Page 1
KENDALA SEKOLAH DALAM MENYEDIAKAN
LABORATORIUM IPS DI SMA NEGERI
SE KECAMATAN BREBES
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Novia Asrotul Khufroh
NIM. 3201408095
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
Page 2
ii
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 13 September 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Eva Banowati, M.Si Dra. Erni Suharini, M.Si
NIP. 196109291989012003 NIP. 196111061988032002
Mengetahui:
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si
NIP. 196209041989011001
Page 3
iii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 11 Oktober 2012
Penguji Utama
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si
NIP. 196209041989011001
Penguji I Penguji II
Dr. Eva Banowati, M.Si Dra. Erni Suharini, M.Si
NIP. 196109291989012003 NIP. 196111061988032002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M.Pd
NIP. 195108081980031003
Page 4
iv
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 11 Oktober 2012
Novia Asrotul Khufroh
NIM. 3201408095
Page 5
v
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Innama’al usri yusroon. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan
(QS. Al Insyirah: 6)
Wanita cantik melukis kekuatan melalui proses kehidupan, bersabar saat
tertekan, tersenyum di saat menangis, diam saat terhina, mempesona saat
memaafkan, dan bertambah kuat dalam doa dan pengharapan (NN)
PERSEMBAHAN
Tanpa mengurangi sedikitpun rasa syukur terhadap ALLAH SWT, skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
Guru dan dosen penulis, atas bimbingan dan ilmu yang diberikan.
Ayahanda Sholihin Rachman dan Ibunda Nurhikmatul Istiqomah yang selalu
melimpahkan cinta kasih dan untaian doa untuk penulis.
Almamater, Universitas Negeri Semarang.
Page 6
vi
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala berkah,
rahmat, dan ridha_Nya akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan Skripsi
dengan judul “Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS di SMA
Negeri se Kecamatan Brebes”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
banyak membantu baik motivasi, moral, dan material kepada penulis. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang telah diberikan.
2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
atas segala kemudahan yang telah diberikan.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
sekaligus Dosen Penguji dan Dosen Wali, terima kasih atas segala
bimbingannya.
4. Dr. Eva Banowati, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan arahan,
bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
5. Dra. Erni Suharini M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan arahan, dan
bimbingan, dan masukan dalam penyusunan skripsi.
6. Dosen Jurusan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai
harganya selama penulis belajar di Jurusan Geografi.
7. Dr. Angkatno, SH. M.Pd, Kepala Diknas Kabupaten Brebes yang telah
memberikan ijin penelitian dan kemudahan informasi.
8. Drs. Rofi’i, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Brebes, Drs. Edi Wahyudi, M.Pd,
Kepala SMA Negeri 2 Brebes, dan Drs. Bambang Gunawan, M.Pd, Kepala
SMA Negeri 3 Brebes yang telah memberikan ijin penelitian dan kemudahan
informasi.
9. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana-prasarana, Guru Mata Pelajaran
Rumpun IPS serta Siswa Kelas X dan XI IPS di SMA Negeri se Kecamatan
Brebes yang telah bersedia memberi informasi kepada penulis.
Page 7
vii
vii
10. Keluarga besar penulis, kedua orang tua dan kakak-kakak penulis tercinta:
Mbak Eva, Mas Haza, Mas Agus, Mas Nizam, Mbak Umi, Mbak Liza, Mas
Opik, Mbak Icha, Mas Rokhim dan Mbak Ade yang selalu mendoakan serta
memberi yang terbaik untuk penulis. Serta keponakan-keponakan kecil penulis
tersayang: Kakak Akhtar, Adik Khizni, Dedek Ratna, Dedek Rayya dan
Dedek Aufar.
11. Sahabat penulis: Elfa Arum Losvitasari, terima kasih untuk persahabatan ini.
12. Mas Saeful Anwar yang selalu ada untuk penulis, dan teman-teman
Mahasiswa Pendidikan Geografi 2008, terima kasih atas kebersamaanya.
13. Bapak-ibu kos serta teman-teman Kos Cherry, terima kasih atas kehangatan,
kekeluargaan, dan dukungannya.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada
pada diri penulis. Maka semua saran dan kritik sangatlah diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 11 Oktober 2012
Penulis
Page 8
viii
viii
SARI
Asrotul Khufroh, Novia. 2012. Kendala Sekolah dalam Menyediakan
Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Skripsi. Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci: Kendala, Laboratorium IPS, Sekolah.
Laboratorium IPS sebagai salah satu prasarana penunjang pembelajaran
IPS di sekolah semakin diakui, hal ini terlihat dari bermunculannya Laboratorium
IPS dibeberapa SMA di Indonesia. Laboratorium IPS dapat dijadikan sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS secara praktek dengan
peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan lebih efektif. Namun fenomena tersebut belum
didapati di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1)Mengetahui persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS,
2)Mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium
IPS, dan 3)Mengetahui kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS.
Populasinya adalah personil sekolah yang mencakup Kepala sekolah,
Wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana, Guru mapel rumpun IPS, serta
Siswa kelas X dan XI IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Penentuan
sampel pada siswa dengan jumlah 1.371 siswa menggunakan teknik proportional
random sampling yang menghasilkan sampel 100 siswa. Sedangkan pada Kepala
sekolah, Wakil kepala sekolah dan Guru yang berjumlah 33 orang, semua
dijadikan sampel dikarenakan jumlahnya kurang dari 100. Variabelnya adalah
kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS. Data
dikumpulkan menggunakan instrumen angket, wawancara, dan dokumentasi. Data
dianalisis dengan teknik deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi personil sekolah terhadap
pentingnya Laboratorium IPS dalam kategori baik untuk guru (59,26%) dan
sangat baik untuk siswa (51%), dengan persepsi tersebut personil sekolah
memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran IPS diperlukan Laboratorium IPS di sekolah. Kendala yang
dihadapi sekolah berupa terbatasnya lahan, dana, persepsi Wakil kepala sekolah
bidang Sarana-prasarana, dan peraturan pemerintah. Telah ada kesiapan
menyediakan Laboratorium IPS di 2 sekolah sementara 1 sekolah lainnya belum
siap, namun kepala sekolah dari ketiga sekolah tersebut menyatakan setuju dan
mendukung penyediaan Laboratorium IPS di sekolah.
Saran yang diajukan: 1)Sekolah perlu memenuhi sarana-prasarana tak
terkecuali Laboratorium IPS, 2)Terbatasnya lahan dapat diatasi dengan
membangun secara bertingkat, persepsi Wakil kepala sekolah dapat diatasi dengan
penyuluhan, terbatasnya dana dan peraturan pemerintah dapat diatasi dengan
mengkonsultasikan ke dinas pendidikan setempat, dan 3)Sekolah yang telah
memiliki kesiapan menyediakan Laboratorium IPS, hendaknya segera
menyediakannya.
Page 9
ix
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
SARI ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 4
E. Penegasan Istilah ............................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).......................................................... 6
B. Mata Pelajaran Rumpun IPS di SMA ............................................... 7
C. Laboratorium IPS .............................................................................. 7
D. Kerangka Berfikir.............................................................................. 9
BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 11
B. Variabel Penelitian .......................................................................... 13
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 14
D. Analisis Uji Instrumen .................................................................... 16
Page 10
x
x
E. Tahapan Penelitian .......................................................................... 18
F. Teknik Analisis Data................................................................. ...... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 22
1. Lokasi Penelitian ....................................................................... 22
2. Kondisi Sekolah ........................................................................ 24
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 29
1. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium
IPS ............................................................................................ 29
2. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS ........ 37
3. Kesiapan Sekolah untuk Menyediakan Laboratorium IPS ....... 48
C. Pembahasan ..................................................................................... 47
1. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium
IPS ............................................................................................ 47
2. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS ....... 48
3. Kesiapan Sekolah untuk Menyediakan Laboratorium IPS ...... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ......................................................................................... 55
B. Saran ............................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58
LAMPIRAN ................................................................................................ 59
Page 11
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana
dan prasarana dan Guru IPS ................................................................. 11
2. Populasi dan Sampel Siswa ................................................................... 13
3. Skor Angket .......................................................................................... 14
4. Kriteria Kinerja Peneliti ........................................................................ 21
5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes ........................................ 24
6. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes ........................................ 26
7. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes ........................................ 28
8. Persepsi Guru terhadap Pentingnya Laboratorium IPS ......................... 30
9. Persepsi Siswa terhadap Pentingnya Laboratorium IPS ....................... 31
10. Hasil Wawancara Faktor Kendala Sekolah dalam Menyediakan
Laboratorium IPS ................................................................................. 46
Page 12
xii
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berfikir.................................................................................. 10
2. Kerangka Alur Penelitian ...................................................................... 19
3. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................... 23
4. SMA Negeri 1 Brebes ........................................................................... 25
5. SMA Negeri 2 Brebes ........................................................................... 27
6. SMA Negeri 3 Brebes ........................................................................... 29
7. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS di
Sekolah .................................................................................................. 33
Page 13
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ............................................................... 60
2. Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................................... 61
3. Instrumen Angket untuk Guru ............................................................. 62
4. Uji Validitas Reliabilitas Instrumen Angket untuk Guru ...................... 64
5. Skor Angket untuk Guru ....................................................................... 66
6. Hasil Analisis Deskriptif Angket untuk Guru ....................................... 67
7. Daftar Responden Guru........................................................................ 68
8. Instrumen Angket untuk Siswa ............................................................. 69
9. Uji Validitas Reliabilitas Instrumen Angket untuk Siswa .................... 71
10. Skor Angket untuk Siswa ...................................................................... 73
11. Hasil Analisis Deskriptif Angket untuk untuk Siswa ........................... 75
12. Daftar Responden Siswa ...................................................................... 77
13. Pedoman Wawancara ............................................................................ 80
14. Hasil Wawancara ................................................................................. 83
15. Daftar Pelaksanaan Wawancara ............................................................ 91
16. Daftar Responden Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang
Sarana dan Prasarana ............................................................................ 92
17. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Brebes ................................................................................ 93
18. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri
1 Brebes ................................................................................................. 94
19. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri
2 Brebes ................................................................................................ 95
20. Surat Ijin Observasi dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri
3 Brebes ................................................................................................. 96
21. Surat Ijin Observasi dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten
Brebes kepada Kepala SMA Negeri se Kecamatan Brebes ................. 97
Page 14
xiv
xiv
22. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Brebes ................................................................................ 98
23. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri
1 Brebes ................................................................................................. 99
24. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri
2 Brebes ............................................................................................... 100
25. Surat Ijin Penelitian dari Jurusan kepada Kepala SMA Negeri
3 Brebes ............................................................................................... 101
26. Surat Ijin Penelitian dari Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten
Brebes kepada Kepala SMA Negeri se Kecamatan Brebes ............... 102
27. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Negeri
1 Brebes ............................................................................................... 103
28. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Negeri
2 Brebes ............................................................................................... 104
29. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Negeri
3 Brebes ............................................................................................... 105
Page 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang untuk pengajaran
siswa dibawah pengawasan guru. Dalam pelaksanaannya, sekolah tidak hanya
membutuhkan komponen-komponen seperti personil sekolah, kurikulum
sekolah, maupun manajemen sekolah. Namun sekolah juga memerlukan
komponen sarana dan prasarana sekolah. Keberadaan sarana dan prasarana
dalam Standar Nasional Pendidikan dinyatakan sebagai salah satu Standar
Pendidikan, sejajar dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan (PPRI No. 19 Pasal 2
Nomor 1 Tahun 2005). Masing-masing standar pendidikan tersebut, termasuk
Standar Sarana dan Prasarana berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu.
Di dalam penyelenggaraan pendidikan, peran sarana dan prasana
sangat penting untuk menghasilkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang
berkualitas, efektif dan efisien. Salah satu prasarana yang memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran adalah laboratorium. Di lingkup sekolah,
laboratorium merupakan tempat belajar mengajar melalui metode praktikum
yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa dapat berinteraksi
1
Page 16
2
dengan berbagai alat dan bahan untuk mengamati suatu objek atau gejala
yang sedang dipelajari. Dalam hal ini, satuan pendidikan yang akan dibahas
terkait dengan keberadaan laboratorium di dalamnya adalah Sekolah
Menengan Atas.
Walaupun dalam Lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah, tidak menyebutkan Laboratorium IPS sebagai sarana yang harus
disediakan oleh jenjang Sekolah Menengah Atas, namun seiring dengan
berkembangnya zaman dimana diterapkan sistem Otonomi Sekolah, serta
banyak fenomena yang ada dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial yang
selayaknya dikaji tidak hanya melalui teori belaka, muncullah Laboratorium
IPS di SMA-SMA di Indonesia. Laboratorium IPS itu sendiri merupakan
prasarana penunjang bagi murid maupun guru dalam proses pembelajaran
pada Mata Pelajaran yang termasuk rumpun IPS di SMA.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri se Kecamatan
Brebes, belum ada satu pun sekolah di wilayah tersebut yang telah memiliki
Laboratorium IPS. Dimana terdapat tiga SMA di wilayah tersebut yaitu SMA
Negeri 1 Brebes, SMA Negeri 2 Brebes, dan SMA Negeri 3 Brebes.
Ketiganya tergolong sekolah unggulan di Kabupaten Brebes. Hal ini
memberi gambaran betapa banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki
Laboratorium IPS meskipun kesadaran guru-guru IPS terhadap pentingnya
Laboratorium IPS sudah ada, namun sampai saat ini keberadaan
Laboratorium IPS di dua sekolah tersebut masih belum terwujud, hal ini
Page 17
3
terkait dengan kendala-kendala yang di hadapi sekolah dalam upaya
pengadaan Laboratorium IPS.
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk
menyusun penelitian tentang “Kendala Sekolah dalam Menyediakan
Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimanakah persepsi personil sekolah terhadap pentingnya
Laboratorium IPS?
2. Apakah kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium
IPS?
3. Bagaimanakah kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium
IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
2. Mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan
Laboratorium IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
3. Mengetahui kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS di
SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
Page 18
4
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan ilmu
pendidikan, khususnya mengenai kendala yang dihadapi sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS.
2. Secara Praktis
a. Bagi Sekolah
1) Memberi masukan pada sekolah tentang pentingnya Laboratorium
IPS untuk menunjang kegiatan pembelajaran IPS di sekolah.
2) Digunakan sebagai acuan oleh sekolah dalam upaya pengadaan
Laboratorium IPS sebagai sarana dan prasarana sekolah yang
penting bagi kemajuan pendidikan di sekolah.
b. Bagi Dinas Pendidikan setempat ( Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes)
Digunakan sebagai salah satu acuan Dinas Pendidikan setempat
untuk mendorong tersedianya Laboratorium IPS di sekolah-sekolah di
Kabupaten Brebes.
E. Batasan Istilah
Agar ruang lingkup permasalahan yang akan di teliti menjadi lebih
jelas dan menghindari adanya perbedaan penafsiran maka perlu adanya
penegasan istilah dari masing-masing istilah sesuai dengan judul yang
diambil.
Adapun penegasan istilah tersebut yaitu:
Page 19
5
1. Kendala
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kendala” adalah faktor
atau keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian
sasaran (Poerwadarmita, 2003:543). Kendala yang di maksud dalam
penelitian ini adalah kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium
IPS di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, yang terdiri dari kendala fisik
dan kendala non fisik.
2. Sekolah
Menurut Odang Muchtar dalam Din Wahyudin, (2008:33)
Sekolah adalah suatu satuan (unit) sosial atau lembaga sosial yang secara
sengaja dibangun dengan kekhususan tugasnya untuk melaksanakan
proses pendidikan. Sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
3. Laboratorium IPS
Laboratorium IPS adalah tempat yang disiapkan secara khusus
untuk melakukan kegiatan eksperimen, analisis, observasi, penelitian dan
kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengertian tempat
ini bisa dalam pengertian indoor maupun outdoor (Suharno, 2010:3).
Page 20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara terminologi diambil dari istilah
social studies yang telah berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. IPS
merupakan perwujudan dari pendekatan interdisipliner dari beberapa konsep-
konsep ilmu sosial yang dipadukan dan disederhanakan untuk tujuan
pengajaran di sekolah (Akbar dan Sriwijaya, 2010:75).
Sampai saat ini IPS memiliki lima tujuan, yaitu: (1) IPS
mempersiapkan studi lanjut di bidang ilmu-ilmu sosial jika nantinya masuk
keperguruan tinggi; (2) IPS bertujuan mendidik warga negara yang baik; (3)
IPS hakikatnya merupakan suatu kompromi antara poin 1 dan 2 tersebut; (4)
IPS mempelajari masalah-masalah sosial yang pantang dibicarakan dimuka
umum; dan (5) Menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang
studi tersebut yaitu dengan materi yang dipilih, disaring, dan disingkronkan
kembali. Maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran IPS
mengarah pada dua hal, yaitu: (1) Pembinaan warga negara Indonesia atas
dasar moral Pancasila/ UUD 1945; dan (2) Sikap sosial yang rasional dalam
kehidupan (Ahmadi dan Amri, 2011:10).
Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen
6
Page 21
7
kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah,
Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Nama IPS ini sejajar dengan nama mata
pelajaran IPA sebagai integrasi dari nama mata pelajaran Biologi, Kimia, dan
Fisika (Sapriya, 2009:7).
B. Mata Pelajaran Rumpun IPS di SMA
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan
dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat (Permendiknas nomor 22
tahun 2006). Pada satuan pendidikan SMA, spesifikasi materi pembelajaran
dalam IPS telah berdiri sendiri menjadi suatu mata pelajaran tersendiri yaitu:
Mata Pelajaran Geografi, Mata Pelajaran Sosiologi, Mata Pelajaran Sejarah
dan Mata Pelajaran Ekonomi.
C. Laboratorium IPS
Ada berbagai pengertian tentang apa yang dimaksud dengan
Laboratorium. Berbagai pengertian tersebut antara lain: (1) Ruangan tertutup
dimana percobaan dan penelitian dilakukan; (2) Bangunan yang dilengkapi
Page 22
8
sejumlah peralatan untuk tempat kegiatan belajar siswa; (3) Tempat yang
dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau
melakukan pengujian dan analisis; (4) Tempat kerja untuk melakukan
berbagai kegiatan atau pengamatan. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) sebagai bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep
dan ketrampilan-ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan
ekonomi. Sedangkan pengertian Laboratorium IPS itu sendiri adalah sebagai
tempat yang disiapkan secara khusus untuk melakukan kegiatan eksperimen,
analisis, observasi, penelitian dan kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Pengertian tempat ini bisa dalam pengertian indoor maupun
outdoor. Laboratorium IPS berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran IPS secara praktek dengan peralatan khusus yang tidak
mudah dihadirkan di ruang kelas (Suharno, 2010:3).
Laboratorium IPS memerlukan media atau alat-alat peraga
didalamnya, yaitu sebagai berikut: Gambar-gambar dinding (pakaian adat,
alat rumah tangga dan setiap suku di Indonesia atau dunia), foto-foto
peristiwa bersejarah atau tokoh sejarah (Indonesia atau Dunia), peta-peta
sejarah, geografis (informasi fisik bumi, sumber-sumber alam, ekonomi,
mineral), peta dinding (informasi batas politik antar negara), karya grafis
(bentuk gambar grafik, bagan diagram) yang memuat informasi tentang
penduduk (bangsa-bangsa atau kelompok etnis, ekonomi, sumber alam,
agama, politik, sosial, sejarah (peristiwa ditempatkan dalam bagan atau poros
Page 23
9
bagan), karya kerajinan (craft work) dalam visual tiga dimensi berupa model
patung tokoh sejarah dari tanah liat, peta timbul dan sebagainya, serta
peralatan elektronik audio seperti radio cassette, peralatan audio visual
proyektor film, film layar lebar (screen).
D. Kerangka Berfikir
Laboratorium IPS merupakan bangunan atau ruang yang dilengkapi
sejumlah peralatan untuk tempat kegiatan belajar siswa, di dalam Mata
Pelajaran Rumpun IPA (Fisika, Kimia, Biologi) dan Mata Pelajaran Rumpun
IPS (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi), terdapat perbedaan yang sangat
mencolok terkait ketersediaan laboratorium untuk kedua rumpun mata
pelajaran tersebut di jenjang Sekolah Menengah Atas. Jika dalam mata
pelajaran rumpun IPA masing-masing mata pelajaran telah memiliki
laboratorium (Laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi) di hampir setiap
SMA , mata pelajaran rumpun IPS belum memiliki laboratorium yang
walaupun tidak terdiri dari masing-masing mata pelajaran dan hanya berupa
Laboratorium IPS, namun keberadaan laboratorium tersebut belum setiap
sekolah menyediakannya atau memilikinya. Hal ini menimbulkan pertanyaan
mengenai kendala-kendala apa saja yang dihadapi sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS. Kendala-kendala tersebut dilihat
berdasarkan faktor fisik dan faktor non fisik. Setelah kendala-kendala tersebut
diketahui, maka dapat dilihat sejauh mana kesiapan sekolah-sekolah tersebut
dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
Page 24
10
Berdasarkan uraian di atas, kerangka berfikir dari penelitian ini dapat
diskemakan dalam gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Laboratorium
IPA IPS
Laboratorium Biologi
Laboratorium Fisika
Laboratorium Kimia
Laboratorium IPS
Tersedia
Kendala
Fisik Non Fisik
Belum Tersedia
Kesiapan Sekolah untuk
Menyediakan
Laboratorium IPS
Page 25
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah personil sekolah yang
mencakup Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah bidang sarana-
prasarana, Guru mata pelajaran rumpun IPS, serta Siswa kelas X dan XI
Program Studi IPS Tahun Ajaran 2011/2012 di SMA Negeri se
Kecamatan Brebes.
Tabel 1. Populasi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana-
Prasarana serta Guru IPS
Sekolah Kepala/
Waka
Sar-Pras
Guru Jumlah
Geografi Sejarah Sosiologi Ekonomi
SMA N 1 Brebes
SMA N 2 Brebes
SMA N 3 Brebes
1/1
1/1
1/1
2
2
2
1
2
1
2
3
2
3
4
3
10
13
10
Jumlah 3/3 6 4 7 10 33
Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
b. Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Arikunto (2006:131), sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sampel adalah sebuah kelompok anggota yang
menjadi bagian dari populasi sehingga juga memiliki karakteristik
11
Page 26
12
populasi (Nurgiantoro, 2000:21). Karena jumlah Kepala Sekolah, Wakil
kepala sekolah bidang sarana-prasarana maupun Guru mapel rumpun IPS
yang ada di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, kurang dari 100 orang,
maka semuanya dijadikan sampel. Sedangkan teknik pengambilan
sampel untuk Siswa-siswi kelas X dan kelas XI Program Studi IPS di
SMA Negeri se Kecamatan Brebes yang berjumlah 1.371 siswa, dalam
penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel Proportional
Random Sampling yaitu setiap responden memiliki kesempatan yang
sama untuk dijadikan sampel penelitian yang bisa mewakili populasi.
Sehingga tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk
dipilih. Cara untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir /diinginkan yaitu 10%
(Umar,1998:74).
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil
sebagai berikut:
=
Page 27
13
= 93,20 dibulatkan menjadi 100
Jumlah sampel yang akan dicapai dalam penelitian ini berjumlah 100
siswa. Penyebaran sampel dari populasi yaitu:
Tabel 2. Populasi dan Sampel Siswa
Sekolah Populasi Pengambilan Sampel
SMA N 1 Brebes
SMA N 2 Brebes
SMA N 3 Brebes
478
464
429
478/1.371 x 100 = 34,86 dibulatkan = 35
464/1.371 x 100 = 33,84 dibulatkan = 34
429/1.371 x 100 = 31,29 dibulatkan = 31
Jumlah 1.371 100 siswa
Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini adalah
kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di
SMA Negeri se Kecamatan Brebes dengan sub variabel:
1. Faktor fisik
Terbatasnya lahan untuk menyediakan laboratorium IPS.
2. Faktor non fisik
2 berupa Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana Sekolah yang tidak menyebutkan Laboratorium IPS didalamnya.
Page 28
14
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Angket (kuesioner)
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu
angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih dan dijawab secara langsung. Skala angket yang digunakan
adalah kuesioner skala likert dimana setiap item soal disediakan lima
jawaban dengan skor sebagai berikut:
Tabel 3. Skor Angket
Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono, 2007.
Bobot nilai didasarkan pada positif negatifnya pernyataan, apabila
pernyataan positif maka skornya akan semakin besar dan apabila
pernyataan negatif skornya akan semakin kecil. Dalam penelitian ini,
Page 29
15
angket diberikan kepada personil sekolah yang mencakup Guru Mata
Pelajaran Rumpun IPS, serta Siswa Kelas X dan Kelas XI Program Studi
IPS Tahun Ajaran 2011/2012 di SMA Negeri se Kecamatan Brebes, untuk
mengetahui bagaimana tingkat persepsi personil sekolah terhadap
pentingnya Laboratorium IPS di sekolah.
b. Wawancara (interview)
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto, 2006:155). Dalam penelitian ini, metode wawancara akan
dilakukan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana untuk
memperoleh data tentang kendala yang dihadapi sekolah dalam upaya
menyediakan Laboratorium IPS di sekolah dan kepada kepala sekolah
untuk mengetahui kesediaan kepala sekolah tersebut dalam menyetujui
adanya Laboratorium IPS di sekolah.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data
atau infomasi tentang hal-hal yang ada kaitanya dengan penelitian, dengan
jalan melihat kembali sumber tertulis yang lain baik berupa angka atau
keterangan (Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi ini hanya
digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yaitu terkait dengan data personil sekolah seperti Wakil kepala sekolah
bidang sarana-prasarana masing-masing sekolah, Guru mata pelajaran
rumpun IPS, jumlah Siswa Kelas X dan Kelas XI Program Studi IPS
Page 30
16
Tahun Ajaran 2011/2012, serta data mengenai sarana dan prasara sekolah
yang telah tersedia di SMA Negeri se Kecamatan Brebes.
D. Analisis Uji Instrumen
Agar angket dikatakan baik, maka sebelum diberikan kepada
responden perlu dilakukan pengujian beberapa hal berikut ini antara lain:
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-
tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,
2006:168). Untuk mengukur valid tidaknya setiap faktor dapat dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor faktor tertentu dengan skor total,
dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka dasar yang
dikemukakan oleh Karl Pearson yaitu sebagai berikut:
rxy=
Keterangan:
= validitas instrumen
X = jumlah skor faktor tertentu
Y = jumlah skor total
N = jumlah subyek atau responden
= jumlah kuadrat nilai X
= jumlah kuadrat nilai Y
(Arikunto, 2006:155).
Page 31
17
Cara menentukan valid atau tidaknya instrumen adalah dengan
mengkonsultasikan hasil perhitungan korelasi dengan tabel product
moment dengan taraf signifikan 5 %, jika r hitung > r tabel maka
instrumen dapat dikatakan valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba
terhadap angket yang ditujukan untuk Guru maupun angket yang
ditujukan untuk Siswa, seluruh soal dinyatakan valid. Uji validitas soal
dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 9.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas
menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat
dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006:178). Untuk menguji
instrumen dapat digunakan rumus Alpha sebagai berikut :
r11=
Keterangan :
r11
= Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σσb2
= Jumlah varians butir
σt2
= Varians total
(Arikunto, 2006 :196)
Page 32
18
Cara untuk menentukan reliabel tidaknya instrumen dilakukan
dengan cara mengkosultasikan dengan . Jika > maka
instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengambil
data penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba terhadap angket
yang ditujukan untuk Guru maupun angket yang ditujukan untuk Siswa,
seluruh soal dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas soal dapat dilihat pada
lampiran 4 dan lampiran 9.
E. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
1) Diawali kegiatan observasi ke daerah penelitian untuk memperoleh
data awal mengenai keadaan objek penelitian, serta studi pustaka
mengenai hal-hal yang dapat dijadikan sumber atau acuan dalam
penelitian.
2) Menyusun proposal beserta instrumen penelitian. Dalam tahap ini,
peneliti membuat kisi – kisi instrumen penelitian dengan variabel, sub
variabel serta indikator-indikator yang akan diungkap dengan batasan
sesuai dengan judul penelitian. Kemudian membuat pertanyaan sesuai
kisi-kisi yang telah dibuat.
3) Uji validitas dan uji reliabelitas terhadap instrumen penelitian
ditujukan agar instrumen tersebut layak digunakan sebagai alat
pengumpul data.
b. Tahap Pelaksanaan
Page 33
19
Pelaksanaan penelitian berupa pengambilan data yang
dilaksanakan di SMA Negeri se Kecamatan Brebes sebanyak 100 Siswa
Kelas X dan XI IPS Tahun Ajaran 2011/2012 serta 33 orang yang terdiri
dari Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah bidang sarana-prasarana serta
Guru mata pelajaran rumpun IPS.
c. Tahap Pasca Pelaksanaan
1) Analisis terhadap data yang telah diperoleh dalam kegiatan di
lapangan.
2) Penyusunan laporan penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka alur dalam penelitian ini dapat
diskemakan seperti pada gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Alur Penelitian
Alur
Penelitian
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pasca
Pelaksanaan
Observasi
Studi Pustaka
Proposal
Instrumen
Validitas, Reliabilitas
Pengumpulan data
Penelitian
Analisis Data
Penyusunan
Laporan Penelitian
Page 34
20
F. Teknik Analisis Data
Analisis data atau pengelolaan data merupakan suatu langkah penting
dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya, terdapat dua bentuk analisis data
berdasarkan jenis data, bahwa apabila terkumpul maka data dikualifikasikan
menjadi dua kelompok data yaitu data kualitatif yang digunakan pada analisis
non statistik dan data kuantitatif pada analisis statistik (Arikunto, 2006:145).
Sedangkan teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.
Untuk mengukur tingkat persepsi personil sekolah terhadap
pentingnya Laboratorium IPS, analisis yang digunakan adalah deskriptif
persentase. Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari
responden dengan memberi skor pada jawaban yang diajukan. Rumus
deskriptif persentase adalah sebagai berikut:
x 100 %
Keterangan:
= Persentase dari nilai yang diperoleh
n = Jumlah skor jawaban
N = Jumlah jawaban yang diharapkan (skor maksimal atau ideal)
(Ali, 1984:184)
Berdasarkan total skor yang diperoleh, tingkat persepsi personil sekolah
terhadap pentingnya Laboratorium IPS ini diklasifikasikan ke dalam 5 kelas
yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.
Page 35
21
Cara menyusun Tabel Kriteria Kinerja Peneliti adalah sebagai berikut.
a. Menetapkan persentase tertinggi = (5:5) x 100% = 100%
b. Menetapkan persentase terendah = (1:5) x 100% = 20%
c. Menetapkan rentangan persentase = 100% - 20% = 80%
d. Menetapkan kelas interval = 5
e. Menetapkan rentang kelas interval = 80% : 5 = 16%
Untuk kriterianya dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Kriteria Kinerja Peneliti
No
Persentase
% Kriteria
1 85 - 100 Sangat Baik
2 69 - 84 Baik
3 53 - 68 Cukup Baik
4 37 - 52 Kurang Baik
5 20 - 36 Tidak Baik
Sumber : Arikunto, 2006.
Page 36
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian didahului dengan proses observasi yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Mei 2012 sampai tanggal 8 Mei 2012. Sedangkan pengambilan data
penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012 sampai tanggal 22 Juni 2012.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada Guru mata
pelajaran rumpun IPS dan Siswa kelas X, XI IPS Tahun Ajaran 2011/2012 guna
mengetahui tingkat persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium
IPS, serta dengan mengadakan wawancara kepada Wakil kepala sekolah bidang
sarana-prasarana guna mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS dan kepada Kepala sekolah guna mengetahui
kesediaan kepala sekolah dalam menyetujui Laboratorium IPS di sekolah.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah SMA Negeri se
Kecamatan Brebes. Objek penelitian ini berlokasi di Kecamatan Brebes,
Kabupaten Brebes yang secara astronomis terletak pada 1090
0’ 40” BT -
109º 6’ 6” BT dan 60
45’ 55” LS - 60
55’ 18” LS. Dengan batas
administrasi di sebelah utara : Laut Jawa, sebelah timur: Kota Tegal dan
Kabupaten Tegal, sebelah selatan: Kecamatan Jatibarang, dan sebelah
barat: Kecamatan Wanasari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta
di gambar 3 berikut ini.
22
Page 37
23
23
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian
Page 38
24
2. Kondisi Sekolah
a. SMA Negeri 1 Brebes
SMA Negeri 1 Brebes berdiri pada tanggal 16 Agustus 1963
dan merupakan SMA Negeri tertua di Kabupaten Brebes. Pada awal
berdirinya, SMA ini hanya memiliki 6 kelas. Namun sekarang SMA
Negeri 1 Brebes mempunyai 27 kelas, 1 perpustakaan, 5 laboratorium,
serta berbagai sarana dan prasarana sekolah lainnya. Untuk lebih
jelasnya mengenai sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1
Brebes dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Brebes
No Ruang Jumlah Ruang
1 Ruang Kelas 27
2 Ruang Kantor 1
3 Ruang Pimpinan 1
4 Ruang Guru 1
5 Perpustakaan 1
6 Laboratorium Komputer 1
7 Laboratorium Biologi 1
8 Laboratorium Fisika 1
9 Laboratorium Kimia 1
10 Laboratorium Bahasa 1
11 Ruang Lokakarya 1
12 Ruang Gudang 1
13 Ruang Koperasi Sekolah 1
14 Ruang Wakasek 1
15 Perumahan Penjaga 1
16 Ruang BK/BP 1
17 Ruang Workshop 1
18 Toilet 16
19 Masjid 1
20 Aula Wijayakusuma 1
Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
Page 39
25
Gambaran secara umum dari SMA Negeri 1 Brebes dapat dilihat pada
gambar 4 sebagai berikut.
Sumber: Data Dokumentasi, 2012.
Gambar 4. SMA Negeri 1 Brebes
b. SMA Negeri 2 Brebes
SMA Negeri 2 Brebes berdiri pada tanggal 7 Juli 1976.
Sekolah yang beralamat di Jln. Jend. Ahmad Yani No 77 Brebes ini
berdiri setelah berdirinya SMA Negeri 1 Brebes dan merupakan SMA
yang cukup favorit di Kabupaten Brebes, terbukti dengan banyaknya
prestasi yang diperoleh SMA ini. Sekolah yang tergolong sekolah
unggulan ini merupakan satu-satunya SMA di Kabupaten Brebes yang
ditetapkan sebagai SMA berlabel Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) yaitu pada tanggal 8 Februari 2011. Sebagai
Page 40
26
sekolah RSBI, SMA ini selalu berusaha memenuhi sarana dan
prasarana sekolah guna menunjang kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Dengan luasnya jumlah lahan yang dimiliki oleh sekolah ini,
memungkinkan pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang
memadai. Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana
sekolah di SMA Negeri 2 Brebes dapat dilihat pada tabel 6 sebagai
berikut.
Tabel 6. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 2 Brebes
No Ruang Jumlah Ruang
1 Ruang Kelas 25
2 Ruang Kantor 1
3 Ruang Pimpinan 1
4 Ruang Guru 1
5 Perpustakaan 1
6 Laboratorium Komputer 1
7 Laboratorium Biologi 1
8 Laboratorium Fisika 1
9 Laboratorium Kimia 1
10 Laboratorium Bahasa 1
11 Ruang Lokakarya 1
12 Ruang Gudang 1
13 Ruang Koperasi Sekolah 1
14 Ruang Bendahara Sekolah 1
15 Ruang Wakasek 1
16 Perumahan Penjaga 1
17 Ruang Tamu Umum 1
18 Ruang BK/BP 1
19 Ruang Workshop 1
20 Toilet 14
21 Masjid 1
Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
Gambaran secara umum dari SMA Negeri 2 Brebes dapat dilihat pada
gambar 5 sebagai berikut.
Page 41
27
Sumber: Data Dokumentasi, 2012.
Gambar 5. SMA Negeri 2 Brebes
c. SMA Negeri 3 Brebes
SMA Negeri 3 Brebes merupakan sekolah Negeri di
Kabupaten Brebes, pada awalnya sekolah ini merupakan sekolah
swasta yang bernama SMA Pusponegoro 1 Brebes. SMA
Pusponegoro 1 Brebes berdiri pada tanggal 9 Januari 1978. Pada hari
Juma’at jam 14.00, telah resmi didirikan SMA Pusponegoro 1 Brebes.
Pada awal berdirinya sekolah ini, jumlah siswa tahun pelajaran
1978/1979 sebanyak 147 siswa dengan kegiatan pembelajaran
bertempat di SDN 1 Brebes. Sedangkan tenaga guru sebagian besar
diampu dari SMA Negeri 1 Brebes maupun pemerintah daerah dan
jajaran Kandepdikbud Brebes.
Page 42
28
Pada awal berdirinya, SMA ini hanya memiliki beberapa lokal
kelas, namun seiring berjalannya waktu sarana dan prasarana di SMA
ini terus bertambah dan berkembang. Untuk lebih jelasnya mengenai
sarana dan prasarana sekolah di SMA Negeri 1 Brebes dapat dilihat
pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 3 Brebes
No Ruang Jumlah Ruang
1 Ruang Kelas 24
2 Ruang Kantor 1
3 Ruang Pimpinan 1
4 Ruang Guru 1
5 Perpustakaan 1
6 Laboratorium Komputer 1
7 Laboratorium Biologi 1
8 Laboratorium Fisika 1
9 Laboratorium Kimia 1
10 Laboratorium Bahasa 1
11 Ruang Lokakarya 1
12 Ruang Gudang 1
13 Ruang Koperasi Sekolah 1
14 Ruang Bendahara Sekolah 1
15 Ruang Wakasek 1
16 Perumahan Penjaga 1
17 Ruang Tamu Umum 1
18 Ruang BK/BP 1
19 Ruang Workshop 1
20 Toilet 14
Sumber: Buku Monografi Sekolah, 2012.
Gambaran secara umum dari SMA Negeri 3 Brebes dapat dilihat pada
gambar 6 sebagai berikut.
Page 43
29
Sumber: Data Dokumentasi, 2012.
Gambar 6. SMA Negeri 3 Brebes
B. Hasil Penelitian
1. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS
Laboratorium IPS merupakan prasarana penunjang bagi murid
maupun guru dalam proses pembelajaran pada Mata Pelajaran yang
termasuk rumpun IPS di SMA. Laboratorium IPS itu sendiri dewasa ini
mulai bermunculan di sekolah-sekolah di Indonesia, yang menunjukkan
perhatian dan kesadaran orang-orang dalam dunia IPS terhadap
keberadaan Laboratorium IPS yang tidak lagi dipandang sebelah mata atau
dipandang kurang penting dibandingkan dengan Laboratorium-
laboratorium yang telah tersedia di sekolah terlebih dulu, contohnya
seperti Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia,
dan Laboratorium Komputer.
Page 44
30
Hasil penelitian tentang persepsi personil sekolah yang terdiri dari guru
mapel Rumpun IPS dan Siswa kelas X dan XI IPS di SMA Negeri se
Kecamatan Brebes tentang pentingnya laboratorium IPS di sekolah, dapat
dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Persepsi Guru terhadap Pentingnya Laboratorium IPS
Kriteria
Aspek Rata-
rata Kedudukan
Mapel IPS
Pengetahuan
tentang Lab. IPS
Pentingnya
Lab. IPS
F % F % F % %
Sangat Baik
Baik
10
17
37,04
62,96
12
15
44,44
55,56
10
17
37,04
62,96
40,74
59,26
Jumlah 27 100 27 100 27 100 100
Sumber: Analisis Data Primer, 2012.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa rata-rata
guru memiliki persepsi mengenai pentingnya Laboratorium IPS di sekolah
sebagian besar termasuk dalam kategori baik (59,26%) dan sebagian lagi
masuk dalam kategori sangat baik (40,74%). Demikian rata-rata persepsi
guru tentang pentingnya Laboratorium IPS di sekolah termasuk dalam
kategori baik. Persepsi personil sekolah yang baik tersebut,
menggambarkan guru-guru tersebut memiliki pengetahuan dan kesadaran
yang baik bahwa untuk menunjang proses pembelajaran IPS maka
keberadaan Laboratorium IPS sangat penting. Laboratorium IPS dapat
Page 45
31
digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran IPS di sekolah tersebut
juga sebagai prasarana penunjang peningkatan hasil belajar siswa
khususnya pada Mata pelajaran Rumpun IPS. Sementara hasil penelitian
persepsi siswa terhadap pentingnya Laboratorium IPS dapat di lihat di
tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Persepsi Siswa terhadap Pentingnya Laboratorium IPS
Kriteria
Aspek Rata-rata Kedudukan
Mapel IPS
Pengetahuan
tentang Lab. IPS
Pentingnya
Lab. IPS
F % F % F % %
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
30
61
7
2
30
61
7
2
43
42
10
3
43
42
10
3
51
36
11
2
51
36
11
2
51
41
7
1
Jumlah 100
100
100
100
100
100
100
Sumber: Analisis Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa rata-rata
siswa memiliki persepsi mengenai pentingnya Laboratorium IPS di
sekolah sebagian besar termasuk dalam kategori sangat baik (51%) dan
sebagian lagi masuk dalam kategori baik (41%), kategori cukup baik (7%),
kurang baik (1%). Demikian rata-rata persepsi siswa tentang pentingnya
Page 46
32
Laboratorium IPS di sekolah termasuk dalam kategori sangat baik.
Persepsi personil sekolah yang sangat baik tersebut, menggambarkan
siswa-siswa tersebut memiliki pengetahuan dan kesadaran yang sangat
baik bahwa untuk menunjang proses pembelajaran IPS maka keberadaan
Laboratorium IPS sangat penting. Laboratorium IPS dapat digunakan
sebagai penunjang proses pembelajaran IPS di sekolah tersebut juga
sebagai prasarana penunjang peningkatan hasil belajar siswa khususnya
pada Mata pelajaran Rumpun IPS.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, diperoleh gambaran bahwa
rata-rata personil sekolah memiliki persepsi mengenai pentingnya
Laboratorium IPS di sekolah termasuk dalam kategori baik untuk guru
(59,26%) dan kategori sangat baik untuk siswa (51%). Demikian rata-rata
persepsi personal sekolah yaitu guru dan siswa tentang pentingnya
Laboratorium IPS di sekolah termasuk dalam kategori baik. Persepsi
personil sekolah yang baik tersebut, menjadikan mereka memiliki
pengetahuan dan kesadaran bahwa untuk menunjang proses pembelajaran
IPS maka keberadaan Laboratorium IPS sangat penting. Laboratorium IPS
dapat digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran IPS di sekolah
tersebut juga sebagai prasarana penunjang peningkatan hasil belajar siswa
khususnya pada Mata pelajaran Rumpun IPS. Guru maupun siswa tidak
perlu lagi mengalami kesulitan terhadap materi IPS yang tidak cukup
dijelaskan dengan ceramah dari guru maupun buku, melainkankan
membutuhkan juga alat-alat atau peraga langsung yang dapat digunakan
Page 47
33
siswa untuk mengamati dan mempraktekkan secara langsung apa yang
dipelajari dalam materi tersebut. Dengan mengamati dan mempraktekkan
secara langsung materi yang sedang dipelajari, siswa tentunya akan dapat
lebih memahami dan mengerti dengan jelas materi yang disampaikan oleh
guru, sehingga proses belajar dan hasil belajar dapat tercapai dengan lebih
optimal. Untuk lebih jelasnya, persepsi personil sekolah terhadap
pentingnya Laboratorium IPS pada Guru dan Siswa, dapat dilihat dalam
grafik berikut ini:
Gambar 7. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya
Laboratorium IPS di Sekolah
Dari grafik diatas, terdapat perbedaan mengenai persepsi guru
dan siswa. Jika pada guru hasil penelitian menunjukkan bahwa
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Sangat Baik
Baik Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
40.74%
59.26%
0.00% 0.00% 0.00%
51.00%
41.00%
7.00%
1.00% 0.00%
Persentase
Kriteria
Guru
Siswa
Page 48
34
mayoritas guru yaitu sebanyak 59,26% termasuk dalam kategori baik,
lain halnya pada siswa yang mayoritas dikategorikan sangat baik yaitu
sebanyak 51%.
Penjabaran dari masing-masing indikator dalam persepsi personil sekolah
terhadap pentingnya Laboratorium IPS adalah sebagai berikut:
a. Kedudukan Mapel Rumpun IPS di SMA
Indikator Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA diukur
dengan menggunakan 5 butir pernyataan yang memuat tentang Mata
Pelajaran Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi yang merupakan
Mapel rumpun IPS, Dibutuhkan media/alat pembelajaran untuk Mata
Pelajaran Geografi di sekolah, Dibutuhkan media/alat pembelajaran
untuk Mata Pelajaran Sejarah, Dibutuhkan media/alat pembelajaran
untuk Mata Pelajaran Sosiologi di sekolah, dan Dibutuhkan media/alat
pembelajaran untuk Mata Pelajaran Ekonomi di sekolah.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa persepsi
guru mengenai Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA sebagian besar
termasuk dalam kategori baik, hal ini terlihat sebanyak 62,96% guru,
sedangkan sebagian lainnya masuk dalam kategori sangat baik yaitu
sebanyak 37,04%. Sementara persepsi siswa mengenai Kedudukan
Mapel rumpun IPS di SMA sebagian besar termasuk dalam kategori
baik siswa memiliki persepsi tentang Kedudukan Mapel rumpun IPS di
SMA termasuk kategori baik, yaitu sebanyak 61% siswa. Sebagian lagi
Page 49
35
masuk dalam kategori sangat baik, yaitu 30% siswa. Siswa yang
lainnya termasuk dalam kategori cukup baik sebanyak 7% siswa, dan
kategori kurang baik sebanyak 2% siswa.
Demikian rata-rata persepsi personil sekolah mengenai
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA, baik guru maupun siswa
termasuk dalam kategori baik. Dengan persepsi yang baik tersebut
personil sekolah tersebut memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa
kedudukan mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun IPS (Geografi,
Sosiologi, Sejarah, dan Ekonomi) sama dengan pelajaran-pelajaran
lainnya sehingga kebutuhan akan peralatan dan perlengkapan yang
dapat menunjang pembelajaran IPS perlu juga diperhatikan dan
dipenuhi seperti pada mata pelajaran-mata pelajaran yang lainnya, tak
terkecuali dengan menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
b. Pengetahuan akan Keberadaan Laboratorium IPS di SMA
Indikator Pengetahuan akan keberadaan Laboratorium IPS di
SMA diukur dengan menggunakan 2 butir pernyataan yang memuat
tentang Dibutuhkan Laboratorium untuk Mata Pelajaran Rumpun IPS
dan Disediakan Laboratorium IPS di SMA. Berdasarkan tabel di atas,
diperoleh gambaran bahwa persepsi guru mengenai pengetahuan akan
keberadaan Laboratorium IPS di SMA sebagian besar termasuk dalam
kategori baik, yaitu sebanyak 55,56% guru, sedangkan guru yang
lainnya masuk dalam kategori sangat baik, yaitu sebanyak 44,44% guru.
Sementara untuk siswa sebagian besar termasuk dalam kategori sangat
Page 50
36
baik, yaitu 43% siswa, sebagian lainnya masuk dalam kategori baik
yaitu sebanyak 42% siswa, sebanyak 10% siswa termasuk kategori
cukup baik, sebanyak 3% siswa memiliki persepsi yang kurang baik,
dan sisanya 2% termasuk kategori tidak baik.
Demikian rata-rata persepsi personil sekolah mengenai
pengetahuan akan keberadaan Laboratorium IPS di SMA termasuk
dalam kategori baik untuk guru, dan kategori sangat baik untuk siswa.
Dengan pengetahuan yang baik tersebut responden memiliki
pengetahuan bahwa sebuah Laboratorium IPS memang ada dan
diperlukan di sekolah untuk menunjang pembelajaran IPS. Bahwa
bukan hanya Laboratorium Fisika, Laboratorium Biologi, Laboratorium
Kimia, atau Laboratorium Komputer saja yang seharusnya ada di
sekolah sekolah untuk menunjang pembelajaran dan meningkatkan
hasil belajar siswa, melainkan Laboratorium IPS juga sudah seharusnya
ada atau di sediakan juga di sekolah untuk menunjang proses
pembelajaran mata pelajaran Rumpun IPS sehingga hasil belajar siswa
juga akan meningkat, hal ini tentu juga akan meningkatkan kualitas
sekolah.
c. Kesadaran terhadap Pentingnya Laboratorium IPS di sekolah
Indikator kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di
sekolah diukur dengan menggunakan 2 butir pernyataan yang memuat
tentang Laboratorium IPS dapat menunjang kegiatan pembelajaran
Mata Pelajaran rumpun IPS dan Laboratorium IPS dapat meningkatkan
Page 51
37
kualitas sekolah. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa
persepsi personil sekolah mengenai kesadaran terhadap pentingnya
Laboratorium IPS di sekolah, untuk guru dapat dikategorikan baik,
yaitu 62,96% guru. Sedangkan yang lainnya sebanyak 37,04% guru
termasuk dalam kategori sangat baik. Sementara untuk siswa sebagian
besar dikategorikan sangat baik yaitu 51% siswa. Sedangkan yang
lainnya sebanyak 36% siswa termasuk kategori baik, sebanyak 11%
kategori cukup baik, dan sebanyak 3% masuk dalam kategori kurang
baik tentang Kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di
sekolah.
Demikian rata-rata persepsi personil sekolah mengenai
kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah termasuk
dalam kategori baik untuk guru, dan kategori sangat baik untuk siswa.
Dengan kesadaran yang baik tersebut personil sekolah memiliki
persepsi bahwa Laboratorium IPS penting untuk diusahakan
keberadaannya di sekolah guna menunjang pembelajaran IPS.
Pentingnya Laboratorium IPS yang telah diketahui dan disadari oleh
personil sekolah tersebut, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
sekolah untuk berupaya mengusahakan keberadaan atau penyediaan
Laboratorium IPS di sekolah.
Page 52
38
2. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS
Kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS merupakan
hal-hal apa saja yang menghambat sekolah dalam mengupayakan
keberadaan sebuah Laboratorium IPS di sekolah. Walaupun dari hasil
penelitian mengenai tingkat persepsi personil sekolah akan pentingnya
Laboratorium IPS di kalangan personil sekolah dapat dikategorikan baik,
masing-masing sekolah dalam penelitian ini memiliki kendala-kendala
yang mengakibatkan sekolah-sekolah tersebut belum menyediakan
Laboratorium IPS. Kendala-kendala tersebut dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu kendala fisik dan kendala non fisik. Dimana kendala fisik yaitu
mengenai: terbatasnya lahan, Sedangkan kendala non fisik terdiri dari
terbatasnya dana, persepsi personil sekolah mengenai pentingnya
Laboratorium IPS, dan peraturan pemerintah yang tidak menyebutkan dan
mewajibkan adanya Laboratorium IPS di sekolah.
Penjelasan mengenai hasil penelitian masing-masing kendala yang
menjadi penghambat sekolah belum memiliki Laboratorium IPS di SMA
Negeri se Kecamatan Brebes, yaitu sebagai berikut:
a. Kendala Fisik
Kendala fisik disini adalah adanya faktor terbatasnya lahan yang
dimiliki oleh sekolah untukk menyediakan Laboratorium IPS.
Terbatasnya Lahan yang dimiliki oleh sekolah, cukup menjadi kendala
mengapa SMA Negeri se Kecamatan Brebes belum mempunyai
Laboratorium IPS. Berdasarkan hasil wawancara terhadap Wakil
Page 53
39
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana masing-masing sekolah,
dua sekolah yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes
menyatakan bahwa sekolah-sekolah tersebut memang mempunyai
kendala pada ketersediaan lahan. Lahan yang terbatas tersebut, telah
dimanfaatkan sekolah untuk ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, dan
lain sebagainya. Hal ini seperi yang diungkapkan oleh R1 (Wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA N 1 Brebes) yang
menyatakan:
“Sekolah ini memang mempunyai keterbatasan lahan untuk digunakan
sebagai Laboratorium IPS, karena terbatasnya lahan, sampai
perluasan atau penambahan ruang pun harus dibangun keatas atau
ruang bertingkat”.
Demikian pula yang diungkapkan oleh R3 (Wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana SMA N 3 Brebes) dimana beliau
mengungkapkan bahwa:
“Lahan yang tersedia di sekolah ini terbatas, jadi merupakan juga
kendala mengapa sekolah belum menyediakan Laboratorium IPS”.
Sedangkan satu sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 2 Brebes
menyatakan bahwa Lahan tidak menjadi masalah bagi sekolah untuk di
bangun sebuah Laboratorium IPS, karena masih sangat luasnya lahan
yang tersedia di SMA tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh R2
(Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana SMA N 2 Brebes)
bahwa:
“Tidak terdapat kendala terkait terbatasnya lahan untuk Laboratorium
IPS, lahan yang dimiliki oleh sekolah ini masih luas”.
Page 54
40
Dapat diketahui dari hasil penelitian bahwa sekolah yang
terkendala karena terbatasnya lahan yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan
SMA Negeri 3 Brebes, sementara SMA Negeri 2 Brebes tidak
terkendala pada terbatasnya lahan.
b. Kendala Non Fisik
1. Terbatasnya Dana
Ketersediaan dana sering kali menjadi faktor penentu
kebijakan sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana
sekolah. Dana juga sering kali menjadi penghambat atau kendala
sebuah sekolah dalam menyediakan sarana dan prasara sekolah
tidak hanya dalam hal penyediaan Laboratorium, melainkan juga
dalam hal penyediaan-penyediaan sarana dan prasarana lainnya
yang di butuhkan sekolah demi menunjang proses pembelajaran
siswa dan meningkatkan kualitas sekolah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA
Negeri se Kecamatan Brebes, diperoleh hasil wawancara bahwa
keterbatasan dana menjadi kendala sekolah dalam menyediakan
Laboratorium IPS, hanya pada SMA Negeri 3 Brebes. Hal ini
seperi yang diungkapkan oleh R3 yang menyatakan:
“Dana merupakan kendala sekolah yang paling utama dalam
menyediakan Laboratorium IPS”.
Sedangkan pada SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2
Brebes faktor dana bukan merupakan kendala sekolah dalam
Page 55
41
menyediakan Laboratorium IPS. Hal ini seperi yang diungkapkan
oleh R1 yang menyatakan:
“Masalah dana, kalau ada pihak yang mengajukan pasti dari
pihak sekolah akan mengusahakan dana tersebut. Jadi bisa
dikatakan bahwa dana bukan termasuk faktor yang menghambat
sekolah ini dalam menyediakan Laboratorium IPS”.
Begitu juga seperti yang diungkapkan oleh R2 yang
menyatakan:
“Dana tidak jadi masalah sekolah kami dalam menyediakan
Laboratorium IPS, kalau memang ada yang mengajukan, pihak
sekolah akan mempertimbangkan, karena masalah dana maupun
lahan tidak jadi masalah, masih bisa diusahakan”.
Pada SMA Negeri 3 Brebes, dana yang dimiliki sekolah
cukup terbatas dan harus dialokasikan untuk keperluan-keperluan
sekolah yang lain, misalnya melengkapi sarana dan prasana
sekolah yang harus ada di sekolah menurut Permendiknas No. 24
Tahun 2007, juga keperluan-keperluan sekolah lainnya yang
dipandang lebih penting dan mendesak. Di SMA Negeri 3 Brebes
ini, faktor dana merupakan kendala utama sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS. Sedangkan pada SMA Negeri 1
Brebes, faktor dana bukan termasuk kendala sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS, dikarenakan jika ada pihak yang
mengajukan adanya Laboratorium IPS (dalam hal ini Guru-guru
Mapel rumpun IPS), sekolah tentunya akan mengusahakan dana
tersebut untuk membangun Laboratorium IPS. Begitu pula dengan
SMA Negeri 2 Brebes, faktor dana tidak menjadi masalah. Asal ada
Page 56
42
pihak yang mengajukan, sekolah akan mengusahakan dana untuk
dialokasikan dalam pengadaan Laboratorium IPS.
Dengan demikian, faktor terbatasnya dana hanya didapati di
satu sekolah saja yaitu SMA Negeri 3 Brebes, sementara dua
sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2
Brebes faktor dana bukan merupakan kendala sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
2. Persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium
IPS
Berdasarkan penelitian yang diperoleh dengan
menyebarkan angket kepada Guru mata pelajaran rumpun IPS dan
Siswa kelas X dan kelas XI Program Studi IPS guna mengetahui
tingkat persepsi personil sekolah terhadap pentingnya
Laboratorium IPS di sekolah, diperoleh hasil bahwa persepsi
personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS tergolong
baik. Dan berikut adalah hasil wawancara kepada Wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah mengenai persepsi
personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS.
Berdasarkan hasil wawancara pada SMA Negeri 1 Brebes,
Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah tersebut
mengungkapkan bahwa persepsi personil sekolah yang didalamnya
terkandung adanya pengetahuan dan kesadaran personil sekolah
Page 57
43
terhadap pentingnya Laboratorium IPS sudah ada, hal ini bisa
dilihat dari adanya Laboratorium Akuntansi yang dimiliki sekolah,
juga media-media atau alat-alat pembelajaran Mapel Rumpun IPS
yang sudah cukup tersedia, walaupun belum ditempatkan pada
suatu “wadah” yang bisa di sebut Laboratorium IPS, namun hal
tersebut masih sebatas mengetahui akan pentingnya Laboratorium
IPS, belum ada tindakan untuk mengusulkan atau mengupayakan
adanya Laboratorium IPS di sekolah. Hal ini berdasarkan
pernyataan dari R1, yaitu:
“Pihak sekolah sudah memiliki persepsi dan kesadaran mengenai
pentingnya Laboratorium IPS, hal ini ditandai dengan adanya
Koperasi sekolah, walaupun hal tersebut masih terbatas hanya
untuk Mapel Ekonomi, namun secara umum media-media atau
alat-alat pembelajaran Mapel Rumpun IPS sudah cukup banyak
disekolah ini, hanya saja belum ditempatkan pada satu ruang yang
biasa di sebut Laboratorium IPS”.
Sedangkan hasil wawancara pada Wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana SMA Negeri 2 Brebes, walaupun dari
hasil penelitian melalui angket personil sekolah yang terdiri dari
Guru dan Siswa menunjukkan telah adanya persepsi mengenai
pentingnya Laboratorium IPS yang tergolong “baik” beliau sebagai
Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah
menuturkan bahwa:
“Pendapat saya sebagai Waka Sar-Pras, Laboratorium IPS di
SMA belum begitu berfaedah keberadaannya mengingat Mapel
Rumpun IPS tidak terlalu memerlukan praktek dalam kegiatan
belajarnya”.
Page 58
44
Berbeda dengan hasil wawancara terhadap R2, R3
menyatakan bahwa pihak sekolah telah mengetahui dan menyadari
pentingnya Laboratorium IPS di SMA, tetapi karena adanya
kendala yang dimiliki sekolah ini khususnya masalah dana juga
lahan, maka Laboratorium IPS belum bisa disediakan di SMA
Negeri 3 Brebes. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari R3, yaitu:
“Kami Sudah mengetahui dan menyadari pentingnya sebuah
Laboratorium IPS, namun karena banyaknya kendala sehingga
sekolah belum bisa menyediakan, kendala yang paling utama
adalah terbatasnya dana”.
Dengan demikian, faktor persepsi wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana sekolah terhadap pentingnya
Laboratorium IPS, pada penelitian ini hanya di dapati di satu
sekolah saja, yaitu SMA Negeri 2 Brebes. Sementara dua sekolah
lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes
faktor persepsi ini tidak menjadi kendala sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS di sekolah.
3. Peraturan Pemerintah (Permendiknas No. 24 Tahun 2007)
Peraturan pemerintah dalam hal ini adalah Permendiknas
No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah,
yang mengatur tentang standar sarana dan prasarana minimal yang
harus dimiliki oleh suatu sekolah, dalam hal ini adalah Sekolah
Menengah Atas (SMA). Dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2007
ini, menyebutkan seluruh sarana dan prasarana yang harus dimiliki
Page 59
45
oleh sekolah, tetapi Laboratorium IPS tidak disebutkan atau tidak
diwajibkan dalam Permendiknas tersebut di sebuah SMA.
Dari hasil wawancara, diperoleh data bahwa hanya SMA
Negeri 3 Brebes yang mengungkapkan Permendiknas No. 24
Tahun 2007 merupakan kendala sekolah dalam menyediakan
Laboratorium IPS. Sementara SMA Negeri 1 Brebes dan SMA
Negeri 2 Brebes mengungkapkan bahwa Permendiknas No. 24
Tahun 2007 bukan merupakan kendala sekolah dalam menyediakan
Laboratorium IPS. Seperti yang diungkapkan oleh R3, dimana
beliau mengungkapkan bahwa:
“Peraturan tersebut juga merupakan kendala sekolah ini dalam
menyediakan Laboratorium IPS, karena kalau kami mau
mengadakan Laboratorium IPS tapi tidak ada dasarnya, tentunya
akan sulit terlaksana”.
Sementara R1 menyatakan:
“Permendiknas tersebut tidak termasuk faktor yang menghambat
atau kendala sekolah dalam mengupayakan adanya Laboratorium
IPS di sekolah, menurut saya, justru bagus ada Laboratorium IPS
di sekolah, namun karena sekolah istilahnya tidak di tuntut untuk
mengadakan Laboratorium IPS tersebut, maka pengadaan sarana
dan prasarana dialokasikan pada prasarana harus ada, dalam hal
ini aspek “prioritas” digunakan”.
Demikian pula dikuatkan oleh R2 yang mengungkapkan:
“Tidak merupakan kendala, semua tergantung otonomi sekolah.
Demikian dengan Laboratorium IPS, harus ada guru dari Mapel
Rumpun IPS yang mengajukan ke pihak sekolah jika ingin ada
Laboratorium IPS. Selama ini belum ada yang mengajukan
Laboratorium IPS di sekolah ini, kalau ada guru IPS yang
mengajukan, kemungkinan pihak sekolah akan mengupayakan”.
Page 60
46
Dengan demikian faktor peraturan pemerintah berupa
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak menyebutkan dan
mewajibkan Laboratorium IPS di dalamnya, menjadi kendala
sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS hanya pada SMA
Negeri 3 Brebes, sementara di dua sekolah lainnya yaitu SMA
Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes, faktor ini tidak
menjadi kendala sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS.
Untuk lebih mempermudah dalam memahami hasil wawancara
terhadap masing-masing Wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana Sekolah tentang kendala yang dihadapi sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS, disajikan tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Wawancara Faktor Kendala Sekolah dalam
Menyediakan Laboratorium IPS
No Sekolah Lahan Dana Persepsi Peraturan
Pemerintah
1. SMA Negeri 1
Brebes
Ya Tidak Tidak Tidak
2. SMA Negeri 2
Brebes
Tidak Tidak Ya Tidak
3. SMA Negeri 3
Brebes
Ya Ya Tidak Ya
Sumber: Analisis Data Primer, 2012.
Page 61
47
Dari penelitian ini, memberikan hasil bahwa dari 12 item
kendala yang terdapat di masing-masing SMA Negeri se
Kecamatan Brebes, terdapat 5 item yang menjadikan faktor-faktor
diatas sebagai kendala, sementara 7 item yang lain tidak
menjadikan faktor-faktor tersebut sebagai kendala sekolah dalam
menyediakan Laboratorium IPS di sekolah. Item yang merupakan
kendala lebih sedikit dari yang bukan kendala, hal ini
menggambarkan bahwa SMA Negeri di Kecamatan Brebes secara
umum sejatinya dapat menyediakan Laboratorium IPS di sekolah
bila melihat hasil penelitian tersebut diatas walapun masih terdapat
beberapa kendala yang ditemukan di sekolah-sekolah tersebut.
Kendala yang dihadapi dalam menyediakan Laboratorium IPS di
sekolah dapat berupa kendala fisik dan non fisik. Kendala fisik
yang dihadapi disekolah yaitu tentang terbatasnya lahan yang
dimiliki oleh sekolah. Sementara kendala non fisik yaitu mengenai
terbatasnya dana, persepsi personil sekolah terhadap pentingnya
Laboratorium, serta Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak
menyebutkan dan mewajibkan Laboratorium IPS di sekolah.
A. Pembahasan
Pembahasan ini merupakan bagian tindak lanjut dari hasil penelitian
seperti yang telah diuraikan di depan. Pembahasan dari hasil penelitian yang
telah diperoleh adalah sebagai berikut:
Page 62
48
1. Persepsi Personil Sekolah terhadap Pentingnya Laboratorium IPS
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa personil sekolah yang terdiri
dari Guru mata pelajaran rumpun IPS serta Siswa kelas X dan kelas XI
Program Studi IPS Tahun Ajaran 2011/2012 di SMA Negeri se Kecamatan
Brebes memiliki persepsi personil sekolah terhadap pentingnya
Laboratorium IPS dalam kategori baik untuk guru (59.26%) dan sangat
baik untuk siswa (51.00%). Dengan persepsi tersebut personil sekolah
memiliki pengetahuan dan kesadaran bahwa untuk menunjang proses
pembelajaran IPS maka keberadaan laboratorium IPS di sekolah tidak bisa
dipandang sebelah mata dan terus diabaikan keberadaannya.
Laboratorium IPS dapat dimanfaat untuk menunjang proses
pembelajaran IPS dan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam Mata Pelajaran Rumpun IPS di sekolah. Selain meningkatkan hasil
belajar siswa, hal tersebut juga merupakan suatu kemajuan bagi sekolah
dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. Sehingga dewasa ini
Laboratorium IPS memang penting dan diperlukan siswa mapun guru di
sekolah-sekolah untuk mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah.
2. Kendala Sekolah dalam Menyediakan Laboratorium IPS
Dari penelitian ini, memberikan hasil bahwa kendala yang
dihadapi dalam menyediakan Laboratorium IPS di sekolah dapat berupa
kendala fisik dan non fisik. Kendala fisik yang dihadapi disekolah yaitu
tentang terbatasnya lahan yang dimiliki oleh sekolah. Sementara kendala
non fisik yaitu mengenai terbatasnya dana, persepsi personil sekolah
Page 63
49
terhadap pentingnya Laboratorium, serta Permendiknas No. 24 Tahun
2007 yang tidak menyebutkan dan mewajibkan Laboratorium IPS di
sekolah. Dari kendala-kendala tersebut, jika diterapkan di sekolah-sekolah
tempat diadakan penelitian yaitu SMA Negeri se Kecamatan Brebes,
masing-masing sekolah tersebut memiliki kendala dalam menyediakan
Laboratorium IPS yang berbeda-beda antara sekolah yang satu dengan
sekolah yang lainnya.
Pada SMA Negeri 1 Brebes, hanya memiliki kendala pada faktor
lahan, sementara faktor seperti dana, persepsi, dan permendiknas No. 24
Tahun 2007 tidak menjadi kendala sekolah ini dalam menyediakan
Laboratorium IPS. Sedangkan pada SMA Negeri 2 Brebes, faktor lahan,
dana, maupun permendiknas No. 24 Tahun 2007 tidaklah menjadi kendala,
yang menjadi kendala adalah persepsi dari Wakil kepala sekolah bidang
sarana dan prasarana yang masih menganggap Laboratorium IPS belum
terlalu efektif untuk menunjang Kegiatan pembelajaran Mapel Rumpun
IPS, walaupun persepsi personil sekolah yang terdiri dari guru dan siswa di
sekolah tersebut menunjukkan kategori “baik” dalam memandang
pentingnya Laboratorium IPS di sekolah.
Berbeda dengan SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes
yang hanya memiliki satu faktor kendala sehingga belum menyediakan
Laboratorium IPS di sekolah, SMA Negeri 3 Brebes memiliki tiga faktor
sekaligus yang menjadi kendala belum adanya Laboratorium IPS, yaitu
Page 64
50
pada terbatasnya lahan dan dana serta faktor permendiknas No. 24 Tahun
2007 yang tidak menyebutkan Laboratorium IPS didalamnya.
Semua faktor baik yang termasuk kendala fisik maupun kendala non
fisik ditemukan di SMA Negeri se Kecamatan Brebes walaupun faktor-
faktor yang menjadi kendala tersebut berbeda-beda antara satu sekolah
satu dengan yang lainnya. Pada faktor terbatasnya lahan, terdapat di dua
sekolah yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 3 Brebes, sementara
satu sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 2 Brebes tidak memiliki kendala
dalam hal terbatasnya lahan ini. Kondisi lahan yang relatif sempit dan
sudah digunakan untuk bangunan-bangunan yang lain, menjadikan dua
sekolah tersebut mengalami kendala pada faktor lahan. Sementara satu
sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 2 Brebes, kondisi lahan yang dimiliki
sekolah relatif luas dan masih ada beberapa lahan yang dapat digunakan
untuk membangun prasarana sekolah lainnya khususnya Laboratorium
IPS.
Sedangkan pada faktor terbatasnya dana pada masing-masing
sekolah, hanya terdapat pada satu sekolah yaitu pada SMA Negeri 3
Brebes, sedangkan dua sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 1 Brebes dan
SMA Negeri 2 Brebes tidak mengalami kendala prihal faktor tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah diungkapkan diatas, kedua
sekolah tersebut jika dilihat dari faktor dana, tidak menjadi masalah kedua
sekolah tersebut untuk menyediakan Laboratorium IPS, asalkan ada pihak
yang mengajukan atau mengusulkan kepada sekolah mengenai pengadaan
Page 65
51
Laboratorium IPS tersebut, bukan tidak mungkin sekolah akan menyetujui
dan kemudian menyediakan Laboratorium IPS. Namun disayangkan
sampai saat ini belum ada pihak yang mengajukan perihal pengadaan
Laboratorium IPS di kedua sekolah tersebut.
Untuk faktor persepsi personil sekolah didapati hasil bahwa
persepsi personil sekolah yang terdiri dari guru dan siswa terhadap
pentingnya Laboratorium IPS pada ketiga sekolah tersebut tergolong
“baik”, pada hasil wawancara yang telah diungkapkan masing-masing
Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah, hanya satu
sekolah yang menjawab bahwa Laboratorium IPS belum dipandang begitu
penting dikarenakan mata pelajaran yang ada dalam Rumpun IPS tidak
banyak memerlukan alat-alat praktek. Sementara dua sekolah lainnya
mengungkapkan bahwa kedua sekolah tersebut sudah memiliki dan
menyadari akan pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, dengan
demikian kendala pada faktor persepsi personil sekolah terhadap
pentingnya Laboratorium IPS hanya ada pada satu sekolah yaitu SMA
Negeri 2 Brebes. Sementara pada SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri
3 Brebes tidak ditemui kendala tersebut.
Sedangkan kendala pada faktor peraturan pemerintah yaitu
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang tidak menyebutkan Laboratorium
IPS didalamnya, hanya terdapat di satu sekolah yaitu SMA Negeri 3
Brebes, sementara di dua sekolah lainnya, faktor tersebut bukan termasuk
kendala karena menurut Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
Page 66
52
pada dua sekolah tersebut, adanya otonomi sekolah dapat menjadi dasar
disediakannya Laboratorium IPS walaupun aturan pemerintah dalam
permendiknas tersebut tidak menyebutkan dan mewajibkan adanya
Laboratorium IPS di sekolah.
3. Kesiapan Sekolah untuk Menyediakan Laboratorium IPS
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kendala-
kendala yang dihadapi sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS di
SMA Negeri se Kecamatan Brebes, dapat dilihat kesiapan masing-masing
sekolah tersebut untuk menyediakan Laboratorium IPS. Pada SMA Negeri
1 Brebes, yang hanya terkendala pada faktor terbatasnya lahan, sementara
faktor-faktor yang lainnya tidak menjadi kendala, bisa diketahui bahwa
sekolah tersebut sudah mempunyai kesiapan untuk menyediakan
Laboratorium IPS di sekolah. Begitu juga pada SMA Negeri 2 Brebes
yang hanya terkendala pada faktor persepsi personil sekolah dalam hal ini
Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana sekolah, sementara
faktor-faktor yang lain tidak menjadi kendala dalam menyediakan
Laboratorium IPS di sekolah tersebut, maka dapat diketahui bahwa
sekolah tersebut telah memiliki kesiapan untuk menyediakan
Laboratorium IPS di sekolah.
Sedangkan pada satu sekolah lainnya yaitu SMA Negeri 3 Brebes,
sekolah ini paling banyak memiliki kendala dalam menyediakan
Laboratorium IPS dibanding dua sekolah yang lainnya. Yaitu terkendala
pada faktor terbatasnya lahan dan dana serta peraturan pemerintah berupa
Page 67
53
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 walaupun sekolah tersebut telah
memiliki persepsi yang baik mengenai pentingnya Laboratorium IPS. Dari
hal ini dapat diketahui bahwa sekolah tersebut belum memiliki kesiapan
untuk menyediakan Laboratorium IPS di sekolah, namun tidak menutup
kemungkinan suatu nanti kendala-kendala tersebut dapat diatasi dan
sekolah tersebut dapat menyediakan Laboratorium IPS mengingat personil
sekolah tersebut sudah memiliki persepsi yang baik mengenai pentingnya
Laboratorium IPS di sekolah.
Kesiapan sekolah dalam menyediakan Laboratorium IPS yang
dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh sekolah mempunyai potensi
untuk menyediakan Laboratorium IPS di sekolah, tidak lepas dari peran
Kepala sekolah sebagai Top Leader yang memegang kebijakan sekolah.
Untuk itu, diadakan wawancara juga terhadap Kepala sekolah dari masing-
masing SMA tersebut mengenai persepsi mereka terhadap pentingnya
Laboratorium IPS di SMA dan kesediaan Kepala sekolah-kepala sekolah
tersebut untuk menyetujui adanya Laboratorium IPS di sekolah. Hasil
wawancara terhadap kepala sekolah-kepala sekolah tersebut yaitu dari 3
Kepala sekolah, semuanya menjawab setuju apabila disediakan
Laboratorium IPS di sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa.
Berikut kutipan hasil wawancara terhadap masing-masing kepala
sekolah SMA Negeri se Kecamatan Brebes. Dimulai dari Kepala SMA N 1
Brebes (R1) yang menyatakan:
Page 68
54
“Tentunya kami menyadari akan pentingnya Laboratorium IPS di sekolah,
seperti halnya dengan Laboratorium-laboratorium lainnya. Mengingat
pentingnya Laboratorium IPS dalam menunjang pembelajaran di sekolah
bagi mata pelajaran rumpun IPS, maka tentu saja saya setuju jika
disediakan Laboratorium IPS di sekolah ini”.
Begitu pula dengan Wakil kepala sekolah bidang kurikulum (R2) yang
diberi wewenang Kepala SMA N 2 Brebes dalam menangani urusan-
urusan di sekolah selama kepala sekolah pergi beberapa minggu untuk
menunaikan ibadah haji. R2 ini yang menyatakan:
“Pentingnya Laboratorium IPS sudah kami sadari, Laboratorium IPS
merupakan prasarana penunjang bagi guru dalam menyampaikan materi
kepada siswa dalam mata pelajaran yang termasuk rumpun IPS. Saya
sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang saat ini diberi
wewenang sementara oleh kepala sekolah, menyatakan setuju terhadap
pengadaan Laboratorium IPS di sekolah kami agar kualitas pembelajaran
di sekolah semakin baik”.
Senada dengan jawaban R1 dan R2, Kepala SMA N 3 Brebes brebes pun
mengungkapkan sikap setujunya dengan menyatakan:
“Kami menyadari pentingnya Laboratorium IPS di sekolah, namun karena
adanya kendala-kendala sekolah yang telah disampaikan wakil kepala
sekolah bidang sarana-prasarana. Sebagai kepala sekolah tentunya saya
setuju terhadap pengadaan Laboratorium IPS di sekolah kami. Namun
kami juga masih mencari tau perihal juklak-juknis pengadaan
Laboratorium tersebut, wujud dari Laboratorium serta alat-alat dalam
Laboratorium IPS tersebut”.
Dari hasil wawancara terhadap kepala sekolah tersebut, dapat
diketaui bahwa dengan adanya kesiapan sekolah serta didukung oleh sikap
setuju dan mendukungnya masing-masing kepala sekolah di SMA Negeri
Page 69
55
se Kecamatan Brebes untuk menyediakan Laboratorium IPS, maka
kesempatan untuk terealisasikannya sebuah Laboratorium IPS di sekolah-
sekolah tersebut semakin dekat. Hal ini juga berkalu untuk sekolah yang
belum memili kesiapan dalam menyediakan Laboratorium IPS.
Page 70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan yang
dapat diperoleh antara lain:
1. Persepsi personil sekolah terhadap pentingnya Laboratorium IPS dalam
kategori baik untuk guru (59,26%) dan sangat baik untuk siswa (51%).
Dengan persepsi tersebut, personil sekolah memiliki pengetahuan dan
kesadaran bahwa untuk mengoptimalkan proses pembelajaran IPS maka
diperlukan Laboratorium IPS guna menunjang proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam Mata pelajaran rumpun IPS.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menyediakan Laboratorium IPS
dapat berupa kendala terbatasnya lahan, terbatasnya dana, persepsi
personil sekolah, dan peraturan pemerintah. Item yang merupakan kendala
lebih sedikit dari yang bukan kendala, hal ini menggambarkan bahwa
SMA Negeri se Kecamatan Brebes secara umum sejatinya dapat
menyediakan Laboratorium IPS di sekolah bila melihat hasil penelitian
tersebut diatas walaupun masih terdapat beberapa kendala yang ditemukan
di sekolah-sekolah tersebut
3. Kesiapan sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS bisa dilihat di
SMA Negeri 1 Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes. Sementara pada SMA
Negeri 3 Brebes belum memiliki kesiapan untuk menyediakan
56
Page 71
57
Laboratorium IPS di sekolah. Dengan kesiapan tersebut serta didukung
oleh sikap setuju dari masing-masing Kepala sekolah, maka terealisasinya
Laboratorium IPS semakin dekat.
B. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut di atas maka saran-saran yang dapat
disampaikan adalah:
1. Sekolah perlu selalu memenuhi sarana prasarana sekolah tak terkecuali
dengan menyediakan Laboratorium IPS di sekolah guna menunjang proses
pembelajaran sehingga kualitas sekolah dapat semakin meningkat.
2. Terbatasnya lahan dapat diatasi dengan membangun secara bertingkat,
sehingga terbatasanya lahan bukan menjadi kendala dalam mengusahakan
berdirinya laboratorium IPS di sekolah, persepsi personil sekolah yang
belum terlalu baik mengenai pentingnya Laboratorium IPS dapat diatasi
dengan memberikan penyuluhan akan pentingnya Laboratorium IPS di
sekolah, sementara untuk terbatasnya dana dan peraturan pemerintah yang
tidak menyebutkan dan mewajibkan Laboratorium IPS di sekolah, dapat
diatasi dengan mengkonsultasikannya dengan dinas pendidikan setempat.
3. Telah dapat dilihatnya kesiapan sekolah serta sikap setuju masing-masing
kepala sekolah untuk menyediakan Laboratorium IPS di SMA Negeri 1
Brebes dan SMA Negeri 2 Brebes, hendaknya sekolah-sekolah tersebut
dapat segera menyediakan Laboratorium IPS di sekolah guna menunjang
kegiatan pembelajaran di sekolah dan menjadi pelopor sekolah yang
Page 72
58
menyediakan Laboratorium IPS SMA di Kabupaten Brebes. Sementara
pada SMA Negeri 3 Brebes yang belum memiliki kesiapan untuk
menyediakan Laboratorium IPS namun memiliki sikap setuju dari kepala
sekolah, hendaknya terus berupaya mengatasi kendala-kendala tersebut
sehingga kedepannya bisa tersedia sebuah Laboratorium di sekolah
tersebut.
Page 73
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur Strategi. Bandung:
Strategi.
Ahmadi, Khoiru dan Amri. 2011. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu.
Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Akbar, Sa’dun dan Sriwijaya. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jogjakarta: Cipta Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Daryanto, H.M. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Umar. 2003. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta. Bumi Aksara.
Nurgiantoro, Burhan dkk. 2002. Statistic Terapan untuk Penelitian Ilmu Sosial.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
untuk Sekolah.
Poerwadarmita, WJS. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2007. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuntitatif dan
kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta.
Suharno. 2010. Pelatihan Guru-Guru IPS DIY dalam Penggunaan Peralatan
LaboratoriumIPS.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=+penggunaan
+peralatan+LABORATORIUM+IPS.pdf. (23 April 2012).
59
Page 74
RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 5 5 4 4 4 5 5 4 40 2 3 4 4 4 4 5 5 5 5 39
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 41
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
7 5 4 5 5 5 5 4 5 5 43
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
14 4 4 4 5 5 5 5 5 5 42
15 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
16 3 5 5 5 5 5 5 5 5 43
17 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37
19 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44
20 4 4 5 4 4 4 4 4 4 37
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
22 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37
23 4 4 4 4 5 4 4 4 4 37
24 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
26 4 4 4 4 5 4 3 4 4 36
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
keberadaan
Laboratorium
IPS di SMA
Kesadaran
terhadap
pentingnya
Laboratorium
SKOR ANGKET UNTUK GURU
SKOR
TOTAL
NO.
Indikator
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA
Page 75
57
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit 1 R-1 22 88.00% SB 9 90.00% SB 9 90.00% SB 40 88.89% SB 2 R-2 19 76.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 39 86.67% SB 3 R-3 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 4 R-4 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 5 R-5 23 92.00% SB 10 100.00% SB 8 80.00% B 41 91.11% SB 6 R-6 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 7 R-7 24 96.00% SB 9 90.00% SB 10 100.00% SB 43 95.56% SB 8 R-8 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 9 R-9 25 100.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 45 100.00% SB
10 R-10 25 100.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 45 100.00% SB 11 R-11 25 100.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 45 100.00% SB 12 R-12 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 13 R-13 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 14 R-14 22 88.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 42 93.33% SB 15 R-15 21 84.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 37 82.22% B 16 R-16 23 92.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 43 95.56% SB 17 R-17 24 96.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 44 97.78% SB 18 R-18 21 84.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 37 82.22% B 19 R-19 24 96.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 44 97.78% SB 20 R-20 21 84.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 37 82.22% B 21 R-21 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 22 R-22 20 80.00% B 9 90.00% SB 8 80.00% B 37 82.22% B 23 R-23 21 84.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 37 82.22% B 24 R-24 21 84.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 37 82.22% B 25 R-25 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 26 R-26 21 84.00% B 7 70.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B 27 R-27 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
582 86.22% SB 236 87.41% SB 235 87.04% SB 1053 86.67% SB
0.00% 0.00%
37.03%
39.50% 62.96% 46.50% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
16 0 0 0 0 0 0
Tidak Baik 0.00% 0.00%
Kesadaran terhadap pentingnya Laboratorium IPS di sekolah TOTAL
10
11 17
0.00%
37.04%
0.00% Kurang Baik 0.00% 0.00% Cukup Baik
Distribusi Persentase Jawaban Responden Sangat Baik 44.44%
Baik 62.96% 55.56%
0
15 0 Cukup Baik
Tidak Baik Kurang Baik
0 0
Distribusi Jawaban Responden Sangat Baik
Baik 17 10
0 0
12
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF ANGKET GURU
No Kode Resp
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA
keberadaan Laboratorium IPS di SMA
Jumlah
Page 76
58
RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 4 3 4 4 4 5 5 5 5 39 2 5 4 5 4 3 5 5 5 5 41 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 31 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 41 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 38 6 4 3 4 4 4 5 5 5 5 39 7 1 4 4 5 5 5 5 5 5 39 8 3 5 5 5 5 5 5 5 5 43 9 4 5 5 5 5 5 5 4 5 43 10 5 5 5 5 5 4 4 5 5 43 11 5 4 3 4 4 3 4 3 3 33 12 3 4 3 3 3 4 3 3 3 29 13 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 15 4 5 3 4 3 5 5 5 5 39 16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35 17 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38 18 5 4 4 4 4 4 4 5 5 39 19 3 5 5 5 5 5 5 5 5 43 20 4 5 3 4 4 4 5 4 5 38 21 4 5 5 5 5 4 4 5 4 41 22 4 4 4 4 3 4 4 4 4 35 23 5 4 3 4 4 4 5 5 5 39 24 4 5 4 4 4 5 5 4 4 39 25 4 4 4 4 4 4 4 5 5 38 26 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44 27 5 5 5 5 5 5 5 4 5 44 28 3 5 5 5 5 5 4 4 4 40 29 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 30 3 4 4 4 4 2 5 4 5 35 31 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37 32 3 5 5 5 5 5 5 5 5 43 33 2 5 5 5 5 5 5 5 5 42 34 4 4 4 4 4 4 5 4 4 37 35 4 5 5 4 5 5 5 4 4 41 36 4 5 5 5 5 4 4 5 5 42 37 4 5 5 5 4 4 4 3 3 37 38 4 4 4 3 3 3 4 4 4 33 39 4 5 3 3 3 4 4 5 5 36 40 4 5 5 5 5 5 5 5 5 44 41 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37 42 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44 43 3 4 4 4 4 3 3 3 3 31 44 3 3 3 3 4 4 4 4 4 32 45 4 5 5 5 5 5 5 4 4 42 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 47 5 5 5 5 5 4 4 4 4 41 48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 49 3 4 5 4 3 4 3 3 3 32 50 5 4 4 4 4 5 5 5 4 40
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA keberadaan
Laboratorium IPS di SMA
Kesadaran terhadap pentingnya
Laboratorium IPS di sekolah
SKOR ANGKET UNTUK SISWA
NO. SKOR TOTAL
Indikator
Page 77
59
RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kedudukan Mapel rumpun IPS di SMA
keberadaan
Laboratorium IPS di
SMA
Kesadaran terhadap
pentingnya
Laboratorium IPS
di sekolah
NO. SKOR
TOTAL
Indikator
51 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2952 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4453 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4154 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3655 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3656 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4157 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4158 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3759 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4260 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3861 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3662 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3463 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3964 3 5 5 5 3 5 5 5 4 4065 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3666 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3967 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4568 5 4 4 4 2 2 3 4 4 3269 4 3 2 4 2 2 1 2 2 2270 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4271 4 3 4 3 3 1 1 3 3 2572 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4273 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2974 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4375 4 3 3 3 4 3 3 4 5 3276 5 3 3 3 5 3 3 4 4 3377 5 3 4 4 4 4 4 5 5 3878 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3579 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3280 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3281 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3682 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3683 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3684 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3385 5 3 3 3 3 3 5 4 5 3486 5 4 4 4 4 2 5 5 5 3887 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4188 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3689 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2990 3 4 4 4 4 4 5 5 5 3891 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3692 3 1 2 3 2 1 5 5 5 2793 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3594 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3295 5 5 5 5 5 5 5 2 2 3996 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4297 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3998 5 4 5 4 4 3 3 3 4 3599 3 4 5 3 4 4 4 4 5 36
100 4 1 1 2 4 4 4 4 5 29
Page 78
60
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit
1 R-1 19 76.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 39 86.67% SB
2 R-2 21 84.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 41 91.11% SB
3 R-3 19 76.00% B 6 60.00% CB 6 60.00% CB 31 68.89% B
4 R-4 21 84.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 41 91.11% SB
5 R-5 19 76.00% B 10 100.00% SB 9 90.00% SB 38 84.44% SB
6 R-6 19 76.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 39 86.67% SB
7 R-7 19 76.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 39 86.67% SB
8 R-8 23 92.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 43 95.56% SB
9 R-9 24 96.00% SB 10 100.00% SB 9 90.00% SB 43 95.56% SB
10 R-10 25 100.00% SB 8 80.00% B 10 100.00% SB 43 95.56% SB
11 R-11 20 80.00% B 7 70.00% B 6 60.00% CB 33 73.33% B
12 R-12 16 64.00% CB 7 70.00% B 6 60.00% CB 29 64.44% CB
13 R-13 19 76.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 35 77.78% B
14 R-14 25 100.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 45 100.00% SB
15 R-15 19 76.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 39 86.67% SB
16 R-16 19 76.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 35 77.78% B
17 R-17 20 80.00% B 8 80.00% B 10 100.00% SB 38 84.44% SB
18 R-18 21 84.00% B 8 80.00% B 10 100.00% SB 39 86.67% SB
19 R-19 23 92.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 43 95.56% SB
20 R-20 20 80.00% B 9 90.00% SB 9 90.00% SB 38 84.44% SB
21 R-21 24 96.00% SB 8 80.00% B 9 90.00% SB 41 91.11% SB
22 R-22 19 76.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 35 77.78% B
23 R-23 20 80.00% B 9 90.00% SB 10 100.00% SB 39 86.67% SB
24 R-24 21 84.00% B 10 100.00% SB 8 80.00% B 39 86.67% SB
25 R-25 20 80.00% B 8 80.00% B 10 100.00% SB 38 84.44% SB
26 R-26 25 100.00% SB 9 90.00% SB 10 100.00% SB 44 97.78% SB
27 R-27 25 100.00% SB 10 100.00% SB 9 90.00% SB 44 97.78% SB
28 R-28 23 92.00% SB 9 90.00% SB 8 80.00% B 40 88.89% SB
29 R-29 20 80.00% B 8 80.00% B 9 90.00% SB 37 82.22% B
30 R-30 19 76.00% B 7 70.00% B 9 90.00% SB 35 77.78% B
31 R-31 20 80.00% B 8 80.00% B 9 90.00% SB 37 82.22% B
32 R-32 23 92.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 43 95.56% SB
33 R-33 22 88.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 42 93.33% SB
34 R-34 20 80.00% B 9 90.00% SB 8 80.00% B 37 82.22% B
35 R-35 23 92.00% SB 10 100.00% SB 8 80.00% B 41 91.11% SB
36 R-36 24 96.00% SB 8 80.00% B 10 100.00% SB 42 93.33% SB
37 R-37 23 92.00% SB 8 80.00% B 6 60.00% CB 37 82.22% B
38 R-38 18 72.00% B 7 70.00% B 8 80.00% B 33 73.33% B
39 R-39 18 72.00% B 8 80.00% B 10 100.00% SB 36 80.00% B
40 R-40 24 96.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 44 97.78% SB
41 R-41 20 80.00% B 9 90.00% SB 8 80.00% B 37 82.22% B
42 R-42 25 100.00% SB 9 90.00% SB 10 100.00% SB 44 97.78% SB
43 R-43 19 76.00% B 6 60.00% CB 6 60.00% CB 31 68.89% B
44 R-44 16 64.00% CB 8 80.00% B 8 80.00% B 32 71.11% B
45 R-45 24 96.00% SB 10 100.00% SB 8 80.00% B 42 93.33% SB
46 R-46 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
47 R-47 25 100.00% SB 8 80.00% B 8 80.00% B 41 91.11% SB
48 R-48 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
49 R-49 19 76.00% B 7 70.00% B 6 60.00% CB 32 71.11% B
50 R-50 21 84.00% B 10 100.00% SB 9 90.00% SB 40 88.89% SB
DATA PENELITIAN ANGKET SISWA
Kedudukan Mapel rumpun
IPS di SMA
keberadaan Laboratorium
IPS di SMANoKode
Resp
Kesadaran terhadap pentingnya
Laboratorium IPS di sekolahTOTAL
Page 79
61
Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit Skor % Krit
Kedudukan Mapel rumpun
IPS di SMA
keberadaan Laboratorium
IPS di SMANoKode
Resp
Kesadaran terhadap pentingnya
Laboratorium IPS di sekolahTOTAL
51 R-51 17 68.00% CB 6 60.00% CB 6 60.00% CB 29 64.44% CB
52 R-52 24 96.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 44 97.78% SB
53 R-53 22 88.00% SB 10 100.00% SB 9 90.00% SB 41 91.11% SB
54 R-54 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
55 R-55 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
56 R-56 23 92.00% SB 9 90.00% SB 9 90.00% SB 41 91.11% SB
57 R-57 23 92.00% SB 10 100.00% SB 8 80.00% B 41 91.11% SB
58 R-58 20 80.00% B 9 90.00% SB 8 80.00% B 37 82.22% B
59 R-59 25 100.00% SB 9 90.00% SB 8 80.00% B 42 93.33% SB
60 R-60 20 80.00% B 9 90.00% SB 9 90.00% SB 38 84.44% SB
61 R-61 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
62 R-62 18 72.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 34 75.56% B
63 R-63 21 84.00% B 9 90.00% SB 9 90.00% SB 39 86.67% SB
64 R-64 21 84.00% B 10 100.00% SB 9 90.00% SB 40 88.89% SB
65 R-65 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
66 R-66 21 84.00% B 10 100.00% SB 8 80.00% B 39 86.67% SB
67 R-67 25 100.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 45 100.00% SB
68 R-68 19 76.00% B 5 50.00% KB 8 80.00% B 32 71.11% B
69 R-69 15 60.00% CB 3 30.00% TB 4 40.00% KB 22 48.89% KB
70 R-70 24 96.00% SB 10 100.00% SB 8 80.00% B 42 93.33% SB
71 R-71 17 68.00% CB 2 20.00% TB 6 60.00% CB 25 55.56% CB
72 R-72 24 96.00% SB 8 80.00% B 10 100.00% SB 42 93.33% SB
73 R-73 18 72.00% B 5 50.00% KB 6 60.00% CB 29 64.44% CB
74 R-74 24 96.00% SB 9 90.00% SB 10 100.00% SB 43 95.56% SB
75 R-75 17 68.00% CB 6 60.00% CB 9 90.00% SB 32 71.11% B
76 R-76 19 76.00% B 6 60.00% CB 8 80.00% B 33 73.33% B
77 R-77 20 80.00% B 8 80.00% B 10 100.00% SB 38 84.44% SB
78 R-78 18 72.00% B 8 80.00% B 9 90.00% SB 35 77.78% B
79 R-79 18 72.00% B 6 60.00% CB 8 80.00% B 32 71.11% B
80 R-80 19 76.00% B 6 60.00% CB 7 70.00% B 32 71.11% B
81 R-81 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
82 R-82 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
83 R-83 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
84 R-84 18 72.00% B 7 70.00% B 8 80.00% B 33 73.33% B
85 R-85 17 68.00% CB 8 80.00% B 9 90.00% SB 34 75.56% B
86 R-86 21 84.00% B 7 70.00% B 10 100.00% SB 38 84.44% SB
87 R-87 21 84.00% B 10 100.00% SB 10 100.00% SB 41 91.11% SB
88 R-88 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
89 R-89 18 72.00% B 5 50.00% KB 6 60.00% CB 29 64.44% CB
90 R-90 19 76.00% B 9 90.00% SB 10 100.00% SB 38 84.44% SB
91 R-91 20 80.00% B 8 80.00% B 8 80.00% B 36 80.00% B
92 R-92 11 44.00% KB 6 60.00% CB 10 100.00% SB 27 60.00% CB
93 R-93 20 80.00% B 7 70.00% B 8 80.00% B 35 77.78% B
94 R-94 20 80.00% B 6 60.00% CB 6 60.00% CB 32 71.11% B
95 R-95 25 100.00% SB 10 100.00% SB 4 40.00% KB 39 86.67% SB
96 R-96 22 88.00% SB 10 100.00% SB 10 100.00% SB 42 93.33% SB
97 R-97 21 84.00% B 8 80.00% B 10 100.00% SB 39 86.67% SB
98 R-98 22 88.00% SB 6 60.00% CB 7 70.00% B 35 77.78% B
99 R-99 19 76.00% B 8 80.00% B 9 90.00% SB 36 80.00% B
100 R-100 12 48.00% KB 8 80.00% B 9 90.00% SB 29 64.44% CB
2049 81.96% B 824 82.40% B 851 85.10% SB 3724 82.76% BJumlah
Distribusi Jawaban Responden
Sangat Baik 30 43
7 10
51
Baik 61 42 36 41
Cukup Baik
0
Distribusi Persentase Jawaban Responden
11 7
Kurang Baik 2 3 2 1
Cukup Baik 7.00%
Sangat Baik
2.00%
0
51.00%
11.00% 7.00%
43.00%
10.00%
41.00%
3.00%
2.00% 0.00% 0.00%Tidak Baik 0.00%
2.00% 1.00%
51.00%
Kurang Baik
Baik 61.00% 42.00% 36.00%
30.00%
Tidak Baik 0 2
51