1 SAYEMBARA IKATAN ARSITEK INDONESIA DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN Profil Ruang Terbuka Lapangan Merdeka , Taman Bunga, TanabangkalaE I.1. Latar Belakang I.2. Sejarah Singkat BAB II PERIHAL SAYEMBARA II. 1 Judul Sayembara II. 2 Tujuan Sayembara II. 3 Lingkup Sayembara II. 4 Kriteria Penilaian BAB III DATA TEKNIS SAYEMBARA III. 1 Sifat Sayembara III. 2 Persyaratan Peserta III. 3 Pendaftaran Sayembara III. 4 Penjurian III. 5 Hadiah III. 6 Jadwal Sayembara BAB IV DATA OBYEK SAYEMBARA IV.1 Lokasi dan Kondisi Lingkungan IV.2 Ketentuan Perancangan IV.3 Program Ruang IV.4 Materi Karya BAB V PEMASUKAN KARYA V.1 Tata cara pemasukan karya V.2 Kerahasiaan Karya V.3 Batas Waktu PemasukanKarya BAB VI PANITIA PENYELENGGARAAN LAMPIRAN Form Pendaftaran File PDF
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 SAYEMBARAI K A T A N
A R S I T E K
INDONESIA
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN Profil Ruang Terbuka Lapangan Merdeka , Taman Bunga, TanabangkalaE
I.1. Latar Belakang I.2. Sejarah Singkat
BAB II PERIHAL SAYEMBARA II. 1 Judul Sayembara
II. 2 Tujuan Sayembara II. 3 Lingkup Sayembara II. 4 Kriteria Penilaian
BAB III DATA TEKNIS SAYEMBARA
III. 1 Sifat Sayembara III. 2 Persyaratan Peserta III. 3 Pendaftaran Sayembara
III. 4 Penjurian III. 5 Hadiah III. 6 Jadwal Sayembara
BAB IV DATA OBYEK SAYEMBARA
IV.1 Lokasi dan Kondisi Lingkungan IV.2 Ketentuan Perancangan IV.3 Program Ruang
IV.4 Materi Karya
BAB V PEMASUKAN KARYA V.1 Tata cara pemasukan karya V.2 Kerahasiaan Karya
V.3 Batas Waktu PemasukanKarya BAB VI PANITIA PENYELENGGARAAN
LAMPIRAN
Form Pendaftaran File PDF
2 SAYEMBARAI K A T A N
A R S I T E K
INDONESIA
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sekitar Abad 10 Masehi Bone hanya sebuah wilayah kecil di tepi Teluk
Bone, Luas kawasan wilayah berkisar 4 km2 dengan kontur topografi lebih tinggi
di sekitarnya sehingga nama “Tanete” menjadi sebutan yang khas pada 3
Kecamatan Kota Watampone. Pada masa Bone purba berada pada wilayah
Wewangriu Zaman Lagaligo. Bone adalah nama Bugis kuno yang berarti Pasir
karena Tanahnya berpasir warna kekuning-kuningan sehingga Bone dahulu
disebut Tanah Bone, Tanah yang berpasir, sebutan tersebut berakhir pada
zaman Belanda pada tahun 1940 an.
Kota Kawerang Ketika kerajaan Bone berdiri di Tahun 1330 M terdapat 7 Wanua
bergabung menjadi persekutuan yakni : 1.WanuaPonceng, 2.WanuaTanete
Riattang, 3.WanuaTaneteRiawang, 4.Wanua Ta, 5.Wanua Macege, 6.Wanua
Ujung dan 7.Wanua Tibojong. Ketujuh Wanua bersatu dalam Panji Worong
porongE bendera bintang 7 menandakan tujuh negeri di bawah kepemimpinan
Raja Bone Pertama bergelar MatasilompoE (Penguasa Penjaga Laut dan Tanah) .
Tetapi awal terbentuk Kerajaan Bone ada beberapa wanua lain yang tidak
bergabung dan cukup disegani pada waktu itu seperti Biru, Cellu dan Majang,
sedang Bukaka dan Ciung kemungkinan masuk dalam dalam Wanua Tanete
Riawang. Kerajaan ini mulai membangun wilayah nyadengan ibukota Kawerang.
Berada dalam Wanua Tanete Riattang di tepi sungai Bone, sungai yang ramai
digunakan oleh penduduk Bone sebagai alur transportasi penting untuk
menghubungkan Wanua lain. Hulunya ada dua dekat Anrobiring di Palakka dan
Pallengoreng sedang muaranya di Toro Teluk Bone.
Kota Kawerang sebagai pusat pemerintahan berasal dari nama tumbuhan
Awerang yang banyak tumbuh disekitar sungai Bone ( Sekarang terletak di Jalan
Manurunge ), sejenis ilalang dan senang tumbuh pada tanah lembab dan berair.
Tingginya kurang lebih 2 meter, mempunyai bunga jambul putih, karena
dominan tumbuh di daerah tersebut penduduk menyebut Kampung Kawerang
berasal dari kata Engka Awerang, kemudian berubah menjadi Kawerang.
Kawerang sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Bone luas pada awalnya hanya
sekitar sungai, kemudian lambat laun berkembang Wanua Tanete Riattang
termasuk wanua Tibojong.
3 SAYEMBARAI K A T A N
A R S I T E K
INDONESIA
Pada zaman Raja Laumasa Raja Bone ke 2 berkuasa ( 1366-1398 ) Kota
Kawerang berkembang baik jumlah penduduk maupun permukiman sehingga
kota meluas seluruh wilayah Tanete Riattang dan arah perkembangan kota mulai
bergeser kewanua Macege
Sebagai kampong industry pembuatan alat-alat pertanian dan senjata, utamanya
Parang Cege, Macege adalah tempat pembuatan Parang yang bentuknya lebar
Macege berarti tempat pembuatan Parang.
I.2. Sejarah Singkat
Lapangan Merdeka.
Lapangan Merdeka Pada Masa Raja Bone 32 A. Mappanyukki, Atau La
Mappanyukki dalam khutbah Jumat namanya disebut sebagai Sultan Ibrahim
1931 M. Adalah merupakan ( Lappa ) Atau Alun – Alun Kota / Lapangan Pada
waktu itu Pembesar Kompeni Belanda di Celebes Selatan bernama Tuan L.J.J.
Karon serta Raja Belanda di Nederland pada waktu itu bernama A.C.A de Graff.
Menggunakan Tempat tersebut sebagai Tempat melaksanakan Pesta kerajaan
Hindia Belanda, Seperti Misalnya perayaan untuk Watampone kesempatan
kelahiran Putri Beatrix, Ataukah Acara Pesta kerajaan hindia belanda dan pesta
penyambutan pemerintahan baru Kerajaan Hindia Belanda pada saat itu.
Taman Bunga.
Tahun 1931 M, RAJA BONE 32 A. Mappanyukki, Atau La Mappanyukki / Sultan
Ibrahim, Taman bunga merupakan Hutan kecil yang banyak di tumbuhi tanaman
Bambu, Jati, Dan Cendana (Cenrana) , Dan Tanaman Buah Tropis Seperti, Kecapi
(Settung), Jamblang (Coppeng), adalah tempat berteduh atau tempat istirahat
ketika ada Acara Pesta kerajaan hindia belanda yang dilaksanakan di Lapangan
Merdeka, Bahkan Pada Saat Sebelum pelantikan Raja Raja Bone 32 A.
Mappanyukki, Atau La Mappanyukki, Mereka berkumpul di tempat tersebut
Sebelum di payungi untuk berangkat pada tempat pelantikan kerajaan.
Tana Bangkala’E.
Situs Tanah Bangkalae merupakan suatu tempat dipersatukannya tiga tanah
yang secara adat didatangkan dari tiga Kerajaan Besar di Sulawesi, yaitu
Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa. Hasil penyatuan dan
4 SAYEMBARAI K A T A N
A R S I T E K
INDONESIA
percampuran ketiga tanah tersebut maka terjadilah perubahan warna dari
masing-masing warna aslinya. Setelah dipadukan ketiga tanah tersebut serta
merta berubah menjadi warna kemerah-merahan dalam bahasa Bugis disebut
“Tanah BangkalaE”. Karena memberikan makna yang diberkati oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa selanjutnya ketiga tanah tersebut dinamakan “Tanah Ri Tappa
Dewata” yaitu, tanah yang dibentuk oleh Allah yang Maha Kuasa.
Dengan dipersatukannya ketiga tanah Kerajaan tersebut dimaksudkan sebagai
pertanda kesepakatan bersama Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan
Gowa dalam mewujudkan sebuah bentuk perdamaian dan kerjasama dalam
menata kerajaan masing-masing. Situs ini berdiri pada awal masa pemerintahan
Raja Bone ke-16 Lapatau Matanna Tikka (1696-1714). Ketika itulah Kerajaan
Bone, Luwu, dan Gowa menyatakan bersatu dalam persaudaraan, sehingga
dinyatakan tidak ada lagi permusuhan. Setelah itu, di tempat inilah setiap Raja
Bone (Mangkau) secara turun temurun dilantik oleh Dewan Adat (Adat Tujuh)
sejenis DPR sekarang.
Dengan demikian sejak raja Bone ke-16 hingga Raja Bone ke-33 dilantik di situs
Tanah BangkalaE. Pelantikan Raja Bone ke-16 Lapatau Matanna Tikka dilantik dii
tempat ini tanggal 6 April 1696.
BAB II. PERIHAL SAYEMBARA
II. 1 Judul Sayembara
SAYEMBARA DESIGN RUANG TERBUKA
LAPANGAN MERDEKA TAMAN BUNGA DAN TANA BANGKALA’E
II. 2 Tujuan Sayembara
Tujuan Sayembara adalah untuk mewujudkan konsep rencana penataan
Ruang Kawasan Lapangan Merdeka, Taman Bunga Dan Tana Bangkala, E Yang
menuntut adanya perubahan untuk menjawab kebutuhan dan dinamika
masyarakat kota Watampone, saat ini dan masa yang akan datang, Serta
Mendorong Partisipasi Publik Secara luas untuk Ikut berperan serta dalam proses
pembangunan di kabupaten Bone, Sehingga tercipta kepedulian masyarakat
5 SAYEMBARAI K A T A N
A R S I T E K
INDONESIA
untuk ikut menjaga kelestarian penataan ruang publik dan tanpa menghilangkan
konsep sejarah dan kebudayaan.
II. 3 Lingkup Sayembara
Desain memenuhi unsur seni (keindahan), Arsitektur (Memenuhi Kaidah
Teknis) dan mempunyai daya tarik.
Sifat Desain Menarik, inovatif/kreatif, dan mudah diingat.
Karya desain asli dibuat sendiri/tim dan tidak mencontek karya lain.
Karya desain belum pernah dipublikasikan dan diikutkan dalam sayembara
sebelumnya.
Karya desain sebagai ICON Ruang Terbuka kawasan Kota.
Karya Desain Mempertimbangkan Aspek lalulintas / Transportasi Khususnya
di sekitar kawasan Lapangan Merdeka, Taman Bunga, Dan Tana Bangkalae.
II. 4 Kriteria Penilaian.
Sayembara Desain Ruang Terbuka Lapangan Merdeka, Taman Bunga Dan
Kawasan Situs Tana Bangkala’E diarahkan pada penciptaan ruang Terbuka Untuk
Publik dari standar-standar teknis ruang yang lazim. Sayembara didorong untuk
mengimplementasikan imajinasi dan kreatifitas seluas-luasnya ke dalam proses
penciptaan Ruang terbuka yang mencerminkan masa depan. Keakraban dengan
kemajuan teknologi diseimbangkan dengan kedekatan pada alam tanpa
mengabaikan kearifan budaya lokal. Terkhusus pada penciptaan Desain Ruang
terbuka Lap. Merdeka, Taman Bunga Dan Kawasan Situs Tana Bangkala’E
memperhatikan kriteria sebagai berikut :
Penerapan konsep Rencana Desain Terdiri Atas 3 (Tiga ) Kawasan yang
saling berhubungan Baik History, Maupun Peruntukannya Yaitu : Lapangan
Merdeka, Taman Bunga, Dan Kawasan Situs Tanah Bangkala’E dengan Luas
keseluruhan adalah ± 16.410 m2;
Harus mempertimbangkan aspek Keserasian keseimbangan dalam kaitannya
dengan lingkungan, khususnya karakter arsitektur gedung-gedung di
sekitarnya.
Penerapan konsep Keterpaduan tata guna lahan, jaringan transportasi dan
infrastruktur.
6 SAYEMBARAI K A T A N
A R S I T E K
INDONESIA
Memberi nilai tambah untuk menunjang fungsi pariwisata, budaya, dan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Informatif, desain dapat mengakomodasi informasi penting secara efektif
kepada pengguna.
Konsep Desain harus memperhatikan standar keamanan, keselamatan,
kesehatan dan kenyamanan, termasuk penyediaan fasilitas aksesibilitas untuk
penyandang cacat.
Estetika Perencanaan Desain digali dari khasanah arsitektur Indonesia yang
telah ditransformasikan ke dalam bahasa arsitektur ultra-modern dan
canggih, dengan memanfaatkan seoptimal mungkin potensi lokal yang
tersedia.
BAB III. DATA TEKNIS SAYEMBARA
III. 1 Sifat Sayembara.
Sayembara Desain Ruang Terbuka Lapangan Merdeka, Taman Bunga Dan
Kawasan Situs Tana Bangkala’E Terbuka Untuk Umum Baik Perorangan
maupun Kelompok / Team.
Hasil Desain berupa Konsep dan Skematik Perancangan dari keseluruhan
Ruang Terbuka Lapangan Merdeka, Taman Bunga Dan Kawasan Situs Tana
Bangkala’E yang ekspresi dan gagasan yang sudah jelas.
Pemenang yang memiliki persyaratan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan, akan diberi kesempatan dan dilibatkan dalam pengembangan
konsep rancangan untuk implementasi perencanaan pada tahapan
berikutnya.
III. 2 Persyaratan Peserta.
Bagi peserta Perorangan ; terbuka bagi profesi arsitek, Pengajar, Ataupun
Mahasiswa dan Profesi lainnya yang mempunyai keahlian Desain dan
perencanaan, serta mampu mengaplikasikan secara teknis, dalam hal
penjelasan karya desain yang dibuat ataukah dalam bentuk presentasi.
Bagi peserta kelompok; terbuka bagi profesi arsitek dan profesi Teknik wajib
dipimpin oleh seorang ketua kelompok.
Sayembara ini tidak diperkenankan untuk diikuti oleh para pihak-pihak yang
terkait dengan dewan juri baik secara pribadi maupun profesional (saudara /
7 SAYEMBARAI K A T A N
A R S I T E K
INDONESIA
rekan kerja satu biro) guna menghindari konflik kepentingan didalam proses
penilaian. Apabila dapat diketahui hal tersebut, panitia penyelenggara dapat
membatalkan kepesertaannya (diskualifikasi).
III. 3 Pendaftaran Sayembara.
1. Pendaftaran dilakukan atas nama peserta perseorangan ataupun kelompok
diwakili ataukah Tanpa diwakili / yang bersangkutan langsung.
2. Pada Saat Pendaftaran, Agar memperlihatkan Kartu Identitas dan kartu
Sertifikasi Keahlian.
3. Peserta tidak dikenakan biaya pendaftaran ( GRATIS ).
4. Pengambilan TOR/KAK dan form data identitas dapat diambil di sekretariat
panitia sayembara dengan alamat : Jl. Wolter Monginsidi No. 5 Dinas Tata
Ruang Permukiman Dan Perumahan Kab. Bone. Telp / Fax : (0481) – 21023./
atau dapat di unduh pada http://www.iai-sulsel.org/ , LPSE Kab. Bone