BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 375 TAHUN 2020 TENTANG ROADMAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, MENIMBANG : a. bahwa guna mendukung penyelenggaraan pengumpulan, pemeliharaan, penyimpanan, penggunaan pengelolaan, pemutakhiran, pertukaran dan penyebarluasan informasi Geospasial, diperlukan panduan berupa roadmap penyelenggaraan Informasi Geospasial; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Roadmap Penyelenggaraan Informasi Geospasial Kabupaten Bantul; MENGINGAT : 1. Undang-Undang nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembetukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewah Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagian telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulia Berlakunja Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di Djawa Timoer/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BUPATI BANTUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KEPUTUSAN BUPATI BANTUL
NOMOR 375 TAHUN 2020
TENTANG
ROADMAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL
KABUPATEN BANTUL
BUPATI BANTUL,
MENIMBANG
: a. bahwa guna mendukung penyelenggaraan pengumpulan,
pemeliharaan, penyimpanan, penggunaan pengelolaan,
pemutakhiran, pertukaran dan penyebarluasan informasi
Geospasial, diperlukan panduan berupa roadmap
penyelenggaraan Informasi Geospasial;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam dalam huruf a, perlu menetapkan
Keputusan Bupati tentang Roadmap Penyelenggaraan
Informasi Geospasial Kabupaten Bantul;
MENGINGAT : 1. Undang-Undang nomor 15 Tahun 1950 tentang
Pembetukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Daerah Istimewah Jogjakarta (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5214);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Reublik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagian telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulia Berlakunja Undang-Undang Tahun
1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten di Djawa
Timoer/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor
59);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011
tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502);
6. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Jaringan Informasi Geospasial Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 78);
7. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu
Data Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 112);
8. Peraturan Bupati Nomor 107 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten
Bantul (Berita Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2019
Nomor 107);
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG ROADMAP
PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL
KABUPATEN BANTUL.
KESATU : Roadmap Penyenggaraan Informasi Geospasial Kabupaten
Bantul sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Bupati
ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bantul Pada tanggal 13 Agustus 2020
BUPATI BANTUL, ttd
SUHARSONO
Salinan Keputusan Bupati ini disampaikan kepada Yth. :
1. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Cq. Kepala Biro Hukum Setda. DIY;
2. Ketua DPRD Kabupaten Bantul;
3. Kepala Inspektorat Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bantul;
Untuk diketahui dan / atau dipergunakan sebagaimana mestinya.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI BANTUL
NOMOR 375 TAHUN 2020
TENTANG
ROADMAP PENYELENGGARAAN
INFORMASI GEOSPASIAL
KABUPATEN BANTUL
ROADMAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL
KABUPATEN BANTUL
1
TAHUN 2020
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KABUPATEN BANTUL
ROADMAP
PENYELENGGARAAN
INFORMASI GEOSPASIAL
KABUPATEN BANTUL
2
DAFTAR ISTILAH Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan
data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah
diakses dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah melalui pemenuhan
standar data, metadata, interoperabilitas data, dan menggunakan kode referensi dan data
induk.
Data adalah catatan atas kumpulan fakta atau deskripsi berupa angka, karakter, simbol,
gambar, peta, tanda, isyarat, tulisan, suara. Dan/atau bunyi, yang mempresentasikan
keadaan sebenarnya atau menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi.
Standar data adalah standar yang mendasari data tertentu.
Metadata adalah informasi dalam bentuk struktur dan format yang baku untuk
menggambarkan data, menjelaskan data, serta memudahkan pencarian, penggunaan, dan
pengelolaan informasi data.
Interoperabilitas data adalah kemampuan Data untuk dibagipakaikan antar sistem
elektronik yang saling berinteraksi.
Kode referensi adalah tanda berisi karakter yang mengandung atau menggambarkan
makna, maksud, atau norma tertentu sebagai rujukan identitas Data yang bersifat unik.
Data induk adalah Data yang merepresentasikan objek dalam proses bisnis pemerintah
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk digunakan bersama.
Data Prioritas adalah Data terpilih yang berasal dari daftar data yang akan dikumpulkan
pada tahun selanjutnya yang disepakati dalam Forum Satu Data Indonesia.
Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang
bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas
sektoral, berskala nasional, makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung
jawab Badan.
Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan
pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan.
3
Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujuan untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam
kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi,
perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.
Informasi Geospasial Dasar (IGD) adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat
secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah
dalam waktu yang relatif lama.
Informasi Geospasial Tematik (IGT) adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih
tema tertentu yang dibuat mengacu pada IGD.
Jaringan Informasi Geospasial Nasional (Jaringan IGN) adalah suatu sistem
penyelenggaraan pengelolaan lG secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi, dan
berkesinambungan serta berdayaguna.
Jaringan Informasi Geospasial Daerah (Jaringan IG Daerah) adalah Pemerintah
Kabupaten Bantul yang bertugas sebagai simpul jaringan.
Simpul Jaringan adalah institusi yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran, dan penyebarluasan DG dan lG
tertentu.
Portal satu data Indonesia tingkat kabupaten adalah media bagi-pakai data di
Kabupaten Bantul yang dapat diakses melalui pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi.
Pembina data adalah instansi pusat yang diberi kewenangan melakukan pembinaan
terkait data atau instansi daerah yang diberikan penugasan untuk melakukan pembinaan
terkait data.
Pembina data tingkat kabupaten adalah instansi pusat berkedudukan di kabupaten atau
perangkat daerah di kabupaten yang diberi kewenangan melakukan pembinaan terkait data
di tingkat kabupaten.
4
Walidata adalah unit pada instansi pusat dan instansi daerah yang melaksanakan kegiatan
pengumpulan, pemeriksaan, dan pengelolaan data yang disampaikan oleh produsen data,
serta menyebarluaskan data.
Walidata tingkat kabupaten adalah perangkat daerah di kabupaten yang melaksanakan
kegiatan pengumpulan, pemeriksaan, dan pengelolaan data yang disampaikan oleh
produsen data tingkat kabupaten, serta menyebarluaskan data.
Walidata pendukung adalah unit kerja yang membantu ketugasan walidata tingkat
kabupaten.
Produsen data adalah unit pada instansi pusat dan instansi daerah yang menghasilkan
data berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Produsen data tingkat kabupaten adalah perangkat daerah di kabupaten yang
menghasilkan data berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Forum satu data Indonesia adalah wadah komunikasi dan koordinasi penyelenggaraan
satu data Indonesia.
Forum satu data Indonesia tingkat kabupaten adalah wadah komunikasi dan koordinasi
penyelenggaraan satu data Indonesia di kabupaten.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Informasi Publik (PPID) adalah pejabat
yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, pendokumentasian, penyimpanan,
pemeliharaan, penyediaan, distribusi, dan pelayanan informasi dan dokumentasi di
lingkungan pemerintahan daerah, yang terdiri dari PPID Utama dan PPID Pembantu.
Pengguna data adalah Instansi Pusat, Instansi Daerah, perseorangan, kelompok orang,
atau badan hukum yang menggunakan Data
5
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 6
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 6
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................. 7
1.3. DASAR HUKUM ............................................................................................... 8
BAB II PROFIL SIMPUL JARINGAN ......................................................................... 9
Telah diketahui secara luas bahwa SWOT merupakan akronim untuk kata-kata
strenghs (kekuatan), weaknesses (kelmahan), opportunities (peluang) dan treats
(ancaman). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (sterngths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT dapat
diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman.
Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan
eksternal yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi
yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara
akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu
strategi yang berhasil.
Berdasarkan profil simpul jaringan di atas, maka dapat dibuat matrik analisi
SWOT. Selanjutnya dengan bantuan matrik tersebut maka dapat ditentukan rencana
aksi penyelenggaraan data dan informasi geospasial untuk lima tahun kedepan. Berikut
adalah matrik analisis SWOT dari profil simpul jaringan:
21
Faktor Internal
Kekuatan (Strengths/S)
• Sudah memiliki peraturan terkait penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial seperti renstra, dan lain lain
• Sudah memiliki unit kerja yang melaksanakan penyimpanan, pengamanan, dan penyebarluasan DG dan IG (unit pengelolaan dan penyebarluasan)
• Didukung oleh staf baik ASN maupun non ASN yang memiliki keahlian di bidang penyelenggaraan data dan informasi geospasial
• Ada program pelatihan dalam bidang penyelenggaraan informasi geospasial atau TIK yang telah dilakukan secara berkala
• Mayoritas data geospasial dibuat sudah memenuhi standar data yang ditetapkan oleh BIG
• Secara teknis penyelengaraan data dan informasi geospasial sudah memanfaatkan aplikasi-aplikasi dan basis data SIG serta didukung oleh infrastruktur perangkat keras dengan spesifikasi tinggi
Kelemahan (Weaknesses/W)
• Renstra Diskominfo belum mengatur tentang produksi data, pengelolaan data, dan pemanfaatan data dan informasi geospasial
• Belum memiliki SOP terkait penyelenggaraan IG
• Alokasi anggaran penyelenggaraan data dan infomasi geospasial masih terlalu kecil yaitu sekitar 0,75% terhadap total APBD
• Belum memiliki peraturan terkait pemanfaat informasi geospasial dalam penanganan pandemi COVID-19
• Belum menggunakan SRGI2013 sebagai sistem referensi geospasial
• Belum memiliki data center yang sesuai stadart
• Belum memiliki ruang pusat komando/command centre
Faktor Eksternal Rencana Aksi SO
• Menjalin kerja sama dengan Badan Informasi Geospasial
• Menyusun Rancangan Peraturan Bupati terkait Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul
• Menyusun Rancangan Keputusan Bupati terkait Tim Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul
• Menyusun SOP Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul
Rencana Aksi WO
• Mengkoordinasikan pelaksanaan Penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial
• Menyusun SOP Pengumpulan Data Geospasial
• Pengumpulan dan produksi data geospasial sesuai daftar data yang ditetapkan
• Memeriksa dan data geospasial sesuai prinsip SDI
• Membangun command centre dan data centre yang sesuai standar.
Peluang (Opportunities/O)
• Semua OPD yang ada terlibat aktif dalam penyelenggaraan data dan informasi geospasial dan mengadakan forum koordinasi terkait penyelenggaraan data dan informasi geospasial secara berkala
• Sudah memiliki kerja sama resmi dengan BIG, instansi pemerintah, dalam penyelenggaraan informasi geospasial
• Dalam penanganan pandemi COVID-19 gugus tugas yang menangani sudah memanfaatkan informasi geospasial
• Ada rencana melakukan rekrutmen staf ASN atau Non ASN yang memiliki pendidikan formal bidang geospasial untuk kedepannya
Ancaman (Threats) • Belum memiliki kerja sama resmi
dengan Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial, dalam penyelenggaraan informasi geospasial, pihak swasta, NGO, atau masyarakat lain dalam penyelenggaraan informasi geospasial
• Belum adanya formasi jabatan fungsional survei dan pemetaan
• Belum ada program beasiswa peningkatan pendidikan formal lanjutan (S1, S2, atau S3) di bidang informasi geospasial
• Belum ada develop aplikasi yang memanfaatkan informasi geospasial atau memanfaatkan data (mengambil service) dari geoportal
Rencana Aksi SA
• Membangun dan menghubungkan portal data Bantul ke portal data nasional yaitu https://tanahair.indonesia.go.id/
• Menginvetarisasi data geospasial
• Menetapkan daftar data geospasial
Rencana Aksi WA
• Menyusun SOP Permohonan Data, Perlindungan, dan Pengamanan Hak Cipta Data Geospasial
• Penyebarluasan data geospasial
• Integrasi portal Satu Data Bantul dengan aplikasi di lingkungan pemda Bantul melalui sistem penghubung layanan (Bantul Hub)
• Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penyelenggaraan SDI