BAB I
BAB. IPENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul dengan judul Mengoperasikan Mesin Produksi dengan Kendali
Elektronik merupakan kelanjutan dari modul PTL. KON.007 dan
PTL.KON.008, pada program keahlian pemanfaatan energi listrik/
bidang keahlian Ketenaga Listrikan, kurikulum edisi 2004.
Modul mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik
diberi kode modul PTL OPS 005 (2) A. Modul ini berisikan system
pengendali yang menggunakan peralatan elektronik, kemudian
dimanfaatkan pada mesin produksi sehingga cara mengoperasikan mesin
produksi akan lebih aman dan praktis.
Setelah menguasai modul ini peserta DikLat memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap bagaimana cara mengendalikan mesin produksi
dengan menggunakan kendali elektronik.
B. Prasyarat
Modul ini merupakan modul yang menunjang pada modul PTL.HAR.007
dan PTL.HAR.01208.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Petunjuk bagi Peserta DikLat
Sebelum mempelajari materi pada bahan ajar ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan:a. Memahami tujuan pembelajaran system
dengan kompetensi yang harus dicapai.
b. Membaca tahap demi tahap seluruh materi yang disajikan.
c. Materi bahan modul ini bersifat konsep dasar system
pengendali elektronik, yang pelaksanaan prakteknya dapat dilakukan
diruangan praktek sedangkan untuk pengembangannya dapat dilakukan
di industri.
d. Untuk meyakinkan pemahaman materi bahan ajar ini, peserta
DikLat harus menyelesaikan semua tugas pada lembaran tugas di akhir
modul ini dan diserahkan pada guru pembimbing secara individu/
perseorangan.
e. Jika nilai hasil belajar kurang dari 80% Anda belum berhasil
dan harus mengulang lagi seluruh materi pada kegiatan belajar
tersebut.
f. Jika melaksanakan kegiatan praktek ikutilah prosedur petunjuk
yang ditentukan pada lembar kerja dan bertanyalah pada guru
pembimbing setiap ada kesulitan.
2. Petunjuk bagi Guru Pembimbing
Guru pembimbing berperan sebagai motivator, evaluator, serta
administator sebagai berikut:
a. Membantu siswa/peserta DikLat dalam melaksanakan proses
belajar.
b. Membimbing siswa/peserta DikLat melalui tugas-tugas pelatihan
yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu siswa/peserta DikLat dalam memahami konsep-konsep
teori maupun praktek melalui dialog/tanya jawab.
d. Membantu siswa/peserta DikLat untuk menambah wawasan melalui
pengalaman membaca buku-buku referensi atau melalui nara sumber
dari luar sekolah misal dari DUDI.e. Merencanakan dan melaksanakan
penilaian serta menyiapkan perangkatnya.
f. Menjelaskan tentang kompetensi yang harus dikuasai serta
merencanakan pembelajaran selanjutnya.
g. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.
D. Tujuan Akhir
Pada akhir pembahasan/pembelajaran peserta didik diharapkan
dapat:
1. Menggambar rangkaian mesin produksi dengan kendali
elektronik.
2. Menjelaskan cara kerja rangkaian mesin prodiksi dengan
kendali elektronik.
3. Mengidentifikasikan komponen pada rangkaian mesin produksi
dengan kendali elektronik.
4. Membuat rangkaian kendali mesin produksi dengan kendali
elektronik
5. Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik.
6. Membuat laporan mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektronik.
E. Kompetensi
KOMPETENSI
: Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektronikKODE
: PTL.OPS.005(2).ADURASI PEMELAJARAN: 40 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCIABCDEFG
1111111
KONDISI KINERJADalam melaksanakan kompetensi ini harus didukung
dengan tersedianya:
Kebijakan yang berlaku diperusahan harus dipatuhi
Peralatan dan sarana yang terkait untuk pelaksanaan harus
disediakan
Dalam melakukan pekerjaan ini harus diperhatikan SOP yang
berlaku ditempat kerja serta peraturan keselamatan kerja yang
berlaku diperusahaan harus dipatuhi
SUB KOMPETENSIKRITERIA KINERJALINGKUP BELAJARMATERI POKOK
PEMELAJARAN
SIKAPPENGETAHUANKETERAMPILAN
Mempersiapkan operasi mesin produksi dengan kendali
elektronikPeralatan yang berkaitan dengan pengoperasian
di-identifikasi masing-masing fungsinya sesuai SOP
Diagram kerja dan sistem kelistrikan dipahami berdasar-kan
standar praktis
Tombol dan indikator operasi diidentifikasi sesuai dengan
diagram dan urutan operasi
Kebijakan dan prosedur K3 dipahamiMeliputi jenis pengasutan
motor listrik sebagai peng-gerak mesin produksiMengikuti standar K3
dalam pengoperasian pengoperasian mesin produksi dengan kendali
elektro mekanik
Mengkoordinasikan per-siapan pengoperasian mesin produksi dengan
kendali elektro mekanik kepada pihak lain yang berwenangMemahami
SOP peng-operasian mesin produksi dengan kendali elektro-nik
Mengidentifikasi komponen pengoperasi-an mesin produksi dengan
kendali elektronik
Memahami fungsi komponen pengopera-sian mesin produksi dengan
kendali elektronik
Memahami diagram kerja dan sistem kelistrikan
Memahami urutan operasi mesin produksi dengan kendali
elektronik
Memahami kebijakan dan prosedur K3 peng-operasian mesin produksi
dengan kendali elektronikMempersiapkan pekerja-an pengoperasian
mesin produksi dengan kendali elektronik
Memeriksa komponen pengoperasian mesin produksi dengan kendali
elektronik
Melaksanakan operasiPersonel yang berwenang di-koordinasi untuk
meyakinkan bahwa pelaksanaan persiapan terkoordinasi secara efektif
dengan pihak lain yang ter-kait
Tombol atau indikator yang berkaitan dengan operasi dipersiapkan
sesuai SOP
Operasi dilaksanakan sesuai deskripsi/urutan kerja pada
SOPMeliputi jenis pengasutan motor listrik sebagai peng-gerak mesin
produksiMelakukan koordinasi persiapan pengoperasian dengan pihak
lain yang berwenangMengidentifikasi gambar rangkaian kendali
elektronik sesuai dengan rencana kerja
Mengidentifikasi bahan dan perlengkapan kerja pemeliharaan
kendali elektonik
Mengidentifikasi perleng-kapan dan lokasi kerja pemeliharaan
kendali elektronik
Mengidentifikasi lokasi dan keselamatan kerja pada pekerjaan
pemeli-haraan kendali elektronik
Memilih bahan dan spare part kendali ElektronikMenyiapkan tombol
dan indikator pengoperasian mesin produksi dengan kendali
elektronik
Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali elektronik
Mengamati dan menangani masalah operasiGangguan yang berkaitan
dengan penyimpangan operasi diidentifikasi, dengan memperhatikan
toleransi yang ditetapkan sesuai instruksi manual
Penyimpangan yang teriden-tifikasi penyebabnya ditentu-kan
alternatif penanggulang-annya
Alternatif penyelesaian masalah dikonsultasikan dengan pihak
terkait di tempat kerja
Pemecahan masalah ganggu-an dilaksanakan sampai dengan gangguan
diselesai-kanMeliputi jenis pengasutan motor listrik sebagai
peng-gerak mesin produksiMengkonsultasikan alternatif pemecahan
masalah gangguan pada pihak terkaitMenganalisa gangguan pada
pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektronik
Memahami cara meng-atasi gangguan pada pengoperasian mesin
produksi dengan kendali elektronikMengatasi gangguan pada
pengoperasian mesin produksi dengan kendali elektronik
Membuat laporan pengoperasianLaporan dibuat sesuai dengan format
dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.
Format laporan disimpan/diarsipkan sesuai prosedur yang
ditetapkanMeliputi jenis pengasutan motor listrik sebagai
peng-gerak mesin produksiMengikuti prosedur pem-buatan laporan
Mengikuti prosedur pe-nyimpanan/ pengarsipan laporanMemahami
cara mem-buat laporan pengopera-sian mesin produksi dengan kendali
elektronikMembuat laporan pengoperasian mesin produksi dengan
kendali elektonik
F. Cek Kemampuan
Pelajari dan coba jawab pertanyaanpertanyaan dibawah ini secara
lengkap!
Jika merasa telah menguasai dan mampu, Anda bisa langsung
mengajukan uji kompetensi assessor internal atau eksternal melalui
guru pembimbing.
1. Tuliskan 2 fungsi transistor?
2. Gambarkan symbol transistor jenis PNP dan NPN?
3. Apakah yang dimaksud transistor dalam keadaan saturasi?
4. Jelaskan bagaimana cara menentukan kaki basis pada
transistor?
5. Gambarkan symbol dari sebuah SCR?
6. Jelaskan bagaimana cara menentukan kaki gate pada SCR?
7. Tuliskan 3 macam type SCR yang Anda ketahui?
8. Singkatan dari apakah UJT?
9. Gambarkan symbol TRIAC lengkap dengan notasi dari ketiga
kakinya?
10. Apakah fungsi dari DIAC?
BAB. II
PEMELAJARANA. Rencana Belajar Peserta DikLat
Kompetensi : A. Mengoperasikan mesin produksi dengan kendali
elektronik.
Sub Kompetensi :A.1. Mempersiapkan operasi mesin produksi dengan
kendali elektronik.
A.2. Melaksanakan operasi.
A.3. Mengamati dan menangani masalah operasi
A.4. Membuat laporan pengoperasian.
Jenis KegiatanTanggalWaktuTempat BelajarAlasan PerubahanTanda
Tangan
B. Kegiatan Belajar Peserta Diklat
KEGIATAN BELAJAR 1. Transistora. Tujuan Kegiatan
PembelajaranSetelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1, peserta
DikLat akan dapat:
1. Menjelaskan susunan bahan dan symbol transistor.
2. Mejelaskan cara kerja transistor sebagai switch.
3. Mengidentifikasi komponen-komponen pada pengendali beban
menggunakan transistor.
4. Memahami dasar kerja latching.
b. Uraian materi
1. Susunan Bahan dan Symbol TransistorKata transistor berasal
dari dua kata transfer dan resistor ini menandakan bahwa transistor
ialah alat yang dapat memindahkan daya dari suatu rangkaian ke
rangkaian lain. Pada saat berfungsi sebagai resistor non linear,
transistor yang paling banyak digunakan adalah junction transistor,
yang akan dibahas dalam job ini. Gambar di bawah ini merupakan
susunan bahan dari transistor.
Kolektor Emitter
Base Base
Emitter Kolektor
Gambar 1a. Transistor PNP Gambar 1b. Transistor NPN
Transistor junction sama sederhananya dengan dioda junction.
Seperti terlihat pada gambar 1a & 1b, transistor junction
terbentuk dari dua cara, yaitu menempatkan lempeng bahan type-N
diantara bahan type-P atau lempeng bahan type-P diantara bahan
lempeng type-N. Setelah itu dua kaki terpasang pada dua sisi dan
satu kaki di sisi lainnya. Untuk membuat hubungan dengan rangkaian
luar.
Jika emitter dan kolektor terbuat dari bahan type-N, maka
disebut transistor NPN. Jika emitter dan kolektor terbuat dari
bahan tipe-P maka disebut transistor PNP. Keduanya digunakan pada
system pengontrolan.
Gambar1c. Simbol Transistor PNP Gambar 1d. Simbol Transistor
NPN
Transistor bekerja berdasarkan arus basis yang masuk pada
junction jika basis diberi arus positif atau negatif sesuai dengan
jenisnya, maka emitter dan kolektor akan konduk dan dapat
memberikan arus pada beban.
2. Transistor sebagai Switcha. Kondisi CUT-OFF Transistor
Gambar2a. dibawah ini memperlihatkan transistor yang dirangkai
sedemikian rupa (rangkaian Common-Emitter), dimana tahanan beban RL
dianggap terhubung seri dengan lainnya.
Tegangan total yang terdapat pada ujung-ujung rangkaian seri ini
sama dengan tegangan catunya (UCC) dan diberi notasi UR dan
UCE.
Gambar 2a. Rangkaian Commen Emitter
Menurut hukum Kirchoff:
UCC = UCE + URArus kolektor IC mengalir melalui RL dan drop
tegangannya adalah IC.RL sehingga
UCC = UCE + IC . RLMisalkan basis memperoleh bias negatif
(reverse) yang Sedemikian besar sehingga memutuskan (cut-off) arus
kolektor, dan untuk keadaan ini arus kolektor sama dengan nol.
IC . RL = 0 sehingga UCC = UCEBila transistor kita anggap
sebagai switch, maka pada keadaan ini switch tersebut akan ada
dalam keadaan terbuka (OFF).
b. Kondisi Saturasi Transistor
Bila sekarang basis diberi bias arus maju (forward) sampai pada
titik dimana seluruh tegangan UCC muncul sebagai drop tegangan pada
RL, maka pada keadaan ini dapat ditulis:
IC . RL = UCC
Dari persamaan:
UCC = IC . RL + UCE
UCE = UCC IC . RLKarenaIC . RL = UCC makaUCC IC . RL = 0
danUCE = 0
Dengan demikian bila IC diperbesar pada suatu titik dimana
seluruh tegangan UCC muncul pada RL, maka tidak tersisa tegangan
pada kolektor. Keadaan seperti ini dikatakan kondisi saturasi
(jenuh) dari transistor tersebut. Dan jika transistor dianggap
sebagai sakelar (switch), maka pada kondisi ini switch tersebut
dalam keadaan tertutup (ON).
c. Dasar Latching
Dua buah transistor dari tipe PNP dan NPN dikatakan komplement
jika mempunyai karakteristik yang serupa.
Gambar 2c & 2d. memperlihatkan cara menghubungkan transistor
yang komplementer tadi sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian
Cascade.
Gambar 2 c.
Gambar 2d.
Rangkaian ini bila diberi catu daya sedemikian rupa seperti yang
terlihat pada gambar 2c & 2d, dan dimana basis dalam keadaan
terbuka serta dengan suatu kancing (latch).
Dalam keadaan demikian ini transistor tidak bekerja (cut-off),
atau sama saja dengan switch dalam keadaan terbuka.
Dengan mengabaikan arus bocor, maka dapat dikatakan IC = 0.
Salah satu cara guna menutup latch ini adalah dengan system
penyulutan (triggering) pada elektroda basis dari salah satu
transistor tersebut. Misal trigger positif diberikan pada basis
dari Q2 ini berarti emitter basis Q2 memperoleh forward bias dan Q2
mulai menghantar. Karena kolektor Q2 dihubungkan langsung dengan
basis Q1 maka Q1 memperoleh input dan selanjutnya akan memberikan
penguatan sehingga timbul IC pada Q1 dan arus ini merupakan input
bagi Q2 dan akan diperkuat lagi oleh Q2 tersebut.
Proses penguatan ini berlangsung terus sehingga
transistor-transistor tersebut mencapai keadaan saturasi, dan dalam
keadaan saturasi ini transistor akan merupakan rangkaian hubung
singkat sehingga tegangan pada latch akan sama dengan nol dan arus
yang mengalir adalah:
IC = UCC
RL
Guna menutup latch tersebut dapat juga dilakukan dengan memberi
trigger negatif pada basis Q1 yang mana akan menyebabkan forward
bias pada Q1.
Cara lain adalah dengan memberi tegangan UCC sedemikian besar
sehingga melampaui tegangan break-down dari dioda kolektor salah
satu dari transistor tersebut. Dengan terjadinya break-down ini,
maka timbul kolektor yang akan diterima basis transistor berikutnya
dan diperkuat dan cara ini disebut sebagai Break Over System.
Guna membuka latch tersebut ada beberapa cara, yaitu:
Mengurangi tegangan catu UCC sehingga arus beban berkurang.
Memperbesar nilai RL atau sama sekali mencabutnya.
c. Rangkuman
Transistor selain digunakan sebagai penguat juga dapat digunakan
sebagai switch yang disebut Switch Statis.
Switch statis berbeda dengan switch/sakelar manual atau sakelar
elektromagnetik dimana pada sakelar manual atau saklar
elektromagnetik hanya mengenal dua keadaan yaitu ON dan OFF.
Pada transistor selain beban dapat dijalankan dan dimatikan juga
dayanya dapat diatur dengan mengatur arus yang masuk ke basis dari
transistor tersebut. Pengaturan arus basis tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan potensiometer atau tahanan sebagai Drop
Devider.
d. Tugas
1. Buat gambar rangkaian pengontrolan pintu garasi menggunakan
trasistor dengan sensor cahaya!
2. Bawalah lima buah trasistor lengkap dengan jenis dan
spesifikasinya!
e. Tes Formatif
1. Jelaskan bagaimana cara memberi penyulutan pada trasistor
jenis PNP?
2. Apakah yang akan terjadi jika kaki basis transisor jenis NPN
diberi polaritas negatif?
3. Gambar dan jelaskan dua buah trasistor yang digunakan sebagai
latching?
4. Apakah yang membedakan antara transistor jenis PNP dengan
transistor jenis NPN?
5. Apakah keuntungan pengontrolan beban menggunakan transistor
dibandingkan sakelar mekanik?f. Lembar Kerja1. Pengaturan Putaran
Motor Menggunakan Transistora. Alat dan Bahan
1) Power Supplay 12V/ 3A.1 buah
2) Transistor C 1060.1 buah
3) Potensiometer 100K/1W.1 buah
4) Tahanan 10K/5W.1 buah
5) Motor DC 12V.1 buah
6) Kabel Penghubung.secukupnya
b. Keselamatan Kerja
1) Pergunakan peralatan dan kompenen lain dengan baik!
2) Periksalah peralatan dan kompenen sebelum digunakan.
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan pada saat membuat dan
membongkar rangkaian pengawatan.
4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
c. Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
2) Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1a. 3) Yakinkan
sakelar (S) pada posisi OFF dan potensiometer pada tahanan
maximum!
Gambar 1a. Pengaturan Putaran Motor menggunakan Transistor
4) Gerakkan sakelar (S) pada posisi ON! Apakah yang terjadi pada
motor? Ukur tegangan yang jatuh pada:
a) Motor
b) Emiter Kolektor
c) Emitter Basis5) Atur potensiometer pada tahanan maximum!
Apakah yang terjadi pada motor? Ukur tegangan pada:
a) Motor
b) Emitter Kolektor
c) Emitter Basis
6) Atur potensiometer pada tahanan minimum! Apakah yang terjadi
pada motor? Ukur tegangan pada:
a) Motor
b) Emitter Kolektor
c) Emitter Basis
7) Dengan mengatur tahanan potensiometer. Apakah putaran motor
dapat diatur? Jelaskan!8) Dari hasil pengukurani langkah 2.4. s/d
2.6. Masukan pada tabel 1a.9) Matikan sakelar (S). Lepaskan semua
rangkaian! Kembalikan semua peralatan pada tempat semula!
Tabel 1a.
PotensiometerTegangan padaKeadaan Motor
MotorE - BE - K
Maximum
Maximum
Minimum
2. Membalik Arah Putaran Motor DC Menggunakan Transistora. Alat
dan Bahan
1) Transformator CT, 220V/12V, 3A.1 Buah
2) Dioda IN4002.4 Buah
3) Transistor A 971
.2 Buah
4) Tahanan 1K........... 1 Buah
5) Tahanan 1.5K. 2 Buah
6) Kapasitor 470F.2 Buah
7) Motor DC 12V.1 Buah
b. Keselamatan Kerja
1) Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan pada saat membuat
rangkaian pengawatan!
4) Ikuti langkah kerja!c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan
yang diperlukan!
2) Buat rangkaian percobaan seperti gambar 1b.3) Yakinkan
sakelar SPDT pada posisi OFF!4) Masukan sumber AC.! Apakah yang
terjadi pada motor?5) Gerakkan sakelar SPDT pada posisi 1! Amati
arah putaran motor? Ukur tergangan pada:
a) Emitter Kolektor Transistor 1
b) Emitter Kleoktor Transistor 2
c) Motor
Gambar 1b. Membalik Putaran Motor DC Menggunakan Transistor
6) Gerakkan sakelar SPDT pada posisi OFF, sampai motor berhenti
berputar!
7) Gerakan sakelar SPDT pada posisi 2! Amati arah putaran motor!
Ukur tegangan pada:
a) Emiter Kolektor Transistor 1
b) Emiter Kolektor Transistor 2
c) Motor
8) Gerakkan sakelar SPST pada posisi OFF, dan lepaskan sumber
AC!
9) Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb!
10) Dari data hasil pengukuran masukan pada table 1b.11)
Lepaskan semua rangkaian! Kembalikan alat pada tempat semula!
Tabel 1b.
Sakelar SPDTTegangan pada Emitter - KolektorTegangan pada
MotorArah putaran Motor
TR1TR2
OFF
POSISI 1
POSISI 2
3. Pengontrolan Start pada dua buah Motor secara Berurutana.
Alat dan Bahan
1) Transformator 220V/12V, 3A.............................1
Buah2) Dioda IN40024 Buah3) Kapasitor 470F/50V1 Buah
4) Kapasitor 500 F/50V.1 Buah5) Transistor 2N4041 Buah6) Relay
12VDC.2 Buah7) Potensiometer 1M/1W.1 Buah8) Potensiometer 100 K.1
Buah9) Tahanan 27 K1 Buah10) Tahanan 150 1 Buah11) Tahanan 47 1
Buah
12) Switch SPDT..1 Buah13) Motor Universal 220V/75W1 Buah
14) Motor Shaded Pole 220V/25W1 Buah15) Kabel
Penghubungsecukupnyab. Keselamatan Kerja1) Pergunakan peralatan dan
komponen lain dengan baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan pada saat membuat
rangkaian pengawatan!
4) Ikuti langkah kerja!
c. Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.2) Buat rangkaian
percobaan seperti gambar 1c.3) Yakinkan sakelar (S) pada posisi
OFF, potensiometer 1 pada tahanan minimum dan potensiometer 2 pada
tahanan maximum, siapkan sebuah AVO meter pada range 50VDC dimana
jack positif dari AVO meter terhubung pada kaki kolektor dan jack
negatif AVO meter pada negatif sumber tegangan (tegangan pada
CR2).
Gambar 1c. Pengontrolan Start Pada Dua Buah Motor Secara
Berurutan
4) Gerakkan sakelar (S) pada posisi ON! Pada saat sakelar (S)
ON, lakukan pengamatan pada gerakan jarum meter, dan dengan
menggunakan stop watch catat selisih waktu start dari motor shaded
pole dengan motor universal!5) Matikan sakelar (S)! Atur
potensiometer 1 pada tahanan minimum dan potensiometer 2 pada
tahanan maximum! Ulangi langkah 3.3 s/d 3.4.6) Matikan sakelar (S)!
Atur potensiometer 1 pada tahanan maximum dan potensiometer 2 pada
tahanan minimum! Ulangi langkah 33 s/d 3.47) Matikan sakelar (S),
dan lepaskan sumber tegangan gantilah kondensator 500F/50V (C2),
dengan kapasitor 1100F/50V!8) Ulangi langkah 3.3 s/d 3.6. Masukan
data hasil pengukuran pada table 1e.9) Buat kesimpulan dari hasil
percobaan tsb.
Tabel 1c.Potensiometer (1)Potensiometer
(2)KapasitorPenundaan Waktu
Maximum1(4 Maximum500(F
MinimumMaximum500(F
MaximumMinimum500(F
MinimumMzximum1100(F
Minimum1(4 Maximum1100(F
MinimumMinimum1100(F
4. Pengontrolan Level Air Secara Otomatis
a. Alat dan Bahan
1) Tranformator 220V/12V,3A.. 1 Buah2) Motor induksi 3 Fasa,
2HP, 220V1 Buah3) Tangki air1 Buah4) Sekering, 10A3 Buah5) MCB 1
Fasa, 3A..1 Buah6) Kontaktormagnit 220V, 10A1 Buah7) Relay 12V,
2NO, 2NC2 Buah8) Transistor 2N10081 Buah9) Sakelar Pelampung...1
Buah10) Elektroda/ Level Kontrol
1 Buah11) Lampu Indikator ..
3 Buah12) Over Load, 2A .
1 Buah13) Dioda IN5402..
1 Buah14) Dioda IN4003 ..
4 Buah15) Tahanan 220/1W . 1 Buah16) Potensiometer, 200/1W
..
1 Buah17) Sakelar SPST .
1 Buah
b. Keselamatan Kerja1) Pergunakan peralatan dan komponen lain
dengan baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat
rangkaian pengawatan.
4) Lakukan percobaan sesuai langkah kerja!c. Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!2) Buat rangkaian
percobaan seperti gambar 1d.3) Yakinkan sakelar SPST pada posisi
OFF, tangki air dalam keadaan kosong,potensiometer pada posisi
maximum dan jarak kedua elektroda 10 Cm!4) Gerakkan sakelar SPST
pada posisi ON! Apakah yang terjadi pada motor pompa air (motor 3
fasa)? Ukur tegangan pada
a) Transistor
b) Relay 1
c) Relay 2
d) Kontaktormagnit
5) Masukan air ke dalam tangki sampai permukaan air menyentuh
sakelar pelampung (batas minimum), sehingga kontaknya terdorong ke
atas. Apakah yang terjadi pada motor pompa? Ukur tegangan pada:
a) Transistor
b) Relay 1
c) Relay 2
d) Kontaktormagnit
6) Masukan kembali air ke dalam tangki sampai permukaan air
menyentuh elektroda (batas maximum). Apakah yang terjadi pada motor
pompa? Ukur tegangan pada:
a) Transistor
b) Relay 1
c) Relay 2
d) Kontaktormagnit
Gambar 1d. Pengontrolan Level Air Secara Otomatis.7) Kosongkan
air sampai permukaan air tidak menyentuh elektroda! Apakah yang
terjadi pada motor pompa? Ukur tegangan pada:
a) Transistor
b) Relay 1
c) Relay 2
d) Kontaktor
8) Kosongkan air sampai permukaan air tidak menyentuh sakelar
pelampung! Apakah yang terjadi pada motor? Ukur tegangan pada:
a) Transistor
b) Relay 1
c) Relay 2
d) Kontaktormagnit
9) Data hasil pengukura dari langkah 3.4 s/d 3.7 masukan pada
table 1d.
10) Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb.
Tabel 1d.KeadaanTangki
Air Tegangan pada Relay 1 Tegangan
pada Relay 2Tegangan pada
Emiter-Kolektor Keadaan
Motor 3Fasa
Kosong
Batas Minimum
Batas Maximum
Batas Minimum
KEGIATAN BELAJAR 2. Silicon Controlled Rectifier (SCR) dan Uni
Junction Transistor (UJT)a. Tujuan Kegiatan PembelajaranSetelah
mempelajari kegiatan belajar 2, peserte DikLat akan dapat:
1. Menjelaskan susunan fisis dan prinsip kerja SCR.
2. Mejelaskan cara kerja SCR sebagai switch.
3. Mengidentifikasi komponen-komponen pada pengendali beban
menggunakan SCR.
4. Memahami cara memberi peyulutan pada SCR.
5. Menjelaskan cara kerja rangkaian pengedali menggunakan
SCR
6. Memahami dasar kerja dan fungsi UJT.
7. UJT sebagai relaxation oscillator.
b. Uraian Materi1. Susunan Fisis dan Prinsip Kerja
SCRPengembangan elektronika akhir-akhir ini maju dengan sangat
pesat setelah ditemukan beberapa jenis rumpun Solid State
diantaranya Transistor. Dioda, UJT, dll.
Beberapa laboratorium elektronika berusah menemukan suatu jenis
Solid State yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan daya
listrik sebagai pengganti tabung air raksa yang biasa dikenal
dengan nama THYRATRON. Ternyata keinginan ini telah dicapai dengan
ditemukannya apa yang disebut THYRISTOR
Nama telah diambil dari gabungan Thyaratron dan Transistor. Pada
tahun 1957 Thyristor telah direproduksi dan telah dipasarkan
pula.
Thyristor dibuat dari susunan bahan silicon dan sifat-sifatnya
yang hampir mirip dengan silicon rectifier juga dengan dioda 4
lapis. Keistimewaan dari Thyristor dibanding dengan silicon
rectifier, adanya tambahan elektroda yang disebut Gate. Gate ini
merupakan tempat dimana Thyristor dikendalikan (controlled) karena
itu Thyristor juga disebut Silicon Controlled Rectifier disingkat
menjadi SCR. Pada saat sekarang ini penggunaan SCR sangat luas
karena SCR dapat mengendalikan arus listrik yang cukup besar dan
dapat pula dipergunakan langsung untuk jaringan arus tukar (AC).
Penggunaan yang nyata pada saat sekarang ini adalah untuk switching
daya listrik yang besar yang dapat mengendalikan pengaturan beban
putaran motor listrik, pengaturan alat pemanas listrik, pengatur
lampu penerangan, relay dan alat-alat alarm yang sangat peka.
Bahkan dalam industri-industri sekarang ini SCR digunakan sebagai
sarana pelengkap automat yang menggantikan alat-alat yang sangat
peka.
Gambar 1.1a. Susunan Fisis SCR Gambar 1.1b. Symbol SCR
a. Sifat-Sifat SCR
1) Dalam keadaan gate tidak diberikan picu (trigger), SCR tidak
menghantrakan arus, istilahnya dalam keadaan demikian ini OFF atau
Blocked. Hal ini dapat dipersamakan (antara anoda dan katoda)
dengan switch dalam keadaan terbuka.2) Apabila tegangan picu
(meskipun hanya sesaat) diberikan pada gate, maka SCR akan
menghantar atau ON. Jadi, SCR akan bekerja sebagai silicon dioda
biasa yang dapat menghantar arus pada jurusan dari anoda ke katoda,
akan tetapi blocked pada jurusan yang sebaliknya.3) Sewaktu SCR
telah ON, kemudian secara mendadak tegangan positif pada gate kita
putuskan, maka SCR tetap ON. Jelasnya untuk membuat SCR dapat ON
cukup dengan memberikan tegangan positif dalam waktu yang pendek
karena da;am pemakain tegangan (DC), SCR akan bekerja terus-menerus
seperti halnya silicon rectifier biasa bahkan kita dapat melakukan
pengendalian SCR dengan memberikan pulse positif pada gatenya.4)
Hubungan antara gate dan katoda pada SCR bersifat seperti dioda
silicon, sehingga antara gate dan katoda berimpedansi rendah pada
rah forward (conduct). Pengendalian tegangan gate dibutuhkan antara
1-2 volt saja dengan arus gate beberapa puluh miliampere, tegangan
dan arus ini sudah cukup untuk membuat SCR yang berkemampuan
menghantar arus sebesar beberapa puluh ampere (arus
anoda-katoda).5) Apabila SCR telah dalam keadaan ON, cara untuk
meng-OFF kan kembali tak dapat dilakukan melalui gate, melainkan
kita harus menurunkan besarnya arus anoda-katoda sampai batas
dibawah nilai Ih holding current (nilai mendekati nol). Apabila
sekarang SCR digunakan untuk keperluan arus tukar AC, kita tak
mendapat kesulitan sebab setiap setengah periode positif akhir,
tegangan arus AC akan menurun dan kemudian nol sahingga SCR secara
otomtis OFF dengan sendirinya.
Dalam pemakaian SCR dapat dipergunakan oleh pemakai/beban.
Rangkaian untuk keperluan tersebut dapat mempergunakan DC maupun
AC.
b. Sistim picu gate
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa Thyristor merupakan
kompenen break over, khususnya SCR dan triac adalah kompenen break
over yang tinggi tegangan konduknya, tetapi dengan mengatur melalui
sinyal picu yang diberikan pada gate, sehinggga dengan tegangan
yang kecil komponen tsb dapat mengalirkan arus (konduk).
Di dalam rangkaian kenverter AC, Thyristor merupakan komponen
utama melalui pengontrolan lebar sudut konduk (conduction angle)
atau sudut penundaan picu (firing delay angle).
Rangkaian dasar SCR dan Triac beban dan sumber tegangan
diperlihatkan pada gambar 1.3b. dan gambar 1.3c. memperlihatkan
sudut konduk SCR 120o maka sudut picunya 60o dan bila sudut
konduknya 45o, sudut picunya 135o.
Selanjutnya gambar 1.2e. memperlihatkan sudut konduk dan sudut
picu.
Gambar 1.3a. Rangkain Dasar Pengontrol dengan SCR dan Triac
UAK
UAK
60o
135o t
t URL
URL120o
45o
Gambar 1.3b. Sudut Konduk dan Sudut Penyalaan pada Rangkian SCR
UTriac UTriac = 150o
= 60o
= 30o
=120o Gambar 1.2c. Sudut Konduk dan Sudut Penyalaan pada
Rangkaian TriacPengaturan sudut konduk/sudut picu dilakukan melalui
pengaturan sinyal picu, pengatur ini dapat dilaksanakan dengan 2
sistem:
a) Dengan mengatur besarnya arus picu (IG) yang diberikan pada
gate. Makin besar IG makin rendah UBRF sehingga makin lebar sudut
konduk atau maakin sempit sudut picunya.b) Dengan mengatur waktu
(saat) diberikannya sudut picu. Dalam hal ini besarnya IG agar UBRF
~ 0 volt langsung dipenuhi, hanya waktu pemberian picunya diatur,
makin awal datangnya sinyal picu makin lebar sudut konduknya dan
sebaliknya makin tertunda sinyal picu maikn sempit sudut
konduknya.
Di dalam praktek pada umumnya menggunakan cara ke-2 dan sinyal
picunya menggunakan sinyal berbentuk pulsa atau tegangan tajam
(spike voltage).
2. UNI JUNCTION TRANSISTOR (UJT)a. Symbol dan Konsrtuksi dari
UJT
UJT disimbolkan sebagai gambar 2.1a. dan konsrtuksinya
diperlihatkan pada gambar 2.1b. dimana sebatang bahan semikonduktor
silicon di-dop ringan dengan unsur dari golongan 5 sehingga menjadi
tipe N. Ujung batang ini menjadi B1 dan B2 dengan nilai resistansi
antara B1 dan B2 cukup besar kira-kira 10K.
Kira-kira ditengah-tengah batang B1 dan B2 diberikan dope agak
berat dari unsur golongan 3 sehingga terbentuk tipe P yang
berfungsi sebagai emitter (E).
Rangkian ekuivalen dari UJT yang sederhana dapat dilihat pada
gambar 2.1c.
Antara emitter ke persambungan (junction) basis tampak sebagai
sebuah PN dioda. Tahanan antara basis RBB dari batang silicon tipe
N, merupakan dua buah resistor RB1 dan RB2.
Jika ada arus yang mengalir dari emitter ke basis 1 dan UJT akan
ON dimana RB1 nilainya kan turun secara tajam.
Gambar 2.1a.
Gambar 2.1b.
Symbol dari UJT
Konstruksi dari UJT
Nilai tahanan RB1 akan berubah-ubah tergantung dari besarnya
arus emitter yang mengalir.
Gambar 2.1c. Rangkaian Ekuivalen dari UJTSejak terjadi
penghantaran, RB1 merupakan fungsi dari arus emitter, variasi
tahahan RB1 disebabkan oleh perubahan arus emitter dan dalam hal
ini disebut sebagai Conductivity Modulation.
Jika tidak terdapat aliran arus emitter IE tegangan UAB1 dari
titik A ke B1 dapat ditulis sebagai berikut:
RB1UAB1 = UBB x RB1 + RB2
= UBB x RB1 = UBB
RBBDimana: UBB adalah tegangan antara basis
RB1 adalah tahanan basis 1
RBB adalah tahanan antara basis, dan
adalah instrinsic standar off ratio UJT = RB1RBB Harga terletak
antara 0.51 sampai 0.81. Jika tegangan bias UE lebih rendah dari
UBB, maka junction emitter ke basis adalah reverse bias dan pada
keadaan ini arus emitter tidak mengalir kecuali arus bocornya
saja.
Jika pemberian tegangan UE lebih besar daripada UBB, junction
emitter ke basis 1 adalah forward bias dan arus emitter akan
mengalir.
Karakteristik konduktivitas emitter adalah sebagai berikut:
Jika IE naik, tegangan emitter ke basis 1 turun dan dapat
dilihat pada gambar 2.1d.
UP IP
VALLEY
UV POINT Saturasi
IEO
IV UEB1EMITTER CURRENT
Gambar 2.1d. Karakteristik Konduktivitas Emitter
Pada daerah sebelah kiri dari UP, emitter ke basis adalah
reverese bias dan pada saat ini tidak ada arus emitter dan
daerahnya disebut daerah cut-off.
Pada daerah sebelah kanan dari UP, emitter ke basis adalah
forward bias dan IE mengalir. Daerah sebelah kanan dari UV disebut
daerah saturasi.
Tegangan puncak UP memenuhi persamaan:
UP = UBB + UD dimana UD = 0.70
Dari persamaan tersebut tampak bahwa UP tergantung pada tegangan
antara basis UBB dan pada tegangan forward yang melewati dioda
emitter ke basis.
Stabilisasi UP dapat dicapai dengan cara memasang R2 seri pada
base 2 seperti yang terlihat pada gambar 2.1e.
Gambar 2.1e. Stabilisasi UP dapat dicapai dengan cara memasang
R2 seri pada Base 2
Dalam rangkaian ini R1, RBB dan R2 merupakan pembagi tegangan.
Dalam hal ini agar UJT dapat ON maka tegangan UE harus menyamai UP
dan IE juga harus lebih besar daripada IP-nya.b. UJT Sebagai
Relaxation Oscilator
Dalam gambar 2.2a. memperlihatkan UJT yang dihubungkan sebagai
Relaxion Oscilator dimana rangkaian ini dapat membangkitkan bentuk
gelombang tegangan UB1 yang dapat digunakan sebagai pemicu gate
sebuah SCR.
UB1 Gambar 2.2a. Relaxation Oscilator UJT
Prinsip kerja rangkaian ini adalah:
Jika sakelar (S) ditutup maka sumber akan melayani rangkaian
tersebut. CE mulai diisi secara eksopnensial lewat RE sehingga
mencapai tegangan U1. Tegangan yang mengisi CE adalah tegangan UE
yang digunakan emitter UJT.
Jika CE sudah diisi sehingga mencapai UP maka UJT akan ON
tahanan RB1 akan turun dengan cepat.
Pulsa tajam dari arus IE mengalir dari emitter ke basis 1 dan
merupakan arus pengosongan dari CE.
Jika tegangan CE jatuh mendekati 2 volt maka UJT akan OFF dan
periode ini akan berulang.
Bentuk gelombang pada gambar diatas merupakan tegangan gigi
gergaji (saw-tooth) dan dibangkitkan pada pengisian CE dan pulsa
output UB1 dibangkitkan lewat R1.
UB1 adalah pulsa yang digunakan untuk memicu SCR. Frekuensi dari
Oscilator ini tergantung pada konstanta waktu CE.RE dan pada
karakteristik UJT-nya.
Untuk R1 = 100 perioda dari oscillator T dapat diambil dengan
rumus pendekatan:
T = 1 = RE.CE ln 1
1 - f
untuk = 0.60
T = RE.CEJadi, FRO.UJT = 1
RE.CEGambar 2b.2. dibawah ini memperlihatkan contoh penggunaan
Relaxion Oscilator dalam rangkaian pengontrol SCR.
Gambar 2b.2. Pengontrol SCR dengan UJT
c. Rangkuman
SCR disebut juga dioda empat lapis, berpungsi sebagai pengontrol
juga sebagai penyearah jika digunakan untuk mengontrol tegangan
AC.
SCR mempunyai tiga kaki atau tiga elektroda yang diberi notasi
anoda, katoda dan gate. Kaki gate pada SCR berfungsi sebagai
pengatur arus yang akan mengalir dari anoda ke katoda, dengan
mengatur arus dapat mengatur daya pada beban juga dapat diatur
dengan cara megatur sudut kerja dari SCR tsb. Penguturan sudut keja
dari SCR dapat dilakukan dengan menggunakan tahanan, kapasior atau
UJT.
d. Tugas1. Berikan dua buah SCR lengkap dengan spesifisinya?
2. Buat gambar rgkaian pengaturan cahaya lampu menggunakan SCR
dengan penyulutan UJT?
e. Tes Formatif1. Apakah singkatan dari SCR?
2. Terbuat dari apakah bahan SCR itu?
3. Gambarkan symbol SCR lengkap dengan notasi kaki-kakinya?
4. Tuliskan dua fungsi dari SCR?
5. Jelaskan! Bagaimana kerja SCR jika digunakan untuk mengontrol
tegangan DC?
6. Apakah yang dimaksud dengan holding current?
7. Jelaskan! Bagaimana cara memberikan penyulutan pada kaki-kaki
SCR?
8. Jelaskan! Kenapa SCR jika digunakan untuk mengontrol tegangan
DC, dengan sekali trigger SCR akan terus bekerja?
9. Gambarkan simbol dari UJT?10. Jelaskan! Keuntungan penyulutan
menggunakan UJT pada SCR?
f. Lembar Kerja
1. Mengoperasikan Motor Universal menggunakan SCR dengan
tegangan ACa. Alat dan Bahan1) SCR, TIC101 D1 Buah2) Tahanan 10 K1
Buah3) Potensiomeer 1K/ 5W1 Buah4) Sakelar SPST 250 V/ 3A1 Buah5)
Motor universal 220V1 Buah6) MCB, 2A1 Buah7) Kabel
penghubungsecukupnya
b. Keselamatan Kerja
1) Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.2)
Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!3) Matikan
terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat rangkaian
pengawatan.4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja.
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!2)
Buat gambar ranngkaian seperti gambar 2a.
Gambar 2a. Mengoperasikan Motor Universal menggunakn SCR dengan
Tegangan AC
3) Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF dan tahanan
potensiometer pada tahanan maximum (posisi B)!
4) Gerakkan sakelar (S) pada posisi 1, kemudian masukan sumber
AC. Apakah yang terjadi pada motor! Amati putaran motor! Ukur
tegangan pada:
a) Anoda Katoda ( VDC )
b) Motor ( VDC )
5) Gerakkan sakelar (S) pada posisi OFF! Sampai motor berhenti
berputar, kemudian gerakan sakelar (S) pada posisi 2!. Apakah yang
terjadi pada motor, Amati putaran motor (bandingkan putaran motor
tsb dengan putaran pada langkah 3.4) Jelaskan? Ukur tegangan
pada:
a) Anoda Katoda (VAC)
b) Motor (VAC).6) Lepaskan sumber AC, juga pengawatan pada
rangkaian!
7) Kembalikan alat-alat pada tempat semula!
8) Buat kesimpulan dari hasil percoban tsb.
2. Mengoperasikan Motor Universal menggunakan SCR dengan
Tegangan DC Gelomgang Penuha. Alat dan Bahan1) SCR, TIC101 D1
Buah
2) Dioda, IN54044 Buah3) Kapasitor 500V/250V1 Buah4) Tahanan
10K/5W1 Buah5) Potensiometer 1K/5W1 Buah6) Sakelar SPST, 250V/3A1
Buah
7) Motor universal 220V1 Buah8) MCB 2A1 Buah
9) Kabel penghubungsecukupnyab. Keselamatan Kerja1) Pergunakan
peralatan dan komponen lain dengan baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat
rangkaian pengawatan.
4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!
2) Buat rangkaian percobaan seperti gambar 2b.
Gambar 2b. Mengoperasikan Motor Universal menggunakan SCR
dengan
tegangan DC Gelombang Penuh.
3) Yakinkan sakelar SPST pada posisi OFF dan tahanan
potensiometer pada tahanan maximum (posisi B)!4) Masukan sumber
220V AC, Gerakan sakelar SPST pada posisi ON! Apakah yang terjadi
pada motor! Amati putaran motor dan ukur tegangan pada:
a) Anoda Katoda. ( VDC)
b) Motor. ( VDC )
5) Gerakan sakelar SPST pada posisi OFF! Apakah yang terjadi
pada motor? Jelaskan! Ukur tegangan pada:
a) Anoda Katoda ( VDC ).b) Motor. ( VDC ).
6) Lepaskan sumber AC 220V dan pengawatannya! Kembalikan semula
peralatan pada tempat semula .7) Masukan data hasil percobaan pada
table 2b.8) Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb!
Tabel 2b.
Posisi Sakelar SPSTTegangan PadaKeadaan Motor
Anoda-KatodaMotor
ON
OF
ON
3. Pengontrolan Permukaan Air Secara Otomatisa. Alat dan Bahan1)
Trafo step down 220V/12V, 1A .1 Buah2) Dioda IN40014 Buah3)
Transistor BC 547..1 Buah4) SCR SS3288..1 Buah5) Relay 12V DC..1
Buah6) Motor kapasitor 125W/220V`1 Buah7) Fuse 2A1 Buah8) Tahanan
1K1 Buah9) Kapasitor 470F/25V1 Buah10) Plat sebagai
elektrodaSecukupnya11) Kabel penghubungSecukupnyab. Keselamatan
Kerja1) Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat
rangkaian pengawatan.4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah
kerja.!
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Buat rangkaian seperti gambar 3c.
Gambar 3c. Pengontrolan Permukaan Air secara Otomatis
3) Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF dan tangki air dalam
keadaan kosong.!
4) Masukan sumber AC 220V, Gerakan sakelar (S) pada posisi ON.!
Apakah pada motor? Jelaskan! Dengan menggunakan AVO meter pada
skala 50V DC. Ukur tegangan pada:
a) Transistor 1.
b) Transistor 2.
c) SCR.
d) Relay.
5) Masukan air ke dalam tangki sampai permukaan air menyentuh
elektroda 1! Apakah motor berputar? Jelaskan! Ukur tegangan
pada:
a) Transistor 1.
b) Transistor 2.
c) SCR.
d) Relay.
6) Masukan kembali air ke dalam tangki sampai permukaan air
menyentuh elektroda 2! Jelaskan! Apakah motor berputar? Ukur
tegangan pada:
a) Transistor 1.
b) Transistor 2.
c) SCR.
d) Relay.
7) Masukan kembali air ke dalam tangki sampai permukaan air
menyentuh elektroda 3! Apakah yang terjadi pada motor? Jelaskan!
Ukur tegangan pada:
a) Transistor 1.
b) Transistor 2.
c) SCR.
d) Relay.8) Kosongkan air di dalam tangki sampai permukaan air
tidak menyentuh elektroda 3! Apakah yang terjadi pada mtor?
Jelaskan!9) Lepaskan sumber AC dan pengawatan pada rangkaian, dan
kembalikan alat-alat pada tempat semula!10) Dari data hasil
pengukuran masukan pada table 3h.11) Buat kesimpulan dari percobaan
tsb!
Tabel 3c.Keadaan Air
Tegangan
Pd TR 1Tegangan
Pd TR 2Tegangan
Pd SCRTegangan
Pd RelayKeadaan
Motor
Kosong
Menyentuh elektroda 1
Menyentuh Elektroda 2
Menyentuh Elektroda 3
4. Pengaturan Putaran Motor AC menggunakan SCR
a. Alat dan Bahan
1) SCR, GE C30B..1 Buah2) Dioda, 3A4 Buah3) Kapasitor 0,1F..1
Buah4) Tahanan 100K/5W.1 Buah5) Tahanan 33K/5W.1 Buah
6) Tahanan 9.1K(..1 Buah
7) Tahanan 2.7 K(.1 Buah
8) Potensiometer 250 K/5W..1 Buah9) Sakelar SPST, 250V/.1
Buah10) Motor universal 220V..1 Buah11) Ampere meter 0 5A ..1
Buah
12) Fuse, 2A ..1 Buah13) Kabel penghubung..Secukupnyab.
Keselamatan Kerja1) Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat
rangkaian pengawatan!
4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Buat gambar rangkaian percobaan seperti gambar 2d.
3) Yakinkan sakelar (s) pada posisi OFF dan tahanan
potensiometer pada tahanan maximum (posisi B)!
Gambar 2d. pengaturan Putaran Motor AC menggunakan SCR
4) Masukkan sumber 220 AC dan gerakan sakelar (s) pada posisi
ON! Apakah yang terjadi pada motor? Ukur tegangan pada:
1) Anoda Katoda (VDC)
2) Motor (VAC)
3) Gate Katoda (VDC)
4) Arus beban
5) Atur potensiometer pada maximum! Apakah yang terjadi pada
motor? Ukur tegangan pada:
a) Anoda Katoda (VDC)
b) Motor ( VAC )
c) Gate Katoda ( VDC )
d) Arus beban
6) Atur potensiometer pada tahanan minimum (posisi A)! Apakah
yang terjadi pada motor? Ukur tegangan pada:
a) Anoda Katoda (VDC)
b) Motor (VAC)
c) Gate Katoda (VDC)
d) Arus beban
7) Dari data hasil percobaan, masukan pada table 2d.8) Lepaskan
sumber 220V AC, kembalikan alat-alat pada tempat semula.9) Buat
kesimpulan dari hasil percobaan tsb.!
Tabel 2d.Posisi PotensiometerTegangan
Pd A - KTegangan
Pd MotorTegangan
Pd G - KArus BebanKeadaan
Motor
Minimum
Maximum
Maximum
KEGIATAN BELAJAR 3. Diac, Triac, Quadraca. Tujuan Kegiatan
Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, peserta DikLat
akan dapat:
1. Menjelaskan susunan fisis dan simbol Diac.2. Mejelaskan
fungsi dari Diac.3. Menjelaskan susunan fisi dan symbol Triac.4.
Menjelaskan fungsi Triac.5. Memahami cara memberi peyulutan pada
Triac.6. Mengidentifikasi komponen-komponen pada pengendali beban
menggunakan Diac dan Triac.7. Menjelaskan cara kerja rangkaian
pengedali menggunakan Diac dan Triac.8. Menjelaskan apa yang
dimaksud dengan Quadrac.b. Uraian Materi
1. Diac
Kecuali SCR, masih banyak kompenen-kompenen elektronika yang
lainnya yang termasuk dalam keluarga Thyristor. Diantaranya yang
paling banyak digunakan adalah DIAC, TRIAC, dan QUADRAC.
Komponen-kompenen tersebut bekerja atas dasar prinsip kerja dioda 4
lapis dan SCR.Susunan fisis DIAC merupakan dua buah dioda 4 lapis
yang digabung secara paralel terbalik.
DIAC adalah piranti elektronik yang termasuk jenis dari
bi-directional thyristor disebut juga sebagai trigger dioda.
Rangkaian ekuivalen dari DIAC dapat digambarkan seperti gambar
1a. dan juga dapat dianggap sebagai susunan dua buah lacth seperti
terlihat pada gambar 1b.
Gambar 1a.
Gambar 1b.
DIAC tidak mempunyai polaritas atau dianggap sebagai homopolar
atau juga non-polar sehingga dalam penggunaannya sangat mudah.
Untuk mengetahui prinsip kerja DIAC maka kita anggap DIAC
tersebut diberi catu daya dengan polaritas seperti yang terlihat
pada gambar 1.1a. Bila tegangan yang diberikab pada DIAC menyamai
atau melewati tegangan Break Over-nya maka lacth sebelah kiri akan
menutup dan arus akan mengalir demikian jika sebaliknya, maka latch
yang sebelah kanan akan menutup. Untuk membuka kembali latch
tersebut adalah dengan cara mengurangi arus latch sehingga dibawah
ini nilai holding currentnya (Ih).
Symbol Diac adalah seperti terlihat pada gambar 1.1c.
Gambar 1.1c. Symbol Diac
2. Triac
Susunan fisis TRIAC merupakan gabungan dari dua buah SCR yang
terpasang secara paralel terbalik. Rangkaian ekuivalen TRIAC
sebagaimana terlihat pada gambar 1.2a.
TRIAC dapat ditrigger dengan menberikan arus gate positif atau
negatif. TRIAC disimbolkan seperti terlihat pada gambar 1.2b.
Gambar 1.2a. Rangkaian Ekuivalen TRIAC Gambar 1.2b. Simbol
TRIAC
Efek arus gate pada tegangan Braek Over sebuah TRIAC adalah sama
seperti pada SCR.
Pada umumnya rangkaian pengontrol dengan TRIAC lebih ekonomis
dan menguntungkan untuk pengaturan daya arus bolak-balik. Dengan
mengatur arus gate, maka daya AC pada beban dapat diatur besar
kecilnya dan karena tegangan sumber AC tidak perlu disearahkan
terlebih dahulu, maka rangkainnya jauh lebih sederhana dibandingkan
dengan SCR.
3. QUADRAC
QUADRAC adalah gabungan antara TRIAC dan DIAC yang dibuat dalam
satu chip sehingga lebih efisien dalam penggunaannya. Simbolnya
digambarkan seperti terlihat pada gambar 3a. Sedangkan contoh dari
QUADRAC sepertterlihat pada gambar 3b. dimana QUADRAC mempunyai
tiga buah terminal yaitu Main terminal 1, Main Terminal 2 dan
Gate.
c. Rangkuman
DIAC merupakan piranti elektronik yang susunan fisisnya
merupakan dioda empat lapis yang tersambung secara paralel
terbalik. DIAC tergolong pada komponen bi-directional yang dapat
mengalirkan dari dua arah yang berfungsi sebagai trigger(penyulut)
pada TRIAC.
TRIAC merupakan keluarga thyristor, yang berfungsi sebagai alat
pengendali (pengontrol) yang mengalirkan arus dari dua arah, untuk
itu TRIAC banyak digunakan untuk mengontrol tegangan arus
bolak-balik. Beban yang dikontrol menggunakan TRIAC dapat diatur
dayanya dengan cara mengatur arus gatenya.
Gabungan dari Triac dengan Diac yang sudah kemas dalam satu chip
disebut QUADRAC.
d. Tugas1. Berikan 3 buah contoh DIAC lengkap dengan
spesifikasinya?2. Berikan 2 buah contoh TRIAC lengkap dengan
spesifikasinya?
3. Berikan 2 buah contoh QUADRAC lengkap dengan
spesifikasinya?
e. Tes Formatif1. Gambarkan susunan fisis dan symbol TRIAC?2.
Apakah fungsi Triac?3. Jelaskan,Bagaimana cara mengatur daya pada
beban yang dikontrol dengan TRIAC?4. Apakah fungsi dari DIAC?5.
Apakah yang dimaksud dengan komponen bi-directional?
6. Apakah perbedaan antara TRIAC dengan SCR, jika digunakan
untuk mengontrol tegangan A7. Apakah keuntungan beban yang kontrol
menggunakan TRIAC jika dibandingkan dengan SCR?8. Apakah yang
disebut dengan QUADRAC?f. Lembar Kerja
1. Pengontrolan Putaran Motor Menggunakan Triac Dengan Sensor
Cahaya
a. Alat dan bahan1) Triac Pic 1231 Buah
2) Potensiometer 50/5W1 Buah
3) Transformator 220V/6V, 1A1 Buah
4) Motor 1 Fasa, 125W, 220V AC 1 Buah
5) Sakelar SPST 250V,2A 1 Buah
6) LDR 10K1 Buah
7) Lampu 12V/2W1 Buah 8) Kabel penghubungSecukupnyab.
Keselamatan Kerja1) Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!3)
Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat
rangkaian pengawatan.4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!2)
Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3a.
Gambar 3a. Pengaturan Putaran Motor Menggunakan Triac Dengan
Sensor Cahaya.
3) Yakinkan sakelar SPST pada posisi OFF, Masukan sumber AC 220V
dan atur potensiometer sampai motor tidak berputar! Dengan
menggunakan AVO meter, ukur tegangan:
a) T1 T2.
b) Motor.
4) Tutup permukaan LDR. Apakah yang terjadi pada motor! Ukur
tegangan pada:
a) T1 T2.
b) Motor.
5) Gerakan sakelar SPST pada posisi ON! Sinari permukaan LDR
dengan lampu! Apakah yang terjadi pada motor.! Ukur tegangan
pada:
a) T1 T2.
b) Motor.
6) Dengan cara mendekatkan dan menjauhkan cahaya lampu pada
permukaan LDR, Apakah yang terjadi pada putaran motor?7) Lepaskan
sumber AC 220V dan pengawatan pada rangkaian!8) Kembalikan
peralatan pada tempat semula!9) Buat kesimpulan dari hasil
percobaan tsb!
2. Pengontrolan Dua Buah Motor Secara Berganian (Interlocking)a.
Alat dan bahan1) Triac
Q4004L3.............................................1 Buah
2) Potensiometer 250K/5W.............................1 Buah
3) Transistor 2N235.........................................1
Buah4) Transistor 2N204.........................................1
Buah
5) Kapasitor 500F/250V..................................1 Buah6)
SCR S4003LS3............................................1 Buah7)
Dioda IN15401............................................1 Buah8)
Tahanan 4.7K/5W......................................1 Buah9)
Tahanan 3.3K/5W......................................1 Buah10)
Tahanan 68K/5W.......................................1 Buah11)
Tahanan 47K/5W.......................................1 Buah12)
Motor Universal220V....................................1 Buah
13) Motor Shaded Pole 220V...............................1
Buah
14) Fuse
2A......................................................1 Buah
15) Sakelar SPST 250V/2A..................................1
Buah16) Kabel
penghubung.......................................Secukupnyab.
Keselamatan Kerja1) Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan
baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat
rangkaian pengawatan.4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!2)
Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3b!
Gambar 3b. Pengontrolan dua buah motor secara bergantian
3) Yakinkan sakelar SPST pada posisi OFF dan atur potensiomete
pada posisi di tengah tengah!
4) Masukan sumber AC 220V! Apakah yang terjadi pada motor
universal dan motor shaded pole! Ukur tegangan pada:
a) Triac (VAC).
b) SCR (VAC).c) Motor universal (VAC).d) Motor shaded pole.
(VAC)
5) Atur potensiometer pada posisi A! Motor manakah yang
berputar! Ukur tegangan pada:
a) Triac (VAC).
b) SCR (VDC).
c) Motor universal (VDC).
d) Motor shaded pole. (VAC).
6) Atur potensiometer pada posisi B! Motor manakah yang
berputar! Ukur tegangan pada:
a) Triac (VAC).
b) SCR (VAC).
c) Motor universal (VAC).
d) Motor shaded pole (VAC).
7) Dengan mengatur potensiometer, Apakah kedua motor dapat
bekerja secara bersamaan? Apakah nama sistim pengontrolan tsb?8)
Lepaskan sumber AC 220V dan pengawatan pada rangkaian!9) Kembalikan
alat alat pada tempat semula!10) Dari data hasil percobaan masukan
pada table 3b.11) Buat kesimpulan dari hasil percobaan tsb!
Tabel 3b.Posisi PotensiometerTegangan
Pada SCR
Tegangan
Pada Triac Tegangan pada Motor Universal
Tegangan pada Motor Shade PoleKeadaan
Motor
Di tengah te
ngah
A
B
3. Pengereman Dinamik dan Pengontrolan Putaran Pada Motor Shaded
Pole
a. Alat dan Bahan
1) Transformator 1 phasa 220V/12V, 1A..............1 Buah2)
Dioda IN5401................................................4
Buah3) Sakelar DPDT 250V/3A...................................1
Buah4) Relay 12V
DC.................................................1 Buah5) Triac
PIC123..................................................1 Buah6)
Diac GE X13................................................1 Buah7)
Kapasior 500F/50V.......................................1 Buah8)
Kapasitor 0.1F..............................................1
Buah9) Potensiometer 20K/5W.................................1
Buah
10) Tahanan 10 K..............................................1
Buah11) Tahanan 270 /1W........................................1
Buah12) Tahanan 220/W...........................................1
Buah13) Diada
IN5501.................................................1 Buah14)
Motor Shaded Pole 220V.................................1 Buah15)
Kabel
Penghubung..........................................Secukupnyab.
Keselamatan Kerja
1) Pergunakan peralatan dan komponen lain dengan baik.2)
Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!3) Matikan
terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat rangkaian
pengawatan.4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!2)
Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3c.
Gambar 3c. Pengereman Dinamik Dan Pengaturan Putaran Motor
Shaded Pole.3) Yakinkan sakelar DPDT pada posisi OFF dan
potensiometer pada posisi B! Masukan sumber 220V AC. Apakah yang
terjadi pada motor? Ukur tegangan pada:
a) Triac.
b) Motor.
c) Relay.
4) Gerakan sakelar DPDT pada posisi B! Apakah yangterjadi pada
motor? Ukur tegangan pada:
a) Triac.
b) Motor.
c) Relay.
5) Atur potensiomeer pada posisi maximum! Apakah yang terjadi
pada motor? Ukur tegangan pada:
a) Triac.
b) Motor.
c) Relay.
6) Atur potensiometer pada posisi A! Apakah yang terjadi pada
motor? Ukur tegangan pada:
a) Triac.
b) Motor.c) Relay
7) Pada saat sakelar DPDT posisi B, pada putaran motor cepat.
Gerakan sakelar DPDT pada posisi OFF! Catat waktu yang diperlukan
sampai putaran motor berhenti?
8) Pada saat sakelar DPDT posisi B dan putaran motor cepat.
Gerakan sakelar DPDT pada posisi A Catat waktu yang diperlukan
sampai putaran motor berhenti! Apakah putaran motor berhenti lebih
cepat. Jelaskan!9) Gerakan sakelar DPDT pada posisi OFF, lepaskan
sumber 220V AC dan pengawatan pada rangkaian! 10) Buat kesimpulan
dari hasil percobaan tsb!
4. Pengontrolan Phase Gelombang Penuh Pada Motor Induksi.
a. Alat dan Bahan1) Dioda
1N5060................................................5 Buah.
2) Triac
Q4004L4................................................1 Buah.
3) SCR
C106D....................................................1
Buah.
4) UJT
2N2646...................................................1
Buah.
5) Zener Dioda Z4X16.........................................1
Buah.
6) Potensiometer 100K/1W..................................1
Buah.
7) Kapasitor 0,1F..............................................2
Buah.
8) Tahanan 15K/5W............................................2
Buah.
9) Tahanan 470................................................1
Buah.
10) Tahanan 47.................................................1
Buah.
11) Tahanan 10.................................................1
Buah.
12) Tahanan 22.................................................1
Buah.
13) Tahanan 100................................................1
Buah.
b. Keselamatan Kerja1) Pergunakan peralatan dan komponen lain
dengan baik.
2) Periksalah peralatan dan komponen sebelum digunakan!
3) Matikan terlebih dahulu sumber tegangan, pada saat membuat
rangkaian pengawatan.
4) Lakukan pekerjaan sesuai langkah kerja!
c. Langkah Kerja1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2) Buat rangkaian percobaan seperti gambar 3d.
Gambar 3d. Pengontrolan phase Gelombang Penuh pada Motor
induksi.
3) Yakinkan sakelar (S) pada posisi OFF dan tahanan
potensiometer pada tahanan maximum (posisi B)!
4) Masukan sumber AC dan gerakan sakelar (S) pada posisi ON!
Apakah yang terjadi pada motor? Dengan menggunakan AVO meter pada
skala 120V DC. Ukur tegangan pada:
a) Gate - Katoda
b) SCR ( Anoda Katoda ).
c) Triac ( T1 T2 ).
d) Motor.
5) Dengan menggunakan oscilooscope. Ukur bentuk gelombang
pada
a) Gate Katoda.
b) Anoda Katoda.
c) T1 T2.
d) Motor.
6) Atur potensiometer pada posisi maximum.! Ukur tegangan
pada
a) Gate Katoda.
b) Anoda Katoda.
c) T1 T2.
d) Motor.
7) Dengan menggunakan oscilooscope. Ukur bentuk gelombang
pada
a) Gate Katoda.
b) Anoda Katoda.
c) T1 T2.
d) Motor.
8) Atur potensiometer pada tahanan minimum (posisi A)! Ukur
tegangan pada:
a) Gate Katoda.
b) Anoda Katoda.
c) T1 T2.d) Motor.
9) Dengan menggunakan oscilooscope. Ukur bentuk gelombang
pada
a) Gate Katoda.
b) Anoda Katoda.
c) T1 T2.
d) Motor.
10) Gerakan sakelar (S) pada posisi OFF dan lepaskan sumber
tegangan AC 220V. Lepaskan pengawatan pada rangkaian.11) Buat
kesimpulan dari hasil percobaan tsb!
KUNCI JAWABAN
TES FORMATIF
A. Kegiatan Belajar 11. Cara memberi penyulutan pada transistor
PNP adalah:
a. Emiter harus mendapatkan polarias positif.
b. Basis harus mendapatkan polaritas negatif.
c. Kolektor harus mendapatkan polaritas lebih negatif
2. Transistor tidak akan mengalirkan arus dari emitter ke
kolektor3. Gambar dua buah transistor yang bekerja sebagai
latching
Cara kerja dua buah transistor yang bekerja Sebagai laching
adalah:
Jika transistor 2 diberi trigger positif, berarti emiter
transistor2 mendapatkan forward bias dan transistor2 mulai bekerja
karena transistor 2 terhubung langsung dengan kolektor transistor 2
dengan basis transistor1 maka transist juga Akan bekerja yang akan
memberikan penguatan pada transistor 2
4. Yang membedakan dari kedua jenis transistor, yaitu susunan
bahannya, sehingga cara memberikan penyulutan pada kedua transistor
tsb menjadi berbeda.
5. Daya beban dapat diatur dari nol sampai maximal.
B. Kegiatan Belajar 21. SCR singkatan dari Silicon Controlled
Rectifier.
2. SCR terbuat dari bahan silicon.
3. Simbol SCR
4. Dua fungsi SCR adalah:
a. Sebagai switch/pengontrol.
b. Sebagai penyearah/rectifier.
5. Jika SCR digunakan untuk mengontrol tegangan DC, SCR akan
terus konduk dengan sekali trigger.
6. Holding current adalah arus genggam atau arus yang harus
dipertahankan supaya SCR terus bekerja.
7. Cara memberikan penyulutan pada SCR yaitu:
a. Anoda harus mendapatkan polaritas positif.
b. Katoda harus mendapatkan polaritas negatif.
c. Gate harus mendapatkan polaritas positif.
8. Tegangan DC merupakan tegangan yang tidak berubah-ubah dan
besar tegangan tsb selalu sama di atas daerah holding current,
dengan demikian ma ka, SCR dengan sekali trigger akan terus
kunduk/bekerja.
9. Simbol UJT
10. Gambar rangkaian pengaturan cahaya lampu
C. Kegiatan Belajar 31. Susunan fisis dan symbol Triac.
2. Fungsi TRIAC adalah sebagai pengontrol (pengendali).3. Beban
dipasang seri dengan terminal (TI) atau terminal (T2). Daya pada
beban dapat dikontrol dengan mengatur arus yang masuk gatenya.4.
DIAC merupakan piranti elektronik yang tidak mempunyai polaritas
dan berfungsi sebagai penyulut pada gate TRIAC.5. Bi-directional
artinya komponen yang dapat melalukan arus dari dua arah.6. SCR
merupakan komponen elektronik yang dapat melalukan arus hanya
satu arah saja, hampir sama dengan sebuah dioda. Jika beban
dikontrol oleh SCR, maka tegangan yang jatuh pada beban merupakan
tegangan DC setengah gelombang. Sedangkan jika beban dikontrol
menggunakan TRIAC, tegangan yang jatuh pada beban masih merupakan
tegangan
arus bolak-balik.7. Beban yang dikontrol menggunakan Triac
dayanya hampir tidak mengalami perubahan sedangkan jika menggunakan
Scr daya pada beban akan berkurang. 8. QUADRAC merupakan gabungan
dari DIAC dan TRIAC yang sudah dikemas dalam satu chip.BAB. III
EVALUASI A. TES TERTULIS
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Tuliskan dua fungsi transistor?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan switch statis?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keadaan cut off pada
transisor?4. Jelaskan apa yang disebut dengan laching?5. Tuliskan
persamaan tegangan kondisi saturasi pada transistor?
6. Tuliskan 3 komponen yang tergolong pada keluarga
thyristor?
7. Jelaskan kenapa SCR jika digunakan untuk mengontrol tegangan
DC dengan sekali triger, SCR akan terus konduk?
8. Jelaskan bagaimana bekerjanya SCR yang dipicu menggunakan
UJT?
9. Buat gambar rangkaian pengaturan cahaya lampu mengunakan
SCR?10. Apakah keuntungan pengontrolan beban menggunakan Triac
dibandingkan dengan SCR?
B. TES PRAKTEK
Buat rangkaian pengontrolan motor induksi 3 fasa, 2HP,
220V/380V;/Y, yang dikontrol menggunakan TRIAC, disulut oleh SCR
dan UJT mengunakann sensor cahaya dengan urutan kerja sbb:
1. Jika LDR disinari maka motor 3 induksi 3 fasa akan
bekerja.
2. Jika permukaan LDR ditutup maka motor induksi 3 fasa akan
mati.
3. Dalam keadaan stand by, hanya lampu hijau yang menyala.
4. Dalam keadaan beroperasi, hanya lampu merah yang menyala
5. Jika terjadi over load, hanya lampu kuning yang menyala.
Rangkaian pengontrolan ini dilengkapi dengan dua pengaman, yaitu
Sikering (MCB) dan over load. Tentukan besarnya sikering dan over
load sehingga motor akan aman jika terjadi gangguan.
KUNCI JAWABANTes Tertulis1. Dua fungsi transistor adalah:
a. Merupakan alat yang berfungsi sebagai penguat.b. Merupakan
alat/komponen yang berfungsi sebagai pengontrol (switch
statis).
2. Switch statis adalah dimana switch tsb pada saat ON maupun
OFF tidak ada bagian yang bergerak dari alat tsb.3. Yang dimaksud
dengan kondisi cut off pada transistor adalah dimana tran sistor
tsb tidak dalam mengalirkan arus dari emiter ke kolektor atau
jikadiumpamakan sakelar dimana sakelar tsb dalam keadaan membuka
(off).4. Yang dimaksud dengan Laching disebut juga kancing, adalah
dua buah transistor yang dihubungkan sedemikian rupa yang jika
salah satu transistor tsb diberi penyulutan maka akan terjadi
aliran arus dari kedua transistor tsb.5. Persamaan tegangan pada
trasistor dalam keadaan saturasi adalah :IC . RL = UCC, dari
persamaan UCC = IC . RL + UCE
UCE = UCC IC . RL
Karena :
IC . RL = UCC, maka UCC IC . RL = 0
Dan UCE = 0.
6. Komponen-komponen Yang termasuk keluarga Thyristor adalah :a.
SCR.
b. Triac.
c. Quadrac.7. Tegangan DC adalah tegangan yang setiap saat
harganya sama (DC murni), jika SCR di gunakan untuk mengontrol
tegangan DC maka arus genggam (holding Current) harganya akan
selalu di bawah harga arus/tegangan DC tsb (tegangan DC tidak
mengalami harga nol). Untuk itu jika SCR digunakan untuk mengontrol
tegangan DC dengan sekali triger maka SCR akan terus konduk.
8. Jika SCR dipicu menggunakan UJT, tegangan/arus yang
dikeluarkan oleh UJT kemudian masuk pada gate SCR. Bentuk
tegangan/arus yang masuk tsb berupa gigi gergaji sehingga sudut
kerja SCR akan lebih kecil, dengan demikian maka daya pada beban
akan lebih besar.
9. Rangkaian pengaturan cahaya lampu menggunakan SCR.10.
Keuntungan pengontrolan beban menggunakan TRIAC dibandingkan SCR
adalah tegangan/arus yang jatuh pada beban akan tetap berupa arus
bolak-balik sedangkan jika menggunakan SCR maka tegangan yang jatuh
pada beban akan menjadi DC gelombang.Lembar Penilaian Tes
PraktekNama Peserta:
No. Induk:
Program Keahlian:
Nama Jenis Pekerjaan:
PEDOMAN PENILAIAN
No.Aspek PenilaianSkor Maks.Skor PerolehanKeterangan
12345
IPerencanaan1.1. Persiapan alat dan bahan
1.2. Membaca gambar rangkaian5
5
Sub total10
IIProses ( Sistematika & Cara Kerja )
2.1. Penempatan komponen /Alat
2.2. Pengawatan rangkaian kontrol.
2.3. Pengawatan rangkaian tenaga.
2.4. Penggunaan alat ukur. 5
10
10
5
Sub total30
111Hasil Kerja.
3.1. Rangkaian pengendali.
3.2. Rangkaian tenaga.
3.3. Kerapihan & tata letak komponen.
3.4. Hasil pengukuran.15
15
5
5
Sub total40
1VSikap Kerja.
4.1. Penggunaan alat.
4.2. Keselatan kerja.5
5
10
VILaporan
6.1. Sistimatika penyusunan laporan
6.2. Kelengkapan bukti fisik4
6
Sub total10
Total100
KRITERIA PENILAIAN
No.Aspek PenilaianKriteria PenilaianSkor
IPerencanaan1.1. Persiapan alat dan bahan
1.2. Membaca gambar rangkaian. Alat dan bahan disiapkan sesuai
kebutuhan
Alat dan bahan disiapkan tidak sesuai kebutuhan.
Menjelaskan cara kerja rangkai
an dengan benar.
Tidak dapat menjelaskan cara kerja rangkaian dengan benar5
1
5
1
IIProses (Sistematika & Cara kerja )2.1. Penempatan
komponen.
2.2. Pengawatan rangkaian pengontrol.
2.3. Pengawatan rangkaian tenaga
2.4. Penggunaan alat ukur. Komponen ditempatkan pada tempat yang
benar.
Komponen ditempatkan pada tempat yang salah.
Pengawatan rangkaian kontrol dibuat dengan benar.
Pengawatan rangkaian kontrol salah.
Pengawatan rangkaian tenaga dibuat dengan benar.
Pengawatan rangkaian tenaga dibuat salah.
Alat ukur digunakan dengan benar.
Alat ukur digunakan dengan cara yang salah.
5
1
10
2
10
2
5
1
IIIHasil Kerja.
3.1. Rangkaian pengontrol
3.2. Rangkaian tenaga.
3.3. Kerapihan & tata letak komponen
3.4. Hasil pengukuran.
Cara kerja rangkaian kontrol benar.
Cara kerja rangkaian kontrol salah.
Cara kerja rangkaian tenaga benar.
Cara kerja rangkaian tenaga salah
Komponen ditata dengan rapih.
Komponen ditata tidak rapih.
Hasil pengukuran benar.
Hasil pengukuran salah.
15
3
15
3
5
1
5
1
VSikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab
5.2. Ketelitian
5.3. Inisiatif
5.4. Kemandirian Membereskan kembali alat dan bahan yang
dipergunakan
Tidak membereskan alat dan bahan yang dipergunakan
Tidak banyak melakukan kesalahan kerja
Banyak melakukan kesalahan kerja
Memiliki inisiatif bekerja
Kurang/tidak memiliki inisiatif kerja
Bekerja tanpa banyak diperintah
Bekerja dengan banyak diperintah2
1
3
1
3
1
2
1
VILaporan
6.1. Sistimatika penyusunan laporan
6.2. Kelengkapan bukti fisik Laporan disusun sesuai sistimatika
yang telah ditentukan
Laporan disusun tanpa sistimatika
Melampirkan bukti fisik hasil penyusunan
Tidak melampirkan bukti fisik4
1
6
2
BAB. IV
PENUTUP
Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk
mengikuti tes praktik untuk menguji kompetensi yang telah
dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan
dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk
melanjutkan ke topik/modul berikutnya.
Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi
dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia
industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah
menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah
menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang
berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat
dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau
asosiasi profesi.
Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai
penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi
syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang
dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.
DAFTAR PUSTAKA
1. B.K SIXSMITH, J.E, FUNDAMENTALS OF ELECTRICAL CONTROL.
2. FARDO AND PATRICK, ELECTRICAL POWER SYSTEMS.3. MC INTYRE,
ELECTRICAL MOTOR CONTROL FUNDAMENTAL THIRD EDITION.4. MORRIS
TISCHLER, BS, MA, INSTRUCTION MANUAL FOR INDUSTRIAL MOTOR CONTROL
ELEKTRONIC AIDS, INC.5. ROBERT ROSENBERG, ELECTRICAL MOTOR REPAIR,
SECOND EDITION.6. ELMER S. McKEE. PH.D. INDUSTRIAL CONTROL
SYSTEMS.7. D. R. Grafhan dan J. C. Hey. SCR MANUAL FIFTH EDITION.8.
TECH/ ECA ASIAPACIFIC EDITION, UP TO Date Worrds, Transistor Dioda,
Thyristor & ics
470(F
SCR
3Modul PTL OPS 005 (2) A