SOSIALISASI ( K3 ) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA & DISASTER Dr. Donny, MARS
SOSIALISASI ( K3 )
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
& DISASTER
SOSIALISASI ( K3 )
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
& DISASTER
Dr. Donny, MARS
National Safety Council (NSC) th 1988
kecelakaan di Rumah Sakit 41% lebih besar dari pekerja di industry lain.
Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain.
US Department of Laboratorium, Bureau of Laboratorium Statistic,
1983 sprains, strains : 52%;
contusion, crushing, bruising : 11%;
cuts, laceration, punctures: 10.8%;
fractures : 5.6%;
multiple injuries : 2.1%;
thermal burns : 2%;
stratches, abrasions : 1.9%;
infections : 1.3%
Dermatitis : 1.2%;
dan lain-lain : 12.4%
Laporan I SRAEL: angka prevalensi cedera punggung tertinggi pada
perawat 16.8% dibandingkan pekerja sector industry lain.
AUSTRALIA, diantara 813 perawat, 87% pernah low back pain, prevalensi 42%
AS, insiden cedera musculoskeletal 4.62/100 perawat per tahun. Cedera punggung menghabiskan biaya konpensasi terbesar, yaitu lebih dari 1 milliar $ per tahun. Khusus di
INDONESIA, data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di Rumah Sakit belum tergambar dengan jelas, namun diyakini bahwa banyak keluhan-keluhan dari para petugas di Rumah Sakit, sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada di Rumah Sakit.
Penyakit kronis yg diderita petugas RS
Laporan Gun (1983 ) Hipertesi, varises, anemia, ( kebanyakan
wanita),
penyakit ginjal dan saluran kemih (69% wanita),
dermatitis dan urtikaria (57% wanita)
nyeri tulang belakang dan pergeseran diskus intervertebrae.
> 1.5 kali dari petugas atau pekerja lain, yaitu
penyakit infeksi dan parasit,
saluran pernapasan,
saluran cerna
keluhan lain, seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan saluran kemih, masalah kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan, penyakit kulit dan system otot dan tulang rangka
Penyakit Akut yg diderita petugas RSLaporan Gun (1983 )
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya. Oleh karena itu K3 Rumah Sakit perlu dikelola dengan baik.
Dasar Hukum Perundangan K3
UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (BAB XI dan XII) Kesehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja
UU No.23 TH 1992 TENTANG KESEHATAN
Pasal 23 :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
Tujuan
Melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja
Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
Menjamin proses produksi berjalan lancar
MANUSIA
KIMIA
FISIKA
PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA
BIOLOGIPSIKOLOGI
FISIOLOGI
1. Faktor Fisiologi
( Ergonomi )
Definisi Ergonomi
Ilmu yang membahas tentang kemampuan dan keterbatasan manusia, yang secara sistematis memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga dapat tercipta sistem, produk, atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia.
. .
Pokok Penting Dalam Ergonomi1. Manusia dan pekerjaannya.
2. Tempat dan kondisi lingkungan kerja.
3. Perancangan sistem kerja.
4. Indera manusia.
5. Konsumsi energi dan kelelahan kerja.
6. Mengatur waktu kerja.
7. Mengendalikan stres.
8. Penelitian, pengukuran, dan penyederhanaan kerja.
. .
2. FAKTOR BIOLOGI
Fak. Biologi berbeda dg Fak. Kimia dan Fak. Fisik
Biological hazard tumbuh dan berkembang
Infeksi biological hazard terjadi ditempat kerja dan lingk.
Kuman phatogen yg berasal umumnya dr pasien
Pekerja yg terinfeksi dpt menjadi pembawa resiko
KATAGORI BIOLOGICAL HAZARD
Microorganisma dan toksinnya (virus, bakteri, fungi & produknya)
Arthopoda (crustacea, arochmid, insect)
Alergen & toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis kontak, rhinitis, asma)
Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern) & hewan invertebrata (protozoa, ascaris)
Resiko Penularan Penyakit
SIMBOL BIOLOGICAL HAZARD
3. FAKTOR KIMIA
Kriteria bahan kimia berbahaya: bahan beracun
bahan sangat beracun
cairan mudah terbakar
cairan sangat mudah terbakar
gas mudah terbakar
bahan mudah meledak
bahan reaktif
bahan oksidator
GAS MUDAH TERBAKAR
• GAS ELPIJI (DAPUR) :
Selang gas diganti setiap th/10-12x pergantian tabung gas,dicatat(karatan)
Tidak men”charger”dan mengaktifkan HP dekat tabung GAS Ventilasi dapur
• KEMASAN
Tabung Oxigen RS : Warna putih
Tabung Oxigen industri : warna Biru
Uji tekanan setiap 10 th (ada tgl pembuatan)
LARANGAN KHUSUS
4. FAKTOR FISIK
Physical Hazards
iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu, medan magnet dan penerangan
NOISE (KEBISINGAN)KEBISINGAN ADALAH SUARA YANG TIDAK DIINGINKAN OLEH PENDENGARAN MANUSIA.PADA UMUMNYA TERJADI PADA FREQUENSI TINGGI.KEBISINGAN TERDIRI DARI BERBAGAI MACAM :KONSTAN, FLUKTUASI, KONTINU,RANDOM (ACAK) DAN IMPACT NOISE.(ex: naik pesawat udara :random)
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP-51/MEN/1999, KEBISINGAN
WAKTU PAPARAN WAKTU JAM/MENIT
INTENSITAS KEBISINGAN DALAM dBA
8
4
2
1
30
15
7,5
3,75
1,88
0,94
28,12
14,06
7,03
3,52
1,75
JAM
JAM
JAM
JAM
MENIT
MENIT
MENIT
MENIT
DETIK
DETIK
DETIK
DETIK
DETIK
DETIK
DETIK
85
88
91
94
97
100
103
106
109
112
115
118
121
124
127
Keselamatan Kerja Listrik
Bahaya dan Resiko Listrik Kesetrum (electric shock)
Terbakar (electric burns)
Kebakaran dan peledakan akibat listrik
Percikan
Peralatan listrik protable
Bahaya-bahaya turunan akibat listrik
Sumber Bahaya Listrik
Instalasi (sambungan listrik) overload
Kebocoran penghantar listrik (sistim isolasi, kabel rusak)
Hubungan pendek (short circuit)
Personil tidak kompeten
Perawatan yang kurang
KESETRUM LISTRIK
Pencegahan Resiko Akibat Bahaya Listrik
1. Selamat Rancangan (INTRISICALLY SAFE DESIGN) Instalasi, rancangan alat, bahan-bahan, kabel dan semua
aspek teknis perlengkapan listrik dibuat sesuai dgn standard
2. Prosedur Kerja (SAFE WORKING PROCEDURE) Kabel dan extensionnya terhindar kerusakan, penggunaan
perkakas listrik yang berlebihan dan tidak memenuhi standard.
3. PROGRAM PENGENDALIAN Inspeksi dan pengujian rutin sistim instalasi, pelatihan-
pelatihan penanggulangan bahaya listrik, penerapan ‘LOG and TAG OUT’ System, ijin kerja, “buddy system”, pengawasan pekerjaan-pekerjaan khusus
Pemeriksaan rutin alat-alat listrik portable
Logout – Tagout pada proses pemeliharaan
KESELAMATAN RADIASI PENGION
KeselamatanRadiasi di Rumah
Sakit
Aplikasi Radiodiagnostik
Radiografi
Fluoroskopi
ComputedTomography
Dosis
radiasi
&
risiko
meningkat
Dosis efektif
10 µSv
20 mSv
Risiko kanker
<1 dlm sejuta
~ 1 in 1000
Efek Kesehatan Radiasi
PrinsipProteksi dan Keselamatan
APAR
Penyediaan APAR yang sesuai
TIDAK
TIDAK
TIDAK
YA
YA
YA
BERHASIL DIPADAMKAN PENGHUNI
DIKENDALIKAN DGN SPRINKLER
DIKENDALIKAN OLEH DPK
KONSEKWENSI KERUGIAN KECIL
KONSEKWENSI KERUGIAN SEDANG
KONSEKWENSI KERUGIAN BESAR
KONSEKWENSI KERUGIAN SANGAT BESAR
Fire RESPONS
< 15 menit
DISASTERDISASTER
Dr. I Made SantlkaTeam K3 RS
Renc.rumah pak Gede10x50
JL. P. S
ER
AN
GA
N
JL. P. SERANGAN
POS SATPAM
1
1
stop cstop cstop cstop cstop cstop c
O2
stop c
stop c
stop c stop c
O2
di bawah meja
stop c stop c
1 3/4
stop c
stop c
stop c
stop cstop c
stop cstop c
stop c stop cstop cstop c stop cP1
TV± 0.40
R.DOKTER 4.3 M2
RUANG TUNGGU UGD
13.4 X 7
NAIK
LOBBY
VK GYN 16 M2
R. DOKTER 7 M2
19.6
5,85 X 5,15OK II
OK III
R. ISOLASI12.6 M2
25.5 M2
4,85 X 5,15
8.1 M2R. DOKTER
OK I
OK IV
7.2 M2
R. ganti
VK.OBS BAYI VIP 7 M2
VK.OBS 62.5 M2
P1
HALL18 M2
LIFT6.6 M2
LORONG
R. RM3X7.4
20.2 M2
40 M2
R. PERSIAPAN
R. PEMULIHAN
R.M19 M2
KASIR/FO2x5
R. ME8.5 M2
NAIKSHAFT
P4
V1
LIFT
R. PERAWAT36 M2
50 M2
55 M2
ICCU
26 M2ICU
R. INTERMEDIETE
PRW
SELASAR
R. HD45 M2
COUNTERpartisi kaca (Tg 220cm) tanpa tembok
R. SPOOL HOOK 4 M2
R. KHUSUS ICU 16 M2
R. PERALIHAN 31.2 M2
2.6X2.75
2.6X2.75R. DR5.7 M2
R. PRW 24 M2
R. TUNGGU ICU 30 M2
tambahan dinding solid
R. STUM13.7 M2
R. TUNGGU OK 40 M2
partisi kaca (Tg 220cm) tanpa tembok
2.75X2.6
2.75X2.6
R. CAPD15.4 M2
tambahan dinding solid
kasirfarmasi
admin keu 3X3
mod
R. JZH9.5 M2
13.7 M2
UGD120 M2
R. UPS 4X2
R. PERAWAT
F.O EXECUTIVE
R. DR. POLI
GAS LIQUID
R. GAS SENTRAL 25.5 M2
TEMPAT BERKUMPUL YG AMAN
PARKIR AMBULANCE
KETERANGAN
Emergency exit :
APAR :
Hydrant :
Mudah Terbakar :
Tabung Bertekanan :
Arus Listrik :
Radiasi :
Posisi Anda :SIRKULASI EMERGENCY EXIT LANTAI 1
KELUAR EXIT
KELUAR EXIT
MENGELOLA DISASTER INTERNAL Hubungi Operator untuk meminta bantuan
Bila ada kebakaran gunakan APAR yang terdekat
Seleksi pasien
Pilih jalur evakuasi yang paling aman, efektif dan pasien selamat
Siapkan alat emergency, tandu dan alat lainnya yang diperlukan
Usahakan pasien emergency yang paling mudah dulu diutamakan untuk dievakuasi
Setelah tiba di lantai dasar, sebelumnya telah koordinasi dengan pihak keamanan dan ditempatkan pada MASTER POIN
Bila perlu siapkan untuk rujukan
MENGELOLA DISASTER EKSTERNAL
Operator mendapat telpon dari Disaster Pusat
Operator menghubungi Tim Disaster untuk bersiap-siap
Tim segera berangkat ke lokasi, yang sebelumnya ditanyakan lokasi yang tepat.
Setiba di lokasi, bila belum dilakukan seleksi lakukan seleksi segera
Segera evakuasi penderita ke tempat rujukan yang ditunjuk.