Page 1
KESALAHAN BERBAHASA TATARAN FONOLOGI
DALAM DIALOG FILM “MELODYLAN”
Oleh
LISA AGUSTIN
Stb. A 111 18 003
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
Page 2
ii
PHONOLOGICAL ERRORS IN MELODYLAN FILM
DIALOGUE
LISA AGUSTIN
Stb. A11118003
SKRIPSI
Submitted as a partial fulfillment of the requirements for the degree of
Sarjana Pendidikan at Indonesian Language Education Study Program
Language and Art Education Department
Teacher Training and Education Faculty
Tadulako University
INDONESIAN LANGUAGE EDUCATION STUDY
PROGRAM LANGUAGE AND ART EDUCATION
DEPARTMENT TEACHER TRAINING AND
EDUCATION FACULTY TADULAKO UNIVERSITY
2021
Page 3
iii
PENGESAHAN
KESALAHAN BERBAHASA TATARAN FONOLOGI DALAM
DIALOG FILM MELODYLAN
Oleh
Lisa Agustin
A11118003
SKRIPSI
Untuk memenuhi satu syarat ujian guna memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal
tertera di bawah ini
Palu, 20 Januari 2022
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Ulinsa, M.Hum
NIP. 19780405 200501 2 002
Pembimbing
Dr. Moh. Tahir, M.Hum
NIP. 19620512 198702 1 001
Dekan FKIP Universitas Tadulako
Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si
NIP. 19690703 199403 1 004
Page 4
iv
PENGESAHAN
Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi dalam Dialog Film
“MeloDylan”
Oleh
Lisa Agustin
A11118003
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing
Pembimbing
Dr. Moh. Tahir, M. Hum
NIP. 19620512 198702 1 001
Mengetahui,
Koordinator Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dr. Ulinsa,M.Hum
NIP. 19780405 200501 2 002
Page 5
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Lisa Agustin
Stambuk : A 111 18 003
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar tulisan saya dan bukan
plagiasi, baik sebagian maupun seluruhnya. Apabila dikemudian hari terbukti atau
dapat dibuktikan bahwa skripsi ini memenuhi unsur plagiasi, baik sebagian
maupun seluruhnya maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Palu, 06 Januari 2022
Yang membuat pernyataan
Lisa Agustin
A 111 18 003
Page 6
vi
ABSTRAK
Lisa Agustin. 2021. Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi dalam Dialog
Film MeloDylan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing Dr. Moh. Tahir,
M.Hum.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk
kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk kesalahan
berbahasa tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan. Sumber data penelitian
ini berasal dari film MeloDylan, yaitu bentuk kesalahan berbahasa tataran
fonologi dalam dialog film MeloDylan. Jenis data yang diperoleh adalah data
kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yakni dengan proses-
proses pengamatan seperti melihat dan mencatat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat beberapa kesalahan fonologi dengan berbagai kategori. Kategori
tersebut seperti kesalahan perubahan fonem, penghilangan fonem, dan
penambahan fonem. Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada fonem vokal,
konsonan, dan diftong (fonem vokal rangkap). Analisis data menunjukkan bahwa
kesalahan berbahasa fonologi yang paling banyak terjadi adalah pada kategori
penghilangan fonem vokal /e/ dengan jumlah kesalahan sebanyak 135 kesalahan
dan presentase kesalahan sebanyak 42,29%. Kesalahan berbahasa fonologi yang
paling sedikit terdapat pada kategori perubahan fonem /a/ menjadi /o/ dengan
jumlah kesalahan sebanyak 3 kesalahan dan presentase kesalahan sebanyak
1,84%. Jadi, kesalahan-kesalahan berbahasa fonologi dalam dialog film
MeloDylan berada pada kualifikasi cukup banyak mengalami kesalahan fonologi.
Dalam pembelajaran bahasa dan sastra, penggunaan pelafalan yang benar dapat
berpengaruh besar bagi siswa. Dengan adanya penggunaan pelafalan yang benar,
tentu akan mempermudah pembelajaran baik secara lisan maupun tertulis.
Kata kunci : Kesalahan berbahasa, fonologi
Page 7
vii
ABSTRACT
Lisa Agustin. 2021. Phonological Errors in MeloDylan Film Dialogue. Skripsi.
Bachelor Degree. Indonesian Language Education Study Program,
Language and Art Education Department, Teacher Training and Education
Faculty, Tadulako University. Under the supervision of Moh. Tahir.
The main problem in this study is how the form of language errors at the
phonological level in the dialogue of the MeloDylan film. The research aims to
describe the types of phonological errors in the MeloDylan film dialogues. The
data source was the MeloDylan film, phonological language error in the
MeloDylan film dialogues. The type of data obtained is qualitative data. Data
collection techniques are observation processes included observing and note-
taking. The results showed that there were several phonological errors with
various categories. These categories include phoneme change errors, phoneme
omissions, and phoneme additions. These mistakes occur in vowel phonemes,
consonants, and diphthongs (dual vowel phonemes). The most common
phonological language errors, according to data analysis, are in the category of
vowel phoneme omission of /e/, with 135 errors and a percentage of errors
of 42.29 percent. The phoneme transition category /a/ to /o/has the fewest
phonological errors with three errors and an error percentage of 1.84 percent. As
a result, the phonological language problems in MeloDylan's film's dialogue
qualify as having a high number of phonological errors. Correct pronunciation
may have a significant impact on students' language and literature understanding.
It will undoubtedly aid learning both orally and in writing if using the proper
pronunciation.
Keywords: phonology, grammatical errors
Page 8
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas petunjuk dan
kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai karya
tulis utama dalam menyelesaikan studi S-1 pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Universitas
Tadulako. Tugas akhir ini berjudul “Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi dalam
Dialog Film MeloDylan”.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menemukan berbagai kendala,
namun berkat bantuan berbagai pihak terutama dengan komisi pembimbing,
kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis dengan
tulus mengucapkan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dr. Moh. Tahir,
M.Hum., yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfuds M.P., Rektor Universitas Tadulako, atas kesempatan
untuk Program Pendidikan S1 pada FKIP Universitas Tadulako.
2. Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si., Dekan FKIP, atas kesempatan yang
diberikan dalam mengikuti Program S-1 di FKIP Universitas Tadulako Palu.
3. Dr. Hj. Sriati Usman, M.Hum, Ketua Jurusan Bahasa dan Seni FKIP
Universitas Tadulako.
Page 9
ix
4. Dr. Ulinsa, M.Hum., Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, atas kesempatan yang diberikan dalam mengikuti Program
S-1 di Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta sebagai penguji
I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan
selama seminar maupun ujian skripsi.
5. Dr. I Gusti Ketut Alit Saputra, M.Hum., selaku penguji II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan serta arahan selama
seminar dan ujian skripsi.
6. Drs. Saharuddin Barasandji, M.Pd., yang pernah menjadi penguji II dengan
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan serta arahan selama
seminar dan ujian skripsi.
7. Dr. Sitti Harisah, S.Ag., M.Pd., selaku dosen wali yang telah membantu
penulis dalam mengikuti dan menyelesaikan studi di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Tadulako.
8. Seluruh staff pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Tadulako yang telah memberikan ilmu pengetahuan
yang tak ternilai selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
9. Kedua orangtua penulis, Nuriah, S.Pd dan Jemu, yang selalu memberikan
dukungan maupun doa serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam setiap
langkah penulis.
10. Adik penulis, Nofikayanti dan Rizki Ramadani, yang selalu memberikan
segala dukungan kepada penulis.
Page 10
x
11. Pasangan penulis, Dika Wahyudi, yang selalu memberikan dukungan serta
semangat bagi penulis untuk selalu optimis terhadap segala hal agar bisa
membanggakan kedua orangtua penulis.
12. Teman-teman penulis di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Alun Dwi Widyasari, Yunanik, Devi Rizki Amalia Putri, dan
Zulvikarayanti, yang selalu membersamai penulis dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
13. Teman-teman kos Putri Mawaddah, Megawati Lestari dan Husnul Khotimah.
Terima kasih atas dukungannya, canda tawa yang memberikan semangat, dan
menjadi keluarga baru bagi penulis di perantauan.
14. Ayu Monika Puspita Ningrum, S.Pd., selaku teman sekaligus kakak bagi
penulis yang selalu memberikan arahan maupun masukan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
15. Keluarga tersayang, Om Sugeng, Bibi Wiwit, Nadia Safitri, Ibu Siti Romidah,
yang selalu mendukung dan memberikan doa, sehingga penulis mampu
mencapai tahap ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang tulus
memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini.
Menyadari sebagai manusia yang tidak terlepas dari kesalahan kekhilapan,
wajar kiranya penulisan karya tulis ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, saran, dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan dari
segenap pembaca. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi perkembangan
pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah, Khususnya di Palu.
Page 11
xi
Akhirnya kepada Allah penulis kembalikan segalanya dan semoga Allah
SWT meridai segala kegiatan kita. Amin!
Palu, 06 Januari 2022
Penulis,
Page 12
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... xvii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Penelitian Relevan .......................................................................................... 5
2.2 Kajian Teori .................................................................................................... 6
2.2.1 Kesalahan Berbahasa ..................................................................................... 6
2.2.2 Fonologi ................................................................................................. 10
2.2.3 Film ....................................................................................................... 15
2.3 Film MeloDylan ............................................................................................ 18
Page 13
xiii
2.4 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 22
3.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ....................................................... 22
3.2.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 22
3.2.2 Objek Penelitian ..................................................................................... 23
3.3 Sumber Data ................................................................................................. 23
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 23
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 26
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ..................................................................................................... 46
5.2 Saran ............................................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48
LAMPIRAN ........................................................................................................... 50
Page 14
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Kesalahan fonologi pada kategori perubahan fonem ................................ 26
Tabel 2. Kesalahan fonologi pada kategori penghilangan fonem ......................... 27
Tabel 3. Kesalahan fonologi pada kategori penambahan fonem ........................... 28
Tabel 4. Kesalahan fonologi pada kategori perubahan fonem vokal ..................... 30
Tabel 5. Kesalahan fonologi kategori penghilangan fonem vokal dan konsonan .. 36
Tabel 6. Kesalahan fonologi kategori penambahan fonem vokal dan konsonan ... 41
Tabel 7. Kesalahan pelafalan tataran fonologi dalam film MeloDylan ................. 50
Tabel 8. Kesalahan perubahan fonem .................................................................... 51
Tabel 9. Kesalahan penghilangan fonem ............................................................... 52
Tabel 10. Kesalahan penambahan fonem............................................................... 53
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
Film MeloDylan ..................................................................................................... 18
Kerangka pemikiran ............................................................................................... 20
Jenis-jenis bunyi vokoid ......................................................................................... 29
Jenis-jenis bunyi kontoid ....................................................................................... 30
Page 16
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Kesalahan pelafalan tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan .................... 50
Kesalahan perubahan fonem .................................................................................. 51
Kesalahan penghilangan fonem ............................................................................. 52
Kesalahan penambahan fonem ............................................................................... 53
Dialog kesalahan perubahan fonem ....................................................................... 54
Dialog kesalahan penghilangan fonem .................................................................. 60
Dialog kesalahan penambahan fonem .................................................................... 64
Daftar Riwayat hidup ............................................................................................. 67
Surat keputusan dosen pembimbing....................................................................... 68
Surat keputusan tim penguji ................................................................................... 70
Page 17
xvii
Tiada perjalanan tanpa lika-liku, tiada
pula perjuangan tanpa pengorbanan,
dalam kehidupan masalah yang datang
menjadi sebuah tantangan dan motivasi
untuk menjadikan diri lebih baik lagi.
Keinginan dan tekad yang kuat akan
menjadikan diri semakin optimis dalam
segala hal, untuk mencapai sebuah
kesuksesan diperlukan keseimbangan
diantara keduanya.
Tiada hari tanpa rasa optimis, dengan
rasa optimis membuat mahasiswa lebih
percaya diri. Karena itu,
mengoptimiskan diri sendiri menjadi
salah satu kata kunci dalam meraih
sebuah kesuksesan.
Page 18
xviii
Karya ilmiah ini saya dedikasikan
kepada Ayah, Ibu, Adik, dan orang
yang istimewa dalam hidup saya,
atas segala didikan, dukungan,
perhatian, kepedulian, dan kasih
sayang yang telah diberikan kepada
saya selama ini.
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi dan kerja sama yang paling efektif dalam
berkomunikasi. Dengan demikian, bahasa memiliki peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi yang hanya
dimiliki manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal.
Kajian secara internal artinya pengkajian itu hanya dilakukan terhadap struktur
intern bahasa itu saja, seperti struktur fonologinya, struktur morfologinya, atau
struktur sintaksisnya. Sedangkan kajian eksternal berarti kajian itu dilakukan
terhadap hal-hal atau faktor-faktor yang berada di luar bahasa yang berkaitan
dengan pemakaian bahasa oleh para penuturnya di dalam kelompok-kelompok
sosial kemasyarakatan.
Dari dahulu hingga sekarang, bahasa bukanlah hal yang asing untuk
dibicarakan. Dari masa ke masa bahasa semakin mengalami perkembangan.
Namun, banyak hal yang belum kita ketahui dari bahasa nasional kita terutama
dari struktur fonologinya.
Fonologi ialah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa, yang secara etimologi terbentuk dari
kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu (Chaer, 1994:102).
Salah satu cabang linguistik tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Meskipun sangat erat kaitannya, banyak sekali terjadi kesalahan
Page 20
2
pelafalan fonem-fonem tertentu yang berubah atau tidak diucapkan sesuai kaidah.
Penggunaan pelafalan yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap
pembelajaran bahasa. Kontribusi penggunaan pelafalan yang benar dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, baik sastra maupun linguistik dapat memberikan
serta mengatur etika dalam berbahasa lisan dan tertulis. Dengan adanya kontribusi
tersebut, maka pembelajaran yang dilakukan akan lebih terarah.
Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik pada
penggunaan bahasa secara lisan maupun secara tertulis. Sebagian besar kesalahan
tersebut berkaitan dengan pelafalan. Bila kesalahan pelafalan tersebut dituliskan,
maka terjadilah kesalahan berbahasa dalam ragam tulis. Sebaliknya, bila
kesalahan pelafalan tersebut dilisankan, maka terjadilah kesalahan berbahasa
dalam ragam lisan. Ada tiga kesalahan pelafalan yang meliputi : (a) perubahan
fonem; (b) penghilangan fonem; dan (c) penambahan fonem (Setyawati, 2010:25).
Senada dengan permasalahan tersebut, fonologi juga berkaitan dengan dunia
perfilman Indonesia. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa film-film bioskop yang
dirilis dari tahun ke tahun mampu membuat semua orang tertarik untuk
melihatnya. Para penontonnya pun tidak hanya dari kalangan orang dewasa,
melainkan dari kalangan belia hingga remaja pun tidak ketinggalan untuk
menontonnya.
Salah satu film bioskop yang banyak diminati oleh khalayak adalah film
MeloDylan. Hal itu dibuktikan dari banyaknya penonton pada saat film tersebut
sudah dirilis dan masuk ke channel youtube MD Enterntainment. Kisaran angka
penontonnya adalah sekitar 24 juta kali ditonton pada channel youtube tersebut.
Film ini diadaptasi dari novel yang berjudul “MeloDylan” karya Asriaci yang
Page 21
3
kemudian difilmkan dengan pemeran utama yang masih sangat remaja, sehingga
banyak yang tertarik menontonnya.
Berkenaan dengan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, alasan penulis
meneliti kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam dialog film “MeloDylan”
ialah disebabkan film merupakan suatu media komunikasi dalam bentuk gambar
bergerak yang banyak diminati oleh khalayak. Namun, tidak menutup
kemungkinan di dalam dunia perfilman mengalami sebuah kesalahan pelafalan
terutama dalam ragam lisan contohnya saja pada kata “teman” fonem vokal /a/
diubah menjadi /e/ yang kemudian dilafalkan menjadi “temen”, kata “cuma”
ditambahkan fonemnya sehingga dilafalkan menjadi “cuman”, kata “hati”
dihilangkan fonem /h/ sehingga dilafalkan menjadi “ati”, dan masih banyak lagi
kesalahan-kesalahan pelafalan yang sering terjadi. Hal tersebut tentu akan
mempengaruhi para penontonnya, yang secara otomatis mengikuti pelafalan dari
film-film yang ada. Dengan pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan
penelitian mengenai kesalahan berbahasa pada tataran fonologi dalam sebuah
film, maka penulis perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kesalahan berbahasa pada tataran fonologi dalam film tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa
tataran fonologi dalam dialog film “MeloDylan”?
Page 22
4
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
bagaimana bentuk kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam dialog film
“MeloDylan”.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan
manfaat praktis sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta memberikan pengetahuan
bagi para pembacanya mengenai kesalahan berbahasa pada tataran fonologi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Dapat menerapkan berbagai keterampilan berbahasa Indonesia seperti
berbicara dan menulis yang sesuai dengan kaidah tata baku bahasa Indonesia
yang baik dan benar, sehingga tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.
b. Bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi bahwa dalam dunia film tidak semuanya
terlihat sempurna, banyak sekali bentuk kesalahan pelafalan di dalamnya,
sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu meminimalisir
kesalahan tersebut serta menambah wawasan masyarakat mengenai pelafalan
yang baik dan benar agar tidak mengikuti pelafalan yang tidak sesuai kaidah.
Page 23
5
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Penelitian Relevan
Penelitian yang berkenaan dengan kesalahan berbahasa fonologi sebelumnya
pernah dilakukan oleh Fitria Lathifah, Syihabuddin, dan M. Zaka Al Farisi (2017)
dengan judul penelitian Analisis Kesalahan Fonologis dalam Keterampilan
Membaca Teks Bahasa Arab. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
dalam proses pembelajaran keterampilan membaca teks bahasa Arab, para siswa
menimbulkan kesalahan ucap atau biasa disebut dengan kesalahan fonologis.
Kemudian, penelitian mengenai kesalahan berbahasa juga pernah dilakukan
oleh Anam Purwanto (2019) dengan judul tesis Language Error Analysis in
MPBI-UMS Students Speech Who Roled as Police Officer, dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa : (1) kesalahan bidang fonologi ditemukan lima kesalahan;
(2) kesalahan bidang ejaan ditemukan satu kesalahan; (3) kesalahan bidang
morfologi ditemukan satu pleonasme dan Sembilan kesalahan penggunaan kata
depan; (4) kesalahan bidang sintaksis ditemukan enam kesalahan kemubaziran
kata, enam kesalahan repetisi, dan satu ketidakefektifan kalimat; (5) kesalahan
bidang sosiolinguistik ditemukan tiga kesalahan alih kode.
Judul penelitian ini adalah Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi dalam
Dialog Film ‘MeloDylan’. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fitria Lathifah, Syihabuddin, dan M. Zaka Al Farisi ialah analisis kesalahan
fonologis dalam membaca teks bahasa Arab, sedangkan dalam penelitian ini
Page 24
6
penulis melakukan analisis kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam film
“MeloDylan”. Adapun persamaannya adalah untuk menganalisis atau
mendeskripsikan kesalahan berbahasa tataran fonologi. Sementara itu, penelitian
yang dilakukan oleh Anam Purwanto adalah analisis kesalahan berbahasa pada
berbagai bidang seperti fonologi, morofologi, ejaan, sintaksis, dan sosiolinguistik,
sedangkan pada penelitian ini penulis melakukan analisis kesalahan berbahasa
dalam bidang fonologi saja. Namun, antara penelitian yang dilakukan oleh Anam
Purwanto dengan penelitian ini memiliki kesamaan seperti mendeskripsikan
kesalahan berbahasa, khususnya pada bidang fonologi adalah perubahan fonem
dan penghilangan fonem.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Kesalahan Berbahasa
1) Pengertian Kesalahan Berbahasa
Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya bernuansa dengan
kesalahan yaitu: salah, penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. Keempat kata
itu dideskripsikan artinya sebagai berikut :
a. Kata “salah” diantonimkan dengan “betul”, artinya apa yang dilakukan
tidak betul, tidak menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan.
Hal tersebut mungkin disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum
tahu, atau tidak tahu terhadap norma, kemungkinan yang lain dia khilaf.
Jika kesalahan ini dikaitkan dengan penggunaan kata, dia tidak tahu
kata yang tepat dipakai.
Page 25
7
b. “Penyimpangan” dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah
ditetapkan. Pemakai bahasa menyimpang karena tidak mau, enggan,
malas mengikuti norma yang ada. Sebenarnya pemakai bahasa tersebut
tahu norma yang benar, tetapi dia memakai norma yang lain yang
dianggap lebih sesuai dengan konsepnya. Kemungkinan lain
penyimpangan disebabkan oleh keinginan yang kuat yang tidak dapat
dihindari karena satu dan lain hal. Sikap berbahasa ini cenderung
menuju ke pembentukan kata, istilah, slang, jargon, bisa juga prokem.
c. “Pelanggaran” terkesan negatif karena pemakai bahasa dengan penuh
kesadaran tidak mau menurut norma yang ditentukan, sekalipun dia
mengetahui bahwa yang dilakukan berakibat tidak baik. Sikap tidak
disiplin terhadap media yang digunakan seringkali tidak mampu
menyampaikan pesan dengan tepat.
d. “Kekhilafan” merupakan proses psikologis yang dalam hal ini
menandai seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang
ada pada dirinya, khilaf mengakibatkan sifat keliru memakai.
Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan. Kemungkinan salah ucap, salah
susun karena kurang cermat.
Apa yang dimaksud kesalahan berbahasa? Terdapat dua ukuran dalam
menjawab pertanyaan tersebut, yaitu :
(1) Berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi. Faktor-
faktor penentu dalam berkomunikasi itu adalah: siapa yang berbahasa
dengan siapa, untuk tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu),
dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan, dan suasana), dengan jalur
Page 26
8
apa (lisan atau tulisan), dengan media apa (tatap muka, telepon, surat,
kawat, buku, Koran, dan sebagainya), dalam peristiwa apa (bercakap-
cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran kerja, pernyataan cinta, dan
sebagainya), dan;
(2) Berkaitan dengan aturan atau kaidah kebahasaan yang dikenal dengan
istilah tata bahasa (Depdikbud, 1995).
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu
berkomunikasi atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma
kemasyarakatan bukanlah berbahasa Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia
yang menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia, jelas pula bukan
berbahasa dengan benar. Kesimpulannya, kesalahan berbahasa adalah penggunaan
bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor
penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan
menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
2) Penyebab Kesalahan Berbahasa
Pangkal penyebab kesalahan bahasa ada pada orang yang menggunakan bahasa
yang bersangkutan bukan pada bahasa yang digunakannya. Ada tiga kemungkinan
penyebab seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut :
(1) Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasainya. Ini menunjukkan
bahwa kesalahan berbahasa disebabkan oleh interferensi bahasa ibu
atau bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2) yang sedang
dipelajari si pembelajar (siswa).
Page 27
9
(2) Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya.
Kesalahan yang merefleksikan ciri-ciri umum kaidah bahasa yang
dipelajari. Dengan kata lain, salah atau keliru dalam menerapkan kaidah
bahasa.
(3) Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. Hal ini
berkaitan dengan bahan yang diajarkan atau yang dilatihkan dan cara
pelaksanaan pengajaran.
3) Klasifikasi Kesalahan Berbahasa
Menurut Tarigan (1996/1997: 48-49), kesalahan berbahasa dalam bahasa
Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi :
(1) Berdasarkan tataran linguistik, kesalahan berbahasa dapat
diklasifikasikan menjadi : kesalahan berbahasa di bidang fonologi,
morfologi, sintaksis (frasa, klausa, kalimat), semantik, dan wacana;
(2) Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa dapat
diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis;
(3) Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat berwujud
kesalahan berbahasa secara lisa dan secara tertulis;
(4) Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi, dapat diklasifikasikan
menjadi kesalahan berbahasa karena pengajaran dan kesalahan
berbahasa karena interferensi; dan
Page 28
10
(5) Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat
diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang paling sering, sering,
sedang, kurang, dan jarang terjadi.
2.2.2 Fonologi
1) Pengertian Fonologi
Secara etimologi kata fonologi berasal dari gabungan kata “fon” yang berarti
bunyi, dan “logi” yang berarti ilmu. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim
diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas,
membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat
ucap manusia (Chaer, 2013:1).
Selain pengertian dari Chaer, ada beberapa pendapat lain mengenai fonologi.
Menurut Keraf (1984:30) fonologi ialah bagian dari tata bahasa yang mempelajari
bunyi-bunyi bahasa. Sedangkan menurut Kridalaksana (1995:57) fonologi ialah
bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa
fonologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari tentang bunyi-bunyi
bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia.
2) Fonem-Fonem Bahasa Indonesia
Fonem-fonem dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga sebagai berikut :
1. Fonem Vokal
Page 29
11
Nama-nama fonem vokal yang ada dalam bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut :
1) /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar.
2) /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar.
3) /a/ vokal depan, rendah, tak bundar.
4) /Ə/ vokal tengah, sedang, tak bundar.
5) /u/ vokal belakang, atas, bundar.
6) /o/ vokal belakang, sedang, bundar.
2. Fonem Diftong
Fonem diftong terdiri dari tiga macam diftong, yaitu diftong naik,
diftong turun, dan diftong memusat. Fonem yang ada dalam bahasa
Indonesia hanya diftong naik.
1) Diftong naik, terjadi jika vokal yang kedua diucapkan
dengan posisi lidah menjadi lebih tinggi daripada yang
pertama. Fonem difton naik terdiri dari diftong /ai/,
diftong /au/, diftong /oi/, dan diftong /ei/.
2) Diftong turun, yakni yang terjadi bila vokal kedua
diucapkan dengan posisi lidah lebih rendah daripada yang
pertama. Fonem diftong turun terdiri dari diftong /ua/,
diftong /uo/, diftong /ue/, dan diftong /ua/.
3) Diftong memusat, yaitu yang terjadi bila vokal kedua
diacu oleh sebuah atau lebih vokal yang lebih tinggi dan
juga diacu oleh sebuah atau lebih vokal yang lebih rendah.
Fonem diftong memusat adalah diftong /oa/.
Page 30
12
3. Fonem Konsonan
Nama-nama fonem konsonan bahasa Indonesia adalah :
1) /b/ konsonan bilabial, hambat, bersuara.
2) /p/ konsonan bilabial, hambat, tak bersuara.
3) /m/ konsonan bilabial, nasal.
4) /w/ konsonan bilabial, semivokal.
5) /f/ konsonan labiodental, geseran, tak bersuara.
6) /d/ konsonan apikoalveolar, hambat, bersuara.
7) /t/ konsonan apikoalveolar, hambat, bersuara.
8) /n/ konsonan apikoalveolar, nasal.
9) /l/ konsonan apikoalveolar, sampingan.
10) /r/ konsonan apikoalveolar, getar.
11) /z/ konsonan laminoalveolar, geseran, bersuara.
12) /s/ konsonan laminoalveoalar, geseran, tak bersuara.
13) /sy/ konsonan laminopalatal, geseran, bersuara.
14) /ny/ konsonan laminopalatal, nasal.
15) /j/ konsonan laminopalatal, paduan, bersuara.
16) /c/ konsonan laminopalatal, paduan, tak bersuara.
17) /y/ konsonan laminopalatal, semivokal.
18) /g/ konsonan dorsovelar, hambat, bersuara.
19) /k/ konsonan dorsovelar, hambat, tak bersuara.
20) /ng/ konsonan dorsovelar, nasal.
21) /x/ konsonan dorsovelar, geseran, bersuara.
22) /h/ konsonan laringal, geseran, bersuara.
Page 31
13
23) /?/ konsonan glottal, hambat.
3) Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi
Setiap lambang bunyi bahasa mempunyai lafal atau ucapan tertentu yang tidak
boleh dilafalkan menurut kemauan masing-masing pemakai bahasa. Pemakai
bahasa Indonesia yang ingin ucapan bahasa indonesianya dinilai baik, harus
berusaha mematuhi kaidah yang berlaku di dalam bahasa tersebut.
Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik
penggunaan bahasa secara lisan maupun secara tertulis. Sebagian besar kesalahan
berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi berkaitan dengan pelafalan. Berikut
ini akan disampaikan beberapa gambaran kesalahan pelafalan yang meliputi : (a)
perubahan fonem, (b) penghilangan fonem, dan (c) penambahan fonem.
a) Kesalahan Pelafalan karena Perubahan Fonem
Terdapat banyak contoh kesalahan pelafalan karena pelafalan fonem-
fonem tertentu berubah atau tidak diucapkan sesuai kaidah. Diantara contoh
kesalahan tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Perubahan fonem vokal, yaitu sebagai berikut :
Salat (baku) Solat (tidak baku)
(2) Perubahan fonem konsonan, yaitu sebagai berikut :
Tekad (baku) Tekat (tidak baku)
(3) Perubahan vokal menjadi konsonan, yaitu sebagai berikut :
Kualitas (baku) Kwalitas (tidak baku)
(4) Perubahan konsonan menjadi vokal, yaitu sebagai berikut :
Page 32
14
Syahwat (baku) Syahuat (tidak baku)
b) Kesalahan Pelafalan karena Penghilangan Fonem
Pemakai bahasa sering menghilangkan bunyi tertentu pada sebuah kata,
yang mengakibatkan pelafalan tersebut menjadi salah atau tidak benar.
Perhatikan beberapa contoh berikut ini:
(1) Penghilangan fonem vokal, yaitu sebagai berikut :
Sutera (baku) Sutra (tidak baku)
(2) Penghilangan fonem konsonan, yaitu sebagai berikut :
Hilang (baku) Ilang (tidak baku)
(3) Penghilangan vokal rangkap menjadi tunggal, yaitu sebagai berikut :
Ramai (baku) Rame (tidak baku)
(4) Penghilangan gugus konsonan, yaitu sebagai berikut :
Takhta (baku) Tahta (tidak baku)
c) Kesalahan Pelafalan karena Penambahan Fonem
Terdapat pula kesalahan pelafalan dikarenakan pemakai bahasa tersebut
menambahkan fonem tertentu pada kata-kata yang diucapkan. Contoh
kesalahan pada bagian ini antara lain :
(1) Penambahan fonem vokal, yaitu sebagai berikut :
Putra (baku) Putera (tidak baku)
Page 33
15
(2) Penambahan fonem konsonan, yaitu sebagai berikut :
Wudu (baku) Wudhu (tidak baku)
(3) Pembentukan deret vokal, yaitu sebagai berikut :
Suvenir (baku) Souvenir (tidak baku)
(4) Pembentukan gabungan gugus konsonan, yaitu sebagai berikut :
Profesor (baku) Professor (tidak baku)
2.2.3 Film
1) Pengertian Film
Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1992 tentang perfilman, film adalah
karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-
dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita
seluloid, pita video, piringan video, dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya
dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik,
atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan atau
ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan lainnya. Menurut
peneliti definisi ini perlu diperbaharui karena saat ini film tidak lagi menggunakan
pita seluloid, melainkan dapat berbentuk file.
Selain itu, ada beberapa tokoh yang mendefinisikan film dengan berbagai
macam pemikirannya. Menurut Arsyad (2003:45) film merupakan kumpulan dari
beberapa gambar yang berada di dalam frame, di mana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat
gambar itu menjadi hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga
Page 34
16
memberikan daya tarik tersendiri. Lain halnya menurut Baskin (2003:4) film
merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai macam
teknologi dan berbagai unsur-unsur kesenian.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa
film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa yang memperlihatkan
berbagai gambar bergerak dengan jalan cerita tertentu yang dimainkan oleh para
pemeran yang diproduksi untuk menyampaikan pesan serta menghibur
penontonnya.
2) Unsur Film
Menurut Krissandy (2014:13) ada dua unsur yang membantu kita untuk
memahami sebuah film diantaranya adalah unsur naratif dan unsur sinematrik,
keduanya saling berkesinambungan dalam membentuk sebuah film. Unsur ini
saling melengkapi, dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembentukan film.
a. Unsur naratif, berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Oleh
karena itu, setiap film tidak akan pernah lepas dari unsur naratif. Unsur
ini meliputi pelaku cerita atau tokoh, permasalahan dan konflik, tujuan,
lokasi, dan waktu.
b. Unsur sinematrik, adalah unsur yang membantu ide cerita untuk
dijadikan sebuah produksi film. Karena unsur sinematrik merupakan
aspek teknis dalam sebuah produksi film.
Page 35
17
3) Jenis Film
Film memiliki beberapa jenis penyampaian pesan dan penyampaian makna itu
semua tergantung seperti apa cara penyampaian yang akan dibuat. Pratista
(2008:21) membagi film menjadi tiga jenis yakni : film dokumenter, film fiksi,
dan film eksperimental. Pembagian ini didasarkan atas cara penyampaiannya,
yaitu naratif (cerita) dan non-naratif (non cerita). Film fiksi memiliki struktur
naratif yang jelas, sementara film dokumenter dan eksperimental tidak memiliki
struktur naratif yang jelas. Berikut ini penjelasan deskripsinya :
a. Film Dokumenter
Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa
dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu
peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-
sungguh terjadi atau otentik. Film dokumenter juga tidak memiliki
tokoh antagonis maupun protagonis.
b. Film Fiksi
Film fiksi terikat oleh plot. Dari sisi cerita, film fiksi sering
menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata serta memiliki
konsep pengadegan yang telah dirancang sejak awal. Struktur film
biasanya terikat dengan kausalitas. Cerita juga biasanya memiliki
karakter (penokohan) seperti antagonis dan protagonis, jelas sangat
bertolak belakang dengan jenis film dokumenter. Dalam hal ini, film
‘MeloDylan’ termasuk ke dalam jenis film fiksi, karena di dalamnya
terdapat penokohan antagonis dan protagonis dengan alur cerita yang
Page 36
18
sudah tersusun rapi, penuh dengan drama bercampur komedi yang
sangat menggelitik.
c. Film Eksperimental
Film eksperimental merupakan jenis film yang sangat berbeda dengan
dua jenis film lainnya. Film eksperimental tidak memiliki plot, namun
tetap memiliki struktur. Strukturnya sangat dipengaruhi oleh insting
subyektif sineas seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman batin
mereka. film-film eksperimental biasanya berbentuk abstrak dan tidak
mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena mereka menggunakan
simbol-simbol yang personal yang mereka ciptakan sendiri.
2.3 Film MeloDylan
Sutradara Fajar Nugros
Produser Rajesh Punjabi
Penulis Endik Koeswoyo
Berdasarkan Melodylan oleh Asri Aci
Pemeran Devano Danendra
Aisyah Aqilah
Angga Aldi Yunanda
Zoe Abbas Jackson
Page 37
19
Bryan Andrew
Musik McAnderson
Sinematografi Ferry Rusli
Penyunting Andhy Pulung
Perusahaan produksi Intercept Film
Distributor Sentra Mega Kreasi
Tanggal rilis 04 April 2019
Negara Indonesia
Bahasa Bahasa Indonesia
MeloDylan merupakan film drama fiksi remaja Indonesia tahun 2019 yang
disutradarai oleh Fajar Nugros serta dibintangi oleh Devano Danendra dan Aisyah
Aqilah. Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Asri Aci.
Seorang siswi SMA bernama Melody (Aisyah Aqilah) memulai harinya di
sekolah baru. Melody memutuskan pindah sekolah untuk menghindari mantan
pacarnya, David (pangeran lantang) yang selama ini sering mengganggunya.
Kepindahan Melody ini juga bermaksud untuk mencari ketenangan dan suasana
baru.
Namun, ketenangan yang didambakannya terganggu ketika dia bertemu dengan
senior laki-laki bernama Dylan (Devano Danendra). Suatu hari Dylan terpaksa
mengantar Melody pulang, hal itu rupanya menyebabkan rumor mereka
berpacaran di sekolah. Melody si anak baru seketika menjadi buah bibir.
Banyak yang iri terhadapnya mengingat Dylan merupakan cowok populer di
sekolah. Rumor ini rupanya terdengar oleh Bianca (Naima Al Jurfi) yang sejak
lama menyukai Dylan. Selain Bianca, masih ada siswi lain yang mendengar berita
ini, yaitu sahabat Dylan bernama Bella (Zoe Abbas Jackson). Akibat rumor ini
Melody pun sering mendapat masalah di sekolah, banyak orang memusuhinya.
Page 38
20
Untuk meredam rumor, Melody pun berusaha mendekati Fathur (Angga
Yunanda), senior lain yang tak terlalu populer tapi tampan dan pintar. Tapi
kedekatan Melody dan Fathur membuat Dylan cemburu. Rupanya meski
kedekatan mereka hanya sebatas rumor, Dylan diam-diam menyukai Melody.
Dylan pun mulai melancarkan berbagai cara untuk bisa dekat dengan Melody.
Melody dilanda bimbang, siapa yang harus dia pilih.
Fathur yang hanya dia jadikan pelarian tapi baik dan selalu ada untuknya? Atau
Dylan yang terkadang menyebalkan tapi selalu berhasil membuat hatinya
berdebar?
2.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi dalam
Dialog Film ‘MeloDylan’
Melihat film MeloDylan
Mencatat kesalahan fonologi
dalam film MeloDylan
Jenis Data:
• Kualitatif
Pengumpulan Data:
• Observasi
Hasil
Page 39
21
Berdasarkan judul dari penelitian ini yaitu Kesalahan Berbahasa Tataran
Fonologi dalam Dialog Film ‘MeloDylan’, penulis mengarahkan penelitian ini ke
praktik mengamati. Dalam hal ini penulis mengamati film secara seksama dan
berulang-ulang agar mendapatkan hasil yang akurat. Kemudian, penulis mencatat
kesalahan-kesalahan pelafalan pada tataran fonologi yang terjadi dalam film
Melodylan. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan
data, antara lain yaitu teknik observasi yang meliputi kegiatan melihat dan
mencatat yang diperlukan agar penulis mudah untuk memberikan hasil
kesimpulan.
Page 40
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Deskriptif merupakan metode yang berusaha menyajikan,
mengolah, menganalisis, dan memaparkan hasil penelitian sesuai dengan fakta
yang ada. Sesuai dengan rumusan masalah, yang akan dideskripsikan pada
penelitian ini ialah kesalahan berbahasa tataran fonologi, seperti perubahan
fonem, penambahan fonem, dan penghilangan fonem dalam film “MeloDylan”.
Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari film MeloDylan, kemudian
dianalisis sesuai kebutuhan penelitian. Adapun dari hasil tersebut, nantinya akan
penulis deskripsikan sehingga kesimpulan akhir data ini akan berjenis kualitatif.
3.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Yang dimaksud subjek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang
diamati dalam penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah film
MeloDylan.
3.2.2 Objek Penelitian
Yang dimaksud objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian.
Adapun objek dalam penelitian ini adalah kesalahan berbahasa tataran fonologi
dalam dialog film MeloDylan.
Page 41
23
3.3 Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari film MeloDylan,
yaitu bentuk kesalahan berbahasa pada tataran fonologi dalam film MeloDylan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh data yang akurat
berkaitan dengan bentuk kesalahan berbahasa pada tataran fonologi seperti
perubahan fonem, penambahan fonem, dan penghilangan fonem maka penulis
menggunakan teknik observasi dari teori Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono,
2013:224) yang mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Proses observasi ini berlangsung dengan pengamatan sebagai berikut :
1. Melihat, penulis melihat atau mengamati film secara seksama dan berulang-
ulang mengenai kesalahan fonologi yang terdapat dalam film MeloDylan.
2. Merekam, penulis merekam kesalahan-kesalahan pelafalan yang terdapat dalam
film MeloDylan dan didengarkan secara berulang-ulang.
3. Mencatat, penulis mencatat kesalahan-kesalahan fonologi yang terdapat dalam
film MeloDylan, kemudian kesalahan-kesalahan tersebut dikelompokkan
menjadi kesalahan penambahan fonem, perubahan fonem, dan penghilangan
fonem.
Page 42
24
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan
bentuk kesalahan berbahasa pada tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan
adalah teknik analisis data kualitatif di mana penulis mengacu kepada teori Miles
dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013:246) sebagai berikut:
1. Mereduksi data
Mereduksi data ialah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan
menyederhanakan semua data yang telah diperoleh , mulai dari awal
pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian. Dalam hal ini,
penulis menyeleksi dan mencatat data-data seperti kesalahan berbahasa
tataran fonologi yang diperoleh dari menonton film MeloDylan secara
berulang-ulang.
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi
dengan cara menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil
reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan.
Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi
untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. Dalam hal ini, penulis
menyusun sekumpulan data yang telah diperoleh dan menyajikannya dalam
bentuk tabel dengan kategori masing-masing seperti kategori perubahan
fonem, penghilangan fonem, atau penambahan fonem.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah proses pemaparan intisari terhadap hasil
penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta
Page 43
25
memberi penjelasan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi, yaitu menguji
kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna – makna yang muncul dari
data. Dalam hal ini, penulis menyimpulkan diantara berbagai kategori
tersebut manakah yang lebih dominan mengalami kesalahan baik lebih
dominan pada perubahan fonem, penghilangan fonem, atau penambahan
fonem.
Page 44
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini disajikan data berupa hasil penelitian dan pembahasan
mengenai kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk tabel dengan masing-masing
kategori kesalahan pelafalan seperti perubahan fonem, penghilangan fonem, dan
penambahan fonem .
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Kesalahan Fonologi Perubahan Fonem dalam Dialog Film MeloDylan
Berdasarkan hasil analisis dialog film MeloDylan, diperoleh data berupa
kesalahan tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan pada kategori perubahan
fonem. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Kesalahan Fonologi dalam Dialog Film MeloDylan pada Kategori
Perubahan Fonem
No
Kesalahan Perubahan Fonem
/a/ menjadi
/e/
/ai/ menjadi
/e/
/u/
menjadi
/o/
/au/
menjadi
/o/
/a/
menjadi
/o/
/i/
menjadi
/e/
1. anter rame jatoh kalo solat kemaren
2. malem sampe Belom ato adek
3. bener cabe ko cantek
4. seneng senen
5. diem
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat kesalahan pada
tataran fonologi dalam kategori perubahan fonem. Pada fonem vokal /a/ vokal
Page 45
27
depan, rendah, tak bundar diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang,
atas, tak bundar dan fonem vokal /Ə/ tengah, sedang, tak bundar. Fonem diftong
/ai/ diftong naik diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak
bundar. Fonem vokal /u/ vokal belakang, atas, bundar diubah menjadi fonem
vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar. Fonem diftong /au/ diftong naik diubah
menjadi fonem vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar. Fonem vokal /a/ vokal
depan, rendah, tak bundar diubah menjadi fonem vokal /o/ vokal belakang,
sedang, bundar. Fonem vokal /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar diubah menjadi
fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar.
4.1.2 Kesalahan Fonologi Penghilangan Fonem dalam Dialog Film MeloDylan
Berdasarkan hasil analisis dialog film MeloDylan, diperoleh data berupa
kesalahan tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan pada kategori
penghilangan fonem. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Kesalahan Fonologi dalam Dialog Film MeloDylan pada Kategori
Penghilangan Fonem
No
Kesalahan Penghilangan Fonem
Vokal Konsonan
i e s h m k
1. ya nggak udah ati emang cowo
2. tu karna aja itung Cewe
3. coklat ama taun
4. telpon tau
5. boong
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat kesalahan pada
tataran fonologi dalam kategori penghilangan fonem vokal dan konsonan.
Page 46
28
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada penghilangan fonem vokal /i/ vokal
depan, tinggi, tak bundar pada posisi awal. Penghilangan fonem vokal /e/ vokal
depan, sedang, atas, tak bundar pada posisi awal dan tengah. Penghilangan fonem
konsonan /s/ bunyi laminopalatal, geseran, tak bersuara pada posisi awal.
Penghilangan fonem konsonan /h/ bunyi laringal, geseran, bersuara pada posisi
awal dan tengah. Penghilangan fonem konsonan /m/ bunyi labial, nasal pada
posisi awal. Penghilangan fonem konsonan /k/ bunyi dorsovelar, hambat, tak
bersuara pada posisi akhir.
4.1.3 Kesalahan Fonologi Penambahan Fonem dalam Dialog Film MeloDylan
Berdasarkan hasil analisis dialog film MeloDylan, diperoleh data berupa
kesalahan tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan pada kategori
penambahan fonem. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Kesalahan Fonologi dalam Dialog Film MeloDylan pada Kategori
Penambahan Fonem
No
Kesalahan Penambahan Fonem
Vokal Konsonan
E h K n
1. Sepesial iyah jugak cuman
2. apah cumak
3. kenapah sukak
4. sanah cobak
5. silahkan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat kesalahan pada
tataran fonologi dalam kategori penambahan fonem vokal dan konsonan.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada penambahan fonem vokal /e/ vokal
Page 47
29
depan, sedang, atas, tak bundar pada posisi awal. Penambahan fonem konsonan
/h/ bunyi laringal, geseran, bersuara pada posisi tengah dan akhir. Penambahan
fonem konsonan /k/ bunyi dorsovelar, hambat, tak bersuara pada posisi akhir.
Penambahan fonem konsonan /n/ bunyi alpikoalveolar, nasal pada posisi akhir.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan data hasil penelitian, pola kesalahan
berbahasa tataran fonologi dalam dialog film MeloDylan dapat dilihat dan
dijabarkan sebagai berikut :
Keterangan : Gambar jenis-jenis bunyi vokoid
(Sumber : https://images.app.goo.gl/qBBFVLMHQn6vMcUQ9)
Page 48
30
Keterangan : Gambar jenis-jenis bunyi kontoid
(Sumber : https://images.app.goo.gl/qBBFVLMHQn6vMcUQ9)
4.2.1 Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi pada Kategori Perubahan
Fonem Vokal
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan pola kesalahan dalam
pelafalan fonem vokal sebagai berikut :
Tabel 4. Kesalahan Fonologi pada Kategori perubahan Fonem Vokal
No
Kesalahan Perubahan Fonem
/a/
menjadi
/e/
/ai/
menjadi
/e/
/au/
menjadi
/o/
/u/
menjadi
/o/
/i/
menjadi
/e/
/a/
menjadi
/o/
Persentase
kesalahan 49% 4,28% 38,02% 2,44% 4,27% 1,84%
Jumlah
kesalahan 80 7 62 4 7 3
1) Perubahan fonem vokal a menjadi e
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
perubahan fonem vokal a menjadi e mengalami kesalahan sebanyak 49%.
Kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilihat pada kata berikut ini :
Page 49
31
1) [antar]
[anter]
Pada kata “antar” fonem vokal /a/ vokal depan, rendah, tak bundar
pada posisi akhir diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang,
tak bundar pada posisi akhir sehingga menjadi kata “anter”.
2) [malam]
[malem]
Pada kata “malam” fonem vokal /a/ vokal belakang, rendah, netral,
terbuka pada posisi akhir diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan,
sedang, tak bundar pada posisi akhir sehingga menjadi kata “malem”.
3) [benar]
[bener]
Pada kata “benar” fonem vokal /a/ vokal depan, rendah, tak bundar
pada posisi akhir diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang,
tak bundar pada posisi akhir sehingga menjadi “bener”.
4) [senang]
[seneng]
Pada kata “senang” fonem vokal /a/ vokal depan, rendah, tak bundar
pada posisi tengah diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan,
sedang, tak bundar sehingga menjadi kata “seneng”.
Page 50
32
5) [diam]
[diem]
Pada kata “diam” fonem vokal /a/ vokal depan, rendah, tak bundar
pada posisi tengah diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan,
sedang, tak bundar pada posisi tengah sehingga menjadi kata “diem”.
2) Perubahan fonem vokal rangkap ai menjadi e
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
perubahan fonem vokal rangkap ai menjadi e mengalami kesalahan sebanyak
4,28%. Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada berikut ini :
1) [ramai]
[rame]
Pada kata “ramai” fonem diftong /ai/ diftong naik pada posisi akhir diubah
menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, tak bundar pada posisi akhir
sehingga menjadi kata “rame”.
2) [sampai]
[sampe]
Pada kata “sampai” fonem diftong /ai/ diftong naik pada posisi akhir diubah
menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, tak bundar pada posisi akhir
sehingga menjadi kata “sampe”.
Page 51
33
3) [cabai]
[cabe]
Pada kata “cabai” fonem diftong /ai/ diftong naik pada posisi akhir diubah
menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, tak bundar pada posisi akhir
sehingga menjadi kata “cabe”.
3) Perubahan fonem vokal rangkap au menjadi o
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
perubahan fonem vokal rangkap au menjadi o mengalami kesalahan sebanyak
38,02%. Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada kata berikut ini :
1) [kalau]
[kalo]
Pada kata “kalau’ fonem diftong /au/ diftong naik pada posisi akhir diubah
menjadi fonem vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar pada posisi akhir
sehingga menjadi kata “kalo”.
2) [atau]
[ato]
Pada kata “atau” fonem diftong /au/ diftong naik pada posisi akhir diubah
menjadi fonem vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar pada posisi akhir
sehingga menjadi “ato”.
Page 52
34
3) [kau]
[ko]
Pada kata “kau” fonem doftong /au/ pada posisi akhir diubah menjadi fonem
vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar pada posisi akhir sehingga menjadi
kata “ko”.
4) Perubahan fonem vokal u menjadi o
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
perubahan fonem vokal u menjadi o mengalami kesalahan sebanyak 2,44%.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada kata berikut ini :
1) [jatuh]
[jatoh]
Pada kata “jatuh” fonem vokal /u/ vokal belakang, atas, bundar pada posisi
akhir diubah menjadi fonem vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar pada
posisi akhir sehingga menjadi kata “jatoh”.
2) [belum]
[belom]
Pada kata “belum” fonem vokal /u/ vokal belakang, atas, bundar pada posisi
akhir diubah menjadi fonem vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar pada
posisi akhir sehingga menjadi kata “belom”.
Page 53
35
5) Perubahan fonem vokal i menjadi e
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
perubahan fonem vokal i menjadi e mengalami kesalahan sebanyak 4,27%.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada berikut ini :
1) [kemarin]
[kemaren]
Pada kata “kemarin” fonem vokal /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar pada
posisi akhir diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak
bundar pada posisi akhir sehingga menjadi kata “kemaren”.
2) [adik]
[adek]
Pada kata “adik” fonem vokal /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar pada posisi
tengah diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak
bundar pada posisi tengah sehingga menjadi kata “adek”.
3) [cantik]
[cantek]
Pada kata “cantik” fonem vokal /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar pada
posisi akhir diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak
bundar pada posisi akhir sehingga menjadi kata “cantek”.
Page 54
36
4) [senin]
[senen]
Pada kata “senin” fonem vokal /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar pada
posisi akhir diubah menjadi fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak
bundar pada posisi akhir sehingga menjadi kata “senen”.
6) Perubahan fonem vokal a menjadi o
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
perubahan fonem vokal a menjadi o mengalami kesalahan sebanyak 1,84% adalah
pada kata berikut ini :
1) [salat]
[solat]
Pada kata “salat” fonem vokal /a/ vokal depan, rendah, tak bundar pada
posisi awal diubah menjadi fonem vokal /o/ vokal belakang, sedang, bundar
sehingga menjadi kata “solat”.
4.2.2 Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi pada Kategori Penghilangan
Fonem Vokal dan Konsonan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan pola kesalahan dalam
penghilangan fonem vokal dan konsonan sebagai berikut :
Tabel 5. Kesalahan Fonologi pada Kategori Penghilangan Fonem Vokal dan
Konsonan
No
Penghilangan fonem vokal dan konsonan
Vokal Konsonan
e I h s k m
Page 55
37
Persentase
kesalahan 42,29% 15,98% 12,49% 24,74% 1,88% 2,50%
Jumlah
kesalahan 135 51 40 81 6 8
1) Penghilangan fonem konsonan h
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penghilangan fonem konsonan h mengalami kesalahan sebanyak 12,49%.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada berikut ini :
1) [hati]
[_ati]
Pada kata “hati” fonem konsonan /h/ konsonan laringal, geseran, bersuara
pada posisi awal dihilangkan sehingga menjadi kata “ati”.
2) [hitung]
[_itung]
Pada kata “hitung” fonem konsonan /h/ konsonan laringal, geseran, bersuara
pada posisi awal dihilangkan sehingga menjadi kata “itung”.
3) [tahun]
[ta_un]
Pada kata “tahun” fonem konsonan /h/ konsonan laringal, geseran, bersuara
pada posisi tengah dihilangkan sehingga menjadi kata “taun”.
Page 56
38
4) [tahu]
[ta_u]
Pada kata “tahu” fonem konsonan /h/ konsonan laringal, geseran, bersuara
pada posisi tengah dihilangkan sehingga menjadi kata “tau”.
5) [bohong]
[bo_ong]
Pada kata “bohong” fonem konsonan /h/ konsonan laringal, geseran,
bersuara pada posisi tengah dihilangkan sehingga menjadi kata “boong”.
2) Penghilangan fonem konsonan s
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penghilangan fonem konsonan s mengalami kesalahan sebanyak 24,74%.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada kata berikut ini :
1) [sudah]
[_udah]
Pada kata “sudah” fonem konsonan /s/ konsonan laminoalveolar, geseran,
tak bersuara pada posisi awal dihilangkan sehingga menjadi kata “udah”.
2) [saja]
[_aja]
Pada kata “saja” fonem konsonan /s/ konsonan laminoalveolar, geseran, tak
bersuara pada posisi awal dihilangkan sehingga menjadi kata “aja”.
Page 57
39
3) [sama]
[_ama]
Pada kata “sama” fonem konsonan /s/ konsonan laminoalveolar, geseran,
tak bersuara pada posisi awal dihilangkan sehingga menjadi kata “ama”.
3) Penghilangan fonem konsonan k
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penghilangan fonem konsonan k mengalami kesalahan sebanyak 1,88%.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada kata berikut ni :
1) [cowok]
[cowo_]
Pada kata “cowok” fonem konsonan /k/ konsonan dorsovelar, hambat, tak
bersuara pada posisi akhir dihilangkan sehingga menjadi kata “cowo”.
2) [cewek]
[cewe_]
Pada kata “cewek” fonem konsonan /k/ konsonan dorsovelar, hambat, tak
bersuara pada posisi akhir dihilangkan sehingga menjadi kata “cewe”.
4) Penghilangan fonem konsonan m
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penghilangan fonem konsonan m mengalami kesalahan sebanyak 2,50% adalah
pada kata berikut ini :
Page 58
40
1) [memang]
[_emang]
Pada kata “memang” fonem konsonan /m/ konsonan bilabial, nasal pada
posisi awal dihilangkan sehingga menjadi “emang”.
5) Penghilangan fonem vokal e
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penghilangan fonem vokal e mengalami kesalahan sebanyak 42,29%. Kesalahan-
kesalahan tersebut terdapat pada kata berikut ini :
1) [enggak]
[_nggak]
Pada kata “enggak” fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar
pada posisi awal dihilangkan sehingga menjadi kata “nggak”.
2) [karena]
[kar_na]
Pada kata “karena” fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar
pada posisi tengah dihilangkan sehingga menjadi kata “karna”.
3) [cokelat]
[cok_lat]
Pada kata “cokelat” fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar
pada posisi tengah dihilangkan sehingga menjadi kata “coklat”.
Page 59
41
4) [telepon]
[tel_pon]
Pada kata “telepon” fonem vokal /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar
pada posisi tengah dihilangkan sehingga menjadi kata “telpon”.
6) Penghilangan fonem vokal i
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penghilangan fonem vokal i mengalami kesalahan sebanyak 15,98%. Kesalahan-
kesalahan tersebut terdapat pada kata berikut ini :
1) [iya]
[_ya]
Pada kata “iya” fonem vokal /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar pada posisi
awal dihilangkan sehingga menjadi kata “ya”.
2) [itu]
[_tu]
Pada kata “itu” fonem vokal /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar pada posisi
awal dihilangkan sehingga menjadi kata “tu”.
4.2.3 Kesalahan Berbahasa Fonologi Penambahan Fonem Vokal dan
Konsonan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan pola kesalahan dalam
penambahan fonem vokal dan konsonan sebagai berikut :
Tabel 6. Kesalahan Fonologi pada Kategori Penambahan Fonem Vokal dan
Konsonan
Page 60
42
No
Kesalahan Penambahan Fonem Vokal dan Konsonan
Vokal Konsonan
E h k n
Persentase
kesalahan 4,10% 50,64% 35,58% 9,58%
Jumlah
kesalahan 3 37 26 7
1) Penambahan fonem konsonan h
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penambahan fonem konsonan h mengalami kesalahan sebanyak 50,64%.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada berikut ini :
1) [iya]
[iyah]
Pada kata “iya” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /h/
konsonan laringal, geseran, bersuara pada posisi akhir sehingga menjadi
kata “iyah”.
2) [apa]
[apah]
Pada kata “apa” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /h/
konsonan laringal, geseran, bersuara pada posisi akhir sehingga menjadi
kata “apah”.
3) [kenapa]
[kenapah]
Page 61
43
Pada kata “kenapa” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /h/
konsonan laringal, geseran, bersuara pada posisi akhir sehingga menjadi
kata “kenapah”.
4) [sana]
[sanah]
Pada kata “sana” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /h/
konsonan laringal, geseran, bersuara pada posisi akhir sehingga menjadi
kata “sanah”.
5) [silakan]
[silahkan]
Pada kata “silakan” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /h/
konsonan laringal, geseran, bersuara pada posisi tengah sehingga menjadi
kata “silahkan”.
2) Penambahan fonem konsonan k
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penambahan fonem konsonan k mengalami kesalahan sebanyak 35,58%.
Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat pada kata berikut ini :
1) [juga]
[jugak]
Page 62
44
Pada kata “juga” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /k/
konsonan dorsovelar, hambat, tak bersuara pada posisi akhir sehingga
menjadi kata “jugak”.
2) [cuma]
[cumak]
Pada kata “cuma” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /k/
konsonan dorsovelar, hambat, tak bersuara pada posisi akhir sehingga
menjadi kata “cumak”.
3) [suka]
[sukak]
Pada kata “suka” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /k/
konsonan dorsovelar, hambat, tak bersuara pada posisi akhir sehingga
menjadi kata “sukak”.
4) [coba]
[cobak]
Pada kata “coba” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /k/
konsonan dorsovelar, hambat, tak bersuara pada posisi akhir sehingga
menjadi kata “cobak”.
Page 63
45
3) Penambahan fonem konsonan n
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penambahan fonem konsonan n mengalami kesalahan sebanyak 9,58% terdapat
pada kata “cuma” di mana kata tersebut ditambahkan fonem konsonan /n/
konsonan apikoalveolar, nasal pada posisi akhir sehingga menjadi kata “cuman”.
4) Penambahan fonem vokal e
Dalam film MeloDylan kesalahan berbahasa tataran fonologi pada kategori
penambahan fonem vokal e mengalami kesalahan sebanyak 4,10% terdapat pada
kata berikut ini :
1) [spesial]
[sepesial]
Pada kata “special” di mana pada kata tersebut ditambahkan fonem vokal
/e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar pada posisi tengah sehingga
menjadi kata “sepesial”.
Page 64
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan berbahasa fonologi dalam
dialog film MeloDylan pada tabel 1, 2, dan 3 terdapat beberapa kesalahan
fonologi dengan berbagai kategori. Kategori tersebut seperti kesalahan perubahan
fonem, penghilangan fonem, dan penambahan fonem. Kesalahan-kesalahan
tersebut terdapat pada fonem vokal, konsonan, dan diftong (fonem vokal
rangkap). Hasil analisis data menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa fonologi
yang paling banyak terjadi adalah pada kategori penghilangan fonem vokal /e/
dengan jumlah kesalahan sebanyak 135 kesalahan dan persentase kesalahan
sebanyak 42,29%. Kesalahan berbahasa fonologi yang paling sedikit terdapat
pada kategori perubahan fonem /a/ menjadi /o/ dengan jumlah kesalahan sebanyak
3 kesalahan dan persentase kesalahan sebanyak 1,84%. Jadi, kesalahan-kesalahan
berbahasa fonologi dalam dialog film MeloDylan berada pada kualifikasi cukup
banyak mengalami kesalahan fonologi. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra,
penggunaan pelafalan yang benar dapat berpengaruh besar bagi siswa. Dengan
adanya penggunaan pelafalan yang benar, tentu akan mempermudah pembelajaran
baik secara lisan maupun tertulis.
Page 65
47
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian
ini menunjukkan bahwa hasil mengenai kesalahan berbahasa fonologi dalam
dialog film MeloDylan berada pada kategori cukup. Sehubungan dengan itu ada
beberapa hal yang perlu penulis sampaikan, antara lain:
1. Untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi, hendaknya para
penikmat film memerhatikan juga hal-hal yang dianggap kurang sesuai
guna melestarikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di
kalangan masyarakat.
2. Bagi penelitian selanjutnya, hasil ini dapat digunakan sebagai bahan
rujukan yang bersifat memperbaiki agar perlakuan yang diberikan lebih
fokus terhadap aspek kesalahan-kesalahan dalam bidang fonologi.
3. Bagi masyarakat hendaknya menggunakan pelafalan sesuai kaidah tata
bahasa Indonesia, bukan berarti dengan menggunakan pelafalan sesuai
kaidah adalah sesuatu yang formal melainkan untuk menjaga agar dari
zaman ke zaman pelafalan itu tidak berubah.
Page 66
48
DAFTAR PUSTAKA
Aci, Asri. 2017. MeloDylan. Jakarta. Coconut Books.
Chaer, Abdul. 2013. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2014. Sosiolinguitik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Indrasari, Devi. 2015. Analisis Kesalahan Fonologis pada Karangan Berbahasa
Jawa Siswa Kelas III SD Neger Kotagede 5 Yogyakarta. (skripsi)
dipublikasikan. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Negeri
Yogyakarta.
Lathifah, Fitria, dkk. (2017). “Analisis Kesalahan Fonologis dalam Keterampilan
Membaca Teks Bahasa Arab”. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan
Kebahasaaraban. 4, (2), 174-184.
MeloDylan. Disutradarai oleh Fajar Nugros. Diperankan oleh Devano Danendra,
Aisyah Aqilah, Angga Yunanda, dan Joe Abbas Jackson. Intercept Film.
2019.
Purwanto, Anam. (2019). “Language Error Analysis in MPBI-UMS Students
Speech Who Roles as Police Officers”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. 3, (1), 118-128.
Rayendar. 2015. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2013). Melalui artikel
(online) rayendar.blogspot.com/2015/06/metode-penelitian-menurut-
sugiyono—2013.html?m=1. Diakses pada tanggal 04 Februari 2021 pukul
07.00 WITA.
Sastrawacana. 2018. Pengertian Fonologi Menurut Para Ahli. Melalui artikel
(online) www.sastrawacana.id/2018/03/pengertian-fonologi-menurut-para-
ahli.html?m=. Diakses pada tanggal 18 Januari 2021 pukul 14.20 WITA.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan
Praktik. Surakarta: Yuma Pressindo.
Sofiani, Resti. 2016. Pesan Moral pada Film Dalam Mihrab Cinta. (Skripsi)
dipublikasikan. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tarigan, Henry G. 2008. Menyimak: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
Page 67
49
Wihayanti, Titik. 2020. Sinopsis Melodylan Kisah Asmara Melody dan Dylan
Tayang di VIU. Melalui artikel (online)
https://www.kompas.com/hype/read/2020/08/27/185200266/sinopsis-
melodylan-kisah-asmara-melody-dan-dylan-tayang-di-viu?page=all#page2.
Diakses pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 17.10 WITA.
Page 68
50
LAMPIRAN
Tabel 7. Kesalahan pelafalan tataran fonologi dalam dialog film ‘MeloDylan’
Perubahan Fonem Penghilangan Fonem Penambahan Fonem
anter ya iyah
malem udah jugak
bener nggak apah
seneng ati cumak
diem aja sukak
bales itung cobak
dapet karna kenapah
temen tu sepesial
deket taun sanah
kemaren tau silahkan
adek emang cuman
Denger cowo
pinter cewe
pesen boong
males liat
sampe coklat
rame ama
dateng telpon
cepet abis
macem alus
inget iklas
cantek
senen
bosen
jatoh
cabe
kalo
ato
ko
solat
belom
tetep
pantes
Page 69
51
Tabel 8. Kesalahan Perubahan Fonem
No Fonem yang salah Fonem yang
benar Keterangan
1. anter antar Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
2. malem malam Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
3. bener benar Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
4. seneng senang Fonem vokal a diubah menjadi
foonem vokal e
5. diem diam Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
6. bales balas Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
7. dapet dapat Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
8. temen teman Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
9. deket dekat Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
10. kemaren Kemarin Fonem vokal i diubah menjadi
fonem vokal e
11. adek adik Fonem vokal i diubah menjadi
fonem vokal e
12. denger dengar Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
13. pantes pantas Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
14. pinter pintar Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
15. pesen pesan Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
16. males Malas Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
17. sampe sampai Fonem vokal rangkap ai diubah
menjadi fonem vokal e
18. rame ramai Fonem vokal rangkap ai diubah
menjadi fonem vokal e
19. dateng datang Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
Page 70
52
20. cepet cepat Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
21. macem macam Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
22. inget ingat Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
23. cantek cantik Fonem vokal i diubah menjadi
fonem vokal e
24. senen senin Fonem vokal i diubah menjadi
fonem vokal e
25. bosen bosan Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
26. jatoh jatuh Fonem vokal u diubah menjadi
fonem vokal o
27. cabe cabai Fonem rangkap ai diubah menjadi
fonem vokal e
28. kalo kalau Fonem rangkap au diubah
menjadi fonem vokal o
29. ato atau Fonem rangkap au diubah
menjadi fonem vokal o
30. ko kau Fonem rangkap au diubah
menjadi fonem vokal o
31. solat salat Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal o
32. belom belum Fonem vokal u diubah menjadi
fonem vokal o
33. tetep tetap Fonem vokal a diubah menjadi
fonem vokal e
Tabel 9. Kesalahan Penghilangan Fonem
No Fonem yang salah Fonem yang
benar Keterangan
1. ya iya Penghilangan fonem vokal i
2. udah sudah Penghilangan fonem konsonan s
3. nggak enggak Penghilangan fonem vokal e
4. ati hati Penghilangan fonem konsonan h
5. aja saja Penghilangan fonem konsonan s
6. Iiung hitung Penghilangan fonem konsonan h
7. karna karena Penghinangan fonem vokal e
8. tu itu Penghilangan fonem vokal i
Page 71
53
9. taun tahun Penghilangan fonem konsonan h
10. tau tahu Penghilangan fonem konsonan h
11. emang memang Penghilangan fonem konsonan m
12. cowo cowok Penghilangan fonem konsonan k
13. cewe cewek Penghilangan fonem konsonan k
14. boong bohong Penghilangan fonem konsonan h
15. liat lihat Penghilangan fonem konsonan h
16. coklat cokelat Penghilangan fonem vokal e
17. ama sama Penghilangan fonem konsonan s
18. telpon telepon Penghilangan fonem vokal e
19. abis habis Penghilangan fonem konsonan h
20. alus halus Penghilangan fonem konsonan h
21. iklas ikhlas Penghilangan fonem konsonan h
Tabel 10. Kesalahan Penambahan Fonem
No Fonem yang salah Fonem yang benar Keterangan
1. iyah iya Penambahan fonem konsonan h
2. Jugak juga Penambahan fonem konsonan k
3. apah apa Penambahan fonem konsonan h
4. cumak cuma Penambahan fonem konsonan k
5. sukak suka Penambahan fonem konsonan k
6. cobak coba Penambahan fonem konsonan k
7. kenapah kenapa Penambahan fonem konsonan h
8. sepesial spesial Penambahan fonem vokal e
9 sanah sana Penambahan fonem konsonan h
10. silahkan silakan Penambahan fonem konsonan h
11. cuman cuma Penambahan fonem konsonan n
Page 72
54
Dialog kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam dialog film
MeloDylan
A. Dialog kesalahan perubahan fonem
• [antar]
[anter]
Melody : Kita semua satu sekolah kan? Boleh nggak numpang dianterin
balik?
Angga : Kalo gue sih nggak bisa, karna gue udah punya my bebeb.
• [kalau]
[kalo]
Melody : Kita semua satu sekolah kan? Boleh nggak numpang dianterin
balik?
Angga : Kalo gue sih nggak bisa, karna gue udah punya my bebeb.
Liam : Kalo aku juga nggak bisa, karna aku udah punya pujaan hati.
• [kau]
[ko]
Angga : Kakak kelas? Emangnya ko sekolah di mana?
• [malam]
[malem]
Ana : Dylan nganterin lo tadi malem?
Melody : Kak Dylan?
Page 73
55
• [dekat]
[deket]
Ana : Iya padahal lo anak baru dan cuman Bella yang deket ama
Dylan
• [benar]
[bener]
Bella : Lan, beneran lo semalem anterin adek kelas? Cantik lo lan
kenalin dong!
• [adik]
[adek]
Bella : Lan, beneran lo semalem anterin adek kelas? Cantik lo lan
kenalin dong!
• [senang]
[seneng]
Bella : Lan, gue seneng kalo lo udah move on, bye.
• [cabai]
[cabe]
Kate : Ya, lo jaga sikap aja, biar nggak dikirain cabe-cabean.
Page 74
56
• [diam]
[diem]
Fakthur : Bukan kamu ya? Kok diem aja.
Melody : Kok jadi bahas kak Dylan sih
• [balas]
[bales]
Fakthur : Itung-itung bales budi.
• [teman]
[temen]
Melody : Bukan, itu temen doang.
Bunda : Ih kakaknya kok gitu sih ngomongnya, udah nggak usah di
dengerin ngaco.
• [pantas]
[pantes]
Kate : Astaga lo lemot banget sih, pantes aja cowok lo kayak gitu.
• [pintar]
[pinter]
Pak Dedi : Kamu Dylan, kamu tu pinter, kamu mau beasiswa kamu
dicabut?
Page 75
57
• [pesan]
[pesen]
Herman : Hai… mau pada pesen apa nih?
Ana : Teh
Herman : Kenapa nggak pesan singkat. SMS.
• [malas]
[males]
Bella : Ma… minum obat mulu males tau nggak.
• [cepat]
[cepet]
Dylan : Bel, jangan males ah, katanya mau cepet sembuh.
• [sampai]
[sampe]
David : Sampe kapan lo ngehindar dari gue?
Melody : Semenjak lo videoin gue, harga diri gue jatoh Dave.
• [jatuh]
[jatoh]
Melody : Semenjak lo videoin gue, harga diri gue jatoh Dave.
• [atau]
Page 76
58
[ato]
Angga : Ato warna coklatnya kurang coklat!
• [ramai]
[rame]
David : Lo beraninya rame-rame
Dylan : Sendiri juga gue berani, gue datengin sekolah lo, mau?
• [datang]
[dateng]
Dylan : Sendiri juga gue berani, gue datengin sekolah lo, mau?
• [salat]
[solat]
Bunda : Boleh, lebih baik kamu solat dulu ya!
• [macam]
[macem]
Mukidi : Yakin mau minum ini aja, saya punya macem-macem lo.
Fakthur : Jus boleh?
Mukidi : Kalo itu nggak ada, kalo mau saya blender air putihnya nanti
ada busa-busanya.
• [ingat]
Page 77
59
[inget]
Novia : Kalo orang nggak suka sama kita jangan dipaksa, inget
kesehatan kamu.
• [cantik]
[cantek]
Mukidi : Fiks anak tadi tak sinyalir kenak narkoba, mbak Bella
canteknya kayak gini kok ditolak.
• [tetap]
[tetep]
Bella : Tetep Pak Dedi kan yang ngawasi kita?
Fakthur : Heem.
• [belum]
[belom]
Fakthur : Daerah Banten, cumak aku belom tau sih tepatnya di mana.
• [kemarin]
[kemaren]
David : Cowo baru lo? Kok beda lagi ama yang kemaren!
• [senin]
[senen]
Page 78
60
Pak Dedi : Selamat datang di Persami, perkemahan sabtu minggu, pulang
senen.
Angga : Kan nggak semuanya rumahnya di senen pak.
• [dapat]
[dapet]
Melody : Yak an anterin gitu adik kelasnya, biar dapet pahala gitu.
• [bosan]
[bosen]
Dylan : Kalo emang kamu bosen sama aku, bilang Mel!
Melody : Aku sama sekali nggak bosen sama kak Dylan.
B. Dialog kesalahan penghilangan fonem
• [iya]
[_ya]
Melody : Ada apa ya kak?
Bianca : Ada apah?
• [enggak]
[_nggak]
Herman : Wah.. kalian lagi, bertiga tapi kopinya cumak satu. Kalian tau
nggak arti nama Herman?
Angga : Nggak tau pak.
Page 79
61
• [tahu]
[ta_u]
Herman : Wah.. kalian lagi, bertiga tapi kopinya cumak satu. Kalian tau
nggak arti nama Herman?
Angga : Nggak tau pak.
• [karena]
[kar_na]
Angga : Kalo gue sih nggak bisa, karna gue udah punya my bebeb.
• [sudah]
[_udah]
Angga : Kalo gue sih nggak bisa, karna gue udah punya my bebeb.
Liam : Kalo aku juga nggak bisa, karna aku udah punya pujaan hati.
• [memang]
[_emang]
Angga : Kakak kelas? Emangnya ko sekolah di mana?
Melody : Starlight.
Liam : Eh tunggu-tunggu, emangnya kiat sekolah di mana sih?
• [tahun]
[ta_un]
Page 80
62
Herman : Selamat ulang taun, siapa yang ulang taun? Kamu? Kamu?
Saya sendiri yang ulang taun.
• [sama]
[_ama]
Melody : Kak Dylan?
Ana : Iya padahal lo anak baru dan cuman Bella yang deket ama
Dylan
• [saja]
[_aja]
Kate : Ya, lo jaga sikap aja, biar nggak dikirain cabe-cabean.
• [hitung]
[_itung]
Fakthur : Itung-itung bales budi.
• [itu]
[_tu]
Angga : Tu, ko mau posting di instagram?
Liam : Iya, biar banyak yang komen.
• [cewek]
[cewe_]
Page 81
63
Yugo : Setau gue, Dylan bukan tipe cowo yang suka nganterin cewe
sembarangan.
Melody : Gue jugak bukan cewe sembarangan kok.
• [cowok]
[cowo_]
Yugo : Setau gue, Dylan bukan tipe cowo yang suka nganterin cewe
sembarangan.
Melody : Gue jugak bukan cewe sembarangan kok.
• [lihat]
[li_at]
Ana : Mel, lo liat dong uh my lil prince so cute, liat dong!
Melody : Iya, iyah.
• [hati]
[_ati]
Novia : Ati-ati ya!
• [cokelat]
[cok_lat]
Liam : Weh pakai ngasi coklat segala
• [telepon]
Page 82
64
[tel_pon]
Ana : Pokoknya sekarang lo telpon Dylan!
• [habis]
[_abis]
Bella : Cumak berdua aja nih?
Fakthur : Tadi abis ngajakin Melody beli buku.
• [ikhlas]
[ik_las]
Bella : Gue iklas Melody sama Fakthur, asal Fakthur bahagia.
• [bohong]
[bo_ong]
Yugo : Ya udah, lo nggak usah boong. Udah ngasih apa lo ke Dylan?
• [halus]
[_alus]
Bianca : Wow, lo alus banget ya bel. Kayaknya lo ngebet banget sama
mantan gue si Fakthur.
C. Dialog kesalahan penambahan fonem
• [apa]
[apah]
Page 83
65
Melody : Ada apa ya kak?
Bianca : Ada apah?
• [cuma]
[cumak]
Herman : Wah.. kalian lagi, bertiga tapi kopinya cumak satu. Kalian tau
nggak arti nama Herman?
Angga : Nggak tau pak.
• [cuma]
[cuman]
Melody : Kak Dylan?
Ana : Iya padahal lo anak baru dan cuman Bella yang deket ama
Dylan
• [juga]
[jugak]
Bella : Lan, beneran semalem lo anterin adek kelas? Cantik lo Lan,
kenalin dong!
Dylan : Bel, lo jugak tau siapa yang ada di hati gue.
• [iya]
[iyah]
Melody : Kok jadi bahas kak Dylan sih?
Page 84
66
Fakthur : Oh iyah, balik bareng aku mau nggak?
• [suka]
[sukak]
Kate : Oh My God Mel, lo susah banget dikasih tau, Bella sukak
sama kak Fakthur.
• [kenapa]
[kenapah]
Yugo : Jadi ini adek kelas yang dianterin Dylab?
Melody : Iyah, emangnya kenapah?
• [coba]
[cobak]
Melody : Kok gue sih, apa hubungannya cobak?
Page 85
67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. UMUM
1. Nama : Lisa Agustin
2. Tempat, tanggal lahir : Toili, 03 Agustus 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama Orang Tua : a. Ayah : Jemu
b. Ibu : Nuriah
5. Agama : Islam
6. Alamat :Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan Tondo,
Kecamatan Mantikulore
II. PENDIDIKAN
SD : SD Inpres 1 Slametharjo (2006-2012)
SMP : SMP Negeri 2 Toili (2012-2015)
SMA : SMA Negeri 1 Toili (2015-2018)
PT : Universitas Tadulako (2018-2022)