-
BAB 1 KERAMAT DAN WALI
"Keramat" berasal dari bahasa Arab, menurut bahasa artinya
"mulia". Menurut
ajaran Islam ialah "kejadian luar biasa yang tidak masuk akal
pada diri Wali.
"Wali" berasal dari bahasa Arab, "waliyun", artinya orang saleh
yang ketaatannya
terus-menerus kepada Allah, tanpa diselang-selingi oleh
perbuatan maksiat.
Wali menurut Yusuf bin Ismail An-Nabhani dalam kitahnya "Jaami'u
Karaamatil
Aulia", dari segi bahasa artinya "dekat".
Apabila seseorang dekat kepada Allah, disebabkan ketaatan dan
keikhlasannya,
dan Allah pun dekat kepadanya dengan melimpahkan rahmat,
kebajikan dan kurnia-
Nya, maka pada saat itu terjadilah perwalian, ya'ni orang itu
dinamakan "Wali".
Allah melindungi mereka, sehingga terhadap diri mereka tidak
perlu terdapat
kekhawatiran. Dan Allah mengurniai mereka berbagai kelebihan
yang tidak diberikan
kepada hamba-hamba-Nya yang lain, berupa kejadian atau peristiwa
luar biasa yang
tidak masuk akal, sebagaimana Allah mengurniai mu'jizat kepada
Nabi dan Rasul-Nya.
Firman Allah Surat Yunus 62-63 :
Iωr& �χ Î) u!$ uŠÏ9 ÷ρr& «!$# Ÿω ê’öθ yz óΟÎγ øŠn=tæ
Ÿωuρ öΝèδ šχθçΡt“ øts† ∩∉⊄∪ šÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#θ çΡ% Ÿ2uρ
šχθà)−Gtƒ ∩∉⊂∪
"Ingatlah, sesungguhnya Wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran
terhadap mereka
dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang
beriman dan mereka
selalu bertaqwa." (QS. Yunus, 62-63).
Adapun peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal itu menurut
Ahli Sunnah
terbagi kepada :
1. Mu’jizat, ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi-nabi dan
Rasul-rasul sesudah
diangkat menjadi Rasul, seperti bulan terbelah dua, pohon tumbuh
dari dalam batu,
dan sebagainya.
2. Irhash, ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi SAW sebelum
diangkat menjadi
Rasul, seperti dada dibedah tanpa merasa sakit.
-
3. Keramat, ialah kejadian luar biasa pada diri Wali-wali,
seperti ayam mati dapat
hidup dengan doanya, sudah tahu tamu yang akan datang dan
sebagainya.
4. Ma'unah, ialah kejadian luar biasa pada diri orang Islam yang
awam, seperti
mengetahui yang ghaib-ghaib, dan sebagainya.
5. Istidraj, ialah kejadian luar biasa pada orang fasik, seperti
sanggup mengangkat batu
besar, menghentikan kereta api yang sedang berjalan kencang, dan
sebagainya.
6. Sihir, ialah kejadian luar biasa pada orang kafir atau
penjahat-penjahat, seperti kebal
tahan ditembak atau dibacok.
Dalil Adanya Keramat
Adapun dalil adanya keramat pada Wali-wali itu, adalah :
1. Firman Allah.
2. Hadis.
3. Perbuatan Sahabat.
4. Logika.
Adapun ayat Al-Qur'an yang menjadi dalil itu antara lain :
1. Surat Ali Imran 36-37, yang maksudnya : "Maka tatkala istri
Imran melahirkan
anaknya, dia pun berkata : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
melahirkannya seorang
wanita, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu,
dan anak laki-laki
(yang dinazarkan itu) tidaklah seperti anak perempuan (yang
dilahirkan ini),
sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku
melindungkannya serta
anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan Engkau daripada
setan yang
terkutuk). Maka Tuhannya menerima ia (sebagai nadzar) dengan
penerimaan yang
baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah
menjadikan Zakaria
pemeliharanya."
Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati
makanan
disisinya. Zakaria berkata : "Hai Maryam, dari mana kamu
memperoleh (makanan)
ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah
memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya."
2. Surat Maryam 25, yang maksudnya : "Dan goyanglah pangkal
pohon korma itu
kearahmu (maka) pohon itu akan menggugurkan buah korma yang
masak
-
kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu."
Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa Maryam tanpa disentuh
laki-laki dapat
melahirkan anak. Buah korma diperoleh dari pelepah yang kering,
dan rezeki yang
diterimanya tidak pada musimnya dan tanpa sebab yang
menyertainya.
Peristiwa luar biasa itu terjadi pada Maryam, sedangkan ia bukan
Nabi. Inilah yang
dinamakan keramat.
3. Peristiwa tujuh orang anak muda yang tinggal dalam gua selama
300 tahun, tanpa
makan dan minum, tetapi tubuhnya tetap sehat. Peristiwa itu
diterangkan Allah
pada Surat Al-Kahfi; 9-26.
Adapun dalil Sunnah, antara lain hadis sahih Bukhari dan Muslim
dari Abu
Hurairah, yang maksudnya : "Tiada bercakap-cakap (anak-anak)
dalam ayunan kecuali
tiga orang. Isa anak Maryam, seorang bayi laki-laki di masa
Juraij pengabdi dan seorang
anak laki-laki lain.
Adapun tentang Isa, sudah kamu ketahui. Dan Juraij adalah
seorang laki-laki Bani
Israil yang rajin dan tekun beribadat. Ia mempunyai seorang ibu.
Pada suatu hari ia
shalat, tiba-tiba ibunya rindu kepadanya, lalu memanggilnya :
"Juraij"!
Juraij menjawab : "Ya Allah, apakah shalat lebih baik daripada
melihatnya?",
sambil melanjutkan shalatnya.
Ibunya memanggil pula untuk kedua kalinya. Juraij menjawab
seperti yang
pertama, diulanginya tiga kali, terus shalat dan
meninggalkannya.
Sikap Juraij itu menyinggung perasaan sang ibu, seraya berkata:
"Ya Allah,
janganlah Engkau matikan dia, sebelum Engkau perlihatkan
kepadanya wanita-wanita
nakal!"
Di situ terdapat seorang wanita tuna susila. Dia menyatakan :
"Saya akan
menggoda Juraij sampai dia berzina."
Ia pun membujuk dan merayu Juraij, tetapi tidak berhasil. Di
situ pun terdapat
pula seorang gembala yang berlindung di tempat ibadah Juraij
pada malam hari.
Sesudah gagal membujuk Juraij, didatanginya gembala tadi
berulang kali. Dan akhirnya
terjadilah perzinaan antara mereka, yang mengakibatkan ia
melahirkan anak.
Kepada khalayak dikatakannya bahwa bayi itu adalah dari
Juraij.
Mendengar keterangan itu, kaum Bani Israil pun menyerang
Juraij,
-
menghancurkan rumah ibadahnya, mencaci-maki dan mengutuknya.
Walaupun
demikian, namun Juraij tetap sabar, terus mengerjakan shalat dan
mendoa.
Bersamaan dengan itu, bayi itu pun bergerak-gerak menggeliatkan
badannya.
Kata Abu Hurairah : "Seolah-olah saya melihat isyarat Nabi SAW.
dengan
tangannya : "Hai anak, siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab :
"Gembala itu." Mendengar
cakap bayi itu, timbullah penyesalan orang banyak, lalu minta
maaf dan siap akan
membangun kembali rumah ibadahnya dari emas dan perak.
Juraij menolak, dan dibangunnya kembali sebagaimana semula.
Adapun bayi yang lain, ialah seorang anak yang masih menyusu
kepada ibunya.
Tiba-tiba melintas di situ seorang anak muda yang gagah, tampan
dan cantik. Sang ibu
mendoa : "Ya Allah, jadikanlah anakku ini, seperti anak muda
yang ganteng itu!"
Bayi yang sedang menyusu itu bercakap : "Ya Allah, jangan
jadikan aku seperti
dia!"
Kemudian melintas pula seorang wanita nakal, pelacur, pencuri
dan pernah
dihukum. Ibu bayi tadi mendoa : "Ya Allah, janganlah jadikan
anakku ini seperti wanita
itu!"
Bayi itu pun bercakap pula : "Ya Allah, jadikanlah aku seperti
wanita itu!"
Sesudah itu, sang ibu pun menanyakan halnya.
Bayi mungil itu menjawab : "Sesungguhnya anak muda ganteng itu
adalah
seorang yang zalim, berwatak kasar, saya tidak menyukainya. Dan
wanita itu
sebenarnya baik, tetapi dituduh orang pelacur, pencuri dan bekas
hukuman. Dia selalu
mengucapkan "hasbiallah".
Demikian kisahnya, bayi dalam ayunan dapat bercakap-cakap
menurut hadis
Bukhari dan Muslim, sedang ia bukan Nabi.
Dan hadis muttafaq 'alaihi Bukhari dan Muslim, yang mengisahkan
tiga orang
laki-laki berlindung dalam sebuah gua, tak bisa keluar karena
sebuah batu besar
menutup pintunya. Mereka mendoa kepada Allah dengan perantaraan
amal saleh
masing-masing, sehingga mereka selamat, berhasil ke luar dari
gua itu.
-
Dalil Perbuatan Sahabat
Ada pun perbuatan sahabat menjadi dalil bagi adanya keramat itu
banyak sekali.
Imam Fakhrur Razi mengatakan : "Masalah keramat itu banyak
terdapat dalam
kitab-kitab Tasawuf dengan berbagai versi. Barang siapa ingin
mengetahuinya, silahkan
menela'ahnya!"
Keramat pada diri Sahabat itu adalah untuk mempertinggi martabat
mereka.
Pada halaman lain, kita muatkan keramat sejumlah para
Sahabat.
Adapun dalil secara logika tentang kepastian adanya keramat itu,
antara lain :
1. Jika keramat tidak ada, tentu penyebabnya salah satu antara
dua, Allah tidak
sanggup memperbuatnya atau orang yang beriman tidak mampu
menerimanya.
Faktor pertama itu darat melemahkan kekuasaan Allah, sedangkan
menganggap,
Allah lemah, adalah kafir. Dan faktor kedua itu, batal, karena
mengenal zat, sifat
dan perbuatan Allah secara berkesinambungan, adalah wajib.
Tatkala orang yang
beriman dan saleh di kurniai-Nya ma'rifah (pengenalan), mahabbah
(kecintaan),
dzikir (ingatan) dan syukur, maka tentu saja ia dapat menerima
peristiwa luar biasa,
dan itulah yang dinamakan keramat.
2. Seorang ajudan Presiden, biasanya bebas keluar masuk ruangan
kerjanya. Dia dapat
melakukan sesuatu yang orang lain tidak bola melakukannya.
Secara logika, jika
sudah dekat sekali dengan Presiden, tentu dia banyak mendapat
fasilitas dan
kemudahan.
Jadi dekat itu adalah dasar dan kedudukan atau kemudahan itu
adalah akibat.
Presiden dari semua Presiden dan penguasa dari semua penguasa
adalah Allah
SWT. Dia merajai semua alam ini. Dia dapat memberikan kehormatan
dan
penghargaan kepada orang dekatnya, berupa taufik dan hidayah,
sehingga orang itu
dapat mengetahui maksud seseorang yang berkunjung kepadanya,
jauh sebelumnya,
dan sebagainya.
Jadi jelaslah orang yang dekat dengan Allah, seperti Wali-wali,
tidaklah mustahil
terjadi keramat pada dirinya, sebagai limpah kurnia Allah
kepadanya.
-
Jenis Keramat
Adapun anggota tubuh mempunyai keramat, jika dipergunakan untuk
ta'at. Mata
dapat melihat yang akan datang mengunjunginya dari jarak jauh,
melihat sesuatu di
balik dinding, dan sebagainya. Telinga dapat mendengar suara
ghaib. Lidah dapat
bercakap-cakap dengan mayat dalam kubur. Tangan dapat
menyembuhkan penyakit,
perut menolak bila dihidangkan makanan haram. Kaki dapat
berjalan di atas air atau di
udara. Hati dapat mengetahui sesuatu sebelum terjadi.
Adapun jenis keramat itu bermacam-macam, diantaranya : dapat
menghidupkan
yang mati, laut terbelah, sesuatu berobah dalam sedetik, jarak
jauh menjadi dekat,
binatang atau benda bisa bercakap, penyakit menjadi sembuh,
ditaati hewan, makbul
doa, mengetahui yang ghaib, tahan tidak makan dan minum dalam
waktu lama.
Terhindar dari kejahatan, terbuka sumber kekayaan, mengarang
dalam kesibukan, tidak
kena racun, dan sebagainya.
Lebih jauh tentang masalah seluk-beluk keramat ini, dapat
dilihat kitab kami,
berjudul "Konsultasi Agama Islam".
-
BAB 2 KERAMAT SESUDAH MATI
Tentang keramat Wali-wali baik di masa hidup maupun sesudah
matinya,
terdapat ikhtilaf. Ada yang mempercayainya dan ada pula yang
tidak mempercayainya,
tidak perlu diusut, karena berarti tidak mempercayai ketetapan
Al-Qur'an dan Sunnah
Nabi. Dan terhadap kalangan yang mempercayainya, tentu sadar
bahwa keramat
sesudah mati itu adalah termasuk sejenis keramat, yang tidak
disangkal oleh akal dan
Syara'.
Imam Ibnu Hajar menyatakan : "Tidaklah mengherankan kalau
kalangan
Mu'tazilah menyangkal adanya keramat, sebab lebih jauh lagi
daripada itu mereka pun
menyangkalnya. Mereka menyangkal nash-nash yang mutawatir
(hadis-hadis yang
terkenal), seperti menyangkal adanya pertanyaan Malaikat Munkar
dan Nakir, siksa
kubur, kolam Rasulullah SAW nanti di akhirat, timbangan dosa dan
pahala, dan lain-
lain yang bersifat dusta.
Timbulnya anggapan demikian, karena mereka sangat berpegang pada
akal yang
fasid (tidak obyektif), dan dengan akal yang demikian pula
menyangkal beberapa tanda-
tanda kebesaran Allah.
Yang mengherankan ialah kalau sangkalan itu datangnya dari
kalangan yang
menamakan dirinya Ahli Sunnah.
Adapun dalil adanya keramat sesudah mati, antara lain sebagai
berikut :
Keramat adalah sesuatu yang mungkin. Setiap yang mungkin itu
adalah jaiz
(boleh jadi). Jadi keramat sesudah mati itu adalah jaiz (boleh
jadi), bukan wajib dan
bukan pula mustahil. Sebab jika tidak terjadi, tentu lazim
mentarjihkan (menguatkan)
salah satu dua yang mungkin tanpa sesuatu yang memperkuatnya.
Kuatnya sesuatu
tanpa yang menguatkan, adalah mustahil.
Lagi Pula jika dikatakan tidak mungkin terjadi, sedangkan
keramat itu adalah
ciptaan Allah dan ketentuan-Nya dan sasaran pokok kekuasaan-Nya
adalah sesuatu
yang mungkin, baik untuk mengadakan ataupun untuk tidak
mengadakan, niscayalah
Allah itu lemah, bukan Maha Kuasa. Allah lemah adalah
mustahil.
-
Jika dikatakan setiap yang boleh jadi, tidak mesti terjadi, maka
anggapan itu
benar. Tetapi terdapat alasan kuat dari hadis Nabi SAW yang
memastikan adanya
keramat sesudah mati itu.
Al-Hafizh Al-Mundziri dalam kitab "At-Targhib Wat-Tarhib" memuat
hadis
Turmudzi (gharih), yang menyatakan bahwa Ibnu Abbas berkata
:
"Beberapa orang Sahabat membentang kemah di atas sebuah kuburan.
Dia tidak
menyangka bahwa tempat itu adalah kuburan, padahal ia kuburan
seorang manusia.
(Pada malam harinya) Sahabat itu mendengar mayat dalam kubur itu
membaca Al-
Qur'an surat Al-Mulku dari awal sampal akhir (dengan suara yang
merdu).
(Setelah dilaporkannya kepada Rasulullah SAW.), maka beliau pun
bersabda : "Surat
Al-Mulku itu adalah mencegah kejahatan) dan menyelamatkan (dari
siksa kubur)."1
Berdasarkan hadis itu, jelaslah bahwa beliau mengakui adanya
keramat sesudah
mati, sebab mengakui adanya mayat membaca Al-Qur'an, dengan
menyatakan "Surat
Al-Mulku itu mencegah dan menyelamatkan"
Jika sekiranya keramat orang mati itu tidak ada, tentulah beliau
membantahnya
seketika itu juga, sebab;
"Keterangan tidak boleh terlambat dari waktu yang
diperlukan."
Kalangan Ulama Tasawuf, Wali-wali Quthub dan ahli-ahli filsafat
tidak
membantah adanya keramat sesudah mati itu, karena Para Wali itu
dijadikan Allah
sebagai anak kunci atau sebagai anak tangga untuk menyampaikan
hajat orang yang
mendoa kepada-Nya. Dan mereka merupakan wasilah untuk melepaskan
orang dari
kesulitan-kesulitan.
1 "At-Tawassul Waz-Ziarah" halaman 192.
-
Firman Allah Surat Al-Isra; 20
yξ ä. ‘‰ÏϑœΡ Ï Iω àσ̄≈ yδ ÏIω àσ̄≈ yδ uρ ô ÏΒ Ï !$ sÜtã y7În/u‘
4 $ tΒ uρ tβ% x. â !$sÜ tã š�În/u‘ # ·‘θ ÝàøtxΧ ∩⊄⊃∪
Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan
itu Kami berikan
bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhannut tidak
dapat dihalangi."
Yang dimaksud dengan golongan ini dan golongan itu adalah mereka
yang
tersebut dalam ayat 18 dan 19 sebelumnya, yakni orang yang
menghendaki kehidupan
dunia dan orang, yang menghendaki kehidupan akhirat.
Jika lbnu AI-Qaiyim mengemukakan adanya keramat Wali-wali itu,
merupakan
tanda-tanda kebesaran Allah, maka Syekh Abdul Wahab Sya'rani
memperkuat pendapat
itu dengan alasan beliau sendiri telah menyaksikannya
berkali-kali.
Syekh Muhammad Husnain Al-'Adawi dalam kitabnya "Al-Mathalibul
Qudsiah
Fi Ahkaamir Ruuhi Wa Aastsatihal Kauniah", menegaskan bahwa
limpah kurnia Allah
kepada Wali-wali berupa keramat, baik pada masa hidup maupun
sesudah matinya,
adalah suatu hal yang pasti di kalangan tokoh-tokoh ahli
Tasawuf, bahkan juga
kalangan lain, karena tidak ada alasan menolaknya baik logika,
maupun ayat Al-Qur'an
ataupun hadis Nabi."
Wali itu sudah diidzinkan Allah dapat melakukan sesuatu dengan
ketentuan-Nya
sebelum sesuatu itu terjadi, sesuai dengan ilmu-Nya.
Abu Al-Ma wahib As-Syadzali menyatakan bahwa Wali yang sempurna
ialah
yang sudah mendapat keidzinan Allah untuk memutarbalikkan
sesuatu dalam alam mi.
Allah mengurniainya keramat di saat hidupnya sebagaimana
diberinya sesudah matinya.
Allah menyembuhkan orang sakit, menyelamatkan orang karam,
mengalahkan
musuh, menurunkan hujan, dan sebagainya, sebagai kemuliaan
(keramat) bagi Wali itu.
Boleh jadi Allah memunculkan seseorang yang menyerupainya,
ketika orang itu
memerlukannya dan memintakan bantuannya. Dan bersamaan dengan
itu, permintaan
orang itu pun diperkenankan-Nya.
Pendeknya, orang-orang yang mengakui adanya keramat Wali-wali
itu, seperti
menyembuhkan orang sakit atau menyelamatkan orang yang karam di
tengah lautan,
baik di masa hidup maupun sesudah matinya, bukan berarti bahwa
merekalah yang
-
membuatnya. Sama sekali tidak. Dan bukan pula Allah telah
melimpahkan kepada
mereka untuk melakukannya. Tetapi yang dimaksud adalah para Wali
itu, disebabkan
kesucian diri dan kemuliaannya di sisi Allah, bila orang memohon
kepada-Nya, dengan
menghadapkan wajah kepada roh-roh mereka yang bersih dan suci,
permintaan itu
diperkenankan-Nya.
Menghadapkan wajah kepada roh-roh itu, di kalangan mereka
disebut "Al-fi'lu
bil masyii'ah" artinya melakukan sesuatu dengan kehendak
Allah.
Firman Allah Surat Az-Zumar; 34:
Μçλ m; $ ¨Β šχρâ !$ t±o„ y‰ΖÏã öΝÍκÍh5u‘ 4 y7Ï9≡ sŒ â !#t“y_
tÏΖÅ¡ ós ßϑø9 $# ∩⊂⊆∪ "Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki
pada sisi Tuhan mereka.
Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik."
Dan firman Allah Surat Al-Insan 30:
$ tΒ uρ tβρâ !$t±n@ HωÎ) βr& u !$t±o„ ª!$# 4 ¨βÎ) ©! $# tβ%
x. $ ¸ϑŠÎ=tã $Vϑ‹ Å3ym ∩⊂⊃∪ "Dan kamu tidak menghendaki (menempuh
jalan itu) kecuali bila ia dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana."
Sebahagian Wali itu amat akrab dengan Allah dan dikasihi-Nya,
sebagaimana
firman Allah dalam hadis Qudsi :
"Barangsiapa memusuhiku wali-Ku, maka sesungguhnya Aku
mempermaklumkan
perang terhadapnya. Tiadalah hamba-Ku dekat kepada-Ku dengan
mengerjakan
sesuatu. yang paling Aku kasihi dari yang Ku-wajibkan kepadanya.
Dan senantiasalah
hamba-Ku itu dekat kepada-Ku dengan mengerjakan amal-amal
sunnat, sampai dia Ku-
kasihi. Apa bila Aku telah mengasihinya, jadilah Aku
pendengarnya yang dengan itu
dia mendengar jadilah Aku penglihatannya yang dengan itu dia
melihat, jadilah Aku
tangannya yang dengan itu dia mengamuk (memegang), jadilah Aku
kakinya yang
-
dengan itu dia berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, niscaya
Ku-beri, dan jika dia
mohon perlindunganku, niscaya akan Ku-lindungi."
Hadis tersebut diriwayatkan Bukhari dalam "Sahih"-nya.
Di antara keramat Hamzah bin Abdul Muthalib sesudah wafatnya,
ia
dimandikan oleh Malaikat, sebagaimana maksud hadis yang
dikeluarkan Al-Hakim dari
Ibnu Abbas, dia berkata :
"Hamzah mati terbunuh dalam keadaan junub. Maka Rasulul-lah SAW
bersabda : "Dia
dimandikan Malaikat."
Dan menurut hadis Al-Baihaqi dari Al-Wagidi bahwa Fathimah al-
Khuza'iah
berkata:
"Aku pernah menziarahi kuburan Hamzah, aku ucapkan "assalamu
'alaikum wahai
paman Rasulullah saw. Maka kudengar jawabannya kepadaku : "Wa
'alaikumussalam
warahmatullah."
Pengakuan Nabi SAW. bahwa jenazah Hamzah dimandikan oleh
Malaikat dan
Hamzah menjawab salam seorang wanita dari dalam kuburnya,
menunjukkan adanya
keramat sesudah mati.
Dan banyak lagi keterangan lain yang membuktikan adanya keramat
sesudah
mati, tetapi kami cukupkan sekedar sekian.
-
BAB 3. TINGKATAN WALI-WALI
Imam Ibnu Al-'Arabi dalam kitabnya "A-Futuhatul Makkiah" dan
Imam Al-
Manawi dalam kitabnya "Muqaddimah Thabaqaatis Shughra",
mengemukakan
tingkatan Wali dan martabat mereka. Jumlah mereka cukup banyak,
ada yang terbatas
dan ada pula yang tidak terbatas.
Nama dan tingkatan mereka itu adalah sebagai berikut :
1. Al-Agthab ( ) atau Wali Quthub, ialah Wali yang lengkap pada
dirinya
segala sesuatu yang bertalian dengan kewalian dan meliputi semua
martabat. Ia
hanya seorang dalam suatu masa. Jika ia meninggal dunia,
digantikan oleh Wali
Quthub lain. Pada masanya dialah yang memimpin dan menguasai
semua Wali di
seluruh dunia.
Kedudukannya menyamai kedudukan Khalifah Abu Bakar Shiddiy, Umar
bin
Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hasan, Mu'awiah
bin Yazid,
Umar bin Abdul Aziz dan Al-Mutawakkil.
Wali Quthub menempati kedudukan Khalifah dalam urusan batin,
seperti
kedudukan Ahmad bin Harun Al-Rasyid, Abu Yazid Busthami, dan
lain-lain.
2. Al—Imamah ( ), Imam-imam, hanya dua orang dalam satu
masa,
seorang bernama Abdur Rabbi dan seorang lagi Abdul Malik.
Mereka
menggantikan kedudukan Wali Quthub jika ia meninggal dunia.
Jahatan mereka
laksana wazir atau menteri, pembantu Wali Quthub. Seorang di
antara
3. Al-Autad ( ), mereka cuma empat orang dalam satu masa,
seorang di
negeri Pas, dinamakan Ibnu Ja'dan. Pekerjaannya sehari-hari
mengambil upah
menyaring bubuk hinai. Seorang lagi di Timur, seorang di Barat,
seorang di
Selatan dan seorang di Utara. Masing-masing menguasai wilayah
bersangkutan.
Pembagian wilayah itu dipusatkan kepada Ka'bah. Kadang-kadang di
antara
mereka terdapat juga wanita. Gelar mereka Abdul Haiyi, Abdul
'Alim, Abdul
Qadir dan Abdul Murid.
-
4. Al-Abdal ( ), jumlah mereka 7 orang. Allah menugaskan
mereka
menguasai iklim yang tujuh, dan setiap mereka menguasai wilayah
tertentu.
Seorang di antara mereka di atas tumit Nabi Ibrahim, kedua di
atas kaki Nabi
Musa, ketiga di atas kaki Nabi Harun, keempat di atas kaki Nabi
Idris, kelima di
atas kaki Nabi Yusuf, Isa dan Adam.
Dinamakan "Abdal" (pengganti), karena jika mereka meninggalkan
suatu tempat
dan menunjukkan di situ seorang pengganti, maka mereka tunjuk
seseorang yang
mirip dengan mereka, tanpa diketahui orang lain. Bahkan ia
bersifat kerohanian.
Jadi yang ditinggalkan mereka itu sebagai pengganti dinamakan
badal
(pengganti).
Ibnu Al-Arabi mengakui pernah melihat Wali Abdal yang tujuh
orang itu di
Mekkah dan bergaul baik dengan mereka. Seorang lebih cantik dari
yang lainnya.
Dan Ibnu Al-Arabi juga pernah melihat seorang di antara mereka,
bernama Musa
Al-Baidarani di Sevilla (Spanyol) pada tahun 586. Dia mendatangi
Ibnu Al-Arabi
dan bergaul serta beramah-tamah dengan teman-temannya. Dan
pernah juga
melihat seorang di antara mereka, menguasai gunung-gunung,
bernama
Muhammad bin Asyraf Ar-Randi. Dan sahabat Ibnu Al-Arabi, bernama
Abdul
Majid bin Salamah, pernah bertemu dengan salah seorang di antara
mereka
bernama Mu'az bin Al-Asyrash. Dia berkirim salam kepada Ibnu
Al-Arabi. Abdul
Majid menanyakan tentang cara mereka dapat mencapai kedudukan
sebagai Wali
Abdal itu. Mu'az bin Al-Asyrash menjawab sebagaimana diterangkan
oleh Abu
Thalib Al-Maliki : "Dengan empat perkara, yakni : lapar, jaga
(tidak tidur) waktu
malam, diam dan mengasingkan diri dari masyarakat ramai
(uzlah).
5. An-Nuqaba' ( ), 12 orang dalam satu masa, sesuai dengan
bintang beredar di
langit. Setiap Naqib mengetahui bintang yang khusus untuknya.
Allah mengurniai
mereka ilmu pengetahuan tentang hukum Syari'at, sehingga mereka
mengetahui
dan sadar tipu-daya nafsu dan peranan Iblis.
Jika melihat bekas telapak kaki orang di atas tanah, maka mereka
tahu apakah
orang yang mempunyai jejak itu bodoh atau cerdik, orang baik
atau tidak,
sebagaimana alim-ulama mengetahui sesuatu keadaan dengan
firasat.
-
Di Negeri Mesir banyak sekali orang yang ahli melihat jejak di
batu-batu besar,
padahal mereka bukan Wali.
6. An-Nujba'u ( ), delapan orang dalam satu masa. Sikap dan
tindakan
mereka menunjukkan tanda-tanda amal mereka diterima Allah. Yang
tahu mereka
itu Wali, adalah Wali-wali yang lebih tinggi martabatnya dari
mereka. An-najib
artinya "cerdas" atau "budiman".
7. Al-Hawariyun ( ) berasal dari kata tunggal "hawari", artinya
"pembela
atau "pembantu." Hawari hanya seorang saja dalam setiap masa.
Jika ia
meninggal dunia, maka digantikan oleh orang lain.
Di zaman Nabi SAW, yang menduduki martabat hawari ini antara
lain Zubir bin
'Awam, meskipun pejuang dengan senjata pada masa itu cukup
banyak.
Adapun yang dinamakan hawari ialah orang yang membela agama
dengan senjata
dan hujjah (dalil) yang kuat. Allah mengurniainya ilmu
pengetahuan, ketrampilan,
keberanian dan ketekunan beribadat.
8. Al-Rajabiun ( ), empat puluh orang dalam setiap masa.
Dinamakan
mereka dengan Rajabiun, karena kekeramatan mereka muncul hanya
dalam bulan
Rajab saja. Tidak banyak orang yang mengenal mereka, meskipun
terdapat di
berbagai negeri, seperti Yaman, Syam, dan lain-lain. Antara
mereka saling kenal-
mengenal.
Ibnu Al-'Arabi mengakui pernah bertemu dengan seorang di antara
mereka di
sebuah negeri, dan rindu ingin bertemu lagi.
Di antara mereka ada yang mencapai maksudnya hanya pada Rajab
dan ada pula
yang sepanjang masa. Adapun yang dilihat oleh Ibnu Al-'Arabi
itu, Wali Rajabiun
yang tersingkap kepadanya semua rahasia alam sepanjang masa.
Tersingkap kepadanya penolakan terhadap mazhab Syi'ah, karena
dia melihat
mereka seperti babi. Disuruhnya seorang di antara golongan
Syi'ah yang tidak
mengenalnya, supaya tobat kepada Allah. Jika tobatnya benar,
maka dilihatnya
orang itu sebagai manusia. Tetapi bila orang itu hanya pura-pura
tobat, tidak dari
hati, maka dilihatnya orang itu tetap seperti babi. Orang itu
pun tobat dengan
-
benar-benar dan kemudian meninggalkan aliran Syi'ah yang
dianutnya.
Peristiwa seperti ini terjadi juga terhadap dua orang yang
pintar dari penganut
madzhab Syafi'i. Menurut pandangan batinnya, kedua mereka itu
mempunyai
keyakinan tidak baik terhadap Abu Bakar dan Umar dan
mengagungkan Ali bin
Abi Thalib dan Syi'ah.
Tatkala kedua orang itu ingin bertemu dengan Wali itu, ternyata
ditolaknya dan
disuruhnya keluar, karena Allah telah menyingkapkan tabir
batinnya, dilihatnya
mereka itu dalam bentuk rupa babi.
Inilah tanda-tanda kelebihan mereka, kurnia Allah kepada mereka,
padahal kedua
orang penganut madzhab Syafi'i tadi yakin, tidak seorang pun
tahu apa yang
tersembunyi dalam hati mereka, sedang mereka tokoh terkemuka,
terkenal, jujur
dan ahli Sunnah pula. Perasaan mereka itu disampaikan kepada
sang Wali.
Wali Al-Rajabiun itu pun menjawab : "Kulihat anda berdua seperti
babi." Inilah
tanda antara aku dengan Allah, tentang orang yang madzhabnya
seperti anda
berdua."
Keduanya pun tobat kepada Allah, dalam hati, Wali itu pun
berkata pula : "Nah,
sekarang anda telah kembali ke madzhab yang anda anut, karena
kulihat anda
berdua sudah seperti manusia."
Keduanya ta'jub, tercengang, lantas tobat kepada Allah
Ta'ala.
Wali-wali Rajab itu, pada hari pertama bulan Rajab, merasa
badannya berat
bagaikan dihimpit langit. Mereka berbaring di atas ranjang,
dengan tubuh yang
kaku, tidak bergerak, bahkan pelupuk matanya pun tidak berkedip
sampai sore.
Keesokan harinya perasaan demikian agak berkurang dan pada hari
ketiga,
tersingkaplah rahasia-rahasia kebesaran Allah kepada mereka,
sehingga mereka
dapat menyaksikan peristiwa-peristiwa ghaib, sedangkan mereka
masih tetap
berbaring di atas ranjang dengan berselimut. Sesudah dua atau
tiga hari, barulah
mereka bercakap-cakap.
Apabila bulan Rajab berakhir, seolah-olah mereka bagaikan
terlepas dari ikatan
yang kuat, lalu bangkit. Jika mereka pengrajin atau pedagang,
maka kembalilah
masing-masing kepekerjaannya sehari-hari.
-
9. Al-Khatam ( ), atau "Penutup", hanya seorang sepanjang masa,
dengan
memiliki kekuasaan yang cukup luas, tidak seorang pun
menyamainya. Ia
mengurus dan menguasai wilayah kekuasaan ummat Muhammad SAW.
Kemudian Allah mengangkat seorang Wali Penutup yang mengurus
dan
menguasai alam semesta sejak Nabi Adam sampai ke masa Wali
terakhir, yaitu
Nabi Isa as.
Selain Rasul, beliau adalahlah Wali terakhir atau Wali Penutup.
Pada hari
kiamat nanti, beliau mempunyai dua tempat berhimpun, satu
bersama ummat
Muhammad SAW dan satu lagi berhimpun dengan para Rasul.
10. Sejumlah 300 orang setiap masa, tidak Dertambah tidak
berkurang, semuanya
bulak-balik di hati Nabi Adam as., sebagai yang dimaksud sabda
Nabi SAW:
"Sesungguhnya mereka di had Nabi Adam as."
Mereka tidak nampak, kecuali dengan pandangan kasyaf (tembus),
dan mereka
suka mendoa sebagaimana firman Allah Surat Al-Araf 23:
Ÿω$ s% $uΖ−/u‘ !$ oΨ÷Ηs>sß $ uΖ|¡ à�Ρr& βÎ)uρ óΟ ©9
ö�Ï�øós? $ uΖs9 $ oΨôϑym ö� s?uρ ¨ sðθä3uΖs9 z ÏΒ zƒÎ�Å£≈ y‚ ø9 $#
∩⊄⊂∪ "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan
jika Engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah
kami
termasuk orang-orang yang merugi."
11. Sejumlah 40 orang bulak-balik di hati Nabi Nuh as.,
sebagaimana sabda Nabi
SAW bahwa dalam lingkungan umatnya terdapat 40 orang di hati
Nabi Nuh as.
Doa mereka ialah doa Nabi Nuh sebagaimana tersebut dalam
Al-Qur'an Surat
Nuh; 28 :
Éb>§‘ ö� Ï�øî$# ’Í< £“t$ Î!≡ uθ Ï9 uρ yϑÏ9 uρ Ÿ≅yzyŠ š_
ÉLøŠt/ $YΖÏΒ ÷σãΒ t ÏΖÏΒ÷σßϑù=Ï9 uρ ÏM≈ oΨÏΒ÷σßϑø9 $#uρ Ÿωuρ ÏŠ
Ì“s? tÏΗÍ>≈ ©à9 $# �ωÎ) # I‘$ t7 s? ∩⊄∇∪
"Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu-bapakku, orang yang masuk
kerumahku dengan
beriman dan semua orang beriman laki-laki dan wanita. Dan
janganlah Engkau
-
tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain
kebinasaan."
Kecemburuan mereka dalam membela agama cukup tinggi. Jika
terdapat
perselisihan di antara mereka, maka semuanya berhimpun kepada
Nabi Nuh,
sebagaimana bila terjadi perselisihan di antara wali yang 300
orang di hati Nabi
Adam mereka berhimpun kepada Adam.
Karena jumlah mereka 40 orang dan tingkat mereka pun 40, maka
mereka
melakukan khalwat yang dinamakan mereka "khalwat al-fatah"
selama 40 hari.
Dasar mereka berkhalwat 40 hari itu, adalah sabda Nabi SAW:
"Barangsiapa ikhlas beribadat kepada Allah selama 40 hari,
niscaya menonjollah
sumber-sumber hikmah dari hatinya ke atas lidahnya."
12. Sejumlah tujuh orang bolak-balik di hati Nabi Ibrahim as.
setiap masa, tidak
bertambah dan tidak berkurang. Tentang keadaan mereka, terdapat
hadis yang
diriwayatkan dari Nabi SAW doa mereka adalah doa Nabi Ibrahim
as.
sebagaimana firman Allah Surat Asy-Syu'araa' 83 :
Éb>u‘ ó=yδ ’ Í< $ Vϑò6ãm Í_ø)Ås ø9 r&uρ š Ås Î=≈¢Á9 $$
Î/ ∩∇⊂∪
"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke
dalam
golongan orang-orang yang saleh."
Martabat mereka cukup tinggi, diselamatkan dari keragu-raguan
dan belenggu
dalam hati mereka dicabut Allah. Orang lain terhindar dari
sangka buruknya,
karena mereka tidak mempunyai sangka buruk, dan mempunyai ilmu
pengetahuan
yang benar. Mereka memandang orang semuanya baik.
Ibnu Al-'Arabi pernah bertemu dengan salah seorang di antara
mereka.
13. Sejumlah lima orang bulak-balik di hati Jibril as. Sepanjang
masa, tidak
bertambah dan tidak berkurang. Perilaku mereka telah
diriwayatkan dari Nabi
SAW. Merekalah raja dalam thariqat (jalan) ini, memiliki
pengetahuan sebanyak
tenaga kekuatan sayap Jibril yang dipergunakannya untuk naik dan
turun. Nanti di
Padang Mahsyar mereka berdiri tegak bersama Jibril.
-
14. Sejumlah tiga orang di hati Mikail as., tidak bertambah
tidak berkurang sepanjang
masa. Ilmu pengetahuan mereka seimbang dengan tenaga kekuatan
Mikail, dan
mempunyai akhlak yang baik.
15. Seorang di hati Israfil as. sepanjang masa. Hadis Nabi SAW.
menyebutkan
tentang ilmu pengetahuan yang dimilikinya sebanyak ilmu
pengetahuan malaikat
Israfil.
Abu Yazid Busthami termasuk salah seorang yang bulak-balik di
hati Israfil.
Tetapi barang siapa yang berada di hati Israfil, tidak selamanya
berada di hati Isa
a.s.
Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi berkata : "Sebahagian dari Syekh-Syekh
kita di hati Isa
as., dan dia termasuk tokoh besar."
16. Rijalul ghaib ( ) , jumlah mereka sepuluh orang, tidak
bertambah tidak
berkurang. Mereka sangat khusyu', bercakap-cakap hanya dengan
berbisik-bisik,
disebabkan sangat takutnya kepada Allah.
Firman Allah Surat Thoha 108 :
........... ÏM yèt±yz uρ ßN#uθô¹ F{ $# Ç≈ uΗ ÷q§�= Ï9 Ÿξsù ßìyϑ
ó¡n@ �ωÎ) $T¡ôϑ yδ ∩⊇⊃∇∪
"Dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,
maka kamu
tidak mendengar kecuali bisikan raja."
Mereka itu tersembunyi, di langit dan di bumi, munajat hanya
kepada Allah dan
hanya Allah yang menyaksikannya.
Firman Allah Surat Al-Furqan 63 :
ߊ$ t7Ïãuρ Ç≈uΗ÷q §�9$# šÏ%©!$# tβθ à± ôϑtƒ ’ n? tã ÇÚö‘ F{ $# $
ZΡöθ yδ #sŒ Î)uρ ãΝßγ t6 sÛ%s{ šχθ è=Îγ≈ yfø9 $# (#θ ä9$s% $Vϑ≈
n=y™ ∩∉⊂∪
"Dan hamba--hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu
(ialah) orang-
orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan."
-
Mereka pemalu, bila mendengar suara kuat, mereka terkejut dan
kagum.
Menurut istilah orang-orang yang dekat dengan Allah, mereka
itulah yang
dimaksud "rijalul ghaib" Kadang-kadang dimaksudkan juga
orang-orang yang
tidak terlihat oleh pandangan mata dan kadang-kadang dimaksudkan
jin-jin yang
beriman dan saleh. Dan dimaksudkan juga satu kalangan yang tidak
belajar ilmu
dan tidak makan, minum, tetapi semua keperluan hidupnya,
diperoleh dari alam
ghaib.
17. Sejumlah 18 orang menonjolkan perintah Allah, dan
melaksanakannya, tidak
bertambah dan tidak berkurang sepanjang masa. Mereka menegakkan
hak-hak
Allah, sebagaimana firman Allah surat Al-An'am 91 :
……… ( ¢Ο èO öΝèδ ö‘sŒ ’ Îû öΝÍκÅÎöθ yz tβθ ç7yè ù=tƒ ∩⊇∪
"Kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qur'an kepada mereka),
biarkanlah
mereka beimain-main dalam kesesatannya."
Dan firman-Nya Surat Nuh; 8 :
¢ΟèO ’ÎoΤÎ) öΝåκèEöθ tãyŠ # Y‘$yγ Å_ ∩∇∪
"Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman)
dengan cars
terang-terangan."
Seorang Syekh bernama Abu Madyan, termasuk salah seorang dari
mereka,
pernah mengatakan kepada teman-temannya; "Tonjolkanlah
kesepakatan kamu
kepada orang, sebagaimana orang banyak menonjolkan pertengkaran
mereka dan
tonjolkanlah sesuatu kurnia Allah kepadamu, lahir maupun batin,
karena Allah
berfirman dalam Surat Dhuha; 11 :
$ ¨Βr& uρ Ïπ yϑ÷è ÏΖÎ/ y7 În/u‘ ô^ Ïd‰y⇔sù ∩⊇⊇∪
"Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya
(dengan bersyukur)."
Dan sabda Nabi SAW. :
-
"Menyebut-nyebut ni'mat Allah, adalah kesyukuran."
18. Sejumlah delapan orang, dinamakan rijalul quwatil ilahiah
(laki- laki yang
mempunyai tenaga kekuatan ketuhanan). Tanda-tanda mereka dalam
Al-Qur'an
disebutkan pada Surat Al-Fatah; 27 :
"Keras terhadap orang-orang kafir".
Allah menamakan mereka "Dzul quwatil matiin", artinya" yang
mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh", sebagaimana firman Allah Surat
Adz-Dzariat 58.
Dinamakan orang juga mereka dengan "rijalul qahri" (laki-laki
gagah).
Seorang di antara mereka bernama Abu Abdullah Ad-Daqqaq, tinggal
di negeri
Fas. Dia berkata : "Tiada seorang pun didepanku.
Syekh Muhyiddin menyatakan bahwa pernah bertemu dengan satu
jamaah dari
kalangan mereka di Andalus. Mereka menurut Syekh Muhyiddin
mempunyai
kesan yang menakjubkan dan salah seorang di antara mereka adalah
gurunya.
19. Sejumlah lima orang setiap masa, tidak bertambah tidak
berkurang, mempunyai
kekuasaan seperti rijalul ghaib yang delapan, cuma di antara
mereka ada yang
lemah-lembut atau bersikap lunak.
Kedudukan mereka di kaki Rasul-Rasul.
Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Thoha 44 :
Ÿωθ à)sù …çµ s9 Zω öθ s% $YΨÍh‹ ©9 …ã& ©#yè ©9 ã� ©.x‹tF tƒ
÷ρr& 4ý øƒs† ∩⊆⊆∪
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah-
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."
Dan firman-Nya Surat Ali Imran; 158 :
È⌡s9 uρ öΝšF •Β ÷ρr& öΝçFù=ÏF è% ’ n
-
20. Sejumlah lima belas orang yang menaruh belas kasihan dan
menyayangi semua
makhluk, baik beriman maupun tidak.
Dalil tentang mereka firman Allah tentang angin Nabi man, Surat
Shad 36 :
$ tΡö� ¤‚ |¡sù çµs9 yxƒÌh�9 $# “Ì� øgrB ÍνÌ� øΒr' Î/ ¹ !% s{â‘
ß]ø‹ym z>$ |¹r& ∩⊂∉∪ "Kemudian Kami tundukkan kepadanya
angin yang berhembus dengan baik
menurut ke mana saja yang dikehendakinya."
Mereka memandang semua makhluk dengan kasih sayang tidak
memandangnya
dari segi hukum dan peraturan. Karena itulah mereka tidak diberi
jabatan
menguasai sesuatu wilayah.
21. Sejumlah empat orang setiap masa, tidak bertambah tidak
berkurang. Mereka
adalah laki-laki yang hebat dan terhormat.
Dalil tentang mereka firman Allah Surat At-Thalaq 12:
ª!$# “Ï%©!$# t,n=y{ yìö6 y™ ;N≡ uθ≈ oÿxœ z ÏΒ uρ ÇÚö‘ F{ $# £ßγ
n=÷W ÏΒ ãΑ̈”t∴tGtƒ âHö∆F{ $# £ åκs]÷Qt/ (# þθ çΗs>÷ètF Ï9
¨βr& ©!$# 4’ n?tã Èe≅ ä. &ó x« Ö�ƒ ωs% ¨βr& uρ ©!$#
ô‰s% xÞ%tn r& Èe≅ä3Î/ > ó x« $ RΗø>Ïã ∩⊇⊄∪
"Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula
bumi. Perintah Allah
berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha
Kuasa alas
segala sesuatu dan sesungguhnya Allah ilmu- Nya benar-benar
meliputi segala
sesuatu."
Dan firman-Nya Surat Al-Mulk 3 :
“Ï% ©!$# t, n=y{ yìö7 y™ ;N≡ uθ≈ yϑy™ $]%$ t7 ÏÛ ( $ ¨Β 3“t� s?
†Îû È, ù=yz Ç≈ uΗ÷q§�9 $# ÏΒ ;Nâθ≈ x�s? ( ÆìÅ_ö‘ $$ sù u�|Ç t7ø9 $#
ö≅ yδ 3“ t� s? ÏΒ 9‘θ äÜèù ∩⊂∪
"Tuhan yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang."
Mereka tidak dikenal di muka bumi, tetapi terkenal di langit,
karena hati mereka
dibangsakan ke langit. Seorang di antara mereka di hati Nabi
Muhammad SAW,
seorang di hati Nabi Hud as., seorang di hati Nabi Syu'aib as.
dan seorang lagi di
hati Nabi Shaleh as.
Empat pemuka Malaikat, ya'ni Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail
memperhatikan
mereka dari langit yang tinggi.
-
Mereka benar-benar menakjubkan dan urusan mereka aneh dan jarang
terjadi.
Syekh Muhyiddin menegaskan, bahwa tidak pernah ia menjumpai
orang seperti
mereka, ketika ia bertemu dengan mereka di Damaskus. Dan
sebelumnya pernah
bertemu di Andalus. Waktu itu ia sama sekali tidak mengetahui
bahwa mereka
mempunyai martabat yang begitu tinggi. Pada mulanya dianggapnya
mereka
sebagai hamba Allah biasa. Lantas ia pun bersyukur atas
perkenalan dan
pengetahuan tentang keadaan mereka.
22. Rijalul Fatah ( ), dua puluh empat orang setiap masa,
sesuai
dengan jumlah jam sehari semalam. Setiap jam diawasi oleh
seorang dari mereka.
Setiap orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima ilmu
pengetahuan
dan rahasia-rahasia kebesaran Allah, maka seorang di antara
mereka
mengawasinya. Mereka terpencar-pencar di muka bumi, tidak pernah
berkumpul
sampai kiamat. Setiap orang tetap tinggal di tempat. Dua orang
di antara mereka
di Yaman, empat orang di Timur, empat orang di Barat dan yang
lainnya di
tempat-tempat lain.
Dalil tentang mereka firman Allah Surat Fathir 2 :
$ ¨Β ËxtGø�tƒ ª!$# Ĩ$ ¨Ψ=Ï9 ÏΒ 7π uΗ÷q§‘ Ÿξ sù y7 Å¡ôϑãΒ $ yγ
s9 ( $ tΒ uρ ô7 Å¡ ôϑムŸξ sù Ÿ≅ Å™ö� ãΒ … çµs9 . ÏΒ Íνω÷èt/ 4 uθ
èδ uρ Ⓝ Í•yè ø9 $# ãΛÅ3ptø: $# ∩⊄∪
"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,
maka tidak
ada seorangpun yang dapat menahannya."
23. Sejumlah tujuh orang setiap masa, tidak bertambah dan tidak
berkurang,
dinamakan rijalul ma 'arijil 'ula ( ), atau tokoh-tokoh yang
menguasai tangga yang tinggi. Setiap orang menguasai satu anak
tangga. Mereka
mempunyai martabat yang tinggi di kalangan para Wali.
Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Muhammad 35:
Ÿξ sù (#θ ãΖÎγ s? (# þθ ããô‰s?uρ ’n
-
Kalangan ahli thariqat kadang-kadang menganggapnya Wali Abdal,
karena
jumlahnya tujuh, sebagaimana menganggap Wali Rajabiun sebagai
Abdal, karena
jumlahnya 40 menurut kalangan yang percaya memang jumlah mereka
40 orang.
Terjadinya perbedaan pandangan itu, karena mereka tidak diberi
Allah
pengetahuan tentang itu, dan tidak pula diberi tahu mengenai
jumlahnya.
Sepanjang masa Allah menguasai tokoh-tokoh yang bersih untuk
menjaga alam
yang tidak diketahui jumlahnya, malahan mereka bertambah dan
berkurang. Ada
yang mengurus air, ada yang menjaga keamanan, ada yang
mengurus
persahabatan dan persaudaraan, keluarga Allah (orang yang dekat
denganNya),
ahli-ahli hadis, agen-agen dalam pertukaran barang-barang, dan
orang-orang yang
suci. Setiap martabat ini dijaga oleh seorang dari rijalul ma
'artjil 'ula ini.
24. Sejumlah dua puluh satu orang, dinamakan rijalu tahtil asfal
(tokoh-tokoh alam
bawah). Mereka ahli jiwa yang diperoleh dari kurnia Allah, tidak
mengenal jiwa
orang lain. Jumlah mereka tidak bertambah tidak berkurang setiap
waktu.
Dalil tentang mereka firman Allah Surat At Tin 5 :
¢ΟèO çµ≈tΡ÷Š yŠ u‘ Ÿ≅ x�ó™r& t, Î#Ï�≈ y™ ∩∈∪ "Kemudian kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)."
Yang dikehendaki Allah dalam ayat ini ialah alam tabiat, karena
tidak ada yang
paling di bawah atau rendah daripadanya. Dikembalikan-Nya ke
alam itu, supaya
dihidupkanNya dengan tabiat tadi.
Mereka tidak mempunyai pandangan selain kepada sesuatu yang,
datang dari
Allah beserta nafas. Mereka termasuk ahli hudlur ma 'ad dawam
(berkekalan hati
beserta Allah).
24. Sejumlah tiga orang, dinamakan rijalul imdadil ilahi wa1
kauni. Jumlah mereka
tetap, tidak bertambah tidak berkurang setiap masa. Mereka
terus-menerus
menegakkan kebenaran dan menolong makhluk, dengan lunak,
lemah-lembut dan
kasih rasa sayang, bukan dengan tindak kekerasan, kekasaran dan
anggar
kegagahan.
Di antara mereka terdapat juga wanita. Allah menugaskan mereka
untuk
-
menyampaikan hajat orang.
Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi menyatakan bahwa ia pernah bertemu
seorang di antara
mereka si Sevilla (Spanyol), bernama Musa bin Amran, tokoh pada
masanya, tidak
pernah meminta keperluannya kepada makhluk.
Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa yang menerimakan satu padaku, niscaya kuterimakan
untuknya Sorga,
ya'ni dia tidak meminta sesuatu kepada seseorang."
Watak mereka lemah-lembut, sehingga terlihat bagaikan mengambil
manfaat dari
makhluk.
"Aku tidak pernah melihat orang selemah-lembut itu dalam
pergaulan." kata
Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi.
26. Sejumlah tiga orang yang dihangsakan kepada Tuhan (tidak
sama dengan Tuhan)
dan yang digolongkan bersifat penyayang. Jumlah mereka tetap,
tidak bertamhah
tidak berkurang, dalam beberapa keadaan mereka menyerupai Wali
Abdal, tetapi
mereka bukan Wali Abdal.
Dalil tentang mereka firman Allah Surat Al-Anfal 35 :
$ tΒ uρ tβ% x. öΝåκèEŸξ |¹ y‰ΨÏã ÏM øQt7ø9 $# �ω Î) [ !% x6 ãΒ
Zπ tƒÏ‰óÁ s?uρ 4 (#θ è%ρä‹sù z>#x‹ yè ø9 $# $ yϑÎ/ óΟçFΖä.
šχρã�à�õ3s? ∩⊂∈∪
"Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah
siulan dan tepukan
tangan."
Mereka ahli tentang wahyu Allah, sehingga mendengarnya bagaikan
gemerincing
lonceng.
27. Seorang tokoh, kadang-kadang terdiri atas wanita, mengetahui
sesuatu secara
terperinci, berani, banyak dakwah tentang kebenaran. Ucapannya
benar dan
hukumnya adil.
Kata Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi : "Seorang yang bermartabat
seperti ini adalah
Syekh kita Abdul Qadir AI-Jabali di Baghdad.
Sampai saat ini saya tidak tahu orang yang melebihinya dalam
martabat ini.
-
Sayang saya tidak pernah bertemu dengannya. Dalil tentang
mereka, firman Allah
Surat Al-An'am 18:
uθ èδ uρ ã� Ïδ$s)ø9 $# s−öθ sù ÍνÏŠ$t6 Ïã 4 uθ èδ uρ ãΛ Å3ptø:
$# ç�VÎ7 sƒø: $# ∩⊇∇∪ "Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian
hamba--hamba-Nya."
28. Seorang saja pada satu masa, kejadiannya seperti Nabi Isa,
dilahirkan antara roh
dan manusia, sebagaimana dihikayatkan bahwa Ratu Balqis
dilahirkan dari hasil
hubungan jin dan manusia.
Berbeda dengan pendapat ahli medis yang menyatakan bahwa tidak
mungkin dari
mani wanita, lahir anak. Tetapi Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Tugasnya ialah menjaga alam barzakh. Dan setiap masa tidak
pernah kosong dari
tokoh seperti ini.
29. Seorang saja pada setiap masa, kadang-kadang dia wanita. Dia
seorang yang aneh,
selalu menyamar seperti orang kebanyakan lalu-lintas di
jalan.
Orang yang mengenal perilaku Wali Quthub, menyangkanya Wali
Quthub, tetapi
mereka sebenarnya bukan Wali Quthub.
30. Rijalu’ ainit tahkim waz zawa-id, ( )
ya'ni tokoh-tokoh hukum dan perbekalan, sepuluh orang setiap
masa,
menonjolkan tujuan khusus dengan lidah yang lancar dalam mendoa.
Keimanan
mereka kepada yang ghaib-ghaib bertambah-tambah dan keyakinan
mereka untuk
mencapai yang demikian itu pun makin bertambah-tambah pula. Bagi
mereka
tidak ada yang tersembunyi, karena setiap yang tersembunyi itu
bagi mereka jelas
kelihatan dan setiap gerak langkahnya adalah ibadah.
Ketidakghaihan sesuatu bagi mereka itu adalah menambah iman
mereka terhadap
sesuatu yang ghaib lainnya dan bertambah-tambah pula
keyakinannya untuk
mencapainya.
Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Thoha 114 :
’ n?≈yètGsù ª! $# à7Î=yϑø9 $# ‘, ys ø9 $# 3 Ÿωuρ ö≅yf ÷ès? Èβ#u
ö�à)ø9 $$ Î/ ÏΒ È≅ö6 s% βr& #|Ó ø)ムš�ø‹ s9 Î) ≅è%uρ
Éb>§‘
-
’ÎΤ ÷Š Η $ Vϑù=Ïã ∩⊇⊇⊆∪ "Dan katakanlah : "Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
Dan firman-Nya Surat Al- Fatah; 4 :
uθ èδ ü“Ï% ©!$# tΑt“Ρr& sπ oΨ‹Å3¡¡9 $# ’ Îû É>θè=è% tÏΖÏΒ
÷σßϑø9 $# (# ÿρߊ# yŠ ÷”zV Ï9 $YΖ≈ yϑƒ Î) yì̈Β öΝÍκÈ]≈ yϑƒ Î) 3
¬!uρ ߊθ ãΖã_ ÏN≡ uθ≈yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{ $#uρ 4 tβ% x.uρ ª!$# $
¸ϑ‹Î=tã $Vϑ‹ Å3ym ∩⊆∪
"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati
orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka
(yang telah
ada)."
Dan firman-Nya Surat Al-Anfal 2 :
$ yϑ̄ΡÎ) šχθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# tÏ% ©!$# #sŒ Î) t� Ï.èŒ ª!$# ôMn=Å_
uρ öΝåκæ5θ è=è% #sŒ Î)uρ ôM u‹Î=è? öΝÍκöW n=tã …çµ çG≈ tƒ#u
öΝåκøEyŠ# y— $ YΖ≈ yϑƒ Î) 4’n? tãuρ óΟÎγ În/u‘ tβθ è=©.uθ tGtƒ
∩⊄∪
"Sesungguhnya orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut
Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat-
Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah
mereka
bertawakkal."
31. Rijalul isytiaq ( ), tokoh-tokoh kerinduan, berjumlah lima
orang
setiap masa, mereka termasuk golongan raja-raja ahli thariqat di
jalan Allah, dan
diperintahkan Allah kepada mereka untuk menjaga alam ini.
Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Al-Baqarah 238 :
(#θ ÝàÏ�≈ ym ’n? tã ÏN≡ uθ n=¢Á9 $# Íο4θ n=¢Á9 $#uρ 4‘sÜó™âθ ø9
$# (#θ ãΒθè%uρ ¬! t ÏFÏΨ≈ s% ∩⊄⊂∇∪ "Peliharalah segala shalat (mu)
dan (peliharalah) shalat wustha. Dan berdirilah
untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'."
Mereka terus-menerus siang-malam mengerjakan shalat.
Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi pernah berjumpa dengan seorang tokoh
mereka
bernama Shaleh Al-Barbari dan sahabatnya, bergaul dengan dia
sampai akhir
hayatnya. Dan pernah pula bertemu dengan tokoh mereka yang lain,
bernama Abu
Abdullah Al-Mandawi di negeri Fas.
-
32. Sejumlah enam orang setiap masa, diantaranya termasuklah
Ibnu Harun Al-Rasyid
Ahmad As-Sabati.
Ibu Al-Arabi menyatakan pernah berjumpa dengan dia ketika thawaf
pada hari
Jum'at selesai shalat tahun 599. Kami saling bertanya jawab
dalam thawaf itu.
Rohnya menjelma menjadi tubuh kasar, bagaikan tubuh Jibril yang
merupakan
diri sebagai seorang Arab desa.
Masing-masing menguasai satu wilayah dari enam penjuru dunia. Di
antara
mereka kelihatan seperti barisan pengawal kaisar Roma, bergaul
dengan Ibnu Al-
Arabi dengan baik dan sering berjumpa di Damaskus, Swiss, Malta
dan di istana
Kaisar.
Menurut Ibnu Al-'Arabi, dia sangat taat kepada ibunya,
melayaninya, orang
mampu, dan tidak diketahui apakah dia masih hidup atau sudah
meninggal dunia.
Ibnu Al-Qaiyim dalam kitabnya "Ar-Ruh", menerangkan perbedaan
Wali Ar-
Rahman (Wali Tuhan Yang Maha Penyayang) dengan Wali As-Syaithan
(Wali
setan).1
Dikatakannya bahwa Wali Ar-Rahman itu disebutkan Allah dalam
Al-Qur'an :
1. Surat Yunus 62 :
Iωr& �χ Î) u !$uŠÏ9 ÷ρr& «!$# Ÿω ê’öθ yz óΟ ÎγøŠn=tæ
Ÿωuρ öΝèδ šχθçΡt“ øts† ∩∉⊄∪ "Ingatlah, sesungguhnya Wali-wali Allah
itu tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
2. Surat Yunus 63 :
šÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θ çΡ% Ÿ2uρ šχθà)−Gtƒ ∩∉⊂∪ "(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa."
3. Al-Baqarah 3 - 5 :
tÏ% ©!$# tβθ ãΖÏΒ ÷σムÍ= ø‹tó ø9 $$ Î/ tβθ ãΚ‹É)ムuρ nο4θ
n=¢Á9$# $ ®ÿÊΕuρ öΝßγ≈ uΖø%y— u‘ tβθ à)Ï�Ζム∩⊂∪ tÏ%©!$#uρ tβθãΖÏΒ
÷σム!$ oÿÏ3 tΑÌ“Ρé& y7 ø‹s9 Î) !$ tΒ uρ tΑÌ“Ρé& ÏΒ y7
Î=ö7s% Íοt� ÅzFψ$$Î/uρ ö/ ãφ tβθ ãΖÏ%θ ム∩⊆∪ y7Í× ¯≈ s9 'ρé&
4’n? tã “W‰èδ ÏiΒ
öΝÎγ În/§‘ ( y7 Í×̄≈ s9 'ρé& uρ ãΝèδ šχθ ßs Î=ø�ßϑø9 $# ∩∈∪
"(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat dan
1 “Ar-Ruh” halaman 262-264.
-
menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka;
dan mereka
yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan
kepadamu dan
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya
(kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk
dari Tuhannya
dan merekalah orang-orang yang beruntung."
3. Al-Baqarah 177 :
* }§øŠ©9 §�É9 ø9 $# βr& (#θ —9 uθ è? öΝä3yδθ ã_ãρ Ÿ≅t6 Ï% É−
Î�ô³yϑø9 $# É>Ì� øóyϑø9 $#uρ £Å3≈ s9 uρ §�É9ø9 $# ô tΒ z tΒ#u
«!$$ Î/ ÏΘ öθ u‹ø9 $#uρ Ì� ÅzFψ$# Ïπ x6Í× ¯≈ n=yϑø9 $#uρ É=≈tGÅ3ø9
$#uρ z↵Íh‹Î;̈Ζ9 $#uρ ’tA# u uρ tΑ$ yϑø9 $# 4’n? tã ϵÎm6 ãm “
ÍρsŒ
4†n1ö� à)ø9 $# 4’yϑ≈ tGuŠø9 $#uρ tÅ3≈ |¡yϑø9 $#uρ t ø⌠$#uρ È≅‹Î6
¡¡9 $# t,Î#Í←!$ ¡¡9$#uρ ’ Îû uρ ÅU$s%Ìh�9 $# uΘ$ s%r& uρ nο4θ
n=¢Á9 $# ’ tA# u uρ nο4θ Ÿ2̈“9 $# šχθèùθ ßϑø9 $#uρ öΝÏδωôγ yè Î/
#sŒ Î) (#ρ߉yγ≈ tã ( tÎ�É9≈ ¢Á9 $#uρ ’ Îû Ï!$ y™ù' t7ø9 $# Ï !#
§�œØ9$#uρ
tÏn uρ Ä ù̈' t7 ø9$# 3 y7Í× ¯≈ s9 'ρé& t Ï%©!$# (#θ è%y‰|¹ (
y7 Í×̄≈ s9 'ρé& uρ ãΝèδ tβθ à)−Gßϑø9 $# ∩⊇∠∠∪ "Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebaktian,
akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada
Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka
itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang
bertaqwa."
5. Surat Al-Anfal 2-4 :
$ yϑ̄ΡÎ) šχθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# tÏ%©!$# #sŒ Î) t� Ï.èŒ ª!$# ôM n=Å_
uρ öΝåκæ5θ è=è% #sŒ Î)uρ ôMu‹ Î=è? öΝÍκöW n=tã …çµçG≈ tƒ#u
öΝåκøEyŠ# y— $ YΖ≈ yϑƒ Î) 4’ n? tãuρ óΟÎγ În/u‘ tβθ è=©.uθ tGtƒ ∩⊄∪
š Ï%©!$# šχθßϑ‹ É)ムnο4θ n=¢Á9 $# $£ϑÏΒ uρ öΝßγ≈uΖø%y— u‘
tβθ à)Ï�Ζム∩⊂∪ y7Í× ¯≈ s9 'ρé& ãΝèδ tβθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# $
y)ym 4 öΝçλ °; ìM≈y_ u‘yŠ y‰ΨÏã óΟ Îγ În/u‘ ×οt� Ï�øótΒ uρ ×−ø—
Í‘uρ ÒΟƒÌ� Ÿ2 ∩⊆∪
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-
ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada
Tuhanlah mereka
bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan
-
sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itu.lah
orang-orang yang
beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa
derajat
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (ni'mat)
yang mulia."
6. Surat Al-Mukminun 1-11 :
ô‰s% yxn=øùr& tβθ ãΖÏΒ÷σßϑø9 $# ∩⊇∪ tÏ% ©!$# öΝèδ ’ Îû
öΝÍκÍEŸξ |¹ tβθ ãè ϱ≈yz ∩⊄∪ tÏ%©!$#uρ öΝèδ Ç tã Èθ øó̄=9 $# šχθàÊ
Ì� ÷èãΒ ∩⊂∪ tÏ% ©!$#uρ öΝèδ Íο4θx.̈“=Ï9 tβθ è=Ïè≈ sù ∩⊆∪ tÏ%©!$#uρ
öΝèδ öΝÎγ Å_ρã�à�Ï9 tβθ ÝàÏ�≈ ym
∩∈∪ �ω Î) #’n? tã öΝÎγ Å_≡uρø— r& ÷ρr& $ tΒ ôM s3n=tΒ
öΝåκß]≈ yϑ÷ƒ r& öΝåκ̈ΞÎ* sù ç�öVxî š ÏΒθè=tΒ ∩∉∪ Ç yϑsù 4
xötGö/$# u !#u‘uρ y7 Ï9≡ sŒ y7 Í× ¯≈ s9'ρé' sù ãΝèδ tβρߊ$ yèø9 $#
∩∠∪ tÏ% ©!$#uρ öΝèδ öΝÎγ ÏF≈oΨ≈ tΒ L{ öΝÏδ ωôγ tãuρ tβθ ãã≡ u‘
∩∇∪
tÏ% ©!$#uρ ö/ ãφ 4’ n? tã öΝÍκÌE≡ uθ n=|¹ tβθ ÝàÏù$ ptä† ∩∪ y7Í×
¯≈ s9 'ρé& ãΝèδ tβθ èOÍ‘≡ uθ ø9 $# ∩⊇⊃∪ šÏ%©!$# tβθèOÌ� tƒ }̈
÷ρyŠ ö� Ï�ø9 $# öΝèδ $pκW Ïù tβρà$Î#≈ yz ∩⊇⊇∪
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu
orang-orang yang
khusyu’ dalam sembahyang; dan orang-orang yang menjauhkan diri
dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna; dan orang-orang
yang
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menjaga kemaluannya;
kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka
dalam hal ini tiada tercela; barangsiapa yang mencari di balik
itu, maka mereka
itulah orang-orang yang melampaui Batas. Dan orang-orang yang
memelihara
amanatamanat (yang dipikulnya) dan janji-janji; dan orang-orang
yang
memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mewanisi;
(ya'ni) yang akan mewarisi Sorga Firdaus, mereka kekal
didalamnya.
7. Surat Al-Furqan 63 - 69 :
ߊ$ t7Ïãuρ Ç≈ uΗ÷q§�9 $# šÏ%©!$# tβθ à±ôϑtƒ ’ n? tã ÇÚö‘ F{$# $
ZΡöθ yδ #sŒ Î)uρ ãΝßγ t6 sÛ%s{ šχθ è=Îγ≈ yfø9 $# (#θ ä9$s% $Vϑ≈
n=y™ ∩∉⊂∪ zƒ Ï%©!$#uρ šχθçG‹ Î6 tƒ óΟ ÎγÎn/t� Ï9 # Y‰¤f ß™ $ Vϑ≈
uŠÏ%uρ ∩∉⊆∪ šÏ%©!$#uρ tβθ ä9θ à)tƒ $ uΖ−/u‘ ô∃Î�ñÀ $# $ ¨Ψtã
z>#x‹ tã tΛ© yγy_ ( �χÎ) $ yγ t/# x‹tã tβ% x. $ ·Β#t�xî ∩∉∈∪ $
yγ ¯ΡÎ) ôNu !$ y™ # v� s)tGó¡ ãΒ
$ YΒ$s)ãΒ uρ ∩∉∉∪ tÏ% ©!$#uρ !#sŒ Î) (#θ à)x�Ρr& öΝs9 (#θ
èùÌ� ó¡ ç„ öΝs9 uρ (#ρç�äIø)tƒ tβ% Ÿ2uρ š÷t/ š�Ï9≡ sŒ $ YΒ#uθs%
∩∉∠∪ tÏ% ©!$#uρ Ÿω šχθããô‰tƒ yìtΒ «! $# $ ·γ≈s9 Î) t� yz#u Ÿωuρ tβθ
è=çF ø)tƒ }§ø�̈Ζ9 $# ÉL©9 $# tΠ §� ym ª!$# �ω Î)
-
Èd, ysø9 $$ Î/ Ÿωuρ šχθçΡ÷“tƒ 4 tΒ uρ ö≅yè ø�tƒ y7Ï9≡ sŒ t, ù=tƒ
$ YΒ$rOr& ∩∉∇∪ ô# yè≈ŸÒ ムã&s! Ü>#x‹yè ø9 $# tΠ öθ tƒ
Ïπ yϑ≈ uŠÉ)ø9 $# ô$é#øƒs†uρ ϵŠÏù $ºΡ$ yγ ãΒ ∩∉∪
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu
orang-orang yang
khusyu' dalam sembahyang; dan orang-orang yang menjauhkan diri
dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna; dan orang-orang
yang
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menjaga kemaluannya;
kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka dalam
hal ini tiada tercela; barangsiapa yang mencari di balik itu,
maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui Batas. Dan orang- orang yang
memelihara amanat--
amanat (yang dipikulnya) dan janji-janji; dan orang-orang yang
memelihara
sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi; (ya
'ni) yang akan
mewarisi Sorga Firdaus, mereka kekal didalamnya.
"Dan hamba-hamba yang baik daii Tuhan Yang Maha Penyayang itu
(ialah)
orang-orang yang bedalan di atas bumi dengan rendah hati dan
apabila orang-
orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung)
keselamatan."
"Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri
untuk Tuhan
mereka."
"Dan orang-orang yang berkata : "Ya Tuhan kami, jauhkanlah,
'adzab Jahannam
dari kami, sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang
kekal."
"Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-bunik tempat menetap dan
tempat
kediaman."
"Dan orang-orangyang apa bila membelanjakan (harta) mereka tidak
berlebih-
lebihan, dan tidak (pula) kikir; dan adalah (perbelanjaan itu)
di tengah-tengah
antara yang demikian."
"Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta
Allah dan tidak
membunuh jiwa yang di haramkan Allah (membunuhnya ) kecuali
dengan n) yang
benai, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian
itu, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa (nya)."
"(Yakni akan dilipatgandakan adazab untuknya pada hari kiamat
dan dia akan
kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina."
8. Surat An-Nur 52 :
tΒuρ ÆìÏÜム©!$# … ã&s!θ ß™u‘uρ |·øƒs†uρ ©!$# ϵø)−Gtƒ uρ y7
Í×̄≈ s9 'ρé' sù ãΝèδ tβρâ“ Í←!$ x�ø9 $# ∩∈⊄∪
-
"Dan barangsiapa yang taut kepada Allah dun Rasul-Nya dan takut
kepada Allah
dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang
mendapat
kemenangan."
9. Surat A1-Ma'arij 19 - 35 :
* ¨βÎ) z≈ |¡ΣM}$# t, Î=äz % ·æθ è=yδ ∩⊇∪ #sŒÎ) çµ ¡¡tΒ •�¤³9 $#
$ Yãρâ“y_ ∩⊄⊃∪ #sŒ Î)uρ çµ ¡¡tΒ ç�öV sƒø: $# $ ¸ãθ ãΖtΒ ∩⊄⊇∪ �ω Î)
t, Íj#|Á ßϑø9 $# ∩⊄⊄∪ tÏ% ©!$# öΝèδ 4’ n?tã öΝÍκÍEŸξ |¹ tβθ
ßϑÍ←!#yŠ ∩⊄⊂∪ š É‹©9 $#uρ þ’ Îû
öΝÏλ Î;≡uθ øΒ r& A, ym ×Πθè=÷è ¨Β ∩⊄⊆∪ È≅ Í←!$ ¡¡=Ïj9 ÏΘρã�
ós yϑø9 $#uρ ∩⊄∈∪ tÏ% ©!$#uρ tβθ è%Ïd‰|Á ムÏΘ öθ u‹Î/ ÈÏd‰9 $#
∩⊄∉∪ tÏ% ©!$#uρ Νèδ ôÏiΒ É>#x‹tã ΝÍκÍh5u‘ tβθ à)Ï�ô±•Β ∩⊄∠∪ ¨βÎ)
z>#x‹tã öΝÍκÍh5u‘ ç�öV xî 5βθ ãΒ ù' tΒ ∩⊄∇∪
tÏ% ©!$#uρ ö/ ãφ öΝÎγ Å_ρã� à�Ï9 tβθ ÝàÏ�≈ ym ∩⊄∪ �ω Î) #’ n? tã
óΟÎγ Å_≡ uρø—r& ÷ρr& $ tΒ ôM s3n=tΒ öΝåκß]≈ yϑ÷ƒ r&
öΝåκ̈ΞÎ* sù ç�öV xî tÏΒθ è=tΒ ∩⊂⊃∪ Ç yϑsù 4 xötGö/$# u !#u‘uρ y7
Ï9≡ sŒ y7 Í×̄≈ s9 'ρé' sù ç/ èφ tβρߊ$ yèø9 $# ∩⊂⊇∪ tÏ% ©!$#uρ
öΛèε
öΝÍκÉJ≈ oΨ≈ tΒ L{ ôΜÏδ ωôγ tãuρ tβθãã≡ u‘ ∩⊂⊄∪ t Ï%©!$#uρ Νèδ
öΝÍκÌE≡ y‰≈ pκy¶Î/ tβθ ßϑÍ←!$ s% ∩⊂⊂∪ tÏ% ©!$#uρ öΛèε 4’ n?tã
öΝÍκÍEŸξ |¹ tβθÝà Ïù$ ptä† ∩⊂⊆∪ y7 Í×̄≈ s9 'ρé& ’Îû ;M≈̈Ζy_ tβθ
ãΒ t�õ3•Β ∩⊂∈∪
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi
kikir" (19)
"Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah." (20)
"Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir" (21)
"Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat." (22)
"Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya." (23)
"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bahagian
tertentu." (24)
"Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai
apa-apa
(yang tidak mau meminta)." (25)
"Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan." (26)
"Dan orang-orang yang takut terhadap Tuhannya." (27).
"Karenanya sesungguhnya adzab Tuhan mereka tidak dapat orang
merasa aman
(dari kedatangannya)." (28).
"Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya," (29).
"Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang
mereka miliki, maka
-
sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela." (30).
"Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah
orang- orang yang
melampaui batas." (31).
"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya)
dan
janjinya." (32).
"Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya." (33).
"Dan orang-orang yang memelihara shalatnya." (34).
"Mereka itu (kekal) di Sorga lagi dimuliakan." (35).
10. Surat At-Taubah 112 :
šχθç6 Í≥̄≈ −F9 $# šχρ߉Î7≈ yè ø9 $# šχρ߉Ïϑ≈ ptø: $# šχθßs Í×̄≈
¡¡9 $# šχθãè Å2≡ §�9$# šχρ߉Éf≈¡¡9 $# tβρã�ÏΒ Fψ$# Å∃ρã� ÷èyϑø9 $$
Î/ šχθ èδ$̈Ψ9 $#uρ Ç tã Ì� x6Ψßϑø9 $# tβθ ÝàÏ�≈ ys ø9 $#uρ
ÏŠρ߉çtÎ:
«!$# 3 Î�Åe³o0uρ š ÏΖÏΒ÷σßϑø9 $# ∩⊇⊇⊄∪ "Mereka itu adalah
orang-orang bertaubat, yang beribadat, yang memuji (Allah)
yang melewat, yang ruku, yang sujud, yang menyuruh berbuat
ma'ruf dan
mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah.
Dan
germbirakanlah orang-orang mu'min itu."
Ayat-ayat tersebut menjelaskan sifat-sifat Wali yang biasanya
mempunyai
keramat, sebagai akibat akrabnya dengan Allah. Dan inilah yang
dinamakan Wali Allah.
Jika tidak memiliki sifat-sifat tersebut, maka dia bukan Wali
Allah, boleh jadi
wali setan. Karena wali setan itu adalah orang-orang yang
menurutkan kehendak
pemimpin mereka, ya'ni Iblis. Dia berusaha mengajak orang
kejalannya, baik dengan
ucapan maupun dengan perbuatan. Bila ada orang melawannya, maka
mereka akan
memeranginya.
Wali setan mengajak orang kepada syirik, maksiat, kedurhakaan
dan melanggar
ketentuan Allah.
Apabila anda kesamaran, ragu-ragu apakah seseorang itu Wali
Allah atau wali
setan, maka perhatikanlah tiga perkara pada dirinya:
1. Shalatnya.
2. Kecintaannya dan keluarganya kepada Sunnah.
3. Dakwahnya ke jalan Allah dan Rasul-Nya.
-
Apabila yang tiga perkara ini tidak ada pada dirinya, maka
pastilah ia wali setan
bukan Wali Allah, walaupun ia bisa berjalan di atas air, terbang
di udara, mengetahui
peristiwa yang akan terjadi, dan sebagainya.
Maka Wali Ar-Rahman itu adalah orang-orang yang ikhlas
menjalankan perintah
Allah dan Rasul-Nya, menyatakan yang halal itu halal dan yang
haram itu haram. Tidak
melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah
SAW. dan para
sahabatnya, tidak menjadikan agama itu sebagai olok-olok dan
permainan, amat suka
mendengar bacaan Al-Qur'an dan amat benci mendengar bujukan
setan.
Firman Allah Surat Al-Anfal 34 :
$ tΒ uρ óΟ ßγ s9 �ωr& ãΝåκu5Éj‹ yè ムª!$# öΝèδ uρ šχρ‘‰ÝÁ
tƒ Çtã ωÉf ó¡yϑø9 $# ÏΘ#t� ys ø9 $# $ tΒ uρ (# þθ çΡ% Ÿ2 ÿ…çνu !$
uŠÏ9 ÷ρr& 4 ÷βÎ) ÿ…çνäτ !$ u‹Ï9 ÷ρr& �ω Î) tβθ à)−Gßϑø9 $#
£Å3≈ s9 uρ öΝèδu�sYò2r& Ÿω tβθ ßϑn=ôètƒ ∩⊂⊆∪
"Kenapa Allah tidak mengadzab mereka padahal mereka menghalangi
orang untuk
(mendatangi) Masfidil Haram, dan mereka bukanlah orang-orang
(Wali-wali-Nya)
yang berhak menguasainya? Orang-orang (Wali-wali-Nya) yang
berhak
menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertaqwa, tetapi
kebanyakan mereka
tidak mengetahui."