Slide 1
KERACUNAN MORFINDosen Penguji :Saebani, SKM. Mkes
Residen Pembimbing :dr. Donald Rinaldi
Ivana Las Maria Sagala(0861050006) FK UKIIndri Patra(0961050037)
FK UKIFriska Karolina(0961050041) FK UKIAndhika Djajadi(0961050043)
FK UKINanda Chaerully(1220221103) FK UPNArganita Kusuma
Dewi(1220221144) FK UPN
Rumusan MasalahManfaat PenelitianPendahuluanBerdasarkan data
Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah penyalahgunaan narkoba terus
mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya
Marijuana admissions, by gender, age, and race/ethnicity:
2010
Primary and secondary/tertiary substance of abuse:
2010Adolescent admissions aged 12 to 17, by marijuana involvement
and criminal justice referral: 2000-2010
Narkotika menurut UU RI No 35 tahun 2009 pasal 1 adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi-sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi, sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
PengertianNarkotika digolongkan menjadi 3 : Sumber zat : Papaver
somniferum (poppy)
Metode ekstraksi :
ASAM SULFATALKALOID + AS. MEKONAT
AMMONIUM HIDROKSI / SODIUM KARBONAT
MORFIN
Struktur KimiaMorphine Rule (C17H19NO3):nitrogen tersier dengan
substituen alkil kecilkarbon kuaterner terkait cincin
aromatik.kelompok fenil atau setara isosterik yang langsung melekat
pada karbon kuaterner.2 karbon pemisah antara karbon kuaterner dan
nitrogen tersier.Klasifikasi OpioidAgonis opoidAgonis-antagonis
(campuran) opioidAntagonis opioidkerjaReseptor (kappa)Agonis
danAntagonisMencegah agoniscontohmorfinfentanil, alfentanil,
sufentanil, remifentanil, kodein, alfaprodin.
pentazosin, nabulfin, butarfanol, bufrenorfinnalokson.
Cara Penggunaan Morfin
Awalnya: PERORALInjeksi sub kutan/ skin poppingInjeksi IV/
mainlining
Inhalasi melalui hidung/ nassal insufflations inhalasi uap
(chasing the dragon)
Dihisap seperti rokokFARMAKOKINETIKAbsorpsi : Diabsorbsi baik
pada pemberian IMOnset : 15-30 menitEfek tertinggi : 45-90 menit
Durasinya sekitar 4 jam. Tidak diserap baik pada pemberian
oralPemberian IV selama masa operasiEfek puncak : 15-30 menit
Distribusi :CNS Hanya sebagian kecilPenyebab lambatnya penetrasi
morfin ke CNS antara lain: a. Kelarutan lemak yang rendah. b.
Tingginya derajat ionisasi pada pH fisiologis. c. Ikatan protein.
d. Konjugasi cepat dengan asam glukoronat. Ginjal, hati dan otot
skeletal terakumulasi cepatMetabolismeHepatik dikonjugasikan dengan
asam glukoronat Ekstra hepatik ginjal
EkskresiMetabolit morfin akan dieliminasi melalui urin7-10% :
melalui empedu.
FARMAKODINAMIK PATOFISIOLOGI TOLERANSI MORFINGEJALA LEPAS
OBATAGITASINYERI OTOT DAN TULANG
INSOMNIANYERI KEPALAKRITERIA KERACUNANAdanya keterangan korban
kontak dengan racunTanda atau gejala klinisBukti dari hasil
laboratorisPemeriksaan bedah mayat sesuai dengan
mikroskopisPemeriksaan lab terbukti adanya metabolit didalam tubuh
korban secara sistematis
Eksitasi SSPFase NarkoseTidak sadar, nadi kecil dan lemah,
relaksasi otot-otot, pernafasan sukar teratur dan menjadi dangkal,
tubuh menjadi dingin, pucat, teleng mata mengecil (pin head size)
KematianKematian Secara Langsung(Akibat Narkotika sendiri)*Depresi
pusat pernafasan*Oedema pulmonum*Syok AnafilaktikKematian Secara
Tidak Langsung (Akibat infeksi dari pemakaian alat dan preparat
yang tidak steril)*Hepatitis *Pneumonia* Dan lain-lainPin point
(pupil sangat kecil)Nafas tersengal sengalKoma Pupil dilatasi
(pelebaran pupil)NauseaEdema paruGEJALA KELEBIHAN DOSISGEJALA BILA
SANGAT HEBATTanda intoksikasi morfin :Penekanan SSP dan
sedasiIntensinal menurun sampai konstipasiAnalgesiaMual,
muntahBicara cadelBradikardiaKonstriksi pupilKejang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Penatalaksanaan kegawatanPenilaian
klinisDekontaminasiPemberian antidote / penawarTerapi suportif,
konsultasi, dan rehabilitasiObservasi dan
konsultasiRehabilitasi
Untuk terapi intoksikasiNaloxone HCI 0,4 mg IV, IM atau SC dapat
diulang setelah 2 menit sampai 2-3 kali. Bila tidak ada reaksi
pikiran kemungkinan zat lain.
Terapi Apabila Putus Zat :1. Cara konvensional/ simptomatika.
Analgetik : tramadol, analgetik non narkotik, As, Mefenamat, dsb.b.
Dekongestan : misalnya Fenllpropanolaminc. Metropropamidd.
Spasmolitike. Antiansietas dan Sedative (Golongan
Benzodiazepin)2.Putus Opiat Bertahap : Morfin, Petidin, Metadon
atau Kodein yang diturunkan secara bertahap. Misalnya Kodein 3 x
60-80 mg/hari diturunkan 10 mg tiap hari.3.Substitusi non oploid :
Clonidine dimulai dengan 17 Mikrogram/kg BB dibagi dalam 3-4 kali
pemberian. Dosis diturunkan bertahap dan selesai dalam 10
hari.4.Metode cepat dalam anastesi (Rapid Oploid
Detoxification).
Penemuan Postmortem pada Jenazah Keracunan Morfin 4 aspek
penyidikan
Pengambilan SampelSampel terbaik adalah saat jenazah belum
diawetkan dengan formalin, diambil dari :
UrinDarahLambungHatiEmpeduGinjalOtakJaringan sekitar
suntikanRambutNasal Swab
Tempat sampelHarus dicuci dengan asam kromat terlebih dahulu. 1
buah wadah ukuran 2L untuk hati 3 buah wadah ukuran 1L untuk
lambung, otak, ginjal 4 buah botol 25 cc untuk darah 1 buah botol
untuk urin 1 buah botol untuk empedu
Pengambilan Sampel Pengawet Sampel padat dengan alkohol absolut
atau garam jenuh.2. Darah dengan NaF atau NaF + Na Sitrat3. Urin
dengan Na Benzoat+Fenil merkuri sitrat
Pengiriman sampelTempat sampel diberi label (tempat pengambilan,
nama korban, pengawet, isi)Hasil otopsi secara singkat
disertakanDimasukkan kotak, diikat, lalu diberi lak pengamanBerita
acara pengiriman dan penyegelan disertakan
Pemeriksaan Barang Bukti
Pemeriksaan Toksikologi sebagai barang buktiUrin, cairan empedu
dan daerah tempat suntikan (diambil sampai radius 5-10cm dr tmpt
suntikan)Darah dan isi lambung, diperiksa bila diperkirakan
keracunannya peroralNasal swab, kalau diperkirakan melalui cara
menghirup atau sniffing
Metode Thin Layer Chromatography atau dengan Gas Chromatography
(Gas Liquid Chromatography).terutama peroraldihidroliser terlebih
dahuluNalorfine TestKadar morfin dlm urin = 5 mg% korban minum
heroin/morfin jumlah sangat banyak Bila kadar morfin/heroin dalam
urin 5-20 mg%, atau kadar morfin/ heroin dalam darah 0,1-0,5 mg%
pemakaiannya lebih besar dosis lethalis
Uji Froehde2 gram ammonium molybdate25 ml H2SO4
pekatReagenSampelBiru-Ungu (morfin)Uji Marquis40 tetes formaldehid
40%60 ml H2SO4 pekatReagenSampelMerah - Ungu (morfin)Uji Asam
NitratUji FerrikhloridaAsam nitrat pekatSampelMerah
Oranye(morfin)Ferrikhlorida + AirSampelBiru -Hijau (morfin) Uji
Ferrikhlorida FroehdeMarquisAsam NitratFerikhloridaOpiumBiru -
UnguMerah - UnguMerah - OranyeBiru - HijauMorfinBiru - UnguMerah -
UnguMerah - OranyeBiru - HijauHeroinBiru - UnguMerah -
UnguHijauODilaudidBiru UnguMerah Ungu (lambat)Merah Oranye Biru-
HijauKodein Olive- HijauMerah - Ungu Merah Orange (lemah)ODikodid
Khaki- Hijau OMerah Ungu(Lambat)Kuning (Lambat)OPethidinHijau
Oranye - lemah-Merah - OranyeApomorfinUnguMerah - UnguUngu - merah
- oranyeOPapaverinKuning - OMerah - OranyeKuningNarkotikaReagensia
(dilarutkan dalam 100 ml air)Tipe KristalKepekaan
(mikogram)MorfinKalium tri-ioddide (2gl 4gK1)Plates0,1HeroinMerkuri
khloridaPlatinum khlorida (5 g)Fine
dendritesRosettes0,10,25KodeinKalium cadmium iodida (1g cadmuim
iodide 2 g K1)Gelatinous resettes0,01PethidinAsam pikrat
pekatFeathery rosettes0,1Undang-Undang Yang Berhubungan Dengan
Morfin
Berdasarkan Undang Undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika
pasal 6 narkotika dibagi menjadi digolongkan ke dalam:a. Narkotika
Golongan Ib. Narkotika Golongan IIc. Narkotika Golongan III
Morfin termasuk dalam narkotika golongan II. Pasal - pasal yang
terkait dengan narkotika golongan II adalah
Pasal 117 tentang hukuman bagi yang tanpa hak atau melawan hukum
dan perbuatan memiliki, menyimpan menguasai, atau menyediakan
Narkotika Golongan II.Pasal 118 hukuman bagi yang tanpa hak atau
melawan hukum dan perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor,
atau menyalurkan Narkotika Golongan II.Pasal 119 tentang hukuman
bagi yang tanpa hak atau melawan hukum dan perbuatan menawarkan
untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam
jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II.Pasal
120 tentang hukuman bagi yang tanpa hak atau melawan hukum dan
perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransit Narkotika
Golongan II.Pasal 121 tentang hukuman bagi yang tanpa hak atau
melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan II tehadap orang lain
atau memberikan Narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain
dan apabila mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen.