Top Banner
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 375 TAHUN 2020 TENTANG ROADMAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, MENIMBANG : a. bahwa guna mendukung penyelenggaraan pengumpulan, pemeliharaan, penyimpanan, penggunaan pengelolaan, pemutakhiran, pertukaran dan penyebarluasan informasi Geospasial, diperlukan panduan berupa roadmap penyelenggaraan Informasi Geospasial; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Roadmap Penyelenggaraan Informasi Geospasial Kabupaten Bantul; MENGINGAT : 1. Undang-Undang nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembetukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewah Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagian telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulia Berlakunja Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di Djawa Timoer/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta
26

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

Oct 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

BUPATI BANTUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL

NOMOR 375 TAHUN 2020

TENTANG

ROADMAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL,

MENIMBANG

: a. bahwa guna mendukung penyelenggaraan pengumpulan,

pemeliharaan, penyimpanan, penggunaan pengelolaan,

pemutakhiran, pertukaran dan penyebarluasan informasi

Geospasial, diperlukan panduan berupa roadmap

penyelenggaraan Informasi Geospasial;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam dalam huruf a, perlu menetapkan

Keputusan Bupati tentang Roadmap Penyelenggaraan

Informasi Geospasial Kabupaten Bantul;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang nomor 15 Tahun 1950 tentang

Pembetukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

Lingkungan Daerah Istimewah Jogjakarta (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5214);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Reublik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagian telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang

Penetapan Mulia Berlakunja Undang-Undang Tahun

1950 Nomor 12, 13, 14, dan 15 dari Hal Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten di Djawa

Timoer/Tengah/Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta

Page 2: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor

59);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011

tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 31, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5502);

6. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Jaringan Informasi Geospasial Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 78);

7. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu

Data Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2019 Nomor 112);

8. Peraturan Bupati Nomor 107 Tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten

Bantul (Berita Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2019

Nomor 107);

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG ROADMAP

PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

KABUPATEN BANTUL.

KESATU : Roadmap Penyenggaraan Informasi Geospasial Kabupaten

Bantul sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Bupati

ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bantul Pada tanggal 13 Agustus 2020

BUPATI BANTUL, ttd

SUHARSONO

Salinan Keputusan Bupati ini disampaikan kepada Yth. :

1. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Cq. Kepala Biro Hukum Setda. DIY;

2. Ketua DPRD Kabupaten Bantul;

3. Kepala Inspektorat Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bantul;

Untuk diketahui dan / atau dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 3: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

LAMPIRAN

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL

NOMOR 375 TAHUN 2020

TENTANG

ROADMAP PENYELENGGARAAN

INFORMASI GEOSPASIAL

KABUPATEN BANTUL

ROADMAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

KABUPATEN BANTUL

Page 4: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

1

TAHUN 2020

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KABUPATEN BANTUL

ROADMAP

PENYELENGGARAAN

INFORMASI GEOSPASIAL

KABUPATEN BANTUL

Page 5: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

2

DAFTAR ISTILAH Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan

data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah

diakses dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah melalui pemenuhan

standar data, metadata, interoperabilitas data, dan menggunakan kode referensi dan data

induk.

Data adalah catatan atas kumpulan fakta atau deskripsi berupa angka, karakter, simbol,

gambar, peta, tanda, isyarat, tulisan, suara. Dan/atau bunyi, yang mempresentasikan

keadaan sebenarnya atau menunjukkan suatu ide, objek, kondisi, atau situasi.

Standar data adalah standar yang mendasari data tertentu.

Metadata adalah informasi dalam bentuk struktur dan format yang baku untuk

menggambarkan data, menjelaskan data, serta memudahkan pencarian, penggunaan, dan

pengelolaan informasi data.

Interoperabilitas data adalah kemampuan Data untuk dibagipakaikan antar sistem

elektronik yang saling berinteraksi.

Kode referensi adalah tanda berisi karakter yang mengandung atau menggambarkan

makna, maksud, atau norma tertentu sebagai rujukan identitas Data yang bersifat unik.

Data induk adalah Data yang merepresentasikan objek dalam proses bisnis pemerintah

yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk digunakan bersama.

Data Prioritas adalah Data terpilih yang berasal dari daftar data yang akan dikumpulkan

pada tahun selanjutnya yang disepakati dalam Forum Satu Data Indonesia.

Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang

bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas

sektoral, berskala nasional, makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung

jawab Badan.

Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan

pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan.

Page 6: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

3

Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujuan untuk memenuhi

kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam

kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi,

perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.

Informasi Geospasial Dasar (IGD) adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat

secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah

dalam waktu yang relatif lama.

Informasi Geospasial Tematik (IGT) adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih

tema tertentu yang dibuat mengacu pada IGD.

Jaringan Informasi Geospasial Nasional (Jaringan IGN) adalah suatu sistem

penyelenggaraan pengelolaan lG secara bersama, tertib, terukur, terintegrasi, dan

berkesinambungan serta berdayaguna.

Jaringan Informasi Geospasial Daerah (Jaringan IG Daerah) adalah Pemerintah

Kabupaten Bantul yang bertugas sebagai simpul jaringan.

Simpul Jaringan adalah institusi yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan

pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran, dan penyebarluasan DG dan lG

tertentu.

Portal satu data Indonesia tingkat kabupaten adalah media bagi-pakai data di

Kabupaten Bantul yang dapat diakses melalui pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi.

Pembina data adalah instansi pusat yang diberi kewenangan melakukan pembinaan

terkait data atau instansi daerah yang diberikan penugasan untuk melakukan pembinaan

terkait data.

Pembina data tingkat kabupaten adalah instansi pusat berkedudukan di kabupaten atau

perangkat daerah di kabupaten yang diberi kewenangan melakukan pembinaan terkait data

di tingkat kabupaten.

Page 7: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

4

Walidata adalah unit pada instansi pusat dan instansi daerah yang melaksanakan kegiatan

pengumpulan, pemeriksaan, dan pengelolaan data yang disampaikan oleh produsen data,

serta menyebarluaskan data.

Walidata tingkat kabupaten adalah perangkat daerah di kabupaten yang melaksanakan

kegiatan pengumpulan, pemeriksaan, dan pengelolaan data yang disampaikan oleh

produsen data tingkat kabupaten, serta menyebarluaskan data.

Walidata pendukung adalah unit kerja yang membantu ketugasan walidata tingkat

kabupaten.

Produsen data adalah unit pada instansi pusat dan instansi daerah yang menghasilkan

data berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Produsen data tingkat kabupaten adalah perangkat daerah di kabupaten yang

menghasilkan data berdasarkan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Forum satu data Indonesia adalah wadah komunikasi dan koordinasi penyelenggaraan

satu data Indonesia.

Forum satu data Indonesia tingkat kabupaten adalah wadah komunikasi dan koordinasi

penyelenggaraan satu data Indonesia di kabupaten.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Informasi Publik (PPID) adalah pejabat

yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, pendokumentasian, penyimpanan,

pemeliharaan, penyediaan, distribusi, dan pelayanan informasi dan dokumentasi di

lingkungan pemerintahan daerah, yang terdiri dari PPID Utama dan PPID Pembantu.

Pengguna data adalah Instansi Pusat, Instansi Daerah, perseorangan, kelompok orang,

atau badan hukum yang menggunakan Data

Page 8: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

5

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 5

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 6

1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 6

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................................................. 7

1.3. DASAR HUKUM ............................................................................................... 8

BAB II PROFIL SIMPUL JARINGAN ......................................................................... 9

2.1. KEBIJAKAN ..................................................................................................... 9

2.2. KELEMBAGAAN ............................................................................................. 10

2.3. SUMBER DAYA MANUSIA ............................................................................. 14

2.4. STANDAR DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL ....................................... 17

2.5. TEKNOLOGI .................................................................................................... 18

BAB III RENCANA AKSI PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL ......... 20

3.1. ANALISIS SWOT ............................................................................................. 20

3.2. ROAD MAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL .................. 21

Page 9: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

6

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Kabupaten Bantul memiliki visi yaitu Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Bantul

yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera, Berdasarkan Nilai-Nilai Keagamaan,

Kemanusiaan, dan Kebangsaan dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat dan sejahtera maka

diperlukan pengembangan dan pengelolaan berbagai sumberdaya sebagai potensi

yang dapat digunakan untuk mendukung pelayanan publik sehingga dapat

mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Bantul tetap

memperhatikan potensi yang ada sebagai kekuatan wilayah untuk dimanfaatkan

secara efektif dan efisien untuk memacu perekonomian lokal dengan berbagai inovasi

dan kreatifitas.

Kabupaten Bantul adalah salah satu daerah di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, dengan posisi geografis terhadap pusat pertumbuhan (kota) berada di

pinggiran sehingga beberapa kecamatan merupakan bagian dari Perkotaan

Yogyakarta. Data yang ada menunjukan bahwa laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Bantul dalam kurun waktu tahun 2011-2016 rata-rata sebesar 1.66%.

Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Bantul tersebut akan memacu

perkembangan fasilitas pelayanan yang disesuaikan dengan range dan threshold yang

ada.

Perkembangan kota dan kabupaten di Indonesia yang semakin pesat dan

dinamis menuntut kinerja Pemerintah Daerah yang semakin cepat, responsif, solutif,

inovatif dan dapat dipercaya. Namun, suatu daerah yang memiliki kondisi semakin

dinamis akan berpotensi memunculkan berbagai permasalahan pada penggunaan

lahan, pelayanan publik (pendidikan, kesehatan, pemerintahan), infrastruktur,

transportasi dan lain sebagainya. Untuk mendukung mewujudkan visi Kabupaten

Bantul sekaligus menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul di suatu daerah

diperlukan dukungan data yang data akurat, mutakhir, terpadu, dapat

dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan dibagipakaikan.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia

bahwa untuk memperoleh data akurat, mutakhir, terpadu, dapat

Page 10: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

7

dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan dibagipakaikan, maka diperlukan

perbaikan tata kelola data yang dihasilkan pemerintah daerah melalui

penyelenggaraan Satu Data Indonesia Tingkat Daerah. Adapun data yang dapat

digunakan untuk mendukung program pembangunan di suatu daerah dapat terdiri dari

data statistik serta data dan informasi geospasial. Dalam pengelolaannya, data dan

informasi geospasial, sesuai Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Jaringan Informasi Geospasial Nasional, diselenggarakan oleh suatu simpul jaringan.

Simpul Jaringan merupakan institusi yang bertanggungjawab dalam

penyelenggaraan pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran, pertukaran, dan

penyebarluasan data geospasial dan lnformasi Geospasial. Kabupaten Bantul sebagai

Simpul Jaringan memerlukan acuan dalam rangka penyelenggaran informasi

geospasial secara seksama, terintegrasi, dan berkelanjutan. Roadmap

Penyelenggaraan Informasi Geospasial ini disusun agar menjadi acuan

penyelenggaraan informasi geospasial untuk lima tahun kedepan, terutama dalam hal

kegiatan pengumpulan dan produksi data geospasial, kegiatan pengelolaan data

geospasial dan kegiatan pemanfaatan dan penyebarluasan data geospasial.. Dengan

adanya roadmap ini diharapkan pengelolaan data dan informasi geospasial oleh simpul

jaringan dapat lebih terarah dan berkelanjutan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 MAKSUD

Roadmap pengelolaan data dan informasi geospasial ini disusun dengan

maksud untuk memberikan acuan dan panduan dalam mengelola data dan

informasi geospasial oleh simpul jarinngan di Kabupaten Bantul sehingga dalam

pengelolaan data dan informasi geospasial tersebut dapat dilakukan secara

seksama, terintegrasi, dan berkelanjutan.

1.2.2 TUJUAN

Tujuan dari disusunnya roadmap pengelolaan data dan informasi geospasial

yaitu:

Page 11: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

8

a. Menampilkan kondisi terkini dan profil simpul jaringan Kabupaten Bantul

yang meliputi aspek kebijakan, kelembagaan, sumber daya manusia,

standar data dan informasi geospasial serta teknologi.

b. Meyusun rencana aksi pengelolaan data dan informasi geospasial

Kabupaten Bantul berdasarkan analisis kondisi dan profil simpul jaringan

Kabupaten Bantul saat ini.

1.3. DASAR HUKUM

a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi

Geospasial;

b. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial

Nasional;

c. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia;

d. Peraturan Bupati Nomor 107 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Satu Data

Indonesia di Kabupaten Bantul; dan

e. Surat Keputusan Bupati Nomor 267 Tahun 2020 tentang Tim Penyelenggara Satu

Data Indonesia di Kabupaten Bantul.

Page 12: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

9

BAB II PROFIL SIMPUL JARINGAN Simpul Jaringan dengan kinerja yang optimal dapat dicapai dengan pelaksanaan

lima elemen Infrastruktur Penyelenggaraan Informasi Geospasial yang terdiri dari

kebijakan, kelembagaan, teknologi, standar, dan sumber daya manusia. Berikut kondisi

profil simpul jaringan berdasarkan lima elemen tersebut.

2.1. KEBIJAKAN

Aspek kebijakan meliputi keberadaan peraturan tentang pemanfaatan

dan pengelolaan data geospasial yang telah mempunyai ketetapan hukum.

Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bantul telah memiliki peraturan terkait

penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial melalui Peraturan Bupati

Nomor 107 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di

Kabupaten Bantul. Peraturan ini mengatur banyak hal mengenai

penyelenggaraan satu data Indonesia di tingkat Kabupaten Bantul diantaranya

proses pengumpulan dan produksi data dan informasi geospasial. Dengan

pengaturan tersebut maka sekaligus telah mengatur tentang pengelolaan data

dan informasi geospasial. Peraturan tersebut juga telah mengatur tentang

pemanfaatan dan penyebarluasan data dan informasi geospasial.

Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, penyelenggaraan informasi

geospasial telah diakomodir dalam dokumen RPJMD Kabupaten Bantul dan

Rencana Strategis Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul.

Pedoman lebih rinci masih diperlukan penyusunan Standar operasional prosedur

(SOP) terkait penyelenggaraan informasi geospasial.

Alokasi anggaran dalam struktur APBD yang bersifat rutin untuk

penyelenggaraan informasi geospasia tahun anggaran 2020 ini sebesar Rp

16,277,475,02 atau sebesar 0,75 % terhadap total APBD Kabupaten Bantul.

Anggaran tersebut sudah termasuk untuk pengadaan perangkat lunak dan

aplikasi TIK penyenggaraan informasi geospasial serta untuk pengadaan

perangkat keras TIK penyenggaraan informasi geospasial.

Selama pandemi COVID-19 di tahun 2020 ini, Pemerintah Kabupaten

Bantul belum memiliki peraturan terkait pemanfaatan informasi geospasial dalam

penanganan pandemi COVID-19. Dalam penanganan pandemi COVID-19 gugus

Page 13: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

10

tugas yang menangani sudah memanfaatkan data dan informasi geospasial,

nantinya dikuatkan dengan peraturan Bupati yang saat ini masih dalam draft

penyusunan.

2.2. KELEMBAGAAN

Elemen kelembagaan yang paling mendasar adalah telah dipenuhinya

keberadaan Lembaga secara formal dengan menunjuk atau membentuk unit

simpul jaringan sesuai Perpres 27 tahun 2014, yaitu unit produksi dan unit

pengelolaan/penyebarluasan IG. Kabupaten Bantul dalam hal kelembagaan,

telah menetapkan Surat Keputusan Bupati Nomor 267 Tahun 2020 tentang Tim

Penyelenggara Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul, yang terdiri dari:

1. Penanggungjawab : 1. Bupati Bantul

2. Wakil Bupati Bantul

2. Pengarah : Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul

3. Pimpinan Pembina

Data Statistik Tingkat

Kabupaten

: Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten

Bantul

4. Pimpinan Pembina

Data Geospasial

Tingkat Kabupaten

: Kepala Dinas Pertanahan dan Tata

Ruang Kabupaten Bantul

5. Koordinator Forum

Satu Data Indonesia

Tingkat Kabupaten

: Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul

6. Pimpinan Walidata

Tingkat Kabupaten

: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Bantul

7. Pimpinan Produsen

Data

: Seluruh kepala perangkat daerah

8. Personil Walidata

Pendukung

: Unsur perwakilan perangkat daerah

Page 14: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

11

Ketugasan pengelola simpul jaringan melekat pada walidata tingkat

kabupaten yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika, dengan ketugasan sebagai

berikut:

1. bertanggung jawab dalam pengelolaan simpul jaringan;

2. membangun, memelihara, dan menjamin keberlangsungan sistem akses

Informasi Geospasial (IG);

3. bertanggung jawab dalam penyimpanan, pengamanan dan penyebarluasan

Data dan Informasi Geospasial (DG dan IG);

4. mengkoordinasikan simpul jaringan dalam hal penyelenggaraan jaringan

informasi geospasial.

5. bertanggung jawab dalam pemeriksaan kesesuaian data yang disampaikan

oleh produsen data tingkat Kabupaten sesuai dengan prinsip Satu Data

Indonesia;

6. bertanggung jawab dalam penyebarluasan data dan metadata di portal Satu

Data Indonesia tingkat Kabupaten;

7. membantu pembina data tingkat Kabupaten dalam membina produsen data

tingkat Kabupaten;

8. berperan aktif dalam simpul jaringan dan Forum Satu Data Indonesia tingkat

Kabupaten.

Sedangkan ketugasan lainnya terkait dengan penyelenggaraan informasi

geospasial sebagai berikut:

a. Pembina Data Geospasial Tingkat Kabupeten memiliki tugas:

• memberikan rekomendasi dalam proses perencanaan pengumpulan

data geospasial;

• bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan

Satu Data Indonesia tingkat kabupaten sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Produsen Data Tingkat Kabupaten memiliki tugas sebagai berikut :

• memberikan masukan kepada Pembina Data tingkat kabupaten

mengenai standar data, metadata, dan interoperabilitas data;

Page 15: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

12

• bertanggung jawab dalam pelaksanaan produksi data sesuai dengan

prinsip Satu Data Indonesia;

• bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengumpulan, pengolahan,

penggunaan DG dan IG berikut metadatanya, serta pembaruan DG dan

IG;

• bertanggung jawab dalam penyampaian data berikut metadata kepada

Walidata tingkat kabupaten melalui walidata pendukung tingkat

kabupaten di masing-masing perangkat daerah; dan

• berperan aktif dalam Simpul Jaringan dan Forum Satu Data Indonesia

tingkat Kabupaten.

c. Personil Walidata Pendukung memiliki tugas:

• mendukung ketugasan Walidata Tingkat Kabupaten dalam

penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul;

• bertanggung jawab dalam pengelolaan data di masing-masing Perangkat

Daerah;

• bertanggung jawab dalam pemeriksaan kesesuaian data masing-masing

Perangkat Daerah sesuai dengan prinsip Satu Data Indonesia;

• bertanggung jawab dalam penyampaian data yang telah diperiksa ke

Walidata Tingkat Kabupaten melalui Portal Satu Data Indonesia tingkat

Kabupaten; dan

• berperan aktif dalam Simpul Jaringan dan Forum Satu Data Indonesia

tingkat Kabupaten.

Sampai dengan saat ini sudah dilaksanakan pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan, dan penggunaan data dan informasi geospasial sebanyak 20

perangkat daerah melalui portal http://geoportal.bantulkab.go.id./ .

Untuk kegiatan penyimpanan, pengamanan, dan penyebarluasan data

dan informasi geospasial dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Bantul. Selanjutnya Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Bantul tersebut disebut unit pengelola dan penyebarluasan. Seluruh perangkat

daerah terlibat aktif dalam penyelenggaraan data dan informasi geospasial yang

Page 16: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

13

saling berkoordinasi dalam Forum Satu Data Kabupaten Bantul dan koordinasi

simpul jaringan.

Dalam penyelenggaraan data dan informasi geospasial, Kabupaten

Bantul telah menjalin kerja sama resmi dengan BIG, instansi pemerintah, dalam

penyelenggaraan informasi geospasial. Bentuk kerja sama tersebut adalah

sebagai berikut:

No. Nama Instansi Kegiatan Kerja Sama Tahun / masa berlaku

1 Badan Informasi

Geospasial

Nota Kesepakatan antara

BIG dan Pemkab Bantul

Nomor: 25.2/KA-

BIG/PK.05/10/2019 dn

nomor: 30/MoU/Bt/2019

tentang Sinergitas

Penyelenggaraan,

Pengembangan,

Pemanfaatam Data dan

Informasi Geospasial di

Kabupaten Bantul

25-10-2024

2 Badan Informasi

Geospasial

Rencana Kerja antara

BIG dan Pemkab Bantul

Nomor: 25.1/KA-

BIG/PK.05/10/2019 dan

nomor: 02/RK/Bt/2019

tentang Penyelenggaraan

Data dan Informasi

Geospasial di Kabupaten

Bantul

25-10-2024

Adapun untuk kerja sama resmi dengan Pusat Pengembangan

Infrastruktur Informasi Geospasial dalam penyelenggaraan informasi geospasial

belum dilakukan. Begitu pula kerja sama resmi dengan pihak swasta, lembaga

Page 17: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

14

swadaya masyarakat baik dalam atau luar negeri, atau masyarakat lain dalam

penyelenggaraan informasi geospasial juga masih belum dapat terjalin hingga

saat ini. Sedangkan dalam penanganan pandemi COVID-19 gugus tugas yang

menangani sudah memanfaatkan data dan informasi geospasial.

2.3. SUMBER DAYA MANUSIA

Aspek sumber daya manusia ini berkaitan dengan keberadaan SDM yang

secara khusus ditugaskan untuk mengelola pada unit pengelolaan data dan

informasi geospasial. Hal ini semestinya menjadi satu kesatuan dalam

pembentukan lembaga simpul jaringan. SDM Simpul Jaringan harus memiliki

kemampuan dan pengetahuan formal dalam bidang sistem informasi geografis

(SIG) dan teknologi informasi (TI). Selain hal tersebut jenjang karir yang jelas

juga menjadi syarat utama dalam pembinaan SDM bidang Informasi Geospasial.

Dalam penyelenggaraan data dan informasi geospasial, Kabupaten

Bantul telah didukung oleh staf baik ASN maupun non ASN baik di unit produksi

maupun di unut penyimpan dan penyebar data dan informasi geospasial. Staf

penyelenggara geospasial tersebut ada yang memiliki latar belakang pendidikan

formal dalam bidang informasi geospasial. Namun ada juga yang memiliki latar

belakang pendidikan formal bukan informasi geospasial seperti teknik

informatika, sistem informasi, ilmu komputer, perencanaan wilayan dan kota, dan

lain sebagainya.

Jumlah staf ASN yang terlibat dalam penyelenggaraan simpul jaringan

dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang informasi geospasial

terlihat pada tabel berikut:

No. Pendidikan Jumlah Staf

1 S-1 Geodesi 1

2 S-1 Geografi 3

3 S-2 Geografi 1

Total 5

Page 18: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

15

Jumlah staf ASN yang terlibat dalam penyelenggaraan simpul jaringan

dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang non- informasi geospasial

terlihat pada tabel berikut:

No. Pendidikan Jumlah Staf

1 SMA 1

2 SMEA Tata Buku 1

3 D-3 Akuntansi 2

4 D-3 Ilmu Perpustakaan 1

5 D-3 Komputer 2

6 D-3 Komputer dan Sistem Informasi 1

7 D-3 Komunikasi 1

8 D-3 Manajemen Informatika 3

9 D-3 Manajemen Kepariwisataan 1

10 D-3 Pembangunan Masyarakat Desa 1

11 D-3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan 1

12 D-3 Sistem Informasi 1

13 D-4 Pembangunan Dan Pemberdayaan 1

14 D-4 Penyiaran 1

15 D-4 Politik Pemerintahan 1

16 S-1 Administrasi Negara 1

17 S-1 Ekonomi Akuntansi 1

18 S-1 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangun 1

19 S-1 Ilmu Hubungan Internasional 1

20 S-1 Ilmu Hukum 3

21 S-1 Ilmu Komputer 1

22 S-1 Ilmu Politik 1

23 S-1 Kesejahteraan Sosial Pekerja Sosial 1

24 S-1 Manajemen 2

25 S-1 Psikologi 1

26 S-1 Sarjana Ekonomi 1

27 S-1 Teknik Informatika 2

28 S-1 Teknologi Industri 1

29 S-2 Akuntansi 1

30 S-2 Ekonomi Pembangunan 2

31 S-2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 1

32 S-2 Perencanaan dan Kebijakan Publik 1

33 S-2 Perencanaan Kota & Daerah 3

34 S2 teknik Elektro 1

Total 45

Page 19: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

16

Jumlah staf Non ASN yang terlibat dalam penyelenggaraan simpul

jaringan dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang informasi

geospasial terlihat pada tabel berikut:

No. Pendidikan Jumlah Staf

1 S-1 Geografi 2

Total 2

Jumlah staf Non ASN yang terlibat dalam penyelenggaraan simpul

jaringan dengan latar belakang pendidikan formal dalam bidang non- informasi

geospasial terlihat pada tabel berikut:

No. Pendidikan Jumlah Staf

1 SMA 2

2 SMK Teknik Komputer Jaringan 2

3 D3 Komputer 2

4 D3 Tehnik Elektro 2

5 D3 teknik informatika 2

6 D3 Teknik Mesin 1

7 D-4 Manajemen Keselematan Transportasi Darat 1

8 S1 Akuntansi 1

9 S1 hukum 1

10 S1 Ilmu Komunikasi 1

11 S1 Manajemen 1

12 S1 Manajemen Kebijakan Publik 1

13 S1 Pendidikan Olahraga 1

14 S1 PGSD 1

15 S1 Sarjana Komputer 3

16 S1 Sastra Inggris 1

17 S1 Sistem Informasi 1

18 S1 Teknik Informatika 5

19 S2 Pendidikan Olahraga 1

20 S2 Politik Pemerintahan 1

Total 31

Beberapa staf penyelenggara data dan informasi geospasial tersebut

pernah mengikuti kursus/pelatihan dalam bidang penyelenggaraan informasi

geospasial atau dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Program

pelatihan data dan informasi geospasial bagi staf telah dilakukan secara berkala.

Page 20: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

17

Program pelatihan ini didukung oleh sarana prasarana pelatihan internal yang

memadai.

Meski begitu masih ada kendala dalam program peningkatan karir yang

jelas bagi staf yang terlibat dalam penyelenggaraan simpul jaringan. Hal ini

disebabkan belum adanya formasi jabatan fungsional survei dan pemetaan di

Kabupaten Bantul. Namun untuk jabatan fungsional pranata computer dan

perencana sudah ada formasi yang mengisi.

Di Kabupaten Bantul, staf yang memiliki sertifikat profesi dari Lembaga

Sertifikasi Profesi bidang Informasi Geospasial sudah ada sebanyak 1 orang.

Meski begitu program beasiswa peningkatan pendidikan formal lanjutan (S1, S2,

atau S3) di bidang informasi geospasial belum ada. Sedangkan penggantian staf

yang terlibat dalam penyelenggaraan simpul jaringan diupayakan dilakukan

setelah ada pengganti dengan kualifikasi minimal sama. Serta sudah ada

rencana melakukan rekrutmen staf ASN atau Non ASN yang memiliki pendidikan

formal bidang geospasial untuk kedepannya.

2.4. STANDAR DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL

Ketersediaan data geospasial dalam format SIG (bukan jpg, tiff atau pdf)

sangat penting dalam pembangunan Jaringan Informasi Geospasial. Di

Kabupaten Bantul, mayoritas data geospasial dibuat dalam skala 1 : 5000;

dengan format shp dan telah memiliki metadata. Sedangkan penyimpanan basis

data informasi geospasial yang dibuat oleh simpul jaringan yang dimiliki dalam

filebase (misalnya: shapefile, dxf, tab, mif, dsb) dan database (misalnya:

postgreSQL, mySQL, geodatabase, Oracle, dsb).

Berdasarkan pasal 32 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019

tentang Satu Data Indonesia, Produsen Data melakukan pengumpulan Data

sesuai dengan daftar data yang telah ditentukan dalam Forum Satu Data

Indonesia. Saat ini telah dilakukan identifikasi kebutuhan data geospasial

Kabupaten Bantul namun daftar data sampai saat ini masih berproses untuk

penetapan.

Data dan informasi geospasial yang dibuat/digunakan belum

menggunakan SRGI2013 sebagai sistem referensi geospasial. Namun dalam

Page 21: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

18

proses produksi data dan informasi geospasial sudah mengikuti prosedur kontrol

kualitas meskipun SOP terkaithal tersebut masih berproses penetapan.

Selain itu, dalam pemproduksi data dan informasi geospasial diupayakan

menerapkan standar atau spesifikasi bidang informasi geospasial dalam proses

produksi data dan informasi geospasial seperti KUGI. Selain itu prosedur

penjaminan kualitas juga dilakukan pada proses pengelolaan dan

penyebarluasan data dan informasi geopasial.

Data dan informasi geospasial yang di produksi diperbarui secara berkala

setiap 1 bulanan. Data dan informasi disimpan atau diarsipkan dalam aplikasi

geoportal.bantulkab.go.id. Selain itu seluruh data yang dibuat sudah dilengkapi

dengan metadata.

Hingga saat ini jumlah web map service yang disediakan dalam geoportal

sebanyak 580 service. Sedangkan jumlah peta digital dalam format JPG atau

PNG atau PDF atau TIFF yang tersedia di website resmi lembaga sebanyak 35

peta.

2.5. TEKNOLOGI

Teknologi merupakan satu elemen penting dalam penyelenggaraan data

dan informasi geospasial. Teknologi yang digunakan perlu mengikuti standar

nasional yang sudah ada agar kegiatan berbagi pakai data geospasial tidak

mengalami hambatan teknis. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi kondisi

perangkat keras dan perangkat lunak yang ada sehingga masih sesuai dengan

kebutuhan dan pengembangan kedepan.

Untuk pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan, dan pemanfaatan data

geospasial vector, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul

menggunakan aplikasi berbaisi open source yaitu QGIS. Aplikais QGIS ini juga

berperan sebagai perangkat lunak untuk penginderaan jauh/fotogrametri yang

tangguh untuk kegiatan pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan, dan

pemanfaatan data geospasial. Sedangkan aplikasi Postgre dipilih sebagai

perangkat lunak basis data spasial berbasis open source.

Untuk spesifikasi perangkat kerrang pendukun penyelenggaraan data dan

informasi geospasial adalah sebagai berikut:

Page 22: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

19

No. Jenis Keterangan

1 Komputer/workstation/high-end laptop sejumlah 18 buah

2 Server untuk pengelolaan data geospasial sejumlah 2 buah

3 Berlangganan server berbasis cloud tidak

4 Ruang khusus server* ya

5 Kapasitas storage server 32 terabyte

6 Jaringan komputer antar unit kerja Sudah ada bertipe LAN atau WAN

7 Infrastruktur jaringan antar unit kerja Milik sendiri

8 Bandwidth internet

Kementerian/Lembaga/Pemerintah daerah

1,2 MBps

9 Bandwidth internet untuk data geospasial 100 MBps

Untuk kegiatan penyebarluasan data dan informasi geospasial digunakan

aplikasi berbasis open source yang bernama Palapa. Sedangkan untuk

penyediaan katalog, map service, dan/atau data geospasial untuk public

digunakan suatu geoportal dengan alamat akses sebagai berikut:

http://geoportal.bantulkab.go.id/geoserver/wms. Untuk WebGIS dapat diakses

https://data.bantulkab.go.id/beranda; dan https://corona.bantulkab.go.id/ berupa

aplikasi kesehatan untuk penganganan pandemi Covid-19.

Page 23: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

20

BAB III

RENCANA AKSI PENYELENGGARAAN

INFORMASI GEOSPASIAL

3.1. ANALISIS SWOT

Telah diketahui secara luas bahwa SWOT merupakan akronim untuk kata-kata

strenghs (kekuatan), weaknesses (kelmahan), opportunities (peluang) dan treats

(ancaman). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (sterngths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT dapat

diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman.

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan

eksternal yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi

yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan secara

akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu

strategi yang berhasil.

Berdasarkan profil simpul jaringan di atas, maka dapat dibuat matrik analisi

SWOT. Selanjutnya dengan bantuan matrik tersebut maka dapat ditentukan rencana

aksi penyelenggaraan data dan informasi geospasial untuk lima tahun kedepan. Berikut

adalah matrik analisis SWOT dari profil simpul jaringan:

Page 24: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

21

Faktor Internal

Kekuatan (Strengths/S)

• Sudah memiliki peraturan terkait penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial seperti renstra, dan lain lain

• Sudah memiliki unit kerja yang melaksanakan penyimpanan, pengamanan, dan penyebarluasan DG dan IG (unit pengelolaan dan penyebarluasan)

• Didukung oleh staf baik ASN maupun non ASN yang memiliki keahlian di bidang penyelenggaraan data dan informasi geospasial

• Ada program pelatihan dalam bidang penyelenggaraan informasi geospasial atau TIK yang telah dilakukan secara berkala

• Mayoritas data geospasial dibuat sudah memenuhi standar data yang ditetapkan oleh BIG

• Secara teknis penyelengaraan data dan informasi geospasial sudah memanfaatkan aplikasi-aplikasi dan basis data SIG serta didukung oleh infrastruktur perangkat keras dengan spesifikasi tinggi

Kelemahan (Weaknesses/W)

• Renstra Diskominfo belum mengatur tentang produksi data, pengelolaan data, dan pemanfaatan data dan informasi geospasial

• Belum memiliki SOP terkait penyelenggaraan IG

• Alokasi anggaran penyelenggaraan data dan infomasi geospasial masih terlalu kecil yaitu sekitar 0,75% terhadap total APBD

• Belum memiliki peraturan terkait pemanfaat informasi geospasial dalam penanganan pandemi COVID-19

• Belum menggunakan SRGI2013 sebagai sistem referensi geospasial

• Belum memiliki data center yang sesuai stadart

• Belum memiliki ruang pusat komando/command centre

Faktor Eksternal Rencana Aksi SO

• Menjalin kerja sama dengan Badan Informasi Geospasial

• Menyusun Rancangan Peraturan Bupati terkait Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

• Menyusun Rancangan Keputusan Bupati terkait Tim Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

• Menyusun SOP Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

Rencana Aksi WO

• Mengkoordinasikan pelaksanaan Penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial

• Menyusun SOP Pengumpulan Data Geospasial

• Pengumpulan dan produksi data geospasial sesuai daftar data yang ditetapkan

• Memeriksa dan data geospasial sesuai prinsip SDI

• Membangun command centre dan data centre yang sesuai standar.

Peluang (Opportunities/O)

• Semua OPD yang ada terlibat aktif dalam penyelenggaraan data dan informasi geospasial dan mengadakan forum koordinasi terkait penyelenggaraan data dan informasi geospasial secara berkala

• Sudah memiliki kerja sama resmi dengan BIG, instansi pemerintah, dalam penyelenggaraan informasi geospasial

• Dalam penanganan pandemi COVID-19 gugus tugas yang menangani sudah memanfaatkan informasi geospasial

• Ada rencana melakukan rekrutmen staf ASN atau Non ASN yang memiliki pendidikan formal bidang geospasial untuk kedepannya

Ancaman (Threats) • Belum memiliki kerja sama resmi

dengan Pusat Pengembangan Infrastruktur Informasi Geospasial, dalam penyelenggaraan informasi geospasial, pihak swasta, NGO, atau masyarakat lain dalam penyelenggaraan informasi geospasial

• Belum adanya formasi jabatan fungsional survei dan pemetaan

• Belum ada program beasiswa peningkatan pendidikan formal lanjutan (S1, S2, atau S3) di bidang informasi geospasial

• Belum ada develop aplikasi yang memanfaatkan informasi geospasial atau memanfaatkan data (mengambil service) dari geoportal

Rencana Aksi SA

• Membangun dan menghubungkan portal data Bantul ke portal data nasional yaitu https://tanahair.indonesia.go.id/

• Menginvetarisasi data geospasial

• Menetapkan daftar data geospasial

Rencana Aksi WA

• Menyusun SOP Permohonan Data, Perlindungan, dan Pengamanan Hak Cipta Data Geospasial

• Penyebarluasan data geospasial

• Integrasi portal Satu Data Bantul dengan aplikasi di lingkungan pemda Bantul melalui sistem penghubung layanan (Bantul Hub)

• Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penyelenggaraan SDI

Page 25: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

22

Dari matrik di atas diperoleh rencana aksi penyelenggaraan data dan informasi

geoportal. Selanjutnya rencana aksi tersebut disusun untuk dibuat road map

pelaksanaannya. Rencana aksi tersebut adalah sebagai berikut:

No Rencana Aksi Pelaksana

1 Menjalin kerja sama dengan Badan Informasi Geospasial Diskominfo

2 Menyusun Rancangan Peraturan Bupati terkait Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

Diskominfo

3 Menyusun Rancangan Keputusan Bupati terkait Tim Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

Diskominfo

4 Membuat SOP Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

Diskominfo

5 Mengkoordinasikan pelaksanaan Penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial

Forum SDI

6 Membuat SOP Pengumpulan Data Geospasial Diskominfo

7 Pengumpulan dan produksi data geospasial sesuai daftar data yang ditetapkan

Seluruh OPD

8 Memeriksa data geospasial sesuai prinsip SDI Diskominfo

9 Membangun dan menghubungkan portal data Bantul ke portal data nasional yaitu https://tanahair.indonesia.go.id/

Diskominfo

10 Menginvetarisasi data geospasial Forum SDI

11 Menetapkan daftar data geospasial Forum SDI

12 Membuat SOP Permohonan Data, Perlindungan, dan Pengamanan Hak Cipta Data Geospasial

Diskominfo

13 Penyebarluasan data geospasial Diskominfo

14 Integrasi portal Satu Data Bantul dengan aplikasi di lingkungan pemda Bantul melalui sistem penghubung layanan (Bantul Hub)

Diskominfo

15 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penyelenggaraan SDI

Diskominfo

16 Membangun command centre dan data centre yang sesuai standar.

Diskominfo

3.2. ROAD MAP PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

Berikut adalah table road map penyelenggaraan data dan informasi geospasial di

Kabupaten Bantul:

No Kegiatan Pelaksana TAHUN

2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 Menjalin kerja sama dengan Badan Informasi Geospasial

Diskominfo

2 Menyusun rancangan Peraturan Bupati terkait Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

Diskominfo

Page 26: KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TAHUN 2020 ROADMAP …

23

No Kegiatan Pelaksana TAHUN

2019 2020 2021 2022 2023 2024

3 Membangun dan menghubungkan portal data Bantul ke portal data nasional yaitu https://tanahair.indonesia.go.id/

Diskominfo

4 Menyusun rancangan Keputusan Bupati terkait Tim Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

Diskominfo

5 Membuat SOP Penyelenggaraan Satu Data Indonesia di Kabupaten Bantul

Diskominfo

6 Membuat SOP Pengumpulan Data Geospasial

Diskominfo

7 Membuat SOP Permohonan Data, Perlindungan, dan Pengamanan Hak Cipta Data Geospasial

Diskominfo

8 Mengkoordinasikan pelaksanaan Penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial

Forum SDI

9 Menginvetarisasi data geospasial Forum SDI

10 Menetapkan daftar data geospasial Forum SDI

11 Pengumpulan dan produksi data geospasial sesuai daftar data yang ditetapkan

Seluruh OPD

12 Memeriksa data geospasial sesuai prinsip SDI

Diskominfo

13 Penyebarluasan data geospasial Diskominfo

14 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penyelenggaraan SDI

Diskominfo

15 Integrasi portal Satu Data Bantul dengan aplikasi di lingkungan pemda Bantul melalui sistem penghubung layanan (Bantul Hub)

Diskominfo

16 Membangun command centre dan data centre yang sesuai standar.

BUPATI BANTUL,

ttd

SUHARSONO