KESUSKESAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KUALITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Abstract Various units of local government organizations have not succeeded in implementing the accounting information system properly, so that it has an impact on the quality of decision making. The purpose of this study was to examine the effect of organizational culture and top management support on the success of accounting information systems and the quality of decision making. The population of this study was 140 units of Regency/City Regional Apparatus Organizations (OPD) in the Coastal Region of Riau Province. This research uses descriptive and verification research methods. The analytical tool used is SEM PLS. The results of the study concluded that organizational culture and top management support affect the success of accounting information systems. The results also conclude that organizational culture and top management support affect the quality of decision making, but the success of the accounting information system does not have an impact on the quality of decision making. The results of this study have the implication that to solve the problem of unsuccessful implementation of accounting information systems in OPD in the Coastal Region City/Regency in Riau Province, it can be done through strengthening the cultural aspects in the organization and strong support from top management. In addition, strengthening the cultural aspects in the organization and support from top management can also be used to strengthen the quality of management decision making in OPD in the City/Regency of Coastal Regions in Riau Province. Keywords : Organizational Culture, Top Management Support, Success of Accounting Information Systems, Quality of Decision Making, Regional Apparatus Organization Abstrak Berbagai unit oganisasi pemerintahan daerah belum berhasil menerapkan sistem informasi akuntansi dengan benar, sehingga berdampak kepada kualitas pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi dan dukungan manajemen puncak terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi dan kualitas pengambilan keputusan. Populasi penelitian ini adalah 140 unit Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten/Kota di Wilayah Pesisir Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Alat analisis yang digunakan adalah SEM PLS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa budaya organisasi dan dukungan manajemen puncak mempengaruhi kesuksesan system informasi akuntansi. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa budaya organisasi dan dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan, namun kesuksesan sistem informasi akuntansi tidak memberikan dampak pada kualitas pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini memiliki implikasi bahwa untuk memecahkan masalah ketidaksuksesan penerapan system informasi akuntansi pada OPD di lingkungan Kabupaten/ Kota Wilayah Pesisir di Provinsi Riau dapat dilakukan melalui penguatan aspek budaya dalam organisasi dan dukungan kuat dari manajemen puncak. Selain itu penguatan aspek budaya dalam organisasi dan dukungan dari manajemen puncak tersebut dapat pula digunakan untuk memperkuat kualitas pengambilan keputusan manajemen pada OPD di lingkungan Kabupaten/Kota Wilayah Pesisir di Provinsi Riau.
22
Embed
KESUSKESAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KUALITAS ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KESUSKESAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KUALITAS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Abstract
Various units of local government organizations have not succeeded in implementing the
accounting information system properly, so that it has an impact on the quality of decision
making. The purpose of this study was to examine the effect of organizational culture and top
management support on the success of accounting information systems and the quality of
decision making. The population of this study was 140 units of Regency/City Regional
Apparatus Organizations (OPD) in the Coastal Region of Riau Province. This research uses
descriptive and verification research methods. The analytical tool used is SEM PLS. The
results of the study concluded that organizational culture and top management support affect
the success of accounting information systems. The results also conclude that organizational
culture and top management support affect the quality of decision making, but the success of
the accounting information system does not have an impact on the quality of decision making.
The results of this study have the implication that to solve the problem of unsuccessful
implementation of accounting information systems in OPD in the Coastal Region
City/Regency in Riau Province, it can be done through strengthening the cultural aspects in
the organization and strong support from top management. In addition, strengthening the
cultural aspects in the organization and support from top management can also be used to
strengthen the quality of management decision making in OPD in the City/Regency of
Coastal Regions in Riau Province.
Keywords : Organizational Culture, Top Management Support, Success of Accounting
Information Systems, Quality of Decision Making, Regional Apparatus
Organization
Abstrak
Berbagai unit oganisasi pemerintahan daerah belum berhasil menerapkan sistem informasi
akuntansi dengan benar, sehingga berdampak kepada kualitas pengambilan keputusan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi dan dukungan
manajemen puncak terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi dan kualitas
pengambilan keputusan. Populasi penelitian ini adalah 140 unit Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Kabupaten/Kota di Wilayah Pesisir Provinsi Riau. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Alat analisis yang digunakan
adalah SEM PLS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa budaya organisasi dan dukungan
manajemen puncak mempengaruhi kesuksesan system informasi akuntansi. Hasil penelitian
juga menyimpulkan bahwa budaya organisasi dan dukungan manajemen puncak
berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan, namun kesuksesan sistem informasi
akuntansi tidak memberikan dampak pada kualitas pengambilan keputusan. Hasil penelitian
ini memiliki implikasi bahwa untuk memecahkan masalah ketidaksuksesan penerapan system
informasi akuntansi pada OPD di lingkungan Kabupaten/ Kota Wilayah Pesisir di Provinsi
Riau dapat dilakukan melalui penguatan aspek budaya dalam organisasi dan dukungan kuat
dari manajemen puncak. Selain itu penguatan aspek budaya dalam organisasi dan dukungan
dari manajemen puncak tersebut dapat pula digunakan untuk memperkuat kualitas
pengambilan keputusan manajemen pada OPD di lingkungan Kabupaten/Kota Wilayah
Pesisir di Provinsi Riau.
Kata Kunci: Budaya Organisasi, Dukungan Manajemen Puncak, Kesuksesan Sistem
Informasi Akuntansi, Kualitas Pengambilan Keputusan, Organisasi Perangkat
Daerah
1. Pendahuluan
Sebuah sistem informasi akuntansi yang sukses akan menjadi alat strategis untuk mendukung
pengambilan keputusan manajemen. Untuk kebutuhan pengambilan keputusan organisasi demikian,
maka sistem informasi akuntansi harus memiliki beragam formasi dalam penyediaan informasi yang
beragam (Xu & Quaddus, 2013). Penyediaan informasi demikian memungkinkan pihak pengguna
memiliki alternative pilihan yang cepat untuk pengambilan keputusan. Beberapa hasil penelitian
membuktikan besarnya peranan sistem informasi akuntansi untuk membantu pengambilan keputusan
manajemen. Organisasi memerlukan percepatan dan digitalisasi pada setiap langkah proses
manajemen dan sistem informasi berperan untuk mengefisienkan setiap langkap proses data
elektronik pada organisasi, sehingga informasi yang disajikan mampu membantu pengambilan
keputusan yang tepat (Kunath & Winkler, 2019). Adebayo, et al., (2013) menemukan bahwa sistem
informasi akuntansi merupakan alat yang sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan, oleh
karena itu organisasi harus mampu berinvestasi teknologi informasi untuk membantu sistem informasi
menjadi lebih efisien, efektif dan memiliki kinerja maksimal.
Namun pada kenyataannya ada banyak institusi pada pemerintahan belum mampu memenuhi
karakteristik keberhasilan sistem informasi akuntansinya, diantaranya mengenai informasi keuangan
belum berkualitas, ketidak andalan sistem, dan belum terintegrasinya sistem informasi akuntansi.
Rikit (2018) selaku Kasubbag Humas dan TU BPKRI Perwakilan Riau mengemukakan bahwa
laporan keuangan 2017 Pemerintah Kota Pekanbaru belum menyajikan secara lengkap dan akurat
nilai asset tetap, penatausahaan penerimaan pendapatan asli daerah tidak tertib, dan BLUD Puskesmas
belum menyusun laporan keuangan secara memadai. Surya (2019) mengungkapkan mengenai hasil
pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Pemerintah Kota Pekanbaru tahun anggaran 2018, bahwa
Pemerintah Kota pekanbaru telah menggunakan teknologi dan informasi dalam menyusun laporan
keuangan tetapi belum mampu mengintegrasikan system informasi satu dengan lainnya. Selanjutnya
ketidakandalan sistem digambarkan oleh Sadikin (2017) selaku Kepala Badan Pengawasan keuangan
dan Pembangunan bahwa sampai dengan tahun 2017, hanya ada 3 kabupaten di provinsi Riau yang
telah menerapkan aplikasi SIMDA, diantaranya adalah Dumai, Pelalawan, dan Kampar, dimana
SIMDA sebuah aplikasi yang dapat membantu Pemerintah daerah untuk memudahkan mereka dalam
melakukan pencatatan akuntansi serta dapat mendorong terciptanya disiplin anggaran.
Budaya memainkan peran penting bagi keberhasilan penerapan sistem informasi. Untuk
menjalankan budaya dalam organisasi, maka manajemen dapat menanamkan budaya tersebut ke
dalam system informasi, seperti dalam bentuk layanan pelanggan (Laudon and Laudon, 2016). Agar
implementasi sistem informasi menjadi sukses, maka semua bidang fungsional pada organisasi perlu
terlibat dalam menentukan budaya organisasi perusahaan dan menetapkan persyaratan bagi sistem
akan digunakan. Sehingga budaya yang digunakan dalam organisasi menjadi hal penting dalam
penerapan system informasi. Beberapa hasil penelitian membuktikan pentingnya peranan budaya
organisasi bagi keberhasilan sistem informasi akuntansi (Wisna, 2015; Xie, 2013; Susanto, 2017),
dimana budaya organisasi berpengaruh terhadap keberhasilan sistem informasi akuntansi.
Budaya juga mempengaruhi bagaimana langkah strategis suatu organisasi dapat dijalankan,
karena berdampak pada kualitas pengambilan keputusan manajer (Senkar & Luo, 2008). Adalah
pentingnya untuk mengidentifikasi budaya organisasi sebagai pengukur keberhasilan manajer dalam
mencapai target bidang yang menjadi tanggungjwabnya. Bahkan White (1988) mengungkapkan jika
kemampuan mengadopsi gaya pengambilan keputusan oleh manajer bergantung pada budaya
organisasi. Hasil penelitian dari Naz, Ilyas, & Rehman (2015) mampu membuktikan bahwa budaya
merupakan bagian penting dalam pengambilan keputusan yang organisasi.
Kemudian keberhasilan sistem informasi akuntansi mencapai tujuannya juga bergantung
kepada dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak. Keberhasilan penerapan sistem informasi
akuntansi tersebut membutuhkan dukungan manajemen puncak, diantaranya melalui ketersediaan
sumberdaya manusia, hardware, software dan dana (Laudon and Laudon, 2016). Dukungan
manajemen puncak diperlukan untuk menjamin tersedianya sumber daya dana, alat atau sumber daya
manusia sangat dibutuhkan oleh sistem informasi untuk menerapkan system tersebut. Beberapa hasil
penelitian terakhir membuktikan besarnya peranan dukungan manajemen puncak bagi keberhasilan
sistem informasi akuntansi (Petter, et al., 2013; Khan, et al., 2013; Shao, et al., 2015), dimana
disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak merupakan salah satu faktor yang secara konsisten
mempengaruhi kesuksesan sistem informasi.
Top manajer juga berperan menentukan karakteristik organisasi, menetapkan nilai-nilai dan
konsep-konsep organisasi yang sama, memanfaatkan peluang, mempromosikan inovasi, mengevaluasi
risiko, dan memimpin organisasi untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasinya. Berkenaan dengan
demikian maka diperlukan dukungan manajer puncak untuk mencapai tujuan organisasi dalam
implementasi sistem dan pengambilan keputusan organisasi yang tepat (Wu, et.al., 2017). Hasil
penelitian Wu et al., (2017) membuktikan bahwa dukungan manajemen puncak mempengaruhi
kualitas pengambilan keputusan manajer.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditampilkan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1) apakah
budaya organisasi berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi, 2) dukungan
manajemen puncak berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi, 3) apakah budaya
organisasi berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan, 4) dukungan manajemen puncak
berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan, dan 5) apakah kesuksesan sistem informasi
akuntansi berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan.
Penelitian ini dilakukan pada Organisasi Pemerintahan Daerah di Provinsi Riau Wilayah
Pesisir dengan tujuan untuk: 1) menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kesuksesan sistem
informasi akuntansi, 2) menguji pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kesuksesan sistem
informasi akuntansi, 3) menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas pengambilan
keputusan, 4) menguji pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kualitas pengambilan
keputusan, dan 5) menguji pengaruh kesuksesan sistem informasi akuntansi terhadap kualitas
pengambilan keputusan kepala/pimpinan Organisasi Pemerintahan Daerah.
2. Kerangka Teori dan Pengembangan Hipotesis
2.1. Budaya organisasi dan Kesuksesan sistem informasi akuntansi
Budaya organisasi merupakan sistem nilai, norma-norma, dan asumsi-asumsi bersama yang
memandu sikap dan perilaku dari anggota-anggota organisasi dan mempengaruhi cara mereka
memandang dan bereaksi terhadap lingkungan mereka (Griffin, Philips & Gully, 2020). Budaya
organisasi sebagai nilai-nilai dan asumsi bersama dalam sebuah organisasi akan menunjukkan apa
yang penting dan tidak penting dalam perusahaan, sehingga semua orang yang ada di dalam
organisasi tersebut menggunakan cara yang benar untuk melakukan sesuatu yang membedakan
organisasi mereka dengan organsasi lain (McShane & Glinow, 2018). Selain itu budaya organisasi
mejadi konsep bersama yang dipelajari setiap waktu yang mempengaruhi perilaku pekerja ditempat
kerja dan mempengaruhi hasil kerja pada berbagai tingkatan pada level pekerjaan dalam organisasi
(Kinicki, 2018).
Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat komponen atau subsistem yang saling
terkait secara terorganisir untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang berguna
untuk tujuan pengambilan keputusan (Fitrios et al., 2018). Keberhasilan pelaksanaan sebuah sistem
informasi akuntansi (SIA) digambarkan oleh penerapan sistem infomasi akuntansi yang sukses pada
bagian yang menjadi perhatian utama organisasi, digunakan oleh satu atau lebih pengguna yang
merasa puas dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya (Pairat, 2012). Keberhasilan sistem
informasi pada intinya diukur melalui elemen-elemen kunci, seperti kualitas sistem, kualitas
informasi, penggunaan, dan hasil (DeLone & McLean, 2016). Pada penelitian ini digunakan elemen
kualitas sistem dan kualitas informasi, sebagai pengukur keberhasilan sistem informasi akuntansi.
Kualitas sistem dapat dilihat melalui indikator, seperti: integrasi, keandalan dan fleksibiltas system,
sedangkan Kualitas informasi dapat dilihat dari relevansi, ketepatan waktu, dan keakuratan informasi.
Di dalam pengembangan dan penggunaan sistem informasi akuntansi, budaya memegang
peran yang semakin penting, karena nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, sikap dan kompetensi manusia
sangat menentukan untuk berjalannya strategi organisasi mencapai tujuannya (Pearlson & Sauders,
2013). Kemudian Hall (2011) menyatakan bahwa untuk sukses dalam implementasi sistem informasi,
maka semua bidang fungsional organisasi perlu melibatkan diri dalam menentukan budaya
perusahaan, dimana jika budaya perusahaan tidak mampu menerima perubahan yang diinginkan,
maka implementasi sistem informasi tidak akan berhasil. Demikian halnya Laudon and Laudon
(2016) mengungkapkan bahwa fitur dalam organisasi termasuk budaya organisasi akan
mempengaruhi jenis sistem informasi apa yang akan digunakan oleh suatu organisasi.
Beberapa penelitian terdahulu membuktikan akan pentingnya peranan budaya organisasi bagi
kesuskesan sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian Wisna (2015) menunjukkan bahwa budaya
organisasi merupakan factor penting dalam meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi. Hasil
penelitian lainnya, Xie (2013) juga menunjukkan bahwa budaya organisasi merupakan faktor penting
dalam meningkatkan keberhasilan dalam implementasi dan adaptasi sistem TI baru. Demikian halnya
hasil penelitian Susanto (2017) menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap
kualitas sistem informasi akuntansi pada Rumah Sakit di Provinsi Riau. Berdasarkan uraian teori-
teori dan hasil penelitian sebelumnya di atas dapat disimpulkan:
H1: Budaya organisasi berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi.
2.2. Budaya organisasi dan Kualitas pengambilan keputusan
Ivancevich, Konopaske & Matteson (2014) mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan
didefinisikan sebagai proses memilih tindakan tertentu yang berhubungan dengan masalah atau
peluang. Kualitas keputusan yang diambil manajer adalah tolok ukur dari efektivitas pekerjaan
mereka. Pengambilan keputusan menjadi rasional ketika proses pengambilan keputusan menggunakan
dasar logika yang merujuk pada penggunaan informasi yang relevan dan memilih tindakan yang
meminimalkan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas (Jain & Wu, 2014).
Budaya yang ada dalam organisasi dapat mempengaruhi bagaimana langkah strategis
organisasi yang dijalankan, sehingga berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan manajer
(Senkar & Luo, 2008). Selain itu Uttal (1983) mengidentifikasi pentingnya budaya sebagai pengukur
keberhasilan manajer, dimana keberhasilan manajer tersebut tergantung pada kejelasan budaya
organisasi dan strukturnya. Kemudian White (1988) menjelaskan bahwa adopsi gaya pengambilan
keputusan oleh manajer bergantung (dengan asumsi hal-hal lain konstan) pada budaya organisasi.
Hasil penelitian Naz, Ilyas, dan Rehman (2015) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara dimensi budaya dan pilihan gaya dalam proses pengambilan keputusan
manajer. Lebih jauh Naz, Ilyas, dan Rehman (2015) menjelaskan bahwa manager dengan budaya
berorientasi tugas lebih cenderung memilih gaya otokratis dan konsultatif Pseudo dalam gaya
pengambilan keputusan, sedangkan manajer budaya berorientasi pada orang sering menggunakan
gaya partisipatif dan delegatif, sehingga pengadopsian gaya pengambilan keputusan yang tepat dalam
budaya tertentu meningkatkan keberhasilan pekerjaan dan pengambilan keputusan yang efektif. Hasil
penelitian lainnya, Jalal (2017) menyimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan kepemimpinan
secara signifikan dipengaruhi oleh keragaman budaya organisasi. Demikian halnya hasil penelitian
Senkar & Luo (2008) menyimpulkan bahwa budaya dapat mempengaruhi bagaimana langkah
strategis dapat dipresentasikan dapat memengaruhi keputusan itu sendiri. Berdasarkan uraian teori-
teori dan hasil penelitian sebelumnya di atas dapat disimpulkan:
H2: Budaya organisasi berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan.
2.3. Puncak Dukungan manajemen puncak dan Kesuksesan sistem informasi akuntansi
Beberapa pakar mengungkapkan tentang dukungngan manajemen puncak, seperti Olson
(2015) menyatakan bahwa dukungan manajemen puncak dibutuhkan untuk menjamin tersedianya
sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya Langer (2011)
menyatakan dukungan manajemen puncak adalah penyediaan kebutuhan sistem informasi dari tingkat
eksekutif. Dengan dukungan manajemen puncak itu terlihat dari jaminan dan penyediaan sumber daya
yang diperlukan untuk menjamin organisasi mecapai tujuan yang diinginkan. Terkait dengan system
informasi akuntansi, maka dukungan manajemen puncak dapat merujuk kepada dukungan yang
diberikan oleh manajemen puncak untuk menyediakan semua sumber daya yang diperlukan dalam
pengoperasian sistem informasi akuntansi keuangan dengan baik (Darma et al., 2018).
Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kualitas sistem informasi akuntansi
keuangan. Proyek sistem informasi lebih besar kemungkinannya gagal ketika ada partisipasi
pengguna yang tidak memadai atau tidak tepat dalam proses pengembangan sistem, kurangnya
dukungan manajemen, dan manajemen yang buruk dari proses implementasi (Laudon and Laudon,
2016). Lebih jauh diungkapkan oleh Stair & Reynolds (2016) bahwa penerapan sistem informasi
perusahaan membutuhkan banyak dukungan manajemen puncak. Penerapan sistem informasi
akuntansi membutuhkan banyak sumber daya, diantaranya: sumberdaya manusia, hardware, software
dan dana, maka diperlukan dukungan manajemen untuk memastikan bahwa sistem informasi
menerima dana dan sumber daya yang cukup untuk kesuksesannya (Laudon and Laudon, 2016). Oleh
karena itu untuk memaksimalkan keberhasilan sistem informasi diperlukan dukungan manajemen
puncak (Bocij, et al., 2015).
Beberapa hasil penelitian membuktikan pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap
kesuksesan sistem informasi akuntansi, diantaranya: Petter, et al. (2013) membuktikan bahwa salah
satu faktor yang secara konsisten ditemukan mempengaruhi kesuksesan sistem informasi yaitu
dukungan manajemen puncak. Demikian halnya Khan, et al. (2013) menemukan bukti bahwa
dukungan manajemen puncak berpengaruh kuat terhadap beroperasinya sistem informasi.
Selanjutnya. Shao, et al. (2015) telah membuktikan bahwa dukungan manajemen puncak sebagai satu
faktor yang sangat penting bagi kesuksesan sistem informasi perusahaan.Berdasarkan uraian teori-
teori dan hasil penelitian sebelumnya di atas dapat disimpulkan:
H3: Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi.
2.4. Dukungan Manajemen Puncak dan Kualitas pengambilan keputusan
Dukungan manajemen puncak, termasuk dukungan filosofis dan dukungan dalam hal staf
serta fasilitas lainnya dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan dari suatu program kerja tertentu
(Konopaske, Ivancevich, & Matteson, 2018). Hal senada dikemukakan oleh Garson (2007) bahwa
ketidaktersediaan sumber daya atau panduan yang memadai atas suatu proyek akan menyebabkan
proyek menyimpang dari tujuan awal yang tetap ditetapkan atau kualitas keputusan menjadi buruk,
sehingga diperlukan dukungan manajemen puncak. Dukungan manajemen dalam proyek sistem
informasi terlihat melalui ketersediaan dana dan sumber daya yang cukup untuk mendisain dan
menerapkan sistem informasi guna menghasilkan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan
(Laudon and Laudon, 2016). Kualitas pengambilan keputusan akan menjadi lebih baik karena tersedia
informasi yang diperlukan.
Hasil penelitian Wu et al., (2017) menunjukkan bahwa dukungan manajemen puncak
mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan manajer. Demikian halnya hasil penelitian Kauer,
Waldeck, & Schaffer (2007), juga menunjukkan dukungan manajemen puncak melalui faktor-faktor
kepribadian, seperti fleksibilitas, motivasi pencapaian, kemampuan jaringan, dan orientasi tindakan
memiliki dampak yang lebih jelas pada kecepatan pengambilan keputusan. Sehingga berdasarkan
uraian teori-teori dan hasil penelitian sebelumnya di atas dapat disimpulkan:
H4: Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan.
2.5. Kesuksesan sistem informasi akuntansi dan Kualitas pengambilan keputusan
Sistem informasi akuntansi telah tumbuh menjadi alat strategis yang kuat untuk mendukung
pengambilan keputusan manajemen puncak (Mancini, Vaassen, & Dameri, 2013). Agar suatu
organisasi berhasil dalam bisnisnya, saat ini tidak dapat lagi menggunakan pendekatan “cook books”
untuk pengambilan keputusan, tetapi organisasi/perusahaan memerlukan sistem informasi yang
memiliki formasi yang mendukung beragam informasi dan kebutuhan pengambilan keputusan dalam
operasi mereka (Xu & Quaddus, 2013). Keputusan yang berkualitas tinggi memerlukan informasi
berkualitas tinggi pula, hal ini terlihat dari dimensi kualitas informasi yang mempengaruhi kualitas
keputusan, seperti tepat waktu, akurat, lengkap dan relevan. Apabila output dari sistem informasi
tidak memenuhi kriteria kualitas dimaksud, maka pengambilan keputusan akan menjadi buruk
(Laudon and Laudon, 2016). Lebih jauh Laudon and Laudon (2016) mengemukakan bahwa ketika
database perusahaan dan file memiliki berbagai tingkat ketidaktepatan dan ketidaklengkapan, maka
kualitas pengambilan keputusan akan menurun.
Hasil penelitian Eveline (2016) menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dapat
menghasilkan informasi keuangan yang berkualitas. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Kunath
(2019) yang mengatakan bahwa sistem informasi yang berkualitas menyediakan informasi yang
mendukung keputusan, dimana terdapat sistem informasi yang ada bersesuaian dengan sistem ERP
focus yang digunakan untuk mendukung keputusan manajer pesanan dalam menetukan strategi
pengiriman produk yang tepat. Hasil penelitian literatur Al-Mamary, Shamsudin, & Aziati (2014)
menyimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap sistem informasi.
Selanjutnya hasil penelitian Adebayo, et.al., (2013) menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
merupakan alat yang diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Demikian hanya hasil
penelitian Huang, Huang & Chu (2019) juga menunjukkan besarnya peranan kualitas system
informasi membantu menghasilkan keputusan yang cepat dan efektif. Berdasarkan uraian teori-teori
dan hasil penelitian sebelumnya di atas dapat disimpulkan:
H5: Kesuksesan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan.
Gambar 1: Model Penelitian
3. Metode Penelitian
3.1 . Rancangan penelitian
Pembuktian hipotesis dan fenomena dilakukan pada OPD-OPD Kota/Kabupaten Wilayah
Pesisir di Provinsi Riau. Unit analisis penelitian ini adalah unit keuangan dari OP-OPD tersebut,
dimana kegiatan proses penyusunan informasi keuangan diselenggarakan. Sedangkan yang menjadi
unit observasi penelitian adalah kepala biro/manajer akuntansi dan keuangan, kepala bagian akuntansi
dan keuangan, kepala subbagian akuntansi dan staf penyusun laporan keuangan. Penelitian ini
menggunakan data primer untuk dianalisis dengan maksud untuk mengetahui pengaruh budaya
organisasi, dukungan manajemen puncak terhadap kesuksesan system informasi akuntansi dan
kualitas pengambilan peputusan. Alat pengumpulan data primer adalah kuisoner yang ditujukan
kepada unit keuangan yang terpilih berdasarkan sampel.
Jumlah populasi penelitian sebanyak 140 unit keuangan dari OPD Kota/Kabupaten Wilayah
Pesisir di Provinsi Riau. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian, digunakan rumus Slovin,
sehingga diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 104 unit keuangan. Pemilihan sampel
menggunakan teknik proporsionate stratified random sampling. Alokasi sampling dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1
Proporsi Jumlah Sampel Minimal
No Prov/Kota/Kabupaten Populasi Sampel
1 Kota Dumai 29 22
2 Kabupaten Bengkalis 32 24
3 Kabupaten Rokan Hilir 26 19
4 Kabupaten Siak 30 22
5 Kabupaten Meranti 23 17
Jumlah 140 104
Sumber data: Hasil olahan
3.2. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah Operasionalisasi Variabel penelitian yang terangkum di dalam table
Tabel 2
Operasional Variabel Variabel Dimensi Indikator Skala
Dukungan Manajemen Puncak (X)
Dukungan manajemen dimaksudkan untuk
memastikan bahwa sistem informasi
menerima dana dan sumber daya yang
cukup untuk kesuksesannya (Laudon and
Laudon, 2016; Bocij et al, 2015; Darma,
2018).
Penyediaan Sumber daya
manusia yang dibutuhkan Manajer
pendukung teknis
1-5
Penyediaan perangkat keras
yang dibutuhkan perangkat keras komputer
jaringan komunikasi
Penyediaan perangkat lunak
yang dibutuhkan perangkat lunak sistem
operasi
perangkat lunak aplikasi
Penyediaan dana yang
dibutuhkan
anggaran untuk
pemeliharaan
anggaran untuk penggantian
Budaya Organisasi (X)
budaya organisasi merupakan nilai-nilai
dan asumsi yang dibagikan dalam sebuah
organisasi yang digunakan untuk
mengarahkan semua orang diorganisasi ke
arah cara yang benar dalam melakukan
sesuatu (McShane & Glinow, 2018)
Innovation Eksperimen
Berani mengambil resiko
1-5
Outcome Orientation Berorientasi kepada tindakan
Berorientasi kepada hasil
Stability
(McShane & Glinow, 2018)
Kegiatan organisasi
menekankan
dipertahankannya status quo dalam perbandingannya
dengan pertumbuhan
Berorientasi kepada aturan
Kesuksesan Sistem Informasi Akuntansi
(Y)
sebagai penerapan sistem infomasi akuntansi yang sukses di bagian yang
menjadi perhatian utama organisasi,
Kualitas sistem
(DeLone & McLean, 2016)
Keandalan (Reliability)
Fleksibel (Flexibility)
Integrasi (Intergration)
Ketersediaan (Availability)
Waktu Tanggap (Respon
time)
1-5
Variabel Dimensi Indikator Skala
digunakan oleh satu atau lebih pengguna
yang merasa puas dan akan meningkatkan
kuliatas kinerjanya (Pairat, 2012).
Kualitas informasi
(Laudon & Laudon, 2016)
Akurat
Tepat waktu
Relevan
Kualitas Pengambilan Keputusan (Z)
proses kunci di tingkat individu dan
kelompok / tim, dan itu dipengaruhi oleh
sejumlah faktor orang seperti intuisi, gaya
pengambilan keputusan, kepribadian, dan
kemanjuran diri (Kinicki, 2018).
Intuisi Mengurangi waktu 1-5
Intuisi
Pengalaman
Rasional Fakta
Wewenang
Rasional
3.3. Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan teknikpengumpulan berupa kuesioner. Daftar pertanyaan yang
diajukan secara tertulis telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab oleh responden. Item-item
pertanyaan dalam kuisoner didasarkan pada indikitor-indikator yang ditemukan pada saat
pengembangan teori. Kuisoner tersebut diajukan kepada responden dengan cara diantar langsung,
menggunakan jasa pos, dan melalui e-mail. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert, yaitu skala interval yang secara khusus menggunakan lima pilihan (Sekaran,
2013), selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
3.4. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis verifikatif. Analisis
deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran karakteristik dari variabel dukungan
manajemen puncak, budaya organisasi, kesuksesan system informasi akuntansi, dan kualitas
pengambilan keputusan. Hasil ini dapat digunakan untuk membuktikan fenomena dan mendukung
analisis hasil. Kemudian analisis ferifikatif menggunakan analisis pemodelan persamaan structural
(structural equationn modelling) berbasis varians dengan menggunakan software Smart PLS. SEM
digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis dalam penelitian, karena SEM
merupakan teknik analisis untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal antara dukungan budaya
organisasi dan manajemen puncak dengan kesuksesan SIA dan kualitas pengambilan keputusan.
Model pengukuran dan model strukturan yang dihasilkan pada penelitian ini berasal dari konstruksi
teori yang dibangun sebelumnya.
Evaluasi model struktural atau outer model dilakukan untuk melihat signifikansi hubungan
antar konstrak, melalui:
a) Untuk menilai signifikansi path coefficient dilihat dari nilai t test (critical ratio) yang
diperoleh dari proses bootstarpping (resampling method). Nilai-nilai kritis untuk two-tailed
(uji dua pihak) 1,65 (tingkat signifikansi 10%), 1,96 (tingkat signifikansi 5%), dan 2,57
(tingkat signifikansi 1%) (Hair, et al, 2014).
b) Nilai R2 menunjukkan besar variabilitas variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh
variabel eksogen. Semakin besar nilai R2 maka semakin baik model yang dibangun. Dalam
penelitian social nilai R2 sebesar 0,75 dikategorikan sebagai substantial, 0,50 sebagai
moderate, dan 0,25 dikategorikan weak (Hair, 2014).
Hasil pengujian hipotesis yang diperoleh pada phase evaluasi model struktural selanjutnya
diinterpretasikan. Variabel eksogen pada penelitian ini adalah budaya organisasi dan dukungan
manajemen puncak, sedangkan variable endogen adalah kesuksesan sistem informasi akuntansi dan
kualitas pengambilan keputusan.
Ada 4 (empat) hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini, yaitu :
1) Pengujian Hipotesis 1
H0 :12= 0 budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi
akuntansi.
H1 :12 ≠ 0 budaya organisasi berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi.
2) Pengujian Hipotesis 2
H0 :11= 0 budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan.
H1 :11 ≠ 0 budaya organisasi berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan
3) Pengujian Hipotesis 3
H0 : β21 = 0 dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kesuksesan sistem
informasi akuntansi.
H1 : β21 ± 0 dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kesuksesan sistem
informasi akuntansi.
4) Pengujian Hipotesis 4
H0 :13= 0 dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kualitas
Hasil evaluasi pada Tabel 8, R Square menunjukkan bahwa nilai R Square Kesuksesan SIA
sebesar 0,435. Hasil menunjukkan bahwa konstruks Budaya Organisasi dan Dukungan Manajemen
Puncak mampu menjelaskan Kesuksesan SIA sebesar 43,5%, sedangkan sisanya sebesar 56,5%
dijelaskan oleh variable lain. Selanjutnya variable Kesuksesan SIA mampu menjelaskan Kualitas
Pengambilan Keputusan sebesar 48,4%, sedangkan sisanya sebesar 51,6% dijelaskan oleh variabel
lain. Kategori untuk hasil R Square berada di atas 0,25 – 0,50, dan terkategori sebagai moderate (Hair,
2014).
Uji hipotesis dimaksudkan untuk menentukan pengaruh Budaya Organisasi dan Dukungan
Manajemen Puncak terhadap Kesuksesan SIA dan pengaruh Kesuksesan SIA terhadap Kualitas
Pengambilan Keputusan. Hasil uji hipotesis pada Tabel 5 menunjukkan bahwa t statistic dari Budaya
Organisasi ke kesuksesan SIA menghasilkan nilai 3,389 lebih besar 1,96 dengan P value 0,001 lebih
kecil dari 0,05, dan nilai path coefficient sebesar 0,436. Hasil ini membuktikan bahwa Budaya
Organisasi berpengaruh secara positif terhadap Kesuksesan Sistem Informasi Akuntansi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wisna (2015), Xie (2013) dan Susanto
(2017), serta menunjukkan bahwa budaya organisasi merupakan factor penting dalam meningkatkan
kualitas sistem informasi akuntansi. Hal ini dikarenakan budaya memegang peran yang semakin
penting dalam pengembangan sistem informasi dan penggunaannya, karena nilai-nilai, kebiasaan-
kebiasaan, sikap dan kompetensi manusia menentukan untuk berjalannya strategi organisasi (Pearlson
& Sauders, 2013). Hall (2011) menyatakan bahwa untuk sukses dalam implementasi sistem informasi,
maka semua bidang fungsional organisasi perlu melibatkan diri dalam menentukan budaya
perusahaan, dimana jika budaya perusahaan tidak mampu menerima perubahan yang diinginkan,
maka implementasi sistem informasi tidak akan berhasil. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa Budaya organisasi dengan karakteristik inovasi, berorientasi hasil, dan
memiliki stabilitas mampu meningkatkan Kesuksesan Sistem informasi akuntansi pada OPD-OPD
Kota/Kabupaten di Pemerintahan Provinsi Riau.
Nilai t statistic dari budaya organisasi ke kualitas pengambilan keputusan menunjukkan nilai
3,862 lebih besar dari 1,96 dengan P value lebih 0,000 kecil dari 0,05, dan nilai path coefficient
sebesar 0,463. Hasil ini menunjukkan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh secara positif terhadap
Kualitas Pengambilan Keputusan. Hasil penelitian mendukung pernyataan Senkar & Luo (2008) yang
mengemukakan bahwa budaya dapat mempengaruhi bagaimana langkah strategis organisasi
dijalankan, sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan manajer. Hasil ini kuga
memperkuat pernyataan White (1988) yang menjelaskan bahwa adopsi gaya pengambilan keputusan
oleh manajer bergantung (dengan asumsi hal-hal lain konstan) pada budaya organisasi. Hasil
penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Naz, Ilyas, dan Rehman (2015) dan
Jalal (2017).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Budaya organisasi yang memiliki
karakteristik inovasi, berorientasi hasil, dan memiliki stabilitas memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap Kualitas pengambilan keputusan.
Selanjutnya t statistic dari Dukungan Manajemen Puncak ke kesuksesan SIA menunjukkan
nilai 3,464 lebih besar 1,96 dengan P value 0,001 lebih kecil dari 0,05, dan nilai path coefficient
sebesar 0,377. Hasil ini membuktikan bahwa Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh terhadap
kualitas system informasi akuntansi. Pengujian hipotesis penelitian juga membuktikan bahwa variable
Dukungan manajemen puncak berpengaruh secara signifikan terhadap Kesuksesan sistem informasi
akuntansi. Hasil ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Laudon & Laudon (2016) dan Stair &
Reynolds (2016) bahwa dalam mengembangkan proyek sistem informasi pada suatu organisasi
dibutuhkan dukungan yang besar dari manajemen puncak. Karena dengan adanya dukungan
manajemen puncak maka ketersediaan fasilitas dalam mengembangkan sistem informasi juga lebih
besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petter et al (2013),
Khan et al (2013), dan Shao et al (2015). Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa Dukungan manajemen yang memiliki karakteristik mampu menyediakan
sumberdaya manusia, perangkat keras, perangkat lunak serta dana yang dibutuhakan, maka dukungan
tersebut dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Kesuksesan Sistem informasi
akuntansi.
Kemudian t statistic dari dukungan manajemen puncak ke kualitas pengambilan keputusan
menunjukkan nilai 8,805 lebih besar dari 1,96 dengan P value lebih 0,005 kecil dari 0,05, dan nilai
path coefficient sebesar 0,280. Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan manajemen puncak
berpengaruh secara positif terhadap kualitas pengambilan keputusan. Besar pengaruh budaya
organisasi terhadap kualitas pengambilan keputusan ditentukan oleh besar nilai dari Path Coefficient
yaitu 0,307 atau 9,42%. Hasil penelitian mendukung pernyataan Konopaske, Ivancevich, & Matteson
(2018) yang mengemukakan bahwa Dukungan manajemen puncak, termasuk dukungan filosofis dan
dukungan dalam hal staf serta fasilitas lainnya dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan dari suatu
program kerja tertentu. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wu et al.,
(2017) dan Kauer, Waldeck, & Schaffer (2007).
Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Dukungan
manajemen yang memiliki karakteristik mampu menyediakan sumberdaya manusia, perangkat keras,
perangkat lunak serta dana yang dibutuhakan, maka dukungan tersebut dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kualitas pengambilan keputusan.
Sebaliknya t statistic dari Kesuksesan Sistem Informasi Akuntansi ke kualitas pengambilan
keputusan menunjukkan nilai 0,594 lebih kecil dari 1,96 dengan P value 0,553 lebih besar dari 0,05
dengan besaran nilai Path Coefficient sebesar 0,119. Hasil ini menunjukkan bahwa Kesuksesan
Sistem Informasi Akuntansi tidak berpengaruh Kualitas Pengambilan Keputusan. Dan hasil penelitian
ini menunjukkan teori yang dinyatakan Laudon and Laudon (2016) bahwa kesuksesan sistem
informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan tidak berlaku pada OPD-
OPD Kota/kabupaten di Provinsi Riau.
Rausch & Anderson (2011) mengembangkan delapan pedoman yang harus dipertimbangkan
saat membuat keputusan penting pada suatu organisasi, yaitu: 1) Komunikasi; 2) Partisipasi yang
tepat; 3) Penilaian dan pengembangan kompetensi; 4) Menjamin kepuasan yang memadai; 5)
Menetapkan tujuan/sasaran dan usaha menuju pencapaiannya; 6) Menjamin koordinasi, mendorong
kerjasama, mencegah dan menyelesaikan konflik; 7) Bekerja dengan norma-norma termasuk yang
berkaitan dengan etika, keragaman, dan keadilan organisasi; 8) Tinjauan proyek dan kinerja yang adil
dan komprehensif, serta evaluasi kinerja.
Banyaknya teori yang mengemukakan mengenai proses pengambilan keputusan di lingkungan
organisasi pemerintahan, termasuk lingkungan politik. Sektor Pemerintahan memiliki lingkungan
organisasi bersifat politis dalam Pengambilan Keputusan pada setiap OPD di Pemerintah Daerah.
Seperti yang dinyatakan oleh Boyle di dalam Ngah et al (2015) bahwa kelas sosial antara legislative
dan eksekutif telah mengubah gaya pengambilan keputusan pemerintahan bahwa anggota legislative
terpilih adalah untuk membuat keputusan, sementara pejabat menerapkannya. Selain itu, Aucoin
(2005) mengatakan pengambilan keputusan dalam pemerintahan adalah proses di mana bukti, baik
dari penelitian sistematis maupun pengalaman praktis, bercampur dengan interaksi yang kompleks
antara ide, kepentingan, ideologi, institusi, dan individu. Beberapa faktor inilah yang menjadi penentu
keputusan di tingkat politik dan administrasi. Pada waktu yang berbeda dan di bawah rezim yang
berbeda, proses pengambilan keputusan akan disusun dan dikelola dengan cara yang berbeda pula.
5. Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan
5.1. Kesimpulan
Budaya organisasi berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi. Belum
suksesnya penerapan sistem informasi akuntansi pada OPD-OPD Kota/Kabupaten di Provinsi Riau
disebabkan karena pemanfaatan budaya untuk memperkuat organisasi tersebut belum maksimal.
Pemanfaatan budaya organisasi yang tepat melalui inovasi, orientasi outcome dan stabilitas kerja akan
mensukseskan penerapan Sistem Informasi Akuntansi OPD-OPD Kota/Kabupaten di Provinsi Riau.
Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi akuntansi.
Belum suksesnya penerapan sistem informasi akuntansi pada OPD-OPD Kota/Kabupaten di Provinsi
Riau disebabkan karena masih kurangnya dukungan penyediaan sumber daya dari manajemen
puncak. Peningkatan dukungan manajemen puncak melalui penyediaan sumber daya akan
meningkatkan keberhasilan system informasi akuntansi pada OPD-OPD Kota/Kabupaten di Provinsi
Riau.
Budaya organisasi berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan. Pemanfaatan
budaya organisasi yang tepat melalui inovasi, orientasi outcome dan stabilitas kerja akan memperkuat
kualitas pengambilan keputusan OPD-OPD Kota/Kabupaten di Provinsi Riau. Dukungan manajemen
puncak berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan. Peningkatan dukungan manajemen
puncak melalui penyediaan sumber daya akan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada
OPD-OPD Kota/Kabupaten di Provinsi Riau.
Kesuksesan sistem informasi akuntansi tidak memberikan pengaruh pada kualitas
pengambilan keputusan. Penerapan budaya organisasi yang tepat pada OPD-OPD melalui inovasi,
orientasi outcome dan stabilitas kerja akan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
manajemen. Peningkatan dukungan manajemen puncak melalui penyediaan sumber daya akan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan manajemen OPD-OPD Pemerintah Kota/kabupaten di
Provinsi Riau.
5.2. Implikasi
Hasil penelitian ini berimplikasi bahwa untuk meningkatkan keberhasilan system informasi akuntansi
penting mempertimbangkan factor dukungan manajemen puncak melalui penyediaan sumber daya,
seperti, sumber daya manusia yang kompeten, penyediaan asset pendukung penerapan system,
termasuk ketersediaan dana untuk pemeliharaan dan pengambangan system informasi akuntansi.
Selain itu keberhasilan sistem informasi akuntansi juga perlu memperhatikan aspek budaya pada
organisasi yang seharusnya mendukung penerapan system informasi akuntansi tersebut. Kemampuan
sumber daya manusia berinovasi dalam berkarya, penerapan budaya yang berorientasi out come dan
menciptakan stabiltas kerja pada lingkungan kerja. Untuk peningkatan kualitas pengambilan
keputusan manajemen pada OPD-OPD seharusnya memperhatikan aspek dukungan manajemen
puncak dan budaya organisasi yang bernilai, mengingat kesuksesasan system infomasi akuntansi
melalui kualitas system dan kualitas informasi yang dihasilkan tidak cukup berpengaruh untuk
pengambilan keputusan yag berkualitas.
5.3. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam jumlah populasi karena hanya mengikut serta OPD-OPD
Kota/Kabupaten yang berada di wilayah Pesisir Provinsi Riau, sehingga tidak mewakili OPD-OPD
Kota/Kabupaten Provinsi Riau seutuhnya. Penelitian dibatasi oleh waktu yang terbatas, sehingga
proses wawancara dengan maksud untuk memperkuat dan menambah keyakinan atas jawaban yang
diberikan untuk responden penting hanya dapat dilakukan untuk beberapa responden saja.
Daftar Pustaka
Adebayo, M., Idowu, K.A., Yusuf, B., and Bolarinwa, S.A. (2013). Accounting Information System as an Aid to
Decision Making In Food and Beverages Companies in Nigeria, Australian Journal of Business and
Management Research, Vol.3 No.09 [26-33] | December-2013 Al-Mamary, Y. H., Shamsuddin, A., and Abdul Hamid, N. A. (2014). Factors affecting successful adoption of
management information systems in organizations towards enhancing organizational performance.
American Journal of Systems and Software, 2(5), 121-126.
Aucoin, Peter. (2005). Decision-Making in Government: The Role of Program Evaluation. Discussion papper
diakses pada https://www.tbs-sct.gc.ca/cee/tools-outils/aucoin-
Jain, L.C., and Wu, X.. (2014). Advanced Information and Knowledge Processing, Information Processing with
Evolutionary Algorithms: From Industrial Applications to Academic Speculations, Springer-Verlag
London.
Jalal, A. (2017). Impacts of Organizational Culture on Leadership’s Decision- Making. Journal of Advances in
Management Sciences & Information Systems, 3, bll 1– Kauer, D., Waldeck, T.C.P., and Schaffer, U.. (2007). Effects of top management team characteristics on
strategic decision making Shifting attention to team member personalities and mediating processes.
Management Decision, Vol. 45 No. 6, 2007 pp. 942-967, DOI 10.1108/00251740710762017
Khan Shaji A; Albert L. Lederer and Dinesh A. Mirchandani. (2013). Top Management Support, Collective
Mindfulness, and Information Systems Performance. Journal of International Technology and
Information Management. Volume 22, Number 1 pp.95-122
Kinicki, Angelo and Mel Fugate. (2018). Organizational Behavior: a Practical, Problem-Solving Approach.
Second Edition. New York, NY : McGraw-Hill Education
Konopaske, R., Ivancevich, J.M., and Matteson, M.T.. (2018). Organizational Behavor and Management,
Eleven Edition, McGraw-Hill Education, New York.
Kunath, W., and Winkler, H. (2019). Usability of Information Systems to Support Decision Making in the Order Management Process, Procedia CIRP (2019) 322-327, 52nd CIRP Cenference on Manufacturing
Systems, DOI: 10.1016/j.procir.2019.03.06
Langer, Arthur M. (2011). Information Technology and Organizational. Second Edition. United State of
America. Taylor & Prancis Group
Laudon, Kenneth C and Laudon, J.P.. (2016). Management Information System: Managing the Digital Firm,
Mancini, D., Vaassen, D.H.J., and Dameri, P.R.P.. (2013). Accounting Information Systems for Decision
Making, Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
McShane, Steven L., Glinow, and Mary Ann Von. (2018). Organizational Behaviour, Emerging Knowledge and
Practice for the Real World, Eighth Edition, McGraw-Hill Education.
Naz, S., Ilyas, M., and Rehm, C.A.. (2015). Impact of Organizational Culture on Decision Making Style,
Empirical Finding of Textile Industry in Pakistan, Sci.Int.(Lahore),27(1),431-438, ISSN 1013-5316. Ngah, K., Zakaria, Z., Mustaffa, J., Noordin, N., and Sawal, M. Z. H. M. (2012). The process of decision-
making among councillors at local government level: A case study at Kuantan Municipal Council. In
2012 IEEE Symposium on Business, Engineering and Industrial Applications (pp. 420-424). IEEE.
Olson, David. (2015). Information System Project Manajemen. New York: Business Expert LLC.
Pairat and Pornpandejwittaya. (2012). Effectiveness of AIS: Effect on Performance of Thai-Listed Firms In
Thailand. International Journal Of Business Research, July, 2012. Vol 12 Issue 3.
Pearlson, K.E., Saunders, C.S., & Galletta, D.F. (2016). Managing and Using Information Systems A Strategic
Approach. 6th edition. Jhon Wiley & Son, Inc.
Rausch, E., and Anderson, C., (2011). Enhancing decisions with criteria for quality. Management Decision,
Vol. 49 Iss 5 pp. 722 – 733. Link: http://dx.doi.org/10.1108/00251741111130814
Rikit, Tulus Budhisatria. (2018). Meski dapat Predikat WTP, namun BPK Titip Pekerjaan Rumah ini pada Pemko, https://pekanbaru.tribunnews.com/2018/ 06/05/meski-dapat-predikat-wtp-namun-bpk-titip-
pekerjaan-rumah-ini-pada-pemko-pekanbaru
Sadikin, Dikdik. (2017). Seluruh Kota-Kabupaten Di Riau Diharapkan Terapkan Simda,