Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak
dapat menentukan jumlahnya (QS 16:18).KESULITAN BELAJAR PADA
ANAK
KESULITAN BELAJAR PADA ANAK
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah,
tentunya tidak jarang harus menangani anak-anak yang mengalami
kesulitan dalam belajar. Anak-anak yang sepertinya sulit sekali
menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta
berhitung. Hal ini terkadang membuat guru menjadi frustasi
memikirkan bagaimana menghadapi anak-anak seperti ini. Demikian
juga para orang tua yang memiliki anak-anak yang memiliki kesulitan
dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi anak yang pandai,
mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka
ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan dalam
belajar. Tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang
diterima anak yang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan
guru yang tidak mengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka
memberikan cap kepada anak mereka sebagai anak yang tidak mengerti,
tidak bisa ataupun gagal.Anak yang mengalami kesulitan belajar
adalah anak yang memiliki ganguan satu atau lebih dari proses dasar
yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan,
gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan
yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja atau menghitung.Batasan tersebut meliputi
kondisi-kondisi seperti gangguan perceptual, luka pada otak,
diseleksia dan afasia perkembangan. Kesulitan belajar siswa
ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil
belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun
fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi
belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.Perbedaan
individu siswa menyebabkan masalah kesulitan belajar siswa juga
berbeda-beda antar siswa satu dengan siswa lainnya. Akibatnya,
menjadi tidak mudah untuk menetapkan secara akurat masalah mereka
yang sebenarnya. Namun demikian, masalah kesulitan belajar ini
sangat menarik perhatian tidak hanya para ahli pendidikan, tetapi
jugapara ahli dari berbagai bidang. Seperti psikiater, ahli saraf,
dokter anak, dokter spesialis mata dan telinga, juga ahli bahasa .
Mereka setelah melihat masalah kesulitan belajar ini dari sudut
yang berbeda-beda, akhirnya secara umum sampai pada suatu
kesimpulan bahwa ada dua faktor penyebab anak mengalami kesulitan
belajar, yaitu faktor penyakit dan faktor perilaku. Masalah
kelambanan atau kesulitan belajar juga dapat diselidiki dari aspek
penguasaan pelajaran dan aspek pertumbuhan fisik. Dari aspek
penguasaan pelajaran, kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Pada umumnya bila
terdapat perbedaan yang signifikan antarakemampuan belajar dan
hasil belajar, dapat disimpulkan anak tersebut mengalami kelambanan
belajar. Sedangkan dari aspek pertumbuhan fisik dapat dilihat dari
hambatan berbicara, berpikir, mengingat dan hambatan fungsi indera.
Hambatan berbicara merupakan hambatan belajar yang sering terdapat
pada anak prasekolah. Sedangkan masalah hambatan dalam berpikir
terlihat dari anak yang mengalami kesulitan dalam membentuk konsep,
mengaitkan apa yang dipikirkan, dan memecahkan masalahnya.Anak yang
mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki ganguan satu
atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan
bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan
diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan,
berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau
menghitung.Batasan tersebut meliputi kondisi-kondisi seperti
gangguan perceptual, luka pada otak, diseleksia dan afasia
perkembangan. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita
dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka
ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya dengan
lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain
tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami
berbagai kesulitan.Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat
bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada
akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada
di bawah semestinya.Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian
yang luas, diantaranya learning disorder, learning disfunction,
underachiever; slow learner, dan Slearning diasbilities. Di bawah
ini akan dijelaskan dari masing-masing pengertian tersebut.1.
Learning Disorder (kekacauan belajar) Adalah keadaan dimana proses
belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu
atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan,
sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah
raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan
mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan
lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction Merupakan gejala dimana proses belajar
yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun
sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas
mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya.
Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan
sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah
dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai
permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever Yaitu yang mengacu kepada siswa yang
sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di
atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh :
siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat
kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 140), namun prestasi
belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner (lambat belajar) Adalah siswa yang lambat dalam
proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities Ketidakmampuan belajar mengacu pada
gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar,
sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.Dari sedikit
penjelasan diatas, dirasakan bahwa orangtua perlu mengetahui bentuk
kesulitan belajar yang dialami oleh putra/puteri mereka agar lebih
mengerti bentuk kesulitan yang putera/puteri mereka hadapi. Banyak
orangtua yang juga bertanya dan bingung tentang pendidikan dan
prestasi belajar anak, baik di sekolah maupun dirumah.Bahkan
belajar menjadi 4 golongan masalah yang biasanya terjadi pada anak
kita. Pada dasarnya seorang anak memiliki 4 masalah besar yang
tampak jelas di mata orang tuanya dalam kehidupannya yaitu:1. Out
of Law / Tidak taat aturan (seperti misalnya, susah belajar, susah
menjalankan perintah, dsb)2. Bad Habit / Kebiasaan jelek (misalnya,
suka jajan, suka merengek, suka mengambek, dsb.)3. Maladjustment /
Penyimpangan perilaku4. Pause Playing Delay / Masa bermain yang
tertunda.
Perlu diketahui juga, awalnya banyak pendapat yang menyatakan
keberhasilan anak dan pendidikan anak sangat tergantung pada IQ
(intelligence quotient). Namun memasuki dekade 90-an pendapat itu
mulai berubah. Daniel Goleman mengungkapkan bahwa keberhasilan anak
sangat tergantung pada kecerdasan emosional (emotional
intelligence) yang dimiliki. Jadi IQ bukanlah satu satunya yang
mempengaruhi keberhasilan anak, masih ada emotional intelligence
yang juga perlu diperhatikan.Ini adalah kemampuan lebih yang
dimiliki seseorang dalam memotivasi, ketahanan dalam menghadapi
kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasaan serta mengatur
keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat
menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasaan, dan
mengatur suasana hati.Dari berbagai penjelasan diatas, tentu banyak
sekali tugas kita sebagai orangtua dalam mendidik anak kita baik
mulai dari masa kecil mereka maupun hingga besar nantinya. Semua
adalah tanggung jawab yang mulia, sebagaimana anak adalah karunia
dan titipan tuhan kepada kita. Maka dari itu kita lah yang harus
merawat dan memperhatikan perkembangan mereka, dan akhirnya kita
pula yang akan tersenyum bahagia melihat perkembangan mereka.
Marilah kita memulai belajar mengenali dan mendidik anak mulai dari
sekarang.
A. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan BelajarBerdasarkan
penelitian yang telah dilakukan para ahli yang menaruh perhatian
terhadap masalah kesulitan belajar, ditemukan sejumlah faktor
penyebabnya, yaitu:a. Faktor intern (faktor dari dalam diri anak
itu sendiri ) yang meliputi:1). Faktor fisiologiFaktor fisiologi
adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang
sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga
proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak
sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan
karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar
adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh
yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta
gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta,
tuli, bisu, dan lain sebagainya.
2). Faktor psikologisFaktor psikologis adalah berbagai hal yang
berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam
belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan
sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga
termasuk dalam factor psikologis ini adalah intelligensi yang
dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 140), atau
genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran
dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 110)
tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun pencapaiannya
tidak tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 atau
dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam
masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu
mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain
IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah
kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan
mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.
b. Faktor ekstern (faktor dari luar anak) meliputi:1).
Faktor-faktor sosialYaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak
oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan
perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang
cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan
perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak,
apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini
tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.2).
Faktor-faktor non- sosialFaktor-faktor non-sosial yang dapat
menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah faktor
guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat
belajar, serta kurikulum.
Dari beberapa faktor yang disebutkan di atas, ada beberapa lagi
faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah kesulitan belajar
yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba memahami permasalahan
ini secara lebih khusus, diantaranya:1. Faktor KeturunanWalaupun
tidak sepenuhnya faktor keturunan berpengaruh terhadap kesulitan
belajar, tapi juga tidak sedikit orang yang dalam satu garis
keturunan memiliki kemampuan untuk membaca, menulis, dan mengeja
bahkan mengitung, serta kesulitan belajar yang sama.
2. Gangguan Fungsi OtakAda pendapat yang menyatakan bahwaanak
yang lamban dalam belajar mengalami gangguan dalam syaraf otaknya.
Penelitian menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku
anak yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar dengan anak
yang abormal. Hanya sajaanak yang mengalami kelambanan belajar
memiliki adanya sedikit tanda cedera pada otak. Oleh karena itu,
para ahli tidak terlalu menganggap cedera otak sebagai penyebabnya,
kecuali ahli syaraf membuktikan masalah ini. Sebenarnya sangat
sulit untuk membuktikan dan memastikan bahwa kelamban atau
kesulitan belajar itu disebabkan cedera otak.
3. Pengorganisasian BerpikirSiswa yang mengalami kelambanan atau
kesulitan belajar akan mengalami kesulitan dalam menerima
penjelasan tentang pelajaran. Slah satu penyebabnya adalah mereka
tidak mampu mengorganisasikan cara berpikirnya secara baik dan
sistematis. Misalnya anak yang sulit membaca akan sulit pula
merasakan atau menyimpulkan apa yang dilihatnya. Para ahli
berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang dengan tujuan
meningkatkan daya belajarnya.
4. Kekurangan GiziAda kaitan yang erat antara kekurangan gizi
dengan kelambanan belajar, artinya kekurangan gizi menjadi salah
satu penyebab terjadinya kelambananbelajar. Walaupun pendapat
tersebut tidak sepenuhnya benar, tetapi banyak bukti menyatakan
bila pada awal pertumbuhan anak sangat kekurangan gizi, keadaan itu
akan berpengaruh terhadap perkembangan syaraf utamanya sehingga
menyebabkan kurang baik dalam proses belajarnya.
5. Faktor LingkunganAda banyak faktor yang tidak menguntungkan
terhadap perkembangan mental anak, baik yang datangnya dari
keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Gangguan tersebut
dapat berupa perasaan hati, tekanan keluarga, atau kesalah pola
asuh yang diterapkan pada anak. Meskipun faktor-faktor ini dapat
mempengaruhi kesulitan belajar tetapi bukan merupakan satu-satunya
faktr penyebab terjadinya kesulitan belajar. Namun yang pasti
faktor tersebut dapat mengganggu daya ingat dan daya.Bagi para
orang tua, anak-anak adalah usia yang sangat penuh pertanyaan.
Begitu pula dengan masalah pendidikan dan kesehatan pada anak.
Salah satu masalah pendidikan anak adalah masalah kesulitan anak
dalam belajar. Oleh karena itu, saya ingin sedikit mengulas tentang
kesulitan anak dalam belajar.
B. Cara Mengenali Anak Didik yang Mengalami Kesulitan
BelajarDeteksi dini bagi orang tua untuk mendeteksi anak dalam
kesulitan belajar ini bisa dimulai ketika anak usia 3 hingga 5
tahun. Masa ini adalah proses dasar hingga akhir sekolah dasar.1.
Pendeteksian dini ini ini bisa dipantau dengan pemantauan:2.
Perkembangan persepsi.3. Kemampuan berbahasa.4. Perkembangan
motorik.5. Penguasaan diri anak.6. Penguasaan dalam pemusatan
perhatian.7. Kemampuan daya tangkap (memori).8. Perkembangan
konseptual.
Sedangkan ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar antara
lain:1. Terlambat dalam berbicara2. Kosakata terbatas3. Sulit
mengikat tali sepatu4. Sulit mengikuti perintah lisan5. Sulit
berkonsentrasi6. Mudah lupa7. Sering kehilangan barang8. Sulit
berinteraksi dengan lingkungan
Untuk para orang tua, jika menemukan kejanggalan pada
putra-putri nya dalam masalah kesulitan belajar ini maka jangan
ragu untuk konsultasi kepada psikolog. Sikap bijaksana yang
diterapkan orang tua kepada anak sangat dibutuhkan dalam masa
perkembangannya. Janganlah menggunakan kekerasan dalam menghadapi
masalah kesulitan belajar pada anak.C. Kiat- Kiat Mengatasi
Kesulitan Belajar 1.a. Problem Kesulitan MembacaAnak yang memiliki
keterlambatan kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam
mengartikan atau mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau
suara yang seharusnya tidak diucapkan, sisipan, penggantian atau
kebalikan) atau memahaminya (misalnya, memahami fakta-fakta dasar,
gagasan, utama, urutan peristiwa, atau topik sebuah bacaan). Mereka
juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang
telah dibacanya. Sebagian ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali
bunyi-bunyi bahasa (fonem) merupakan dasar bagi keterlambatan
kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting sekali bagi
pemahaman hubungan antara bunyi bahasa dan tulisan yang
mewakilinya. Istilah lain yang sering dipergunakan untuk
menyebutkan keterlambatan membaca adalah disleksia. Istilah ini
sebenarnya merupakan nama bagi salh satu jenis keterlambatan
membaca saja. Semasa awal kanak-kanak, seorang anak yang menderita
disleksia mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa lisan.
Selanjutnya ketika tiba masanya untuk sekolah,anak ini mengalami
kesulitan dalam mengenali dan mengeja kata-kata, sehingga pada
akhirnya mereka mengalami masalah dalam memahami maknanya.Disleksia
mempengaruhi 5 hingga 10 persen dari semua anak yang ada. Kondisi
ini pertama kali diketahui pada abad ke sembilan belas, dimana
ketika itu disebut dengan buta huruf (word blindness). Beberapa
peneliti menemukan bahwa disleksia cenderung mempengaruhi anak
laki-laki lebih besar disbanding anak perempuan. Tanda-tanda
disleksia tidak sulit dikenali, bila seorang guru dan orangtua
cermat mengamatinya. Sebagai contoh, bila anda menunjukkan sebuah
buku yang asing pada seorang anak penderita disleksia, ia mungkin
akan mengarang ngarang cerita berdasarkan gambar yang ia lihat
tanpa berdasarkan tulisan isi buku tersebut. Bila anda meminta anak
tersebut untuk berfokus pada kata-kata dibuku itu, ia mungkin
berusaha untuk mengalihkan permintaan tersebut.. Ketika anda
menyuruh anak tersebut untuk memperhatikan kata-kata, maka
kesulitan mebaca pada anak tersebut akan terlihat jelas. beberapa
kesulitan bagi anak-anak penderita disleksia adalah sebagai berikut
:1. Membaca dengan sangat lambat dan dengan enggan2. Menyusuri teks
pada halaman buku dengan menggunakan jari telunjuk3. Mengabaikan
suku kata, kata-kata, frase, atau bahkan baris teks.4. Menambahkan
kata-kata atau frase yang tidak ada dalam teks5. Membalik urutan
huruf atau suku kata dalam sebuah kata6. Salah dalam melafalkan
kata-kata, termasuk kata-kata yang sudah dikenal7. Mengganti satu
kata dengan kata lain, meskipun kata yang digantikan tidak
mempunyai arti dalam konteksnya.8. Menyusun kata-kata yang tidak
mempunyai arti.9. Mengabaikan tanda baca.
1.b. Kiat Mengatasi Problem Dysleksia Cara yang paling
sederhana, paling efektif untuk membantu anak-anak penderita
dysleksia belajar membaca dengan mengajar mereka membaca dengan
metode phonic. Idealnya anak-anak akan mempelajari phonic di
sekolah bersama guru, dan juga meluangkan waktu untuk berlatih
phonic di rumah bersama orang tua mereka. Metode phonic ini telah
terbukti berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan anak dalam
membaca (Gittelment & Feingold, 1983). Metode phonic ini
merupakan metode yang digunakan untuk mengajarkan anak yang
mengalami problem dysleksia agar dapat membaca melalui bunyi yang
dihasilkan oleh mulut. Metode ini dapat ssudah dikemas dalam bentuk
yang beraneka ragam, baik buku, maupun software. Bagi anda orang
tua, berikut ini merupakan ide-ide yang dapat membantu anak anda
dengan phonic dan membaca:
1. Cobalah untuk menyisihkan waktu setiap hari untuk membaca.2.
Tundalah sesi jika anak terlalu lelah, lapar, atau mudah marah
hingga dapat memusatkan perhatian. 3. Jangan melakukan sesuatu yang
berlebih-lebihan pada saat pertama;mulailah dengan sepuluh atau
lima belas menit sehari. 4. Tentukan tujuan yang dapat dicapai :
satu hari sebanyak satu halaman dari buku phonics atau buku bacaan
mungkin cukup pada saat pertama.5. Bersikaplah positif dan pujilah
anak anda ketika dia membaca dengan benar. Ketika dia membuat
kesalahan, bersabarlah dan bantu untuk membenarkan kesalahan. Jika
dia ragu-ragu, berikan waktu sebelum anda terburu-buru memberi
bantuan.6. Ketika anda membaca cerita bersama-sama, pastikan bahwa
anak tidak hanya melafalkan kata-kata, tetapi merasakannya juga.
Tanyakan pendapatnya tentang cerita atau karakter-karakter dalam
cerita tersebut. 7. Mulailah dengan membaca beberapa halaman
pertama atau paragraph dari cerita dengan suara keras untuk
memancing anak. Kemudian mintalah anak membaca terusan ceritanya
untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. 8. Variasikan
aktivitas dengan meluangkan beberapa sesi untuk melakukan
permaianan kata-kata sebagai ganti aktivitas membaca, atau mintalah
anak untuk mengarang sebuah cerita, tulislah cerita tersebut, dan
mintalah ia untuk membaca kembali tulisan tersebut. 9. Jangan
membuat sesi ini sebagai pengganti kegiatan membaca dengan suara
keras pada anak anda. Jik anda selalu membacakan cerita waktu
tidur, pertahankanlah itu. Ini akan sangat membantunya mengenal
buku dengan punuh kegembiraan. 10. Berikan hadiah padanya ketika
dia melakukan sesuatu dengan sangat baik atau ketika anda melihat
perubahan yang nyata pada nilai-nilainya di sekolah.
2.a. Problem Kesulitan Menulis (Dysgraphia) Dalam sebuah
pelatihan menjadi ahli ilmu kesehatan anak, terdapat seorang ahli
ilmu kesehatan yang bernama Stephen yang tidka pernah menulis
apapun di atas kertas. Ia menggunakan mesin ketik yang dapat dibawa
kemana-mana (portable) untuk segala sesuatu laporan pasien, catatan
singkat. Kemudian diketahui bahwa Stephen memang tidak dapat
menulis secara jelas. seberapapun ia mencoba dengan keras ia tidak
dapat menulis apapun dengan jelas, sehingga dia dan orang lain
tidak dapat membaca tulisan tangannya. Apa yang dialami Stephen
merupakan problem kesulitan menukis (disgraphya). Tentunya
disgraphya ini berbeda dengan tulisan tangan yang jelek. Tulisan
tangan yang jelek biasanya tetap dapat terbaca oleh penulisnya, dan
juga dilakukan dalam waktu yang relatif sama dengan yang menulis
dengan bagus. Akan tetapi untuk dysgraphia, anak membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menulis.Dalam menulis sesuatu kita
membutuhkan penglihatan yang cukup jelas, keterampilan motorik
halus, pengetahuan tentang bahasa dan ejaan, dan otak untuk
mengkoordinasikan ide dengan mata dan tangan untuk menghasilkan
tulisan. Jika salah satu elemen tersebut mengalami masalah maka
menulis akan menjadi suatu pekerjaan yang sulit atau tidak mungkin
dilakukan.
2.b. Kiat Mengatasi Problem Dysgrapia Untuk mengatasi problem
dysgraphia ini, sangatlah baik apabila kita belajar dari sebuah
kasus anak yang mengalami dysgraphia. Problem dysgraphia muncul
pada Stephen saat sekolah dasar, ia memiliki nilai yang bagus pada
masa-masa awal, akan tetapi kemudian nilainya jatuh dan akhirnya
guru Stephen di kelas V memanggilnya, dan juga memanggil orang
tuanya. Guru tersebut meminta orang tua Stephen untuk mengajari
Stephen mengetik pada mesin ketik yang dapat dibawa kemana-mana
(portable). Hasilnya nilai dan prestasi Stephen meningkat secara
tajam.Sebagian ahli merasa bahwa pendekatan yang terbai untuk
dysgraphia adalah dengan jalan mengambil jalan pintas atas problem
tersebut, yaitu dengan menggunakan teknologi untuk memberikan
kesmepatan pada anak mengerjakan pekerjaan sekolah tanpa harus
bersusah payah menulis dengan tangannya.Ada dua bagian dalam
pendekatan ini. Anak-anak menulis karena dua alasan, pertama untuk
menangkap informasi yang mereka butuhkan untuk belajar (dengan
menulis catatan) dan yang kedua untuk menunjukkan pengetahuan
mereka tentang suatu mata pelajaran (tes-tes menulis). Sebagai
ganti menulis dengan tangan, anak-anak dapat:1. Meminta fotokopi
dari catatan-catatan guru atau meminta ijin untuk mengkopi catatn
anak lain yang memiliki tulisan tangan yang bagus; mereka dapat
mengandalkan teman tersebut danmengandalkan buku teks untuk
belajar.2. Belajar cara mengetik dan menggunakan laptop / note book
untuk membuat catatan di rumah dan menyelesaikan tugas-tugas
sekolah.3. Menggunakan alat perekam untuk menangkap informasi saat
pelajaran sebagai ganti menulis jawaban tes dengan tangan, mereka
dapat :a. Melakukan tes secara lisanb. Mengerjakan tes dengan
pilihan ganda.c. Mengerjakan tes-tes yang dibawa pulang (take home
test) atau tes dalam kelas dengan cara menegtik.
Bila strategi-strategi di atas tidak mungkin dilakukan Karena
beberapa alasan, maka anak-anak penderita dysgraphia harus
diijinkan untuk mendapatkan waktu tambahan untuk tes-tes dan ujian
tertulis.Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini
memberikan perbedaan yang segera tampak pada anak. Dari pada mereka
harus bersusah payah mengusaia suatu keterampilan yang sangat sulit
bagi mereka, dan nantinya mungkin akan jarang butuhkan ketika
beranjak dewasa, mereka dapat berkonsentrasi untuk mempelajari
keterampilan lain, dan dapat menunjukkan apa yang mereka ketahui.
Hal ini membuat mereka merasa lebih baik berkenaan dengan sekolah
dan diri mereka sendiri. tidka ada alasan untuk menyangkal
kesempatan bagi seorang anak yang cerdas untuk meraih kesuksesan di
sekolah. selain itu, karena pendidikan sangatlah penting bagi masa
depan anak, maka tidak sepadan resiko membiarkan anak menjadi
semakin lama semakin frustasi dan menjadi putus asa karena
pekerjaan sekolah.
3.a. Problem Kesulitan Menghitung (Dyscalculia) Berhitung
merupakan kemampuan yang digunakan dalam kehidupan kita
sehari-hari, baik ketika membeli sesuatu, membayar rekening
listrik, dan lain sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa berhitung
merupakan pekerjaan yang kompleks yang di dalamnya melibatkan :1.
membaca, menulis, dan keterampilan bahasa lainnya. 2. kemampuan
untuk membedakan ukuran-ukuran dan kuantitas relatif dan obyektif.
3. kemampuan untuk mengenali urutan, pola, dan kelompok. 4. ingatan
jangka pendek untuk meningat elemen-elemen dari sebuah soal
matematika saat mengerjakan persamaan. 5. kemampuan membedakan
ide-ide abstrak, seperti angka-angka negatif, atau system angka
yang tidk menggunkan basis sepuluh.
Meskipun banyak masalah yang mungkin turut mempengaruhi
kemampuan untuk memahami, dan mencapai keberhaislan dalam pelajaran
matematika. Istilah dyscalculia, biasanya mengacu pada pada suatu
problem khusus dalam menghitung, atau melakukan operasi aritmatika,
yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.Anak yang
mengalami problem dyscalculia merupakan anak yang memiliki masalah
pada kemampuan menghitung. Anak tersebut tentunya belum tentu anak
yang bodoh dalam hal yang lain, hanya saja ia mengalami masalah
dengan kemampuan menghitungnya. Untuk lebih jelas mengenai gambaran
anak yang mengalami problem dyscalculia, perhatikanlah contoh kasus
berikut.Seorang anak bersama Jesica (sepuluh tahun, duduk di kelas
V) didapati mengalami masalah dengan mata pelajaran matematika.
Nilai matematika yang Jessica dapat selalu rendah, walaupun pada
mata pelajaran lain, nilainya baik. Lalu seorang guru memanggilnya,
dan memberinya lembar kertas dan pensil dan memintanya
menyelesaikan soal berikut :Jones seorang petani memiliki 25 pohon
apel dan tiap pohon menghasilkan 50 kilogram apel pertahun, berapa
kilogram apel yang dihaislkan Jones tiap tahun?. Ia berusaha keras
menemukan jawabannya tetapi tetap tidak bisa. Ketika guru bertanya
bagaimana cara menyelesaikan, ia menjawab, ia harus mengalikan 25
dengan 50, akan tetapi ia tidak dapat menghitungnya. Kemudian guru
memberinya kalkulator, dan kemudian ia dapat menghitungnya. Inilah
gambaran seorang anak yang mengalami problem dyscalculia.
3.b. Kiat Mengatasi Anak Dengan Dyscalculia Seperti halnya
problem kesulitan menulis dan membaca, ada dua pendekatan yang
mungkin : kita dapat menawarkan beberapa bentuk penganganan
matematika yang intensif, atau dengan mengambil jalan
pintas.Pendekatan yang pertama, yaitu penanganan matematika yang
intensif, dapat kita lakukan dengan teknik individualisasi yang
dibantu tim. Pendekatan ini menggunakan pengajaran secara privat
dengan teman sebaya (peer tutoring). Pendekatan ini mendasari
tekniknya pada pemahaman bahwa kecepatan belajar seorang anak
berbeda-beda, sehingga ada anak yang cepat menangkap, dan ada juga
yang lama. Teknik ini mendorong anak yang cepat menangkap materi
pelajaran agar mengajarkannya pada temannya yang lain yang
mengalami problem dyscalculia tersebut.Pendekatan yang kedua, yaitu
jalan pintas, sebagaimana Jessica diberikan kalkulator untuk
menghitung, maka anak dengan problem dyscalculia ini juga dapat
diberikan calculator untuk menghitung. Hal ini sederhana karena
anak dengan problem dyscalculia tidka memiliki masalah dengan
kaitan antara angka, akan tetapi lebih kepada menghitung
angka-angka tersebut.
Pada dasarnya semua anak memiliki kemampuan, walaupun mungkin
saja kemampuan yang dimiliki berbeda satu dengan yang lainnya. pada
tingkat pendidikan dasar berbagai kemampuan tersebut masih memiliki
relasi yang kuat, membaca, menulis, serta berhitung. Masalah yang
mungkin ada pada pada salah satu kemampuan tersebut dapat menggangu
kemampuan yang lain. Dengan demikian apa yang kita sering lakukan
baik sebagai seorang orang tua, ataupun seorang guru dengan
mengatakan seorang anak yang mendapatkan nilai yang rendah
merupakan anak yang bodoh dan gagal perlu menjadi perhatian kita.
Karena sebagaimana kita ketahui bahwa mungkin saja anak hanya
mengalami gangguan pada salah satu kemampuan tadi, dan ia tidak
tahu bagaimana mengatasi masalah tersebut.Untuk itu, yang
terpenting bagi kita adalah dapat menelaah dengan baik perkembangan
anak kita. Diagnosis terhadap permasalahan sesungguhnya yang
dialami anak mutlak harus dilakukan. Dengan demikian kita akan
mengetahui kesulitan belajar apa yang dialami anak, sehingga kita
dapat menentukan alternatif pilihan bantuan bagaimana mengatasi
kesulitan tersebut.Sebagai seorang pengajar atau pendidik maupun
sebagai orang tua, sudah semestinya kita cermat dan sigap dalam
menangkap sinyal akan adanya kesulitan belajar yang dialami oleh
anak-anak kita. Sehingga kita dapat bertindak cepat untuk menemukan
solusi yang tepat dalam menangani masalah tersebut. Sebab jika
dibiarkan, kesulitan belajar yang mereka alami dapat mengganggu
proses pertumbuhan dan perkembangan mental dan kejiwaan mereka.
REFERENCES
Ahmadi, Abu & Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta Wood, Derek et al. Penerjemah Taniputra.
2005. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar (Terjemahan). Yogyakarta :
Kata Hati. Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. 2002. Mengatasi
Gangguan Belajar Pada Anak. Jakarta : Prestasi Putra.
By Aszhe.....
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to
PinterestLabels: Pengetahuan Umum Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom) Wahai Diriku....Dzikir inilah
yang setiap hari paling sering kita lafadzkan....
Suamiku....suamikuIstriku.......istrikuAnakku......anakkuHartaku.....hartakuPangkatku...pangkatku
Lalu mana....Allah-ku......Allah-kuSelamatkan
aku...Selamatkanlah akuAmpuni aku......Ampunilah aku
uje - - - huruf kecil sajaAbout Me
Hayroul Achbar View my complete profile WELCOME TO MY
BLOGAssalamu alaikum wr. wb.
Saya ucapkan terima kasih bagi Anda yang telah sudi mampir di
blog saya. Meski hanya sekedar membaca artikel yang telah saya
suguhkan, apalagi turut berpartisipasi memberi masukan dan kritikan
dalam bentuk komentar yang membangun agar kedepannya saya dapat
memberikan hal-hal yang lebih baik lagi ......
Wassalam
By Admin ( Elkhawarez )Labels Cerita (2) Humor (1) Inspirasi (4)
Kumpulan Soal-soal (3) Lagu-Lagu (4) Makalah (11) Makanan dan
Kesehatan (7) Pengetahuan Umum (10) Proposal (2) Puitis (2) Religi
(12) Serba-serbi (7) Synopsis (2) Tutorial (1) Popular Posts
PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIFI. JUDUL PENGARUH ETOS KERJA
TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 007 SANGATTA UTARA.
II. LATAR BELAKANG... Soal-soal UAS Bahasa Inggris SMK kelas XI sem
GanjilSOAL-SOAL UAS BAHASA INGGRIS KLS X SMKI NH 1. Erwin arrives
at school 6.45 am, he greets his teacher by saying .... KLASIFIKASI
PERPUSTAKAANKLASIFIKASI PERPUSTAKAAN BAB II PEMBAHASAN Klasifikasi
merupakan kegiatan pengelompokan/menggolongkan bahan pustaka
berdas...Blog Archive 2015 (2) 2014 (43) August (2) July (2) June
(1) March (12) February (12) January (14) Contoh Makalah Pendidikan
Tinjauan Filosofis tenta... Contoh Makalah Pendidikan Bahasa
Indonesia Contoh Makalah Pendidikan Metode Pendidikan Islam Makalah
Pendidikan tentang Psikologi Perkembangan ... Makalah Pendidikan
Masyarakat Madani Makalah Pendidikan Menumbuh Minat Baca Pada Anak
Makalah Pendidikan Kaum Khawarij SARUNG TENUN ASLI SAMARINDA
SEBAGAI HOME INDUSTRI Kandungan MADU Contoh Makalah Pendidikan
tentang Pengaruh Buruk B... Contoh Makalah Studi Kelayakan Home
Industri Legenda Laa Quroy PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KESULITAN BELAJAR
PADA ANAK 2013 (8) 2012 (13) 2011 (4)
Visitors
MARI BERGABUNG
Ads Powered by:KumpulBlogger.comDemo Targeted Ads
Your browser does not support iframes. TranslatePowered by
TranslateTotal Pageviews34273
Widget-Animasi
Template images by luoman. Powered by Blogger.