Susut pascapanen dan gizi (susut hasil) perikanan di Indonesia diduga sangat nggi dan berpotensi menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi. Dalam lima tahun ke depan, susut hasil perikanan bisa mencapai 3,8-5 juta ton/tahun, senilai Rp 63-83 triliun, atau setara dengan 840 ribu–1 juta ton protein. Susut hasil terjadi di sepanjang rantai pasok dari produksi hingga ke ngkat konsumen. Penyebabnya cukup kompleks dengan karakter yang berbeda di ap-ap tahapan rantai pasok dan daerah. Namun demikian, penerapan sistem rantai dingin yang dak sempurna menjadi penyebab utama. Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana, serta teknologi dan prosedur dalam penanganan dan pengolahan ikan adalah faktor penyumbang susut hasil perikanan yang dak dapat diabaikan. Faktor lain yang berkontribusi adalah sumber daya manusia terkait penguasaan teknologi, kepatuhan pada prosedur, dan pemahaman tentang nilai ikan sebagai bahan pangan dan sumber gizi. Upaya pengurangan susut hasil perikanan bisa dilakukan melalui pendekatan kebijakan dan teknis. Dari sisi kebijakan, diperlukan Visi, Misi, dan Strategi pengurangan susut hasil pangan (termasuk perikanan) disertai pencanangan Gerakan Nasional Pengurangan Susut Pascapanen dan Gizi Pangan. Sedangkan dari sisi teknis, diperlukan pengadaan sarana dan prasarana, serta teknologi dan prosedur dalam penanganan dan pengolahan ikan, disertai peningkatan kapasitas sumber daya manusia berdasarkan hasil kajian dan buk (evidence-based). Keterlibatan berbagai sektor dan masyarakat menjadi suatu keharusan dalam melaksanakan upaya- upaya tersebut. Ringkasan Pendahuluan Susut pascapanen dan gizi perikanan (susut hasil perikanan) adalah masalah yang telah dihadapi cukup lama. Meskipun dak ada data valid yang dapat diandalkan, ngkat susut tersebut (fisik) diperkirakan berkisar antara 20-29%, baik untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Esmasi dalam lima tahun ke depan, susut hasil perikanan mencapai 3,8-5 juta ton per tahun dari total produksi 15,5- 20,5 juta ton per tahun, atau senilai Rp63,3-82,8 triliun per 1 tahun . Selain menyebabkan kerugian ekonomi, susut hasil perikanan juga menyebabkan hilangnya zat gizi yang berasal dari ikan yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan status gizi masyarakat. Protein ikan yang hilang diperkirakan mencapai 840 ribu – 1 juta ton per tahun, yang bila diselamatkan dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan protein anak dan ibu hamil (6-7 kg/kapita/tahun). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 17,7% anak di bawah usia lima tahun (balita) mengalami gizi buruk dan gizi kurang, 30,8% anak balita mengalami stunng, dan 48,9% ibu hamil mengalami anemia. Stunng dan masalah gizi lain diperkirakan menyebabkan kerugian sekitar 3% dari Produk Domesk Bruto (PDB) atau senilai Rp400 triliun per tahun (World Bank, 2014 dalam Kemendagri, Bappenas, dan TNP2K, 2018). Penyebab stunng antara lain adalah kekurangan asupan makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, serta buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani INTERVENSI KEBIJAKAN UNTUK MENGURANGI SUSUT PASCAPANEN DAN GIZI PERIKANAN 1 1. Poernomo, A. (2020). Susut Panen dan Gizi Bidang Perikanan. Jakarta: Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia. 1 Kertas Kerja Seri 3 Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia "Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutrion (GAIN)”
8
Embed
KERTAS KERJA - JP2GI 3 - INTERVENSI KEBIJAKAN ...jp2gi.org/public/docs/report/INTERVENSI KEBIJAKAN UNTUK...hasil perikanan. Secara umum dapat dikatakan bahwa susut hasil perikanan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Susut pascapanen dan gizi (susut hasil) perikanan di Indonesia
diduga sangat �nggi dan berpotensi menyebabkan kerugian sosial
dan ekonomi. Dalam lima tahun ke depan, susut hasil perikanan bisa
mencapai 3,8-5 juta ton/tahun, senilai Rp 63-83 triliun, atau setara
dengan 840 ribu–1 juta ton protein. Susut hasil terjadi di sepanjang
rantai pasok dari produksi hingga ke �ngkat konsumen.
Penyebabnya cukup kompleks dengan karakter yang berbeda di
�ap-�ap tahapan rantai pasok dan daerah.
Namun demikian, penerapan sistem rantai dingin yang �dak
sempurna menjadi penyebab utama. Selain itu, ketersediaan sarana
dan prasarana, serta teknologi dan prosedur dalam penanganan dan
pengolahan ikan adalah faktor penyumbang susut hasil perikanan
yang �dak dapat diabaikan. Faktor lain yang berkontribusi adalah
sumber daya manusia terkait penguasaan teknologi, kepatuhan pada
prosedur, dan pemahaman tentang nilai ikan sebagai bahan pangan
dan sumber gizi.
Upaya pengurangan susut hasil perikanan bisa dilakukan melalui
pendekatan kebijakan dan teknis. Dari sisi kebijakan, diperlukan Visi,
Misi, dan Strategi pengurangan susut hasil pangan (termasuk
perikanan) disertai pencanangan Gerakan Nasional Pengurangan
Susut Pascapanen dan Gizi Pangan. Sedangkan dari sisi teknis,
diperlukan pengadaan sarana dan prasarana, serta teknologi dan
prosedur dalam penanganan dan pengolahan ikan, disertai
peningkatan kapasitas sumber daya manusia berdasarkan hasil
kajian dan buk� (evidence-based). Keterlibatan berbagai sektor dan
masyarakat menjadi suatu keharusan dalam melaksanakan upaya-
upaya tersebut.
Ringkasan
Pendahuluan
Susut pascapanen dan gizi perikanan (susut hasil perikanan)
adalah masalah yang telah dihadapi cukup lama. Meskipun
�dak ada data valid yang dapat diandalkan, �ngkat susut
tersebut (fisik) diperkirakan berkisar antara 20-29%, baik
untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
Es�masi dalam lima tahun ke depan, susut hasil perikanan
mencapai 3,8-5 juta ton per tahun dari total produksi 15,5-
20,5 juta ton per tahun, atau senilai Rp63,3-82,8 triliun per 1tahun .
Selain menyebabkan kerugian ekonomi, susut hasil
perikanan juga menyebabkan hilangnya zat gizi yang berasal
dari ikan yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan status gizi masyarakat. Protein ikan yang
hilang diperkirakan mencapai 840 ribu – 1 juta ton per tahun,
yang bila diselamatkan dapat dimanfaatkan untuk
mencukupi kebutuhan protein anak dan ibu hamil (6-7
kg/kapita/tahun). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018, 17,7% anak di bawah usia lima tahun
(balita) mengalami gizi buruk dan gizi kurang, 30,8% anak
balita mengalami stun�ng, dan 48,9% ibu hamil mengalami
anemia. Stun�ng dan masalah gizi lain diperkirakan
menyebabkan kerugian sekitar 3% dari Produk Domes�k
Bruto (PDB) atau senilai Rp400 triliun per tahun (World
Bank, 2014 dalam Kemendagri, Bappenas, dan TNP2K,
2018). Penyebab stun�ng antara lain adalah kekurangan
asupan makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan
mineral, serta buruknya keragaman pangan dan sumber
protein hewani
INTERVENSI KEBIJAKAN UNTUK MENGURANGI SUSUT PASCAPANEN DAN GIZI PERIKANAN
1
1. Poernomo, A. (2020). Susut Panen dan Gizi Bidang Perikanan. Jakarta: Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia.
1
Kertas Kerja Seri 3 Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia
"Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutri�on (GAIN)”
"Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutri�on (GAIN)”"Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutri�on (GAIN)”
( h � p : // s e h a t n e g e r i k u . k e m k e s . g o . i d / b a c a / r i l i s -
2 Ghost fishing adalah terperangkapnya ikan oleh alat penangkap ikan yang terlepas dari /atau dibuang oleh kapal penangkap ikan.3 Trade-off adalah keputusan situasional yang melibatkan pengurangan atau kehilangan satu kualitas, kuan�tas atau proper� dari satu set atau desain dengan imbalan keuntungan dalam aspek
lain. Secara sederhana, trade-off adalah di mana satu hal meningkat dan yang lain harus menurun.
Konsumsi ikan masyarakat Indonesia pada 2019
54.5 kgkapita/tahun pada
dan ditargetkan menjadi
62.5 kgkapita/tahun pada 2024
3
Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia
2 Ghost fishing adalah terperangkapnya ikan oleh alat penangkap ikan yang terlepas dari /atau dibuang oleh kapal penangkap ikan.3 Trade-off adalah keputusan situasional yang melibatkan pengurangan atau kehilangan satu kualitas, kuan�tas atau proper� dari satu set atau desain dengan imbalan keuntungan dalam aspek
lain. Secara sederhana, trade-off adalah di mana satu hal meningkat dan yang lain harus menurun.
Konsumsi ikan masyarakat Indonesia pada 2019
54.5 kgkapita/tahun pada
dan ditargetkan menjadi
62.5 kgkapita/tahun pada 2024
3
Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia
Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia
"Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutri�on (GAIN)”"Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutri�on (GAIN)”6 7
Referensi: 1. BPS. (2019). Konsumsi Protein dan Kalori Penduduk Indonesia dan Propinsi. Buku 2 (Vol. 2). Biro Pusat Sta�s�kCharles, A. T. (2001).
Sustainable fishery systems. Blackwell Science.
2. Cohrane, K., De Young, C., Soto, D., & Bahri, T. (2009). Climate Change Implica�on for Fisheries and Aquaculture: Overview of Current Scien�fic Knowledge. (No. 530; FAO Fisheries Tecnical Paper, p. 212). FAO.
3. Ditjen Kesmas. (2018). Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Kementerian Kesehatan RI.
4. Direktorat Pemasaran, Dit.Jen PDSKP, KKP, 2018. Peta Kebutuhan Ikan Berdasarkan Preferensi Konsumen Rumah Tangga Tahun 2017.
5. Ditjen PDSPKP (2020). Pedoman Penghitungan Angka Konsumsi Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan
6. Gordon, D. T. (1988). Minerals in seafoods: Their bioavailability and interac�ons. Food Technology, 42(5), 156–160.
7. Habibie, Y., Fahmi, I., Kusuma, B., Wulandari.E. (2020). Studi Kualita�f: Peneli�an Forma�f Prak�k Penanganan Ikan dan Persepsi Konsumsi Ikan di Rumah Tangga dalam Rangka Intervensi Perubahan Perilaku untuk Perbaikan Status Gizi di Kota Probolinggo. Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya.
8. Mut (2015), Susut Hasil Panen Perikanan Capai Rp. 30 Triliun. Selasa, 3 November 2015. Berita Satu. h�ps://www.beritasatu.com/ekonomi/319331-susut-hasil-panen-perikanan-capai-rp-30-triliun
9. Nurhasan, M and Purnama, R.C. (2019). Poor Fishery Management Costs Indonesia $7 Billion per Year. The Conversa�on, May 13, 2019. h�ps://theconversa�on.com/poor-fishery-management-costs-indonesia-7-billion-per-year-heres-how-to-stop-it-109671
10. Sikorski, Z. E., Kolakowska, A., & Pan, B. S. (1990). The nutri�ve composi�on of the major groups of marine food organisms. In Z. E. Sikorski (Ed.), Seafood: Resources, Nutri�onal Composi�on and Preserva�on (pp. 29–54). CRC Press, Inc.
11. Wibowo, S., Utomo, B. S. B., Syamdidi, & Kusumawa�, R. (2014). Evaluasi Susut Hasil Pasca Panen Perikanan (PB-01-4-04-2014; Policy Brief, p. 4). Balai Besar Peneli�an dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. h�p://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/brsdm/pdf/files28897Evaluasi%20Susut%20Hasil%20Pasca%20Panen.pdf
Ca�aneo, A., Sánchez, M. V., Torero, M., & Vos, R. (2020). Reducing food loss and waste: Five challenges for policy and research. Food Policy,
FAO. (2017, September 15). Food Loss and Waste in Fisheries and Aquaculture [Powerpoint]. Global Fishery Forum & Seafood Expo, St. Petersburg,
Russia.
FAO. (2018). Food loss and waste and the right to adequate food: Making the connec�on. FAO.
FAO. (2019). The State of Food and Agriculture 2019. Moving forward on food loss and waste reduc�on. Food and Agriculture Organiza�on of the United
Na�ons.
Graham, J., Johnston, W. A., & Nicholson, F. J. (1992). Ice in Fisheries (No. 331; FAO Fisheries Technical Paper, p. 75). FAO.
Gustavsson, J., Cederberg, C., & Sonesson, U. (2011). Global food losses and food waste: Extent, causes and preven�on ; study conducted for the
Interna�onal Congress Save Food! at Interpack 2011, [16 - 17 May], Düsseldorf, Germany. Food and Agriculture Organiza�on of the United
Na�ons.
Huss, H. H. (1995). Quality and quality changes in fresh fish. FAO.
Kaminski, A. M., & Cole, S. M. (2018). Building a case for using par�cipatory and gender-aware approaches in post-harvest fish loss assessments and
fishery value chain development interven�ons. In FAO, Report and Papers Presented at the Fourth Mee�ng of Professionals/Experts in Support
of Fish Safety, Technology, and Marke�ng in Africa. Elmina, Ghana, 14–16 November 2017. (pp. 48–57). FAO.
Kruijssen, F., Tedesco, I., Ward, A., Pincus, L., Love, D., & Thorne-Lyman, A. L. (2020). Loss and waste in fish value chains: A review of the evidence from
low and middle-income countries. Global Food Security, 26, 100434. h�ps://doi.org/10.1016/j.gfs.2020.100434
Markenih, E. (2016). Sanitasi dan Higiena serta Pengaruhnya terhadap kualitas ikan yang Didaratkan di Pelabuhan Blanakan, Subang. Ins�tut Pertanian
Bogor.
Phillips, M., Subasinghe, R., Tran, N., Kassam, L., & Chan, C. Y. (2016). Aquaculture Big Numbers (No. 601; FAO Fisheries and Aquaculture Technical
Paper, p. 60). FAO.
Pink, P. (2016). Report of the '2015 Series of Interna�onal Conferences on Food Loss and Waste Reduc�on': Recommenda�ons on Improving Policies and
Strategies for Food Loss and Waste Reduc�on (p. 49). FAO.
Poernomo, A. (2017). Es Adalah Peradaban, Cetakan 3 dan Edisi Revisi.
Wibowo, S, Ward, A. R., Diei-Ouadi, Y., Susana, S., & Suuronen, P. (2017). Case studies on fish loss assessment of small-scale fisheries in Indonesia. (FAO
Fisheries and Aquaculture Circular No. 1129). FAO.
Wibowo, Singgih, Utomo, B. S. B., Syamdidi, & Kusumawa�, R. (2014). Evaluasi Susut Hasil Pasca Panen Perikanan (PB-01-4-04-2014; Policy Brief, p.
4). Balai Besar Peneli�an dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. h�p://kkp.go.id/an-
World Bank. (2012). Hidden Harvest: The Global Contribu�on of Capture Fisheries. World Bank, FAO, World Fish Center.
World Bank, 2014. Be�er Growth Through Improved Sanita�on and Hygiene Prac�ces dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil
(Stun�ng) Periode 2018-2024. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, dan TNP2K
6
15%
9%
2%
6%
8,2%
#Ca�aneo, A., Sánchez, M. V., Torero, M., & Vos, R. (2020). Reducing food loss and waste: Five challenges for policy and research. Food Policy, 101974. h�ps://doi.org/10.1016/j.foodpol.2020.101974
FAO. (2017, September 15). Food Loss and Waste in Fisheries and Aquaculture [Powerpoint]. Global Fishery Forum & Seafood Expo, St.
Petersburg, Russia.
FAO. (2018). Food loss and waste and the right to adequate food: Making the connec�on. FAO.
FAO. (2019). The State of Food and Agriculture 2019. Moving forward on food loss and waste reduc�on. Food and Agriculture
Organiza�on of the United Na�ons.
Graham, J., Johnston, W. A., & Nicholson, F. J. (1992). Ice in Fisheries (No. 331; FAO Fisheries Technical Paper, p. 75). FAO.
Gustavsson, J., Cederberg, C., & Sonesson, U. (2011). Global food losses and food waste: Extent, causes and preven�on ; study conducted
for the Interna�onal Congress Save Food! at Interpack 2011, [16 - 17 May], Düsseldorf, Germany. Food and Agriculture
Organiza�on of the United Na�ons.
Huss, H. H. (1995). Quality and quality changes in fresh fish. FAO.
Kaminski, A. M., & Cole, S. M. (2018). Building a case for using par�cipatory and gender-aware approaches in post-harvest fish loss
assessments and fishery value chain development interven�ons. In FAO, Report and Papers Presented at the Fourth Mee�ng
of Professionals/Experts in Support of Fish Safety, Technology, and Marke�ng in Africa. Elmina, Ghana, 14–16 November 2017.
(pp. 48–57). FAO.
Kruijssen, F., Tedesco, I., Ward, A., Pincus, L., Love, D., & Thorne-Lyman, A. L. (2020). Loss and waste in fish value chains: A review of
t h e e v i d e n c e f r o m l o w a n d m i d d l e - i n c o m e c o u n t r i e s . G l o b a l Fo o d S e c u r i t y , 2 6 , 1 0 0 4 3 4 .
h�ps://doi.org/10.1016/j.gfs.2020.100434
Markenih, E. (2016). Sanitasi dan Higiena serta Pengaruhnya terhadap kualitas ikan yang Didaratkan di Pelabuhan Blanakan, Subang.
Ins�tut Pertanian Bogor.
Phillips, M., Subasinghe, R., Tran, N., Kassam, L., & Chan, C. Y. (2016). Aquaculture Big Numbers (No. 601; FAO Fisheries and
Aquaculture Technical Paper, p. 60). FAO.
Pink, P. (2016). Report of the '2015 Series of Interna�onal Conferences on Food Loss and Waste Reduc�on': Recommenda�ons on
Improving Policies and Strategies for Food Loss and Waste Reduc�on (p. 49). FAO.
Poernomo, A. (2017). Es Adalah Peradaban, Cetakan 3 dan Edisi Revisi.
Daftar Rujukan
Saran kebijakanSelain upaya secara teknis sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1, pengurangan susut hasil perikanan perlu dilakukan
melalui langkah-langkah yang bersifat kebijakan. Karena kompleksnya permasalahan di lapangan, upaya tersebut
seyogyanya dilakukan secara mul�sektor dengan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait dan pemangku kepen�ngan
lainnya. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1.1. Penyusunan dan pencanangan Visi, Misi, dan Strategi pengurangan susut hasil pangan yang diinisiasi oleh
Bappenas.
1.2. Pencanangan Gerakan Nasional Pengurangan Susut Pasca-Panen Pangan dan Gizi.
1.3. Penguatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendinginan dan pengolahan ikan.
1.4. Penguatan perencanaan penyediaan teknologi tepat guna serta prosedur pendinginan dan pengolahan ikan.
1.5. Peningkatan kapasitas pelaku usaha perikanan di bidang penanganan dan pengolahan.
1.6. Peningkatan pemahaman konsumen dan masyarakat tentang pen�ngnya mengurangi susut hasil perikanan.
Tabel 3. Es�masi kebutuhan pabrik es untuk penanganan ikan laut
Penanganan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pengolahan Total Kegiatan
Es : ikan (bobot)
Sumatera
1,671
2,507
279
3,482
Jawa-Bali
1,433
2,149
239
2,985
NTT, NTB, Papua, Maluku Islands
1,679
2,518
280
3,497
Kalimantan
588
882
98
1,225
Sulawesi
1,326
1,989
221
2,762
TOTAL
6,696
10,045
1,116
13,951
Gambar 1. Diagram fishbone penyebab susut hasil perikanan (diolah dari (FAO, 2017; Gustavsson et al., 2011; Kruijssen et al., 2020; Wibowo et al., 2014; Wibowo et al., 2017)
Tabel 2. Es�masi kebutuhan es untuk penanganan dan ikan di daerah tropis (Graham et al., 1992)
KonsumsiPenyimpanandistribusi dan retailPemanenan
Penangkapan Postharvest handlingand transport
Pengolahan
SUSUT PASCAPANEN DAN GIZI
5
Pulau/Kelompok PulauProduksi 2018 (juta ton)
Kebutuhan es (juta ton)
Kebutuhan pabrik es(unit)
Investasi (Rp miliar)
Asumsi● Perikanan laut, sumber: h�ps://sta�s�k.kkp.go.id/home.php?m=total&i=2#panel-footer● Kebutuhan es dies�masi dari 75% produksi dikalikan 2 (es:ikan = 2:1)● Hari produksi dalam setahun 300
5● Harga pabrik es (kapasitas 30 ton/hari) berdasar nilai yang dibangun oleh PT Perindo di Lebak pada 2017
Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia
"Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutri�on (GAIN)”"Dokumen ini di dukung oleh Global Alliance for Improved Nutri�on (GAIN)”6 7
Referensi: 1. BPS. (2019). Konsumsi Protein dan Kalori Penduduk Indonesia dan Propinsi. Buku 2 (Vol. 2). Biro Pusat Sta�s�kCharles, A. T. (2001).
Sustainable fishery systems. Blackwell Science.
2. Cohrane, K., De Young, C., Soto, D., & Bahri, T. (2009). Climate Change Implica�on for Fisheries and Aquaculture: Overview of Current Scien�fic Knowledge. (No. 530; FAO Fisheries Tecnical Paper, p. 212). FAO.
3. Ditjen Kesmas. (2018). Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Kementerian Kesehatan RI.
4. Direktorat Pemasaran, Dit.Jen PDSKP, KKP, 2018. Peta Kebutuhan Ikan Berdasarkan Preferensi Konsumen Rumah Tangga Tahun 2017.
5. Ditjen PDSPKP (2020). Pedoman Penghitungan Angka Konsumsi Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan
6. Gordon, D. T. (1988). Minerals in seafoods: Their bioavailability and interac�ons. Food Technology, 42(5), 156–160.
7. Habibie, Y., Fahmi, I., Kusuma, B., Wulandari.E. (2020). Studi Kualita�f: Peneli�an Forma�f Prak�k Penanganan Ikan dan Persepsi Konsumsi Ikan di Rumah Tangga dalam Rangka Intervensi Perubahan Perilaku untuk Perbaikan Status Gizi di Kota Probolinggo. Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya.
8. Mut (2015), Susut Hasil Panen Perikanan Capai Rp. 30 Triliun. Selasa, 3 November 2015. Berita Satu. h�ps://www.beritasatu.com/ekonomi/319331-susut-hasil-panen-perikanan-capai-rp-30-triliun
9. Nurhasan, M and Purnama, R.C. (2019). Poor Fishery Management Costs Indonesia $7 Billion per Year. The Conversa�on, May 13, 2019. h�ps://theconversa�on.com/poor-fishery-management-costs-indonesia-7-billion-per-year-heres-how-to-stop-it-109671
10. Sikorski, Z. E., Kolakowska, A., & Pan, B. S. (1990). The nutri�ve composi�on of the major groups of marine food organisms. In Z. E. Sikorski (Ed.), Seafood: Resources, Nutri�onal Composi�on and Preserva�on (pp. 29–54). CRC Press, Inc.
11. Wibowo, S., Utomo, B. S. B., Syamdidi, & Kusumawa�, R. (2014). Evaluasi Susut Hasil Pasca Panen Perikanan (PB-01-4-04-2014; Policy Brief, p. 4). Balai Besar Peneli�an dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. h�p://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/brsdm/pdf/files28897Evaluasi%20Susut%20Hasil%20Pasca%20Panen.pdf
Ca�aneo, A., Sánchez, M. V., Torero, M., & Vos, R. (2020). Reducing food loss and waste: Five challenges for policy and research. Food Policy,
FAO. (2017, September 15). Food Loss and Waste in Fisheries and Aquaculture [Powerpoint]. Global Fishery Forum & Seafood Expo, St. Petersburg,
Russia.
FAO. (2018). Food loss and waste and the right to adequate food: Making the connec�on. FAO.
FAO. (2019). The State of Food and Agriculture 2019. Moving forward on food loss and waste reduc�on. Food and Agriculture Organiza�on of the United
Na�ons.
Graham, J., Johnston, W. A., & Nicholson, F. J. (1992). Ice in Fisheries (No. 331; FAO Fisheries Technical Paper, p. 75). FAO.
Gustavsson, J., Cederberg, C., & Sonesson, U. (2011). Global food losses and food waste: Extent, causes and preven�on ; study conducted for the
Interna�onal Congress Save Food! at Interpack 2011, [16 - 17 May], Düsseldorf, Germany. Food and Agriculture Organiza�on of the United
Na�ons.
Huss, H. H. (1995). Quality and quality changes in fresh fish. FAO.
Kaminski, A. M., & Cole, S. M. (2018). Building a case for using par�cipatory and gender-aware approaches in post-harvest fish loss assessments and
fishery value chain development interven�ons. In FAO, Report and Papers Presented at the Fourth Mee�ng of Professionals/Experts in Support
of Fish Safety, Technology, and Marke�ng in Africa. Elmina, Ghana, 14–16 November 2017. (pp. 48–57). FAO.
Kruijssen, F., Tedesco, I., Ward, A., Pincus, L., Love, D., & Thorne-Lyman, A. L. (2020). Loss and waste in fish value chains: A review of the evidence from
low and middle-income countries. Global Food Security, 26, 100434. h�ps://doi.org/10.1016/j.gfs.2020.100434
Markenih, E. (2016). Sanitasi dan Higiena serta Pengaruhnya terhadap kualitas ikan yang Didaratkan di Pelabuhan Blanakan, Subang. Ins�tut Pertanian
Bogor.
Phillips, M., Subasinghe, R., Tran, N., Kassam, L., & Chan, C. Y. (2016). Aquaculture Big Numbers (No. 601; FAO Fisheries and Aquaculture Technical
Paper, p. 60). FAO.
Pink, P. (2016). Report of the '2015 Series of Interna�onal Conferences on Food Loss and Waste Reduc�on': Recommenda�ons on Improving Policies and
Strategies for Food Loss and Waste Reduc�on (p. 49). FAO.
Poernomo, A. (2017). Es Adalah Peradaban, Cetakan 3 dan Edisi Revisi.
Wibowo, S, Ward, A. R., Diei-Ouadi, Y., Susana, S., & Suuronen, P. (2017). Case studies on fish loss assessment of small-scale fisheries in Indonesia. (FAO
Fisheries and Aquaculture Circular No. 1129). FAO.
Wibowo, Singgih, Utomo, B. S. B., Syamdidi, & Kusumawa�, R. (2014). Evaluasi Susut Hasil Pasca Panen Perikanan (PB-01-4-04-2014; Policy Brief, p.
4). Balai Besar Peneli�an dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. h�p://kkp.go.id/an-
World Bank. (2012). Hidden Harvest: The Global Contribu�on of Capture Fisheries. World Bank, FAO, World Fish Center.
World Bank, 2014. Be�er Growth Through Improved Sanita�on and Hygiene Prac�ces dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil
(Stun�ng) Periode 2018-2024. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, dan TNP2K
6
15%
9%
2%
6%
8,2%
#Ca�aneo, A., Sánchez, M. V., Torero, M., & Vos, R. (2020). Reducing food loss and waste: Five challenges for policy and research. Food Policy, 101974. h�ps://doi.org/10.1016/j.foodpol.2020.101974
FAO. (2017, September 15). Food Loss and Waste in Fisheries and Aquaculture [Powerpoint]. Global Fishery Forum & Seafood Expo, St.
Petersburg, Russia.
FAO. (2018). Food loss and waste and the right to adequate food: Making the connec�on. FAO.
FAO. (2019). The State of Food and Agriculture 2019. Moving forward on food loss and waste reduc�on. Food and Agriculture
Organiza�on of the United Na�ons.
Graham, J., Johnston, W. A., & Nicholson, F. J. (1992). Ice in Fisheries (No. 331; FAO Fisheries Technical Paper, p. 75). FAO.
Gustavsson, J., Cederberg, C., & Sonesson, U. (2011). Global food losses and food waste: Extent, causes and preven�on ; study conducted
for the Interna�onal Congress Save Food! at Interpack 2011, [16 - 17 May], Düsseldorf, Germany. Food and Agriculture
Organiza�on of the United Na�ons.
Huss, H. H. (1995). Quality and quality changes in fresh fish. FAO.
Kaminski, A. M., & Cole, S. M. (2018). Building a case for using par�cipatory and gender-aware approaches in post-harvest fish loss
assessments and fishery value chain development interven�ons. In FAO, Report and Papers Presented at the Fourth Mee�ng
of Professionals/Experts in Support of Fish Safety, Technology, and Marke�ng in Africa. Elmina, Ghana, 14–16 November 2017.
(pp. 48–57). FAO.
Kruijssen, F., Tedesco, I., Ward, A., Pincus, L., Love, D., & Thorne-Lyman, A. L. (2020). Loss and waste in fish value chains: A review of
t h e e v i d e n c e f r o m l o w a n d m i d d l e - i n c o m e c o u n t r i e s . G l o b a l Fo o d S e c u r i t y , 2 6 , 1 0 0 4 3 4 .
h�ps://doi.org/10.1016/j.gfs.2020.100434
Markenih, E. (2016). Sanitasi dan Higiena serta Pengaruhnya terhadap kualitas ikan yang Didaratkan di Pelabuhan Blanakan, Subang.
Ins�tut Pertanian Bogor.
Phillips, M., Subasinghe, R., Tran, N., Kassam, L., & Chan, C. Y. (2016). Aquaculture Big Numbers (No. 601; FAO Fisheries and
Aquaculture Technical Paper, p. 60). FAO.
Pink, P. (2016). Report of the '2015 Series of Interna�onal Conferences on Food Loss and Waste Reduc�on': Recommenda�ons on
Improving Policies and Strategies for Food Loss and Waste Reduc�on (p. 49). FAO.
Poernomo, A. (2017). Es Adalah Peradaban, Cetakan 3 dan Edisi Revisi.
Daftar Rujukan
Saran kebijakanSelain upaya secara teknis sebagaimana ditampilkan pada Tabel 1, pengurangan susut hasil perikanan perlu dilakukan
melalui langkah-langkah yang bersifat kebijakan. Karena kompleksnya permasalahan di lapangan, upaya tersebut
seyogyanya dilakukan secara mul�sektor dengan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait dan pemangku kepen�ngan
lainnya. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1.1. Penyusunan dan pencanangan Visi, Misi, dan Strategi pengurangan susut hasil pangan yang diinisiasi oleh
Bappenas.
1.2. Pencanangan Gerakan Nasional Pengurangan Susut Pasca-Panen Pangan dan Gizi.
1.3. Penguatan perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendinginan dan pengolahan ikan.
1.4. Penguatan perencanaan penyediaan teknologi tepat guna serta prosedur pendinginan dan pengolahan ikan.
1.5. Peningkatan kapasitas pelaku usaha perikanan di bidang penanganan dan pengolahan.
1.6. Peningkatan pemahaman konsumen dan masyarakat tentang pen�ngnya mengurangi susut hasil perikanan.
Tabel 3. Es�masi kebutuhan pabrik es untuk penanganan ikan laut
Penanganan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pengolahan Total Kegiatan
Es : ikan (bobot)
Sumatera
1,671
2,507
279
3,482
Jawa-Bali
1,433
2,149
239
2,985
NTT, NTB, Papua, Maluku Islands
1,679
2,518
280
3,497
Kalimantan
588
882
98
1,225
Sulawesi
1,326
1,989
221
2,762
TOTAL
6,696
10,045
1,116
13,951
Gambar 1. Diagram fishbone penyebab susut hasil perikanan (diolah dari (FAO, 2017; Gustavsson et al., 2011; Kruijssen et al., 2020; Wibowo et al., 2014; Wibowo et al., 2017)
Tabel 2. Es�masi kebutuhan es untuk penanganan dan ikan di daerah tropis (Graham et al., 1992)
KonsumsiPenyimpanandistribusi dan retailPemanenan
Penangkapan Postharvest handlingand transport
Pengolahan
SUSUT PASCAPANEN DAN GIZI
5
Pulau/Kelompok PulauProduksi 2018 (juta ton)
Kebutuhan es (juta ton)
Kebutuhan pabrik es(unit)
Investasi (Rp miliar)
Asumsi● Perikanan laut, sumber: h�ps://sta�s�k.kkp.go.id/home.php?m=total&i=2#panel-footer● Kebutuhan es dies�masi dari 75% produksi dikalikan 2 (es:ikan = 2:1)● Hari produksi dalam setahun 300
5● Harga pabrik es (kapasitas 30 ton/hari) berdasar nilai yang dibangun oleh PT Perindo di Lebak pada 2017
Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia Kertas Kerja - Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia
Tabel 1. Upaya teknis untuk mengurangi susut hasil perikanan
Penangkapan
Pemanenan
Penanganan pascapanen dan transportasi
Pengolahan
Tahap rantai pasok Upaya
● Penggunaan alat tangkap legal (Sarpras, Teknologi)● Penerapan sistem rantai dingin di kapal dan pendaratan (Sarpras, Teknologi, Prosedur,
SDM)● Perbaikan fasilitas sanitasi dan higiene di atas kapal (Sarpras, Teknologi, SDM, Prosedur)● Penyediaan air bersih● Penerapan Cara Penanganan Ikan yang Baik/GHP (Prosedur, SDM)● Percepatan pembongkaran (Teknologi, SDM)● Pela�han anak buah kapal untuk hauling dan penanganan ikan (SDM)
● Penyediaan alat panen dan “handling space” di tambak (Sarpras)● Penerapan sistem rantai dingin (Sarpras, Teknologi, Prosedur, SDM)● Penerapan Cara Penanganan Ikan yang Baik/GHP (Prosedur, SDM)● Penyediaan air bersih (Sarpras)● Pela�han tenaga kerja (SDM, Prosedur)
● Penerapan sistem rantai dingin (Sarpas, Teknologi, Prosedur, SDM)● Penerapan Cara Penanganan Ikan yang Baik/GHP (Prosedur, DM) ● Penyediaan transportasi skala kecil dan besar (Sarpas, Teknologi, Prosedur, SDM)● Penyediaan gudang beku/cold storage (Sarpras, Teknologi)
● Penerapan teknik pengolahan “bersih”/cleaner technology (Teknologi, Prosedur, SDM) ● Penyediaan alterna�f pemanfaatan limbah/zero waste products (Teknologi, Prosedur, SDM)● Penerapan sistem rantai dingin (Sarpas, Teknologi, Prosedur, SDM)● Penerapan GMP/SSOP (Prosedur, SDM)● Penggunaan bahan baku yang sesuai dan penanganannya (Teknologi, Prosedur)● Pengemasan dan penyimpanan yang sesuai (Sarpras, Teknologi, Prosedur)● Pela�han tenaga kerja (SDM)
● Penerapan sistem rantai dingin (Sarpas, Teknologi, Prosedur, SDM)● Penerapan Cara Penanganan Ikan yang Baik/GHP (Prosedur, SDM) ● Penerapan Good Retailing Prac�ces (GHP, Prosedur)● Pembenahan lapak ikan dalam pasar tradisional dan fasilitas pengecer lainnya (Sarpras)
● Fasilitasi kemudahan akses pasar bagi pelaku usaha/pemasar (Prosedur)● Promosi Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan, melipu�
o Edukasi konsumen mengenai manfaat makan ikan (SDM)o Edukasi konsumen tentang cara-cara penanganan dan pengolahan ikan (SDM)o Edukasi konsumen tentang berbagai alterna�f pengolahan limbah ikan
● Promosi Gerakan Memasyarakatkan Hidup Sehat (Germas) dengan meningkatkan asupan makanan bergizi dari ikan dan olahan ikan.
● Edukasi konsumen untuk mengubah pola belanja dan konsumsi● Memasukkan muatan manfaat ikan dan pencegahan pemborosan makanan (ikan) di
kurikulum pendidikan sekolah umum dan madrasah.● Bekerja sama dengan hotel, restoran dan katering (Horeka) untuk sosialisasi alterna�f
menghemat sumber daya ikan sebagai bahan baku masakan melalui berbagai resep
Konsumsi
Penyimpanan, distribusi dan retail
Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia(JP2GI)
Gedung Wisma Abadi Jl. Balikpapan no.31 Petojo Selatan, Kec. Gambir, Jakarta Pusat 10160