MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS Oleh : 1. Noor Fatwa Aminuddin 11108244004 2. Ahmad Nur Yahya 11108241072 3. Rizki Nur Hasanah 11108244017 4. Eka Rahmawati 11108241124 KELAS F S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
Oleh :
1. Noor Fatwa Aminuddin 111082440042. Ahmad Nur Yahya 111082410723. Rizki Nur Hasanah 111082440174. Eka Rahmawati 11108241124
KELAS F
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telahsenantiasa memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikanmakalah Perencanaan Pembelajaran ini tanpa ada aral suatu apapun.
Pada kegiatan pembelajaran kadangkala sikap dan kelakukan anak menjadipersoalan individual siswa yang harus segera ditangani guru agar tidak merusaksituasi pembelajaran. Namun tidak jarang beberapa anak secara bersamaan atausecara berkelompok menimbulkan masalah yang mengganggu suasana belajar.Bahkan mungkin karena terjadi suatu peristiwa seisi kelas jadi gaduh, sehinggaperlu penangan khusus.
Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul “KetrampilanMengelola Kelas” untuk mengungkapkan keterampilan guru dalam mengelolakelas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwadalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangn. Oleh sebab itu, dengansegala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang Anda berikan.
Yogyakarta, 3 November 2011
Penyusun
ii
ABSTRAK
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat untuk terciptanya prosespembelajaran yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secaraoptimal. Keterampilan pengelolaan kelas yang baik seharusnya memberikanpengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan latarbelakang tersebut, maka permasalahan yang penulis angkat adalah bagaimanaketerampilan guru dalam pengelolaan kelas di tingkat Sekolah Dasar. Variabeldalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu keterampilan guru dalampengelolaan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,metode observasi, dan metode wawancara sebagai pendukung kelengkapan danklarifikasi data yang akan dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukan keterampilanguru di kelas dua SD Negeri 1 Pengasih sudah menunjukan kompetensiketerampilan mengelola kelas. Guru mampu menciptakan dan memelihara kondisibelajar yang optimal, serta mampu mengembangkan kondisi belajar yang optimal.
Kata kunci: Keterampilan Mengelola Kelas
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ iAbstrak ........................................................................................................ iiDaftar Isi ..................................................................................................... iiiBab I Pendahuluan ...................................................................................... 1Bab II Landasan Teori ................................................................................ 3Bab III Metode Penelitian ........................................................................... 13Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 14Bab V Penutup ............................................................................................ 19Daftar Pustaka ............................................................................................. iv
iv
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan
Cendekia
Hasibuan & Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah.
Faktor guru merupakan variabel dalam sistem pembelajaran. Semua komponen lain,
mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak
berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak
berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila
dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan
input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah
tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan
peningkatan kualitas guru.
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar
terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi
belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan,
kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana
pengajaran yang digunakan dalam program belajar mengajar. Kondisi belajar yang
optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pelajaran.
Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat
atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan
pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap program belajar mengajar. Baik
gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus.
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah
berpengalaman adalah pengelolan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah
yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat
mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.
2
Berdasarkan urain-uraian tersebut diatas maka penulis bermaksud mengadakan
penelitian tentang keterampilan guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas
khususnya pada tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu dengan mempertimbangkan
faktor waktu, biaya, dan tingkat kesulitan yang ada maka penelitian ini dibatasi
dengan memilih lokasi SD Negeri 1 Pengasih kelas dua.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
kemampuan guru dalam pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar.
1.3 Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam pengelolaan
kelas pada tingkat Sekolah Dasar.
1.4 Manfaat Penulisan
Penelitin ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan
dalam bidang Pendidikan khususnya pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar, serta
memberikan sumbangan bagi penelitian lebih lanjut. Bagi guru, penelitian ini
diharapkan dapat menumbuhkan motivasi guru dalam meningkatkan keterampilan
mengajar khususnya keterampilan mengelola kelas.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Keterampilan Dasar Mengajar
Ada delapan keterampilan dasar mengajar guru (Aqib, 2002:102) dalam
melaksanakan aplikasi pembelajarannya. Kedelapan keterampilan tersebut adalah
keterampilan bertanya, keterampilan memberi peringatan, keterampilan memberikan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas
serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan
mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus
dimiliki oleh seorang guru supaya tujuan pengajaran dapat tercapai.
2.2 Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan.
Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien. Pengelolaan kelas menurut Sagala (2000:84) adalah suatu kegiatan yang
erat hubungannya dengan pengajaran dan salah satu prasyarat untuk terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif. Pengertian Keterampilan mengelola kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik
dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remidial (Hasibuan &
Moedjiono, 1995:82).
Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa keterampilan guru
dalam mengelola kelas adalah keterampilan yang dimiliki guru dalam rangka
menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar tetap kondusif agar proses belajar
mengajar dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai
secara optimal.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
4
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar
dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana
disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa
(Sudirman N, 1991:311). Suharsimi Arikunto (1998:68) berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurut Djamarah dan
Zain (2002:199) indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1) Setiap anak terus bekerja, tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada
tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan
kepadanya.
2) Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap
anak akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelasaikan tugas yang diberikan
kepadanya.
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan
berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung
dalam hal ini. Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya
kerjasama diantara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Pendekatan
pengelolaan kelas yang dapat digunakan oleh guru (Djamarah & Zain, 2002:200-
206) adalah pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan,
pendekatan resep, pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku,
pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, dan
pendekatan elektis atau pluralistik.
1. Pendekatan Kekuasaan
Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah (2006 :
179) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di
dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota
kelas.
2. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan
bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya
5
masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa
dicegah.
3. Pendekatan Kerja Kelompok
Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan
kondisi–kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru
juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
4. Pendekatan elektis atau pluralistic
Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk
mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic. Menurut
Djamarah (2006 : 18) Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai
pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi
mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin
mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,
kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan
tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu
dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain
mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut.
Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas
yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi
untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan
proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan
menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan
dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah
suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan
secara efektif dan efisien.
5. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah
juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi
6
dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi
ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
6. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar
yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan
oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas.
Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh
guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam
resep.
7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu
proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah
mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku
yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior
modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi
behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah
laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan
negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku murid atau guru yang
menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang
baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang
menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang
baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan
menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut
akan dihindari.
8. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik
agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.
Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.
9. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila
hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan
7
tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid.
Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh
karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui
pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan
guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap
melindungi.
Diantara pendekatan-pendekatan tersebut diatas, menurut penulis pendekatan
yang dirasa paling baik yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan
pengelolaan kelas adalah pendekatan electis atau pluralistik. Pendekatan electis
(Electic Approach) menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif
wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut diatas berdasarkan
situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi lain
mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga pendekatan tersebut diatas. Guru
memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan
kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk pengelolaan kelas disini
adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara
efektif dan efisien. Guru dapat memilih satu atau dua pendekatan sekaligus sesuai
dengan kondisi yang ada sehingga kondisi belajar dapat tercipta dengan baik
sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif dan efisien.
2.3 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi
guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas (Djamarah
& Zain, 2002:206) yaitu prinsip hangat dan antusias, tantangan, bervariasi,
keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin diri.
1. Kehangatan dan Keantusiasan
Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
2. Tantangan
8
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan
kunci pengelolaan kelas.
4. Keluwesan
Dalam PBM guru harus waspada mengamati jalannya proses kegiatan
tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga
diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai
strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan
yang lain.
5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan
kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan
perhatian siswa pada hal-hal yang negative.
Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :
a. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan
menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.
b. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.
6. Penanaman disiplin diri
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk
mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang
menjadi contoh.
Komponen-komponen pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua
bagian (Djamarah & Zain, 2002:209-217), yaitu keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat
preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi
belajar optimal.
9
a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal.
1. Menunjukkan Sikap Tanggap
Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa
guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan
ketidakacuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir
ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :
a. Memandang Secara Saksama
Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas
serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik
terhadap kelompok maupun individu.
b. Memberikan Pernyataan
Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa
ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi
respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah
menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang
mengandung ancaman.
Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.
c. Gerak Mendekati
Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa.
Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar,
mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati
hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud
lain.
d. Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.
Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa.
Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan
pada sasaran yang tepat.
2. Membagi Perhatian
10
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian
kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a. Visual
Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau
individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok
siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor
kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan
siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang
mengganggu.
b. Verbal
Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang
yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik
visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.
3. Memusatkan Perhatian
Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu
kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang
dilaksanakan. Hal ini dengan cara :
a. Menyiagakan Siswa
Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan
pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak,
semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk
membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang
tanahnya gersang.
b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa
Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan
hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian
siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.
4. Memberikan Petunjuk Yang Jelas
11
Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang
jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat
dipenuhi oleh siswa.
5. Menegur
Tidak semua tingkah laku yang mengganggu kelompok, siswa dalam
kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus
melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran
itu efektif jika :
a. Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu
b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta
mengandung penghinaan.
c. Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan
d. Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga
penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti :
“suharto ingat”!
6. Memberi Penguatan
Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat
dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan
cara.
a. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu
yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku
yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan
tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia
melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang
wajar tadi dapat terulang.
b. Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada
siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain
untuk menjdi teladan.
b) Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah
Mendapat Gangguan
12
1. Memperbaiki tingkah laku2. Pengelolaan kelompok3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang
menimbulkan masalahKetrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan
anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal. Apabila terdapat
anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun
guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja
terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :
1. Kepala Sekolah
2. Konselor/BP
3. Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.
Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani
permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap
tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang
tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Responden untuk penelitian ini adalah guru kelas dua SD Negeri 1 Pengasih
bernama Siti Mintarni, kemudian dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan guru dalam pengelolaan kelas
yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu : keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)