KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI MAHASISWA PRAKTIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH-SEKOLAH LATIHAN TAHUN 2004 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Wigiarto NIM 5114000037 Pendidikan Teknik Bangunan JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
121
Embed
Kendala-Kendala Yang Dihadapi Mahasiswa Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Dalam Malaksanakan Pengelolaan
Kendala-Kendala yang Dihadapi Mahasiswa Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam Malaksanakan Pengelolaan Kelas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPIMAHASISWA PRAKTIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNANJURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANGDALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN KELAS
DI SEKOLAH-SEKOLAH LATIHANTAHUN 2004
SKRIPSIUntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
OlehWigiarto
NIM 5114000037Pendidikan Teknik BangunanJURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Wigiarto. 2005. Kendala-Kendala yang Dihadapi Mahasiswa Praktikan ProgramStudi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Negeri Semarang dalam Malaksanakan Pengelolaan Kelas diSekolah-Sekolah Latiahan Tahun 2004. Skripsi. Program Studi PendidikanTeknik Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas NegeriSemarang. Pembimbing I: Drs. Supriyono, Pembimbing II: Drs. Sumiyadi.
Kata kunci: Kendala-Kendala, Mahasiswa Praktikan, Pengelolaan Kelas.
Peningkatan kualitas Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satulangkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas lulusannya. Berkaitandengan hal itu, agar PPL berkualitas maka diperlukan adanya perbaikan-perbaikandan pembinaan-pembinaan seperlunya sesuai masalah di lapangan, salah satunyamengenai kemampuan dalam mengelola kelas. Masalah yang dikaji dalam penelitianini adalah kendala-kendala apa yang dihadapi mahasiswa praktikan dalammelaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan tahun 2004. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui kendala-kendala apa yang dihadapimahasiswa praktikan dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolahlatihan tahun 2004.Dalam penelitian ini subyek yang menjadi populasi adalah semuamahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik UNNES Semarang, yang telah melaksanakan atau menempuhPraktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2004, yaitu sebanyak 76 orang.Teknik yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini adalah teknikkuesioner (angket) dan teknik dokomentasi. Analisa data yang digunakan adalahanalisis deskriptif persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pelaksanaan pengelolaan kelas darimahasiswa dalam kriteria cukup menjadi kendala dengan tingkat persentase sebesar67.42%. Sikap siswa di dalam kelas kelas dalam kriteria cukup menjadi kendaladengan tingkat persentase sebesar 60.48%. Fasilitas keadaan ruang kelas dalamkriteria menjadi kendala dengan tingkat persentase sebesar 55.68%. Fasilitas buku-buku pelajaran dalam kriteria cukup menjadi kendala dengan tingkat persentasesebesar 65.15%. Fasilitas media pengajaran dalam kriteria cukup menjadi kendaladengan tingkat persentase sebesar 63.92%. Bimbingan dan bantuan guru pamongdalam kriteria cukup menjadi kendala dengan tingkat persentase sebesar 65.91%.Bimbingan dan bantuan dosen pembimbing dalam kriteria menjadi kendala dengantingkat persentase sebesar 47.73%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, saran yang dapat diberikan adalahMahasiswa praktikan hendaknya lebih siap dalam melaksanakan kegiatan belajarmengajar baik dari segi materi maupun metode yang digunakan dalam proses belajarmengajar sehingga tercipta kondisi kelas yang optimal. Dalam rangka meningkatkansikap positif siswa terhadap mahasiswa praktikan, hendaknya mahasiswa praktikanberusaha meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan siswa melalui sistempengajaran yang efektif Bagi pihak-pihak sekolah latihan hendaklah mengusahakanmenambah atau menyempurnakan berbagai fasilitas yang dimiliki, baik mengenai
v
fasilitas keadaan ruang kelas, buku-buku pelajaran, maupun media pengajaransehingga dapat menunjang proses belajar mengajar yang efektif. Bagi guru pamongdalam membimbing mahasiswa praktikan hendaknya lebih intensif dalam prosesbimbingan terutama dalam hal pengelolaan kelas. Bagi dosen pembimbinghendaknya dalam proses bimbingan juga lebih intensif dan peka terhadappermasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa praktikan terutama apabila ada masalahyang harus dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Penelitian ini masih terbataspada deskriptif kendala-kendala dalam pelaksanaan pengelolaan kelas, oleh karenaitu perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi pada masalah-masalah yang dihadapioleh mahasiswa praktikan dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan(PPL).
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta seluruh alam
semesta, karena dengan segala karunia-Nya skripsi ini telah selesai disusun.
Dalam penyusunan skripsi yang berjudul Kendala-Kendala yang Dihadapi
Mahasiswa Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam Melaksanakan
Pengelolaan Kelas di Sekolah-Sekolah Latihan Tahun 2004 ini penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan
banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ari Tri Soegito, S.H, M.M. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Supriyo, M.Pd. Kepala UPT PPL Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Lashari, M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
5. Drs. Supriyono. Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan
dan petunjuk sehingga tersusunnya skripsi ini.
6. Drs. Sumiyadi, M.T. Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan petunjuk sehingga tersusunnya skripsi ini.
7. Drs. Harijadi GBW, M.Pd. Dosen Penguji.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sepurna dan masih banyak
kekurangan pada isi maupun tata tulisnya, oleh karena itu pada kesempatan ini pula
penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan agar tercipta karya tulis sejenis yang lebih baik.
vii
Penulis berharap mudah-mudahan hasil dalam penelitian ini dapat
memberikan sumbangan yang berarti dan berguna bagi perkembangan pendidikan
pada umumnya dan peningkatan kualitas pelaksanaan PPL pada khususnya.
Semarang, Juli 2005
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ iii
SARI.................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
Kelancaran praktikan dalam menyampaikanmateri pelajaranTipe kepemimpinan yang praktikan terapkandalam pelaksanaan PBMTindakan yang diambil praktikan dalammengatasi siswa yang mengganggu kelasUsaha praktikan dalam menciptakan suasanahumor
202
183
180
147
19.13 %
17.33 %
17.05 %
13.92 %
712 67.42 %Kriteria Cukup menjadi kendala
45
Hasil perhitungan data pelaksanaan pengelolaan kelas diperoleh skor sebesar
712. Skor tersebut mencapai 67.42 % dari skor maksimal sebesar 1056, berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan setelah dikonsultasikan termasuk kategori cukup
menjadi kendala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa praktikan
dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan tahun 2004 cukup
mendapatkan kendala dari faktor pelaksanaan pengelolaan kelas dari mahasiswa.
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 1, yang mengungkap apakah pada
saat melaksanakan proses belajar mengajar, praktikan mampu menyampaikan materi
pelajaran dengan lancar, sehingga akan memperlancar jalannya pengelolaan kelas ?
Jawaban dari 66 praktikan (responden) adalah 25.76% menyatakan ya lancar, karena
sudah mempersiapkan diri, 54.54% menyatakan kadang-kadang tidak lancar karena
belum terbiasa berbicara di depan kelas, 19.70% menyatakan kurang lancar karena
kurang persiapan diri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Kelancaran Praktikan dalam Menyampaikan Materi PelajaranNo. Kelancaran praktikan dalam menyampaikan
materi pelajaranJumlah
Responden%
ab
c
d
Ya Lancar, karena sudah mempersiapkan diri.Kadang-kadang tidak lancar karena belumterbiasa berbicara di depan kelas.Kurang lancar karena kurang mempersiapkandiri.Sering tidak lancar karena sering gugup dangemetar.
1736
13
0
25.76%54.54%
19.70%
0.00%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 2 mengungkap tipe kepemimpinan apa yang praktikan
terapkan di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan
46
pengelolaan kelas) untuk menumbuhkan suasana emosional yang baik di dalam kelas
dari praktikan (responden) adalah 24.24% menyatakan menerapkan tipe
kepemimpinan yang demokratis, 30.30% menerapkan tipe kepemimpinan yang
berdisiplin, 43.94% menerapkan tipe kepemimpinan yang bersifat laizerfaire, dan
1.52% menerapkan tipe kepemimpinan yang bersifat otoriter. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat seperti pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Tipe kepemimpinan yang Praktikan Terapkan dalam Pelaksanaan PBMNO. Tipe kepemimpinan yang praktikan terapkan
dalam pelaksanaan PBMJumlah
Responden%
abcd
Tipe kepemimpinan yang demokratis.Tipe kepemimpinan yang berdisiplin.Tipe kepemimpinan yang bersifat laizerfaire.Tipe kepemimpinan yang bersifat otoriter
1620291
24.24%30.30%43.94%1.52%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 3, mengungkap tindakan apa yang diambil praktikan bila ada
siswa yang mengganggu ketertiban kelas, misalnya ada siswa yang membuat gaduh
di dalam kelas atau mengganggu siswa lain? Jawaban dari praktikan adalah 12.12%
menyatakan dengan menggunakan pesan non verbal baik berupa isyarat tangan,
bahu, kepala, alis dsb, 51.52% menyatakan dengan cara mendekati siswa tersebut,
33.33% menyatakan dengan cara menegur atau memberi ceramah tentang kesalahan
pada waktu itu, dan 3.03% menyatakan dengan menyuruhnya keluar kelas Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.4.
47
Tabel 4.4 Tindakan yang Diambil Praktikan dalam Mengatasi Siswa yangMengganggu Kelas
NO. Tindakan yang diambil praktikan dalammengatasi siswa yang mengganggu kelas
JumlahResponden
%
a
bc
d
dengan menggunakan isyarat non verbal, baikberupa isyarat tangan, bahu, kepala, alis dsbdengan cara mendekati siswa tersebutdengan cara menegur atau memberi ceramahtentang kesalahan pada waktu itudengan menyuruhnya keluar kelas
8
3422
2
12.12%
51.52%33.33%
3.03%Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 4, mengungkap usaha praktikan dalam mempertahankan
kondisi kelas yang optimal di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan) apakah praktikan berusaha menciptakan suasana humor ?
Jawaban dari praktikan adalah 6.06% menyatakan selalu, agar siswa tidak bosan
dalam mengikuti pelajaran, 21.21% menyatakan sering agar siswa tidak bosan dalam
mengikuti pelajaran, 62.12% menyatakan kadang-kadang bila diperlukan, dan
10.61% menyatakan jarang karena hanya mengganggu saja. Untuk lebih jelasnya
dapa dilihat seperti pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Usaha Praktikan dalam Menciptakan Suasana HumorNO. Usaha praktikan dalam menciptakan suasana
humorJumlah
Responden%
a
b
cd
Selalu, agar siswa tidak bosan mengikutipelajaranSering, agar siswa tidak tegang dalammengikuti pelajaranKadang-kadang bila diperlukanJarang karena hanya mengganggu saja
4
14
417
6.06%
21.21%
62.12%10.61%
Jumlah 66 100,00%
48
4.1.2 Variabel Siswa
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase Kendala-Kendala yang Dihadapi
Mahasiswa Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam Melaksanakan
Pengelolaan Kelas di Sekolah-Sekolah Latihan Tahun 2004 pada variabel siswa
dihitung secara parsial tiap indikator yang ada.
4.1.2.1 Sikap Siswa di dalam Kelas
Data sikap siswa di dalam kelas dijaring dengan menggunakan 3 butir
pertanyaan, yaitu butir 5 sampai butir 7, perolehan hasil seperti pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Deskriptif Faktor Sikap Siswa Di Dalam KelasKeteranganNo.
ButirSoal
IndikatorSkor %
5
6
7
Sikap siswa di sekolah latihan apabila diberikesempatan untuk bertanyaPerhatian siswa di sekolah latihan terhadappraktikan dalam melaksanakan KBMSiswa yang membuat gaduh di dalam kelasatau mengganggu siswa lain
169
165
145
21,34 %
20,83 %
18,31 %
479 60,48 %Kriteria Cukup menjadi kendala
Hasil perhitungan data sikap siswa di dalam kelas memperoleh skor sebesar
479. Skor tersebut mencapai 63,61 % dari skor maksimal 792, berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan setelah dikonsultasikan termasuk kategori cukup menjadi
kendala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap siswa di dalam kelas cukup
menjadi kendala bagi mahasiswa praktikan dalam melaksanakan pengelolaan kelas di
sekolah-sekolah latihan.
49
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 5 yang mengungkap bagaimana sikap
siswa di dalam kelas di sekolah latihan apakah mendukung dilaksanakiannya proses
belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya bila diberi
kesempatan untuk bertanya? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 6.06%
menyatakan siswa memberikan respon aktif bertanya, 43.94% menyatakan sebagian
siswa menggunakan kesempatan bertanya, dan 50.00% menyatakan hanya sedikit
siswa yang menggunakan kesempatan bertanya. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat
seperti pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Sikap Siswa Di Sekolah Latihan Apabila Diberi Kesempatan untukBertanya
NO. Sikap siswa di sekolah latihan apabila diberikesempatan untuk bertanya
JumlahResponden
%
ab
cd
Siswa memberi respon aktif bertanya.Sebagiab besar siswa menggunakankesempatan bertanya.Hanya sedikit siswa yang bertanyaSiswa diam saja
429
330
6.06%43.94%
50.00%0.00%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 6 mengungkap, bagaimana perhatian siswa di sekolah
latihan, ketika praktikan melaksanakan proses belajar mengajar? Jawaban dari
praktikan (responden) adalah 7.58% menyatakan siswa sangat memperhatikan dan
selalu aktif bertanya, 48.48% menyatakan siswa cukup memperhatikan dan siswa
selalu menulis materi pelajaran yang praktikan sampaikan, 30.30% menyatakan
siswa kurang memperhatikan dan ada beberapa siswa yang mengantuk dan 13.64%
menyatakan siswa jarang memperhatikan dan mereka berbicara sendiri. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.8.
50
Tabel 4.8. Perhatian Siswa Di Sekolah Latihan Terhadap Praktikan dalamMelaksanakan KBM
NO. Perhatian siswa di sekolah latihan terhadap
praktikan dalam melaksanakan KBM
Jumlah
Responden
%
a
b
c
d
Siswa sangat memperhatikan dan selalu
aktif bertanya.
Siswa cukup memperhatikan dan selalu
menulis materi pelajaran
Siswa kurang memperhatikan dan ada yang
mengantuk
Siswa jarang yang memperhatikan dan
mereka berbicara sendiri.
5
32
20
9
7.58%
48.48%
30.30%
13.64%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 7 mengungkap selama praktikan melaksanakan proses
belajar mengajar (dalam arti melaksanakan pengelolaan kelas) apakah ada siswa
yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu siswa lain? Jawaban dari
responden adalah 4.54% menyatakan tidak ada siswa yang membuat gaduh di dalam
kelas, 22.73% menyatakan jarang siswa yang membuat gaduh di dalam kelas dan
60.61% menyatakan kadang-kadang ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas
dan 12.12% menyatakan sering ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas.
Untuk lebih jelasnya seperti pada tabel 4.9.
51
Tabel 4.9. Siswa yang Membuat Gaduh di Dalam Kelas atau Mengganggu SiswaLain
NO. Siswa yang membuat gaduh di dalamkelas atau mengganggu siswa lain
JumlahResponden
%
a
b
c
d
tidak ada siswa yang membuat gaduh didalam kelasjarang siswa yang membuat gaduh didalam kelaskadang-kadang ada siswa yang membuatgaduh di dalam kelassering ada siswa yang membuat gaduh didalam kelas
3
15
39
8
4.54%
22.73%
60.61%
12.12%
Jumlah 66 100,00%
4.1.3 Variabel Fasilitas
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase Kendala-Kendala yang
Dihadapi Mahasiswa Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam Melaksanakan
Pengelolaan Kelas di Sekolah-Sekolah Latihan Tahun 2004 pada variabel fasilitas
dihitung secara parsial tiap indikator yang ada.
4.1.3.1 Keadaan ruang kelas
Data keadaan ruang kelas dijaring dengan menggunakan 2 butir pertanyaan,
yaitu pertanyaan butir 8 dan butir 9, perolehan hasil seperti pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Deskriptif Faktor Keadaan Ruang kelasKeteranganNo.
ButirSoal
IndikatorSkor %
8
9
Pencahayaan ruang kelas dalam menunjangpelaksanaan PBMKemampuan praktikan dalam memperhatikansetiap individu (siswa) dalam KBM
180
114
34.09 %
21.59 %
294 55.68 %Kriteria Menjadi kendala
52
Hasil perhitungan data keadaan ruang kelas diperoleh skor sebesar 295. Skor
tersebut mencapai 55.68% dari skor maksimal 528. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan setelah dikonsultasikan termasuk kategori menjadi kendala. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keadaan ruang kelas menjadi kendala bagi
mahasiswa praktikan dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah – sekolah
latihan tahun 2004.
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 8, yang mengungkap tentang
pencahayaan ruang kelas apakah menunjang untuk dilaksanakannya proses belajar
mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas)? Jawaban dari praktikan
(responden) adalah 10.61% menyatakan sangat menunjang karena ventilasi baik,
54.54% menyatakan cukup menunjang karena ventilasi cukup baik, 31.82%
menyatakan kurang menunjang karena ventilasi kurang baik, dan 0.03% menyatakan
tidak menunjang karena ventilasi tidak baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
seperti pada tabel 4.11.
Tabel 4.11. Pencahayaan Ruang Kelas dalam Menunjang Pelaksanaan PBMNO. Pencahayaan ruang kelas dalam menunjang
pelaksanaan PBMJumlah
Responden%
ab
c
d
sangat menunjang karena ventilasi baikcukup menunjang karena ventilasi cukupbaikkurang menunjang karena ventilasi kurangbaikkurang menunjang karena ventilasi tidakbaik
736
21
2
10.61%54.54%
31.82%
3.03%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 9 mengungkap tentang keadaan fisik ruang kelas. Ditinjau
dari lingkungan fisik ruang kelas apakah praktikan dalam melaksanakan proses
53
belajasr mengajar mampu memusatkan perhatian pada setiap individu ? Jawaban dari
praktikan (responden) adalah 3.03% menyatakan ya, mampu karena tempat duduk
guru memakai kursi yang tinggi, 7.58% menyatakan ya, mampu karena di depan
kelas lantainya lebih tinggi (seperti panggung), 48.48% menyatakan ya, mampu
karena tempat duduk guru sejajar dengan tempat duduk siswa, dan 40.91%
menyatakan kurang, karena di depan kelas lantainya tidak tinggi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.12.
Tabel 4.12. Kemampuan Praktikan dalam Memperhatikan Setiap Individu (Siswa)dalam KBMNO. Kemampuan Praktikan dalam
Memperhatikan Setiap Individu (siswa)dalam KBM
JumlahResponden
%
a
b
c
d
Ya, mampu karena tempat duduk gurumemakai kursi yang tinggi.Ya, mampu karena di depan kelaslantainya lebih tinggi (seperti panggung).Ya, mampu karena tempat duduk gurusejajar dengan tempat duduk siswa.Kurang, karena di depan kelas lantainyatidak tinggi
2
5
32
27
3.03%
7.58%
48.48%
40.91%Jumlah 66 100,00%
4.1.3.2 Buku-buku Pelajaran
Data buku-buku pelajaran di jaring dengan menggunakan 2 butir pertanyaan,
yaitu pertanyaan butir 10 dan pertanyaan butir 11, perolehan hasil seperti pada tabel
Buku paket yang disediakan sekolahuntuk siswaPenggunaan sumber atau literatur lainselain buku paket dalam PBM
149
195
28.22%
36.93%
344 65.15%Kriteria Cukup Menjadi kendala
Hasil perhitungan data buku-buku pelajaran diperoleh skor sebesar 344. Skor
tersebut mencapai 65.15% dari skor maksimal sebesar 528, berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan setelah dikonsultasikan termasuk kategori cukup menjadi kendala.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa buku-buku pelajaran cukup menjadi
kendala bagi mahasiswa praktikan dalam melaksanakan pengelolaan kelas pada
sekolah-sekolah latihan tahun 2004.
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 10 yang mengungkap apakah buku
paket untuk siswa yang disediakan oleh sekolah memadai untuk dilaksanakannya
proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas)? Jawaban dari
praktikan (responden) adalah 12,12% menyatakan ya, sangat memadai karena semua
siswa mendapat buku, 22.73% menyatakan ya, cukup memadai karena sebagian
besar siswa yang mendapat buku paket, 43.94% menyatakan kurang memadai,
karena hanya sebagian saja siswa yang mendapat buku paket, dan 21.21%
menyatakan tidak memadai karena sekolah tidak menyediakan. Untuk lebih lebih
lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.14.
55
Tabel 4.14. Buku Paket yang Disediakan Sekolah untuk SiswaNO. Buku paket yang disediakan sekolah untuk
siswaJumlah
Responden%
a
b
c
d
Memadai karena semua siswa mendapatbuku paket.Cukup memadai karena sebagian siswamendapat bukuKurang memadai karena hanya sebagiansiswa yang mendapat buku paket.Tidak memadai karena sekolah tidakmenyediakan
8
15
29
14
12.12%
22.73%
43.94%
21.21%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 11 mengungkap, dalam mempertahankan kondisi kelas yang
optimal, selain menggunakan buku paket apakah praktikan selalu menggunakan
sumber atau literatur lain? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 31.82%
menyatakan selalu, agar siswa lebih memperhatikan dalam mengikuti pelajaran,
31.82% menyatakan sering, agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti
pelajaran, 36.36% menyatakan kadang-kadang sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.15.
Tabel 4.15. Penggunaan Sumber atau Literatur Lain Selain Buku Paket dalam PBMNO.
Penggunaan sumber atau literatur lain selainbuku paket dalam PBM
JumlahResponden
%
a
b
cd
Selalu, agar siswa lebih memperhatikan dalammengikuti pelajaranSering agar siswa tidak bosan dalam mengikutipelajaran.Kadang-kadang sesuai dengan kebutuhanTidak pernah karena sudah cukup dengan bukupaket
21
21
240
31.82%
31.82%
36.36%0.00%
Jumlah 66 100,00%
56
4.1.3.3 Media Pengajaran
Data media pengajaran dijaring dengan menggunakan 4 butir pertanyaan,
yaitu pertanyaan butir 12 sampai butir 15, perolehan hasil seperti pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Deskriptif Faktor Media PengajaranKeteranganNo.
ButirSoal
IndikatorSkor %
12
13
1415
Kesulitan praktikan dalam mendapatkanmedia pengajaranPenyediaan media pengajaran oleh sekolahdalam menunjang pelaksanaan PBMPenggunaan media lain selain papan tulisManfaat media pengajaran dalammemperlancar komunikasi antara praktikandengan siswa dalam pelaksanaan PBM
161
168
146200
15.25 %
15.91 %
13.83 %18.94 %
675 63,92 %Kriteria Cukup Menjadi kendala
Hasil perhitungan data media pengajaran memperoleh skor sebesar 675. skor
tersebut mencapai 63.92% dari skor maksimal sebesar 1056. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan setelah dikonsultasikan termasuk kategori cukup menjadi
kendala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media pengajaran cukup menjadi
kendala bagi mahasiswa praktikan dalam melaksanakan pengelolaan kelas pada
sekolah-sekolah latihan tahun 2004.
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 12 yang mengungkap apakah
praktikan merasa kesulitan dalam mendapatkan media pengajaran yang dibutuhkan
(yang menunjang proses belajar mengajar atau pelaksanaan pengelolaan kelas)?
Jawaban dari praktikan (responden) adalah 28.79% menyatakan tidak merasa
kesulitan, karena sekolah sudah menyediakan, 10.61% menyatakan tidak merasa
kesulitan karena bisa membuat sendiri, 36.36% menyatakan agak sulit karena
memakan banyak waktu dan biaya dalam pembuatannya, dan 24.24% menyatakan
57
sulit karena sekolah tidak menyediakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti
pada tabel 4.17.
Tabel 4.17. Kesulitan Praktikan dalam Mendapatkan Media PengajaranNO. Kesulitan praktikan dalam mendapatkan
media pengajaranJumlah
Responden)%
a
b
c
d
Tidak merasa kesulitan karena sekolahsudah menyediakan.Tidak merasa kesulitan karena bisamembuat sendiriAgak sulit karena memakan banyak waktudan biaya dalam pembuatannyaSulit karena sekolah tidak menyediakan
19
7
24
16
28.79%
10.61%
36.36%
24.24%Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 13 mengungkap apakah media atau alat pengajaran yang
disediakan oleh sekolah jumlahnya menunjang untuk dilaksanakannya proses belajar
mengajar sehingga akan memperlancar jalannya pengelolaan kelas? Jawaban dari
praktikan (responden) adalah 4.55% menyatakan menunjang karena semua media
pengajaran sudah tersedia, 48.48% menyatakan cukup menunjang karena sebagian
besar media pengajaran sudah tersedia, 43.94% menyatakan kurang menunjang
karena hanya sebagian saja media pengajaran yang sudah tersedia dan 3.03%
menyatakan tidak menunjang karena sekolah tidak menyediakan media pengajaran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.18.
58
Tabel 4.18. Penyediaan Media Pengajaran oleh Sekolah dalam MenunjangPelaksanaan PBM
NO. Penyediaan media pengajaran oleh sekolahdalam menunjang pelaksanaan PBM
JumlahResponden
%
a
b
c
d
Menunjang karena semua mediapengajaran yang sudah tersediaCukup menunjang karena sebagian besarmedia pengajaran sudah tersediaKurang menunjang karena hanya sebagianmedia pengajaran yang sudah tersediaTidak menunjang karena sekolah tidakmenyediakan media pengajaran
3
32
29
2
4.55%
48.48%
43.94%
3.03%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 14 mengungkap, di dalam mempertahankan kondisi kelas
yang optimal, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan
pengelolaan kelas) apakah praktikan menggunakan media lain selain papan tulis?
Jawaban dari praktikan (responden) adalah 7.58% menyatakan selalu agar siswa
lebih memperhatikan dalam mengikuti pelajaran, 12.12% menyatakan sering agar
siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran, 72.24% menyatakan kadang-
kadang, sesuai dengan kebutuhan, dan 6.06% menyatakan tidak pernah karena sudah
cukup dengan papan tulis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.19.
Tabel 4.19. Penggunaan Media Lain Selain Papan TulisNO. Penggunaan media lain selain papan tulis Jumlah
Responden%
a
b
cd
Selalu agar siswa lebih memperhatikandalam mengikuti pelajaranSering agar siswa tidak bosan dalammengikuti pelajaranKadang-kadang, sesuai dengan kebutuhanTidak pernah karena sudah cukup denganpapan tulis
5
8
494
7.58%
12.12%
74.24%6.06%
Jumlah 66 100,00%
59
Pertanyaan butir 15 mengungkap apakah dengan media pengajaran tersebut
pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas)
yang praktikan laksanakan (komunikasi antara praktikan dengan siswa) menjadi
efektif? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 24.24% menyatakan ya karena
siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, 54.55% menyatakan ya, karena
memperlancar komunikasi dengan para siswa dan 21.21% menyatakan ya, karena
suasana menjadi hangat dan bersahabat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti
pada tabel 4.20.
Tabel 4.20. Manfaat Media Pengajaran dalam Memperlancar Komunikasi antaraPraktikan dengan Siswa dalam Pelaksanaan PBM
NO. Manfaat media pengajaran dalammemperlancar komunikasi antara praktikandengan siswa dalam pelaksanaan PBM
JumlahResponden
%
a
b
cd
Siswa lebih bersemangat dalam mengikutipelajaranMemperlancar komunikasi dengan parasiswaSuasana menjadi hangat dan bersahabatMenggunakan media, walaupun banyakmemakan waktu dan bertele-tele
16
36
140
24.24%
54.55%
21.21%0.00%
Jumlah 66 100,00%
4.1.4 Variabel Pembimbing
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase Kendala-Kendala yang
Dihadapi Mahasiswa Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam Melaksanakan
Pengelolaan Kelas di Sekolah-Sekolah Latihan Tahun 2004 pada variabel - variabel
dihitung secara parsial tiap indikator yang ada.
60
4.1.4.1 Bimbingan dan Bantuan Guru Pamong
Data bimbingan dan bantuan Dosen Pembimbing dijaring dengan
menggunakan 6 butir pertanyaan, yaitu pertanyaan butir 16 sampai butir 21,
perolehan hasil seperti pada tabel 4.21.
Tabel 4.21. Deskriptif Faktor Bimbingan dan Bantuan Guru PamongKeteranganNo.
ButirSoal
IndikatorSkor %
16
17
18
19
20
21
Kesempatan observasi pelaksanaan KBMyang diberikan guru pamong pada praktikanBantuan guru pamong kepada praktikandalam menghadapi siswa yang menggangguPBMBimbingan yang dilaksanakan guru pamongpada praktikanSaran khusus guru pamong pada praktikandalam menghadapi problem siswa yangmengganggu di kelasKonsultasi dengan guru pamong yangpraktikan laksanakanJumlah partisipasi mengajar yang ditungguguru pamong
178
183
169
165
212
137
11.24 %
11.55 %
10.67 %
10.42 %
13.38 %
8.65 %
1044 65.91%Kriteria Cukup Menjadi kendala
Hasil perhitungan data bimbingan dan bantuan guru pamong diperoleh skor
sebesar 1044. Skor tersebut mencapai 65.91% dari skor maksimal sebesar 1584.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan setelah dikonsultasikan termasuk kategori
cukup menjadi kendala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
pengelolaan kelas mahasiswa praktikan pada sekolah-sekolah latihan cukup menjadi
kendala dalam hal bimbingan dan bantuan guru pamong.
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 16 yang mengungkap, apakah
praktikan diberi kesempatan oleh guru pamong untuk mengadakan observasi
61
pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas)
yang dilakukan teman praktikan? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 12.12%
menyatakan ya, setiap kali teman praktikan mengajar, 56.06% menyatakan pernah
beberapa kali, 21.21% menyatakan pernah satu kali, dan 10.61% menyatakan tidak
pernah. Untuk lebih jelasnya dapat diliaht seperti pada tabel 4.22.
Tabel 4.22. Kesempatan Observasi Pelaksanaan KBM yang Diberikan GuruPamong pada Praktikan
NO. Kesempatan observasi pelaksanaan KBMyang diberikan Guru Pamong pada praktikan
JumlahResponden
%
abcd
Setiap kali teman praktikan mengajarPernah beberapa kaliPernah satu kaliTidak pernah
837147
12.12%56.06%21.21%10.61%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 17 mengungkap, bila praktikan menghadapi problem siswa
yang mengganggu pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan
pengelolaan kelas) apakah guru pamong memberikan bantuan untuk
menyelesaikannya? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 6.06% menyatakan
ya, setiap kali ada siswa yang mengganggu, 68.18% menyatakan ya, pernah beberapa
kali, 22.73% menyatakan ya, pernah satu kali dan 3.03% menyatakan tidak pernah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.23 sebagai berikut.
Tabel 4.23. Bantuan Guru Pamong kepada Praktikan dalam Menghadapi Siswayang Mengganggu PBM
NO. Bantuan Guru Pamong kepada praktikan dalammenghadapi siswa yang mengganggu PBM
JumlahResponden
%
abcd
Setiap kali teman praktikan mengajarPernah beberapa kaliPernah satu kaliTidak pernah
445152
6.06%68.18%22.73%3.03%
Jumlah 66 100,00%
62
Pertanyaan butir 18 mengungkap, setelah praktikan melaksanakan proses
belajar mengajar apakah guru pamong mengadakan bimbingan? Jawaban dari
praktikan (responden) adalah 12.12% menyatakan guru pamong selalu memberikan
saran perbaikan serta pengarahan, 37.88% menyatakan guru pamong sering
memberikan saran perbaikan serta pengarahan, 43.94% menyatakan kadang-kadang
memberi saran perbaikan dan pengarahan, dan 6.06% menyatakan jarang memberi
saran perbaikan dan pengarahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel
4.24 berikut ini.
Tabel 4.24. Bimbingan yang Dilaksanakan Guru Pamong pada PraktikanNO. Bimbingan yang dilaksanakan Guru
Pamong pada praktikanJumlah
Responden%
a
b
c
d
Selalu memberikan saran perbaikan danpengarahanSering memberi saran perbaikan danpengarahanKadang-kadang memberi saran perbaikandan pengarahanJarang memberi saran perbaikan danpengarahan
8
25
29
4
12.12%
37.88%
43.94%
6.06%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 19 mengungkap, apakah guru pamong di sekolah latihan
memberi saran khusus, yang membantu kesuksesan praktikan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya bila
menghadapi problem siswa yang suka membuat gaduh di dalam kelas atau
mengganggu siswa lain? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 13.64%
menyatakan selalu memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya,
27.27% menyatakan guru pamong sering memberikan saran dan pengarahan serta
cara mengatasinya, 54.55% menyatakan Kadang-kadang memberikan saran dan
63
pengarahan serta cara mengatasinya, dan 4.54% menyatakan Jarang memberikan
saran dan pengarahan serta cara mengatasinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
seperti pada tabel 4.25.
Tabel 4.25. Saran Khusus Guru Pamong pada Praktikan dalam Menghadapi ProblemSiswa yang Mengganggu di Kelas
NO. Saran khusus Guru Pamong pada praktikandalam menghadapi problem siswa yangmengganggu di kelas
JumlahResponden
%
a
b
c
d
Selalu memberikan saran dan pengarahanserta cara mengatasinyaSering memberikan saran dan pengarahanserta cara mengatasinyaKadang-kadang memberikan saran danpengarahan serta cara mengatasinyaJarang memberikan saran dan pengarahanserta cara mengatasinya
9
18
36
3
13.64%
27.27%
54.55%
4.55%
Jumlah 66 100,00%
Pertanyaan butir 20 mengungkap, berapa kali konsultasi dengan guru pamong
yang praktikan laksanakan? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 36.36%
menyatakan setiap kali penampilan, 50.00% menyatakan setiap dua kali penampilan,
12.12% menyatakan berkonsultasi dengan guru pamong setiap tiga kali penampilan,
dan 1.52% menyatakan setiap empat kali penampilan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat seperti pada tabel 4.26.
Tabel 4.26. Konsultasi dengan Guru Pamong yang Praktikan LaksanakanNO. Konsultasi dengan Guru Pamong yang
praktikan laksanakanJumlah
Responden%
abcd
Setiap kali penampilanSetiap 2 kalli penampilanSetiap 3 kali penampilanSetiap 4 kali penampilan
243381
36.36%50.00%12.12%1.52%
Jumlah 66 100.00%
64
Pertanyaan butir 21 mengungkap berapa jumlah partisipasi mengajar yang
ditunggu guru pamong? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 16.67%
menyatakan 8 kali atau lebih, 6.06% menyatakan 6-7 kali penampilan, 45.45%
praktikan menyatakan 4-5 kali penampilan, dan 31.82% menyatakan 3 kali
penampilan atau kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.27.
Tabel 4.27. Jumlah Partisipasi Mengajar yang Ditunggu Guru PamongNO. Jumlah Partisipasi Mengajar yang
Ditunggu Guru PamongJumlah
Responden%
abcd
8 kali atau lebih6-7 kali penampilan4-5 kali penampilan3 kali penampilan atau kurang
114
3021
16.67%6.06%
45.45%31.82%
Jumlah 66 100.00%
4.1.4.2 Bimbingan dan Bantuan Dosen Pembimbing
Data bimbingan dan bantuan dosen pembimbing dijaring dengan
menggunakan 4 butir pertanyaan, yaitu pertanyaan butir 22 sampai butir 25 dan
perolehan hasil seperti pada tabel 4.28.
Tabel 4.28. Deskriptif Faktor Bimbingan dan Bantuan Dosen PembimbingKeteranganNo.
ButirSoal
IndikatorSkor %
22
23
24
25
Bimbingan yang diadakan dosen pembimbingsetelah praktikan berpartisipasi mengajarSaran khusus yang diberikan dosenpembimbing kepada praktikan dalammenghadapi problem siswaJumlah konsultasi praktikan dengan dosenpembimbingJumlah partisipasi mengajar yang ditunggudosen pembimbing
125
126
145
108
11.84 %
11.93 %
13.73 %
10.23 %
504 47.73 %Kriteria Menjadi kendala
65
Hasil perhitungan data bimbingan dan bantuan dosen pembimbing diperoleh
skor 504. skor tersebut mencapai 47.73% dari skor maksimal 1056. berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan setelah dikonsultasikan termasuk kategori menjadi
kendala. Dengan demimkian dapat dikatakan bahwa mahasiswa praktikan dalam
melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan tahun 2004 tidak
mendapat kendala dalam hal bimbingan dan bantuan dosen pembimbing.
Hal ini tertuang dalam pertanyaan butir 22 mengungkap, apakah setelah
praktikan melaksanakan partisipasi mengajar dosen pembimbing selalu mengadakan
bimbingan? Jawaban dari praktikan ( responden) adalah 6.06% menyatakan dosen
pembimbing selalu memberikan saran perbaikan dan pengarahan, 12.12%
menyatakan dosen pembimbing sering memberikan saran perbaikan dan pengarahan,
46.97% menyatakan dosen pembimbing kadang-kadang memberikan perbaikan dan
pengarahan, dan 34.85% menyatakan dosen pembimbing jarang memberikan saran
perbaikan dan pengarahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada tabel 4.29.
Tabel 4.29. Bimbingan yang Dilakukan Dosen Pembimbing Setelah PraktikanBerpartisipasi Mengajar
NO. Bimbingan yang dilakukan Dosen Pembimbingsetelah praktikan berpartisipasi mengajar
JumlahResponden
%
a
b
c
d
Selalu memberikan saran perbaikan danpengarahanSering memberikan saran perbaikan danpengarahanKadang-kadang memberikan perbaikan danpengarahanJarang memberikan saran perbaikan danpengarahan
4
8
31
23
6.06%
12.12%
46.97%
34.85%
Jumlah 66 100.00%Pertanyaan butir 23 mengungkap, apakah dosen pembimbing memberikan
saran khusus yang membantu kesuksesan praktikan dalam melaksanakan proses
66
belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya dalam
menghadapi problem siswa yang suka membuat gaduh di dalam kelas atau
mengganggu siswa lain? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 9.09%
menyatakan selalu memberikan saran pengarahan dan cara mengatasinya, 9.09%
menyatakan dosen pembimbing sering memberikan saran dan pengarahan serta cara
mengatasinya, 45.46% menyatakan Kadang-kadang memberikan saran pengarahan
dan cara mengatasinya, dan 36.36% menyatakan jarang memberikan saran
pengarahan dan cara mengatasinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada
tabel 4.30.
Tabel 4.30. Saran Khusus yang Diberikan Dosen Pembimbing kepada Praktikandalam Menghadapi Problem Siswa
NO. Saran Khusus yang diberikan DosenPembimbing kepada praktikan dalammenghadapi problem siswa
JumlahResponden
%
a
b
c
d
Selalu memberi saran pengarahan dan caramengatasinyaSering memberikan saran pengarahan dancara mengatasinyaKadang-kadang memberikan saranpengarahan dan cara mengatasinyaJarang memberikan saran pengarahan dancara mengatasinya
6
6
30
24
9.09%
9.09%
45.46%
36.36%
Jumlah 66 100.00%
Pertanyaan butir 24 mengungkap, berapa kali praktikan berkonsultasi dengan
dosen pembimbing? Jawaban dari praktikan (responden) adalah 9.09% menyatakan
empat kali atau lebih, 22.73% menyatakan tiga kali, 46.97% menyatakan sebanyak
dua kali, dan 21.21% menyatakan satu kali atau tidak pernah. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat seperti pada tabel 4.31.
67
Tabel 4.31. Jumlah Konsultasi Praktikan dengan Dosen PembimbingNO. Jumlah konsultasi praktikan dengan dosen
pembimbingJumlahResponden
%
abcd
Empat kali atau lebihTiga kaliDua kaliSatu kali atau tidak pernah
6153114
9.09%22.73%46.97%21.21%
Jumlah 66 100.00%
Pertanyaan butir 25 mengungkap tentang jumlah partisipasi mengajar yang
ditunggu dosen pembimbing? Jawaban dari praktikan adalah 4.54% menyatakan
empat kali atau lebih, 6.06% menyatakan tiga kali, 37.88% menyatakan dua kali, dan
51.52% menyatakan satu kali atau tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
seperti pada tabel 4.32.
Tabel 4.32. Jumlah Partisipasi Mengajar yang Ditunggu Dosen PembimbingNO. Jumlah Partisipasi Mengajar yang
Ditunggu Dosen PembimbingJumlah
Responden%
abcd
Empat kali atau lebihTiga kaliDua kaliSatu kali atau tidak pernah
34
2534
4.54%6.06%
37.88%51.52%
Jumlah 66 100.00%
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan pengelolaan kelas, sikap siswa siswa di dalam kelas, buku-buku
pelajaran, media pengajaran, bimbingan dan bantuan guru pamong termasuk kategori
62.50%-81.25% dalam kriteria cukup mendapat kendala. Sedangkan keadaan ruang
kelas, bantuan dan bimbingan dosen pembimbing termasuk kategori 43.75%-62.50%
dalam kriteria mendapat kendala.
68
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pengelolaan kelas
mahasiswa praktikan program studi Pendidikan Teknik Bangunan jurusan Teknik
Sipil FT UNNES di sekolah-sekolah latihan tahun 2004 cukup mendapat kendala
baik dari mahasiswa, sikap siswa di dalam kelas, fasilitas buku-buku pelajaran,
fasilitas media pengajaran maupun bantuan dan bimbingan guru pamong.
Mahasiswa praktikan mendapat kendala dari fasilitas keadaan ruang kelas dan dari
bantuan dan bimbingan dosen pembimbing.
4.2.1 Pelaksanaan Pengelolaan Kelas
Pelaksanaan pengelolaan kelas memperoleh persentase jawaban sebesar
67.42% dalam kategori cukup menjadi kendala.
Pada waktu melaksanakan proses belajar mengajar dalam menyampaikan
materi pelajaran, praktikan rata-rata menyatakan kadang-kadang lancar, karena
belum terbiasa berbicara di depan kelas sehingga pelaksanaan pengelolaan kelas
cukup terganggu. Kalau sekarang masih ada penilaian dari pihak tertentu yang
mengatakan penguasaan materi pelajaran kurang, mungkin merupakan kasus dan
bukan rata-rata atau kriteria yang mereka gunakan adalah kriteria guru yang sudah
berpengalaman selam lima tahun.
Upaya dalam menumbuhkan suasana emosional yang baik di dalam kelas,
praktikan rata-rata menerapkan tipe kepemimpinan yang bersikap laizerfaire. Tipe
kepemimpinan yang cenderung pada laizerfaire (bebas terbatas), tipe kepemimpinan
ini biasanya tidak produktif, walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada siswa lebih
banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam tipe
kepemimpinan ini, biasanya aktifitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada.
69
Tipe ini paling cocok bagi siswa yang aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan tidak
selalu menunggu pengarahan. Tipe kepemimpinan laizerfaire kurang dapat
diwujudkan di lingkungan suatu kelas untuk menciptakan dinamika kelas yang
positif karena setiap personal tidak bergerak kearah tujuan yang sama
Tindakan yang praktikan lakukan bila ada siswa yang mengganggu ketertiban
kelas, rata-rata praktikan dengan cara mendekati siswa. Tindakan ini dilakukan jika
dengan menggunakan isyarat non-verbal siswa masih membuat gaduh. Teknik
mendekati ini biasanya cukup efektif bila seorang siswa mulai bertingkah. Kehadiran
guru dapat membuatnya takut, dan akan menghentikan dari perbuatan mengganggu
ketertiban kelas, tanpa perlu menegur. Namun apabila siswa tetap tidak
menghiraukan, tindakan yang dilakukan praktikan selanjutnya adalah dengan cara
menegur atau memberi ceramah tentang kesalahan yang dibuat pada saat itu.
Usaha dalam mempertahankan kondisi kelas yang optimal di dalam
melaksanakan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas)
praktikan rata-rata kadang-kadang berusaha menciptakan suasana humor bila
diperlukan. Rasa humor guru dalam hubungan dengan siswa akan berpengaruh
positif dalam pengelolaan kelas. Sepanjang rasa humor tersebut berstruktur dengan
baik. Rasa humor inipun dapat merupakan saluran dari berbagai tekanan emosional.
Dengan demikian mahasiswa praktikan mahasiswa praktikan Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan
tahun 2004 cukup mendapat kendala pada faktor pelaksanaan penyelenggaraan kelas.
70
4.2.2 Sikap Siswa di Dalam Kelas
Sikap siswa di dalam kelas memperoleh persentase jawaban sebesar 63,61%
dalam kategori cukup mendapat kendala. Praktikan rata-rata menyatakan sikap siswa
di dalam kelas (dalam proses belajar mengajar) bila diberi kesempatan bertanya,
hanya sedikit siswa yang memberikan respon aktif bertanya atau jarang siswa yang
memberikan respon aktif bertanya.
Selama praktikan melaksanakan praktik mengajar, pada umumnya siswa
cukup memperhatikan dan siswa selalu menulis materi pelajaran yang disampaikan
praktikan.
Selama praktikan melaksanakan proses belajar menagajar, rata-rata praktikan
menyatakan kadang-kadang ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas. Ini bisa
dimaklumi, karena mahasiswa praktikan baru pertama kali melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yang sesungguhnya. Sehingga belum begitu mampu menghadapi
sikap siswa yang melanggar disiplin kelas. Di dalam kelas guru dituntut
menyelengarakan proses belajar mengajar dengan situasi yang hidup dan produktif.
Guru harus mengusahakan persaingan yang positif dan mencegah konflik yang
merugikan sehingga tecipta suasana kelas yang kondusif.
Dengan demikian faktor sikap siswa di dalam kelas cukup menjadi kendala
bagi mahasiswa praktikan mahasiswa praktikan Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam
melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan tahun 2004.
71
4.2.3 Fasilitas di Sekolah latihan
4.2.3.1 Fasilitas Keadaan Ruang kelas
Fasilitas keadaan ruang kelas memperoleh persentase jawaban sebesar
55.68% dalam kriteria mendapat kendala. Ditinjau dari pencahayaan ruang kelas,
rata-rata praktikan menyatakan cukup menunjang karena ventilasi cukup baik. Tapi
sebagian siswa juga menyatakan bahwa pencahayaan ruang kelas di sekolah latihan
kurang menunjang karena ventilasi kurang baik. Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan siswa, jendela harus cukup besar, sehingga memungkinkan hangat sinar
matahari masuk. Dengan ventilasi yang baik memungkinkan siswa belajar dengan
baik yaitu siswa dapat melihat tulisan dengan jelas, baik tulisan di papan tullis
maupun di buku bacaan, cahaya harus datang dari kanan, tidak menyilaukan.
Praktikan rata-rata menyatakan mampu memusatkan perhatian pada setiap
siswa, karena tempat duduk guru sejajar dengan tempat duduk siswa. Ada sebagian
praktikan menyatakan, bahwa praktikan kurang mampu memusatkan perhataian pada
setiap siswa karena di depan kelas lantainya tidak tinggi. Hal ini menyebabkan
praktikan mengalami kesulitan dalam mengontrol tingkah laku siswa di dalam kelas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa faktor keadaan ruang kelas menjadi
kendala bagi mahasiswa praktikan mahasiswa praktikan Program Studi Pendidikan
Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan tahun
2004.
72
4.2.3.2 Fasilitas Buku-buku Pelajaran
Fasilitas buku-buku pelajaran memperoleh persentase 65.15% dalam kriteria
cukup menjadi kendala. Dikatakan demikian karena buku-buku yang disediakan oleh
sekolah kurang memadai, sehingga proses belajar mengajar berjalan kurang efektif.
Siswa jarang yang memiliki buku pegangan sendiri sehingga siswa hanya mencatat
materi pelajaran yang disampaikan oleh praktikan.
Rata-rata praktikan selain menggunakan buku-buku paket, mereka juga
menggunakan sumber atau literatur lain yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan. Hal ini dilakukan karena materi yang ada pada buku paket tidak
sepenuhnya dapat melengkapi materi yang ada.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fasilitas buku-buku pelajaran cukup
menjadi kendala bagi mahasiswa praktikan mahasiswa praktikan Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan
tahun 2004.
4.2.3.3 Fasilitas Media Pengajaran
Fasilitas media pengajaran memperoleh persentase jawaban sebesar 63.92%
dalam kriteria cukup menjadi kendala.
Dikatakan demikian karena media pengajaran yang disediakan oleh sekolah
kurang memadai, sehingga kurang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar
(dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas). Rata-rata praktikan menyatakan bahwa
media pengajaran yang dibutuhkan cukup sulit didapatkan karena di sekolah kurang
memadai.
73
Rata-rata prakttikan juga menyatakan bahawa media atau alat yang
disediakan oleh sekolah jumlahnya kurang menunjang karena hanya sebagian saja
media pengajaran yang sudah tersedia. Di dalam usaha mempertahankan kondisi
kelas yang optimal, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan kelas), praktikan rata-rata menyatakan kadang-kadang
menggunakan media lain selain papan tulis sesuai dengan kebutuhan.
Dengan media pengajaran yang praktikan gunakan, praktikan rata-rata
menyatakan bahwa pengajaran menjadi lebih efektif karena memperlancar
komunikasi dengan para siswa.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa praktikan Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan
tahun 2004 cukup mendapat kendala dalam hal penyediaan media pengajaran.
4.2.4 Bimbingan di Sekolah Latihan
4.2.4.1 Bimbingan dan Bantuan Guru Pamong
Bimbingan dan bantuan guru pamong memperoleh persentase jawaban
sebesar 65.91% dalam kriteria cukup mendapat kendala.
Praktikan rata-rata diberi kesempatan beberapa kali oleh guru pamong untuk
mengadakan observasi pelasanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan
pengelolaan kelas) yang dilakukan oleh praktikan lain. Hal ini dimaksudkan agar
praktikan dapat belajar dari pengalaman mengajar praktikan lainnya sekaligus
sebagai studi banding dalam praktik mengajar oleh praktikan.
74
Apabila praktikan menghadapi problem siswa yang mengganggu proses
belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas), praktikan rata-rata
menyatakan bahwa guru pamong pernah beberapa kali memberikan bantuan untuk
menyelesaikannya.
Guru pamong juga sering memberikan saran perbaikan dan pengarahan
setelah praktikan melaksanakan partisipasi mengajar sebagai bentuk bimbingan
apakah ada koreksi dan perbaikan terhadap praktik mengajar yang telah
dilaksanakan.
Sebagian praktikan menyatakan bahwa guru pamong kadang-kadang
memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya apabila dalam
menghadapi problem siswa yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu
siswa lain sehingga dapat membantu kesuksesan praktikan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas).
Sebagian praktikan rata-rata menyatakan mengadakan konsultasi dengan guru
pamong setiap dua kali penampilan, bahkan sebagian juga mengadakan konsultasi
pada setiap kali penampilan mengajar. Dengan semakin banyak intensitas konsultasi
atau bimbingan yang dilakukan oleh praktikan pada guru pamong maka kesulitan
maupun kendala yang dihadapi dapat mudah diatasi.
Sedangkan jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu guru pamong,
praktikan rata-rata menyatakan 1 sampai 5 kali penampilan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa praktikan Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
75
Negeri Semarang dalam melaksanakan pengelolaan kelas di sekolah-sekolah latihan
tahun 2004 cukup mendapat kendala pada bimbingan dan bantuan guru pamong.
4.2.4.2 Bimbingan dan Bantuan Dosen Pembimbing
Bimbingan dan bantuan dosen pembimbing memperoleh persentase jawaban
sebesar 47.73% dalam kriteria mendapat kendala. Setelah praktikan melaksanakan
partisipasi mengajar, dosen pembimbing kadang-kadang memberikan saran
perbaikan dan pengarahan.
Sebagian praktikan menyatakan bahwa dosen pembimbing kadang-kadang
memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya apabila dalam
menghadapi problem siswa yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu
siswa lain sehingga dapat membantu kesuksesan praktikan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas).
Sebagian praktikan menyatakan berkonsultasi dengan dosen pembimbing
rata-rata dua kali. Sedangkan jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu dosen
pembimbing adalah satu kali atau bahkan tidak pernah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa praktikan mahasiswa
praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang dalam melaksanakan pengelolaan kelas di
sekolah-sekolah latihan tahun 2004 mendapat kendala pada bimbingan dan bantuan
dosen pembimbing.
76
4.2.5 Faktor Dominan
Berdasarkan hasil penelitian, faktor praktikan dalam melaksanakan
pengelolaan kelas, faktor sikap siswa di dalam kelas, faktor fasilitas buku-buku
pelajaran, faktor fasilitas media pengajaran, dan faktor bimbingan dan bantuan guru
pamong dalam kriteria cukup menjadi kendala. Sedangkan faktor fasilitas keadaan
ruang kelas dan faktor bimbingan dan bantuan dosen pembimbing dalam kriteria
menjadi kendala.
Faktor bimbingan dan bantuan dosen pembimbing memperoleh persentase
skor terkecil dengan kriteria menjadi kendala. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa faktor ini merupakan faktor dominan yang menjadi kendala dalam
melaksanakan pengelolaan kelas oleh mahasiswa praktikan pada sekolah-sekolah
latihan.
77
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa kendala-
kendala yang dihadapi mahasiswa praktikan dalam melaksanakan pengelolaan kelas
di sekolah-sekolah latihan tahun 2004 adalah faktor praktikan dalam melaksanakan
pengelolaan kelas, faktor sikap siswa di dalam kelas, faktor fasilitas buku-buku
pelajaran, faktor fasilitas media pengajaran, dan faktor bimbingan dan bantuan guru
pamong dalam kriteria cukup menjadi kendala. Sedangkan faktor fasilitas keadaan
ruang kelas dan faktor bimbingan dan bantuan dosen pembimbing dalam kriteria
menjadi kendala. Secara terperinci adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengelolaan kelas dari mahasiswa dengan tingkat persentase sebesar
67.42%.
b. Sikap siswa di dalam kelas kelas dengan tingkat persentase sebesar 60.48%.
c. Fasilitas keadaan ruang kelas dengan tingkat persentase sebesar 55.68%.
d. Fasilitas buku-buku pelajaran dengan tingkat persentase sebesar 65.15%.
e. Fasilitas media pengajaran dengan tingkat persentase sebesar 63.92%.
f. Bimbingan dan bantuan guru pamong dengan tingkat persentase sebesar 65.91%.
g. Bimbingan dan bantuan dosen pembimbing dengan tingkat persentase sebesar
47.73%.
78
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan tersebut maka saran yang dapat diberikan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa praktikan hendaknya lebih siap dalam penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar baik dari segi materi maupun metode yang digunakan dalam
proses belajar mengajar sehingga tercipta kondisi kelas yang optimal.
b. Dalam rangka meningkatkan sikap positif siswa terhadap mahasiswa praktikan,
hendaknya mahasiswa praktikan berusaha meningkatkan hubungan dan
kerjasama dengan siswa melalui sistem pengajaran yang efektif. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi guru dalam pengelolaan kelas,
menciptakan kondisi emosional dan kondisi fisik yang menguntungkan di dalam
kelas, serta mengoptimalkan fungsi media pengajaran dengan baik.
c. Bagi pihak-pihak sekolah latihan hendaklah mengusahakan menambah atau
menyempurnakan berbagai fasilitas yang dimiliki, baik mengenai fasilitas
keadaan ruang kelas, buku-buku pelajaran, maupun media pengajaran sehingga
dapat menunjang proses belajar mengajar yang efektif.
d. Bagi guru pamong dalam membimbing mahasiswa praktikan hendaknya lebih
intensif dalam proses bimbingan terutama dalam hal pengelolaan kelas.
e. Bagi dosen pembimbing hendaknya dalam proses bimbingan juga lebih intensif
dan peka terhadap permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa praktikan
terutama apabila ada masalah yang harus dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
79
f. Penelitian ini masih terbatas pada deskriptif kendala-kendala dalam pelaksanaan
pengelolaan kelas, oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut lagi pada
masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa praktikan dalam melaksanakan
Ametembun, N.A. 1981. Guru dan Administrasi Sekolah. Bandung: FIP IKIPBandung.
---------------------- 1981. Managemen Kelas. Bandung : FIP IKIP Bandung.
Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik Jilid 1. Yogyakarta: ANDI
-----------------. 2002. Metodologi research Jilid 1. Yogyakarta: ANDI
Joni, Raka T. 1980. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek Pembinaan Pendidikan Guru(P3G) Depdikbud.
Nawawi, Handari. 1986. Organisasi Kelas dan Pengelolaan Kelas Sebagai LembagaPendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Nurbahri. 1986. Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar PMP. Jakarta:Depdikbud Universitas Terbuka.
Poerwodarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Popham, W, James dan Eva L Baker. 1981. Bagaimana Mengajar Secara Sistimatis.Yogyakarta: Yayasan Kanisius.
Purnomo, Daniel. 1988/1989. Identifikasi Pengembangan Ketrampilan MengajarMahasiswa Program Diploma IKIP Semarang Dalam Kelas Praktik TahunAjaran 1988/1989. Semarang: FIP IKIP Semarang.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1985. Metode Penelitian Survei. Jakarta:LP3ES.
Soekarno, Thomas. 1996. Manajemen Kelas dan Interaksi Manusiawi dalam ProsesBelajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang PRESS.
Sugiyanto dan Sudjarwo. 1993. Materi Pokok Perkembangan dan Belajar Gerak.Jakarta: Depdikbud, Universitas Terbuka.
Soelaiman, Darwis A. 1979. Pengantar Pada Teori dan Praktik Pengajaran.Semarang: IKIP Semarang PRESS.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algensindo.
81
Suharsimi, Arikunto. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali.
------------------------. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Sukewi. 1989. Pengelolaan Kelas. Semarang: IKIP Semarang PRESS.
UPT PPL. 2004. Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang. Semarang: DepdiknasUNNES UPT PPL
Usman, Moh, Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wijaya, Cece dan Rusyan Tabrani. 1991. Kemapuan Dasar Guru Dalam ProsesBelajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.
82
88
LEMBAR PENGANTAR
KUESIONER PENELITIAN
Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul“Kendala-Kendala yang
Dihadapi Mahasiswa Praktikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam
Melaksanakan Pengelolaan Kelas pada Sekolah-Sekolah Latihan Tahun 2004.",
maka saya membutuhkan bantuan anda.
Bantuian yang saya maksud adalah kesediaan anda untuk menjawab seperti
terlampir berikut ini.
Oleh karena itu saya mohon agar jawaban anda benar-benar sesuai dengan
keadaan yang sebenar-benarnya, sehingga jawaban anda dapat saya gunakan untuk
analisa data denagan tepat dan obyektif.
Atas bantuan dan kesediaan anda saya ucapkan banyak terima kasih
Hormat saya
WigiartoNIM.5114000037
Lampiran 3
89
KUESIONER PENELITIAN
Judul Penelitian: “Kendala-Kendala yang Dihadapi Mahasiswa Praktikan Program
Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dalam
Melaksanakan Pengelolaan Kelas pada Sekolah-Sekolah
Latihan Tahun 2004."
IDENTITAS RESPONDEN
NIM :
Petunjuk pengisian:
Ø Pilih salah satu alternatif jawaban yang paling tepat dengan cara
memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada setiap butir
pertanyaan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Ø Identitas dan jawaban responden dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.
Pertanyaan-pertanyaan :
I. Kuesioner untuk variabel mahasiswa
Ø Pelaksanaan pengelolaan kelas
1. Pada waktu anda melaksanakan proses belajar mengajar apakah anda mampu
menyampaikan materi pelajaran dengan lancar, sehingga akan memperlancar
jalannya pengelolaan kelas ?
a. ya, lancar karena sudah mempersiapkan diri
b. kadang-kadang lancar, karena belum terbiasa berbicara di depan kelas
c. kurang lancar karena kurang mempersiapkan diri
d. sering tidak lancar, karena sering gugup dan gemetar
Lampiran 4
90
2. Untuk menumbuhkan suasana emosional yang baik di dalam kelas, tipe
kepemimpinan apa yang anda terapkan ?
a. tipe kepemimpinan guru yang bersikap demokratis
b. tipe kepemimpinan guru yang bersikap berdisiplin
c. tipe kepemimpinan guru yang bersikap laizerfaire*
d. tipe kepemimpinan guru yang bersikap otoriter
3. Selama anda melaksanakan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan
pengelolaan kelas) tindakan apa yang anda lakukan bila ada siswa yang
mengganggu ketertiban kelas, misalnya ada siswa yang membuat gaduh di
dala m kelas atau mengganggu siswa lain ?
a. dengan menggunakan isyarat non verbal, baik berupa isyarat tangan, bahu,
kepala, alis dsb
b. dengan cara mendekati siswa tersebut
c. dengan cara menegur atau memberi ceramah tentang kesalahan pada waktu
itu
d. dengan menyuruhnya keluar kelas
4. Di dalam usaha mempertahankan kondisi kelas yang optimal dalam
pelaksanaan pengelolaan kelas, apakah anda berusaha menciptakan suasana
humor ?
a. selalu, agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran
b. sering, agar siswa tidak merasa tegang dalam mengikuti pelajaran
c. kadang-kadang bila diperlukan
d. jarang karena hanya mengganggu saja
*Laizerfaire : bebas terbatas
91
II. Kuesioner untuk variabel siswa
Ø Sikap siswa di dalam kelas
5. Bagaimana sikap siswa di sekolah latihan anda, apakah mendukung
dilaksanakannya proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan
kelas) misalnya bila diberi kesempatan untuk bertanya ?
a. siswa memberikan respon aktif bertanya
b. sebagian siswa menggunakan kesempatan untuk bertanya
c. hanya sedikit siswa yang bertanya
d. siswa diam saja
6. Bagaimana perhatian siswa di sekolah latihan anda, ketika anda melaksanakan
praktik mengajar ?
a. sangat memperhatikan dan selalu aktif bertanya
b. cukup memperhatikan dan siswa selalu menulis materi pelajaran yang saya
sampaikan
c. kurang memperhatikan dan ada beberapa siswa yang mengantuk
d. jarang yang memperhatikan dan mereka berbicara sendiri (membuat
gaduh)
7. Selama anda melaksanakan proses belajar mengajar (dalam arti pengelolaan
kelas), apakah ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas atau
mengganggu siswa lain ?
a. tidak ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas
b. jarang siswa yang membuat gaduh di dalam kelas
c. kadang-kadang ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas
d. sering ada siswa yang membuat gaduh di dalam kelas
92
III. Kuesioner untuk variabel faslitas
A. Keadaan ruang kelas
8. Ditinjau dari pencahayaan ruang kelas, apakah menunjang untuk
dilaksanakannya proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan
kelas)?
a. sangat menunjang karena ventilasi baik
b. cukup menunjang karena ventilasi cukup baik
c. kurang menunjang karena ventilasi kurang baik
d. kurang menunjang karena ventilasi tidak baik
9. Ditinjau dari lingkungan fisik ruang kelas, apakah anda mampu memusatkan
perhatian pada setiap individu ?
a. ya, karena tempat duduk guru memakai kursi yang tinggi
b. ya, karena di depan kelas lantainya lebih tinggi (seperti panggung)
c. ya, karena tempat duduk guru sejajar dengan tempat duduk siswa
d. kurang, karena di depan kelas lantainya tidak tinggi
B. Buku-buku pelajaran
10. Apakah buku paket untuk siswa yang disediakan sekolah memadai /
menunjang untuk dilaksanakannya proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan kelas) ?
a. ya, memadai karena semua siswa mendapat buku paket
b. ya, cukup memadai karena sebagian besar siswa mendaat buku paket
c. kurang memadai, karena hanya sebagian siswa yang mendapatkan buku
paket
d. tidak memadai, karena sekolah tidak menyediakan buku paket
93
11. Dalam mempertahankan kondisi kelas yang optimal selain menggunakan buku
paket, apakah anda selalu menggunakan sumber atau literatur lain ?
a. selalu, agar siswa lebih memperhatikan dalam mengikuti pelajaran
b. sering, agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran
c. kadang-kadang sesuai dengan kebutuhan
d. tidak pernah karena sudah cukup dengan buku paket saja.
C. Media pengajaran
12. Apakah anda merasa kesulitan untuk mendapatkan media pengajaran yang
anda butuhkan ?
a. tidak, karena sekolah sudah menyediakan
b. tidak, karena biasa membuat sendiri
c. agak sulit karena banyak memakan waktu dan biaya dalam pembuatannya
d. ya, sulit karena sekolah tidak menyediakan.
13. Apakah dengan media atau alat pengajaran yang disediakan oleh sekolah
jumlahnya menunjang untuk dilaksanakannya proses belajar mengajar,
sehingga akan memperlancar jalannya pengelolaan kelas ?
a. ya, menunjang karena semua media pengajaran sudah tersedia
b. ya, cukup menunjang karena sebagian besar media pengajaran yang sudah
tersedia
c. kurang menunjang karena hanya sebagian saja media pengajaran yang
sudah tersedia
d. tidak menunjang karena sekolah tidak menyediakan media pengajaran
94
14. Di dalam usaha mempertahankan kondisi kelas yang optimal, dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar ( dalam arti pelaksanaan pengelolaan
kelas) apakah anda menggunakan media lain selain papan tulis ?
a. selalu, agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran
b. sering, agar siswa lebih memperhatikan dalam mengikukti pelajaran
c. kadang-kadang sesuai dengan kebutuhan
d. tidak pernah karena sudah cukup dengan buku paket saja
15. Apakah dengan media pengajaran yang anda gunakan, pengajaran anda
(komunikasi anda dengan siswa) menjadi lebih efektif ?
a. ya, karena siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran
b. ya, karena memperlancar komunikasi dengan para siswa
c. ya, karena suasana menjadi hangat dan bersahabat
d. ya, walaupun banyak memakan waktu dan bertele-tele.
IV. Kuesioner untuk variabel pembimbing
A. Bimbingan dan bantuan guru pamong
16. Apakah anda diberi kesempatan oleh guru pamong untuk mengadakan
observasi pelaksanaan proses belajar mengajar (dalam arti pelaksanaan
pengelolaan kelas) yang dilakukan teman anda ?
a. ya, setiap kali teman saya mengajar
b. ya, pernah beberapa kali
c. ya, pernah satu kali
d. tidak pernah
17. Bila anda menghadapi problem siswa yang menggangu proses belajar
mengajar (dalam arti pelaksanaan pengelolaan kelas) apakah guru pamong
anda memberikan bantuan untuk menyelesaikannya ?
a. ya, setiap kali ada siswa yang mengganggu
b. ya, pernah beberapa kali
c. ya, pernah satu kali
d. tidak pernah
95
18. Apakah setelah anda melaksanakan partisipasi mengajar guru pamong
mengadakan bimbingan ?
a. selalu memberikan saran perbaikan dan pengarahan
b. sering memberikan saran perbaikan dan pengarahan
c. kadang-kadang memberikan saran perbaikan dan pengarahan
d. jarang memberikan saran perbaikan dan pengarahan
19. Apakah guru pamong anda memberikan saran khusus, yang membantu
kesuksesan anda dalam melaksanakan proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya dalam menghadapi problem siswa
yang membuat gaduh di dalam kelas atau menggangu siswa lain ?
a. selalu memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
b. sering memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
c. kadang-kadang memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
d. jarang memberikan saran dan pengarahan
20. Berapa kalikah konsultasi dengan guru pamong yang anda laksanakan?
a. setiap kali penampilan
b. setiap dua kali penampilan
c. setiap tiga kali penampilan
d. setiap empat kali penampilan
21. Jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu guru pamong?
a. 8 kali penampilan atau lebih
b. 6-7 kali penampilan
c. 4-5 kali penampilan
d. 1-3 kali penampilan
96
B. Bimbingan dan bantuan dosen pembimbing
22. Apakah setelah anda melaksanakan partisipasi mengajar dosen pembimbing
mengadakan bimbingan ?
a. ya, selalu memberi saran perbaikan dan pengarahan
b. ya, sering memberikan saran perbaikan dan pengarahan
c. kadang-kadang memberikan saran perbaikan dan pengarahan
d. jarang memberikan saran perbaikan dan pengarahan
23. Apakah dosen pembimbing anda memberikan saran khusus yang membantu
kesuksesan anda dalam melaksanakan proses belajar mengajar (dalam arti
pelaksanaan pengelolaan kelas) misalnya bila menghadapi problem siswa yang
membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu siswa lain?
a. selalu memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
b. sering memberikan saran dan pengarahan serta cara mengatasinya
c. kadang-kadang memberikan saran dan pengarahan serta cara
mengatasinya
d. jarang memberikan saaran dan perbaikan
24. Berapa kali anda berkonsultasi dengan dosen pembimbing ?
a. empat kali atau lebih
b. tiga kali
c. dua kali
d. satu kali atau tidak pernah
25. Jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu dosen pembimbing adalah ?
a. empat kali atau lebih
b. tiga kali
c. dua kali
d. satu kali atau tidak pernah
120
Harga Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r InterpelasiAntara 0,800 sampai dengan 1,00Antara 0,600 sampai dengan 0,800Antara 0,400 sampai dengan 0,600Antara 0,200 sampai dengan 0,400Antara 0,000 sampai dengan 0,200
TinggiCukupAgak RendahRendahSangat rendah (tak berkorelasi)
Karena 11r > tabelr , maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
Kisi-kisi Angket
Variabel Penelitian Indikator Nomorpertanyaan
1. Variabel MahasiswaØ Pelaksanaan
pengelolaan kelas
2. Variabel SiswaØ Sikap siswa di dalam
kelas
3. Variabel fasilitasa. Keadaan ruang kelas
b. Buku-buku pelajaran
c. Media pengajaran
v Kelancaran praktikan dalam menyampaikan materi pelajaranv Tipe kepemimpinan yang praktikan terapkan dalam pelaksanaan PBMv Tindakan yang diambil praktikan dalam mengatasi siswa yang mengganggu
kelasv Usaha praktikan dalam menciptakan suasana humor
v Sikap siswa di sekolah latihan apabila diberi kesempatan untuk bertanyav Perhatian siswa di sekolah latihan terhadap praktikan dalam melaksankan
KBMv Siswa yang membuat gaduh di dalam kelas atau mengganggu siswa lain
v Pencahayaan ruang kelas dalam menunjang pelaksanaan PBMv Kemampuan praktikan dalam memperhatikan setiap individu (siswa) dalam
KBM
v Buku paket yang disediakan sekolah untuk siswav Penggunaan sumber atau literatur lain selain buku paket dalam PBM
v Kesulitan praktikan dalam mendapatkan media pengajaran
123
4
5
67
89
1011
12
Lampiran 2
Variabel Penelitian Indikator Nomorpertanyaan
4. Variabel pembimbinga. Bimbingan dan
bantuan guru pamong
b. Bimbingan danbantuan dosenpembimbing
v Penyediaan media pengajaran oleh sekolah dalam menunjang pelaksanaanPBM
v Penggunaan media lain selain papan tulisv Manfaat media pengajaran dalam memperlancar komunikasi antara praktikan
dengan siswa dalam pelaksanaan PBM
v Kesempatan observasi pelaksanaan KBM yang diberikan guru pamong padapraktikan
v Bantuan guru pamong kepada praktikan dalam menghadapi siswa yangmengganggu PBM
v Bimbingan yang dilaksanakan guru pamong pada praktikanv Saran khusus guru pamong pada praktikan dalam menghadapi problem siswa
yang mengganggu di kelasv Konsultasi dengan guru pamong yang praktikan laksanakanv Jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu guru pamong
v Bimbingan yang diadakan dosen pembimbing setelah praktikan berpartisipasimengajar
v Saran khusus yang diberikan dosen pembimbing kepada praktikan dalammenghadapi problem siswa
v Jumlah konsultasi praktikan dengan dosen pembimbingv Jumlah partisipasi mengajar yang ditunggu dosen pembimbing
13
1415
16
17
1819
2021
22
23
2425
85
DAFTAR PENEMPATAN MAHASISWA PPL TAHUN 2004
PROGRAM STUDI PEND. TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
No. Nama Mahasiswa NIM Sekolah Latihan
1 OKTA PRASETYA 5114000030 SMK NEGERI 3 SEMARANG
2 JUNAIDY ABDILLAH 5114000021 SMK NEGERI 3 SEMARANG
3 NURUL H 5114000032 SMK NEGERI 3 SEMARANG
4 WAHYUNI 5114000045 SMK NEGERI 3 SEMARANG
5 EDI SUGIHARTO 5114000042 SMK NEGERI 3 SEMARANG
6 PUJI HANDOKO 5114000011 SMK NEGERI 3 SEMARANG
7 ANDI W 5114000040 SMK NEGERI 3 SEMARANG
8 ARI SUTRIYONO 5114000052 SMK NEGERI 3 SEMARANG
9 NOVITA K S 5119000001 SMK NEGERI 4 SEMARANG
10 WIGIARTO 5114000037 SMK NEGERI 4 SEMARANG
11 ENY MIRAWATI 5114000026 SMK NEGERI 4 SEMARANG
12 M. TASDIK 5114000010 SMK NEGERI 4 SEMARANG
13 ISMONO HADI P 5114000023 SMK NEGERI 4 SEMARANG
14 SUGIARSO 5114000012 SMK NEGERI 4 SEMARANG
15 FAIX NAZARUDIN 5114000013 SMK NEGERI 5 SEMARANG
16 ARIES GUNANTO 5114000001 SMK NEGERI 5 SEMARANG
17 HARRY PURWOKO 5114000020 SMK NEGERI 5 SEMARANG
18 AHMAD MALIK 5114000050 SMK NEGERI 5 SEMARANG
19 ROBY RAFIA ALAM 5114000033 SMK NEGERI 5 SEMARANG
20 SONY WIDYATMOKO 5114000006 SMK NEGERI 5 SEMARANG
21 MUSTARIYADI 5114000049 SMK NEGERI 5 SEMARANG
22 ARI SUDARMADJI 5114000041 SMK NEGERI 5 SEMARANG
23 ALEX ARIANTO 5114000039 SMK NEGERI 7 SEMARANG
24 HASAN UDIN 5114000029 SMK NEGERI 7 SEMARANG
25 AGUS DWI B 5114000017 SMK NEGERI 7 SEMARANG
Lampiran 1
86
No. Nama Mahasiswa NIM Sekolah Latihan
26 SUPARNO 5114000043 SMK NEGERI 7 SEMARANG
27 GATOT HARSONO 5114000014 SMK NEGERI 7 SEMARANG
28 YUTI 5114000031 SMK NEGERI 7 SEMARANG
29 LUKMAN W 5114990023 SMK NEGERI 7 SEMARANG
30 URIP WIDODO 5114000008 SMK 1 ADIWERNA TEGAL
31 PRIMA EMIRIANTI 5114000028 SMK 1 ADIWERNA TEGAL
32 AGUNG HANDOKO 5114981978 SMK 1 ADIWERNA TEGAL
33 SYAIFUL HUDA 5114000025 SMK 1 ADIWERNA TEGAL
34 FREDI IRMAWAN 5114000003 SMK 1 ADIWERNA TEGAL
35 DWI PUJI R 5114000002 SMK 1 NEGERI MAGELANG
36 SASI AGUSTUS S 5114000004 SMK 1 NEGERI MAGELANG
37 ADE IMAM T 5114000036 SMK 1 NEGERI MAGELANG
38 ARIF FITRIANTO 5114000024 SMK 1 NEGERI MAGELANG
39 M. NUR IKHSAN S 5114000005 SMK 1 NEGERI MAGELANG
40 PURWO D 5114000044 SMK 1 NEGERI MAGELANG
41 ANDOYO 5101401020 SMK NEGERI 3 SEMARANG
42 EKO YUNIANTO 5101401033 SMK NEGERI 3 SEMARANG
43 MUH IBNU BUDI S 5101401032 SMK NEGERI 3 SEMARANG
44 EKAMAI YANAWATI 5101401005 SMK NEGERI 3 SEMARANG
45 ARTHA CAROLINA 5101401022 SMK NEGERI 3 SEMARANG
46 ARI NUGRAHENI AM 5101401035 SMK NEGERI 3 SEMARANG
47 EKO WARDOYO 5101401022 SMK NEGERI 4 SEMARANG
48 ENDANG S 5101401005 SMK NEGERI 4 SEMARANG
49 MUH FERI A 5101401026 SMK NEGERI 4 SEMARANG
50 HERLAMBANG JA 5101401008 SMK NEGERI 4 SEMARANG
51 OWI W 5101401031 SMK NEGERI 4 SEMARANG
52 FAJAR EKO W 5101401004 SMK NEGERI 4 SEMARANG
53 AZHAR FARIDH 5101401012 SMK NEGERI 5 SEMARANG
87
No. Nama Mahasiswa NIM Sekolah Latihan
54 ADHI KURNIAWAN 5101401002 SMK NEGERI 5 SEMARANG
55 ANDRIAN S 5101401018 SMK NEGERI 5 SEMARANG
56 KASNO 5101401014 SMK NEGERI 5 SEMARANG
57 IDA NURMAWATI 5101401027 SMK NEGERI 5 SEMARANG
58 MUHAMMAD S 5101401019 SMK NEGERI 5 SEMARANG
59 ALI WARDONO 5101401017 SMK NEGERI 7 SEMARANG
60 ZAENAL ABIDIN 5101401015 SMK NEGERI 7 SEMARANG
61 RIMANG JATMIKO A 5101401042 SMK NEGERI 7 SEMARANG
62 SUPRIYADI 5101401024 SMK NEGERI 7 SEMARANG
63 HASTONO ELISSA 5101401030 SMK NEGERI 7 SEMARANG