Page 1
KREATIVITAS DALAM USAHA GARMENT
(Studi Kasus pada Zensy Famous Salatiga)
Oleh:
SUSI SUSANTI
NIM : 212010046
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS :EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI :MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
Page 4
1
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Jalan Diponegoro 52 -60
:(0298) 321212, 311881
Telex 322364 ukswsa ia
Salatiga 50711 - Indonesia
Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
N a m a : SUSI SUSANTI
N I M : 212010046
Program Studi : MANAJEMEN
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja:
Judul : KREATIVITAS DALAM USAHA GARMENT (Studi Kasus
Pada Konveksi Zensy Famous Salatiga)
Pembimbing : Ir. Lieli Suharti, M.M, Ph.D
Tanggal di uji : Februari 2015
adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang
lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis
aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru
tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga,
termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 4 Februari 2015
Yang memberi pernyataan
SUSI SUSANTI
Page 5
2
KREATIVITAS DALAM USAHA GARMENT
(Studi Kasus Pada Konveksi Zensy Famous Salatiga)
Oleh:
SUSI SUSANTI
NIM : 212010046
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS :EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI :MANAJEMEN
Disetujui oleh:
Ir. Lieli Suharti, M.M, Ph.D
Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
Page 6
3
MOTTO
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah
“.
( HR. Turmudzi)
Page 7
4
ABSTRACT
Nowadays, most of businesses in Indonesia scale SMEs ( Micro, Small , and
Medium Enterprises ). The number of SMEs growing business competition is getting
tougher. One is the type of convection that is increasingly growing much,this requires
business owners need to think creatively so that their products acceptable to
consumers. This research is a qualitative descriptive research object is an area of
convection in the convection Zensy Salatiga Famous. Purpose of the study are: [1]
describes how the process of creativity in business Zensy famous convection formed
seen with 4P approach to creativity ( Person , Press , Process , Product ). [2]to know
the stages of the creative process of this garment business seen from the stage of
creativity.
Key informan in this study are Zensy Famous business owner, wife, as well as
employees. The results of this study is to explain the creativity of the owners in
utilizing waste fabric into a final product that is sexy dress, long dress and cardigan
4P approach Creativity ( Person, Press ,Process, Product). It also describes the
stages of the process of creativity in the process of making a product that is under
preparation, incubation process, gave birth to the idea and evaluation. In this process
steps required owners to think more creatively because the manufacture of the
products in this convection already thinking about the design of new raw materials
are suitable for raw materials that are already available. This differs from other
convection , where the other convection sometimes already have the design but still
looking for raw materials
Keywords : SMEs , Convection , Creativity , Creativity Stages .
Page 8
5
SARIPATI
Saat ini, sebagian besar bisnis yang terdapat di Indonesia berskala UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Jumlah UMKM yang semakin bertambah
menyebabkan persaingan usaha semakin ketat. Salah satunya adalah jenis usaha
konveksi yang semakin hari semakin bertambah banyak, hal ini menuntut pemilik
usaha harus berfikir kreatif agar produknya bisa diterima konsumen. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif dengan obyek penelitian adalah sebuah konveksi di
daerah Salatiga yakni usaha konveksi Zensy Famous. Penelitian ini bertujuan untuk
[1] menjelaskan bagaimana proses kreativitas pada usaha konveksi Zensy famous
terbentuk dilihat dengan pendekatan 4P kreativitas (Person, Press, Process, Product).
[2] mengetahui tahapan-tahapan proses kreativitas dari usaha garment ini dilihat dari
proses tahapan kreativitas.
Narasumber di dalam penelitian ini adalah pemilik usaha Zensy Famous, istri,
serta karyawan. Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan kreativitas pemilik dalam
memanfaatkan kain limbah menjadi sebuah produk akhir yaitu sexy dress, long dress
dan cardigan melalui pendekatan 4P Kreativitas (Person, Press, Process, Product).
Selain itu juga menjelaskan tentang tahapan proses kreativitas dalam proses
pembuatan produk yaitu tahap persiapan, proses inkubasi, melahirkan ide dan
evaluasi. Dalam tahapan proses ini pemilik dituntut berfikir lebih kreatif karena
pembuatan produk dalam konveksi ini sudah ada bahan bakunya baru memikirkan
desain apa yang cocok untuk bahan baku yang sudah tersedia. Hal ini berbeda dengan
konveksi lainnya, dimana konveksi lain terkadang sudah mempunyai desain namun
masih mencari bahan baku.
Kata kunci: UMKM, Konveksi, Kreativitas, Tahapan kreativitas.
Page 9
6
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan
YME karena berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada saya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik
yang harus dipenuhi oleh penulis untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi strata satu
dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Dalam kertas kerja ini, penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan
gambaran kreativitas yang dilakukan oleh usaha pemilik Zensy Famous. Penulis
tertarik untuk meneliti usaha ini karena pemilik usaha Zensy Famous merupakan salah
satu pengusaha yang kreatif dalam menjalankan usahanya karena mampu
memanfaatkan kain limbah menjadi suatu produk.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya dan bahan masukan bagi pihak-pihak terkait. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Salatiga, 4 Februari 2015
Penulis
Page 10
7
UCAPAN TERIMA KASIH
Di dalam kertas kerja ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak memberikan dukungan dan doa
kepada penulis selama pembuatan kertas kerja ini. Secara khusus ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Ir. Lieli Suharti, MM, Ph.D, selaku pembimbing yang telah
membimbing penulis sejak awal sampai terselesaikannya kertas kerja ini
dengan baik.
2. Bapak Hari Sunarto,S.E, MBA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
3. Ibu Roos Kities Andadari, S.E, MBA, Ph.D, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
4. Ibu Hani Sirine, S.E, MM selaku dosen wali studi penulis.
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membekali
penulis ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana.
6. Kedua orang tua dan kakak penulis yang telah memberi dukungan berupa
semangat dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan
7. Bapak Zainuddin yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan
penelitian terhadap beliau dan usaha Zensy Famous miliknya selama
beberapa waktu.
8. Miftakhul Zen yang memberikan dukungan dan motivasi serta kasih sayang
dalam penyelesaian kertas kerja ini.
9. Sahabat-sahabat selama penulis berkuliah di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana; Nunik, Lina, Jaya, Edo, Vein,
Pipit, Laurent; serta sahabat-sahabat FEB angkatan 2010 .
10. Teman-teman simulasi bisnis Lina, Vein, Laurent, Kak Fraska, Eva, Yuda,
Roy, Brian, Budi, Andre, Togel terima kasih atas kerjasamanya dalam
berjualan.
Page 11
8
11. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dorongan kepada penulis.
Salatiga, 4 Februari 2015
Penulis
Page 12
9
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................. i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................................... iii
Moto ................................................................................................................................ iv
Abstract ............................................................................................................................ v
Saripati ............................................................................................................................. vi
Kata Pengantar ................................................................................................................. vii
Ucapan Terima Kasih ...................................................................................................... viii
Daftar Isi .......................................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................................... x
Daftar Gambar ................................................................................................................. xi
Daftar Lampiran .............................................................................................................. xii
1. Pendahuluan .............................................................................................................. 13
2. Telaah Teoritis ........................................................................................................... 17
2.1 Pengertian Wirausaha .................................................................................... 17
Page 13
10
2.2 Kreativitas...................................................................................................... 18
2.2.1Pendekatan 4P kreativitas ............................................................................ 18
2.2.2 Tahapan Proses Kreativitas ....................................................................... 23
3. Metode Penelitian ...................................................................................................... 25
4. Hasil dan Pembahasan .............................................................................................. 27
4.1 Gambaran Obyek Penelitian .......................................................................... 27
4.2 Kreativitas Pemilik Usaha Dilihat dengan Pendekatan 4P Kreativitas ......... 28
4.3 Tahapan proses kreativitas ............................................................................ 38
5. Penutup ....................................................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 40
5.2 Saran .............................................................................................................. 41
5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 52
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 53
Page 14
11
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ciri-Ciri Orang Kreatif Menurut Beberapa Ahli ............................................... 19
Tabel 2. Deskripsi Umum Usaha Zensy Famous ............................................................ 26
Tabel 3 Penjelasan Tentang Produk Zensy Famous. ....................................................... 36
Page 15
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan ........................................................................................ 43
Lampiran 2 Foto Produk Zensy Famous ........................................................................ 45
Page 16
13
1. Pendahuluan
Saat ini, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memegang peranan
penting di dalam perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi
penciptaan lapangan kerja maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang
diukur dengan Produk Domestik Broto. Sesuai dengan data Dinas Koperasi dan
UMKM (2012) menunjukkan total nilai PDB mencapi Rp. 8.241,8 triliun. UMKM
memberikan kontribusi sebesar RP. 4.869,5 triliun atau 59,08% dari total PDB
Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia tercatat sebanyak 55,206 juta unit usaha atau
99,99% dari total pelaku usaha yang jumlahnya sebanyak 55,211 juta unit usaha
(http://www.depkop.go.id/, 2014). Sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai
107,65 juta orang atau 97,16% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Jumlah ini
berpotensi terus berkembang, apalagi ditunjang dengan kenyataan bahwa rata-rata
pengusaha baru memulai bisnisnya dari level UMKM. Muharram dalam Sulistiyo
(2012) mengatakan bahwa jumlah pengusaha pencipta lapangan kerja di Indonesia
pada tahun 2012 bertumbuh ke angka 1,56% dari jumlah penduduk, yang tadinya
hanya 0,24% di tahun 2009.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM yang berkembang saat ini
terbagi menjadi beberapa kategori yaitu pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,
listrik, gas, air bersih, perdagangan, hotel, restoran, jasa-jasa swasta, dan industri
pengolahan yang salah satunya mencakup industri kreatif. Sektor industri kreatif
diyakini mampu bertahan ketika berbagai sektor lain dilanda krisis keuangan global.
Page 17
14
Pemerintah mulai melirik industri kreatif sebagai alternatif roda penggerak ekonomi
yang akan terus berputar (Kementerian Koperasi dan UMKM ,2012)
Departemen Perdagangan pada studi pemetaan industri kreatif tahun 2007
dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Nasional (2008) mengatakan bahwa
industri kreatif berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu.
Industri kreatif di Indonesia meliputi 14 sub sektor, yaitu periklanan,
arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, busana (fashion), video, film, dan
fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan,
layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan
pengembangannya. (Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku
Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif, 2008)
Salah satu sektor industri kreatif adalah fashion, dimana banyak UMKM
yang mendirikan usaha kecil garment atau konveksi untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Dengan bertambahnya UMKM setiap tahunnya, hal ini memungkinkan
banyak masyarakat menghasilkan produk yang sejenis serta persaingan pun terjadi
antar sesama pengusaha produk sejenis. Untuk menghadapi persaingan antara
perusahaan pesaing sejenis yang banyak, seseorang wirausahawan haruslah memiliki
kemampuan untuk menciptakan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan
kreativitas dan keinovasian dalam kewirausahaan (Hadiyati, 2010).
Page 18
15
Salah satu industri konveksi berskala kecil dan menengah berada di Salatiga
tepatnya di daerah Tingkir Tengah. Mulai yang berbentuk industri rumah tangga
maupun yang sudah dikelola dengan lebih professional. Produk yang dihasilkan dari
konveksi ini berupa kaos, seragam sekolah, pakaian olahraga dan lain sebagainya.
Selain menjual produk secara eceran, kebanyakan dari industri ini juga menerima
pesanan produk dalam jumlah besar. Penjualan produk, khususnya yang berupa pesan
hanya terjadi secara musiman. Biasanya pada saat musim kampanye atau tahun ajaran
baru, industri konveksi juga mengalami peningkatan pesanan yang cukup pesat.
Demikian juga yang terjadi pada konveksi Zensy Famous di Tingkir ini,
pemilik usaha memanfaat peluang dengan menciptakan nilai tambah melalui
kreativitas yang dihasilkan dengan kain limbah, kemudian diproduksi menjadi sebuah
fashion. Kain limbah yang menurut orang lain tidak dapat digunakan lagi, namun
pemilik usaha ini menjadikan kain limbah tersebut menjadi sesuatu yang bernilai.
Kain limbah ini dapat diproduksi menjadi beberapa produk yaitu sexy dress, long
dress dan cardigan dengan berbahan kain kaos, siffon, brokat, dan tile. Melalui
pendekatan 4P kreativitas diharapkandapat mengetahui kreativitas yang terbentuk
dalam konveksi Zensy Famous dalam proses produksi.
Untuk melihat kreativitas pada sebuah usaha, dapat digunakan berbagai
pendekatan Munandar (2009) mengatakan bahwa salah satu pendekatan yang
digunakan untuk melihat sebuah kreativitas adalah pendekatan 4P Kreativitas. Dalam
pendekatan ini, inovasi dan kreativitas merupakan dua hal yang saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Di dalam pendekatan 4P Kreativitas, kreativitas dilihat dari
dimensi Person, Press, Process, serta Product. Aspek Person melihat kreativitas dari
Page 19
16
sudut pandang pribadi individu yang menghasilkan sesuatu yang bernilai. Aspek Press
melihat dorongan apa saja yang membuat seseorang melakukan kreativitas. Aspek
Process melihat proses kreatif yang dilakukan untuk dapat menghasilkan sesuatu yang
baru. Sedangkan aspek Product melihat hasil akhir dari kreativitas yang telah
dilakukan. Dari pendekatan 4P Kreativitas ini dapat dilihat kreativitas dari berbagai
sudut pandang secara lengkap. Selain itu juga dapat melihat tahapan proses kreativitas
dari usaha garment dilihat dari tahapan persiapan, proses inkubasi, melahirkan ide dan
implementasi. Dari penjelasan diatas penulis tertarik untuk melalukan penelitian
tentang “Kreativitas Dalam Usaha Kecil Garment studi kasus pada usaha konveki
Zensy Famous Salatiga”
1.2 Persoalan Penelitian
1. Bagaimana kreativitas pada usaha konveksi Zensy Famous terbentuk dilihat
dengan pendekatan 4P Kreativitas (Person, Press, Process, Product)?
2. Bagaimana tahapan proses kreativitas dari usaha garment ini dilihat dari
tahapan persiapan, proses inkubasi, melahirkan ide dan implementasi ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan bagaimana proses kreativitas pada usaha konveksi Zensy Famous
terbentuk dilihat dengan pendekatan 4P Kreativitas (Person, Press, Process,
Product).
2. Mengetahui tahapan-tahapan proses kreativitas dari usaha garment ini dilihat
dari tahapan proses kreativitas yaitu persiapan, proses inkubasi, melahirkan ide
dan evaluasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Page 20
17
1. Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai sumber
informasi bagi penelitian lebih lanjut mengenai gambaran kreativitas terbentuk
dilihat dengan pedekatan 4P Kreativitas (Person, Press, Process, Product)
2. Sebagai informasi bagi industri untuk dapat mengembangkan produk mereka
dengan kreativitas yang dimilikinya
3. Bagi pelaku usaha, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dokumentasi
yang ada diperusahaan.
Page 21
18
Telaah Teoritis
1. Wirausaha
Menurut Marzuki Usman (dalam Suryana, 2006:15) wirausaha adalah
seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan
sumber daya seperti keuangan, material, tanaga kerja, keterampilan untuk
menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru.
Wirausaha adalah pelapor dalam bisnis, inovator, penanggung risiko yang
mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang
usaha. Untuk menghadapi persaingan usaha yang banyak, seseorang wirausahawan
haruslah memiliki kemampuan dalam menciptakan nilai tambah terhadap produk
dari industrinya dan jasa layanan yang diberikan kepada pelanggan (konsumen)
untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dilakukan melalui
peningkatan kreativitas dan keinovasian dalam kewirausahaan Sri Edi Swasono
(dalam Suryana, 2006:16). Seseorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada keamauan tetapi tidak
memiliki pengetahuan dan kemampuan tidak akan membuat seseorang menjadi
wirausaha yang sukses. Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi
tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai
kesuksesan (Suryana, 2006:4).
Page 22
19
2. Kreativitas
Menurut Zimmerer (2008:51) kreativitas diartikan sebagai kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan dan menghadapi peluang (Creativity is the ability to
develop new ideas and to discover new ways of looking at problems and
opportunities).
Suryana (2006) menyatakan bahwa kreativitas adalah memikirkan
sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan yang digunakan untuk
mengembangkan sebuah ide baru serta mencari dan menemukan cara untuk
menyelesaikan masalah dalam menghadapi sebuah peluang.Kreativitas adalah
upaya untuk mencari berbagai alternative jawaban terhadap suatu permasalahan
sehingga menjawab semua permasalahan yang terjadi Guilford(dalam Munandar
2009).
Menurut Rogers (dalam Zulkarnain 2002), kreativitas merupakan
kecenderungan-kecenderungan manusia untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.Jadi kreativitas adalah kemampuan
seseorang mengembangkan atau menciptakan ide-ide baru untuk memecahkan
persoalan yang sedang dihadapi.
2.1 Pendekatan 4P Kreativitas
Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008 :57), kreativitas adalah
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara
baru dalam melihat masalah dan peluang. Adhi dan Bawono (2009 :73) juga
berkata bahwa dengan kreativitas seseorang menciptakan ide-ide atau gagasan
Page 23
20
tentang produk ataupun cara dalam menjalankan bisnis. Kemudian ide tersebut
dikembangkan sehingga menjadi hasil akhir dari inovasi.
Menurut Munandar (2009), kreativitas dapat dikelompokkan kedalam empat
dimensi yang dikenal sebagai pendekatan 4P Kreativitas yang terdiri dari:
1. Dimensi Person
Dalam dimensi Person, kreativitas dalam inovasi dilihat dari sudut
pandang kepribadian individu yang bersangkutan. Kreativitas dipercaya
merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki diri seseorang. Menurut Jung dalam
Munandar (2009) bahwa ketidaksadaran dan peristiwa-peristiwa penting di masa
lalu cukup berpengaruh terhadap pembentukan pribadi kreatif. Terdapat berbagai
ciri-ciri orang kreatif dari beberapa ahli sebagai berikut:
Tabel 1.1 Ciri-ciri orang kreatif menurut beberapa ahli
No Dimensi Winardi
(2004)
Zimmerer dan
Scarborough
(2008)
1. Suka mencari ide-ide baru
2. Memiliki banyak solusi alternative
3. Fleksibel
4. Optimis
5. Tidak mudah putus asa
6. Mandiri
Sumber : (Winardi (2004), Zimmerer dan Scarborough (2008), dalam Narwoto
(2009))
Berdasarkan beberapa ahli diatas, maka ciri-ciri kepribadian kreatif dapat
dijabarkan sebagai berikut :suka mencari ide-ide baru, tidak mudah putus asa,
optimis, fleksibel dan mandiri.
Page 24
21
2.1.1.1.1.1.1 2. Dimensi Press
Dalam dimensi Press, kreativitas dilihat berdasarkan faktor-faktor apa
saja yang mendorong seseorang menjadi kreatif dan inovatif. Menurut Munandar
(2009 :37), dorongan akan menjadi kreatif dan inovatif apabila seseorang ingin
mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, berkembang, serta menjadi
matang. Munandar (2009) menyebutkan bahwa perkembangan kreativitas
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
A. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik).
Setiap individu memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk
berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua
kapasitas yang dimilikinya. Ketika seorang indivudu menjalin hubungan baru
dengan lingkungan, ini merupakan dorongan untuk memotivasi dirinya (Rogers
dalam Munandar, 2009).
Hal ini juga didukung oleh pendapat Munandar (2009) yang
menyatakan bahwa setiap individu harus mempunyai motivasi intrinsik untuk
melakukan sesuatuhal atas keinginan pribadi. Selain didukung oleh perhatian,
dorongan, dan pelatihan dari lingkungan. Dengan adanya motivasi dalam diri
seseorang, hal ini akan mendorong untuk melakukan suatu hal yang memberikan
hasil sesuai dengan yang diinginkannya. Motivasi yang dimiliki seseorang dapat
mendorong seseorang untuk bertindak dan berusaha dengan caranya sendiri. Hal
tersebut dilakukan dengan mencari ide-ide baru untuk menemukan solusi yang
lebih tepat dan lebih mudah dalam menyelesaikan masalahnya.
B. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Page 25
22
Munandar (2009) mengatakan bahwa lingkungan yang dapat
mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling kuat dan
penting merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas
individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari
pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan
meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat, kebudayaan-
kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi
kreativitas individu.
Munandar (dalam Zulkarnain, 2002) menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas dapat berupa kemampuan berpikir dan sifat
kepribadian yang berinteraksi dengan lingkungan tertentu. Faktor kemampuan
berpikir terdiri dari kecerdasan (inteligensi) dan pemerkayaan bahan berpikir
berupa pengalaman dan ketrampilan. Winardi (2003) mengatakan bahwa
kreativitas seseorang dapat berasal dari berbagai macam sumber yaitu :
1. Para konsumen.
Konsumen seringkali menjadi sumber inspirasi untuk berkreativitas dan
berinovasi, yang menyebabkan terciptanya produk atau jasa baru. Pengusaha
tidak dapat menutup mata bahwa dalam pertemuan-pertemuan dengan konsumen
terkadang akan muncul ide-ide brilian.
2. Perusahaan-perusahaan pesaing.
Pengusaha perlu memonitor dan mengevaluasi produk-produk perusahaan
pesaing lain yang telah ada di pasar sebelumnya. Pada aktivitas ini,
Page 26
23
benchmarking sangat bermanfaat, sehingga seorang pengusaha dapat mengetahui
kelebihan dan kelemahan dari produk yang sudah ada di pasaran. Dengan
demikian inovasi yang kreatif dapat dilakukan dengan “imitation with
modification”.
3. Saluran distribusi.
Distributor menjadi sumber-sumber yang baik untuk mendapatkan ide-ide kreatif
untuk inovasi. Distributor adalah orang-orang yang telah mengenal karakteristik
pasar, sehingga mereka biasanya memiliki sejumlah saran yang dapat
mengarahkan kita untuk menciptakan suatu inovasi yang kreatif dalam produk
kita.
4. Pemerintah
Pemerintah dapat membantu seseorang dalam menemukan dan menciptakan ide-
ide kreatif untuk inovasi, salah satunya dengan adanya Biro Paten. Walaupun
paten-paten yang sudah ada tidak boleh ditiru, tetapi mungkin saja paten-paten
yang sudah ada tersebut dapat menginspirasi seseorang untuk menciptakan
produk-produk kreatif lain. Selain itu dapat juga kreativitas muncul seiring
dengan pengusaha yang bereaksi atas adanya peraturan pemerintah.
5. Riset dan pengembangan.
Sumber kreativitas dan inovasi yang terbesar adalah riset dan pengembangan
dari seorang pengusaha. Hal yang harus ditekankan adalah riset dan
pengembangan membutuhkan skill individu yang sesuai. Dengan adanya riset
dan pengembangan, pengusaha dapat mengetahui keinginan konsumen,
kemudian dapat menciptakan solusi dengan pengembangan yang terus-menerus.
Page 27
24
3 Dimensi Process
Dimensi Process adalah segala produk yang dihasilkan dari proses
yang dianggap sebagai produk kreatif. Kriteria produk yang dianggap sebagai
produk kreatif menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang
dalam bentuk barang atau gagasan.Dalam dimensi process, kreativitas dilihat
sebagai sebuah proses berpikir sejak awal sampai terciptanya suatu ide unik
dan kreatif.
4 Dimensi Product
Dimensi produk merupakan upaya untuk menjelaskan kreativitas yang
berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang
baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang menurutnya inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”(Reni Akbar-
Hawadi dkk, 2001). Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada
orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron dalam Reni Akbar-Hawadi dkk
(2001) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru.
Dari penjelasan diatas maka kreativitas adalah kemampuan menghasilkan sesuatu
yang baru.
2.2.3 Tahapan Proses Kreativitas
Supardi mengutip De Bono (1988) mengatakan bahwa pola pemikiran
yang kreatif merupakan motivator yang sangat besar, karena membuat orang
sangat tertarik akan pekerjaanya. Pemikiran kreatif juga memberikan
kemungkinan bagi setiap orang untuk mencapai sesuatu tujuan. Seorang
Page 28
25
wirausahayang kreatif akan membuat hidup akan lebih menyenangkan, lebih
menarik serta akan dapat bekerjasama dengan orang lain. Untuk memacu
kreativitas yang tinggi ada 4 tahapan proses kreatif, yaitu :
1. Tahap persiapan atau akumulasi pengetahuan.
Tahap persiapan atau akumulasi pengetahuan merupakan tahap awal dari
proses kreativitas. Pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk
memecahkan masalah dengan penyelidikan dan pengumpulan informasi
melalui membaca, bertanya dengan orang lain, menghadiri pertemuan-
pertemuan bisnis dan penyerapan informasi. Sebagai tambahan dapat juga
menerjuni lahan dengan masalah kita karena hal ini dapat memperluas
wawasan dan memberikan sudut pandang yang berbeda sehingga
menyebabkan ide-ide kreatif dapat terkumpul.
2. Proses inkubasi.
Tahap inkubasi adalah tahap penantian ide kreatif yang diharapkan. Pada
tahap ini seseorang tidak harus terus-menerus memikirkan masalah yang
sedang dihadapi, tetapi dapat sambil melakukan kegiatan lainnya, yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Hal ini
dilakukan supaya ide-ide spontan dapat muncul apabila pikiran dari individu
yang bersangkutan lebih rileks dan tidak terbebani suatu masalah.
3. Melahirkan ide.
Pada tahap ini, ide atau solusi kreatif yang dicari selama ini mulai muncul.
Terkadang ide yang ditemukan dapat muncul di situasi yang tidak terduga
dan spontan, bahkan muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan
Page 29
26
masalah yang ada. Setelah munculnya ide ini, individu yang bersangkutan
harus cepat tanggap untuk menangkap dan melanjutkan ide tersebut ke tahap
berikutnya.
4. Evaluasi dan implementasi.
Tahap ini adalah tahap terakhir dari proses kreativitas. Bagian ini merupakan
tahap tersulit dalam tahap proses kreativitas, karena dalam tahap ini
diperlukan sikap serius, disiplin, dan konsentrasi. Wirausaha yang sukses
dapat mengidentifikasi ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki
kemampuan untuk melaksanakannya. Dari ide yang muncul di dalam tahap
ketiga, individu yang bersangkutan harus menguji dan memodifikasi ide
tersebut sehingga didapatkan bentuk yang matang dari ide tersebut. Lebih
penting lagi, ia tidak menyerah begitu saja bila bertemu kendala. Bahkan
biasanya berhasil mengembangkan ide setelah beberapa kali mencoba.
3. Metode Penelitian
Jenis Dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer
diperoleh dari wawancara mendalam dari sumber secara langsung yang terkait di
konveksi Zensy Famous yang bertempat di daerah Tingkir Tengah Salatiga.
Narasumber utama pada penelitian ini adalah Bapak Zainuddin selaku pemilik
dari konveksi Zensy Famous. Selain itu dua narasumber yang lain adalah istri dari
pemilik usaha yaitu Ibu Desy dan salah satu karyawan Bapak Zainuddin yang bernama
Ibu Nur. Di dalam penelitian ini digunakan tehnik triangulasi dengan sumber data
(Bungin, 2010 :256). Pemilihan ketiga narasumber ini dikarenakan ingin mendapatkan
Page 30
27
data dari berbagai sudut pandang. Mengingat bahwa istri Bapak Zainuddin
mengetahui beberapa seluk beluk mengenai kreativitas yang timbul oleh Bapak
Zainuddin. Untuk karyawan, diputuskan mewawancarai Ibu Nur, yang merupakan
satu-satunya karyawan yang sudah bekerja sejak awal berdirinya usaha sampai saat ini
dan menjadi orang kepercayaan Bapak Zainuddin.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data penelitian ini menggunakan metode wawancara.
Proses wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dari informan yaitu: Pemilik
usaha, istri pemilik dan salah seorang karyawan.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik wawancara mendalam (in-depth interview) yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang kompleks yang sebagian besar berisi pendapat, sikap,
dan pengalaman pribadi (Sulistyo-Basuki, 2006 : 173). Dalam hal ini, peneliti terlebih
dahulu menyiapkan interview guide (panduan wawancara) sebagai panduan dalam
mewawancarai informan untuk mendapatkan informasi dengan hasil berupa rekaman,
foto dan pengamatan.
Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara
menganalisa/memeriksa data, mengorganisasikan data, memilih dan memilahnya
menjadi sesuatu yang dapat diolah, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting berdasarkan kebutuhan dalam penelitian dan memutuskan apa yang
dapat dipublikasikan.
Page 31
28
Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa analisis data
bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali
dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, dokumen berupa laporan, dan
sebagainya.
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data
di atas, maka peneliti akan mengolah data tersebut dengan menggunakan analisis
secara deskriptif-kualitatif.
Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisa
deskriptif kualitatif. Bungin (2010 : 147) mengatakan bahwa strategi analisis
deskriptif kualitatif merupakan sebuah upaya analisis induktif terhadap data penelitian.
Strategi yang digunakan adalah lebih awal memperoleh data sebanyak-banyaknya di
lapangan dengan mengesampingkan peran teori. Walaupun demikian, bukan berarti
teori tidak penting di dalam tehnik analisis deskriptif kualitatif ini. Langkah
selanjutnya adalah analisis terhadap data. Peran data lebih penting dibandingkan
dengan teori, sehingga di dalam analisis ini teori kemudian menyesuaikan dengan
temuan penelitian. Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2014 sampai
Januari 2015. Pengambilan data dengan wawancara tidak hanya dilakukan satu kali,
apabila dirasa data yang didapatkan dan dianalisis belum mampu menjawab
permasalahan penelitian maka wawancara dilakukan kembali.
Page 32
29
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Gambaran Obyek Penelitian
Profil Usaha
Tabel 2 Deskripsi Umum Usaha Zensy Famous
Nama Usaha Zensy Famous
Jenis Produk Pakaian / konveksi
Nama Produk - Sexy dress
- Long dress
- Cardigan
Alamat Jl. Singajayan Rt 05/02, Tingkir
Tengah, Kota Salatiga
Telepon 085713001975
Tahun Berdiri 2011
Website http://zensyfamaus.com/
Facebook Zen ZensyFamous
Instagram Zensyfamous
Pin BB 74400DB0
Sumber : hasil wawancara dengan Bapak Zainuddin, 2014
Zensy Famous adalah sebuah UMKM yang berada di Salatiga yang bergerak
di bidang konveksi yaitu fashion atau pakaian jadi yang berasal dari kain eksport
sisa limbah pabrik. Nama Zensy merupakan singkatan dari pemilik konveksi ini yaitu
Bapak Zainnudin (Zen) dan Ibu Deasy (Zy). Zensy Famous berdiri pada tahun 2011
dan hanya memiliki satu karyawan serta hanya memiliki dua mesin jahit dan satu
mesin obras. Beliau memulai usaha dengan membuat produk pertama yaitu sexy dress.
Namun, saat ini pada tahun 2015 usaha konveksi Zensy Famous memiliki 20 orang
karyawan yang terdiri dari beberapa pekerjaan seperti menjahit, memotong kain, dan
bagian finishing serta peralatan yang sudah bertambah banyak dibanding pada waktu
dulu. Terdapat beberapa hasil produk dari konveksi Zensy Famous yaitu pakaian jadi
sexy dress, long dress dan cardigan dengan berbahan kain siffon, kaos, dan brokat
Page 33
30
dengan omzet per bulan mencapai Rp 60.000.000,- serta peralatan yang mulai
lengkap.
Profil Pemilik Usaha
Pemilik dari konveksi Zensy Famous adalah Bapak Zainuddin. Beliau memulai
usaha ini dengan keterpaksaan karena desakan ekonomi yang membuatnya memilih
usaha konveksi ini, dengan dorongan dari sang istri beliau memulai usaha ini dengan
harapan untuk memperbaiki keadaan ekonomi agar lebih baik dari sebelumnya, serta
kesukaan beliau terhadap dunia fashion juga menambah keyakinan beliau untuk
membuka usaha konveksi ini. Dengan latar pendidikan yang kurang mendukung
dalam usahanya ini, namun beliau yakin bahwa usahanya ini akan berkembang
sedikit demi sedikit.
4.2 Kreativitas Pemilik Usaha Zensy Famous Dilihat dengan Pendekatan 4P
Kreativitas
Suatu kegiatan yang bersifat kreatif harus memerlukan kreativitas di dalam seluruh
prosesnya. Kreativitas Bapak Zainuddin dapat dilihat dari pendekatan 4P
Kreativitas, yaitu:
1. Pendekatan Person
Pendekatan Person digunakan untuk melihat kreativitas seseorang
sebagai sebuah kemampuan atau bakat. Hal ini terlihat dari ciri-ciri yang nampak
dalam diri orang tersebut. Terdapat beberapa ciri-ciri pribadi kreatif yang sangat
menonjol pada diri Bapak Zainuddin, yaitu:
Page 34
31
1. Selalu mencari ide-ide baru.
Bagi Bapak Zainuddin, mencari ide-ide baru merupakan
kegemarannya. Kegemarannya disalurkan dengan cara selalu meluangkan
waktu untuk melihat ke dunia online maupun lingkungan disekitar untuk
mengetahui model atau desain apa yang sedang di cari atau dibutuhkan oleh
konsumen. Dengan media online ini sangat membantu beliau dalam mencari
ide untuk kemudian di terapkan ke dalam pola. Dengan cara ini Bapak
Zainuddin bisa menemukan sesuatu baru yang bisa di pakai untuk proses
produksi dalam konveksinya.
beliau berkata :
“Ide itu sebenarnya banyak tapi kalau dari saya ketika melihat
sesuatu yang bergerak artinya ketika kita nonton peragaan atau
gambar. Kita bukanlah mengadopsi tetapi ketika kita tertarik
dengan sesuatu yang kita lihat maka nanti jadinya bukan seperti
yang kita lihat tetapi itu akan menjadikan idea tau gambaran
untuk dijadikan desain”
Dari pernyataan di atas dijelaskan bahwa ide beliau berasal dari banyak hal,
bisa karena melihat karya seseorang tetapi bukanlah meniru tetapi ketika
beliau tertarik dengan karya orang lain itu bisa menjadikan gambaran beliau
dalam menciptakan ide.Contohnya adalah ketika beliau sedang melihat
telivisi dalam acara fashion show, beliau kemudian mendapatkan ide untuk
membuat desain sexy dresstetapi beliaumembuat desain produknya tidak
sama persis seperti yang dilihatnya namun menambah atau mengurangi
sesuatu yang dinilainya cocok dengan desain yang akan dibuat.
Page 35
32
2. Tidak mudah putus asa
Sifat tidak mudah putus asa nampak di dalam diri Bapak Zainuddin,
ini terlihat sejak beliau memulai usaha konveksinya. Dalam memulai
usahanya yang pertama hanya membuka usaha menjahit kecil-kecilan, beliau
terus berusaha dan tidak mudah putus asa dalam menjalankan usahanya agar
bisa mewujudkan impiannya mempunyai sebuah konveksi. Hal ini dipertegas
dengan penjelasan salah seorang karyawannya :
” Mas Zen memulai usaha dari nol, dari yang awalnya menjahit
kecil-kecilan sekarang sudah bisa mempunyai sebuah konveksi
dengan hasil keringatnya sendiri”
Hal ini menjelaskan bahwa beliau adalah seorang yang tidak mudah putus
asa untuk meraih sesuatu yang diinginkannya. Usaha yang dirintis beliau dari
nol membuatnya semangat menjalani konveksi yang sekarang.Contohnya
adalah sebelum memulai usaha konveksi ini beliau adalah seorang penjahit
di pasar, kemudianbeliaumencoba pekerjaan lain sebagai sales. Namun
beliau gagal dalam pekerjaan sehingga beliau memutuskan untuk membuka
konveksi dengan bakat menjahitnya.Hal ini menunjukkan bahwa beliau tidak
mudah putus asa walaupun pernah gagal namun terus mencoba agar berhasil.
3. Optimistis
Bapak Zainuddin adalah seseorang yang sangat optimistis. Saat
pertama kali terjun ke dunia konveksi ini beliau yakin bahwa apa yang
dilakukannya ada di jalan yang benar. Hal ini diperkuat dengan
pernyataanbeliauyaitu :
“Saya sangat yakin, kalau setiap model saya ciptakan akan laku
dipasaran”
Page 36
33
Dengan sikap optimisnya, beliau yakin bahwa setiap model yang Ia buat
akan laku di pasaran dan disukai banyak masyarakat khususnya kaum
wanita.Contohnya ketika beliau pertama kali membuat sexy dress, beliau
yakin bahwa akan laku di pasaran dan disukai banyak orang, ternyata hal itu
terbukti dengan adanya permintaanlagi dari konsumnen.
4. Flexibel
Bapak Zainuddin sangat flexibel dalam mendapatkan ide desain, jadi beliau
tidak terpaku pada satu ide. Jika ada pihak lain yang memberi ide ataupun
saran seperti istri, teman, karyawan, maupun konsumen beliau menerima
dengan senang hati dan tidak segan-segan untuk merubah desain jika beliau
merasa cocok dengan saran dari pihak lain. Contohnya adalah ketika ada
konsumen yang memberi saran untuk membuat long dress walaupun
sebenarnya beliau kurang minat karena dirasa kurang menarik, namun karena
ini permintaan konsumen jadi beliau mau memikirkan desain untuk long
dress.
5. Mandiri
Bapak Zainuddin sangat mandiri dalam menjalankan usahanya ini, halini
terbukti ketika beliau memulai usaha ini, dimana beliau tidak membebani
siapapun termasuk kedua orang tuanya.Contohnya ketika beliau mencari tahu
tentang adanya kain limbah pabrik yang kemudian dibuat produksi dalam
usahanya. Sebenarnya tidak mudah untuk mendapatkan limbah bahan itu,
Page 37
34
beliau harus mencari informasi dari pihak dalam pabrik tersebut dan dalam
hal ini beliau tidak mengandalkan bantuan dari siapa pun.
2. Pendekatan Press
Pendekatan Press digunakan untuk melihat dorongan yang membuat
seseorang melakukan tindakan kreatif. Pada Bapak Zainuddin, faktor press
mendorong beliau untuk berpikir kreatif. Pendekatan ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal.
a. Dorongan internal atau motivasi instrinsik
Dorongan yang menyebabkan beliau berfikir kreatif adalah tekanan ekonomi
yang terjadi dalam keluarganya. Ini menjadikan beliau harus berkreativitas
dalam usaha agar memberikan hasil sesuai yang diinginkannya. Selain itu,
dorongan ingin membeli sesuatu juga menuntun beliau untuk berfikir secara
kreatif.beliau berkata :
“Yang pertama mengapa saya harus berpikir kreatif adalah karena
tekanan ekonomi dalam keluarga saya yang harus berubah serta
alasan yang kedua adalah mengikuti intuisi hati “oh saya kepengin
seperti ini” itu adalah yang harus dikejar. Jadi ada dua alasan itu
mengapa saya harus berpikir secara kreatif”
Dengan alasan tersebut beliau berfikir secara kreatif agar bisa mewujudkan apa
yang diinginkannya. Tekanan ekonomi adalah dorongan terbesar beliau
berfikir secara kreatif dengan harapan ekonomi keluarganya bisa lebih baik
dari sebelumnya. Serta mengikuti intuisi hati beliau yang ketika pengen
membeli sesuatu atau mempunyai sesuatu beliau harus berusaha agar bisa
membelinya, dari situ beliau harus berfikir kreatif agar keinginan beliau bisa
tercapai.
Page 38
35
b. Dorongan eksternal atau motivasi ekstrinsik
Terdapat beberapa dorongan eksternal yang mempengaruhi Bapak Zainuddin,
di antaranya:
1. Dukungan dari orang terdekat.
Dukungan dari orang terdekat, yaitu istri menjadi motivasi ekstra bagi
Bapak Zainuddin untuk mencari ide-ide kreatif untuk membuat desain
yang bisa di diterima konsumen sesuai permintaan pasar. Ketika beliau
mengalami masa sulit di awal usaha, istrinya selalu setia mendampingi.
Begitupun ketika beliau melakukan banyak percobaan untuk memperoleh
model atau desain dengan kreativitas yang dimiliknya.beliauberkata :
“ Istri saya sangat mensuport setiap kegiatan yang saya
kerjakan, ketika ada suatu kesalahan dalam pekerjaan istri
saya memberikan masukan dan jalan keluar dan itu saya
terima dengan positif.”
Hal ini dipertegas juga dengan pernyataan Istri beliau yang berkata :
“ Saya sangat mendukung apapun yang Mas Zen kerjakan,
walaupun saya kurang begitu mengerti tentang dunia fashion
namun saya sebagai istri sangat mendukung suami saya.
Jika terjadi kesalahan saya memberi saran dan masukan
untuk memperbaiki.”
Dari penjelasan di atas bahwa sang istri memberikan motivasi kepada
beliau agar tidak putus asa dalam berkreativitas, ini bertujuan agar beliau
bisa terus berkreativitas dalam berkarya. Selain itu istri beliau juga
memberi masukan apabila ada kekurangan dari setiap produk yang di
produksinya. Hal ini diterima baik oleh beliau karena ini menjadi
Page 39
36
masukan untuk beliau agar lebih teliti dalam membuat desain agar lebih
baik dari sebelumnya.Contohnya adalah ketika ada suatu produk (sexy
dress maupun long dress) yang kurang menarik, atau kurang tambahan
asessoris, istri beliau menyarakan untuk menambahkan assesoris
tambahan agar terlihat menarik.
2. Dari para konsumen
Selain dari keluarga dan lingkungan, konsumen juga menjadi pendorong
bagi Bapak Zainuddin untuk berpikir kreatif. Masukan dan saran dari
konsumen menjadi suatu hal yang penting untuk beliau berpikir lagi
tentang kekurangan dari produk yang dihasilkan. Saran konsumen
diharapkan menjadi tugas beliau untuk terus memperbaiki serta
menambah produknya agar terus bisa diterima di kalangan konsumen.
beliau berkata :
“Kita harus melahirkan ide dari permintaan tertentu, seperti
permintaan pasar atau dari konsumen yang langsung datamg
ke toko. Ini akan menambah pengetahuan saya tentang model
yang sedang di cari konsumen”
Dari penjelasan di atas tak jarang konsumen meminta beliau untuk
membuat produk yang mereka inginkan, namun hal ini belum bisa
dipenuhi karena beliau harus mempertimbangkannya terlebih dahulu
apakah saran dari konsumen bisa masuk ke pasar atau tidak. Contohnya
adalah ketika ada konsumen yang menyarankan agar beliau membuat long
dress, dari situ beliau berpikir untuk membuat produk setelah sexy dress
yaitu long dress.
Page 40
37
3. Pihak pesaing
Dalam pihak pesaing, beliau perlu mengevaluasi produk dari perusahaan
pesaing. Ini menjadi sangat bermanfaat karena beliau dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari produk yang sudah ada di pasaran. Dengan
demikian beliau bisa menjadikan produknya lebih baik dari pihak pesaing
dengan cara memodifikasi produknya. Di Salatiga juga terdapat beberapa
pihak pesaing dari Zensy Famous yaitu minie shop dan cherish. Namun,
keadaan pesaing tidak membuatnya surut tetapi beliau memandang
desain-desain pihak pesaing sebagai sumber ide beliau untuk
menyempurnakan produknya.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa dorongan internal dan
eksternal mempengaruhi seseorang untuk berfikir lebih kreatif. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Iswanto (2011) yang
menemukan factor eksternal tidak berpengaruh tehadap kreativitas. Di
dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa faktor dorongan eksternal
memiliki peranan yang besar terhadap kreativitas yang dilakukan.
Tuntutan untuk efektif dan efisien, keinginan untuk peningkatan
kualitas produk, adanya produk sejenis yang berharga mahal dan kurang
sempurna, serta adanya tuntutan dari konsumen merupakan hasil temuan
yang sesuai dengn Carter dan Williams dalam Gracia (2003) serta Walton
dalam Iswanto (2001). Hal ini juga sesuai dengan Winardi (2003 : 201)
yang berkata bahwa salah satu sumber dorongan untuk berkreativitas dan
berinovasi adalah para konsumen dan pihak pesaing. Ada dua hal yang
Page 41
38
menarik di dalam hasil penelitian ini, yang pertama adalah dorongan
internal berupa tekanan ekonomi dalam keluarga mampu membuat
seseorang memiliki semangat untuk berkreativitas. Kedua adalah
dorongan eksternal berupa dorongan dari orang terdekat, hal ini cukup
menarik karena ternyata efek psikologis berupa dukungan orang terdekat
cukup berperan dalam mempertahankan semangat seseorang dalam
melakukan sesuatu. Tidak menutup kemungkinan ketika seseorang terus
gagal dalam trial & error, orang tersebut akan menjadi patah semangat.
Namun ketika ada dukungan dari orang terdekat, semangat tersebut dapat
terus dijaga karena seseorang tersebut merasa masih terdapat orang-orang
yang peduli padanya.
3 Pendekatan Process
Pendekatan proses dalam usaha ini adalah melihat kriteria produk yang
dianggap sebagai produk kreatif yang menunjukkan pada hasil perbuatan, kinerja,
atau karya seseorang dalam bentuk barang. Dalam proses pembuatan produk
dimulai dengan pencarian ide desain yang akan digunakan untuk memproduksi,
karena bahan baku sudah ada sebelumnya jadi proses selanjutnya adalah
mengaplikasikan desain tersebut ke dalam pola dan kemudian di lakukan proses
selanjutnya yaitu proses penjahitan. Dalam proses membuat pola dalam Zensy
Famous terbilang sangat efektif karena hanya menggunakan ukuran tangan untuk
mengukurnya, dulu memang menggunakan meteran sebagai alat ukur namun
karena sudah terbiasa beliau menggunakan ukuran tangan sebagai media ukur. Hal
Page 42
39
ini juga diajarkan kepada para karyawannya agar proses pembuatan pola bisa
sedikit lebih cepat dibanding menggunakan meteran.
Untuk proses pembuatan atau penjahitan sexy dress memerlukan waktu
yang cukup lama karena rumitnya model membuat karyawan harus mengerjakan
secara hati-hati. Untuk long dress pembuatannya sudah sedikit cepat karena model
yang simple membuat pengerjaan menjadi cepat, hal ini juga sama dengan
cardigan karena hanya ada satu model untuk cardigan. Namun, rumit atau tidaknya
model juga berpengaruh dengan kain yang digunakan. Ada beberapa kain yang
memang susah untuk di jahit yaitu kain siffon yang agak licin pada waktu
penjahitan.
4. Pendekatan Product
Pendekatan Product melihat kreativitas dari hasil akhir. Keunggulan
dari produk di konveksi ini adalah limited edition, karena salah satu hal yang
mendorong beliau harus kreatif adalah pada waktu mendapatkan kain limbah
beliau harus memikirkan desain apa yang cocok untuk diproduksi tergantung kain
apa yang didapat, dari situlah yang menuntut beliau juga harus berpikir kreatif. Hal
ini terjadi apabila kain yang didapat terlalu kecil ataupun bahan yang bercampur
jadi satu, beliau harus memikirkan desain apa yang bisa untuk membuat produk
dari kain limbah yang kecil dan bercampur jadi satu. Hal ini disiasati dengan
menggabungkan beberapa bahan menjadi satu kemudian baru diproduksi untuk
menghasilkan suatu produk. Misalnya proses pembuatan sexy dress, jika mendapat
kain yang sempit atau kecil beliau harus memikirkan model apa yang bisa untuk
diproduksi dengan kain yang didapat tersebut. Hal ini juga sama terjadi dengan
Page 43
40
produk yang lain. Namun disisi lain akibat memiliki kain-kain yang terbatas dan
tidak bisa beliau tentukan sendiri, sering kali konveksi ini tidak bisa melayani
konsumen yang menanyakan barang yang sudah di produksi sebelumnya namun
karena produksinya memang sedikit tergantung kain yang di dapatjadi beliau
belum bisa memenuhi permintaan pasar yang seperti ini. Untuk mengatasi hal ini
tak jarang beliau menawarkan produk lain dengan kain yang berbeda untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
Limited edition ini maksudnya adalah bahwa produk yang di produksi
adalah sedikit tergantung ketersedian bahan jadi apabila barang sudah habis tidak
bisa memproduksi lagi hal ini dikarenakan pada waktu pembelian kain atau sisa
limbah pabrik itu berbeda beda. Permintaan atau tuntutan dari pasar membuat
beliau terus berpikir bagaimana pasar bisa menyukai produk yang diproduksi, tak
jarang istri beliau mengikuti kegiatan bazaar untuk memperkenalkan produknya ke
pasar.
Berikut adalah gambaran tentang perkembangan jenis produk yang dihasilkan oleh
Zensy Famous :
1. Sexy dress merupakan produk pertama dalam konveksi ini pada tahun 2011.
Dengan model pertama yang masih simple dan belum banyak tambahan
asesoris. Namun seiring dengan banyaknya produk yang diproduksi mulailah
menyempurnakan produk dengan menambah tambahan asesoris atau model
yang sudah semakin banyak beliau mampu menjadikan produk ini menjadi
produk unggulan dalam konveksi ini. Selain itu dukungan teknologi juga
membuat beliau semakin ada banyak ide untuk menciptakan desain untuk sexy
Page 44
41
dressini. Produk ini dibuat dari kain kaos dimaksutkan agar membuat nyaman
bagi pemakainya karena bahannya yang melar. Untuk proses pembuatan
memerlukan kurang lebih 2 jam dari mulai penggambaran pola,
pengguntingan, penjahitan hingga yang terakhir finishing. Untuk proses
pejahitan tergantung rumit atau tidaknya model dan apabila model yang rumit
memerlukan waktu yang sedikit lama dengan model yang tidak rumit atau
yang simple. Dalam hal ini desain yang dihasilkan bisa mencapai empat desain
dalam sebulan tergantung bahan baku yang didapat. Semakin banyak bahan
baku yang didapat, semakin banyak pula desain yang bisa dihasilkan.
2. Long dress
Long dress ini merupakan produk unggulan yang kedua setelah sexy dressyang
diproduksi pada tahun 2013. Long dress ini berawal dari permintaan konsumen
yang menanyakan adakah long dress untuk wanita muslim. Kemudian beliau
berfikir untuk membuat long dress yang sekiranya akan laku dipasaran
mengingat sexy dress juga sukses diterima di pasaran. Long dress ini terbuat
dari berbagai macam bahan yaitu siffon, kaos, brokat dan tutu. Dari keempat
bahan tersebut dapat di buat berbagai macam model untuk menghasilkan long
dress. Untuk proses permbuatan tergantung dari rumit atau tidaknya model,
namun untuk long dress ini modelnya adalah simple tidak terlalu rumit. Dalam
proses pembuatan memerlukan waktu sekitar 1,5 jam dari pembuatan pola
sampai proses terakhir finishing. Untuk varian long dress ada bermacam-
macam tergantung bahan baku yang didapat juga.
Page 45
42
3. Cardigan
Cardigan ini merupakan produk ketiga dan diproduksi pada tahun 2013 sampai
saat inisetelah berhasil membuat sexy dress dan long dressyang laku di
pasaran. Dari ide sang istri yang menyarankan agar sisa kain dari sexy dress
dan long dress ini dibuat cardigan lalu beliau mulai mencari model dari
internet yang kemudian diaplikasikan ke dalam pola untuk membuat cardigan
ini. Apabila sisa kain yang pendek dibuat cardigan dengan lengan pendek dan
sebaliknya. Dalam proses pembuatan cardigan ini, kain apa pun bisa di buat
dari sisa produk lain. Untuk proses pembuatan memerlukan satu jam dari
proses pemecahan pola sampai finishing. Karena desain cardigan hanya satu,
jadi belum ada varian lainnya, namun varian dalam hal ini bisa dikatakan
dengan bahan yang berbeda-beda mulai dari cardigan bahan kaos, bahan siffon
dan bahan brokat.
Tabel 3 Penjelasan Tentang Produk Di Zensy Famous
Nama
Produk
Segmen Deskripsi Produk Foto
Sexy dress
(2011)
Remaja Sexy dress dibuat dengan
kain kaos karena sifat bahan
yang melar, namun juga bisa
memakai bahan tambahan
seperti kain bokat sebagai
variasi. Selain itu juga,
ditambahkan juga manik-
manik untuk mempercantik
produk. Sexy dress ini cocok
untuk para remaja dan
digunakan dalam acara resmi
agar terksesan elegan.
Page 46
43
Long dress
(2013)
Remaja,
Ibu-ibu
long dress ini dibuat dengan
kain yang bermacam macam,
mulai dari kaon. Siffon,
brokat dan tutu tergantung
kain yang didapat. Proses
produksi long dress harus
menggunakan kain yang
lebar, jika tidak mendapatkan
kain yang lebar maka proses
pembuatan di tunda sampai
mendapatkan kain yang lebar
Cardigan
(2014)
Remaja Produk cardigan ini dibuat
ketika ada sisa kain dari
produk yang sebelumnya,
yang sekiranya sudah tidak
bisa dipakai lagi untuk
membuat long dress.
Cardigan ini dibuat dua
macam yaitu cardigan dengan
lengan panjang dan cardigan
dengan lengan pendek.
4.3 Tahapan Proses Kreativitas
Tahapan proses kreativitas dalam usaha konveksi Zensy Famous ini adalah :
1. Tahap persiapan : mulai mencari informasi tentang desain yang akan
digunakan dengan bahan baku yang sudah tersedia. Beliau harus memikirkan
desain apa yang cocok untuk kain limbah yang sudah ada dengan cara mencari
lewat media internet, ataupun melalui televisi.
2. Proses inkubasi : Sesudah tahap persiapam dilanjutkan dengan proses
inkubasi, dalamtahap ini adalah pemilik mulai ada pandangan tentang desain
produk yang akan diproduksi, namun belum diaplikasikan ke bahan baku
karena masih mencari alternative lain jika ada.
Page 47
44
3. Melahirkan ide : Pada tahap ini beliau mulai mencoba mengaplikasikan
desain ke sebuah produknya, beliau tidak hanya mencoba satu desain namun
mencoba beberapa desain untuk mencari desain apa yang paling cocok.
4. Mengevaluasi : Dalam tahap evaluasi ini, sudah ada produk jadi yang
mulai diperkenalkan ke konsumen dengan cara mengupload ke media sosial.
Gambar 1. Diagram alir tahapan proses kreativitas dalam Zensy Famous.
Dalam konveksi ini, tahapan proses kreativitasnya mungkin sedikit berbeda
dengan konveksi lain karena dalam hal ini kain atau bahan baku sudah ada
sebelumnya jadi pemilik harus memikirkan ide desain pola terhadap bahan baku yang
sudah ada. Lain halnya dengan konveksi lain pemilik memikirkan desain dulu baru
mencari bahan atau kain yang digunakan. Hal ini terjadi karena mengingat bahan baku
yang sudah ada di Zensy Famous, pemilik harus berfikir kreatif bagaimana
memproduksi dengan bahan baku kain limbah. Hal-hal yang harus dilakukan pemilik
usaha dalam hal ini adalah :
1. Hal pertama yang harus dilakukan dalam proses tahapan ini adalah memilih
bahan baku atau kain yang akan diproduksi, apakah kain tersebut cocok untuk
membuat sexy dress, long dress maupun cardigan dengan berbagai macam jenis
kain.
Bahan
baku
Ide desain
produk
produksi Hasil
produk
Page 48
45
2. Hal kedua adalah memikirkan desain yang cocok setelah menemukan kain yang
akan diproduksi. Desain ini didapat dari berbagai sumber ide, bisa melalu media
online ataupun murni pemikiran pemilik.
3. Selanjunya, setelah menemukan desain yang cocok adalah mulai memproduksi
beberapa produk.
4. Setelah produk jadi mulai diperkenalkan ke konsumen. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara memajang produk tersebut di toko maupun di upload ke media
social. Pemilik berharap mendapatkan banyak repson positif dari hasil yang
telah diproduksi.
Dari penjelasan di atas, dijelaskan bahwatahapan proses kreativitas yang terjadi
dalam konveksi Zensy Famous di mulai dengan tahap persiapan yaitu menyedikan ide
untuk kemudian dilanjutkan tahap berikutnya, hal ini berbeda dengan hasil penelitian
terdahulu yang di lakukan Supardi (2011) yang mengatakan bahwa proses persiapan
adalah memecahkan masalah dengan pengumpulan informasi.Dalam hal ini mungkin
tahapan kreativitas dalam Zensy Famous berbeda dengan konveksi lainnya, karena
bahan baku sudah tersedia baru memikirkan desain apa yang akan dibuat, namun
dalam konveksi lain biasanya desain sudah ada baru mencari bahan baku untuk siap
diproduksi.
Page 49
46
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan di konveksi Zensy
Famous tentang Kreativitas Dalam Usaha Garment (Studi Kasus Pada Usaha
Konveksi Zensy Famous Salatiga), maka beberapa kesimpulan yang dapat
diambil adalah :
Dalam pendekatan person terdapat sifat kreatif dari Bapak Zainuddin,
hal ini terbukti dari ciri-ciri kepribadian kreatif yang menonjol pada
dirinya. Ciri-ciri tersebut adalah selalu mencari ide-ide baru, tidak
mudah putus asa, optimis, fleksibel dan mandiri dalam menjalankan
usahanya.
Motivasi yang mendorong pemilik befikir kreatif dalam usahanya
adalah tekanan ekonomi yang terjadi dalam keluarganya jadi menuntut
beliau untuk berusaha mengubah nasib dalam keluarganya serta
dorongan dari orang terdekat yang mampu mendorong beliau dalam
berkreativitas.
Proses pembuatan dalam usaha ini tergantung bahan baku yang didapat,
setelah bahan baku datang kemudian dilakukan pemililahan terhadap
kain yang besar, sedang maupun kecil. Setelah itu barulah menentukan
desain yang cocok dari bahan baku yang sudah dipilah yang kemudian
di produksi menjadi sexy dress, long dress maupun cardigan.
Page 50
47
Dukungan teknologi sangat penting dalam usaha ini karena sangat
membantu dalam penjualan produk dengan website maupun media
sosial. Dengan adanya website dan media sosial diharapkan masyarakat
melihat produk mereka tanpa harus ke tempat produksi langsung
Tahapan proses kreativitas dari usaha ini berbeda dengan konveksi
lainnya karena ide pemilik muncul dari bahan yang diperoleh jadi
proses produksi tergantung bahan baku yang didapat, baru lah bisa
mulai proses produksi.
5.2 Implikasi Manajerial
Implikasi Teori :
Berdasarkan teori mengenai wirausaha menurut Suryana (2006),
seseorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki
pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Dalam proses yang dialami
narasumber ada tambahan yaitu berupa sifat positif yang harus dimiliki
calon wirausaha yaitu keyakinan, sebab apabila tidak yakin dalam
menjalankan usaha maka hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
Serta teori kreatviatas menurut Zimmerer dan Scarborough (2008) yang
mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dalam melihat peluang. Dalam hal ini
narasumber melihat kain limbah sebagai peluang bisnis untuknya,
maka pemilik mengembangkan ide untuk mengolah kain limbah
tersebut menjadi pakaian jadi.
Page 51
48
Implikasi Terapan :
Kendala dari cara pandang masyarakat yang menganggap kain
limbah tidak memiliki nilai, hal tersebut dapat diupayakan oleh Zensy
Famous melalui cara :
1. Memperkuat produk, dengan membuat strategi khusus agar
dapat mempengaruhi konsumen dan membangun citra yang baik
mengenai hasil pakaian dari kain limbah. Cara yang dapat dilakukan
adalah melakukan tambahan promosi, selain melalui media online bisa
menambahkan brosus ataupun pamphlet di jalan agar masyarakat lain
bisa mengetahui adanya pakaian yang dibuat dengan kain limbah.
2. Meningkatkan kualitas, dapat dilakukan dengan cara pada
proses finishing penyetrikaan produk dibuat lebih licin agar tidak
terlihat kusut saat produk dipasakan. Kemudian memberikan standar-
standar tertentu pada setiap proses produksi seperti pemilihan kain,
pemotongan, jahitan agar lebih rapi dan pemasangan asesoris yang
tepat sesuai produk yang dibuat, serta packaging yang rapi.
3. Kreatif dan inovatif intuk selalu melakukan sesuatu yang baru,
hal ini dapat dilakukan dengan menambah varietas produk,
memproduksi jenis lain atau membuat produk yang memang belum ada
dipasaran. Contohnya : memproduksi celana ataupun membuat produk
untuk pria.
Page 52
49
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan di dalam penelitian ini adalah belum dapat melakukan
validitas data karena sumber informasinya hanya berasal dari narasumber
dalam konveksi tersebut dengan wawancara saja, sehingga penelitian ini hanya
membandingkan validitas menurut peneliti dan dilihat juga dengan
narasumber.
Bagi penelitian yang akan datang diharapkan dapat mengupas kreativitas
secara menyeluruh dengan skala konveksi yang lebih besar.
Page 53
50
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Aribowo Suprajitno dan Sri Bawono, 2009, Kecerdasan Entrepreneur, Penerbit
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Bungin, Burhan, 2010, Penelitian Kualitatif, Prenada Media Group, Jakarta.
De Bono, 1988, Berpikir Praktis, Penerjemah Budi, Binarupa Aksara, Jakarta.
Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2008, Program Kinerja Pengembangan
Industry Keatif Nasional 2009-2015, Departemen Perdagangan RI, Jakarta.
Gracia, Anne, 2003, Strategi Inovasi Produk Pada PT.Nasional Gobel, Skripsi
Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Hadiyati, 2010, Kreativitas Dan Inovasi Wirausaha Dalam Meningkatkan Kinerja
Perusahaan Di Tajinan Malang, Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Negeri Malang Maulana
Haefele, John.W, 1962, Creativity and Innovation, New York : Reinhold Publishing
Corporation.
Iswanto, 2011, Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Organisasi
Terhadap Tingkat Inovasi Pada Perusahaan, Program Studi Magister Manajemen
Universitas Diponegoro, Semarang.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2008, Kriteria Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah Menurut UU No.20 Tahun 2008 Tentang UKM
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
29. 25 November 2014.
Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah, 2012, UKM ekspor
diprioritaskan
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1
040:ukm-ekspor-diprioritaskan&catid=50:bind-berita&Itemid=97. 1 Oktober
2014.
Munandar, Utami, 2009, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Narwoto, Andree, 2009, Gambaran Inovasi Teknologi Produksi UKM, Skripsi
program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Reni Akbar-Hawadi, dkk, 2001, Kreativitas, Rineka Cipta, Jakarta.
Sulistyo-Basuksi, 2006, Metode penelitian, Wedatama Widya Sastra, Jakarta.
Sulistyo, Hilda Sabri, 2012, Jumlah Wirausaha RI naik jadi 1,56 %
Page 54
51
http://archive.bisnis.com/articles/jumlah-wirausaha-ri-naik-jadi-1-56-percent.
Di unduh pada 6 Oktober 2014
Supardi, Endang, 2004, Kiat Mengembangkan Sikap Kreatif dan Inovatif, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional.
Suryana, 2006, Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Winardi , J, 2003, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Penerbit Prenada Media,
Jakarta.
Zimmerer, Thomas.W dan Norman.M.Scarborough, 2008, Kewirausahaan dan
Manajemen Usaha Kecil, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Zulkarnain, 2002, Hubungan Kontrol Diri Dengan Kreativitas Pekerja, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Page 55
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan
A. Bapak Zainuddin
1. Pertanyaan Umum
a. Bagaimanakah riwayat kehidupan Bapak secara singkat?
b. Bagaimanakah riwayat usaha “Zensy Famous” secara singkat?
2. Pendekatan Person
a. Bagaimana ciri-ciri orang kreatif menurut Bapak ?
b. Dari manakah Bapak mendapat ide-ide atau pemikiran kreatif
untuk membuat desain yang Bapak lakukan?
c. Apakah Bapak memiliki background pendidikan atau pekerjaan
sebelumnya yang mendukung kreativitas dalam membuat
desain?
3. Pendekatan Press
a. Motivasi apakah yang mendorong Bapak untuk berpikir
kreatif?
b. Tekanan apakah yang memunculkan Bapak untuk berpikir
kreatif?
4. Pendekatan Process
a. Bagaimanakah proses yang dilakukan Bapak dalam
menerapkan kreativitas?
b. Halangan apa yang muncul selama proses kreativitas dalam
produksi Bapak?
c. Berapa lama yang dibutuhkan Bapak untuk mendapatkan ide
untuk menciptakan desain?
5. Pendekatan Product
a. Apa sajakah hasil produk dari kreativitas yang telah Bapak
temukan?
b. Apakah keunggulan produk dari kretivitas yang telah Bapak
temukan?
c. Selain menghasilkan produk yang sudah ada sekarang, apakah
Bapak masih memiliki pemikiran kreatif untuk proses produksi
selanjutnya?
d. Berapa banyak produk yang dihasilkan dalam sebulan?
e. Ada berapa varian sexy dress yang diproduksi dalam sebulan?
f. Ada berapa varian long dress yang diproduksi dalam sebulan?
g. Ada berapa varian cardigan yang diproduksi dalam sebulan?
6. Tahapan kreativitas
a. Bagaimana tahapan proses kreativitas dalam usaha Zensy
famous?
b. Apakah ada keterlibatan orang lain dalam proses kreativitas
dalam usaha Bapak?
Page 56
B. Istri Bapak Zainuddin
1. Bagaimanakah awal mula Bapak Zainuddin terdorong untuk
melakukan kreativitas dalam menjalankan usaha?
2. Apakah yang menjadi sumber kreativitas dari Bapak Zainuddin?
3. Bagaimanakah peran Ibu sebagai istri saat mengetahui kreativitas
Bapak Zainuddin dalam melakukan proses produksi?
4. Menurut Ibu, bagaimanakah sikap hidup Bapak Zainuddin di
lingkungan keluarga?
C. Ibu Nur (Karyawan Bapak Zainuddin)
1. Bagaimanakah pendapat Ibu mengenai kreativitas yang dilakukan oleh
Bapak Zainuddin?
2. Apa sajakah hasil kreativitas Bapak Zainuddin yang Ibu ketahui?
3. Bagaimanakah pendapat Ibu mengenai sifat-sifat kreatif Bapak
Zainuddin?
4. Apakah Ibu dan karyawan lainnya terlibat dalam kreativitas yang
dilakukan Bapak Zainuddin? Sejauh mana keterlibatan tersebut?
5. Bagi Ibu sendiri, manfaat apakah yang Ibu peroleh dari kreativitas
yang dilakukan oleh Bapak Zainuddin?
Page 57
LAMPIRAN FOTO
SEXY DRESS