I. ACARA 1 KETELITIAN PENGGAMBARAN II. TUJUAN Melatih keterampilan mahasiswa dalam menggambar kenampakan atau fenomena atau simbol ( dapat berupa symbol titik, garis, atau area yang terdapat pada peta ). III. ALAT DAN BAHAN 1. Guide map. Peta sebagian daerah Rotterdam skala 1:800.000 (1978) 2. Kertas kalkir 3. Drawing pen 4. Sablon 5. Alat tulis (pensil 2B, penghapus, dll ) 6. Kertas HVS 7. Alat gambar IV. DASAR TEORI 1. Batasan-batasan kartografi Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi tentang pembuatan peta-peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni. (ICA, 1973). 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. ACARA 1
KETELITIAN PENGGAMBARAN
II. TUJUAN
Melatih keterampilan mahasiswa dalam menggambar
kenampakan atau fenomena atau simbol ( dapat berupa
symbol titik, garis, atau area yang terdapat pada
peta ).
III. ALAT DAN BAHAN
1. Guide map. Peta sebagian daerah Rotterdam skala
1:800.000 (1978)
2. Kertas kalkir
3. Drawing pen
4. Sablon
5. Alat tulis (pensil 2B, penghapus, dll )
6. Kertas HVS
7. Alat gambar
IV. DASAR TEORI
1. Batasan-batasan kartografi
Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan, dan
teknologi tentang pembuatan peta-peta, sekaligus
mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil
karya seni. (ICA, 1973).
1
Dalam konteks ini, peta dianggap termasuk
semua tipe data, plan (peta skala besar), charts,
bentuk tiga dimensional, dan globe yang menyajikan
model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala
tertentu. Dalam pengertin yang lebih luas,
kartografi pada dewasa ini memasukkan setiap
kegiatan, dimana yang menya gkut penyiapan peta-
peta yang penggunaan peta-peta, merupakan perhatian
pokoknya, dan menganggap peta sebagai alat yang
berguna sebagai media komunikasi termasuk pula:
1) mempelajari sejrah tentang kartografi.
2) Kegiatan koleksi data, klasifikasi data, dan
pemberian katalog-katalog, serta bibiografis.
3) Mendesain dan membuat konstrukasi peta-peta,
charts,plan, dan atlas-atlas.
Semua peta-peta merupakan pengecilan dari
permukaan bumi atau benda angkasa yang disiapkan
menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar
pada symbol yang digeneralisir untuk mewakili
kenampakan-kenampakan sebenarnya. Batasan peta
menurut ICA, adalah sebagai berikut :
“ peta adalah suatu representasi/gambaran unsure-unsur
atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari
permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan
bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan
2
pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan” (ICA,
1973).
Oleh karena itu, variasinya sangat kompleks
untuk menyajikan keruangan, tidak mudah
mendefinisikan peta, sehingga dapat mencakup
semua pengertia secara jelas untuk semua
konteks. Dibidang kartografi, secara
konvensional/tradisi, kata peta memerlukan
beberapa keterbatasan yang penting, yakni :
1) Hubungan spasial (keruangan) yang jelas secara
matematikal yang meliputi , jarak, arah dan
luas
2) Peta pada umumnya dibuat bidang datar, karena
pada medium yang datar ini, peta mudah dibawa
dan digambar. Globe kadang-kadang juga
lengkung dan ini satu perkecualian, namun
model ini tidak praktis karena tidak mudah
dibawa kemana-mana.
3) Suatu peta hanya menunjukkan fenomena
geografis yang dipilih, pada umumnya juga
perlu digeneralisir, antara lain dengan :
a. Penyederhanaan
b. Klaasifikasi
c. Penghilangan
d. Pembesaran
3
Pada dewasa ini ada istilah lain, apa
yang disebut peta digital (digital map) yaitu
peta yang berupa gambaran hasil bantuan
komputer, dimana informasi keruangan yang
dikandungnya berupa data digital dan disimpan
dalam suatu peta magnetis atau disket
(piringan) atau dengan bantuan layar (monitor)
dan computer yang dapat ditayangkan petanya.
2. Pentingnya Peta
Cepatnya pertumbuhan penduduk di muka bumi ini
dan berkembangnya kehidupan modern yang serba
kompleks, timbul tekanan dan pergulatan untuk
mendapatkan sumber-sumber yang tersedia. Hal ini
mendorong perlunya suatu studi yang detail tentang
lingkungan fisikal dan sosial, sejak dari
masalah kependudukan sampai ke masalah polusi dan
dari produksi bahan makanan sampai ke sumber-sumber
energi.
Pakar geografi pada umumnya, demikian pula
perencana, sejarahwan, ekonomiwan, pakar
pertanian, pakar geologi, dan pakar-pakar lain
yang berkecimpung dalam ilmu-ilmu dasar dan
4
keteknikan, telah menyadari bahwa suatu peta
merupakan alat bantu yang tidak dapat ditinggalkan.
Suatu peta berskala besar yang menggambarkan
detail suatu daerah sempit, dapat mencerminkan
bentuklahan, aliran, vegetasi, pola permukiman,
jalan-jalan, keadaan geologi dan banyak detail
lainnya, yang kesemuanya ini menungkinkan kita
melihat saling hubungannya, yang diperlukan untuk
perencanaan dan pelaksanaan suatua pekerjaan secara
ilmiah.
Studi lingkungan yang kompleks memerlukan peta
untuk mempelajarinya. Pembangunan suatu jaringan
jalan suatu rumah, suatu system pengontrol banjir,
hampir setiap pekerjaan konstruksi memerlukan
pemetaan sebelumnya.
Peta yang lebih kecil skalanya
menggambarkan daerah yang luas, dapat menunjukkan
daerah bahaya banjir, erosi tanah, penggunaan lahan
(landuse), penyebaran penduduk, iklim, dan
sebagainya. Kesemuanya itu amat penting untuk
memahami masalah-masalah dan potensi suatu daerah.
Peta yang menunjukkan informasi pada
seluruh muka bumi menunjukkan generalisasi dan
hubungan timbale balik dari pola permukaan bumi
5
secara luas, dimana kita dapat memperkirakan asal
kejadian di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang
akan datang.
Beberapa contoh fungsi peta adalah sebagai
berikut:
1) Perencanaan Regional
a. Untuk memberikan informasi pokok
dari aspek keruangan tentang
karakter dari suatu daerah
b. Sebagai suatu alat analisa untuk
mendapatkan kesimpulan
c. Sebagai alat untuk menjelaskan
penemuan-penemuan penelitian yang
dilakukan
d. Sebagai alat untuk menjelaskan
rencana-rencana yang diajukan.
2) Kegiatan Penelitian
a. Alat bantu survei untuk mendapatkan
gambaran tentang daerah yang
akan diteliti
b. Alat yang digunakan selama
penelitian, misalnya memasukkan data
yang ditemukan di lapangan
6
c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil
penelitian.
3. Klasifikasi peta
Peta dapat diklasifikasikan menurut
penggunaannya, skala, isi, dan kenampakan dari
peta. ICA mengklasifikasikan peta menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a. Peta topografi (termasuk peta rencana dan
peta topografi)
b. Chart dan peta jalan (untuk navigasi dan
orientasi)
c. Peta tematik (menampilkan satu tema khusu
atau lebih)
1. Peta topografi
Peta topografi memberikan gambaran umum
mengenai terrain atau permukaan lahan. Dalam
pemetaan topografi dengan sakala besar, dapat
disusun dari foto udara, dan dipublikasikan
sebagai peta orthophoto. Termasuk dalam peta
topografi ini juga: peta dunia skala
1:1.000.000. Pada waktu lampau, beberapa peta
skala menengah dari semua peta skala kecil,
7
diperoleh dari peta skala yang lebih besar
walaupun hal ini dapat dimungkinkan disusun
dari citra satelit. Sering peta-peta
topografi skala kecil disebut dengan peta
geografik, peta-peta umum atau khusus skala
sangat kecil: peta –peta atlas.
Menurut Kers (1977), batasan
peta topografi dapat disebutkan
sebagai berikut:
1) Peta topografi menyajikan gambaran
permukaan bumi dengan seteliti mungkin
sejauh skalanya memungkinkan, dan
menunjukkan elemen-elemen baik yang
alami maupun yang cultural.
2) Letak-letak elemen tersebut
ditunjukkan dengan posisi yang
sesungguhnya, baik lokasi, situasi,
maupun elevasinya.
3) Liputan peta topografi didasarkan pada
hasil pengukuran lapangan atauapun
dari foto udara.
Semua komponen pada peta
topografi pada skala tertentu diletakkan
pada tingkat kepentingan yang sama: air,
permukaan lahan, komunikasi, daerah terbangun,
8
vegetasi, dan lain-lain. Demikan pula halnya
mengenai tulisan nama- nama tempat dan
kenampakan kultur.
Peta topografi biasanya diklasifikasikan
berdasarkan:
1) Skala besar: > 1:25.000;
2) Skala menengah: 1:25.000 - 1:250.000;
3) Skala kecil: 1:250.000 –1:2.500.000;
4) Skala sangat kecil: <1:2.500.000.
2 Chart dan peta jalan
Chart dan peta jalan disusun dengan
tujuan sebagai alat bantu dalam navigasi
darat, laut, maupun udara, Peta-peta ini
biasanya pada skala menengah atau kecil dan
hanya mencerminkan kenampakan-kenampakan yang
menarik untuk pengguna peta khusus (pilot,
sopir, navigator). Chart untuk navigasi
perairan sering disebut hydrographic charts,
atau admiral charts. Simbol dan singkatan-
singkatan pada peta ini telah distandarisasi
oleh Badan Hidrografi Dunia. Chart untuk udara
disebut aeronautical chart. Skala chart ini
variatif:
9
1) 1:5.000.000: World planning charts
2) 1:3.000.000 : Long range navigating
charts
3) 1:1.000.000 : World aeronautical
charts (WAC)
4) 1:500.000 : Pilotage charts
5) 1:200.000 : Approach charts
Peta jalan pada umumnya
dipublikasi pada skala yang bervariasi
antara skala 1:200.000 sampai 1:1.000.000.
3 Peta Tematik
Peta-peta tematik pada akhir-akhir ini
menjadi semakin penting dalam kaitannya dengan
penelitian imu pengetahuan, perencanaan,
keteknikan, untuk menunjukkan tema-tema
tertentu. Data topografi dimasukkan hanya
sebagai latar belakang informasi untuk
menunjukkan posisi dan orientasi.
Banyak batasan mengenai peta tematik,
di antaranya batasan yang dikemukakan oleh
E.S. Bos dan dari ICA.
E.S. Bos (1977), peta tematik adalah:
10
“Suatu peta yang menggambarkan informasi kualitatif
ataupun kuantitatif tentang kenampakan-kenampakan atau
konsep yang spesifik yang ada hubungannya dengan detail
topografi tertentu.”
International Cartographic Association
(ICA, 1973):
“Peta yang dibuat dan didesain untuk
menggambarkan kenampakan-kenampakan atau konsep-
konsep khusus.”
Dari batasan tersebut, dapat dikatakan
secara garis besar bahwa peta tematik
merupakan peta yang menggambarkan suatu data
yang mempunyai tema khusus dan ada kaitannya
dengan detail topografi tertentu. Peta tematik
ini sangat banyak ragam dan jenisnya mulai
dari yang berkaitan dengan keadaan sosial,
ekonomi, budaya, sampai yang berkaitan dengan
aspek fisik. Beberapa contoh peta tematik
antara lain; peta tematik kelompok fisik, peta
geologi, peta iklim, peta tanah, peta
geomorfologi, peta hidrologi, peta vegetasi.
Kelompok peta tematik sosio-ekonomi: peta
penduduk, peta industri, peta ekonomi, peta
pertanian, peta penggunaan lahan, peta
11
kebudayaan, peta pendidikan, peta politik,
peta turis, dan lain sebagainya.
V. CARA KERJA
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan (alat
gambar dan tulis) termasuk peta atau gambar yang
akan disalin
2. Melekatkan terlebih dahulu guide map atau
gambar yang akan disalin di atas landasan
dengan menggunakan selotip atau perekat,
kemudian di atasnya diletakkan kertas kalkir yang
akan digunakan untuk menyalin peta atau gambar
tersebut
3. Memeriksa dengan teliti bentuk kenampakan yang
ada pada peta atau gambar tersebut. Apabila
dicermati, kenampakan tersebut dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu kenampakan titik, kenampakan
garis, dan kenampakan area atau bidang.
4. Memulai untuk menyalin peta dengan
teliti, terutama penggambaran kenampakan
titik, garis dan area dengan diperhatikan drawing
per berukuran berapa saja yang digunakan, dibedakan
menurut guide yang akan disalin
5. Setelah selesai, mencantumkan nama hasil
praktikum, sumber yang disalin, nama dan
nomor mahasiswa.
12
6. Memberi ulasan singkat hasil kerja meliputi proses
penggambaran yang dilakukan dan kenampakan peta
yang ada (simbol titik, garis, dan area)
VI. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta Sebagian Daerah Rotterdam skala 1:800.000 pada
kertas HVS (telampir)
2. Peta Sebagian Daerah Rotterdam skala 1:800.000 pada
kertas kalkir (telampir)
VII. PEMBAHASAN
Pada acara I yaitu ketelitian penggambaran peta ini
dititikberatkan pada ketelitian dan pemahaman
kenampakan peta. Pada praktikum pertama ini mahasiswa
ditugaskan untuk menyalin peta atau lebih baik
disebut menjiplak peta dari sebuah peta pandu
atau guide map ke dalam kertas HVS dan kertas kalkir.
A. Analisa Hasil
Pada saat kita menarik garis pada peta, sesudah
menarik garis dengan penggaris, penggarisnya
jangan digeser tapi diangkat karena tintanya
akan berceceran.
Dalam memakai drawingpen, setelah dipakai
langsung ditutup kembali kalau tidak
drawngpennya akan mengering.
13
B. Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan kami mengenai
kartografi
Dapat menambah pengetahuan serta melatih
keterampilan kami dalam menggambar berbagai
kenampakan atau fenomena atau simbol (dapat
berupa simbol titik, garis, area) yang terdapat
dalam suatu peta.
Dapat menambah pengetahuan dan melatih
ketelitian penggambaran kami.
Dapat meningkatkan seni dalam membuat peta,
karena seni itu sangat penting dan diperlukan
dalam pembuatan peta
C. Kemudahan dan Kesulitan Secara Umum
1. kemudahan
Menggunakan drawingpen dengan tingkat ketebalan
0,2 mm untuk membuat pola simbol garis pada
legenda berupa ; storm surge barier, discharge sluice,
shipping lock, major traffic road, proposed major traffic road,
bridge, dunes, dan simbol inundates in 1953
Menggunakan drawingpen dengan tingkat ketebalan
0,3 mm untuk membuat pola simbol garis pada
legenda berupa ; canal, dam, dan pier dam
Mudah dalam pembuatan legenda
Alat dan bahan untuk penyalinan peta mudah
dicari dan didapat
14
2. Kesulitan
Memindahkan peta ke dalam kertas HVS dan kertas
kalkir
Melakukan penggambaran dengan waktu yang lama
dan dengan usaha mencapai ketelitian dalam
menggambar yang sedikit lambat, sehingga
penggunaan waktu sedikit lebih lama.
Membutuhkan ketenangan dan ketelititian lebih
dalam membuat simbol garis berupa major traffic road
agar hasil penggambarannya tidak berantakan.
Tidak adanya sablon huruf sehingga penulisan
huruf pada peta menjadi kurang rapi
Membuat pola simbol garis menggunakan
drawingpen dengan tingkat ketebalan 0,5 menjadi
kurang rapi karena garis yang terbentuk terlalu
tebal dan melebar dari gambar peta yang di salin
D. Kemudahan dan Kesulitan Menyalin di HVS
1. Kemudahan
Dalam proses penyalinan peta menggunakan pensil 2B,
jadi apabila pada saat proses penggambaran terjadi
kesalahan dapat dihapus dengan mudah menggunakan
penghapus pensil
2. Kesulitan
Pada saat melakukan penyalinan peta membutuhkan
media penerangan (layar laptop) yang terang agar
peta yang akan disalin dapat terlihat oleh mata.
15
Pensil harus lancip agar tingkat akurasi
penggambaran garisnya tepat dan rapi
E. Kemudahan dan Kesulitan Menyalin di Kertas Kalkir
1. Kemudahan
Pada saat melakukan penyalinan peta tidak perlu
menggunakan media penerangan karena gambar peta
yang akan disalin sudah terlihat oleh mata.
2. Kesulitan
Apabila penyalinan peta terjadi kesalahan atau
coretan, maka penyalinan peta tersebut harus
diulang dari awal karena coretan pada kalkir tidak
dapat dihapus dan coretan tersebut dapat mengurangi
keindahan dan kerapian dalam proses penyalinan
peta.
VIII. KESIMPULAN
Kartografi adalah ilmu tentang pembuatan
peta. Peta adalah gambaran abstrak yang ada
kaitannya dengan permukaan bumi dan benda-benda
angkasa yang digambarkan. Pada peta, terdapat
beberapa kenampakan yaitu: kenampakan titik, garis,
dan keruangan. Peta yang baik adalah peta yang bias
dipahami dan digunakan oleh pemakai peta (map user).
Dengan dilaksanakannya praktikum ini, mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana cara mnenyalin peta dengan
menggunakan kertas kalkir, dan kertas HVS. Dalam
16
kegiatan menyalin peta ini, mahasiswa diharapkan agar
berhati-hati dalam menggunakan alat-alat menyalin
peta. Hal yang terpenting pada saat penggunaan
drawing pen pada penggambaran kenampakan titik, dan
garis harus sangat berhati-hati, teliti, dan memiliki
seni yang tinggi dalam keterampilan penyalinan karena
sedikit saja bergeser dari arah yang kita gambar,
akan meneyebabkan gambar peta tersebut menjadi tidak
rapi.
Dalam melaksanakan segala kegiatan dalam usahanya
selalu terdapat kendala-kendala. Namun dalam hal ini
saya terus berupaya untuk menyempurnakan segala hal
yang kita kerjakan sehingga menghasilkan sesuatu yang
memuaskan dan berkualitas.
IX. TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam skala !
2. Jelaskan cara untuk mengubah skala !
Jawaban :
1) JENIS-JENIS SKALA PETA
Skala Peta merupakan komponen peta yang sangat
penting karena dengan skala peta kita dapat mengetahui
17
jarak antara dua tempat. Skala peta adalah perbandingan
antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya dipermukaan
bumi.
Skala Peta dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
A. Skala Angka/Skala Pecahan (Numerical Scale).
Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala
yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan angka. Contoh