KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH GUNA MENUNJANG IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu kependidikan Oleh: YOGA PRATAMA AJI A510140090 PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
15
Embed
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH GUNA MENUNJANG …eprints.ums.ac.id/63896/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfmeliputi: (a) kebijakan berwawasan lingkungan, (b) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH GUNA MENUNJANG
IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA MELALUI
PENGELOLAAN SAMPAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu kependidikan
Oleh: YOGA PRATAMA AJI
A510140090
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH GUNA MENUNJANG
IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA MELALUI
PENGELOLAAN SAMPAH
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan peran kepala sekolah sebagai pemimpin, 2) mendeskripsikan implementasi program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah, 3) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah. Jenis penelitian ini kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data melalui triangulasi sumber, triangulasi teknik. Sumber data pada penelitian ini kepala sekolah, guru khusus membidangi program Adiwiyata, dokumen yang berkaitan tentang Adiwiyata dan siswa SDN 02 Gedong Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) peran kepala sekolah sebagai pemimpin dalam program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah meliputi: (a) strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam implementasi program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah, (b) gaya kepemimpinan kepala sekolah, menggunakan gaya kepemimpinan demokratis dalam implementasi program sekolah adiwiyata melalui pengelolaan sampah (2) Implementasi program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah meliputi: (a) kebijakan berwawasan lingkungan, (b) kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, (c) kurikulum berwawasan lingkungan, serta (d) pengelolaan sarana dan prasarana, (3) Faktor pendukung dan faktor penghambat program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah. Faktor pendukung terbentuk dari adanya peran aktif dari warga sekolah untuk bersama-sama menjaga dan mengelola program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah dengan baik. Faktor penghambat siswa masih harus diingatkan oleh guru dalam kegiatan program sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah.
Kata kunci : kepala sekolah, adiwiyata, pengelolaan sampah
Abstract
This study aims to: (1) describe the role of headmaster as a leader, (2) describe the implementation of Adiwiyata school program throught waste management, (3) describe the suporting factors and obstacles of Adiwiyata school program throught waste management. This type research is qualitative descriptive. Data collection techniques include interviews, observation, documentation. Data were analyzed by data reduction, data presentation, conclusion. Technique examination of data validty throught source triangulation technic. Data Source in this study principal and
2
special teacher in charge of program Adiwiyata and student elementary school gedong 2. The results of the study conclude that: (1) The role of school headmaster as a leader in Adiwiyata school program throught waste management includes: (a) headmaster leadership strategy in implementation Adiwiyata school program throught waste management, (b) headmaster leadership style, using democratic leadership style, (2) Implementation of Adiwiyata school program throught waste management includes: (a) enviromentally sound policies, (b) partisipatory enviromental activities, (c) enviromentally sound curriculum, (d) management of facilities and infrastructure, (3) Supporting factors and inhibiting factors of Adiwiyata school program through waste management. Supporting factors formed from the active role of the school community to join maintain and manage the school program Adiwiyata through waste management properly. Inhibiting factors of students still have to be reminded by teachers in the activities of Adiwiyata school program through waste management.
Keywords: headmaster, adiwiyata, waste management
1. PENDAHULUAN
Dalam pengembangan sekolah tidak terlepas dari adanya kepemimpinan
dari seorang pemimpin yang berkualitas. Sekolah yang unggul dimulai
dari pemimpin yang peduli terhadap perkembangan sekolahnya.
Pemimpin dalam lembaga formal dan atau sekolah adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang
diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan
proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara
guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Hal
ini selaras dengan yang diutarakan Wahyusumidjo (2012: 83), bahwa
adanya kepala sekolah dalam intitusi sekolah sangat berperan besar
terhadap kemajuan sekolah, meskipun pada tataran praktisnya guru
merupakan pejuang utama dalam pencapaian kemajuan suatu sekolah
baik di sekolah swasta maupun negeri. Sebagai seorang pemimpin,
kepala sekolah untuk mengutamakan pelaksanaan proses pendidikan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan
menentukan seperti apa seharusnya masa depan
3
sekolah, mengarahkan visi, dan memberikan inspirasi untuk
mewujudkannya.
Kepemimpinan kepala sekolah terutama terkait dengan masalah
lingkungan, sangat diperlukan karena adanya suatu pengelolaan dan
kesadaran untuk menjaga agar lingkungan yang ada tidak mengalami
penurunan kualitas dan kesadaran dalam menumbuhkan dan membina
kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Kesadaran ini harus mulai
ditumbuhkan melalui pendidikan sekolah dan luar sekolah, dari taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi agar lambat laun tumbuh rasa
cinta kasih kepada alam lingkungannya disertai tanggung jawab
sepenuhnya setiap manusia untuk memelihara kelestarian
lingkungannya agar kondisinya tetap terjaga dan tidak mengalami
kerusakan. Untuk mengantisipasi hal tersebut pembangunan nasional
diarahkan untuk menerapkan konsep pembangunan berwawasan dan
pembangunan berkelanjutan. Salah satu unsur dalam konsep
pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan lingkungan hidup.
Mengantisipasi hal tersebut dikeluarkan kebijakan Pendidikan
Lingkungan Hidup antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan
Menteri Pendidikan Nasional No.03/MenLH/02/2010 tanggal 1
Februari 2010 tentang Pendidikan Lingkungan Hidup melalui program
Adiwiyata: sebuah kesepakatan berdasarkan beberapa pertimbangan
penting yaitu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan
mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
Melalui persoalan pengelolaan lingkungan tersebut pemerintah
berkomitmen dalam menjaga lingkungan dari kerusakan melalui
pendidikan. Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu prioritas
utama yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk mendukung
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah, maka
Kementerian Pendidikan Lingkungan Hidup bekerjasama dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangkan
program pengelolaan lingkungan yang disebut program Adiwiyata.
4
Adiwiyata adalah program dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekolah dalam
perlindungan lingkungan. Tujuan dari program Adiwiyata yaitu
mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata sekolah
yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Untuk
mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 komponen
program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah
Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah kebijakan berwawasan
lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif, pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan. Keuntungan dalam pengimplementasian program sekolah
Adiwiyata bagi sekolah adalah sekolah dapat menciptakan tempat
pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan lingkungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan upaya meningkatkan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan, kaitannya dengan
pengelolaan sampah di SDN 02 Gedong.
Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah memegang peranan
penting dalam menjaga lingkungan. Melalui kepemimpinan kepala
sekolah, guru diarahkan untuk senantiasa memberi nasehat pada siswa
kaitannya pengimplementasian program sekolah Adiwiyata tentang
pengelolaan sampah. Menurut Mulyasa (2015: 161) gaya
kepemimpinan disebut juga tipe kepemimpinan adalah cara yang
digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Dalam
hal ini pengimplementasian sekolah Adiwiyata tentang pengelolaan
sampah diperlukan usaha keras baik dari stakeholder yang ada di SDN
02 Gedong meliputi kepala sekolah, guru, murid SDN 02 Gedong
bersama-sama mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah guna
menunjang implementasi program sekolah Adiwiyata melalui
pengelolaan sampah.
5
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif
dengan desain deskriptif kualitatif. Danim Sudarwan (2013: 61)
penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif adalah data
dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata, gambar-gambar dan bukan
angka-angka.
Penelitian dilakukan di SDN 02 Gedong yang beralamat di Jalan
Mojogedang-KRA Km 6 Karanganyar. Dukuh Pronasan, Desa Gedong,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar. Penelitian dilakukan
tanggal 19 April 2018-19 Mei 2018. Data dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer dari penelitian ini adalah
dari kepala sekolah, guru SDN 02 Gedong, selaku pihak yang mengerti
dan memahami terkait dengan topik permasalahan. Sedangkan data
sekunder berasal dari dokumen atau laporan tentang pelaksanaan
Adiwiyata di SDN 02 Gedong dan berkenaan dengan profil sekolah,
identitas kepala sekolah dan guru. Narasumber dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah SDN 02 Gedong, guru kelas SDN 02 Gedong
dan siswa SDN 02 Gedong. Kehadiran peneliti dalam penelitian di SDN
02 Gedong adalah sebagai instrumen yaitu perencana, pengumpul
dalam melaksanakan kegiatan wawancara, mencari data dan melakukan
pengamatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan model kualitatif model
Interactive Miles & Huberman (2014: 7) analisis data meliputi: Data
Reduction (reduksi data), Data Display (penyajian data), dan conclusion
Drawing serta keabsahan data menggunakan triangulasi. Sugiyono
(2013: 83) menyatakan triangulasi adalah teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang ada. Triangulasi yang digunakan adalah
triangulasi sumber dan teknik.
6
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Kepemimpinan Kepala Sekolah di SDN 02 Gedong
Strategi kepemimpinan kepala sekolah SDN 02 Gedong dalam
kepemimpinan kepala sekolah dalam pengimplementasian program
sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah cukup baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wahyusumidjo (2012: 83), bahwa kepala
sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang
mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pengetahuan
dan profesional. Kemampuan tersebut diwujudkan kepala sekolah
sebagai pemimpin dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah dan
kemampuan berkomunikasi.
Gaya kepemimpinan dari kepala sekolah SDN 02 Gedong
adalah gaya kepemimpinan demokratis, yang bijaksana terhadap
bawahannya dalam hal ini adalah guru dan karyawan SDN 02
Gedong. Hal tersebut dikarenakan adanya pendekatan dari kepala
sekolah yang turun langsung dalam pemberian contoh sebagai
panutan guru maupun panutan siswa (role model). Sebagai contoh
kepala sekolah bersama guru dan siswa mencontohkan berbagai
program sekolah Adiwiyata tentang pemilahan sampah organik,
anorganik dan B3 (kimia), pembuangan sampah ke tempat sampah
(komposter) dan perawatan tanaman sekitar dengan harapan dapat
terbentuk karakter peduli lingkungan agar siswa menjadi terbiasa
dan melakukannya dengan benar.
3.2. Implementasi Program Sekolah Adiwiyata melalui Pengelolaan
Sampah
Untuk mencapai tujuan Program Adiwiyata, maka ditetapkan 4
komponen Adiwiyata. Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 05
tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
sebagai berikut :
7
a. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
Implementasi program Adiwiyata memerlukan pengelolaan
yang baik dan peran seluruh warga sekolah. Sekolah dituntut
mengembangkan kebijakan inovatif yang berkaitan dengan
lingkungan hidup. Dalam buku panduan Adiwiyata tahun 2012,
langkah untuk mewujudkan program Adiwiyata sekolah harus
membentuk kepanitiaan Adiwiyata sekolah. Kepanitiaan ini
yang mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan program
sekolah Adiwiyata melalui pengelolaan sampah. SDN 02
Gedong dalam membentuk kepanitiaan melibatkan beberapa
pihak seperti guru, komite sekolah. Hasil adanya kepanitiaan
tersebut adanya program kerja menjadi salah satu
pengembangan kebijakan. Untuk mewujudkan program
Adiwiyata SDN 02 Gedong membuat program-program yang
berkaitan dengan lingkungan hidup. Program tersebut tentang
program pengelolaan sampah yang meliputi pengomposan,
pemilahan, bank sampah. Dalam hal ini SDN 02 Gedong juga
membangun mitra atau kerjasama dengan pengusaha sekitar
berupa dana sukarela dari pengusaha sekitar dan bantuan tong
dari Dinas Lingkungan Hidup. Program sekolah Adiwiyata di
SDN 02 Gedong selain menjalin kerjasama dengan mitra dalam
mewujudkan sekolah Adiwiyata juga membutuhkan dana dalam
mewujudkan program sekolah Adiwiyata di SDN 02 Gedong
yang menganggarkan 20 % dari anggaran sekolah untuk
mendukung program sekolah Adiwiyata.
b. Kegiatan Lingkungan Berbasis Pertisipatif
Dalam implementasi program sekolah Adiwiyata melalui
pengelolaan sampah. Pihak SDN 02 Gedong melibatkan
seluruh warga sekolah baik guru, siswa dan karyawan melalui
program kegiatan lingkungan partisipatif meliputi: Program
8
Opungsari (operasi pungut sampah setiap hari) adalah
kegiatan memungut sampah yang dilakukan sebelum memasuki
kelas. Pemilahan sampah, kegiatan penunjang Adiwiyata SDN
02 Gedong dimana siswa memilah sampah mana yang tergolong
sampah organik (kering), sampah anorganik (basah) dan B3
(Kimia). Hal ini sesuai dengan penelitian Ismail (2013) tentang
bagaimana pengelolaan dan dampak diterapkan sekolah peduli
dan berbudaya lingkungan misalnya penerapan pemilahan
sampah organik, anorganik dan B3 (kimia), program jumat
bersih dilakukan 2 minggu sekali. Dalam pelaksanaan guru dan
peserta didik bersama membersihkan lingkungan, bank sampah,
konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki
manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang
Maryono. 2015. The Implementation Of 6M Based Waste Management Module to Suport Adiwiyata School Program. Journal of Education and Practice. 6 (17): 31-40.
Ismail, Abdul Khohar. Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SDN Kondangan III Surabaya, IAIN Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Tarbiyah. 2013.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup Press.
Latif, Mohtar. 2013. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Danim, Sudarwan. 2013. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia