1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks penyusunan pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan kekuatan dan kelemahannya. Metode penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan harus mempertimbangkan kebutuhan epidemiologi, permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan, sarana upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan, dan standar atau nilai tertentu. Tujuan pembangunan kesehatan dalam Millenium Devolepment Goals adalah ; 1) Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 2) Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua, 3) Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, 4) Menurunkan Angka Kematian Anak, 5) Meningkatkan Kesehatan Ibu, 6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, & Penyakit Menular Lainnya, 7) Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup, 8)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan mutlak dalam konteks
penyusunan pengembangan SDM, namun perlu memperhatikan
kekuatan dan kelemahannya. Metode penyusunan rencana kebutuhan
SDM kesehatan harus mempertimbangkan kebutuhan epidemiologi,
permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan, sarana
upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan, dan standar atau nilai
tertentu.
Tujuan pembangunan kesehatan dalam Millenium Devolepment
Goals adalah ; 1) Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 2)
Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua, 3) Mendorong Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan Perempuan, 4) Menurunkan Angka
Kematian Anak, 5) Meningkatkan Kesehatan Ibu, 6) Memerangi
HIV/AIDS, Malaria, & Penyakit Menular Lainnya, 7) Menjamin
Kelestarian Lingkungan Hidup, 8) Mengembangkan Kemitraan
Global untuk Pembangunan. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut,
ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yaitu: 1)
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, 2) mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3) memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau, 4) memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
2
keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Hal tersebut sesuai
dengan Keadaan masyarakat di masa depan atau visi pembangunan
kesehatan Indonesia yang dirumuskan sebagai Visi pembangunan
millenium Indonesia 2015.
Sampai saat ini, bangsa Indonesia masih tetap berjuang
memerangi berbagai macam penyakit infeksi dan kurang gizi yang
saling berinteraksi sama lain, yang menjadikan tingkat kesehatan
masyarakat Indonesia tidak kunjung meningkat secara signifikan. Oleh
karena itu semua pihak, baik pemerintah, swasta, lembaga pendidikan
maupun masyarakat harus bekerja cerdik dan memperkuat networking
untuk menuntaskan masalah kesehatan diatas, agar supaya Visi
MDGs 2015 dapat terwujud.
Problem-problem kesehatan dalam dasawarsa ini kian
kompleks itu, dapat dilihat dalam presfektif sistematiknya. Sebab perlu
disadari, bahwa sistem merupakan pijakan awal dalam membangun
sebuah grand desain termasuk tentang kesehatan. Hal ini kemudian
menjadi salah satu indikator dalam mencapaian taraf hidup sehat,
yang selama ini menjadi keinginan setiap manusia. Sistem kesehatan
sendiri merupakan metode, atau cara untuk melakukan perencanaan
pada wilayah atau bidang kesehatan secara teratur.
Berbagai persoalan kesehatan yang juga menghampiri bumi
pertiwi ini, ternyata berujung pada satu titik yakni sistemnya, hal
tersebut dapat di lihat dari aspek belum adanya pemimpin secara
3
nasional, sehingga sistem kesehatan di Indonesia berjalan sendiri-
sendiri. Hal ini membuat masyarakat jadi korban, mulai dari
pelayanan, keberadaan tenaga kesehatan hingga masalah biaya
pengobatan. Pemimpin tersebut harus bisa menggerakkan sistem dan
instansi untuk melayani kebutuhan masyarakat hingga ke pelosok
daerah, parlemen juga harus ikut mendukung, sebab mustahil jika
hanya dilakukan sendirian. Parlemen dan Pemerintah harus membuat
kebijakan bersama dan ikut turun ke masyarakat untuk menjalankan
kebijakan yang sudah dibuat. Selain itu, masyarakat sebagai lapisan
terakhir harus disadarkan mengenai pentingnya kesehatan.
Upaya kesehatan wajib kesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi, untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib ini, harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada diwilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib
meliputi : Upaya Promosi kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan,
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular, serta Upaya Pengobatan Dasar.
Kurikulum Program KKN Profesi Kesehatan bagi Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM
UMI), merupakan wadah untuk memeberi bekal pengalaman dan
4
keterampilan kerja praktis, penyesuaian sikap dunia kerja, sebelum
mahasiswa bekerja secara mandiri.
B. Pengertian Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)
KKN profesi kesehatan adalah merupakan kegiatan mandiri
mahasiswa di luar lingkungan kampus untuk mendapatkan
pengalaman kerja praktis dibidang peminatannya melalui metode
observasi dan partisipasi. Kegiatan KKN Profesi Kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada
instansi KKN Profesi Kesehatan baik pada Lembaga Pemerintahan,
LSM, maupun perusahaan swasta atau lembaga lain yang relevan.
C. Tujuan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)
1. Tujuan Umum
Tujuan Program KKN Profesi Kesehatan adalah sikap dan
penghayatan pengetahuan didunia kerja dalam rangka
memperkaya pengetahuan dan keterampilan bidang ilmu
kesehatan masyarakat, serta melatih kemampuan bekerja sama
dengan orang lain dalam satu tim, sehinggga diperoleh manfaat
bersama, baik bagi peserta KKN Profesi Kesehatan maupun
instansi tempat KKN Profesi Kesehatan.
5
2. Tujuan Khusus
a. Peminatan Kesehatan Lingkungan
1) Mempelajari alur kerja, struktur organisasi dan job
deskripsi staf pegawai di instansi tempat KKN profesi
kesehatan.
2) Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dan
kesehatan kerja di instansi tempat KKN profesi kesehatan,
3) Menganalisis efek dan faktor penyebab penyakit berbasis
lingkungan di tempat KKN profesi kesehatan.
4) Menyusun prioritas masalah kesehatan.
5) Merumuskan dan rencana alternatif pemecahan masalah
kesehatan lingkungan di instansi tempat KKN profesi
kesehatan.
6) Melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis dan
administrasi di bidang kesehatan lingkungan di instansi
tempat KKN profesi Kesehatan.
7) Senantiasa menampilkan dan mendorong terciptanya
suasana yang islami di instansi tempat KKN Profesi
Kesehatan.
8) Menyusun laporan sesuai dengan format yang ditentukan.
D. Manfaat Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK)
Kegiatan KKN-PK yang dilaksanakan selama enam minggu di
Puskesmas Malimongan Baru, memberikan manfaat besar dan
6
pengalaman yang sangat berarti bagi peserta KKN-PK kelompok
Puskesmas Malimongan Baru.
Secara terperinci manfaat yang kami petik dari kegiatan KKN-
PK ini sebagai berikut:
1. Mempelajari cara bersosialisasi dengan masyarakat secara baik
2. Mengenal berbagai faktor yang dapat mempengaruhi status
kesehatan masyarakat
3. Mengenal secara langsung pendidikan, lingkungan dan pekerjaan
terhadap perilaku kesehatan masyarakat
4. Mengenal budaya dan kondisi yang terdapat dalam masyarakat
5. Mengenal cara memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Keadaan Geografis
Puskesmas Mangasa Kota Makassar berdri seja tahun 1987
non perawatan yang berlokasi di jalan Monumen Emmy Saelan Komp
BTN II Mangasa Kelurahan Gunung Sari. Wilayah keja Puskesmas
Mangasa terdiri dari 3 (tiga) kelurahan, 24 ORW, 104 ORT dengan
luas wilayah 430.62 Ha. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kasi Kassi
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Karunrung
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pa’baeng-baeng
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Gowa
Tabel 2.1Distribusi Kelurahan Berdasarkan Luas Wilayah, Jumalah ORW dan
ORT Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
No
.Kelurahan
Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah
ORW
Jumalah
ORT
1. Gunung Sari 65.40 7 28
2. Mangasa 206.98 10 44
3. Mannuruki 158.24 7 32
Jumlah 430.62 24 104
Sumber : Data Sekunder
B. Keadaan Demografis
Adapun jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas
Mangasa pada tahun 2012 adalah 43.384 jiwa dengan distribusi
8
penduduk berdasarkan jenis kelamin di tiap kelurahan dalam wilayah
kerja Puskesmas Mangasa tahun 2012 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.2Distribusi Jenis Kelamin Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Jenis
Kelamin
KelurahanTotal
Gunung Sari Mangasa Mannuruki
N % N % n % n %
Laki
Perempuan
2.102
2.102
50
50
13.109
14.566
47
53
5.827
5.678
51
49
21.038
22.346
48
52
Total 4.204 100 27.675 100 11.505 100 43.384 100
Sumber : Data Sekunder
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Mangasa lebih banyak
perempuan dengan persentase 52% dengan distribusi penduduk
terbanyak di wilayah kelurahan Mangasa dengan persentase 53%.
Jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa sebanyak 14.827 KK. Penduduk yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Mangasa mempunyai variasi umur yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
9
Tabel 5.3Distribusi Umur Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Kelompok Umur
(Tahun)
KelurahanTotal
Gunung Sari Mangasa Mannuruki
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55>
336
347
353
507
627
363
295
294
288
263
190
341
2.564
2.307
2.270
3.634
5.774
2.803
2.067
1.493
1.414
1.116
748
1.485
890
749
725
1.620
2.624
1.379
977
590
491
375
378
707
6.481
6.181
6.174
9.819
14.038
7.446
5.698
4.732
4.495
3.854
2.830
5.265
Total 4.204 27.675 11.505 43.384
Sumber : Data Sekunder
C. Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial ekonomi penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa dapat dilihat dari segi:
1. Agama
Agama yang dianut penduduk beraneka ragam
sebagaimana yang tergambar pada tabel berikut:
10
Tabel 5.4Agama yang dianut penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Agama Jumlah
Islam 41.109
Kristen Protestan 1.188
Kristen Katolik 985
Hindu 42
Budha 60
Jumlah 43.384
Sumber: Data Sekunder
2. Sarana Peribadatan
Agama yang dianut oleh penduduk ditunjang oleh sarana
peribadatan yang tersebar di 3 kelurahan sebagaimana yang
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 5.5Sarana Peribadatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Sarana Peribadatan
Kelurahan
JumlahGunung Sari
Mangasa Mannuruki
MesjidGereja
11-
191
10-
401
Sumber: Data Sekunder
Mesjid yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mangasa
sebanyak 40 buah dan 1 gereja.
11
3. Sarana Pendidikan
Kemajuan yang dialami oleh penduduk tak lepas dari unsur
pendidikan. Pendidikan formal yang berlangsung ditunjang oleh
sarana pendidikan yang ada.
Tabel 5.6Sarana Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Sarana Pendidikan
KelurahanJumlahMangasa Mannuruki Gunung
SariTK 4 - 3 7
SD / MI 7 3 2 12SMP / MTs 4 2 1 7
SMU / Sederajat
4 2 2 8
Akademi - 1 1 2Sekolah Tinggi 2 1 2 5
Sumber: Data Sekunder
4. Mata Pencaharian
Mata pencarian pendudu tergambar pada tabel berikut:
Tabel 5.7Mata Pencaharian Penduduk
Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun 2012
Mata Pencaharian JumlahPNS 882ABRI 83
Pedagang 284Tukang Batu 1118Tukang kayu 47
Tukang becak 607Pengusaha 39Pengrajin 35
Buruh 2056Total 5151
Sumber: Data Sekunder
12
5. Sarana Penunjang Perekonomian
Sarana Penunjang Perekonomian yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa dapat dilihat pada tebel berikut: