Top Banner
KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EKONOMI LOKAL (Studi Pada Budidaya Ikan Lele di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ALFIAH NIM. 125030107111013 Dosen Pembimbing 1. Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si 2. Rendra EkoWismanu S.AP, M.AP UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017
194

KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

Dec 06, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN

KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN

MINAPOLITAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

EKONOMI LOKAL (Studi Pada Budidaya Ikan Lele di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang,

Kabupaten Tulungagung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

ALFIAH

NIM. 125030107111013

Dosen Pembimbing

1. Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si

2. Rendra EkoWismanu S.AP, M.AP

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

iv

Page 3: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

v

Page 4: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

183

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alfiah

TTL : Kulim Jaya, 08 Agustus 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Jurusan : Ilmu Administrasi Publik

Fakultas : Ilmu Administrasi

NIM : 125030107111013

Alamat Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1) SD. 029 Kulim Jaya 2000-2006

2) MTS Al-Hidayah Kulim Jaya 2006-2009

3) SMA Negeri 1 Rengat 2009-2012

Page 5: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

viii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku,

Teruntuk mereka yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang

yang tak terhingga,

Mendo’akan, menyemangati, dan menginspirasi segala usaha saya

dalam menjalani hidup ini,

Mendukung dan menuntun saya menjadi seseorang yang lebih baik.

Terima kasih kepada orang tua saya,

-Siman dan Suliyah,

Dan Terima Kasih Kakak-kakak saya,

Zainal Arifin, Siti Mahmudah, dan Wildan.

Page 6: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

vi

RINGKASAN

Alfiah, 2017. Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam

Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan

Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten

Tulungagung. Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si, Rendra Eko Wismanu, S.AP.,

M.AP

Kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas merupakan salah satu bagian

penting dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai bentuk upaya

meningkatkan ekonomi lokal. Desa Gondosuli merupakan salah satu Desa dari

kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung yang di pilih untuk dilakukan

pengembangan kawasan minapolitan karena terindentifikasi sector potensial dari

wilayahnya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dari pemerintah, bisnis

dankomunitas melalui kemitraan guna mewujudkan kawasan minapolitan secara

optimal dengan meningkatkan kesempatan pengusaha kecil dalam

mengembangkan perekonomian nasional sekaligus dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyat serta mengurangi kesenjangan sosial. Adapun tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis

mengenai kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan

kawasan minapolitan dan mengetahui hasil dari kemitraan dalam upaya

meningkatkan ekonomi lokal Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten

Tulungagung.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif untuk menggambarkan fenomena di lapangan sebagai bahan analisis

kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli. Peneliti

menggunakan alat analisis Miles, Huberman dan Saldana (2014) untuk

mengetahui dan menganalisis kemitraan dalam pengembangan kawasan

minapolitan. Hasil dari peneitian ini menyatakan bahwa keterlibatan antara

pemerintah, bisnis dan komunitas dalam mengembangkan kawasan minapolitan

sudah cukup baik dalam menjalankan peran dan tugasnya. Namun, belum ada

keseimbangan diantara ketiga pihak tersebut dikarenakan tidak adanya kerjasama

antara pemerintah dengan pihak bisnis.

Kemudian hasil dari kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatkan ekonomi lokal

dapat dikatakan berhasil tetapi belum maksimal. Hal ini dilihat dari tingkat

kesejahteraan keluarga yang berkembang serta kemampuan untuk

memperkerjakan tenaga dari luar desa. Akan tetapi masih terdapat kendala

tingginya harga pakan dan produksi ikan yang kurang terserap oleh pasar.

Kata Kunci :Kemitraan, Pemerintah, Bisnis dan Komunitas, Kawasan

Minapolitan, Ekonomi Lokal

Page 7: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

vii

SUMMARY

Alfiah, 2017. Partnership of Government, business, and community in

minapolitan area development as an effort to increase local economy in

Gondosuli village, Gondang subdistrict, Tulungagung regency. Dr.

Mohammad Nuh, S.IP., M.Si, Rendra EkoWismanu S.AP., M.AP

Partenership of government, business, and community is one of the

important thing in minapolitan area development as an effort to increase local

economy. Gondosuli village located in Gondang subdistrict, Tulungagung

regency, which chosen for develop minapolitan area, because its haspotential

sector. So, it needs role of government, business, and community through

partnership to make a minapolitan area optimally with increasing the chance for

small entrepreneurs in developing national economy, raising the social welfare,

and reducing social inequalities. Purposes of this research are to determine,

describe and analyse about the partnership of government, business, and

community in minapolitan area development and to know the result of the

partnership in effort to increase local economy in Gondosuli village, Gondang

subdistricts, Tulungagung regency.

Approach method that used in this research is quality approach to describe

the phenomena in field as analysis material of the partnership in minapolitan area

development. Researcher used the analysis of Miles, Huberman, and Saldana

(2014) to analyze and to answer how the partnership works in minapolitan area

developement. The result of this research stated that the involvement between

government, business, and community is well done in doing their task and part.

Yet, there is still no balance between these 3 parties because government and

business don’t cooperate each other.

Furthermore, the result from the partnership of Government, business, and

community in minapolitan area development as an effort to increase local

economy can be stated as success but not maximal. It is accorded by growing

level of family welfare and the ability to hire workers from outside the village.

Still there are constraints high feed prices and the production of fish that are less

absorbed by the market.

Keyword :Partnership, Government, Business, and Community, Minapolitan

Area, Local Economy

Page 8: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

“Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan

Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli,

Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung”. Penulisan skripsi ini bertujuan

untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi

Publik pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Penulis mendedikasikan penghargaan besar dan terimakasih untuk seluruh

pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan

terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya.

2. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Publik Universitas Brawijaya.

3. Bapak Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu bersedia untuk memberikan saran, masukan, dan

bimbingan selama proses penyelesaian penulisan skripsi.

4. Bapak Rendra EkoWismanu S.AP, M.AP, selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memungkinkan saya

untuk menuangkan pemikiran saya dan dorongan kepada penulis untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 9: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

x

5. Seluruh narasumber, baik Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung, Badan

Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, kelompok budidaya ikan dan

masyarakat di Desa Gondosuli yang telah memberikan kontribusi terhadap

penelitian yang dilakukan.

6. Keluarga besar saya, terutama Bapak Siman dan Ibu Suliyah, Abang Zainal

dan Adik Farizal, yang telah memberikan banyak doa, dukungan, semangat,

serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa di Fakultas Ilmu Administrasi Publik

angkatan 2012, khususnya Dedy, Vita, Lingling, Robby, Celine, Frika,

Kristin dan Intan, yang begitu unik dan istimewa selama masa perkuliahan.

8. Seluruh sahabat terbaik yang telah menjadi keluarga keduaku, Erik Efvendy,

Ruri Rahayu, Mbak Siti Mahmudah, Mas Wildan dan Mbak Mutia yang

selalu menemani dan mengingatkan saya, yang tak henti-hentinya

memberikan banyak motivasi, dukungan, dan semangat.

9. Seluruh pihak terkait, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan proses penyusunan skripsi ini.

Page 10: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

xi

Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan setimpal

dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi

kesempurnaaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna dan dapat

memberikan kontribusi yang berarti bagi mereka yang membutuhkan.

Malang, 21 Juni 2017

Penulis

Page 11: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i

MOTTO .......................................................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................................ v

RINGKASAN ..................................................................................................................vi

SUMMARY ................................................................................................................... vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13

D. Kontribusi Penelitian ................................................................................ 13

E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 16 A. Teori Administrasi Publik ....................................................................... 16

1. Pengertian Administrasi Publik ........................................................... 16

2. Manajemen Publik .............................................................................. 17

B. Good Governance .................................................................................... 19

1. Pengertian Good Governance ............................................................. 19

2. Unsur-Unsur Good Governance ......................................................... 21

3. Prinsip-Prinsip Good Governance ...................................................... 22

C. Pemerintah, Bisnis dan Komunitas ........................................................... 24

1. Pemerintah ........................................................................................... 25

2. Bisnis ................................................................................................... 27

3. Komunitas ........................................................................................... 27

D. Kemitraan ................................................................................................. 29

1. Pengertian kerjasama/Kemitraan......................................................... 29

2. Peranan Pelaku Kemitraan Usaha ....................................................... 31

3. Tujuan Kemitraan ................................................................................ 34

4. Model-Model Kemitraan ..................................................................... 37

E. Konsep Minapolitan .................................................................................. 42

1. Pengertian Minapolitan ....................................................................... 42

2. Tujuan Minapolitan ............................................................................. 43

3. Sasaran Minapolitan ............................................................................ 44

4. Asas dan Prinsip Minapolitan ............................................................. 45

Page 12: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

xiii

5. Persyaratan Suatu Daerah di Tetapkan sebagai Kawasan

Minapolitan ......................................................................................... 45

6. Ciri-Ciri Kawasan Minapolitan yang Berkembang ............................. 46

F. Pengembangan Ekonomi Lokal ................................................................ 47

1. Pengertian Pengembangan Ekonomi Lokal ........................................ 47

2. Peran Pengembangan Ekonomi Lokal ................................................ 48

3. Tujuan Pengembangan Ekonomi Lokal .............................................. 50

G. Kemitraan Pemerintah, Bisnis, dan Komunitas dalam Pengembangan

Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal .... 53

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 58 A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 58

B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 59

C. Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian ..................................................... 60

D. Jenis dan Sumber Data............................................................................. 61

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 63

F. Instrumen Penelitian ................................................................................ 66

G. Analisis Data ............................................................................................ 67

H. Keabsahan Data ....................................................................................... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 73 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 73

1. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung ...................................... 73

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung .................... 80

3. Gambaran Umum Kecamatan Gondang ............................................. 83

4. Gambaran Umum Desa Gondosuli ..................................................... 91

B. Penyajian Data ......................................................................................... 96

1. Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam

Pengembangan Kawasan MInapolitan di Desa Gondosuli,

Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung ................................. 96

a. Stakeholder yang terlibat dalam Kemitraan Pengembangan

Kawasan Minapolitan .................................................................. 96

b. Bentuk Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan

Minapolitan.................................................................................. 119

c. Tujuan Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan

Minapolitan ............................................................................... 122

2. Hasil Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam

Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai upaya

Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan

Gondang, Kabupaten Tulungagung .................................................. 129

C. Analisis Data Pembahasan ..................................................................... 139

1. Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam

Pengembangan Kawasan MInapolitan di Desa Gondosuli,

Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung ............................. 139

a. Stakeholder yang terlibat dalam Kemitraan Pengembangan

Kawasan Minapolitan ................................................................ 140

Page 13: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

xiv

b. Bentuk Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan

Minapolitan.................................................................................. 150

c. Tujuan Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan

Minapolitan ............................................................................... 155

2. Hasil Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam

Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai upaya

Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan

Gondang, Kabupaten Tulungagung ................................................ 164

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 172

A. Kesimpulan ............................................................................................ 172

B. Saran....................................................................................................... 174

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 177

LAMPIRAN ................................................................................................................. 180

Page 14: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

xv

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Tulungagung ................................... 6

2 Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Ikan Tahun 2009-2014 di

Kabupaten Tulungagung ....................................................................................... 7

3 Daftar Kecamatan di Kabupaten Tulungagung Tahun 2014............................... 74

4 Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Usaha (2013-2015) ...................... 76

5 Daftrar Desa di Kecamatan Gondang Tahun 2014 ............................................ 84

6 Penduduk menurut Desa dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .................................. 85

7 Pembesaran Perikanan Darat menurut Desa dan Jenisnya Tahun 2013 .............. 88

8 Kelompok Kerja Minapolitan Kabupaten Tulungagung Tahun 2015 ................. 90

9 Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Minapolitan ....... 99

10 Potensi Budidaya Ikan dan Pengolahan Ikan Kecamatan Gondang 2014......... 114

11 Data Keragaan Pokdakan di Kawasan Minapolitan Kecamatan Gondang ....... 116

12 Statistik Minapolitan Desa Gondosuli Tahun 2012-2014 ................................. 134

Page 15: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Grafik Volume Produksi Perikanan 200-2013 ...................................................... 4

2 Produksi Perikanan Budidaya Desa Gondosuli ................................................... 11

3 Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan

Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal ............... 57

4 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model).......................................... 67

5 Pesisir Selatan Kabupaten Tulungagung ............................................................. 78

6 Struktur Organisasi DKP Kabupaten Tulungagung ............................................ 82

7 Peta Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung ........................................... 83

8 Peta Desa Gondosuli ........................................................................................... 94

9 Pembangunan Infrastruktur Desa Gondosuli Kecamatan Gondang .................. 101

10 Peningkatan Saluran Irigasi di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang ............. 102

11 Kegiatan Sosialisasi Sehatkan dan Peningkatan Intensitas Budidaya Ikan

di Desa Gondosuli ............................................................................................. 103

12 Pembangunan Sumur Resapan di Wilayah Kecamatan Gondang ..................... 104

13 Sumur dalam yang dibangun Dinas PTPH di Desa Gondosuli ......................... 105

14 Dukungan Perumusan Kebijakan Pembangunan diberikan oleh Bagian

SDA melalui berbagai Rapat Kerja dan Sosialisasi .......................................... 106

15 Keadaan Kolam ikan Lele Desa Gondosuli Kecamatan Gondang .................... 129

16 Pengolahan Lele Panggang ............................................................................... 130

17 Hasil Produksi Ikan Lele Berupa Abon Ikan Lele Cap Pak Gondo .................. 131

18 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Tulungagung ......................... 136

19 Tingkat Kemiskinan %) Kabupaten Tulungagung ............................................ 137

20 Data Keluarga Sejahtera Kecamatan Gondang ................................................. 138

Page 16: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseharian manusia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan ekonomi, dalam

perkembangannya kebutuhan manusia mengalami sesuatu yang dinamis. Hal ini

disebabkan oleh adanya perubahan iklim perekonomian global. Indonesia dari

segi ekonomi merupakan negara yang sedang dalam tahap pengembangan untuk

menjadi negara maju. Indonesia memiliki penduduk yang termasuk padat dan hal

tersebut memang tidak mudah dalam menghadapi berbagai persoalan ekonomi

yang terjadi, tentu pemerintah yang mempunyai peran penting untuk menjalankan

dan mengatur ekonomi di negaranya. Dilihat dari segi ekonomi, Indonesia pada

tahun 2015 tumbuh sebesar 4,79 persen yang dikatakan melambat bila

dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,02 persen (Badan Pusat Statistik, Triwulan III

2016).

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa petumbuhan ekonomi

Indonesia tahun 2015 sedang mengalami penurunan, hal ini disebabkan dari

pengeluaran konsumsi pemerintah yang tinggi. Oleh karena itu upaya yang dapat

dilakukan untuk menyeimbangkan antara konsumsi pemerintah yang tinggi, maka

perlu adanya suatu pembangunan yang bertujuan dapat mensejahterakan

masyarakat. Sebagaimana Menurut Suryono (2010:119), “pembangunan dianggap

sebagai sebuah gerakan yang mengandung makna bahwa pembangunan sebagai

usaha sadar, terorganisir, terarah dan berkelanjutan yang dilakukan birokrasi

pemerintah bersama masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.

Page 17: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

2

Pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat perlu dilakukan

secara maksimal dengan melihat manfaat yang didapat. Salah satunya adalah

pembangunan dari sisi perikanan yang dibahas pada penelitian ini.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009

tentang perikanan, perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari

pra-produksi, produksi pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan

dalam satu bisnis. Pada suatu siklus perikanan memiliki banyak faktor yang dapat

menjadi pemicu maupun penghambat laju pertumbuhan produksinya baik itu

secera internal maupun eksternal seperti campur tangan pemerintah maupun

swasta serta masyarakat pelaku usaha pengembangan perikanan itu sendiri. Agar

dapat mewujudkan pembangunan perikanan yang baik, maka pada tahun 2010

Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan kebijakan minapolitan

sebagai kebijakan pembangunan perikanan.

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan, yang diharapkan mampu mengatasi

permasalahan yang ada di Indonesia yaitu masih terdapat kesenjangan antara

kawasan perkotaan dan perdesaan yang menghasilkan kemiskinan di perdesaan

dan proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin mendesak produktifitas

lahan. Berdasarkan fakta tersebut salah satu pengembangan perdesaan adalah

pembangunan dengan konsep kawasan. Konsep minapolitan merupakan konsep

pembangunan berbasis manajemen ekonomi kawasan dengan penggerak di sektor

kelautan dan perikanan didasarkan pada sistem manajemen kawasan minapolitan

Page 18: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

3

serta harus menerapkan prinsip integrasi, efesiensi, kualitas dan akselerasi.

Konsep dasar pengembangan kawasan minapolitan adalah upaya menciptakan

inter-regional berimbang, khususnya dengan meningkatkan keterkaitan

pembangunan kota-desa yaitu pengembangan kawasan perdesaan yang

terintegritas di dalam sistem perkotaan secara fungsional dan spasial.

Pengembangan ekonomi masyarakat lokal/perdesaan sangat penting, dengan

diupayakannya optimalisasi pemanfaatan semberdaya lokal melalui

pengembangan ekonomi komunitas dan pengembangan kawasan minapolitan

dilakukan dengan disertai upaya peningkatan capacity building di tingkat

masyarakat maupu di tingkat pemerintshan agar menjamin manfaat utama dapat

dinikmati masayarakat lokal.

Selain itu, konsep pengembangan minapolitan juga ikut mendukung

dalam program menteri kelautan dan perikanan yaitu minapolitan yang

mendongkrak hasil perikanan nasional. Adanya peraturan tersebut juga bertujuan

untuk mengatur tentang penangkapan ikan yang melebihi batas normal. Hal ini

juga sejalan seperti yang diungkapkan oleh Primyastanto (2011:9) bahwa jika

sumber daya ikan dilaut mengalami (over exploited) maka program untuk

melestarikan dan menjaga kawasan yang dianggap kawasan laut yang dilindungi

(marine protected area) atau mengurangi penangkapan yang berlebihan (over

fishing) yaitu dengan memanfaatkan potensi perikanan budidaya. Adanya

peraturan-peraturan tersebut dikarenakan subsektor perikanan menjadi

penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan produk domestik bruto.

Page 19: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

4

Laju pertumbuhan produk domestik bruto dapat dilihat dari peningkatan

prosentase 3 tahun terakhir yang cukup besar yaitu, pada tahun 2012 sebesar

6,49% menjadi sebesar 6,89% di tahun 2013, dan pada tahun 2014 menjadi

sebesar 6,97 % (Badan Pusat Statistik, 2015). Selanjutnya berdasarkan laporan

FAO Year Book 2013, saat ini Indonesia telah menjadi negara produsen perikanan

dunia, di samping China, Peru, USA dan beberapa negara kelautan lainnya. Data

dari FAO menyebutkan bahwa pada tahun 2013, Indonesia menempati peringkat

ke-2 untuk produksi perikanan tangkap laut dunia, serta peringkat ke-4 untuk

produksi perikanan budidaya di dunia (Bappenas, 2014).

Berikut merupakan grafik peningkatan volume produksi perikanan baik

perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang ada di Indonesia.

Gambar 1. Grafik Volume Produksi Perikanan 2008-2013

Sumber : Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2015

Berdasarkan grafik di atas, pertumbuhan volume produksi perikanan

budidaya jauh lebih tumbuh pesat dibandingkan volume produksi budidaya

tangkap dengan rata-rata pertumbuhan volume produksi pertahunnya untuk

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

16,000,000

18,000,000

20,000,000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Perikanan Budidaya 1,224,19 1,468,61 2,163,67 2,682,59 3,193,56 3,855,20 4,708,56 6,277,92 7,928,96 9,675,55 13,703,3

Perikanan Tangkap 4,691,79 4,651,12 4,705,86 4,806,11 5,044,73 5,003,11 5,107,97 5,384,41 5,714,27 5,829,19 5,863,17

Volume Produksi Perikanan

Perikanan Budidaya

Perikanan Tangkap

Page 20: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

5

perikanan tangkap sebesar 2%, sedangkan untuk perikanan budidaya sebesar 28%.

Hal tersebut juga dapat menggambarkan bahwa potensi perikanan Indonesia

sangat besar. Sadar akan potensi perikanan yang dimiliki di Indonesia, maka

pemerintah melalui kementrian kalautan dan perikanan mengeluarkan keputusan

menteri kelautan dan perikanan RI nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang

penetapan kawasan minapolitan, dengan tujuan agar kekayaan yang dimiliki

tersebut dapat digali lebih dalam dan mendapatkan suatu impact seluruh lapisan

(baik masyarakat maupun pemerintah). Kemudian di Indonesia ada beberapa

Daerah yang dijadikan sebagai kawasan minapolitan di wilayah Provinsi Jawa

Timur yaitu Kabupaten Blitar, Trenggalek, Lamongan, Gresik, Malang,

Tulungagung, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, Pacitan, Kota

Probolinggo, Tuban dan Kabupaten Sumenep sesuai Keputusan Mentri Kelautan

dan Perikanan Nomor 35 tahun 2013 tentang penetapan kawasan minapolitan.

Salah satu Kawasan Minapolitan yaitu berada di Kabupaten Tulungagung yang

dapat dijadikan sebagai contoh dalam pengelolaan sumberdaya perairannya.

Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumberdaya perikanan

berupa perairan laut, payau, perairan umum dan budidaya ikan air tawar. Kegiatan

usaha perikanan dalam memanfaatkan potensi tersebut meliputi cabang-cabang

usaha penangkapan ikan di laut dan perairan umum, budidaya udang di tambak

dan budidaya ikan konsumsi maupun ikan hias air tawar di kolam pasangan,

kolam tanah yang berupa pekarangan maupun tegalan dan sawah (Dinas Kelautan

dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, 2015). Berikut merupakan data yang

berkaitan dengan potensi perikanan di Kabupaten Tulungagung.

Page 21: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

6

Tabel 1. Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Tulungagung

Cabang Usaha Produksi Tahun

2013 (Ton)

Produksi Tahun

2014 (Ton)

Perkembangan

(%)

Penangkapan

a. Laut 3.524,43 1.905,63 -45,93

b. Perairan Umum 1.006,40 993,14 -1,32

Budidaya

a. Kolam 24.908,24 28.454,22 14,4

b. Tambak 230,54 275,38 19,45

c. Ikan Hias

(ekor)

225.441.792 59.431.072 -73,64

JUMLAH 29669,61 31.628,36 6,60

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, 2015

Berdasarkan data hasil Statistik Perikanan Tahun 2014, produksi ikan yang

dicapai dari seluruh cabang usaha perikanan sebesar 31.628,36 ton atau

mengalami peningkatan sebesar 6,60% dibanding tahun 2013 yang total produksi

mencapai 29.669,49 ton. Peningkatannya di dominasi oleh subsektor perikanan

budidaya ikan yang berasal dari cabang usaha budidaya kolam. Adapun beberapa

jenis ikan konsumsi yang dapat di pelihara atau dibudidayakan di perairan kolam.

Berikut ini merupakan data yang berkaitan dengan jenis-jenis ikan yang dapat di

budidayakan di kolam.

Tabel 2. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Ikan Tahun 2009-2014

di Kabupaten Tulungagung

No Jenis

Ikan

2009

(Ton)

2010

(Ton)

2011

(Ton)

2012

(Ton)

2013

(Ton)

2014

(Ton)

1 Lele 6,419.00 13,274,00 13,084.00 9,374.21 9,764,95 10.683,32

2 Patin 106 122 345 4,948,65 2,456.46 2.696,39

3 Gurami 5,514.00 5,996.00 6,855.00 13,571.89 12,628.2

2

15.050,95

4 Nila 435 532 112 193.53 48.27 21.59

5 Udang

vanamm

e

496 642 694 279.04 230.04 275.38

6 Mas

Tombro

266 - - - - -

Page 22: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

7

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, 2015

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan

budidaya kolam di Kabupaten Tulungagung meningkat setiap tahunnya. Namun

pada tiga tahun terakhir mengalami penurunan jumlah produksi yaitu pada tahun

2013, salah satu penyebab gagal produksi yaitu faktor cuaca dan adanya hama

penyakit pada ikan. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebanyak

3,590,82 produksi dari tahun 2013. Selain itu dari table diatas menunjukkan ikan

lele merupakan produksi terbesar ke 2 pada tahun 2014 setelah ikan Gurami

dengan jumlah produksi sebanyak 10.683,32 ton. Ikan lele merupakan salah satu

alternatif komoditas unggulan air tawar yang penting dalam rangka pemenuhan

peningkatan gizi masyarakat, selain itu budidaya ikan lele memiliki keunggulan,

yaitu mudah untuk dibudidayakan dan harganya relatif terjangkau oleh semua

lapisan masyarakat.

Kabupaten Tulungagung merupakan sebuah wilayah yang cocok untuk

sektor perikanan budidaya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tulungagung yang

berhasil memproduksi berbagai macam jenis ikan. Salah satu Desa yang menjadi

kawasan minapolitan untuk menjadi bahan penelitian peneliti adalah Desa

Gondosuli, yang berlokasi di Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, Jawa

Timur. Desa Gondusuli dipilih sebagai lokasi penelitian ini selain telah memenuhi

kriteria-kriteria untuk menjadi kawasan minapolitan juga memiliki kelebihan lain

yaitu sebagai salah satu wilayah dengan kondisi ekologis serta geografis yang

7 Gabus - - - - 10.34 0.00

8 Tawes - - - - - 1,97

Jumlah 13,239.0

0

20,566,00 21,090.00 28,367.32 25,138,7

8

28.729,60

Page 23: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

8

cukup potensial untuk mengembangkan usaha perikanan budidaya air tawar,

khususnya sentra budidaya ikan lele. Selain itu pembudidayaan ikan lele di Desa

Gondosuli memiliki Rumah Tangga Perikaanan Budidaya sebanyak 470 (RTP)

dan hasil produksi perikanan budidaya ikan lele di Desa ini setiap tahunnya

mengalami peningkatan (Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Tulungagung

2015).

Berdasarkan kondisi demikian, maka perlu adanya suatu konsep yang

dapat menjembatani budidaya ikan lele di Desa Gondosuli agar dapat menjadi

suatu kawasan minapolitan untuk dapat meningkatan ekonomi lokal masyarakat

Desa Gondosuli. Salah satu konsep yang dapat dikembangkan dalam

pengembangan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli ini ialah konsep

pengembangan ekonomi lokal (PEL). Menurut Nastiti (2010:5) PEL perlu

berpedoman pada indikator yang sering digunakan dalam pengembangan ekonomi

lokal, yaitu pada peningkatan kesempatan kerja atau penciptaan lapangan kerja

lokal dan penyerapan komoditas lokal yang bertujuan pada suatu pencapaian

untuk meningkatkan jumlah dan keanekaragaman kesempatan kerja yang

disediakan untuk masyarakat setempat.

Selain konsep PEL pada pengembangan budidaya ikan lele di Desa

Gondosuli, diketahui bahwa dalam mengembangkan kawasan minapolitannya

terdapat kemitraan yang dilakukan antara pemerintah, bisnis dan komunitas.

Sebagaimana pengertian kemitraan menurut Hafsah (2000:43) kemitraan, yang

artinya adalah strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam

jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling

Page 24: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

9

membutuhkan dan saling membesarkan. Pada kemitraan perlu adanya upaya yang

melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun

bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama

berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing. Pada prinsip

kemitraan yang dilakukan masing-masing pihak atau aktor harus memahami

peranannya dan menganut etika bisnis sebagai tolak ukur keberhasilan

menjalankan kemitraan, serta bersama-sama untuk menciptakan Good

Governance.

Sejauh ini, di Desa Gondosuli sebagai kawasan minapolitan telah

melakukan kemitraan yang dilakukan oleh pembudidaya ikan lele dengan

pemerintah maupun pihak swasta. Hal ini di dapat berdasarkan hasil wawancara

dengan informan yang menyatakan kemitraan yang dilakukan oleh ketiga aktor

sudah mereka lakukan. Namun kemitraan ini tidak serta merta berjalan dengan

baik. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Parsam selaku Ketua Kelompok

Budidaya Mekarsari, mengenai kemitraan yang dilakukan oleh ketiga sektor

dalam pengembangan kawasan minapolittan beliau menjelaskan.

“Kerjasama atau kemitraan yang dijalani itu mbak, ya sekedar jalan

saja. Tidak ada peraturan, cuma berita acara, itu biasanya dihadiri oleh

kepala desa dan PPL kecamatan setempat. Terus kemitraan itu

dilakukan antara kelompok sama bisnis, kalau pemerintah sama bisnis

ngga ada mbak”(Wawancara pada tanggal 25 November 2016 Pukul

15:21 WIB Bertempat di kediamam Bapak Parsam ).

Keterangan yang diberikan oleh Bapak Parsam menjelaskan tentang

kemitraan antara pemerintah, bisnis dengan masyarakat. Hal ini didukung dengan

figur lain yang memberikan penjelasan mengenai kemitraan pengembangan

kawasan minapolitan budidaya ikan lele antara masyarakat dengan bisnis. Beliau

Page 25: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

10

adalah Bapak Supangat selaku pembisnis dari budidaya ikan lele yang merupakan

pengepul hasil produksi ikan lele di Desa Gondosuli mengatakan bahwa:

“Dalam kerjasama dengan pihak swasta itu tidak ada peraturannya,

soalnya sistem yang dipakai itu jual beli. Kalau barangnya sampai

ditangan saya, dan berapa ton perbulan dikirimnya, ya sudah mbak

gitu aja” (Wawancara pada tanggal 28 November 2016 Pukul 14:00

WIB Bertempat di kediamam Bapak Supangat).

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Bapak Parsam dan Bapak

Supangat dapat disimpulkan bahwa kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah,

bisnis dan masyarakat dalam pengembangan kawasan minapolitan tidak memiliki

peraturan yang tetap mengenai kemitraan yang sedang dilaksanakan. . Kemitraan

yang dilakukan hanya sebatas kerjasama yang tidak saling memiliki ikatan, hal ini

ditunjukkan dengan adanya keterangan yang menyebutkan bahwa kemitraan

antara pemerintah, bisnis, serta masyarakat hanya sekedar kerjasama yang sebatas

pembantuan. Namun antara pihak pemerintah dan bisnis tidak memiliki ikatan

kemitraan dalam upaya pengembangan kawasan minapolitan tersebut. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kemitraan tersebut tidak memiliki ikatan rantai timbal

balik antara ketiga sektor.

Hubungan kemitraan antara pemerintah dengan pihak bisnis yang tidak

memiliki ikatan kerjasama ini sangat disayangkan, apabila kedua pihak tersebut

berkerjasama maka akan menimbulkan dampak yang lebih optimal terhadap

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli. Kemudian pada

kenyataanya kemitraan ini tanpa didasari oleh regulasi dan prinsip-prinsip

kemitraan yang ideal serta teori yang mendasari. Hal ini dibuktikan dengan

Page 26: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

11

adanya stok produksi perikanan budidaya lele yang ada di Desa Gondosuli yang

melimpah,

Gambar 2. Grafik Produksi Perikanan Budidaya Desa Gondosuli

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 yang

merupakan awal bantuan pakan lele dari sektor bisnis kepada pembudidaya, dan

pada tahun 2013 hasil produksi perikanan budidaya Desa Gondosuli mengalami

kenaikan yang cukup tajam. Permasalahan yang terjadi selanjutnya adalah dengan

banyaknya hasil produksi perikanan budidaya yang mengakibatkan produksi ikan

lele tidak dapat terserap oleh pasar dan harga jual menjadi rendah yang

mengakibatkan kerugian pada pembudidaya. Selain itu juga adanya kenaikan

harga pakan mengakibatkan pada tahun 2014 para pembudidaya mengalami

penurunan produksi. Pokok permasalahan yang terjadi diantara kemitraan yang

dilakukan oleh ketiga stakeholder tersebut ialah belum adanya korelasi antara

peran dan fungsi dari masing-masing sektor.

4026

5309

3542

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2012 2013 2014

Produksi Perikanan Budidaya Desa

Gondosuli (Ton)

Page 27: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

12

Adapun berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kemitraan yang terjalin antara

pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan

yang memanfaakan potensi budidaya ikan lele untuk meningkatkan produktivitas

pembudidaya, serta memanfaatkan hasil perikanan budidaya tersebut untuk

pertumbuhan ekonomi lokal bagi Desa Gondosuli. Berdasarkan latar belakang di

atas maka, peneliti mengambil judul “Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan

Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai Upaya

Meningkatan Ekonomi Lokal (Studi pada Budidaya Ikan Lele di Desa

Gondusuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungangung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondusuli Kecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung?

2. Bagaimanakah hasil kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatan ekonomi

lokal melalui budidaya ikan Lele di Desa Gondusuli Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung?

Page 28: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

13

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis kemitraan

pemerintah, bisnis, dan komunitas terhadap pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung..

2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis hasil kemitraan

pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan kawasan

minapolitan melalui budidaya ikan Lele di Desa Gondusuli Kecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung.

D. Kontribusi Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat terhadap

kemitraan Pemerintah Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan

Minapolitan melalui budidaya ikan Lele, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

dalam studi administrasi publik, sehingga nantinya dapat memperkaya

kajian ilmiah pada penelitian lebih lanjut tentang pengembangan yang

berkaitan dengan konsep rencana pengelolaan potensi pengembangan

budidaya perikanan dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi Pemerintah desa dan

masyarakat desa Gondosuli, dalam menambah wawasan yang lebih teknis

Page 29: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

14

mengenai bagaimana meningkatkan ekonomi lokal dengan potensi

budidaya perikanan yang ada juga sebagai bahan masukan bagi

pengembangan selanjutnya, serta dapat mempermudah kerja stakeholder

dalam menawarkan dan menjalin hubungan kermitraan untuk melakukan

pemanfaatan potensi pengembangan budidaya perikanan yang ada di

daerah ini.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan agar sesuatu yang dibahas dalam

penulisan ini dapat diketahui secara jelas dari masing-masing per bab. Dalam

kajian kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan

kawasan minapolitan melalui budidaya ikan Lele, di Desa Gondosuli

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, disusun dengan urutan

sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah dengan permasalahan yang

diangkat, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kontribusi penelitian secara

akademis dan praktis, serta sistematika pembahasan yang berisi tentang

perincian setiap bab dalam penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan tentang landasan teori yang disesuaikan dengan teori yang

dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai judul yang diangkat, kemudian

secara garis besar di kelompokan sesuai dengan hasil studi kepustakaan dari

beberapa literarur.

Page 30: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

15

BAB III : METODE PENELITIAN

Menjelaskan tentang metodologi penelitian yang akan digunakan dalam

penulisan ini yang menggunakan metode kualitatif deskriptif, termasuk di

kemukakan fokus penelitian, pemilihan lokasi dan situs penelitian, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis

data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum pada objek penelitian yang

befokus pada kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan, yaitu menerangkan penyajian data

secara rinci sesuai dengan keperluan pembahasan yang dibatasi oleh fokus

penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang menjelaskan kesimpulan hasil penelitian

secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis untuk menjawab permasalahan

yang diteliti serta rekomendasi berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan

studi yang dilakukan.

Page 31: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik

1. Pengertian Administrasi Publik

Secara konseptual, administrasi merupakan sarana untuk mencapai suatu

tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha kelompok (Zauhar, 1996:6).

Administrasi dapat membantu masyarakat karena tujuan konsep administrasi

muncul akibat adanya kebutuhan manusia untuk saling bekerja sama atau

membuat kelompok sehingga dapat mencapai tujuan untuk meningkatkan

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Seperti yang dikutip dari Siagian

(2014:2) bahwa administrasi merupakan keseluruhan proses kerja sama antara dua

orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. White (dalam Indradi, 2010)

mengatakan administrasi merupakan suatu proses yang umum ada pada setiap

usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun swasta baik sipil maupun

militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil.

Administrasi dalam konteks publik, menurut Henry (dalam Indradi,

2010:116) adalah suatu kombinasi yang kompleks antara teori dan praktik, dengan

tujuan mempromosikan pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya

dengan masyarakat yang diperintah dan juga mendorong kebijakan publik agar

lebih responsif terhadap kebutuhan sosial. Kemudian Chandler dan Plano dalam

Keban (2008 : 4) mendefinisikan bahwa administrasi publik adalah proses dimana

sumberdaya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk

Page 32: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

17

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan

dalam kebijakan publik. Stephen P. Robbins (dalam afriyanto 2014:5)

mengidentifikasikan pendekatan yang terkait teori administrasi publik meliputi

teori birokrasi, teori formulasi kebijakan, teori manajemen publik dan teori

kepemimpinan. Namun yang menjadi pokok dalam pembahasan ini adalah

manajemen publik yang pada umumnya organisasi sektor publik akan diatur oleh

manajer sektor publik, secara spesifik membahas keilmuan mengenai pendekatan

manajemen dalam administrasi publik.

2. Manajemen Publik

Manajemen publik atau dapat juga disebut manajemen pemerintah secara

umum merupakan suatu upaya pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan publik

dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia. Unsur manajemen saat

ini menjadi suatu unsur penting dalam penyelenggaraan organisasi, baik

organisasi pada sektor swasta maupun dalam sektor publik seperti organisasi

pemerintahan. Manajemen pada sektor publik yang diangkat dari manajemen

sektor swasta tidak menjadikan orientasi tujuan dan pelaksanaan pada organisasi

sektor publik menjadi sama dengan sektor swasta. Mahmudi (2010:38-40)

mengungkapkan ada setidaknya tujuh karakteristik manajemen sektor publik

yang membedakannya dengan sektor swasta:

1) Sektor publik tidak mendasarkan keputusan pada pilihan individual dalam

pasar, akan tetapi pilihan kolektif dalam pemerintahan dimana tuntutan

masyarakat yang sifatnya kolektif (massa) akan disampaikan melalui

perwakilannya yang dalam hal ini adalah partai politik atau DPR.

Page 33: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

18

2) Penggerak sektor publik adalah karena adanya kebutuhan sumber daya,

seperti air bersih, listrik, kemanan, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan

sebagainya yang menjadi alasan utama sektor publik untuk menyediakannya.

3) Dalam organisasi sektor publik, informasi harus diberikan kepada publik

seluas mungkin untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik,

yang artinya sektor publik sifatnya terbuka kepada masyarakat dibandingkan

dengan sektor swasta.

4) Organisasi sektor publik berkepentingan untuk menciptakan adanya

kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan utama

hidupnya, misalnya kebutuhan terhadap kesehatan, pendidikan, transportasi

dan sarana-sarana umum lainnya.

5) Sektor publik dihadapkan pada permasalahan keadilan distribusi

kesejahteraan sosial, sedangkan sektor swasta tidak dibebani tanggung jawab

untuk melakukan keadilan seperti itu.

6) Dalam organisasi sektor publik, kekuasaan tertinggi adalah masyarakat.

Dalam hal tertentu masyarakat adalah pelanggan, akan tetapi dalam keadaan

tertentu juga masyarakat bukan menjadi pelanggan.

7) Sektor swasta persaingan (kompetisi) merupakan instrument pasar, sedangkan

sektor publik tindakan kolektif menjadi instrument pemerintahan. Sangat sulit

bagi pemerintah untuk memenuhi keinginan dan kepuasan tiap-tiap orang dan

yang mungkin dilakukan adalah pemenuhan keinginan kolektif.

Pada pendekatan manajerialisme, fungsi-fungsi strategik seperti

perumusan strategi, perencanaan strategik, dan pembuatan program merupakan

Page 34: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

19

hal yang harus dilakukan oleh manajer publik. Manajerialisme sektor publik

berorientasi pada pemenuhan tujuan, pencapaian visi dan misi organisasi yang

sifat pemenuhannya jangka panjang (Mahmudi, 2010:37). Untuk mewujudkan

perubahan menuju sistem manajemen publik yang berorintasi pada kepentingan

publik dan lebih fleksibel, Alison dalam Mahmudi (2010:37) mengidentifikasikan

ada setidaknya tiga fungsi manajemen yang secara umum berlaku di sektor publik

maupun swasta, yaitu:

1) Fungsi strategi, meliputi:

a. Penetapan tujuan dan prioritas organisasi

b. membuat rencana operasional untuk mencapai tujuan

2) Fungsi manajemen komponen internal, meliputi:

a. Pengorganisasian dan penyusunan staf

b. pengarahan dan manajemen sumber daya manusia

c. pengendalian kinerja.

3) Fungsi manajemen konstituen eksternal, meliputi:

a. Hubungan dengan unit eksternal organisasi

b. Hubungan dengan organisasi lain

c. Hubungan dengan pers dan public

B. Good Governance

1. Pengertian Good Governance

Secara konseptual pengertian kata baik (good) dalam istilah

kepemerintahan yang baik (good governance) mengandung dua pemahaman, yaitu

Pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai

yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional)

Page 35: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

20

kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek

fungsional dari pemerintah yang efektif dan efesien dalam pelaksanaan tugasnya

untuk mencapai tujuan tersebut (Sedamaryanti, 2012:3). Adapun pemikiran

United Nations Development (UNDP) yang dikutip oleh Sulistyani, (2004:76)

yang lebih menekankan adanya keberpihakan pada masyarakat sipil dalam

penyelenggaraan negara. Secara eksplisit UNDP menyatakan istilah governance

menunjukkan suatu proses yang memposisikan rakyat dapat mengatur

ekonominya, institusi dan sumber-sumber politiknya tidak hanya sekedar

dipergunakan dalam pembangunan, tetapi juga untuk kesejahteraan rakyatnya.

Selain itu dalam publikasi yang diteritkan oleh sekretariat partnership or

governance reform, di sebutkan bahwasanya“good governance is a concensus

reached by government citizent and the private sector for the administration of a

country or state.”Artinya, kepemerintahan yang baik itu adalah suatu kesepakatan

menyangkut peraturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah,

masyarakat madani, dan sektor swasta (Sjamsudin, 2005.:11).

Berdasarkan dari ketiga definisi mengenai Good Governance, Lembaga

Administrasi Negara (LAN) yang dikutip dalam Sedamaryanti (2012:4-5)

menyimpulkan bahwa wujud good governance penyelenggaraan pemerintahan

yang solid dan bertanggungjawab, serta efesien dan efektif, dengan menjaga

“kesinergisan” interaksi yang kontruktif diantara domain-domain negara, sektor

swasta dan masyarakat. Konsep ini mempunyai tujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dengan mewujudkan keadilan sosial. Keberpihakan pada

rakyat ini dapat diwujudkan dengan pembangunan berkelanjutan serta

Page 36: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

21

menanamkan nilai-nilai untuk meningkatkan kemampuan rakyat. Agar dapat

mencapai tujuan tersebut, hal ini dapat diwujudkan melalui kesepakatan

menyangkut peraturan negara untuk mewujudkan masyarakat yang madani dan

sektor swasta serta unsur-unsur good governance yang harus dipenuhi.

2. Unsur- Unsur Good Governance

Good Governance merupakan paradigma baru dalam tatanan

pengelolaan kepemerintahan. Ada tiga pilar governance yaitu pemerintah, sektor

swasta, dan mayarakat (Santoso, 2012:130). Sedarmayanti (2012:245-246)

menjelaskan unsur-unsur dalam kepemerintahan (governance stakeholders) dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:

a. Negara/pemerintahan: Konsep pemerintahan pada dasarnya adalah suatu

kegiatan yang mengandung unsur kenegaraan, namun lebih dari pada hal itu

pada pemerintahan seharusnya juga melibatkan sektor swasta dan

kelembagaan untuk mencapai masyarakat madani.

b. Sektor swasta: pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif

dalam interaksi dalam sistem pasar, seperti: industri pengolahan perdagangan,

perbankan, dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informal.

c. Masyarakat madani: kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada

dasarnya berada diantara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan

perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok

masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi.

Pendapat lain dikemukakan oleh Thoha (dalam Sulistyani, 2003:21) yang

dimaksud good governance merupakan suatu kondisi yang baik dalam tata

Page 37: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

22

pemerintahan untuk menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi, dan

keseimbangan peran serta, adanya saling mengontrol yang dilakukan oleh

komponen yakni pemerintah ( government), rakyat (citizen) atau civil society, dan

usahawan (business) yang berada di sector swasta. Maka ketiga komponen itu

mempunyai hubungan yang sama dan sederajat juga menjadi bagian penting

dalam unsur-unsur mewujudkan konsep good governance dan semua itu akan

terlaksana ketika terpenuhinya beberapa prinsip-prinsip good governance.

3. Prinsip-Prinsip Good Governance

Good governance kini sudah menjadi bagian dari pengembangan

paradigma birokrasi dan digunakan untuk pembangunan kedepanya. Selain itu

dapat memberikan pedoman dalam keseimbangan bagi para stakeholder dalam

memenuhi kepentingannya masing-masing melalui prinsip-prinsip good

governance. UNDP dalam Sedarmayanti (2012:5-7) mengemukakan bahwa

karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktek

penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi:

a. Partisipasi (participation) yaitu semua warga masyarakat, memiliki hak suara

yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara langsung,

maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan

aspirasinya masing-masing. Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam

suatu tatanankebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk

berpartisipasi secara kontruktif.

Page 38: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

23

b. Aturan Hukum (Rule of Law) yaitu kerangka aturan dan perundang-undangan

harus adil tanpa pandang bulu, dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan

tentang hak azasi manusia.

c. Transparansi (transparency) yaitu transparansi harus dibangun dalam rangka

kebebasan aliran informasi dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-

pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar

dapat dimengerti dan dipantau.

d. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu setiap institusi dan prosesnya harus

diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan

(stakeholders).

e. Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation) yaitu pemerintah yang baik

akan bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda

untuk mencapai konsensus atau kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan

masing-masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat diberlakukan

terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.

f. Berkeadilan (Equity) yaitu pemerintah yang baik akan memberi kesempatan

yang baik terhadap semua warga masyarakat dalam upaya mereka untuk

meningkatkan dan memeliha kualitas hidupnya.

g. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Effeciency) yaitu setiap proses

kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang

benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-

baiknya berbagai sumber-sumber yang tersedia.

Page 39: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

24

h. Akuntabilitas (accountability) yaitu para pengambil keputusan dalam

organisasi sektor publik, swasta dan masyarakat madani memiliki

pertanggungawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum),

sebagaimana halnya kepada para pemilik (stakeholders). Pertanggungjawaban

tersebut berbeda-beda, tergantung apakah jenis keputusan organisasi itu

bersifat internal atau bersifat eksternal.

i. Visi Strategis (Strategic Vision) yaitu para pimpinan dan masyarakat

memiliki prespektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan

pemerintah yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan

dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut. Mereka juga

memahami aspek-aspek histori, cultural, dan kompleksitas yang mendasari

perspektif mereka.

Pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan yang besar, dibutuhkan pula

suatu prinsip yang besar serta kuat. Keseluruhan karakteristik atau prinsip good

governance tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling memperkuat dan

saling terkait serta tidak bisa berdiri sendiri. Diharapkan dengan adanya prinsip-

prinsip yang telah disebutkan di atays, penerapan konsep good governance dapat

berjalan baik guna membangun perekonomian masyarakat sejahtera.

C. Pemerintah, Bisnis dan Komunitas

Kehidupan masyarakat sehari-hari secara sederhana dibangun diatas tiga

pilar sebagai elemen social pokok serta direpresentasikan sebagai kekuatan

politik, ekonomi dan sosial. Ketiga pilar yang dimaksud adalah pemerintah,

bisnis, dan komunitas. Secara konseptual, masing-masing pilar idealnya memiliki

Page 40: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

25

posisi dan peranan yang spesifik. Menurut Sentanu (2012:2) menjelaskan bahwa

dalam kehidupan nyata di masyarakat ketiganya saling berinteraksi, sehingga

konfigurasi pengaruh diantara ketiganya akan mewarnai dan menjadi faktor yang

memberi corak kehidupan sistem sosial secara keseluruhan.

1. Pemerintah

Adapun deinisi pemerintah, bisnis dan komunitas menurut Steiner dan

Steiner (1991:6) di dalam bukunya yang berjudul “Business, Government and

Society” menjelaskan bahwa “Government may be defined as the structures and

processes through which public policies, programs, and rules are authoritatively

made for society”. Pemerintah dapat diartikan sebagai struktur dan proses dimana

kebijakan publik, program-program pemerintah, peraturan-peraturan dibuat oleh

pihak yang berwenang. Selanjutnya ada beberapa buntuk intervensi pemerintah

yang umumnya ditempuh yaitu:

1) Kontrol harga

Ada dua hal yang harus ditetapkan dalam kontrol harga yaitu:

a. Harga jual tinggi (ceiling price) adalah harga jual yang diputuskan

pemerintah, lebih rendah dari harga pasar bila tidak ada intervensi

pemerintah. Harga jual tinggi diputuskan bila pemerintah bertujuan

memperbaiki kesejahteraan pihak pengguna (sisi permintaan).

b. Harga jual minimum/harga dasar (floor price) yaitu berbalikan dari

harga tinggi, bila pemerintah memutuskan harga dasar, maka harga

yang diputuskan adalah lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar

bila pemerintah tidak melakukan intervensi.

Page 41: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

26

2) Kontrol kuantitas (kuota)

Hasil terakhir dari kontrol kuantitas adalah sama dengan hasil akhir

kontrol harga. Jika pada kontrol harga, kuantitas yang terpengaruh, maka

pada kuota akhirnya harga yang terpengaruh.

3) Pajak dan subsidi

Pajak adalah transfer sumber daya dari sektor privat (rumah tangga dan

perusahaan) kesektor public (pemerintah). Sifat-sifat dari pajak adalah

mekanisme pemungutannya yang bersifat memaksa berdasarkan

kekuatan hukum dan tanpa ada kewajiban memberi imbalan jasa

langsung. Subsidi adalah pajak negatif (negative tax) karena subsidi

justru tapat meningkatkan daya beli.

4) Regulasi

Regulasi adalah langkah-langkah dibidang hukum yang ditempuh

pemerintah untuk memperbaiki eisiensi alokasi. Regulasi yang ditetapkan

pemerintah akan memaksa pelaku ekonomi menyesuaikan prilaku atau

keputusannya dengan keinginan pemerintah. Namun regulasi-regulasi

yang di berlakukan justru dapat bersiat merugikan bila terlalu berlebihan

(Sentanu, 2012:4).

Selain itu fungsi utama dari pemerintah sendiri yakni sebagai kelembagaan

politik yang merupakan wadah untuk berjalannya kelembagaan pasar dan

komunitas. Pemerintah juga bertanggung jawab dalam mengkonstruksi tata

hubungan antar komponen pada setiap level, baik level pusat dan daerah atau

nasional dan lokal. Pemerintah sebagai kelembagaan politik menjadi wadah

Page 42: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

27

pelaku-pelaku ekonomi dan komunitas berinteraksi dalam akses dan distribusi

manfaat terhadap sumber-sumber daya yang tersedia. Berdasarkan perannya

sebagai pelayan, maka pemerintah harus melayani pelaku bisnis maupun bukan.

Pemerintah bertugas untuk mengawasi berjalannya sistem sosial sesuai dengan

tatanan yang telah disepakati.

2. Bisnis

Menurut Steiner dan Steiner (1991:6) menjelaskan bahwa “Business”

encompasses a broad range of action, from individual persuits to the work of

giant corporations. In this book the term covers manufacturing, commercial,

trade, and other economic activities of both individuals and institutions. Dimana

istilah bisnis menjelaskan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan individu hingga

keterlibatannya dalam sebuah perusahaan. Selain itu kata bisnis berhubungan

dengan manufaktur, komersial, perdagangan dan aktivitas ekonomi lainnya yang

melibatkan institusi dan individu. Sedangkan menurut Sentanu (2012:2) bisnis

merupakan komponen dan institusi penting dari masyarakat dalam lingkup

ekonomi. Tugas utamanya adalah bagaimana bisnis dapat menyediakan kebutuhan

dan keinginan masyarakat dengan memproduksi barang-barang dan jasa.

3. Komunitas

Selanjutnya komunitas/masyarakat yakni merupakan suatu lembaga yang

dibentuk oleh masyarakat, dan juga komunitas berorientasi pada pemenuhan

kebutuhan hidup secara komunal. Komunitas pada umumnya di pandang sebagai

bentuk kelembagaan yang paling alamiah. Orientasi dari komunitas yakni untuk

pemenuhan kebutuhan hidup secara konseptual. Menurut Soekanto (1999)

Page 43: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

28

komunitas adalah kesatuan sosial yang terbentuk atas dasar kesatuan wilayah,

bukan kepentingan tertentu.

Pemerintah bisnis dan komunitas dilihat dari fakta bahwa semua lembaga

di masyarakat, pemerintah sebagai pengaruh penting di dalam bisnis Steiner dan

Steiner (1991:6). Sedangkan menurut Peery Newman S. (1995:5) mengemukakan

bahwa pemerintah bisnis dan komunitas yakni memiliki hubungan di bidang

politik, ekonomi dan budaya namun masih saling berhubungan. Dimana

pemerintah menekankan pada bidang politik, bisnis di bidang ekonomi dan

komunitas pada bidang budaya. Pemerintah dengan segala keterbatasnnya tidak

dapat melakukan sendiri dalam pengembangan pembangunan dan pelayanan

public karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki pemerintah baik itu dalam

bidang capital atau modal, sumber daya manusia (SDM) ataupun bidang

manajemennya. Dengan demikian pemerintah harus bermitra dengan aktor lain

yaitu sector privat bisnis/swasta) maupun masyarakat.

Keberhasilan suatu pembangunan sangat ditentukan seberapa besar

sinergi yang dapat dilakukan oleh tiga pihak pelaku pembangunan yaitu

pemerintah, bisnis, dan komunitas. Karena hingga kini tidak mungkin semua yang

tercantum dalam rencana pembangunan daerah setempat diwujudkan oleh

pemerintah secara sepihak. Oleh karena itu terdapat kebutuhan pemerintah untuk

menjalin kerjasama dengan bermitra kepada pihak lain seperti bisnis maupun

masyarakat.

Kemitraan antara pemerintah, bisnis, dan komunitas merupakan suatu

sistem yang saling berinteraksi dengan batasan-batasan dan aturan-aturan yang

Page 44: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

29

telah disepakati antar berbagai pihak yang bermitra dan kemitraan ini

dikembangkan dalam kerangka kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki oleh

pihak yang bermitra. Dalam kerangka sektor swasta akan mendapatkan

keuntungan dalam jangka panjang dengan inklusifitas berimbang antara rantai

produsen dan konsumen, sektor publik akan mendapatkan keuntungan dengan

tambahan sumber daya dan nilai investasi serta keterjaminan partisipasi dan

kepemilikan para pihak, sedangkan masyarakat akan memperoleh manfaat dengan

perolehan keterampilan, pengetahuan dan teknologi baru. Oleh karena itu untuk

mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi perlu memahami suatu konsep

kemitraan.

D. Kemitraan

1. Pengertian kemitraan

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa

ada bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan serta dalam melakukan segala

aktivitasnya. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungan

sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun dalam

aktivitas usaha yang membutuhkan peran atau bantuan orang lain dengan

melakukan suatu kemitraan.

Konsep kemitraan mengacu pada konsep kerjasama antara usaha kecil

dengan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan, dengan

memperhatikan prinsisp saling menguntungkan dan memperkuat. Sebagaimana

pengertian kemitraan menurut Hafsah (2000:43) menyebutkan bahwa kemitraan

merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka

Page 45: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

30

waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling

membutuhkan dan saling membesarkan. Senada dengan pengertian diatas,

Sulistyani (2004:129) memberikan definisi kemitraan sebagai suatu persekutuan

antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar

kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas

dan kapabilitas di suatu bidang usaha atau tujuan tertentu, sehingga dapat

memperoleh hasil yang lebih baik

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwasanya kemitraan

merupakan suatu interaksi soaial yang membutuhkan peran dan bantuan dari

orang lain. Interaksi akan berjalan ketika suatu usaha yang dilakukan antara orang

perorangan atau kelompok memiliki kesamaan kepentingan dan tujuan kemitraan.

Tujuan kemitraan ini akan tercapai apabila masing-masing pelaku usaha

mempunyai prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan dalam

menjalankan suatu usaha .

Pada kemitraan perlu adanya upaya yang melibatkan berbagai sektor,

kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk

bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan

prinsip dan peran masing-masing. Kemudian, hal ini sebagaimana yang

disampaikan oleh Hafsah (2000:46-47) bahwasanya:

“Pemerintah yang mempunyai andil besar dalam memacu keberhasilan

kemitraan terutama dalam menciptakan iklim yang kondusif serta

meregulasi peraturan-peraturan yang menghambat baik langsung maupun

tidak langsung berhubungan dengan upaya-upaya menumbuh kembangkan

kemitraan. Keberpihakan pemerintah pada pengusaha kecil, petani,

nelayan, dan pengrajin dalam mempermudah arus investasi merupakan

suatu keharusan untuk membuat keseimbangan dengan perusahaan besar

atau pihak swasta.”

Page 46: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

31

Berdasarkan uraian diatas dapat difahami bahwa dalam membangun

kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:

a. Adanya kerjasama yang dilakukan oleh pihak-pihak atau perorangan maupun

kelompok-kelompok atau badan hukum dengan persamaan perhatian,

b. Saling percaya dan saling menghormati,

c. Saling menyadari pentingnya kemitraan,

d. Harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama,

e. Berpijak pada landasan yang sama.

Adanya kemitraan ini akan memberikan nilai tambah bagi pihak yang

bermitra dari berbagai aspek. Selain itu dalam menjalankan kemitraan masing-

masing pihak atau actor harus memahami peranannya dan menganut etika bisnis

sebagai tolak ukur keberhasilan menjalankan kemitraan. Sehingga pada

pelaksanan kemitraan tidak ada yang dirugikan atau merasa berjalan sendiri,

melainkan kemitraan yang dibangun bisa menguntukkan semua pihak sesuai

dengan tujuan tersebut. Proses kemitraan yang dilakukan oleh beberapa pihak

tentunya memiliki perannya masing-masing agar dapat terjadi kesinambungan

untuk mencapai suatu tujuan.

2. Peranan Pelaku Kemitraan Usaha

Sebagai upaya untuk mewujudkan kemitraan usaha yang mampu

memberdayakan ekonomi rakyat sangat dibutuhkan adanya kejelasan peran

masing-masing pihak yang terlibat dalam kemitraan tersebut. Dengan demikian

diharapkan terukur seberapa jauh pihak-pihak yang terkait telah menjalankan

Page 47: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

32

tugas dan peranannya secara baik. Menurut Hafsah (2000:84-87) peran dari

pelaku kemitraan usaha adalah sebagai berikut:

a. Peranan pengusaha besar

Pengusaha besar melaksanakan pembinaan dan pengembangan kepada

pengusaha kecil/koperasi dalam hal:

1) memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha

kecil/koperasi, baik melalui pendidikan, pelatihan, pemagangan,

manajemen, dan keterampilan teknis produksi,

2) menyusun rencana usaha untuk disepakati bersama,

3) bertindak sebagai penyandang dana atau penjamin kredit untuk

permodalan pengusaha kecil/koperasi mitranya,

4) memberikan bimbingan teknologi kepada pengusaha kecil/koperasi,

5) memberikan pelayanan dan penyediaan sarana produksi,

6) menjamin pembelian hasil produksi sesuai dengan kesepakatan bersama,

7) promosi hasil produksi,

8) pengembangan teknologi yang mendukung pengembangan usaha dan

keberhasilan kemitraan.

b. Peranan pengusaha kecil/koperasi

Dalam melaksanakan kemitraan usaha pengusaha kecil/koperasi didorong

untuk melakukan:

1) bersama-sama melakukan penyusunan rencana usaha dengan pengusaha

besar untuk disepakati,

Page 48: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

33

2) menerapkan teknologi dan melaksanakan ketentuan sesuai dengan

kesepakatan mitranya,

3) melaksanakan kerjasama antar sesama pengusaha kecil yang memiliki

usaha sejenis dalam rangka mencapai skala usaha ekonomi untuk

mendukung kebutuhan pasokan produksi,

4) mengembangkan proesionalisme untuk meningkatkan kemampuan atau

keterampilan teknis produksi dan usaha.

c. Peranan Pembina

Peranan lembaga pembina ini pada intinya adalah menciptakan iklim yang

kondusif bagi pengembangan kemitraan usaha serta terwujudnya kemitraan

usaha yang dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang bermitra.

Secara rinci peran lembaga Pembina tersebut adalah:

1) meningkatkan pembinaan kemampuan kewirausahaan dan manajemen

pengusaha kecil atau koperasi,

2) membantu penyediaan fasilitas permodalan,

3) mengadakan penelitian, pengembangan dan penyuluhan teknologi baru

yang dibutuhkan oleh dunia usaha,

4) melakukan koordinasi dalam pembinaan pengembangan usaha, pelayanan,

penyediaan informasi bisnis, promosi peluang pasar dan peluang usaha

yang akurat dan actual pada setiap wilayah,

5) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan,

pelatihan, incubator, magang, studi banding dan sebagainya, bertindak

Page 49: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

34

sebagai arbitase dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kemitraan

usaha di lapangan agar sesuai yang diharapkan.

3. Tujuan Kemitraan

Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan kerjasama

dengan pihak lain, dan dalam memilih mitra kerjasma tentu memilih yang dapat

memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun mitra kerjasamanya. Adapun tujuan

dari terjadinya kemitraan adalah untuk terciptanya hasil yang disepakati bersama

dengan baik dan dengan saling memberikan keuntungan bagi setiap pihak yang

ikut bermitra atau berperan dalam kemitraan. Adanya kemitraan ini, bukan

menjadikan pihak mitra yang lemah menjadi sasaran untuk menjatuhkan atau

mendapakan keuntungan pribadi. Agar terjadi sebuah kemitraan yang kuat, saling

menguntungkan dan memperbesar manfaat kemitraan memerlukan komitmen

yang seimbang antara satu dengan yang lainnya. Sebagaimana ditambahkan oleh

Hafsah (2000:62) yang mengatakan bahwa:

“ pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah “Win-Win

Solution Partnership”. Kesadaran dan saling menguntungkan di sini tidak

berarti partisipan dalam kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan

dan kekuatan yang sama, tetapi yang lebih dipentingkan adalah adanya

posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing. Ciri dari

kemitraan usaha terhadap hubungan timbal balik bukan sebagai buruh-

majikan atau atasan-bawahan sebagai pembagian resiko dan keuntungan

yang professional, disinilah karakter dan kekuatan kemitraan usaha”.

Berdasarkan pengertian diatas mengenai tujuan kemitraan dapat diambil

kesimpulan bahwasanya tujuan penting seseorang menjalin hubungan antara dua

pihak atau lebih untuk melakukan kegiatan usaha kemitraan dengan mejalankan

prinsip saling membutuhkan dan saling memperbesar sesuai komitmen. Adanya

hubungan timbal-balik juga diperlukan agar memperkuat karakter dan kekuatan

Page 50: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

35

kemitraan usaha yang dijalankan. Selain itu perlu adanya pembinaan oleh

perusahaan mitra kepada kelompok mitra, serta sangat ditentukan oleh adanya

kepatuhan diantara pihak yang bermitra.

Tujuan kemitraan meliputi beberapa aspek (Hafsah, 2000:54), yaitu:

a. Tujuan dari Aspek Ekonomi

Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan

kemitraan secara lebih kongkrit yaitu :

1) Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat

2) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan

3) Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil

4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional

5) Memperluas kesempatan kerja

6) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.

b. Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya

Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya pemberdayaan usaha

kecil. Pengusaha besar berperan sebagai faktor percepatan pemberdayaan

usaha kecil sesuai kemampuan dan kompetensinya dalam mendukung mitra

usahanya menuju kemandirian usaha, atau dengan perkataan lain kemitraan

usaha yang dilakukan oleh pengusaha besar yang telah mapan dengan

pengusaha kecil sekaligus sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar

untuk ikut memberdayakan usaha kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang

tangguh dan mandiri. Adapun sebagai wujud tanggung jawab sosial itu dapat

berupa pemberian pembinaan dan pembimbingan kepada pengusaha kecil,

Page 51: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

36

dengan pembinaan dan bimbingan yang terus menerus diharapkan pengusaha

kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen ekonomi yang

tangguh dan mandiri.

c. Tujuan dari Aspek Teknologi

Sehubungan dengan keterbatasan khususnya teknologi pada usaha kecil,

maka pengusaha besar dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan

terhadap pengusaha kecil meliputi juga memberikan bimbingan teknologi.

Teknologi dilihat dari arti kata bahasannya adalah ilmu yang berkenaan

dengan teknik.

d. Tujuan dari Aspek Manajemen

Manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu

untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil

yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri. Ada 2 (dua)

hal yang menjadi pusat perhatian yaitu:

1) Peningkatan produktivitas individu yang melaksanakan kerja.

2) Peningkatan produktivitas organisasi di dalam kerja yang dilaksanakan.

Pengusaha kecil yang umumnya tingkat manajemen usaha rendah, dengan

kemitraan usaha diharapkan ada pembenahan manajemen, peningkatan

kualitas sumber daya manusia serta pemantapan organisasi.

Melalui kemitraan akan tercipta Transfer of Knowledge dalam

hal pengalaman pengelolaan usaha yang lebih efisien dan prospektif bagi usaha

kecil, sedangkan bagi usaha besar dan usaha menengah akan memperolah

kontinuitas produksi atau meningkatkan kapasitas yang lebih besar. Kemitraan

Page 52: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

37

merupakan suatu jawaban untuk meningkatkan kesempatan pengusaha kecil

dalam mengembangkan perekonomian nasional sekaligus dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyat serta mengurangi kesenjangan sosial. Dengan demikian

kemitraan sebagai jalinan kerjasama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling

menguntungkan.

4. Model-Model Kemitraan

Model kemitraan adalah memberikan peran yang setara kepada tiga aktor

pembangunan, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat (Sulistyani, 2004:94).

Sulistiyani membedakan model-model kemitraan dengan didasari oleh fenomena

biologis yang ada di dalam khasanah kehidupan organism ke dalam pemahaman

kemitraan yang kemudian dibagi menjadi tiga yaitu:

a. kemitraan semu atau Pseudo partnership.

kemitraan semu merupakan persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau

lebih, namun dalam kerjasama tersebut keseimbangan antar mitra tidak

seimbang, bahkan ada suatu pihak tertentu yang memahami secara benar akan

akan makna sebuah persekutuan yang dilakukan, dan untuk tujuan apa

kemitraan dilakukan serta disepakati. Dalam kemitraan semua pihak yang

bermitra sama-sama merasa penting untuk melakukan kerjasama, akan tetapi

pihak-pihak yang bermitra belum tentu memahami substansi yang

diperjuangkan dan apa manfaat yang dihasilkan.

b. kemitraan mutualistik atau Mutualism partnership

Kemitraan ini merupakan persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama

menyadari aspek penting melakukan kemitraan, yaitu untuk saling

Page 53: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

38

memberikan manfaat dan mendapatkan manfaat lebih, serta sama-sama

memahami tujuan dan makna dari kemitraan yang dijalankan sehingga dapat

mencapai tujuan secara lebih optimal. Manfaat saling silang antara pihak-

pihak yang bermitra dapat diperoleh, sehingga memudahkan masing-masing

mewujudkan visi misinya, dan sekaligus saling menunjang satu dengan yang

lainnya. Pemikiran itu diadopsi dari pola simbiosis mutualisme, yang terjadi

antara kerbau dan burung dalam kehidupan binatang.

c. kemitraan konjugasi

Kemitraan ini merupakan kemitraan yang dianalogikan dari kehidupan

“paramecium”. Dua paramecium melakukan konjugasi untuk mendapatkan

energy dan kemudian terpisah satu sama lain, dan selanjutnya dapat

melakukan pembelahan diri. Bertolak dari analogi tersebut maka organisasi,

agen-agen, kelompok-kelompok atau perorangan yang memiliki kelemahan di

dalam melakukan usaha atau mencapai tujuan organisasi dapat melakukan

kemitraan model ini. Dua pihak atau lebih dapat melakukan konjugasi dalam

rangka meningkatkan kemampuan masing-masing (Sulistyani, 2004:130).

Sementara itu kemitraan yang lain dikembangkan berdasar atas azas

kehidupan organisasi pada umumnya adalah (Sulistiyani, 2004:131-132):

a. Subordinate union of partnership. Kemitraan ini atas dasar

penggabungan dua pihak atau lebih yang berhubungan secara

subordinatif. Kemitraan semacam ini terjadi antara dua pihak atau lebih

yang memiliki status, kemampuan atau kekuatan yang tidak seimbang

satu sama lain. Dengan demikian hubungan yang tercipta tidak berada

Page 54: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

39

dalam suatu garis lurus yang seimbang satu dengan lainnya, melainkan

berada pada hubungan atas bawah, kuat-lemah. Oleh karena kondisi

demikian ini mengakibatkan tidak ada sharing dan peran atau fungsi

yang seimbang.

b. Linear union of partnership, yaitu kemitraan dengan melalui

penggabungan pihak-pihak secara linear atau garis lurus. Dengan

demikian pihak-pihak yang bergabung untuk melakukan kemitraan

adalah organisasi atau para pihak yang memiliki persamaan secara relatif.

Kesamaan tersebut dapat berupa tujuan, atau misi, besaran/volume usaha

atau organisasi, status atau legalitas.

c. Linear collaborative of partnership, kemitraan ini tidak membedakan

besaran atau volume, status/legalitas, atau kekuatan para pihak yang

bermitra. Yang menjadi tekanan utama adalah visi-misi yang saling

mengisi satu dengan lainnya. Dalam hubungan kemitraan ini terjalin

secara linear, yaitu berada pada garis lurus, tidak saling tersubordinasi.

Suatu proses implementasinya, kemitraan yang dijalankan tidak selamanya

ideal karena dalam pelaksanaannya kemitraan yang dilakukan didasarkan pada

kepentingan pihak yang bermitra. Menurut Wibisono (2007), Kemitraan yang

dilakukan antara perusahaan dengan pemerintah maupun komunitas/ masyarakat

dapat mengarah pada tiga pola, diantaranya:

a. Pola kemitraan kontra produktif

Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional

yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders yaitu mengejar profit

Page 55: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

40

sebesar-besarnya. Fokus perhatian perusahaan memang lebih bertumpu pada

bagaimana perusahaan bisa meraup keuntungan secara maksimal, sementara

hubungan dengan pemerintah dan komunitas atau masyarakat hanya sekedar

pemanis belaka. 30 Perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah

juga tidak ambil peduli, sedangkan masyarakat tidak memiliki akses apapun

kepada perusahaan. Hubungan ini hanya menguntungkan beberapa oknum

saja, misalnya oknum aparat pemerintah atau preman ditengah masyarakat.

Biasanya, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan hanyalah digunakan untuk

memelihara orang-orang tertentu saja. Hal ini dipahami, bahwa bagi

perusahaan yang penting adalah keamanan dalam jangka pendek.

b. Pola Kemitraan Semiproduktif

Dalam skenario ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat dianggap

sebagai obyek dan masalah diluar perusahaan. Perusahaan tidak tahu

program-program pemerintah, pemerintah juga tidak memberikan iklim yang

kondusif kepada dunia usaha dan masyarakat bersifat pasif. Pola kemitraan

ini masih mengacu pada kepentingan jangka pendek dan belum atau tidak

menimbulkan sense of belonging di pihak masyarakat dan low benefit dipihak

pemerintah. Kerjasama lebih mengedepankan aspek karitatif atau public

relation, dimana pemerintah dan komunitas atau masyarakat masih lebih

dianggap sebagai objek. Dengan kata lain, kemitraan masih belum strategis

dan masih mengedepankan kepentingan sendiri (self interest) perusahaan,

bukan kepentingan bersama (commont interest) antara perusahaan dengan

mitranya.

Page 56: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

41

c. Pola Kemitraan Produktif

Pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subyek dan dalam paradigma

commont interest. Prinsip simbiosis mutualisme sangat kental pada pola ini.

Perusahaan mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi,

pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan

masyarakat memberikan dukungan positif kepada perusahaan. Bahkan bisa

jadi mitra dilibatkan pada pola hubungan resourced based patnership, dimana

mitra diberi kesempatan menjadi bagian dari shareholders. Sebagai contoh,

mitra memperoleh saham melalui stock ownership Program (Wibisono, 2007:

104).

Pada dasarnya dua pihak atau lebih yang melakukan kegiatan kemitraan,

perlu pula mengetahui adanya model-model kemitraan karena dapat memberikan

penjelasan mengenai suatu peran yang setara kepada tiga aktor pembangunan,

yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dimana kemitraan yang dijalankan

dengan mitranya seimbang atau tidak seimbang. Selain itu manfaat saling silang

antara pihak-pihak yang bermitra dapat diperoleh, sehingga memudahkan masing-

masing mewujudkan visi misinya. Kemudian mereka dapat terpisah satu sama

lain, dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan masing-masing. Diharapkan

adanya model-model yang telah disebutkan di atas, penerapan konsep kemitraan

dapat berjalan baik guna membangun suatu pembangunan ekonomi kelautan dan

perikanan yang disebut dengan minapolitan.

Page 57: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

42

E. Konsep Minapolitan

1. Pengertian Minapolitan

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun

2010 tentang Minapolitan, mendefinisikan minapolitan merupakan konsepsi

pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan

prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Sedangkan

Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama

ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas

perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya. Minapolitan

merupakan upaya akselerasi pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra

produksi perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka

mendukung visi dan misi kementrian kelautan dan perikanan.

Tujuan akselerasi kawasan minapolitan adalah untuk meningkatkan

produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk

kelautan dan perikanan, meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya,

pengolah ikan yang adil dan merata, dan mengakselerasikan kawasan minapolitan

sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi

perikanan sebagai penggerak ekonomi rakyat.

Sasaran akselerasi kawasan minapolitan adalah sebagai ekonomi rumah

tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil makin kuat, usaha kalutan

dan perikanan kelas menengah ke atas makin bertambah dan berdaya saing tinggi,

dan sektor kelautan dan perikanan sebagai penggerak ekonomi nasional.

Pendekatan akselerasi kawasan minapolitan dilakukan melalui: (a) ekonomi

Page 58: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

43

kelautan dan perikanan berbasis wilayah, (b) kawasan ekonomi unggulan, (c)

sentra produksi, (d) unit usaha, penyuluhan, dan lintas sektor. (junal kartika

yulinda, 2012:50)

2. Tujuan Minapoltan

Minapolitan yang di tetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan

melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Minapolitan, mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan

perikanan;

b. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan

yang adil dan merata; dan

c. Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi

di daerah.

3. Sasaran Minapolitan

Sasaran pelaksanaan minapolitan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan, meliputi:

a. Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan skala

mikro dan kecil, antara lain berupa:

1) penghapusan dan/atau pengurangan beban biaya produksi, pengeluaran

rumah tangga, dan pungutan liar;

2) pengembangan sistem produksi kelautan dan perikanan efisien untuk

usaha mikro dan kecil;

3) penyediaan dan distribusi sarana produksi tepat guna dan murah bagi

masyarakat;

Page 59: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

44

4) pemberian bantuan teknis dan permodalan; dan/atau

5) pembangunan prasarana untuk mendukung sistem produksi, pengolahan,

dan/atau pemasaran produk kelautan dan perikanan.

b. Meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala

menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, antara lain berupa:

1) deregulasi usaha kelautan dan perikanan;

2) pemberian jaminan keamanan dan keberlanjutan usaha dan investasi;

3) penyelesaian hambatan usaha dan perdagangan (tarif dan non-tarif

barriers);

4) pengembangan prasarana untuk mendukung sistem produksi,

pengolahan, dan/atau pemasaran; dan

5) pengembangan sistem insentif dan disinsentif ekspor-impor produk

kelautan dan perikanan.

c. Meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi

regional dan nasional, antara lain berupa:

1) pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah;

2) pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan di daerah

sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal;

3) revitalisasi sentra produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran sebagai

penggerak ekonomi masyarakat; dan Pemberdayaan kelompok usaha

kelautan dan perikanan di sentra produksi, pengolahan, dan/atau

pemasaran.

Page 60: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

45

4. Asas dan Prinsip Minapolitan

Minapolitan dilakukan berdasarkan asas:

a. Demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat;

b. Keberpihakan pemerintah pada rakyat kecil melalui pemberdayaan

masyarakat; dan

c. Penguatan peranan ekonomi daerah dengan prinsip daerah kuat maka bangsa

dan Negara kuat.

5. Persyaratan Suatu Daerah Ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan

Berdasarkan Keputusan Mentri Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia Kep.18/Men/2011 menyebutkan suatu daerah dapat dijadikan sebagai

kawasan minapolitan mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Suatu kawasan ekonomi yang terdiri atas sentra produksi, pengolahan,

dan/atau pemasaran dan kegiatan usaha lainnya, seperti jasa dan perdagangan;

b. Mempunyai sarana dan prasarana sebagai pendukung aktivitas ekonomi;

c. Menampung dan mempekerjakan sumberdaya manusia di dalam kawasan dan

daerah sekitarnya; dan

d. Mempunyai dampak positif terhadap perekonomian di daerah sekitarnya.

Sedangkan suatu kawasan dapat ditetapkan sebagai kawasan minapolitan

apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) kesesuaian dengan Rencana Strategis, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan/atau Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(RZWP-3-K) kabupaten/kota, serta Rencana Pengembangan Investasi Jangka

Menengah Daerah (RPIJMD) yang telah ditetapkan;

Page 61: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

46

2) memiliki komoditas unggulan di bidang kelautan dan perikanan dengan nilai

ekonomi tinggi;

3) letak geografi kawasan yang strategis dan secara alami memenuhi persyaratan

untuk pengembangan produk unggulan kelautan dan perikanan;

4) terdapat unit produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran dan jaringan usaha

yang aktif;

5) tersedianya fasilitas pendukung berupa aksesibilitas terhadap pasar,

permodalan, sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran,

keberadaan lembaga-lembaga usaha, dan fasilitas penyuluhan dan pelatihan;

6) kelayakan lingkungan diukur berdasarkan daya dukung dan daya tampung

lingkungan, potensi dampak negatif;

7) komitmen daerah, berupa kontribusi pembiayaan, personil, dan fasilitas

pengelolaan dan pengembangan minapolitan;

8) keberadaan kelembagaan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di

bidang kelautan dan perikanan; dan

9) ketersediaan data dan informasi tentang kondisi dan potensi kawasan

(Keputusan menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

Kep.18/Men/2011).

6. Ciri-ciri Kawasan Minapolitan yang Berkembang

Suatu kawasan minapolitan yang sudah berkembang memiliki ciri sebagai

berikut:

a. Sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut memperoleh pendapatan dari

kegiatan perikanan (minabisnis)

Page 62: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

47

b. Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan

perikanan, termasuk didalamnya usaha industri pengolahan hasil perikanan,

perdagangan hasil perikanan (termasuk perdagangan untuk tujuan ekspor),

perdagangan minabisnis hulu (sarana perikanan dan permodalan, minawisata

dan jasa pelayanan)

c. Hubungan antara kota dan daerah-daerah hinterland atau daerah-daerah

sekitarnya di kawasan minapolitan bersifat interdependensi atau timbal balik

yang harmonis, dan saling membutuhkan, dimana kawasan perikanan

mengembangkan usaha budidaya (on farm) dan produk olahan skala rumah

tangga (off farm)

d. Kehidupan masyarakat di kawasan minapolitan mirip dengan suasana kota

karena keadaan sarana yang ada di kawasan minapolitan tidak auh berbeda

dengan di kota. (Dirjen Perikanan Budidaya, 2009)

F. Pengembangan Ekonomi Lokal

1. Pengertian Pengembangan Ekonomi Lokal

Pembangunan ekonomi berbasis lokal merupakan pergerseran mendasar

dalam aktor serta kegiatan terkait pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi

berbasis lokal dapat dinyatakan sebagai Konsep Local Economic Development

(LED). Konsep LED sebenarnya adalah alternatif baru dari konsep pembangunan

top-down dan bottom-up yang beranggapan bahwa pengembangan wilayah sangat

ditentukan oleh tumbuh kembangnya wiraswasta lokal yang ditopang oleh

struktur kelembagaan di wilayah tersebut: industri, universitas, asosiasi kegiatan

usaha, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal (Bappenas, 2008).

Page 63: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

48

Menurut Febrian (2014), LED merupakan suatu proses dimana pemerintah

lokal dan atau kelompok didasarkan komunitas mengelola sumberdaya yang ada

dan masuk ke dalam susunan kerjasama (kemitraan) dengan sektor swasta atau

dengan diantaranya mereka untuk menciptakan pekerjaan baru, merangsang

kegiatan ekonomi di zona ekonomi yang didefinisikan dengan baik. Hal tersebut

didukung dengan adanya pendapat yang dijelaskan oleh Blakely (1989:78) bahwa

terdapat dua syarat utama yang harus diamati dalam proses pembangunan

ekonomi lokal, yaitu pertama, proses harus dimulai oleh penyelenggara atau

kelompok lembaga yang bertanggung jawab untuk melaksanakan atau setidaknya

koordinasi pelaksanaan strategi pembangunan ekonomi. Kedua, daerah

pembangunan ekonomi atau zona perhatian harus ditentukan terlebih dahulu.

Kemudian, dalam pelaksanaan LED menurut Nastiti (2010:5) perlu

berpedoman pada indikator yang sering digunakan dalam pengembangan ekonomi

lokal, yaitu pada peningkatan kesempatan kerja atau penciptaan lapangan kerja

lokal dan penyerapan komoditas lokal yang bertujuan pada suatu pencapaian

untuk meningkatkan jumlah dan keanekaragaman kesempatan kerja yang

disediakan untuk masyarakat setempat.

2. Peran pengembangan ekonomi lokal

Langkah perencanaan pertama organisasi atau instansi dalam

pembangunan ekonomi lokal harus terlebih dahulu menentukan peran dalam

proses pembangunan yang dilakukan. Pada dasarnya menurut Blakely and Ted

(2003) terdapat 4 (empat) program tindakan terbuka untuk organisasi atau instansi

dalam mengambil inisiatif pembangunan ekonomi dan lapangan kerja, yaitu

Page 64: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

49

bertindak sebagai entrepreneur, coordinator, fasilitator, dan stimulator. Berikut

ini merupakan penjelasan mengenai 4 tindakan dalam pembangunan ekonomi,

yaitu.

1. Entrepreneur

Dalam peran ini, organisasi mengambil tanggung jawab penuh dari operasi

bisnis perusahaan. Organisasi pemerintah atau masyarakat lokal dapat

memutuskan untuk mengoperasikan perusahaan komersial sendiri. Tanah atau

bangunan mungkin berada dalam kontrol pemerintah daerah untuk alasan

konservasi atau lingkungan atau untuk rencana pembangunan masa depan dan

dibuat untuk tujuan ekonomi. Pemerintah daerah mungkin ingin

mempertahankan tanah komersial dan bangunan atau menyerahkan sumber

daya ini untuk kelompok masyarakat setempat.

2. Coordinator

Pemerintah daerah atau kelompok berbasis masyarakat dapat dibentuk

sebagai badan koordinasi untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan

strategi untuk pengembangan daerah. Karena layanan yang diberikan oleh

kedua pemerintah, baik pusat maupun daerah dan kelompok berbasis

masyarakat, serta bisnis memiliki dampak kepada kelompok masyarakat,

semakin berusaha untuk memberikan beberapa kepemimpinan dalam

perencanaan dan koordinasi pelayanan dalam wilayah mereka. Peran ini

untuk pembangunan ekonomi yang melibatkan kelompok masyarakat dalam

mengumpulkan dan mengevaluasi informasi ekonomi (tingkat pekerjaan,

tenaga kerja, pengangguran).

Page 65: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

50

3. Facilitator

Beberapa kelompok masyarakat dan/ atau pemerintah daerah telah

memutuskan dapat meningkatkan pembangunan di daerah masyarakat yang

memiliki potensi. Hal ini mungkin melibatkan dalam pelurusan proses

pembangunan dan prosedur perencanaan yang lebih baik dan peraturan

zonasi.

4. Stimulator

Kelompok masyarakat dan pemerintah daerah, keduanya dalam posisi untuk

merangsang penciptaan bisnis atau ekspansi dengan mengambil tindakan

tertentu yang mendorong perusahaan untuk datang ke wilayah pembangunan.

3. Tujuan pengembangan ekonomi lokal

Berdasarkan fokus penerapannya, tujuan PEL meliputi:

a. Membentuk kemitraan antara pelaku ekonomi untuk pemanfaatan potensi

lokal dengan meningkatkan kapasitas pasar pada tingkat lokal, regional dan

global.

b. Meningkatkan kapasitas lembaga lokal (pemerintah, swasta, dan masyarakat)

dalam pengelolaan PEL.

c. Terjadinya kolaborasi antar aktor baik publik, bisnis dan mayarakat.

d. Mendorong pertumbuhan ekonomi

Sementara itu sasaran yang ingin dicapai adalah tumbuh dan

berkembangnya usaha masyarakat dan meningkatnya pendapatan masyarakat

berkurangnya kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan serta

mendukung kebijakan pengentasan kemiskinan. Kemudian proses implementasi

Page 66: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

51

perencanaan dan penerapan PEL ini menggunakan prinsip pendekatan ekonomi,

kemitraan, dan kelembagaan.

a. Prinsip ekonomi

1) Mulai dengan kebutuhan pasar

2) Memfokuskan pada kluster dari kegiatan ekonomi yang ada, yang

produksinya dijual ke daerah luar (economic base) multiplier effect di

daerahnya kuat

3) Menghubungkan produsen skala kecil dengan supplier kepada

perusahaan ekspor.

b. Prinsip kemitraan

1) Adanya tanggungjawab dari masing-masing stakeholders (pemerintah,

swasta, dan masyarakat) sebagai aktor pengembangan dan pengelola

ekonomi local

2) Masing-masing stakeholders (pemerintah, swasta, dan masyarakat)

berperan aktif dalam bekerjasama

3) Kemitraan mengandalkan sumber daya lokal, bukan bantuan dari luar

atau asing

4) Inisiatif digerakkan oleh pembeli, pasar, dan permintaan bukan produksi

atau supply

c. Prinsip kelembagaan

1) Fasilitas dialog diantara stakeholders (pemerintah, swasta, dan

masyarakat) untuk menghasilkan ide dan inisiatif

2) Mobilisasi sumber daya lokal untuk menunjang inisiatif yang diusulkan

Page 67: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

52

3) Pengembangan kelembagaan didasarkan atas kebutuhan dari kegiatan

ekonomi yang sedang berlangsung (Blakely, 1984 dalam supriyadi, 2007,

109-123).

Ketiga prinsip tersebut dapat dijadikan sebagai pendekatan dan proses

perencanaan mengembangkan ekonomi lokal yang dilakukan atas dasar partisipasi

dan kemitraan dalam kerangka pengembangan kelembagaan. Partisipasi dalam

konteks pemerintah diartikan sebagai forum yang terorganisasikan guna

memfasilitasi komunikasi antar pemerintah, masyarakat dan stakeholders dan

berbagai kelompok yang berkepentingan terhadap penanganan masalah atau

pengambilan keputusan.

Selain itu, Blakely dalam Supriyadi (2007:109) juga berasumsi bahwa

dalam keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari beberapa

indikator yaitu:

a. Perluasan kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan

berusaha.

b. Perluasan kesempatan kerja bagi si miskin untuk meningkatkan

pendapatan.

c. Keberdayaan usaha mikro dan kecil dalam proses produksi dan pemasaran.

d. Keberdayaan kelembagaan jaringan kerja kemitraan antara pemerintah,

usaha swasta, dan masyarakat lokal.

Pada dasarnya proses sumber daya yang ada dan kelompok berbasis

masyarakat baik itu pemerintah atau kelompok berbasis masyarakat dalam

pengelolaannya juga dapat menggunakan model kemitraan dengan sektor swasta

untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong kegiatan ekonomi di zona

ekonomi secara lebih baik. Berdasarkan asumsi tersebut, penulis dapat

menyimpulkan bahwa pembangunan ekonomi lokal merupakan sebuah

Page 68: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

53

pendekatan jangka panjang untuk pembangunan kapasitas masyarakat yang akan

membantu pemerintah untuk reorientasi diri dalam meningkatkan potensi

ekonomi daerah tertentu dengan lebih menitikberatkan pada kerjasama dalam

membangun perekonomian daerah dengan potensi yang ada.

G. Kemitraan Pemerintah, Bisnis, dan Komunitas dalam Pengembangan

Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatan Ekonomi Lokal.

Pada hakikatnya suatu pembangunan menuntut perubahan yang lebih baik

atau maju dari sebelumnya. Perubahan ini dilakukan dalam berbagai aspek

kehidupan yang mengarah kepada masyarakat. Sebagaimana mengembangkan

wilayah utuk pembangunan yang lebih baik dengan memanfaatkan sumber daya

potensial yang terdapat di wilayah tersebut dan sumber daya manusia lokal itu

sendiri. Adapun pembangunan yang dilakukan di sektor perikanan, salah satu

bentuknya ialah dengan adanya pengembangan kawasan minapolitan.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya peran pemerintah dalam

mengembangkan kawasan minapolitan agar kekayaan yang dimiliki oleh suatu

daerah dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Adanya hal yang demikian

untuk selanjutnya, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan yang mendefinisikan

minapolitan sebagai konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan

berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas

dan percepatan. Serta dengan adanya hal tersebut diharapkan pula adanya suatu

upaya peningkatan di seluruh kawasan minapolitan yang ada di Indonesia pada

umumnya.

Page 69: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

54

Kawasan minapolitan merupakan upaya akselerasi pembangunan kelautan

dan perikanan di sentra-sentra produksi perikanan yang memiliki potensi untuk

dikembangkan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mensinergiskan kegiatan

produksi bahan baku, pengolahan dan pemasaran dalam satu rangkaian kegiatan

besar dalam satu kawasan atau wilayah. Selain itu dalam mengembangankan

kawasan minapolitan diperlukan pula peran dari pemerintah, bisnis dan komunitas

yang disebut sebagai pelaku pembangunan.

Namun pada dasarnya pemerintahlah yang memiliki andil lebih besar

selaku pelaku pembangunan. Hal ini dikarenakan pemerintah merupakan

komando teratas dalam suatu pembangunan yang dilakukan. Pemerintah tidak

hanya sebagai fasilitator dalam pembangunan tersebut, tapi juga menjembatani

antara keinginan masyarakat dan sektor swasta. Adanya hal tersebut dapat

diartikan pula bahwa pemerintahan yang dapat melaksanakan aspek fungsional

secara efektif dan efesien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai keinginan

rakyat, maka pemerintahan yang seperti ini dapat dikatakan sebagai pemerintahan

yang baik (Good Governance). Seperti yang dikutip dari Sjamsudin (2005:11),

beliau mendefinisikan pemerintahan yang baik ialah suatu kesepakatan

menyangkut peraturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah,

masyarakat madani, dan sektor swasta. Salah satu upaya pemerintah dalam

mewujudkan adalah dalam bentuk kemitraan dengan sektor swasta guna

mengembangkan kawasan minapolitan.

Menurut Hafsah (2000:43) menyebutkan bahwa kemitraan merupakan

strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu

Page 70: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

55

tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan

dan saling membesarkan. Adanya kemitraan yang dilakukan oleh ketiga sektor

disini diharapkan dapat mengembangkan kawasan minapolitan dengan tujuan

meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat, serta meningkatkan

perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan. Secara garis besar tujuan yang

dilakukan oleh ketiga sektor tersebut akan bermuara pada pembangunan ekonomi

lokal (Local Economic Development /LED).

Febrian (2014) memberikan definisi LED sebagai suatu proses dimana

pemerintah lokal dan atau kelompok didasarkan komunitas mengelola

sumberdaya yang ada dan masuk ke dalam susunan kerjasama (kemitraan) dengan

sektor swasta atau dengan diantaranya mereka untuk menciptakan pekerjaan baru,

merangsang kegiatan ekonomi di zona ekonomi yang didefinisikan dengan baik.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep LED merupakan

suatu konsep yang bertujuan untuk merangsang kegiatan ekonomi lokal dengan

cara meningkatkan kapasitas lembaga lokal (pemerintah, swasta, dan masyarakat),

terjadinya kolaborasi antar aktor baik publik, bisnis dan mayarakat sehingga

mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dalam konteks pengembangan kawasan

minapolitan.

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa dengan kekayaan

alam yang dimiliki oleh Indonesia berupa kawasan minapolitan, diharapkan

pemerintah dapat mengelola sumber daya yang dimiliki. Tentunya dalam

pengembangan kawasan minapolitan ini dibutuhkan sumber daya manusia yang

memadai, agar dalam pengembangannya dapat dikembangkan berdasarkan

Page 71: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

56

kearifan lokal yang ada di daerah tersebut. Serta dalam tata kelola pemerintahan

yang baik, untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Indonesia

perlu adanya kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan sektor swasta.

Adanya kemitraan yang dilakukan oleh sektor pemerintah, bisnis, dan

komunitas dapat memaksimalkan pengelolaan kawasan minapolitan. Keberhasilan

dalam kemitraan yang dilakukan dalam pengelolaan kawasan kemitraan dapat

ditinjau dari; aspek ekonomi, sosial budaya, teknologi dan manajemen.

Keberhasilan dalam kemitraan tidak hanya dilihat berdasarkan tercapainya tujuan

di setiap sektor yang melakukan kerjasama, namun tujuan utama yang diharapkan

dalam kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan adalah pertumbuhan

ekonomi lokal. Adanya kemitraan yang dilakukan oleh sektor pemerintah, bisnis,

dan komunitas diharapkan dapat membangun pertumbuhan ekonomi lokal di

suatu daerah. Sehingga daerah tersebut dapat merangsang pertumbuhan

ekonominya dan dapat merasakan dampak positif dengan adanya kemitraan

tersebut. Salah satu bentuk pertumbuhan ekonomi dalam konteks keberhasilan

pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari segi; perluasan kesempatan dalam

kesempatan kerja dan berusaha, perluasan kesempatan kerja untuk meningkatkan

pendapatan, keberdayaan usaha mikro dan kecil dalam proses produksi dan

pemasaran serta keberdayaan kelembagaan jaringan kerja kemitraan antara

pemerintah, usaha swasta, dan masyarakat lokal.

Page 72: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

57

Gambar 3.

Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan

Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal

Sumber: Diolah Peneliti Tahun 2016

Pemerintah

Pengembangan Kawasan

MInapolitan

Masyarakat/komunitas

Pemerintah

Bisnis/ swasta

Kemitraan

Bisnis/swasta Masyarakat/komunitas

1. Bentuk kemitraan

2. Stakeholder kemitraan

3. Tujuan kemitraan

Dampak terhadap meningkatkan

ekonomi lokal

Page 73: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan prosedur untuk mengetahui cara yang akan

digunakan dalam penelitian agar berjalan secara sistematis dan dapat memecahkan

permasalahan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,

fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-

sifat populasi atau daerah tertentu (Riyanto, 2008:108). Sedangkan menurut

Sugiyono (2014:9) metodologi penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Sejalan dengan itu Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam Moleong (2007:4)

yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati. Berdasarkan hal ini, jenis Penelitian deskriptif

kualitatif ditetapkan agar dapat mendeskripsikan fenomena secara empiris yang

terjadi dilapangan mengenai kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang,

Page 74: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

59

Kabupaten Tulungagung. Adapun pendekatan kualitatif lebih menekankan pada

penggambaran variabel secara deskripsi baik dalam bentuk definisi, penjelasan

konsep, catatan atau bentuk lainnya yang menggambarkan kondisi lapangan yang

dapat menyerap informasi identifikasi kemitraan dalam pengembangan kawasan

minapolitan budidaya ikan lele di lokasi studi hingga proses analisa tahapan

pengelolaan yang telah dilaksanakan. .

B. Fokus Penelitian

Penetapan fokus dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk memberikan

batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan adanya pembatasan ini

peneliti memfokuskan penelitian terhadap masalah-masalah yang menjadi tujuan

penelitian saja. Selain itu, penentuan fokus lebih diarahkan pada tingkat

kebaharuan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Melalui

fokus penelitian, suatu informasi yang berada dilapangan dipilah-pilah sesuai

dengan konteks permasalahan yang diangkat Sugiyono (2014:377).

Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi fokus penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan

kawasan minapolitan di Desa Gondusuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten

Tulungagung bisa di lihat dari:

a. Stakeholder yang terlibat dalam kemitraan pengembangan kawasan

minapolitan berdasarkan teori peranan pelaku kemitraan usaha menurut

Hafsah (2000) bisa dilihat dari:

1) Pemerintah

Page 75: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

60

2) Bisnis

3) Komunitas

b. Bentuk kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan

berdasarkan teori model-model kemitraan menurut Sulistiyani (2004);

menunjukkan termasuk kemitraan semu, kemitraan mutualistik atau

kemitraan konjugasi.

c. Tujuan kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan

berdasarkan teori tujuan kemitraan menurut Hasah (2000) meliputi

beberapa aspek yaitu:

1) Tujuan dari aspek ekonomi

2) Tujuan dari aspek social dan budaya

3) Tujuan dari aspek teknologi

4) Tujuan dari manajemen

2. Hasil kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan

kawasan minapolitan sebagai upaya peningkatan ekonomi lokal di Desa

Gondusuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung berdasarkan teori

indikator keberhasilan pengembangan ekonomi local menurut Blakely

dalam Supriyadi (2007)

C. Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang dipilih sebagai objek penelitian yang

akan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang bersangkutan dengan

tujuan penelitian. Adapun lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah

Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Melihat bahwa Kabupaten Tulungaggung

Page 76: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

61

merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan yang besar, selain itu

Kabupaten Tulungagung ditetapkan sebagai kawasan strategis perikanan yang di

sebut dengan kawasan minapolitan.

Sedangkan situs penelitian adalah letak peneliti dalam menjalankan penelitian

yang akan menghasilkan informasi data, yaitu pada Desa Gondosuli, komunitas

pembudidaya ikan lele dapat digunakan untuk menjawab permasalahan sesuai

dengan fokus penelitian. Alasan peneliti mengambil situs di Desa Gondosuli

karena Desa Gondosuli merupakan penghasil ikan lele terbesar di Kabupaten

Tulungagung dan dijadikan suatu perojek sebagai kawasan minapolitan. Selain itu

di Desa Gondosuli memiliki rumah tangga perikanan budidaya (RTP) sebanyak

470 RTP, sehingga dapat dikatakan mata pencaharian masyarakat Desa Gondosuli

banyak yang meminati usaha di bidang perikanan.

D. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data Primer

Sumber primer (Sugiyono, 2014: 225) merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian

ini bisa diperoleh di lapangan dari aktor-aktor yang bersangkutan dalam

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang,

Kabupaten Tulungagung. Adapun data narasumber dalam penelitian ini berjumlah

10 narasumber. Berikut merupakan data terkait dengan narasumber:

Page 77: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

62

1) Bapak Eko, staf di bidang ekonomi (Bappeda Kabupaten Tulungagung)

2) Ibu Diah, kepala di bidang perikanan budidaya (Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Tulungagung)

3) Bapak Sumiran (Kepala Desa Gondosuli)

4) Bapak Supangat (pebisnis budidaya ikan lele)

5) Komunitas pembudidaya ikan lele Desa Gondosuli yaitu Bapak Parsam

(ketua kelompok mekarsari), Bapak maryoto ( ketua kelompok maju mulyo),

Bapak Hery (anggota kelompok mina Baru), Bapak sudar (anggota kelompok

mekarsari), Ibu Mukiyah (pengolahan ikan panggang), Ibu Rini (pengolahan

ikan abon)

2. Data Sekunder

Data skunder adalah adalah sumber data yang tidak langsung memberikan

informasi kepada peneliti dan merupakan data yang terlebih dahulu diteliti dan

dilaporkan oleh orang lain diluar peneliti. Sumber data skunder dapat berupa

catatan-catatan resmi, laporan atau dokumen-dokumen formal maupun non formal

yang dimiliki Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, Pemerintah

Desa Gondosuli, komunitas pembudidaya ikan lele dan juga sumber dari kajian

jurnal ilmiah, buku, majalah, yang berhubungan dengan penelitian yang sama.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari informan,

peristiwa, dan kejadian yang ada dalam lokasi penelitian, serta dari dokumen-

dokemen. Menurut Arikunto (2010), sumber data dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh. Sumber data utama pada penelitian kualitatif

biasanya berupa informasi yang didapat hasil informan melalui proses wawancara,

Page 78: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

63

selebihnya merupakan data tambahan yang diperoleh dari dokumen, dan lain-lain.

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah:

1) Informan. Informan yang diwawancarai untuk penelitian ini terdiri dari

pengurus Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, pengurus

Desa Gondosuli, Kelompok Perikanan Budidaya yang ada di Desa Gondosuli,

serta masyarakat Desa Gondosuli terkait pengembangan budidaya ikan lele di

Desa Gondosuli. Data-data yang diperoleh peneliti diperoleh langsung dari

hasil wawancara dari beberapa informan seperti yang telah disebutkan untuk

dapat mengungkap permasalahan yang ada sesuai dengan fokus penelitian.

2) Peristiwa. Sumber data dalam penelitian ini akan diambil sesuai dengan

peristiwa yang terjadi di lapangan yang bermanfaat dan dinilai tepat yang

berkaitan dengan fokus penelitian.

3) Dokumen dan catatan dalam penelitian yang akan digunakan adalah dokumen

dan catatan yang berkaitan dengan penelitian dalam pengembangan budidaya

ikan lele di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,

2014:224). Pengumpulan data yang dilaksanakan harus serius agar dapat

memperoleh hasil yang sesuai dengan apa yang dimaksud penelitian ini. Adapun

teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:

Page 79: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

64

1. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara penyedik dengan subyek atau

responden. Menurut Arikunto (2010:198), wawancara (interview/kuesioner

lisan) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. Pengumpulan data melalui

wawancara ini berpedoman pada pertanyaan yang ditujukan kepada

narasumber atau informan yang dapat mendukung dalam memberikan data

sesuai dengan fokus penelitian yang dapat diyakini terkait apa yang

dinyatakan bersifat benar dan dipercaya. Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur yang termasuk dalam

kategori in-dept interview yang pelaksanaannya lebih bebas dan terbuka

dalam mengajak informan untuk berpendapat mengenai pengembangan

kawasan minapolitan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli. Adapun

Wawancara dilakukan kepada pihak bersangkutan, yaitu Kepala bidang

perikanan budidaya yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Tulungagung, Staf bidang ekonomi dari Bappeda, Ketua

kelompok pembudidaya ikan, anggota kelompok pembudidaya ikan,

kelompok pengolahan ikan, serta masyarakat Desa Gondosuli.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap obyek penelitian. Observasi meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera

Page 80: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

65

(Arikunto, 2010:199). Jenis observasi yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah observasi nonpartisipan secara terstruktur. Observasi nonpartisipan,

peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono,

2014:145). Kemudian, observasi terstruktur menurut Sugiyono (2014:146)

adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang

akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya. Observasi yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu peneliti mengamati atau melihat kemitraan yang dilakukan

oleh pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan

minapolitan sebagai upaya meningkatkan ekonomi lokal di Desa Gondosuli,

Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Selama penelitian peneliti

melakukan observasi selama 2 minggu untuk melihat situasi dan kondisi

petani yang sedang melaksanakan tugasnya, serta kondisi lainnya yang

bersangkutan dengan fokus penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis

(Arikunto, 2010:201). Dalam dokumentasi ini, peneliti menyelidiki barang-

barang tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, catatan

khusus, dan sebagainya yang relevan dengan penelitian. Dokumentasi dalam

penelitian yang dilakukan didapat dari dokumen seperti: peraturan mengenai

kawasan minapolitan dan RPJM Kabupaten Tulungagung, pembukuan

mengenai hasil produksi perikanan, lokasi strategis perikanan, dan sebagainya

yang berkaitan dengan penelitian mengenai kemitraan dalam pengembangan

kawasan minapolitan di Desa Gondosuli dengan mendapatkannya dalam

Page 81: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

66

bentuk softcopy file, ada juga yang download dari situs internet, maupun

fotocopy dokumen tersebut. Pada saat dilapangan, peneliti menggunakan

kamera handphone untuk mendokumentasikan fenomena yang diperlukan

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Instrumen

penelitian adalah alat atau fasilitas yang akan digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih muda dan hasilnya lebih baik, dalam

arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto,

2010:203). Instrumen penelitian yang akan digunakan oleh peneliti, yaitu adalah

sebagai berikut.

1. Peneliti sendiri, sebagai instumen utama dalam mengumpulkan data, seperti:

menggunakan alat panca indera dalam melakukan pengamatan, mencatat

fenomena yang terjadi di lapangan.

2. Pedoman wawancara, sebagai pedoman yang akan digunakan peneliti dalam

melakukan wawancara kepada narasumber untuk menggali informasi atau

data yang dibutuhkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Perangkat Penunjang, sebagai peralatan yang akan digunakan demi

kelancaran pelaksanaan penelitian, seperti:

a. Catatan lapangan, sebagai catatan informasi yang diperoleh dari lokasi

penelitian

Page 82: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

67

b. Alat tulis, sebagai alat bantu dalam mencatat informasi atau data yang

didapat dari observasi maupun hasil wawancara terkait dengan tujuan

penelitian.

c. Alat perekam, sebagai alat untuk merekam proses berjalannya

wawancara kepada narasumber.

d. Situs internet, merupakan alat peneliti untuk mendapatkan segala

informasi atau data yang menunjang penelitian.

G. Analisis Data

Kegiatan analisis data merupakan tahapan yang penting dan menentukan

dalam kegiatan penelitian. Analisis data deskriptif kualitatif adalah proses

mendeskripsikan, menggambarkan fenomena atau hubungan antar fenomena yang

diteliti dengan sistematis, faktual dan akurat. Kemudian model analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Miles, Huberman, dan Saldana seperti

gambar pada berikut :

Gambar 4. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber: Miles, Huberman, and Saldana : 2014

Page 83: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

68

Peneliti memilih menggunakan model analisis Miles, Huberman, dan Saldana

karena dianggap sesuai dengan penelitian dilapangan. Dimana peneliti

mengamati, menggambarkan dan menganalisis, serta menyimpulkan apa yang

sudah dilakukan peneliti saat melakukan penelitian sesuai dengan fokus

penelitian. Langkah-langkah sesuai dengan analisis data dijelaskan berikut ini.

1. Kondensasi Data (Data Condensation)

Kondensasi data, diartikan sebagai proses pemilihan, penyerdehanaan dan

transformasi data mentah yang diproleh dari lapangan. Kondensasi data

berlangsung secara terus –menerus selama penelitian bahkan sebenarnya

kondensasi data dapat dilakukan sebelum data terkumpul secara

menyeluruh. Kondensasi data dilakukan dengan cara, data yang diperoleh di

lokasi penelitian dituangkan dalam uraian atau laporan secara lengkap dan

terinci. Laporan lapangan disederhanakan, dirangkum, dipilih hal-hal pokok,

difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya. .

Pada tahap ini, peneliti telah melakukan transkip wawancara seluruh

narasumber yang berkaitan dengan kemitraan dalam pengembangan

kawasan minapolitan di Desa Gondosuli dan dikelompokkan sesuai dengan

fokus penelitian. Hal ini dilakukan secara terus menerus selama proses

penelitian berlangsung dan tahap analisa data yang lain yaitu penyajian data

dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

2. Penyajian Data (Data Display)

Langkah selanjutnya setelah kondensasi data adalah menyajikan data.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk

Page 84: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

69

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya,

sehingga data dapat terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan

yang mudah dipahami. Pada tahap ini, peneliti mengemas data dalam bentuk

tabel maupun bagan yang dapat memudahkan dalam membaca data yang

menjawab fokus kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan di

desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.

3. Verifikasi data dan kesimpulan (Conclusion Drawing/Verifying)

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif yaitu menarik kesimpulan

dan verifikasi.Kesimpulan awal masih bersifat sementara dan akan berubah jika

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi jika kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data ,maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Jadi kesimpulan dalam

penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi juga mungkin tidak karena seperti yang telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

lapangan.

H. Keabsahan Data

Keabsahan data berkaitan dengan kevalidan sebuah data yang diperoleh

peneliti di lapangan. Teknik keabsahan data yang akan digunakan adalah

trianggulasi. Trianggulasi diartikan sebagai teknik kebasahan data yang bersifat

Page 85: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

70

menggambungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Menurut Bungin, (2010:205) uji keabsahan melalui triangulasi ini

dilakukan karena dalam penelitian kualitatif untuk menguji keabsahan informasi

tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik, begitu pula materi kebenaran

tidak diuji berdasarkan kebenaran alat sehingga substansi kebenaran tergantung

pada kebenaran intersubjektif, oleh karena itu suatu yang dianggap benar apabila

kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak atau kebenaran steakholders.

Keabsahan data ini dicapai melalui proses pengumpulan data yang tepat,

yaitu dengan mengecek ulang hasil penelitian kepada subyek penelitian. Dalam

penelitian ini keabsahan data yang digunakan peneliti menurut Sugiyono,

(2005:121) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility

(kepercayaan), dependability (kebergantungan), dan confirmability (kepastian),

yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Credibility (kepercayaan)

Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif

antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,

analisis kasus negatif, dan member check. Pada tahap awal peneliti memasuki

lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, sehingga informan yang

diberikan belum lengkap, tidak mendalam, maka dari itu peneliti melakukan

perpanjangan waktu untuk mengecek kembali apakah data yang diberikan

selama ini merupakan data yang sudah benar atau pun tidak. Peneliti sudah

melakukan prariset untuk mendapakan informasi namun informasi yang

Page 86: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

71

diterima belum lengkap maka peneliti memperpanjang waktu saat riset selama

3 minggu untuk mendapatkan informasi dan mengecek data yang selama ini

merupakan data yang sudah benar ataupun tidak. Setelah itu peneliti juga

berdiskusi dengan teman sejawat seperti membahas mengenai sejauhmana

peran pemerintah dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa

Gondosuli. Selanjunya pada prinsip member cek peneliti menggunakan

metode untuk meyakinkan setiap informan dengan mendapat pertanyaan yang

sama dan informan terpercaya sehingga mendapatka jawaban yang akurat.

2. Transferability

Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif,

nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga hasil penelitian dapat

diterapkan dalam situasi lain. Oleh karena itu supaya orang dapat memahami

penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil

penelitian tersebut maka dalam membuat laporannya harus memberikan uraian

secara rinci, jelas, dan sistematis dan dapat dipercaya. Pada tahap ini peneliti

merekap hasil wawancara dan pemilihan data sesuai dengan fokus penelitan

agar runtut dalam melakukan penyajian data. Kemudian teori yang digunakan

dalam penelitian telah sesuai dengan konsep-konsep para ahli sehingga dapt

digunakan di tempat yang berbeda dan permasalahn yang berbeda.

3. Dependability (kebergantungan)

Dalam penelitian kualitatif, pengujian reliabilitas dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Peneliti melakukan

auditor yang independent yaitu melalui dosen pembimbing dalam penelitian

Page 87: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

72

ini. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit

terhada keseluruhan proses penelitian. Peneliti sudah melakukan konsultasi

dengan Dosen Pembimbing untuk mengatasi permasalahan yang didapat di

lapangan. Dapat dibuktikan dengan buku komunikasi mahasisa yang dimiliki

peneliti untuk berkonsultasi kepada Dosen Pembimbing

4. Confirmability (kepastian)

Pengujian konfermability dalam penelitian kualitatif, disebut juga sebagai

objektivitas peneliti. Peneliti dikatakan objektif bila disepakati oleh banyak

pihak atas hasil yang peneliti lakukan, maka dari itu setelah penelitian ini

selesai dilakukan akan diuji, bila hasil ini memuaskan selanjutnya akan diakui

keobjektivitasannya oleh para penguji tersebut dan penelitian ini telah

memenuhi standart konfirmability. Dalam hal ini peneliti melakukan

konfirmasi antara pihak pemerintah, bisnis dan komunitas yang telah di papar

penyajian data melaui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi serta

konfirmasi dengan informan dan Dosen Pembimbing.

Page 88: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung

a. Kondisi Geografis

Secara geografis, Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111º 43'

sampai dengan 112º 07' bujur timur dan 7º 51' sampai dengan 8º 18' lintang

selatan, dengan titik nol derajat dihitung dari Greenwich, Inggris dan terletak

kurang lebih 154 km ke arah Barat Daya dari Kota Surabaya.Kabupaten

Tulungagung merupakan salah satu dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Timur. Luas wilayah Kabupaten Tulungagung yang mencapai 1.055,65 km2.

Adapun batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Tulungagung adalah sebagai

berikut.

a) Utara : Kabupaten Kediri

b) Timur : Kabupaten Blitar.

c) Selatan : Samudera Indonesia

d) Barat : Kabupaten Trenggalek.

Secara administrasi Kabupaten Tulungagung dibagi menjadi 19

Kecamatan, 271 desa, 14 kelurahan, 1.851 Rukun Warga (RW) dan 6.405 Rukun

Tetangga (RT). Kecamatan yang mempunyai jumlah desa terbanyak adalah

Kecamatan Gondang yaitu sebanyak 20 desa, sedangkan kecamatan yang

mempunyai jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Tanggunggunung yaitu

73

Page 89: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

74

sebanyak 7 desa. Berikut merupakan daftar nama kecamatan dari Kabupaten

Tulungagung.

Tabel 3. Daftar Kecamatan di Kabupaten Tulungagung Tahun 2014

Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Besuki 82.16

Bandung 41.96

Pakel 36.06

Campurdarat 39.56

Tanggunggunung 117.73

Kalidawir 97.81

Pucanglaban 82.94

Rejotangan 66.49

Ngunut 37.70

Sumber gempol 39.28

Boyolangu 38.44

Tulungagung 13.67

Kedungwaru 29.74

Ngantru 37.03

Karangrejo 35.54

Kauman 30.84

Gondang 44.02

Pagerwojo 88.22

Sendang 96.46

Sumber : Tulungagung Dalam Angka Tahun 2015

Kabupaten Tulungagung terbagi menjadi menjadi tiga daratan yaitu tinggi,

sedang dan rendah. Dataran rendah merupakan daerah dengan ketinggian dibawah

500 m dipermukaan laut, daerah ini meliputi semua kecamatan tetapi tidak semua

desa untuk Kecamatan Pagerwojo dan Sendang hanya empat desa. Dataran sedang

mempunyai ketinggian 500 m sampai dengan 700 m dari permuakaan air laut,

daerah ini meliputi Kecamatan Pagerwojo sebanyak 6 desa dan Kecamatan

Sendang sebanyak 5 desa. Sedangkan dataran tinggi merupakan daerah dengan

ketinggian diatas 700 m dari permukaan air laut yaitu Kecamatan Pagerwojo

Page 90: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

75

sebanyak 1 desa dan Kecamatan Sendang sebayak 2 desa.Daerah yang

mempunyai wilayah terluas secara berurutan yaitu: Kecamatan Tanggunggunung,

Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo.

b. Kondisi Demografis

Kabupaten Tulungagung pada tahun 2015 memiliki jumlah penduduk

sebesar 1.021.190 jiwa atau mengalami peningkatan jumlah penduduk sebesar

0.51 persen dibandingkan tahun 2014. Jumlah penduduk ini terdiri dari 495.083

jiwa penduduk laki-laki dan 520.891 jiwa penduduk perempuan dengan tingkat

kepadatan penduduk rata-rata 962 jiwa/km2. Piramida penduduk Kabupaten

Tulungagung tahun 2015 menunjukkan penduduk Kabupaten Tulungagung

didominasi oleh penduduk muda/dewasa dengan usia 65 keatas jumlahnya lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah kelompok usia lainnya. Jumlah penduduk

usia 15 tahun keatas pada tahun 2015 yang masuk kelompok angkatan kerja

sebanyak 547.466 orang dan bukan angkatan kerja sebanyak 238.802 orang. Hal

ini mempengaruhi indikator ketenagakerjaan Kabupaten Tulungagung dalam

memberikan distribusi perekonomian Kabupaten Tulungagung.

Penduduk di Kabupaten Tulungagung diketahui memiliki berbagai

bidang ketenagakerjaan, seperti pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan,

pemerintahan, pendidikan, perdagangan, jasa perhubungan, konveksi, tenaga kerja

diluar negeri dan lain-lain yang berkembang di masyarakat. Sebagian besar

penduduk Kabupaten Tulungagung bekerja di sektor pertanian, presentasenya

pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Hal ini dapat

dilihat dari tabel berikut ini.

Page 91: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

76

Tabel 4. Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Usaha (2013-2015)

No. Lapangan Usaha Tahun (%)

2013 2014 2015

1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan, dan Perikanan 42,95 40,00 36,41

2 Pertambangan dan Penggalian 0,45 0,37 0,33

3 Industri 17,53 19,35 16,61

4 Listrik, Gas, Air minum dan Konstruksi 5,90 6,87 8,85

5 Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa

Akomodasi 17,76 18,86 22,69

6 Transportasi, Pergudangan, dan

Komunikasi 1,25 1,58 2,58

7 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha

Persewaan, dan Jasa 1,57 1,22 2,03

8 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan

Perorangan 12,58 11,74 10,50

Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Tulungagung, 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Kabupaten Tulungagung

memiliki persentase penduduk yang bergerak dibidang pertanian, perkebunan,

kehutanan, perburuan, dan perikanan lebih tinggi dibandingkan jenis lapangan

usaha lainnya. Walaupun mengalami penurunan jumlah persentase penduduk

namun hal tersebut dapat menjadi faktor penting dalam mensejahterakan

masyarakat Kabupaten Tulungagung.

c. Kondisi Perikanan

Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur

yang mempunyai potensi dari sektor perikanan dalam mensejahterakan

masyarakat. Hal ini didukung dengan masyarakat Tulungagung memiliki profesi

sebagai pengembang perikanan yang menjadi sumber mata pencaharian.

Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumberdaya perikanan berupa

perairan laut, payau, perairan umum dan budidaya ikan air tawar. Kegiatan usaha

perikanan dalam memanfaatkan potensi tersebut meliputi cabang-cabang usaha

Page 92: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

77

penangkapan ikan di laut dan perairan umum, budidaya udang di tambak dan

budidaya ikan konsumsi maupun ikan hias air tawar di kolam pasangan, kolam

tanah yang berupa pekarangan, tegalan dan sawah.

Perikanan dapat dibedakan menjadi perikanan laut dan perikanan darat.

Perikanan darat merupakan penangkapan ikan di perairan umum, budidaya

pemeliharaan ikan di tambak, kolam, keramba dan sawah. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, data statistik perikanan dibedakan

atas data perikanan laut dan perikanan darat.

1. Perikanan Tangkap Laut

Potensi perairan lautKabupaten Tulungagung cukup besar karena berada

di perairan pantai selatan Pulau Jawa yaitu Samudra Hindia dengan panjang pantai

61,470 km. Wilayah ini masuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik

Indnesia (WPP-RI) 573 yang memiliki total potensi sumberdaya ikan (SDI)

491.700 ton/ tahun. Potensi SDI tersebut dimanfaatkan oleh RTP nelayan

sebanyak 375 dengan jumlah nelayan 1.297 orang yang terdiri dari Nelayan tetap

694 orang, Nelayan Sambilan 430 orang, Nelayan Andon 68 orang, Nelayan

Kadang-kadang 105 orang. Persebaran nelayan meliputi 6 kecamatan diantaranya

Kecamatan Besuki, Kecamatan Bandung Kecamatan Campurdarat, Kecamatan

Tanggunggunung, dan Kecamatan Kalidawir. Alat tangkap yang digunakan

berjumlah 375 unit, meliputi payang 20 unit, pukat cincin 21 unit, jaring insang

hanyut 28 unit, rawai tetap 20 unit, pancing yang lain 225 unit, tonda 36 unit dan

perangkap lainnya 25 unit.

Page 93: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

78

Adapun wilayah pesisir di Kabupaten Tulungagung adalah sebagai

berikut: Pantai Molang, Dlodo, Sine, Ngelo, Gerangan, Brumbun, Popoh, Sidem,

Klatak, Bayem, Gemah dan Nglarap. Dari keempat wilayah pesisir tersebut,

Sidem, Sine dan Brumbun merupakan pemukiman nelayan yang ditata dan diatur

dengan baik. Kabupaten Tulungagung juga mempunyai kawasan pulau-pulau

kecil antara lain Pulau Sosari, Solimo, Sokalong, Tamengan, Sigunung, Siupah,

dan Batu Payung.

Gambar 5. Pesisir Selatan Kabupaten Tulungagung

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

2. Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan (PUD)

Potensi Perairan Umum Daratan (PUD) di Kabupaten Tulungagung

seluas 504,5 ha terdiri dari waduk/ cekdam 450 ha, danau/ telaga 17,4 ha, rawa 37

ha serta sungai sepanjang 408,65 km, dengan potensi tangkap SDI tahun 2014

sebanyak 10.350 Ton. Adapun armada penangkapan ikan yang dioperasikan yaitu

perahu tanpa motor sebanyak 207 unit dan alat tangkap yang digunakan sebanyak

143 unit. Perairan umum tersebut dimanfaatkan oleh 207 RTP dengan jumlah

nelayan sebanyak 1.050 nelayan PUD.

Page 94: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

79

3. Potensi Perikanan Air Tawar

Perkembangan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Tulungagung

dikelompokkan menjadi 2 kategori usaha, yaitu budidaya ikan hias dan budidaya

ikan konsumsi. Pengembangan budidaya ikan hias diprioritaskan untuk jenis ikan

hias Maskoki (Kaliko, Tosa, Rasket, Mutiara, Lion Head/Kepala Singa, Mata

Kantong/Mata Bola, Mas Lowo, Tekim, Spenser dan Rensil). Strain Tosa

disamping menjadi produk unggulan juga berhasil dijadikan sebagai Maskot

Kabupaten Tulungagung. Di samping itu dikembangkan juga 40 jenis ikan hias

lainnya. Sedangkan budidaya ikan konsumsi didominasi oleh ikan Lele, Gurami,

Patin, Nila dan Tawes.

Pembudidaya ikan hias di Kabupaten Tulungagung sebanyak 1.295 RTP

dengan jumlah pembudidaya 2.207 orang yang terpusat di Kecamatan

Sumbergempol, Kedungwaru, Boyolangu, dan Tulungagung, sedangkan

pembudidaya ikan konsumsi sebanyak 8.949 RTP dengan jumlah pembudidaya

11.310 orang, yang tersebar di 12 Kecamatan potensi perikanan, yaitu Ngunut,

Rejotangan, Sumbergempol, Boyolangu, Kedungwaru, Ngantru, Tulungagung,

Pakel, Kalidawir, Karangrejo, Gondang, dan Kauman. Sedangkan untuk potensi

budidaya ikan di air deras berada pada wilayah Kecamatan Pagerwojo dan

Sendang.

4. Potensi Perikanan Air Payau

Kegiatan budidaya di air payau dari potensi lahan 106.1 ha dengan potensi

produksi sebesar 1.395,86 ton/tahun yang dimanfaatkan ± 21,22 ha untuk

budidaya udang vaname secara intensif oleh 2 perusahaan perikanan swasta

Page 95: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

80

nasional yang menyerap tenaga kerja sebanyak 95 orang, adapun lokasi kegiatan

usahanya berada diKecamatan Besuki dengan luas lahan operasional 8 ha.

Kecamatan Pucanglaban dengan luas lahan operasional 13,22 Ha.

2. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung

Adanya potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten

Tulungagung, maka dinas terkait yang dapat menangani akan sumber daya yang

melimpah ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). Selanjutnya DKP

kemudian mendukung sumber daya tersebut dengan adanya perumusan kebijakan

dalam jangka menengah denganmenetapkan visi ”Mengembangkan Produksi dan

Produktivitas Sektor Kelautan dan Perikanan Melalui Kegiatan Industrialisasi

Yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan”. Kemudian agar dapat melancarkan visi

yang telah ditetapkan, maka selanjutnya DKP merumuskan misinya sebagai

berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan sektor kelautan dan perikanan;

2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan;

3. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan

perikanan;

4. Memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumberdaya kelautan

dan perikanan.

Visi dan misi tersebut dijadikan sebagai arah dalam pelaksanaan

pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang mana diperlukan kerangka yang

jelas pada setiap misi yang telah ditetapkan mengenai tujuan dan sasaran yang

hendak dicapai. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan,

Page 96: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

81

program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Tentunya visi serta misi

yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung akan

mendorong terciptanya kondisi perikanan yang dapat membantu mengembangkan

lapangan pekerjaan di Kabupaten Tulungagung.

Kemudian dalam melaksanakan visi misi serta program terkait

pengembangan perikanan serta penetapan kawasan minapolitan di Kabupaten

Tulungagung, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang handal di dalamnya.

Berikut ini adalah struktur organisasi pegawai DKP Kabupaten Tulungagung yang

bertanggung jawab dan bertugas dalam bidang perikanan yang berada di wilayah

Kabupaten Tulungagung, yaitu.

Page 97: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

82

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUB BAGIAN

UMUM

SUB BAG.

KEUANGAN

SUB BAG.

BINA

PROGRAM

BIDANG

PERIKANAN

BUDIDAYA

BIDANG

PERIKANAN

TANGKAP

BIDANG

KELAUTAN

BIDANG PENGOLAHAN,

PEMASARAN HASIL PERIKANAN

& SUMBERDAYA MANUSIA

SEKSI BUDIDAYA

IKAN

SEKSI

PENGOLAHAN

SUMBER

DAYA IKAN

SEKSI PESISIR

DAN

SUMBERDAYA

KELAUTAN

SEKSI PENGOLAHAN

SEKSI

PEMBENIHAN

IKAN

SEKSI

PENGEMBANG

AN USAHA

PENANGKAPA

N IKAN

SEKSI

PENGAWASAN

DAN

PENGENDALIA

N

SEKSI PEMASARAN

SEKSI

KESEHATAN IKAN

& LINGKUNGAN

SEKSI

PERIKANAN

TANGKAP

SEKSI

PRASARANA

PENDARATAN

IKAN

SEKSI DIKLAT &

PENYULUHAN

UPTD PPI POPOH,UPTD BBI

JEPUN,UPTD BBI BOLO

`

Gambar 6. Struktur Organisasi DKP Kabupaten Tulungagung

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Page 98: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

83

3. Gambaran Umum Kecamatan Gondang

a. Kondisi Geografis

Secara geografis Kecamatan Gondang merupakan salah satu kecamatan

yang ada di sebelah selatan Kabupaten Tulungagung. Luas Wilayah kecamatan

Gondang adalah 37,65km2, dengan batas-batasnya yaitu

a) Sebelah Utara : Kecamatan Kauman dan Pagerwojo

b) Sebelah Timur : Kecamatan Tulungagung dan Boyolangu

c) Sebelah Selatan : Kecamatan Pakel

d) Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek

Gambar 7. Peta Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Dari seluruh desa yang ada di Kecamatan Gondang yang mempunyai

wilayah terluas adalah Desa Tiudan dengan luas 4,13 Km2 dan yang mempunyai

wilayah tersempit adalah Desa Jarakan dengan luas 0,76 Km2. Sedangkan bila di

lihat dari jarak ke Ibukota Kecamatan desa Sidem mempunyai jarak yang paling

jauh yaitu 7,40 Km2 dan Ibukota Kecamatan berada di Desa Gondang.

Sedangkan menurut statusnya 10 desa di kecamatan ini berstatus desa semua.

Page 99: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

84

Namun bila dilihat dari penggunannya ada dua jenis lahan wilayah ini yaitu tanah

sawah dan tanah kering, untuk tanah sawah yaitu seluas 1.378,75 Ha dengan

system pengairan teknis,pengairan setengah teknis, pemgiran sederhana dan ada

juga yang tadah hujan.

Sedangkan untuk tanah kering seluas 2.386,46 Ha, yang sebagian besar

digunakan untuk pekarangan dan perumahan yaitu sebesar 1.023,71 Ha.

Kecamatan Gondang terbagi habis ke dalam 20 desa, 105 Rukun Warga (RW)

dan 388 Rukun Tetangga (RT). Desa yang mempunyai jumlah RT terbanyak

adalah desa Tiudan sebanyak 46 RT, sedangkan yang mempunyai jumlah RT

paling sedikit adalah desa Dukuh sebanyak 10 RT.

Tabel 5. Daftar Desa di Kecamatan Gondang Tahun 2014

Desa Luas Wilayah

(Km2)

Dusun RW RT

Kendal 1.65 2 4 14

Tawing 1.21 3 6 18

Gondosuli 1.71 2 4 14

Dukuh 1.10 2 5 10

Sepatan 0.84 2 2 13

Macambang 1.11 3 6 14

Kiping 0.83 2 4 15

Rejosari 1.23 2 4 22

Bendo 1.37 2 4 23

Ngrendeng 0.92 2 4 21

Gondang 1.03 2 7 21

Bendungan 1.28 2 6 14

Mojoarum 2.23 2 4 24

Sidomulyo 2.75 3 6 24

Notorejo 2.39 4 10 30

Sidem 7.97 1 3 17

Blendis 2.14 3 5 17

Tiudan 3.94 6 12 46

Wonokromo 1.20 3 5 13

Jarakan 0.76 2 4 18

Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2015, data diolah Peneliti

Page 100: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

85

b. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk kecamatan Gondang tahun 2015 menurut hasil sensus

penduduk tahun 2015 sebanyak 54.550 jiwa, yang terbagi atas laki-laki 26.741

jiwa dan perempuan 27.809 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata

1.440 jiwa/km2. Hal ini bisa dilihat adanya kesenjangan tingkat kepadatan

penduduk antar kecamatan. Berikut merupakan data jumlah penduduk di setiap

desa di Kecamatan Gondang yang dapat dilihat bahwa belum terlaksananya

pemerataan penduduk dengan selisih angka yang cukup signifikan.

Tabel 6. Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Rasio

Kendal 836 875 1711 96

Tawing 1126 1272 2398 89

Gondosuli 1187 1201 2388 99

Dukuh 1043 1059 2102 98

Sepatan 718 765 1483 94

Macambang 888 1014 1902 88

Kiping 1241 1343 2584 92

Rejosari 1049 1137 2186 92

Bendo 1685 1772 3457 95

Ngrendeng 1126 1209 2335 93

Gondang 1518 1507 3025 101

Bendungan 115 1278 2473 94

Mojoarum 1446 1508 2954 96

Sidomulyo 1544 1542 3086 100

Notorejo 1933 1975 3908 98

Sidem 1103 1059 2162 104

Blendis 817 913 1730 89

Tiudan 3908 4092 8000 96

Wonokromo 1123 1034 2157 109

Jarakan 1223 1229 2452 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2015

Piramida penduduk Kecamatan Gondang tahun 2015 menunjukkan

penduduk Kecamatan Gondang didominasi oleh penduduk muda/dewasa. Jumlah

penduduk usia 65 ke atas jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

Page 101: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

86

penduduk di kelompok usia lainnya. Akan tetapi jumlah penduduk satu tingkat

dibawah kelompok usia 65 tahun keatas, yaitu kelompok usia 60-64 tahun

jumlahnya paling sedikit, baik berjenis kelamin laki-laki atau berjenis kelamin

perempuan.

Ditinjau dari sumber penghasilan utama rumah tangga, ternyata di

Kecamatan Gondang yang terbesar adalah pertanian sebesar 40.12 persen dan

yang kedua adalah industri pengolahan yaitu sebesar 23,64 persen. Hal ini dapat

dikatakan bahwa kesejahteraan rumah tangga di Kecamatan Gondang cukup

bagus karena hampir 80 persen rumah tangganya masuk golongan rumah tangga

sejahtera, dan sebesar hanya 20 persen masuk kelompok pra sejahtera. Oleh

karena itu, perlunya mempertahankan tingkat kesejahteraan masyarakat di

Kecamatan Gondang dengan berbagai program yang telah dicanangkan

pemerintah, seperti pengembangan pada sektor perikanan yang dicanangkan

melalui penetapan kawasan minapolitan pada Kabupaten Tulungagung.

c. Kondisi Perikanan

Pembahasan penelitian ini lebih menekankan pada kondisi perikanan yang

terfokuskan pada perikanan budidaya di Kecamatan Gondang. Sejalan dengan

kebijakan pembangunan perikanan yang ditempuh Kementerian Kelautan dan

Perikanan, Kabupaten Tulungagung sebagai salah satu sentra produksi perikanan

budidaya di Jawa Timur juga menjalankan kebijakan pengembangan kawasan

minapolitan. Bahkan, Pada tahun 2015, melalui Keputusan Nomor: 180/ KEP-

DJPB/ 2014, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menetapkan 101

Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya pada Kawasan Minapolitan

Page 102: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

87

Terintegrasi, salah satunya adalah Kawasan Minapolitan Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung.

Pelaksanaan konsepsi minapolitan perikanan budidaya sebagai strategi

pembangunan Kabupaten Tulungagung secara garis besar dibagi menjadi 2 basis

pengembangan utama yaitu kawasan inti dan kawasan hinterland. Kawasan inti

minapolitan diKecamatan Gondang dengan komoditas utama ikan lele dan

kawasan hinterland atau penyangga yang terdiri dari 3 kecamatan potensi

perikanan yang memiliki keterkaitan erat dengan Kecamatan Gondang, yaitu

Kecamatan Boyolangu dengan komoditas utama ikan hias, Kecamatan Pakel

dengan komoditas utama ikan lele dan Kecamatan Campurdarat dengan

komoditas utama ikan gurami. Kecamatan Gondang dipilih sebagai kawasan inti

dalam pengembangan minapolitan Kabupaten Tulungagung karena wilayah ini

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Memiliki pusat budidaya ikan

2) Memiliki wilayah pengembangan di sekitar sentra budidaya ikan

3) Memiliki sentra produksi, pengolahan, dan pemasaran serta didukung

kegiatan usaha lainnya

4) Memiliki potensi sarana dan prasarana pendukung aktivitas ekonomi

5) Memiliki potensi sumber daya manusia dan kelembagaan

6) Memiliki komoditas unggulan

7) Letak geografi yang strategis untuk strategi pengembangan produk

Selanjutnya Luas lahan budidaya ikan di Kawasan Minapolitan Kecamatan

Gondang sampai saat ini mencapai 284.203m2 dari total keseluruhan lahan potensi

Page 103: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

88

seluas 542.178 m2. Lahan budidaya ikan tersebut dikelola oleh 470 rumah tangga

perikanan/RTP yang terdiri dari 403 RTP pembesaran ikan konsumsi, 57 RTP

perbenihan ikan, dan 10 RTP budidaya ikan hias. Adapun data mengenai luas

lahan yang digunakan dalam pengembangan perikanan melalui budidaya ikan,

yaitu adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Pembesaran Perikanan Darat menurut Desa dan Jenisnya Tahun

2013

Desa

Ikan Konsumsi Ikan Hias

Luas (m2) Jumlah

Peternak Luas (m2)

Jumlah

Peternak

Kendal 1512 14 - -

Tawing 20874 67 150 1

Gondosuli 102200 82 - -

Dukuh 672 13 - -

Sepatan 2133 18 - -

Macambang 7130 28 - -

Kiping 576 5 - -

Rejosari 3641 17 110 1

Bendo 1968 4 - -

Ngrendeng 2866 13 - -

Gondang 1026 5 - -

Bendungan 5565 35 - -

Mojoarum 3669 16 - -

Sidomulyo 3753 17 - -

Notorejo 2280 10 - -

Sidem 420 7 - -

Blendis - - - -

Tiudan 2558 23 - -

Wonokromo 2210 8 - -

Jarakan 1440 9 - -

Jumlah 166493 391 260 2

Sumber:Badan Pusat Statistik Tahun 2015

Adanya pemanfaatan lahan dan jumlah peternak seperti data laporan

diatas, dapat mempermudah koordinasi dalam rangka pengembangan usaha

perikanan. Dimana hubungan kelompok yang dapat saling bekerja sama antara

para peternak ikan atau bisa dikatakan sebagai pembudidaya ikan dengan yang

Page 104: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

89

lainnya. Selain itu sebagai kawasan minapolitan upaya yang dilakukan pemerintah

guna mengembangkan usaha pembudidaya ikan di Kecamatan Gondang dengan

membentuk suatu kelompok kerja (Pokja).

Pokja Minapolitan Kabupaten Tulungagung untuk pertama kalinya

dibentuk pada tanggal 27 Juli 2011 melalui Surat Keputusan Bupati Tulungagung

Nomor: 188.45/ 261/ 031/ 2011 tentang Tim Kelompok Kerja (Pokja)

Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Tulungagung Tahun

Anggaran 2011. Selanjutnya, keputusan yang sama dikeluarkan oleh Bupati

Tulungagung setiap tahun dengan masa berlaku keanggotaan selama satu tahun.

Selain itu untuk meningkatkan koordinasi dan pelaksanaan kegiatan, pokja

pengembangan kawasan minapolitan dibantu oleh Tim Sekretariat yang

ditetapkan setiap tahun oleh Kepala DKP Kabupaten Tulungagung.

Kemudian pada tahun 2015 struktur pokja ditetapkan dengan Keputusan

Bupati Tulungagung Nomor: 188.45/ 148/ 013/ 2015 tentang Pengembangan

Kawasan Agropolitan dan Minapolitan Kabupaten Tulungagung Tahun 2015 dan

Tim Sekretariat Pokja dengan Keputusan Kepala DKP Tulungagung Nomor: 523/

071.1/ 111/ 2015 tentang Tim Sekretariat Pokja Minapolitan Kabupaten

Tulungagung Tahun 2015. Berdasarkan dua surat keputusan tersebut, struktur

Pokja Pengembangan Kawasan Minapolitan Kecamatan Gondang Tahun 2015

adalah sebagai berikut:

Page 105: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

90

Table 8. Kelompok Kerja Minapolitan Kabupaten Tulungagung Tahun 2015

Pengarah Ketua Sekertaris Anggota Tim Sekertariat

Bupati

Tulungagu

ng

Sekretaris

Daerah

Kabupaten

Tulungagu

ng

Kepala Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

1. Kepala Dinas

Pertanian, Tanaman

Pangan dan

Hortikultura

2. Kepala Dinas

Kelautan dan

Perikanan

3. Kepala Badan

Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan

4. Kepala Dinas

Peternakan

5. Kepala Dinas

Kehutanan dan

Perkebunan

6. Kepala Dinas

Pekerjaan Umum,

Pengairan, dan Energi

Sumber Daya Mineral

7. Kepala Dinas

Pekerjaan Umum,

Bina Marga,

Perumahan, dan

Ciptakarya

8. Kepala Badan

Lingkungan Hidup

9. Kepala Badan

Pemberdayaan

Masyarakat dan

Pemerintahan Desa

10. Kepala Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

11. Kepala Dinas

Koperasi dan UMKM

12. Kepala Dinas

Pariwisata, Pemuda,

dan Olah Raga

13. Kepala Bagian

Sumberdaya Alam

Setda

14. Kepala Bagian

Perekonomian Setda

a. Penanggung

Jawab: Kepala

Dinas Kelautan

dan Perikanan

b. Ketua: Kepala

Bidang

Perikanan

Budidaya

c. Sekretaris:

Kepala Seksi

Perbenihan Ikan

d. Bidang

perencanaan:

Suliyadi, A.Md.

e. Bidang

Pemberdayaan/

Pelaksanaan:

Kepala Seksi

Budidaya.

f. Bidang

pelaporan:

Mohamad Aziz

Muslim, A.Md.

g. Bidang

monitoring dan

evaluasi: Arif

Sujoko, S.Pi.

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Page 106: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

91

Dilihat dari table diatas bahwa struktur pokja pengembangan kawasan

minapolitan tahun 2015 dimana yang berperan dalam pengembangan kawasan

minapolitan di Kecamatan Gondang bukan hanya Dinas Kelautan dan Perikanan,

tetapi juga ada peran dari SKPD yang berhubungan dengan pengembangan

kawasan minapolitan. Seluruh Dinas ataupun anggota yang tergabung dalam

pokja melakukan tugas atau peranannya sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Pokja ini didasari oleh potensi budidaya ikan dan pengolaan ikan. Adanya

organisasi yang terstruktur ini diharapkan mampu mengembangkan Desa

Gondosuli Kecamatan Gondang menjadi kawasan minapolitan yang berhasil dan

menjadi desa percontohan kawasan minapolitan budidaya ikan lele secara

nasional.

4. Gambaran Umum Desa Gondosuli

a. Sejarah Desa Gondosuli

Menurut sejarah awal nama Gondosuli itu sendiri sebenarnya terjadi secara

sederhana, berawal ketika seorang tokoh agama yang dihormati dan menjadi

panutan oleh masyarakat sekitar beliau bernama Syeh Sunan Kuning. Beliau pada

saat itu sedang melakukan perjalanan syiar Agama Islam yang secara kebetulan

melewati suatu daerah atau tempat yang beraroma sangat menyengat seperti bau

bangkai.Bau tersebut berasal dari bunga yang dikenal sebagai Bunga Bangkai

(Rafflesia Arnoldi). Maka sejak saat daerah tersebut dinamai dengan Gondosuli,

berasal dari kata "Gondo" berarti bau dan "Suli" berarti Asu keli (Anjing hanyut).

Namun versi yang lain juga menyebutkan bahwa nama Gondosuli berasal dari

sebuah bunga beraroma wangi yang diketemukan oleh Syeh Sunan kuning,

Page 107: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

92

"Gondo" berarti bau dan Suli (Wanita cantik, yang diidentikan dengan bunga yang

beraroma harum).

Sejarah pemerintahan Desa Gondosuli secara resmi tercatat sejak tahun

1860, yang pada waktu itu Zaman Penjajahan Belanda. Adapun Kepala Desa yang

pernah menjabat di Desa Gondosuli sejak dulu hingga sekarang (2012), tercatat

ada 10 Kepala Desa, yaitu :

1) Suromejo, menjabat Kepala Desa Tahun 1860 s/d 1885

2) Karsorejo, menjabat Kepala Desa Tahun 1886 s/d 1912

3) Sodimejo, menjabat Kepala Desa Tahun 1913 s/d 1934

4) Surontono, menjabat Kepala Desa Tahun 1935 s/d 1968

5) Bakri, menjabat Kepala Desa Tahun 1969 s/d 1977

6) Moh. Juli, menjabat Kepala Desa Tahun 1978 s/d 1982

7) Mamik Sudiman, menjabat Kepala Desa Tahun 1983 s/d 1998

8) Katno, menjabat Kepala Desa Tahun 1999 s/d 2007

9) H. Gatot Suminto, menjabat Kepala Desa Tahun 2008 s/d 2013

10) Sumiran, menjabat Kepala Desa Tahun 2013 s/d 2018

Perkembangan dan pembangunan Desa Gondosuli, dilihat dari segi

pembangunan yang ada di Desa Gondosuli dari tahun ke tahun mengalami banyak

peningkatan baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun keagamaan.

Pembangunan di Desa Gondosuli masa sekarang 2007 sampai sekarang 2012, ada

dua masa kepemimpinan Kepala Desa yang memimpin pada zaman ini, yaitu H.

Gatot Suminto dan Bapak Sumiran. Pada masa kepemimpinan Bapak H. Gatot

Suminto, beliau meneruskan pembangunan fisik pada waktu kepemimpinan

Page 108: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

93

sebelumnya, namun pembangunan fisik menjadi prioritas utama dengan tahapan

perkembangan yang lebih cepat, terfokus dan terencana dibanding pada masa

sebelumnya. Secara fisik pembangunan yang diperioritaskan seperti sarana

prasarana desa, pembangunan jalan aspal desa diteruskan, pembangunan PAUD

dan Taman Kanak Kanak Pembina (Negeri).

Kemudian pada kepemimpinan Bapak Sumiran, beliau melanjutkan

tampuk kepemimpinan H. Gatot Suminto. Dalam kepemimpinan sebelumnya

tatanan kepemerintahan desa dan masyarakat sudah tertata dengan baik. Sehingga

dengan semangat Kepala Desa muda semoga mampu memimpin Desa Gondosuli

ke depan menuju masyarakat mandiri dan sejahtera.

b. Profil Desa Gondosuli

Desa Gondosuli secara struktural merupkan bagian integral yang tidak

terpisahkan dari sistem perwilayahan Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung. Secara administratif Desa Gondosuli merupakan salah satu dari 20

desa yang berada di Kecamatan Gondang. Oleh karena itu, Desa Gondosuli

sendiri juga memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi Misi Desa Gondosuli :

“Menjadikan Desa Bendosari untuk terus maju kedepan, mensejahterakan

masyarakat, membentuk aparatur Desa yang berkualitas, untuk

mendukung otonomi daerah dalam mewujudkan masyarakat yang lebih

mandiri.”

c. Kondisi Geografis

Desa Gondosuli merupakan salah satu Desa yang terdapat di wilayah

Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Secara geografis Luas wilayah

Desa Gondosuli adalah 1.71 Km2. Berikut adalah peta Desa Gondosuli.

Page 109: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

94

Gambar 8. Peta Desa Gondosuli

Sumber: Desa Gondosuli Kecamatan Gondang 2016

Dari peta diatas menunjukkan batas-batas wilayah Desa Gondosuli. Batas-

batas wilayahnya yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedungsuko

Kecamatan Tulungagung, Sebelah Selatan dengan Desa Tawing Kecamatan

Gondang, Sebelah Timur dengan Desa Bono Kecamatan Boyolangu, dan Sebelah

Barat berbatasan dengan Desa Dukuh. Secara administrasi Desa Gondosuli dibagi

menjadi dua Dusun, empat Rukun Warga (RW) dan empat belas Rukun Tetangga

(RT).

d. K ondisi Demografis

Kondisi demografi di desa Gondosuli menunjukkan jumlah penduduk yang

hamper seimbang. Pada tahun 2015 jumlah penduduk terdiri dari 1.312 penduduk

laki-laki. Sedangkan jumlah penduduk perempuan 1.253 orang.

Page 110: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

95

Penduduk Desa gondosuli memiliki mata pencaharian yang beragam. Mulai

bertani sampai produksi kolam ikan lele dan gurame. Dimana output dari lele

tersebut lebih dari 10 ton per hari. selain itu juga terdapat bemacam macam olahan

tentang lele.

e. Budidaya Peikanan di Desa Gondosuli

Desa Gondosuli yang semula dikenal sebagai salah satu produsen tembakau

kini telah berubah menjadi desa perikanan, khususnya sentra budidaya lele.Awal

mula masyarakat Desa Gondosuli berbudidaya ikan sekitar tahun 1994

silam.Salah satu warga Desa Gondosuli yaitu Pak Parsam mencoba budidaya lele

dalam kolam kecil di belakang rumahnya.Tanpa diduga sebelumnya, usaha

sampingan tersebut ternyata dapat berkembang dengan pesat. Pada saat ini, sekitar

18 tahun setelah budidaya lele pertamanya, Parsam sudah mengelola 160 unit

kolam lele di lahan seluas 0,62 ha.

Kisah Pak Parsam tersebut merupakan salah satu contoh keberhasilan

pembudidaya lele di Desa Gondosuli. Perkembangan budidaya lele dengan kolam-

kolam lele yang tersebar di lahan seluas 11,03 ha yang diusahakan oleh 92 rumah

tangga perikanan budidaya. Dengan jumlah kolam yang relatif banyak dan

kemampuan manajerial produksi yang diselenggarakan oleh kelompok-kelompok

pembudidaya ikan, panen lele yang dihasilkantidak kurang dari 18 ton per hari.

Produksi lele dari Desa Gondosuli ini dipanen untuk memenuhi pasar

Tulungagung dan daerah-daerah lain di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Page 111: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

96

B. Penyajian Data

Pada tahap ini penulis akan memaparkan lalu mendeskripsikan hasil

penelitian yang diperoleh berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi untuk mendapatkan gambaran serta jawaban akhir dari permasalahan

yang diteliti. Hasil penelitian ini dibatasi oleh fokus penelitian yang telah

ditetapkan tentang kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatkan ekonomi lokal

Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Adapun fokus

permasalahan pada penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan

kawasan minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang,

Kabupaten Tulungagung yang dilihat dari :

Konsep kemitraan pada dasarnya mengacu pada konsep kerjasama. Pada

kemitraan perlu adanya upaya melibatkan berbagai sektor dari kelompok

masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama

dalam mencapai suatu tujuan bersama. Proses kemitraan yang dilakukan oleh

beberapa pihak tentunya memiliki perannya masing-masing agar dapat terjadi

kesinambungan untuk mencapai suatu tujuan.

a. Stakholder yang terlibat dalam kemitraan pengembangan kawasan

minapolitan.

Tentunya dalam pencapaian tujuan bersama dibutuhkan suatu kemitraan

atau kerjasama yang saling berkesinambungan agar mencapai suatu target yang

telah ditentukan sebelumnya. Seperti kemitraan yang dilakukan oleh sektor

Page 112: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

97

pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan di

Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Ketiga pihak

tersebut memiliki bagian-bagian atau tugas masing-masing agar tercipta suatu

kondisi yang selaras. Berikut peran masing-masing sektor dalam pengembangan

kawasan minapolitan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

1) Pemerintah

Pada kemitraan penegembangan budidaya ikan lele di Kabupaten

Tulungagung agar menjadi kawasan minapolitan sebagai upaya PEL, peran

pemerintah daerah sangat dibutuhkan agar dalam pencapaiannya sampai pada titik

optimal. Salah satu peran pemerintah daerah ialah membuat payung hukum agar

dalam pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum serta rencana

pengembangannya terstruktur. Salah satunya ialah setelah ditetapkan oleh Menteri

Kelautan dan Perikanan sebagai Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya

melalui Keputusan Nomor: 35/ KEPMEN-KP/ 2013 tentang Penetapan Kawasan

Minapolitan, Pemerintah Kabupaten Tulungagung dan Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya menerbitkan beberapa produk hukum dalam pengembangan

Kawasan Minapolitan Kecamatan Gondang sebagai berikut:

1. Keputusan Kepala Bappeda Kabupaten Tulungagung Nomor: 188/

997/ 201/ 2013 tentang Tim Teknis Kabupaten dan tim Pokja

Kecamatan pada Kegiatan Pemberdayaan pokja dan Masyarakat di

Kawasan Minapolitan Tahun Anggaran 2013

Page 113: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

98

2. Keputusan Bupati Tulungagung Nomor: 188.45/ 664/ 013/ 2013

tentang Penetapan Lokasi Penyangga (Hinterland) Pengembangan

Kawasan Minapolitan di Kabupaten Tulungagung

3. Keputusan Bupati Tulungagung Nomor: 188.45/ 148/ 013/ 2015

tentang Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Kabupaten Tulungagung Tahun 2015

4. Keputusan Kepala Bappeda Kabupaten Tulungagung Nomor: 188/

202/ 201/ 2015 tentang Tim Pembina Kabupaten dan Tim Pembina

Kecamatan Kegiatan Pendamping dan Penunjang Pengembangan

Kawasan Agropolitan dan kawasan Minapolitan Tahun Anggaran

2015

5. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 01/ KEP-

DJPB/ 2014 tentang Penetapan 103 Lokasi Sentra Produksi Perikanan

Budidaya sebagai Kawasan Minapolitan Percontohan Tahun 2014

6. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 08/ KEP-

DJPB/ 2014 tentang Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana

Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 115 Lokasi Sentra

Produksi Perikanan Budidaya pada Kawasan Minapolitan/

Industrialisasi Percontohan Tahun 2014

7. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 180/ KEP-

DJPB/ 2014 tentang Penetapan 101 Lokasi Sentra Produksi Perikanan

Budidaya pada Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2015

Page 114: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

99

8. Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 208/ KEP-

DJPB/ 2014 tentang Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana

Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 101 Lokasi Sentra

Produksi Perikanan Budidaya pada Kawasan Minapolitan Terintegrasi

Tahun 2015.

Berdasarkan beberapa produk hukum yang telah tertera diatas, serta data

yang telah dipaparkan sebelumya di gambaran umum bahwa melalui Surat

Keputusan Bupati Tulungagung Nomor: 188.45/ 261/ 031/ 2011 tentang Tim

Kelompok Kerja (Pokja) Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten

Tulungagung Tahun Anggaran 2011, maka Pokja Pengembangan Kawasan

Minapolitan telah menyelenggarakan rapat koordinasi selama dua tahun terakhir

dengan agenda sebagaimana tabel berikut:

Table 9. Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan

Minapolitan

Waktu Pelaksanaan

Rakor

Agenda Rakor Narasumber

8 Januari 2014 Dukungan Pemerintah

Kabupaten Tulungagung dan

Provinsi Jawa Timur dalam

Pengembangan Kawasan

Minapolitan Kecamatan

Gondang

a. Kepala DKP Kab. Tulungagung

b. DPK Prov. Jawa Timur

c. Bappeda Kab. Tulungagung

Bappeda Prov. Jawa Timur

10 Juni 2014 Dukungan lintas sektor dalam

Pengembangan Kawasan

Minapolitan Kecamatan

Gondang (Rakor Terpadu

dengan Pokja Tingkat Pusat)

a. Dr. Ir. Iin Siti Djunaidah, M.Sc.

(Staf Ahli MenKP Bidang

Kemasyarakatan dan Hubungan

Antar Lembaga)

b. Ir. Dwika Herdikiawan, M.M.

(Direktur Prasarana dan Sarana

Budidaya DJPB)

Drs. Suprapto, M.M. (Kepala DKP

Kab. Tulungagung)

4 September 2014 Evaluasi Kinerja Kawasan

Minapolitan Kecamatan

Gondang

a. Dra. Dyah Wahyuningsih (Kepala

Bidang Perikanan Budidaya DKP

Kab. Tulungagung)

b. Ir. Sutrisno (Kepala Bidang

Perencanaan Ekonomi Bappeda

Kab. Tulungagung)

c. Ir. Mukti Sumarsono, Kepala Seksi

Statistik Sosial BPS Tulungagung

Page 115: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

100

25 September 2014 Strategi Perencanaan Kawasan

Minapolitan Kecamatan

Gondang

Mujio Sukir, S.Pi., M.Si. (Peneliti

Institut Pertanian Bogor)

11 Agustus 2015 Perencanaan Pembangunan di

Kawasan Minapolitan Tahun

2016

a. Drs. Suprapto, M.M. (Kepala DKP

Kab. Tulungagung)

b. Ir. Helmi Yudiarsafran Zuna,

M.Si. (Kepala Subdirektorat

Minapolitan DJPB)

c. Dra. Dyah Wahyuningsih (Kepala

Bidang Perikanan Budidaya DKP

Tulungagung

Sukarji, S.T. (Kepala Bidang Bina

Marga Dinas PUBMPCK Kab.

Tulungagung)

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam rapat koordinasi

Pokja dalam pengembangan kawasan minapolitan didukung oleh berbagai SKPD

yang ada di Kabupaten Tulung agung. Berbagai bentuk dukungan dan kegiatan

yang telah dilakukan SKPD anggota Pokja dalam pembangunan kawasan

minapolitan, baik kawasan inti maupun hinterland, dalam kurun 2012-2015

adalah sebagai berikut (daftar lebih rinci dapat dilihat dalam lampiran):

a. Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, Perumahan, dan Cipta Karya

(PUBMPCK)

Ketersediaan infrastruktur merupakan faktor penting dalam

pengembangan Kawasan Minapolitan. Karena itu, Dinas PUBMPCK

mengalokasikan berbagai kegiatan pendukung minapolitan di

Kecamatan Gondang dan Campurdarat dalam bentuk:

1) Pembangunan jalan

2) Pembangunan tembok penahan badan jalan

3) Rehabilitasi jalan

4) Pembangunan jembatan

5) Rehabilitasi jembatan

Page 116: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

101

6) Pemeliharaan jalan secara berkala

7) Pembangunan gorong-gorong

Gambar 9. Pembangunan Infrastruktur Desa Gondosuli Kecamatan

Gondang

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

b. Dinas Pekerjaan Umum, Pengairan, dan Energi Sumber Daya Mineral

(PUPESDM). Sesuai dengan tugas fungsi instansinya, Dinas

PUPESDM mendukung pengembangan kawasan minapolitan dengan

melaksanakan beberapa kegiatan di Kecamatan Gondang, Boyolangu,

dan Campurdarat dalam bentuk:

1) Perkuatan/ peningkatan tangkis saluran pembuangan

2) Pembangunan DAM

3) Peningkatan saluran pembuangan

4) Pembangunan/ peningkatan irigasi pertanian

5) Normalisasi saluran pembuangan

6) Pembuatan pintu pengatur banjir

7) Pembangunan pintu air

8) Pembangunan bok

Page 117: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

102

Gambar 10. Peningkatan saluran irigasi di Desa Gondosuli Kecamatan

Gondang

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

c. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)

Sebagai satuan kerja yang menjadi leading sector dalam

pengembangan kawasan minapolitan. DKP melaksanakan berbagai

kegiatan di kawasan minapolitan, yaitu:

1) Pembangunan gedung pertemuan kelompok

2) Bantuan alat uji kualitas air

3) Bantuan alat pencetak pakan

4) Pembangunan sarana dan prasarana (DAK)

5) Peningkatan intensitas budidaya ikan

6) Sertifikasi CPIB

7) Pelaksanaan PUMP PB dan P2HP

8) Pembuatan Detail Design Engineering

9) Pengendalian hama dan penyakit ikan

10) Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan (Sehatkan)

Page 118: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

103

Gambar 11. Kegiatan Sosialisasi Sehatkan dan Peningkatan Intensitas

Budidaya Ikan di Desa Gondosuli

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung2015

d. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP)

BKPP memberikan dukungan terhadap kebijakan pengembangan

Kawasan Minapolitan di Kecamatan Gondang dengan

menyelenggarakan kegiatan:

1) Pemanfaatan pekarangan sebagai cadangan pangan keluarga

2) Lumbung pangan

3) Kawasan rumah pangan lestari

4) Karang kitri

e. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)

Dukungan dari BPMPD terhadap kebijakan pengembangan Kawasan

Minapolitan adalah dengan melaksanakan kegiatan:

1) Pengembangan sumber daya lokal berbasis kawasan

2) Program PKPKM

f. Badan Lingkungan Hidup (BLH)

BLH memberikan dukungan dengan mengalokasikan kegiatan

pembuatan IPAL, pembuatan tempat pengolahan sampah terpadu,

Page 119: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

104

kegiatan pemantauan konservasi dan pengendalian lingkungan hidup,

pembuatan fasilitas biogas, dan pembuatan sumur resapan. Semua

kegiatan tersebut dilaksanakan di wilayah Kecamatan Gondang.

Gambar 12. Pembangunan Sumur Resapan di Wilayah Kecamatan Gondang

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

g. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH)

Dinas PTPH melakukan beberapa kegiatan di Kecamatan Gondang

untuk mendukung pengembangan kawasan minapolitan. Jenis-jenis

kegiatan yang dilaksanakan, antara lain:

1) Pembangunan jaringan irigasi tingkat usaha tani

2) Pembangunan jaringan irigasi air permukaan

3) Pembangunan jaringan irigasi air tanah

4) Pembuatan sumber air tanah dalam

5) Pembangunan jalan usaha tani

6) Pemberian bantuan pompa air

7) Pemberian bantuan alat dan mesin pertanian

8) Anti Poverty Program

9) Pembangunan sumur dalam

Page 120: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

105

Gambar 13. Sumur dalam yang dibangun Dinas PTPH di Desa Gondosuli

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

h. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Disperindag di Kecamatan Gondang

untuk mendukung pengembangan kawasan minapolitan antara lain:

1) Penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan industri hasil

tembakau

2) Peningkatan ketrampilan industri

3) Pengembangan produk aneka olahan pangan berbahan baku

lokal

4) Pembinaan pengembangan kualitas industri

i. Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bagian SDA dalam rangka

mendukung kebijakan pengembangan kawasan minapolitan adalah

optimalisasi kebijakan pengembangan kawasan minapolitan dan

pelaksanaan studi banding.

Page 121: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

106

Gambar 14. Dukungan perumusan kebijakan pembangunan diberikan oleh

Bagian SDA melalui berbagai rapat kerja dan sosialisasi

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

j. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Pengembangan perekonomian kawasan akan mampu memberdayakan

perekonomian masyarakat apabila ditopang dengan keberadaan

koperasi. Karena itu, Dinas Koperasi UMKM memfasilitasi pendirian

koperasi di kawasan minapolitan dan melanjutkannya dengan

memberikan pembinaan. Di Desa Gondosuli yang menjadi sentra

produksi dalam kawasan minapolitan telah berdiri KSU Sumber

Makmur Sejahtera pada tahun 2007 dengan nomor badan hukum

188.2/ BH/ XVI.29/ 304/ XII/ 2007. Koperasi ini diketuai oleh

Muyono dan beranggotakan 43 orang.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa dalam pengembangan

budidaya ikan lele di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung agar menjadi kawasan minapolitan yang berkembang, pihak

pemerintah daerah mengerahkan bantuannya sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi masing-masing SKPD. Adanya data yang telah disebutkan diatas

Page 122: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

107

dibenarkan oleh Bapak Sumiran selaku Kepala Desa Gondosuli, mengenai

bantuan pemerintah daerah beliau mengatakan.

“Banyak perkembangan program program dari itu pertamanya dari

pusat kita pengembangannya terkait dengan kawasan ada

pengembangan masalah inrastruktur, sarana prasarana mulai dari

pembuangan lewat jalur ini pengolahan limbahnya ini kayak gini, ada

perhatian atau bantuan dari pusat untuk daerah” (Wawancara pada

tanggal 28 November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor Desa

Gondosuli)

Selain pernyataan Bapak Sumiran, pernyataan mengenai bantuan

pemerintah daerah juga dibenarkan oleh Bapak Parsam selaku pembisnis dari

budidaya ikan lele, beliau menambahkan.

“Kalau dinas bantu kadang-kadang ada sosialisasi, terus semisalnya

ada kemasukan penyakit atau apa, itu dari dinas perikanan, ada

pelatihan di seketarian, kemaren ada pertemuan itu membahas mau

ada dapat bantuan mesin pembuat pakan mungkin akhir desember di

serahkannya” (Wawancara pada tanggal 25 November 2016 Pukul

15:21 WIB di kediaman Bapak Parsam )

Adanya pernyataan yang demikian dapat disimpulkan bahwa dalam

pengembangan kawasan minapolitan khususnya di bidang budidaya ikan lele di

Desa Gondosuli, pemerintah daerah mengerahkan seluruh elemen SKPD-nya

untuk membantu pengembangan budidaya. Salah satunya ialah dengan adanya

sosialisasi, perbaikan sarana dan prasarana, pengolahan limbah dan lain

sebagainya. Pada pengembangan kawasan minapolitan ini, tentunya tidak hanya

memikirkan keberhasilan di satu aspek saja, namun juga melihat dari berbagai

aspek yang juga dapat diperhitungkan dari bidang lain, dalam hal ini Bapak Eko

selaku Staff Bidang Ekonomi Bappeda mengatakan.

“Kalau kita sudah menyebut suatu kawasan tertentu, minapolitan

contohnya. Berarti kawasan itu tidak hanya mengambil suatu bagian,

tapi kalau sudah mengarah pada kawasan itu sudah tidak asa sekat-

Page 123: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

108

sekat administratif. Bisa jadi desa yang ada sentralnya tapi hitterland-

nya di daerah lain. Dan mencakup kawasan yang relatif luas ini tentu

banyak fungsi dalam satu kawasan yang berkembang dalam tata ruang

itu bagaimana nanti harus dikaji. Sekarang terkait tata ruang ada

Bappeda sendiri, dan ada PU yang harus tahu persis tentang

pemanfaatan tata ruang. Ada infrastruktur kawasan ada jalan dan

drainase. Jika di suatu kawasan tertentu ada budidayanya, maka

secara otomatis lingkungan juga terpengaruh terhadap limbah. Untuk

itu BLH harus tahu tentang ini, serta DKP harus punya kapasitas di

dalamnya, dan menggunakan sistem seperti apa untuk menanganinya”

(Wawancara pada tanggal 25 November 2016 WIB Pukul 09:30 WIB

di kantor Bappeda)

Adanya penjelasan dari Bapak Eko diatas, dapat disimpulkan bahwa

adanya pengembangan budidaya lele untuk membentuk kawasan minapolitan di

Desa Gondosuli Kecamatan Gondang tidak hanya bertumpu pada budidayanya

saja, namun juga melihat dari aspek lain yang juga diperhitungkan agar tidak

terjadi kesenjangan. Karena itulah perlu adanya kerjasama dan pembagian tugas

antar SKPD berdasarkan tugas dan fungsinya masing-masing. Pengembangan

budidaya ikan lele ini tentunya memiliki SKPD yang menjadi leading sector-nya,

dalam hal ini DKP melalui Ibu Diah selaku Ketua Bidang Perikanan Budidaya

memberikan klarifikasi mengenai bantuan yang diberikan dinasnya dalam

pengembangan budidaya ikan lele ialah sebagai berikut.

“Bantuan yang diberikan oleh kami ada banyak. Pertama,

perlengkapan saran dan prasarana baik infrastruktur maupun sarana

yang berkaitan langsung dengan kegiatan budidaya seperti perbaikan

jalan, saluran, saluran air limbah. Khusus untuk budidaya kami

memberikan teknologi contohnya mengenalkan teknologi baru

dengan sistem bioflok. Bioflok itu sistemnya dengan menggunakan

kolam bundar bukan kolam pakai tanah. Dengan harapan dengan

teknologi bioflok itu dapat menghemat lahan, menghemat air,

menghemat pakan, dan ramah lingkungan. Di gondosuli itu ada 2

kelompok, sedangkan di hinter lainnya ada 2 kelompok juga. Tapi

sepertinya sudah ada beberapa yang menerapkan bioflok, dengan

Page 124: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

109

melihat teknologi yang kita kenalkan ada yang menerapkan sendiri”

(Wawancara pad tanggal 27 November 2016 Pukul 13:50 WIB

bertempat di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Tulungagung)

Berdasarkan penuturan Ibu Diah diatas dapat disimpulkan bahwa DKP

telah memberikan bantuan berupa perbaikan sarana dan prasarana, serta teknologi

baru berbentuk sistem bioflok. Pihaknya mengklaim bahwa bantuan bioflok

tersebut diharapkan merupakan bantuan yang dapat membantu masyarakat agar

lebih maju dalam budidaya ikan lele. Pada kenyataanya bantuan yang diberikan

tidak serta merta cocok dengan yang terjadi di lapangan. Hal ini dikarenakan

setiap daerah memiliki sumber daya yang berbeda-beda. Mengenai bantuan

pemerintah dan sistem bioflok tersebut, Bapak Supangat selaku pebisnis dari

budidaya ikan lele mengatakan.

“Benar ada bantuan berupa sarana dan prasarana dalam bentuk

pembuangan limbah sejauh 2 Km yang dibuat untuk kelompok desa,

ada juga bioflox. Setiap kelompok dapat 1 bioflox, untuk daerah sini

masih dalam bentuk uji coba dan hasilnya memang belum begitu

berhasil. Sistem bioflox terlalu ribet, tegang, kalau tingkat perjalanan

pengembangan ya sebagai pendamping untuk sisa ikan yang masih

ada. Adanya bioflox sih untung tidak untung, kalau tidak untung buat

apa, kan salah besar” (Wawancara pada tanggal 28 November 2016

Pukul 14:00 WIB bertempat di kediaman Bapak Supangat)

Berdasarkan pernyataan Bapak Supangat dapat disimpulkan bahwa adanya

bantuan pemerintah berupa sistem bioflok tidak terlalu berhasil, dan juga tidak

terlalu menguntungkan untuk masyarakat pembudidaya lele. Pasalnya dengan

adanya sistem bioflok ini, masyarakat beranggapan bahwa sistem tersebut terlalu

ribet, dan tegang. Untuk itulah perlu adanya pendampingan dari pihak pemerintah

khususnya DKP untuk mengedukasi masyarakat agar dapat menggunakan sistem

Page 125: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

110

bioflok yang baik dan benar, sehingga dapat membantu masyarakat dalam

mendongkrak hasil budidayanya.

Pernyataan Bapak Supangat yang mengatakan bahwa sistem bioflok tidak

terlalu berhasil dalam pengembangan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli,

pernyataan yang diberikan oleh Bapak Hery selaku kelompok pembudidaya Mina

Baru lebih menekankan pada ketidakberhasilan sistem bioflok dalam

pengembangan budidaya-nya. Mengenai sistem bioflok ini beliau mengatakan.

“Dinas kelautan dan perikanan bantuannnya ada sumur, paralon

pembuangan air limbah kolam, dan sistem bioflok yang tidak digunakan

karena tidak ada hasil yang diperoleh dari pada budidaya tradisional, jadi

masih menggunakan cara budidaya tradisional” (Wawancara pada tanggal

8 Agustus 2016 WIB Pukul 10:00 WIB bertempat di kediaman Bapak

Hery)

Selain itu mengenai sistem bioflok, Bapak Parsam selaku Ketua Kelompk

Budidaya Mekarsari juga menambahkan.

“Sistem bioflok Itu sebetulnya termasuk kata-kata orang pintar dan

termasuk teknologi modern. Cuma kenyataanya orang-orang itu saya

bilang tolong tunjukkan orang yang bisa menggunakan sistem bioflok

dalam kehidupanya sehari hari paling ndak bisa membelikan sepatu

anaknya baju anaknya hasil dari bioflok. Sementara itu sampai sekarang

belum ada yang menjawab, berarti keberhasilnnya kurang. Tapi kalau semi

seperti ini, banyak, yang bikin rumah ada, termasuk saya sendiri, yang

punya mobil ada, sampek segitu besarnya malahan, bukan belikan sepatu

atau pakaian lho” (Wawancara pada tanggal 25 November 2016 WIB

Pukul 15:21 WIB bertempat di kediaman Bapak Parsam)

Keterangan yang diberikan oleh Bapak Hery dan Bapak Parsam mengenai

bantuan pemerintah yang berupa sisten bioflok dapat disimpulkan bahwa tidak

semua bantuan yang diberikan tepat guna. Hal ini ditunjukkan dengan masyarakat

yang masih beranggapan bahwa sistem tradisional lebih mendatangkan hasil dan

keuntungan yang lebih besar dari pada sistem bioflok. Perbedaan sumber daya,

Page 126: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

111

lingkungan, serta dukungan pemerintah dapat mempengaruhi keberhasilan suatu

produk bantuan yang diberikan oleh pemerintah.

2) Bisnis

Pada pengembangan kawasan minapolitan khususnya bidang budidaya

ikan lele di Desa Gondosuli, tentunya ada pihak atau stakeholder yang ikut

membantu dalam pencapaian kesuksesannya. Salah satunya ialah pihak swasta

yang membantu penyediaan pakan yang datang dari pabrik. Mengenai hal tersebut

Bapak Hery selaku Kelompok Pembudidaya Mina Baru memberikan keterangan

sebagai berikut.

“Untuk penyediaan pakan budidaya ikan lele kami bermitra dengan pabrik.

Pabrik ini berfungsi untuk penyedia pakan ikan. Pihak itu adalah CV.

Menara dan PT. Wonokoyo. Mereka mensuplai pakan ikan kami setiap

bulan berapa ton gitu mbak. Jadi kita nggak bingung lagi masalah pakan.

Sistem pakannya ya jual beli” (Wawancara pada tanggal 8 Agustus 2016

Pukul 10:00 WIB berempat di kediaman Bapak Hery)

Selain itu mengenai suplai pakan budidaya ikan lele juga dibenarkan oleh

Bapak Supangat, beliau mengatakan.

“Kalau kerjasama dengan swasta, kami kerjasamanya dibidang pakan yaitu

dengan pabrik Wonokoyo dari Surabaya dan pabrik Menara dari

Tulungagung sendiri. Jumlah pakannya tidak menentu, tahun 2016 itu sulit

untuk di deteksi. Program sulit karena pasar lagi lesu, akhirnya untuk

panen produknya kita rapatkan. Karena ga mungkin dengan situasi seperti

ini panen tetap besar tapi pasar tidak merespon, pasar tidak mampu

menampung barang banyak dan akhirnya ada pengurangan barang. Untuk

tahun ini memang lagi lesu pasarannya, tidak seperti tahun sebelumnya.

Tahun 2014 itu hancur mbak, tahun 2015 lumayan bagus, tahun 2016

melemah, ini dikarenakan pasar yang tidak bisa merespon barang yang

ada. Selain itu faktor ikan lele ini sudah tersebar secara merata, tidak

hanya disini saja yang memproduksi ikan lele. Sekarang di setiap daerah

ada, kalau dulu masih jarang bahkan tidak ada” (Wawancara pada tanggal

28 November 2016 Pukul 14:00 WIB berempat di kediaman Bapak

Supangat)

Page 127: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

112

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Bapak Hery dan Bapak

Supangat mengenai stakeholder yang terlibat dalam kemitraan pengembangan

kawasan minapolitan ialah CV. Menara dan PT. Wonojoyo. Kedua perusahaan

tersebut bergerak dibidang penyedia pakan budidaya ikan lele. Mereka bertindak

mensuplai pakan lele dengan sistem jual beli serta pengirimannya beberapa ton

perbulannya tergantung permintaan pembudidaya. Selain itu juga keterangan yang

diberikan Bapak Supangat menjelaskan bahwa jumlah pakan yang tidak menentu,

mengenai hal tersebut Bapak Supangat menambahkan.

“Dalam kerjasama dengan pihak swasta itu tidak ada peraturannya,

soalnya sistem yang dipakai itu jual beli. Kalau barangnya sampai

ditangan saya, dan berapa ton perbulan dikirimnya, ya sudah mbak gitu

aja” (Wawancara pada tanggal 28 November 2016 Pukul 14:00 WIB

bertempat di kediaman Bapak Supangat)

Adanya keterangan yang demikian dapat disimpulkan bahwa tidak adanya

peraturan antara masyarakat dan pihak penyedia pakan akan mengakibatkan

kerugian pada pembudidaya ikan lele. Hal ini dikarenakan pasokan pakan serta

hasil produksi ikan lele juga melimpah, sedangkan pasar tidak dapat menampung

hasil produksi ikan lele tersebut. Selain itu faktor berkembang pesatnya budidaya

ikan lele yang kian meluas juga menjadi salah satu faktor penyebab meruginya

budidaya ikan lele di Desa Gondosuli.

Agar tetap dapat bersaing di pasaran, tentunya pembudidaya khususnya di

Desa Gondosuli memerlukan pendaanaan. Pemerintah dalam hal ini memberikan

bantuannya berupa peminjaman modal dari perbankan. Pemberian pinjaman

modal ini bertujuan agar pembudidaya dapat mengembangkan usahanya agar

Page 128: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

113

dapat berkembang. Mengenai pinjaman modal Bapak Sumiran selaku Kepala

Desa Gondosuli mengatakan.

“Berkenaan dengan permodalan usaha kami berasal dari modal sendiri

mbak. Tapi bantuan-bantuan juga ada dari perbankan yang ditunjuk sama

pemerintah. Perbankan biasanya kita ambil kreditnya dengan bank JATIM

dan bank BRI” (Wawancara pada tanggal 28 November 2016 Pukul 10:00

WIB berempat di kantor Desa Gondosuli)

Pernyataan Bapak Sumiran diperkuat oleh pemaparan Bapak Hery selaku

kelompok pembudidaya Mina Baru menambahkan.

“Dukungan produksi budidaya dari dana sendiri pastinya mbak, ada juga

dari bank, dan bantuan pemerintah. Bantuan pemerintah ini ya pelatihan”

(Wawancara pada tanggal 8 agustus 2016 Pukul 10:00 WIB berempat di

kediaman Bapak Hery)

Kemudian pernyataan keduanya dibenarkan kembali oleh Ibu Mukiyah

selaku Pengolah Ikan Asap Berkah Lumintu memaparkan.

“Bantuan dari pemerintah sangat beragam agar usaha kami berkembang.

Salah satunya dari pemerintah itu dari kantor DKP kerjasama dengan

Bumi Putera atau bekerjasama dengan instansi lain” (Wawancara pada

tanggal 26 November 2016 Pukul 10:50 WIB berempat di kediaman Ibu

Mukiyah)

Berdasarkan data dan fakta yang didapatkan dilapangan dapat disimpulkan

bahwa pembudidaya berupaya untuk mengembangkan usahanya dengan

menggunakan modal sendiri. Akan tetapi pemerintah tidak tinggal diam,

pemerintah memberikan bantuannya berupa pinjaman modal yang berasal dari

bank yang ditunjuk oleh pemerintah yaitu Bank BRI dan Bank Jatim. Sehingga

dengan adanya fakta yang demikian, kerjasama yang dilakukan saling

memberikan timbal balik antara pemerintah, bisnis dan komunitas sehingga dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada. Berkenaan dengan permasalahan yang

telah disebutkan diatas, salah satu cara yang dapat ditempuh ialah adanya

Page 129: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

114

peraturan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) diantara ketiga

stakeholder yang sedang bermitra agar mendapatkan solusi terbaik untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada.

3) Komunitas

Merujuk pada Keputusan Bupati Tulungagung Nomor: 188.45/ 148/ 013/

2015 tentang Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan Kabupaten

Tulungagung Tahun 2015 dan Tim Sekretariat Pokja dengan Keputusan Kepala

DKP Tulungagung Nomor: 523/ 071.1/ 111/ 2015 tentang Tim Sekretariat Pokja

Minapolitan Kabupaten Tulungagung Tahun 2015 yang telah disebutkan

sebelumnya, maka dari sisi komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan

di Desa Gondosuli para masyarakat terbagi atas beberapa kelompok. Berikut data

potensi budidaya ikan dan kelompok pengolahan ikan di Desa Gondosuli.

Table 10. Potensi Budidaya Ikan dan Pengolahan Ikan Kecamatan Gondang

2014

Potensi Keterangan

I. Luas Area Budidaya 16,0018 Ha 16,0018 Ha

II. Jumlah Kolam 2.626 Unit

III. Jumlah Pembudidaya 391 orang

IV. Jenis Ikan yang dibudidayaka Gurami, Lele, Nila, Hias dan

Patin

V. Jumlah Kelompok

a. Kelompok Pembudidaya 13 kelompok

b. Kelompok Pengolah 2 kelompok

c. Kelompok masyarakat 1 kelompok

VI. Jumlah Pengolah

a. Panggang 40 orang

b. Abon 1 orang

VII. Produksi

a. Ikan Hias 11.010 Ekor/tahun

b. Budidaya 1.145 ton

c. Olahan

Panggang 180 Ton/tahun

Abon 1,3 Ton/tahun

Sumber: Badan Pusat Statistik 2015

Page 130: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

115

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwasanya di Kabupaten

Gondang usaha dibidang perikanan banyak diminati. Hal ini dilihat dari jumlah

pembudidaya ikan maupun jumlah pengolah ikan juga produksi yang dihasilkan.

Kecamatan Gondang sebagai kawasan Minapolitan yang berbasiskan pada

komoditas unggulan lele, dengan penghasil lele yang paling baik dan paling

besar, antara lain terletak di Desa Gondosuli yang merupakan sentra pembudidaya

ikan lele. Selain itu terdapat pembagian beberapa kelompok agar dalam

pelaksanaan budidaya ikan lele dapat sama rata.

Keberhasilan ekonomi Desa Gondosuli dengan budidaya lelenya tidak

hanya ditunjukkan oleh kemampuan produksi budidaya. Sistem kerjasama

budidaya yang dikembangkan dengan cara bagi hasil telah membantu banyak

masyarakat bagi yang memiliki lahan namun tidak memiliki modal uang.

Demikian juga kegiatan pengolahan hasil perikanan, saat ini sekitar 20 unit

pengolahan ikan mulai berkembang di Desa Gondosuli, para pekerja pengolahan

yang sebagian besar adalah kaum wanita memproduksi berbagai olahan ikan

berbahan baku lele, baik yang sederhana seperti ikan asap dan rambak kulit ikan

maupun produk inovatif seperti fish stick dan abon ikan.

Budidaya ikan di Desa Gondosuli sebagai pusat pembudidayaan ikan lele di

kawasan minapolitan di Kecamatan Gondang. Hal ini bisa dilihat melalui

banyaknya pokdakaan di Desa Gondosuli. Data pokdakaan di Kecamatan

Gondang, yaitu sebagai berikut:

Page 131: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

116

Tabel 11. Data Keragaan Pokdakan di Kawasan Minapolitan Kecamatan

Gondang

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Tabel diatas menyebutkan bahwa pokdakan di Kecamatan Gondang

terdapat sepuluh kemompok dibentuk dalam rangka memanfaatkan sumberdaya,

mengembangkan usaha, meningkatkan kesejahteraan dan memberikan pengertian

untuk sadar berkelompok. Pengembangan kelompok pelaku usaha diarahkan pada

peningkatan kemampuan setiap kelompok pelaku usaha dalam melaksanakan

fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan

usahanya, penguatan kelompok pelaku utama menjadi organisasi yang kuat dan

mandiri.

Pada kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah, bisnis, dan komunitas

dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung yang menjadi sorotan utamanya ialah pihak

komunitas pengembang budidaya ikan lele. Pasalnya program pengembangan

bubidaya ikan lele tidak akan berhasil jika tidak ada potensi dan niat yang dimiliki

oleh masyarakat. Tentunya dalam hal ini masyarakat memiliki tekad yang bulat

Nama Ketua Jumlah Anggota

(orang)

Lestari H. Gatot S. 13

Mina Jaya Sumarjo 33

Mekar sari Parsam 22

Mina Baru Juprianto 20

Mina Lestari Katimin 17

Sumber Makmur Supangat 24

Mina Ngampel Sigit S. 14

Ageng Rahayu Sugeng ST 9

Joyodiningrat Group Slamet R 10

Maju Mulyo Maryoto 10

Banyu Urip Moh Andar 12

Page 132: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

117

untuk menjadikan Desa Gondosuli sebagai kawasan minapolitan yang berhasil

serta meningkatkan ekonomi lokal masyarakat setempat. Seperti yang

diungkapkan oleh Bapak Maryoto selaku ketua kelompok Maju Mulyo

mengatakan.

“Kami berangkat dari keinginan sendiri, ingin berkontribusi di budidaya

ini, sehingga menjadi besar seperti ini mbak. Dan lama kemudian ada

program kawasan minapolitan itu tapi kita tetap gini-gini aja mbak”

(Wawancara pada tanggal 26 November 2016 Pukul 08:10 WIB berempat

di kediaman Bapak Maryoto)

Berdasarkan keterangan yang diungkapkan oleh Bapak Maryoto dapat

disimpulkan bahwa usaha budidaya ikan lele yang kini digeluti oleh masyarakat

Desa Gondosuli bermula dari keinginan yang kuat dari masyarakat setempat.

Setelah sekian lama pemerintah daerah mulai memberikan apresiasinya berupa

program kawasan minapolitan, namun masyarakat Desa Gondosuli belum

merasakan dampak dari adanya program tersebut. Padahal masyarakat khususnya

Bapak Maryoto berharap bahwa dengan adanya kontribusi pemerintah,

pengenbangan budidaya ikan lele ini dapat berkembang. Selain Bapak Maryoto,

Bapak Hery selaku kelompok pembudidaya Mina Baru memberikan asumsinya

terhadap pengaruh adanya program minapolitan di Desa Gondosuli yang sedang

berkembang, beliau menambahkan.

“Sejauh mana pengaruh minapolitan, kalau saya boleh berpendapat ya

bertambah tapi tidak terlalu berdampak soalnya kami usaha sendiri, berdiri

di atas kaki sendiri. Setelah sebagai kawasan minapolitan memang sih ada

pelatihan-pelatihan, sering ada kunjungan juga” (Wawancara pada tanggal

8 Agustus 2016 Pukul 10:00 WIB bertempat di kediaman Bapak Hery)

Asumsi yang diberikan oleh Bapak Hery tidak jauh berbeda dengan yang

dikatakan oleh Bapak Maryoto, yaitu budidaya ikan lele untuk pengembangan

Page 133: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

118

kawasan minapolitan di Desa Gondosuli peran masyarakat sangat besar. Usaha

yang selama ini dilakukan adalah buah hasil dari upaya masyarakat agar dapat

membangun Desa Gondosuli menjadi masyarakat yang makmur dilihat dari segi

finansial. Peran pemerintah belum terlihat memberikan dampak yang begitu besar,

Dari penuturan Bapak Hery telah ada pelatihan-pelatihan yang diberikan untuk

pengembangan budidaya ikan lele. Selanjutnya ungkapan Ibu Rini selaku

Pengolahan Ikan Lele (Abon Pak Gondo) tidak berbeda seperti yang telah

diungkapkan oleh Bapak Hery. Mengenai pelatihan yang diberikan untuk bekal

pengembangan budidaya ikan lele beliau mengatakan.

“Kita berusaha ya sendiri, tidak ada pelatihan, dulu kami sebelum ada

pemerintah berjalan sendiri setelah sudah satu tahun baru ada pemerintah”

(Wawancara pada tanggal 8 Agustus 2016 Pukul 10:00 WIB bertempat di

kediaman Ibu Rini)

Asumsi yang diberikan oleh Ibu Rini sejalan dengan penuturan Bapak

Hery mengenai pelatihan yang diberikan untuk pengembangan budidaya ikan lele.

Ibu Rini menegaskan bahwa pihaknya tidak mendapatkan pelatihan dalam

mengembangkan usaha ikan lele yang dimilikinya. Setelah setahun usahanya

berjalan pemerintah baru memberikan dukungan untuk pengembangan usaha ikan

lele. Adanya hal yang demikian diharapkan dapat diselesaikan dengan baik dan

adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, bisnis, dan komunitas. Hal ini

dikarenakan dalam pengembangan kawasan minapolitan budidaya ikan lele di

Desa Gondosuli Kecamatan Tulungagung ini memiliki potensi yang sangat besar

walaupun dalam kemitraannya masih belum ada regulasi yang mengatur tentang

kerjasama yang dilakukan tersebut.

Page 134: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

119

b. Bentuk kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan.

Pada fokus penelitian ini peneliti akan memaparkan hasil data yang

diperoleh dari lapangan yang di dapat berdasarkan hasil wawancara dengan

informan. Kemitraan yang dilakukan oleh ketiga sektor ini tidak serta merta

berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan kemitraan yang dilakukan tidak

memiliki timbal balik dan antar sektor belum memahami serta tidak menjalankan

prinsip kemitraan yang sesungguhnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak

Parsam selaku Ketua Kelompok Budidaya Mekarsari, mengenai kemitraan yang

dilakukan oleh ketiga sektor dalam pengembangan kawasan minapolitan beliau

menjelaskan.

“Kerjasama atau kemitraan yang dijalani itu mbak, ya sekedar jalan

saja. Tidak ada peraturan, cuma berita acara, itu biasanya dihadiri oleh

kepala desa dan PPL kecamatan setempat. Terus kemitraan itu

dilakukan antara kelompok sama bisnis, kalau pemerintah sama bisnis

ngga ada mbak”(Wawancara pada tanggal 25 November 2016 Pukul

15:21 WIB Bertempat di kediamam Bapak Parsam ).

Jika keterangan yang diberikan oleh Bapak Parsam menjelaskan tentang

kemitraan antara pemerintah, bisnis dengan masyarakat, figur lain juga ikut

memberikan penjelasan mengenai kemitraan pengembangan kawasan minapolitan

budidaya ikan lele antara masyarakat dengan bisnis. Beliau adalah Bapak

Supangat selaku pebisnis dari budidaya ikan lele yang merupakan pengepul hasil

produksi ikan lele di Desa Gondosuli ini menjelaskan.

“Dalam kerjasama dengan pihak swasta itu tidak ada peraturannya,

soalnya sistem yang dipakai itu jual beli. Kalau barangnya sampai

ditangan saya, dan berapa ton perbulan dikirimnya, ya sudah mbak

gitu aja” (Wawancara pada tanggal 28 November 2016 Pukul 14:00

WIB Bertempat di kediamam Bapak Supangat).

Page 135: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

120

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Bapak Parsam dan Bapak

Supangat dapat disimpulkan bahwa kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah,

bisnis dan masyarakat dalam pengembangan kawasan minapolitan tidak memiliki

peraturan yang tetap mengenai kemitraan yang sedang dilaksanakan. Kemitraan

yang dilakukan hanya sebatas kerjasama yang tidak saling memiliki ikatan, hal ini

ditunjukkan dengan adanya keterangan yang menyebutkan bahwa kemitraan

antara pemerintah, bisnis, serta masyarakat hanya sekedar kerjasama yang sebatas

pembantuan. Jika pemerintah membantu dari segi legalitas untuk masyarakat di

bidang pengembangan minapolitan, maka sektor bisnis juga membantu

pengembangan minapolitan tersebut dengan pendistribusian pakan untuk budidaya

lelenya. Namun antara pihak pemerintah dan bisnis tidak memiliki ikatan

kemitraan dalam upaya pengembangan kawasan minapolitan tersebut. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa kemitraan tersebut tidak memiliki ikatan rantai timbal

balik antara ketiga sektor.

Berdasarkan informasi yang diterima oleh peneliti, dapat disimpulkan

bahwa bentuk kemitraan yang dilakukan oleh pihak pemerintah, bisnis, dan

masyarakat dalam upaya pengembangan kawasan minapolitan guna meningkatkan

pertumbuhan ekonomi lokal ialah model kemitraan yang dapat berbentuk

kemitraan semu. Hal ini dikarenakan kemitraan yang dilakukan oleh ketiga pihak

tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktivitas kemitraannya. Adanya

hal tersebut dibuktikan dengan adanya rantai kemitraan yang tidak saling

memiliki timbal balik, diantaranya ialah pemerintah yang tidak memiliki

hubungan kemitraan dengan sektor bisnis. Selain itu kemitraan antara masyarakat

Page 136: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

121

dengan bisnis juga tidak memiliki kemitraan khusus dalam peningkatan hasil

budidaya perikanan, hal ini ditunjukkan dengan data yang diperoleh peneliti

bahwa bantuan yang diberikan oleh sektor bisnis hanya berupa suplai pakan untuk

benih ikan lele. Bantuan pakan tersebut juga sifatnya jual beli dan tidak ada

bantuan yang berupa pemberian pakan secara gratis atau bantuan secara pinjaman.

Selain memenuhi karakteristik kemitraan yang berbentuk model semu,

kemitraan antara pemerintah, bisnis, dan komunitas juga memenuhi karakteristik

kemitraan model mutualistik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kesadaran

diantara ketiga pihak tersebut yang ingin memperjuangkan keberhasilan

pengembangan budidaya ikan lele agar menjadi kawasan minapolitan. Pihak

pemerintah dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya bantuan berupa perbaikan

sarana dan prasarana, pemberian bekal berupa pendampingan kepada masyarakat,

dan lain sebagainya. Pihak masyarakat menunjukkan upaya pencapaian hasil

kemitraan dengan adanya sifat terbuka dan mau menjalin kerjasama dengan pihak

bisnis terutama dipenyedia pakan agar ternak yang dimiliki menjadi tumbuh

berkembang.

Jika dilihat dari kerjasama yang dilakukan oleh ketiga aktor tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa kemitraan yang dilakukan sama sekali tidak

mencerminkan model kemitraan konjugasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

fakta yang terjadi dilapangan bahwa, pihak pemerintah tidak ada kerjasama atau

kemitraan yang dilakukan dengan pihak bisnis. Begitu juga sebaliknya pihak

bisnis hanya bermitra dengan pihak masyarakat, dalam hal ini pemerintah juga

tidak dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi budidaya lele

Page 137: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

122

di Desa Gondosuli. Salah satunya ialah tidak adanya bantuan penetapan harga dan

pemasaran produk ikan lele. Masyarakatlah yang menangani sendiri atas

permasalahan tersebut. Adanya hal yang demikian perlu adanya pengkajian ulang

tentang tugas dan fungsi masing-masing stakeholder dalam pengembangan

budidaya ikan lele agar menjadi kawasan minapolitan yang maju.

c. Tujuan kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan.

Kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah, bisnis dan komunitas tentunya

tidak serta merta dilaksanakan tanpa adanya tujuan yang pasti terhadap

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan tujuan kemitraan meliputi beberapa aspek

menurut Hafsah (2000:54), diantaranya.

1) Tujuan dari aspek ekonomi

Aspek ekonomi dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa

Gondosuli khususnya di bidang budidaya ikan lele telah mencapai suatu titik yang

dapat dikatakan berhasil. Beberapa poin penting yang dapat dilihat dari aspek

ekonomi diantaranya meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat,

meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan, meningkatkan

pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil, meningkatkan

pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional, memperluas kesempatan

kerja, hingga meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Pernyataan dari Bapak

Eko selaku Staff Bidang Ekonomi BAPPEDA mengenai aspek ekonomi dalam

pengembangan kawasan minapolitan Desa Gondosuli, beliau memaparkan.

“Hasil dari pengembangan kawasan minapolitan sangat menyumbang

sekali, PDRB 28 Trilliun itu 2% ditopang oleh budidaya perikanan,

Page 138: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

123

kehutanan. Kalau kehutanan tidak terlalu membantu karena banyak lahan

yang gundul. Pertanian dan perikanan yang menyumbang paling besar.

Pertanian surplus 70.000 ton per tahun beras trenggiling. Perikanan

budidaya ada 2, yaitu ikan hias dan ikan konsumsi yang terbesar adalah

lele, gurami, dan emas. Untuk ikan hias banyak terutama mas koki”

(Wawancara pada tanggal 25 November 2016 Pukul 09:30 WIB bertempat

di kantor Bappeda)

Berdasarkan penuturan Bapak Eko dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya pengembangan kawasan minapolitan ini sangat berpengaruh terhadap

aspek ekonomi. Hal ini terbukti dengan adanya sumbangsih sekitar 2% dari

budidaya perikanan. Pengaruh aspek ekonomi ini dikarenakan adanya faktor

produksi dan faktor pasar yang saling berhubungan. Seperti yang diutarakan oleh

Bapak Sudar selaku pembudidaya ikan lele, beliau menjelaskan.

“Pengaruh penetapan kawasan minapolitan terhadap perekonomian sih

tergantung sama pasar. Kalau pasar menanggapi produksi lele kita baik ya

hasilnya nanti baik juga ke ekonomi kita. Kalau produksi berlebih tapi

pasar tidak menanggapi ya kita akan rugi, soalnya produk kita tidak

terserap pasar” (Wawancara pada tanggal 26 November 2016 Pukul 10.49

di kediaman Bapak Sudar)

Penuturan Bapak Sudar dapat disimpulkan bahwa aspek ekonomi yang

dicapai oleh Desa Gondosuli dalam pengembangan kawasan minapolitan akan

tercapai, jika pasar dapat menanggapi produksi ikan lele. Tentunya dengan adanya

hal yang demikian perlu adanya strategi lanjutan untuk antisipasi agar produksi

yang berlebih tetap dapat terserap oleh pasar. Sehingga pembudidaya ikan lele

tidak mengalami kerugian dan melahirkan produk-produk baru untuk menjadi

konsumsi masyarakat.

2) Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya

Adanya aspek sosial dan budaya dalam pengembangan budidaya ikan lele

agar menjadi kawasan minapolitan bertujuan untuk memberdayakan usaha kecil

Page 139: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

124

agar tumbuh menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri. Adapun sebagai

wujud tanggung jawab sosial itu dapat berupa pemberian pembinaan dan

pembimbingan kepada pengusaha kecil, dengan pembinaan dan bimbingan yang

terus menerus diharapkan pengusaha kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai

komponen ekonomi yang tangguh dan mandiri. Mengenai aspek sosial dan

budaya dilihat dari segi pemerintahan khususnya dibidang perencanaan

pembangunan, Bapak Eko selaku Staff Bidang Ekonomi Bappeda beliau

menyebutkan.

“Bentuk dukungan dari Bappeda adalah membantu membuat perencanaan

pengembangan kawasan minapolitan berupa rencana induk itu dibuat

untuk 5 tahun. Dia merupakan dokumen, jadi ada tujuan strategis ada visi

misi pengembangan kawasan minapolitan. Step by step setiap tahunan itu

seperti apa, sumber daya yang dibutuhkan, sejauh apa proporsinya itu di

dalam rencana induk itu semua ada. Selain itu juga ada pertemuan rutin,

pertemuan rutin dengan tim sebenarnya ada tim pembina teknis yang ada

di DKP itu. Pertemuan mereka lakukan setiap sebulan sekali. Kalau

penyuluhannya yang dimiliki oleh DKP itu kelihatannya ke pendampingan

pengawasan kawasan minapolitan itu seminggu sekali. Kalau kita di

Bappeda itu melakukan evaluasi terkait dengan pencapaian program yang

direncanakan setahun dua kali” (Wawancara pada tanggal 25 November

2016 Pukul 09:30 WIB berempat di kantor Bappeda)

Pemaparan Bapak Eko dapat disimpulkan bahwa pihaknya membantu

pengembangan berdasarkan tugas dan fungsinya sebagai SKPD yang

merencanakan pengembangan khususnya di kawasan minapolitan yaitu berupa

rencana induk yang akan direalisasikan tahap demi tahap. Selain itu pihaknya

mengklaim bahwa ada pertemuan rutin yang dilaksanakan oleh DKP yang digelar

sebulan sekali. Pertemuan rutin tersebut bertujuan untuk memberikan penyuluhan

serta pendampingan seminggu sekali. Berkenaan pelatihan atau pembantuan yagn

Page 140: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

125

diberikan oleh pihak pemerintah, Bapak Sumiran selaku Kades Gondosuli

menambahkan.

“Banyak yang kita dapat, ada pelatihan-pelatihan, ada bantuan yang

berupa peralatan, berupa macam macam lah itu bentuk perhatian atau

bantuan yang khusus untuk wilayah kita. Ada jadwal ketika ada

permasalahan apapun terhadap perkembangan dari pada usaha ini atau ada

program apapun kita tetep sharing atau kita diskusikan” (Wawancara pada

tanggal 28 November 2016 Pukul 10:00 WIB bertempat di kantor Desa

Gondosuli)

Bantuan berupa pelatihan dan program-program yang telah dipaparkan

sebelumnya, diperkuat kembali dengan adanya pernyataan dari Ibu Diah selaku

Ketua Bidang Perikanan Budidaya DKP Kabupaten Tulungagung. Mengenai hal

tersebut beliau menambahkan.

“Ketika di forum-forum rapat akan kami sampaikan, dimana kami

menyampaikan untuk dibantu dalam mencarikan pasar. Karena pasar

inikan lintas kabupaten bahkan lintas provinsi. Selain itu kita ada program

GERPARI (Gerakan pakan mandiri) bantuan dari provinsi tahun 2016.

Dalam rangka mengurangi biaya operasional karena kegiatan budidaya

biaya operasionalnya yang tertinggi ada di pakan yaitu 80% sendiri.

Harapannya dapat mengurangi pengambilan pakan” (Wawancara pada

tanggal 27 November 2016 Pukul 13:50 WIB bertempat di kantor Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung)

Berdasarkan beberapa keterangan yang didapatkan oleh informan dapat

disimpulkan bahwa pihak pemerintah telah memenuhi tujuan kemitraan dalam

pengembangan kawasan minapolitan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli.

Tujuan kemitraan berdasarkan aspek sosial dan budaya ditunjukkan dengan

adanya tanggungjawab sosial yang diberikan kepada masyarakat yang berbentuk

pembinaan dan pelatihan agar masyarakat dapat menjadi pengusaha yang mandiri,

berkembang serta berkompeten. Harapannya dengan adanya pemenuhan tujuan

kemitraan ini Desa Gondosuli benar-benar dapat berkembang menjadi kawasan

Page 141: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

126

minapolitan yang menjadi pusat percontohan budidaya yang berhasil baik

percontohan dalam sekala nasional maupun internasional.

3) Tujuan dari Aspek Teknologi

Aspek teknologi dalam pengembangan kawasan minapolitan dapat dilihat

dari pembinaan dan pengembangan terhadap pengusaha kecil meliputi juga

memberikan bimbingan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari pemberian contoh

ataupun berupa teknologi yang baik untuk diterapkan di Desa Gondosuli.

Mengenai hal tersebut, Ibu Diah selaku Ketua Bidang perikanan budidaya DKP

Kabupaten Tulungangung mengatakan.

“Yang diharapkan adalah mereka dapat memanfaatkan/menggunakan

teknologi yang kita contohkan dan mengarahkan mereka untuk memiliki

sertifikat CBIB sehingga ikan yang dihasilkan adalah ikan yang sehat

(maksudnya adalah layak untuk dikonsumsi dan sehat bagi yang

mengonsumsi). Yang jelas dengan menggunakan tekologi itu pada padat

tebar yang tinggi karena dalam dimeter 2 diisi sekitar 1500/2000, itu

adalah termasuk bantuan” (Wawancara pada tanggal 27 November 2016

Pukul 13:50 WIB bertempat di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Tulungagung)

Berdasarkan pemaparan Ibu Diah diatas dapat disimpulkan bahwa

teknologi yang disarankan untuk digunakan adalah sistem bioflok, namun seperti

yang telah disampaikan sebelumnya bahwa sistem tersebut kurang diminati oleh

pembudidaya dikarenakan sistem yang terlalu rumit dan sukar untuk dilakukan.

Pembudidaya lebih memilih cara tradisional dikarenakan keuntungan yang

diperoleh lebih besar. Oleh karena itu untuk penerapan teknologi yang disarankan

tersebut butuh dilakukan pengkajian ulang oleh pemerintah daerah agar lebih tepat

guna. Selain itu saran kepada pembudidaya mengenai kepemilikian sertifikat

CBIB memang dibutuhkan, pasalnya para konsumen yang mengkonsumsi ikan

Page 142: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

127

lele tidak hanya menyehatkan namun juga layak untuk dikonsumsi. Adanya

sertifikat tersebut lebih menekankan pada kualitas yang baik, sehingga

memberikan dampak yang baik juga antara pembudidaya dan konsumen.

4) Tujuan dari Aspek Manajemen

Hal-hal yang dapat menjadi poin pada aspek manejemen dalam

pengembangan budidaya ikan lele agar menjadi kawasan minapolitan adalah

peningkatan produktivitas individu yang melaksanakan kerja serta peningkatan

produktivitas organisasi di dalam kerja yang dilaksanakan. Produktivitas yang

dimaksud adalah produktivitas yang tidak hanya di kalangan pemerintah, namun

juga di kalangan pembudidaya. Mengenai aspek produktivitas dalam tujuan

kemitraan pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli, Ibu Diah

menyampaikan.

“Dengan adanya aktivitas bermitra ini yang diharapkan adalah saling

membantu, saling mengisi dan melengkapi sehingga keperluan disana itu

seperti perbaikan jalan dan saluran ada yang menangani. Di minapoltan

ada POKJA minapolitan dimana yang berperan itu bukan hanya DKP

tetapi juga seluruh SKPD yang tergabung dalam POKJA dan melakukan

interfensi sesuai dengn tupoksinya masing-masing. POKJA itu terdiri dari

beberapa SKPD memiliki tugas membina disana, menginterfensi disana

agar bisa berhasil” (Wawancara pada tanggal 27 November 2016 Pukul

13:50 WIB bertempat di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Tulungagung)

Selain Ibu Diah, Bapak Eko selaku Staff Bidang Ekonomi Bappeda

Kabupaten Tulungagung menambahkan asumsinya tentang tujuan kemitraan

dilihat dari aspek manajemennya, beliau memaparkan.

“Kalau lokasi minapolitan menyentuh kawasan pertanian dan

mempengaruhi perkembangan pertanian, nanti kita juga harus

mengundang Dinas Pertanian. Terkait dengan pengolahan, pabrik,

industrialisasi, pertambahan nilai tambah yang seperti itu juga harus

diketahui DKP. Bappeda sendiri bidang ekonomi juga harus ikut

Page 143: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

128

mengawasi. Karena dalam pengembangan suatu usaha jenis tertentudalam

suatu kawasan yang luas, itu akan beresiko terkait dengan kekuatan

struktur ekonomi, karena apabila terjadi isu ekonomi misalnya. Produksi

banyak sedangkan produksi tidak terserap pasar, sedangkan 80%

masyarakat disitu sebagai peternak lele dan dalam kondisi ini sangat

membahayakan mereka” (Wawancara pada tanggal 25 November 2016

Pukul 09:30 WIB bertempat di kantor Bappeda)

Berdasarkan pemaparan dari Ibu Diah dan Bapak Eko dapat disimpulkan

bahwa peningkatan produktivitas dalam pengembangan kawasan minapolitan di

Desa Gondosuli dibuktikan dengan adanya sikap saling melengkapi baik antar

SKPD maupun masyarakat pembudidaya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

Pokja yang bekerjasama dalam mengembangkan kawasan minapolitan. Pokja

tersebut beranggotakan SKPD yang ada di Kabupaten Tulungagung serta

pembudidaya yang saling memberikan dampak dan timbal balik yang sifatnya

saling mengintervensi agar memberikan nilai tambah dalam pengembangan

kawasan minapolitan.

Setiap SKPD memberikan kontribusinya melalui tupoksinya masing-

masing, diharapkan dengan adanya hal ini pengembangan kawasan minapolitan di

Desa Gondosuli dapat berkembang seiring dengan adanya manajemen yang baik

di setiap sektor baik pemerintah maupun masyarakat. Pada aspek manajemen

dalam tujuan kemitraan ini masih belum tampak adanya peran dari sektor bisnis,

hal ini dikarenakan peran sektor bisnis masih minim dan hanya berperan dalam

penyediaan pakan saja. Jika sektor bisnis dapat ikut intervensi dalam aspek

manajemen ini, maka dapat dipastikan dalam pengembangan kawasan minapolitan

akan lebih mencapai titik keberhasilan yang maksimal.

Page 144: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

129

2. Hasil kemitraan Pemerintah, Bisnis, dan Komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan sebagai peningkatan ekonomi

lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten

Tulungagung.

Adanya suatu kemitraan yang dilakukan oleh beberapa pihak tentunya

mengharapkan adanya suatu hasil yang menjadi tujuan pokok adanya kemitraan

tersebut. Seperti yng dilakukan oleh kemitraan Pemerintah, Bisnis, dan Komunitas

dalam dalam pengembangan kawasan minapolitan. Tentunya kemitraan tersebut

dibentuk untuk membentuk Desa Gondosuli sebagai kawasan minapolitan yang

maju khususnya di bidang budidaya ikan lele. Agar dapat mengetahui keadaan

kolam lele di Desa Gondosuli disajikan pada gamber berikut ini.

Gambar 15. Keadaan Kolam Ikan Lele Desa Gondosuli Kecamatan Gondang

Sumber : Peneliti Tahun 2016

Page 145: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

130

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa kolam ikan lele yang

berada di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung

berbentuk petak-petak dan terletak disamping rumah masyarakat sekitar. Tampak

pada gambar bahwa kolam tersebut ada beberapa petak yang luas totalnya

mencapai 16,0018 Ha. Tidak heran jika Desa Gondosuli menjadi pemasok ikan

lele terbanyak dan mendapatkan reward berupa masuk tabloid Sesneg yang telah

disebutkan sebelumnya.

Budidaya ikan lele di Desa Gondosuli ini tidak hanya memproduksi ikan

lele segar melainkan olahan ikan lele yang berupa abon ikan lele dan ikan

panggang. Seperti yang telah dipaparkan pada tabel 9 mengenai potensi budidaya

ikan dan pengolahan ikan Kecamatan Gondang 2014. Tercatat terdapat 40 orang

yang mempunyai usaha produksi abon ikan lele dan seorang pengusaha produksi

ikan lele panggang, ikan asap dan rambak kulit ikan maupun produk inovatif

seperti fish stick dan abon ikan.

Gambar 16. Pengolahan Lele Panggang

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Page 146: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

131

Sebagian masyarakat Desa Gondosuli tidak hanya memasarkan ikan kepada

pedagang ikan segar, pedagang pengepul dan pengecer. Tetapi mereka juga

melakukan pengolahan hasil perikanan. Berbagai produk olahan hasil perikanan

tersebut antara lain: lele panggang, abon ikan, nugget ikan, bakso ikan, dan crispy

ikan. Saat ini, juga sudah terbentuk kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar)

Mina Kusuma dengan produk utama lele panggang dan Poklahsar Berkah

Lumintu dengan produk utama abon lele. Pengembangan kelompok pelaku usaha

diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok pelaku usaha dalam

melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam

mengembangkan usahanya, penguatan kelompok pelaku utama menjadi

organisasi yang kuat dan mandiri.

Gambar 17. Hasil Produksi Ikan Lele Berupa Abon Ikan Lele Cap Pak

Gondo Sumber : Peneliti Tahun 2016

Page 147: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

132

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa ikan lele yang berasal dari Desa

Gondosuli tidak hanya berupa ikan lele segar, namun juga diproduksi menjadi

ikan olahan berupa produk abon ikan lele yang sudah dikemas agar dapat menarik

perhatian masyarakat. Sehingga tidak hanya sebagai kawasan minapolitan saja,

adanya pengembangan ini diharapkan dapat secara tidak langsung sebagai alat

untuk mencapai peningkatan ekonomi lokal di Desa Gondusuli. Adanya hal yang

demikian Bapak Eko Selaku Staff Bidang Ekonomi Bappeda mengenai capaian

pengembangan kawasan minapolitan ini mengatakan.

“Dalam kurun waktu 3 tahun ini kawasan minapolitan kami sendiri

bilangnya ya sukses, entah kalau orang lain yang melihatnya. Kalau dilihat

dari rencana induknya itu sudah sukses, karena dari embrionya sudah

bagus. Untuk apresiasi dari pusatnya pun pada tahun 2015 atau 2014 kalau

tidak salah itu sudah masuk tabloid Sesneg menjadi kawasan minapolitan

nomor 2 se-Indonesia, peringkat ke-3 pengolahan kelembagaan kawasan

minapolitan (Wawancara pada tanggal 25 November 2016 Pukul 09:30

WIB bertempat di kantor Bappeda)

Selain itu Ibu Diah selaku Ketua Bidang Perikanan Budidaya DKP

Kabupaten Tulungangung ikut memberikan pernyataan mengenai hasil kemitraan

dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai peningkatan ekonomi lokal,

beliau mengatakan.

“Menurut kami sudah dapat dikatakan sukses. karena yang dulunya disitu

hanya beberapa hektar sekarang sudah ada sekitar 28 hektar dan apabila

dilihat dari kesejahteraan para pembudidaya yaitu rumah-rumahnya sudah

bagus, memiliki mobil, luas lahan yang dimiliki untuk budidaya

bertambah. Sehingga Minapolitan dapat menjadi pendorong para

pembudidaya untuk meningkatkan usahanya” (Wawancara pada tanggal

27 November 2016 Pukul 13:50 WIB bertempat di kantor Dinas Kelautan

dan Perikanan Kabupaten Tulungagung)

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Bapak Eko dan Ibu Diah

dapat disimpulkan bahwa pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli

Page 148: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

133

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung dalam kurun waktu dapat

dikatakan telah mencapai suatu kesuksesan. Hal ini dilihat dari rencana induk dan

embrio yang dimiliki oleh Desa Gondosuli sebagai cikal bakal kawasan

minapolitan telah baik, serta semakin luasnya lahan budidaya. Capaian yang

diraih selain itu adalah menjadi kawasan minapolitan terbaik ke-2 se-Indonesia

berdasarkan tabloid Sesneg pada tahun 2014 atau 2015. Adanya hal yang

demikian dapat disimpulkan kembali bahwa Desa Gondosuli telah memiliki bekal

yang baik untuk dikembangkan pada masa yang akan datang, namun untuk

mencapai hal tersebut tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai sektor

khususnya pemerintah setempat.

Jika keterangan yang diberikan Bapak Eko dan Ibu Diah mengenai

keberhasilan pengembangan kawasan minapolitan Desa Gondosuli berdasarkan

prestasi, maka Bapak Supangat selaku pembisnis dari budidaya ikan lele

memberikan pernyataan keberhasilan pengembangan kawasan minapolitan

berdasarkan peningkatan ekonomi lokal di desa tersebut. Mengenai hal tersebut

Bapak Supangat mengatakan.

“Adanya budidaya ini dapat meningkatkan perekonomian lokal, yang

awalnya merantau untuk mencari kerja, sekarang berkurang banyak

dan pengangguran bisa teratasi. Pengaruhnya untuk saya sebagai

pembudidaya, sebelum dan sesudah adanya program minapolitan

tidak ada masalah yang penting pemasarannya lancar tidak ada

pengaruh. Intinya keuntungan stabil yang diinginkan, yang

menentukan itu tingkat hasilnya. (Wawancara pada tanggal 28

November 2016 Pukul 14:00 WIB bertempat di kediaman Bapak

Supangat)

Page 149: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

134

Selain Bapak Supangat yang memberikan pernyataan mengenai

meningkatnya ekonomi lokal di Desa Gondosuli, Bapak Sumiran selaku Kepala

Desa Gondosuli pun memberikan pernyataan yang senada. Beliau menjelaskan.

“Dulu desa gondosuli termasuk desa termiskin se-Tulungagung

karena satu wilayahnya tidak begitu luas, dua karna potensi sumber

daya. Tahun-tahun yang lalu bergantung pada pertanian, ketika masa

panen warganya. Banyak yang nganggur, banyak yang bekerja diluar

negeri, banyak yang jadi buruh ke kota-kota, tapi dengan adanya

usaha budidaya ikan ini, yang biasanya buruh ke Jakarta, Surabaya itu

pada balik. Yang awalnya jadi TKI itu juga pada pulang

mengembangkan usahanya di wilayah kita, yang semula banyak orang

pengangguran sekarang untuk tenaga kerja wilayah kita sendiri

banyak yang mendatangkan dari luar desa juga” (Wawancara pada

tanggal 28 November 2016 Pukul 10:00 WIB bertempat di kantor

Desa Gondosuli)

Agar dapat mendukung data yang diberikan oleh informan, berikut data

yang diperoleh peneliti mengenai statistik perkembangan kawasan minapolitan di

Desa Gondosuli pada tahun 2012-2014.

Tabel 12. Statistik Minapolitan Desa Gondosuli Tahun 2012-2014

NO Uraian 2012 2013 2014

1 Produksi (ton) 4.028 5.309 3.542

2 Tenaga kerja perikanan budidaya

(orang)

138 172 172

3 Unitbudidaya tersertifikasi CBIB

(Kumulatif Unit)

7 7 7

4 Pokdakan(kumulatif kelompok) 7 10 10

5 Poklahsar (kumulatif) 2 3 3

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung Tahun 2015

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Bapak Supangat dan Bapak

Sumiran dan beberapa data pendukung mengenai pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli mengalami peningkatan ekonomi lokal dan dapat

dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengurangan angka

Page 150: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

135

pengangguran, serta berkembangnya usaha budidaya ikan lele ini dapat

mempekerjakan masyarakat dari luar desa agar dapar bekerja dan membantu

perekonomian masyarakat setempat. Adanya hal ini merupakan suatu prestasi

yang patut diapresiasi oleh pemerintah daerah, pasalnya dengan adanya

pengembangan kawasan minapolitan ini secara tidak langsung dapat membantu

beban pemerintah dari segi angka pengangguran.

Merujuk pada keterangan yang diberikan oleh Bapak Sumiran dan Bapak

Supangat bahwa dengan adanya budidaya ikan lele di Desa Gondosuli Kecamatan

Gondang ini, memang membuahkan suatu keberhasilan yaitu berkurangnya

tingkat pengangguran di desa tersebut. Hal ini didukung oleh data yang diberikan

oleh DKP Kabupaten Tulungagung, pada Slide Power Point “Profil Minapolitan

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung pada Tahun 2015”. Materi yang

dipaparkan tersebut menyebutkan bahwa angkja pengangguran di Kabupaten

Tulungagung berangsur menurun, dikarenakan adanya penetepan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli. Lebih jelas dapat diperhatikan pada gambar

berikut.

Page 151: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

136

Gambar 18. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten

Tulungagung

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Pada gambar diatas menunjukkan bahwa adanya penurunan tingkat

pengangguran di Kabupaten Tulungangung. Setiap tahunnya mengalami

penurunan sekitar 0,4% pada tahun 2011-2012. Sedangkan pada rentang tahun

2012-2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu 0,41%. Jika

dikaitakan dengan sebelum dan sesudah penetapan kawasan minapolitan di Desa

Gondosuli pun juga memberikan dampak pada tingkat penurunan angka

pengangguran di Kabupaten Tulungagung. Pasalnya pada tahun 2012 sebelum

ditetapkannya kawasan minapolitan, angka pengangguran di kabupaten tersebut

berada di angka 3,18% sedangkan pada tahun 2014 setelah berjalan 2 tahun

ditetapkannya kawasan minapolitan angka pengangguran menjadi 2,42%. Hal ini

menunjukkan bahwa penurunan pengangguran turun sekitar 0,76%.

Data pendukung diatas menunjukkan bahwa keberhasilan pengembangan

budidaya ikan lele di Desa Gondosuli baik dilihat dari segi kawasan minapolitan

maupun dari segi kemitraan yang dilakukan oleh stakeholder tersebut dapat

3.5 3.583.18

2.772.42

0

1

2

3

4

2010 2011 2012 2013 2014

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)

REALISASI

Page 152: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

137

dikatakan berhasil. Terlepas dari beberapa permasalahan yang mengikuti pada

kemitraan pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung seperti kurang sadarnya akan tugas dan

fungsinya pada kemitraan yang dilakukan oleh ketiga stakeholder serta tidak

adanya regulasi mengenai kemitraan tersebut bukan merupakan suatu hambatan

untuk menjadikan Desa Gondosuli menjadi desa yang maju dan sejahtera. Tingkat

kesejahteraan yang dimaksud dapat dilihat dari segi tingkat kemiskinan yang juga

mengalami penurunan dari tahun ke tahun, lihat gambar berikut.

Gambar 19. Tingkat Kemiskinan (%) Kabupaten Tulungagung

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskikan rentang

waktu antara tahun 2012 (saat ditetapkan kawasan minapolitan) hingga tahun

2014 atau pada saat penetapan kawasan minapolitan telah berjalan 2 tahun, rata-

rata penurunan angka kemiskinan berada di angka 0,62%. Walaupun angka

tersebut masih relatif kecil, namun dapat memberikan suatu perubahan yang baik

10.649.9

9.4 9.03 8.78

0

2

4

6

8

10

12

2010 2011 2012 2013 2014

TINGKAT KEMISKINAN (%)

REALISASI

Page 153: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

138

untuk masyarakat sekitar. Salah satu dampaknya ialah kesejahteraan masyarakat

Desa Gondosuli, seperti data yang tersaji berikut.

Gambar 20. Data Keluarga Sejahtera Kecamatan Gondang

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa keluarga di Kecamatan

Gondang sudah dapat dikatakan sejahtera. Tingkat kesejahteraan keluarga dapat

diukur dari beberapa faktor, salah satunya ialah ekonomi. Perekonomian di Desa

Gondosuli mulai berangsur berkembang semenjak adanya pembudidayaan ikan

lele pada tahun 2007. Mulai dari sinilah masyarakat dapat mandiri dan berdikari

untuk dapat mensejahterakan keluarganya. Kemudian dengan adanya bantuan dari

sektor berupa pakan dari Wonokoyo dan CV. Menara menjadikan pembudidaya

lebih gampang mengembangkan usaha mereka. Pada tahun 2013 pemerintah juga

ikut ambil andil dalam mengembangkan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli

yaitu dengan cara penetapan kawasan minapolitan. Walaupun dengan adanya

penetapan ini masih belum terlalu memberikan dampak yang signifikan, namun

2011 2012 2013

Pra Sejahtera 4096 4002 3936

Sejahtera 13855 14006 14732

4096 4002 3936

13855 1400614732

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

(rib

uan

)

Data Keluarga Sejahtera Kecamatan Gondang

Page 154: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

139

berdasarkan data tabel tersebut dapat dilihat bahwa selama tahun 2013 tingkat

kesejahteraan masyarakat semakin meningkat pesat.

Ikhtisar dari penyajian data yang diperoleh oleh peneliti dari lapangan

dapat disimpulkan bahwa walaupun kemitraan yang dilakukan oleh ketiga

stakeholder tersebut tidak memiliki regulasi yang pasti, namun telah memberikan

dampak yang besar kepada masyarakat sekitar. Selain itu juga setiap stakeholder

mendapatkan dampak positif bagi organisasinya. Sektor pemerintah menggiatkan

kawasan minapolitan yang kemudian mendapatkan award dari pemerintah pusat

berupa masuk tabloid Sesneg menjadi kawasan minaplitan nomor 2 se-Indonesia

dan peringkat ketiga pengelolaan kelembagaan kawasan minapolitan. Serta

mendapatkan penghasilan dari PDRB yang naik 2% dari tahun sebelumnya yang

berasal dari budidaya perikanan. Kemudian dari sektor masyarakat dapat ditandai

dengan peningkatan kesejahteraan mereka, serta dari sektor bisnis dapat menjual

produksi pakannya kepada pembudidaya ikan lele. Hal yang paling penting dari

keseluruhan pembahasan ini ialah peningkatan ekonomi lokal di Desa Gondosuli

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.

C. Pembahasan

1. Kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan

kawasan minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang,

Kabupaten Tulungagung yang dilihat dari :

Page 155: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

140

a. Stakeholder yang terlibat dalam kemitraan pengembangan kawasan

minapolitan.

Tiga unsur antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat dalam kemitraan

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung dibutuhkan suatu kesinergisan yang terus menerus agar

tercapai tujuan utama yaitu peningkatan ekonomi lokal serta konsep governance.

Ketiga pilar governance dalam kemitraan menurut (Santoso, 2012:130) yaitu

pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Berikut ini akan dipaparkan mengenai

hasil yang diperoleh oleh peneliti dari studi lapang.

1) Pemerintah

Pada penelitian ini tertuju pada Pemerintah Daerah Kabupaten

Tulungagung yang mendukung dalam pengembangan kawasan minapolitan

khususnya budidaya ikan lele di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang.

Pemerintah daerah yang menjadi leading sector-nya ialah Dinas Kelautan dan

Perikanan, serta SKPD yang lain misalnya Bappeda dalam bidang perencanaan

pengembangan dan pembangunannya.

Secara umum Pemda Kabupaten Tulungagung menggunakan Keputusan

Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Kawasan Minapolitan Perikanan

Budidaya melalui Kepmen Nomor 35/2013/261/031/2011 Penetapan Kawasan

Minapolitan sebagai payung hukum untuk “melahirkan” beberapa produk hukum

yang telah disebutkan di penyajian data untuk pengembangan kawasan

minapolitan di Kecamatan Gondang. Sehingga lahirlah Surat Keputusan Bupati

Tulungagung Nomor: 188.45/ 261/ 031/ 2011 tentang Tim Kelompok Kerja

Page 156: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

141

(Pokja) Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Tulungagung Tahun

Anggaran 2011 agar dalam pelaksanaan pengembangan kawasan minapolitan

dapat berjalan dengan baik. Adanya Tim Pokja tersebut sehingga mendapatkan

hasil rapat koordinasi, dimana SKPD memberikan dukungannya untuk bersama-

sama memberikan bantuannya berdasarkan tugas dan fungsinya dalam

pengembangan kawasan minapolitan.

Adanya fakta yang demikian maka dapat disimpulkan bahwa Pemda

Kabupaten Tulungagung berupaya untuk memberikan usaha yang terbaik agar

pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Gondang dapat berjalan

dengan lancar. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sentanu

(2012:4), bahwa pemerintah dapat diartikan sebagai struktur dan proses dimana

kebijakan publik, program-program pemerintah, peraturan-peraturan dibuat oleh

pihak yang berwenang salah satunya adalah intervensi dalam suatu regulasi.

Namun seperti yang telah dipaparkan dalam penyajian data bahwa, regulasi

pemerintah yang berupa bantuan menggunakan teknologi bioflok tidak berjalan

lancar. Hal ini dikarenakan tidak semua masyarakat pembudidaya dapat

menggunakan teknologi tersebut dengan alasan terlalu rumit dan hasil yang

diperoleh tidak maksimal. Sehingga pembudidaya ikan lele di Desa Gondosuli

lebih memilih menggunakan teknik budidaya tradisional yang dianggap lebih

mudah dan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Adanya gap antara teoritcal problem dan empirical problem ini

mengharuskan pemerintah dan masyarakat pembudidaya melakukan pengkajian

ulang dengan metode duduk bersama atau melakukan rapat koordinasi agar antara

Page 157: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

142

regulasi yang dibuat oleh pemerintah dapat diterima dan dilakukan oleh

pembudidaya ikan lele. Walaupun telah ada koordinasi yang dilakukan oleh kedua

pihak tersebut pada realitanya masih belum dapat berjalan dengan baik. Serta

dapat disimpulkan bahwa selama upaya pengembangan kawasan minapolitan di

Kecamatan Gondang ini masih belum dapat berjalan lancar dan tidak sejalan

dengan bantuan yang diberikan oleh Pemda setempat. Koordinasi yang dilakukan

hingga saat ini hanya terkait dengan program-program serta FAQ (Frequently

Answer Question) yang ada di lapangan tanpa adanya suatu terobosan baru yang

dapat menumbuhkembangkan budidaya kedepannya.

Meskipun demikian Pemda Kabupaten Tulungagung telah memenuhi

unsur-unsur dalam kepemerintahan (governance stakeholders) seperti yang

diungkapkan oleh Sedarmayanti (2012:245-246) yaitu kategori pemerintahan.

Pemda Kabupaten Tulungagung berupaya untuk melakukan kegiatan yang

mengandung unsur kenegaraan, serta melaksanakan tugas kelembagaan untuk

mencapai masyarakat madani. Harapan kedepannya ialah adanya suatu terobosan

baru agar dalam budidaya ikan lele dapat menjadi suatu pengembangan kawasan

minapolitan yang sukses dan dapat menjadi kawasan percontohan nasional.

2) Bisnis

Pelaku swasta dalam kemitraan pengembangan kawasan minapolitan

khususnya budidaya ikan lele di Desa Gondosuli Kecamatan Kondang Kabupaten

Tulungagung berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dapat disimpulkan

bahwa antusiasme yang dimiliki masih belum terlihat. Hal ini mengakibatkan

pada proses pengembangan kawasan minapolitan kurang berjalan baik. sektor

Page 158: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

143

swasta hendaknya memberikan andilnya lebih besar lagi. Tidak hanya sebatas

pemberian bantuan pakan yang sistemnya jual beli, tapi diharapkan juga

memberikan bantuan modal agar pembudidaya dapat lebih membesarkan lagi

usaha yang dimiliki oleh pembudidaya. Pada dasarnya sektor swasta mempunyai

peran yang sangat penting dalam terciptanya masyarakat madani. Selain itu sektor

swasta juga memiliki peranan pengusaha besar sebagai pelaku kemitraan.

Seperti yang diungkapkan oleh Hafsah (2000:84-87) bahwa pengusaha

besar (swasta) melaksanakan pembinaan dan pengembangan kepada pengusaha

kecil/koperasi (masyarakat pembudidaya). Dari beberapa peranan yang telah

disebutkan pada kajian teori, sektor swasta belum sepenuhnya memenuhi

perannya. Hingga saat ini CV. Menara dan PT. Wonokoyo hanya menyediakan

dan mensuplai pakan ternak lele, tanpa melihat aspek peranan yang lain. Padahal

ada beberapa aspek peranan yang seharusnya diperhatikan oleh pihak swasta,

diantaranya:

1) memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha

kecil/koperasi, baik melalui pendidikan, pelatihan, pemagangan,

manajemen, dan keterampilan teknis produksi,

2) menyusun rencana usaha untuk disepakati bersama,

3) bertindak sebagai penyandang dana atau penjamin kredit untuk

permodalan pengusaha kecil/koperasi mitranya,

4) memberikan bimbingan teknologi kepada pengusaha kecil/koperasi,

5) memberikan pelayanan dan penyediaan sarana produksi,

6) menjamin pembelian hasil produksi sesuai dengan kesepakatan bersama,

7) promosi hasil produksi,

8) pengembangan teknologi yang mendukung pengembangan usaha dan

keberhasilan kemitraan. (Hafsah, 2000:84-87)

Berdasarkan peranan yang dimiliki oleh pihak swasta yang telah

disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa pihak swasta hanya dapat memenuhi

peranannya pada pemberian pelayanan dan penyediaan produksi, sedangkan untuk

Page 159: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

144

peranan yang lain pihak swasta belum dapat memenuhinya. Penyediaan produksi

berupa suplai pakan ternak lele memakai sistem jual beli dan tidak ada regulasi

yang mengatur tentang penyedian produksi tersebut. Jika produksi budidaya ikan

lele mengalami over production, maka pihak swasta tidak dapat membantu

mengkoordinir dan mempromosikan hasil produksi. Padahal hal tersebut juga

merupakan salah satu peranan dari sektor swasta.

Tidak hanya sektor swasta yang tidak dapat memenuhi peranannya, pihak

pemerintah pun tidak dapat membantu mengenai over production. Seharusnya

dalam kemitraan yang dilakukan oleh ketiga pihak tersebut, pihak swasta dan

pemerintah dapat membantu pihak masyarakat pembudidaya ikan lele

memperoleh jalan keluar terhadap kelebihan produksi budidaya ikan lele ini. Jika

dikaji lebih mendalam, maka sudah seharusnya Pemda Kabupaten Tulungagung

memberikan solusi atas permasalahan mengenai kelebihan produksi agar

pembudidaya ikan lele tidak mengalami kerugian. Menurut analisa peneliti yang

mengutip dari Sentanu (2012:4), bahwa perlu adanya intervensi pemerintah pada

saat produksi ikan lele berlebih dengan cara kontrol harga.

Jika adanya permasalahan kelebihan produksi pada budidaya ikan lele

namun pasar tidak dapat menampung hasil produksi tersebut, maka tindakan yang

harus diambil oleh pemerintah ialah mengontrol harga ikan lele agar tetap dapat

terserap oleh pasar. Selain itu selama ini para pembudidaya mengalami persaingan

harga, antar pembudidaya memberikan harga yang bervariatif. Perbedaan harga

ini dikarenakan setiap pembudidaya mengeluarkan modal yang berbeda-beda pada

saat penebaran benih, perawatan ikan, hingga masa panen. Hal inilah yang

Page 160: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

145

menjadikan harga disetiap sentra budidaya ikan lele mengalami perbedaan harga,

dan tidak menutup kemungkinan terjadi persaingan harga diantara pembudidaya.

Pada dasarnya terdapat 2 macam kontrol harga yang disebutkan oleh

Sentanu, yaitu harga jual tinggi yang berguna pada saat produksi ikan lele

mengalami over production. Serta harga jual rendah bertujuan agar pembudidaya

memiliki harga dasar agar tidak terjadi persaingan harga diantara pembudidaya.

Penetapan harga ini bertujuan agar baik pembudidaya maupun konsumen tidak

mengalami kerugian serta mendapatkan kualitas ikan lele yang baik. adanya hal

yang demikian Pemda Kabupaten Tuluangung berupaya agar terjadi iklim

kondusif, baik antar pembudidaya maupun antara pembudidaya dengan

konsumen.

Berdasarkan hal yang demikian seperti yang dikutip dari Hafsah (2000:84-

87) bahwa pemerintah memiliki peranan dalam kemitraan yang dilakukan untuk

pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Gondang ini. Hafsah

menggambarkan sektor pemerintah sebagai peranan pembina yang menciptakan

iklim yang kondusif bagi pengembangan kemitraan usaha serta terwujudnya

kemitraan usaha yang dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang

bermitra. Secara rinci peran lembaga pembina tersebut adalah:

1. meningkatkan pembinaan kemampuan kewirausahaan dan manajemen

pengusaha kecil atau koperasi, dalam hal ini dapat ditunjukkan dengan

adanya pelatihan-pelatihan serta workshop yang diberikan oleh DKP

Kabupaten Tulungagung.

Page 161: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

146

2. membantu penyediaan fasilitas permodalan, kaitan dengan fasilitas

permodalan ini pemerintah membantu permodalan dengan memberikan

perkreditan rakyat yang disalurkan melalui perbankan yang ditunjuk oleh

pemerintah.

3. mengadakan penelitian, pengembangan dan penyuluhan teknologi baru yang

dibutuhkan oleh dunia usaha, dalam hal ini pemerintah memberikan teknologi

budidaya menggunakan metode bioflok. Namun metode ini dirasa tidak

cocok diterapkan karena terlalu rumit dan mendapatkan hasil yang tidak

maksimal. Hal yang terpenting dalam kaitannya dengan peran pembina ialah

pemerintah berusaha memenuhi peranannya dalam kemitraan yang dilakukan

agar pengembangan kawasan minapolitan dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan peranan yang dimiliki oleh pemerintah selaku peranan

pembina pada kemitraan yang dilakukan oleh ketiga stakeholder dalam

pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Gondang dapat disimpulkan

bahwa Pemda Kabupaten Tulungagung berupaya maksimal dalam memberikan

pelayanan serta memfasilitasi masyarakat pembudidaya agar tercapai tujuannya

yaitu mencapai kesejahteraan dan menjadi masyarakat madani. Serta untuk

mewujudkan pemerintahan yang baik (good goovernance) bagi Pemda Kabupaten

Tulungagung.

3) Komunitas

Merujuk pada pernyataan Soekanto (1999) komunitas adalah kesatuan

sosial yang terbentuk atas dasar kesatuan wilayah, bukan kepentingan tertentu.

Pada kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan

Page 162: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

147

Tulungagung, komunitas yang dimaksudkan adalah masyarakat Desa Gondosuli

yang mempunyai mata pencaharian sebagai peternak atau pembudidaya ikan lele.

Pada mulanya usaha budidaya dilakukan secara mandiri dan dengan usaha sendiri

sehingga masyarakat menyatukan tekadnya agar Desa Gondosuli menjadi suatu

kawasan sentra ikan lele yang maju. Setelah 1 (satu) tahun berjalan barulah

kemudian Pemda Kabupaten Tulungagung menetapkan Kecamatan Gondang

sebagai kawasan minapolitan. Adanya penetapan kawasan minapolitan ini Pemda

Kabupaten Tulungagung berharap dapat membantu masyarakat Desa Gondosuli

agar dapat lebih berkembang dan mendapatkan impact-nya yaitu kesejahteraan

sosial maupun ekonomi.

Pada dasarnya adanya campur tangan dari pemerintah diharapkan mampu

mempengaruhi tingkat kemajuan dibidang ekonomi khususnya dalam bisnis

budidaya ikan lele. Berdasarkan pernyataan Steiner dan Steiner (1991:6) bahwa

pemerintah bisnis dan komunitas dilihat dari fakta semua lembaga yang ada di

masyarakat, pemerintah memiliki pengaruh penting di dalam sektor bisnis.

Pernyataan Steiner dan Steiner tersebut tidak berlaku bagi pembudidaya ikan lele,

pasalnya masyarakat Desa Gondosuli beranggapan bahwa penetapan kawasan

minapolitan oleh pemerintah kurang berpengaruh atau tidak mendapatkan suatu

hasil yang baik. Pernyataan tersebut didapatkan oleh peneliti pada saat

pengambilan sampel di lapangan. Informan menyebutkan bahwa penetapan

kawasan minapolitan tidak mempengaruhi tingkat pendapatan mereka, namun

mereka menyadari bahwa dengan adanya budidaya ikan lele dapat membuka

lapangan pekerjaan yang baru untuk masyarakat yang tidak mempunya pekerjaan.

Page 163: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

148

Usaha penetapan kawasan minapolitan merupakan suatu kesadaran

pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakatnya agar dapat

merasakan timbal balik dengan adanya suatu regulasi. Hal tersebut sejalan dengan

yang diungkapkan oleh Steiner dan Steiner (1991:6) bahwa pemerintah sebagai

struktur dan proses dimana kebijakan publik, program-program pemerintah,

peraturan-peraturan agar terjadi keselarasan. Adanya suatu regulasi penetapan

kawasan minapolitan bertujuan agar terjadi suatu pemenuhan kebutuhan publik

dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia di kawasan tersebut.

Adanya regulasi serta pemenuhan kebutuhan publik tersebut diharapkan

dapat membantu mewujudkan pemerataan kebutuhan publik dan lain sebagainya,

dengan demikian hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya suatu manajemen

publik oleh Pemda Kabupaten Tulungagung. Menurut peneliti yang merujuk pada

Mahmudi (2010:38-40) menyebutkan bahwa karakteristik yang manajemen publik

yang telah dilakukan oleh Pemda Kabupaten Tulungagung. Pertama, sebagai

penggerak sektor publik yaitu berkoordinasi dengan SKPD yang lain untuk

memenuhi kebutuhan sumber daya. Kedua, dengan adanya penetapan kawasan

minapolitan diharapkan dapat memberikan kesempatan pada Desa Gondosuli agar

dapat berkembang dengan potensi yang ada agar mendapatkan keadilan distribusi

kesejahteraan sosial.

Setelah pemenuhan kebutuhan publik dan manajemen publik dilakukan

oleh pemerintah, maka kekuasaan tertinggi tetap ada di tangan masyarakat.

Kaitannya dalam hal ini adalah masyarakatlah yang dapat menentukan apakah

setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat berjalan dengan baik

Page 164: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

149

atau sebaliknya. Pada kemitraan yang dilakukan dalam pengembangan kawasan

minapolitan khususnya budidaya ikan lele, pihak pembudidaya mempunyai peran

sebagai peranan usaha menengah/koperasi. Hafsah (2000:84-87) menuturkan

bahwa peranan usaha menengah mempunyai peran sebagai berikut.

1) bersama-sama melakukan penyusunan rencana usaha dengan pengusaha besar

untuk disepakati, pembudidaya ikan lele Desa Gondosuli ikut memberikan

aspirasi mengenai hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan

usaha budidaya yang dimilikinya melalui kelompok kerja yang dibentuk.

Adanya Pokja tersebut semua aspirasi ditampung dalam suatu rapaat

koordinasi dengan DKP Tulungagung yang dilaksanakan sebulan sekali.

2) menerapkan teknologi dan melaksanakan ketentuan sesuai dengan

kesepakatan mitranya, namun pada kenyataannya teknologi bioflok yang

dicanangkan oleh pemerintah tidak dapat berjalan karena sistem yang terlalu

rumit serta keuntungan yang diperoleh lebih sedikit dari pada menggunakan

sistem tradisional.

3) melaksanakan kerjasama antar sesama pengusaha kecil yang memiliki usaha

sejenis dalam rangka mencapai skala usaha ekonomi untuk mendukung

kebutuhan pasokan produksi, hal ini ditunjukkan dengan adanya produksi

olahan ikan lele berupa abon lele dan lain sebagainya. Adanya hal tersebut

dapat melahirkan suatu kondisi yang kondusif, dan saling mendukung

perputaran roda ekonomi masyarakat setempat.

Page 165: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

150

b. Bentuk kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan.

Pada suatu kemitraan tentunya terdapat beberapa pihak yang saling

bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Pada kemitraan yang dilakukan dalam

pengembangan kawasan minapolitan dilakukan oleh tiga sektor, dimana ketiga

sektor tersebut melakukan kerjasama agar mencapai tujuan yang sama. Tentunya

kerjasama ini sama halnya dengan konsep administrasi. Hal ini sejalan dengan

penuturan Siagian (2014:2) bahwa administrasi merupakan keseluruhan proses

kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada konteks

pengembangan kawasan minapolitan khususnya budidaya ikan lele di Desa

Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung ini melakukan

kemitraan yang terdiri dari sektor pemerintah, bisnis, dan masyarakat.

Pada praktek yang ada di lapangan penerapan kemitraan khususnya di

bidang administrasi belum berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan

adanya beberapa fakta yang ada. Pertama, hal yang paling krusial adalah setiap

stakeholder belum menjalankan prinsip kemitraan, yaitu belum adanya peraturan

yang mengatur tentang kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan.

Padahal keberhasilan dalam suatu pencapaian kinerja khususnya pengembangan

kawasan minapolitan wajib hukumnya adanya suatu peraturan. Sama halnya

dengan konsep administrasi, mengutip dari pernyataan Chandler dan Plano (dalam

Keban, 2008 : 4) mendefinisikan bahwa administrasi publik adalah proses dimana

sumberdaya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan

dalam kebijakan publik. Realita yang terjadi di Desa Gondosuli adalah belum adanya

Page 166: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

151

peraturan yang mengikat ketiga sektor yang saling bermitra. Tidak adanya sistem

administrasi yang mengatur dalam kemitraan yang dilakukan oleh pihak pemerintah,

bisnis, dan masyarakat mengindikasikan akan ketidakberhasilannya pengembangan

kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.

Sistem adminitrasi merupakan embrio yang akan melahirkan suatu kemitraan dalam

penerapan konsep kawasan minapolitan.

Kedua, setiap stakeholder belum melakukan prinsip kemitraan. Hal ini

ditunjukkan dengan pola kemitraan yang dilakukan oleh stakeholder dalam

pengembangan kawasan minapolitan khusunya di bidang budidaya ikan lele.

Kemitraan yang dilakukan hanya berdasarkan kebutuhan salah satu pihak belaka

tanpa memikirkan asas kemitraan. Padahal menurut Hafsah (2000:43)

menyebutkan bahwa kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh

dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan

bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Realita

yang terjadi dilapangan adalah kemitraan yang dilakukan hanya antara sektor

pemerintah dengan masyarakat, serta masyarakat dengan pihak bisnis (swasta),

sedangkan antara pihak pemerintah dan swasta belum melakukan kemitraan.

Padahal suatu kemitraan akan berhasil jika ketiga stakeholder tersebut saling

bersinergi, saling membutuhkan dan saling membersarkan agar bersama-sama

mendapatkan keuntungan.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, tentunya kemitraan dalam

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli tersebut dapat

disimpulkan bahwa pemerintah belum bersifat aktif dalam menjalankan roda

kemitraan. Padahal pihak pemerintah merupakan pemeran utama dalam suatu

Page 167: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

152

pergerakan baik dari segi pemerintahan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Hal

ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Hafsah (2000:46-47), bahwa

pemerintah yang mempunyai andil besar dalam memacu keberhasilan kemitraan

terutama dalam menciptakan iklim yang kondusif serta meregulasi peraturan-

peraturan yang menghambat baik langsung maupun tidak langsung berhubungan

dengan upaya-upaya menumbuh kembangkan kemitraan. Jika pemerintah belum

menggiatkan tugas dan fungsinya sebagai “pemandu” poros keberhasilan suatu

regulasi, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kegagalan pelaksanaan

suatu kemitraan dalam pengembangan konsep minapolitan.

Kegagalan dalam pelaksanaan suatu kemitraan dalam pengembangan

konsep minapolitan di Desa Gondosuli ditunjukkan dengan adanya fakta-fakta

yang terjadi dilapangan. Pertama, telah disebutkan sebelumnya bahwa belum

adanya penerapan prinsip kermitraan antara pemerintah, bisnis, dan komunitas

yang masih belum bersinergi diantara ketiganya. Kedua, model kimitraan dalam

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli masih bersifat “abu-abu”.

Maksudnya ialah model kemitraan yang sedang dijalankan oleh ketiga sektor

tersebut masih belum jelas dan pasti. Model kemitraan tersebut dapat dikatakan

model kemitraan yang semu, hal tersebut dikarenakan setiap stakeholder yang

bermitra sama-sama merasa penting untuk melakukan kerjasama, akan tetapi

pihak-pihak yang bermitra belum tentu memahami substansi yang diperjuangkan

dan apa manfaat yang dihasilkan.

Kemudian kemitraan yang dilakukan juga dapat dikatakan sebagai

kemitraan dengan model mutualistik, dimana pihak yang bermitra sama-sama

Page 168: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

153

menyadari aspek penting melakukan kemitraan, yaitu untuk saling memberikan

manfaat dan mendapatkan manfaat lebih, serta sama-sama memahami tujuan dan

makna dari kemitraan yang dijalankan. Namun kemitraan yang dilakukan dalam

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli sama sekali tidak

mencerminkan model kemitraan konjugasi, hal ini dikarenakan pihak yang

bermitra belum dapat melakukan konjugasi dalam rangka meningkatkan

kemampuan masing-masing. Serta stakeholder yang memiliki kelemahan di dalam

melakukan usaha atau mencapai tujuan bersama belum menyadari serta tidak

berusaha untuk saling melengkapi dalam menutupi kelemahan yang dimilikinya.

Berdasarkan fakta dan realita yang ada dalam pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung

dilihat dari sisi pemerintahannya, tidak mencerminkan konsep pemerintahan yang

baik (Good Governance). Menurut pengertian Good Governance yang dipaparkan

oleh Sedamaryanti (2012:3) pemerintah memiliki 2 (dua) pemahaman penting

yaitu, pertama nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-

nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan.

Kedua, sebagai aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efesien dalam

pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Antara kajian konsep

dengan yang terjadi di lapangan sangat tidak sejalan, hal ini ditunjukkan dengan

tidak adanya peraturan yang menjembatani kemitraan yang dilakukan oleh

pemerintah, bisnis, dan masyarakat pembudidaya dalam pengembangan kawasan

minapolitan. Tidak adanya peraturan tersebut menggambarkan bahwa pemerintah

Page 169: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

154

masih belum dapat memenuhi keinginan/kehendak rakyat serta belum

menjalankan aspek fungsional sebagai legislator.

Selanjutnya Sedarmayanti (2012:4-5) memberikan pengertian

pemerintahan lebih dalam lagi mengenai peran pemerintah sebagai kasalisator

dalam kemitraan ialah penyelenggaraan pemerintahan yang solid dan

bertanggungjawab, serta efesien dan efektif, dengan menjaga “kesinergisan”

interaksi yang kontruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan

masyarakat. Definisi pemerintahan yang baik ini mencerminkan bahwa

pemerintah sebagai kasalisator dalam pelaksanaan kemitraan pada konsep

pengembangan kawasan minapolitan khususnya di bidang budidaya ikan lele

seharusnya menjadi “jembatan penghubung” dalam kemitraan antara ketiga

stakeholder yang sedang bersinergi. Namun pada kenyataannya Pemerintah

Daerah Kabupaten Tulungagung masih belum dapat menjadi “jembatan

penghubung” yang baik dalam hal tersebut, sehingga kemitraan yang sedang

dilakukan tidak berjalan dengan lancar.

Pengertian mengenai good governance serta realita yang terjadi di

lapangan di atas menunjukkan bahwa perlu adanya pengkajian ulang tentang

tujuan, prinsip, serta tugas dan fungsi masing-masing stakeholder yang melakukan

kemitraan. Adanya pengkajian ulang tersebut diharapkan adanya suatu

restrukturisasi. Tujuannya ialah setiap stakeholder kembali menata serta

mengetahui tujuan, dan tugasnya dalam kemitraan yang dilakukan agar tercapai

tujuan bersama yaitu menjadikan Desa Gondosuli sebagai kawasan minapolitan

yang dapat membantu mengembangkan ekonomi lokal.

Page 170: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

155

c. Tujuan kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan.

Salah satu alasan seseorang atau suatu instansi melakukan suatu kemitraan

adalah memiliki suatu tujuan yang sama dengan cara bekerjasama dengan pihak

lain. Lebih jelasnya tujuan suatu kemitraan adalah terciptanya hasil yang

disepakati bersama dengan baik dengan saling memberikan keuntungan bagi

setiap pihak yang ikut bermitra. Hafsah (2000:54) memberikan tujuan kemitraan

dengan mengelompokkannya menjadi beberapa aspek diantanya:

1) Tujuan dari Aspek Ekonomi

Pada hakikatnya kemitraan yang dilakukan oleh seseorang atau komunitas

atau bahkan instansi memiliki tujuan dari aspek ekonomi. Sangat tidak mungkin

jika suatu kemitraan tidak memikirkan income yang akan didapatkan oleh pihak

yang bermitra. Kaitannya dengan penelitian ini ialah kemitraan yang dilakukan

oleh pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan

minapolitan khusunya budidaya ikan lele di Kecamatan Gondosuli Kecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung. Ditinjau dari sektor pemerintah seperti yang

disebutkan oleh informan bahwa 2% PDRB merupakan pendapatan dari budidaya

perikanan. Walaupun pendapatan yang diperoleh tidak begitu besar, namun angka

2% sudah dapat dikatakan baik karena masih ditopang dengan pendapatan dari

sektor yang lain. Jika pengembangan kawasan minapolitan terus menerus

mendapatkan perhatian dari pemerintah, maka tidak menutup kemungkinan

pendapatan dari sektor budidaya akan terus meningkatkan PDRB Kabupaten

Tulungagung.

Page 171: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

156

Adanya fakta yang demikian diharapkan pemerintah dapat lebih mengkaji

dan menggali kembali potensi yang dimiliki oleh Desa Gondosuli sehingga dapat

ditumbuhkembangkan serta mendapatkan hasil yang maksimal dari

pengembangan kawasan minapolitan tersebut. Pada hakikatnya peran pemerintah

sangat penting dalam perputaran roda perekonomian, serta mempunyai tugas

manajemen sehingga tercipta tatanan pemerintahan yang baik. Agar dapat

memaksimalkan perannya, Alison (dalam Mahmudi, 2010:37)

mengidentifikasikan fungsi manajemen yang secara umum berlaku di sektor

publik khususnya pemerintahan. Salah satunya ialah fungsi strategi yaitu

membuat rencana operasional untuk mencapai tujuan sehingga ada penetapan

tujuan dan prioritas dalam berorganisasi. Adanya penetapan tujuan yang demikian

diharapkan pemerintah dapat menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan

bersama. Kaitannya dengan pengembangan kawasan minapolitan diharapkan

Pemda Kabupaten Tulungagung dapat menyusun rencana strategi agar dapat

mengembagkan Desa Gondosuli sebagai kawasan minapolitan yang sukses baik

skala lokal maupun nasional. Salah satu caranya ialah dengan bantuan baik berupa

permodalan, teknologi, pembekalan SDM serta rencana pembangunan baik jangka

pendek, menengah dan jangka panjang.

Kemudian ditinjau dari sektor masyarakat, dengan adanya usaha budidaya

ikan lele pendapatan mereka cukup meningkat seperti yang telah dipaparkan

sebelumya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Hafsah serta tujuan

adanya pemetaan kawasan minapolitan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 bahwa, dengan adanya kemitraan

Page 172: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

157

diharapkan terpenuhinya aspek ekonomi dari masyarakat yaitu meningkatkan

pendapatan usaha kecil, nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil

dan merata.

Jika ditinjau dari sektor bisnis dalam kemitraan pengembangan kawasan

minapolitan khususnya budidaya ikan lele di Desa Gondosuli dapat disimpulkan

bahwa peran swasta tidak terlalu tampak dan tidak memiliki dampak yang

signifikan dalam kemitraan yang dilakukan oleh ketiga stakeholder ini. Data yang

diperoleh dilapangan telah dipaparkan sebelumnya bahwa pihak swasta hanya

membantu suplai pakan ternak ikan lele saja tanpa memberikan peranan yang lain.

Padahal peran bisnis sangat dibutukan dalam pengembangan kawasan minapolitan

agar dapat lebih berkembang pesat.

Sentanu (2012:2) menyebutkan bahwa tugas utama dari sektor bisnis ialah

bisnis dapat menyediakan kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan

memproduksi barang-barang dan jasa. Lebih konkrit Hafsah (2000:84-87)

menyebutkan bahwa peranan bisnis dalam kemitraan ialah memberikan

bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha kecil/koperasi, baik

melalui pendidikan, pelatihan, pemagangan, manajemen, dan keterampilan teknis

produksi, hingga promosi hasil produksi. Realitanya sektor bisnis dalam

kemitraan pengembangan kawasan minapolitan ini ialah CV. Menara dan PT.

Wonokoyo belum memenuhi peranannya.

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerintah

seharusnya dapat merancang kembali strategi lanjutan agar pengembangan

kawasan minapolitan dapat berkembang sesuai yang diinginkan oleh semua pihak.

Page 173: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

158

Selain itu hendaknya pemerintah memaksimalkan perannya sebagai pemeran

utama dalam rantai kemitraan yang dijalankannya. Salah satunya ialah pembuatan

regulasi tentang kontrol harga seperti yang diungkapkan oleh Sentanu (Sentanu,

2012:4) mengenai kontrol harga dan regulasi tentang kemitraan antara stakeholder

agar dapat memenuhi peranannya dalam menggapai tujuan bersama.

2) Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya

Inti dari tujuan yang berdasarkan aspek sosial dan budaya dalam

pengembangan kawasan minapolitan khususnya budidaya ikan lele di Desa

Gondosuli ialah upaya pemberdayaan usaha kecil sebagai tanggung jawab sosial

pengusaha besar agar terjadi percepatan pemberdayaan sesuai kemampuan dan

kompetensinya untuk menuju kemandirian usaha. Salah satu bentuk tanggung

jawab yang diberikan oleh pemerintah maupun sektor swasta ialah berupa

pembinaan atau bimbingan kepada masyarakat pembudidaya. Tujuannya ialah

agar pengusaha budidaya ikan lele dapat mengoptimalkan usahanya dan

mendapatkan kesejahteraan baik dari segi ekonomi maupun sosial.

Sejauh ini pengembangan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli dalam

upaya pengembangan kawasan minapolitan telah mendapatkan beberapa perhatian

yang serius oleh pemerintah setempat. Salah satu bukti konkrit yang diberikan

ialah penetapan rencana induk oleh Bappeda Kabupaten Tulungagung yang

berisikan tentang visi misi pengembangan kawasan minapolitan dan lain

sebagainya. Selain itu pemerintah memberikan pembinaan serta bimbingan yang

diprakarsai oleh DKP Kabupaten Tulungagung berupa pertemuan rutin sebulan

sekali serta pengawasan minapolitan oleh tim pembina yang dilakukan seminggu

Page 174: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

159

sekali. Hal ini merupakan bentuk tanggungjawab yang diberikan oleh sektor

pemerintah agar rencana pengembangan kawasan minapolitan dapat berjalan

dengan baik.

Pengawasan dan pembinaan dari sektor pemerintah selain merupakan

wujud tanggung jawab juga merupakan suatu bentuk penerapan fungsi manajemen

seperti yang diungkapkan oleh Alison (dalam Mahmudi, 2010:37). Wujud

tanggung jawab ini merupakan salah satu bentuk manajemen komponen internal

yang berfungsi untuk mengarahakan dan manajemen sumber daya manusia yang

dimiliki agar dapat memaksimalkan setiap potensinya untuk menerapkan setiap

regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah guna upaya pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli. Selain itu bentuk tanggungjawab ini juga

merupakan penerapan bentuk manajemen konstituen eksternal yang berfungsi

sebagai memperbaiki serta menciptakan suasana yang harmonis antar unit

eksternal organisasi maupun dengan organisasi lain. Hal ini disebabkan dalam

upaya pengembangan kawasan minapolitan tidak dapat berjalan dengan

sendirinya, dibutuhkan banyak pihak agar tujuan tersebut dapat tercapai.

Pemberian pembinaan atau bimbingan selain merupakan suatu tanggung

jawab dan fungsi manajemen yang diberikan oleh pemerintah, juga merupakan

salah satu bentuk pelaksanaan prinsip-prinsip good governance. Karakteristik

yang demikian merupakan penerapan prinsip daya tanggap seperti yang

diungkapkan oleh UNDP (dalam Sedarmayanti, 2012:5-7). Daya tanggap yang

diberikan oleh pemerintah merupakan suatu bentuk kepedulian akan

keberlangsungan upaya pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli,

Page 175: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

160

dimana kepedulian tersebut dibuktikan dengan adanya pelatihan, bantuan

peralatan yang mendukung usaha budidaya, serta memberikan kesempatan kepada

pembudidaya untuk berdiskusi dengan Pokja. Selain itu juga pemerintah

memberikan respon terhadap keluhan pembudidaya dengan membantu

mencarikan pasar agar produksi ikan lele dapat sepenuhnya oleh konsumen serta

diberikannya bantuan oleh Pemprov Jawa Timur berupa Gerakan pakan mandiri

(Gerpari) pada tahun 2016.

3) Tujuan dari Aspek Teknologi

Salah satu usaha yang menunjukkan keseriusan Pemda Kabupaten

Tulungagung dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli

Kecamatan Gondang ialah pembinaan serta bimbingan dari aspek teknologi.

Sistem bioflok merupakan suatu terobosan baru yang diberikan oleh pemerintah

dalam memenuhi peranannya sebagai pembinan dalam kemitraan yang dilakukan

oleh ketiga stakeholder ini. Pada kenyataannya pembudidaya tidak serta merta

mau menerapkan sistem yang diberikan oleh pemerintah dengan alasan sistem

bioflok merupakan sistem yang rumit serta mendapatkan hasil yang tidak

maksimal. Berbeda dengan sistem tradisional yang dapat lebih dipilih oleh

pembudidaya, sistem tradisional selain mudah dilakukan juga mendapatkan hasil

yang maksimal.

Selain sistem bioflok yang diperbantukan dari aspek teknologi, pemerintah

juga mencanangkan program CBIB. Program CBIB ini merupakan suatu sertifikat

yang mengarahkan para pembudidaya untuk menghasilkan produksi ikan lele

yang baik, sehat, serta aman dikonsumsi. Terobosan sertifikasi CBIB ini

Page 176: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

161

mendorong pembudidaya agar memberikan citra yang positif untuk konsumen

bahwa produk yang diperdagangkan aman dikonsumsi dan diharapkan mampu

mendongkrak penjualan ikan lele yang diproduseni oleh Desa Gondosuli.

Hal yang demikian merupakan suatu penerapan konsep good governance,

dimana Pemda Kabupaten Tulungagung berupaya memenuhi kebutuhan

masyarakatnya dengan memberikan bekal serta binaan untuk mendapatkan

kesejahteraan ekonomi. Karakteristik tersebut sejalan dengan yang diungkapkan

oleh UNDP dalam Sedarmayanti (2012:5-7), bahwa pemerintahan yang baik

memiliki karakteristik berkeadilan (Equity). Berkeadilan yang dimaksud adalah

pemerintah yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap semua warga

masyarakat dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara kualitas

hidupnya.

Realitanya upaya pemerintah yang demikian tidak sejalan seperti yang

dinginkan oleh masyarakatnya, padahal sistem bioflok merupakan salah satu bukti

penerapan budidaya yang dianggap baik oleh pemerintah. Santoso (2012:130)

menyebutkan bahwa terdapat tiga pilar governance yaitu pemerintah, sektor

swasta, dan mayarakat. Ketiga pilar tersebut hendaknya saling berkesinambungan

sehingga terjadi keselarasan serta kohesi agar mencapai tujuan bersama yaitu

masyarakat madani. Selanjutnya Sjamsudin (2005:11) menuturkan bahwa

kepemerintahan yang baik itu adalah suatu kesepakatan menyangkut peraturan

negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan sektor

swasta.

Page 177: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

162

Berdasarkan penuturan para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam

pelaksanaan tatanan pemerintahan yang baik merupakan kesepakatan yang

diciptakan oleh pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat agar tercipta suasana

yang harmonis, selaras serta mencapai kesejahteraan baik sosial, maupun

ekonomi. Sedangkan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa upaya yang

diberikan oleh pemerintah tidak sejalan seperti yang diharapkan. Masyarakat

beranggapan bahwa pembinaan pemerintah melalui aspek teknologi berupa sistem

bioflok tidak dapat diterapkan dengan alasan sistem yang ruwet, dan mendapatkan

laba yang tidak maksimal. Padahal menurut Hafsah (2000:84-87) peranan

masyarakat dalam kemitraan ialah menerapkan teknologi dan melaksanakan

ketentuan sesuai dengan kesepakatan mitranya.

Sebenarnya pembinaan yang diberikan oleh pemerintah melalui aspek

teknologi ini bersifat baik dan mengingikan adanya keberpihakan pada

pembudidaya agar mendapatkan pendapatan yang lebih baik lagi. Benar adanya

jika suatu sistem atau penerapan suatu kebijakan tidak dapat diberlakukan pada

semua permasalahan yang sama, karena pada dasarnya setiap daerah memiliki

keanekaragaman SDM, SDA, serta kultur yang berbeda. Namun demikian perlu

adanya sikap masyarakat yang bijak agar dapat memberikan solusi atau jalan

keluar yang baik untuk menyikapi mengenai bantuan aspek teknologi ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Blackely (dalam supriyadi, 2007:109-123)

menyebutkan bahwa proses implementasi perencanaan dan penerapan PEL

berdasarkan aspek kemitraan ialah adanya tanggungjawab dari masing-masing

stakeholder (pemerintah, swasta, dan masyarakat) sebagai aktor pengembangan

Page 178: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

163

dan pengelola ekonomi lokal. Sehingga bantuan yang diberikan oleh pemerintah

merupakan suatu upaya untuk meningkatkan ekonomi lokal, sebab itulah

dibutuhkan suatu kolaborasi yang baik antar aktor baik publik, bisnis dan

mayarakat. Jika bantuan dari pemerintah kurang cocok diterapkan di Desa

Gondosuli, maka sudah seharusnya masyarakat memberikan masukan terhadap

pemerintah mengenai jalan keluar serta solusi yang tepat perihal pembinaan aspek

teknologi tersebut.

4) Tujuan dari Aspek Manajemen

Tujuan kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa

Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung yang terakhir ialah

dilihat dari aspek manajemennya. Ditinjau dari sisi pemerintahannya aspek

manajemen menurut Mahmudi (2010:38-40) mengungkapkan bahwa salah satu

karakterisiktik manajemen sektor publik ialah menciptakan adanya kesempatan

yang sama bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan utama hidupnya,

misalnya kebutuhan terhadap kesehatan, pendidikan, transportasi dan sarana-

sarana umum lainnya. Kaitannya dengan kemitraan yang dilakukan oleh ketiga

sektor yaitu pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung

ialah ditunjukkan dengan adanya upaya peningkatan produktivitas.

Menciptakan kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya melalui upaya peningkatan produktivitas ialah dibentuknya

Pokja yang merupakan intervensi setiap SKPD. Intervensi yang dilakukan SKPD

merupakan suatu upaya untuk memberikan pelayanan serta pemenuhan kebutuhan

Page 179: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

164

masyarakat dengan tujuan pada akhirnya masyarakat dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi lokal yang berdampak pada pendapatan perseorangan.

Intervensi SKPD melalui Pokja tersebut telah disebutkan sebelumnya pada

penyajian data.

Berdasarkan fakta yang telah disebutkan bahwa Pemda Kabupaten

Tulungagung telah melaksanakan tujuan aspek manajemen seperti yang telah

disebutkan oleh Hafsah (2000:54) yaitu peningkatan produktivitas organisasi di

dalam kerja yang dilaksanakan produktivitas organisasi. Penuturan Hafsah

tersebut merujuk pada interfensi yang dilakukan oleh SKPD dengan memberikan

bantuan yang ekuivalen dengan upaya pengembangan kawasan minapolitan di

Desa Gondosuli. Pengembangan serta pembangunan yang dilakukan oleh SKPD

diharapkan dapat membantu pembudidaya agar dapat meningkatkan produktivitas

individu yang melaksanakan kerja dan mengembangkan usahanya. Peningkatan

produktivitas dan pengembangan usaha yang dilakukan masyarakat pada akhirnya

bermuara pada keberhasilan pengembangan kawasan minapolitan yaitu

meningkatnya ekonomi lokal.

2. Hasil kemitraan Pemerintah, Bisnis, dan Komunitas dalam dalam

pengembangan kawasan minapolitan sebagai peningkatan ekonomi

lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten

Tulungagung.

Kemitraan yang dilakukan oleh beberapa pihak tentunya berawal dari

kesamaan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dalam suatu kemitraan adalah

adanya suatu hasil yang dapat menguntungkan semua pihak yang bermitra serta

Page 180: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

165

mendapatkan sautu solusi atas permasalahan yang dihadapi. Seperti apa yang

diungkapkan oleh Hafsah (2000:62) bahwa pada dasarnya maksud dan tujuan dari

kemitraan adalah “Win-Win Solution Partnership” serta ciri dari kemitraan usaha

terhadap hubungan timbal balik bukan sebagai buruh-majikan atau atasan-

bawahan sebagai pembagian resiko dan keuntungan yang profesional, disinilah

karakter dan kekuatan kemitraan usaha.

Sejak tahun 2007 Desa Gondosuli mulai merintis usaha budidaya ikan lele

dan semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Semenjak ada gelita para

pembudidaya tersebut, pada tahun 2013 Pemda Kabupaten Tulungagung mulai

memberikan apresiasi atas budidaya ikan lele tersebut dengan penetapan kawasan

minapolitan di Kecamatan Gondang. Alhasil lahan yang awalnya tidak seberapa

kini menjadi 28 Ha. Keberhasilan perluasan lahan ini tentunya tidak serta merta

berjalan dengan lancar, sudah dapat dipastikan bahwa adanya beberapa pihak

yang membantu jalannya usaha budidaya ini baik dari segi masyarakat,

pemerintah, dan swasta. Hal tersebut menggambarkan suatu simbiosis

mutualisme, dimana kemitraan tidak akan dapat berjalan dengan lancar jika tidak

ada kerjasama yang baik antar stakeholder.

Adanya fakta yang demikian dapat diartikan sebagai suatu pola kemitraan

yang produktif seperti yang diungkapkan oleh Wibisono (2007: 104), bahwasanya

pola kemitraan produktif ialah pihak swasta mempunyai kepedulian sosial dan

lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia

usaha dan masyarakat memberikan dukungan positif kepada swasta. Pada

kenyataannya kemitraan yang dilakukan ketiga stakeholder tersebut pada

Page 181: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

166

kenyataannya tidak sejalan seperti yang ada pada teori seperti yang telah

disebutkan sebelumnya. Walaupun demikian perjalanan budidaya ikan lele di

Desa Gondosuli ini sudah dapat dikatakan sukses karena memiliki beberapa

prestasi yang sudah diraihnya.

Beberapa capaian yang diperoleh Desa Gondosuli dalam kurun waktu

kurang lebih 9 tahun hingga penetapan kawasan minapolitan oleh Pemda

Kabupaten Tulungagung ialah suksesnya rencana induk yang dicanangkan oleh

Bappeda. Perolehan yang dicapai ini tentunya merupakan usaha dari pemerintah

sebagai wujud karakteristik pemerintahan yang baik. Capaian yang diperoleh

berdasarkan suksesnya rencana induk ini sejalan dengan pemaparan UNDP

(dalam Sedarmayanti, 2012:5-7) bahwa karakteristik pemerintahan yang baik

ialah berorientasi pada konsensus. Kaitannya dalam hal ini Pemda Kabupaten

Tulungagung bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang

berbeda untuk mencapai konsensus atau kesepakatan yang terbaik bagi

kepentingan masing-masing pihak, hal ini ditunjukkan dengan suksesnya rencana

induk yang dicanangkan oleh Bappeda.

Adanya fakta tentang kesuksesan yang telah disebutkan sebelumnya

menandakan adanya pengaruh pemerintah daerah untuk melakukan akselarasi

kawasan minapolitan yang ditandai dengan produksi perikanan, produktivitas

usaha, dan meningkatkan kualitas produk kelautan dan perikanan, meningkatkan

pendapatan nelayan, pembudidaya, pengolah ikan yang adil dan merata seperti

yang disebutkan oleh Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun

2010 tentang Minapolitan. Berdasarkan Permen tersebut kemudia Pemda

Page 182: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

167

Kabupaten Tulungagung mengambil sikap dengan mewujudkan tujuan serta

sasaran dari minapolitan. Sehingga tercapailah suatu kesuksesan yang lain yaitu

kesejahteraan finansial pembudidaya.

Kesuksesan serta kesejahteraan finansial dari pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli ini merupakan suatu bukti dari program tindakan

terbuka untuk organisasi atau instansi dalam mengambil inisiatif pembangunan

ekonomi dan lapangan kerja seperti yang diungkapkan oleh Blakely and Ted

(2003). Blakely and Ted menyebutkan bahwa instansi bertindak sebagai

entrepreneur, coordinator, fasilitator, dan stimulator. Keempat tindakan ini

ditunjukkan dengan tercapainya kesejahteraan masyarakat setempat dengan

memiliki ekonomi berupa rumah dan mobil seperti yang disebutkan oleh

informan.

Kemudian Blakely dalam Supriyadi (2007:109) menyebutkan bahwa

keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari perluasan

kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan berusaha.

Pertumbuhan ekonomi lokal di Desa Gondosuli yang dibuktikan dengan

kembalinya para perantau ke tempat asal dikarenakan lapangan pekerjaan terbuka

lebar untuk mereka, dengan kata lain adanya budidaya ikan lele dalam

pengembangan kawasan minapolitan ini mampu menyerap angka pengangguran

serta membuka lapangan pekerjaan baru. Kades Gondosuli memperkuat data

bahwa adanya pertumbuhan ekonomi lokal yang ditandai dengan dahulu Desa

Gondosuli merupakan salah satu desa termiskin di Kabupaten Tulungagung,

namun sekarang merupakan suatu prospek yang bagus untuk para masyarakat luar

Page 183: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

168

maupun dalam desa agar mendapatkan pekerjaan. Febrian (2014) menyebutkan

bahwa LED sebagai suatu proses dimana pemerintah lokal dan atau kelompok

didasarkan komunitas mengelola sumberdaya yang ada dan masuk ke dalam

susunan kerjasama (kemitraan) dengan sektor swasta atau dengan diantaranya

mereka untuk menciptakan pekerjaan baru.

Kesuksesan ini tentunya merupakan suatu harapan dari kemitraan yang

dilakukan oleh ketiga stakeholder dalam pengembangan kawasan minapolitan.

Serta telah memenuhi tujuan pengembangan kawasan minapolitan yang di

tetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010. Jika dilihat dari tercapainya

pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung, maka peneliti memberikan asumsinya bahwa Desa

Gondosuli telah memenuhi karakteristik dan persyaratan untuk ditetapkan sebagai

kawasan minapolitan menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia Kep.18/Men/2011.

Adanya fakta yang demikian selain memenuhi karakteristik dan

persyaratan untuk ditetapkan sebagai kawasan minapolitan juga memenuhi

kawasan minapolitan yang sudah berkembang menurut Dirjen Perikanan

Budidaya (2009). Ciri-ciri yang telah dipenuhi oleh Desa Gondosuli sebagai

kawasan minapolitan yang sudah berkembang ialah Pertama, sebagian besar

masyarakat di kawasan tersebut memperoleh pendapatan dari kegiatan perikanan.

Kedua, Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan

perikanan, termasuk didalamnya usaha industri pengolahan hasil perikanan,

Page 184: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

169

perdagangan hasil perikanan. Tidak hanya memproduksi ikan lele sebagai

produksi utama, namun juga terdapat produksi lain berupa ikan olahan seperti

abon lele dan lain sebagainya. Ketiga, hubungan antara pusat kawasan dan daerah-

daerah hinterland atau daerah-daerah sekitarnya bersifat interdependensi atau

timbal balik yang harmonis dan saling membutuhkan, yang dibuktikan dengan

adanya produksi olahan ikan lele yang berada disekitar Desa Gondosuli serta

daerah sekitarnya yang ikut mempromosikan hasil olahan ikan lele tersebut.

Membahas lebih detil mengenai kawasan minapolitan yang sudah

berkembang seperti yang dipaparkan oleh Dirjen Perikanan Budidaya (2009)

diatas dan berdasarkan hasi penelitian yang dilakukan dapat di analogikan bahwa

keberhasilan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung diawali dengan penambahan kawasan minapolitan. Hal

ini ditunjukkan dengan hasil yang diperoleh pembudidaya saat masa panen.

Besarnya panen yang diperoleh menunjukkan bahwa kolam bibit ikan lele juga

mengalami penambahan luas area. Karena pada praktiknya suatu luas kolam

dengan lebar tertentu mempunyai batas penebaran bibit ikan lele. Pembatasan

bibit dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan lele hingga

masa panen.

Sejalan dengan penambahan kawasan/area kolam bibit ikan lele yang

semakin bertambah, secara tidak langsung akan membutuhkan tenaga kerja yang

tidak sedikit pula. Selain bertambah luasnya area kolam bibit ikan lele yang

semakin bertambah, faktor lain yang menyebabkan terjadinya penyerapan tenaga

kerja ialah adanya pemekaran kelompok pembudidaya di desa tersebut.

Page 185: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

170

Pemekaran ini dilakukan karena salah satu anggota kelompok pembudidaya

merasa mampu dan memiliki modal usaha dan bertujuan untuk membuka

lapangan kerja yang baru dan menyerap tenaga kerja yang berasal dari

keluarganya sendiri.

Tetap mengacu pada Dirjen Perikanan Budidaya (2009) pada poin ketiga

yang menyebutkan hubungan antara pusat kawasan dan daerah-daerah hinterland

atau daerah-daerah sekitarnya bersifat interdependensi atau timbal balik yang

harmonis dan saling membutuhkan, keterkaitannya dengan hal ini ialah

peningkatan pendapatan para pelaku usaha. Salah satu faktor yang megakibatkan

peningkatan pendapatan ialah para pembudidaya mendapatkan bantuan dari

pemerintah berupa Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP). PUMP

merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada para pembudidaya ikan

lele agar dapat mengembangkan usahanya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pembudidaya agar mendapatkan

bantuan dana PUMP ialah Pertama, diberikan kepada 18 kelompok dengan total

dana Rp 1,17 T dengan masing-masing kelompok mendapatkan Rp. 65.000.000,

dengan usia minimum usaha 6 bulan. Pemberian bantuan dana tersebut merupakan

hak dinas terkait untuk pemilihan yang berhak mendapatkan bantuan dana

tersebut, dan dana hanya diberikan kesempatan satu kali kepada setiap kelompok.

Pemberian dana tersebut tetap mendapatkan pengawasan langsung dari Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menjauhi penyalahgunaan dana. (neraca.co.id)

Jika usaha pengembangan kawasan minapolitan dilakukan secara

kontinuitas, maka tidak menutup kemungkinan bahwa Kecamatan Gondang akan

Page 186: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

171

menjadi suatu kecamatan percontohan kawasan minapolitan nasional bahkan

internasional. Perbaikan-perbaikan serta restrukturisasi hendaknya dilakukan oleh

ketiga stakeholder tersebut agar dapat memaksimalkan setiap peranan yang

dimilikinya. Pada dasarnya tidak ada sebuah hasil yang didapatkan secara instan,

perlu adanya suatu kerjasama yang saling memberikan feed back serta impact bagi

pelaku kemitraan tersebut.

Page 187: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama di

lapangan dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan fokus penelitian

baik melalui wawancara, dokumentasi maupun observasi serta sesuai data yang

telah disajikan dan dibahas oleh peneliti tentang “kemitraan pemerintah,bisnis dan

komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya

meningkatkan ekonomi lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang,

Kabupaten Tulungagung”, sebagai berikut:

1. Kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Bentuk kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah, bisnis dan komunitas

ialah model kemitraan yang berbentuk kemitraan semu dikarenakan

setiap stakeholder yang bermitra sama-sama merasa penting untuk

melakukan kerjasama, namun pihak-pihak yang bermitra belum banyak

memahami substansi yang diperjuangkan dan apa manfaat yang

dihasilkan. Selain itu kemitraan yang dalam pengembangan kawasan

minapolitan menggunakan bentuk kemitraan mutualistik, hal ini di

tunjukkan adanya kesadaran ketiga pihak tersebut yang ingin

memperjuangkan keberhasilan pengembangan budidaya ikan lele agar

menjadi kawasan minapolitan.

172

Page 188: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

173

b. Keterllibatan stakeholder dalam kemitraan ini dapat dikatakan baik

dilihat dari ketiga pihak pemerintah, bisnis, dan komunitas yang memiliki

peran penting dalam pengembangan kawasan minapolitan seperti

pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, bisnis yang berperan sebagai

supplier pakan ikan serta komunitas sebagai media komunikasi antar

anggota yang memberika kemudahan dalam mengetahui perkembangan

harga dan mengatur perkembangan budidaya antar anggota. Akan tetapi

ketiga aktor tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktivitas

kemitraannya yaitu antara pemerintah dengan bisnis yang tidak saling

memiliki hubungan timbal balik.

c. Tujuan kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam

pengembangan kawasan minapolitan khususnya budidaya lele di Desa

Gondosuli, kecamatan Gondang, kabupaten Tulungagung dilihat dari

aspek ekonomi bahwa hasil dari budidaya perikanan dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat lokal dan memberikan kontribusi untuk daerah

sebanyak 2% PDRB Kabupaten Tulungagung. Dari segi sosial dan

budaya, kemitraan dilakukan sebagai tanggungjawab sosial bagi

pengusaha besar maupun pemerintah untuk memberdayakan usaha kecil

agar menjadi mandiri dan dapat mengoptimalkan usahanya untuk

kesejahteraan dari segi ekonomi maupun sosial. Tanggung jawab yang

diberikan pemerintah juga tercermin dari perannya dalam memberikan

manfaat dari aspek teknologi dimana pemerintah memberikan terobosan

cara budidaya yaitu dengan sistem bioflok. Namun, pembudidaya masih

Page 189: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

174

menggunakan teknologi budidaya ikan sistem tradisional yaitu kolam

tanah dengan menggunakan terpal dan setelah panen ikan dilakuan

pengganti air kolam. Pembudidaya masih mengunakan sistem tradisional

yang dianggap bahwa selain mudah dilakukan juga mendapatkan hasil

yang maksimal. sedangkan dalam memberikan upayanya untuk

melakukan peningkatan produktivitas, dari aspek manajemen dilakukan

pembentukan kelompok kerja atau disebut denagn istilah pokja yang

merupakan intervensi setiap SKPD.

2. Hasil kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan

kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatkan ekonomi lokal di Desa

Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Gondang dapat dikatakan

berhasil tetapi belum maksimal. Hal ini dilihat dari lahan kolam budidaya

ikan sangat luas dan dari segi perekonoian masyarakat Desa Gondosuli dapat

dikatakan meningkat atau sejahtera seperti banyaknya rumah warga yang

bagus, mampu memperkerjakan tenaga kerja dari luar desa. Namun masih

terdapat masalah mengenai harga pakan yang tinggi dan pemasaran ikan yang

mengakibatkan produksi ikan berlebih tidak terserap pasar.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sesuai dengan fenomena di

lapangan, maka peneliti mencoba memberikan masukan sebagai saran yang dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemerintah, bisnis maupun komunitas

dalam menjalin kemitraan dalam kegiatan pengembangan kawasan minapolitan

adalah sebagai berikut.

Page 190: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

175

1. Kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan

minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung

dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Bentuk kemitraan dilihat dari pemerintah, bisnis dan komunitas masih

belum ada sinergi antar ketigannya dan belum adanya peraturan yang

mengatur tentang kemitraan dalam pengembangan kawasan

minapoliatan. Maka dari itu peneliti memberikan saran atau masuk agar

proses kemitraan atau kerjasama harus lebih digalakkan lagi karena

ketiga pihak tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam

meningkatkan perkembangan dunia usaha maupun perekonomian daerah

serta mampu menciptakan Good Governance.

b. Diharapkan ketiga aktor memiliki keseimbangan dalam menjalankan

aktivitas kemitraannya seperti pemerintah Kabupaten Tulungagung selain

bermitra dengan masyarakat atau komunitas perlu juga bermitra dengan

pihak bisnis. Hal ini diharapkan agar saling memperkuat ketiga sektor

yang bermitra serta membangun perekonomian masyarakat sejahtera.

Selain itu juga Perlu adanya peraturan kemitraan yang mengikat ketiga

sektor yang saling bermitra. Mengingat bahwa surat tersebut sebagai

dasar untuk menjalin suatu kerjasama yang didalamnya berisi tentang

pembagian hak dan kemwajinban yang jelas, maka pihak yang bermitra

harus bisa bekerja sesuai dengan wewenang dan tugas yang disepakati

dalam surat perjanjian tersebut.

Page 191: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

176

c. Tujuan kemitraan, peneliti memberikan masukan atau saran dari aspek

teknologi kepada pemerintah atau dinas terkait, dalam memberikan

teknologi seperti sistem budidaya bioflok perlu benar-benar mendampingi

serta membina agar teknologi budidaya yang diterapkan oleh

pembudidaya sukses dan panen ikan yang dihasilkankan besar.

2. Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung diharapkan mampu memberikan

solusi atas permasalahan mengenai kelebihan produksi agar pembudidaya

ikan lele tidak mengalami kerugian serta dapat membantu mengatasi harga

pakan ikan yang tinggi. Misalnya seperti pemerintah atau dinas-dinas terkait

membantu dengan memperbanyak usaha kecil menengah (UKM) pengolahan

ikan lele untuk dijadilan krupuk, abon, nugget dll sebagai jajanan oleh-oleh

Tulungagung. Hal ini agar produksi budidaya ikan terserap oleh permintaan

para pengolahan ikan. Kemudian dalam mengatasi masalah pakan ikan

peneliti memberikan saran kepada pemerintah agar menjalin hubungan kerja

sama dengan pihak bisnis seperti pabrik pakan ikan agar pemerintah bisa

membuat regulasi mengenai harga pakan seperti menstabilkan harga pakan

atau harga pakan dari pabrik semua sama dengan pajak pakan dari pemerintah

dikurangi.

Page 192: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

177

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanto, Andri. 2014. Teori Administrasi Publik. Diakses pada tanggal 1 Oktober

2016 pukul 10.20 WIB melalui https://andriraf.files.wordpress.com/2014/11

/03-tugas-teori-ap.pdf

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anonim. 2015. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka Tahun 2015. Pusat Data

Statistik dan Informasi.

Blakely, Edward J and Ted K.Bradshaw. 2003. Planning Local Economic

Development: Theory and Practice. Third Edition. New Delhi: VISTAAR

Publications

Blakely, Edward J. 1989. Planning Local Economic Development: theory and

Practice. Sage Publications, Inc

Febrian, Billal M dan Dewi Sawitri Tjokropandojo. 2014. SDM Manusia dan

Kinerja Petani sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Lokal (Studi Kasus:

Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, diakses

pada tanggal 10 November 2015 pukul 09.46 WIB melalui

http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/wp-content/uploads/2014/04/V1N2517-526.pdf

Hafsah, Mohammad Jafar. 2000, Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi.

Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan.

Indradi, Sjamsiar Sjamsuddin. 2010. Dasar-Dasar dan Teori Administrasi Publik.

Malang: Agritek YPN

Keban, Y. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Konsep, Teori Dan

Isu. Cetakan Kedua. Yogyakarta : Gava Media

Kementrian PPN/Bappenas Direktorat Kelautan dan Perikanan, 2014, Strategi

Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan. diakses pada tanggal 19 April 2015

pukul 09.00 WIB dari http://www.bappenas.go.id/files/7614/4401/4206/

Strategi_Pengelolaan_Perikanan_Berkelanjutan.pdf

Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Page 193: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

178

Miles M, Huberman M, Saldana J. 2014. Qualitative Data Analysis: a Methods

Sourcebook.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset.

Nastiti, Imaniar. 2010. Pengembangan Ekonomi Lokal (Local Resources

Development), diakses pada tanggal 13 Juni 2016 pukul 08.00 WIB dari

http://slideshare.net/Bulbulkoala/k5-pengembangan-ekonomi-lokal-new

Peery, Newman S. Jr. 1995, Business, Government, & society: Managing

Competitiveness, Ethics, and Social Issues, Prentice Hall, Engleood Cliffs,

New Jersey.

Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan No. 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan

Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2010/11 tentang

Minapolitan

Primyastanto, Mimit. 2011, Minapolitan: Suatu Pendekatan Sosial Lingkungan

dan Agama. Malang: UB Press.

Rofiq, Aunur, 2015, Potensi Indonesia Menjadi Kekuatan Ekonomi Global.

diakses pada tanggal 22 Juni 2015 pukul 08.00 WIB dari

http://nasional.sindonews.com/read/1010858/18/potensi-indonesia-menjadi-

kekuatan-ekonomi-global-1433899211

Sedarmayanti. 2012. Good governance (kepemerintahan yang baik) dalam rangka

otonomi daerah : upaya membangun organisasi efektif dan efisien melalui

restrukturisasi dan pemberdayaan.Bandung: Mandar Maju.

Sentanu, I Gede Eko Putra Sri. 2012. Pemerintah, Bisnis dan Komunitas. Malang:

UBDistancelearning.

Siagian, P. Sondang. 2014. Filsafat administrasi. Jakarta: Bumi Aksara

Sjamsuddin, Sjamsiar. (2005) Kepemerintahan dan Kemitraan. Malang, Yayasan

Pembangunan Nasional kerjasama dengan CV. Sofa Mandiri dan Indonesia

Print malang.

Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Steiner G, Steiner J. 1991. Business Government and Society: a Managerial

Perspective Text and Cases. Singapore: McGraw-Hill Book

Page 194: KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM …repository.ub.ac.id/7518/1/Alfiah.pdf · 2020. 4. 9. · KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN

179

Sulistiyani, Ambar Teguh. 2003. Memahami Good Governance: Dalam

Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gava Media.

Sulistyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suryono, Agus. 2010. Dimensi-Dimensi Prima Teori Pembangunan. Malang:

Universitas Brawijaya (UB) Press.

Sugiyono, 2005. Metote Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Supriyadi, Edy. 2007,Telaah Kendala Penerapan Pengembangan Ekonomi Lokal:

Pragmatisme dalam Praktek Pendekatan PEL.Jurnal Perencanaan Wilayah

dan Kota 18 (2): 103-123.

Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

Wibisono, Yusuf. (2007) Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho

Publishing,

Zauhar, Soesilo. 1996. Reformasi Aministrasi: Konsep, Dimensi dan Strategi. PT.

Bumi Aksara: Jakarta