KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Pustaka Terhadap Hasil Penelitian di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program S1 Pendidikan Oleh: Siti Nur Aulia Fadilah 11160183000077 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021
160
Embed
KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KETERAMPILAN MENYIMAK
SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Pustaka Terhadap Hasil
Penelitian di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program S1
Pendidikan
Oleh:
Siti Nur Aulia Fadilah
11160183000077
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
i
ABSTRAK
Siti Nur Aulia Fadilah (NIM : 11160183000077), KETERAMPILAN
MENYIMAK SISWA SEKOLAH DASAR (Studi Pustaka Terhadap Hasil
Penelitian di Sekolah Dasar Negeri dan Swasta). Skripsi jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bagaimana keterampilan
menyimak siswa di sekolah dasar. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan metode Library Research. Teknik pengumpulan data menggunakan 14 jurnal
yang didapatkan melalui web (internet) serta data-data di mulai dari kelas 1 hingga
kelas 6 yang berkaitan dengan keterampilan menyimak yang ada di sekolah dasar.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan content analysis.Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak siswa sekolah dasar masih
tergolong rendah dan terdapat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan
rendahnya keterampilan menyimak siswa. Solusi yang bisa digunakan dalam
mengatasi permasalahan tersebut ialah penggunaan metode, media, model dan strategi
yang tepat. Dari ke 14 jurnal, permasalahan yang paling banyak merupakan faktor
internal dan teknik yang banyak digunakan yaitu teknik Permainan Pesan Berantai
untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa sekolah dasar. Dalam hal ini dapat
menjadi alternatif bagi guru pada saat memberikan materi pembelajaran menyimak
sehingga siswa tidak merasa bosan dan tercapainya pembelajaran yang diinginkan.
Kata Kunci : Keterampilan Menyimak, Sekolah Dasar, Library Research
ii
ABSTRACT
Siti Nur Aulia Fadilah (NIM: 11160183000077), BASIC SCHOOL
STUDENTS LISTENING SKILLS (Literature Study of Research Results in Public
and Private Elementary Schools). Thesis, majoring in Madrasah Ibtidaiyah Teacher
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2020.
This study aims to determine the description of students' listening skills in
elementary schools. The approach in this research is qualitative with the Library
Research method. The data collection technique uses 14 journals obtained via the web
(internet) and data ranging from grade 1 to grade 6 related to listening skills in
elementary schools. Analysis of the data used in this study using content analysis. The
results of this study indicate that the listening skills of elementary school students are
still low and there are problems that cause students to have low listening skills. The
solution that can be used in overcoming these problems is the use of appropriate
methods, media, models and strategies. Of the 14 journals, the problem that turned
around was an internal factor and a widely used technique, namely the Chain Message
Game technique to improve the listening skills of elementary school students. In this
case it can be an alternative for teachers when providing listening learning material
so that students do not feel bored and achieve the desired learning.
Keywords: Listening Skills, Elementary School, Library Research
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil‟aalamiin, segala puji bagi Allah SWT semesta alam atas
berbagai nikmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang
telah memberikan petunjuk kepada kita semua sehingga kita dapat merasakan nikmat
Iman dan Islam.
Skripsi ini disusun bertujuan untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini membutuhkan banyak bantuan, arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak serta doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku rector UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran.
3. Asep Ediana Latip M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Rohmat Widyanto M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
5. Dr. Siti Masyithoh M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
memberi bimbingan, masukan maupun kritik dan saran yang sangat bermanfaat
kepada penulis.
6. Dindin Ridwanudin M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah
memberi bimbingan, masukan maupun kritik dan saran yang sangat bermanfaat
iv
kepada penulis.
7. Anis Fuadah M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi
semangat dan masukan yang sangat bermanfaat.
8. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses
perkuliahan.
9. Orang tua penulis, Alm. Bapak Johar Arifin dan Mamah Yusniati yang tidak
henti-hentinya memberikan do‟a dan dukungannya baik moril maupun materil.
Abangku Labib Syarief yang ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Teman-teman satu bimbingan (Maya Amanda, Amalia Ramadhanty, Humaida
Syahila, Diah Kurnia Rahayu) yang telah memberikan semangat dan pengaruh
positif dalam menyusun skripsi ini.
11. Muchammad Faqih Isnaini, yang selalu memberikan semangat dan kasih
sayangnya.
12. Semua rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2016.
Kesempurnaan hanya milik Allah swt Tuhan semesta Alam. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada kami khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
Jakarta, Februari 2021
Siti Nur Aulia Fadilah
NIM. 11160183000077
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik ............................................................................... 8
dengan keterampilan menyimak siswa sekolah dasar yang ditemukan dari
beberapa penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Persamaan Temuan Penelitian
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas 1
No. Jurnal I71
Jurnal II72
1.
2.
Karakteristik siswa suka bermain
dan cepat bosan.
Terdapat peningkatan hasil 100%
siswa dapat mencapai KKM.
Siswa kelas I SD masih terbawa
karakteristik pada saat masih
TK yang suka bermain dan
bergembira.
Terjadi peningkatan siswa yang
tuntas. Awalnya terdapat 11
siswa (45,8%) yang tuntas dan
meningkat menjadi 20 siswa
(83,4%) yang tuntas.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas II
No. Jurnal I73
Jurnal II74
71 Imam, “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui Teknik Permainan
Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Pedagogia 3, no. 2 (2014) 72
Ulfiatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model Pembelajaran
Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pejok II Kedaungadem
Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar 5, no. 2 (2017) 73
Denis dan Masengut, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Media Boneka
Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN Blimbing Jombang”
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5, no. 3 (2017) 74
Fausiah, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Pendekatan Integratif Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106 PadangSidumpuan Tahun Pelajaran 2015-2016” Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018)
51
1.
2.
Guru belum maksimal
menggunakan media
pembelajaran yang inovatif dan
kreatif.
Hasilnya keterampilan siswa
mengalami peningkatan menjadi
34% dari 18,7%.
Teknik pembelajaran
menyimak kurang bervariasi,
pendekatan yang digunakan
guru belum tepat.
Hasilnya menunjukkan adanya
peningkatan keterampilan
menyimak dongeng dengan
teknik dengar-cerita melalui
pendekatan integratif. Nilai
rata-rata kelas pada tahap
pratindakan sebesar 67,10 dan
mengalami peningkatan
sebesar 2,9% menjadi sebesar
70. Selanjutnya nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 84,3.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas III
No Jurnal I75
Jurnal II76
1. Nilai menyimak hasil observasi
pada simakan 1 nilai rata-ratanya
adalah 73,5, kemudian naik
menjadi 80,55 pada simakan 2.
Hasilnya meningkat 19 siswa
mendapatkan interval nilai 80-
100 dari 23 siswa.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas IV
75
Syafrudin Nugroho, “Upaya Penerapan Media Youtube Dalam Peningkatan Keterampilan
Menyimak Unsur Cerita Lisan” Jurnal Ilmiah Sarasvati 2, no. 1 (2020) 76
Otang dan Muhammad Nailul, “Penerapan Strategi Bercerita Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru” Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7, no. 2 (2018)
52
No Jurnal I
77 Jurnal II
78
1.
2.
Tingkat kosentrasi siswa rendah,
siswa merasa takut ketika disuruh
menyimak sebuah teks bacaan.
Meningkatnya nilai rata-rata
yaitu sebesar 60 kemudian
mengalami peningkatan menjadi
63,80 dan terakhir nilai rata-rata
siswa meningkat 74,28.
Siswa di kelas IV tersebut
kurang antusias dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran. Para siswa juga
sibuk dengan aktifitas lain.
Hasilnya keterampilan
menyimak meningkat dan
dapat dirata-ratakan tingkat
kecapaiannya mencapai 81,5
dari beberapa aspek (aspek
ejaan, aspek alur cerita, aspek
fakta, aspek bahasa, aspek
penyajian, aspek topik cerita,
aspek bahasa).
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas V
No Jurnal I79
Jurnal II80
Jurnal III81
Jurnal IV82
77 Delia Putri, “Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar” Indonesian Journal of Basic Education 1, no. 2
(2018) 78
Tio Gusti Satria, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan Saintifik
Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat” Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10,
No. 2 (2017) 79
Anisa Hartani dan Irfai Fathurohman, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak
Cerpen Melalui Model Picture and Picture berbantuan Media CD Cerita Pada Siswa Kelas V Sekolah
Dasar” Jurnal Kredo 2, no. 1 (2018) 80
Dede Fitryani, dkk, “Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap Keterampilan Menyimak
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang” Jurnal Pendidikan Dasar 92, No.
8 (2018) 81
Ervin, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Dengan Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Siswa
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas VI
No Jurnal I83
Jurnal II84
1.
2.
Kurangnya pengetahuan guru
mengenai strategi maupun
model pembelajaran lain yang
dapat dipadukan dalam
pembelajaran menyimak
membuat pembelajaran di kelas
kurang bervariasi.
Hasilnya dapat dikemukakan
simpulan keterampilan
menyimak siswa kelompok
eksperimen yang mengikuti
pembelajaran menggunakan
strategi the direct listening
thinking activity berbantuan
media audio memiliki mean (M)
= 25 dan berada pada kategori
sangat tinggi.
Belum efektifnya strategi
pembelajaran yang digunakan
oleh guru.
Meningkatnya keterampilan
menyimak siswa terbukti pada
presentase awal 63,39 %
dengan nilai rata – rata 6,34,
dan meningkat menjadi 91,96
% dengan nilai rata – rata
sebesar 9,19
83
I Gede Andri Septiadi, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity
Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2, No.1 (2014) 84
Helga, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI-B Melalui
Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Ganjil SD
Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran
2018/2019” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, No. 1 (2019)
56
Tabel 4.3
Perbedaan Temuan Penelitian
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas I
No. Jurnal I85
Jurnal II86
1. Teknik yang digunakan adalah
Permainan Pesan Berantai.
Menggunakan model
pembelajaran artikulasi dan
media boneka tangan.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas II
No Jurnal I87
Jurnal II88
1. Media yang digunakan adalah
boneka tangan.
Menggunakan pendekatan
integratif melalui teknik dengar-
cerita.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas III
No Jurnal I89
Jurnal II90
85 Imam, “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui Teknik
Permainan Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Pedagogia 3, no. 2 (2014) 86
Ulfiatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model Pembelajaran
Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pejok II Kedaungadem
Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar 5, no. 2 (2017) 87
Denis dan Masengut, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Media Boneka
Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN Blimbing Jombang”
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5, no. 3 (2017) 88
Fausiah, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Pendekatan Integratif
Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106 PadangSidumpuan Tahun Pelajaran 2015-2016” Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018)
89 Syafrudin Nugroho, “Upaya Penerapan Media Youtube Dalam Peningkatan Keterampilan
Menyimak Unsur Cerita Lisan” Jurnal Ilmiah Sarasvati 2, no. 1 (2020) 90
Otang dan Muhammad Nailul, “Penerapan Strategi Bercerita Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7, no. 2 (2018)
57
1.
2.
Siswa kurang percaya diri untuk
mengungkapkan ide dan
pikirannya, serta rendahnya
motivasi untuk menyelesaikan
tugas. Rendahnya tanggung
jawab moral ketika siswa
mendapatkan nilai rendah.
Media yang digunakan adalah
youtube.
Rendahnya keterampilan
menyimak di sekolah peneliti
tersebut disebabkan beberapa
faktor, diantaranya guru kurang
tepat memilih metode, materi
yang disampaikan kurang
menarik, dan siswa kurang
memahami perbendaharaan
kata.
Menggunakan strategi bercerita.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas IV
No Jurnal I91
Jurnal II92
1. Metode game bisik berantai. Menggunakan pendekatan
saintifik.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas V
91 Delia Putri, “Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar” Indonesian Journal of Basic Education 1, no. 2
(2018) 92
Tio Gusti Satria, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan Saintifik Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat” Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10,
No. 2 (2017)
58
No Jurnal I
93 Jurnal II
94 Jurnal III
95 Jurnal IV
96
1. Guru di
sekolah
peneliti
tersebut
belum
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
melakukan
kegiatan
apresiasi
sastra secara
langsung,
anggapan
dari
pemikiran
guru tersebut
bahwa orang
Pemahaman
siswa terhadap
keterampilan
menyimak
masih kurang,
media
pembelajaran
menyimak
belum
dimanfaatkan
secara efektif,
teknik
pembelajaran
menyimak yang
kurang
bervariasi.
Guru telah
melakukan
berbagai upaya
untuk
meningkatkan
kemampuan
siswa dalam
menceritakan
kembali isi dari
materi seperti
dengan
penugasan, kerja
kelompok,
maupun dengan
remedial. Namun
usaha tersebut
belum
memperlihatkan
kemampuan
guru belum
menggunakan
media
pembelajaran
sehingga
siswa kurang
berminat
terhadap
materi
pembelajaran;
dan guru
belum
menerapkan
model
pembelajaran
yang inovatif
dan tepat
sehingga
siswa mudah
93
Anisa Hartani dan Irfai Fathurohman, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak Cerpen Melalui Model Picture and Picture berbantuan Media CD Cerita Pada Siswa Kelas V Sekolah
Dasar” Jurnal Kredo 2, no. 1 (2018) 94
Bellona Mardhatillah Sabillah,”Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat Melalui
Media Audio Pada Siswa Kelas V SD Inpres Borong Jambu II Kecamatan Manggala Kota Makassar”
Jurnal Kajian Pendidikan Dasar 5, No. 1 (2020) 95
Dede Fitryani, dkk, “Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap Keterampilan Menyimak
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang” Jurnal Pendidikan Dasar 92, No.
8 (2018) 96
Ervin, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Dengan Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Siswa
Sekolah Dasar” Jurnal Didaktika Dwija Indria 1, No. 2 (2017)
59
2.
yang normal
akan dapat
menyimak
tanpa adanya
pengarahan
dari guru.
Model yang
digunakan
adalah model
Picture and
Picture
berbantuan
media CD.
Media yang
digunakan
adalah audio
siswa masih
secara optimal,
dengan kata lain
cenderung
rendah.
Menggunakan
pendekatan
integratif.
merasa jenuh
terhadap
kegiatan
pembelajaran
yang
monoton.
Teknik yang
digunakan
Think Pair
and Share
dengan
berbantuan
media
wayang
kartun.
Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar Kelas VI
No Jurnal I97
Jurnal II98
1. Strategi yang digunakan adalah
The Direct Listening Thinking
Activity berbantuan media audio.
Media yang digunakan ialah
audio (tape-recorder).
97 I Gede Andri Septiadi, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity
Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2, No.1 (2014) 98
Helga, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI-B Melalui
Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester Ganjil SD
Negeri 157015 Kebun Pisang Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun Pelajaran
2018/2019” Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 6, No. 1 (2019)
60
C. Hasil Interpretasi Data
Setelah dianalisis mengenai keterampilan menyimak secara
keseluruhan kelas sekolah dasar. Dari 14 Jurnal, penulis menginterpretasi
berdasarkan kelas. Karena kemampuan seorang siswa berdasarkan umur akan
dapat memiliki metode, karakterisik, problematika dan hasil yang berbeda.
Dalam sub bab ini penulis melakukan interpretasi jurnal yang bertujuan untuk
memberikan gambaran keterampilan menyimak siswa sekolah dasar. Berikut
hasil interpretasi yang penulis analisis:
1. Jurnal kelas I Sekolah Dasar Negeri Pinggir Papas 1 Sumenep99
Riset yang ditulis oleh Imam untuk kelas 1 sekolah dasar ini
menjelaskan sejumlah tantangan dalam proses praktik keterampilan
menyimak, namun hasilnya memuaskan. Tantangan tersebut tidak
disebabkan disebabkan oleh metode yang diterapkan dalam keterampilan
menyimak, akan tetapi lebih didominasi pada tantangan berupa latar
belakang program pendidikan yang tidak dapat sebelum memasuki sekolah
dasar. Dengan kata lain, tidak melakukan pendidikan TK terlebih lagi siswa
di sekolah tersebut masih terbiasa menggunakan bahasa daerah.
Dikatakan juga bahwa karakteristik siswa kelas 1 yang masih suka
bermain dan mudah bosan. Sesuai dengan teori mengenai kemampuan
menyimak kelas satu yaitu a) menyimak untuk menjelaskan atau
menjernihkan pikiran atau untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan; b) dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah
didengarnya; c) menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan
lingkungan100
. Yang dimaksud disini ialah keterampilan siswa kelas 1
99
Imam, “Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas 1 Melalui Teknik
Permainan Pesan Berantai Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Pedagogia 3, no. 2 (2014) 100
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 63
61
sekolah dasar masih membutuhkan pengulangan kalimat dan hanya dapat
menyimak kalimat tertentu. Oleh sebab itu, siswa kelas satu cenderung
mudah bosan apabila guru hanya menjelaskan saja tanpa mengetahui
bagaimana cara yang tepat agar siswa tidak mudah bosan dan hanya fokus
bermain. Tentu pula ini berdampak pada nilai keterampilan berbahasa di
bawah KKM. Oleh karenanya digunakanlah keterampilan menyimak yang
disebut teori penggabungan.
Mengenai teknik penggabungan merupakan teknik mengingat dengan
cara menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan Anda
ingat secara berantai dengan pesan kedua, ketiga. dan seterusnva. Pesan
berantai itu dihubungkan pula dengan imajinasi-imajnasi tertentu yang
perlu divisualkan secara jelas dalam pikiran Untuk mencegah terjadinya
kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimatarantaikan), pesan
pertama perlu dihubungkan tersebut dengan lokasi yang akan mengingatkan
pada item tadi101
.
Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka diperlukan data-data
yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi, tes dan catatan
lapangan. Dalam mengumpulkan data, diperlukan instrument berupa
lembar pengamatan aktivitas siswa dalam belajar dan aktivitsa guru dalam
mengelola pembelajaran dengan teknik permainan pesan berantai serta
soal-soal tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyimak materi
yang disampaikan guru. Adapun catatan lapangan yang dikumpulkan dalam
penelitian tersebut berisi rangkuman seluruh data lapangan yang terkumpul
selama sehari atau periode tertentu yang disusun berdasarkan catatan
pendek, catatan harian102
. Catatan ini disusun sesegera mungkin setelah
observasi pada hari yang bersangkutan selesai, sehingga berupa data segar.
102 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) Hal. 57
62
Pencatatan hendaknya dikelompokkan menurut kategori atau tema yang
muncul dalam observasi.
Jenis menyimak ini masuk kedalam jenis menyimak intensif.
Menyimak ini lebih diarahkan pada suatu kegiatan yang dimana kegiatan
tersebut jauh lebih dikontrol dan diawasi terhadap suatu hal tertentu. Selain
itu, menyimak intensif memiliki beberapa bagian-bagian salah satunya
menyimak konsentratif yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Imam. Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah hal
yang disimaknya atau pembicaraan yang disimaknya103
. Tujuan dari
menyimak disini ialah menyimak menikmati.
Hasil dari penelitian tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menyimak siswa kelas I dapat ditingkatkan melalui penerapan
metode permainan pesan berantai pada materi membedakan bunyi bahasa.
Peningkatan kemampuan menyimak tersebut dilihat dari hasil belajar siswa
setelah mengikuti tes dari guru dengan ketuntasan belajar mencapai 100%
dan memperoleh nilai rata-rata sebesar 83,25. Pembelajaran dengan metode
pesan berantai juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dan kemampuan
siswa dalam berinteraksi baik dengan teman maupun dengan guru.
2. Jurnal kelas I Sekolah Dasar Negeri Pejok 2 Kedaungadem
Bojonegoro104
Penelitian yang telah dilakukan oleh Ulfiatus, Dyah dan Frendy tidak
jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imam.
Dimana karakteristik siswa kelas 1 cenderung masih suka bermain dan
bergembira, yang membedakan disini ialah siswa di sekolah tersebut masih
mendapatkan pendidikan TK karenanya siswa masih terbiasa terbawa
103 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 62 104
Ulfiatus Pebriana, dkk, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Melalui Model Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan Pada Pembelajaran Tematik Kelas 1 SDN Pejok II
Kedaungadem Bojonegoro” Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar 5, no. 2 (2017)
63
karakteristik saat masih TK. Selain itu, siswa masih suka berbicara sendiri
sehingga berdampak pada pemahaman siswa mengenai materi atau konsep
yang disampaikan oleh guru.
Indikator kemampuan menyimak yang didalamnya terdapat daya ingat
siswa terhadap bahan simakan, dijelaskan bahwa menyimak seharusnya
diorentasikan agar siswa bapabila siswa dapat memahami apa yang
disimaknya maka siswa akan dengan mudah mengingat apa yang
disimaknya. Definisi daya ingat merupakan memanggil kembali informasi
yang telah dipelajarinya dan yang telah disimpan oleh otak. Setelah penulis
analisis salah satu faktor yang sesuai dengan penelitian ini ialah faktor
individu, proses mengingat dipengaruhi diri dalam individu seperti sifat,
keadaan jasmani, keadaan rohani dan umur. Mengingat akan lebih efektif
apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki
metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran, dan memiliki kondisi
fisik dan kesehatan yang baik105
.
Sesuai dengan karakteristik serta permasalahan dan juga indikator
kemampuan menyimak yang dihadapi peneliti tersebut, digunakanlah
model Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan. Pembelajaran
artikulasi adalah pembelajaran dengan sistem pesan berantai. Pesan yang
akan dibawa merupakan materi pelajaran yang sedang dipelajari ketika itu.
Secara teknis, siswa meneruskan pesan dan menjelaskannya pada siswa lain
(pasangan kelompoknya) model pembelajaran ini terbilang unik karena
siswa akan berperan sebagai “penerima pesan” sekaligus berperan sebagai
“penyampai pesan”. Model artikulasi ini baik digunakan dalam rangka
105 Hermawan Herry, Keterampilan Menyimak yang Terabaikan, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2012) Hal. 33
64
meningkatkan daya ingat dan daya serap siswa dalam memahami materi
yang diajarkan kepadanya106
.
Tidak hanya menggunakan satu metode saja, peneliti tersebut juga
menggunakan media boneka tangan. Media boneka tangan adalah benda
tiruan dari bentuk manusia, binatang, atau tumbuhan yang dimainkan
dengan satu tangan. Boneka tangan dapat dijadikan media pendidikan,
boneka dapat dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka. Menurut penulis
metode dan media tersebut sangat cocok untuk karakteristik kelas 1 yang
masih suka bermain dan bergembira.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tersebut menggunakan
wawancara, angket, catatan lapangan, serta memberikan tes unjuk kerja
pada siswa. Dan sumber data dari penelitian tersebut adalah guru dan siswa,
sedangkan Ulfiatus, Dyah, dan Frendy sebagai pengumpul data, pengolah
data, serta pelapor data.
Jenis menyimak ini merupaka menyimak intensif. Karena menyimak ini
masih perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak
intensif dituntut juga untuk memahami isi simakan secara detil, cermat dan
juga mendalam terhadap bahan yang disimaknya. Menyimak intensif
mempunyai beberapa bagian-bagian, menyimak ini termasuk juga
menyimak kritis dan juga menyimak konsentratif. Menyimak kritis
bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan seperti penyimak
menilai gagasan, ide, serta informasi dari pembicara dan menyimak
konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan atau hal
yang disimaknya107
. Tujuan dari menyimak ini ialah menyimak menikmati.
106 Widhiastanto Yohanes, “Studi Komparasi Tentang Prestasi Belajar Antara Menggunakan
Metode Artikulasi Dengan Metode Cooperative Script Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Pada Siswa Kelas X SMK PGRI 4 Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 ” Jurnal Media Prestasi 17, No.
1 (2016) 107
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 62
65
Hasil dari penelitian tersebut dapat meningkatkan keterampilan
menyimak siswa kelas 1 sekolah dasar yaitu ada 11 siswa (45,8%)
meningkat menjadi 20 siswa (83,4%). Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model artikulasi dan media boneka tangan dapat meningkatkan
keterampilan menyimak siswa kelas 1 sekolah dasar.
3. Jurnal kelas II Sekolah Dasar Negeri Blimbing Jombang108
Permasalahan yang ditemukan oleh Denis dan Masengut dalam
penelitiannya terdapat dua faktor yaitu guru dan siswa. Guru di sekolah
tersebut belum maksimal menggunakan media pembelajaran yang inovatif
dan kreatif. Padahal seperti yang kita tahu, teknik dan media sangat
diperlukan dalam pembelajaran. Hambatan tersebut masuk ke dalam teori
permasalahan gagap teknologi dan ketersediaan media yang dialami guru,
bahan ajar yang digunakan guru dalam pembelajaran menyimak masih
banyak yang hanya mengandalkan buku paket bahasa Indponesia. Media
yang sering digunakan dalam pembelajaran menyimak adalah papan tulis
dan teks bacaan dan belum memanfaatkan media audio dan audiovisual109
.
Selain dari faktor guru , siswa juga kurang percaya diri, siswa lebih suka
berbicara dengan teman sebangkunya dan cenderung tidak memperhatikan
apa yang disampaikan oleh guru. Karakteristik kelas 2 sekolah dasar adalah
dalam usia antara 7 sampai 8 tahun adalah masa berkembangnya berada
pada fase operasional konkrit, anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat
untuk mengenai berbahai hal, selain itu mereka masih senang bermain dan
mengeksplorasi situasi dan mencobakan usaha-usaha baru, mereka tidak
suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan.
108 Denis dan Masengut, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Media
Boneka Tangan (Hand Puppet) Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN Blimbing
Jombang” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 5, no. 3 (2017) 109
Yulianah Prihatin, Problematika Keterampilan Menyimak Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia, Jurnal Sastranesia, Vol. 5, No. 3, 2017. Hal. 48
66
Kegiatan menyimak perlu dilaksanakan melalui pendekatan yang sesuai
dengan perkembangan kognitif dan tahap perkembangan siswa. Berbagai
media pembelajaran yang diarahkan untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang diarahkan untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang menyengankan bagi peserta didik diperlukan penggunaan media yang
sesuai dengan materi pembelajaran. Salah satunya yang digunakan oleh
peneliti tersebut ialah penggunaan boneka tangan. Boneka tangan termasuk
kedalam media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran,
dalam melakukan pembelajaran memerlukan model yaitu tiruan tiga
dimensi dari objek nyata yang tidak mungkin dipelajari secara langsung
oleh siswa dikarenakan terlalu jauh, terlalu mahal, terlalu besar, terlalu kecil
dan lain-lain yang menyebabkan benda tersebut tidak dibawa langsung ke
dalam kelas. Boneka merupakan model yang sering digunakan
dipergunakan untuk mempertunjukkan atau memperlihatkan sebuah
permainan110
. Dimana boneka tangan sangat sesuai dengan karakteristik
siswa kelas 2 sekolah dasar.
Untuk memperoleh data pelaksanaan pembelajaran dilakukan observasi
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan observer dengan menggunakan
instrument lembar observasi pelaksanaan pembelajaran. Data hasil belajar
siswa dikumpulkan menggunakan teknik tes. Tes tersebut menggunakan
instrument berupa lembar penilaian siswa yang berisi soal-soal uraian.
Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif dimana kegiatan
menyimak lebih diarahkan pada suatu kegiatan yang jaug lebih diawasi,
dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Menyimak intensif memiliki bagian-
bagian, bagian yang sesuai dengan penelitian tersebut ialah menyimak
kritis. Menyimak kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan
110 Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010)
67
dan bisa menilai ide, gagasan serta infromasi yang dilakukan oleh
pembicara111
.
Tujuan dari menyimak dalam penelitian yang dilakukan oleh Denis dan
Masengut adalah mendengarkan estetik, dimana dalam kegiatan menyimak
ini dipergunakan untuk kesenangan. Ketika siswa menyimak seseorang
yang membaca cerita-cerita dengan suara yang keras atau deklamasi syair
merupakan kegiatan / hal yang menyenangkan112
.
Penelitian yang telah dilakukan tersebut dengan penggunaan media
boneka tangan untuk meningkatkan keterampilan menyimak yang
bertujuan untuk mengetahui pemahaman yang dilakukan guru dan siswa
pada saat proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar menyimak
siswa dapat disimpulkan bahwa media boneka tangan dapat meningkatkan
keterampilan menyimak siswa kelas 2 sekolah dasar yang mana hasilnya
meningkat yang awalnya hanya 18,7% meningkat menjadi 34%.
4. Jurnal Kelas II Sekolah Dasar Negeri 200106 PadangSidumpuan113
Fausiah mendapatkan beberapa permasalahan kemampuan menyimak
yang didapatkan oleh siswa diantaranya kemampuan siswa yang rendah
dalam memahami keterampilan menyimak, siswa kurang antusias dalam
menyimak dikarenakan kurangnya manfaat yang didapatkan. Permasalahan
tersebut ialah permasalahan proses pembelajaran yang konvensial, yang
dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif karena guru
mendominasi sebagian besar aktivitas proses belajar-mengajar dan
penilaian serta siswa cenderung pasif. Pendekatan dan metode
111
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 62 112
Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New
Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 113
Fausiah, “Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Pendekatan Integratif
Melalui Teknik Dengar-Cerita Siswa Kelas II SD Negeri 200106 PadangSidumpuan Tahun Pelajaran 2015-2016” Jurnal Bimbingan dan Konseling 3, No. 1 (2018)
68
pembelajaran yang digunakan oleh guru didominasi oleh metode ceramah
dan pemberian tugas114
.
Selain dari itu kurangnya apresiasi guru yang menyebabkan siswa
enggan untuk menyimak. Guru di sekolah tersebut juga masih belum
menggunakan teknik yang bervariasi dan juga pendekatan yang dilakukan
oleh guru tersebut belum tepat. Pembelajaran dengan pendekatan integratif
dapat dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan keterampilan
menyimak dongeng siswa. Pendekatan Integratif merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena
dalam pembelajaran integratif, siswa akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami115
.
Sesuai dengan kemampuan menyimak siswa sekolah dasar bahwa anak-
anak akan senang dan mampu menyimak dengan baik, apabila seorang
pembicara menceritakan suatu pengalaman sejati116
. Tidak hanya
menggunakan pendekatan integratif, Fausiah juga menggunakan teknik
dengar-cerita, dengan teknik ini guru membacakan atau memperdengarkan
rekaman sebuah cerpen atau puisi. Setelah itu, beberapa siswa satu per satu
disuruh menceritakan kembali secara singkat garis besar cerita atau puisi
tersebut117
.
114 Rabawati Sutama, Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2013. 115
Asep dan Novi, Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemeny Agama, 2012) Hal. 1.5 116
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2013) Hal. 63 117
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi,
(Bandung: UPI PRESS, 2007) Hal. 41-42
69
Jenis menyimak yang dilakukan oleh peneliti tersebut ialah menyimak
intensif, dimana penyimak dituntut untuk memahami isi simakan secara
mendalam dan juga terinci atau secara detil. Selain itu, menyimak intensif
memiliki beberapa bagian-bagian, penelitian ini masuk ke dalam bagian
menyimak kretaif dan konsentratif. Menyimak konsentratif adalah kegiatan
siswa untuk menelaah pembicaraan seorang guru dan menyimak kreatif
merupakan menyimak yang mempunyai hubungan erat dengan imajinasi
seseorang siswa118
.
Tujuan dari menyimak ini ialah mendengarkan kritikal yaitu orang-
orang mendengarkan untuk mendapatkan informasi dan lalu melakukan
evaluasi pesan tersebut119
, karena sebelumnya dijelaskan mengenai teknik
dengar-cerita bahwa siswa tidak hanya menyimak guru yang menjelaskan
cerita melainkan siswa dituntut untuk memahami setiap detil cerita karena
nantinya siswa akan menceritakan kembali dongeng yang telah dipaparkan
oleh guru.
Melalui pendekatan inetgratif dan dibantu dengan teknik dengar-cerita,
siswa Sekolah Dasar Negeri 200106 PadangSidumpuan tahun pelajaran
2015-2016 mengalami peningkatan sebesar 2,9%. Dijelaskan pula bahwa
setelah menggunakan pendekatan dan teknik tersebut siswa lebih antusias
terhadap pembelajaran menyimak. Disimpulkan bahwa penggunaan
pendekatan integratif dengan teknik dengar-cerita dapat meningkatkan
keterampilan menyimak.
5. Jurnal Kelas III Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangharjo120
Dengan sampel kelas III sebanyak 27 siswa, peneliti yang dilakukan
118 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, hal. 62
119 Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New
Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 120
Syafrudin Nugroho, “Upaya Penerapan Media Youtube Dalam Peningkatan Keterampilan
Menyimak Unsur Cerita Lisan” Jurnal Ilmiah Sarasvati 2, no. 1 (2020)
70
oleh Syafrudin Nugroho ini memiliki tantangan yang tidak jauh berbeda
dengan peneliti lain. Siswa di kelas tersebut masih kurang percaya diri
untuk mengungkapkan pikiran atau idenya, motivasi siswa dalam
menyelesaikan tugas tergolong rendah. Guru memegang peranan penting
dalam mengarahkan dan membangun komunikasi yang baik dengan siswa
agar dapat mengembangkan rasa percaya diri siswa. Memiliki rasa percaya
diri merupakan poin tersendiri bagi setiap individu, khususnya siswa.
Memiliki rasa percaya diri akan mempermudah mereka melakukan suatu
tindakan yang akan berdampak baik pada kinerja setiap siswa dan juga
sebaliknya121
. Hal tersebut yang menyebabkan siswa kurang percaya diri
adalah terabaikan, anak-anak yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan
kasih saying yang cukup akan merasa terabaikan dan bersikap acuh tak acuh
saat mereka dewasa. Mereka akan merasa kesulitan untuk mempercayai dan
bergaul dengan orang lain.
Sesuai dengan permasalahan yang penulis temui yaitu kurangnya
tanggung jawab moral seorang guru ketika siswa mendapatkan nilai rendah
yang menyebabkan siswa enggan untuk menyampaikan ide atau
pendapatnya dan juga kehilangan motivasi untuk mengerjakan suatu tugas.
Karena pada dasarnya guru sangat berperan penting dalam keberhasilan
pembelajaran siswa.
Untuk mengatasai permasalahan-permasalahan tersebut Syafrudin
menggunakan media youtube. Dalam kemajuan teknologi diera globalisasi
ini banyak tawaran untuk dapat digunakan sebagai media dalam proses
pembelajaran, salah satunya adalah video dari youtube. Youtube memiliki
banyak sekali video-video yang dapat dimanfaatkan sebagai materi
pelajaran cerita/dongeng anak dan dijadikan alat pembelajaran yang efektif
untuk mengembangkan kemampuan menyimak siswa.
121
Hendra Surya, Percaya Diri Itu Penting, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007)
71
Melalui media pembelajaran youtube, siswa dapat memahami suatu
materi secara lebih cepat daripada mempelajarai melalui buku pelajaran,
karena biasanya media pembelajaran dibuat menarik, sehingga siswa tidak
akan merasa jenuh. Hal ini disinyalir dapat meningkatkan minat dan
motivasi menyimak siswa122
. Sesuai dengan salah satu karakteristik siswa
kelas 3 yaitu menyimak pada laporan orang lain, pita rekaman laporan
mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan maksud tertentu serta dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan hal itu123
.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi atau disebut
juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Dalam penelitian
tersebut, Syafrudin menggunakan observasi sistematis dan pengamatan
tidak langsung yang dilakukan dengan perantara video siswa belajar di
rumah.
Jenis menyimak intensif, yang dimana siswa masih berada dalam
bimbingan langsung oleh guru dan penyimak harus memahami isi cerita
secara detil. Menyimak intensif sendiri mempunyai beberapa bagian-
bagian, bagian yang sesuai dengan penelitian tersebut ialah menyimak
eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan
tujuan menemukan berbagai hal informasi atau pesan124
. Tujuan menyimak
yang penulis analisis disini ialah menyimak untuk menikmati.
Hasil dalam penelitian tersebut yang sebelumnya pada simakan I nilai
rata-ratanya hanya 73,5 kemudian pada simakan II naik menjadi 80,55.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan Youtube dapat meningkatkan
kemampuan menyimak siswa kelas 3 sekolah dasar.
122 Haryadi Mujainto, “Pemanfaatan Youtube Sebagai Media Ajar Dalam Meningkatkan
Minat dan Motivasi Belajar” Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penlitian 5, No. 1, 2019 123
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2013) Hal. 83 124
Ibid, Hal. 62
72
6. Jurnal Kelas III Sekolah Dasar Muhammadiyah 6 Pekanbaru125
Penulis menganalisis terdapat 3 faktor yang menyebabkan rendahnya
keterampilan menyimak siswa kelas 3 di sekolah Otang dan Muhammad
Nailul teliti. Diantaranya guru kurang tepat dalam memilih metode, karena
sejatinya metode adalah salah satu hal utama penunjang keberhasilan
belajar siswa. Selain itu materi yang disampaikan kurang menarik, bahan
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menyimak haruslah
bahan pembelajaran yang benar-benar relevan dengan kompetensi atau
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Sama seperti teknik pembelajaran
menyimak, bahan pembelajaran menyimak tidak boleh ditentukan secara
sembarang. Bahan pembelajaran harus dipersiapkan sesuai dengan tingkat
kemampuan kognitif dan kemampuan intelektual siswa. Seorang guru wajib
mengenal karakteristik siswanya sebab dengan modal pengalaman itulah
dapat dipertimbangkan secara cermat apakah bahan simakan sudah relevan
untuk siswa yang harus dibelakarkannya126
.
Selain faktor guru terdapat permasalahan siswa yang kurang memahami
perbendaharaan kata. Ketika anak-anak masuk kelas satu sekolah dasar
diperkirakan jumlah perbendaharaan kosa kata mereka sekitar 20.000
hingga 24.000.000 kata. Saat mereka berada pada kelas enam, jumlah
perbendaharaan kosa kata mereka sekitar 50.000 kata atau lebih127
. Yang
dimana, permasalahan tersebut haruslah cepat ditanggulangi karena ketika
mereka mencapai kelas 6, mereka harus mencapai 50.000 kosa kata yang
bahkan di kelas 3 ini siswa kurang memahami perbendaharaan kata.
125
Otang dan Muhammad Nailul, “Penerapan Strategi Bercerita Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru” Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 7, no. 2 (2018) 126
Sanggup Barus, “Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak Bahasa
Indonesia di Sekolah,” Jurnal Universitas Negeri Medan 1, no. 85 (2013); 10. 127
Bruce dan Spratt, Essentials of Literacy From 0-7 Years 2nd
edition, (London: SAGE
Publications, 2011) Hal. 14
73
Dari beberapa faktor permasalahan di atas yang paling utama adalah
metode yang sesuai untuk diajarkan kepada siswa kelas 3 yang dimana
digunakanlah strategi bercerita. Strategi bercerita adalah suatu kegiatan
yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat
tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau
hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat
didengarkan dengan rasa menyengankan.
Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu keterampilan yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara
menyampaikan berbagai macam ungkapan, perasaan, yang sesuai dengan
apa yang dialami, dirasakan, dilihat dan dibaca128
. Jadi, strategi bercerita
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dan murid dalam mewujudkan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
melalui bercerita. Kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang
ditempuh guru untuk memberikan pengalaman belajar agar anak
memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik.
Penelitian tersebut masuk ke dalam jenis menyimak intensif, yang
dimana penulis sudah jelaskan bahwa menyimak ini masih dibawah
bimbingan seorang guru dan penyimak harus memperhatikan secara detil.
Selain itu menyimak intensif memiliki beberapa bagian, bagian yang
termasuk dalam penelitian tersebut ialah menyimak konsentratif dimana
penyimak harus menelaah setiap pembicaraan ataupun hal-hal yang
disimaknya129
. Tujuan dari menyimak ini adalah menyimak estetik, yaitu
menyimak seseorang yang membaca cerita-cerita dengan suara yang keras.
128 Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak (Jakarta: Prenada Media
Group, 2016) Hal. 162 129
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 2013) Hal. 62
74
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa strategi bercerita bagus
untuk diterapkan disetiap sekolah karena dapat memberikan sejumlah
pengetahuan social, nilai-nilai moral, dan keagamaan kepada siswa untuk
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga dapat
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor yang
dimiliki oleh anak. Dari 23 siswa, 19 siswa mendapatkan interval nilai 80-
100. Dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi bercerita dapat
meningkatkan kemampuan menyimak siswa.
7. Jurnal kelas IV Sekolah Dasar Negeri 006 Rambah130
Pada pelajaran bahasa Indonesia, data yang ditemukan Delia Putri
yang meneliti di sekolah tersebut bahwa siswa kelas 4 masih rendah tingkat
konsentrasi menyimaknya. Konsentrasi belajar merupakan faktor penentu
keberhasilan siswa dalam rangka melakukan perubahan tingkah laku yang
lebih baik. Konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran, atau terpusatnya
perhatian terhadap informasi yang diperoleh seorang siswa selama periode
belajar. Konsentrasi belajar dapat ditunjukkan oleh beberapa hal di
antaranya fokus pandangan, adanya perhatian, kemampuan menjawab,
bertanya, dan sambutan psikomotorik yang baik131
. Apabila siswa berusaha
untuk berkonsentrasi selama proses belajar maka siswa memperoleh
pengalaman langsung, mengamati sendiri, meneliti sendiri, untuk
menyusun dan menyimpulkan pengetahuan itu sendiri. Pentingnya
konsentrasi siswa dalam menyimak memudahkan siswa untuk mengetahui
informasi yang dijelaskan oleh guru secara detil.
Selain rendahnya konsentrasi dalam menyimak, siswa kelas IV di SDN
006 Rambah juga merasa takut atau bisa disebut tidak percaya diri ketika
130 Delia Putri, “Penerapan Metode Game “Bisik Berantai” Dalam Meningkatkan
Keterampilan Menyimak Pada Siswa Sekolah Dasar” Indonesian Journal of Basic Education 1, no. 2
(2018) 131
Olivia Femi, Gembira Belajar dengan Mind Mapping, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2008) Hal. 40
75
disuruh untuk menyimak sebuah teks bacaan. Pembentuk utama dari
kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran adalah interaksi siswa dan guru
juga siswa dengan sesama siswa. Guru dan metode pembelajaran yang
diterapkannya di kelas akan berpengaruh langsung pada kepercayaan diri
siswa, saat siswa dihadapkan pada situasi yang menantang dan perasaan
yang menyenangkan maka kepercayaan diri siswa pun akan meningkat132
.
Siswa kelas IV memasuki masa kanak-kanak akhir. Masa ini merupakan
tahap untuk menemukan eksistensi diri secara utuh bagi setiap anak133
. Oleh
sebab itu, anak memerlukan sosok yang telah dewasa untuk membina dan
mengarahkan proses penemuan diri agar mencapai hasil seperti yang
diharapkan. Pada proses ini, sosok seorang guru termasuk di dalamnya guru
kelas IV harus mampu mengorganisasi setiap kegiatan belajar mengajar
terutama dalam kemampuan menyimak siswa.
Peneliti di sekolah tersebut menggunakan metode game bisik berantai,
game bisik berantai digunakan untuk memberikan pengalaman menarik
bagi siswa dalam memahami, menguatkan suatu konsep atau memecahkan
masalah134
. Permainan berbisik yaitu guru membisikkan suatu
pesan/informasi itu kepada siswa berikutnya apakah sampai pada siswa
terakhir atau tidak. Metode tersebut membutuhkan tingkat konsentrasi yang
tinggi serta kepercayaan diri, yang dimana siswa akan dilatih kemampuan
menyimak nya melalui metode tersebut. Metode ini masuk ke dalam teknik
penggabungan, teknik penggabungan adalah teknik mengingat dengan cara
menghubungkan (menggabungkan) pesan pertama yang akan diingat secara
berantai dengan pesan kedua, ketiga, dan seterusnya.
132 Jurdak, Toward Equity in Quality in Mathematics Education, (New York: Springer
Science+Business Media, 2009) Hal.111 133
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) Hal.113
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu
berupa tes unjuk kerja dan non tes observasi. Data yang diperoleh di
analaisis dengan menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif.
Jenis menyimak ini ialah menyimak intensif yang dimana siswa lebih
diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap
suatu hal tertentu. Dalam menyimak intensif terdapat beberapa bagian salah
satunya yang sesuai metode game bisik berantai ialah menyimak
konsentratif, menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah
pembicaraan/hal yang disimaknya135
. Karena siswa dituntut untuk memiliki
konsentrasi penuh dalam menyimak melalui metode yang diberikan oleh
penelii tersebut.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Delia Putri dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode game bisik berantai dapat meningkatkan hasil
keterampilan menyimak pada siswa kelas IV di SDN 006 Rambah. Hal
tersebut dibuktikan nilai rata-rata hasil yaitu sebesar 60 kemudian
mengalami peningkatan menjadi 63,80 dan meningkat menjadi 74,28.
8. Jurnal Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mangga Besar 01 Pagi,
Jakarta Barat136
Pengamatan yang dilakukan oleh Tio Gusti Satria pada siswa kelas IV
SDN Mangga Besar 01 Pagi, menjelaskan bahwa siswa kurang antusias
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tidak hanya itu, ada yang pura-
pura memperhatikan dan sibuk dengan aktifitas lain serta ada yang keluar
masuk kelas. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan
permasalahan proses pembelajaran yang konvensional, pembelajaran
Bahasa Indonesia selama ini masih banyak yang menggunakan pendeketan
135
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) 136
Tio Gusti Satria, “Meningkatkan Keterampilan Menyimak Melalui Pendekatan Saintifik Pada Anak Kelas IV Jakarta Barat” Jurnal PGSD : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10,
No. 2 (2017)
77
konvensional yang dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan
kreatif. Guru mendominasi sebagian besar akttivitas proses belajar
mengajar dan penilaian serta siswa cenderung pasif137
.
Siswa lebih berposisi sebagai objek daripada sebagai subjek sehingga
pembelajaran menggantungkan sepenuhnya pada inisiatif guru yang
dianggap sebagai sumber belajar. Pendeketan dan metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru didominasi oleh metode ceramah dan pemberian
tugas. Permasalahan pendekatan dan metode dalam pembelajaran
keterampilan menyimak dapat ditanggulangi dengan cara memilih
pendekatan atau metode yang cocok untuk pembelajaran menyimak dan
disenangi siswa.
Dari permasalahan dan penyebab tersebut dibutuhkan suatu upaya dari
guru agar kemampuan menyimak siswa dapat meningkat yaitu dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan ini menggunakan Langkah-
langkah serta kaidah ilmiah dalam proses pembelajaran. Langkah ilmiah
yang diterapkan meliputi menemukan masalah, merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
menarik kesimpulan138
.
Sesuai dengan kurikulum 2013 pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberi pemahaman kepada siswa untuk mengetahui, memahami,
mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu,
dalam proses pembelajaran diajarkan agar siswa mencari tahu dari berbagai
sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran139
. Pendekatan
137 Rabawati Sutama, Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2013. 138
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Jakarta : Gava
Media, 2014) Hal. 51 139
Musfiqon dan Nurdyansyah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo :
Nizamia Learning Center, 2015) Hal. 38
78
ini cocok dengan kurikulum 2013 karena pendekatan ini lebih mengarah
pada model Pendidikan humanis, yaitu Pendidikan yang memberikan ruang
pada siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi kecerdasan yang
dimiliki. Siswa menjadi pusat belajar, tidak menjadi objek pembelajaran.
Dengan demikian karakter, skill, serta kognisi siswa dapat berkembang
secara lebih optimal.
Data yang diperlukan dalam penelitian tersebut ada dua yaitu proses
pembelajaran dan data hasil pembelajaran keterampilan menyimak mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV. Teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mendeskripsikan data kelas ada dua yaitu tes dan non tes.
Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis dalam bentuk obyektif tes.
Jenis menyimak ini adalah menyimak ekstensif, menyimak ekstensif
adalah sejenis menyimak mengenai hal-hal yang lebih bebas dan lebih
umum terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari
seorang guru140
. Karena siswa diminta untuk mengkonstruk sendiri
pengetahuan, pemahaman, serta skill menyimaknya. Tujuan menyimak ini
adalah menyimak krtitikal, dalam kegiatan menyimak jenis ini memiliki
tujuan untuk mendapatkan informasi dari apa yang didengar dan disimak141
.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah penggunaan pendekatan
saintifik dalam meningkatkan keterampilan menyimak telah dinyatakan
berhasil terhadap siswa kelas IV SDN Mangga Besar 01 Pagi. Dapat dirata-
ratakan tingkat kecapaiannya mencapai 81,5 dari beberapa aspek (aspek
Munandi Yudhi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: Referensi, 2013)
Hal. 73
81
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah observasi. Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang
dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, wawancara adalah bahan
acuan awal yang digunakan oleh peneliti tersebut khususnya pada kualitas
pembelajaran menyimak, tes merupakan instrument penelitian yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dari kualitas
pembelajaran siswa, dan dokumentasi.
Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif yang lebih diarahkan
pada kegiatab yang lebih diawasi dan dikonrol oleh seorang guru. Penyimak
juga harus memahmi isi simakan secara terinci dan cermat. Menyimak
intensif mempunyai beberapa bagian, salah satunya bagian yang sesuai
adalah menyimak kritis yang bertujuan untuk memperoleh fakta yang
diperlukan. Penyimak menilai ide, gagasan, informasi dan ide dari
pembicara147
. Tujuan menyimak ini adalah menyimak menikmati.148
Model Picture and Picture dan penerapan media CD cerita pada materi
keterampilan menyimak cerita pendek guna meningkatkan upaya kualitas
pembelajaran di kelass V SD Mejobo dapat memenuhi kualitas yang
diinginkan, hasil keterampilan menyimak meningkat yang awalnya
mendapat presentase 69,44% meningkat menjadi 83,33%.
10. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar Inpres Borong Jambu II, Kota
Makassar149
Keterampilan menyimak tidak terlepas dari suatu masalah yang
dihadapi oleh setiap peneliti, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh
Bellona. Yang pertama yaitu mengenai pemahaman siswa terhadap
147 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 62 148
Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New
Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 149
Bellona Mardhatillah Sabillah,”Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Rakyat
Melalui Media Audio Pada Siswa Kelas V SD Inpres Borong Jambu II Kecamatan Manggala Kota Makassar” Jurnal Kajian Pendidikan Dasar 5, No. 1 (2020)
82
keterampilan menyimak masih kurang, rendahnya kemampuan menyimak
siswa disebabkan oleh dua hal yaitu berasal dari siswa dan guru. Penyebab
dari siswa antara lain belum mengerti bagaimana cara menyimak yang
efektif dan belum memahami betapa pentingnya keterampilan menyimak
dalam hal menguasai mata pelajaran. Kedua penyebab berasal dari guru,
usaha guru masih kurang kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang
tepat. Guru juga belum menggunakan media yang sesuai dalam proses
pembelajaran150
. Hal ini juga yang menjadi permasalahan di kelas V SD
Inpres Borong Jambu, Kota Makassar bahwa guru di sekolah tersebut belum
bisa memanfaatkan media pembelajaran secara efektif dan juga teknik
pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
Upaya dalam meningkatkan keterampilan menyimak memiliki
beberapa cara yang sesuai dengan permasalahan-permasalahan di atas yaitu
menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, pembelajaran
menyimak yang penyampaian bahan simakannya terus menerus secara lisan
atau di hanya dibacakan akan terus monoton dan membosankan siswa.
Tetapi, kalau penyampaiannya dilakukan dengan menggunakan media yang
bervariasi, pembelajaran menyimak akan lebih menarik dan menyenangkan
siswa. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
menyimak bahasa Indonesia, guru harus menggunakan media pembelajaran
yang bervariasi. Untuk lebih memacu siswa dalam memahami bahan
simakan, guru dapat menggunakan alat-alat seperti kaset VCD, LCD,
laptop, Flasdisk, dan sbeagainya dalam pembelajaran menyimak di
sekolah151
.
150 Saddhono dan Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung
: Karya Putra Darwati, 2012) Hal. 4 151
Sanggup Barus, “Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak Bahasa
Indonesia di Sekolah,” Jurnal Universitas Negeri Medan 1, no. 85 (2013) Hal. 11
83
Selain itu kondisi ruang belajar di kelas tersebut juga belum menunjang
pembelajaran menyimak, akustik ruang belajar turut menentukan
keefektifan pembelajaran menyimak. Ruang belajar yang panas (gerah),
lembab, pengap, hiruk – pikuk dan hingar – bingar dari luar ruang belajar,
dan lalu-lalangnya orang-orang akan mengganggu proses pembelajaran
menyimak. Selain itu, buku-buku dan alat-alat pelajaran lain yang terbuka
dan terletak di atas meja siswa, akan dapat mengganggu konsentrasi
siswa152
. Oleh karena itu, untuk mewujudkan keefektifan pembelajaran
menyimak di sekolah, guru harus mengelola ruang belajar dengan baik.
Guru harus bekerja sama dengan siswa untuk menciptakan suasana ruang
belajar yang kondusif. Sebab ruang belajar yang berkondisi nyaman akan
memberi jaminan keberhasilan bagi pembelajaran menyimak itu sendiri.
Guru memerlukan media dan teknik yang bervariasi untuk
meningkatkan keterampilan menyimak siswa tersebut. Penelitian tersebut
menggunakan media audio untuk meningkatkan kemampuan menyimak
siswa kelas V SD Inpres Borong Jambu, Kota Makassar. Penggunaan media
yang tepat dalam proses belajar-mengajar sangat besar pengaruhnya
terhadap pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang
pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar153
. Media
audio dalam proses pembelajaran menyimak cerita rakyat diharapkan dapat
mempertinggi proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi ini
benar-benar dikuasai siswa. Selain itu, menjadikan proses pembelajaran
lebih bervariasi dan menarik.
152 Ibid, hal. 12
153 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008) Hal.216
84
Jenis menyimak ini yaitu, menyimak intensif. Menyimak intensif yaitu
penyimak dituntut untuk bisa dan harus memahami isi simakan secara
terinci dan mendalam terhadap bahan yang disimaknya. Menyimak intensif
memiliki beberapa bagian, salah satu bagian yang sesuai dengan penelitian
tersebut adalah menyimak kreatif, yaitu menyimak yang mempunyai
hubungan erat dengan imajinasi seseorang154
. Karena pada dasarnya siswa
hanya mendengarkan saja tanpa melihat. Tujuan dari menyimak ini yaitu
menyimak diskriminatif, dalam kegiatan ini orang-orang membeda-
bedakan suara-suara dan mengembangkan kepekaan terhadap komunikasi
nonverbal155
.
Pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media
audio dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Borong
Jambu II Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Hal ini dapat dilihat
adanya peningkatan presentase hasil belajar dari setiap siklus dengan
peningkatan nilai kumulatif rata-rata kelas yaitu 88,37%. Dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media audio dapat meningkatkan
keterampilan menyimak siswa kelas V sekolah dasar.
11. Jurnal Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang156
Penelitian yang dilakukan Dede Fitriyani, dkk menjelaskan bahwa selama
ini guru di sekolah tersebut telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi dari
materi seperti dengan penugasan, kerja kelompok, maupun dengan
remedial. Namun usaha tersebut belum memperlihatkan kemampuan siswa
154 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 62 155
Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New
Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 156
Dede Fitryani, dkk, “Pengaruh Pendekatan Integratif Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang” Jurnal Pendidikan Dasar 92, No.
8 (2018)
85
masih secara optimal, dengan kata lain cenderung rendah. Permasalahan
tersebut masuk kedalam permasalahan tes kompetensi menyimak, dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, pembelajaran dan
tes menyimak tampak kurang mendapat perhatian sebagaimana halnya
kompetensi berbahasa yang lain157
. karena hal itu guru masih beranggapan
bahwa dengan sendirinya siswa telah baik kemampuannya memahami
bahasa lisan, atau karena mempersiapkan dan menyusun tes kompetensi
tidak semudah dan sesederhana seperti tes-tes kompetensi yang lain. pada
intinya, tes kompetensi menyimak memerlukan persiapan dan sarana yang
telah khusus.
Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tersebut juga
adanya permasalahan-permasalahan lain yang menyebabkan rendahnya
keterampilan menyimak. Pertama, kurangnya minat belajar siswa dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama tentang keterampilan menyimak.
Kedua, guru mengajar masih menggunakan metode ceramah dimana proses
pembelajaran berpusat kepada guru. Artinya proses pembelajaran dikatakan
kurang efektif dan mengakibatkan siswa sulit untuk memahami apa yang
diajarkan oleh guru. Ketiga dalam proses pembelajaran hanya berorientasi
pada teori dan pengetahuan saja. Sedangkan latihannya kurang
diperhatikan, khususnya keterampilan menyimak.
Oleh sebab itu, untuk menjadikan kegiatan menyimak lebih menarik
bagi siswa, guru perlu mencari alternatif-alternatif lain yang dapat
dikembangkan untuk menarik perhatian siswa. Salah satunya ialah
menggunakan atau menerapkan strategi, dimana strategi dapat
meningkatkan siswa dalam menyimak. Dalam penjelasan tersebut penulis
melihat bahwa kemampuan menyimak siswa di kelas V tersebut masih
157 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2013) hal. 353
86
belum tercapai secara optimal. Peneliti tersebut menggunakan strategi
pendekatan Integratif, karena strategi ini mempunyai tujuan menyimak
yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah
dimiliki siswa sebelumnya untuk membangun sebuah pemahaman.
Pendekatan integratif adalah pola pembelajaran yang didasari atas
konsepsi yang menyatukan tujuan dari berbagai ilmu pengetahuan
(multidiciplines). Dalam konteks ini peserta didik tidak hanya sebatas
belajar mata pelajaran tertentu sebagai sebuah mata pelajaran yang berdiri
sendiri (monodiciplines) melainkan melalui pol aini setiap mata pelajaran
diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya yang memiliki keterkaitan
kompetensi dasarnya. Paradigma ini dalam perkembangannya menjadi ciri
dari Kurikulum 2013158
. Melalui strategi pembelajaran ini, diharapkan
dapat memberi rangsangan belajar yang lebih terarah bagi siswa serta dapat
meningkatkan keterampilan menyimak siswa sehingga dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif yang menjadikan siswa sebagai pusat
pembelajaran.
Jenis menyimak ini adalah menyimak intensif dimana kegiatan
menyimak lebih diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi,
dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Menyimak intensif memiliki bagian-
bagian, bagian yang sesuai dengan penelitian tersebut ialah menyimak
kritis. Menyimak kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan
dan bisa menilai ide, gagasan serta infromasi yang dilakukan oleh
pembicara159
. Tujuan dari menyimak ini adalah menyimak kritikal,
dimana
158
Nai Firmina Angela, Teori Belajar dan Pembelajaran: Implementasinya dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP,SMA dan SMK, (Yogyakarta: Deepublish, 2017) Hal. 158 159
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 62
87
siswa mendengarkan untuk mendapatkan informasi dan lalu melakukan
evaluasi pesan tersebut160
.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dede, dkk menunjukkan
bahwa adanya peningkatan keterampilan menyimak siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Gerendeng 1 Kota Tangerang. Perhitungan uji hipotesis
menunjukan bahwa prites t hitung sebesar 1,42, mengacu pada ketentuan
pengambilan keputusan uji hipotesis hasil perbandingan 2,00 < 0,05
(thitung < α), dan dari hasil uji perhitungan postes t hitung sebesar 2,70
mengacu pada ketetntuan pengambilan keputusan uji hipotesis hasil
perbandingan 2,00 > 0,005 (thitung > ɑ) maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan penggunaan strategi
Pendekatan Integratif dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa
kelas V sekolah dasar.
12. Jurnal kelas V Sekolah Dasar Negeri Klenggotan161
Mengingat menyimak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
siswa, perlu diusahakan supaya kegiatan menyimak dapat efektif sehingga
siswa memperoleh hasil yang maksimal. Ervin, dkk meneliti kemampuan
menyimak siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Klenggotan yang
menemukan fakta bahwa kenyataannya, kondisi pembelajaran menyimak
masih mengalami beberapa permasalahan. Saat pembelajaran berlangsung
di kelas tersebut terdapat berbagai permasalahan yang terjadi dalam
pembelajaran menyimak cerita. Permasalahan tersebut antara lain siswa
kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa kurang
berkonsentrasi saat menyimak cerita yang disampaikan oleh guru dan lebih
senang bermain dengan temannya. Mereka beranggapan bahwa semua
160 Thompkins & Hoskisson, Language Arts: Content and Teaching Strategies, (New
Jersey: Prentice Hall Inc, 1995) Hal. 84 161
Ervin, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Dengan Media Wayang Kartun Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Siswa
Sekolah Dasar” Jurnal Didaktika Dwija Indria 1, No. 2 (2017)
88
orang yang normal pasti dapat menyimak dengan baik tanpa harus melalui
proses pembelajaran. Siswa menganggap bahwa keterampilan menyimak
merupakan keterampilan yang paling mudah dibandingkan keterampilan
bahasa yang lain.
Selain dari siswa, guru di kelas tersebut masih mendominasi proses
pembelajaran sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru.
Permasalahan ini yaitu mengenai proses pembelajaran yang konvensial.
Dimana, yang dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan
kreatif karena guru mendominasi sebagian besar aktivitas proses belajar-
mengajar dan penilaian serta siswa cenderung pasif. Siswa lebih berposisi
sebagai objek daripada sebagai subjek sehingga pembelajaran
menggantungkan sepenuhnya pada inisiatif guru yang dianggap sebagai
sumber belajar. Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru didominasi oleh metode ceramah dan pemberian tugas162
.
Permasalahan pendekatan dan metode dalam pembelajaran keterampilan
menyimak dapat ditanggulangi dengan cara memilih pendekatan dan
metode yang cocok untuk pembelajaran menyimak dan disenangi siswa.
Guru belum menggunakan media pembelajaran sehingga siswa kurang
berminat terhadap materi pembelajaran dan juga guru belum menerapkan
model pembelajaran yang inovatif dan tepat sehingga siswa mudah merasa
jenuh terhadap kegiatan pembelajaran yang monoton. Pemanfaatan media
yang relevan di dalam kelas dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.
Bagi guru, media pembelajaran membantu mengkonkritkan konsep atau
gagasan dan membantu memotivasi peserta belajar aktif. Bagi siswa, media
dapat menjadi jembatan untuk berpikir kritis dan berbuat. Dengan demikian
162 Rabawati Sutama, Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Denpasar. E-jurnal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, 2013
89
media dapat membantu tugas guru dan siswa untuk mencapai kompetensi
dasar yang telat ditetapkan.
Penggunaan model pembelajaran juga tidak jauh kalah penting, model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancanf pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar163
. Berdasarkan permasalahan-
permasalahan di atas penyebab rendahnya keterampilan menyimak siswa
adalah guru belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai serta
belum memanfaatkan media pembelajaran dalam menyampaikan cerita.
Akibatnya pembelajaran kurang menarik dan menjadi monoton, siswapun
menjadi kurang antusias dalam pembelajaran menyimak cerita.
Pada permasalahan tersebut harus segera diatasi dengan menerapkan
model pembelajaran yang inovatif dan media pembelajaran yang menarik
agar tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Ervin,
dkk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
Model pembelajaran Think Pair Share yaitu suatu model pembelajaran
Kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta
saling bantu satu sama lain164
. Model pembelajaran Think Pair Share sesuai
apabila diterapkan dalam menyimak cerita, karena penerapan model ini
dapat membantu siswa dalam mengingat isi cerita yang disimaknya,
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami cerita.
Penerapan model pembelajaran lebih efektif apabila ditunjang dengan
media yang sesuai dengan materi pembelajaran. Media yang digunakan
oleh peneliti tersebut adalah media Wayang Kartun, Wayang Kartun
163 Soekamto dan Winataputra, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran, (Jakarta:
Dirjen Dikti, Depdikbud, 1997) Hal.78-79 164
Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016) Hal. 208
90
merupakan media pembelajaran yang digerakkan menggunakan tangan dan
berwujud gambar kartun. Penggunaan media Wayang Kartun mampu
membuat siswa tertarik dan antusias, sehingga lebih berkonsentrasi dalam
menyimak cerita.
Jenis menyimak dalam penelitian tersebut adalah menyimak Intensif,
dimana siswa dituntut untuk menyimak secara detil dan terinci, dan
kegiatan yang jauh lebih dikontrol. Jenis menyimak ini mempunyai
beberapa bagian salah satu yang sesuai ialah menyimak krtiis, menyimak
kritis bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak
menilai gagasan, ide, dan informasi dari pembicara165
.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Ervin, dkk
dengan menggunakan model Think Pair and Share dengan berbantuan
media wayang kartun. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
menyimak cerita, dari presentase 74,19% meningkat menjadi 93,55%.
13. Jurnal Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Tumbu dan Sekolah Dasar
Negeri 2 Tumbu166
Kegiatan menyimak berperang penting dalam pengembangan
kemampuan bahasa seseorang, terutama bagi para siswa. Pembelajaran
menyimak, bukan semata-mata untuk penyajian materi dengan
mendengarkan segala informasi, melainkan ada proses pemahaman yang
harus dikembangka disana. Dalam pembelajaran siswa diharapkan mampu
menyimak dengan baik informasi yang disampaikan oleh guru. Pada
kenyataannya penelitian yang dilakukan oleh I Gede, dkk menemukan
beberapa masalah dalam keterampilan menyimak kelas VI SDN 1 Tumbu
dan SDN 2 tumbu. Peneliti tersebut menggunakan wawancara terhadap
165 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung
: Angkasa , 2013) hal. 62 166
I Gede Andri Septiadi, dkk, “Pengaruh Strategi The Direct Listening Thinking Activity Berbantuan Media Audio Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas VI SD” e-Journal Mimbar
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2, No.1 (2014)
91
guru di kedua sekolah tersebut, setelah dilakukan wawancara lebih lanjut,
terdapat beberapa permasalahan yang hamper sama yang dihadapi guru di
kedua sekolah tersebut.
Pertama, kurangnya pengetahuan guru mengenai strategi maupun
model pembelajaran lain yang dapat dipadukan dalam pembelajaran
membuat pembelajaran di kelas kurang bervariasi sehingga siswa
cenderung menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran. Kedua, dalam
melakukan proses pembelajaran, kurangnya dukungan media pembelajaran
dalam mendukung proses pembelajaran membuat pembelajaran di kelas
menjadi kurang menarik. Ketiga, saat proses pembelajaran, konsentrasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Dari hasil observasi
yang peneliti tersebut lakukan disebutkan pula guru masih mendominasi
proses pembelajaran, sehingga aktivitas siswa menjadi kurang aktif. Di
Indonesia sistem pembelajaran pada hampir semua sekolah masih bersifat
satu arah. Yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan
baik sehingga yang terjadi adalah hanya transfer pengetahuan167
Hal ini
menyebabkan konsentrasi siswa menjadi kurang fokus pada penjelasan
guru karena materi yang disampaikan sudah ada dalam buku sumber.
Jika permasalahan yang ditemukan di atas dibiarkan terus menerus,
maka hasil belajar menyimak siswa tidak akan tercapai sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pembelajaran di kelas
seharusnya lebih mengutamakan aktivitas dan peran siswa (students
centered). Students Centered adalah pendekatan dalam pembelajaran
memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses Experiential Learning
(pengalaman belajar). Pada sistem pembelajaran tersebut siswa dituntut
aktif mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dengan guru sebagai