EDISI I / APRIL 2015 KEPEMIMPINAN GAYA CRACKER Pengembangan Kepemimpinan APARATUR PERHUBUNGAN 14 14 LANGKAH MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF LANGKAH MENCAPAI KOMUNIKASI EFEKTIF WAWANCARA EKSKLUSIF DENGAN DINAMIKA PERATURAN Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Memaknai Hari Tanpa Tembakau Sedunia INDONESIA NEGERI RAWAN BENCANA Pengen Berkebun di Lahan Sempit? VERTICAL GARDEN Solusinya MENTERI PERHUBUNGAN
25
Embed
KEPEMIMPINAN GAYA CRACKER - ppsdma.bpsdm.dephub.go.idppsdma.bpsdm.dephub.go.id/web/wp-content/uploads/2015/10/Buletin-1.pdf · 200 karyawan PT KAI dipecat atau pensiun dini karena
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EDISI I / APRIL 2015
KEPEMIMPINAN GAYA CRACKER
Pengembangan Kepemimpinan
APARATUR PERHUBUNGAN
14 14 LANGKAH MENCAPAI
KOMUNIKASI EFEKTIF
LANGKAH MENCAPAI
KOMUNIKASI EFEKTIF
WAWANCARA EKSKLUSIF DENGAN
DINAMIKA PERATURAN Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
Memaknai
Hari Tanpa Tembakau
Sedunia
INDONESIA NEGERI RAWAN BENCANA
Pengen Berkebun di Lahan Sempit?
VERTICAL GARDEN Solusinya
MENTERI PERHUBUNGAN
2
Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Pusbang SDM Aparatur Perhubungan, karyawan PPSDMAP atau pihak lain
yang relevan dengan semangat buletin PPSDMAP dengan syarat diketik rapi dengan spasi ganda, maksimal 2000 karakter
( setengah halaman ) dengan disertai identitas diri penulis.
Pembaca buletin Aparatur yang kami banggakan.
Salam hangat dari kami,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME atas
limpahan nikmatnya kepada kita semua. Segenap tim
redaksi Buletin Aparatur Edisi I Tahun 2015 kembali hadir di
hadapan pembaca dengan menyuguhkan berbagai artikel,
berita dan rubrik yang sangat menarik untuk dibaca.
Artikel mengenai Wawancara Eksklusif dg Menteri
Perhubungan RI, Pengembangan Kepemimpinan Aparatur
Perhubungan dan beberapa artikel lainnya dihadirkan di
buletin edisi I ini.
Selain berita dan artikel terdapat juga galeri kegiatan
internal di PPSDMAP.
Akhirnya kepada seluruh pembaca kami ucapkan selamat
menikmati sajian berita dari kami, semoga bulletin ini
mampu menjadi teladan dan tambahan pengetahuan.
Saran dan kritik kami nanti demi perbaikan dan kemajuan
masa kedepannya.
Alamat Redaksi :
Pusbang SDM Aparatur Perhubungan
Jl. Raya Parung KM 26 - Bogor 16310
Telp : 0251-7540092/ 7540093
Fax : 0251-7540191/ 7540094
Website :
http://ppsdma.bpsdm.dephub.go.id
ORGANISASI
3 Kepemimpinan gaya CRACKER
8 Pengembangan Kepemimpinan Aparatur Perhubungan
PROFIL
4 Wawancara Eksklusif dg Menteri Perhubungan RI
PERATURAN
10 Dinamika Peraturan Pengadaan Barang Jasa
Pemerintah
KESEHATAN
12 Memaknai Arti Hari Tanpa Tembakau Sedunia
UMUM
15 INDONESIA Negeri Rawan Bencana
KOMUNIKASI
16 14 Langkah Mencapai KOMUNIKASI EFEKTIF
GO GREEN
18 Pengen Berkebun di Lahan Sempit? VERTICAL GARDEN
Solusinya
20 GALERI
24 POJOK KONSEPSI
Pengarah Maryati Karma
Penanggung Jawab Juaksa Siahaan
Sri Lestari
Hamidah
Edi Santosa
Redaktur Sugiyanto
Soedarto
Editor Fifi Prihandayani
Nur Hidayati
Desain Grafis/
Fotografer
Dwi Yanti Margosetiyowati
Robby Cahyawan
Sekretariat Titik Ismiyati
Eva Sri Rahayuningsih
16 10
12
15
18
4
3
Kita semua tentu paham bahwa dunia butuh pemimpin,
organisasi swasta maupun pemerintah butuh pemimpin,
perusahaan butuh pemimpin, suku bangsa butuh pemimpin,
lingkungan warga butuh pemimpin, keluarga butuh pemimpin,
bahkan diri kita pun butuh pemimpin untuk memimpin dirinya,
apalagi instansi pemerintah yang kita cintai ini juga butuh
pemimpin yang bukan pemimpin-pemimpinan alias pemimpin
“jadi-jadian” karena saking pentingnya pemimpin maka ada opini
dimasyarakat bahwa jika sebuah instansi pemerintahan
pegawainya tidak disiplin serta banyak permasalahan, kinerja
organisasi melambat, pelayanan kepada masyarakatnya menurun
didalam organisasi tersebut maka yang dituding terlebih dahulu
adalah pemimpinnya, dan stigma awal adalah, ganti
pemimpinnya.
Jadi pemimpin itu tidak sama dengan jabatan atau kursi, namun
yang sering terjadi adalah karena jabatan atau kursi maka
pegawai negeri atau aparatur sipil negara mau menjadi
pemimpin. Akibatnya banyak sekali output kepemimpinan yang
amburadul sehingga korbannya adalah orang yang dipimpinnya
serta institusinya yang akhirnya menjadi korban adalah
masyarakatnya, banyak sekali institusi pemerintahan yang
kinerjanya jelek disebabkan krisis kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah hal penting dalam kehidupan birokrasi
karena ditangan sosok pemimpinlah bawahan diatur untuk
bekerja dengan baik, secara umum kepemimpinan atau leadership
adalah kemampuan seseorang
untuk mengkomunikasikan dan
mempengaruhi orang lain
sehingga terbentuk sebuah
komunitas yang bersedia
bergerak dibawah pengaruhnya.
S e d a n g k a n o r a n g y a n g
melakukannya disebut pemimpin
atau leader. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari
dalam dan merupakan buah dari keputusan untuk mau menjadi
pemimpin, baik bagi dirinya, bagi keluarga, bagi lingkungan
pekerjaan, maupun lingkungan sosialnya karena seorang
pemimpin kehadirannya sangat diharapkan, suaranya didengar
oleh bawahannya dan melihatnya pun menjadi kenikmatan
tersendiri bagi pengagumnya. Kepemimpinan lahir dari proses
panjang atas perubahan dalam diri seseorang karena ketika
seseorang menemukan visi dan misi kehidupannya serta
terjadinya kedamaian dalam dirinya (inner peace) membentuk
bangunan karakter diri yang ketika ucapan dan tindakannya
mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, ketika
keberadaannya mendorong perubahan yang lebih baik dalam
instansinya maka saat itulah terlahirnya kepemimpinan.
Pada dasarnya kepemimpinan merupakan perwujudan
kecerdasan yang berasal dari ilmu yang didapat, pengalaman dari
kehidupannya, dan seni dalam menjalani kehidupan, yang
ternyata dapat dipelajari dari daya inovasi serta kepekaan dalam
mengidentifikasi masalah, kecepatan dalam mengambil
keputusan, memamfaatkan pengalaman yang terjadi secara
berulang, serta memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang lemah
lembut, sopan santun, dan punya keberanian mengambil resiko.
Jadi yang perlu ditekankan disini bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dan diciptakan, dilatih serta bukan datang dengan
sendirinya dari lahir.
Beberapa pemimpin dalam organisasi pegawai negeri sipil atau
aparatur sipil Negara menghadapi masalah dalam membina
hubungan dengan para bawahannya karena mereka beranggapan
bahwa menjalin hubungan adalah tanggung jawab para bawahan
atau staff nya, ini ada benarnya karena pemimpin yang
memimpin dengan karakter karena jabatan, posisi, atau
kedudukan adalah karakter dalam gaya kepemimpinan PNS.
Karakter para pemimpin ini biasanya berpikir; “aku adalah bos,
aku punya kedudukan, mereka adalah bawahanku, mereka para
bawahan yang harus datang kepadaku. Ini adalah
karakter para pejabat eselon atau pejabat
struktural didalam organisasi pemerintah yang
seolah olah telah menjadi pemimpin.
Apakah dilingkungan Kementerian
Perhubungan telah hadir gaya cracker?
sebagai gambaran inilah ciri dan
perb edaan dar i mas ing -mas i ng
kepemimpinan gaya manager, leader dan
cracker (buku cracking zone).
GAYA CRACKER
KEPEMIMPINAN
organisasi
oleh : haryo satmiko
Y ang pasti zaman selalu berubah dan menurut buku A
Whole New Mind - karya Daniel. H. Pink abad 18 adalah
zaman agriculture (petani), abad 19 adalah zaman
Indrustri (pekerja pabrik), abad 20 adalah zaman informasi
(pekerja intelektual) dan abad 21 adalah zaman konseptual
(pencipta dan empati). Demikian juga dengan gaya
kepemimpinan yang dulu kita kenal dengan manager terus
meningkat menjadi leader dan sekarang lahir dengan nama
cracker (Sumber Buku “Cracking Zone” Karya Rhenald Kasali).
4
I gnasius Jonan (lahir di Singapura, 21 Juni 1963)
adalah Menteri Perhubungan Indone-
sia periode 2014-2019 dalam Kabinet Kerja
Presiden Joko Widodo. Ia diangkat sebagai Direktur
Utama PT KAI pada tahun 2009, oleh Menteri
BUMN Sofyan Djalil walaupun belum pernah berkarier
di bidang bisnis transportasi, utamanya transportasi rel.
Selama di PT Kereta Api Indonesia, ia sukses
membalikkan kerugian Rp 83,5 miliar pa-
da 2008 menjadi keuntungan Rp 154,8 miliar
pada 2009. Pada tahun 2013, bahkan telah
mencatatkan laba sebesar Rp 560,4 miliar. Jonan juga
melipatgandakan aset KAI dari Rp 5,7 triliun pada 2008,
menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013, atau terjadi
peningkatan mendekati tiga kali lipat. Pada masanya
juga dimulai pemberantasan percaloan tiket, dengan
menerapkan sistem boarding pass, tiket online, dan
penjualan melalui toko ritel. Toilet stasiun yang
awalnya harus membayar, digratiskan dan diperbanyak
jumlahnya sehingga ada di setiap stasiun. Kereta juga
dilengkapi AC dan diberi larangan merokok.
Namun berkebalikan dengan citranya yang murah
senyum dan senang turun ke bawah (lapangan), ia
keras dalam menjalankan disiplin. Tahun 2014, tercatat
200 karyawan PT KAI dipecat atau pensiun dini karena
dianggap malas. Ia juga tidak mengenal kompromi saat
menertibkan stasiun dari pedagang dan bangunan liar,
dengan menggunakan bantuan aparat TNI. Namanya
mencuat sebagai calon Menteri Perhubungan setelah
tersebarnya berita bahwa ia tak pulang 15 hari dan
tidur di kereta untuk mengawasi pelayanan PT KAI.
profil
oleh : yanuar wijayanto
DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
WAWANCARA EKSKLUSIF
5
Langkah pertamanya sebagai menteri adalah dengan
menugaskan Dirut KAI selanjutnya, Edi Sukmoro, untuk
meningkatkan kapasitas kereta api dari 200 juta orang
menjadi 600 juta orang, dan angkutan barang menjadi
60 juta ton dalam lima tahun ke depan dari
sebelumnya 30 juta ton sepanjang tahun. Ia juga
menolak pengawalan voorijder di hari pertama
menjabat. Ia juga memberlakukan piket bergiliran pada
Hari Sabtu dan Minggu di Kementerian Perhubungan.
Tim Redaksi Buletin Aparatur Pusbang SDM Aparatur
Perhubungan berhasil mewawancarai Menteri
Perhubungan RI Bapak Ignasius Jonan pada hari Kamis,
26 Maret 2015 pukul 13.00 WIB bertempat di Pusbang
SDM Aparatur Perhubungan Jl. Raya Parung KM 26
Bogor Jawa Barat di sela-sela kesibukan Beliau dalam
acara Retreat Pejabat Pimpinan Tinggi Kementerian
Perhubungan. Berikut adalah hasil wawancara Reporter
Buletin Aparatur Yanuar dengan Menteri Perhubungan
Bapak Ignasius Jonan :
CPNS Kementerian Perhubungan dan para calon
pemimpinan Kementerian Perhubungan dididik dan
dilatih di Pusbang SDM Aparatur Perhubungan,
terkait hal ini apa harapan Pak Menteri ?
Begini, ini jaman kan selalu berubah ya jadi Saya minta
bahwa Pusat Pengembangan SDM Aparatur ini juga
berkembang atau merubah kurikulum atau tata cara
proses belajar mengajar juga sesuai dengan
perkembangan jaman. Jadi ada dua ya, satu soal
kurikulum ; dua soal proses belajar mengajar.
Menurut Pak Menteri, kompetensi apa saja yang
harus dimiliki oleh para calon pemimpin dan
pemimpin yang sudah ada di lingkungan
Kementerian Perhubungan ?
Begini, Saya itu inginnya bahwa semua Pimpinan itu
harus fokus, fokus kepada hasil atau orientasinya itu
hasilnya apa. Bukan kepada belanjanya. Yang kedua,
semua Pemimpin itu harus bisa menguasai detail. Kalo
enggak menguasai detail, pasti Kepemimpinannya itu
cuma angin aja, itu yang penting karena dunia berubah
terus apa namanya tuntutannya makin lama makin
banyak dan sebagainya ya harus detail.
Maksud kalimat Bapak fokus pada hasil mungkin
bisa dijabarkan lebih lanjut Pak? dalam arti
prosesnya bagaimana Pak ?
Jadi kepada target itu target-oriented. Lho Kalo proses
kan ada aturannya,gitu. Ya misalnya mau mengem-
bangan gedung asrama diklat ini, mulai dibahas
targetnya apa mau mengembangkan gedung ini. Apa
targetnya jumlah murid atau targetnya peningkatan
kualitas yang lebih baik atau apa gitu.
profil
6
Menurut Pak Menteri, Aspek Apa Saja Yang Harus
Ditingkatkan Oleh Para Aparatur Perhubungan
Yang Saat Ini Berjumlah Kurang Lebih 30.000
Orang ?
Kalo Saya ya, pikirannya harus terbuka. Yang kedua ada
komitmen tentang pembangunan pada skala Nasional.
Jadi tidak boleh bersifat kedaerahan atau pem-
bangunan hanya berfokus di pulau Jawa, pemerataan
pembangunannnya harus ada. Yang ketiga itu
semangat melayani kepada masyarakat itu harus ada.
Kalo gak ada jangan jadi pegawai negeri, jangan jadi
aparatur sipil atau militer, jangan, di dunia usaha aja di
dunia swasta aja.
Dalam Konteks Manajemen Perubahan, Kira-Kira
Menurut Bapak Apakah Ada Sebuah Grand Design
Strategy Bapak Menteri Barangkali, Dalam Rangka
Mewujudkan Program Kerja Presiden Di Bidang
Transportasi ? Mimpi Besar Bapak Apa Pak ?
Saya gak punya mimpi, tergantung kebijakan presiden
aja, kalo di Perhubungan ada dua, satu peningkatan
keselamatan, dua peningkatan kapasitas pelayanan
transportasi publik udah itu aja cukup.
Bapak Pernah Mengatakan Dalam Acara Ceo Speaks
On Leadership Class, Pada 3 Juli 2014 Bahwa
“Leadership Is A Half Of Talent And A Half Of
Journey” Mohon Kiranya Bapak Dapat Memberikan
Gambaran Filosofinya Dan Implementasinya
Khususnya Di Kementerian Perhubungan ?
Orang menjadi pemimpin itu bukan administratif, jadi
separuhnya itu bakat dan separuhnya itu ya perjalanan
hidup yang dialami, perjalanan karir dan sebagainya.
Ada orang yang pinter atau hebat gitu tapi gak bisa
jadi pemimpin juga banyak ya dan sebaliknya.
Pemimpin itu yang paling utama harus bisa memberi
contoh itu aja.
Dan Menurut Bapak Saat Ini Para Pemimpin Kita
Apakah Sudah Ada Yang Bisa Memberi Contoh Dan
Menjadi Contoh ?
Belum
Dan Apa Kendalanya Pak ?
Gak tahu saya. Mungkin karena kultur kalo menurut
saya. Jadi kebanyakan pimpinan disini ini kulturnya
tidak memperhatikan anak buah dengan baik. Dan itu
yang saya tidak suka itu. Orang yang jadi pemimpin itu
orang yang bisa memperhatikan anak buah dengan
baik memperhatikan dalam arti ya memimpin,
memerintah, membina, mengatur dan sebagainya.
Jangan dibiarkan aja.
profil
7
Apakah Kiat-Kiat Sukses Bapak Berkarir Di City
Bank Dan Pt Kai, Bagaimana Kesuksesan Tersebut
Dapat Diimplementasikan Di Kementerian
Perhubungan ?
Itu mungkin harus pelan-pelan, karena kulturnya sudah
terbentuk lama agak beda ya harus pelan-pelan
makanya ada penyatuan seragam, ada pertemuan
begini semua unsur subsector ada, kalo nanti ada
treatment pendidikan kesemaptaan digabung semua
unsur itu.
Bapak kan sering rapat dengan Presiden, mungkin
ada penekanan khusus untuk Perhubungan Pak ?
Kalo itu sudah saya sampaikan dalam rapat Pimpinan
dan saya kirim email kan. Cukup ya
profil
8
D i era milenium yang berubah dengan cepat
sepert i dewasa ini, Kementerian
Perhubungan dituntut untuk senantiasa
mengembangkan kapasitas organisasinya. Untuk itu
dibutuhkan sebuah kepemimpinan adaptif yang peka
terhadap perubahan lingkungan strategis baik lokal,
regional maupun global. Stoner, Freeman, dan
Gilbert (1995) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
the process of directing and influencing the task
related activities of group members. Dengan
demikian kepemimpinan adalah proses dalam
mengarahkan dan mempengaruhi para anggota
dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Di dalam
proses mengarahkan dan mempengaruhi tersebut
dibutuhkan 2 hal penting yang harus dimiliki yaitu
karakter dan kompetensi yang baik. Karakter
kepemimpinan yang baik akan mendorong
peningkatan kompetensi kepemimpinan dan
kompetensi kepemimpinan yang baik akan
menguatkan karakter kepemimpinan yang ada.
Untuk memiliki karakter dan kompetensi
kepemimpinan yang baik dibutuhkan proses melalui
pendidikan dan pelatihan yang tidak bisa instan dan
memerlukan proses yang terus-menerus.
Sebagai contoh Adolf Hitler memiliki kompetensi
kepemimpinan yang baik. Ia pandai mengarahkan
dan mempengaruhi rakyat Jerman pada waktu itu
tetapi ia tidak memiliki karakter kepemimpinan yang
baik sehingga dampaknya adalah kekuatan rakyat
Jerman yang dipimpin oleh Hitler menjadi kekuatan
yang negatif dan destruktif disebabkan oleh
kompetensi minus karakter. Di sisi yang lain Habibie
memiliki karakter kepemimpinan yang baik. Ia
seorang pemimpin yang jujur dan pro demokrasi
dengan membuka kebebasan pers dan politik di
Indonesia kembali. Namun Habibie kurang memiliki
kompetensi kepemimpinan politis yang baik. Ia
kurang pandai mempengaruhi bawahannya, kurang
cerdik merangkul berbagai kelompok kepentingan
yang ada pada saat itu sehingga kepemimpinan
Habibie hanya bertahan selama 1 tahun 5 bulan.
Dengan demikian seorang pemimpin yang baik harus
memiliki karakter dan kompetensi kepemimpinan
yang baik pula.
Hal penting lainnya yang harus dimiliki seorang calon
pemimpin atau pemimpin adalah kepemimpinan
organisasional, operasional dan personil. Ketiga hal
ini disebut sebagai 3 dimensi kepemimpinan yang
baik menurut pakar Manajemen Anthony Bell (2006)
yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Organisasional Adalah kepemimpinan yang
2. Kepemimpinan Operasional Adalah kepemimpinan yang
b e r t a n g g u n g j a w a b p a d a
keefisienan dan ketanggapan
kegiatan operasional organisasi.
Fokus dari kepemimpinan ini
adalah berhubungan dengan
kegiatan yang bersentuhan
d e n g a n P e m a n g k u
kepentingan yang berada di dalam dari organisasi
(Internal Stakeholders). Kepemimpinan ini ibarat
seorang teknisi atau koki yang menjamin kelancaran
dan kefisienan teknis operasional dari sebuah
organisasi.
3. Kepemimpinan Personil Adalah kepemimpinan yang
b e r t a n g g u n g j a w a b p a d a
produktivitas pegawai yang
bekerja di dalam organisasi. Fokus
dari kepemimpinan ini adalah
bagaimana memberdayakan
dan memanfaatkan potensi
sumberdaya yang ada di
dalam sebuah organisasi serta bagaimana
mendorong para pegawai dari yang terendah hingga
yang tertinggi untuk mengeluarkan kemampuan
terbaiknya masing-masing.
Dalam konteks pengembangan kepemimpinan
Aparatur Perhubungan, Pusat Pengembangan SDM
Aparatur Perhubungan memegang peranan yang
strategis melalui pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan tingkat, IV, III, dan II yang
penyelenggaraannya bekerjasama dengan LAN RI.
Melalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
diharapkan akan lahir calon pemimpin-pemimpin
Aparatur Perhubungan yang memiliki karakter
kepemimpinan yang baik, kompetensi kepemimpinan
yang baik, kepemimpinan organisasional, operasional
dan personil yang baik.
Referensi :
Stoner, Freeman, dan Gilbert. 1995 . Management. Indiana :
Prentice Hall
Bell, Anthony. 2006. Great Leadership : What it is and what it takes
in a complex world. California : Davies Black Publishing
organisasi
3 Dimensi Kepemimpinan yang Baik
(Anthony Bell, 2006 : 96-97)
MARET APRIL MEI MULYO, SE 04 Maret 1971 PUSPA ERDIANA, A.Md 07 April 1983 KATENU 02 Mei 1982 SYARIFUDDIN, S. IP, M.Si 09 Maret 1964 SJACHRUDIN 13 April 1971 HARYO SATMIKO, ATD 06 Mei 1965 HIDAYAT 13 Maret 1968 ROBBY CAHYAWAN, ST 22 April 1978 HASANUDIN, SE 10 Mei 1975 CHAIRUL SALEH, S.Pd 17 Maret 1982 LUSI FIBRIANI M, S.SiT 26 April 1986 ISWANDI, S.AP 10 Mei 1981 SURYADI, S.SiT 19 Maret 1969 DANI ARDANI. ST, M.Si 29 April 1968 MARTHA WINANTI, S.AP 13 Mei 1983 ACU RUDI HARYONO 25 Maret 1975 EVA SRI R, ST., MM 15 Mei 1977 KURNIAWAN SOFIANTO 30 Maret 1986 TITIK ISMIYATI 20 Mei 1964 EKO YUNI S, S.Sos, MMTr 28 Mei 1975
10
P engadaan barang dan jasa adalah suatu
elemen yang penting dalam pemerintahan.
dibutuhkan suatu keahlian khusus dalam
mengelola pengadaan barang dan jasa pemerintah,
karena dalam melaksanakan kegiatan pengadaan
barang dan jasa tidak hanya terbatas pada
penguasaan praktek melaksanakan pengadaan secara
taktis saja tetapi dituntut pendalaman pengetahuan,
pengalaman praktis, dan kebijaksanaan dalam
mengambil putusan. Sehingga keahlian dalam
Pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah bagian
dari teknik dan ilmu manajemen serta seorang ahli
pengadaan barang dan jasa pemerintah harus mampu
menjadi pengelola pengadaan yang ilmu,
pengetahuan, dan pengalamannya wajib terus
dikembangkan.
Terkait aturan pengadaan barang dan jasa pemerintah
yang diatur dengan keputusan atau peraturan
presiden republik indonesia, selama pengalaman saya
dalam menggeluti dunia pengadaan barang dan jasa
pemerintah hingga kurun waktu sepuluh tahun
terakhir banyak terjadi perubahan didalamnya mulai
dari Kepres 80 tahun 2003 yang mengalami tujuh
perubahan hingga pada tahun 2010 kepres tersebut
dicabut dan diterbitkan Perpres 54 tahun 2010 yang
mengatur pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Dalam pelaksanaannya hingga saat ini Perpres
tersebut telah mengalami empat kali perubahan yaitu
Perpres 35 Tahun 2011 , Perpres 70 Tahun 2012,
Perpres 172 Tahun 2014 dan Perpres 4 Tahun 2015.
Sehingga dapat dikatakan bahwa aturan yang berlaku
tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah
hingga saat ini adalah Perpres 54 tahun 2010 Beserta
Perubahannya.
Awal tahun 2015 ini pemerintah presiden joko widodo
menerbitkan perubahan ke-empat Perpres 54 tahun
2010 yang mengatur pengadaan barang dan jasa
pemerintah yaitu Perpres 4 Tahun 2015 dengan
beberapa latar belakang pertimbangan yaitu :
1. Masih dinilai lambatnya pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa pada Kementerian/Lembaga/
Daerah/Institusi.
2. Masih banyak terdapat lelang ulang dikarenakan
lelang gagal
3. Belum maksimalnya pengadaan barang dan jasa
yang dilakukan secara elektronik
4. Masih kurangnya jenis barang dan jasa yang masuk
E-Catalogue.
5. Arahan Presiden untuk mempercepat pelaksanaan
pengadaan melalui E – Procurement.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka
pokok –pokok perubahan yang terjadi dalam
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah
dan perlu menjadi perhatian bersama yaitu :
1. Pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP)
2. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
mendahului RUP
3. Perubahan pengaturan E-Tendering melalui LPSE
4. Perubahan pengaturan E-Purchasing
5. Perubahan dalam rangka mendukung percepatan
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
pemerintah.
peraturan
oleh : ade darmawan p.
DINAMIKA PERATURAN PENGADAAN
BARANG JASA PEMERINTAH
PERATURAN PENGADAAN
BARANG JASA PEMERINTAH
Pengadaan barang dan jasa melalui
penyedia utamanya bertujuan untuk
mendapatkan dua hal. Pertama
mendapatkan “penyedia” yang berkompe-
ten dan kedua mendapatkan “barang
dan jasa” sesuai kebutuhan
11
Bahkan menurut Lembaga Kebijakan Pengadaan
barang dan jasa Pemerintan (LKPP) perubahan
tersebut akan terjadi lagi dalam kurun waktu dekat ini.
LKPP diperintahkan oleh presiden untuk mengkaji
secara menyeluruh Perpres 54 Tahun 2010 dan
ditargetkan selesai pada bulan april 2015 agar
perubahan tersebut dapat diberlakukan pada APBN-P
2015 atau APBN 2016. Kita sebagai insan pengadaan
barang dan jasa pemerintah juga diminta saran dan
masukan yang dapat disampaikan melalui Kepala
LKPP dalam hal ini Deputi Bidang Pengembangan
Strategi dan Kebijakan atau melalui media Mailinglist