FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN REMAJA MEMINUM MINUMAN KERAS DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KENAKALAN REMAJA
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN REMAJA MEMINUM MINUMAN KERAS DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KENAKALAN REMAJAP E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang mempunyai
tujuan sebagaimana yang tercantum dalam alenia ke empat Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia, ikut memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Salah satu faktor yang menjadi sasaran pembangunan adalah sumber
daya manusia. Pembangunan Nasional akan berhasil jika didukung oleh
sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk mencapai cita-cita pembangunan nasional, kita
memerlukan tenaga-tenaga muda yang memiliki 3 S yaitu siap pakai,
siap membangun, dan siap untuk menghadapi setiap tantangan,
hambatan dan rintangan dalam mewujudkan cita-cita pembangunan
nasional tersebut.
Salah satu upaya pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda
adalah dengan cara mencegah generasi muda agar tidak terjerumus
dalam kebiasaan meminum minuman keras. Oleh karena kebiasaan
meminum minuman keras, secara langsung maupun tidak langsung dapat
menganggu atau merusak jasmani maupun rohani si peminumnya.
Kebiasaan meminum minuman keras tidak hanya dapat merugikan si
peminumnya, tetapi juga dapat merugikan masyarakat dan lingkungan.
Bahaya dari meminum minuman keras bisa berakibat fatal, apabila
tidak ditanggulangi dengan serius. Pada umumnya mengkonsumsi
minuman keras dilakukan oleh para remaja. Para remaja yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman keras ini bisa membawa
dampak yang lebih besar lagi bagi ketertiban dan keamanan di
masyarakat bahkan negara, sedangkan generasi muda adalah generasi
penerus yang akan menjadi pemimpin bangsa dan negara di masa
depan.
Secara umum telah diketahui bahwa meminum minuman keras yang
mengandung alkohol secara berulang-ulang dan dalam jumlah yang
berlebihan bisa mebawa peminumnya dalam keadaan tidak sadar atau
mabuk, sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang tidak ia
sadari.
Perbuatan mengkonsumsi minunan keras yang dilakukan secara
berulang-ulang dapat mempengaruhi daya kerja otak dan juga dapat
menimbulkan krisis moral yang dapat mempengaruhi dan membahayakan
diri yang bersangkutan, orang lain, maupun masyarakat. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa minuman keras merupakan sumber
kejahatan, apalagi jika mengenai meningkatnya angka kejahatan yang
diakibatkan oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman keras.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, bahwa setiap
tahunnya tindak kejahatan yang dilakukan oleh remaja akibat dari
mengkonsumsi minuman keras menunjukan kenaikan rata-rata 10%
pertahunnya.
Kejahatan yang dilakukan oleh remaja karena pengaruh minuman
keras dari tahun-ketahun semakin meningkat. Kerena selain
diakibatkan minuman keras itu sendiri mudah diperoleh, juga
disebabkan faktor penegakkan atau penerapan hukum yang relatif
ringan. Sehingga tidak membuat jera para remaja untuk mengulangi
perbuatannya kembali.
Remaja yang melakukan kejahatan atau kenakalan yang disebabkan
pengaruh minuman keras, usianya rata-rata 13 sampai 21 tahun. Para
remaja yang mengkonsumsi minuman keras cenderung menimbulkan
kejahatan seperti perampokan, pencurian, pemerasan, penganiayaan,
pemerkosaan, kenakalan remaja dan lain-lain.
Biasanya setelah meminum minuman keras, pada diri remaja
dipengaruhi alkohol yang terkandung dalam minuman keras, sehingga
membuat mereka tidak dapat berpikir secara baik, tidak dapat
mempertimbangkan mengenai baik-buruknya tindakan yang ia lakukan,.
Tidak dapat mengendalikan diri, cepat emosi atau cepat
tersinggung.
Selama ini bukan rahasia umum lagi bahwa minuman keras sangat
mudah didapatkan dan beredar luas di segala lapisan, mulai dari
anak-anak usia sekolah hingga orang dewasa. Ditambah lagi
peredarannya yang semakin meningkat, baik dari segi jumlah maupun
jenisnya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari sedemikian banyaknya
bermunculan penjual-penjual yang tidak resmi, seperti di
warung-warung, kios minuman, rumah biliar, terminal, stasiun,
kios-kios kecil yang menyediakan minuman keras.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman keras bukan saja merupakan
permasalahan yang dihadapkan oleh generasi muda khususnya dan
masyarakat pada umunya, tetapi juga dapat menimbulkan lost
generation dalam pembangunan berkelanjutan.
Dari pengamatan penulis, bahwa gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat atau kamtibmas sebagian besar dilakukan oleh para pelaku
kejahatan yang telah meminum minumanm keras atau berhubungan
langsung dengan meminum minuman keras.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam artikel ini adalah
:
1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan remaja meminum minuman
keras ?
2. Bagaimana pengaruh minuman keras yang dikonsumsi remaja
terhadap timbulnya kejahatan?
PEMBAHASANA. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Remaja Meminum
Minuman Keras
Perkembangan generasi muda sekarang ini banyak memberikan
segi-segi yang positif dalam mengisi pembangunan nasional, namun
dibalik semua itu generasi muda yang merupakan harapan bangsa
ternyata menjadi masalah bagi masyrakat dan negara karena banyaknya
kasus atau persoalan yang sifatnya meresahkan masyarakat dan
merugikan negara justru banyak dilakukan oleh kaum remaja, sehingga
hal ini membuat keprihatinan bagi pemerintah dan orang tua.
Teori Kontrol atau sering juga disebut Teori Kontrol Sosial
berangkat dari asumsi atau anggapan bahwa individu di masyarakat
mempunyai kecenderungan yang sama kemungkinannya, menjadi baik atau
jahat. Baik jahatnya seseorang sepenuhnya tergantung pada
masyarakatnya. Ia menjadi baik kalau saja masyarakatnya membuatnya
demikian, dan menjadi jahat apabila masyarakatnya membuatnya
demikian.
Pertanyaan dasar yang dilontarkan paham ini berkaitan dengan
usnur-unsur pencegah yang mampu menangkal timbulnya perilaku jahat
di kalangan anggota masyarakat, yaitu : Mengapa kita patuh dan taat
pada norma-norma masyarakat? atau Mengapa kita tidak melakukan
penyimpangan? Pertanyaan dasar itu mencerminkan suatu pemikiran
bahwa penyimpangan bukanlah merupakan problematik yang dipandang
sebagai persoalan pokok adalah ketaatan atau kepatuhan pada
norma-norma kemasyarakatan. Dengan demikian menurut paham ini
sesuatu perlu dicari kejelasannya ialah ketaatan pada norma, dan
faktor-faktor yang menyebabkan seseorang patuh atau taat pada
norma-norma kemasyarakatan. Pada dasarnya upaya penjelasan perilaku
penyimpangan tidak harus dilakukan dengan cara menjelaskan perilaku
tidak patuh norma. Pandangan ini tampaknya sedikit banyak
dipengaruhi pendapat Albert K. Cohen. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila penganut paham ini berpendapat bahwa ikatan
sosial (social bond) seseorang dengan masyarakatnya dipandang
sebagai faktor pencegah timbulnya perilaku penyimpangan. Seseorang
yang lemah atau terputus ikatan sosialnya dengan masyarakatnya,
bebas melakukan penyimpangan. Seseorang dapat melemah atau terputus
ikatan sosial dengan masyarakatnya manakala di masyarakat itu telah
terjadi pemerosotan fungsi lembaga kontrol sosial baik formal
maupun informalnya. Termasuk lembaga kontrol sosial di sini ialah
sarana-sarana kontrol sosial non hukum positif atau dalam konteks
masyarakat kita sarana-sarana tersebut dapat diidentikkan dengan
lembaga adat, suatu sistem kontrol sosial yang tidak tertulis namun
memperoleh pengakuan keabsahan keberlakuannya di masyarakat. Dengan
demikian berarti bahwa manakala di suatu masyarakat, dimana kondisi
lingkungannya tidak menunjang berfungsinya dengan baik lembaga
kontrol sosial tersebut, sedikit banyak akan mengakibatkan melemah
atau terputusnya ikatan sosial anggota masyarakat dengan
masyarakatnya; dan pada gilirannya akan memberi kebebasan kepada
mereka untuk berperilaku menyimpang..
Menurut Soejono Dirdjosisworo, faktor-faktor yang dapat
menimbulkan terjadinya kejahatan yaitu :
1. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri si
pelaku itu sendiri, misalnya kurang kedisiplinan diri, kurangnya
kepercayaan terhadap agama, usia, kelamin, intelegentia dan
kedudukan anak dalam keluarga.
2. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri si
pelaku, misalnya keadaan keluarga yang kurang harmonis, kurangnya
kasih sayang dari orang tua, pergaulan yang memberi contoh,
lingkungan ekonomi yang miskin dan sengsara dan lingkungan
pergaulan yang berbeda-beda.
Dari kedua faktor tersebut maka faktor dari luar lebih besar
pengaruhnya terhadap diri remaja, dimana perubahan sosial terjadi
begitu cepat sehingga mengakibatkan terjadinya konflik-konflik
kultural serta luasnya informasi melalui media massa maupun media
elektronik yang menyebabkan remaja melakukan perbuatan yang
menyimpang, sehingga berkembang menjadi kejahatan oleh remaja.
Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor pendorong yang
menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman keras adalah :
a. Minuman Keras Itu Sendiri
Pada akhir-akhir ini minuman keras banyak beredar bebas
dipasaran serta mudah diperoleh oleh remaja, baik jenisnya maupun
kadar alkoholnya. Mengingat akan sifat ketagihan atau
ketergantungan pada minuman keras didorong dengan harga yang
relatif murah mengakibatkan para remaja akan lebih mudah untuk
lebih banyak mengkonsumsinya.
b. Sebagai Tempat Pelarian
Masa remaja dapat dikatakan masa kritis dalam perkembangan
jiwanya cepat sekali terpengaruh, mudah marah atau tersinggung
dalam arti kata bahwa masa remaja tersebut banyak sekali menghadapi
masalah dalam kehidupannya. Adakalanya remaja tersebut dapat
menemukan cara yang positif guna memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya itu, tetapi tidak jarang pula remaja itu terjerumus
dalam bentuk yang negatif dalam mengatasi masalahnya. Adapun salah
satu bentuk pelarian yang biasanya dilakukan oleh remaja adalah
dengan melibatkan dirinya dalam mengkonsumsi minuman keras
mengingat minuman keras tersebut banyak digemari dikalangan para
remaja. Hal itu menyebabkan mereka tidak sadar akan dampak yang
ditimbulkan dari minuman keras yang mereka konsumsi akibatnya
mereka tidak dapat melepaskan diri dari minuman keras tersebut,
sifat ketergantungan dan ketagihan itu pada akhirnya dapat merusak
kepribadian mereka baik mental, moral maupun kesehatannya.
c. Frustrasi
Adapun sifat frustasi merupakan salah satu penyebab terjadinya
kebiasaan meminum minuman keras, hal ini sering terjadi dikalangan
remaja karena pada dasarnya perjalanan hidup remaja itu lebih
banyak mengalami kegagalan baik itu kegagalan dalam menggapai
cita-cita/prestasi, putus cinta, dan lain sebagainya yang secara
tidak langsung menyebabkan terjadinya depresi pada remaja tersebut.
Akhirnya para remaja tersebut mencari solusi/jalan keluar untuk
menghilangkan rasa kesal, jengkel, putus asa dan lain sebagainya
dengan jalan mencari sesuatu untuk mententramkan hati secara
spontan dan cepat. Salah satunya ialah dengan mengkonsumsi minuman
keras, akan tetapi setelah mengetahui bahwa minuman keras itu
bermanfaat bagi mereka secara tidak sadar mereka malah menjadikan
minuman keras sebagai solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah
yang setiap saat mereka hadapi. Pada akhirnya mereka semakin
terjerumus didalam kebiasaan meminum minuman keras.
d. Untuk Menimbulkan Keberanian
Penggunaan minuman keras adakalanya dilakukan oleh seseorang
khususnya remaja untuk menimbulkan suatu keberanian dalam melakukan
suatu tindakan yang menjurus kepada hal-hal yang negatif misalnya
perkelahian, penganiayaan, pengrusakan atau dalam hal bentuk-bentuk
kriminalitas lainnya. Dalam hal ini apabila seseorang dalam keadaan
normal atau sadar maka ia tidak berani untuk melakukan tindakan
yang akan dilakukannya, tetapi setelah ia meminum minuman keras
maka akibat dari reaksi minuman keras tersebut akan dapat
mempengaruhi kepribadiannya. Yang tadinya merasa enggan dan takut
untuk melakukannya kini perasaan tersebut menjadi hilang.
e. Ikut-ikutan Agar Diterima Oleh Lingkungan (Pengaruh Teman,
dan Sebagai Lambang Kejantanan)
Beberapa remaja terjerumus didalam kebiasaan meminum minuman
keras karena pengaruh dari lingkungan pergaulan. Mereka yang
meminum kadang-kadang mempunyai kelompok peminum. Awalnya seseorang
hanya mencoba-coba karena pengaruh dari teman-temannya, namun ada
yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan pada remaja yang kecewa
dengan kondisi diri ataupun keluarganya, lebih mementingkan apa
saja demi hubungan baik dengan teman-temannya. Apabila seseorang
telah menjadi terbiasa dalam meminum minuman keras dan karena mudah
untuk mendapatkannya, maka ia akan mulai meminumnya sendiri dan
tanpa ia sadari mulai menjadi ketergantungan dan sukar untuk
disembuhkan. Menurut Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Dr. Singgih
D. Gunarsa menyatakan bahwa :
Kelompok atau lingkungan remaja memiliki sifat-sifat positif
dalam hal memberikan kesempatan luas untuk melatih caranya
bersikap, bertingkah laku juga dalam hubungan-hubungan sosial,
disamping itu kelompok atau lingkungan remaja juga memiliki
segi-segi sosial yang negatif bila ikatan antara mereka menjadi
kuat sehingga kelakuan mereka menjadi overacting dan energi mereka
disalurkan ketujuan yang bersifat merusak.
Berdasarkan uraian diatas maka remaja merupakan masa yang
memiliki sikap dan bertingkah laku yang mudah sekali terpengaruh
lingkungan, dan remaja juga merupakan kelompok yang masih peka,
maka dari itu dalam pergaulan mereka ada yang membawa pengaruh
positif maupun pengaruh yang negatif.
Salah satu pergaulan remaja yang membawa pengaruh negatif adalah
terpengaruhnya remaja dalam penggunaan minuman keras karena dengan
meminum minuman keras tersebut, ia berharap akan mendapatkan
mudahnya bergaul dalam suatu lingkungan, menghilangkan rasa rendah
diri, mempertahankan gengsi, mendapatkan kegembiraan dan sebagai
lambang kejantanan, disamping itu juga tidak sedikit remaja yang
ikut-ikutan mencari perhatian bahwa dialah yang paling hebat, hal
ini mengakibatkan banyaknya bermunculan kelompok-kelompok atau
gank-gank dikalangan remaja.
f. Keadaan Keluarga/Rumah Tangga Yang Rapuh
Terlibatnya remaja dalam penggunaan minuman keras yang
disebabkan oleh pengaruh lingkungan remaja ada beberapa faktor yang
mendorong antara lain :
Selalu terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil dalam lingkungan
keluarganya, maupun keluarga yang berantakan sama sekali / Broken
Home.
Pendidikan anak-anak yang terlantar karena orang tua selalu
sibuk sehingga anak-anaknya dalam hal pendidikan menjadi kurang
mendapat perhatian.
Sikap Over Protection dari orang tua dalam mengasuh dan mendidik
anak-anaknya seperti memanjakan anak-anaknya ataupun mengekang
kebebasan pergaulan anaknya tersebut.
Melihat hal tersebut di atas, bahwa keluarga merupakan salah
satu faktor yang banyak menyebabkan remaja terlibat dalam
penggunaan minuman keras terutama sekali terjadi pada keluarga atau
rumah tangga yang selalu bertengkar setiap harinya. Maka dari itu
untuk melepaskan diri dari kekalutannya ataupun kekesalannya remaja
lebih mencari solusi dengan cara mengkonsumsi minuman keras guna
untuk mencari ketenangan sesaat.
g. Sanksi Hukumnya Tidak Efektif
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), ditegaskan
bahwa terhadap pecandu alkohol dapat dikenakan ancaman hukuman bila
orang tersebut secara nyata mabuk ditempat umum atau dapat
dikunjungi oleh orang banyak maupun dijalan umum. Hal ini dapat
dilihat dalam pasal 492 dan 536, yang berbunyi :
Pasal 492 :
1) Barangsiapa yang sedang mabuk, baik ditempat umum, merintangi
jalan atau mengganggu ketertiban, baik mengancam orang lain maupun
sesuatu perbuatan yang harus dijalankan dengan hati-hati benar
supaya tidak terjadi bahaya bagi jiwa atau kesehatan orang lain,
dihukum kurungan selama-lamanya 6 (enam) hari atau denda
sebanyak-banyaknya Rp. 375,-
2) Jika pada waktu melakukan pelanggaran itu belum lagi lewat
satu tahun sejak ketetapan putusan hukuman yang terdahulu bagi si
tersalah karena pelanggaran yang diterangkan dalam pasal 536 maka
ia dihukum kurungan selama-lamanya 2 (dua) minggu (KUHP 45, 300,
335, 536)
Pasal 536 :
1) Barangsiapa yang nyata mabuk ada di jalan umum dihukum denda
sebanyak-banyaknya Rp. 225,-
2) Jika pada waktu melakukan pelanggaran itu belum lalu satu
tahun, sejak ketetapan hukuman yang dahulu bagi si tersalah
lantaran pelanggaran serupa itu juga atau pelanggaran yang
diterangkan dalam pasal 492, maka hukuman denda itu dapat diganti
dengan hukuman kurungan selama-lamanya 1 minggu tiga hari.
3) Kalau pelanggaran itu diulangi untuk kedua kalinya dalam satu
tahun sesudah ketetapan hukuman yang pertama karena ulangan
pelanggaran itu maka dijatuhkan hukuman kurungan selama-lamanya 2
minggu.
4) Kalau pelanggaran itu diulangi ketiga kalinya atau
selanjutnya di dalam waktu 1 tahun sesudah ketetapan putusan
hukuman yang kemudian sekali lantaran ulangan pelanggaran untuk
kedua kalinya atau selanjutnya maka, dijatuhkan hukuman kurungan
selama-lamanya 3 bulan
Dalam rumusan ketentuan pidana tersebut di atas dapat diketahui
bahwa sanksi pidana guna menanggulangi terjadinya
perbuatan-perbuatan pidana yang dapat mengancam keamanan.serta
ketertiban umum yang disebabkan oleh pelaku yang mabuk atau yang
sedang dipengaruhi oleh minuman keras relatif ringan. Karena itu,
tidak menutup kemungkinan semakin meningkatnya peminum minuman
keras dan meningkat pula perbuatan-perbuatan yang dapat mengancam
keamanan dan ketertiban umum, terutama di kalangan remaja.
Biasanya perbuatan-perbuatan yang sering dilakukan oleh remaja
karena pengaruh minuman keras adalah membuat keributan atau
keonaran, pengrusakan, penganiayaan dan lain-lain.
B. Pengaruh minuman keras terhadap kenakalan
remajaKetergantungan remaja untuk mengkonsumsi minuman keras itu,
pada akhirnya akan menjadi salah satu penyebab terjadinya kejahatan
yang bermotif minuman keras. Seperti yang dikemukakan oleh Dr.
Sarlito Wirawan Sarwono berikut ini :
Makin sering ia memakai obat atau meminum minuman keras, makin
besar ketergantungannya sehingga pada suatu saat tidak bisa
melepaskan diri lagi. Pada tahap ini remaja yang bersangkutan bisa
menjadi kriminal untuk sekedar memperoleh uang membeli obat atau
minuman keras.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa
dan Dr. Singgih D. Gunarsa membagi kenakalan remaja menjadi dua
golongan sesuai dengan kaitan norma hukum yaitu :
1. Kenakalan remaja yang bersifat amoral dan asosial dan tidak
diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit
digolongkan pelanggaran hukum.
2. Kenakalan remaja yang bersifat melanggar hukum dengan
penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku
sama dengan perbuatan melanggar hukum bila mana dilakukan oleh
orang dewasa.
Selanjutnya Drs. B. Simanjuntak, S.H. mengemukakan bahwa
kenakalan remaja atau Juvenile Deliquency adalah :
1. Perbuatan dan tingkah laku yang merupakan perkosaan terhadap
norma hukum pidana dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kesusilaan
yang dilakukan oleh remaja.
2. Perbuatan offendere yang terdiri dari anak dibawah umur 21
tahun kebawah pubertas yang termasuk yurisdiksi pengadilan
anak.
Adapun yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja menurut para
sarjana dapat dikelompokkan menjadi empat teori yakni :
1. Teori Biologis, yaitu tingkah laku penyimpangan pada remaja
yang disebabkan karena adanya faktor-faktor fisiologis dan struktur
jasmaniah seseorang, juga dapat disebabkan oleh cacat jasmani dan
dibawa sejak lahir.
2. Teori Psikogenis , yaitu tingkah laku penyimpangan pada
remaja yang disebabkan karena adanya faktor psikologis atau
kejiwaan.3. Teori Sosiogenis, yaitu tingkah laku penyimpangan pada
remaja yang disebabkan karena adanya faktor sosiologis.4. Teori
Subkultur Delinkuensi, yaitu tingkah laku penyimpangan pada remaja
yang disebabkan karena adanya sifat-sifat suatu struktur sosial
pada remaja tersebut dengan pola budaya yang khas dari lingkungan
keluarga, tetangga, dan masyarakat yang ada disekitarnya. Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja terdiri
dari perbuatan-perbuatan yang melanggar norma hukum dan norma
sosial. Dari beberapa faktor penyebab timbulnya kejahatan oleh
remaja atau pemuda, salah satu diantaranya adalah kebiasaan meminum
minuman keras secara berlebihan.
Puncak dari minuman keras tersebut adalah mabuk, dimana si
peminum dalam keadaan tidak sadar, saat itulah pengaruh alkohol
yang terdapat dalam minuman keras tidak hanya dirasakan oleh si
penderita, melainkan dirasakan juga oleh masyarakat sekitarnya.
Sebab gerak-gerik atau tingkah laku si peminum yang telah mabuk
tidak dapat lagi dikontrol oleh dirinya sendiri. Sehingga dapat
menimbulkan tindak kejahatan dengan kekerasan, baik terhadap nyawa
atau jiwa manusia, tubuh, maupun terhadap benda-benda yang
merugikan secara materiil. Misalnya pembunuhan, penganiayaan,
pengrusakan, dan pelanggaran norma-norma lainnya.
Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Dr. Soedjono
Dirdjosisworo, S.H. , yaitu :
Alkoholisme dapat dikategorikan sebagai penyakit masyarakat atau
sebagai patologi. Sebagai penyakit sosial yang berpengaruh dalam
bentuk prilaku yang membawa dampak negatif terhadap masyarakat
sebagai akibat pemabukkan alkohol yang diterima seseorang tindakan
atau perbuatan sudah barang tentu dapat menimbulkan kejahatan.
Kejahatan-kejahatan yang dapat ditimbulkan oleh kebiasaan
meminum minuman keras antara lain adalah pencurian dan pemerasan
dimana kegiatan ini yang sering dilakukan oleh remaja guna memenuhi
kebutuhannya akan minuman keras. Sedangkan kejahatan-kejahatan yang
timbul setelah remaja mengkonsumsi minuman keras antara lain adalah
pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, pengrusakan, kebut-kebutan
dijalan raya, keributan dan lain-lain.
Kejahatan-kejahatan ini dilakukan remaja dalam keadaan mabuk
atau dalam pengaruh minuman keras yang diminumnya. Pengaruh alkohol
di dalam tubuhnya menyebabkan seseorang lebih agresif, beringas,
berani dan kadang-kadang sudah tidak dapat mengendalikan dirinya
sendiri. Sehingga banyak dampak negatif yang mendatangkan kerugian
ataupun kasus tindak kriminal dan keberingasan, kalau seseorang
menenggak minuman keras walau kadarnya hanya dibawah 10 % saja.
Untuk lebih jelasnya bagaimana pengaruh minuman keras terhadap
tubuh seseorang digambarkan oleh Drs. Sumarno Masum sebagai berikut
:
1. Dalam waktu singkat terjadi ganngguan dalam fungsi dan
kendali kepribadiannya timbul sifat pemberang dan dapat
mencelakakan disertai dengan aktivitas-aktivitas yang berlebihan
dan halusinasi
2. Akibat yang berlangsung lama dan berkepanjangan adalah
terjadinya kerusakan pada hati, gangguan kerusakan pada fisik,
kekurangan gizi, menimbulkan celaka, kemampuan kerjanya terganggu,
mengalami sindrom kecanduan alkohol dan psikosa alkoholik.3.
Kemungkinan lain yang merugikan adalah kehilangan kawan, keluarga,
kesehatan, harapan, pekerjaan, dukungan dan kebebasan4. Sedangkan
pada keluarga si peminum dapat timbul masalah kekacauan dalam
keluarganya, menularkan penyalahgunaan minuman keras pada
keluarganya, mentalnya rusak. Bila seseorang peminum itu sedang
mengandung janin, maka dapat merusak janinnya, tidak
bertanggungjawab kepada perkembangan anaknya, yang dapat
menimbulkan putus sekolah dan kenakalan remaja5. Timbul perilaku
yang menjengkelkan atau kekerasan, kerusakan harta benda kecelakaan
lalu lintas dan lain-lain.
Dari pendapat Sumarso Masum tersebut di atas, jelaslah bahwa
minuman keras selain dapat merusak atau mengganggu kesehatan tubuh
juga dapat menjurus kepada perbuatan-perbuatan pidana atau
kejahatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat
sekitarnya. Hal tersebut didukung oleh pendapat Prof. Mr. W. A.
Bonger, yang menyatakan bahwa ada 7 (tujuh) penyebab atau faktor
penyebab timbulnya kejahatan yaitu :
1. Terlantarnya kehidupan anak-anak
2. Kemiskinan3. Nafsu ingin memiliki4. Demoralisasi seksuil5.
Alkoholisme6. Kurangnya peradaban7. Karena perang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan terhadap kedua pokok permasalahan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengruhi remaja meminum minuman kerasa
antara lain : Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri si pelaku itu sendiri, misalnya kurang kedisiplinan diri,
kurangnya kepercayaan terhadap agama, usia, kelamin, intelegentia
dan kedudukan anak dalam keluarga. Faktor Ekstern, yaitu faktor
yang berasal dari luar diri si pelaku, misalnya keadaan keluarga
yang kurang harmonis, kurangnya kasih sayang dari orang tua,
pergaulan yang memberi contoh, lingkungan ekonomi yang miskin dan
sengsara dan lingkungan pergaulan yang berbeda-beda
2. Pengaruh minuman keras terutama pada anak muda yang terkadang
minum sangat berlebihan adalah peningkatan kasus kriminal serta
kegiatan-kegiatan lain yang dapat berkembang dan meluas menjadi
bencana. Adapun kejahatan-kejahatan yang ditimbulkan dari kebiasaan
meminum minuman keras tersebut antara lain : a). Kejahatan
pencurian, yang sering dilakukan oleh remaja guna memenuhi
kebutuhannya akan minuman keras. Angka kejahatan ini dari tahun
ketahun menunjukkan kenaikan dengan semakin banyaknya remaja yang
terlibat dalam kebiasaan meminum minuman keras; b). Kejahatan
penganiayaan atau perkelahian, yang dilakukan oleh remaja karena
telah dipengaruhi oleh minuman keras baik terhadap sesama mereka
yang minum maupun dengan orang lain; c). Pemerasan yang dilakukan
oleh remaja guna memenuhi kebutuhannya akan minuman keras; d).
Kejahatan kesusilaan seperti pemerkosaan dan perzinahan; e).
Kejahatan terhadap nyawa seperti pembunuhan; e). kejahatan terhadap
ketertiban umum seperti pengrusakan, keributan dan kebut-kebutan
dijalan raya.
B. SaranPengawasan dari orang tua terhadap pergaulan
anak-anaknya baik di rumah maupun di luar rumah merupakan hal yang
sangat penting. Dengan pengawasan yang baik dari orang tua akan
menjauhkan si anak daripada perbuatan-perbuatan buruk atau
lingkungan pergaulan yang tidak baik. Tindakan pengawasan dari
orang tua antara lain sebagai berikut : Menanamkan rasa disiplin
terhadap anak-anaknya; Memberikan pengawasan dan perlindungan;
Pencurahan kasih sayang dari orang tua terhadap anak-anaknya;
Menjaga agar terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam
suatu ikatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya,
1998
A.W. Widjaja, Masalah Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan
Narkotika, Armico, Bandung 1995
Kartini Kartono, Patologi Sosial, C.V. Rajawali, Jakarta,
1993
-------------------, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja,
Rajawali Pers, jakarta, 1992
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Rajawali Pers,
Jakarta, 1998
Satya Joewana, Ganggguan Penggunaan Narkoba, alkohol dan zat
adiktif lainnya, Jurnal Hukum, FH. Universitas Satya Wacana, Vol.
XII, Desember 2008Simanjuntak, B., Latar Belakang Kenakalan Remaja
(Etiologi Juvenile Deliquency), Alumni, Bandung, 1984
Soejono Dirdjosisworo, Penanggulangan Kejahatan, Alumni,
Bandung, 1993
----------------------------, Alkoholisme Paparan Hukum dan
Kriminologi, CV. Remaja Karya, Bandung, 1984
Soesilo, R., Kriminologi (Pengetahuan Tentang Sebab-sebab
Kejahatan), Politea, Bogor, 1985
Sumarno Masum, Penanggulangan Bahaya Narkotika dan
Ketergantungan Obat, Media Indonesia, 23 Juli 2010W. A. Bonger,
Pengantar Tentang Krimologi, PT Pembangunan Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1992
Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja,
BPK. Gunung Mulia, Jakarta, 1999
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN REMAJA MEMINUM MINUMAN KERAS DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KENAKALAN REMAJA
Soedjono Dirdjosisworo, Alkoholisme, Paparan Hukum dan
Kriminologi, Remja Karya, Bandung, 1994, h.3.
Ibid., hal. 4
John Hagan dalam Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency
Pemahaman dan Penanggulangannya, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997,
hal. 31.
Ibid, hal. 32.
Soejono Dirdjosisworo, Penanggulangan Kejahatan, Alumni,
Bandung, 1983. Hal. 18
Ibid. Hal. 95
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Rajawali Pers,
Jakarta, 1988, hal. 208
Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, Psikologi
Remaja, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1979, hal.19
Simanjuntak, B., S.H. , Latar Belakang Kenakalan Remaja, Alumni,
Bandung, 1984, hal. 30
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Rajawali
Pers, jakarta, 1992, hal. 25
Soedjono Dirdjosisworo, Alkoholisme Paparan Hukum dan
Kriminologi, CV. Remaja Karya, Bandung, 1984, hal.3
Sumarno Masum, Penanggulangan Bahaya Narkotika dan
Ketergantungan Obat, C.V. Haji Masa Agung, 1987, hal.115
W. A. Bonger, Pengantar Tentang Krimologi, PT Pembangunan Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1982, hal. 124
PAGE 24