KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Slide 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Hasil laporan............................menunjukkanbahwaterjadinyakecelakaandiRS41%lebihbesardaripekerjadiindustrilain.Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,tergores/terpotong, luka bakar, dan penyakit infeksi dan lain-lain.
KEBIJAKAN PELAKSANAAN K3 DI KAMAR OPERASI UNDANG-UNDANG NO 1TH 1970 tentang keselamatan kerjaUNDANG-UNDANG NO 23 TH 1992 tentang kesehatanDalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentangKesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yangmempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas Rumah Sakittermasukke dalam kriteria tempatkerja denganberbagaiancamanbahayayangdapatmenimbulkandampakkesehatan
Tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tetapi terhadappasienmaupunpengunjung
Seharusnyapihakpengelola rumah sakit menerapkan upaya-upaya K3
PENGERTIANKeselamatan kerja :sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian akibat kerja baik yang mengakibatkan kerugian secara langsung maupun tidak langsung
Kesehatan kerja :spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yg bertujuan agar pekerja atau masy pekerja memperoleh derajat kes setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif, kuratif thd penyakit atau gangguan kes yg diakibatkan faktor-faktor pekerjaan lingkungan kerja thd penyakit-penyakit umum.
PENGERTIAN
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) :salah satubentukupayauntukmenciptakantempatkerjayangaman,sehat,bebasdaripencemaranlingkungan,sehinggadapatmengurangidanataubebasdari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
SMK3
Manajemen :suatu proses kegiatan yg terdiri atas perencanaan, pengorganisasian , pelaksanaan , pengukuran dan tindak lanjut yg dilakukan untuk mencapau tujuan yg telah ditetapkan dg menggunakan manusia dan sumber daya yang ada
Sistem manajemen :kegitan manajemen yg teratur dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Sistem manajemen K3:bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan , penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakanK3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman , efisien dan produktif.
TUJUANMelindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dan kes kerjaMenjamin keselamatan dan kesehatan kerja setiap orang lain yang berada ditempat kerjaSumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman
ALASAN SMK3 DITERAPKAN DI KAMAR OPERASI
Peningkatan Derajad Kes Setinggi-tingginya (fisik, mental dan sosial)Proteksi thd faktor yg membahayakan kes yang diakibatkan oleh kegiatan kondisi lingkungan kerja
Bahaya yang mungkin timbul di kamar operasi
Terpapar infeksiTertusuk / terpotongTerjatuhRadiasi terbakar ledakan
POTENSI BAHAYA DI RUMAH SAKIT
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJAKondisi tidak aman (unsafe condition)berkaitan dengan faktor intern kamar bedah:mesin/peralatan yang tdk rutin kalibrasiinstrumen yg kompleksistem ventilasibahan limbah berbahaya
2. Perilaku yang tidak aman (unsafe action)
PENGENDALIAN BAHAYA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI KAMAR OPERASI
Prioritas 1: engineering control
Prioritas 2: administrasi control
Prioritas 3: Alat Pelindung Diri
PRIORITAS 1:ENGINEERING CONTROL
PRIORITAS 2: ADMINISTRASI CONTROLPerlindungan cara kerja aman
XX>
PRIORITAS 3 :ALAT PELINDUNG DIRI
GaunPenutup kepalaMaskerPelindung mataSarung tanganSepatu. dll
INDIKASI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)NOAPDINDIKASICAIRANTUBUHTINDAKANINVASIFKONTAK DG LINGKUNGANKONTAK PASIENTINDAKAN ASEPTIK+-+-+-+-+-1Topi2Apron3Sarung tangan4Masker5Sepatu pelindung
Memilih APD :
Bentuk menarikFleksibelTahan untuk pemakaian yang lamaTidak membatasi gerak dan persepsi sensorikMemberikan perlindungan yang adekwatTidak menimbulkan bahaya tambahan
PATIENT SAFETY DI KAMAR OPERASI
INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALSSasaran I : Ketepatan identifikasi pasien Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadaiSasaran Iv : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasiSasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatanSasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
SASARAN 1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR
IDENTITAS PASEIN GELANG NAMA (NAMA, NO RM, UMUR) MINIMAL 2 IDENTITAS PASIEN
SASARAN 2. KOMUNIKASI EFEKTIFTepat waktuSingkatanLengkap Jelas SistematisDipahamiNilai kritis
Cara melaporkan kondisi pasien kepada dokter jaga / DPJP
Situasi : identitas px, pelapor, ruanganBackground: alasan melaporkan + ringkasan data penderita AssesmentRekomendasi
SBAR
CARA MENERIMA INSTRUKSI DARURAT
Tulis Baca kembali Konfirmasi
Ulang instruksiTulis secara lengkap dan akurat, setelah kegawatan teratasiTeBaK
PRIORITAS 3. KEAMANAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN TINGGI
PRIORITAS 4. MEMASTIKAN TEPAT LOKASI, PASIEN DAN PROSEDUR DENGAN BENAR DI KAMAR OPERASI
Penandaan lokasiTanda harus mudah dikenaliBaku (X) , warna hitam dengan spidol permanen, untuk wajah stikerDilakukan oleh yg akan melaksanakan prosedur setelah : - verifikasi ( berdasar dokumen medik) , - penjelasan dan persetujuan pasien bila (sadar) atau keluarga (bila tak sadar)- penandatanganan informed consent
Penandaan Lokasi operasi ditandai pada semua kasus yg memiliki : - sisi (laterality)- struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi)- multiple level (tulang belakang)
SITE MARKING
Surgical Safety Checklist (SSC)
SSC lembar ke-2
Team Work & Communication . ???
SASARAN 5 : PENGURANGAN RESIKO INFEKSIinfeksi umumnya dijumpai :- infeksi saluran kemih-terkait kateter- infeksi aliran darah (blood stream infections)- pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis).
Fokus dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat
5 saat cuci tangan
SASARAN 6. PENGURANGAN RESIKO CIDERA
RESIKO JATUHPengkajian resiko jatuh Pasien IGD yang menggunakan brankardSetiap pasien rawat inap yang baru masuk Terdapat perubahan kondisi pasienPasien yang akan ditransfer ke tempat lain Pengkajian dilakukan kontinue
Resiko jatuhScoring Morse Fall Risk Assesment (dewasa)Humpty Dumpty Scale ( pediatri )Penjelasan tentang sejak awal tentang : mobilisasi dan fungsi toiletMelibatkan design RSTanggung jawab RS utk menyediakan alat bantu mobilisasi , brosur edukasi.....contoh di kamar operasi.... Sign in di ruang premedikasi
Intervensi pasien resiko jatuhLakukan pengenalan pada pasien dan keluarga tentang : Akses terhadap perawat jagaAkses penerangan ( lampu)Pengamanan tempat tidurBila pasien jatuhSeluruh aspek keperawatan di tempat tidur Pengkajian ulang setiap hari (setelah pemberian obat /tindakan yg menimbulkan resiko jatuh )Perpindahan pasien ke tempat lain didampingi minimal oleh perawat/bidan.
BAGAIMANA BILA ADA PASIEN JATUH ?
Panggil dokter / perawat / bidan terdekat di sekitar lokasi pasien jatuhEvaluasi airway, breathing, circulation dan dissability (ABCD )Bila ada lakukan resusitasi dan lapor ke DPJP/dokter jaga Pasien berada di instalasi rawat jalan (poliklinik) segera lakukan pertolongan pertama dan bawa ke IGD.
TERIMA KASIH
Manajemen Keselamatan Dan KesehatanManajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan (malprektek) serta mengurangipenyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja
Untuk mencapai tujuan kegiatan atau fungsimanajemen :A. Planning (perencanaan)B. Organizing (organisasi)C. Actuating (pelaksanaan)D. Controlling (pengawasan)
K3 DI RUANG BEDAH(OPERASI)Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untukmelakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yangmembutuhkan keadaan suci hama (steril
Faktor hazard yang dialami petugas instrumen di ruang bedahMenurut hasil laporan dariNatonalSafetyCouncil(NSC)tahun1988 menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41% lebih besardari pekerja pada industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusukjarum,tergores/terpotong,danpenyakitinfeksilain.Salahstucontohkecelakaan kerja yang paling sering adalah Luka jarum suntik yang umumterjadi di kalangan petugas di ruang bedah. Sehingga peningkatan strategipencegahandanpelaporandiperlukanuntukmeningkatkankeselamatankerja bagi petugas bedah tersebut
2.Alat kerja yang dapat digunakan yang dapat mengganggu kesehatanpetugas instrumen di ruang bedahAlat kesehatan yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatanpetugas instrumen diruang bedah adalah benda-benda tajamseperti skalpeldan jarum suntik yang dapat memberikan resiko terjadinya kecelakaankerja
.Alat pelindung diri(APD) yang digunakan petugas instrumen diruangbedahSelain membersihkan tangan yang harus selalu dilakukan petugaskesehatan juga harus mengenakan alat pelindung diri sesuai denganproseduryangmerekalakukandantingkatkontakdenganpasienyangdiperlukan untuk menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh.APD untuk keperluan kewaspadaan standar terdiri atas sarung tangan,gaun pelindung, pelindung mata, dan masker bedah. Peralatan tambahan,seperti penutup kepala untuk melindungi rambut, tidak dianggap APD,[15]tetapi dapat digunakan demi kenyamanan petugas kesehatan. Begitu pula,sepatu bot juga dapat digunakan untuk keperluan praktis, misalnya biladiperlukan sepatu yang tertutup rapat dan kuat untuk menghindarikecelakaan akibat benda tajam. Bila digunakan dengan benar, APD akanmelindungi petugas kesehatan dari pajanan terhadap jenis penyakitmenular tertentu
.Ketersediaan obat P3K di tempat kerja petugas
.Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan(sebelum kerja, berkala, berkalakhusus)Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaituupaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal(Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuhpadasetiapjenispekerjaandiunitpelayanankesehatandanpencegahanmeluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerjaitu sendirimaupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, makapenatalaksanaankasusmenjadilebihcepat,mengurangipenderitaandanmempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja.Disini diperlukan sistem rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakitakibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-treatment) Pencegahansekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yangmeliput
A.KesimpulanKesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upayauntuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaranlingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja danpenyakitakibatkerjayangpadaakhirnyadapatmeningkatkanefisiensidanproduktivitas kerjaBahaya yang dihadapi dalam rumah sakit ; Bahaya kebakaran dan ledakandari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obatobatan), Bahan beracun,korosif dan kaustik , Bahaya radiasi , Luka bakar, Syok akibat aliran listrik, Lukasayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam & Bahaya infeksi dari kuman,virus atau parasit
APA SAJA RESIKO BEKERJA DI KAMAR BEDAH?
Bekerja di kamar bedah merupakan pekerjaan yang mulia karena telah banyak menyelamatkan nyawa manusia. Bekerja di ruang ini tidak semudah yang dibayangkan karena memerlukan keahlian khusus, disamping itu juga mempunyai resiko yang besar.Adapun faktor resiko bekerja di kamar bedah yaitu,1.Bahaya/insiden kecelakaanCedera kaki dan jari kaki yang disebabkan oleh benda yang jatuh, misalnya, peralatan medis.Slip, perjalanan, dan jatuh di lantai basah, khususnya selama situasi darurat.Tertusuk atau terpotong oleh benda tajam, terutama tusukan jarum dan luka oleh pisau operasi. Luka bakar dari peralatan sterilisasi panas. Listrik kejut dari peralatan yang rusak atau grounding yang tidak ada, atau peralatan dengan isolasi yang rusak. Nyeri punggung akut akibat posisi tubuh canggung yang lama atau kelelahan saat menangani pasien berat.
2.Physical hazards/Bahaya fisikPaparan radiasi dari x-ray dan sumber radioisotop.
3.Chemical hazards/BahayaKimiaPaparan berbagai obat bius (misalnya N2O, halotan, etil bromida, etil klorida, eter, methoxyfluorane, dll). Iritasi kulit dan penyakit kulit karena sering menggunakan sabun, deterjen, desinfektan, dll Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan karena paparan udara aerosol atau kontak dengan tetesan/percikan desinfektan saat mencuci dan membersihkan alat. Keracunan kronis karena paparan jangka panjang terhadap obat, cairan sterilisasi (misalnya, glutaraldehid), anestesi gas, dll Alergi lateks yang disebabkan oleh paparan pada sarung tangan lateks alam dan lateks lainnya.
4.Biological hazards/Bahaya biologi Karena paparan terhadap darah, cairan tubuh atau spesimen jaringan mungkin mengarah ke penyakit melalui darah seperti HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C.Risiko tertular penyakit nosokomial akibat tusukan dari jarum suntik (misalnya hepatitis infeksius, sifilis, malaria, TBC). Kemungkinan tertular herpes sawit dan jari (Herpes whitlow). Peningkatan bahaya keguguran spontan.
5.Ergonomic, psychosocial and organizational/FactorsErgonomis, psikososial dan faktor organisasi Kelelahan dan nyeri punggung bawah akibat penanganan pasien berat dan untuk periode merindukan pekerjaan dalam posisi berdiri. Stres psikologis yang disebabkan oleh perasaan tanggung jawab yang berat terhadap pasien. Stres, hubungan keluarga yang tegang, dan kelelahan akibat perubahan dan bekerja malam, lembur kerja, dan kontak dengan pasien yang sakit, terutama bila pasien tidak pulih dari operasi. Masalah hubungan interpersonal dengan ahli bedah dan anggota lain dari tim operasi. Paparan pasien mengalami trauma, beberapa korban bencana atau peristiwa bencana atau pasien parah dapat menyebabkan kekerasan pasca-trauma sindrom stres.
Potensi Risiko di Kamar BedahKIMIA :Ethylene OxideFormaldehydeGlutaraldehydeGas AnestesiMercury, Chlorine
PSIKOSOSIAL:Kerja ShiftKekerasanStress
ERGONOMIK:Posisi StatisMengangkatMembungkukMendorong
Risiko Fisik :-Radiasi -Suhu panas-Suhu dingin-Pencahayaan
Bahaya Yang Dihadapi Dalam RumahSakit Atau Instansi Kesehatan
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas keshatan selalu dihadapkan padabahaya-bahayatertentu,misalnyabahayainfeksius,reagensiayangtoksik,peralatanlistrikmaupunperalatankesehatan.Secaragarisbesarbahayayangdihadapi dalam rumah sakit atau instansi kesehatan dapat digolongkan dalam :1.Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakaratau meledak (obatobatan).2.Bahan beracun, korosif dan kaustik .3.Bahaya radiasi .4.Luka bakar .5.Syok akibat aliran listrik .6.Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam .7.Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit
Surgical Safety ChecklistNama :
Ruang / Register :
Diagnosa Tanggal : :
Tindakan :
Operator Asisten : :
Anastesi Asisten : :
Instrumen :
Konfirmasi bahwa semua tim operasi telah
memperkenalkan nama dan tugas masing-masing
Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area yang
akan di operasi
Apakah antibiotik profilaksis telah diberikan paling
tidak 60 menit sebelum operasi?
o sudah, jam : ........ o belum
Operator
Apakah ada tindakan darurat atau prosedur di luar
standard operasi yang akan dilakukan?
o berapa lama operasi?
o bagaimana antisipasi kehilangan darah?
Anestesi
Apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan
pada pasien ini?
Instrumen
o apakah peralatan sudah di strerilisasi?
o apakah ada perhatian khusus pada peralatan? ...
Apakah diperlukan instrumentasi radiologi?o ya
Antisipasi kejadian kritis
Perawat membacakan :
o jenis tindakan
o kecocokan jumlah instrumen, kassa, jarum
sebelum dan sesudah operasi
o label pada spesimen (membacakan identitas
pasien, jenis spesimen, register, ruangan yang
tertera pada label)
o apakah ada permasalahan pada alat-alat yang
digunakan
Instrumen+anestesi+operator
o apa yang menjadi perhatian khusus pada saat
masa pemulihan (recovery)
Sebelum induksi (SIGN IN)Sebelum incisi (TIME OUT)
Sebelum meninggalkan kamar operasi (SIGN OUT)
Apakah pasien telah dikonfirmasikan identitas,
area operasi, tindakan operasi, dan lembar
persetujuan?
sudah belum
Apakah area operasi telah ditandai?
Apakah mesin anestesi dan obat-obatan telah diperiksa
kesiapannya?
Apakah pulse oksimeter pada pasien telah berfungsi
baik?
Apakah pasien mempunyai riwayat alergi ?
o ya, .....o tidak
Penyulit airway atau resiko aspirasi?
o tidak
o ya, tapi telah tersedia perlatan untuk mengatasinya
Resiko kehilangan darah >500ml atau 7cc/kgBB (anak)
o tidak
o ya tapi telah direncanakan 2 iv line atau akses vena
sentral
sudah belum
sudah belum
ya tidak
o sudah o belum
o sudah o belum
o tidak
o ya : ...
RSUD. dr. Saiful Anwar Malang
MALANG
Perawat sirkulerOperator Anastesi
:
tidak perlu
o tidak o ya, .....
o tidak
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
Jam Induksi :
Jam Insisi :
Jam Selesai :
Semua proses harus dihadiri oleh seluruh tim
(INVENTARIS INSTRUMEN)
(SPECIEMEN)
...........................
Petugas
(INVENTARIS KASA)
Jumlah Akhir
Kasa besar
Kasa kecil
Deepers
Surgical Safety Checklist
Persiapan Awal Penambahan Sisa
Penambahan Pengurangan Jumlah Akhir
Instrumen
Jarum
Permasalahan padainstrumen
Nama Spesimen JumlahJenis Pemeriksaan
Dikirim ke
Cairan
Pus
Jaringan / Tumor
RSUD. dr. Saiful Anwar Malang
MALANG
Total Pemakaian(Total=Pemakaian + Sisa)
...........................
KET: Kolom penambahan diisi dengan tanda X, untuk deepers 1 kotak = 1 bendel (10 biji ), kasa kecil 1 kotak = 1 bendel (10 biji) Kolom penambahan kasa besar diisi dengan tanda V, untuk kasa besar 1 kotak = 1 bendel ( 5 biji )
Persiapan Awal
PA VC Kultur Lain - lain Pengirim Penerima