Top Banner
493 Kepariwisataan : Provinsi Banten
26

Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

Apr 26, 2019

Download

Documents

vuongtu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

493 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Page 2: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

494 Kepariwisataan : Provinsi Banten

1. Dasar Hukum Provinsi Banten berdiri berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2000 tertanggal 4 Oktober 2000.

2. Lambang Provinsi Lambang Provinsi Banten berbentuk sebagai sebuah perisai. Dalam perisai ini terdapat sebuah gapura,kemudian ditengahnya terdapat gambar menara masjid agung banten yang disisi kiri dan kanan yang dilingkari dengan padi dan kapas. Lalu dibawahnya ada gambar gelombang air dan gerigi disertai ditengahnya terdapat landasan pacu bandara Soekarno Hatta.

Makna Lambang : Kubah Masjid melambangkan kultur masyarakat yang agamis.

Bintang bersudut lima melambangkan ketuhanan Yang

Maha Esa. Menara Masjid Agung Banten melambangkan semangat yang tinggi yang berpedoman pada Petunjuk Allah SWT. Gapura Kaibon melambangkan Daerah Provinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era global.

3. Letak Geografis dan Batas Wilayah Provinsi banten terletak diantara 5.75o – 7.25o Lintang Selatan dan 105o – 106.9o Bujur Timur, dengan batas wilayah sebagai berikut : Utara = Laut Jawa Selatan = samudera hindia Timur = Jakarta dan Jawa barat Barat = Selat Sunda

4. Pemerintahan Provinsi Banten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kota. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Banten, beserta ibukota.

No. Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Lebak Rangkasbitung

2 Kabupaten Pandeglang Pandeglang

3 Kabupaten Serang Ciruas

4 Kabupaten Tangerang Tigaraksa

5 Kota Cilegon -

6 Kota Serang -

7 Kota Tangerang -

8 Kota Tangerang Selatan Ciputat

Page 3: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

495 Kepariwisataan : Provinsi Banten

5. Komposisi Penganut Agama Islam = 95.67% Kristen dan katolik = 1.03 % Hindu = 0.43% Budha = 1.15% Lainnya = 0.09%

6. Bahasa dan Suku Bangsa Bahasa yang digunakan masyarakat Banten adalah bahasa Sunda dengan suku sunda sebagai suku mayoritas yang mendiami wilayah banten dan terdapat juga suku betawi, serta suku badui yang mendiami wilayah Lebak.

7. Budaya

a. Lagu Daerah : Dayung Sampan b. Tarian Tradisional : Peragaan Debus, Tari Sekar Puteri c. Senjata Tradisional : Golok, Badik d. Rumah Tradisional : rumah limas dan rumah kebaya e. Seni Musik Tradisional : gendang

8. Bandara dan Pelabuhan Laut

Bandara = Soekarno – Hatta Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan

9. Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

10. Industri dan Pertambangan Minyak, baja, pipa Asbes, semen, sentra aneka industry (di daerah tengerang).

a. Taman Nasional Ujung Kulon Taman nasional yang berada di Provinsi Banten [dulu termasuk Provinsi Jawa Barat] ini dinamai Ujung Kulon lantaran letaknya di ujung Pulau Jawa bagian barat. Taman nasional ini mulai dikembangkan sebagai kawasan cagar alam sejak tahun 1820-an, atau setelah munculnya gagasan dari para sarjana kolonial Hindia-Belanda yang datang ke Pulau Jawa untuk menciptakan kawasan

konservasi alam di Ujung Kulon. Sarjana-sarjana kolonial yang

sebagian besar merupakan anggota Organization for Scientific Research in Netherlands Indies ini di antaranya merupakan ahli botani, satwa, geografi, oceanografi, dan geologi. Oleh karenanya, penemuan kawasan ini merupakan lahan emas bagi pengembangan sains mereka. Setelah berlabuh di semenanjung Pulau Jawa bagian barat, mereka melihat keelokan alam—dengan berbagai jenis tanaman tropis dan binatang—khas Pulau Jawa yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya. Mereka melakukan ekspedisi dan eksplorasi alam di Ujung Kulon

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 4: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

496 Kepariwisataan : Provinsi Banten

dengan mendokumentasikan [melakukan pencatatan-pencatatan] dan mengoleksi segala sesuatu yang dianggap asing dan penting dalam khazanah keilmuan mereka. Akhirnya, mereka menggagas untuk menetapkan kawasan—yang mencakup Gunung Krakatau, Pulau Panaitan, Pulau Handeuleum, dan Pulau Peucang—ini sebagai salah satu domain riset dan pengembangan ilmu alam di Asia-Pasifik. Kendati motivasi utama mereka adalah untuk pengembangan sains, pemerintah kolonial menganggap aktivitas mereka merusak ekosistem kawasan Ujung Kulon. Sebagaimana tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset, para sarjana tersebut juga melakukan perburuan-perburuan terhadap berbagai satwa sebagai upaya memperbanyak koleksi museum-museum sains di negara asal mereka dan ini berlangsung hingga puluhan tahun lamanya [1853—1910]. Memasuki tahun 1910, pemerintah kolonial Hindia-Belanda mengeluarkan kebijakan untuk melindungi kawasan Ujung Kulon yang makin hari semakin rusak. Kendati demikian, aktivitas pengrusakan ekosistem di Ujung Kulon itu tetap berlangsung hingga sebelum Perang Eropa II pecah di tahun 1939. Setelah terbentuknya negara Republik Indonesia [RI] di tahun 1945, kawasan Ujung Kulon yang tadinya terbengkalai mulai diperhatikan lagi. Pada tahun 1958 pemerintah RI menetapkan kawasan ini sebagai kawasan cagar alam, kendati belum digarap dengan serius. Departemen Kehutanan mengupayakannya dengan mengusulkan ke UNESCO agar area taman nasional ini dijadikan sebagai world heritage site pada kategori hutan bercurah hujan tinggi di dataran rendah terluas di Jawa. Akhirnya, pada tahun 1992 Taman Nasional Ujung Kulon diresmikan sebagai sebuah situs cagar alam dunia oleh UNESCO. Kini, taman nasional ini berada di bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

b. Pantai Tanjung Lesung Membicarakan obyek wisata pantai di Provinsi Banten, tentu tidak akan luput dari Pantai Anyer dan Pantai Carita. Kedua pantai tersebut memang sangat terkenal keindahan panorama alamnya. Namun, terdapat satu pantai lagi yang tak kalah rancak dan eksotiknya jika dibandingkan dengan kedua pantai tersebut, yaitu Pantai Tanjung Lesung. Dinamakan Pantai Tanjung Lesung karena

lokasinya berupa daratan yang menjorok ke laut mirip ujung

lesung, yaitu salah satu alat yang digunakan masyarakat tradisional Nusantara untuk menumbuk padi. Pantai yang berada di sebelah barat Kabupaten Pandeglang, Banten, dan memiliki luas sekitar 150 hektar ini, resmi dibuka sejak pertengahan Januari 1998. Meski terbilang baru, fasilitas pendukung di kawasan ini relatif lengkap dan representatif. Apalagi Pemerintah Kabupaten Pandeglang sendiri telah bertekad mengembangkannya sebagai salah satu tempat rekreasi bahari terkemuka di Indonesia.

c. Taman Wisata Alam Pulau Sangiang Mengunjungi Taman Wisata Alam Pulau Sangiang ibarat pepatah “sekali mendayung perahu, dua tiga pulau terlampaui”. Kawasan yang dikenal dengan julukan Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) ini memadukan wisata alam, wisata sejarah, dan wisata ilmiah. Sehingga, selain sebagai tempat wisata yang menarik, kawasan ini juga menjadi lahan subur untuk penelitian dan pengembangan kekayaan hayati bagi ilmuan, mahasiswa, pelajar, dan bahkan masyarakat umum.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 5: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

497 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Sebelumnya, Pulau Sangiang merupakan Kawasan Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 112/Kpts-II/1985 pada tanggal 23 Mei 1985 dengan luas areal sekitar 700,35 hektar. Namun, mengingat letak geografisnya yang strategis dan kekayaan hayatinya yang melimpah, pemerintah pusat

kemudian menetapkannya sebagai Taman Wisata Alam Pulau Sangiang

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 698/Kpts-II/93 pada tanggal 12 Oktober 1993. Kawasan yang memiliki luas sekitar 1.420,35 hektar ini, terdiri dari dataran seluas 700,35 hektar dan taman laut seluas 720 hektar.

d. Pantai Anyer Pantai Anyer dikenal luas sebagai tempat wisata yang menarik sejak tahun 1980-an. Keberadaannya sebagai salah satu dari Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) dan lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, membuat kawasan ini menjelma sebagai salah satu obyek wisata favorit saat ini. Apalagi Pemerintah Kabupaten Serang dan Pemerintah Provinsi Banten telah berkomitmen mengembangkannya menjadi obyek wisata bahari terkemuka di Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai

fasilitas pendukung yang relatif lengkap dan representatif di kawasan tersebut.

Dari bibir pantai, pengunjung dapat menikmati panorama laut biru berlatar kaki langit yang juga biru. Hamparan pasir pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan untuk melakukan kegiatan berjemur dan membuat patung dari pasir, atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai dan sepakbola pantai. Air lautnya yang jernih dan bersih sangat mendukung aktivitas pengunjung yang ingin berenang atau menyelam. Ombak laut Pantai Anyer yang relatif besar dan menjadi rumah bagi banyak ikan, sehingga tepat sekali digunakan untuk arena berselancar dan area memancing. Pesona terbit dan tenggelamnya matahari, serta ditingkahi oleh burung-burung laut yang terbang rendah dan sesekali menyambar ikan di sepanjang pantai, kian mengukuhkan betapa spesialnya kawasan ini. Pengunjung dapat mencerap momen indah tersebut

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Sumber Gambar : http://matanews.com

Sumber Gambar : http://www.citraindahrumahku.com

Page 6: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

498 Kepariwisataan : Provinsi Banten

dari shelter-shelter, taman, pondok-pondok wisata, atau dari atas perahu yang berjalan perlahan-lahan di tepi pantai. Bila bosan berada di tepi pantai, pengunjung dapat menikmati keelokan panorama Pantai Anyer dari atas mercusuar yang terdapat di kawasn tersebut. Pengunjung dapat juga menyewa sepeda untuk mengelilingi kawasan Pantai Anyer sambil mencari-cari obyek menarik untuk dipotret.

e. Taman Wisata Alam Carita Pada awalnya, Taman Wisata Alam (TWA) Carita merupakan kawasan hutan lindung. Mengingat keberadaannya sangat potensial bagi pengembangan tempat rekreasi, apalagi didukung oleh panorama alamnya yang rancak dan kekayaan flora-faunanya yang beragam, maka pemerintah pusat pada 15 Juni 1978 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 440/Kpts/Um/6/1978 menetapkannya sebagai Taman Wisata Alam Carita

dengan luas areal sekitar 95 hektar. Tanggal 4 Juni 1980, pengelolaan hutan wisata di Indonesia memasuki babak baru. Kebijakan ini merupakan realisasi dari Surat Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan Republik Indonesia Nomor 330/Kpts/I/80 pada tanggal 14 Juni 1978, di mana Perum Perhutani ditunjuk sebagai pengelola TWA yang terdapat di Pulau Jawa, tak terkecuali TWA Carita. Namun, kebijakan ini hanya berlaku sampai tahun 1990, karena pada tanggal 4 Juni 1990 pemerintah merevisi kebijakan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 284/Kpts-II/1990. Sebagai tindak lanjut dari keputusan tersebut, kemudian disusunlah Rencana Karya Lima Tahun Tahap II sebagai dasar pengelolaan TWA yang lebih terarah dan terinci. TWA Carita terbilang istimewa. Di kawasan ini terhimpun beberapa destinasi obyek wisata yang menarik. Selain wisata hutan dan gunung, kawasan ini tepat sekali dijadikan tempat tujuan wisata tirta (air) dan wisata pendidikan. Arealnya yang membentang luas memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan. Bagi penyuka wisata hutan dan gunung, dapat melakukan berbagai kegiatan di kawasan ini, seperti menikmati keindahan panorama alam, photo hunting, dan berkemah. Kondisi jalan setapak yang berkelok-kelok sampai ke tengah hutan dan didukung oleh kontur medan yang cukup menantang, tentu sayang sekali jika

dilewatkan begitu saja oleh pecinta olahraga lintas alam.

Sementara itu, bagi penyuka wisata tirta dianjurkan untuk mengunjungi lokasi sekitar perairan yang terdapat di dalam kawasan tersebut. Di sini, pengunjung dapat melakukan aktivitas memancing, berperahu mengelilingi kawasan sekitar, atau sekadar bersantai di pasir pantai sambil mencari inspirasi dan melepas penat.

Sumber Gambar: http://wisatamelayu.com

Sumber Gambar : http://www.luziansya.com

Sumber Gambar : http://www.aleusia.com

Page 7: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

499 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Koleksi flora dan faunanya yang begitu banyak sangat berpotensi bagi pengembangan wisata pendidikan. Di kawasan ini, terdapat berbagai kekayaan flora langka, seperti jati (tectona grandis), mahoni (swietenia macrophylla), mahoni afrika (swietenia khaya antoteca), bungur (lagerstromia speciosa), dan lain sebagainya. Terdapatnya kebun percobaan untuk mengembangkan stek pucuk meranti (shorea selanica) di kawasan tersebut, kian menambah daya tarik TWA Carita. Bila beruntung, pengunjung dapat melihat kekayaan faunanya, seperti tando (petaurista elegans), babi hutan (susvitatus), kera ekor panjang (macaca fascicularis), lutung (tachypitechus auratus), biawak (varanus salvator), ular sanca (phyton sp), kelelawar, alap-alap (falco moluccensis), elang (spilornis cheela), dan aneka jenis burung. Setelah puas berada di tempat ini, pengunjung dapat menikmati suasana lain dengan mengunjungi Pantai Carita dan Air Terjun Curug Gendang yang tidak terlalu jauh jaraknya dari kawasan TWA Carita.

f. Sungai Ciberang Sungai Ciberang adalah salah satu tujuan wisata alam yang berada di Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Sungai yang memiliki lebar 40-50 m dan kedalaman 1-20 m ini, bersumber dari Pegunungan Halimun Propinsi Banten, dan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Selain sebagai sumber kehidupan, sungai ini juga menjadi tempat wisata dan olah raga arum jeram. Sejak tanggal 1 Desember 2007, Gubernur Banten, Hj. Ratu Atut

Chosiyah,SE, meresmikan sungai ini sebagai tempat wisata dan aktifitas olah raga arum jeram. Sungai Ciberang memiliki nuansa pemandangan alam yang indah. Di tepi sungai ini, terdapat pepohonan yang beraneka ragam, tebing-tebing yang unik, dan berbagai macam bentuk bebatuan. Selain itu, di sekitar sungai juga terdapat area persawahan dan perkebunan yang menghijau. Semua pemandangan itu merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya. Di samping keindahan pemandangan alamnya, aliran air Sungai Ciberang yang kencang juga cocok untuk tempat olah raga arum jeram. Di sungai ini, wisatawan dapat berolah raga arum jeram dengan jarak tempuh sekitar 10 km dalam waktu kurang lebih 2,5 sampai 3 jam perjalanan. Bagi wisatawan yang mempunyai pengalaman olah raga arum jeram, perjalanan dapat dilanjutkan sampai 14-15 km. Selama perjalanan arum jeram, wisatawan juga dapat melihat keindahan pemandangan alam di sepanjang sungai. Lokasi arum jeram dimulai dari Kampung Muara, Desa Banjar Sari, Kecamatan Lebakgendong, dan berakhir di Kampung Leui Bujal, Kecamatan Cipanas. Keistimewaan arum jeram di Sungai Ciberang adalah bentuk medannya yang bervariasi: tebing-tebing yang menjorok ke sungai, dam-dam yang curam, dan bebatuan yang menghadang. Banyaknya rintangan yang terdapat di sepanjang Sungai Ciberang ini seakan mengundang para wisatawan untuk mencoba olah raga arum jeram.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 8: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

500 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Sungai Ciberang terletak di Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten, Indonesia. Untuk menuju lokasi wisata sungai ini, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, perjalanan dapat dimulai dari Terminal Bogor. Dari Terminal Bogor, pengunjung naik angkot jurusan Bogor-Jasinga dengan tarif sekitar Rp 12.000. Pengunjung juga dapat naik jurusan Bogor-Rangkas Bitung dengan tarif Rp 10.000 (Juni 2008). Kemudian bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dari arah Jakarta, dapat menempuh perjanan lewat Balaraja dengan jarak tempuh sekitar 100 km sampai di lokasi. Dan pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dari arah Serang, dapat lewat Rangkas Bitung dengan jarak perjalanan sekitar 80 km. Untuk memasuki obyek wisata Sungai Ciberang, pengunjung tidak dipungut biaya. Namun, bagi pengunjung yang ingin menyusurui keindahan sungai dengan berarum jeram, pengunjung dapat membayar Rp 185.000 per orang (Juni 2008).

g. Air Terjun Curug Gendang Berwisata ke Kabupaten Pandeglang tentu belum lengkap bila belum mengunjungi Air Terjun Curug Gendang. Biasanya, setelah puas menikmati keindahan Pantai Carita dan menjelajahi Taman Wisata Alam Carita, pengunjung akan mencoba menikmati suasana lain, yaitu mandi di Curug Gendang yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kedua obyek wisata tersebut.

Pada awalnya, air terjun yang berada sekitar 170 meter di

atas permukaan laut (dpl) dan berasal dari hulu mata air Gunung Panganjaran ini bernama Curug Citajur. Namun karena suara air terjunnya yang mirip dengan suara gendang atau tambur, masyarakat setempat kemudian menamainya Curug Gendang. Konon, kawasan Curug Gendang ini dahulunya digunakan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia sebagai tempat persembunyian dari kejaran tentara Belanda. Obyek wisata Curug Gendang merupakan perpaduan dari hutan yang lebat, jalan setapak yang berliku-liku, panorama alam yang indah, dan air terjun yang jernih. Kondisi alam yang sedemikian rupa ini memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan. Hutannya yang hijau dan lebat, serta ditingkahi siulan aneka burung, tepat sekali dipilih sebagai tempat untuk lepas sejenak dari rutinitas atau sekadar mencari inspirasi. Di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti jati (tectona grandis), mahoni (swietenia macrophylla), mahoni afrika (swietenia khaya antoteca), bungur (lagerstromia speciosa), dan lain sebagainya. Berbagai fauna langka, antara lain babi hutan (susvitatus), kera ekor panjang (macaca fascicularis), lutung (tachypitechus auratus), biawak (varanus salvator), ular sanca (phyton sp), kelelawar (ordo chiroptera), alap-alap (falco moluccensis), tupai (tupaiidae), dan elang (spilornis cheela), juga dapat dijumpai di sini.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 9: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

501 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Sementara itu, jalan setapak yang berliku-liku dan terkadang naik-turun, serta tebing dan jurang di sisi kiri-kanannya, tentu menjadi lokasi yang diidam-idamkan oleh pecinta olahraga lintas alam. Ketika perjalanan sampai di punggung perbukitan, pengunjung dapat melihat hijaunya pepohonan di kaki bukit, atau menikmati eksotisme Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau dari kejauhan. Rasa penat selama menempuh perjalanan akan terobati begitu sampai di air terjun setinggi 7 meter dengan kedalaman 13 meter dan luas 10 meter tersebut. Suara air terjunnya yang bagai suara tambur dan air kolamnya yang bening itu memikat pengunjung untuk segera menceburkan diri ke dalamnya. Di sini, pengunjung dapat melepas lelah dan gerah dengan mencuci muka, merendam kaki, atau mandi sepuasnya. Bagi pengunjung yang ingin menguji nyalinya dapat melompat dari tebing-tebing batu yang terdapat di bagian atas Curug Gendang. Air Terjun Curug Gendang terletak di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Indonesia. Dari Jakarta, pengunjung dapat mengambil rute Jakarta-Serang-Pandeglang-Labuan-Carita dengan jarak tempuh sekitar 160 kilometer. Sedangkan dari Bogor, dapat mengambil rute Bogor-Rangkasbitung-Pandeglang-Labuan-Carita dengan jarak tempuh sekitar 150 kilometer. Dari jalan raya Carita, Curug Gendang berjarak sekitar 2 kilometer, atau sekitar 3,5 kilometer dari Taman Wisata Alam Carita. Setelah sampai di area parkir atau pos jaga/pos retribusi, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Curug Gendang dengan berjalan kaki sekitar 1 kilometer. Setiap pengunjung dipungut biaya Rp 2.100,- (Maret 2007)

h. Danau Tasikardi Kata Tasikardi merupakan gabungan dua suku kata dari bahasa Sunda, yaitu tasik dan ardi yang artinya danau buatan. Menurut sejarahnya, danau tersebut dibuat pada masa

pemerintahan Panembahan Maulana Yusuf (1570-1580 M), sultan kedua Kesultanan Banten. Konon, danau yang luasnya mencapai 5 hektar dan bagian dasarnya dilapisi dengan ubin batu bata ini, dahulunya,

merupakan tempat peristirahatan sultan-sultan

Banten bersama keluarganya. Pada masa itu, danau yang juga dikenal dengan Situ Kardi ini memiliki fungsi ganda. Selain sebagai penampung air dari Sungai Cibanten yang digunakan untuk mengairi areal persawahan, danau ini juga dimanfaatkan untuk memenuhi pasokan air bagi keluarga keraton dan masyarakat sekitarnya. Air Danau Tasikardi dialirkan ke Keraton Surosowon melalui pipa-pipa yang terbuat dari tanah liat berdiameter 2-40 sentimeter. Sebelum digunakan, air danau tersebut terlebih dahulu disaring dan diendapkan di tempat penyaringan khusus yang dikenal dengan sebutan pengindelan abang (penyaringan merah), pengindelan putih (penyaringan putih), dan pengindelan emas (penyaringan emas).

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 10: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

502 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Dewasa ini, Danau Tasikardi, bersama Masjid Agung Banten, Keraton Surosowon, Keraton Kaibon, Pasar Lama Serang, Benteng Speelwijk, dan Vihara Avalokitesvara, masuk dalam Situs Banten Lama. Keberadaan situs-situs yang berada di Kabupaten Serang tersebut, selain menjadi saksi bisu tentang kegemilangan peradaban Kesultanan Banten pada masa lampau, juga merupakan tempat tujuan wisata sejarah yang mengasyikkan. Para pengelola biro perjalanan wisata pun telah mengemas situs-situs tersebut dalam satu paket wisata khusus, yaitu Kawasan Wisata Banten Lama. Mengunjungi Danau Tasikardi yang konon tidak pernah kering dan tidak pernah meluap ini terbilang istimewa. Karena dengan mengunjungi danau tersebut, berarti wisatawan telah mengunjungi situs sejarah dan sekaligus obyek wisata yang memesona. Sebagai situs sejarah, keberadaan danau ini adalah bukti kegemilangan peradaban Kesultanan Banten pada masa lalu. Untuk ukuran saat itu, membuat waduk atau danau buatan untuk mengairi areal pertanian dan memenuhi kebutuhan pasokan air bagi penduduk merupakan terobosan yang cemerlang. Sedangkan sebagai obyek wisata, danau ini merupakan salah satu tempat rekreasi yang cukup ramai dikunjungi pelancong, terutama pada akhir pekan dan hari-hari libur lainnya. Air danaunya yang tenang dan bergerak mengikuti hembusan angin, serta jejeran pepohonan rindang yang mengelilinginya, tepat sekali dipilih sebagai tempat rekreasi yang menyenangkan bersama keluarga, atau sekadar untuk mencari inspirasi. Nuansa agraris yang tercermin dari hamparan luas areal persawahan yang mengitari danau, apalagi ketika memasuki musim tanam atau musim panen, kian melengkapi daya tarik kawasan ini. Pelancong dapat menikmati keindahan Danau Tasikardi dari bawah rindangnya pepohonan, shelter-shelter, atau sambil lesehan di atas tikar yang disewakan. Selain itu, danau ini adalah rumah bagi banyak ikan, sehingga wisatawan yang suka memancing dapat menyalurkan hobinya di sini. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin “menyatu” dengan kawasan danau, dapat berkemah di camping ground yang luas dan aman yang terdapat di kawasan ini. Bila anda bosan berada di tepi danau, anda dapat mendatangi sebuah pulau yang dahulunya merupakan tempat rekreasi keluarga kesultanan. Untuk mencapai pulau seluas 44 x 44 meter persegi yang berjarak sekitar 200 meter dari bibir danau ini, wisatawan dapat menyewa perahu. Di pulau tersebut, masih dapat dilihat sisa-sisa peninggalan Kesultanan Banten, seperti kolam penampungan air, pendopo, dan kamar mandi keluarga kesultanan. Juga terdapat jungkit-jungkitan, semacam tempat permainan untuk anak-anak yang terbuat dari besi panjang, yang terletak di samping pendopo. Jelang matahari terbenam, eksotisme danau yang menjadi saksi bisu tentang kegemilangan Banten pada masa lalu ini kian memikat hati turis. Burung-burung kecil yang terbang rendah di tepi danau dan sesekali menyambar air danau, kian mengukuhkan betapa spesialnya obyek wisata tirta (air) ini. Nuansa tersebut dapat dicerap oleh turis dari tepi danau maupun dari atas perahu yang melaju perlahan-lahan di atas danau. Danau Tasikardi terletak di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Dari Kota Serang, ibukota Provinsi Banten, pengunjung dapat mengakses Danau Tasikardi dengan naik angkutan kota jurusan Kramatwatu. Danau bersejarah tersebut berada sekitar 6 kilometer di sebelah barat Kota Serang, atau berjarak sekitar 3 kilometer di sebelah tenggara Keraton Surosowon. Wisatawan yang bertamasya ke Danau Tasikardi dipungut biaya sebesar Rp 2.500 per orang (Juli 2007).

Page 11: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

503 Kepariwisataan : Provinsi Banten

i. Sungai Cisadane Sungai Cisadane adalah salah satu tujuan wisata alam yang berada di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Sungai yang mempunyai panjang sekitar 80 km dan bersumber dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango ini, merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya, seperti untuk keperluan irigasi, kebutuhan industri, dan sumber air minum. Selain sebagai sumber kehidupan, sungai ini juga

berfungsi sebagai tempat wisata alam dan olah raga arung jeram. Sungai Cisadane memiliki beberapa anak sungai, yaitu Cisodong, Cibogo, Citempuan, Cianten, Cisidangbarang, dan Cipanas, yang semuanya bermuara di laut Jawa. Sungai Cisadane terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah. Di sepanjang tepian sungai ini terdapat aneka tumbuhan yang menghijau, bebatuan yang unik, taman untuk bersantai, bendungan peninggalan Belanda, dan perumahan penduduk yang berjajar rapi. Untuk menyusuri keindahan pemandangan alam di sungai ini, pengunjung dapat melakukannya sambil berolah raga arung jeram. Olah raga arung jeram di Sungai Cisadane dibagi menjadi dua paket, yaitu paket amatir (untuk keluarga) dan paket adventur (untuk kelas profesional). Untuk paket amatir, start dimulai dari jembatan Ciampea dan berakhir di Kampung Pasir, dengan Jarak tempuh sekitar 7 km dan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Sedangkan untuk paket adventure, start dimulai dari DAM Balandongan dan berakhir di Galian Pasir Gunung Gadung, Desa Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan, dengan jarak tempuh sekitar 12 km dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Keistimewaan lainnya, pengunjung juga dapat melihat Festival Cisadane yang diselenggarakan setiap tahun sekali, yaitu pada bulan Juni. Dalam festival ini, pengunjung dapat melihat aneka hiburan dan perlombaan, seperti lomba kole-kole, lomba perahu naga, pentas hiburan dangdut, pertunjukan wayang kulit, dan lain-lain. Di sungai ini juga terdapat tradisi tahunan lainnya, yaitu mandi keramas massal yang dilaksanakan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan. Sungai Cisadane terletak di dua wilayah propinsi, yaitu Propinsi Banten dan Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Untuk menuju lokasi wisata Sungai Cisadane, perjalanan dapat dimulai dari Stasiun Bogor dan Terminal Merdeka. Jika pengunjung dari Stasiun Bogor, dapat menyewa mobil atau naik taksi dengan tarif kurang lebih Rp 30.000—Rp 35.000 (Juli 2008) dan turun di Ciampea. Sedangkan, jika dari Terminal Merdeka, pengunjung naik angkutan kota jurusan Bantarkambing—Ciampea. Untuk memasuki kawasan wisata Sungai Cisadane, pengunjung tidak dipungut biaya. Namun, bagi pengunjung yang ingin mencoba berolah raga arung jeram, terdapat tarif sekitar Rp 250.000—Rp 300.000 (Juli 2008) per perahu. Setiap perahu dilengkapi dengan peralatan

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 12: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

504 Kepariwisataan : Provinsi Banten

pendukung, seperti rompi, helm, tali, dan lain-lain. Jumlah penumpang tiap perahu dibatasi maksimal 6 orang, yang terdiri dari 1 orang guide dan 5 orang penumpang.

j. Karang Bolong Pantai Karang Bolong adalah salah satu obyek wisata pantai yang terkenal di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Berbeda dengan pantai-pantai lainnya di Provinsi Banten, seperti Pantai Anyer, Pantai Carita, dan Pantai Tanjung Lesung yang populer dengan keindahan panorama pantai dan pesona bawah lautnya, daya tarik Pantai Karang Bolong justru terletak pada sebuah batu karang besar bolong yang terdapat di pantainya.

Pada awalnya, pantai yang berada di ruas jalan utama Anyer-Carita ini dikenal dengan Karang Suraga. Nama ini diambil dari Suryadilaga, nama orang sakti mandraguna pada zaman dahulu yang bertapa di tempat ini hingga akhir hayatnya. Meski Suryadilaga telah lama meninggal, masyarakat sekitar pantai ini meyakini bahwa ia masih hidup dan bermukim di pantai tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, perlahan-lahan nama Karang Suraga memudar dan berganti nama menjadi Karang Bolong. Hal ini disebabkan adanya sebuah batu karang besar yang di tengahnya berlubang (bolong) dan membentuk sebuah lengkungan. Salah satu ujung karangnya berada di tepi pantai, sementara ujung karang yang satu lagi menghadap ke laut lepas. Menurut perkiraan para ahli, lubang yang terdapat pada batu karang ini karena terkikis oleh air laut dalam kurun waktu yang lama. Namun ada juga yang berpendapat, batu karang tersebut berlubang akibat dari letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 M. Daya tarik pantai ini terletak pada batu karang besar berbentuk setengah lingkaran yang bagian tengahnya berlubang. Selain itu, terdapat juga batu karang-batu karang kecil yang berada di sepanjang pantainya. Oleh karena itu, mengintip laut biru dengan riak ombak yang susul-menyusul dari balik batu karang yang berlubang merupakan tujuan utama wisatawan mengunjungi pantai ini. Batu karang besar tersebut juga dijadikan wisatawan sebagai latar untuk berfoto. Sedangkan duduk di atas batu karang-batu karang kecil adalah salah satu cara wisatawan menikmati kawasan pantai ini. Keberadaan batu karang-batu karang kecil ini juga dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mencari ikan, siput, dan udang di celah-celahnya. Sementara itu, hamparan pasir putih pantainya yang luas dan landai, serta panorama alamnya yang memesona, membuat obyek wisata ini begitu spesial ketika dikunjungi bersama keluarga atau kolega. Kondisi pantai yang demikian memberi cukup ruang bagi wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti berjemur dan membuat patung dari pasir. Pasir pantainya yang halus sangat mendukung wisatawan yang ingin berolahraga, seperti main sepak bola dan voli pantai. Ombak lautnya yang relatif kecil mendukung wisatawan yang ingin berenang dan bermain ombak. Di sini juga tersedia jasa persewaan perahu motor dan banana boat, sehingga wisatawan dapat menikmati kawasan pantai ini dengan naik perahu dan banana boat. Bagi wisatawan yang ingin bersantai sambil menikmati hembusan angin laut yang bertiup sepoi-sepoi, dapat duduk lesehan di atas tikar yang disewakan. Selain menikmati pantainya yang banyak batu

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 13: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

505 Kepariwisataan : Provinsi Banten

karangnya, memancing merupakan salah satu tujuan wisatawan berkunjung ke Pantai Karang Bolong, karena di kawasan ini terdapat berbagai jenis ikan. Pada sore hari, eksotisme Pantai Karang Bolong kian terasa. Turis dapat menikmati suasana matahari tenggelam (sunset) sambil bersantai di pondok-pondok wisata, taman, shelter-shelter, dan warung-warung yang terdapat di sana. Sedangkan bagi turis yang ingin menikmati pesona pantai ini dari sudut pandang yang berbeda, dapat naik ke puncak batu karang melalui tangga yang terdapat di sisi kanan dan kirinya. Di atas puncak batu karang terdapat kupel peninjauan dan hutan kecil. Angin laut yang bertiup sepoi-sepoi dan menerpa wajah dan rambut menghadirkan sensasi tersendiri bagi turis yang berada di puncak batu karang tersebut. Dari tempat sejuk ini, turis juga dapat menikmati pesona Selat Sunda menjelang senja dari kejauhan dan riak ombak yang berkejar-kejaran menerjang batu karang. Secara administratif, Pantai Karang Bolong masuk dalam wilayah Desa Karang Bolong, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Jakarta-Pantai Karang Bolong berjarak sekitar 140 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Sedangkan dari Kota Serang, ibukota Provinsi Banten, Pantai Karang Bolong berjarak sekitar 50 kilometer. Dari Jakarta, bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi, dapat mengambil rute Jakarta-Merak dan keluar melalui pintu tol Cilegon Timur. Kemudian, perjalanan dilanjutkan ke arah selatan dengan menyusuri jalan raya Anyer. Sedangkan bagi wisatawan yang menggunakan angkutan umum, dapat naik bus jurusan Jakarta-Merak dan turun di Kota Cilegon. Dari Cilegon, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus jurusan Cilegon-Labuan dan turun di Pantai Karang Bolong. Berbagai papan penunjuk arah di sini memudahkan wisatawan untuk mengakses obyek wisata Pantai Karang Bolong. Setiap pelancong yang mengunjungi Pantai Karang Bolong dipungut biaya sebesar Rp 5.000 per orang (Januari 2008).

k. Pantai Carita Sejak dahulu, daerah Banten dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia. Bagi pencinta wisata pantai dan bahari, kawasan sepanjang pantai barat Banten merupakan tujuan wisata favorit. Salah satunya adalah Pantai Carita. Pantai yang terletak di pesisir Selat Sunda ini merupakan destinasi wisata terkenal di Provinsi Banten, di samping Pantai Anyer, Pantai Karang Bolong, dan Pantai Tanjung Lesung. Letaknya strategis, karena berada di tepi jalan raya Carita-Labuan yang merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan tempat-tempat wisata di kawasan pantai barat Banten, sehingga memudahkan wisatawan untuk mengaksesnya. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Jakarta membuat pantai ini begitu populer, sehingga banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara, terutama pada akhir pekan dan hari-hari libur lainnya. Bertamasya ke Pantai Carita terbilang istimewa. Sebab, kawasan pantai yang terletak di Tanjung Carita ini memadukan hamparan pasir putih yang landai dengan hijau tetumbuhan khas pantai. Tidak terlalu jauh dari pantai terdapat Sungai Cikembang dan Sungai Cimeti yang berair jernih dan tampak serasi dengan hijau perbukitan yang

menjadi latarnya.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 14: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

506 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Pasir putihnya yang landai sangat mendukung aktivitas wisatawan, seperti berjemur dan berolahraga (sepak bola dan voli pantai). Membuat patung dari pasir dan menguburkan diri dalam pasir merupakan kegiatan lain yang sering dilakukan oleh wisatawan di pantai sepanjang 3 kilometer ini, terutama bagi anak-anak. Sementara itu, ombak lautnya yang relatif kecil mengakomodir keinginan wisatawan yang ingin bermain ombak dan berenang di pantai. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menikmati kawasan Pantai Carita dengan cara yang berbeda dapat menyewa berbagai alat permainan yang tersedia, seperti perahu, jet ski, speed boat, dan banana boat. Kawasan pantai ini juga kaya dengan aneka jenis ikan, sehingga tepat sekali dipilih oleh wisatawan yang ingin menyalurkan hobi memancing. Pada siang hari, turis dapat mengunjungi kawasan taman laut yang bisa ditempuh sekitar dua jam dengan menggunakan perahu motor dari Pantai Carita. Pada awalnya, kawasan ini adalah pulau yang tenggelam. Namun dalam perkembangannya, kawasan tersebut lebih dikenal sebagai taman laut. Bila mengunjungi tempat ini, sebaiknya turis turun dari perahu motor dan “menceburkan diri” ke laut yang kedalamannya hanya sebatas perut. Di sini, turis akan berdecak kagum melihat aneka jenis ikan hias warna-warni dan tumbuhan laut yang rancak. Turis dapat melihat pesona bawah laut dengan mata telanjang tatkala sinar matahari tembus sampai ke dasar laut. Berada di tengah-tengah ikan yang berenang secara bergerombolan dapat menimbulkan sensasi yang akan senantiasa tinggal di lekuk ingatan turis. Ketika matahari merangkak senja, menyaksikan matahari tenggelam (sunset) dengan Kepulauan Krakatau sebagai lanskapnya merupakan daya tarik lain kawasan Pantai Carita. Gunung Krakatau dan Gunung Anak Krakatau yang berdiri kokoh di kejauhan melengkapi pesona pantai ini. Pelancong dapat mencerap momen tersebut sembari bersantai di pondok wisata dan shelter yang tersedia, atau sambil mendengarkan deburan ombak dan meresapi hembusan angin dari atas perahu yang disewa. Setelah puas menikmati keindahan Pantai Carita, pelancong dapat mengunjungi Taman Wisata Alam Carita yang memiliki berbagai koleksi flora dan fauna yang langka atau bertamasya ke Air Terjun Curug Gendang yang berada sekitar 170 meter di atas permukaan laut (dpl). Selain itu, pelancong juga dapat mengunjungi sumber air panas Batukuwung dan tempat pelelangan ikan (TPI). Tempat-tempat tersebut tidak terlalu jauh letaknya dari Pantai Carita.

l. Pulau Umang Sejak dahulu, dengan cara dan motivasinya masing-masing, setiap manusia melakukan kegiatan wisata. Bagi banyak orang, tempat rekreasi yang menawarkan berbagai destinasi wisata dan aneka fasilitas pendukung menjadi pilihan utama untuk dikunjungi. Salah satu tempat rekreasi populer yang memenuhi kriteria di atas adalah Pulau Umang yang

terletak di Teluk Sumur, Kecamatan Sumur,

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dinamakan Pulau Umang karena di sana banyak sekali ditemukan binatang umang/klomang (hermit crab), sejenis binatang yang memiliki cangkang atau rumah mirip keong. Konon, umang merupakan binatang endemik pulau tersebut. Meski baru diresmikan pada tahun 2004, tempat wisata nan eksotik ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang terbilang lengkap dan representatif. Oleh sebab

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 15: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

507 Kepariwisataan : Provinsi Banten

itu, bagi Anda yang ingin menikmati berbagai destinasi wisata dan aneka fasilitas pendukung dalam satu lokasi, Pulau Umang tepat sekali dipilih sebagai tempat refreshing di akhir pekan atau hari-hari libur lainnya bersama keluarga atau kolega. Bertamasya ke Pulau Umang terbilang istimewa. Sebab, tempat wisata yang memadukan wisata pantai dan wisata bahari ini diapit oleh beberapa destinasi wisata terkenal di Provinsi Banten, seperti Taman Nasional Ujung Kulon dan Pantai Carita di sebelah selatan, Pantai Tanjung Lesung di sebelah utara, serta Pulau Panaitan dan beberapa pulau kecil di sebelah barat. Tatkala menempuh perjalanan dari dermaga Kecamatan Sumur menuju Pulau Umang dengan menggunakan perahu motor, wisatawan akan berdecak kagum melihat biru laut, hamparan pasir putih, panorama pantai yang indah, dan hijau dedaunan dari kejauhan. Sesampainya di Pulau Umang, wisatawan akan terpukau oleh hembusan udaranya yang bersih dan sejuk, serta pesona alam sekitarnya nan rancak. Bagi turis yang suka dengan wisata tirta (air), di pulau ini tersedia berbagai permainan air yang seru dan menantang, seperti berperahu, berselancar, jet ski, banana boat, dan snorkeling. Hembusan angin dan gelombang lautnya relatif kecil karena Pulau Umang terletak di antara laut utara dan selatan Jawa, sehingga nyaman digunakan untuk berenang atau bermain ombak di pantainya. Di sini juga tersedia kolam renang yang terletak di pinggir laut, sehingga tepat sekali dipilih oleh turis yang ingin berenang di air tawar sembari menikmati panorama pantai yang indah. Sehabis berenang, turis dapat mencoba paket pijat jacuzzy untuk meregangkan urat-urat yang tegang dan tubuh yang pegal. Selain itu, juga tersedia paket spa dan pijatan aromaterapi sambil mendengarkan deburan ombak. Berbagai jenis ikan yang terdapat di perairan yang mengelilingi pulau wisata tersebut, mengakomodasi keinginan turis yang ingin menyalurkan hobi memancing. Di samping itu, turis juga dapat menikmati pesona kawasan wisata ini dengan cara berjemur di hamparan pasir putih yang bersih, duduk santai di bawah rindang pepohonan, atau melihat lokasi pengembangan terumbu karang (coral reef). Aktivitas lain yang dapat dilakukan oleh turis adalah mengelilingi kawasan wisata seluas 5 hektar tersebut dengan berjalan kaki. Ketika berkeliling, turis dapat melihat kekayaan flora dan faunanya, serta menikmati panorama Pulau Umang dari sudut pandang yang berbeda-beda. Ketika hari merangkak sore, eksotisme kawasan ini kian terasa. Pelancong dapat menikmati keeksotisannya sambil bersantai di resort, kafe-kafe, pondok-pondok wisata, dan shelter. Di depan setiap suites penginapan terdapat gazebo yang lokasinya dekat dengan pantai. Biasanya, gazebo tersebut merupakan tempat favorit pelancong untuk menikmati pesona matahari terbenam (sunset) dan Selat Sunda menjelang malam. Untuk tempat makan malam, kepada pelancong ditawarkan dua pilihan, yaitu di pinggir pantai sambil mendengarkan deburan ombak atau sembari mendengarkan alunan musik dan lagu di kafe. Sedangkan bagi pengunjung yang memiliki waktu berlebih dan ingin menikmati suasana lain, dapat mengunjungi Pulau Omar yang terletak di sebelah tenggara Pulau Umang. Pulau asri tersebut dapat diakses sekitar 10 menit dari Pulau Umang dengan menyewa perahu motor. Di pulau tak berpenghuni ini, pengunjung dapat menikmati hijau dan rimbun dedaunan dari berbagai jenis pepohonan, panorama pantai yang indah, pesona bawah laut dengan aneka spesies ikan yang berenang secara bergerombolan dan terumbu karang yang rancak, serta aneka permainan air yang seru. Secara administratif, Pulau Umang masuk dalam wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Indonesia. Jakarta—Pulau Umang berjarak sekitar 183 kilometer yang dapat ditempuh dalam rentang waktu sekitar 4 jam dengan menggunakan bus. Dari Jakarta, wisatawan dapat naik bus jurusan Kalideres-Labuan dengan ongkos Rp 25.000. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan naik bus jurusan Labuan—Sumur dengan ongkos Rp 15.000. Setelah sampai di

Page 16: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

508 Kepariwisataan : Provinsi Banten

dermaga Sumur, perjalanan dilanjutkan dengan naik perahu motor menuju Pulau Umang dengan waktu tempuh sekitar 10 menit. Selain itu, pengelola Pulau Umang juga menyediakan shuttle berupa minibus dari Jakarta dengan ongkos Rp 250.000 pergi-pulang per orang (Januari 2008).

a. Masjid Agung Banten Masjid Agung Banten merupakan situs bersejarah peninggalan Kesultanan Banten. Masjid ini dibangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1552—1570 M. Masjid ini memiliki halaman yang luas dengan taman yang dihiasi bunga-bunga flamboyan. Pada hari-hari tertentu, misalnya Maulid Nabi Muhammad SAW, masjid ini dipenuhi oleh ribuan peziarah dari berbagai daerah, seperti daerah Banten, Jakarta, Bekasi, Bogor,

Purwakarta, Sukabumi, hingga Bandar Lampung.

Selain sebagai obyek wisata ziarah, Masjid Agung Banten juga merupakan obyek wisata pendidikan dan sejarah. Dengan mengunjungi masjid ini, wisatawan dapat menyaksikan peninggalan bersejarah kerajaan Islam di Banten pada abad ke-16 M, serta melihat keunikan arsitekturnya yang merupakan perpaduan gaya Hindu Jawa, Cina, dan Eropa. Sejarah pendirian Masjid Agung Banten berawal dari instruksi Sultan Gunung Jati kepada anaknya, Hasanuddin. Konon, Sunan Gunung Jati memerintahkan kepada Hasanuddin untuk mencari sebidang tanah yang masih “suci” sebagai tempat pembangunan Kerajaan Banten. Setelah mendapat perintah ayahnya tersebut, Hasanuddin kemudian shalat dan bermunajat kepada Allah agar diberi petunjuk tentang tanah untuk mendirikan kerajaan. Konon, setelah berdoa, secara spontan air laut yang berada di sekitarnya tersibak dan menjadi daratan. Di lokasi itulah kemudian Hasanuddin mulai mendirikan Kerajaan Banten beserta sarana pendukung lainnya, seperti masjid, alun-alun, dan pasar. Perpaduan empat hal: istana, masjid, alun-alun, dan pasar merupakan ciri tradisi kerajaan Islam di masa lalu. Keunikan arsitektur Masjid Agung Banten terlihat pada rancangan atap masjid yang beratap susun lima, yang mirip dengan pagoda Cina. Konon, masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke Pulau Jawa ini desainnya dirancang dan dikerjakan oleh Raden Sepat. Ia adalah seorang ahli perancang bangunan dari Majapahit yang sudah berpengalaman menangani pembangunan masjid, seperti Demak dan Cirebon. Selain Raden Sepat, arsitek lainnya yang ditengarai turut berperan adalah Tjek Ban Tjut, terutama pada bagian tangga masjid. Karena jasanya itulah Tjek Ban Tjut memperoleh gelar Pangeran Adiguna.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 17: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

509 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Sumber Foto: feb05.multiply.com

Kemudian pada tahun 1620 M, semasa kekuasaan Sultan Haji, datanglah Hendrik Lucaz Cardeel ke Banten, ia seorang perancang bangunan dari Belanda yang melarikan diri dari Batavia dan berniat masuk Islam. Kepada sultan ia menyatakan kesiapannya untuk turut serta membangun kelengkapan Masjid Agung Banten, yaitu menara masjid serta bangunan tiyamah yang berfungsi untuk tempat musyawarah dan kajian-kajian keagamaan. Hal ini dilakukan sebagai wujud keseriusannya untuk masuk Islam. Karena jasanya tersebut, Cardeel kemudian mendapat gelar Pangeran Wiraguna. Menara masjid tersebut terletak di sebelah timur masjid. Menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, dengan diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, pengunjung harus melewati 83 buah anak tangga dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Dari atas menara ini, pengunjung dapat melihat pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai, karena jarak antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km. Pada zaman dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, bangunan ini difungsikan sebagai menara pandang ke lepas pantai. Selain itu, menara ini juga digunakan oleh masyarakat Banten untuk menyimpan senjata pada masa pendudukan Belanda. Selain menara, pada bagian depan masjid terdapat alat pengukur waktu shalat yang berbentuk lingkaran, dengan bagian atas berbentuk seperti kubah. Pada bagian atas kubahnya ditancapkan kawat berbentuk lidi. Melalui bayangan dari kawat itulah dapat diketahui kapan waktu shalat tiba. Keunikan lainnya nampak pada umpak dari batu andesit yang berbentuk labu dengan ukuran besar. Umpak batu ini terdapat di setiap dasar tiang masjid, pendopo, dan kolam untuk wudhu. Umpak besar seperti ini tidak terdapat di masjid-masjid lain di Pulau Jawa, kecuali di bekas reruntuhan masjid Kesultanan Mataram di daerah Plered, Bantul, Yogyakarta. Begitu pula dengan bentuk mimbar yang besar dan antik, tempat imam yang berbentuk kecil, sempit, dan sederhana juga menunjukkan kekhasan masjid ini.

Page 18: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

510 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Sumber Foto: feb05.multiply.com

Di serambi kiri masjid ini terdapat makam Sultan Maulana Hasanuddin dengan permaisurinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nashr Abdul Kahhar (Sultan Haji). Sementara di serambi kanan, terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, Sultan Abdul Fattah, Pangeran Aria, Sultan Mukhyi, Sultan Abdul Mufakhir, Sultan Zainul Arifin, Sultan Zainul Asikin, Sultan Syarifuddin, Ratu Salamah, Ratu latifah, dan Ratu Masmudah. Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Propinsi Banten, Indonesia. Masjid Agung Banten berada sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Pengunjung dapat menuju lokasi dengan kendaraan pribadi atau naik bus. Dari Terminal Pakupatan, Serang, Pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan bus jurusan Banten Lama dengan tarif Rp 4.000 atau dapat juga mencarter angkot dengan biaya sekitar Rp 40.000 (Juni 2008). Perjalanan dari Terminal Pakupatan, Serang, menuju ke lokasi masjid memerlukan waktu sekitar setengah jam. Memasuki kawasan obyek wisata Masjid Agung Banten tidak dipungut biaya. Namun, apabila memasuki tempat-tempat seperti menara, tempat wudhu, dan kompleks makam sultan, pengunjung diwajibkan membayar rata-rata Rp 1.000 (Juni 2008).

b. Wihara Avalokitesvara Dalam catatan sejarah, keberadaan Vihara Avalokitesvara ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Syarif Hidayatullah (1450-1568 M), atau yang lebih populer dengan nama Sunan Gunung Djati, salah seorang wali dari Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Beliau terpantik mendirikan sebuah vihara di Serang karena melihat banyaknya perantau dari Tiongkok beragama Buddha yang membutuhkan tempat ibadah.

Menurut versi lain, ide mendirikan vihara muncul setelah beliau menikah dengan salah seorang putri Tiongkok. Karena banyak di antara pengikut putri tersebut yang masuk Islam, Sunan Gunung Djati kemudian membangun sebuah masjid bernama Masjid Pecinan, yang

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 19: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

511 Kepariwisataan : Provinsi Banten

kini tinggal puingnya saja. Sedangkan bagi mereka yang tetap bertahan dengan keyakinannya semula, dibuatkan sebuah vihara. Vihara yang termasuk dalam Kawasan Situs Banten Lama dan konon dibangun sekitar tahun 1652 M ini diberi nama Vihara Avalokitesvara. Nama vihara tersebut diambil dari nama salah seorang penganut Buddha, yaitu Bodhisattva Avalokitesvara, yang artinya “mendengar suara dunia.”

c. Klenteng Tanjung Kait Klenteng Tanjung Kait adalah salah satu obyek wisata sejarah yang terletak di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Klenteng yang dibangun pada tahun 1792 M ini juga disebut sebagai Klenteng Tjoe Soe Kong. Menurut masyarakat setempat, sejak tahun 1960 M banyak orang yang datang untuk sembahyang dan berdoa ke kelenteng ini, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Selain sebagai tempat sembahyang dan berdoa, klenteng ini juga dipercaya sebagai tempat yang tepat untuk meramal nasib. Pada zaman dulu, klenteng ini merupakan tempat berlindung masyarakat Banten ketika terjadi bencana letusan Gunung Krakatau yang menimbulkan gelombang tsunami. Walaupun tidak jauh dari bibir pantai, klenteng ini terhindar dari terjangan gelombang tsunami itu. Karena sebagai tempat berlindung itulah, maka masyarakat Banten mengenang peristiwa itu dengan menetapkannya sebagai klenteng yang bersejarah. Oleh Pemerintah Propinsi Banten, klenteng ini ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dijaga dan dilindungi keberadaannya.

a. Wayang Garing Wayang Garing adalah seni pertunjukan wayang kulit yang berkembang di Kabupaten Serang, Propinsi Banten. Menurut sejarah, usaha untuk menciptakan pertunjukan wayang ini sudah dirintis sejak masa Sultan Ageng Tirtayasa. Ide pembentukan seni pertunjukan Wayang Garing bertujuan untuk menceritakan tentang perjalanan sultan-sultan di Banten serta cerita tentang babad Banten, agar sejarah mengenai Banten tetap dikenang oleh masyarakat.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 20: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

512 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Namun seiring dengan perkembangan waktu, tema cerita yang dipentaskan dalam Wayang Garing mengalami perubahan. Selain tema yang menceritakan perjalanan sultan-sultan Banten dan babad Banten, juga dikembangkan tema-tema lain yang dikutip dari kisah-kisah dalam Mahabarata, Ramayana, dan Lokapala. Dengan demikian, cerita yang dipentaskan dalam Wayang Garing tidak hanya bernilai sejarah tetapi juga bernilai hiburan. Pada awalnya, seni pertunjukan ini tidak berbeda dengan wayang kulit lainnya, yaitu melibatkan swarawati (pesinden) dan pemukul gamelan (pangrawit). Namun, karena kurangnya dana dari sang dalang dan tidak adanya bantuan modal dari sultan Banten, akhirnya peran pesiden dan pangrawit kemudian dimainkan sendiri oleh sang dalang dengan menggunakan instrumen mulut. Adapun, bahasa pengantar yang digunakan dalam pertunjukannya adalah bahasa Jawa Serang dan bahasa Sunda. Pada zaman dulu, seni pertunjukan Wayang Garing dipentaskan ketika musim panen telah tiba. Hal ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, seni pertunjukan ini juga dipentaskan pada hajatan lainnya seperti upacara pernikahan, tasyakuran dan peringatan hari-hari besar.

b. Debus Bila Anda berkunjung ke Provinsi Banten, provinsi yang memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2000 berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000, sempatkanlah menyaksikan atraksi kesenian Debus. Sebab, di provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Jawa tersebut, debus merupakan salah satu paket wisata andalan yang ditawarkan kepada turis yang

berkunjung ke sana.

Istilah debus berasal dari bahasa Arab yang artinya tongkat yang terbuat dari besi yang ujungnya runcing dan memiliki hulu yang bundar. Konon, kesenian yang bagi sebagian orang terbilang ekstrem ini, dibawa ke Banten oleh penyebar agama Islam yang berasal dari Al-Madad, nama sebuah daerah di Timur Tengah pada abad ke-13 M. Melalui kesenian debus, ia kemudian memperkenalkan ajaran Islam secara perlahan-lahan kepada masyarakat Banten. Sebagian yang lain berpendapat bahwa kesenian debus merupakan penggalan dari ajaran tarekat Rifa`iyah, sebuah aliran tarekat yang dibawa ke Aceh oleh Nuruddin Ar-Raniry pada abad ke-16 M. Inti ajaran tarekat ini adalah perasaan gembira ketika berjumpa dengan Allah SWT (epiphany). Ketika mengalami epifani, seseorang akan kebal terhadap apapun, termasuk senjata tajam. Konon, ajaran tarekat ini dibawa ke Banten oleh para pengawal Cut Nyak Dien (1848—1908 M) ketika pejuang perempuan dari tanah Rencong itu diasingkan Belanda ke Sumedang. Di antara para pengawal Cut Nyak Dien, terdapat orang yang menguasai dengan baik kesenian debus dan kemudian mengajarkannya kepada masyarakat Banten. Ketika tampuk kekuasaan Kesultanan Banten dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1692 M), debus dijadikan alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dan rakyat Banten untuk melawan kolonial Belanda. Dewasa ini, debus lebih populer sebagai seni bela diri yang mendemonstrasikan berbagai atraksi kekebalan tubuh kepada penonton. Kesenian ini sering ditampilkan pada festival kebudayaan, upacara adat, maupun hiburan masyarakat.

Sumber Gambar : http://2.bp.blogspot.com

Page 21: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

513 Kepariwisataan : Provinsi Banten

a. Desa Wisata Sawarna Kabupaten Lebak merupakan tempat tujuan wisata terkenal di Provinsi Banten, selain Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. Bila Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang populer dengan pesona wisata pantai nan eksotis, daya tarik Kabupaten Lebak terletak pada suasana alam pedesaan yang agraris. Salah satunya adalah Desa Wisata Sawarna yang terletak di Kampung Gendol, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak.

Menurut sejarahnya, pada zaman kolonial Belanda, Desa Sawarna merupakan sentra perkebunan kelapa untuk diolah menjadi kopra dan minyak kelapa. Konon, Jean Louis Van Gought adalah orang Belanda pertama yang membuka perkebunan kelapa di sana pada sekitar tahun 1907 M. Sampai sekarang pun desa ini masih terkenal sebagai sentra penghasil kelapa di Kabupaten Lebak. Kelapa dari desa ini banyak dikirim ke Jakarta, Bandung, Bogor, dan kota-kota lainnya. Ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Desa Sawarna dijadikan lokasi penambangan emas. Sebagai buktinya, di desa nan permai ini masih terdapat lobang-lobang bekas penggalian emas. Oleh sebab itu, masuk akal kiranya bila desa yang berada di ujung selatan Provinsi Banten tersebut dinamakan Desa Sawarna yang berasal dari akar kata suarna yang artinya emas. Dewasa ini, desa yang terletak di sebelah barat Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ini terkenal sebagai desa wisata yang mempunyai berbagai destinasi wisata, seperti pantai, sungai, hutan, panjat tebing, gua, dan agrowisata yang ramai dikunjungi oleh turis domestik dan mancanegara pada akhir pekan dan hari-hari libur lainnya. Melihat potensi wisata yang sedemikian rupa, sejak tahun 2000 Desa Sawarna menjadi desa binaan Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Banten. Dan, pada tahun 2004, pemerintah Provinsi Banten meresmikannya sebagai desa wisata. Eksotis, rancak, dan lengkap. Begitu kira-kira kesan para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Sawarna. Sebab, di desa ini terdapat berbagai destinasi wisata yang elok dipandang mata, sehingga sayang jika tidak dikunjungi.

Sumber Gambar: http://wisatamelayu.com

Page 22: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

514 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Suasana alami Desa Wisata Sawarna

Sumber foto: santipanon.multiply.com Begitu menginjakkan kaki di desa wisata ini, wisatawan akan terkesan dengan areal persawahan yang membentang luas, panorama desa yang asri, hembusan sejuk udara khas daerah agraris, dan jejeran pohon kelapa dan pohon jati yang bagai pagar betis desa itu. Keramahan dan antusias yang diperlihatkan masyarakatnya kepada setiap pengunjung melengkapi daya tarik desa wisata ini.

Gua Lalay

Sumber foto: santipanon.multiply.com Bagi pecinta gua, Desa Sawarna merupakan pilihan yang tepat. Sebab, di desa ini terdapat banyak gua. Oleh sebab itu, Desa Sawarna juga dijuluki sebagai “desa seribu gua”. Gua Lalay dan Gua Lauk merupakan dua gua yang populer dan sering dikunjungi oleh para wisatawan. Gua Lalay merupakan gua batu gamping (karst) yang memiliki stalagmit (susunan batu kapur berbentuk kerucut berdiri tegak di lantai gua) dan stalaktit (batangan kapur yang terdapat pada langit-langit gua dengan ujung yang meruncing ke bawah) memesona yang terbentuk akibat tetesan air dalam kurun waktu yang lama. Bagian dasar gua adalah sungai bawah tanah yang berlumpur dengan ketebalan antara 10 sampai 15 sentimeter. Gua yang panjangnya diperkirakan mencapai 100 meter ini dinamakan Gua Lalay karena di langit-langit gua terdapat banyak kelelawar, yang dalam bahasa Sunda disebut lalay. Sedangkan di Gua Lauk, wisatawan akan terkesan dengan lorong-lorong gua yang lumayan lebar dan rancak. Untuk menikmati pesona stalagmit dan stalaktitnya, wisatawan harus melintasi sungai di

Page 23: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

515 Kepariwisataan : Provinsi Banten

dalam gua yang kedalaman airnya sepinggang orang dewasa. Konon, dahulu di dalam gua ini terdapat banyak ikan, sehingga penduduk setempat kemudian menamakannya Gua Lauk. Selain untuk tujuan rekreasi, gua-gua yang terdapat di Desa Sawarna juga ramai didatangi oleh para pemburu harta karun dari berbagai daerah di Indonesia. Di dalam gua-gua tersebut masih ditemukan sisa-sisa peralatan yang digunakan oleh tentara Jepang, seperti rongsokan mobil jeep, sepeda, selongsong peluru dan mortir, peralatan memasak, dan bahkan emas. Setelah puas menikmati pesona gua, para turis dapat menikmati panorama pantai yang memesona. Tercatat, Pantai Ciantir dan Pantai Tanjung Layar sebagai pantai yang banyak dikunjungi wisatawan.

Pantai Sawarna yang memesona

Sumber foto: robertadhiksp Pantai Ciantir, atau yang juga populer dengan nama Pantai Sawarna, merupakan sebuah pantai yang kondang dengan hamparan pasir putihnya. Pasir pantainya yang padat dan kering, serta panjangnya yang mencapai tiga kilometer, dapat mengakomodir keinginan wisatawan untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berjemur, sepak bola pantai, dan voli pantai. Pantai perawan yang terletak di sebelah selatan desa wisata ini juga menjadi tempat favorit wisatawan menanti detik-detik menjelang terbenamnya matahari (sunset). Sedangkan ombak lautnya yang bergulung-gulung, layaknya ombak laut selatan pada umumnya, tepat sekali dipilih wisatawan yang ingin memacu andrenalin atau menyalurkan hobi berselancar. Biasanya, peselancar dari dalam dan luar negeri berdatangan ke tempat ini pada rentang waktu April—September setiap tahunnya.

Pantai Tanjung Layar

Sumber foto: wolf dean

Page 24: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

516 Kepariwisataan : Provinsi Banten

Sementara itu, berwisata ke Desa Sawarna tentu belum lengkap bila belum mengunjungi Pantai Tanjung Layar. Dinamakan demikian karena di sana terdapat dua batu besar mirip layar kapal yang lokasi pantainya menjorok ke laut. Bila Pantai Ciantir terkenal dengan pasir putih dan ombak lautnya yang bergulung-gulung, daya tarik Pantai Tanjung Layar terletak pada dua batu besar mirip layar yang dikelilingi oleh gugus karang (barier). Dua batu tersebut kerap dijadikan wisatawan sebagai latar untuk berfoto. Selain itu, obyek wisata yang berjarak sekitar dua kilometer dari Desa Sawarna ini juga terkenal dengan pesona pantainya nan rancak dan air lautnya yang jernih. Di celah-celah cekungan karang, wisatawan dapat melihat secara kasat mata terumbu karang, rumput laut, dan ikan warna-warni yang berenang bergerombolan.

Pesona areal persawahan Desa Wisata Sawarna

Sumber foto: santipanon.multiply.com Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana yang berbeda, dapat melakukan kegiatan agrowisata di areal persawahan, mencari batu-batu hias yang banyak terdapat di Sungai Cisawarna, mengunjungi tempat pelelangan ikan, melakukan olahraga panjat tebing, atau melihat kekayaan flora dan fauna hutan suaka alam yang terletak di sebelah timur desa. Sedangkan bagi wisatawan yang punya banyak waktu, dapat mengunjungi sentra pembuat gula kelapa, sentra pengrajin gitar dan biola, makam Jean Louis Van Gought, Tapak Sikabayan, dan lain sebagainya. Secara administratif, Desa Wisata Sawarna masuk dalam wilayah Kampung Gendol, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Jakarta—Sawarna berjarak sekitar 250 kilometer yang dapat ditempuh sekitar 6—7 jam perjalanan dengan bus. Dari Jakarta, bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi atau bus carteran, dapat mengunjungi Desa Wisata Sawarna melalui rute Jakarta—Serang—Malimping—Bayah—Sawarna, atau melalui rute Jakarta—Balaraja—Maja—Rangkasbitung—Malimping—Bayah—Sawarna. Sedangkan bagi wisatawan yang menggunakan bus umum, dari Jakarta disarankan naik bus menuju Terminal Bus Bogor. Dari Terminal Bus Bogor lalu naik bus menuju Pelabuhan Ratu. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju Pasar Kecamatan Bayah atau Terminal Bus Bayah. Setelah itu, wisatawan dapat menuju Desa Wisata Sawarna dengan naik jeep, yaitu mobil bergardan ganda yang sesuai dengan kondisi medan menuju Desa Sawarna yang naik-turun dan berkelok-kelok. Bagi wisatawan yang menggunakan bus umum, sebaiknya tiba di Terminal Bayah sebelum jam lima sore. Sebab jeep dari Terminal Bayah menuju Desa Wisata Sawarna akan berakhir pada jam lima sore. Selain jeep, dari Terminal Bayah juga tersedia ojek menuju Desa Wisata Sawarna.

Page 25: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

517 Kepariwisataan : Provinsi Banten

a. Sate Bandeng Sate bandeng merupakan masakan khas yang terdapat di Kabupaten Serang, Banten. Disebut sate karena ikan bandeng yang telah diolah, dijepit dengan bambu, kemudian dibakar sehingga mirip sate.

Konon, masakan ini merupakan ide dari Sultan Banten. Pada masa itu, sultan ingin menyajikan masakan ikan bandeng kepada para tamu tanpa harus merepotkan tamu untuk memisahkan tulang ikan bandeng dari dagingnya. Sejak itulah kemudian sate

bandeng mulai dikenal dan menjadi menu masakan khas kerajaan Banten. Sampai saat ini, menu masakan ini

masih tetap digemari oleh masyarakat Banten. Hal ini terlihat pada banyaknya warga Banten yang masih menyajikan sate bandeng pada acara perayaan hari-hari besar, upacara pernikahan, maupun hajatan lainnya. Berkunjung ke Banten rasanya kurang lengkap sebelum merasakan kelezatan sate bandeng. Selain rasanya yang gurih dan kaya dengan protein, masakan ini juga unik karena antara daging dan tulangnya sudah terpisah, sehingga memudahkan orang yang menyantapnya. Sajian sate bandeng akan lebih nikmat apabila disantap pada saat masih hangat. Keistimewaan lainnya dari masakan ini adalah kemampuannya bertahan selama tiga hari. Bahkan, masakan ini dapat bertahan hingga satu minggu jika disimpan di dalam lemari pendingin. Karena sate bandeng merupakan menu masakan yang mempunyai nilai sejarah dan tergolong unik, serta jarang ditemukan di kota-kota lain, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Serang-Banten menjadikannya sebagai masakan khas daerah. Wisatawan yang ingin menikmati masakan ini dapat berkunjung ke kota Serang-Banten, Indonesia. Di kota ini banyak warung yang menjual sate bandeng. Sate bandeng per tusuk dijual dengan harga Rp 13.000. Namun, jika pengunjung menginginkan ikan bandeng untuk dimasak di rumah, biasanya harga per ekor ikan bandeng sekitar Rp 8.000 sampai dengan Rp 20.000 hal ini tergantung besar kecilnya ikan (Juni 2008).

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com

Page 26: Kepariwisataan : Provinsi Banten - ujp.ucoz.com · Pelabuhan Laut = Merak, Anyer dan Labuan 9. Perguruan Tinggi ... tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset,

518 Kepariwisataan : Provinsi Banten

b. Rabeg Berkunjung ke Banten menjadi kurang berkesan tanpa mencicipi kelezatan masakan yang disebut rabeg. Rabeg adalah menu masakan berkuah yang terbuat dari daging kambing dan jeroannya. Proses pembuatan masakan ini dimulai dari mengiris daging dan jeroan kambing dalam bentuk kecil-kecil. Selanjutnya hasil irisan daging dan jeroan tersebut dicampur menjadi satu dan dituangi air yang telah diberi bumbu sebagai kuahnya. Setelah itu dimasak sampai daging

berubah warna agak kecoklatan dan bumbu dianggap sudah meresap. Proses ini

membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam. Sampai sekarang, belum ada yang mengetahui siapa yang pertama kali memperkenalkan masakan ini. Oleh masyarakat Serang, dahulu masakan ini dianggap sakral, karena merupakan simbol penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga masakan ini hanya dapat dijumpai pada perayaan maulud Nabi Muhammad SAW. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, nilai kesakralan masakan ini semakin pudar. Ia tidak hanya dijumpai pada peringatan maulud Nabi Muhammad SAW saja, tetapi juga dapat dijumpai pada berbagai hajatan, seperti aqiqah, tasyakuran, pesta perkawinan, dan lain-lain. Bahkan, masakan ini sekarang dijual bebas, dan mudah dijumpai di rumah makan dan restoran yang ada di sekitar Kota Serang. Keistimewaan masakan rabeg terletak pada kuahnya yang terbuat dari air murni yang diberi bumbu dan rempah-rempah, seperti jahe, lada, dan cabe merah, yang berfungsi sebagai penghangat tubuh. Kuahnya berwarna coklat, akibat dari bercampurnya berbagai macam bumbu. Kuah tersebut dianggap dapat mengurangi kandungan lemak. Keistimewaan lainnya, rabeg juga dilengkapi dengan aneka lalapan seperti timun, wortel, dan kobis. Aneka lalapan ini merupakan hidangan yang dipercaya sebagai penurun tekanan darah akibat mengkonsumsi rabeg secara berlebihan. Sehingga para pengunjung tidak perlu khawatir dengan naiknya tekanan darah setelah menikmatinya. Wisatawan yang ingin menikmati rabeg, dapat berkunjung ke Kota Serang, Propinsi Banten. Di kota ini banyak terdapat warung makan yang menyajikan masakan khas rabeg, seperti warung-warung di Kampung Magersari yang terletak di depan Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Serang. Selain itu, masakan ini juga bisa ditemukan di Jalan Banten Raya No. 40, Desa Lopang Cilik, Kabupaten Serang.

Satu porsi rabeg dijual dengan harga Rp. 8.000 (Juli 2008) yang terdiri dari rabeg, nasi samin, emping melinjo, aneka lalapan seperti timun, wortel, dan kubis yang telah diiris kecil-kecil, dan segelas teh manis.

Sumber Gambar : http://wisatamelayu.com