r KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-24 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-24), PEDOMAN PERHITUNGAN PCN (PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER) PERKERASAN PRASARANA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : a. bahwa dalam Appendix I Bagian 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome), telah mengatur bahwa penyelenggara bandar udara wajib menyampaikan data atau informasi bandar udara kepada pelayanan informasi aeronautika (Aeronautical Information Service/AIS); b. bahwa data atau informasi bandar udara yang disampaikan kepada kepada pelayanan informasi aeronautika (Aeronautical Information Service/AIS], memuat data dan informasi jenis permukaan daerah perkerasan dan daya dukung perkerasan dengan perhitungan menggunakan metode Aircraft Classification Number - Pavement Classification Number (ACN-PCN); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-24 (Advisory Circular CASR Part 139-24), Pedoman Perhitungan PCN (Pavement Classification Number) Perkerasan Prasarana Bandar Udara;
121
Embed
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORATJENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
r
KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR: KP 93 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL
PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-24(ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-24),
PEDOMAN PERHITUNGAN PCN (PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER)PERKERASAN PRASARANA BANDAR UDARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
Menimbang : a. bahwa dalam Appendix I Bagian 3 Peraturan MenteriPerhubungan Nomor KM 24 Tahun 2009 tentangPeraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139(Civil Aviation Safety Regulation Part 139) tentangBandar Udara (Aerodrome), telah mengatur bahwapenyelenggara bandar udara wajib menyampaikan dataatau informasi bandar udara kepada pelayananinformasi aeronautika (Aeronautical InformationService/AIS);
b. bahwa data atau informasi bandar udara yangdisampaikan kepada kepada pelayanan informasiaeronautika (Aeronautical Information Service/AIS],memuat data dan informasi jenis permukaan daerahperkerasan dan daya dukung perkerasan denganperhitungan menggunakan metode AircraftClassification Number - Pavement Classification Number(ACN-PCN);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Direktur Jenderal PerhubunganUdara tentang Pedoman Teknis Operasional PeraturanKeselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-24(Advisory Circular CASR Part 139-24), PedomanPerhitungan PCN (Pavement Classification Number)Perkerasan Prasarana Bandar Udara;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4956);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentangPembangunan dan Pelestarian Lingkungan HidupBandar Udara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5295);
3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentangOrganisasi Kementerian Negara (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5);
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten tangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon IKementerian Negara, sebagaimana telah diubahterakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun2014;
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum;
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun2009 tentang Peraturan Keselamatan PenerbanganSipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulations Part139) tentang Bandar Udara (Aerodrome) sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Menteri PerhubunganNomor PM 74 Tahun 2013;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun2009 tentang Pendelegasian Kewenangan MenteriPerhubungan Kepada Direktur Jenderal PerhubunganUdara di Bidang Penerbangan;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPerhubungan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun2013;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGANUDARA TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONALPERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN139-24 (ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-24),PEDOMAN PERHITUNGAN PCN (PAVEMENTCLASSIFICATION NUMBER) PERKERASAN PRASARANABANDAR UDARA.
Pasal 1
(1) Penyelenggara bandar udara wajib menyampaikandata atau informasi bandar udara kepada pelayananinformasi aeronautika (Aeronautical InformationService/AIS).
(2) Data atau informasi bandar udara yang disampaikansebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat datadan informasi jenis permukaan daerah perkerasandan daya dukung perkerasan dengan perhitunganmenggunakan metode Aircraft Classification Number -Pavement Classification Number (ACN-PCN).
(3) Pedoman Perhitungan PCN (Pavement ClassificationNumber) Perkerasan Prasarana Bandar Udarasebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengacu padaketentuan sebagaimana terlampir dan merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 2
(1) Nilai PCN (Pavement Classification Number) yang wajibdisampaikan kepada pelayanan informasi aeronautika(Aeronautical Information Service/AIS) untuk bandarudara yang melayani pesawat udara beroperasi yangmemiliki berat lebih besar dari 5.700 kg berat lepaslandas maksimum (Maximum Take-Off Weight/MTOW).
(2) Kekuatan daya dukung perkerasan bagi bandar udarayang melayani pesawat udara beroperasi yangmemiliki berat kurang dari 5.700 kg berat lepaslandas maksimum (Maximum Take-Off Weight/MTOW),harus selalu tersedia dengan cara melaporkaninformasi berikut:
a. Berat maksimum pesawat udara udara yangdiperbolehkan; dan
b. Tekanan ban maksimum yang diperbolehkan.
(3) Nilai PCN (Pavement Classification Number) yangdisampaikan menginfomasikan bahwa suatu pesawatudara udara dengan nilai ACN (Aircraft ClassificationNumber) sama dengan atau kurang dari nilai PCN(Pavement Classification Number) yang disampaikandapat beroperasi di suatu perkerasan namun denganbatasan pada tekanan ban atau berat keseluruhanpesawat udara (all-up weight) untuk jenis pesawatudara tertentu.
Pasal 3
(1) Penyampaian nilai PCN (Pavement ClassificationNumber) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,dilakukan oleh Kepala Penyelenggara Bandar Udarauntuk selanjutnya disampaikan kepada DirekturJenderal Perhubungan Udara c.q Direktur BandarUdara guna dilakukan evaluasi dan/atau verifikasi.
(2) Nilai PCN (Pavement Classification Number) PerkerasanPrasarana Bandar Udara yang telah dievaluasidan/atau diverifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1), selanjutnya dipublikasikan dalam PublikasiInformasi Aeronautika (Aeronautical InformationPublication/AIP) melalui Pelayananan InformasiAeronautika (Aeronautical Information Services/AlS)sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Nilai PCN (Pavement Classification Number) PerkerasanPrasarana Bandar Udara sebagaimana dimaksud padaayat (2), wajib diperbaharui dan dilakukanpenyesuaian sesuai dengan perubahan prasaranabandar udara maupun tingkat frekuensi lalu lintasangkutan udara.
Pasal 4
(1) Perhitungan nilai PCN (Pavement ClassificationNumber) Perkerasan Prasarana Bandar Udara untukbandar udara yang akan dan/atau telah melayanipesawat udara beroperasi lebih dari 5 jenis pesawatudara berbeda yang memiliki Aerodrome ReferenceCode minimal 4C maka perhitungan dapatmenggunakan metode FAA AC 150-5335-5C.
(2) Penetapan nilai PCN (Pavement Classification Number)Perkerasan Prasarana Bandar Udara wajibmemperhatikan nilai PCN (Pavement ClassificationNumber) pada daerah terkritis pada suatu konstruksiperkerasan prasarana bandar udara.
Pasal 5
(1) Apabila terdapat nilai PCN (Pavement ClassificationNumber) Perkerasan Prasarana Bandar Udara yangmenunjukan nilai lebih kecil daripada nilai ACN(Aircraft Classification Number) pesawat udara udaraterbesar yang beroperasi, maka pengoperasianpesawat udara tersebut mengacu pada ketentuanpembatasan beban lepas landas (Restricted take-offWeight) dan/atau kondisi overload.
(2) Dalam rangka pengoperasian pesawat udara dengankondisi overload sebagaimana dimaksud pada ayat (1),maka penyelenggara bandar udara dan operatorangkutan udara harus membuat identifikasi masalah(risk assessment) dan upaya untuk mengurangiterjadinya resiko (risk mitigation) guna menjaminkeselamatan operasi penerbangan.
Pasal 6
Direktur Bandar Udara dan Kepala Kantor Otoritas BandarUdara melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaanPeraturan ini.
Pasal 7
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : JAKARTApada tanggal : 13 MARET 2015
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
TTD
SUPRASETYO
SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada:.
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;2. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;3. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;4. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;5. Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara;6. Para Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara dilingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara;7. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero);8. Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero).
SALINAN sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS,
Pembina Tk. I / (IV/b)NIP. 19660508 199003 1 001
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NOMOR: KP 93 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURANKESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 139-24
(ADVISORY CIRCULAR CASR PART 139-24), PEDOMANPERHITUNGAN PCN (PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER]PERKERASAN PRASARANA BANDAR UDARA
TANGGAL: 13 MARET 2015
PEDOMAN PERHITUNGAN
PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER (PCN)PERKERASAN PRASARANA BANDAR UDARA
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 1dari 116
1. RUANG LINGKUP
1.1 UMUM
1.1.1 Pedoman perhitungan nilai PCN ini dimaksudkan sebagai referensi bagioperator bandar udara dalam menghitung, menetapkan, maupunmempublikasikan nilai daya dukung perkerasan sesuai dengan sistemyang telah ditetapkan oleh ICAO yaitu sistem ACN-PCN. Pedoman inijuga dapat digunakan untuk keperluan penyusunan rencanaperbaikan/peningkatan kinerja konstruksi perkerasan prasarana sisiudara.
1.1.2 Metode ini mencakup tata cara melakukan perhitungan PCN perkerasanlentur (flexible pavemenet) maupun perkerasan kaku (rigid pavement)konstruksi perkerasan prasarana sisi udara yang terdiri dari landaspacu (runway) landas hubung (taxiway) dan landas parkir (apron).
1.2 METODE PENENTUAN NILAI PCN
Metode perhitungan yang dijabarkan dalam buku pedoman ini terdiridari metode klasik (CBR-FAA), metode grails dan metode FAA AC150/5335-5C. Adapun penentuan nilai PCN dengan pengujian langsungdilapangan, misalnya dengan alat HWD dijabarkan tersendiri mengingattata cara perhitungan PCN terkait dengan manual alat.
2. ACUAN NORMATIF
2.1 Acuan Normatif dalam penyusunan pedoman ini antara lain meliputi:
UU No. 1 Tahun 2009 : PenerbanganPP No 40 Tahun 2012 : Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan
Hidup Bandar UdaraSKEP 78 Tahun 2005 : Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan
Konstruksi Landas Pacu (Runway), LandasHubung (Taxiway) dan Landas Parkir (Apron)serta Fasilitas Penunjang di Bandar Udara
BSNI PSN 08:2007 : Pedoman Standardisasi Nasional
ICAO Annex 14 : Aerodromes
FAA 150/5320-6E : Airport Pavement Design and EvaluationFAA 150/5380-6B : Guidelines and Procedures for Maintenance of
Airport PavementsFAA 150/5335-5 : Standardized Method Of Reporting Airport
UK Defence Estates, 2006:A Guide to Airfield Pavement design andEvaluation
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 2 dan 116
3. SIMBOL DAN SINGKATAN
3.1 ACSingkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasipenerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.
3.2 ACN
Singkatan dari Aircraft Classification Number, yakni nilai yang dimilikioleh suatu pesawat yang dikeluarkan oleh ICAO atau pabrik asalpesawat tersebut.
3.3 CBR
Singkatan dari California Bearing Ratio yang merupakan nilaiperbandingan kekuatan tanah dengan kuat tekan batu Californiastandar yang memiliki nilai 100%.
3.4 CDF
Singkatan dari Cumulatif Damage Factor yang merupakan suatu konsepyang didasarkan dari prinsip Miners dimana kerusakan dalam strukturperkerasan sebanding dengan jumlah aplikasi beban yang bekerja padaperkerasan tersebut dibagi dengan jumlah beban yang bekerja padaperkerasan yang menyebabkan kegagalan dari perkerasan.
3.5 COMFAA
Suatu software dari FAA yang digunakan untuk menghitung nilai PCN.
3.6 ELMOD
singkatan dari Evaluation of Layer Moduli & Overlay Design untukevaluasi lapisan moduli dan tampilan desain digunakan atau penilaianstruktural dari semua jenis perkerasan struktur.
3.7 FAA
Singkatan dari Federal Aviation Administration (disingkat FAA)merupakan lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat.Sebagai bagian dari Kementerian Transportasi Amerika Serikat, badanini bertanggungjawab sebagai pengatur dan pengawas penerbangan sipildi A.S. Fungsinya mirip dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udaradi Indonesia.
3.8 HWDSingkatan dari Heavy Weight Deflectometer, merupakan salah prosedurstandar yang dikeluarkan oleh FAA untuk mengetahui kinerja dariperkerasan.
3.9 ICAO
Singkatan dari International Civil Aviation Organization, yang di sebutjuga organisasi penerbangan sipil internasional.
3.10 K
Merupakan simbol untuk nilai modulus reaksi tanah.
3.11 MTOWSingkatan dari Maximum Take Off Weightyang merupakan beratmaksimal suatu pesawat terbang untuk dapat tinggal landas.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 3dari 116
3.12 PCNMerupakan singkatan dari Pavement Classification Number.
4. ISTILAH DAN DEFINISI
4.1 Aerodrome
Kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentuyang hanya digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat danlepas landas.
4.2 Annual DepartureJumlah kedatangan pesawat terbang dalam satu tahun.
4.3 Base Course
Lapisan pondasi atas dari suatu sistem perkerasan atau lapisan tepat dibawah lapis aus baik berupa lapis aspal atau beton.
4.4 CoverageJumlah perkerasan yang menerima tegangan maksimum akibat lalulintas pesawat.
4.5 Daya DukungKemampuan sistem perkerasan menopang beban (pesawat) di atasnya.
4.6 Flexible Pavement
Nama lain untuk perkerasan lentur atau struktur perkerasan yangmenggunakan aspal.
4.7 Friction
Tahanan yang timbul dari gesekan antara dua permukaan yang salingbergerak relatif satu sama lain.
4.8 Konstrukai PerkerasanKonstruksi yang dibuat lapisan pondasi atas dari suatu sistemperkerasan atau lapisan tepat di bawah lapis aus baik berupa lapisaspal atau beton.
4.9 LandingProses pendaratan pesawat terbang.
4.10 Lapisan SubgradeLapisan tanah asli atau lapisan timbunan yang terdapat dibawahlapisan pondasi bawah (sub base) perkerasan.
4.11 Lapisan Sub BaseLapisan pondasi bawah dari suatu sistem perkerasan.
4.12 Lapisan BaseLapisan pondasi bagian atas dibawah lapisan permukaan. Lapisan initerutama berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban roda danmenerus beban ke lapisan dibawahnya.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 4 dari 116
4.13 Landas hubung (taxiway)Area yang ditentukan di aerodrome dimana pesawat akan meluncur kedan dari landas dan apron.
4.14 Landas pacu (runway)Area segiempat yang ditentukan di aerodrome yang disiapkan untukmendarat dan lepas landas pesawat. Biasanya diberi perkerasan kecualiuntuk aerodrome yang kecil.
4.15 Landas parkir (apron)Area yang ditentukan yang digunakan untuk mengakomodasi pesawatuntuk memuat dan membongkar/menurunkan penumpang dan barang,parkir, mengisi bahan bakar, dll.
4.16 Modulus elastisitas
Angka yang digunakan untuk mengukur obyek atau ketahanan bahanuntuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada bendaitu.
4.17 Modulus reaksi tanah dasarKekuatan tanah dasar yang dinyatakan dalam (k). Nilai k dapatdiperoleh dari hasil korelasi dengan CBR.
4.18 Pass
Gerakan satu kali pesawat melewati perkerasan runway bisa berupakedatangan, keberangkatan maupun taxi.
4.19 Plat bearingSalah satu metode yang digunakan untuk mengukur kapasitas dukungpondasi perkerasan.
4.20 Rigid PavementSistem perkerasan kaku yang dibentuk dari slab atau pelat beton.
5. KLASIFIKASI PESAWAT DAN PERKERASAN
5.1 UMUM
5.1.1 Selama beberapa tahun, telah digunakan berbagai metode dalampengklasifikasian pesawat dan perkerasan bandar udara. DalamAerodrome Design Manual Part 3 yang diterbitkan oleh ICAO pada tahun1977, terdapat empat metode klasifikasi pesawat dan perkerasan danyang umum digunakan adalah LCN/LCG system yang telahdikembangkan di UK. Untuk mendapatkan metode yang efektif dandapat digunakan secara universal, ICAO melakukan serangkaian studiuntuk menghasilkan metode tepat dengan tujuan:
(i) Operator pesawat dapat menentukan beban operasi ijin pesawatyang dioperasikannya;
(ii) Membantu perusahaan pembuat pesawat untuk memastikankompatibilitas perkerasan dengan pesawat yang sedangdibuatnya;dan
(iii) Memberikan pilihan bagi operator bandar udara untukmenggunakan metode evaluasi dalam menentukan jenis pesawat
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 5 dari 116
dan/atau beban pesawat yang dapat beroperasi di bandar udarayang dioperasikannya.
5.1.2 Pada tanggal 26 November 1981, ICAO melalui DOC 9157-AN/901 danAmandemen Annex 14, Ref. lmengumumkan penggunaan sistemAircraft Classification Number-Pavement Classification Number (ACN-PCN). Tujuan utama dari konsep ACN-PCN ini adalah untukmedapatkan gambaran beban pesawat yang dapat dioperasikan padasuatu bandar udara dalam kondisi unrestricted (tidak ada pembatasanbeban).
5.2 SISTEM ACN-PCN
5.2.1 Sistem ACN-PCN merupakan suatu metode yang dikembangkan untukmengontrol beban pesawat yang beroperasi pada konstruksi perkerasanprasarana sisi udara suatu bandar udara. Metode ini, hanya digunakanuntuk menentukan daya dukung perkerasan untuk pesawat operasidengan berat minimal 5.700 kg (12.500 Lbs). Penjelasan detail mengenaisistem ACN-PCN terdapat dalam Aerodrome Desain Manual Part 3 edisi1983 yang diterbitkan oleh ICAO.
5.3 AIRCRAFT CLASSIFICATION NUMBER (ACN)
5.3.1 ACN merupakan suatu nilai yang menunjukkan efek relatif sebuahpesawat udara di atas pavement untuk kategori sub-grade standar yangditentukan. ACN dapat dihitung melalui pemodelan matematika baikuntuk perkerasan kaku (rigid pavement) maupun pekrerasan lentur(flexible pavement). Nilai ACN dipublikasikan dalam 2 (dua) kategoriperkerasan yaitu lentur dan kaku pada kategori daya dukung lapisansubgradetertentuseperti ditampilkan dalam Tabel 6.1 dan 6.2, sertakondisi beban maksimum dan beban minimum pesawat. Padaumumnya, nilai ACN untuk semua jenis pesawat (pesawat sipil)diterbitkan oleh pabrik pembuat pesawat.
5.4 PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER (PCN)
5.4.1 PCN merupakan suatu angka yang menjelaskan daya dukungperkerasan untuk operasi tak terbatas pesawat udara dengan nilai ACNkurang dari atau sama dengan PCN. Jika nilai ACN dan tekanan rodapesawat lebih besar dari nilai PCN pada kategori subgrade tertentu yangdipublikasikan, maka operasi pesawat udara tidak dapat diberikan ijinberoperasi kecuali dengan mengurangi beban operasi. Pada keadaantertentu, pengoperasian kondisi overload dapat diberikan. Lebih jauhmengenai pengoperasian kondisi overload di bahas pada Paragraf 5.6.
5.4.2 Meskipun nilai PCN harus dipublikasikan oleh operator/pengelolabandar udara, ICAO tidak merekomendasikan metode tertentu dalammenghitung nilai PCN. Nilai PCN harus merepresentasikan korelasiantara beban pesawat yang diijinkan dengan nilai ACN dari pesawatterkritis yang beroperasi selama umur rencana struktur perkerasan.
5.4.3 Komponen PCN terdiri dari lima unsur yaitu nilai numerik kekuatanperkerasan, jenis perkerasan, kategori kekuatan subgrade, kategoritekanan roda dan metode pelaksanaan evaluasi. Adapun ketentuanpenulisan nilai PCN adalah sebagai berikut:
Pedoman Perhitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 6dari 116
(1)
(")
(iii)
(iv)
(v)
Nilai numerik kekuatan perkerasan terdiri dari angka 1 sampaidengan tak hingga.Jenis perkerasan terdiri dari perkerasan kaku dengan simbol hurufR dan perkerasan lentur dengan simbol huruf F.Kategori subgrade dibagi menjadi empat kategori baik untukperkerasan kaku maupun perkerasan lentur yaitu kategori A, B, Catau D. Penentuan kategori kekuatan subgrade tercantum dalamTabel 1 dan Tabel 2.
Tekanan ijin roda terdiri dari empat kategori yaitu W, X, Y atau Zseperti tercantum dalam Tabel 3.Metode evaluasi terdiri dari pengujian langsung dengan pesawatanalog ditunjukkan dengan huruf U dan dengan perhitungananalitis ditunjukkan dengan huruf T.
Contoh penulisan PCN 45 F/ B/ X/ T
Tabel 1 Kategori Daya DukungSubgrade Konstruksi Perkerasan Kaku
NoKategoriSubgrade
Nilai K
Permukaan
SubgradePci (MN/m3)
Interval Nilai K
Permukaan
Subgrade Pci(MN/m3)
Kode
1 Hiqh 555.6 (150) K > 442 ( > 120) A
2 Medium 294.7 (80) 221 < K<442
(60 < K < 120)B
3 Low 147.4 (40) 92 < K< 221
(25 < K < 60)C
4 Ultra Low 73.7 (20) K < 92 ( < 25) D
Tabel 2 Kategori Daya DukungSubgrade Konstruksi Perkerasan Lentur
NoKategoriSubgrade
Nilai CBR
Subgrade%
Interval Nilai CBR
Subgrade%
Kode
1 Hiqh 15 CBR > 13 A
2 Medium 10 8 < CBR < 13 B
3 Low 6 4 < CBR < 8 C
4 Ultra Low 3 CBR<4 D
Tabel 3 Kategori Tekanan Ijin Roda Pesawat
No KategoriTekanan Ijin
(Mpa/Psi)Kode
1 High Tidak terbatas W
2 Medium 1.5/218 X
3 Low 1.0/145 Y
4 Ultra Low 0.5/73 Z
5.4.4 Nilai K permukaan subgrade dihasilkan dari pengujian plate bearing test.Adapun tata cara pengujian plate beraing test dapat dilakukan sesuaidengan ketentuan dalam AASHTO T 222. Korelasi antara nilai K danCBR dijabarkan dalam Appendiks A.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 7 dari 116
5.5 PCN UNTUK PESAWAT RINGAN
5.5.1 Sistem ACN-PCN tidak digunakan untuk perkerasan yang memiliki dayadukung di bawah 5700kg( 12.500 Lbs). Daya dukung perkerasan untukbandar udara yang hanya dapat didarati oleh pesawat kecil ditentukanberdasarkan beban ijin pesawat dan atau tekanan ijin roda pesawat.
5.6 PENGOPERASIAN KONDISI OVERLOADS
5.6.1 Overloads adalah suatu kondisi dimana ACN pesawat yang beroperasilebih besar dari nilai PCN perkerasan. Pengelola bandar udara dapatmemberikan ijin operasional pesawat dengan kondisi overloads denganmengacu ICAO Annex 14 Klausul 19.1 Overload Operations. Adapunketentuan dalam pengoperasian pesawat pada kondisi overloads adalahsebagai berikut:
(i) Overloads diberikan dengan ketentuan:a. PCN < ACN < 1,1 PCN, untuk perkerasan lentur (flekxibel
pavement).Jumlah pergerakan per tahun pesawat yang beroperasi dalamkondisi overloads tidak boleh lebih besar dari 5% pergerakan totalpesawat.
(ii) Untuk nilai PCN yang ditentukan dengan pengujian menggunakananalog pesawat atau dengan kode U, ijin operasi pesawat dalamkondisi overloads tidak diperkenankan kecuali bagi pendaratandarurat.
(iii) Untuk nilai PCN yang ditentukan berdasarkan perhitungan analitisatau dengan kode T, maka ijin operasi pesawat pada kondisioverloads diberikan dengan meninjau beban ijin (Po) pesawat dandibandingkan dengan beban aktual (P). Jumlah pergerakan pesawatpada kondisi operasi overloadsditampilkan dalam Tabel 4
Tabel 4 Jumlah Operasional Pesawat Pada Kondisi Overloads
No P/Po Jumlah Pergerakan
1 1,1-1,2 1 pergerakan per hari2 1,2-1,3 1 pergerakan per minggu3 1,3-1,4 2 pergerakan per bulan4 1,4-1,5 1 pergerakan per bulan
6. TATA CARA PERHITUNGAN NILAI PCN
6.1 UMUM
6.1.1 Perhitungan PCN merupakan salah satu bagian dalam evaluasi sistemperkerasan runway, taxiway dan apron bandar udara. Selain untukkebutuhan operasional pesawat khususnya beban ijin pesawatoperasional, terdapat beberapa tujuan perhitungan nilai PCN antaralain:
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 8 dari 116
(i) sebagai parameter dalam menyusun peningkatan dan pemeliharaandi masa depan;
(ii) sebagai parameter untuk pengoperasian kembali prasarana yangtidak digunakan dalam waktu tertentu;
(iii) sebagai parameter untuk mengevaluasi pengoperasian pesawatdengan beban lebih besar dari pesawat yang sedang beroperasi;
(iv) sebagai parameter dalam menilai daya dukung perkerasan setelahdioperasikan dalam jangka waktu tertentu, yang mana siringdengan waktu daya dukung perkerasan mengalami penurunandengan ditandai dengan adanya fatige prematur pada permukaanperkerasan.
6.1.2 Saat sistem ACN-PCN diadopsi oleh ICAO sebagai satu-satunya sistemdalam reporting daya dukung perkerasan runway, taxiway dan apronbandar udara, para pakar konstruksi dari berbagai negara atas namapribadi maupun institusi telah mengembangkan berbagai metodeperhitungan baik perhitungan analitis-grafis, aplikasi software maupunkombinasi antara pengujian di lapangan dan software. Namun demikian,ICAO tidak merekomendasikan salah satu metode tertentu untukmenghitung nilai PCN. Dalam perhitungan nilai PCN, operator bandarudara bebas memilih metode yang digunakan dengan catatan harusmemperhatikan keakuratan demi tercapainya keamanan dankeselamatan operasi penerbangan.
6.1.3 Langkah pertama dalam perhitungan nilai PCN adalah inventarisasi databaik data sekunder maupun data primer dengan pengujian langsung dilapangan. Data masukan berupa data penerbangan baik eksistingmaupun rencana masa depan, desain kategori subgrade, type konstruksiperkerasan, tebal desain dan kondisi lapisan perkerasan. Bagan alurperhitungan ditampilkan dalam Gambar 1.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 9 dari 116
Data
Penerbangan
Desain
Subgrade
yes
Hilung PC* Fleksible(Gambar 2, Parag.
6.3.3.1, Parag. 6.4)
yes
(^ Mulai j
TipeKonstruksi
Hilung Rasio LapisanAspal dan Beton (())
Asumsikan tebal
aspal=tebalslab beton
XAsumsikan tebal aspal=
setengah tebal slab
Tebal
Perkerasan
Kondisi
Perkerasan
>«
yes
HitunglCN Rigid
(Gambar 3, Parag
6.3.3.3, Parag 6.4)
Data Mutu
Beton
Gambar 1 Bagan Alir Perhitungan PCN
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 10 dari 116
6.2 PERHITUNGAN PCN METODE KLASIK
6.2.1 Konsep Perhitungan
Perhitungan PCN metode klasik didasarkan pada konsep perhitungandimana nilai PCN perkerasan dihitung berdasarkan pesawat kritis, dayadukung perkerasan, ekuivalen annual departure dan nilai CBR subgrade.Untuk mempermudah perhitungan dikembangkan kurva korelasi antaraCBR subgrade, annual departure, beban pesawat dan tebal perkerasan.Bagan alir perhitungan PCN perkerasan lentur dan kaku dengan metodeklasik seperti ditampilkan dalam Gambar 2 dan Gambar 3.
f Mulai J
Menghitungekuivalen annualdepartures pesawat kritis
(Paragraf 6.2.2.1 i)
Menghitung tebal ekuivalenperkerasan
(Paragraf6.2.2.1 ii)
IMenentukan nilai CBR Subgrade
(Paragraf6.2.2.1 iii)
Menghitung daya dukungperkerasanekuivalen(Paragraf 6.2.2.1 iv)
Menghitung nilai PCN dengan
interpolasi nilai ACN(Paragraf6.2.2.1 v)
Selesai
Gambar 2 Bagan Alir Perhitungan PCN Flexible PavementMetode Klasik
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 11 dari 116
Gambar 3 Bagan Alir Perhitungan PCN Rigid Pavement Metode Klasik
6.2.2 Perhitungan PCN Perkerasan Metode Klasik
6.2.2.1 Langkah perhitungan PCN perkerasan lentur dengan metode klasikadalah sebagai berikut:
(i) Menghitung ekuivalen annual departure pesawat kritis. Ketikapesawat yang beroperasi di suatu bandar udara terdiri dari berbagaijenis pesawat dengan berbagai tipe roda pendaratan (landing gear)dan berbagai variasi beban, efek pesawat tersebut terhadapperkerasan dihitung berdasarkan pesawat terkritis atau dalamdesain pesawat desain. Perhitungan ekuivalen annual departuredilakukan dengan mengkonversi landing gear semua pesawat yangberoperasi ke pesawat kritis. Equivalent Annual Departures pesawatkritis, dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Dimana,
gear pesawat
1/2logtfl=logJ?2*(^)
Ri= Annual departures pesawat kritis/ pesawat desainR2= annual departures yang dinyatakan dalam landing
Wi= beban roda pesawat kritis/desainW2= beban roda pesawat yang dikonversi
Lebih detail mengenai tata cara perhitungan ekuivalen annualdeparture dijabarkan dalam Appendiks B.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 12 dari 116
(ii) Menghitung tebal ekuivalen perkerasan. Dalam perhitungan PCN,tebal perkerasan yang dianalisa adalah tebal perkerasan ekuivalen.Kebutuhan tebal lapisan campuran aspal minimal ditampilkandalam Tabel 5.
Tabel 5 Tebal Minimal Lapisan Campuran Aspal
No Bagian Perkerasan Pesawat SingleWheel dan Dual
Wheel
Pesawat B 747, B777, DC 10, L 101
atau pesawat sejenis1 Area Kritis (Jalur
Roda)10.0 cm (4 in) 12.7 cm (5 in)
2 Area diluar jalurroda
7.6 cm (3 in) 10.0 cm (4 in)
Untuk tebal base course minimum, dihitung dengan menggunakankurva korelasi antara tebal perkerasan (total pavement thickness), CBRsubgrade dan base course minimum seperti ditampilkan pada Gambar 4dan Tabel 6.
• CO
It n II :o
(•»
s: «0 'i S3 Si
£so _2...
"•
(0• » - - - -
_^^:_::;i10 2.: ::
t tV.ti10 «* / :: :
-*i-< / i? -- '£ 90 - «jaf X *-li\sm.t>.w
y // y <'y-'
*
//
-<^+S y,\t --
*
/1
s i\>
#&:;;:mw
Is0 —?•jgj
-
X—
77"-e
'
2 = : :::-:::
5 " & ^ 7* 31
r f z — ,:::5i::::;i
Z 7 y f- s 2 S ../ ' , s / s _-: ...
10^_
? s '
Lcs x
z - • ^ yr" •
1 ?*_yS s / jr y
22 / / . ' 1 t>,s s t 4 •"
i» y f i- /z
F«
sP
,S ^'
s(0
• i 1
MINI!•IX
i6*5 £ B Ma if if
i o e
CKNES5. W.
JOC
ITS
ISO
140
130
IZO
IIQ
ioe
»0
a
•to—
Gambar 4 Kebutuhan Tebal Minimum Lapisan Base Course
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 13 dari 116
Tabel 6 Kebutuhan Tebal Minimum Base Course
DesignAircraft
Design Load Range Minimum Base
Course
lbs kg in mm
Single Wheel 30.000-50.000 13.600-22.700 4 100
50.000-75.000 22.700-34.000 6 150
Dual Wheel 50.000-
100.000
22.700-45.000 6 150
100.000-
200.000
45.000-90.700 8 200
Dual Tandem 100.000-
250.000
45.000-113.400 6 150
250.000-
400.000
113.400-
181.000
8 200
B 757 85 B
767
200.000-
400.000
90.700-181.000 6 150
DC-10 86
LlOll
400.000-
600.000
181.000-
272.000
8 200
B-747 400.000-
600.000
181.000-
272.000
6 150
600.000-
850.000
272.000-
385.700
8 200
C-130 75.000-
125.000
34.000-56.700 4 100
125.000-
175.000
56.700-79.400 6 150
Jika tebal lapisan perkerasan lebih besar dari tebal minimal, makasetiap lapis perkerasan di konversi dengan faktor konversi. Jika teballapisan aspal dan/atau lapisan base course yang ada lebih kecil daritebal minimal yang dibutuhkan, maka lapisan subbase direduksi denganfaktor konversi lapisan aspal maupun lapisan basecourse.Faktorkonversi lapisan perkerasan yang telah ditetapkan oleh FAA sepertiditampilkan dalam Tabel 6. Lebih detail mengenai penentuan tebalekuivalen perkerasan dijabarkan dalam Appendiks C.
Tabel 6 Faktor Konversi Tebal Perkerasan FAA
Structual
Item
Description RangeConvert
toP-
209
Recommended
Convert to P-
209
RangeConvert
toP-
154
Recommended
Convert to P-
154
P-501 Portland Cement
Concrete (PCC)- - - -
P-401 Plant Mix Bituminous
Pavements (HMA)1.2 to
1.6
1.6 1.7 to
2.3
2.3
P-403 Plant Mix Bituminous
Pavements (HMA)1.2 to
1.6
1.6 1.7 to
2.3
2.3
P-306 Econocrete Subbase
Course (ESC)1.2 to
1.6
1.2 1.6 to
2.3
1.6
P-304 Cement Trated base
Course (CTBC)1.2 to
1.6
1.2 1.6 to
2.3
1.6
P-212 Shell base Course - - - -
P-213 Sand-Clay Base Course - - - -
P-220 Caliche Base Course - - - -
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 14 dari 116
P-209 Crushed AggregateBase Course
1.0 1.0 1.2 to
1.6
1.4
P-208 Aggregate Base Course 1.0 1.0 1.0 to
1.5
1.2
P-211 Lime Rock Base Course 1.0 1.0 1.0 to
1.5
1.2
P-301 Soil-Cement Base
Course
n/a - 1.0 to
1.5
1.2
P- 154 Subbase Course n/a - 1.0 1.0
P-501 Portland Cement
Concrete (PCC)Range Convert to P-401 2.2 to 2.5, 2.5Reccommended
When there is sufficient material to obtain a standart reference surface and/or crushedaggregate base course thickness, the subbase thickness is reduced using a conservativeinverse of the layer equivalentcy factor for the material
P - 154 thickness reduction to
meet P - 401 requirementP-154 thicknes reduction to meet P-209
requirement
P - 154
is
reduced
by
Thickness deficiency * 1/(P-401layer equivalency factor used forP-154+0.1) e.g if 2.3 is the factorto convert P-401 to P-154, then(1/2.4) is the factor to convert P-154 to P-401
Thickness deficiency * 1/(P-209 layerequivalency factor used for P-154+0.1)e.g if 1.4 is the factor to convert P-401 toP-154, then (1/1.5) is the factor 130 toconvert P-154 to P-209
(iii) Menentukan nilai CBR Subgrade. Nilai CBR Subgrade ditentukandengan pengujian CBR lapangan atau dengan menggunakan dataCBR perencanaan yang pada umumnya menggunakan CBRterendam (CBR Soaked). Nilai CBR lapangan tergantung dari jenistanah. Adapun rangkuman berbagai jenis tanah dan karakteristikjika digunakan sebagai pondasi perkerasan ditampilkan dalamTabel 7.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 15 dari 116
7K
ara
kte
risti
Tan
ah
Un
tuk
Po
nd
asi
Perk
era
san
Majo
rD
ivis
ion
sL
ett
er
Nam
e
Valu
eas
Fo
un
dati
on
Wh
en
No
t
Su
bje
ct
toF
ro
st
Acti
on
Valu
eas
Base
Dir
ectl
yu
nd
er
Weari
ng
Su
rface
Po
ten
tial
Fro
st
Acti
on
Co
mp
ress
ibil
ity
an
dE
xp
an
sio
nD
rain
ag
eC
hara
cte
risti
c
Un
itD
ryW
eig
ht
(pcO
CB
R
Su
bg
rad
eM
od
ulu
sA-
(pci)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
m(1
0)
(11
)(1
2)
Co
ars
e-
gra
vell
yso
ils
Grav
el
an
d
gra
vell
yso
ils
dw
Gra
vel
or
san
dy
gra
vel,
well
gra
ded
Ex
cell
en
tG
oo
dN
on
eto
very
slig
ht
Alm
ost
no
ne
Ex
cell
en
t1
25
-1
40
60
-80
30
0o
r
mo
re
GP
Gra
vel
or
san
dy
gra
vel,
po
orl
yg
rad
edG
oo
dP
oo
rto
fair
No
ne
tov
ery
slig
ht
Alm
ost
no
ne
Ex
cell
en
t1
20
-13
03
5-6
03
00
or
mo
re
GV
Gra
vel
or
san
dy
gra
vel,
un
ifo
rmly
gra
ded
Go
od
toex
cell
en
tP
oo
rN
on
eto
very
sli
gh
tA
lmo
st
no
ne
Ex
cell
en
t1
15
-12
52
5-5
03
00
or
mo
re
GM
Sil
tyg
rav
el
or
silt
ysa
nd
yg
rav
el
Go
od
Fair
tog
oo
dS
lig
ht
tom
ed
ium
Very
slig
ht
Fair
top
oo
r1
30
-1
45
40
-8
03
00
or
mo
re
GC
Cla
yey
gra
vel
or
cla
yey
san
dy
gra
vel
Go
od
toex
cell
en
tP
oo
rS
lig
ht
tom
ed
ium
Sli
gh
tP
oo
rto
pra
cti
call
yim
perv
iou
s
12
0-1
40
20
-40
20
0-3
00
San
dan
d
san
dy
so
ils
SW
San
do
rg
rav
elly
san
d,
well
gra
ded
Go
od
Po
or
ton
ot
su
itab
le
No
ne
tov
ery
slig
ht
Alm
ost
no
ne
Ex
cell
en
t1
10
-13
02
0-4
02
00
-30
0
SP
San
do
rg
rav
ell
ysa
nd
,p
oo
rly
gra
ded
Fair
tog
oo
dN
ot
su
itab
leN
on
eto
very
slig
ht
Alm
ost
no
ne
Ex
cell
en
t1
05
-12
01
5-2
52
00
-3
00
su
San
do
rg
rav
ell
ysa
nd
.P
oo
ru
nif
orm
lyN
ot
suit
able
gra
ded
Fair
tog
oo
dP
oo
rN
on
eto
very
slig
ht
Alm
ost
no
ne
Ex
cell
en
t1
00
-11
51
0-2
02
00
-30
0
SM
Sil
tysa
nd
or
silt
yg
rav
ell
ysan
dG
oo
dN
ot
su
itab
leS
lig
ht
toh
igh
Very
slig
ht
Fair
top
oo
r1
20
-13
52
0-4
02
00
-30
0
sc
Cla
yey
san
do
rcla
yey
gra
vell
ysa
nd
Fair
tog
oo
dN
ot
su
itab
leS
lig
ht
toh
igh
Sli
gh
tto
med
ium
Po
or
to
pra
ctic
ally
imp
erv
iou
s
10
5-1
30
10
-2
02
00
-3
00
Fin
e
gra
ined
so
ils
Lo
w
co
mp
ress
ibil
ity
LL
<5
0
ML
Sil
ts,
san
dy
silt
s,g
rav
ell
ysil
ts,
or
dia
tom
aceo
tis
so
ils
Fair
tog
oo
dN
ot
su
itab
leM
ed
ium
to
very
hig
hS
lig
ht
tom
ed
ium
Fair
top
oo
r1
00
-1
25
5-1
51
00
-20
0
CL
Lean
cla
ys,
san
dy
cla
ys,
or
gra
vell
ycla
ys
Fair
tog
oo
dN
ot
su
itab
leM
ed
ium
to
very
hig
hM
ed
ium
Pra
cti
call
yim
perv
iou
s1
00
-12
55
-15
10
0-2
00
OL
Org
an
icsi
lts
or
lean
org
an
iccla
ys
Po
or
No
tsu
itab
leM
ed
ium
to
very
hig
hM
ed
ium
toh
igh
Po
or
90
-10
54
-8
10
0-2
00
Hig
hco
mp
ress
ibil
ity
LL
<5
0
MH
Mic
aceo
us
cla
ys
or
dia
tom
aceo
us
so
ils
Po
or
No
tsu
itab
leM
ed
ium
to
very
hig
hH
igh
Fair
top
oo
r8
0-1
00
4-8
10
0-2
00
CH
Fat
cla
ys
Po
or
tov
ery
po
or
No
tsu
itab
leM
ed
ium
Hig
hP
racti
call
yim
perv
iou
s9
0-1
10
3-5
50
-1
00
OH
Fat
org
an
iccla
ys
Po
or
tov
ery
po
or
No
tsu
itab
leM
ed
ium
Hig
hP
racti
call
yim
perv
iou
s8
0-1
05
3-5
50
-1
00
Peat
an
do
ther
fib
ro
us
org
an
icso
ils
Pt
Peat,
hu
mu
san
do
ther
No
tsu
itab
leN
ot
su
itab
leS
lig
ht
Very
hig
hF
air
top
oo
r-
--
(iv) Menentukan daya dukung perkerasan. Untuk menentukan dayadukung perkerasan, digunakan kurva korelasi antara CBRsubgrade, tebal perkerasan (tebal ekuivalen), annual departure(annual departure equivalen) dan beban yang telah dikembangkanoleh FAA seperti ditampilkan dalam Appendiks D.
(v) Menghitung nilai PCN dengan interpolasi linier nilai ACN pesawatsesuai dengan daya dukung perkerasan hasil perhitungan padalangkah ke (iv). ACN berbagai jenis pesawat dapat dilihat diAppendiks E. Interpolasi linier dilakukan berdasarkan persamaangaris lurus melalui dua titik PI dan P2 seperti ditampilkan dalamGambar 4 berikut ini.
CO
Q( k,Y) l»2(x 9M
^^T
p{KVi) I
ACN
Gambar 5 Kurva Interpolasi Linier
Persamaan garis lurus melalui dua titik PI dan P2 dapat dituliskandengan:22* =£2* (6.1)y2-yl at2-*l v '
Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi sebagai berikut:y-yi
Pedoman Perhitungan PCN Peri<erasanPrasarana Bandar Udara
P—Pmin.
P maks—P min
(6.2)
(6.3)
Halaman 17 dari 116
6.2.2.2 Langkah perhitungan PCN perkerasan kaku dengan metode klasikadalah sebagai berikut:
(i) Menghitung ekuivalen annual departure pesawat kritis. Tata caraperhitungan dijabarkan dalam Appendiks B.
(ii) Menghitung nilai modulus reaksi (K) permukaan base course. Untukmendapatkan nilai K dilakukan pengujian plate bearing test. Tatacara pengujian plate bearing test dijabarkan dalam ASTM DI 195/ D1195M-09. Mengingat pengujian plate bearing test relatif lebihkompleks baik dari prosedur dan peralatannya, telah dikembangkanformula korelasi antara nilai K dengan CBR. Selain rumus korelasi,dikembangkan juga kurva korelasi antara nilai K dan CBR. Untukmendapatkan nilai K pada permukaan base course, dihitung denganmetode Westergaard. Tata cara penentuan nilai K dijabarkan dalamAppendiks A.
(iii) Menentukan nilai flexural strength slab beton. Flexural strength (Fr)dihitung dengan rumus:
Fr = 94fi (dalam PSI) (6.4)
Dimana,
Fr = Flexural strengthfc' = kuat tekan silinder beton (0.83 nilai kuat tekan kubus beton)
(iv) Menghitung daya dukung perkerasan. Perhitungan daya dukungperkerasan dilakukan dengan menggunakan kurva korelasi antaranilai K, Annual Departure, Flexural strengt slab beton, beban (dayadukung dan tebal slab beton. Kumpulan kurva korelasi untukberbagai jenis pesawat ditampilkan dalam Appendiks D.
(v) Menghitung nilai PCN dengan interpolasi nilai-nilai ACN. Rumusinterpolasi seperti ditampilkan dalam persamaan 6.3
6.3 PERHITUNGAN PCN METODE GRAFIS
6.3.1 Konsep Perhitungan
6.3.1.1 Metode grafis dikembangkan untuk tujuan kepraktisan. Metode inidikembangkan oleh Ministry of Defence, Inggris dengan membuat chartkorelasi berbagai faktor terkait desain dan evaluasi. Terdapat delapanchart untuk desain maupun evaluasi (perhitungan PCN) perkerasankaku dan perkerasan lentur seperti ditampilkan dalam Gambar 6 s.dGambar 13.
6.3.1.2 Gambar 6 s.d Gambar 10 merupakan chart untuk desain maupunevaluasi (perhitungan PCN) perkerasan kaku dan Gambar 11 s.dGambar 13 merupakan chart untuk desain maupun evaluasi(perhitungan PCN) perkerasan lentur.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 18dari 116
6.3.1.3 Langkah pertama dalam perhitungan PCN metode grafis adalahmenghitung frekuensi lalu lintas. Frekuensi lalu lintas merupakanfaktor dominan selain konfigurasi roda baik dalam desain maupunevaluasi perkerasan karena frekuensi lalu lintas sangat berperandalam hal kerusakan fatigue. Penelitian laboratorium dan pengujiaanskala penuh di lapangan menunjukkan dengan jelas bahwa frekuensilalu lintas yang padat memberikan dampak yang sangat signifikanterhadap kerusakan perkerasan.
6.3.1.4 Frekuensi lalu lintas dibagi menjadi tiga kategori yaitu low, mediumdan high sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 8. Tata caraperhitungan coverages dijabarkan dalam Appendiks F.
Tabel 8 Kategori Frekuensi lalu Lintas
No Frekuensi Lalu Lintas Jumlah Coveragesselama umur rencana
1 Low 10.000
2 Medium 100.000
3 High 250.000
6.3.3 Perhitungan PCN Perkerasan Metode Grafis
6.3.3.1 Langkah perhitungan PCN perkerasan lentur dengan metode grafismenggunakan chart pada Gambar 11 s.d 13 adalah sebagai berikut:
(i) Tarik garis sejajar pada sumbu x sesuai tebal perkerasan dantipikal material base yang digunakan (High Strength Bound BaseMaterials, Bound Base Materials, atau base konvensional)
(ii) Tarik garis vertikal pada sumbu ordinat (CBR) sesuai dengan dataCBR subgrade sampai berpotongan dengan garis tebal perkerasan;
(iii) Tarik garis horozontal pada titik pertemuan garis tebal perkerasandan garis CBR subgrade. Nilai PCN adalah nilai ACN pada kategorifraquency of trafficking yang ditentukan.
6.3.3.2 Kategori lapisan base yang tergolong ke dalam High Strength BoundBase Materials (HSBBM) dan Bound Base Materials (BBM) adalahsebagai berikut:
(i) High Strength Bound Base Materials (HSBBM) adalah lapisanCement Treated Base Course (CTBC) dengan perbandingan antaramaterial base course dan semen minimal 23:1. Karakteristikmekanik campuran dalam 7 hari harus mencapai kuat tekan(kubus) minimal 15 N/mm2, CBR lapangan minimal 100%.
(ii) Bound Base Materials (BBM) adalah lapisan Cement Treated BaseCourse (CTBC) dengan kuat tekan (kubus) pada umur 7 hari adalah8 N/mm2dengan nilai maximum 15 N/mm2dan minimum 4N/mm2.CBR lapangan minimal 90%.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 19 dari 116
6.3.3.3 Langkah perhitungan PCN perkerasan kaku dengan metode grafismenggunakan chart pada Gambar 6 s.d 10 adalah sebagai berikut:
(i) Tarik garis sejajar pada sumbu x sesuai tebal slab beton;(ii) Tarik garis vertikal pada sumbu ordinat (nilai k on top subgrade)
hingga berpotongan dengan garis tebal slab beton dan tarik ke arahgaris ACN;
(iii) Tarik garis horizontal pada sumbu frequency of trafficking hinggaberpotongan dengan garis fleksural strength slab beton dan tarik kearah bawah garis ACN;
(iv) Titik perpotongan antara garis pada langkah ii dan iii adalah nilaiPCN perkerasan.
Pedoman Perhitungan PCNPerkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 20 dari 116
CH
AR
T1
;j
Gam
bar6
Kur
vaD
esai
nda
nPe
rhitu
ngan
PCN
Per
kera
san
Kak
uU
ntuk
Kon
figur
asi
Rod
aSi
ngle
Whe
el
;CHA
RT.2
Gam
bar
7K
urva
Des
ain
dan
Per
hit
un
gan
PC
NP
erk
eras
anK
aku
Unt
ukK
onfi
gura
siR
od
aD
ual
Wh
eel
CH
AR
T3
bvat
uaao
noI
Kig
iaau
TbW
Pave
men
M
1rwa
!'-?arK
iemW
ieeliS
Bar!
Gam
bar
8K
urva
Des
ain
dan
Per
hit
un
gan
PC
NP
erk
eras
anK
aku
Unt
ukK
onfi
gura
siR
od
aD
ual
Tan
dem
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 24 dari 116
t
in
a
3
c
55
2
cTOen
€
r£
Ic
12
en
CD
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan PrasaranaBandarUdara Halaman 25 dari 116
c
I12O5.cTO
€
0-
I
I5
5En
O
•..;.;..;...!......;!•., .
Pedoman Perititungan PCN Pen\erasan PrasaranaBandarUdara Halaman 26 dari 116
3
O
CD
ICO
Q.co
g•8i-
I
CD
0-
zo5.CCO
TO
c
CO
nc
CO
CO
£
5
CO
ECO
CD
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 27 dari 116
CO
CO
"Oc3o
CD
CCO
gCLCO
c
CDc
9
i—
C
—I
CCO
VCl
O0_
ccoenc3
£CD
0-
C
CO
"O
c
COC/3
<D
Q
CO
£3
CNJ
CO
-Q
ECO
CD
i_J—:
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 28 dari 116
3-*-.
C
CD_l
C
COen
COc
iCO
Cl
OCL
c
COO)c
3
€CD
Cl
cCO
c
COm
ODCO
3
co
co-O
Eco
CD
6.4 PERHITUNGAN PCN METODE FAA AC 150-5335-5C
6.4.1 Konsep Perhitungan
6.4.1.1 Untuk memudahkan penggunaan sistem ACN-PCN, FAAmengembangkan aplikasi perangkat lunak guna menghitung nilai ACNmaupun PCN menggunakan prosedur dan ketentuan yang ditetapkanoleh ICAO. Perangkat lunak ini disebut COMFAA dan dapat didownloaddi website FAA (www.faa.gov) bersama dengan pendukungnya berupaspreadsheet. Meskipun dapat menghitung nilai ACN sekaligus, namunperlu diingat bahwa nilai resmi ACN pesawat disediakan oleh produsenpesawat.
6.4.1.2 Perangkat lunak COMFAA dioperasikan dalam dua mode perhitunganyaitu perhitungan ACN dan perhitungan tebal perkerasan.
(i) Perhitungan ACN didalamnya memuat perhitungan untuk:- Menghitung ACN pesawat pada perkerasan lentur- Menghitung ACN pesawat pada perkerasan kaku- Menghitung tebal perkerasan lentur berdasarkan prosedur ICAO
(metode CBR) untuk nilai default dari CBR subgrade (15, 10, 6,dan 3).
- Menghitung tebal perkerasan kaku berdasarkan prosedur ICAO(Portland Cement Assosiation Method) untuk nilai default K(552,6, 294,7, 147,4, dan 73,7 lb/ in3 [150, 80, 40, dan 20 MN /m3]).
(ii) Perhitungan tebal perkerasan di dalamnya memuat perhitunganuntuk:
- Menghitung ketebalan total perkerasan lentur berdasarkanmetode FAA-CBR yang ditentukan dalam AC 150 / 5320-6,Airport Pavement Design and Evaluation, untuk nilai CBR dantingkat coverageyang ditentukan.
- Menghitung tebal perkerasan kaku berdasarkan metode FAAWestergaard yang ditentukan dalam AC 150 / 5320-6 untuknilai k dan tingkat coverage yang ditentukan.
6.4.1.3 Perbedaan mendasar perhitungan PCN metode klasik dan denganperangkat lunak COMFAA adalah terkait annual depature. Dalammetode klasik, annual departure semua pesawat yang beroperasi dikonversi ke dalam pesawat kritis sedangkan dalam COMFAA semuapesawat di input ke dalam perangkat lunak berdasarkan annualdeparture dan beban. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa efekmerusak dari pesawat terhadap perkerasan berbeda tergantung darikarakteristik beban dan traffic pesawat.
6.4.1.4 COMFAA dikembangkan dengan konsep Cummulative DemageFactor(CDF) dengan menghitung efek gabungan dari beberapa pesawat(gabungan pesawat) yang beroperasi di bandar udara. Efek dari lalulintas gabungan ini disetarakan dengan pesawat kritis. Denganpenyetaraan tersebut, perhitungan PCN dapat mencakup dampak darisemua lalu lintas pesawat secara proporsional.
6.4.1.5 Dalam perhitungan PCN, perlu dipahami beberapa istilah dan difinisiterkait lalu lintas pesawat dan beban perkerasan misalnya arrival,departure, pass, coverage, load repetition, operation dantrafftc cycle.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 29 dari 116
(i) Arrival (kedatangan)dan departure (keberangkatan). Biasanya,ketika pesawat datang jumlah bahan bakar yang ada lebih sedikitdibandingkan ketika akan berangkan mengingat bahan bakar telahdigunakan selama dalam perjalanan. Akibatnya, beban roda yangditerima perkerasan pada saat pesawat datang (landing) lebih kecildibandingkan disaat pesawat akan lepas landas (departure). Bahkanpada saat touchdownpun beban yang diterima perkerasan masihlebih kecil daripada saat take off karena pada saat touchdownmasih ada gaya angkat pesawat yang menreduksi gaya vertikaldinamis yang diterima perkerasan. Oleh karena itu, prosedurdesain perkerasan maupun evaluasi (perhitungan nilai PCN) hanyamempertimbangkan keberangkatan (departure) dan mengabaikanarus lalulintas kedatangan. Namun, jika pesawat tidak menerimabahan bakar tambahan di bandara, maka berat secara substansialantara landing dan takeoff adalah sama.
(ii) Pass adalah gerakan satu kali pesawat melewati perkerasan runwaybisa berupa kedatangan, keberangkatan maupun taxi. Pass darisuatu pesawat tergantung dari geometri fasilitas sisi udara. Dalamhal ini ada atau tidaknya pararel taxiway. Skematis pergerakanpesawat pada suatu bandar udara ditampilkan dalam Gambar 14.
"iKff"
4.a Runway Dengan Paralel Taxiway
1—*-
I
_ Jm. .
ii_!»_ +J
4.b Runway Dengan Taxiway Central
Gambar 14 Skematis Pergerakan Pesawat di Bandar Udara
Berdasarkan Gambar 14, jumlah pass untuk bandar udara yangmemiliki paralel taxiway lebih sedikit dibandingkan jika bandar udarahanya memiliki satu taxiway. Adapun perbandingan antara pass dansiklus lalu lintas (pas to traffic cycles, P/TC) adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Nilai P/TC untuk Berbagai Skenario Pergerakan Pesawat
Fasilitas Taxiway Dilakukan PengisianBahan Bakar di
Bandar Udara
Tidak Dilakukan
Pengisian BahanBakar di Bandar
Udara
Parallel Taxiway 1 2
Single Taxiway 2 3
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 30 dari 116
(iii) Coverage diartikan sebagai jumlah perkerasan yang menerimategangan maksimum akibat lalu lintas pesawat. Ketika sebuahpesawat bergerak sepanjang landas pacu, posisi roda pesawat tidakpersis sama untuk setiap pergerakan. Hal ini akan menyebabkanbeban pesawat diteruskan ke landas pacu dengan distribusi tidaknormal. Satu coverage terjadi ketika suatu luas landasan telahdilalui oleh roda utama pesawat. Tata cara perhitungan coverageterdapat dalam Appendiks F.
6.4.2 Perhitungan PCN dengan COMFAA
6.4.2.1 Langkah perhitungan PCN maupun penentuan nilai ACN pesawatdengan menggunakan software COMFAA secara garis besar adalahsebagai berikut:
(i) Masukkan semua pesawat terbang yang beroperasi maupun yangdirencanakan akan beroperasi pada software COMFAA;
(ii) Konfirmasi karakteristik pesawat yang beroperasi seperti beban,annual departures, tyre pressure dan Iain-lain;
(iii) Masukkan tebal perkerasan equivalent hasil perhitungan denganbantuan spreadsheet serta nilai kekuatan subgrade, CBR untukperkerasan lentur dan K untuk perkerasan kaku;
(iv) Masukkan kekuatan slab beton jika perkerasan yang dievaluasimenggunakan perkerasan kaku;
(v) Klik PCN Batch,kemudian klik PCN batch flexibel untuk evaluasiperkerasan lentur dan PCN batch rigid untuk perkerasan kaku;
(vi) Setelah program running, hasil perhitungan PCN dapat dilihatdengan mengklik Detail pada menu Miscellaneus Function.
Langkah perhitungan PCN perkerasan lentur dan perkerasan kakuselengkapnya ditampilkan dalam Gambar 15 dan gambar 16.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 31dari 116
Mode ACNdidapatdenganmeng klikMore
Klik Less
untuk
mengaktifkancomputationalmode
Klik padamode untuk
mengaktifkan
Gambar 15 Mode Komputasi dalam Software COMFAA
Pedoman Perhitungan PCN PerkerasanPrasaranaBandarUdara Halaman 32 dari 116
1. Select
Aircraft
Group.
2. Select
aircraft from
library.
3. Confirm all
individual
aircraft
parameters.
Repeat Steps 2and 3 for each
aircraft in the
traffic mix.
4. Enter the
runway P/TC ratio.
6c. Click to enter
concrete strength forrigid pavements. 6a. Click to enter
subgrade CBR forflexible pavements
5. Click toenter
evaluation
thickness.
6b. Click to
enter subgradek-value for rigidpavements.
Gambar 16 Tahapan Perhitungan PCN dengan Software COMFAA
6.4.2.1 Perhitungan tebal ekuivalent perkerasan dapat dihitung denganbantuan spreadsheed dengan memasukkan tebal perkerasan eksistingdan faktor konversi pada sheet layer equivalency untuk perkerasanlentur dan sheet K-value untuk perkerasan kaku. Langkahperhitungan selengkapnya ditampilkan dalam Gambar 17.
6.4.2.2 Tebal minimum lapisan Asphalt Concrete (material P-401) dan lapisanbase course (material P-209) untuk analisa PCN dengan softwareCOMFAA seperti ditampilkan dalam Tabel 10.
Tabel 10 Tebal minimum lapisan P-401 dan Lapisan P-209
Lapis StrukturPerkerasan
Asphalt401)
Concrete (P-
Base Course (P-209)
Jumlah roda padamain gear kurang
dari 4
3 inchi (8 cm)
6 inchi (16 cm)
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
Jumlah roda pada maingear sebanyak 4 atau
lebih
5 inchi (13 cm)
8 inchi (21 cm)
Halaman 33 dari 116
1. Tentukan faktor
konversi
(ref:AppendiksC)
7. Masukkan tebal
perkerasan
4. Masukkan CBR
Subgrade (ref:Appendiks A)
3. Masukkan Tebal
minimum
surface dan
Base course
(Para. 6.4.2.2)
2. Simpan Datadengan KlikSave Data
1. Tentukan tebal
slab beton
5. Tentukan nilai
flexural
strength
4. Tentukan teballapisan materiallain jika ada
2. Rekomendasi
Nomen Klatur
PCN
a. Perkerasan Lentur
b. Perkerasan Kaku
6. Tebal
Equivalent untudata masukan
COMFAA
5. Rekomendasi
Nomen Klatur
PCN
3. Tentukan nilai K
subgrade
Gambar 17 Perhitungan Tebal Equivalent Perkerasan
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 34 dari 116
6.4.3 Interpretasi Output COMFAA
6.4.3.1 Hasil dari running program COMFAA terdiri dari tiga tabel utamaseperti ditampilkan dalam Gambar 18 dan Gambar 19. Tabel pertamamenunjukkan informasi lalu lintas pesawat, tabel kedua menunjukkannilai PCN untuk semua kategori kekuatan subgrade dan tabel ketigamenunjukkan nilai ACN pesawat. Hasil running COMFAAselengkapnya dapat dibuka melalui Notepad.
CBR = 7.00 (Subgrade Category is C)
Evaluation pavement thickness = 33.90 ir_
Pass to Traffic Cycle (PtoTC) Ratio = 1.00
Max mum number of wheels per gear = 6
Maximun number of gears per aircraft • 4
at least one aircraft has 4 or more wheels per gear. The FAA recommends a reference section assuming
5 inches of HMA and 8 inches of crushed aggregate for e equivalent thickness calculations.
Gambar 19 Hasil Running Program COMFAA untuk Perkerasan Kaku
6.4.3.2 Tabel pertama dari output COMFAA berisi data masukan berupa jenisdan karakteristik pesawat operasi dan annual departure. Tabel keduaberisi hasil perhitungan nilai PCN setiap pesawat pada berbagaikategori subgrade. Tabel ketiga berisi informasi nilai ACN pesawat padaberbagai kategori subgrade.
6.4.3.3 Berdasarkan tabel kedua, nilai PCN yang digunakan adalah nilai PCNyang tertinggi sesuai dengan kategori subgrade perkerasan yang dievaluasi. Adapun untuk mendapatkan gambaran detail hasilperhitungan, dapat dilakukan dengan:
(i) Copy dan paste summary hasil running program (Gambar 20) disheet Data Parse pada Spreadsheet COMFAA dan klik Create Chartssesuai jenis perkerasan;
(ii) Langkah selanjutnya adalah dengan mengklik sheet Chart sesuaijenis perkerasan (Flexchart atau Rigidchart) dan chart hasilperhitungan akan muncul pada layar seperti contoh pada Gambar21 dan Gambar 22.
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 36 dari 116
O ICAO ACN lompuldlion Detailed Output
UnaCoavomum
ShowAlpha
Ho. Aircraft wn
1 727-200
2 737-300
3 747-400
4 7*7-200 IB
5 777-200
6 A300-B4
7 A319-100
8 DCB-63
ShonEtfFita
S <-flleAra.lt ACN(• Finable r Higi<l
33,970
>S,000,00049,130
>E,000,000
•5,000,00069,959
»S,000.000
1,849,986
OfrmCjiliaJolku.Mr.ifej
rt PCH r AQiBalch C Traduwee C Ufe
Croc* Vaigtu:
253.830133,504
992.902
378,158
646,354443,728154,548
365.739
B(10) C(6»
'laxibla ACM ac Indicacad Gross Vaight and Stranijth
1 727-Z00
2 737-300
3 747-400
4 767-200 IP
5 777-200
6 A300-B4
7 A319-1008 DC8-63
Cross
•aigh«
185.000130,000820.000370,000
600,000
370,000145,000330,000
. CO on
Rain Caax
Tira
PttlfUIl C(6> D(3)
Suaaary output (or copy and pare* Into cha Support spraad shaat.
! 3. Evaluation thickness from 33.8 33.8equivalent pavement
4. Max Allowable Aircraft
GW from CDF
5. Aircraft GW from traffic
378.158 365,739
370,000 330,000
747-400 727-200
25 5 27.5 28.8 23.1
31.9 29.5 29.3 27.5
33.8 33. 33.8 33.8
646,354 i 443,728 992,902 253,830
600,000 ; 370,000 | 820,000 185 000
Gambar 21 Diagram Korelasi Tebal Perkerasan dan Beban Pesawat
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 37 dari 116
AC 150/5335-5B Example
PCN= 90
co PCN= 80
co
il PCN= 70p
™ PCN= 60
S PCN= 50«co
ER
1. Aircraft ACN at traffic mix
GW
45.2
2. Calculated PCN at CDF
max. GW
3 Annual Departures from
traffic mix
46,6
2,000
DC8-63
48 8
56.7
800
3,500
777-200 A300-B4 747-400 727-200
51.3 524 53 9 48.2
57.0 68.3 70.6 72.8
300 1,500 3.000 400
Gambar 22 Diagram Perbandingan Nilai PCN
6.4.3.4 Dari diagram perbandingan tebal perkerasan dan berat pesawat sepertiyang ditampilkan dalam Gambar 21 dapat dilihat ketebalan CDF (garisdengan simbol lingkaran) lebih kecil dari ketebalan perkerasan yang dievaluasi (garis dengan simbol segitiga) yang mengindikasikan bahwaPCN yang ada lebih besar dari nilai ACN pesawat (terdapat kelebihannilai PCN) sehingga perkerasan sangat aman untuk operasionalpesawat.
6.4.3.5 Dari diagram pada Gambar 22, terlihat bahwa kebutuhan PCN untukoperasional semua pesawat adalah 54 sementara PCN yang ada adalahsekitar 73 (nilai PCN tertinggi pada CDF maksimum). Ini menunjukkanbahwa perkerasan yang ada sangat aman untuk operasional pesawat.
6.5 PERHITUNGAN PCN KOMPOSIT
6.5.1 Prinsip Perhitungan
Perkerasan komposit merupakan perkerasan yang memiliki lapisan ausberupa lapisan aspal dengan slab beton di bawahnya.Perkerasankomposit dabat dibagi menjadi tiga tipe yaitu:
(i) Perkerasan komposit tipe 1. Perkerasan komposit tipe 1 merupakanperkerasan dengan lapisan asu berupa lapisan aspal yang relatiftipis di atas slab beton yang lebih tebal. Perhitungan PCN untukperkerasan komposit tipe 1 mengikuti kaidah perhitungan PCNperkerasan kaku termasuk nomen klatur penulisan PCN.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 38 dari 116
(ii) Perkerasan komposit tipe 2. Perkerasan komposit tipe 2 merupakanperkerasan dengan lapisan asu berupa lapisan aspal yang relatiftebal di atas slab beton. Perhitungan PCN untuk perkerasankomposit tipe 2 mengikuti kaidah perhitungan PCN perkerasanlentur termasuk nomen klatur penulisan PCN.
(iii) Perkerasan komposit tipe 3. Perkerasan komposit anatara tipe 1 dantipe 2. Konsep perhitungan PCN yaitu dengan interpolasi antaraPCN yang dihitung berdasarkan konsep komposit tipe 1 dan tipe 2.
6.5.2 Perhitungan PCN Komposit
Perhitungan PCN komposit dilakukan dengan menggunakan rumussebagai berikut:
hf = tebal ekuivalen perkerasan lentur (lapisan aus dan lapisanCTBC)t = tebal lapisan aspalbe = tebal base course eksistingPCNr = nilai PCN tipe 1 dengan 0 = 0.5PCNf = nilai PCN tipe 2 dengan p - 1.0Ct = faktor kondisi ( 1 untuk perkerasan dengan sedikit retak,0.85 jika 30%-50% permukaan mengalami retak)
6.6 PENGUJIAN HEAVY WEIGHT DEFLECTOMETER
6.6.1 Konsep Pengujian Heavy Weight Deflectometer
6.6.1.1 Pengujian HWD merupakan salah pengujian yang dapatmengindikasikan nilai PCN. Secara umum, pengujian ini dimaksudkanuntuk mengetahui homogenitas daya dukung perkerasan sertamengetahui transfer beban khususnya pada sambungan perkerasankaku.
6.6.1.2 Pengujian HWD dilakukan dengan mengetrapkan beban padaperkerasan dan mencatat lendutan yang terjadi melalui geofone yangdipasang di atas permukaan. Hasil HWD kemudian dianalisis dengankonsep perhitungan balik (back calculation) dengan bantuan softwarekhusus ELMOD untuk menghasilkan nilai modulus setiap lapisanperkerasan termasuk nilai PCN.
6.6.1.3 Untuk mendapatkan hasil yang lebih komprehensif, pengujian HWDdapat dilaksanakan bersamaan dengan alat Ground Penetrating Radar(GPR) untuk mendapatkan gambaran tebal lapisan perkerasan.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 39 dari 116
6.6.2 Pelaksanaan Pengujian Heavy Weight Deflectometer
6.6.2.1 Pengujian HWD dilaksanakan dengan dua tahap yaitu:
(i) Tahap pertama adalah alat uji HWD akan mencatat lendutanvertikal yang terjadi melalaui sensor geophone yang terdiri daritujuh titik uji di permukaan perkerasan. Data yang dikumpulkandari uji HWD digunakan untuk melakukan evaluasi berdasar responyang diberikan oleh lapis keras.
(ii) Tahap kedua adalah pencatatan langsung di lapangan hasil responlendutan yang terjadi sebagai respon daya dukung lapis keras. UjiHWD dilakukan dengan menempatkan plat beban diataspermukaan lapis keras sehingga pada saat beban dijatuhkan sensorakan membaca lendutan yang terjadi dibawah permukaan lapiskeras. Keluaran utama yang dihasilkan alat uji HWD adalah adanyahubungan antara beban yang diberikan terhadap lendutan yangterjadi.
6.6.2.2 Prinsip dasar dari HWD test adalah beban yang dijatuhkan dariketinggian tertentu dengan berat tertentu terhadap permukaanperkerasan sehingga mengakibatkan terjadinya defleksi/lendutansementara. Hasil pengukuran besarnya lendutan tersebut dapat untukmemperkirakan besarnya daya dukung perkerasan. Peralatan HWDtest pada prinsipnya terdiri dari sebuah palu (hammer) dengan berat720 kg dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 390 milimeter padaloading plate dengan diameter 40 mm yang ditempatkan di ataspemukaan landasan. Beban impuls yang ditimbulkan akanmengakibatkan peak stress di bawah loading plate pada jarak tertentuyaitu sejauh 0 mm, 200 mm, 300 mm, 800 mm, 1200 mm, 1600 mm,2000 mm dari pusat beban, diukur besarnya respons lendutan yangterjadi dengan menggunakan deflectometer.
15
an
d9 dg ( di \ d? d3 dt dp ds djoo o oo o o o o
-«21 cm»-*21 cms*
-•—30 cm—*-*—30 cm »•« 30 cm—*-*—30 cm »«• 30 cm—*-*—30 cm—••
Gambar 23 Letak Geophone yang Menangkap Beban Impuls
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 40dari 116
Gambar 24 Alat HWD
6.6.2.3 Jika pada saat pelaksanaan pengujian di lapangan kondisi bataslendutan (deflection limit) sebesar 2.100 micron terlampaui maka berathammer atau tinggi jatuh dapat disesuaikan di lapangan. Penyesuaianini dimaksudkan agar hasil data pembacaan alat HWD dapat sesuaidengan kondisi batas dan spesifikasi kinerja alat HWD itu sendiri.Dalam prosedur pelaksanaan HWD perubahan berat hammer dantinggi jatuh disesuaikan di lapangan berdasar hasil pengujian awalterhadap beberapa titik uji di lapangan. Secara mendasar perubahanbeban tidak akan mempengaruhi terhadap perhitungan nilai elastisitasmengingat hubungan antara tegangan dan regangan yang dihasilkanbersifat linear. Dengan data lendutan yang terjadi dilakukan analisisdengan menggunakan metode Equivalent Thickness dapat diperolehnilai modulus elastisitas perkerasan maupun subgrade-nya. Jumlahpenelitian titik HWD ditentukan sebesar 1 titik untuk luasan lebihkurang 200 m2 (flexible pavement).
6.6.2.4 Pada arah memanjang, lokasi titik HWD test secara umum diutamakanpada 2/3 bagian dari runway yang mengalami efek terberat yaitu touchdown area atau take off area. Penentuan titik pengujian HWD dibuatseefektif dan serapat mungkin yang dapat memberikan informasiakurat tentang kemampuan daya dukung lapisan perkerasan. Intervaltitik pengujian dengan alat HWD dilakukan tiap 10 m, dimana denganjarak tersebut sudah dapat diperoleh informasi daya dukungperkerasan yang mewakili luasan perkerasan yang diuji. Pada arahmelintang, titik HWD test didistribusikan pada 3 (tiga) jalur yaitu jalurtengah, jalur kiri dan jalur kanan yang jaraknya disesuaikan denganjarak main landing gear dari pesawat kritis yang beroperasi.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 41 dari 116
6.7 CONTOH PERHITUNGAN PCN
Contoh 1 Perhitungan PCN Perkerasan Lentur
Data struktur perkerasan:
Asphalt Concrete 5 cmATB 7.5 cm
Base Course 20 cm (CBR > 80 %)
Subbase Course 30 cm (CBR > 25%)
Timbunan Pilihan 70 cm CBR > 8 %)
Data Pesawat yang Beroperasi:
No Jenis Pesawat Frekwensi
PenerbanganAnnual
Departures1 ATR 72-500 4 kali per hari 1.460
2 B 737 -800 NG 2 kali per hari 730
3 A 310-300 2 kali per hari 730
4 B 737 - 500 2 kali per hari 730
A. Perhitungan PCN metode klasik
1. Menghitung Annual Departures Pesawat KritisNo Jenis Pesawat Konfig.
LandingGear
Beban
Pesawa
t (Lbs)
Annual
Departures
Wheel
Load
(Lbs)
Equiv. toDual
Gear
Depart.
1 2 3 4 5 6 7
1 ATR 72-500 D 47.466 1.460 11.273 1.460
2 B 737 -800 NG D 174.70
0
730 41.491 730
3 A 310-300 DT 315.04
1
730 37.411 1.241
4 B 737 - 500 D 134.00
0
730 31.825 730
Wheel load
pesawat kritis(lbs)
LogR2 /W2\l/2
wLogRl Equiv.
annual
depart.8 9 10 11 12
41.491 3.164 0.521 1.65 45
41.491 2.863 1.000 2.86 729
41.491 3.094 0.949 2.94 867
41.491 3.094 0.875 2.71 513
Total 2153
Pesawat kritis: B737-800 NG
Equivalent Annual departures : 2153
2. Menghitung nilai CBR Subgrade
CBR lower subgrade = 3 %CBR upper subgrade = 8 %
Faktor equivalent = 2.5 (Appendiks A, Gambar A.2)t = 700/2.5 = 280t2/ACN = 2802/55 = 1425CBR Subgrade = 7 % (Appendiks A, Gambar A.3)
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 42 dari 116
3. Menghitung tebal equivalent perkerasan
Tebal perkerasan dalam sistem FAA:P401 = 12.5 cm = 5 in
P 208 = 20 cm = 7.87 in
P 154 = 30 cm = 11.8 in
Tebal Total =24.67 in
Tebal minimum material P 401 = 4 in (Appendiks C, Paragraf C.2.1)Tebal minimum material P 208 = 8.6 in (Appendiks C, Gambar C.l)
Tebal perkerasan equivalen:P401 =4 in
P 208 = 1 in x 1.4 + 7.87 in = 9.27in, digunakan 8.6 inP 154 = 0.67 in x 1.2 + 11.8 in = 12.60 in
Tebal Total = 25.20 in
4. Menentukan daya dukung perkerasanDaya dukung perkerasan: 130000 lbs (Appendiks D, Gambar D.2)
5. Menentukan nilai ACN pesawat kritis (Appendiks E)ACN Pesawat B 737-800 NG untuk subgrade 7% atau kategori CBeban minimum : 91300 Lbs ACN min: 26
Beban maksimum: 174700 lbs ACN maks : 55
6. Menghitung nilai PCN (Paragraf 6.2.2.1)
(130000-91300)PCN = 26 + (55 - 26)
(174700-91300)Rekomendasi: PCN 39 F/C/X/T
= 39
B. Perhitungan PCN Metode Grafis
1. Menghitung Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan
Jenis Pesawat ACN Pass to
CoverageRatio
Passes
/YearCoverage
DesignLife
(col4/col3)
ACN
Ratio
Cov.
Factor
Gambar
F3
Ekuivalen
Coverage(Col5/col7)
1 2 3 4 5 6 7 8
ATR 72-500 14 3.2 2920 912.5 0.2
5
0.76 1200
B 737 -800
NG
50 3.2 1460 456.3 0.9
0
0.72 634
A 310-300 56 3.2 1460 456.3 1 0.72 634
B 737 - 500 37 3.2 1460 456.3 0.6
6
0.72 634
Jumlah 3102
Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan Low
• Catatan: Single Taxiway dan Tidak Dilakukan PengisianFue/(Passes=2.Annual Departures)
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 43 dari 116
2. Tebal perkerasan total = 25.20 in (640 mm). Evaluasi PCNberdasarkan tebal total perkerasan (Gambar 12, Sumbu X-Axis), PCN= 38
3. Rekomendasi nilai PCN= 38F/C/X/T
C. Perhitungan PCN dengan COMFAA
1. Menghitung tebal ekuivalen dengan COMFAA Spreadsheet
nnce SuWuno AC 1S0S3JMC App SFiB.AJ.2
Convert toP-200
FigiA2-1S2Convert lo
MM
Existing
Flexible
Pavement
Layers"Flexible pavement
Structure Items
P-M1/3 p *os
POOS ECOvOCRTE
POM. CEM. TRTD
P-208 CrAGG
P-2OT Ags, P-211
PJ01 SOIL-OB*.
P-1W S-,bb«se
P-401 reference t
P-209 reference t
1.4
1j2
1,2
1;0
1,0
P-401/3
PO04
P-209
ENTER ExistingLayer Thickness
6,0" to,
0,0' to.
0,0
0,0
In.
7,9] to.*f r—
I P-301i 1
'; P-1M0,0 «.
113! to.nrt
1,2
1,0
~\ r~~~"Equivalent TWekness, mm ', SubandeCBR..
P-401/3 4,0
P-209 6,0
P-1S4 16,4
ENTER Raf.Sectlon Reculrements
7,0'
4,00
6,00
EELoc ID Pavement ID
Project Detain[Examples
Eiistng Pa^ment Equivalent Pavement
v;||^i^
Subbas* rVj\•". P-1« ."-":"
Formal j
Chart I
Subg.M.! CBR 7,0
SaveData
COMFAA InputsEvaluation thickness t = 26,4 in.
Evaluation CBR « 7,0
Recommended PCN
Tebal ekuivalen: 26.4 in
2. Input data ke COMFAA
Pedoman Perhitungan PCN PerkerasanPrasaranaBanaarUdara Halaman 44 dari 116
3. Hasil running COMFAA
- PCN Results Flexible 26-91-2915 19;14;44.txtLibrary file naae - D:\19. Pedoaan\29. PEDOHAN PEDOHANU. Pedoaan Penentuan Nilai PCN\coafa«\contoh 2.ExtUnits - English
Evaluation paveaent type Is flexible and design procedure is CBR.Alpha Values are those approved by the ICAO in 2997.
CBR - 7,99 (Subgrade Category is C(6))Evaluation pavement thickness - 26,49 in
Pass to Traffic Cycle (PtoTC) Ratio - 2,99Haxiaua nuaber of wheels ptr gear - 4
Maxiaua nuaber of gears per aircraft - 2
At least one aircraft has 4 or aore wheels per gear. The FAA recoaaends a reference section assualng5 inches of H4A and 8 inches of crushed aggregate for equivalent thickness calculations.
S Boeing 737-800 NG D 174.700 365 365 4i.4s»mj 4|-491 2.562 1,000 2,562 365
6 Airbus A 320-200 D 172.841 730 730 41050 414m; 2,863 0,995 2,848 705
TOTAL 2.015
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan PrasaranaBandarUdara Halaman 46 dari 116
2. Menghitung modulus reaksi subgrade (K)
K on top dapat dihitung dengan formula:pci k =
1500 x CBR 07788, k dalam
3.
4.
Atau dengan menggunakan Gambar A.l (Appendiks A),Berdasarkan Gambar A. 1, nilai K untuk tanah sands dengan CBR 6%adalah 40 MN/m3. Dengan nilai K 40 MN/m3, ditentukan nilai K onTop dengan menggunakan Gambar A.7 pada Appendiks A dihasilkan Kon Top Subbase 95 MN/m3.
Menghitung flexural strength slabKuat tekan fc = 0.83 x 350 = 290.50 kg/cm2 = 4133.82 PsiFlexural strength = 9 ffc = 578.65 Psi = 3.99 Mpa
Menghitung beban maksimum perkerasanBeban maksimum yang dapat ditopang oleh perkerasan ditentukandengan menggunakan Gambar D.16 dalam Appendiks D.Tebal slab
Flexural strengthAnnual departure
36 cm (14.17 in)3.99 Mpa2015
Dengan interpolasi hasil ploting data pada Gambar D.16 = 115884 Lbs
5. Menghitung nilai PCNPesawat kritis B 737-800NG, K on Top 40 MN/m3ACN maks = 54 Beban Maks = 174700 Lbs
1. Menghitung Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan
Jenis Pesawat ACN Pass to
CoverageRatio
Passes
/YearCoverage
DesignLife
(col4/col3)
ACN
Ratio
Cov.
Factor
Gambar
F2
Ekuivalen
Coverage(Col5/col7)
1 2 3 4 5 6 7 8
DASH 8 9 8 730 91.25 0.18 1000 0.1
ATR 72-500 14 3.2 1460 456.25 0.28 1000 0.5
CRJ 1000 NG 28 3.2 730 228.13 0.56 400 0.57
B 737 - 300 37 3.2 3600 1125 0.74 30 37.5
B 737 -800 NG 50 3.2 730 228.13 1 1 228.13
A 320-200 48 3.2 1460 456.25 0.96 1.2 380.21
Jumlah 647.01
Kategori Frekuensi Lalu Lintas Penerbangan Low
Catatan: Single Taxiway dan Tidak Dilakukan PengisianFue/(Passes=2.Annual Departures)
Pedoman Periiitungan PCN PenXerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 47 dari 116
2. Tebal slab = 36 cm = 360 mmModulus subgrade - 95 MN/m3Frek. Lalu lintas penerbangan = lowFlexural strength = 3.99 MpaDari Gambar 9 dihasilkan Nilai PCN = 39
3. Rekomendasi nilai PCN= 39 F/C/X/T
C. Perhitungan PCN metode COMFAA
1. Menghitung tebal ekuivalen dengan COMFAA Spreadsheet
2. Input data ke COMFAA
Pedoman Perhitungan PCN PerkerasanPrasaranaBandarUdara Halaman 48 dari 116
3. Hasii running program
Hh 1*1 form* ««• Mdp
This file ium - PCM Results Rigid »-«.»15 13,37,39 t.iLibrary flit nw - 3-\16. -,edo*«n\29. f*t0OW-'E0CMAN\l. 'edse-n PenentmUnits - English
Nilai POtVeoBfaaVconW*- 2t>.t"xt
evaluation peveaent type Is rigidEquivalent coverages coaputed with the « 156/5128-eX/D edge street design aethod.Roieua grots xelgTit <caputed with the AC 156/SJ2fl-6C0 edge stress design Method.
k Value - 96,0 lbs/in'3 (Su&grade Category is C(147))fl»*jral strength • 578,8 psi
Evaluation pewaent tnlekness - 14,17 InPass re Traffic Cycl« (PtoTC) Ratio - 2,W
SALINAN sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM DAN HUMAS,
Pembina Tk. I / (IV/b)NIP. 19660508 199003 1 001
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 49 dari 116
APPENDIKS A
KLASIFIKASI TANAH DAN DAYA DUKUNG SUBGRADE
A. 1. KLASIFIKASI TANAH
A. 1.1 Terdapat berbagai metode klasifikasi tanah yang telah dikembangkansesuai dengan peruntukannya. Metode yang dibuat didasarkan olehpengalaman-pengalaman yang diperoleh serta dari riset-riset yang telahdilakukan.
A.1.2 Dalam konteks konstruksi, klasifikasi tanah berguna sebagai petunjukawal dalam memprediksi kelakuan tanah. Dari berbagai metodeklasifikasi tanah yang telah dikembangkan, dalam pedoman ini hanyamenampilkan klasifikasi tanah berdasarkan sistem klasifikasi unifiedyang telah dikembangkan oleh Casagrande (1942) seperti ditampilkandalam Tabel Al.
A.2. DAYA DUKUNG SUBGRADE
A.2.1 Subgrade adalah lapisan tanah asli yang menopang beban roda yangditeruskan oleh struktur lapisan perkerasan. Dalam perhitungan PCNdaya dukung subgrade sangat penting khususnya untuk perkerasanfleksibel dimana tebal perkerasan konstruksi tergantung dari nilai dayadukung subgrade.
A.2.2 Karakteristik daya dukung subgrade yang dibutuhkan dalam evaluasinilai PCN adalah nilai California Bearing Ratio (CBR) dan nilai Modulusreaksi Subgrade (K). Penentuan nilai CBR dan K harusmerepresentasikan kondisi seluruh area konstruksi. Oleh karena, itupenentuan nilai CBR dan K hendaknya ditentukan dimana kadar airtanah relevan dengan kondisi lapangan. Korelasi antara nilai K dan CBRsubgrade ditampilkan dalam Gambar Al.
A.3 SUBGRADE IMPROVEMENT
A.3.1 Pada area yang memiliki daya dukung rendah atau pada tanah cohesifdengan konsistensi softdan very soft atau pada loose sand, pilihan yangrelatif ekonomis untuk meningkatkan daya dukung tanah adalahdengan mengganti tanah lunak dengan material yang lebih baik.
A.3.2 Untuk menentukan nilai CBR evaluasi jika terdapat penggantian tanahdasar dengan material lain untuk perkerasan fleksibel dapatmenggunakan kurva pada Gambar A2,A3 dan A4. Sedangkan untukperkerasan kaku dapat menggunakan kurva Westergaard sepertiditampilkan dalam Gambar A5 dan A6.
A.3.3 Langkah penentuan nilai CBR pada dua lapis subgrade dimana nilaiCBR lapisan atas lebih tinggi dari nilai CBR lapisan dibawahnya adalahsebagai berikut:
(i) Tentukan konfigurasi roda pesawat yang beroperasi;(ii) Plot CBR Subgrade lapisan bawah dan CBR Subgrade pada lapisan
atas ke Gambar 7 dan tarik garis horizontal untuk mendapatkannilai faktor equivalent;
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 50 dan 116
(iii) Hitung tebal lapisan bawah (t) dengan membagi lapisan atas denganfaktor equivalent dan hitung nilai t2/ACN;
(iv) Plot nilai t2/ACN dan CBR Subgrade lapisan bawah ke Gambar A3atau A4 untuk menentukan nilai CBR evaluasi.
Contoh Al
Tentukan nilai CBR Subgrade jika tanah lunak CBR 3% di replacedengan material timbunan dengan CBR 10% setebal 500 mm. Evaluasidilakukan terhadap perkerasan yang akan didarati oleh pesawat dengankonfigurasi roda dual-tandem dan memiliki ACN 60 pada kategori CBRSubgrade 3%.Langkah Perhitungan:
(i) Plot nilai CBR Subgrade lapisan atas dan bawah pada Gambar A2dan dihasilkan faktor equivalent 1.8;
(ii) Hitung nilai t, dimana t =500/1.8 = 278(iii) Hitung nilai t2/ACN = 2782/60 = 1286(iv) Plot nilai t2/ACN dan CBR Sebgrade lapisan bawah ke Gambar A4
sehingga berpotongan pada kurva. Nilai CBR Subgrade adalah 4%.
Sots consrstng cniefry of Boutoerslaiger man 20omm or coooiesBenten 200mm and 75mm
cerruiacie Byvisualiropecton
Sots aim an appveoaoe tactonBetiwn me 75mm and 2.36mm
Generaly easily oenofoo* cy visualnspexacm A itata o ngn drystrengfi indicates tut some cay ispresent A neglige* dry swngfiMeases tneaosence of coy
Sots with an appreoaae taoonneiaeen tve 136mm and ne 75
tncron sieve. Majority of paritiescan Be dis.ngjsnea By eye. Feelgritty anen ruooed Betteen lieAngers. A medium to nigh drystrengr indicates tut some cay ispresent A neglig** dry srencrnhdicates absence ofcoy
Soils aim an apeveciaoe laoonpassing me 75 moon seve and win•quid limits less man IS. NotgntryDetveen rx fngers Cannot BereacHy rcAed into mreads anennxis: Eiren dio"jnc>
Sots ahn iquid atniis Between 35and SO. can Be readily Med h»tnreads anen moist oo not exhibitdiatancy. snow some snhnkage ondrying.
Sots win iqufl arnts greater nanSO. Can Bereadilytoted nto tnreadsanen moist Greasy to the toucn.snoa cons«:eraoie srimuge on
drying. AS ngniy compresstoie sots
Usually Brown or Beck in colour,very corrpresseie Easty bemfiaBievisualy.
SUB-GROUPS
BOu-UergmveO
tVM graded gravel soncrnortures, roe cr no lines
wet-graoeo gravet-sandsarm smai ciay cement
Urvform gavel win use ornomWS
Poony graded crave»-sar«Jrniinires, toe or no lines
Poor to verypoor very sigh: Hagn Pracocaiyimpervious
> I4O0
e<0.90
Very poor very signt Hign Practcaly•rsieivious
>1W0
e<0.70
coitsoidaiion tests ExTemery poor Sight very ngn Fare poor
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 53 dari 116
•f \1
1k
\>
D̂ '
\r
\%»X1 hV fr.*L\\
_r \^ $s%\ fc
_jS S 8 8 § S §
(uj/juu/nw) (xl uO!io«8J aptubqns |0 sninpoy.
*=1500 x CBR
26
07788
, (k in pci)
a
Gambar Al Korelasi Antara Nilai K dan CBR Subgrade
1
as 1
5
I
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 54 dari 116
Mr-
CBR (%) of upp«x iiyw
• 10 12
CBR (%) of lower layer
CBR (%) of upper layer
I 10 12 14
CBR(%)of lower layer
Dual tancHm undarc«rrlaga»
n .0
Single/dual uwjarctrrlagti
ie ia 10
Gambar A2 Korelasi antara CBR Subgrade Lapisan Bawah dengan FaktorEquivalent
Pedoman Perhitungan PCN PenXerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 55 dari 116
t'/ACN
10 it
csn o>aw i«h» mi
11 ao
Gambar A3 Estimasi Nilai CBR Subgrade Untuk Konfigurasi Roda Single danDual
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 56 dari 116
I'/ACN
Gambar A4 Estimasi Nilai CBR Subgrade Untuk Konfigurasi Roda DualTandem
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 57 dari 116
I5
iI
Ttva-knaMM of granular aub-baaa (mm)
100 too
Gambar A5 Pengaruh Material Sub-Base Coarse Terhadap Modulus ReaksiSubgrade (K) pada Perkerasan kaku
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 58 dari 116
(cm)12 K il •• tO 22 .4 t« 20 JO 32 31
• • • • I I • 1 1 1—
7.5
too
40 J
»oo
400
300
Ki^OO (»l) _
•,.->no (S«).
=
—
109 MTLLlMi°J
I0O >ll«>.jBGRiSua
e
10
• JO
el5
W
-»
8
4 f I T I f 10 II It '» •*
WELL-GRADED CRUSHED AGGREGATE
(cm)• 2 (4 <l II 10 22 24 t« 20 JO 39 34
6170
400K> 300 181)
300 «.?O0 IS*'
10 0 —^y^OOUlL---
1 00.a 1 A) —
l»50_i-«f"'
40
4 5
BANK-RUN SAND & GRAVEL (Pl<6)
it>
l«0
V '»
»o —•»
40^x1
30 "
20
i»
Gambar A6 Pengaruh Material Base Coarse dan Pasir Terhadap ModulusReaksi Subgrade (K) pada Perkerasan kaku
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 59 dari 116
APPENDIKS B
PERHITUNGAN EQUIVALENT ANNUAL DEPARTURES PESAWAT KRITIS
B.l. PESAWAT KRITIS
B.l.l Ketika pesawat yang beroperasi di suatu bandar udara terdiri dariberbagai jenis pesawat dengan berbagai tipe roda pendaratan (landinggear) dan berbagai variasi beban, efek pesawat tersebut terhadapperkerasan dihitung berdasarkan pesawat terkritis atau dalam desaindisebut pesawat desain.
B.1.2 Untuk mengkonversi semua pesawat ke dalam pesawat kritis, langkahpertama yang dilakukan adalah dengan mengkonversi landing gearsemua pesawat yang beroperasi ke pesawat kritis. Adapun faktorkonversi berbagai tipe landing gear seperti dalam Tabel Bl.
Tabel Bl Faktor Konversi Berbagai Konfigurasi Landing Gear Pesawat
No Konversi dari Konversi keFaktor
Konversi1 Single wheel 0 Dual wheel 0+0 0.82 Single wheel 0 Dual Tandem 0+0
0+0
0.5
3 Dual wheel 0+0 Dual Tandem 0+0
0+0
0.6
4 Double dual
tandem
0+0 0+0
0+0 0+0
Dual Tandem 0+0
0+0
1.0
5 Dual tandem 0+0
0+0
Single wheel 0 2.0
6 Dual tandem 0+0
0+0
Dual wheel 0+0 1.7
7 Dual wheel 0+0 Single wheel 0 1.38 Double dual
tandem
0+0 0+0
0+0 0+0
Dual wheel 0+0 1.7
B.2 EQUIVALENT ANNUAL DEPARTURES PESAWAT KRITIS
B.2.1 Untuk mendapatkan Equivalent Annual Departures pesawat kritis,dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
1/2logf.l = logtf2x(^)
Dimana, Rl= Annual departures pesawat kritis/ pesawat desainR2= annual departures yang dinyatakan dalam landing gear
pesawat
Wl= beban roda pesawat kritis/desainW2= beban roda pesawat yang dikonversi
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 60 dari 116
Kolom 6 : kolom 5 x faktor konversi roda (Paragraf B. 1.2)Kolom 7 : kolom 4 x 95% / jumlah roda pada main gearKolom 8 : beban roda terbesar pada kolom 7 (pesawat kritis)Kolom 9 : log (kolom 6)Kolom 10: (kolom 7/kolom 8)05Kolom 11: kolom 9 x kolom 10
Kolom 12: invers log (kolom 11)
CONTOH PERHITUNGAN
Tentukan pesawat kritis dan equivalent annual departures pesawat yangberoperasi pada suatu bandar udara dengan data penerbangan sebagaiberikut:
No Jenis Pesawat Kedatangan pertahun
1 ATR 42-300 1.460
2 Boeing 737-800 NG 1.095
3 ATR 72-500 1.460
4 Boeing 737-900 ER 1.095
5 Airbus A 310-300 365
NOJENIS
PESAWAT
KONF
RODA
BEBAN
PESAWA
T
ANNUAL
DEPART
EQUIV.DUAL
GEAR
DEPART
BEBAN
RODA
BEBAN
RODA
PESAWA
T KRITIS
LOG
R2 aLOG
Ri
EQUIV.ANNUAL
DEPART
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 ATR 42-
300
D 36.861 1.460 1460 8.754 44.698 3,16
0,44
3
1,4
0
25
2 B 737-800
NG
D 174.700 1.095 1.095 41.491 44.698 3,04
0,963
2,93
848
3 ATR 72-
500
D 47.466 1.460 1.460 11.273 44.698 3,16
0,502
1,59
39
4 B 737-900
ER
D 188.200 1.095 1.095 44.698 44.698 3,04
1,00
0
3,0
4
1.095
5 A 310-300 DT 315.041 365 621 37.411 44.698 2,7
9
0,915
2,55
359
TOTAL 2.366
1. Pesawat kritis : B 737-900 ER
2. Equivalent Annual Departures : 2.366
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 61 dari 116
APPENDIKS C
PERHITUNGAN TEBAL EQUIVALENT PERKERASAN
CI. NOMENKLATUR LAPISAN PERKERASAN SISTEM FAA
C.1.1 Nomen klatur lapisan perkerasan sistem FAA adalah sebagai berikut:
Crushed Aggregate Base CourseAggregate Base CourseLime Rock Base Course
Soil-Cement Base CourseSubbase Course
Portland Cement Concrete (PCC)
C.2 TATA CARA PERHITUNGAN TEBAL EKUIVALEN PERKERASAN
C.2.1 Tebal ekuivalen perkerasan digunakan dalam perhitungan PCN metodeklasik perkerasan lentur. Langkah perhitungan tebal ekuivalenperkerasan adalah sebagai berikut:
(i) Menentukan tebal minimum lapisan aus (material P-401 dan P-403).
No Bagian Perkerasan Pesawat SingleWheel dan Dual
Wheel
Pesawat B 747, B777, DC 10, L 101
atau pesawat sejenis1 Area Kritis (Jalur
Roda)10.0 cm (4 in) 12.7 cm (5 in)
2 Area diluar jalurroda
7.6 cm (3 in) 10.0 cm (4 in)
(ii) Menentukan tebal minimum lapisan base dengan menggunakankurva dalam Gambar C. 1.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 62 dari 116
171_
(Cm)
20 25 JO JS 40 45 50 55• — 1 __1 1 1 • • .
100
90
80
70
60
i 50
s «z
*:
o 40Xt—
i- 35
£ 30
—1
i? 25oe-
20
IS
10,.
-f-i 1—i—1—i—,—r
—1_
—»—T—T—1 oa.n
m <
7
V\FTTT
>P 200
/_— r -
y
A y M7s
** / y?&
?> y
1 7 / S~y •«•
_\X
7* — r— r - - mo
/ y y , .,«,r>
//
Z _*' '' S* S ,zo/
r5/
/ 6/y
y,y
y~
3? y v y
yyy* , . '00
7*z-7* y
1 >^ yftiVn\S-y-—-y—z;
•< — — — • 7U
80
• 70 —
H7 ^ 7^
y
7
y.-^
y
^' 60y
y,^~. A / -y ~l' / ^ 7- y- y
<^-l
yZk"'—- 2---
^ > / X i - 50
SyS- / y\' y
' ,> / / y**
y,
/ / y -S on
r/ / • 40
—B* ^ '"\S*
yS
^ sy [• iO
i 7 8 9 10 15 20MINIMUM 8ASE COURSE THICKNESS, IN.
25
Gambar C1 Kebutuhan Tebal Minimum Lapisan Base
(iii) Menghitung tebal konversi lapisan perkerasan dengan faktorkonversi seperti ditampilkan dalam Tabel 6, Gambar C2, GambarC3 dan Gambar C6
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 63 dari 116
328. STABILIZED BASE AND SUBBASE. Stabilized base and subbase courses are necessary for new pavementsdesigned to accommodate jet aircraft weighing 100.000 pounds (45 350kg) or more These stabilized courses maybesubstituted for granular courses using the equivalency factors discussed in paragraph 322 These equivalency factors arebased on research studies which measuredpavement perfoimance See FAA Report No FAA-RD-73-198. Volumes I.II, andIII Comparative Performance of Structural Layers in Pavement Systems See Appendix 3 A range ofequivalency factors is given because the factor is sensitive to a number of variables such as layer thickness, stabilizingagent type and quantity, location of stabilized layer m the pavement structure, etc Exceptions to the policy requirmgstabilized base and subbase may be made on thebasisof superior materials beingavailable, such as 100percent crushed,hard, closely graded stone These materials should exhibit a remolded soaked CBR minimum of 100 for base and 35 forsubbase Inareas subject to frost penetrauon, thematerials should meet permeability andnonfrost susceptibility tests inaddition to the CBR requirements Other exceptions to the policy requiring stabilized base and subbase should be basedon proven performance of a granular material such as lime rock ui the State of Florida Proven performance in thisinstance means a history of satisfactory airport pavements using the materials Thishistory of satisfactory performanceshould be under aircraft loadings and climatic conditions comparable to those anticipated.
321. SUBBASE AND BASE EQUIVALENCY FACTORS. It is sometimes advantageous to substitute higherquality materials for subbase andbase course than the standard FAA subbase andbase material. Thestructural benefitsof using a higherquality material is expressed in the form of equivalency factors. Equivalency factors indicate thesubstitution thickness ratios applicable to various higher quality layers. Stabilized subbase and base courses are designedin this way Note that substitution of lesser quality materials for higher quality materials, regardless of thickness, is notpermitted. The designer is reminded that even though structural considerations for flexible pavements with high qualitysubbase and base may result m tlnnnei flexible pavements fiost effects must still be considered and could requirethicknesses greater than the thickness for stnicniral considerations.
a. Minimum Total Pavement Thickness. The minimum total pavement thickness calculated, after allsubstitutions and equivalencies have been made, should not beless than the total pavement thickness required bya 20CBR subgrade on the appropriate design curve
b. Granular Subbase. The FAA standard for granular subbase is Item P-154. Subbase Course In someinstances it maybe advantageous to utilize nonstabilized granular material of higher quality than P-154 as subbasecourse. Since these materials possess higher strength than P-154. equivalency factor ranges are established whereby alesser thicknessof high quality granular may be used in lieu of the required thicknessof P-154 In developing theequivalency factors the standard granular subbase course. P-154. wasused as the basis. Thicknesses computed from thedesign curves assume P-154 will beused as the subbase If a granular material of higher quality is substituted for Item P-154. the thickness of the higher quality layer should be less thanP-154. The lesserthickness is computed by dividing therequired thickness of granular subbase, P-154, by the appropriate equivalency factor. In establishing the equivalencyfactors the CBR of the standard granular subbase. P-154, was assumed to be 20 The equivalency factor ranges are givenbelow in Table 3-6:
TABLE 3-6. RECOMMENDED EQUIVALENCY FACTORRANGES FOR HIGH QUALITY GRANULAR SUBBASE
Material Equivalency Factor RangeP-208. Aggregate Base Course 1.0-1.5P-209. Crushed Aggregate Base Course 1-2-1.8P-211.Lime Rock Base Course 1.0- 1 5
(a)
Pedoman Periiitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 64 dari 116
C. Stabilized Subbase. Stabilized subbases also offer considerably higher strength to thepavement thanP-154. Recommended equivalency factors associated with stabilized subbase ate presented in Table 3-7.
TABLE 3-7. RECOMMENDED EQUWALENCY FACTORRANGES FOR STABILIZED SUBBASE
Material Equivalency Factor RangeP-301. Soil Cement Base Course 10-15
d. Gi.iiiul.ii Base. The FAA standard foi granulai base is Item P-209. Crushed Aggregate Base CourseIn some instances it may be advantageous to utilize otheruonstabilized granular material as base course Othermaterialsacceptable for use as granular base course are as follows
TABLE 3-8. RECOMMENDED EQUIVALENCY FACTOR RANGESFOR GRANULAR BASE
Material Equivalency Factor RangeP-208. Aggregate Base CourseP-21 1. Lime Rock Base Course
10
10
Substimtion of P-208 forP-209is permissible only if the grossweightof thedesign aircraft is 60.000 lbs (27 000 kg) or less. In addition, if P-208 issubstituted for P-209. the required thickness of hoi mix asphalt surfacing shownon the design curves should be increased 1 inch (25 mm).
t. Stabilized Base. Stabilized base courses offer structural benefits to a flexible pavement ui much thesame manner as stabilized subbase The benefits are expressed as equivalency factors similar to those shown forstabilized subbase In developing the equivalency factors Item P-209. Crashed Aggregate Base Course, with an assumedCBR of80was used as the basis for comparison. The thickness of stabilized base is computed by dividing the granularbase course thickness requirement by theappropriate equivalency factor. Theequivalency factor ranges are given belowin Table 3-9. Ranges of equivalency factors are shown rather than smgle values since variations m thequality ofmaterials, construction techniques, and control can influence the equivalency factor. In the selection of equivalencyfactors, consideration shouldbe given to the tiafficusingthe pavement, totalpavement thickness, and the thickness ofthe uidiMdu.il layer. Forexample, a thin layer in a pavement structure subjected to heavy loads spread over large areaswill result m an equivalency factoi ueai the low endof the range Conversely, light loads on thick layers will callfotequivalency factors near the upper end of the ranges
TABLE 3-9. RECOMMENDED EQUIVALENCY FACTOR RANGESFOR STABILIZED BASE
Material Eauivalencv Factor Ranee
P-304. Cement Treated Base Course 1.2-1.6
P-306, Econocrete Subbase Course 1.2-1.6
P-401. Plant Mix Bituminous Pavements 1.2-1.6
Note: Reflection cracking may be encountered when P-304 or P-306 is used asbase for a flexible pavement. The thickness of the hot mix asphalt surfacingcourse should be at least 4 inches (100 mm) to muiimize reflection cracking inthese instances,
f. Example. Asan example of the use of equivalency factors, assume a flexible pavement is required toserve a design aircraft weighing 300.000 pounds (91 000kg) with a dual tandem gear. The equivalent annual departuresare 15,000. The design CBR for the subgrade is 7 Item P-401 will be used for the base course and the subbase course.
(b)
Gambar C2 Tebal Ekuivalen Lapisan Stabilized Base
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 65 dari 116
APPENDIKS D
KURVA KORELASI ANTARA KEKUATAN SUBGRADE, DAYA DUKUNGPERKERASAN TEBAL PERKERASAN DAN ANNUAL DEPARTURE
D.l PERKERASAN LENTUR
CBR
3 4 5 6 7 8 910 15 20 30 40 50
3 4 56789100793
THICKNESS, IN.
15 20 30 40 50
Gambar DI Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat denganRoda Pendaratan Single Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 66 dari 116
CBR3 4 5 6 7 8 910 15 20 30 40 50
i r
4 5 6 7 8 910 15 20 30
THICKNESS, IN.
40 50
Gambar D2 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat denganRoda Pendaratan Dual Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 67 dari 116
CBR3 4 5 6 7 8 910 15 20 30 40 50
30743
t r
4 5 6 7 8 910 15 20
THICKNESS, IN.
30 40 50
Gambar D3 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat denganRoda Pendaratan Dual Tandem
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 68 dari 116
CBR
7 8 910 15 20
THICKNESS. IN.
40 50
40 50
Gambar D4 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat A-300Model B2
PedomanPerhitungan PCN Perkerasan PrasaranaBandarUdara Halaman 69 dari 116
30793
CBR5 6 7 8 910 15
5 6 7 8 910 15 20
THICKNESS, IN.
40 50
30 40 50
Gambar D5 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat A-300Model B4
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 70 dari 116
CBR
4 5 6 7 8 910 15 20
3 4 5 6 7 8 910 15 200793
THICKNESS, IN.
30 40 50
30 40 50
Gambar D6 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 747-
100, SR, 200B, C, F
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 71 dari 116
CBR
4 5 6 7 8 910 15 20
3 4 5 6 7 8 910 15 200793
THICKNESS, IN.
30 40 50
30 40 50
Gambar D7 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 747-SP
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 72 dari 116
CBR
4 5 6 7 8 910 15 20 30 40 50
3 4 5 6 7 8 910 15 20 30 40 50
THICKNESS, IN,
Gambar D8 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 757
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 73 dari 116
CBR7 8 910 15
T~I 1 r
5 6 7 8 910 15 20
THICKNESS, IN.
40 50
30 40 50
Gambar D9 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat B 767
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 74 dari 116
CBR
3 4 5 6 7 8 910 15 20 30 40 50
TTTTh
3 4 5 6 7 8 910 15 20THICKNESS IN
30 40 50
Gambar D10 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat C-130
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 75 dari 116
CBR
6 7 8 910 15 20
3 4 5 6 7 8 910 15 200793
THICKNESS, IN.
30 40 50
30 40 50
Gambar Dll Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat DC-10-
10, 10CF
Pedoman Periiitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 76 dari 116
CBR
4 5 6 7 8 910 15 20 30 40 50
3 4 56789100793
THICKNESS, IN.
15 20 30 40 50
Gambar D12 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat DC-10-
30, 30CF, 40, 40CF
Pedoman Peri)itungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 77 dan 116
30793
CBR
4 5 6 7 8 910 15 20
5 6 7 8 910 15 20
THICKNESS, IN.
30 40 50
30 40 50
Gambar D13 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat L-1011-1, 100
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 78 dari 116
CBR
4 5 6 7 8 910 15 20
3 4 5 6 7 8 910 15 200793
THICKNESS, IN.
30 40 50
30 40 50
Gambar D14 Kurva Evaluasi Perkerasan Lentur Untuk Pesawat L-1011-
100, 200
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 79 dari 116
D.2 PERKERASAN KAKU
SINGLE WHEEL GEAR
a, 900
a
w
«HCO
w
25oo
800
700
600
5000793K
ANNUAL DEPARTURES1,200 6,000 25,000
3,000 15,000- 1 4
- 13
-12
-11
-10
- 9
-8
-7
-6
- 14
•13
-12
-11
-10
- 9
- 8
-7
-15
-14
-13
-12
-11
-10
h-9
— 8
— 7
— 16
—15
— 14
— 13
— 12
11
-10
— 9J
— 8
— 7
— 18
— 15
— 14
a
tn
13 S
•12 Ut—t
X
—10
—9
8
-7
CO
NOTE:
1 inch • 2S.4 mm 1 psi = 0.0069 Mf/m21 lb « 0.454 kg 1 pci = 0.272 Miyn?
Gambar D15 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat Single Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 80 dari 116
900
500
DUAL WHEEL GEAR
07931
ANNUAL DEPARTURES1,200 6,000 25,000
3,000 15,000
-22
-2 1
-20
- 19
-18
-17
- 16
-15
-14
-13
-12
-11
-10
- 9
- 0
- 7
- 2 3
2 2
-2 1
- 2 0
- 1 9
- 1 8
- 1 7
- 1 6
- 1 5
• 1 4
- 1 3
1 2
• 1 1
- 1 O
9
-6
7
- 2 4
2 3
2 2
-2 1
- 2 0
1 9
- 1 0
17
- 16
1 5
1 4
[-131 2
1 1
1 0
9
8
f—7
-26
- 2 5
-24
-23
- 2 2
21
f—20- 1 9
- 18
• 1 7
- 1 6
• 1 5
• 1 4
13
h 1 2
11
10
8
NOTE:1 Ifach e.a544kgim 1 p« = 0.Q0A9 JQ/Pim*
r—27
— 26
— 25
—24
—23
[—22— 21
H•20 W
M»|—18 §-17 O
•16 g15
•14 <
13 {Jj
1 2
1 1
I- 1 0
9
6
I0ta
Gambar D15 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat Dual Wheel
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 81 dari 116
900
850
800
nft
XE-O55w«
C/j750
c2 700
W
W
O2o
650
600
550
500
DUAL TANDEM GEAR
07931
ANNUAL DEPARTURES1,200 6,000 25,000
3,000 15,000
r 2 7— 22
— 21
—20
— 19
— 10
— 17
— 16
— 15
— 14
— 13
— 12
— 11
— 10
— 9
—8
— 7
h—26
— 25
— 24
— 23
— 22
— 21
— 20
— 19
— 18
— 17
— 16"i
— 15
— 14
— 13
— 12
— 11
— 10
— 9
—8
- 2 6
•2 5
- 2 4
- 2 3
• 2 2
-2 1
- 2 0
- 1 9
• 1 8
- 17
- 16
- 1 5
- 1 4
- 1 3
- 1 2
- 1 1
- 1 0
- 9
- 8
- 2 3 — 24
- 2 2 — 23
•2 1 — 22
2 0 — 21
- 1 9— 20
- 1 8— 19
- 1 7— 10
• 1 6— 17
- 1 5— 16
—*14
• 13
1 2
1 1
— 15
— 14
— 13
— 12
— 11
- 1 0— 10
9— 9
8—8
- 7— 7
COinw
u
500
NOTE:1 inch = 25.4 mm1 lb = 0.454 kg
1 pii = 0.0069 UN1 pci = 0.272 UN,w
Gambar D17 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat Dual Tandem
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 82 dari 116
Via
X
O2w
CO
-J
<
900
850
800
750
700
W
w
o
2oo
650
600
550
500-0793E
A-300 MODEL B2CONTACT AREA = 207.47 SQ. IN.DUAL SPACING = 34.99 IN.TANDEM SPACING = 55.00 IN.
ANNUAL DEPARTURES1,200
NOTE:
1 inch = 25.4 mm1 lb = 0.454 kg
6,000 25,000
1 psi = 0.0069 IN/ m21 pci = 0.272 MN/nn?
Gambar D18 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat A-300 Model B2
Pedoman Perhitungan PCN Peri<erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 83 dari 116
01
p<
X*•«oas
CO
900
850
800
750
E 700
w
2o2Oo
650
600
550
50007B3X
A-300 MODEL B4CONTACT AREA - 217.08 SQ. IN.DUAL SPACING - 38.17 IN.TANDEM SPACING = 55.00 IN.
NOTE:
ANNUAL DEPARTURES1,200 8.000 25.000
3.000 15.000
—22 [—26— 23 —24
— 25— 28
— 21 — 22 — 23— 24
— 25
—20— 21 —22 — 23
—24
—19 —20 —21 — 22—23
— 22—18 — 19 — 20 — 21
— 21— 17 — 18 —18 — 20
— 20
—18 — 17 U-18 — 19—19
—15 — 18 —17 —18— 18
—14 — 15— 16 — 17
— 17
—13 — 14— 15 — 16
— 18
— 13— 14 — 15
— 15—12
— 13 = 14_— 14
—11— 12
— 12— 13
— 13
— 10r-ll
— 11— 12
— 12
— 9— 10
— 10— 11 —11
—8— 9
— 9— 10 — 10
— 8— 8
— 9 — 9—7
— 7— 8 — 8
— 7—8 — 7
ww
s
CO
1 Inch - 25.4 mm1 lb - 0.454 kg
1 psi - 0.0069 UN/m81 pel - 0.272 MN/ms
Gambar D19 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat A-300 Model B4
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 84 dari 116
900
850
800
CO
CJ2W.
eco
<
750
3
wHWKU
ou
700
650--
600
550
5000783S
B-747-100, SRf 200 B, C,CONTACT AREA = 24 5 SO. IN.DUAL SPACING = 44 INTANDEM SPACING = 58 IN
ANNUAL DEPARTURES1.200 6.000 25.000
3.000 15,000
r— 27
NOTE:
1 inch = 25.4 mm1 lb = 0.454 kg
1 psi = 0.0069 MVim1 pci = 0 272 UN m3
Gambar D20 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat A-300 Model B4
Pedoman Perhitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 85 dari 116
900
CO
ft 850
XE-O 8002w.Oi
0Q750
J<AS 700
s
wE-W
O
ou
650
600
550
50007B3E
B-747-100, SR, 200 B, C,CONTACT AREA = 2 45 SQ. INDUAL SPACING = 44 IN.TANDEM SPACING = 58 IN.
ANNUAL DEPARTURES1,200 6,000 25,000
3.000 15.000
r—27
NOTE:
1 inch = 25.4 mm1 lb = 0.454 kg
1 psi = 0.0069 MVim21 pci = 0.272 MN a?
Gambar D21 Kurva Evaluasi Perkerasan Kaku Pesawat B 747-100,SR.200B, C, F
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 86 dari 116
90tf
91ft 850
«E-O BOO2Wtt
750
700
3 650
w 600sozoo
550
5000783E
B-747 SPCONTACT AREA = 210 SQ. IN.DUAL SPACING = 43.25 IN.TANDEM SPACING = 54 IN.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 110 dari 116
APPENDIKS F
TATA CARA PERHITUNGAN COVERAGES
F. 1 COVERAGES DAN PASS-TO-COVERAGE RATIO
F.1.1 Coverages dapat diartikan sebagai jumlah perkerasan yang menerimategangan maksimum akibat lalu lintas pesawat. Hubungan antarapasses dan coverages tergantung dari berbagai faktor diantaranyajumlah dan lebar spasi roda pada main gear pesawat, lebar area kontakantara roda dan permukaan perkerasan dan distribusi beban pesawatyang diteruskan ke perkerasan. Coverages dihitung berdasarkan rumusberikut:
PassesCoverages =
yWz
Dimana :
Pass to Coverage Ratio
F.1.2 Nilai Pass to Coverages Ratio dapat dihitung dengan menggunakanrumus:
1Pass to coverages Ratio =
Beban satu roda.Wt =Contact area roda pesawat (0.878 jTyre Pressure
Y = fungsi distribusi normal, ditentukan dengan menggunakan kurvapada Gambar FI
untuk tujuan kepraktisan, Pass to Coverages Ratiountuk berbagaikonfigurasi roda pendaratan ditampilkan dalam Tabel Fldan Tabel F2.
Tabel FI Nilai Pass to Coverages Ratio
Main Wheel GearType" Pass-to-Coverage Ratio
Runway Taxiwa Stand
Single See Table 7
Dual 32 21 1
Dual-Tandem 18 1.31 05
Tndem 144 1 033
Tabel F2 Nilai Pass to Coverages Ratio Pesawat Konfigurasi Roda Single Wheel
Pedoman Periiitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 111 dari 116
lhataooa fro™ ihe wfteal oa"tfa-an»
(m|
Gambar F1 Nilai y Terhadap Jarak Dari Centre Line Roda
Contoh perhitungan Pass to Coverage Ratio (Contoh Appendix D,DefenceEstates, UK :
Konfigurasi roda:
0 0Load pw »he»i M0St*g
1760 - 275.245 « 10"N
-0 0Tyre pressure: 1.43 N/mm
Contact Area Width, Wt = 0.878 V2^- = 385^ 1.43
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
mm
Halaman 112 dari 116
Fungsi y
Jarak
centre line
Wheel 1
(mm)
Wheel 1 Wheel 2 Wheel 3 Wheel 4 Y TOTAL
0 0.516 0.120 0.516 0.120 1.272
100 0.512 0.149 0.512 0.149 1.322
200 0.499 0.180 0.499 0.180 1.358
300 0.479 0.216 0.479 0.216 1.390
400 0.451 0.254 0.451 0.254 1.410
500 0.412 0.294 0.412 0.294 1.412
600 0.382 0.334 0.385 0.334 1.432
660 0.357 0.357 0.357 0.357 1.428
Catatan: Nilai y pada wheel 2 adalah hasil dari ploting nilai (1.32 - x) padaGambar FI dimana x adalah jarak centre line Wheel 1. Begitu juga dengannilai y pada wheel 3 dan wheel 4.
Pass to coverages Ratio = = 1.81.432x0.385
F.2 MIXED TRAFFIC
F.2.1 Dalam hal pengoperasian berbagai jenis pesawat, perlu diperhatikanhubungan antara karakteristik pembebabanan pesawat antara satudengan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam desain maupun evaluasidigunakan coverage ekuivalen. Coverage ekuivalen merupakan hasilpembagian antara coverage dengan faktor coverage yang ditampilkandalam Gambar F2 dan Gambar F3.
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 113 dari 116
S 8
UBIOUW ufllBAp JO NOV
Gambar F2 Faktor Coverage Perkerasan Kaku
Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara Halaman 114 dari 116
A GuaM to Airfield Pavement
Deeign mo Evaluation
'I • !• : I 'I Hi2 2 9
Uiwji Moei siuaii pamiu ataiuu
Gambar F3 Faktor Coverage Perkerasan Lentur
Pedoman Pertiitungan PCN Pen\erasan Prasarana Bandar Udara Halaman 115 dari 116
F.2.2 Tabulasi perhitungan coverage ekuivalen ditampilkan dalam Tabel F3berikut ini.
Jenis
Pesawa
t
ACN Pass to
Coverage Ratio
Passes
/YearCoverageDesign
Life
(col4/col3
)
ACN
Ratio
CoverageFactor
Ekuivalen
Coverage(Col5/col
7)
1 2 3 4 5 6 7 8
Jum ah
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kolom 1, urutan jenis pesawat dari ACN tertinggi sampai ACN terendah;Kolom 2, nilai ACN pesawat sesuai dengan karakteristik subgrade;Kolom 3, Nilai Pass to Coverage Ratio;Kolom 4, jumlah passes pesawat dalam setahun;Kolom 5, kolom 4 dibagi kolom 3 dikali umur rencana;Kolom 6, ACN pesawat dibagi ACN pesawat terbesar;Kolom 7, Coverage factor ditentukan dengan kurva pada Gambar 2 atauGambar F3 tergantung type perkerasan;Kolom 8, kolom 5 dibagi kolom 7