BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macan bahan dan cara pengabuanya. Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk dalam garam organic misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat. Sedngkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh karena itu biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral tersebut,yang dikenal dengan pengabuan. (sudarmadji.2003). Penentuan kadar abu adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu yang tinggi,yaitu sekitar 500-600°C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal setelah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macan bahan dan cara
pengabuanya.
Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang
terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua
macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk dalam
garam organic misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat.
Sedngkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat,
klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral
berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Apabila akan
ditentukan jumlah mineralnya dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh karena itu
biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral
tersebut,yang dikenal dengan pengabuan.(sudarmadji.2003).
Penentuan kadar abu adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu
yang tinggi,yaitu sekitar 500-600°C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal
setelah proses pembakaran tersebut. Lama pengabuan tiap bahan berbeda–beda
dan berkisar antara 2-8 jam. Pengabuan dilakukan pada alat pengabuan yaitu
tanur yang dapat diatur suhunya. Pengabuan diangap selesai apa bila diperoleh
sisa pembakaran yang umumnya bewarna putih abu-abu dan beratnya konstan
dengan selang waktu 30 menit. Penimbangan terhadap bahan dilakukan dalam
keadan dingin,untuk itu krus yang berisi abu diambil dari dalam tanur harus lebih
dahulu dimasukan ke dalam oven bersuhu 105°C agar suhunya turun
menyesuaikan degan suhu didalam oven,barulah dimasukkan kedalam desikator
sampai dingin,barulah abunya dapat ditimbang hingga hasil timbangannya
konstan.( Anonim.2010 ).
1
1.2 Tujuan Percobaan
a. Dapat mengetahui pengertian abu dan mineral;
b. Dapat memahami klasifikasi mineral;
c. Dapat mengetahui sumber dan fungsi mineral;
d. Untuk mengetahui adanya mineral dalam suatu sample
e. Menentukan uji penentuan kadar abu dan mineral dengan metode penentuan
kadar abu.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mineral adalah merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan,
organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, Fosfor, dan
magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah
merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral berperan
dalam berbagai tahap metabolism, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas
enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral didalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-
basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting membrane sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. (Sunita Almatsier,
2003. hal 228)
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organic
dan air. Sisanya terdiri dari unsure-unsur mineral. Unsur mineral juga dikenal
sebagau zat organic atau kadar abu. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan
organic terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu.
Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas diketahui fungsinya
pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis dilakukan pada manusia.
Karena itu peranan berbagai unsure mineral bagi manusia masih belum
sepenuhnya diketahui. (F.G. Winarno, 2004. hal 150)
Sampai sekarang telah diketahui ada empat belas unsure mineral yang berbeda
jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang
baik. Yang telah pasti adalah natrium, klor, kalsium, fosfor, magnesium dan
belerang. Unsure-unsur ini terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar
dan karenanya disebut unsure mineral unsure makro atau mineral makro.
Sedangkan unsure mineral lain seperti besi, iodium, mangan, tembaga, zink,
kobalt, dan flour hanya terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah yang kecil
3
saja, karena itu disebut trace element atau mineral makro. Tiga element lainnya
yaitu alumunium , boron, dan vanadium telah ditemukan dalam jaringan tubuh
hewan, tetapi belum tuntas benar pendapat para ilmuwan apakah elemen-elemen
tersebut benar-benar mempunyai fungsi khusus dalam tubuh manusia. (F.G.
Winarno, 2004. hal 150)
Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organic,
adapula yang terbentuk ion-ion bebas. Didalam tubuh unsur mineral berfungsi
sebagai zat pembangun dan pengatur. (F.G. Winarno, 2004. hal 150)
Meskipun banyak mineral yang terlibat dalam reaksi biologis dan proses
biologis dan proses fisiologis, berbagai penelitian hanya dilakukan pada mineral
yang terdapat dalam jumlah yang dapat diukur. (F.G. Winarno, 2004. hal 158)
Mineral mikro atau trace element atau minor element merupakan istilah yang
digunakan bagi sisa mineral yang secara tetap terdapat dalam system biologis.
(F.G. Winarno, 2004. hal 158)
Kira- kira 6 % tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral. Mineral yang
dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Tanaman sumber pangan
menyerap mineral yang diperlukan dan menyimpannya dalm struktur tanaman.
Hewan sebagai konsumen tingkat pertama menggunakan dan menyimpan mineral
dalam tubuhnya. Sebagai konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh bahan
anorganik dan bersifat esensial. Jika mineral tidak habis digunakan oleh manusia
maka akan dikeluarkan oleh tubuh dan dikembalikan pada tanah. (Ari Yuniastuti,
2008. hal 61)
Mineral yang dibutuhkan manusia diklasifikasikan menjadi dua golongan,
yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro merupakan mineral yang
jumlahnya relatif tinggi (>0,05 % dari berat badan) didalam jaringan tubuh.
Mineral mikro disebut sebagai unsur renik (trace element) terdapat <0,05 % dri
berat badan. Unsur-unsur mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur,
4
natrium, klor, magnesium. Unsur-unsur mineral mikro adalah besi, seng,