Pelaksanaan Bantuan Stimulan PSU Rumah Umum Disampaikan Dalam : PELATIHAN PENYELENGGARAAN RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Bandung, 2018 TUJUAN PEMBELAJARAN Thank you for coming today! HASIL BELAJAR Peserta mampu melaksanakan pemberian bantuan stimulan PSU rumah umum
29
Embed
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT … · DESAIN DAN SPESIFIKASI TEKNIS PERATURAN dan STANDAR UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalulintas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pelaksanaan Bantuan Stimulan PSU Rumah Umum
Disampaikan Dalam :
PELATIHAN PENYELENGGARAAN
RUMAH UMUM DAN KOMERSIAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Bandung, 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN Thank you for coming today!
HASIL BELAJAR
Peserta mampu melaksanakan
pemberian bantuan stimulan PSU
rumah umum
CAKUPAN MATERI
1
2 5 4
3 MAKSUD DAN
TUJUAN
PEMBERIAN
BANTUAN
STIMULAN RUMAH
UMUM
MAKSUD DAN
TUJUAN
PEMBERIAN
BANTUAN PSU
DESAIN,
SPESIFIKASI
TEKNIS PSU, dan
RAB
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
BANTUAN PSU
LATIHAN
Pelaksanaan Bantuan PSU Rumah Umum
MAKSUD DAN TUJUAN PEMBERIAN BANTUAN STIMULAN RUMAH UMUM
DASAR PEMBERIAN BANTUAN PSU
Pemberian Bantuan PSU diamanatkan dalam
Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Penyediaan PSU diberikan dalam rangka
menstimulasi pembangunan rumah/
perumahan baru untuk MBR oleh Pelaku
Pembangunan
Untuk mendukung pencapaian program sejuta
rumah
1. PSU Lingkungan 2. PSU Primer
3. KASIBA (Kawasan Siap Bangun)
4. Lisiba (Lingkungan Siap Bangun)
5. Kaveling Siap Bangun atau kaveling tanah matang
6. Pelatihan Pembangunan Rumah Layak Huni
JENIS BANTUAN STIMULAN
RUMAH UMUM
DESAIN DAN SPESIFIKASI TEKNIS
PERATURAN dan STANDAR
UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan
UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan
PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
PerMen PU-PERA No. 03/PRT/M/2018 tentang Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum
PerMenPU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
PerMenPU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
PerMenPERA No. 22 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Prov insi dan Daerah Kabupaten/Kota
SNI No. 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan
SNI No. 03-6967-2003 tentang Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan Perumahan
Dirjen Bina Marga No. 008/BM/2009 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
Bagian-Bagian JALAN
• Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang
pengamannya
• Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar
ruang manfaat jalan untuk pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa
akan datang • Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan
pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.
Jaringan Jalan Perumahan
Jaringan jalan di kawasan perumahan menurut fungsinya adalah jalan lokal dan jalan lingkungan dalam sistem jaringan jalan sekunder suatu
kota/kabupaten.
Jaringan jalan pada kawasan perumahan dibagi ke dalam 5 bagian yaitu: Jalan lokal sekunder I; Jalan lokal sekunder II; Jalan lokal sekunder III; Jalan
Lingkungan I; dan Jalan lingkungan II.
Wewenang penyelenggaraan jalan pada kawasan perumahan ini adalah Pemerintah Kab/Kota yang dilaksanakan oleh Bupati/ Walikota Bantuan
hanya bersifat stimulan
K et erangan: K ASI BA-K aw asan Siap Bangun
LI SI BA-Lingkungan Siap Bangun
No Hirarki
Jalan
Fungsi Kelas
Jalan
Kawasan
Perumahan
1 Lokal
Sekunder I
(LS I)
Sebagai jalan poros perumahan yang
menghubungkan antara jalan Kolektor / Lokal
dan pusat aktivitas KASIBA
III C KASIBA /
LISIBA
2 Lokal
Sekunder II
(LS II)
Merupakan penghubung antar jalan Kolektor /
Lokal dengan Pusat LISIBA dan atau
menghubungkan Pusat KASIBA dengan
Pusat LISIBA, sebagai akses Menuju jalan
Lokal Sekunder III ke Pusat LISIBA atau
menuju jalan Lokal Sekunder I yang lebih
tinggi tingkat hirarkinya
III C KASIBA /
LISIBA
3 Lokal
Sekunder
III (LS III)
Merupakan penghubung antar jalan Kolektor /
Lokal dengan pusat permukiman, pusat
permukiman, dan akses menuju Lokal
Sekunder II yang lebih tinggi tingkat hirarkinya
III C LISIBA /
BLOK
Klasifikasi Jalan Perumahan
Klasifikasi Jalan Perumahan
Lebar Minimum Bagian-Bagian Jalan Perumahan
Potongan Jalan Perumahan
Sempadan Bangunan
rendah
Sempadan bangunan diukur dari as jalan (centre line) dan
ditetapkan dengan memperhatikan klasifikasi jalan.
Pengelolaan
Lingkungan
Perkerasan
Jalan (1/2)
Klasifikasi Perkerasan
Jalan 1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement):
Dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal panas atau hot mix
Aspal juga disuplai dari luar negeri seperti aspal Shell, ESSO 2000 dll
Komponen aspal memberikan sumbangan sebesar 60% dari
biaya total pekerjaan hot mix 2. Perkerasan kaku (Rigid Pavement):
Tipe perkerasan kaku dengan agregat sebagai tulangan dan bahan pengikat semen
Pengerjaannya memerlukan keahlian khusus serta tidak
dapat langsung dibuka untuk lalu-lintas. 3. Perkerasan dengan paving block:
Awalnya dipakai untuk perkerasan halaman parkir Selanjutnya digunakan juga untuk perkerasan jalan di
perumahan
Perkerasan
Jalan (2/2)
Perkerasan Jalan Beton
Semen Perkerasan beton semen adalah st ruktur yang terdiri atas pelat beton semen yang
bersambung (t idak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan
tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan
lapis permukaan beraspal
Daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton. Pelat beton semen
mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan beban pada bidang
yang luas & menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di baw ahnya
Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah bukan merupakan
bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang berfungsi untuk:
Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.
Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi-tepi pelat.
Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.
Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.
Acuan Normatif • Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen No. Pd T-14-2003 • SNI 03-1731-1989 : Pengujian insitu CBR • SNI 03-1973-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton • SNI 03-6388-2000 : Spesifikasi agregat lapis pondasi bawah, lapis pondasi
atas dan lapis petutup. • SNI 03-1743-1989 : Metoda pengujian kepadatan berat isi untuk tanah. • SNI 03-1744-1989 : Metota pengujian CBR laboratorium. • SNI 03-2491-1991 : Metoda pengujian kuat tarik belah beton.
Perkerasan Jalan Beton
Semen Kelebihan : • Dapat menahan beban kendaraan yang berat.
• Relatif tahan terhadap genangan air dan banjir. • Biaya perawatan lebih murah dibanding jalan aspal.
• Dapat digunakan pada struktur tanah lemah/ekpansif yang CBR-nya rendah (California Bearing Rat io, perbandingan beban dengan
kekuatan tanah) tanpa perbaikan struktur tanahnya terlebih dahulu.
• Pengadaan material lebih mudah didapat. • Direkomendasikan untuk jalan yang mempunyai tanah dasar yang
jelek, dan jalan yang lalu lintas kendaraan beratnya cukup tinggi .
Kekurangan: • Berpotensi menimbulkan keretakan bila pengeringan terlalu cepat
• Biaya konstruksi relatif lebih mahal dibanding jalan aspal
• Dibutuhkan pengawasan yang ketat agar permukaan halus dan tidak bergelombang
• Untuk diatas beton yang lama, akan menaikan ketinggian elevasi jalan, sehingga terkadang elev asi jalan menjadi lebih tinggi dibanding
rumah disampingnya.
Bantuan PSU
Komponen Jalan
Bantuan PSU komponen Jalan digunakan hanya untuk bagian atas/perkerasan
Penyiapan tanah dasar dilakukan pengembang
Ditujukan untuk jenis perkerasan kaku:
Jalan beton semen (dengan tulangan dan/atau wiremesh), dan/atau
Paving block.
Persiapan Pekerjaan
Karakterisasi
tanah dasar
Analisis Peraturan Daerah terkait
jenis dan peruntukan jalan
Nilai CBR >
6% ?
Kewajiban
menggunakan Paving
Block?
Karakteristik ruas
jalan
Slope < 20o ?
Paving Block
Ya
Penyiapan tanah
dasar oleh
pengembang
Tidak
Ya
Ya
Tersedia
material
Wiremesh M-
5 dilokasi?
Tidak
Ya
Perkerasan Beton
Wiremesh
Perkerasan Beton
Tulangan
Tidak
Metode
PenguncianTidak
Mulai Pekerjaan
Bantuan PSU
Diagram Pemilihan Jenis Perkerasan Jalan dengan Bant uan PSU untuk
Perumahan U mum
Perkerasan Jalan Beton Semen
Perkerasan beton semen menggunakan tulangan (minimal
Diberikan untuk perkerasan paving block menggunakan minimal kualitas paving block yang setara dengan K250-K300, dengan minimal ketebalan paving block 8 cm.
A. MASIH ADA BEBERAPA LOKASI TERJADI RETAK RAMBUT PADA JALAN BETON
Tinjauan Pelaksanaan, beberapa cara menghindari :
• jalan beton di sekat-sekat dengan siar dilatasi. Jalan beton dibuat atau terdiri dari segment yang terpisah-terpisah. Dengan terpisah-terpisah ini maka resiko kerusakan akibat faktor kembang susut menjadi teratasi tanpa perlu memasang tulangan susut. Masalah timbul, selain jalan ini menjadi tidak nyaman (perlu konstruksi khusus agar rata). Untuk mengatasinya, agar segment sebelah dan sebelahnya juga dapat bekerja maka kedua segment yang berdekatan dipasangi dowel.
• Selain itu, dalam pelaksanaan, sessat setelah pengecoran ditutupi dengan atap plastik untuk menghindari sinar matahari secara langsung yangdapat membuat beton mengering tidak secara alamiah juga untuk mencegah terjadinyaretak rambut.
Pada hari kedua setelah pengecoran selesai, dilakukan proses curing dengan menggelar karung goni di atas plat beton dan disiram dengan air 3 kali sehari selama seminggu
DED pelaksanaan dilaksanakan PPK bersama Konsultan Manajemen Konstruksi 1
2
B. PENTINGNYA DRAINASE DAN PEMADATAN TANAH PADA JALAN PAVING BLOK
• Agar diperhatikan erosi akibat hujan dan perlu dibuatkan gorong-
gorong guna mengalirkan air/drainase parit
• Perlu pembuatan parit di tepi kiri dan kanan jalan
• Perlunya pemadatan lapisan dasar;
(1) pemadatan berat untuk lapis sirtu
(2) pemadatan ringan untuk lapis pasir
Terdapatnya pekerjaan tambahan (gorong- gorong/diluar pekerjaan jalan typikal) maka perlu dilakukan DED pelaksanaan dan pekerjaan tersebut harus tertuang dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan meskipun bukan merupakan bagian dari Bantuan PSU
Beton yang baik tidak pecah seperti ini
Retak
Rambut
PECAHAN DAN RETAK RAMBUT PADA BETON
Terlihat ada 2 lapisan yang berbeda
o Lapis kulit/penutup 2-3 cm yang sangat lunak
o Lapis beton (mungkin)
Dapat dihancurkan dengan tangan
MUTU BETON TIDAK SESUAI SPEK
Mudah hancur
Drainase belum jadi
W arna tidak seragam dan retak-retak
Kandungan semen sedikit
Kerikil tidak ada
Kualitas pasir kurang, warna lebih kearah coklat,
bukan abu2
Warna abu2
W arna coklat
Mudah hancur
W arna tidak seragam dan retak-retak
Timbul patahan (crack) pada badan jalan
bantuan
Timbul patahan (crack) pada badan jalan
bantuan
PATAHAN PADA BETON
Tahapan Pelaksanaan Perkerasan Kaku
Paving Blok amblas
Paving block amblas akibat lapisan tanah mengalami
penurunan (longsor)
Perlu dibuat dinding penahan tanah khususnya
bagi ruas jalan yang
berdekatan dengan aliran sungai
PAVING BLOCK AMBLAS
Pemasangan lapisan
membran pada jalan Lapisan tanah dasar tidak
mendukung
Lapisan bahan pada konstruksi jalan paving block
KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK
Pembangunan fisik Bantuan PSU jenis
perkerasan paving block wajib
menggunakan Topi Uskup dan Kansteen
PENGGUNAAN TOPI USKUP DAN KANSTEEN
Lapisan pondasi bawah konstruksi sebuah jalan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam menentukan kestabilan (kekuatan) dari konstruksi jalan.
Besaran nilai daya dukung lapis pondasi bawah sangat dipengaruhi (ditentukan) oleh besar atau kecilnya nilai CBR dari lapis tersebut. Nilai daya dukung subbase didapat dengan menggunakan alat uji CBR.
Sand cone digunakan untuk menguji kepadatan dari lapisan pondasi bawah.