung dengan
kolesterol, posfolipid, dan protein menjadi very low density
lipoprotein (VLDL). Fungsi VLDL adalah untuk mengangkut
(transpor) TG dari hati ke seluruh jaringan tubuh. Selain dalam
bentuk VLDL, TG juga diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk
intermedier density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein
(LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Pembebasan asam lemak
dari VLDL dengan cara hidrolisis oleh enzim lipase memerlukan
heparin (sebagai kofaktor). VLDL yang telah kehilangan FFA
berubah menjadi IDL. IDL setelah dihidrolisis oleh lipase akan
kehilangan asam lemak kemudian berubah menjadi LDL. LDL
memberikan kolesterol ke jaringan untuk sintesis membran sel dan
hormon steroid. IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin
cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester
yang dibentuk dari kolesterol di HDL.
Oksidasi asam lemak
Asam lemak dipecah melalui oksidasi pada karbon –β. oksidasi
asam lemak terjadi di mitokondria di mana asam lemak sebelum
memasuki mitokondria mengalami aktivasi . adenosin trifosfat
Page 11
( ATP ) memacu pembentukan ikatan tioester antara gugus karboksil
asam lemak dengan gugus sulfhidril pada KoA. Reaksi pengaktifan
iniberlangsung di luar mitokondria dan dikatalisis oleh enzim
asil KoA sintetase(Rusdiana, 2004). Asam lemak merupakan bahan
bakar utama untuk manusia dan mamalia lainnya, dengan adanya O2,
asam lemak dikatabolis menjadi CO2 dan H2O, dan 40% dari energi
bebas yang dihasilkan dari proses ini digunakan untuk membentuk
ATP(Montgomery, 1993). Oksidasi asam lemak terjadi dalam tiga
tahap yakni aktivasi, pengangkutan kedalam mitokondria dan
oksidasi menjadi asetil-CoA. Asam lemak masuk kedalam lintas
metabolik didahului dengan perubahan asam lemak menjadi turunan
koenzim A-nya, dalam bentuk ini asam lemak teraktivasi. Aktivasi
asam lemak memicu pembentukan tioester dari asam lemak dan CoA.
Proses ini dibarengi dengan hidrolisis ATP menjadi AMP, enzim
yang mengkatalisis reaksi ini adalah asil-CoA sintetase(Philip et
all., 2006).
Asam lemak diaktifkan di luar membran mitokondria, proses
oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria. Molekul asil KoA
rantai panjang tidak dapat melintasi membran mitokondria,
sehingga diperlukan suatu mekanisme transport khusus.Asam lemak
rantai panjang aktif melintasi membran dalam mitokondria dengan
cara mengkonjugasinya dengan karnitin, suatu senyawa yang
terbentuk dari lisin.Gugus asil dipindahkan dari atom sulfur pada
KoA ke gugus hidroksil pada karnitin dan membentuk asil karnitin.
Reaksi ini dikatalisis oleh karnitin transferase I, yang terikat
pada membran di luar mitokondria. Selanjtunya, asil karnitin
Page 12
melintasi membran dalam mitokondria oleh suatu translokase. Gugus
asil dipindahkan lagi ke KoA pada sisi matriks dari membran yang
dikatalisis oleh karnitin asil transferase II. Akhirnya karnitin
dikembalikan ke sisi sitosol oleh translokase menggantikan
masuknya asil karnitin yang masuk.Molekul asil KoA dari sedang
dan rantai pendek dapat menembus mitokondria tanpa adanya
karnitin.
Pembentukan dan Metabolisme Senyawa Keton
Asetil koenzim A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam
lemak dapat ikut dalam siklus asam sitrat apabila penguraian
lemak dan karbohidrat seimbang. Dalam siklus asam sitrat, asetil
koenzim A bereaksi dengan asam oksaloasetat menghasilkan asam
sitrat. Senyawa keton terjadi dari asetil koenzim A apabila
penguraian lemak terdapat dalam keadaan berlebihan. Dalam keadaan
normal, jaringan dalam tubuh menggunakan senyawa keton dengan
jumlah yang sama dengan yang dihasilkan oleh hati. Konsentrasi
senyawa keton dalam sangat rendah (kurang dari 1 mg per 100 ml
darah) dan kurang dari 0,1 gram yang dikeluarkan bersama urine
tiap hari. Pada penderita diabetes yang parah, konsentrasi
senyawa keton dapat mencapai 80 mg per 100 ml darah, hal ini
disebabkan oleh produksi senyawa keton lebih besar daripada
penggunaannya(Poedjiadi, 2007).
Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap.Dua
molekul asetil KoA berkondensasi membentuk asetoasetil KoA.
Page 13
Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan kebalikan dari
tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil
KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 –
hidroksi – 3 – metilglutaril KoA ( HMG – KoA ) dan KoA .
Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh
sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi
pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang
keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester .
3 – Hidroksi – 3 – metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi
asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah:
2 Asetil KoA + H2O Asetoasetat +2 KoA H+3 – Hidroksibutirat
terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria.
Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio
NADH / NAD+ di dalam mitokondria . Karena merupakan asam keto –
β, asetasetat secara lambat mengalami dekarboksilasi spontan
menjadi aseton . bau aseton dapat dideteksi dalam udara
pernafasan seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya
tinggi(Rusdiana, 2004).
Sintesis Asam Lemak
Biosintesa asam lemak berbeda dengan oksidasi asam lemak.
Senyawa yang digunakan untuk menambah panjang rantai asam lemak
adalah malonil –KoA, yang disintesa dari asetil-KoA. Pada hewan
tingkat tinggi sintesa asam lemak terjadi dalam hati, jaringan
adipos dan dalam kelenjar susu. Ditingkat sel pembentukan asam
lemak berlangsung dalam sitosol, sebaliknya oksidasi asam lemak
Page 14
terjadi pada mitokondria. Asam sitrat dan karbondioksida
merupakan senyawa yang penting dalam biosintesa asam lemak yang
bertindak sebagai katalisator(Martoharsono, 1988).
Beberapa ciri penting jalur biosintesis asam lemak menurut
Stryer (2000) adalah :
Sintesis berlangsung di sitosol, oksidasi terjadi di dalam
matriks mitokondria.
Zat antara pada sintesis asam lemak berikatan kovalen dengan
gugus sulfhidril pada protein – pembawa asil ( ACP ), sedangkan
zat antara pada pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.
Enzim – enzim pada sintesis asam lemak pada organisme yang
lebih tinggi tergabung dalam suatu rantai polipeptida tunggal,
yang disebut sintase asam lemak Sebaliknya, enzim – enzim
pemecahan tampaknya tidak saling berikatan. Rantai asam lemak
yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara penambahan berturut
–turut unit dua karbon yang berasal dari asetil KoA. Donor aktif
unit dua karbon pada tahap perpanjangan adalah malonil – ACP.
Reaksi perpanjangan dipacu oleh pelepasan CO2. Reduktor pada
sintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan oksidator pada
pemecahan asam lemak adalah NAD dan FAD. Perpanjangan rantai oleh
kompleks sintase asam lemak terhenti setelah terbentuknya
palmitat ( C16 ). Perpanjangan rantai lebih lanjut dan penyisipan
ikatan rangkap oleh sistem enzim yang lain.
Sintesis asam lemak diawali dengan karboksilasi asetil KoA
menjadi malonil KoA, reaksi yang ireversibel ini merupakan tahap
Page 15
awal sintesis asam lemak. Sintesis malonil KoA dikatalisis oleh
asetil KoA karboksilse yang mengandung gugus prosterik biotin.
Gugus karboksil biotin berikatan kovalen dengan gugus amino pada
residu lisin, seperti halnya piruvat karboksilase. Persamaan
antara asetil KoA karboksilase dan piruvat karboksilase ialah
bahwa asetil KoA mengalami karboksilasi dalam dua tahap. Pertama,
zat antara karboksibiotin terbentuk dengan menggunakan ATP. Gugus
CO2 aktif dalam zat antara ini kemudian dipindahkan ke Asetil KoA
membentuk malonil KoA (Stryer, 2000)
Sistem enzim yang mengkatalisis asam lemak jenuh rantai
panjang dari asetil KoA, malonil KoA, dan NADH disebut sintase
asam lemak. Tahap pemanjangan pada sintesis asam lemak diawali
dengan pembentukan asetil ACP dan malonil-ACP. Sfesitas malonil
transasilase sangat tinggi sedangkan asetil tranasilase dapat
memindahkan gugus asil lain selain unit asetil, walaupun lebih
lambat. Sintesis asam lemak dengan jumlah karbon ganjil, dimulai
dengan propionil-ACP yang dibentuk dari propionil KoA oleh asetil
tranasilase. Asetil ACP dan malonil-ACP bereaksi untuk membentuk
asetoasetil-ACP. Reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh enzim
penggabung asil-malonil-ACP. Asetil-ACP+malonil-ACP Asetoasetil-
ACP+ACP+CO2 (Rusdiana, 2004)
Pada reaksi kondensasi, satu unit empat karbon terbentuk
dari satu unit dua karbon dan satu unit tiga karbon, dan CO2
dibebaskan. Tiga tahap berikutnya pada sintesis asam lemak adalah
reduksi gugus keto pada C-3 menjadi gugus metilen. Pertama,
Page 16
asetoasetil-ACP direduksi menjadi D-3 hidroksibutiril-ACP.
Langkah akhir daur ini adalah reduksi krotonil-ACP menjadi
butiril ACP, NADPH berlaku sebagai reduktor sedangkan oksidator
pada reaksi yang sesuai dalam oksidasi –β adalah FAD. Ketiga
reaksi yakni reduksi, dehidrasi dan reduksi keduanya mengubah
asetoasetil-ACP menjadi butiril-ACP yang menyempurnakan daur
perpanjangan pertama. Pada daur kedua sintesis asam, butiril-ACP
berkondensasi dengan malonil-ACP membentuk C4- β ketoasil-ACP.
Reduksi, dehidrasi, dan reduksi kedua mengubah C6- β ketoasil-ACP
menjadi C6- asil-ACP yang siap untuk proses daur ketiga. Daur
pemanjangan terus berlanjut sampai terbentuk C16-asil ACP.
(Girindra, 1986)
Desaturasi terjadi dalam membran retikulum endosparma,
desaturasi memerlukan NADH dan O2 dan dilaksanakan oleh suatu
yang kompleks yang terdiri atas flavoprotein, sitokorm, dan
protein besi non hem. Mamalia tidak memiliki enzim yang dapat
membentuk ikatan rangkap distal dari C-9, sehingga diperlukan
linoleat dan linolenat dalam makanan. Sitokorm b5, sitokorm b5
reduktase dan suatu desaturase yang terikat erat pada membran
diperlukan untuk reaksi desaturasi. NADH dan asam lemak keduanya
dioksidasi, dan kedua pasang elektron ditransfer ke O2 untuk
membentuk 2H2O. Enzim desaturase menggunakan asil KoA sebagai
substrat yang dapat jenuh atau tidak jenuh tergantung
spesifisitas desaturase. Terdapat sekurang-kurangnya empat
desaturase yang berlainan, desaturase asam lemak ∆9-, ∆6-,∆5-dan
Page 17
∆4- yang diberi nama sesuai dengan posisinya dalam rantai asil
KoA yang didesaturasi (Montgomery, 1993).
Biosintesis Triasilgliserol
Gliserol diesterifikasi dengan satu, dua, atau tiga asam
lemak membentuk
monoasill-, diasil dan triasilgliserol, dengan pusat kiral di
karbon-2 dari bagian gliserol. Lemak dan minyak dari tumbuhan dan
hewan yang triasilgliserol, sementara diasilgliserol adalah
intermediet dan utusan seluler, dan monoasilgliserol, dibentuk
oleh hidrolisis, surfaktan dan intermediet. Karena
triasilgliserol tidak larut dalam air, kombinasi atau
emulsifikasi dengan lemak lainnya, senyawa seluler, atau protein
diperlukan sebelum transportasi dan metabolisme dapat terjadi.
Biosintesis triasilgliserol dicapai dalam urutan tiga langkah
dari 2-monoasilgliserol dan asam lemak. Pertama, asam lemak
diaktifkan oleh asil-KoA sintetase katalis konversi ke thioester
asil lemak dengan koenzim A yang sesuai. lemak asil-KoA kemudian
digabungkan dengan monoacylglycerol 2-oleh aksi katalitik dari
sebuah monoasilgliserol transferase untuk menghasilkan suatu
diasilgliserol. Triasilgliserol akhir diperoleh dengan sambungan
lemak asil-KoA dengan diasilgliserol melalui jalur diasilgliserol
transferase (Wohlgemuth, 2010). Fosfatidat (diasilgliserol 3-
fosfat) merupakan suatu zat yang umum pada sintesis
triasilgliserol dan fosfogliserida. Jalur sintesisnya dimulai
dari gliserol 3-fosfat yang dibentuk melalui reduksi
Page 18
dehidroksiaseton fosfat dan sebagian kecil dari fosforilasi
gliserol. Gliserol3-fosfat mengalami asilasi oleh asil KoA dan
membentuk lisofosfatidat yang selanjutnya mengalami asilasi
dengan asil KoA menghasilkan fosfatidat. Asilasi ini dikatalisis
oleh gliserol fosfat asil transferase. Fosfatidat akan
dihidrolisis oleh suatu fosfatase yang spesifik yang dihasilkan
oleh diasilgliserol, zat ini mengalami asmilasi dan menjadi
triasilgliserol dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh
digliserida asiltransferase. Enzim-enzim ini bergabung pada
membran retikulum endoplasma
Biosintesis Kolesterol
Kolesterol suatu komponen steroid pada membran-membran
eukariot dan prekusor berbagai hormon steroid, dibentuk dari
asetil KoA. Langkah yang menentukan pada sintesisnya adalah
pembentukan mevalonat dari 3-hidroksi-3-metilglutaril
KoA(diperoleh dari asetil KoA). Movalonat akan diubah menjadi
isopentil pirofosfat (C5) yang berkondensasi dengan isomernya
yaitu dimetil pirofosfat (C5) untuk membentuk geranil pirofosfat
(C10). Penambahan satu lagi molekul isopentil pirofosfat
menghasilkan farnesil pirofosfat (C15) yang berkondensasi dengan
molekulnya sendiri membentuk skualen (C30). Zat antara ini
kemudian mengalami siklisasi menjadi lanosterol (C30), dan
selanjutnya dimodifikasi menjadi kolesterol (C27). Sintesis
kolesterol oleh hati dikendalikan oleh perubahan dalam jumlah dan
Page 19
aktivitas dari 3-hidroksi-3-metilglutaril KoA reduktase.
(Martoharsono, 1988)
Kolesterol dan lipid diangkut kedalam darah kesasaran
spesifik oleh beberapa macam lipoprotein. Triasilgliserol yang
dikeluarkan dari usus halus diangkut oleh kilomikron dan kemudian
dihidrolisis oleh lipase yang terdapat pada dinding kapiler di
jaringan sasaran. Kolesterol dan berbagai macam lipid lainnya
yang berlebihan dihati, diangkut dalam bentuk lipoprotein
berdensitas sangat rendah (VLDL). Setelah mengeluarkan
triasilgliserol ke jaringan adiposa dan jaringan perifer lainnya,
VLDL berubah menjadi lipoprotein berdensitas antara (IDL) dan
selanjutnya diubah menjadi lipoprotein berdensitas rendah (LDL),
IDL dan LDL mengangkut ester kolesterol terutama kolesterol
linoleat. LDL akan diambil oleh hati dan sel jaringan perifer
dengan cara endositosis yang diperantarai oleh reseptor. Reseptor
LDL yang merupakan suatu protein yang terdapat pada membran
plasma sel sasaran, mengikat LDL dan juga berperan memasukkan LDL
kedalam sel. Dari kolesterol terbentuk lima kelas hormon steroid
utama yakni progestagen, glukokortikoid, mineralkortikoid,
androgen, dan estrogen. Proses hidroksilasi oleh P450-
monoksigenase yang menggunakan NADPH dan O2 memegang peranan
penting pada sintesis hormon steroid dan garam-garam empedu dari
kolesterol. Progesteron (C21) disintesis dari pregnenolon, dan
merupakan prekursor untuk pembentukan kortison dan aldosteron.
Hidroksilasi dan pemotongan rantai samping progesteron
menghasilkan androstendion yang merupakan suatu androgen (C19).
Page 20
Estrogen (C18) disintesis dari androgen dengan mengeluarkan suatu
gugus metil sudut dan aromatisasi cincin A (Stryer, 2000).
2.3 Metabolisme Protein
Absorpsi dan Transportasi
Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino
dan ini segera diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah
makan. Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat
sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang
diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa
ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian
lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-
kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki mukosa usus
halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein
susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi
(immunological sensitive protein ).
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam
amino sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan
ditemukan dalam feses. Protein endogen yang berasal sekresi
saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.
Page 21
Katabolisme protein
Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi)
berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein yang
mencukupi kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan akan dipakai
sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.
1. Deaminasi Asam Amino
Deaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan
pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk
amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke peredaran
darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum
yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke
peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan
urine. Ureum diproduksi dari asam amino bebas didalam tubuh yang
tidak digunakan dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.
2. Osidasi asam amino terdeaminasi
Page 22
Bagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk
asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam
nitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa
(glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam
tubuh. Karbohidrat dan lemak adalah “ cadangan protein “ dan
dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk energi. Sat
kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru kemudian
memulai mengkatabolis protein.
Anabolisme protein
1. Sintesis protein
Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel
tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian
tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen. Sintesis
protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang
dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam
amino satu sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini terjadi
karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino
bersatu dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam
amino lain. Proses ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan
Page 23
CO dan NH yang tersisa akan membentuk ikatan peptida .
sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam amino
oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul
air, proses ini dinamakan hidrolisis.
2. Transaminasi
Transaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis
asam amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam amino
menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu
gugus amino (NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto
sehingga terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.
2.4 Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Protein, dan Lemak
Karbohidrat, lemak dan protein bertemu dalam proses
metabolisme, yaitu di dalam siklus Krebs. Sebagian besar
pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus Krebs
yaitu koenzim A. Akibatnya, ketiga zat tersebut dapat saling
mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Karbohidrat
dapat disintesis dari lemak dan protein. Lemak dapat disintesis
dari karbohidrat dan protein. Protein dapat disintesis dari lemak
dan karbohidrat (Setiowati & Furqonita, 2007).
Page 24
Sintesis lemak dari karbohidrat dimulai saat karbohidrat
berupa glukosa ddiuraikan menjadi asam piruvat. Asam piruvat akan
diubah menjadi gliserol. Selain diubah menjadi asam piruvat,
sebagian glukosa juga diubah menjadi gula fosfat yang selanjutnya
akan menjadi asetil koenzim A. Asetil koenzim A akan menjadi asam
lemak. Gliserol dan asam lemak akan menjadi lemak (Setiowati &
Furqonita, 2007).
Sintesis lemak dari protein dimulai saat protein diuraikan
menjadi asam amino oleh enzim protease. Asam amino yang
terbentukakan mengalami deaminasi. Selanjutnya masuk ke dalam
siklus Krebs menjadi asam piruvat yang akhirnya menjadi asetil
koenzim A. Asetil koenzim A akan diubah menjadi asam lemak.
Beberapa jenis asam amino seperti serin, alanine dan leusin dapat
diuraikan menjadi asam piruvat. Asam piruvat akan diubah menjadi
Page 25
gliserol. Gliserol dan asam lemak akan membentuk lemak (Setiowati
& Furqonita, 2007).
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel melibatkan
asam deoksiribonukleat (AND) / deoxyribonucleic acid (DNA), asam
ribonukleat (ARN) / ribonucleic acid (RNA), dan ribosom.
Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan
membentuk polipeptida. Pada dasarnya, protein adalah suatu
polipeptida. Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis
protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya.
Sintesis protein dalam suatu sel dapat terjadi karena pada inti
sel terdapat suatu zat yang berperan penting sebagai pengatur
sintesis protein. Substansi tersebuat adalah DNA dan RNA
(Setiowati & Furqonita, 2007).
Page 26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme karbohidrat yang terjadi di dalam tubuh meliputi
3 tahap, yaitu glikolisis, glikogenesis dan gluconeogenesis.
Metabolisme lemak juga ada 3 tahap, meliputi β oksidasi, siklus
krebs, dan fosforilasi oksidatif. Sedangkan metabolisme protein
melibatkan DNA dan RNA. Pemecahan protein ini melibatkan 2
proses, yaitu deaminasi dan transmisi. Ketiga metabolisme
tersebut saling berkaitan dan bertemu dalam siklus krebs pada
organ hati. Dari keterkaitan ketiganya juga bisa dilakukan
sintesis masing-masing, yaitu sintesis karbohidrat dari lemak dan
protein, sintesis lemak dari karbohidrat dan protein, juga
sintesis protein dari karbohidrat dan lemak.
Page 27
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Fessenden, Ralp J. and Fessenden, Joan S. 1986. Organic Chemistry, Third
Edition. University Of Montana Wadsworth, Inc, Belmont,
Califfornia 94002, Massachuset: USA.
Girindra, A. 1986. Biokimia 1. PT. Gramedia Jakarta.
Lehninger, A.L. 1997. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1, diterjemahkan oleh M. Thenawidjaja.
Jakarta: Erlangga
Morrison, Robert Thornton.1983.Organic Chemistry Fourth Edition. New York.
Martoharsono, S. 1988. Biokimia Jilid II. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Montgomery, R. 1993. Biokimia: Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Jilid 2.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia
Harper Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)
Philip, W.K. and Gregory, B. R. 2006. Schaum’s Easy Outlines Biokimia.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Page 28
Poedjiadi, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia
Press. Jakarta
Rusdiana, 2004. Metabolisme Asam Lemak. Program Studi Biokimia Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU digital library
Setiowati, Tetty., Furqonita, Deswaty. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta:
Azka Press
Sloane, Ethel.2003.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran (EGC)
Smith and Wood. 1992. Biosynthesis. Molecular and Cell Biochemistry. Chapman &
Hall. Hongkong
Stryer, L. 2000. Biokimia Vol 2 Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta.
Wohlgemuth, R. 2010. Lipid Metabolism. Biofilesonline Sigma life
Science. Vol 5.