- KERAJAAN TIDORE -
- KERAJAAN TIDORE -
Tidore Secara Etimologi
• Tidore Berasal dari Bahasa Tidore dan Bahasa Arab Dialek Irak
• Dalam Bahasa Tidore, “To ado re” artinya “Aku Telah Sampai”
• Dalam Bahasa Arab Dialek Irak , “Anta Thadore” artinya “Kamu Datang”
• Penggabungan 2 Rangkaian kata ini bermula dari suatu peristiwa, dimana kisahnya sering terjadi pertikaian antar para Kepala suku (momole) di Tidore
Kerajaan Islam
• Kerajaan Tidore Merupakan Kerajaan yang Bercorak Islam
• Pada Tahun 1471, Agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan
• Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab
Letak
• Kerajaan Tidore adalah Kerajaan yang terletak di selatan Ternate yaitu di wilayah Kota Tidore, Maluku Utara, Indonesia
• Tidore dikenal dengan nama; “Limau Duko” atau “Kie Duko”, yang berarti pulau yang bergunung api. Penamaan ini sesuai dengan kondisi topografi wilayahnya
Kota Tidore Kepulauan
Waktu Berdiri
• Kerajaan Tidore Berdiri hampir sama dengan Kerajaan Ternate yaitu sekitar Abad ke – 13
• Sultan Mansur Sebagai Raja Pertama
Waktu Berjaya
• Kerajaan Tidore Berjaya sekitar Abad ke 16 sampai Abad ke - 18
• Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris
• Sultan Nuku adalah Putra dari Sultan Jamaluddin
Wilayah Kekuasaan
• Pada Masa Kejayaanya, Kerajaan ini dapat meguasai beberapa Wilayah yaitu :– Sebagian Besar Pulau Halmahera– Pulau Buru– Pulau Seram– Pulau Raja Ampat– Pulau Kai– Pulau-pulau di Pesisir Papua Barat
Hubungan dengan Kerajaaan Ternate
• Kerajaan Tidore dan Kerajaan Ternate pada awalnya sering terlibat pertempuran
• Kerajaan Tidore dan Kerajaan Ternate juga bersaing dalam bidang perdagangan rempah-rempah
• Cengkeh dari Maluku dikenal sebagai yang terbaik di dunia
Masa Kejayaan
• Saat Ternate dan Tidore Bersatu. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat
Kehidupan Sehari-hari
• Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an
Raja – Raja yang Memerintah
• Sultan Mansur• Sultan Jamaluddin ( Ciriliyah )• Sultan Khairun• Sultan Baabullah• Sultan Saifuddin (1657-1689)• Sultan Nuku ( Putra Sultan
Jamaluddin ) / Nuku Muhammad Amiruddin (1780-1805)
• Kamaluddin (Adik Sultan Nuku )• d.l.l
Kedatagan Bangsa Asing
• Pada tahun 1521, Sultan Mansur dari Tidore menerima Spanyol sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan kerajaan Ternate saingannya yang bersekutu dengan Portugis. Setelah mundurnya Spanyol dari wilayah tersebut pada tahun 1633 karena protes dari pihak Portugis sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas 1494, Tidore menjadi salah kerajaan paling independen di wilayah Maluku. Terutama di bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (memerintah 1657-1689), Tidore berhasil menolak pengusaan VOC terhadap wilayahnya dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir abad ke-18
Kemunduran
• Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut
• Adanya VOC yang menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku
Bukti – Bukti Sejarah
• Berita dari Tome ‘Pires dab Antonio Galvao (Keduanya merupakan orang Portugis)
Mahkota & keris
Al-Qur’an Tulis Tangan
Makanan Khas
Peninggalan Sejarah
Sekian & Terima Kasih