Page 1
KEPUASAN SISWA
TERHADAP LAYANAN PEMBELAJARAN
DI MTS RAHMANIA ISLAMIC SCHOOL SERPONG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruam Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Manajemen Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Mohammad Fadholi
1112018200068
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Page 2
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul Kepuasan Siswa Terhadap Layanan Dalam Pembelajaran
Di MTs Rahmania Islamic School Serpong yang disusun oleh Mohammad Fadholi
dengan NIM: 1112018200068, Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmah yang berhak untuk
diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 5 Desember 2018
Yang mengesahkan,
,.
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd
NIP: 19671020 200112 2 001
Siti Zahra Permatasari, M. Pd
NIP: -
Page 3
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi yang berjudul Kepuasan Siswa Terhadap Layanan Pembelajaran
Di MTs Rahman ia Islamic School Serpong yang disusun oleh Mohammad
Fadholi dengan NIM: 111201 8200068, Jurusan Manajemen Pend idikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalan Ujian Munaqasah pada tanggal 8 Januar i
2019 dihadapan penguji, karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
(S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 8 Januari 2019
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan ) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Hasyim Asy'ari, M. Pd.IP.
N I P . 19661009 199303 1 004
Sekretaris (Sekretaris Jurusan)
Abdul Ghofur, S. Ag., M. A
NIP. 19681208 199703 1 003
Penguji I
Drs. Muarif SAM, M. Pd
NIP . 19650717 199403 1 005
Penguji II
Lolytasari, S. Ag., M. Hum .
NIP. 19710820 199803 2 002
Page 5
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
: Mohammad Fadholi
: 1112018200068
: Manajemen Pendidikan
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Kepuasan Siswa
Terhadap Layanan Dalam Pembelajaran Di MTs Rahrnania Islamic School Serpong
adalah benar hasil karya atau penelitian saya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : 1. Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd
NIP. 19671020 200112 2 001
2. Siti Zahra Permatasari, M. Pd
NIP,-
Demikian surat pemyataan I n i saya buat dengan sesungguhnya dan saya srnp
menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 5 Desember 2018
Yang menyatakan,
Page 6
i
ABSTRAK
Mohammad Fadholi, NIM: 1112018200068. Kepuasan Siswa Terhadap
Layanan Pembelajaran Di MTs Rahmania Islamic School Serpong
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat
kepuasan siswa terhadap layanan pembelajaran di MTs Rahmania Islamic School
Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif dengan teknik survei untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap
layanan pembelajaran. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan yang
menggunakan skala likert dengan 5 alternatif pilihan jawaban yang ditujukanke
siswa dan sebagai data pembanding menggunakan wawancara, dengan
mewawancarai 3guru pelajaran, 1 wakil kepala bidang kemahasiswaan dan 1
kepala sekolah. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa siswa merasa
tidak puas terhadap layanan pembelajaran.
Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar layanan pembelajaran di
sekolah dapat berjalan maksimal. Pertama, personil guru disesuaikan dengan
jumlah mata pelajaran dan tidak diberi tugas tambahan selain mengajar. Kedua,
sarana dan prasarana sekolah dilengkapai, terutama yang berhubungan dengan
layanan pembelajaran. Ketiga, manajemen sekolah dirapikan oleh kepala sekolah.
Kata kunci: layanaan pembelajaran
Page 7
ii
ABSTRACT
Mohammad Fadholi, NIM: 1112018200068. Student Satisfaction with
Learning Services at MTs Rahmania Islamic School Serpong
This study aims to find out and describe the level of student satisfaction
with learning services at MTs Rahmania Islamic School Serpong. The method
used in this study is descriptive analysis method with survey techniques to
determine the level of student satisfaction with learning services. The sampling
technique is random sampling. The research instrument used was a questionnaire
with a choice form that used a Likert scale with 5 alternative answer choices
aimed at students and as comparative data using interviews, by interviewing 3
teachers, 1 deputy head of student affairs and 1 school principal. The results found
in this study that students feel dissatisfied with learning services.
The following recommendations can be given so that learning services in
schools can run optimally. First, teacher personnel are adjusted to the number of
subjects and are not given additional assignments other than teaching. Second,
school facilities and infrastructure are completed, especially those related to
learning services. Third, school management is tidied up by the principal.
Keywords: learning services
Page 8
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat,
nikmat, dan hidayah yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Kepuasan Siswa Terhadap
Layanan Dalam Pembelajaran Di MTs Rahmania Islamic School Serpong”
penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan namun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
menghindari kekurangan tersebut.
Tidak dipungkiri selama proses penyusunan penulis banyak menerima
bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu. Semoga atas
bantuan yang diberikan senantiasa mendapatkan pahala dan keridhoan Allah
SWT. Khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd. Dosen pembimbing I yang selalu
memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
4. Siti Zahra Permatasari, M. Pd. Dosen pembimbing II yang selalu
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan arahan, nasihat, solusi
dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Page 9
iv
5. Drs. Ali Nurdin, M.Pd. Dosen pembimbing akademik yang selalu
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, nasihat dan motivasi
untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
6. Sri Asih, S. Pd. Kepala MTs Rahmania Islamic School Serpong, yang
dengan ramah menerima dan mengizinkan penulis melakukan penelitian di
MTs Rahmania Islamic School Serpong.
7. Bapak dan Ibu Guru MTs Rahmania Islamic School Serpong, serta bagian
tata usaha. Khususnya kepada: Khoirunnsa, S. Pd.
8. Seluruh siswa-siswi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi sumber data dan
membantu mencari informasi lebih banyak terkait masalah yang sedang
diteliti.
9. Ayahanda Sukarsono, terimakasih telah mengajarkan arti integritas moral,
akhlak, agama, mendidik dan menasehati serta mendukung baik moril
maupun materi. Sehingga penulis bisa terus berusaha keras
memperjuangkan apa yang dicita-citakan.
10. Alm. Ibunda Panisih, sosok Ibu yang luar biasa tanpa henti menasehati dan
menyertai langkah penulis dengan doa terbaik. Maaf bunda kalau saya
terlalu lama sampai bunda tidak bisa menyaksikan secara langsung. Semoga
bunda baik-baik dialam sana, Al-fathah.
11. Kakak tercinta Juminah dan abang tergagah Moh. Abu terimakasih telah
memberikan motivasi, semangat serta doa-doanya hingga penulis mampu
menyelesaikan studi. Semoga dengan tercapainya ini membuat insprasi buat
keponakan semuanya bisa mencapai posisi ini atau lebih tinggi lagi, Amin.
12. Sahabat Muhammad Nur Imanuddin, S. Pd., terimakasih telah bertukar
pikiran dan membantu dalam mendapatkan inspirasi serta sumber hingga
penulis mampu menyelesaikan skripsinya. Sahabat-sahabat cottage dan “R”
Band yaitu : Khoirunnisa, S. Kom., Lilis Deniah, S. Pd., Meilisha Andriani,
S. Pd., Harinda Rizki Oktavia, S. Pd., Hasan Makhlufi, S. Pd., Teguh
susandi dan Imam Mahdi yang telah menemani dan ada ketika saya lagi ada
masalah. Jazakumullah Khoiro Jaza.
Page 10
v
13. Seluruh teman-teman angkatan 2012/2013 Manajemen Pendidikan
khususnya grub Power Rangers dan temen-temen Pramuka UIN Jakarta,
khususnya temen-temen “CUEKS” semoga Allah memberikan kemudahan
dan kesempatan untuk meraih cita-cita yang kita inginkan. Serta kepada
pihak-pihak yang membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu, namun tidak mengurangi rasa hormat.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan limpahan
pahala dan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif
tetap penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Jakarta, 5 Desember 2018
Mohammad Fadholi
Page 11
vi
Daftar Isi
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Masalah ...................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori ................................................................................... 8
1. Layanan Pembelajaran ............................................................. 8
a. Pengertian Layanan Pembelajaran ..................................... 8
b. Tujuan Layanan Pembelajaran ........................................... 10
c. Jenis-jenis Layanan Pembelajaran ..................................... 13
d. Kualitas Layanan Pembelajaran ........................................ 21
2. Kepuasan Terhadap Layanan Pembelajaran ............................ 27
a. Pengertian Kepuasan Siswa ............................................... 27
b. Mengukur Tingkat Kepuasan Siswa .................................. 32
c. Membangun Kepuasan Siswa ............................................ 35
Page 12
vii
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 37
C. Kerangka Berfikir ........................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 39
B. Metode Penelitian ........................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 40
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................... 41
1. Kuesioner ................................................................................. 41
2. Wawancara ............................................................................... 42
E. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 42
1. Scanning ................................................................................... 42
2. Coding ...................................................................................... 42
3. Scoring ..................................................................................... 42
4. Tabulating ................................................................................ 43
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 43
a. Penguji Kualitas Instrumen ...................................................... 43
1. Uji Validitas ....................................................................... 43
2. Uji Reliabilitas ................................................................... 44
b. Teknik Analisis Data ................................................................ 45
c. Teknik Interptestasi Data ......................................................... 45
G. Instrumen Penelitian ....................................................................... 46
1. Definisi Konseptual Layanan Pembelajaran ............................ 46
2. Definisi Operasional Layanan Pembelajaran ........................... 46
3. Kisi-kisi Instrumen ................................................................... 47
Page 13
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Rahmania Islamic School Serpong .......... 52
1. Sejarah Umum MTs Rahmania Islamic School Serpong ......... 52
2. Visi dan Misi MTs Rahmania Islamic School Serpong ........... 52
3. Sarana dan Prasarana MTs Rahmania Islamic School
Serpong .................................................................................... 53
4. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa MTs Rahmania
Islamic School Serpong ............................................................ 54
5. Kurikulum MTs Rahmania Islamic School Serpong ............... 55
6. Struktur Sekolah ....................................................................... 55
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................... 55
1. Berwujud (Tangible) ................................................................ 58
2. Keandalan (Reliability) ............................................................. 69
3. Daya Tanggap (Responsiveness) .............................................. 79
4. Jaminan (Assurance) ................................................................ 88
5. Empati (Empathy) ..................................................................... 95
BABA V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 105
B. Saran ............................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 14
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hirarki Ekspetasi .......................................................................... 23
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berfikir ............................................................. 38
Page 15
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ............................................................. 39
Tabel 3.2 Scoring Alternatif Jawaban Angket ................................................. 43
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Layanan dalam Pembelajaran............ 47
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ........................................................ 50
Tabel 4.1 Keadaan Sarana dan Praarana MTs Rahmania Islamic
School Serpong Tahun 2018/2019 .................................................. 53
Tabel 4.2 Data Guru dan Pegawai Tahun 2018/2019 ...................................... 54
Tabel 4.3 Data Siswa MTs Rahmania Islamic School Serpong
Tahun 2018/2019 ............................................................................. 54
Tabel 4.4 Pelaksanaan program sholat Dhuha dan Yasinan yang dilakukan oleh
sekolah ............................................................................................. 58
Tabel 4.5 Jadwal pelajaran yang diterapkan oleh sekolah ............................... 59
Tabel 4.6 Ujian yang diselenggarakan oleh sekolah ........................................ 59
Tabel 4.7 Alat-alat pembelajaran (Papan tulis, infokus, buku pelajaran) yang
digunakan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar di kelas ......... 60
Tabel 4.8 Kelengkapan media pembelajaran di kelas ...................................... 61
Tabel 4.9 Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru pada saat pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar ................................................................ 61
Tabel 4.10 Media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar ................................................................ 62
Tabel 4.11 Pelaksanaan remedial oleh guru ..................................................... 63
Page 16
xi
Tabel 4.12 Jadwal kegiatan ekstrakulikuler yang diterapkan sekolah ............. 63
Tabel 4.13 Kelengkapan perlengkapan/alat dan sarana kegiatan kegiatan
ekstrakulikuler ............................................................................... 64
Tabel 4.14 Penyampaian materi pelajaran oleh guru pelajaran di kelas .......... 65
Tabel 4.15 Keramahan guru sehari-hari di sekolah ......................................... 65
Tabel 4.16 Kebiasaan berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan
belajar mengajar ............................................................................ 66
Tabel 4.17 Kegemaran/kesenangan siswa dalam belajar ................................. 66
Tabel 4.18 Motivasi belajar siswa di sekolah .................................................. 67
Tabel 4.19 Kelulusan Ujian Nasional di sekolah ............................................. 67
Tabel 4.20 Jumlah lulusan yang diterima di sekolah negeri/favorit ................ 68
Tabel 4.21Semangat guru dalam kegiatan pembelajaran ................................. 69
Tabel 4.22 Kedisiplinan guru terkait dengan waktu masuk kelas .................... 69
Tabel 4.23 Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan kalender pendidikan .. 70
Tabel 4.24 Catatan/komentar guru terhadap hasil evaluasi/tes/tugas .............. 70
Tabel 4.25 Kemampuan guru dalam menciptakan kelas yang kondusif .......... 71
Tabel 4.26 Pemberian waktu tunggu (jeda) kepada siswa dalam
menjawabpertanyaan guru/siswa lain............................................ 72
Page 17
xii
Tabel 4.27 Keahlian pembina/pelatih dengan
ekstrakulikuler yang dibinanya ..................................................... 72
Tabel 4.28 Kemampuan/keterampilan pelatih pada saat melatih kegiatan
ekstrakulikuler ............................................................................... 73
Tabel 4.29 Komunikasi yang tidak membeda-bedakan oleh
guru saat pelajaran di kelas ........................................................... 74
Tabel 4.30 Keramahan guru dalam menghadapi siswa yang kurang tertib di
sekolah ........................................................................................... 74
Tabel 4.31 Kemampuan guru memotivasi belajar di sekolah kepada siswa .... 75
Tabel 4.32 Kemampuan guru untuk membiasakan siswa berdo’a
sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar ........................... 76
Tabel 4.33 Kemampuan guru untuk membentuk persepsi siswa bahwa
belajar menjadi kegemaran dan kesenangan ................................. 76
Tabel 4.34 Kemampuan guru dalam membentuk sikap siswa yang
berakhlak, beriman dan percaya diri ............................................. 77
Tabel 4.35 Kemampuan guru dalam membentuk pengetahuan siswa
yang unggul ................................................................................... 78
Tabel 4.36 Kemampuan guru dalam membentuk keterampilan siswa yang
dibutuhkan masyarakat .................................................................. 78
Tabel 4.37 Pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dengan kebutuhan
siswa dan sekolah .......................................................................... 79
Tabel 4.38 Kesiapan guru dalam membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran ................................................................................. 79
Page 18
xiii
Tabel 4.39 Kecepatan guru dalam menangani siswa yang kurang disiplin ..... 80
Tabel 4.40 Perawatan dan pengadaan media pembelajaran di sekolah ........... 81
Tabel 4.41 Kesesuaian layanan yang diberikan oleh sekolah dengan
kebutuhan siswa ............................................................................ 81
Tabel 4.42 Kesesuaian tugas dan pemberian materi yang diajarkan saat kegiatan
ekstrakulikuler ............................................................................... 82
Tabel 4.43 Kesesuaian ekstrakulikuler dengan minat siswa ............................ 83
Tabel 4.44 Daya tarik ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh sekolah ..... 83
Tabel 4.45 Pengawas sekolah terhadap hubungan guru dengan siswa ............ 84
Tabel 4.46 Kecepatan dan ketepatan sekolah dalam menangani
keluhan siswa ................................................................................ 84
Tabel 4.47 Kepedulian guru mewujudkan budaya belajar pada siswa ............ 85
Tabel 4.48 Kepedulian sekolah dalam menciptakan lingkungan yang
menunjang budaya belajar ............................................................ 86
Tabel 4.49 Pelaksanaan program pemantapan dalam menghadapi
Ujian Nasional oleh sekolah .......................................................... 87
Tabel 4.50 Pelatihan kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan bagi siswa ................................................................ 87
Tabel 4.51 Program kompetisi siswa untuk memberi pengalaman
dan mengasah bakat siswa............................................................. 88
Page 19
xiv
Tabel 4.52 Kegiatan belajar mengajar yang berbasis praktek oleh
guru demi terwujudnya siswa yang unggul ................................... 89
Tabel 4.53 Kegiatan belajar mengajar berbasis teknologi yang
dilakukan di sekolah ...................................................................... 89
Tabel 4.54 Program pembelajaran sekolah adalah pendidikan
berbasis agama islam ..................................................................... 90
Tabel 4.55 Pengembangan minat dan bakat siswa melalui
kegiatan ekstrakulikuler ................................................................ 91
Tabel 4.56 Pengembangan jiwa kepemimpinan melalui
kegiatan ekstrakulikuler ................................................................ 91
Tabel 4.57 Melalui kegiatan ekstrakulikuler sebagai wadah prestasi .............. 92
Tabel 4.58 Pengembangan etika siswa melalui hubungan guru
dengan siswa ................................................................................. 92
Tabel 4.59 Lingkungan sekolah dijamin meningkatkan budaya
belajar siswa .................................................................................. 93
Tabel 4.60 Semangat siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran .................. 94
Tabel 4.61 Standar Kompetensi Lulusan alumni ............................................. 94
Tabel 4.62 Perhatian guru terhadap siswa belum mencapai standar
kompetensi minimal ...................................................................... 95
Tabel 4.63 Kegiatan pembelajaran guru dalam membantu siswa
mencapai kompetensi .................................................................... 96
Page 20
xv
Tabel 4.64 Perhatian sekolah terhadap kekerasan fisik yang dialami siswa .... 96
Tabel 4.65 Kemudahan bimbingan dan konsultasi kesulitan belajar
dengan guru ................................................................................... 97
Tabel 4.66 Keramahan guru-guru yang memberikan pelajaran di kelas ......... 98
Tabel 4.67 Motivasi yang diberikan guru dalam setiap
proses pembelajaran ..................................................................... 98
Tabel 4.68 Keramahan pembina/pelatih dalam kegiatan ekstrakulikuler ........ 99
Tabel 4.69 Kepedulian sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan
ekstrakulikuler sesuai dengan apa yang diinginkan siswa ............ 99
Tabel 4.70 Komunikasi yang bersahabat oleh guru ke siswa .......................... 100
Tabel 4.71 Keteladanan guru dalam membentuk lingkungan
budaya belajar .............................................................................. 101
Tabel 4.72 Perhatian sekolah oleh kompetensi sikap siswa
sehari-hari di sekolah .................................................................... 102
Tabel 4.73 Perhatian guru terhadap kompetensi pengetahuan siswa
saat kegiatan belajar mengajar ...................................................... 102
Tabel 4.74 Jumlah skor tiap dimensi................................................................ 103
Tabel 4.75 Interprestasi Data Tingkat Kepuasan Siswa
Terhadap Layanan Pembelajaran di MTs Rahmania ISc .............. 104
Page 21
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket
Lampiran 2 Hasil Wawancara
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 4 Rekap Hasil Angket
Lampiran 5 Struktur Sekolah
Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 9 Daftar Refrensi
Page 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap manusia,
sehingga manusia berusaha untuk meraih pendidikan yang setinggi-
tingginya sebagai bekal untuk bersaing di dunia kerja. Menurut Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.1 Dengan pentingnya peranan pendidikan, maka dalam Undang-
Undang Dasar 1945 diamanatkan setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan, pengajaran dan pemerintah berusaha untuk
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
pelaksanaannya diatur dalam undang-undang.
Sekolah atau Madrasah adalah lembaga pemberi jasa dibidang
pendidikan, walaupun dalam operasionalnya tidak mengedepankan profit
sebagai tujuan utama, memberikan pelayanan prima kepada siswa
merupakan keharusan seperti lembaga berorientasi profit. Sekolah atau
Madrasah didalam memberikan pelayanan memiliki ciri khusus yang
tidak bisa disamakan dengan lembaga jasa lain diluar Sekolah atau
Madrasah.
Pemberian pelayanan pendidikan yang baik, sangat berpengaruh
terhadap pencapaian mutu dan kelancaran kegiatan lembaga, serta
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan lembaga secara keseluruhan.
Layanan tersebut dinyatakan dalam pasal 5 ayat 2 UU No. 25 Tahun 2009
tentang pelayanan publik (umum) yang selengkapnya berbunyi: ruang
lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat 2 meliputi pendidikan,
1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Page 23
2
pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan
informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi,
perbankan, perhubungan, sumberdaya alam, pariwisata, dan sektor
strategis lainnya.2 Sewajarnya tuntutan masyarakat terhadap layanan,
yang diharapkan adalah kualitas atau layanan yang bermutu.
Sekolah atau lembaga pendidikan harus memberikan kenyamanan
dan keamanan dengan pelayanan yang diberikan. Layanan pembelajaran
yang diberikan kepada siswa yaitu agar siswa tumbuh kembang dengan
baik sehingga dapat mengikuti proses pendidikan dengan baik, sesuai
dengan apa yang diharapkan.
Menurut Parasuraman dkk, ada lima dimensi penting yang
menentukan tingkat service quality (kualitas pelayanan) yaitu; 1. Dimensi
Tangible (bukti langsung) adalah penampilan fisik, peralatan, dan sarana
komunikasi. Misalnya keindahan interior kelas, kebersihan dan
kelengkapan kelas, kerapian penampilan guru waktu mengajar, keserasian
tata letak kelas, kemudahan dan keamanan lingkungan sekolah, serta
kelengkapan sarana telekomunikasi. 2. Dimensi Reliability (keandalan)
adalah kemampuan guru untuk melaksanakan jasa sesuai yang telah
dijanjikan secara akurat dan dapat diandalkan. Misalnya terpenuhinya
keinginan siswa dan ketepatan waktu yang diberikan. 3. Dimensi
Responsiveness (daya tanggap) yaitu kesediaan untuk membantu siswa
dan memberikan layanan seketika. Misalnya kepastian lamanya layanan
dan kesiapan guru dalam melayani atau merespon siswa pada waktu
pembelajaran. 4. Dimensi Assurance (jaminan) adalah pengetahuan,
sopan santun, dan kemampuan guru untuk menimbulkan rasa percaya dan
keyakinan. Misalnya kesopanan guru, keramahan guru, cara kerja guru,
dan pengetahuan guru yang mendukung. 5. Dimensi Empathy
(kepedulian) adalah rasa peduli dan perhatian individual yang diberikan
sekolah kepada siswa. Misalnya pendekatan perindividu kepada siswa
dan terciptanya hubungan yang baik dengan siswa.
2UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Page 24
3
Pelayanan pendidikan itu sendiri, pemerintah sudah menentukan
regulasi yang patut dijadikan rujukan oleh lembaga pendidikan demi
tercapainya tujuan pendidikan yang baik. Yaitu melalui Menteri
Pendidikan Nasional telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar, yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar (SPM). Selanjutnya disempurnakan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Tahun
2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan
Dasar Di Kabupaten/Kota. Regulasi ini merupakan tolak ukur kinerja
pelayanan pendidikan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan
program dan penganggaran target masing-masing daerah kabupaten/kota.
Demikian regulasi yang dibuat oleh pemerintah demi terciptanya
kualitas pendidikan secara menyeluruh. Namun masih ada kasus yang
belakangan ini menjadi perhatian khusus bagi dunia pendidikan. Menurut
Retno Listyarti sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) mendapatkan aduan kekerasan fisik sebanyak 72 persen, psikis 9
persen, pemalakan atau pemerasan 4 persen dan seksual 2 persen.
Menurut Retno, kekerasan ini kerap terjadi pada siswa, yang dilakukan
oleh guru, kepala sekolah, petugas sekolah lainnya, serta sesama murid.
Korban ada yang dirayu dengan iming-iming memberikan ilmu kebal, ada
yang beralasan untuk pengobatan dan ruqyah, dan ada pula yang
memberikan sanksi dengan cara pencabulan. Adapun daerah pengadu
menurut KPAI Jakarta tertinggi mencapai 58 persen, Jawa barat 16
persen, dan Banten 8 persen.3
Kasus lain juga menjadi cukup mengenaskan dalam ranah
pendidikan, dalam hal ini tidak melaporkan ke KPAI namun kasusnya
menjadi viral secara nasional. Yaitu kasus pemukulan yang dilakukan
3Tren Kasus Kekerasan Anak di Dunia Pendidikan 2018, di akses melalui
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/19/tren-kasus-kekerasan-anak-di-dunia-
pendidikan-2018. pada tanggal 07 April 2018
Page 25
4
siswa terhadap gurunya di Sampang, Jawa Timur, sehingga membuat
korban meninggal dunia. Menurut pemerhati pendidikan, Isa Anshori
menyatakan ada dua hal yang diduga menjadi latar belakang
penganiayaan itu terjadi. Pertama, proses belajar mengajar yang kurang
bisa dinikmati oleh siswa. Seringkali, proses belajar yang hanya menjadi
kebutuhan guru dibanding siswa. Sehingga, ketika siswa menganggap
proses belajar itu tidak menjadi kubutuhannya, maka siswa tidak
memperhatikan guru yang mengajar .
Kedua, pola pengasuhan keluarga terhadap anak sangat keras,
akan melahirkan pribadi atau orang yang keras pula. Kekerasan itu
muncul ketika ada momentum dari siswa untuk melampiaskan
kekesalannya. Bisa juga karena sudah dendam terhadap guru karena
memperlakukan yang tidak semestinya. Salah satunya mencoret wajahnya
saat tertidur di kelas.4
Fenomena atau kejadian itulah faktanya, kejadian tersebut
menunjukkan kekurangan-kekurangan dalam sistem pendidikan di
Indonesia berupa ekpresi-ekspresi ketidak puasan dalam layanan terjadi.
Jika bukan sistem yang salah, SDM-nya yang belum mumpuni. Dalam
kontek layanan jasa di dunia pendidikan, SDM lah yang menjadi pilar
utama atau pelaku. Karena pendidikan merupakan lembaga yang
menyediakan jasa. Pada dasarnya pelayanan yang buruk pelan-pelan
tersingkir, sementara pelayanan yang bermutu akan mendapat respon
positif dari pelanggan (siswa dan masyarakat).
Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan di Madrsah
Tsanawiyah Rahmania Islamic School Serpong, terdapat beberapa
permasalahan yang dijumpai pada bagian pelayanan. Merujuk pada
Permendikbud No. 23 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota, Ruang
4Siswa Pukul Guru di Sampang Diduga Dilatarbelakangi 2 Hal, di akses melalui
https://daerah.sindonews.com/read/1278854/23/siswa-pukul-guru-di-sampang-diduga-
dilatarbelakangi-2-hal-ini-1517558498, pada tanggal 07 April 2018.
Page 26
5
Laboratorium IPA belum tersedia, belum tersedianya 1 (satu) orang guru
untuk setiap mata pelajaran, ruang kepala sekolah belum terpisah sendiri,
dan belum memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi.
Fasilitas pelayanan merupakan salah satu aspek yang memengaruhi
kualitas pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, pemenuhan fasilitas
pelayanan bagi pelanggan merupakan salah satu hal yang harus
diperhatikan. Sedangkan berdasarkan bentuk layanan yang diberikan ke
lima bentuk pelayanan belum seratus persen dilakukan.
Untuk mengetahui kepuasan siswa erat kaitannya dengan dimensi
pembentuk kualitas layanan (yang terdiri dari Tangible, Reliability,
Responisiveness, Assurance, dan Emphaty) terhadap tingkat kepuasan
siswa. Dalam hal ini adalah layanan pembelajaran, bahwa pembelajaran
oleh guru baik langsung maupun tidak langsung yang langsung siswa
dapat merasakan.
Kepuasan siswa sangat penting dalam sektor pendidikan berkaitan
dengan peranannya sebagai penyedia jasa. Oleh karena itu mengetahui
atau mengevaluasi persepsi siswa terhadap kepuasan mereka yang mereka
alami dan harapkan harus terus dilakukan oleh lembaga pendidikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti
tertarik untuk mengkaji tentang “KEPUASAN SISWA TERHADAP
LAYANAN PEMBELAJARAN DI MTS RAHMANIA ISLAMIC
SCHOOL SERPONG”. Untuk memberikan gambaran yang sebenarnya
mengenai kualitas pelayanan dan mengetahui tingkat kepuasan siswa
yang ada di sekolah tersebut.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Diduga belum terlaksananya layanan Kegiatan Belajar
Mengajar belum maksimal.
Page 27
6
2) Terjadinya kasus kekerasan fisik, psikis, pemalakan/pemerasan
dan seksual di dunia pendidikan.
3) Kurangnya Sumber Daya Manusia dan Profesionalitas dalam
proses pelayanan pembelajaran.
4) Sarana dan prasarana belum memadahi di MTs Rahmania
Islamic School Serpong.
5) Kurangnya perhatian sekolah terhadap permasalahan siswa.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, perlu dibatasi cakupan
permasalahan yang lebih sempit. Permasalahan dalam penelitian ini
difokuskan pada “Kepuasa siswa terhadap layanan pembelajaran di
MTs Rahmania Islamic School Serpong” belum, meliputi : Tangible,
Reliability, Responisiveness, Assurance, dan Emphaty.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana
kepuasa siswa terhadap layanan pembelajaran di MTs Rahmania
Islamic School Serpong?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Mendiskripsikan secara jelas mengenai tingkat kepuasan siswa terhadap
layanan pembelajaran di MTs Rahmania Islamic School Serpong.
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan atau
manfaat yang positif bagi semua pihak. Adapun kegunaan atau manfaat
penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi dalam
menambah pengetahuan dan bahan acuan bagi penelitian sejenis di
masa yang akan datang.
Page 28
7
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kajian
administrasi atau manajemen, terutama mengenai kajian pelayanan
pembelajaran.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan
koleksi sehingga memberikan wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas tentang studi kajian manajemen atau administrasi yang
ada dalam kehidupan masyarakat.
b. Bagi MTs Rahmania Islamic School Serpong
Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran nyata dan
menjadi bahan pertimbangan bagi MTs Rahmania Islamic School
Serpong dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan
pelayanan pembelajaran.
c. Bagi masyarakat umum
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
masyarakat pada umumnya agar lebih peka terhadap masalah-
masalah yang timbul dalam hal pelayanan pembelajaran, sehingga
masyarakat juga berperan aktif dalam pelayanan pendidikan yang
diberikan oleh satuan atau penyelenggara pendidikan.
Page 29
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Layanan Pembelajaran
a. Pengertian Layanan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, layanan
/la·yan·an/ n cak Adalah perihal atau cara melayani; sedangkan
kata yang sering disebut selain layanan adalah pelayanan. Adapun
pengertian pelayanan/pe·la·yan·an/ n adalah perihal atau cara
melayani.5 Dari segi bahasa dapat peneliti artikan tidak ada
perbedaan, namun dalam segi penggunaan berbeda. Pelayanan
merujuk pada pekerjaan, dedikasi, sedangkan layanan merujuk
pada interaksi dengan konsumen.
Menurut Kotler pelayanan adalah “setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik”.6 Seperti pendapat Gronroos: “Pelayanan
adalah suatu aktifitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antar konsumen dengan karyawan atau hal-hal
lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen/pelanggan”.7 Dapat dipahami bahwa sebuah layanan
itu berupa interaksi atau komunikasi yang terjalain. Baik itu
layanan jasa atau barang pasti dibutuhkannya sebuah interaksi
5Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005) Edisi III, h. 646 6Lijan Poltak Sinambela, dkk, Reformasi Pelayanan Publik, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007).
h. 4-5 7Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan,Pengembangan Model
Konseptual, Penerapan Citizen's Character dan tandar Layanan
Minimal,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), Cet X, h. 2.
Page 30
9
dengan tujuan memuaskan konsumen atau pelanggan. Begitu juga
layanan pembelajaran.
Selanjutnya Wina Sanjaya menyatakan dalam bukunya
pembelajaran sebagai berikut:
“Kata pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”
yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di
Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran
psikologi kognitif wholistic, yang menempatkan peserta
didik sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini
juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang
diasumsikan dapat mempermudah peserta didik
mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media
seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar,
audio, dan lain sebagainya sehingga semua itu mendorong
terjadinya perubahan peran guru dalam mengelola proses
belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar
menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar”.8
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, pembelajaran yang
mempunyai kata dasar “ajar” memiliki arti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut), sedangkan
pembelajaran itu sendiri memiliki arti proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 9 dalam hal ini
pembelajaran yan terjadi di sekolah yang memberi pembelajaran
adalah seorang guru. Selain itu tugas guru sebagai profesi
meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
Menurut Hamzah B. Uno hakikat pembelajaran memiliki
perancangan atau perencanaan sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa.10
Hal ini menunjukkan adanya unsur
persiapan dalam proses pembelajaran, dan proses pembelajaran
yang baik memiliki perencanaan matang agar siswa yang belajar
mendapatkan tujuan dari proses pembelajaran.
8Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2005), cet. 3, h. 78 9Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit, Edisi III, h. 17
10Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet. 9, h.
2.
Page 31
10
Menurut Kokom Komalasari pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan
subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek
didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.11
Pembalajaran sebagai suatu sistem,
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pada proses
evaluasi.
Berdasarkan berbagai definisi yang menjelaskan tentang
layan dan pembelajaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
layanan pembelajaran adalah proses layanan yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dibutuhkan oleh
siswa baik itu secara langsung maupun tidak langsung demi
mencerdaskan dan membentuk karakter didik.
b. Tujuan Layanan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran diarahkan pada pencapaian
tujuan pembelajaran yang memberikan arah terhadap semua
kegiatan dan bahan yang disajikan agar tujuan yang diinginkan
dapat tercapai dengan maksimal. Pada intinya, tujuan
pembelajaran dirumuskan alam perilaku atau performasi,
tujuan tersebut ada yang berkenaan dengan ranah kognitif,
afektif ataupun psikomotor.12
Perubahan yang dimaksudkan
adalah perubahan yang pada awalnya siswa tidak tahu menjadi
tahu, mengerti dan diharapkan dapat mempraktekannya.
Perubahan tersebut sesuai dengan penjelasan Gagne (1998:
119-120), bahwa terjadinya perubahan tingkah laku tergantung
pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.13
11
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2010), cet. 1, h.3 12
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum & Pembelajaran
Kompetensi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), cet. 1, h. 105 13
Sunhaji, Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran, h. 33
Page 32
11
Faktor dari dalam yang mempengaruhi belajar siswa adalah
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Termasuk faktor
jasmani/aspek fisiologis seperti tonus (tegangan otot),
kebugaran tubuh siswa, faktor rohaniah/faktor psikologis
seperti motivasi, tingkat kecerdasan, bakat dan sikap siswa.
Faktor dari luar yang mempengaruhi belajar siswa meliputi
faktor lingkungan sosial dan non sosial, termasuk faktor sosial
seperti guru dan teman-teman sekolah, faktor non sosial seperti
gedung sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan keluarga,
cuaca dan waktu belajar yang digunakan
Tujuan pembelajaran tidak harus dengan penguasaan
materi, akan tetapi proses perubahan tingkah laku. Artinya
dengan adanya pelayanan pembelajaran siswa diharapkan dapat
merubah perilakunya ke arah yang lebih baik. Tujuan
pelayanan pembelajaran ini sifatnya tidak baku, dapat
disesuaikan dengan kemampuan sekolah, lingkungan dan
sasaran pasar yang akan dituju. Bila disebutkan secara spesifik,
tujuan dari pelayanan pembelajaran yaitu untuk mengetahui:
1) Perbedaan hasil belajar yang akan diperoleh oleh peserta
siswa.
2) Perbedaan hasil belajar pada pelaksanaan pembelajaran
antara siswa yang memiliki kecenderungan cara berpikir
divergen dan yang konvergen.
3) Pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan cara
berpikir siswa terhadap hasil belajarnya di sekolah. 14
Pada dasarnya, tujuan dari pelayanan pembelajaran
merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan berbanding lurus dengan tujuan dari
pembelajaran. Ketika pembelajaran mencapai tujuannya, maka
14
Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), cet. IV h. 177-178
Page 33
12
disitulah adanya peningkatan kualitas siswa yang berdampak pada
peningkatan kualitas pendidikan
Ketika tujuan pelayanan pembelajaran tercapai, maka
sekolah dianggap telah berhasil mengoptimalkan seluruh
komponen yang dimilikinya, seluruh anggota sekolah
menjalankan dengan baik fungsi-fungsinya. Banyak keuntungan
yang akan diraih oleh seluruh anggota sekolah ketika tujuan dari
pelayanan pembelajaran dapat terpenuhi, salah satunya adalah
berdampak pada citra atau penilaian yang baik bagi sekolah
tersebut. Jika penilaian dari pihak luar terhadap sekolah baik,
tentu ini akan menjadi keuntungan bagi pihak sekolah karena
akan ada banyak calon siswa yang berminat untuk bersekolah
atau lembaga pendidikan tersebut.
Nina Rahmayanti juga mengemukakan pendapatnya
mengenai keuntungan yang akan diraih ketika tujuan dalam
pelayanan dalam pembelajaran dapat tercapai, yaitu:
1) Mencegah berpalingnya pelanggan dan membangun
kesetiaan pelanggan atau customer loyality
2) Memberikan rasa puas dan kepercayaan pada konsumen
3) Tetap menjaga dan merawat (maintance) agar pelanggan
merasa diperhatikan dan dipentingkan segala kebutuhannya
atau harapannya15
Ini artinya, sekolah mendapatkan banyak keuntungan
ketika tujuan pelayanan pembelajaran dapat tercapai, siswa atau
masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa di sekolah akan
menimbulkan rasa kesetiaan, dan kepercayaan. Selain itu, ketika
kesetiaan dan kepercayaan siswa terhadap pelayanan sekolah
menimbulkan nilai baik bagi citra sekolah. Siswa/masyarakat
yang merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh sekolah
15
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.8
Page 34
13
secara tidak langsung akan menjadi salles dengan menceritakan
kelebihan yang dimiliki oleh sekolah.
c. Jenis-jenis Layanan Pembelajaran
Dilihat dari proses pembelajaran, tujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa masuk dalam aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotorik. Untuk mewujudkannya layanan
yang diberikan tidak baku pada proses pembelajaran di kelas,
yang terbatas oleh ruang dan waktu. Ada layanan lain yang
menunjang tercapainya tujuan tersebut, yaitu diantaranya
lingkungan sekolah dapat dijdikan tempat untuk proses
pembelajaran, karena peningkatan kemampuan yang diinginkan
siswa bukan hanya pada aspek kognitif.
Seperti hasil belajar siswa, mencerminkan tingkat
ketercapaian hasil yang dilakukan oleh seorang guru dalam
kegiatan belajar mengajar. Namun hal itu belum cukup untuk
mencapai kebutuhan siswa. Aspek-aspek yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa juga perlu diasah sebagai
bentuk terbentuknya siswa yang berkualitas. Karena setiap siswa
memiliki keunggulan dibidang masing-masing. Ada siswa yang
unggul dalam akademik (pembelajaran) dan ada juga siswa yang
unggul dalam bidang non akademik (bakat).
Dalam prakteknya tidak dapat dipungkiri aspek biaya
yang harus ditanggung oleh pemakai jasa pendidikan yakni siswa
dan/atau orang tua siswa demi mendapatkan pendidikan yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan bakatnya.
Namun hal itu tidak menjadi masalah besar jika apa yang sudah
dikeluarkan sebanding dengan apa yang diterima oleh penerima
jasa (pelanggan). Menurut Mohammad Ali, konsep kualitas
pendidikan bergantung pada penilaian pihak yang memanfaatkan
Page 35
14
jasa itu atau para pemangku kepentingan pendidikan.16
Konsep
yang bersifat relatif ini menunjukkan, bahwa keberadaan kualitas
pendidikan ditentukan oleh pemangku kepentingan pendidikan.
Sebagai implikasinya, sebuah lembaga pendidikan tidak bisa
memandang atau menentukan bahwa lembaga tersebut berkualitas
berdasarkan pandangan atau hasil penilaian oleh dirinya sendiri.
Apakah suatu lembaga pendidikan itu berkualitas bergantung dari
bagaimana penilaian para pemangku kepentingan terhadap
lembaga itu.
Dalam konteks dunia bisnis, kualitas didefinisikan sebagai
berikut: “Quality: A basic business strategy that provides goods
and services that completely satisfy both internal and external
customers by meeting their explicit expectation” (De Toro, 1992)
Kualitas adalah suatu strategi bisnis yang bersifat mendasar
dalam menyediakan barang atau jasa yang benar-benar dapat
memuaskan para pemangku kepentingannya dengan cara
memenuhi harapan mereka yang bersifat ekplisit.17
Apabila
konsep ini diterapkan dalam pendidikan maka lembaga
pendidikan harus selalu mempertimbangkan harapan dan
kebutuhan pemangku kepentingan yang dinyatakan secara ekplisit
dalam mengambil keputusan atau kepentingan lembaga.
Dengan memilah-milah pemangku kepentingan
pendidikan dapat didefinisikan berbagai jenis layanan
pembelajaran berdasarkan pemangku kepentingan yaitu 1)
Kurikulum, 2) Proses Pembelajaran, 3) Kegiatan Ekstrakulikuler,
4) Hubungan Profesional Guru dengan Peserta Didik, 5)
Pembinaan Budaya Belajar, dan 6) Pembentukan Kompetensi
16
Mohammad Ali, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional; Menuju Bangsa
Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, (Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2009) h.335 17
Ibid
Page 36
15
Lulusan:18
untuk lebih rincinya jenis-jenis layanan pembelajaran
akan dipaparkan sebagai berikut:
1) Kurikulum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19
Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Menurut pendapat Hanian (2013), adminitrasi
kurikulum atau kurikulum meliputi kegiatan pencatatan dan
pengelolaan kurikulum. Adapaun ruang lingkupnya dalam
pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Standar Isi,
2) Standar Kompetensi Lulusan, 3) Standar Penilaian
Pendidikan, dan 4) Perangkat Pembelajaran.19
Sedangkan
pendapat lain oleh Sabri dalam Wahid (2011), menyatakan
bahwa kegiatan kurikulum atau adminitrasi kurikulum ada 3
bagian yaitu a) kegiatan yang menyangkut proses belajar, b)
kegiatan yang menyangkut siswa, c) kegiatan yang
menyangkut guru :20
Konsep kurikulum ini menunjukkan bahwa keseriusan
lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Dengan rencana dan pengaturan yang telah disepakati oleh
seluruh anggota lembaga pendidikan, akan menjadi rujukan
para guru/pengajar dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Untuk itu penulis sepakat dengan pendapat di atas
bahwa kurikulum terdiri dari 3 bagian yang menyakut dengan
18
Mohammad Ali, Ibid, h.338 19
Haniatun Masluroh, Sistem Online Administrasi Kurikulum Sebagai Solusi Perbaikan
Layanan Administrasi di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik, h. 5-6 20
Ibid
Page 37
16
proses belajar, siswa dan guru. Selanjutnya akan diperinci
bagian-bagian tersebut dalam praktek dilanpangan, adapaun
sebagai berikut:
a) Kegiatan yang menyangkut proses belajar
(1) Penyusunan rencana kerja tahunan, semesteran,
bulanan dan mingguan.
(2) Penyesuaian jadwal pelajaran.
(3) Penyusunan jadwal ulangan dan ujian.
(4) Penyusunan daftar buku dan alat-alat pelajaran yang
akan digunakan dalam kegiatan dan prestasi belajar
siswa.
(5) Penyusunan norma penilaian
(6) Pencatatan dan laporan hasil-hasil kegiatan dan
prestasi belajar siswa.
(7) Penyusunan jadwal dan rencana kegiatan belajar
dalam kelas dan di luar kelas.
b) Kegiatan yang menyangkut siswa
(1) Menentukan jumlah dan syarat siswa yang akan
diterim.
(2) Merencanakan dan melaksanakan peraturan
kenaikan kelas.
(3) Menentukan kelas bagi siswa yang diterima dan
naik kelas.
(4) Pencatatan sesuatu mengenai kegiatan siswa dan
hasilnya di sekolah.
c) Kegiatan yang menyangkut guru
(1) Pengaturan tugas pengajar dan tugas piket.
(2) Pengaturan bimbingan guru terhadap siswa.
(3) Penyusunan satuan pelajaran.
(4) Penyusunan program kegiatan MGBS (majelis
guru bidang studi) dan pelaksanaannya dalam
Page 38
17
rangka peningkatan kemampuan tugas
profesianalnya.
(5) Pengaturan mengenai tugas belajar/pendataan
guru.
2) Proses Pembelajaran
Proses layanan pembelajaran yang dimaksud
merupakan persepsi siswa terhadap: 1) persiapan
pembelajaran di kelas, 2) pelaksanaan pembelajaran, 3)
penggunaan media pembelajaran, 4) bimbingan dan
konsultasi kesulitan belajar, 5) pelaksanaan evaluasi dan
penilaian, dan pelaksanaan remedial.
Dalam prakteknya guru merupakan ujung tombak
keberhasilan pendidikan. Untuk itu diperlukan sosok figur
seorang guru yang mampu membuat siswa semangat dalam
belajar. Lima poin di atas tidak terlepas dari media, materi,
metode yang menarik dan kekinian yaitu menggunakan
teknologi dan berbasis praktek, sehingga rasa ingin tau siswa
tercipta dalam kelas. Selain itu basis karakter tidak boleh
dilewatkan, melalui pendidikan agama diharapkan siswa
terbentuk karakternya. Dan akhirnya evaluasi pendidikan
sebagai tahap akhir memperbaiki tujuan pendidikan.
3) Kegiatan Ekstrakulikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Ekstrakulikuler
Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa jenis dan
kegiatannyaantara lain sebagai berikut:
a) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan
Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera
(Paskibra), dan lainnya;
Page 39
18
b) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan
akademik, penelitian, dan lainnya;
c) Latihan olah-bakat latihan olah minat, misalnya:
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta
alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan
komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
d) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah
keagamaan, baca tulis Al Qur’an; atau
e) Bentuk kegiatan lainnya.21
Merujuk pada jenis kegiatan ekstrakulikuler di atas,
semua bertujuan peningkatan potensi, bakat, dan minat siswa.
Untuk itu lembaga pendidikan diberi wewenang dalam
penyelenggaraan sesuai dengan minat siswa. Dengan
memperhatikan jadwal, sarana prasarana, keahlian,
keterampilan pelatih sangat penting diperhatikan demi
tercapainya pengembangan karakter siswa.
4) Hubungan Profesional dan Sosial Guru – Peserta Didik
Poin ini masuk dalam kategori kompetensi
Profesioanal dan kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh
seorang guru. Dalam Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang
dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
21
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakulikuler Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
Page 40
19
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan.22
Sedangkan untuk kompetensi sosial menurut Mulyasa,
setidaknya terdapat tujuh kompetensi yang harus dimiliki
guru agar dapat berkomunikasidan bergaul secara efektif,
baik disekolah maupun di masyarakat. Ketujuh kompetensi
tersebut yaitu: a) memiliki pengetahuan tentang adat istiadat
baik sosial maupun agama, b) memiliki pengetahuan tentang
budaya dan tradisi, c) memiliki pengetahuan tentang inti
demokrasi, d) memiliki pengetahuan tentang etika, e)
memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, f) memiliki sikap
yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, dan g) setia
terhadap harkat dan martabat manusia.23
Ini artinya seorang guru selain menjadi sosok/model,
guru juga menjadi panutan bagi murid-muridnya. Yaitu
dalam melaksanakn layanan pembelajaran misalnya harus
dapat menguasai materi dan dapat membimbing siswa dalam
kesulitan belajar. Oleh karena itu kepribadian/karakter
personal sangat mempengaruhi hubungan/komunikasi kepada
siswa. Komunkasi yang santun, dalam menjelaskan materi
pelajaran jelas tidak terlalu cepat, tidak membeda-bedakan,
karena dengan beragamnya siswa, seoramg guru harus siap.
Dan akhirnya dengan terjalinnya hubungan yang bersahabat
kepada siswa, diharapkan etika siswa terbentuk.
5) Pembinaan Budaya Belajar
Budaya belajar menurut Rusyan (2007:12) merupakan
serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang
dilakukan. Hal ini diperjelas oleh Sukmadinata (2007:164)
budaya belajar di sekolah memegang peranan penting dalam
22
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Remaja Rosda Karya:
Bandung, 20008), Cet III, h. 135 23
Ibid, h.176
Page 41
20
perkembangan siswa, adapaun lingkuangan yang dimaksud
adalah lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan
sekolah.24
Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting
bagi siswa. sekolah dalam prakteknya mempunyai
pendekatan tersendiri untuk menumbuhkan keinginan siswa
dalam belajar. Menurut pendaat di atas tidak terlepas dari
aspek lingkungan. Pertama lingkungan fisik, sekolah harus
bisa menyediakan sarana prasarana demi menumbuhkan
budaya/keinginan dalam belajar dengan menyesuaikan
perkembangan zaman. Misalnya ruangan kelas yang nyaman
dan nyaman.
Kedua lingkungan sosial, dalam hal ini yang dimaksud
adalah hubungan/pergaulan antar teman di lingkungan
sekolah. Sekolah harus bisa menjamin pergaulan tanpa
adanya bullying, sehingga menjadikan lingkungan sosial
yang aman dan nyaman.
Ketiga lingkungan sekolah, untuk tahap ini terdiri dari
aspek guru dan staf sekolah dalam melaksanakan tugas yang
berhubungan dengan siswa. selain tugas memberikan layanan
pembelajaran, sekolah juga melaksanakan layanan
administrasi demi menunjang kegiatan belajar mengajar.
6) Pembentukan Kompetensi Lulusan
Berdasasrkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwak Standar Kompetensi Lulusan adalah
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dimensi
sikap, kualifikasi kemampuannya yaitu memiliki perilaku
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
24
Budaya Belajar, di akses melalui http://guraru.org/guru-berbagi/budaya_belajar/. Pada
tanggal 15 Januari 2019
Page 42
21
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Selanjutnya dimensi pengetahuan, kualifikasi
kemampuannya yaitu memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan.
Teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata. Sedangkan dimensi
keterampilan, kualifikasi kemampuannya yaitu memiliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
sekolah dan sumber lain sejenis.25
Harapan pihak sekolah, orang tua, dan pihak terkait
terhadap output pendidikan adalah terbentuknya kompetensi
siswa. Berdasarkan peraturan menteri di atas, bahwa
kompetensi lulusan bisa dilihat melalui kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Peran sekolah dalam
mewujudkannya yaitu sekolah memberi layanan
pembentukan akhlak, kepercayaan diri, pengetahuan dan
keterampilan siswa melalui pembiasaan dan pelatihan oleh
sekolah. Sehingga siswa bisa melanjutkan ke jenjang
selanjutnya dan meningkatkan potensinya di jenjang yang
lebih tinggi.
d. Kualitas Layanan Pembelajaran
Kualitas jasa atau kualitas layanan (service quality)
berkontribusi signifikan bagi penciptaan diferensiasi, positioning,
dan strategi bersaing setiap organisasi pendidikan atau diluar
pendidikan. Harapan siswa terhadap kualitas layanan dalam
25
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Page 43
22
perspektif pengukuran kualitas internal dan eksternal. Yaitu
kesesuaian prosedur atau persyaratan dalam melayani siswa atau
pelanggan. Sedangkan perspektif eksternal memahami kualitas
berdasarkan persepsi siswa, ekspektasi siswa, kepuasan siswa,
dan sikap siswa.
Menurut Goetsch & Davis (2010) mendefinisikan kualitas
sebagai “kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
sumber daya manusia, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan”.26
Dengan demikian, aspek kualitas pelayanan
bisa mencakup berbagai faktor yang saling terkait, diantaranya
lokasi sekolah, biaya pendidikan, status akreditasi, jumlah dan
kualitas staf/guru, desains kelas dan jam operasional, sikap staf,
perhatian personal terhadap kebutuhan dan perkembangan
masing-masing siswa, dan lain-lainnya.
Pada hakikatnya dalam pelayanan jasa pendidikan, sikap
dan layanan staf dan guru dengan siswa dalam melayani
berpengaruh signifikan terhadap kualitas jasa yang dihasilkan dan
dipersepsikan oleh siswa. Sikap yang diberikan akan menciptakan
keunggulan layanan (service excellence), hal itu bisa dibentuk
melalui pengintegrasian empat pilar yang saling berkaitan erat,
yaitu : kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan
layanan.
Harapan siswa tentunya ingin mendapatkan kepuasan
sesuai dengan harapan-harapan pertama kali sebelum merasakan
produk jasa. Mereka menginginkan kepuasan sesuai dengan
pengorbanan yang sebanding. Bila jasa yang dirasakan lebih kecil
dari apa yang diharapkan maka konsumen akan menjadi tidak
tertarik pada penyedia pelayanan yang disediakan sedangkan bila
terjadi sebaliknya (yang dirasakan lebih tinggi dibandingkan
26
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Satisfaction, (Yogyakarta:
ANDI, 2017), edisi 4 h. 115
Page 44
23
dengan apa yang diharapkan) ada kemungkinan pelanggan akan
menggunakan jasa pelayanan kembali. Beberapa penelitian
mengidentifikasi tiga jenis harapan yang dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen (siswa) yaitu: “Kinerja yang wajar, Kinerja
yang ideal, dan Kinerja yang diharapkan” (Engel, et.al, 1995 :
21).27
Santos & Boote (2003) mengidentifikasi ekspektasi atau
harapan pelanggan ke dalam sembilan kelompok yang disusun
dalam sebuah hirarki ekspetasi sebagai berikut:28
Gambar 2.2
Hirarki Ekspetasi
Sumber: Santos & Boote (2003)
27
Wahyu Yudha Pranoto dkk, Analisis Kepuasan Peserta Didik Berdasarkan Kualitas
Palayanan Di SMK Batik 1 Surakarta, h. 9 28
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Op Cit, h. 128
Ideal
Desired (want)
Predicted
(will)
Minimum tolerable
(adequate)
Intolerable
Worst imaginable
Normative (should)
Zone of
Tolerance
Simple
Confirmation
Deserved
......................
......................
Negative
Disconfirmatio
n
Positive
Disconfirmation
Page 45
24
Konsep hirarki ekspektasi di atas menggambarkan atau
menunjukkan tentang hirarki ekspektasi pelanggan (siswa) dari
tingkatan ekspektasi terbaik sampai ekspektasi terburuk oleh
siswa, berdasarkan tingkat kinerja yang membentuk ekspektasi
siswa. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa ekspektasi
pertama adalah Ideal Expectation, yaitu tingkat kinerja terbaik
yang diharapkan. Kedua, Normative (should) expectation, yaitu
spektasi yang harus dipenuhi oleh sekolah, karena ekspektasi
terbentuk dari janji-janji yang diberikan. Ketiga, Desired (want)
Expectation, yaitu ekspektasi yang diinginkan oleh siswa atas
kinerja yang diberikan. Keempat, Predicted (will) expectation,
yaitu tingkat kinerja yang akan diterima oleh siswa, ekspektasi ini
terbentuk berdasarkan pengalaman siswa. Kelima, Deserved
Expectation, yaitu ditingkat ini siswa mulai mengkonfirmasi
layanan yang diperoleh dibandingkan dengan rasio input (usaha,
dana dan waktu), disini akan muncul penilaian baik atau buruk.
Keenam, Adequate Expectation, yaitu kinerja jasa masih
diterima oleh siswa, ada tingkat toleransi. Ketujuh, Minimum
Tolerable Expectation, yaitu tingkat kinerja terendah yang masih
bisa diterima atau ditolerir oleh siswa. Kedelapan, Intolerable
Expectation, yaitu siswa sudah tidak bakal menerima kinerja jasa
oleh sekolah. Kesembilan, Worst Imaginable Expectation,
skenario terburuk mengenai kinerja jasa yang diberikan.
Ekspektasi atau harapan pelanggan bersifat dinamis dan
berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan semakin
banyaknya informasi yang diterima pelanggan dan semakin
bertambahnya pengalamannya.
Maka dapat disimpulkan bahwa konteks sekolah yang
bergerak dibidang jasa pendidikan dapat diartikan bahwa
sebenarnya profitabilitas sekolah tergantung pada sejauh mana
Page 46
25
sekolah dapat menghasilakan pelayanan yang berkualitas pada
siswa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada siswa
terhadap pelayanan yang dirasakannya.
Merujuk kepada Faktor-Faktor yang dapat menentukan
mutu atau kualitas pelayanan dalam bidang jasa, menurut Berry
dan Parasuraman, yaitu berwujud (Tangible), keandalan
(Reliability), daya tanggap (Responsiveness), kepastian
(Assurance), dan empati (Empathy). Kelima factor tersebut,
dalam dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Berwujud (Tangible)
Layanan/jasa tidak dapat dilihat, diraba, dan dicium, maka
aspek berwujud merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam mengukur layanan karena siswa akan akan
menggunakan indera penglihatan untuk menilai kualitas
suatu layanan sekolah. Berwujud dalam dunia pendidikan
berhubungan dengan aspek fisik,peralatan dan sarana
komunikasi sekolah yang diperlukan untuk menunjang proses
belajar mengajar, meliputi: keindahan interior kelas,
kebersihan dan kelengkapan kelas, kerapian penampilan guru
waktu mengajar, keserasian tata letak kelas, kemudahan dan
keamanan lingkungan sekolah, serta kelengkapan sarana
telekomunikasi.
2) Keandalan (Reliability)
Keandalan berhubungan dengan kemampuan guru dalam
memberikan pelayanan proses belajar mengajar yang
bermutu sesuai dengan yang dijanjikan, konsisten, serta
sekolah mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan siswa. Misalnya terpenuhinya
keinginan siswa dan ketepatan waktu yang diberikan.
Page 47
26
3) Daya Tanggap (Responsiveness)
Daya tanggap adalah kesediaan personil sekolah untuk
mendengar dan mengatasi keluhan siswa yang berhubungan
dengan masalah sekolah yang menyangkut masalah belajar-
mengajar ataupun masalah pribadi.
4) Kepastian (Assurance)
Siswa memilih sekolah sebagai tempat untuk belajar dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya berdasarkan pada
informasi, baik dari sekolah maupun dari orang lain, dan juga
berdasarkan persepsi dirinya terhadap sekolah tersebut.
Dengan demikian, rasa puas siswa atas pelayanan yang
diberikan oleh sekolah dapat ditentukan oleh apakah layanan
yang diberikan sekolah kepada siswa sesuai dengan informasi
yang telah diterima oleh siswa. Dalam upaya memberikan
kepastian atas layanan sekolah kepada siswa tidak dapat
terlepas dari kemampuan personil sekolah, terutama guru,
untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap
janji sekolah terhadap siswa, di samping oleh layanan-
layanan lainnya.
5) Empati (Empathy)
Empati dalam pemahaman psikologi adalah keadaan
mental yang membuat seseorang merasakan dirinya di
keadaan perasaan orang lain. Memiliki rasa empati itu seperti
kita membaca emosi orang lain, mengindera sekaligus
menanggapi kebutuhan atau perasaan orang lain, serta
menghayati masalah-masalah atau kebutuhan yang tersirat di
balik perasaan orang lain.29
Tingkat kepuasan siswa sangat tergantung pada mutu
suatu produk. Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang
29
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa, ( Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010) h. 40
Page 48
27
jika produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan orang tersebut
dan dilihat dari proses belajar mengajar menunjukkan sikap
individu siswa yang memperlihatkan rasa senang karena adanya
kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan indikator mutu
pelayanan, yaitu berwujud (Tangible), keandalan (Reliability),
daya tanggap (Responsiveness), kepastian (Assurance), dan
empati (Empathy). Dalam aspek mutu suatu produk dapat diukur,
pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu
produk (barang atau jasa). Salah satu cara mengukur sikap siswa
adalah dengan menggunakan koesioner. Sebuah lembaga
pendidikan harus mendesain kepuasan siswa atau pelanggan
secara akurat dapat memperkirakan persepsi tentang mutu barang
atau jasa.
2. Kepuasan Terhadap Layanan Pembelajaran
a. Pengertian Kepuasan Siswa
Menurut ketentuan umum Undang-undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.30
Peserta didik atau siswa
merupakan subjek pendidikan yang ingin meningkatkan
kemampuan yang dimiliki melalui proses pendidikan yang
ditempuh melalui pendidikan formal, informal atau non-formal
dengan tingkatan mulai dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi.
Siswa merupakan suatu komponen masukan dalam sistem
pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan,
sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional (Oemar Hamalik, Kurikulum dan
30
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), h. 5
Page 49
28
pembelajaran).31
Siswa akan mendapatkan pembelajaran di
sekolah untuk peningkatan kualitasnya sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Kepuasan siswa sudah menjadi tujuan dari adanya
pelayanan dan konsep yang sentral dari manajemen sekolah,
terutama dalam konteks organisasi non profit (jasa). Tak jauh
halnya dengan organisasi profit, organisasi non-profit seperti
sekolahpun memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa
agar siswa merasa puas. kendati demikian, kepuasan siswa
memiliki kontribusi yang krusial pada sejumlah aspek, seperti
meningkatkan loyalitas siswa, meningkatkan reputasi sekolah dan
menarik minat masyarakat. Agar kepuasan siswa dapat diraih,
maka harus dipahami terlebih dahulu makna dari kepuasan siswa
sebagai pelanggan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepuasan
mempunyai kata dasar “puas” yang berarti merasa senang (lega,
gembira, kenyang, dsb karena sudah terpenuhi hasrat hatinya),
sedangkan kata kepuasan itu sendiri memiliki arti perihal (yang
bersifat) puas; kesenangan; kelegaan dsb.32
Maknanya rasa puas
seseorang akan timbul ketika suatu hasratnya terpenuhi.
Sedangkan menurut Hunt (dalam Tjiptono, dkk, 2008: 43)
kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facto” (melakukan atau membuat).33
Berdasarkan pengetian tersebut kepuasan dapat diartikan respon
emosional dari siswa, dapat juga diartikan “upaya pemenuhan
sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai” oleh penyedia layanan
yaitu sekolah.
31
Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 3 32
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005) Edisi III, h. 902 33
Rizkan Faif Fasani, Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Terhadap Kepuasan Siswa
Di SMA MTA Surakarta Tahun 2016, h. 7
Page 50
29
Richard L. Oliver menyatakan kepuasan pelanggan
(siswa) adalah “perasaan senang atau kecewa yang didapatkan
seseorang dari membandingkan antara kinerja (atau hasil) produk
yang dipersepsikan dengan ekspektasinya”.34
perasaan kecewa
akan muncul ketika harapan siswa tidak sesuai dengan kenyataan
yang diterimanya. Perasaan tersebut muncul respon secara
alamiah akibat kekecewaan yang diterima.
Menurut Newstrom & Davis kepuasan juga diartikan
sebagai perasaan senang atau tidak senang yang relatif. 35
Reaksi
yang berbeda akan ditunjukkan oleh siswa ketika telah
menggunakan pelayanan jasa, tergantung pada kebutuhan dan
harapan. Perasaan senang akan muncul apabila kebutuhan dan
harapannya telah terpenuhi, atau bahkan sebaliknya, akan
menimbulkan perasaan tidak senang ketika harapan dan
kebutuhannya tidak terpenuhi.
Kepuasan pelanggan (siswa) menurut Richard F. Gerson
adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau
terlampaui. 36
Siswa sebagai pelanggan akan menikmati jasa yang
diperoleh, akan memberikan penilaiannya terhadap pelayanan
yang dirasakan ketika harapannya telah terpenuhi.
Day sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono
mengemukakan kepuasan pelanggan (siswa) adalah respon
pelanggan (siswa) terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang
dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja
lainnya) dan kinerja aktual produk yang disarankan setelah
pemakaian.37
Siswa akan merespon harapannya terhadap
34
Kim Budiwinarto dan Juni Trisnowati, Model Ekonometrik Untuk Analisis Kepuasan
Nasabah PT. BPR Kartasura Saribumi Cabang Masaran Di Sragen, h. 18 35
Popi Sopiatin, OP Cit, h 32 36
Richard F. Gerson, Mengukur Kepuasan Pelanggan Panduan Menciptakan Pelayanan
Bermutu, (Jakarta: PPM, 2001), h. 3 37
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi
Offset, 1995), h. 102
Page 51
30
pelayanan dan kinerja dari proses pelayanan yang menimbulkan
tingkat kepuasan.
Engel, et al. yang dikutip oleh Fandy Tjiptono juga
mendefinisikan tentang kepuasan pelanggan (siswa) sebagai
evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-
kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi
harapan.38
Rasa puas atau tidak puas akan muncul ketika siswa
mengevaluasi pelayanan setelah membeli pelayanan tersebut
apakah memuaskan harapan atau tidak. Philip Kotler, kepuasan
pelanggan (siswa) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja
(atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.39
Kepuasan
siswa ada pada harapannya, harapan peserta didik terhadap
pelayanan sekolah yang terpenuhi akan berdampak pada
munculnya rasa senang atau puas, dan sebaliknya bila harapan
siswa terhadap pelayanan dalam pembelajaran di sekolah tidak
terpenuhi maka yang muncul adalah rasa kecewa.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepuasan merupakan perasaan senang atau tidak senang
yang timbul ketika pelanggan telah menggunakan produk atau
jasa tertentu dan akan berbanding lurus dengan pengorbanan yang
dilakukan.
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa layanan
pembelajaran adalah 1) Kurikulum, 2) Proses Pembelajaran, 3)
Kegiatan Ekstrakulikuler, 4) Hubungan Profesional Guru dengan
Peserta Didik, 5) Pembinaan Budaya Belajar, dan 6)
Pembentukan Kompetensi Lulusan, yang mengikat terwujudnya
kepuasan siswa.
38
Ibid 39
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Indonesia: PT Macanan
Jaya Cemerlang, 2009), h. 177
Page 52
31
Kepuasan siswa merupakan orientasi dari sekolah yang
bergerak di bidang jasa. Bila berbicara sekolah, pelanggan yang
dibicarakan adalah siswa. Siswa merupakan pelanggan yang
merasakan langsung bagaimana pelayanan yang diberikan oleh
pihak sekolah. Menurut metode SERVQUAL (Palmer, 2008,
p161) yang telah dikutip dari situs https://pustakapusdokinfo,
bahwa pada suatu sekolah atau instansi pendidikan banyak
berbagai faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa terhadap
pelayanan yang diberikan sekolah yaitu antara lain sebagai
berikut;
1) Sumber Daya Manusia
Hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia
meliputi: a) sistem perekrutan guru. b) kecukupan jumlah
guru. c) kualifikasi guru dalam hal ini terkait pendidikan.
d) program pembinaan, pengembangan, dan jaminan
kesejahteraan. e) tenaga kependidikan. f) kecukupan dan
kualifikasi petugas perpustakaan. g) kode etik atau
pedoman disiplin kerja guru dan tenaga kependidikan
yang lengkap dan jelas serta implementasinya.
2) Kurikulum
Program yang mendorong atau memfasilitasi program
studi untuk perbaikan isi kurikulum secara
berkesinambungan, meliputi: a) pendekatan pembelajaran.
b) design pembelajaran. c) relevansi isi. d) media
pembelajaran. e) evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
f) umpan balik dari stakeholders.
3) Sarana dan Prasarana
a) sarana meliputi (peralatan dan perabotan kantor,
peralatan laboratorium serta fasilitas komputer). b)
prasarana meliputi (lahan, ruang guru, serta ruang
diskusi).40
Uraian di atas memiliki makna bahwa kepuasan siswa
adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh siswa, baik sikap positif
maupun sikap negatif atas adanya kesesuaian antara harapan
mereka terhadap pelayanan pembelajaran yang diterimanya. Jika
pelayanan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
40
Rizkan Faif Fasani, Op Cit, h. 8
Page 53
32
siswa, maka siswa akan puas dan merasa senang, begitu juga
sebaliknya, jika pelayanan pembelajaran tidak sesuai dengan
harapan siswa, maka siswa akan merasa tidak puas dan kecewa.
b. Mengukur Tingkat Kepuasan Siswa
Kotler sebagaimana dikutip oleh Rambat Lupiyoadi
mengemukakan bahwa ada 4 pendekatan yang dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan (siswa) terhadap kualitas
pelayanan, yaitu:
1) Memperkecil kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara
pihak manajemen dan pelanggan.
2) Perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama
untuk menciptakan visi di dalam perbaikan proses pelayanan.
3) Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk
menyampaikan keluhan.
4) Mengembangkan dan menerapkan accountable, proactive, dan
partnership marketing sesuai dengan situasi pemasaran41
Kepuasan siswa sangat tergantung pada persepsi dan
harapan mereka terhadap pelayanan sekolah yang dipengaruhi
oleh kebutuhan akan pendidikan dan keinginan untuk dapat
berprestasi dan meningkatkan kemampuan serta melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar hidup yang lebih
baik..42
Perencanaan yang baik hingga pada evaluasi yang baik
pula, sangat dibutuhkan untuk menimbulkan kepuasan siswa
apabila hal-hal sekolah berorientasi terhadap kepuasan siswa.
Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan siswa
telah menjadi hal yang sangat esensial bagi setiap lembaga
pendidikan yang bergerak dibidang jasa. Langkah tersebut
diharapkan dapat memberikan umpan balik dan masukan untuk
41
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa: Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Salemba Empat, 2013), h. 246 42
Popi Sopiatin, op. cit., h. 34
Page 54
33
keperluan pengembangan dan implementasi strategi peningkatan
kepuasan siswa dan pelanggan pada umumnya. Pada prinsipnya
kepuasan siswa dapat diukur dengan berbagai metode.
Menurut Kotler (2013), mengidentifikasi empat metode
pengukuran tingkat kepuasan pelanggan, yaitu:
1) Sistem Keluhan dan Saran
Perusahaan dapat menyediakan formulir berisis keluhan
dan saran yang dapat diisi setiap konsumen. Formulir
tersebut dapat diletakkan pada setiap pintu masuk dan meja
penerimaan tamu. Di dalam formulir tersebut konsumen
dapat menyampaikan keluhan-keluhan mereka secara tertulis,
sehingga perusahaan dapat mengetahui kesulitan yang
dihadapi oleh konsumen serta perusahaan dapat mengambil
langkah untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu
konsumen juga diminta untuk memberikan saran-saran
peningkatan pelayanan.
2) Survei Kepuasan Konsumen
Bila perusahaan menganggap bahwa sistem keluhan
dan saran tersebut kurang berhasil, disebabkan masih ada
konsumen yang beranggapan walaupun mereka menuliskan
keluhan dan saran, perusahaan tidak menanggapi sehingga
akan membuang waktu. Karena adanya anggapan demikian
maka perusahaan yang inovatif akan mengadakan survey
untuk mengetahui sejauh mana kepuasan konsumen terhadap
produk mereka. Pengukuran kepuasan konsumen melalui
metode ini dapat dilakukan dengan cara:
a) Directly Reported Stisfaction
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui
pertanyaan-pertanyaan kepada responden untuk
mengetahui apakah mereka sangat puas, puas, cukup puas
atau sangat tidak puas terhadap berbagai aspek kinerja
Page 55
34
perusahaan. Servei ini dimaksud untuk mengumpulkan
pendapat dan kebutuhan konsumen, yang akan
memberikan suatu hasil yang disebut Indeks Kepuasan
Konsumen (Customer Satisfaction Index) yang menjadi
standar kinerja perusahaan dan satandar nilai yang tetap
dijaga dan ditingkatkan oleh perusahaan.
b) Derived Dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal, yaitu
besarnya harapan konsumen terhadap atribut tertentu dan
besarnya kinerja yang mereka rasakan.
c) Problem Analysis
Responden diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok,
yaitu masalah yang dihadapi berkaitan dengan penawaran
perusahaan, dan saran-saran untuk perbaikan.
d) Impertance-Performance Analysis
Responden diminta untuk merangking berbagai atribut
dari penawaran berdasarkan tingkat kepentingan/ harapan
mereka terhadap setiap atribut tersebut. Selain itu
responden juga diminta untuk merangking seberapa baik
kinerja perusahaan dalam masing-masing atribut tersebut.
3) Ghost Shopping
Perusahaan dapat mengirimkan orang untuk berpura-
pura untuk menjadi pembeli produk mereka maupun produk
dari pesaingnya. Pembeli pura-pura ini dapat mengajukan
suatu masalah pada wiraniaga yang bertugas dan melihat
bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah tersebut.
4) Metode Pelaporan Keluhan
Untuk mengukur kepuasan konsumen dapat
digunakan metode pelaporan keluhan langsung, yaitu para
Page 56
35
konsumen ditanyai secara langsung mengenai keluhan
mereka dan penilaian mereka terhadap produk perusahaan.43
Banyak pilihan cara atau teknik dalam pengukuran
kepuasan siswa atau pelanggan. Hal ini terus menerus megalami
perkembangan, sehingga pihak penyelenggara atau sekolah
mendapat data yang angkurat demi terjaminnya jasa layanan
pendidikan. Tentu juga disesuaikan dengan dinamika yang ada.
Oleh karena itu, terdapat banyak variasi teknik pengukuran
tingkat kepuasan pelanggan baik dari yang sederhana sampai
yang sangat kompleks. Tinggal bagaimana kebutuhan dan
keakuratan yang akan dibutuhkan oleh sekolah untuk mengukur
kepuasan pelanggan.
c. Membangun Kepuasan Siswa
Kepuasan siswa dapat diukur dari kesenjangan antara
harapan dan persepsi siswa atau layanan nyata mereka terima
dengan layanan sesungguhnya diharapkan atau diinginkan. Jika
kenyataan yang diinginkan lebih dari yang diharapkan, maka
layanan dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari
yang diharapkan, maka dikatakan tidak bermutu. Dari pelayanan
yang sesuai dengan harapan akan menimbulkan kepuasan bagi
penggunanya.
Pendapat Kotler (1997) kepuasan pelanggan dapat
dibangun melalui kualitas pelayanan dan dapat ditingkatkan
melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:
1). Memperkecil kesenjangan yang terjadi antara pihak
manajemen dan pelanggan.
2). Sekolah/ organisasi harus mampu membangun komitmen
bersama untuk menciptakan visi dan misi dalam perbaikan
43Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi,1996), h. 148-150
Page 57
36
proses pelayanan. Yang termasuk di dalamnya adalah
memperbaiki cara berfikir, perilaku, kemampuan dan
pengetahuan sumber daya manusia yang ada.
3). Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk
menyampaikan keluhan. Dengan menyediakan kotak saran
dan bisa menggunakan cara lain agar keluhan yang dirasakan
pelanggan bisa sampai pada penyedia jasa.
4). Mengembangkan dan penerapan prinsip-prinsip accountable,
proactive, dan partnership marketing sesuai dengan situasi
pemasaran.44
Lembaga pendidikan yang produknya berupa jasa,
kepuasan siswa merupakan hal yang sangat penting dikarenakan
kegiatan yang berlangsung dalam kegiatan pelayanan pada
akhirnya akan bermuara pada penilaian seseorang siswa atau
pelanggan pada umumnya mengenai kepuasan yang dirasakan.
Oleh karenanya dalam membangun kepuasan siswa atau
pelanggan perlunya memperhatikan dimensi-dimensi kualitas
pelayanan yang meliputi berwujud (Tangible), keandalan
(Reliability), daya tanggap (Responsiveness), kepastian
(Assurance), dan empati (Empathy). Jika dimensi kualitas
pelayanan tersebut dapat terpenuhi dengan baik pastinya
membangun kepuasan siswa atau pelanggan akan lebih mudah,
dan peserta didik maupun stakeholder lainnya yang terlibat di
dalam lembaga pendidikan tersebut akan merasakan kepuasan
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah.
44
Rita Indah Mustikowati dan Endi Sarwoko, Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Dan Konsekuensinya Pada Loyalitas (Studi Pada Objek Wisata
di Kabupaten Malang), h. 101.
Page 58
37
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan tang memiliki kesamaan subyek
penelitian yaitu bagian kepuasan siswa yang diteliti oleh penulis,
diantaranya:
1. Ali Lukmanul Hakim, skripsi yang berjudul “Kepuasan Siswa
Terhadap Layanan Bimbingan Konseling di SMK Al-Hidayah Lestari
Lebak Bulus”
2. Rizky Nurmeida Subari, skripsi yang berjudul “Tingkat Kepuasan
Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran di SMK
Autrus”
3. Siti masitoh, skripsi yang berjudul “Kepuasan Guru dan Siswa
Terhadap Kualitas Pelayanan Ketatausahaan di SMK Puspitek
Serpong”
Page 59
38
C. Kerangka Berfikir
Gambar 2.3
Skema Kerangka Berfikir
MASALAH
Belum
maksimalnya
kepuasa siswa
terhadap
layanan
pembelajaran di
MTs Rahmania
Islamic School
Serpong
PROSES
IDENTIFIKASI
MASALAH
1) Diduga belum
terlaksananya Proses
Kegiatan Belajar
Mengajar belum
maksimal.
2) Terjadinya kasus
kekerasan fisik,
psikis,
pemalakan/pemerasan
dan seksual di dunia
pendidikan.
3) Kurangnya Sumber
Daya Manusia dan
Profesionalitas dalam
proses pelayanan
pembelajaran.
4) Sarana dan prasarana
belum memadahi di
MTs Rahmania
Islamic School
Serpong.
5) Kurangnya perhatian
sekolah terhadap
permasalahan siswa.
STRATEGI/SOLUSI
1. Pelatihan dan
pengawasan guru
dalam
pembelajaran
berbasis siswa.
2. Meningkatkan
jaminan keamanan
sekolah dari
kekerasan fisik dan
psikis.
3. Merekrut Guru
prosefisonal sesuai
dengan bidang dan
keahliannya.
4. Lebih
meningkatkan
fasilitas sekolah
5. Cepat dan tanggap
terhadap masalah-
masalah siswa,
terutama dalam
belajar.
HASIL
Tingginya kepuasan
siswa terhadap
layanan
pembelajaran yang
meliputi meliputi :
Reliability,
Assurance, Tangible,
Emphaty, dan
Responisiveness
INPUT
OUTPUT
FEEDBACK
Page 60
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Madarasah Tsanawiyah Rahmania
Islamic School Serpong yang berlokasi di Jalan Lengkong Raya No. 77
Kelurahan Lengkong Wetan Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah kira-kira bulan
April sampai dengan bulan September 2018.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan secara bertahap
yaitu dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian
April Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov
1 Perizinan dan Studi
Pendahuluan
2 Pelaksanaan Studi
Pendahuluan
3 Perizinan Penelitian
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Pengelolahan Data
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif analisis deskriptif. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini
hanya dilakukan pada sebagian dari populasi atau survey sample mengenai
tingkat kepuasan pada siswa terhadap layanan dalam pembelajaran dengen
menggunakan metode kuesioner yang diajukan melalui angket dengan
Page 61
alternatif jawaban menggunakan skala likert sebagai alat pengumpul data
dan didukung dengan menggunakan metode wawancara.
C. Populasi dan Sampel
Sugiono di dalam bukunya menjelaskan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.45
Dengan kata lain populasi
merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia, nilai, gejala, dan sebagainya yang menjadi
sasaran penelitian. Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. 46
Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus47
n =
Keterangan:
n = sampel
N = populasi
e = perkiraan tingkat kesalahan
Populasi di dalam penelitian adalah siswa kelas VIII dan kelas IX,
dengan tidak dimasukannya siswa kelas VII yang baru mersasakan layanan
dalam pembelajaran karena dianggap oleh peneliti belum mampu
memberikan penelitian tentang layanan dalam pembelajaran. Jumlah
populasi total di dalam penelitian ini berjumnlah 61 orang. Peneliti
mengambil kesalahan sebesar 10% sehingga diperoleh;
45
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2011), h. 80 46
Ibid., h. 81 47
Joko Ade Nursiyono, Kompas Teknik Pengambilan Sampel, (Bogor: IN MEDIA, 2015),
h. 152
Page 62
n =
=
=
=
=
= 37,89
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel yang didapatkan sebanyak
38 orang yang terdiri dari siswa kelas VIII dan Kelas IX.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk
keperluan suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode
ilmiah. Oleh karena itu pengumpulan data diperluakan sekali dalam suatu
penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini
antara lain:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertayaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.48
Angket disebar
kepada responden untuk memperoleh data tentang pelayanan
pembelajaran di sekolah. Data tersebut digunakan untuk mengetahui
tingkat kepuasan siswa tentang pelayanan pembelajaran.
48
Sugiono, Op Cit., h. 142
Page 63
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai.49
Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, waka kesiswaan serta
beberapa guru dengan pedoman wawancara. Data hasil wawancara
digunakan untuk membandingkan hasil data.
E. Teknik Pengolahan Data
Untuk pengolahan data pada penelitian ini, digunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Scanning
Pada tahap ini merupakan langkah awal setelah angket
disebar dan diisi oleh siswa yang menjadi responden, penulis
melakukan pengecekan satu per satu meliputi kelengkapan pengisian,
penjelasan penulisan angket dan kebenaran pengisian angket.
2. Coding
Merupakan tahap pemberian kode berupa angka atau huruf
pada angket untuk mempermudah dalam pengumpulan dan
pengolahan data yang telah diisi oleh siswa yang menjadi responden.
3. Scoring
Scoring merupakan tahap pemberian nilai pada setiap
jawaban yang dikumpulkan peneliti dari instrumen yang telah
disebarkan. Setiap item pertanyaan yang dimunculkan dalam
instrumen dikuantitatifkan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan skala Likert sebagai skala pengukurannya.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.50
Adapun
49
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet ke-3, h. 108 50
Sugiyono, Op Cit, h. 93.
Page 64
pemberian bobot nilai pada masing-masing alternatif jawaban adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Scoring Alternatif Jawaban Angket
Alternatif Jawaban Kode Skor
Sangat Memuaskan SM 5
Memuaskan M 4
Cukup Memuaskan CM 3
Tidak Memuaskan TM 2
Sangat Tidak Memuaskan STM 1
4. Tabulating
Pada proses ini merupakan langkah terakhir dalam
pengumpulan data yaitu dengan memasukkan data ke table agar dapat
mengetahui hasilnya.
F. Teknik Analisis Data
Setelah disebar, kemudian apabila data yang dibutuhkan telah
terkumpul, maka data tersebut selanjutnya dianalisa dengan menggunakan
teknik analisa statistic seperti berikut:
a. Penguji Kualitas Instrumen
Angket yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini, harus
diukur tingkat validitas dan realibilitasnya agar dapat diandalkan.
1. Uji Validitas
Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah sebagai berikut:
r xy :
√{ } { }
Keterangan:
r = koefisien validitas item yang dicari
x = skor yang diperoleh dari subjek tiap item
y = skor yang diperoleh dari subjek seluruh item
Page 65
∑X = jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y
∑X² = jumlah skor kuadrat pada masing-masing
skor X
∑Y² = jumlah skor kuadrat pada masing-masing skor Y
N = jumlah responden
Koefisien validitas dianggap valid jika > pada a = 1%
Sebelum angket disebarkan kepada siswa yang berjumlah
38 orang, terlebih dahulu angket diujicobakan kepada siswa yang
berjumlah 20 orang untuk diuji validitasnya.
Setelah dihitung dengan menggunakan perangkat lunak
Microsoft excel, hasil uji coba angket kepada 20 responden
dengan 82 item soal, memiliki tingkat validitas sebanyak 70 item
soal yang sudah mewakili setiap indikator, sedangkan 12 item soal
yang dinyatakan tidak valid, pertanyaannya dihapus. Angket yang
telah diujicobakan kepada siswa, disebarkan kembali yang
validnya saja kepada 38 responden di MTs Rahmania Isc. (lihat
lampiran 1)
2. Uji Reliabilitas
Hasil uji realibilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS
terhadap kepuasan siswa terhadap layanan pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Uji Reliabilitas
Kepuasan Siswa Terhadap Layanan Pembelajaran
Berdasarkan table di atas, nilai hitung reliabilitas untuk
variabel kepuasan siswa terhadap layanan pembelajaran 0,962.
Page 66
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach’s > 0,70, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
kepuasan siswa terhadap layanan pembelajaran sudah reliabel.
b. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data digunakan untuk memberikan keterangan
data yang telah dikumpulkan agar semua data dapat dipahami dengan
baik, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan
menggunakan deskriptif analisis. Analisis ini dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi atau gambaran variabel yang diteliti berdasarkan
tanggapan responden. Untuk itu digunakan rumus:
P =
Keterangan:
P : Angka Prosentase
F : Frekuensi Jawaban
N : Jumlah Responden
c. Teknik Interprestasi Data
Untuk memberikan interprestasi data atas nilai rata-rata yang
diperoleh, digunakan pedoman untuk interpresatasi data sebagai
berikut:
1) Sangat Puas, jika total nilai berada pada interval 85% - 100%
2) Puas, jika total nilai berada pada interval 70% - 84%
3) Cukup Puas, jika total nilai berada pada interval 55% - 69%
4) Tidak Puas, jika total nilai berada pada interval 40% – 54%
5) Sangat Tidak Puas, jika total nilai berada pada interval 25% -
39%51
51
Mustafa Edwin Nasution & Hardius Usman, Proses Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 97
Page 67
Untuk menentukan prosentase, digunakan penghitungan
sederhana dengan langkah-langkah berikut:
a. Menentukan nilai harapan (NH). NIlai ini dapat diketahui
dengan mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor
tertinggi.
b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategori dengan rumus:
P =
G. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual Layanan Pembelajaran
Secara konseptual layanan pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dilakukan atau diberikan oleh seorang guru. Tugas guru meliputi
bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah bidang profesi yang meliputi
mendidik, mengajar dan melatih siswa.
2. Definisi Operasional Layanan Pembelajaran
Secara operasional yang dimaksud dengan layanan
pembelajaran adalah hadirnya sosok seorang guru untuk pengabdian
diri kepada masyarakat dalam hal ini adalah siswa. Layanan yang
dilakukan guru atau beban kerja guru mengacu pada undang-undang
nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam pasal 35
disebutkan bahwa beban kerja guru meliputi kegiatan pokok, yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih siswa, serta melaksanakan
tugas tambahan. Namun demikian, dilapangan tidak setiap guru
melaksanakan tugas tambahan seperti yang telah disebutkan pada poin
ke lima. Sehingga ruang lingkup kinerja guru hanya meliputi
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, serta membimbing dan melatih siswa. Oleh karena itu,
Page 68
untuk melihat layanan yang diberikan oleh pihak sekolah meliputi
pelayanan pembelajaran di lihat dari pengukuran pelayanan (Tangible,
Reliability, Responisiveness, Assurance, dan Emphaty).
3. Kisi-kisi Instrumen
a. Kisi-kisi Angket
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket
Variabel Dimensi Indikator Nomor
Item
Layanan
Pem-
belajaran
1. Berwujud
(Tangible)
1.1 Mewujudkan kurikulum
1.2 Mewujudkan proses
pembelajaran yang
berkuallitas
1.3 Mewujudkan kegiatan
ekstrakulikuler yang
dapat mengasah
kemampuan siswa
1.4 Mewujudkan hubungan
prosefesional dan sosial
guru dengan peserta didik
1.5 Mewujudkan pembinaan
budaya belajar pada siswa
1.6 Mewujudkan kompetensi
lulusan yang unggul
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7
8, 9, 10,
11, 12
13, 14
15, 16
17, 18,
19
20, 21
2. Keandalan
(Relia-
bility)
2.1 Kemampuan guru dalam
melaksanakan kurikulum
2.2 Kemampuan guru dalam
proses pembelajaran
22, 23,
24, 25
26, 27,
28
Page 69
2.3 Kemampuan pelatih
dalam kegiatan
ekstrakulikuler sekolah
2.4 Kemampuan guru dalam
menjalin hubungan
profesional dan sosial
dengan peserta didik
2.5 Kemampuan guru dalam
membina budaya belajar
siswa
2.6 Kemampuan guru dalam
membentuk kompetensi
lulusan
29, 30
31, 32
33, 34,
35
36, 37,
38
3. Daya
Tanggap
(Respon-
siveness)
3.1 Kesigapan guru terhadap
keluhan siswa dalam
pelaksanaan kurikulum
3.2 Kesigapan guru terhadap
keluhan siswa dalam
proses pembelajaran
3.3 Kesigapan pelatih
terhadap keluhan siswa
dalam kegiatan
Ekstrakulikuler
3.4 Kesigapan sekolah
terhadap keluhan siswa
dalam hubungan guru
dengan siswa
3.5 Kesigapan guru terhadap
keluhan siswa dalam
budaya belajar
3.6 Kesigapan guru terhadap
39, 40,
41
42, 43,
44
45, 46,
47
48, 49
50, 51,
52
53, 54
Page 70
keluhan siswa dalam
pencapaian kompetensi
lulusan
4. Jaminan
(Assu-
rance)
4.1 Jaminan sekolah
memberikan kurikulum
yang berkualitas
4.2 Jaminan guru
memberikan proses
pembelajaran yang
diminati siswa
4.3 Jaminan pelatih
memberikan kegiatan
ekstrakulir yang
bisamengasah bakat
siswa
4.4 Jaminan sekolah
memberikan hubungan
profesional dan sosial
guru dengan siswa
4.5 Jaminan sekolah
memberikan bimbingan
budaya belajar
4.6 Jaminan sekolah
membentuk kompetensi
lulusan
55, 56
57, 58,
59
60, 61,
62
63, 64
65, 66
67
5. Empati
(Emp-athy)
5.1 Guru memahami
perasaan siswa terhadap
pelaksanaan kurikulum
5.2 Guru memahami
perasaan siswa terhadap
68, 69,
70
71, 72,
73
Page 71
proses pembelajaran
5.3 Pelatih memahami
perasaan siswa terhadap
pelaksanaan kegiatan
ekstrakulikuer
5.4 Sekolah memahami
perasaan siswa terhadap
hubungan dengan
gurunya
5.5 Guru memahami
perasaan siswa terhadap
budaya belajar
5.6 Guru memahami
perasaan siswa terhadap
pembentukan
kompetensi lulusan
74, 75
76, 77
78, 79
80, 81,
82
b. Pedoman wawancara
Table 3.4
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No
.
Dimensi Pertayaan
1. Berwujud
(Tangible)
1. Adakah kompelain siswa secara langsung atau
tidak langsung terhadap guru? Kalau pernah
berupa apa?
2. Bagaimama kenyamanan kelas untuk kegiatan
belajar mengajar?
3. Apakah fasilitas madrsah sudah menunjang
siswa dalam belajar?
Page 72
2. Keandalan
(Reliability)
1. Apa sajakah persiapan guru sebelum
mengajar?
2. Apakah kesesuaian guru mengajar dengan
gelar/jurusan pendidikan sudah sesuai?
3. Adakah kekurangan dan kendala ketika
memberikan pelayanan dalam pembelajaran
oleh guru?
4. Solusi apa yang dilakukan ketika menghadapi
kendala pelayanan dalam pembelajaran oleh
guru?
3.
Daya
Tanggap
(Respon-
siveness)
1. Bagaimana respon siswa secara umum tentang
kegiatan belajar mengajar?
2. Bagaimana tingkat antusias siswa dan minat
belajar siswa?
4. Kepastian
(Assurance)
1. Apakah beban kerja guru dengan hak guru
sudah sesuai?
2. Bagaimana madarasah mensejahterakan guru?
3. Bagaimana kerjasama antar guru di MTs
Rahmania Islamic School Serpong?
4. Adakah kendala menjalani tugas sebagai
guru?
5. Solusi apa yang dilakukan oleh madrasah?
5. Empati
(Empathy)
1. Bagaimana perasaan siswa saat kegiatan
belajar mengajar?
2. Bagaimana tingkat keterbukaan siswa tentang
kegiatan belajar mengajar?
3. Adakah kendala komunikasi siswa dengan
guru?
Page 73
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Rahmania Islamic School Serpong
1. Sejarah Umum MTs Rahmania Islamic School Serpong
Madrasah Tsanawiyah Rahmania Islamic School Serpong
merupakan madrasah setingkat sekolah menengah pertama di bawah
naungan Kementeran Agama. Madrasah ini beralamat di Jl. Raya
Lengkong Karya No. 77 Kelurahan Lengkong Wetan, Kecamatan
Serpong Kota Tangerang Selatan, Daerah Provinsi Banten (kode pos)
15322 dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 69941517.
Luas tanah sebesar 950 M2. SK atau Piagam Pendirian Madarasah
Kw.28.4/PP.07/035/2015 dan SK Izin Operasional yaitu
Kw.28.4/4/PP.00/574/2015. MTs Rahmania Islamic School Serpong
saat ini dipimpin oleh Ibu Sri Asih, S. Pd.
Adapun status madrasah adalah madrasah swasta yang dalam
program lebih mendalami ilmu agama. MTs Rahmania Islamic School
Serpong ini memiliki nilai akreditasi A. Pada saat ini jumlah siswa
tahun ajaran 2018-2019 berjumlah 71 dengan 3 ruang kelas,
dibimbing oleh 11 orang guru dan dibantu 2 tenaga administrasi
sekolah.
(Sumber: Profil sekolah MTs Rahmania Islamic School Serpong
Tahun 2018/2019)
2. Visi dan Misi MTs Rahmania Islamic School Serpong
Sebagai madarasah dengan predikat baik ini, MTs Rahmania
Islamic School Serpong memiliki visi yaitu “Terwujudnya generasi
Islam yang beriman dan bertaqwa, berilmu pengetahuan, berkualitas
dan bermanfaat berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah”. Adapun misi
dari MTs Rahmania Islamic School Serpong untuk mencapai visi
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Menanamkan dasar-dasar perilaku berbudi pekerti mulia dan
berakhlakul karimah sesuai tuntunan Islam.
Page 74
2) Menghasilkan peserta didik yang berkualitas, bertaqwa dan
memegang teguh Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3) Mengaplikasikan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-
hari.
4) Mengembangkan sistem pembelajaran dengan kurikulum
sekolah yang unggul.
5) Menumbuhkan sikap kepribadian yang mampu
mengembangkan dirinya sendiri.52
3. Saran dan Prasarana MTs Rahmania Islamic School Serpong
Berikut ini adalah keadaan sarana dan prasarana MTs
Rahmania Islamic School Sepong tahun ajaran 2018/2019.
Tabel 4.1
Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Rahmania Islamic School
Serpong Tahun 2018/2019
No Nama Sarana dan
Prasarana Jumlah Kondisi
1. Bangunan Gedung 2 buah Baik
2. Ruang Kelas 3 buah Baik
3. Ruang Kepala Sekolah 1 buah Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 buah Baik
5. Laboratorum Komputer 1 buah Baik
6. Masjid 1 buah Baik
7. Klinik 1 buah Baik
8. Lapangan Olahraga 1 buah Baik
9. Kantin 1 buah Baik
10. Gudang 1 buah Baik
(Sumber: Data dari Tata Usaha MTs Rahmania Islamic School
Serpong Tahun 2018/2019)
52 (Sumber: Data dari Tata Usaha MTs Rahmania Islamic School Serpong Tahun 2018/2019)
Page 75
4. Keadaan Guru, Pegawai, dan Siswa MTs Rahmania Islamic
School Serpong
Guru-guru di MTs Rahmania Islamic School Serpong terdiri
dari 11 orang, terdiri dari 5 orang guru laki-laki dan 6 orang guru
perempuan. Kemudian untuk membantu kelancaran administrasi
sekolah, pegawai MTs Rahmania Islamic School Serpong berjumlah 2
orang, terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Berikut
ini data latar belakang pendidikan guru.
Tabel 4.2
Data Guru dan Pegawai Tahun 2018/2019
Pendidikan
Guru Pegawai
Jumlah Tetap
Tidak
Tetap Tetap
Tidak
Tetap
S2 - - - - -
S1 6 2 1 - 9
D3 - - - - -
D2 - - - - -
D1 - - - - -
SMA/MA 3 - 1 - 4
Jumlah 9 2 2 - 14
(Sumber: Data dari Tata Usaha MTs Rahmania Islamic School
Serpong Tahun 2018/2019)
Tabel 4.3
Data Siswa MTs Rahmania Islamic School Serpong Tahun
2018/2019
Jumlah Siswa
Kelas VII L : 3 P : 7 10
Kelas VIII L : 11 P : 21 32
Kelas IX L : 16 P : 13 29
Page 76
Total L : 30 P : 41 71
(Sumber: Dokumen dara MTs Rahmania Islamic School Serpong
Tahun 2018/2019)
5. Kurikulum MTs Rahmania Islamic School Serpong
MTs Rahmania Islamic School Serpong selalu mengikuti
peraturan pendidikan nasional mengenai kurikulum, sesuai dengan
peraturan yang terbaru, MTs Rahmania Islamic School Serpong pun
menerapkan kurikulum 2013 dalam layanan dalam pembelajaran. Hal
ini dilakukan agar siswa menjadi beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,
profesional dan memiliki jiwa wirausaha serta mampu berkompetisi
global.
6. Struktur Sekolah
MTs Rahmania Islamic School Serpong dipimpin oleh seorang
kepala sekolah dan dibantu oleh 4 (empat) orang wakil kepala sekolah
yang masing-masing meliputi:
a. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
b. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
c. Wakil kepala sekolah bidang sarpras
d. Wakil kepala sekolah bidang humas
Selain itu, dibantu oleh tenaga kependidikan dan sejumlah staf
dan karyawan. (lihat lampiran 5)
B. Deskripsi dan Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa terhadap layanan
pembelajaran di MTs Rahmania Islamic School Serpong dibagi dalam
lima dimensi, yaitu Berwujud (Tangible), Keandalan (Reliability), Daya
Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Empathy).
Setiap dimensi tersebut mengandung/menjabarkan layanan pembelajaran,
yaitu: layanan kurikulum, proses pembelajaran, kegiatan ekstrakulikuler,
hubungan profesional dan sosial guru dengan peserta didik, dan
pembentukan kompetensi lulusan.
Page 77
Layanan pembelajaran di MTs Rahmania Isc sama halnya pada
lembaga pendidikan formal lainnya. Madrasah ini tergolong sekolah baru,
pada tahun 2014 mulai menerima siswa baru. Angkatan pertama
menyelesaikan studinya pada tahun 2017. Kurang lebih baru berjalan 5
tahun dalam menjalankan layanan pembelajaran dan posisi kepala sekolah
telah mengalami 3 kali pergantian. Status maadrasah ini adalah madrasah
swasta dibawah kementerian agama yang pembelajaran agama islam
menjadi programnya.
Terkait layanan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum
yang telah dirancang, seperti jadwal pelajran dilaksanakan liam hari masuk
sekolah, yaitu hari senin s/d jum’at. Siswa dihimbau sudah di sekolah
pukul 07.00 WIB, karena kan dilaksanakan program pembiasaan sholat
Dhuha dan yasinan dilakukan seminggu seklai di hari jum’at. Jam belajar
dimulai pada jam 07.15 WIB s/d 13.30 WIB, dengan durasi waktu 45
menit.
Selain hal di atas guru mata pelajaran telah memberikan layanannya
dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas maupun diluar kelas. Seperti
penyampaian materi yang disesuaikan kebutuhan siswa dan tujuan
pembelajaran. Dan guru juga memperkirakan siswa yang belum mencapai
standar kompetensi minimal. Evaluasi pembelajaran juga dilaksanakn
setiap diakhir pelajaran (tugas tambahan/pendalaman materi) atau pada
saat ujian yang dilaksankan oleh sekolah.
Selain guru, faktor pendukung pembelajaran telah disediakan oleh
sekolah, seperti ruang kelas, bangku, meja dan papa tulis atau alat-alat
pembelajaran yang lain. Namun sekolah belum memiliki laboratorium
IPA, perpustakaan, dan LCD atau audio viual demi menunjang
pembelajaran.
Selanjutnya dalam pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru
mengalami kendala kelengkapan media, seperti mata pelajaran bahasa
inggris yang membutuhkan audio visial, namun guru memaksimalkan
dengan alternatif yang ada. Dengan kelengkapan alat/media pembelajaran
Page 78
yang seadanya kemampuan guru sangat dibutuhkan, seperti pembelajaran
berbasis praktek atau teknologi dilakukan dengan solusi meminjam alat-
alat dari siswa atau meminjamm dari instansi terkait. Namun pembelajaran
berbasis agama tidak ada kendala, sekolah mempunyai masjid yang
memadahi. Selain kendala tersebut, personil guru harus mengemban tugas
mengajar dua-tiga mata pelajaran dikarenakan kekurangan guru. Dengan
keadaan tersebut tidak mempengaruhi kemudahan bimbingan siswa yang
mengalami kesulitan dalam pembelajaran, keramahan dan motivasi oleh
guru kepada siswa sangat membantu dalam pelaksanan prose pembelajran.
Kemudian layanan kegiatan ekstrakulikuler, layanan ini merupakan
pengembangan minat dan bakat siswa. Kegiatan ekstrakulikuler
diselenggarakan yaitu pramuka, futsal, badminton, menjahit, tilawah dan
marawis. Pelatih ada guru yang mengajar di sekolah ada juga gur yang
diambil dari luar sekolah sesuai kemampuan dan keahlian pelatih. Jadwal
pelaksanaan kegiatan ini setelah jam pelajaran selesai dan ada juga yang
menggunakan hari libur sekolah, untuk memudahkan jadwal diberikan
oleh siswa. Untuk kelengkapan alat atau perlengkapan sekoah sudah
menyediakan walaupun belum semua lengkap, seperti lapangan olah raga
dan perlengkapan masih tahap pembangunan. Dalam kegiatan
ekstrakulikuler ini baru pramuka yang mendapatkan prestasi dalam
kejuaran tingkat MTs se-Tangerang selatan.
Layanan hubungan profesional dan sosial guru dengan siswa juga
berpengaruh dalam layanan pembelajaran. Layanan ini memberikan
kenyaman dan panutan seorang guru dalam berkomunikasi atau
berhubungan dengan orang lain. Etika, keramahan dan kesopan diterapkan
sehari-hari oleh guru, sesuai dengan ketentuan agama.
Hubungan/komunikasi yang tidak membeda-bedakan juga diterapkan oleh
guru. Selanjutnya sekolah juga selalu mengontrol hubunngan tersebut
melalui wali kelas atau setiap rapat bersama.
Selanjutnya layanan pembinaan budaya belajar, layanan ini yaitu
pembentukan persepsi, pembiasaan dan menjadi karakter siswa untuk
Page 79
belajar. Hal-hal yang dilakukan oleh guru dan sekolah yaitu membiasakan
berdo’a sebelum dan sesudah belajar dan gembar belajar/membaca. Hal ini
juga menjadi perhatian sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah
yang menunjang budaya belajar. Peran guru dalam membimbing,
memotivasi dan memberiteladan dalam budaya belajar selama
dilimgkungan sekolah, sehingga terwujud semangat belajar siswa.
Terakhir layanan pembentukan kompetensi lulusan, kompetensi ini
berkaitan dengan kompetesnsi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Sekolah telah menanamkan dan membiasakan sikap berakhlak, beriman
dan percaya diri lewat pembiasaan sehari-hari, seperti berdo’a, budaya 5 s
(senyum, sapa, salam, sopan dan santun). Kompetensi pengetahuan dengan
pembelaaran dikelas dan kompetensi keterampilan siswa dilatih untuk
cakap berbicara di depan umum. Program sekolah yaitu setiap anak
medapatkan jadwal kuliah tujuh menit setelah sholat Dzuhur berjama’ah.
Selanjutnya penulis menggunakan beberapa teknik dalam
pengumpulan data, yakni melalui angket. Adapun hasil penelitian sebagai:
1. Berwujud (Tangible)
1.1 Mewujudkan kurikulum
Pada indikator mewujudkan kurikulum, terdapat 4 butir
pernyataan yang ditujukan pada siswa untuk megetahui layanan
pembelajaran diliat dari dimensi berwujud.
Tabel 4.4
Pelaksanaan program sholat Dhuha dan Yasinan yang
dilakukan oleh sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
1.
Sangat Memuaskan 9 23,6 %
Memuaskan 18 47,3 %
Cukup Memuaskan 11 28,9 %
Tidak Memuaskan - -
Page 80
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menyatakan
memuaskan dengan pelaksanaan proram sholat dhuha dan yasinan
yang dilakkan oleh sekolah. Program ini dilakukan rutin setiap
minggu sekali pada hari jumat pagi. Ini terlihat ketika prosentase
dan frekuensi dari alternatif jawaban muaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 47,3 %.
Tabel 4.5
Jadwal pelajaran yang diterapkan oleh sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
2.
Sangat Memuaskan 4 10,5 %
Memuaskan 12 31,5 %
Cukup Memuaskan 19 50 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilaicukup
memuaskan dengan jadwal pelajaran yang diterapkan oleh
sekolah. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif
jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 50%.
Tabel 4.6
Ujian yang diselenggarakan oleh sekolah.
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
3. Sangat Memuaskan 11 28,9 %
Page 81
Memuaskan 20 52,6 %
Cukup Memuaskan 6 15,7 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan ujian yang diselenggarakan oleh sekolah. Ini
terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 52,6
%. Untuk melengkapi data di atas penulis melakukan observasi
bahwa setiap pelaksanaan ujian tengah, akhir semester dan UN
sangat diperhatikan oleh sekolah dengan pembentukan panitia
penyelenggara ujian. Untuk prakteknya setiap ruang ujian akan
diisi oleh peserta dari kelas VII, VIII dan IX untuk mencegah
terjadinya kecurangan dalam uian.
Tabel 4.7
Alat-alat pembelajaran (Papan tulis, infokus, buku pelajaran)
yang digunakan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar di
kelas
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
4.
Sangat Memuaskan 8 21,1 %
Memuaskan 11 28,9 %
Cukup Memuaskan 19 50 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukuup
memuaskan dengan alat-alat (papan tulis, infokus, buku
Page 82
pelajaran) yang digunakan oleh guru saat kegiatan belajar
mengajar di kelas. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 50%.
1.2 Mewujudkan proses pembelajaran yang berkuallitas
Pada indikator mewujudkan proses pembelajaran yang
berkualitas, terdapat 4 butir pernyataan yang ditujukan pada siswa
untuk megetahui terlaksananya pembelajaran yang berkualitas.
Tabel 4.8
Kelengkapan media pembelajaran di kelas
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
5.
Sangat Memuaskan - -
Memuaskan 11 28,9 %
Cukup Memuaskan 22 57,9 %
Tidak Memuaskan 5 13,1 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kelengkapan media pembelajaran. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban tidak
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 57,9 %.
Tabel 4.9
Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru pada saat
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
6. Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 20 52,6 %
Page 83
Cukup Memuaskan 6 15,8 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh
guru pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 52,6%.
Tabel 4.10
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada saat
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
7.
Sangat Memuaskan 4 10,5 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 21 55,2 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan media pembelajaran yang digunakan oleh
guru pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 55,2 %.
Page 84
Tabel 4.11
Pelaksanaan remedial oleh guru
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
8.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 15 39,5 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan pelaksanaan remedial oleh guru. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 39,5 %.
1.3 Mewujudkan kegiatan ekstrakulikuler yang dapat
mengasah kemampuan siswa
Pada indikator mewujudkan kegiatan ekstrakulikuler yang
dapat mengasah kemampuan siswa, terdapat 2 butir pernyataan
yang ditujukan pada siswa untuk megetahui terlaksanannya
ekstrakulikuler dalam mengasah kemampuan siswa.
Tabel 4.12
Jadwal kegiatan ekstrakulikuler yang diterapkan sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
9.
Sangat Memuaskan 11 28,9 %
Memuaskan 19 50 %
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Page 85
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan jadwal kegiatan ekstarkulikuler yang
diterapkan sekolah. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 50 %.
Tabel 4.13
Kelengkapan perlengkapan/alat dan sarana kegiatan
ektrakulikuler sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
10.
Sangat Memuaskan - -
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 24 63,1 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kelengkapan perlengkapan/alat dan sarana
kegiatan ekstrakulikuler sekolah.. Ini terlihat ketika prosentase
dan frekuensi dari alternatif jawaban tidak memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 63,1 %.
1.4 Mewujudkan hubungan prosefesional dan sosial guru
dengan peserta didik
Pada indikator mewujudkan hubungan profesional dan
sosial guru dengan peserta didik, terdapat 2 butir pernyataan yang
ditujukan pada siswa untuk megetahui sejauh mana hu ungan
profesional dan sosial guru dengan peserta didik atau siswa.
Page 86
Tabel 4.14
Penyampaian materi pelajaran oleh guru pelajaran di kelas
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
11.
Sangat Memuaskan 9 23,7 %
Memuaskan 21 55,3 %
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa memuaskan
dengan hubungan profesional dan sosial dengan guru. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 55,3%.
Tabel 4.15
Keramahan guru sehari-hari di sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
12.
Sangat Memuaskan 20 52,6 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai sangat
memuaskan dengan keramahan guru sehari-hari di sekolahan. Ini
terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
sangat memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
52,6 %.
Page 87
1.5 Mewujudkan pembinaan budaya belajar pada siswa
Pada indikator mewujudkan pembinaan budaya belajar
pada siswa, terdapat 3 butir pernyataan yang ditujukan pada siswa
untuk megetahui pembinaan budaya belajar pada siswa.
Tabel 4.16
Kebiasaan berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan belajar
mengajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
13.
Sangat Memuaskan 22 57,9 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 6 15,8 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai sangat
memuaskan dengan kebiasaan berdo’a sebelum dan sesudah
kegiatan belajar mengajar. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban sangat memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 57,9 %.
Tabel 4.17
Kegemaran/kesenangan siswa dalam belajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
14.
Sangat Memuaskan 4 10,5 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 24 63,1 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Page 88
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kegemaran/kesenangan siswa dalam belajar.
Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
63,1 %.
Tabel 4.18
Motivasi belajar siswa di sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
15.
Sangat Memuaskan 1 2,6 %
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 25 65,7 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan motivasi belajar siswa di sekolah. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 65,7%.
1.6 Mewujudkan kompetensi lulusan yang unggul
Pada indikator mewujudkan kompetensi lulusan yang
unggul, terdapat 2 butir pernyataan yang ditujukan pada siswa
untuk megetahui tercapainyan kompetensi lulusan.
Tabel 4.19
Kelulusan Ujian Nasional di sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
Page 89
16.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 11 28,9
Cukup Memuaskan 17 44,7 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kelulusan ujian nasional di sekolah. Ini
terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
44,7 %.
Tabel 4.20
Jumlah lulusan yang diterima di sekolah negeri/favorit
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
17.
Sangat Memuaskan 4 10,5 %
Memuaskan 14 36,8 %
Cukup Memuaskan 20 52,6 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan jumlah lulusan yang diterima di sekolah
negeri/favorit. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 52,6 %.
Page 90
2. Keandalan (Reliability)
2.1 Kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum
Pada indikator kemampuan guru dalam melaksanakan
kurikulum, terdapat 4 butir pernyataan yang ditujukan pada siswa
untuk megetahui pelaksanaan kurukulum oleh guru.
Tabel 4.21
Semangat guru dalam kegiatan pembelajaran
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
18.
Sangat Memuaskan 6 15,8 %
Memuaskan 5 13,2 %
Cukup Memuaskan 25 65,8 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan semangat guru dalam kegiatan pembelajaran.
Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
65,8 %.
Tabel 4.22
Kedisiplinan guru terkait dengan waktu masuk kelas
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
19.
Sangat Memuaskan 5 13,2 %
Memuaskan 20 52,6 %
Cukup Memuaskan 10 26,3 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Page 91
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kedisiplinan guru terkait dengan waktu
masuk kelas. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 52,6 %.
Tabel 4.23
Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan kalender
pendidikan
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
20.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 12 31,6 %
Cukup Memuaskan 13 34,2 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan
kalender pendidikan. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 34,2 %.
Tabel 4.24
Catatan/komentar guru terhadap hasil evaluasi/tes/tugas
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
21. Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 18 47,4 %
Page 92
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan catatan/komentar guru terhadap hasil
evaluasi/tes/tugas. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 47,4 %.
2.2 Kemampuan guru dalam proses pembelajaran
Pada indikator kemampuan guru dalam proses
pembelajaran, terdapat 2 butir pernyataan yang ditujukan pada
siswa untuk megetahui pelaksanaan proses pembelajaran.
Tabel 4.25
Kemampuan guru dalam menciptakan kelas yang kondusif
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
22.
Sangat Memuaskan 2 5,2 %
Memuaskan 16 42,1 %
Cukup Memuaskan 18 47,4 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa meilai cukup
memuaskan dengan kemampuan guru dalam menciptakan kelas
yang kondusif. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 47,4 %.
Page 93
Tabel 4.26
Pemberian waktu tunggu (jeda) kepada siswa dalam
menjawab pertanyaan guru/siswa lain
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
23.
Sangat Memuaskan 14 36,8 %
Memuaskan 18 47,4 %
Cukup Memuaskan 6 15, 8 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan pemberian waktu tunggu (jeda) kepada siswa
dalam menjawab pertanyaan guru/siswa lain. Ini terlihat ketika
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 47,4 %.
2.3 Kemampuan pelatih dalam kegiatan ekstrakulikuler
sekolah
Pada indikator kemampuan pelatih dalam kegiatan
ekstrakulikuler sekolah, terdapat 2 butir pernyataan yang
ditujukan pada siswa untuk megetahui pelaksanaan kegiatan
ekstrakulikuler.
Tabel 4.27
Keahlian pembina/pelatih dengan ekstrakulikuler yang
dibinanya
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
24. Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 6 15,8 %
Page 94
Cukup Memuaskan 21 55,3 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan keahlian pembina/pelatih dengan
ekstrakulikuler yang dibinanya. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 55,2 %.
Tabel 4.28
Kemampuan/keterampilan pelatih pada saat melatih kegiatan
ekstrakulikuler
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
25.
Sangat Memuaskan 6 15,8 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 16 42,1 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 5
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kemampuan/keterampilan pelatih saat
melatih kegiatan ekstrakulikuler. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 42,1 %.
2.4 Kemampuan guru dalam menjalin hubungan profesional
dan sosial dengan peserta didik
Pada indikator kemampuan guru dalam menjalin
hubungan profesional dan sosial dengan peserta didik, terdapat 2
Page 95
butir pernyataan yang ditujukan pada siswa untuk megetahui
kedekatan emosional guru dengan siswa.
Tabel 4.29
Komunikasi yang tidak membeda-bedakan oleh guru saat
pelajaran di kelas
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
26.
Sangat Memuaskan 14 36,8 5
Memuaskan 16 42,1 %
Cukup Memuaskan 7 18,4 5
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan komunikasi yang tidak membeda-bedakan
oleh guru saat pelajaran di kelas. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 42,1 %.
Tabel 4.30
Keramahan guru dalam menghadapi siswa yang kurang
tertib di sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
27.
Sangat Memuaskan 1 2,6 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 17 44,7 %
Tidak Memuaskan 9 23,7 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 %
Page 96
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa cukup
memuaskan dengan keramahan guru dalam menghadapi siswa
yang kurang tertib di sekolah. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 44,7 %.
2.5 Kemampuan guru dalam membina budaya belajar siswa
Pada indikator kemampuan guru dalam membina budaya
belajar siswa, terdapat 3 butir pernyataan yang ditujukan pada
siswa untuk megetahui budaya belajar siswa.
Tabel 4.31
Kemampuan guru memotivasi belajar di sekolah kepada
siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
28.
Sangat Memuaskan 4 10,5 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 21 55,3 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kemampuan guru memotivasi belajar di
sekolah kepada siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban setuju menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 55,3 %.
Page 97
Tabel 4.32
Kemampuan guru untuk membiasakan siswa berdo’a
sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
29.
Sangat Memuaskan 28 73,7 %
Memuaskan 5 13,2 %
Cukup Memuaskan 2 5,2 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai sangat
memuaskan dengan kemampuan guru untuk membiasakan sswa
berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar. Ini
terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
sangat memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
73,7 %.
Tabel 4.33
Kemampuan guru untuk membentuk persepsi siswa bahwa
belajar menjadi kegemaran dan kesenangan
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
30.
Sangat Memuaskan 8 21,1 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 11 28,9 %
Tidak Memuaskan 4 10,5 %
Sangat Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Jumlah (N) 38 100 %
Page 98
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kemampuan guru untuk membentuk persepsi
siswa bahwa belajar menjadi kegemaran dan kesenangan. Ini
terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 34,2 %.
2.6 Kemampuan guru dalam membentuk kompetensi lulusan
Pada indikator kemampuan guru dalam membentuk
kompetensi lulusan, terdapat 3 butir pernyataan yang ditujukan
pada siswa untuk megetahui kompetensi lulusan.
Tabel 4.34
Kemampuan guru dalam membentuk sikap siswa yang
berakhlak, beriman dan percaya diri
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
31.
Sangat Memuaskan 6 15,8 %
Memuaskan 22 57,8 %
Cukup Memuaskan 9 23,7 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kemampuan guru dalam membentuk sikap
siswa yang berakhlak, beriman dan percaya diri. Ini terlihat ketika
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 57,8 %.
Page 99
Tabel 4.35
Kemampuan guru dalam membentuk pengetahuan siswa
yang unggul
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
32.
Sangat Memuaskan 13 34,2 %
Memuaskan 17 44,7 %
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kemampuan guru dalam membentuk
pengetahuan siswa yang unggul. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 44,7 %.
Tabel 4.36
Kemampuan guru dalam membentuk keterampilan siswa
yang dibutuhkan masyarakat
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
33.
Sangat Memuaskan 8 21,1 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 12 31,6 %
Tidak Memuaskan 5 13,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - 100 %
Jumlah (N) 38
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kemampuan guru dalam membentuk
Page 100
keterampilan siswa yang dibutuhkan masyarakat. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 34,2 %.
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
3.1 Kesigapan guru terhadap keluhan siswa dalam
pelaksanaan kurikulum
Pada indikator kesigapan guru terhadap keluhan siswa
dalam pelaksanaan kurikulum, terdapat 3 butir pernyataan yang
ditujukan pada siswa untuk megetahui respon guru terhadap
keluhan siswa.
Tabel 4.37
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru dengan
kebutuhan siswa dan sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
34.
Sangat Memuaskan 6 15,8 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 17 44,7 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 5
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru
dengan kebutuhan siswa dan sekolah. Ini terlihat ketika
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 44,7 %.
Tabel 4.38
Kesiapan guru dalam membantu siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran
Page 101
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
35.
Sangat Memuaskan 11 28,9 %
Memuaskan 14 36,8 %
Cukup Memuaskan 10 26,3 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kesiapan guru dalam membantu siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 36,8 %.
Tabel 4.39
Kecepatan guru dalam menangani siswa yang kurang disiplin
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
36.
Sangat Memuaskan 13 34,2 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 14 36,8 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa meilai cukup
memuaskan dengan kecepatan guru dalam menangani siswa yang
kurang disiplin. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 36,8 %.
Page 102
3.2 Kesigapan guru terhadap keluhan siswa dalam proses
pembelajaran
Pada indikator kesigapan guru terhadap keluhan siswa
dalam proses pembelajaran, terdapat 2 butir pernyataan yang
ditujukan pada siswa untuk megetahui respon guru terhadap
kesulitan belajar siswa.
Tabel 4.40
Perawatan dan pengadaan media pembelajaran di sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
37.
Sangat Memuaskan 4 10,5 %
Memuaskan 11 28,9 %
Cukup Memuaskan 20 52,6 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan perawatan dan pengadaan media
pembelajaran di sekolah. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 52,6 %.
Tabel 4.41
Kesesuaian layanan yang diberikan oleh sekolah dengan
kebutuhan siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
38.
Sangat Memuaskan 4 10,5
Memuaskan 15 39,5 %
Cukup Memuaskan 19 50 %
Page 103
Tidak Memuaskan
Sangat Tidak Memuaskan
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kesesuaian layanan yang diberikan oleh
sekolah dengan kebutuhan siswa. Ini terlihat ketika prosentase
dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 50 %.
3.3 Kesigapan pelatih terhadap keluhan siswa dalam kegiatan
Ekstrakulikuler
Pada indikator kesigapan pelatih terhadap keluhan siswa
dalam kegiatan ekstrakulikuler, terdapat 3 butir pernyataan yang
ditujukan pada siswa untuk megetahui kesesuaian materi
pelatihan, minat dan daya tarik ekstrakulikuler.
Tabel 4.42
Kesesuaian tugas dan pemberian materi yang diajarkan saat
kegiatan ekstrakulikuler
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
39.
Sangat Memuaskan 5 13,2 %
Memuaskan 11 28,9 %
Cukup Memuaskan 21 55,3 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa cukup
memuaskan dengan kesesuaian tugas dan pemberian materi yang
diajarkan saat kegiatan ekstrakulikuler. Ini terlihat ketika
Page 104
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 55,3 %.
Tabel 4.43
Kesesuaian ekstrakulikuler dengan minat siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
40.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 17 44,7 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kesesuaian ekstrakulikuler dengan minat
siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif
jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 44,7 %.
Tabel 4.44
Daya tarik ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
41.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 12 31,6 %
Tidak Memuaskan 6 15,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan daya tarik ekstrakulikuler yang
Page 105
diselenggarakan oleh sekolah. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 31,6 %.
3.4 Kesigapan sekolah terhadap keluhan siswa dalam
hubungan guru dengan siswa
Pada indikator kesigapan sekolah terhadap keluhan siswa
dalam hubungan guru dengan siswa, terdapat 2 butir pernyataan
yang ditujukan pada siswa untuk megetahui pengawasan,
kecepatan dan ketepatan sekolah mengenai keluhan siswa.
Tabel 4.45
Pengawasan sekolah terhadap hubungan guru dengan siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
42.
Sangat Memuaskan 10 2,6 %
Memuaskan 20 52,6 %
Cukup Memuaskan 7 18,4 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan pengawasan sekolah terhadap hubungan guru
dengan siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 52,6 %.
Tabel 4.46
Kecepatan dan ketepatan respon sekolah dalam menangani
keluhan siswa
Page 106
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
43.
Sangat Memuaskan 8 21,1 %
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 15 39,5 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kecepatan dan ketepatan respon sekolah
dalam menangani keluhan siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 39,5 %.
3.5 Kesigapan guru terhadap keluhan siswa dalam budaya
belajar
Pada indikator kesigapan guru terhadap keluhan siswa
dalam budaya belajar, terdapat 2 butir pernyataan yang ditujukan
pada siswa untuk megetahui kepedulian guru dan sekolah
terhadap budaya belajar.
Tabel 4.47
Kepedulian guru mewujudkan budaya belajar pada siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
44.
Sangat Memuaskan 8 21,1 %
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 22 57,9 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Page 107
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kepedulian guru mewujudkan budaya belajar
pada siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 57,9 %.
Tabel 4.48
Kepedulian sekolah dalam menciptakan lingkungan yang
menunjang budaya belajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
45.
Sangat Memuaskan 8 21,1 %
Memuaskan 22 57,9 %
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kepedulian sekolah dalam menciptakan
lingkungan yang menunjang budaya belajar. Ini terlihat ketika
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 57,9 %.
3.6 Kesigapan guru terhadap keluhan siswa dalam pencapaian
kompetensi lulusan
Pada indikator kesigapan guru terhadap keluhan siswa
dalam pencapaian kompetensi lulusan, terdapat 2 butir pernyataan
yang ditujukan pada siswa untuk megetahui pelaksanaan program
dan pelatuhan kompetensi lulusan.
Page 108
Tabel 4.49
Pelaksanaan program pemantapan dalam menghadapi Ujian
Nasional oleh sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
46.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 15 39,5 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan pelaksanaan program pemantapan dalam
menghadapai Ujian Nasional oleh sekolah. Ini terlihat ketika
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 39,5 %.
Tabel 4.50
Pelatihan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
bagi siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
47.
Sangat Memuaskan 7 18,4 %
Memuaskan 11 28,9 %
Cukup Memuaskan 13 34,2 %
Tidak Memuaskan 6 15,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan pelatihan kompetensi sikap, pengetahuan dan
Page 109
keterampilan bagi siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 34,2 %.
4. Jaminan (Assurance)
4.1 Jaminan sekolah memberikan kurikulum yang berkualitas
Pada indikator jaminan sekolah memberikan kurikulum
yang berkualitas, terdapat 1 butir pernyataan yang ditujukan pada
siswa untuk megetahui program sekolah untuk mewujudkan
kurikulum yang berkualitas.
Tabel 4.51
Program kompetisi siswa untuk memberi pengalaman dan
mengasah bakat siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
48.
Sangat Memuaskan 1 2,6 %
Memuaskan 18 47,4 %
Cukup Memuaskan 19 50 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan program kompetisi siswa untuk memberi
pengalaman dan mengasah bakat siswa. Ini terlihat ketika
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 50 %.
4.2 Jaminan guru memberikan proses pembelajaran yang
diminati siswa
Pada indikator jaminan guru memberikan proses
pembelajaran yang diminati siswa, terdapat 3 butir pernyataan
Page 110
yang ditujukan pada siswa untuk megetahui kegiatan belajar
mengajar yang diingkan siswa.
Tabel 4.52
Kegiatan belajar mengajar yang berbasis praktek oleh guru
demi terwujudnya siswa yang unggul
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
49.
Sangat Memuaskan 14 36,8 %
Memuaskan 4 10,5 %
Cukup Memuaskan 20 52,6 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kegiatan belajar mengajar yang berbasis
praktek oleh guru demii terwujudnya siswa yang unggul. Ini
terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
52,6 %.
Tabel 4.53
Kegiatan belajar mengajar berbasis teknologi yang dilakukan
di sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
50.
Sangat Memuaskan 3 7,8 %
Memuaskan 15 39,5 %
Cukup Memuaskan 20 52,6 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Page 111
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kegiatan belajar mengajar berbasis teknologi
yang dilakukan di sekolah. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 52,6 %.
Tabel 4.54
Program pembelajaran sekolah adalah pendidikan berbasis
agama islam
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
51.
Sangat Memuaskan 20 52,6 %
Memuaskan 16 42,1 %
Cukup Memuaskan 2 5,2 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai sangat
memuaskan dengan program pembelajaran sekolah adalah
pendidikan berbasis agama islam. Ini terlihat ketika prosentase
dan frekuensi dari alternatif jawaban sangat memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 52,6 %.
4.3 Jaminan pelatih memberikan kegiatan ekstrakulir yang
bisamengasah bakat siswa
Pada indikator jaminan pelatih memberikan kegiatan
ekstrakulikuler yang bisa mengasah bakat siswa, terdapat 3 butir
pernyataan yang ditujukan pada siswa untuk megetahui
perkembangan minat bakat, jiwa kepemimpinan dan prestasi
siswa.
Page 112
Tabel 4.55
Pengembangan minat dan bakat siswa melalui kegiatan
ekstrakulikuler
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
52.
Sangat Memuaskan 13 34,2 %
Memuaskan 4 10,5 %
Cukup Memuaskan 17 44,7 %
Tidak Memuaskan 4 10,5 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan pengembagan minat dan bakat siswa melalui
kegiatan ekstrakulikuler. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan
angka yang paling tinggi, yaitu 44,7 %.
Tabel 4.56
Pengembangan jiwa kepemimpinan melalui kegiatan
ekstrakulikuler
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
53.
Sangat Memuaskan - -
Memuaskan 19 50 %
Cukup Memuaskan 17 44,7 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan pengembangan jiwa kepemimpinan melalui
Page 113
kegiatan ekstrakulikuler. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 50 %.
Tabel 4.57
Melalui kegiatan ektrakulikuler sebagai wadah prestasi
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
54.
Sangat Memuaskan 12 31,6 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 14 36,8 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan melalui kegiatan ekstrakulikuler sebagai
wadah prestasi. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 36,8 %.
4.4 Jaminan sekolah memberikan hubungan profesional dan
sosial guru dengan siswa
Pada indikator jaminan sekolah memberikan hubungan
profesional dan sosial guru dengan siswa, terdapat 1 butir
pernyataan yang ditujukan pada siswa untuk megetahui etika
siswa.
Tabel 4.58
Pengembangan etika siswa melalui hubungan guru dengan
siswa
Page 114
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
55.
Sangat Memuaskan 12 31,6 %
Memuaskan 19 50 %
Cukup Memuaskan 5 13,2 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan pengembangan etika siswa melalui hubungan
guru dengan siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 50 %.
4.5 Jaminan sekolah memberikan bimbingan budaya belajar
Pada indikator jaminan sekola memberikan bimbingan
budaya belajar, terdapat 2 butir pernyataan yang ditujukan pada
siswa untuk megetahui semangat budaya belajar siswa.
Tabel 4.59
Lingkungan sekolah dijamin meningkatkan budaya belajar
siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
56.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 16 42,1 %
Tidak Memuaskan 3 7,8 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Page 115
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan lingkungan sekola dijamin meningkatkan
budaya beajar siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 42,1 %.
Tabel 4.60
Semangat siswa-siswi dalam mengikuti pembelajaran
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
57.
Sangat Memuaskan 8 21, 1%
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 21 55,3 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan semangat siswa-siswi dalam mengikuti
pembelajaran. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 55,3 %.
4.6 Jaminan sekolah membentuk kompetensi lulusan
Pada indikator jaminan sekolah membentuk kompetensi
lulusan, terdapat 1 butir pernyataan yang ditujukan pada siswa
untuk megetahui standar kompetensi lulusan.
Tabel 4.61
Standar Kompetensi Lulusan alumni
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
58. Sangat Memuaskan 9 23,7 %
Page 116
Memuaskan 8 21,1 %
Cukup Memuaskan 21 55,3 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan standar kompetensi lulusan alumni. Ini
terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban
cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu
55,3 %.
5. Empati (Empathy)
5.1 Guru memahami perasaan siswa terhadap pelaksanaan
kurikulum
Pada indikator guru memahami perasaan siswa terhadap
pelaksanaan kurikulum, terdapat 3 butir pernyataan yang
ditujukan pada siswa untuk megetahui perhatian guru terhadap
standar kompetensi minimal.
Tabel 4.62
Perhatian guru terhadap siswa belum mencapai standar
kompetensi minimal
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
59.
Sangat Memuaskan 9 23,7 %
Memuaskan 17 44,7 %
Cukup Memuaskan 11 28,9 %
Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Page 117
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan perhatian guru terhadap siswa yang belum
mencapai standar kompetensi minimal. Ini terlihat ketika
prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan
menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 44,7 %.
Tabel 4.63
Kegiatan pembelajaran guru dalam membantu siswa
mencapai kompetensi
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
60.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 15 39,5 %
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan 4 10,5 %
Sangat Tidak Memuaskan 1 2,6 %
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kegiatan pembelajaran guru dalam membantu
siswa mencapai kompetensi. Ini terlihat ketika prosentase dan
frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 39,5 %.
Tabel 4.64
Perhatian sekolah terhadap kekerasan fisik yang dialami
siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
61.
Sangat Memuaskan 6 15,8 %
Memuaskan 15 39,5 %
Cukup Memuaskan 13 34,2 %
Page 118
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan perhatian sekolah terhadap kekerasan fisik
yang dialami siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka yang
paling tinggi, yaitu 39,5 %.
5.2 Guru memahami perasaan siswa terhadap proses
pembelajaran
Pada indikator guru memahami perasaan siswa terhadap
proses pembelajaran, terdapat 3 butir pernyataan yang ditujukan
pada siswa untuk megetahui kemudaan bimbingan, keramahan
dan motivasi yang diberikan oleh guru.
Tabel 4.65
Kemudahan bimbingan dan konsultasi kesulitan belajar
dengan guru
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
62.
Sangat Memuaskan 7 18,4 %
Memuaskan 16 42,1 %
Cukup Memuaskan 13 44,7 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan kemudahan bimbingan dan konsultasi
kesulitan belajar dengan guru. Ini terlihat ketika prosentase dan
Page 119
frekuensi dari alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 42,1 %.
Tabel 4.66
Keramahan guru-guru yang memberikan pelajaran di kelas
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
63.
Sangat Memuaskan 3 7,8 %
Memuaskan 16 42,1 %
Cukup Memuaskan 17 44,7 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan keramaan guru-guru yang memberikan
pelajaran dii kelas. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 44,7 %, berbanding tipis jawaban siswa
tertinggi kedua yaitu memuaskan, sebanyak 42,1 %.
Tabel 4.67
Motivasi yang diberikan guru dalam setiap proses
pembelajaran
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
64.
Sangat Memuaskan 7 18,4 %
Memuaskan 13 34,2 %
Cukup Memuaskan 14 36,8 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Jumlah (N) 38 100 %
Page 120
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan motivasi yang diberikan guru dalam setiap
proses pembelajaran. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 36,8 %.
5.3 Pelatih memahami perasaan siswa terhadap pelaksanaan
kegiatan ekstrakulikuer
Pada indikator pelatih memahami perasaan siswa terhadap
pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler, terdapat 2 butir pernyataan
yang ditujukan pada siswa untuk megetahui keramahan dan
kepedulian pelatih terhadap siswa.
Tabel 4.68
Keramahan pembina/pelatih dalam kegiatan Ekstrakulikuler
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
65.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 15 39,5 %
Cukup Memuaskan 13 34,2 %
Tidak Memuaskan - -
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan keramahan pembina/pelatih dalam kegiatan
ekstrakulikuler. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari
alternatif jawaban memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 39,5 %.
Tabel 4.69
Kepedulian sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan
ekstrakulikuler sesuai dengan apa yang diingkan siswa
Page 121
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
66.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 10 26,3 %
Cukup Memuaskan 14 36,8 %
Tidak Memuaskan 4 10,5 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan kepedulian sekolah dalam menyelenggarakan
kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan apa yang diinginkan
siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif
jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 36,8 %.
5.4 Sekolah memahami perasaan siswa terhadap hubungan
dengan gurunya
Pada indikator sekolah memahami perasaan siswa
terhadap hubungan dengan gurunya, terdapat 1 butir pernyataan
yang ditujukan pada siswa untuk megetahui komukasi guru
dengan siswa.
Tabel 4.70
Komunikasi yang bersahabat oleh guru ke siswa
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
67.
Sangat Memuaskan 10 26,3 %
Memuaskan 12 31,6 %
Cukup Memuaskan 8 21,1 %
Tidak Memuaskan 4 10,5 %
Sangat Tidak Memuaskan 4 10,5 %
Page 122
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai
memuaskan dengan komunikasi yang bersaabat oleh guru ke
siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif
jawaban memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi,
yaitu 31,6 %.
5.5 Guru memahami perasaan siswa terhadap budaya belajar
Pada indikator guru memahami perasaan siswa terhadap
budaya belajar, terdapat 1 butir pernyataan yang ditujukan pada
siswa untuk megetahui membentuk budaya belajar siswa.
Tabel 4.71
Keteladanan guru dalam membentuk lingkungan budaya
belajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
68.
Sangat Memuaskan 8 21,1 %
Memuaskan 10 26,3 5
Cukup Memuaskan 18 47,4 %
Tidak Memuaskan 2 5,2 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan komunikasi yang bersahabat oleh guru ke
siswa. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif
jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka yang paling
tinggi, yaitu 47,4 %.
5.6 Guru memahami perasaan siswa terhadap pembentukan
kompetensi lulusan
Page 123
Pada indikator guru memahami perasaan siswa terhadap
pembentukan kompetensi lulusan, terdapat 2 butir pernyataan
yang ditujukan pada siswa untuk megetahui perhatian guru dan
sekolah untuk membentuk kompetensi lulusan.
Tabel 4.72
Perhatian sekolah oleh kompetensi sikap siswa sehari-hari di
sekolah
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
69.
Sangat Memuaskan 13 34,2 %
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 13 34,2 %
Tidak Memuaskan 4 10,5 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan perhatian sekola ole kompetensi sikap siswa
sehari-hari di sekolah. Ini terlihat ketika prosentase dan frekuensi
dari alternatif jawaban cukup memuaskan menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu 34,2 %.
Tabel 4.73
Perhatian guru terhadap kompetensi pengetahuan siswa saat
kegiatan belajar mengajar
N
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %
70.
Sangat Memuaskan 11 28,9 %
Memuaskan 9 23,7 %
Cukup Memuaskan 18 47,4 %
Tidak Memuaskan - -
Page 124
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah (N) 38 100 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa menilai cukup
memuaskan dengan perhatian guru terhadap kompetensi
pengetahuan siswa saat kegiatan belajar mengajar. Ini terlihat
ketika prosentase dan frekuensi dari alternatif jawaban cukup
memuaskan menunjukkan angka yang paling tinggi, yaitu 47,4%.
Variabel kepuasan siswa terhadap layanan pembelajaran memiliki
5 dimensi, diantaranya: 1. Berwujud (Tangible), 2. Keandalan (Relia-
bility), 3. Daya Tanggap (Respon-siveness), 4. Jaminan (Assu-rance) dan 5
Empati (Empathy). Dimensi ini terdiri dari 70 soal/butir, kemudian
peneliti melakukan perhitungan nilai mean (rata-rata) yang didapatkan
melalui rumus prosentase. Di bawah ini adalah tabel penghitungan jumlah
skor yang diperoleh dari tiap dimensi penelitian.
Tabel 4.74
Jumlah skor tiap dimensi
Responden Dimensi
Penelitian
No Butir Pertanyaan
(Angket) Skor
38 orang siswa
Berwujud
(Tangible)
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7,8,9,10,11,12,13,
14,15,16,17
2443
Keandalan
(Reliability)
18, 19, 20, 21, 22, 23,
24,25, 26, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 33
2277
Daya Tanggap
(Responsiveness)
34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47 1962
Jaminan (Assu-
rance)
48, 49, 50, 51, 52, 53, 54,
55, 56, 57, 58 1580
Page 125
Empati
(Empathy)
59, 60, 61, 642, 63, 64,
65, 66, 67, 68, 69, 70 1688
Tabel di atas menunjukkan perolehan skor masing-masing
dimensi untuk mengukur variable kepuasan siswa terhadap layanan
pembelajaran. Kemudian untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan siswa
terhadap layanan pembelajaran dilakukan penghitungan nilai skor, yakni
sebagai berikut :
Tabel 4.75
Interprestasi Data Tingkat Kepuasan Siswa Terhadap Layanan
Pembelajaran di MTs Rahmania Islamic School Serpong
N
o Dimensi Skor
Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
x 100 %
Kategori
Nilai
1 Berwujud
(Tangible) 2443 17x 5 = 85
2443 : 70
= 34,9
x 100%
= 41,1 %
Tidak
Puas
2 Keandalan
(Reliability) 2277
16x 5 =
80
2277 : 70
= 32,5
x 100%
= 40,6 %
Tidak
Puas
3 Daya Tanggap
(Responsiveness) 1962
14x 5 =
70
1962 : 70
= 28
x 100%
= 40 %
Tidak
Puas
4 Jaminan
(Assurance) 1580
11x 5 =
55
1580 : 70
= 22,5
x 100%
= 41%
Tidak
Puas
5 Empati (Empathy) 1688 12x 5 =
60
1688 : 70
= 24,1
x 100%
= 40,1 %
Tidak
Puas
TOTAL 202,8 : 5
= 40,56
Tidak
Puas
Page 126
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa
temuan sebagai berikut: Pada aspek berwujud siswa tidak puas dikarenakan
kekurangan guru mata pelajaran, sarana dan prasarana olahraga belum lengkap,
perlengkapan media pembelajaran seperti LCD belum punya, laboratorium IPA
dan perpustakaan juga belum ada. Sedangkan pada aspek keandalan siswa
tidak puas dikarenakan guru kurang fokus dengan apa yang diajarkan dan
kesulitan karena media kurang. Kemudian pada aspek daya tanggap siswa tidak
puas dikarenakan guru meninggalkan pembelajaran karena ada tugas lain dari
sekolah. Selanjutnya aspek jaminan siswa tidak puas karena guru kurang
menggunakan metode berbasis teknologi dan praktek saat kegiatan belajar
mengajar. Jadwal pelajaran yang sering berubah-ubah dalam satu semester.
Kegiatan ekstrakulikuler tidak dapat menjamin tumbuhnya bakat siswa.
Terakhir pada aspek empati siswa tidak puas karena perhatian dan motivasi
yang diberikankepada siswa tidak ada tindak lanjut dari sekolah.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
MTs Rahmania Islamic School Serpong belum mampu memberikan layanan
pembelajaran yang baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya sumberdaya
manusia, sumberdaya keuangan dan manajemen yang belum baik.
B. Saran
Setelah penulis memahami dan memberikan kesimpulan dari hasil
penelitian mengenai tingkat kepuasan siswa terhadap layanan dalam
pembelajaran di MTs Rahmania Islamic School Serpong, penulis memberikan
saran kepada beberapa pihak sebagai berikut:
1. MTs Rahmania ISc
Kepada sekolah hendaknya dapat mengembangkan layanan
pembelajaran agar menjadi lebih baik lagi. Dengan menjalin kerjasama
dengan pihak tertentu untuk memenuhi kekurangan sekolah. Seperti
mengajukan proposal pengadaan media pembelajaran atau semacamnya.
Page 127
sehingga sarana dan prasarana pembelajaran terpenuhi, seperti
proyektor/LCD, lab IPA, perpustakaan. Kepala sekolah juga hendaknya
memenuhi personil guru untuk memenuhi kekurangan pengajar, sehingga
guru tidak dobel tugas dan lebih fokus. Selanjutnya kepala sekolah juga
hendaknya mengikuti pelatihan manajemen berbasis sekolah untuk
memperdalam ilmu majemen sekolah.
2. Guru Pelajaran
Guru pelajaran merupakan model bagi siswa dalam meningkatkan
kemampuannya di bidang akademik, kemampuan guru pelajaran harus
bisa maksimal dalam mengasah pemahaman dan kecerdasan siswa.
Disarankan kepada guru pelajaran untuk fokus pada bidang studinya.
Tidak melaksanakan rangkap tugas sehingga tidak menumpuk tanggung
jawab dan mengikuti pelatihan profesi demi memperkaya metode dalam
mengajar.
3. Pembina/pelatih Kegiatan Ekstrakulikuler
Pelatih ekstrakulikuler sebaiknya diambil dari luar sekolah yang
memiliki sertifikat keahlian dalam bidangnya, tidak diambil oleh guru di
sekolah, karena ditakutkan kurang fokus. Sehingga ekstrakulikuler bisa
meningkatkan bakat siswa di luar pengetahuan akademik.
4. Siswa
Disarankan kepada siswa, agar selalu memperhatikan kegiatan
belajarr mengajar dengan baik, dalam belajar tidak memperhatikan saja
melainkan memahami terus dipraktekkan. Karena kegiatan belajar mengjar
penting untuk membentuk pengatuhan dan pola fikir yang benar.
Page 128
107
DAFTAR PUSTAKA
Ade Nursiyono, Joko. Kompas Teknik Pengambilan Sampel. Bogor: IN MEDIA,
2015
Ali , Mohammad, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional; Menuju Bangsa
Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009.
Budaya Belajar, di akses melalui http://guraru.org/guru-berbagi/budaya_belajar/.
Pada tanggal 15 Januari 2019
Budiwinarto, Kim dan Juni Trisnowati, Model Ekonometrik Untuk Analisis
Kepuasan Nasabah PT. BPR Kartasura Saribumi Cabang Masaran Di
Sragen.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2009.
B. Uno, Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 2015.
Edwin Nasution, Mustafa & Hardius Usman, Proses Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2006.
F. Gerson, Richard. Mengukur Kepuasan Pelanggan Panduan Menciptakan
Pelayanan Bermutu. Jakarta: PPM, 2001.
Faif Fasani, Rizkan. Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Terhadap Kepuasan
Siswa Di SMA MTA, Surakarta Tahun 2016.
Imron, Ali. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2011.
Indah Mustikowati, Rita dan Endi Sarwoko, Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Konsekuensinya Pada Loyalitas
(Studi Pada Objek Wisata di Kabupaten Malang).
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung:
PT Refika Aditama, 2010.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasara. Indonesia: PT
Macanan Jaya Cemerlang, 2009.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
Page 129
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakulikuler Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Lupiyoadi, Rambat – A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat, 2009.
Masluroh, Haniatun, Sistem Online Administrasi Kurikulum Sebagai Solusi
Perbaikan Layanan Administrasi di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik.
Minarti, Sri. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Remaja Rosda Karya:
Bandung, 20008.
Poltak Sinambela, Lijan dkk. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara,
2017.
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2011.
Rahmayanty, Nina. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Ratminto, dan Atik Septi Winarsih. Manajemen Pelayanan, Pengembangan
Layanan Model Konseptual, Penerapan Citizen's Character dan tandar
Layanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana, 2005.
Siswa Pukul Guru di Sampang Diduga Dilatarbelakangi 2 Hal Ini, si akses
melalui https://daerah.sindonews.com/read/1278854/23/siswa-pukul-
guru-di-sampang-diduga-dilatarbelakangi-2-hal-ini-1517558498, pada
tanggal 07 April 2018.
Sopiatin, Popi. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Peserta didik. Bogor:
Graha Indonesia, 2010.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2009.
Sunhaji. Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran.
Syaodih Sukmadinata, Nana dan Erliana Syaodih. Kurikulum & Pembelajaran
Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.
Tjiptono, Fandy. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi, 1996.
Page 130
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. Total Quality Management. Yogyakarta:
Andi Offset, 1998.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. Srvice, Quality & Satisfaction.
Yogyakarta: ANDI, 2017.
Tren Kasus Kekerasan Anak di Dunia Pendidikan 2018, di akses melalui
http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/19/tren-kasus-kekerasan-
anak-di-dunia-pendidikan-2018 pada tanggal 07 April 2018
UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yudha Pranoto, Wahyu dkk. Analisis Kepuasan Peserta Didik Berdasarkan
Kualitas Palayanan Di SMK Batik 1 Surakarta.
Page 131
Lampiran 1
Kuesioner
Kepuasan Siswa Terhadap Layanan Pembelajaran
di MTs Rahmania Islamic School
Setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) selama 1-2 tahun,
berilah masukan pada sekolah tentang tingkat kepuasan anda dalam mendapatkan
pelayanan KBM dengan menjawab dan memberikan informasi yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya tanpa takut adanya tekanan dari pihak tertentu. Atas
bantuan dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
A. Identitas Responden
Nama/Inisial : (Boleh tidak diisi)
Jenias Kelamin : Laki-laki / Perempuan (coret salah satu)
Usia :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian Angket
Berikan jawaban dengan memberikan tanda check list (√ ) pada kolom
SM, M, CM, TM, dan STM yang telah disediakan, dengan keterangan
sebagai berikut :
SM = Sangat Memuaskan
M = Memuaskan
CM = Cukup Memuaskan
TM = Tidak Memuaskan
STM = Sangat Tidak Memuaskan
No PERNYATAAN SM M CM TM STM
Berwujud
1
Pelaksanaan program sholat Dhuha
dan yasinan yang dilakukan oleh
sekolah
2 Jadwal pelajaran yang diterapkan
oleh sekolah
3 Ujian yang diselenggarakan oleh
No. Responden :
Page 132
Lampiran 1
sekolah.
4
Alat-alat pembelajaran (Papan tulis,
infokus, buku pelajaran) yang
digunakan oleh guru saat kegiatan
belajar mengajar di kelas.
5 Kelengkapan media pembelajaran
di kelas.
6
Materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru pada saat
pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
7
Media pembelajaran yang
digunakan oleh guru pada saat
pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
8 Pelaksanaan remedial oleh guru.
9 Jadwal kegiatan ekstrakulikuler
yang diterapkan sekolah
10
Kelengkapan perlengkapan/alat dan
sarana kegiatan ektrakulikuler
sekolah.
11 Penyampaian materi pelajaran oleh
guru pelajaran di kelas.
12 Keramahan guru sehari-hari di
sekolah.
13 Kebiasaan berdo’a sebelum dan
sesudah kegiatan belajar mengajar.
14 Kegemaran/kesenangan siswa
dalam belajar.
15 Motivasi belajar siswa di sekolah.
Page 133
Lampiran 1
16 Kelulusan Ujian Nasional di
sekolah.
17 Jumlah lulusan yang diterima di
sekolah negeri/favorit.
Keandalan
18 Semangat guru dalam kegiatan
pembelajaran.
19 Kedisiplinan guru terkait dengan
waktu masuk kelas.
20 Kesesuaian kegiatan pembelajaran
dengan kalender pendidikan.
21 Catatan/komentar guru terhadap
hasil evaluasi/tes/tugas.
22 Kemampuan guru dalam
menciptakan kelas yang kondusif.
23
Pemberian waktu tunggu (jeda)
kepada siswa dalam menjawab
pertanyaan guru/siswa lain.
24 Keahlian pembina/pelatih dengan
ekstrakulikuler yang dibinanya.
25
Kemampuan/keterampilan pelatih
pada saat melatih kegiatan
ekstrakulikuler.
26
Komunikasi yang tidak membeda-
bedakan oleh guru saat pelajaran di
kelas.
27
Keramahan guru dalam
menghadapi siswa yang kurang
tertib di sekolah.
Kemampuan guru memotivasi
Page 134
Lampiran 1
28 belajar di sekolah kepada siswa.
29
Kemampuan guru untuk
membiasakan siswa berdo’a
sebelum dan sesudah kegiatan
belajar mengajar.
30
Kemampuan guru untuk
membentuk persepsi siswa bahwa
belajar menjadi kegemaran dan
kesenangan.
31
Kemampuan guru dalam
membentuk sikap siswa yang
berakhlak, beriman dan percaya
diri.
32
Kemampuan guru dalam
membentuk pengetahuan siswa
yang unggul.
33
Kemampuan guru dalam
membentuk keterampilan siswa
yang dibutuhkan masyarakat.
Dzya Tanggap
34
Pelaksanaan Pembelajaran yang
dibuat oleh guru dengan kebutuhan
siswa dan sekolah
35
Kesiapan guru dalam membantu
siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
36 Kecepatan guru dalam menangani
siswa yang kurang disiplin.
37 Perawatan dan pengadaan media
pembelajaran di sekolah.
Page 135
Lampiran 1
38
Kesesuaian layanan yang diberikan
oleh sekolah dengan kebutuhan
siswa.
39
Kesesuaian tugas dan pemberian
materi yang diajarkan saat kegiatan
ekstrakulikuler.
40 Kesesuaian ekstrakulikuler dengan
minat siswa.
41 Daya tarik ekstrakulikuler yang
diselenggarakan oleh sekolah.
42 Pengawasan sekolah terhadap
hubungan guru dengan siswa.
43
Kecepatan dan ketepatan respon
sekolah dalam menangani keluhan
siswa.
44 Kepedulian guru mewujudkan
budaya belajar pada siswa.
45
Kepedulian sekolah dalam
menciptakan lingkungan yang
menunjang budaya belajar.
46
Pelaksanaan program pemantapan
dalam menghadapi Ujian Nasional
oleh sekolah.
47
Pelatihan kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan bagi
siswa.
Jaminan
48
Program kompetisi siswa untuk
memberi pengalaman dan
mengasah bakat siswa.
Page 136
Lampiran 1
49
Kegiatan belajar mengajar yang
berbasis praktek oleh guru demi
terwujudnya siswa yang unggul.
50
Kegiatan belajar mengajar berbasis
teknologi yang dilakukan di
sekolah.
51
Program pembelajaran sekolah
adalah pendidikan berbasis agama
islam
52
Pengembangan minat dan bakat
siswa melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
53 Pengembangan jiwa kepemimpinan
melalui kegiatan ekstrakulikuler.
54 Melalui kegiatan ektrakulikuler
sebagai wadah prestasi.
55 Pengembangan etika siswa melalui
hubungan guru dengan siswa.
56
Lingkungan sekolah dijamin
meningkatkan budaya belajar
siswa.
57 Semangat siswa-siswi dalam
mengikuti pembelajaran.
58 Standar Kompetensi Lulusan
alumni.
Empati
59
Perhatian guru terhadap siswa
belum mencapai standar
kompetensi minimal.
Kegiatan pembelajaran guru dalam
Page 137
Lampiran 1
60 membantu siswa mencapai
kompetensi.
61 Perhatian sekolah terhadap
kekerasan fisik yang dialami siswa.
62
Kemudahan bimbingan dan
konsultasi kesulitan belajar dengan
guru.
63 Keramahan guru-guru yang
memberikan pelajaran di kelas.
64 Motivasi yang diberikan guru
dalam setiap proses pembelajaran.
65 Keramahan pembina/pelatih dalam
kegiatan Ekstrakulikuler
66
Kepedulian sekolah dalam
menyelenggarakan kegiatan
ekstrakulikuler sesuai dengan apa
yang diingkan siswa.
67 Komunikasi yang bersahabat oleh
guru ke siswa.
68
Keteladanan guru dalam
membentuk lingkungan budaya
belajar.
69 Perhatian sekolah oleh kompetensi
sikap siswa sehari-hari di sekolah.
70
Perhatian guru terhadap kompetensi
pengetahuan siswa saat kegiatan
belajar mengajar.
Page 138
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA
KEPUASAN SISWA TERHADAP LAYANAN DALAM PEMBELAJARAN
DI MTs RAHMANA ISLAMIC SCHOOL SERPONG
Responden : Sri Asih, S. Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Tempat/Tanggal Wawancara : Ruang Kepala Sekolah/ Senin Tanggal 8 Oktober 2018
Pertanyaan :
Berwujud (Tangible)
1. Adakah kompelain siswa secara langsung atau tidak langsung terhadap guru? Kalau
pernah berupa apa?
Kalau komplain saya kurang tau ya, yang pernah itu komplain dari wali
murid. Mungkin anak-anak menyampaikan ke orang tuanya atau orang tuanya
terlalu menghuatirkan anaknya. Seperti pulangnya agak telat, karena gurunya
mungkin menyelesaikan materi yang diberikan. Hal ini terkait waktu menjemput
yang menjadikan masalah.
2. Bagaimana kenyamanan kelas untuk kegiatan belajar mengajar?
Nyaman kelas untuk kegiatan belajar menagjar. Bangku dan mejanya bagus,
tidak memakai bahan kayu. Terdapat 2 kipas anginnya supaya suhu kelas tidak
panas. Dari segi peraturan rombel, kita tidak melebihi jumlah batas maksimal
rombel yaitu 36.
3. Apakah fasilitas madrsah sudah menunjang siswa dalam belajar?
Sudah, faslilitas madrasah sudah menunjang dalam belajar. Kalau fasilitas
tambahan memang ada yang belum. Seperti laboratorium IPA dan perpustakaan.
Tapi Laboratorium Komputer sudah ada walapun belum lengkap komputernya.
Page 139
Lampiran 2
Keandalan (Reliability)
1. Apa sajakah persiapan guru sebelum mengajar?
Membuat rpp berdasarkan silabus yang telah dibuat diawal tahun ajaran
baru. Mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan.
2. Apakah kesesuaian guru mengajar dengan gelar/jurusan pendidikan sudah sesuai?
Belum semua, karena sekolah kami baru berjalan sekitar 4 tahun kami
melakukan kaderisasi atau mempersiapkan guru. Yaitu memberiizin mengajar
dengan melaksanakan proses kuliah.
3. Adakah kekurangan dan kendala ketika memberikan layanan dalam pembelajaran
oleh guru?
Ada, pertama ketidak sesuai dengan gelar dengan mata pelajaran yang
dampu. Kedua, sarana dan prasarana yang belum mendukung. Ketiga, sering
terjadnya misskomunikas antar guru. Keempat, terjadinya tumpang tindh
wewenang dikalangan para guru.
4. Solusi apa yang dilakukan ketika menghadapi kendala pelayanan dalam
pembelajaran oleh guru?
Pertama mencoba melaksanakan rekrutmen guru, kedua memaksimalkan
sarana dan prasarana yang ada. Ketiga dan keempat, melaksanakan evalusi bersama
dengan para guru.
Daya Tanggap (Respon-siveness)
1. Bagaimana respon siswa secara umum tentang kegiatan belajar mengajar?
Secara umum baik, soalnya saya lihat anak-anak mengikuti pelajaran
dengan baik. Dan saya juga tidak pernah mendapatkan aduan sama anak-anak.
Kalau ada rumor anak-anak mengeluh gurunya kok itu lagi terkait ada yang
mengajar sampai 3 pelajaran, ya... saya mencarikan guru tambahanm biar tidak
tumpang tindih.
Page 140
Lampiran 2
2. Bagaimana tingkat antusias siswa dan minat belajar siswa?
Menurut saya mah bagus antusias dan minat belajar anak-anak. Tapi
memang perlu saya akui penermaan siswa baru mengalami penurunan yang cukup
banyak. Yang tahun kemarin bisa 32 siswa sekarang hanya 10 siswa. Mungkin ini
dampak kebijakan yayasan menaikan dana uang pangkal.
Kepastian (Assurance)
1. Apakah beban kerja guru dengan hak guru sudah sesuai?
Saya kira cukup ya, kalau dibilang sesuai saya juga bingung. Karena
setandar untuk hak guru honorer tidak ada. Tapi saya mencoba untuk
mensejahterakan guru saya. Namun ada sedikit hambatan, seperti hak guru yang
ada dibantuan BOS belum tersampaikan. Karena yang mengelola uang BOS
langsung yayasan. Mungkin saya perlu waktu untuk memjelaskan kepada yayasan.
2. Bagaimana madarasah mensejahterakan guru?
Selain gaji bulanan, sekolah juga menyediakan makan siang di sekolah.
Fasilitas seragam dari sekolah dan sekolah juga mempunyai klinik untuk siswa,
guru-guru dan masyarakat umum secara gratis. Dan sekolah juga menyediakan
kontrakan buat guru yang berkenan tinggal di lingkungan sekolah, walupun tidak
banyak.
3. Bagaimana kerjasama antar guru di MTs Rahmania Islamic School Serpong?
Cukup baik, walapun kadang terjadi tumpang tindih dikarenakan beberapa
faktor. Seperti tugas yang menunpuk atau tugas yang ada berbenturan dengan tugas
yang lain. Dan mungkin saya juga harus banyak belajar dikarenakan usia saya yang
tergolong muda sedangkan guru-guru ada yang lebih tua usianya. Namun saya
apresi kinerja Tata Usaha walaupun saya kasih tugas mengajar, tugas TU beres dan
tidak terganggu, personalitinya juga bagus.
4. Adakah kendala menjalani tugas sebagai guru?
Yang pasti jumlah guru yang belum sesuai dengan mata pelajaran. Beberapa
guru mungkin terkendala dengan sarana dan prasarana yang belum lengkap.
Page 141
Lampiran 2
5. Solusi apa yang dilakukan oleh madrasah?
Memaksimalkan guru dan sarana dan prasarana yang ada.
Empati (Empathy)
1. Bagaimana perasaan siswa saat kegiatan belajar mengajar?
Baik, tidak ada masalah yang serius. Kalau teknis sedikit-sedikit akan saya
selesaikan. Seperti kurangnya guru, mudah-mudahan tidak lama lagi akan
terpenuhi.
2. Bagaimana tingkat keterbukaan siswa tentang kegiatan belajar mengajar?
Sangat terbuka, respon di kelas saat belajar bagus.
3. Adakah kendala komunikasi siswa dengan guru?
Menurut saya tidak ada.
Page 142
Lampiran 2
WAWANCARA
KEPUASAN SISWA TERHADAP LAYANAN DALAM PEMBELAJARAN
DI MTs RAHMANA ISLAMIC SCHOOL SERPONG
Responden : Abdul Munib, S. Pd
Jabatan : Waka Kurikulum
Tempat/Tanggal Wawancara :Selasa, 09 Oktober 2018
Pertanyaan :
Berwujud (Tangible)
1. Adakah kompelain siswa secara langsung atau tidak langsung terhadap guru? Kalau
pernah berupa apa?
Menurut saya tidak pernah, soalnya pembelajaran berjalan dengan baik. Dan
saya tidak pernah mendapatkan laporan terkait komplain siswa
2. Bagaimana kenyamanan kelas untuk kegiatan belajar mengajar?
Selama ini saya kira masih kondusif, proses kegiatan belajar mengajar
berjalan baik.
3. Apakah fasilitas madrsah sudah menunjang siswa dalam belajar?
Ada ruangan lab dan lapangan olah raga.
Keandalan (Reliability)
1. Apa sajakah persiapan guru sebelum mengajar?
Seperti pada umunya setiap guru membuat dan merancang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus.
2. Apakah kesesuaian guru mengajar dengan gelar/jurusan pendidikan sudah sesuai?
Sudah sesuai
Page 143
Lampiran 2
3. Adakah kekurangan dan kendala ketika memberikan layanan dalam pembelajaran
oleh guru?
Kekurangan, kemungkinan guru harus diberikan sebuah pelatihan agar cara
mengajar lebih baik lagi.
4. Solusi apa yang dilakukan ketika menghadapi kendala pelayanan dalam
pembelajaran oleh guru?
Musyawarah bersama seluruh guru, mencari masalahnya dan dibicarakan
cara menyelesaikannya.
DayaTanggap (Responsiveness)
1. Bagaimana respon siswa secara umum tentang kegiatan belajar mengajar?
Sejauh ini menurut saya masih aman-aman saja.
2. Bagaimana tingkat antusias siswa dan minat belajar siswa?
Menurut saya siswa MTs Rahmana sangat antusias dalam kegiatan belajar
mengajar.
Kepastian (Assurance)
1. Apakah beban kerja guru dengan hak guru sudah sesuai?
Kalau menurut saya, saya kira sudah sesuai.
2. Bagaimana madarasah mensejahterakan guru?
Dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang tersedia dan memberikan gaji
dengan beban kerja.
3. Bagaimana kerjasama antar guru di MTs Rahmania Islamic School Serpong?
Kalau untuk kerja sama menurut saya baik, namun kalau untuk personil
memang belum sesuai dengan jumlah mata pelajaran.
4. Adakah kendala menjalani tugas sebagai guru?
Tidak ada peraktek, kalau dari jumlah ya masih ada guru yang mengajar dua
mata pelajaran.
Page 144
Lampiran 2
5. Solusi apa yang dilakukan oleh madrasah?
Bermusyawarrah bersama guru-guru MTs Rahmania Islamic School
Serpong..
Empati (Empathy)
1. Bagaimana perasaan siswa saat kegiatan belajar mengajar?
Yang saya ketahui sangat menyenangkan, soalnya aman-aman saja. Saya
juga tidak pernah mendapatkan laporan terkait hal tersebut.
2. Bagaimana tingkat keterbukaan siswa tentang kegiatan belajar mengajar?
Menurut saya juga hal ini baik.
3. Adakah kendala komunikasi siswa dengan guru?
Saya kta tidak ada sejauh ini, tidak ada masalah
Page 145
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA
KEPUASAN SISWA TERHADAP LAYANAN DALAM PEMBELAJARAN
DI MTs RAHMANA ISLAMIC SCHOOL SERPONG
Responden : Harinda Riski Oktavia , S. Pd
Jabatan : Guru Tetap
Tempat/Tanggal Wawancara : Ruang Guru/ Senin Tanggal 8 Oktober 2018
Pertanyaan :
Berwujud (Tangible)
1. Adakah kompelain siswa secara langsung atau tidak langsung terhadap guru? Kalau
pernah berupa apa?
Kalau komplain saya kurang tau ya, tapi saya pernah mendapat curhatan
salah satu siswa. Bahwa ada salah satu guru yang mungkin tidak sadar sudah
melakukan kekerasan psikis. Kurang lebih kejadiannya sebagai berikut : pada saat
Kegiatan Belajar Mengajar guru mengintruksikan siswa untuk bertanya, gak boleh
diem saja katanya. Namun ketika siswa bertanya guru tersebut responnya kurang
dan beliau menyampaikan “begitu saja kamu gak bisa, makanya belajar. Hal itu
membuat siswa menjadi bingung.
2. Bagaimana kenyamanan kelas untuk kegiatan belajar mengajar?
Kalau menurut saya ya nyaman sih, dari pada sekolah-sekolah didaerah.
Namun ukurannya saja yang menurut saya kurang sesuai. Jadi tidak ada ruang
untuk mobilitas dalam KBM. Sudah penuh dengan bangku siswa dan bangku guru.
3. Apakah fasilitas madrsah sudah menunjang siswa dalam belajar?
Kalau mata pelajaran saya sudah. Tapi kalau untuk pelajaran lain belum,
seperti IPA belum ada laboratorium IPA. Saya perpustakaan juga seharusnya di
sekolah ada, namun disini belum ada. Dulu sempet ada, namun hanya sementara,
untuk penilaian Akreditasi saja.
Page 146
Lampiran 2
Keandalan(Reliability)
1. Apa sajakah persiapan guru sebelum mengajar?
Macam-macam tergantung mata pelajarannya. Tapi pada umumnya
persiapan guru itu ada di silabus dan RPP. Namun karena saya dapat mata pelajaran
yang tidak sesua dengan bidang, saya merasa kurang mengusai. Alhasil saya sampa
sekarang belum bikin silabus dan RPP-nya.
2. Apakah kesesuaian guru mengajar dengan gelar/jurusan pendidikan sudah sesuai?
Belum, sepert saya yang seharusnya bidang agama diberi mata pelajaran
Bahasa Indonesa.Hal ini dikarenakan kurangnya guru.
3. Adakah kekurangan dan kendala ketika memberikan layanan dalam pembelajaran
oleh guru?
Bagi saya yang tidak sesuai dengan bidang saya ya meraba-raba kak, jadi
harus belajar dulu. Apalagi kalau ada pertanyaan siswa saat pelajaran yang saya
kurang paham itu menjadi tantangan tersendiri. Tapi saya usahakan mencari
jawabannya, walaupun pertemuan berikutnya baru saya jawab. Dan mungkin kalau
ada perpustakaan akan lebih menunjang pelajaran Bahasa Indonesa.
4. Solusi apa yang dilakukan ketika menghadapi kendala pelayanan dalam
pembelajaran oleh guru?
Ya... memaksimalkan yang ada. Berusaha memberi yang terbaik untuk
siswa. Soalnya kalau gak begitu siapa yang ngajar Bahasa Indonesa, soalnya belum
ada guru Bahasa Indonesa.
Daya Tanggap (Respon-siveness)
1. Bagaimana respon siswa secara umum tentang kegiatan belajar mengajar?
Alhamdulllah ya kalau mata pelajaran saya bagus respon anak-anak.
Apalagi kalau materi tentang cerita mereke sangat antusias. Tap ya itu, anak-anak
pernah bilang “kok gak ada perpustakaan, kalau ada kan kita sering minjem novel
atau buku bu...” ya saya cuma bisa bilang “entar saya sampaikan ke kepala sekolah
ya, semoga sekolah kita segera punya perpustakaan”.
Page 147
Lampiran 2
2. Bagaimana tingkat antusias siswa dan minat belajar siswa?
Menurut saya mah bagus antusias dan minat belajar anak-anak. Tapi kadang
kondisi mempengaruhi. Seperti keadaan kelas yang tergolong padet untuk kapsitas
ruangannya.
Kepastian (Assurance)
1. Apakah beban kerja guru dengan hak guru sudah sesuai?
Ya gmana ya, kalau dibilang kurang ya kurang. Gimana kita mensyukurinya
saja.
2. Bagaimana madarasah mensejahterakan guru?
Menurut saya sekolah sudah mencoba mensejahterakan guru-guru. Seperti
sudah mengalokasikan hak untuk guru itu diantaranya ada gaji pokok, transport dan
jam mengajar. Namun alokasinya masih sebisanya. Dan mungkin masukkan buat
sekolah dana BOS untuk guru perlu diberikan untuk guru dan mungkin ada alokasi
kesehatan atau yang lainnya.
3. Bagaimana kerjasama antar guru di MTs Rahmania Islamic School Serpong?
Cukup baik menurut saya, ya ada sedikit komunikasi yang terputus.
Mungkin ini terjadi karena ruang guru dan kantor kepala sekolah gedungnya
bersebrangan. Dan mungkin juga kepala sekolah sering menggunakan komunikasi
lewat media WA, jadi kadang responnya telat atau salah persepsi.
4. Adakah kendala menjalani tugas sebagai guru?
Apa ya, mungkn jumlah guru belum sesuai dengan jumlah mata pelajaran.
Jadi ada beberpa guru yang mengajar ganda.
5. Solusiapa yang dilakukanoleh madrasah?
Memaksimalkan guru yang ada.
Page 148
Lampiran 2
Empati (Empathy)
1. Bagaimana perasaan siswa saat kegiatan belajar mengajar?
Secara umum perasaan anak-anak baikk. Ya kalau ada yang mogok gak
masuk sekolah karena salah satu gurunya ada yang melakukan tndakan kekerasan
paling satu-dua.
2. Bagaimana tingkat keterbukaan siswa tentang kegiatan belajar mengajar?
Sangat terbuka, apalagi kalau sama saya. Anak-anak serng curhat tentang
sekolah.
3. Adakah kendala komunikasi siswa dengan guru?
Menurut saya tidak ada.
Page 149
Lampiran 3
Hasil Uji Validitas dan Uji Realibilitas
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan uji coba instrument yang dilakukan peneliti, didapat nilai
validitas sebagai berikut:
Page 152
Lampiran 3
2. Realibilitas
Berdasarkan uji coba instrument yang dilakukan peneliti, maka hasilnya
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan table di atas, nilai hitung realibilitas untuk variabel
kepuasan siswa terhadap layanan pembelajaran 0,962. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s > 0,70, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel kuapasan siswa terhadap layanan pembelajaran
sudah reliabel.
Page 154
Lampiran 4
Rekapan Angka Hasil Angket
Page 155
Lampiran 4
Rekapan Angka Hasil Angket
Page 156
Lampiran 4
Rekapan Angka Hasil Angket
Page 157
M@ -I
,9J UJUl
(})A (/J UJ\)
(JJ UJ t.)\o tJ b.)-t
b.) NJUr
N.)A
\J(JJ
b.)t'.J
t) t-.J\o 6 { UI A (, N.) \o 6 { o\ Ul A (r) \.)
o
o
Ut 5 A (]) A (,J 5 A + a A A ()) $ s s s (,) A A A A ui
U) a A a s A (]J .{l IJ UJ a 5 G u TJ s s A TJ s A u)
tJ
Ur{,I
s s 5 A + J: + A A +. A A A a 'A A (/) 5 t/) s s 0 A u tJ
lJJ
s s A A A @ A U] A UJ ()) U) (]) 5 (]) (/) UJ 5 u D A UJ A As
\J + N) s 5 a p s u A s p (, A Nf s a f.J F (,J A s(,I
Ulp A A s ! s 5 s 5 .tr s s A s 5 5 N) s A tJ s A Ai
(/)s 5 5 s A A s A A A t, A 5I-I
A-.I
+ s A (]J + u A + s + A u A s Ai0a
{rl(,l s E .I\ A E s A 5 A A 5 UJ A UJ J: t! A s a A + A ())
t
[.J 5 A A trj s + u A s A p 5 u s t/J A t! A'l
UI(JJ
A I A 5 A A A A s s trJ A O A s ! A A a U s A +: A 5
E 5 + s I s s A 5 UJ A s i
b.J
oo E + + A .\ E E 5 E
,J
Page 158
t,t.J
5 s a UJ (]) 5 + UJ a u) 5 5 U u \ A UJ s t, w A rt
5
t-Jp 0 5 A a s NJ s 5 u t) A N) + (}) s (,) Uf UJ stsUr
A(,t u s s (j) A U) s A t/) 5 + A (]) ()) s (/) E A
(,J A A (, .E UJ A U] tJ) A s 0 A A A s U 5 a A a
{
b.J\ou 5 U UJ IJ A A UJ l.J A a u A a a
6
A s s UJ A 5 t! t.J s N) A 5 5 s s ()) A E ()J A s u A s A A A
A E a s s A + U l.) (! s UJ N) A U 5 A A sp
Ur A A A E 5 5 s A s + A 5 s A IJ s A tJ A s[,J
(JJ s s 5 5 A U s ,, UJ .F tJ s A 5 A A A A At-.Jb.J
5 '5 A s + s s A 5 5 5 A 5 A -N A Ab.J(,
,a (]J A .t\ ul A IJ 5 t, t, s stJ5
(Jrs 5 E A 5 A s A IJ IJ 5 A A A A
[.J(n
Ur ! 5 s s A s A s F A E D A s A At'.J
Page 159
utU) A A tJ A NJ s tJ t/) s , NJ N) A }J N 5 N) (, s p u s E
NJ-J
b.J\oA G 5 tJ 5 UJ A A (r'J A 5 UJ tJ (,) A UJ (, A t! s
b.)6
{p F 5 s NJ u t) s N) D s nb.J\o
UJ(
o N) s A s tJ D A 5 s A A s u UJ s s 5 (/) UJ N)(JJ
5{ 5 A 5 s s s E s 0 s 5 u A s N) s 5 u s A 5 A s A 5 s(J)
ut{ u A A a A A s A A s s A s s s s s A U rtUJNJ
UJca
s N) 5 5 s A s UJ N s A N ! D A s N a A rl(,)(f)
OJ 5 s 5 a A s D $ 5 N UJ A A UJ s A U) A sUJA
5 s 5 5 A s A A UJ p 5 A A a +: A u N) s A tr) (}) ()) (})It,(,t
(,r A s s s U) A UJ s A (]) A 5 U '5(JJ
N) ! UJ UJ + s trj A l.J 5 (/J s N A A UJ A s \ I(/J
-l
(JJ{ 5 s A s s A A A A A A A s AqJco
Page 160
(f)
A 5 s A A 5 U) a A s u) A (/) UJ t/) , + (r) (, .A (j) A (/) [.J U) U I(r)
E A s A A UJ A 5 5 5 (/) u) A t9 a IJA
(JJ0|o
5 A s s ()) A U a A t9 s LP (rJ A N) UJ NJ s N) (r) IJ + NJ
F
Ur 5 A s A s $ A A A 5 A a + l-.J 5 (,) A A A s +At-.J
(J) 5 ! 5 U 5 s N) A U) NJ A (/J (,) N s sA(,
(,){ u a s a u a @ 5 u u o @ a u 5 @ 6 U 5rtsA
(.,r1..)
5 s 5 F 5 5 o u u s u u 5 $ u 5 u 5 5 5tn
A{ u a u 5 (II @ u u 5 u @ u @ 5 o @ 5 o @ u 5 A U U 5 5 u A
(Jrt:.J
N u E u a u @ 5 s N N N a ,F u N 5 N u N u-E-t
(/JA E s a s a @ U 5 o 5 5 @ s a F (rl tr a s @ 5 s F A6
Aa\
6 5 u o s a u a a o @ 6 u u a @ U u u s
(.,ra 5 5 u 5 u u ts a UT
Page 161
-I u u 5 s E u (n 5 o (, 5 u 5 u u u 5 u u E @ ur (I u u s u 6 5 u 5 Ur
A N a o 5 u o u N u s u u U w @ @ u a 5 q u N a a o @ @ u (! u (,rN)
UJ o @ F @ F (! a s a 5 5 N o E o @ o F 5 U 5 s E @ Ull])
A u o o u 5 @ u {! 5 N u I o u o 5 u @ o @ o o 5 @ F u @ 5 N a o @ u UrA
UrUr
s s 6 @ 5 q @ 5 s u u 5 @ I N 5 5 o 5 s 5 u s u u N 5 u F Ur(rl
AqJ u u U u 5 o (! u 5 u u 5 @ U u 5 o u s 6 5 a ur
(/J @ u s h @ a 5 u u 5 @ 5 o @ E @ o u 5 ariUr-I
AN
a u u u a @ u 5 5 u a u u o E @ s a a q (,r0a
A0a
u 5 A u 5 o 5 @ 6 u a 5 5 5 u u N u u s s a u 5 A a.lUr\o
sUJ
N N u a @ F u N 5 5 6 u N @ q a F u U u 5 o F u 5 5 s u,l
qJ{ E u 5 N 5 a N U u @ F u N 5 @ tr 5 N @ 5 o\
5N)
s 5 o I s o s u @ 5 5 N s N o up
,aA @ s 5 5 u u N @ a a
UJ
Page 162
|/J(,l
u U 5 a 5 u @ U H U u o 5 u (! (l) u @ A N s ln 5 F (r 5 U s o 5 o F N o\s
A @ 6 U (r u U 5 w o q @ u @ @ q o 5 u 5 s u @ 5 5 U 5 u o s o E 5 (rt
A u 0 u E o @ 5 u (! 5 N u 5 (r @ 5 u N U o u N LN a .tr u a 5 N 5 aI
U)E F u @ 5 u E u N o u s 5 u N Jl 5 LN u N UI N o\-I
(/J6
o o F @ (, F u @ E 5 u N F @ o u @ o @ s N (, o @ 5 U a (I U00
AiJJ
N o @ @ u a a o LN u u u N u o u 5 o 5 u N E a 5 q N-o\\o
s(,| a u u u @ u s u F o u u 5 A u u 5
CE
{
Page 163
Lampiran 5
Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Rahmania Islamic School
Tahun Pelajaran 2017-2018
KETUA YAYASAN
H. TaufiqKamil
KOMITE H. Heri
KAMAD
Sri Asih, S. Pd
TATA USAHA
Khoirunnisa, S. Kom
BENDAHARA
Hj. Sri Muljati, S. Pd
B. KURIKULUM
Hasan M, S. Pd
B. KESISWAAN
Abd. Munib, S.
Pd
B. SARANA
Lilis D,S. Pd
B. HUMAS
TeguhSusandy
GURU BP/BK
Abd. Munib, S. Pd
OSIS/MURID
WALI KELAS
Kelas VII : Abd. Munib, S. Pd
KelasVIII : Harinda R O, S. Pd
Kelas IX : Melisa A, S. Pd