KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA PuNt Pendltlan dan Pengembangan l<ebljllkan l<awaMn Mia Pslfl<., dan Afrika (P3K2 Alpelaf) Baden Pengkajlan dan Pengernbengan l<ebljllkan (BPPK) l<ementerlan Luer Negerl RI UNIVERSITAS INDONE S IA Pusat Rlset Tlmt.r Tengah den Ill am (IIIamlc Mld<le Est Rese•ch Center) IMERC Program Pasc••Jana lA'llverslts lndonella
89
Embed
KEMENTERIAN LUAR NEGERI INDONES IA REPUBLIK INDONESIA …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
PuNt Pendltlan dan Pengembangan l<ebljllkan l<awaMn Mia Pslfl<., dan Afrika (P3K2 Alpelaf) Baden Pengkajlan dan Pengernbengan l<ebljllkan
(BPPK) l<ementerlan Luer Negerl RI
UNIVERSITAS INDONES IA
Pusat Rlset Tlmt.r Tengah den Ill am (IIIamlc Mld<le Est Rese•ch Center)
IMERC
Program Pasc••Jana lA'llverslts lndonella
PERPUSTAKAAN DEPW
KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
UNIVERS ITAS INDONES IA
LAPORAN AKHIR
(FINAL REPORn
110/YAT: SEBUAH ANALISA PERSEPSI PUBLIK"
Peneliti Utama :Dr. Hendra Kurniawan, Lc. M.Si
Peneliti Anggota : 1) Anna Sardiana, M.Si
2) Firman Maulana Noor, M.Si
3) Kholidah Tamami, M.Si
4) Meilia lrawan, M.Si
5) M. Sukma Nugraha, M.Si
6) Rizqi Maulida A, M.Si
7) Sulistyowati, M.Si
Kerjasama
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik, dan
Afrika (P3K2 Aspasaf)
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK)
Kementerian Luar Negeri Rl
dengan
Pusat Riset Timur Tengah dan Islam (Islamic and Middle East Research Center/iMERC)
BAB 1. Pendahuluan .•.••••..•..•••.....•.•••.•..•.•.•.••••••••.•..••.....••••.••.•••.•••..••.••....••.....•.. 8
1.1. Latar Belakang Penelitian ........••••••.•.••.•....•.•..•••.••.••.•.•••••••.••.•••••••..•.••... S 1.2. Rumusan Penelitian ....•••••••••••••••.••.•••••••.••.•.•••••••...•••••.•.••.••••••.•••••.•••••• 11 1.3. Tujuan Penelitian •..••••••.•.•.•..•.•••..••••••••.••••••••••••....•.•••.•...•.••••.•••••••••••••• 12 1.4. Metode Penelitian ...•.•..•..•••••••••••.•..•.....•.•.•••.••••..••••.••..•••...••.•••••.•••.••.. 12
1.4.1 Pemilihan Obyek dan Batasan Penelitian ..•.....•....•••....•....•.•. 14 1.4.2. Strategi Pengumpulan Data ................................................. 15 1.4.3. Prosedur Analisis Data dan Pembuktian .•...•••.•.•...•..........•.•. 17 1.4.4. Penulisan Laporan Penelitian •.••....••.•••••••.••.•••.•••.••...••..•...•.• 18
BAB 2. Dlyat dan lmplementasinya di Arab Saudi •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 20 2.1. Konstitusi Arab Saudi .••.•.••••.•..••...•••••.••.•....••...••••.•..•..•••.•...••......••.•..... 20 2.2. Polemik Diyat Di Indonesia ••......•.••••.•.•••.......•••.•..•...•..•...........•.•.•.••.•.. 27
BAB 3. Kasus Dlyat Tenaga Kerja Indonesia, Fillplna, Sri Lanka, dan Bangladesh dl Timur Tengah •••••••••..••.•.••••.••.•...•••..•.•.•..•.•••••••.••.•..••..••.•.•.........•...•.•••..••.•••.. 31
3.1. Kasus Tenaga Kerja lndonesia •....•.....•.•...........•.•.....•.•..•.....•.••.•••........ 33 3.2. Kasus Tenaga Kerja Filipina .••.••.•..•...•...•.....•....•...•.•....•••..••.•......•.•.•.•.• 36 3.3. Kasus Tenaga Kerja Sri Lanka .•...••••••••.•••.•..•..•.•.••.•.••.•.............•.•.•.....•. 40 3.4. Kasus Tenaga Kerja Bangladesh ....•••••.•••.•..•..•....••.•....••....•.••...•.•.•....•. 45
BAB 4. Persepsl Publik Mengenai Kasus Dlyat ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 48
BAB 5. Keslmpulan dan Rekomendasl .•.•••..•..•..•.•••.•..•..••...•...•.•••..•..•..•••.••••....• 70
Daftar Pustaka ............................•....................•.............................•.....•...•.•.•... 76
SUMBANGAN DARI
UNTi.J:( PE1<> PUSTA K A,-\, N '\Ll ALATAS ; ~:,' ....
label 3.1 label Persebaran TKI di Wilayah Asia lahun 2009 ................................. 34
label 3.2 label Persebaran TKI di Negara-negara Timur lengah Tahun 2007 -2009 ............................................................................................................. 35
2
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Framework Peradilan di Saudi Arabia ••.•...•..•.•..•...•.•.•..•••.••.••.••••••••••••. 24
Gambar 2.2 Alur Peradilan Hukum ......••••.•.•••.•.•....•....••.•.••....••.••..•.••.•...•.•.•.•••.••.•••. 27
Gambar 4.1 Proses Penempatan TKI ...................................................................... 50
Gambar 4.2 Sistem Perlindungan TKI ••.•..••...••......•.•.•••.•.•......•.•.•.•.•....•..•••...•.•.•.•..•••• 51
Gam bar 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..•.......................... 59
Gam bar 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Profesi... ..................................... 60
Gam bar 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan •..... 61
Gambar 4.6 Perolehan lnformasi Responden Terhadap Kasus Diyat •....•.......•...... 62
Gambar4.7 Pengetahuan Responden Terhadap Proses Pembayaran Diyat ......... 63
Gam bar 4.8 Besaran Nilai Pembayaran Diyat ......................................................... 64
Gambar 4.9 Sumber Dana PembayaranDiyat .......................................•..•.•.•..••...•... 66
Gambar 4.10 Presentase Pembayaran Diyat .....•..................••.....................•.••.•.•••.. 67
Gambar 4.11 Kinerja Pemerintah Rl ...•.........................••.•.•...........•....................... 68
3
AI-Majelis at-'ali /i'I-Qada:
Criterion-based selection:
GLOSARIUM
Dewan Hakim Tertinggi
Penelltian yang didasarkan pada asumsi bahwa
subjek penelitian tersebut sebagal aktor dalam
tema penelitian.
Dar al-ifta' wa'l lshraf 'ala'/- Dewan yang menangani permasalahan seputar
Shu'un ai-Diniyya:
Dirham Uni Emirat Arab:
Euro:
ilmu pengetahuan dan isu-isu keagamaan di
Arab Saudi
Mata uang resmi negara UEA.
Mata uang resmi negara-negara persatuan
Eropa.
Hay'at ai-Amr bi'l Ma'ruf wa lnstitusi yang menangani perkara keamanan di arNahyi 'an ai-Munkar:
Hukum pancung:
International Labour Organization {ILO):
Arab Saudi
Pemenggalan/pemisahan kepala dari badan
aklbat kesalahan yang dilakukan seseorang.
Organisasi Perburuhan lnternaslonal dari badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan
tujuan berupaya mendorong terciptanya
peluang bagi perempuan dan laki-laki untuk
memperoleh pekerjaan yang layak dan
produktif secara bebas, adil, aman dan
bermartabat.
4
lnkorporasi:
Kuwait Dinar:
Lajnah Aflah Lil-islahil Bayin:
Library research:
litigasi:
Majelis shura:
Migrasi:
Peleburan menjadi badan usaha yang sah
Mata uang resmi negara Kuwait.
lembaga di Arab Saudi yang bertugas untuk
memediasi keluarga korban dan pelaku tindak
pidana qishas. Biasanya dikepalai oleh Amir
Mantiqoh, tokoh setempat yang memiliki
wibawa dan kedudukan yang dihormati di
masyarakat.
Sebuah metode penelitian studi kepustakaan
Proses penyelesaian perselisihan hukum di
pengadilan di mana setiap pihak yang
bersengketa membawa permasalahan masing
masing ke meja peradilan sebagai sarana akhir
(ultimatum remidium) setelah alternatif
penyelesaian lain tidak membuahkan hasil.
Tempat musyawarah; lembaga di Arab Saudi
untuk permusyawaratan rakyat; badan Negara
yang bertugas memusyawarahkan kepentingan
rakyat.
Perpindahan ke negara lain, di mana ia bukan
merupakan warga negara yang bersangkutan;
merujuk pada perpindahan untuk menetap
permanen yang dilakukan oleh imigran,
5
Nawacita (Sembilan harapan):
Negara Nomokrasi Islam:
Peso Filipina:
Philippines Overseas
Employment Administration
(POEA):
Purposive Sampling:
sedangkan turis dan pendatang untuk jangka
waktu pendek tidak dianggap imigran.
Merujuk kepada visi-misi yang dipakai oleh
pasangan presiden/wakil presiden Joko
Widodo/Jusuf Kalla berisi agenda pemerintahan
pasangan itu. Dalam visi-misi tersebut
dipaparkan sembilan agenda pokok untuk
melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita
Soekarno yang dikenal dengan istilah Trisakti,
yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam
ekonomi, dan berkepribadia n dalam
kebudayaan
Prinsip-prinsip umum negara hukum yang
memiliki ciri-ciri antara lain: kekuasaan sebagai
amanah, musyawarah, keadilan, persamaan,
pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan
bebas, perdamaian, kesejahteraan, dan
ketaatan rakyat.
Mata uang resmi negara Filipina.
Badan pemerintah Filiplna yang memiliki tugas
untuk mempelajari pasar tenaga kerja di
seluruh dunia yang memiliki peluang terbuka
untuk pekerja aslng.
Salah satu teknik pengambilan sampel yang
6
Rekonsiliasi:
sering digunakan dalam penelitlan di mana
peneliti menentukan sendiri sampel yang akan
diambil, karena ada pertimbangan tertentu,
dengan alasan kriteria khusus yang ingin
dikumpulkan benar-benar sesuai tujuan
penelitian yang dikumpulkan, jadi tidak secara
acak.
Perbuatan memulihkan hubungan
persahabatan pada keadaan semula; perbuatan
menyelesaikan perbedaan.
Technical Educational and Lembaga pemerintah Filipina untuk
Skills Development Authority pengembangan program pelatihan tenaga kerja
(TESDA): di luar negeri
White collar job:
Zina muhsan:
Pekerja Kerah Putih I sektor formal
Hubungan zina antara pria dan wanita yang
telah menikah.
7
BAB1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelltian
Sembilan agenda prioritas pemerintahan Joko Widodo atau yang dikenal
dengan Nawacita mencantumkan program perlindungan warga Indonesia
dimanapun, termasuk di Luar Negeri. Namun demikian, terdapat satu titik
dimana pemerintah sama sekali tidak dapat melakukan upaya penyelamatan
terhadap Warga Negara Indonesia (WNI). Tltik itu berkenaan dengan qishas yang
menimpa WNI yang telah ditetapkan sebagal tersangka pada tindak kejahatan di
beberapa negara yang menerapkan hukum Islam. Kondisi yang terjadi adalah di
saat keluarga korban tidak dapat memberikan maaf kepada WNI yang menjadi
tersangka, maka vonis mati tidak dapat dihindari. Bahkan, raja tidak bisa
melakukan intervensi dalam kondisi tersebut, sehingga pemberian maaf dari
keluarga korban dinilai sangat penting mengingat sistem hukum yang dianut di
Arab Saudi. Sosiolog Universitas Sumatera Utara, Prof. Badaruddin menyarankan
pemerintah melakukan pendekatan kepada keluarga korban pembunuhan. Hal
ini dianggap lebih berhasil bila dibandingkan pendekatan diplomatik.1
Dalam upaya perlindungan WNI di negara yang menerapkan hukum qishas,
dalam hal ini Arab Saudi, Kementerian luar Negeri Rl memiliki komitmen yang
tinggi untuk melindungi WNI di luar negeri. Komitmen tersebut yaitu
memastikan kehadiran negara dalam setiap kasus hukum dengan cara
memberikan perlindungan kepada semua WNI. Termasuk yang sedang
mengalami kasus hukum di luar negeri. Kehadiran negara diwujudkan dalam
bentuk pemberian bantuan pengacara (lawyer) yang telah disiapkan Kedutaan
Besar atau Konsulat Jenderal Republlk Indonesia, pelaksanaan kunjungan di
penjara, menghadirkan keluarga untuk bertemu dengan WNI, pelaksanaan upaya
diplomatik dan pelibatan tokoh setempat, seperti Dewan Pemaafan yang ada di
1Republika, 18 Juli 2011.
8
Arab Saudi. Pemerintah menggunakan jasa 17 pengacara tetap di berbagai
negara, guna melakukan upaya litigasi untuk memastikan hak-hak hukum WNI
yang menghadapi permasalahan di luar negeri terpenuhi. Berkenaan dengan hal
tersebut, sepanjang tahun 2015 Kementerian luar Negeri melalui Perwakilan Rl
di beberapa negara telah berhasil membebaskan 48 WNI dari ancaman hukuman
mati, 12 di antaranya di Arab Saudi. 2 Salah satu cara pembebasan para WNI yang
terkena hukuman mati yaitu melalui pembayaran diyat.
Kasus diyat menjadi sebuah fenomena yang terjadi pada Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi. Maraknya kasus diyat
yang terjadi disebabkan para TKI di Arab Saudi dianggap melakukan tindak
kejahatan yang berat seperti pembunuhan. Sistem hukum di Arab Saudi
menerapkan hukuman mati bagi pelaku pembunuhan. Arab Saudi sendiri
merupakan negara paling banyak terdapat Tenaga Keja Indonesia (TKI), namun
setelah moratorium tahun 2011 jumlah TKI ke Arab Saudi menu run. 3 Menurut
data Badan Nasional dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
mayoritas TKI adalah perempuan yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga. 4
Mereka inilah yang rentan mengalami kasus kriminal, terutama pembunuhan.
Kebanyakan dalih TKI yang melakukan pembunuhan adalah upaya untuk
membela diri akibat terjadi penyiksaan fisik atau kejahatan seksual oleh majikan.
Akibatnya bagi yang tldak mendapat ampunan atau pemaafan dari keluarga
korban, mereka mendapat vonis hukuman mati. Namun demikian, ada juga yang
mendapat ampunan atau pemaafan dari keluarga korban dengan syarat
pembayaran diyat.
Menurut data dari Konsulat Jendral Rl untuk Jeddah, Pada tahun 2015
terdapat 14 warga negara Indonesia (WNI) terancam hukuman mati di Arab
2http:/fmtemasional.metrotvnews.com/read/20 15/11/091189129/281-wni-tcrancam-hukwnan-matidi-luar-negcri 3Palmira Pennata Bachtiar, "Migration Outflow and Remittance Patterns in lndoensia: National as well as Subnational Perspectives". Philippine Journal of Development, Vol. 38, No. 1 & 2 (2013): 32. ~NP2TKI, Data Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2015 (Periode 1 Januari S.D Jl januari) Posisi ~tak Data Tanggal/2 Februari 2015, (Jakarta: 2015), him. 3-8.
9
Saudi. Dari 14 kasus tersebut, 13 di antaranya berkaitan dengan pembunuhan
sementara satu sisanya merupakan kejahatan zina muhsan atau hubungan zina
antara prla dan wanita yang telah menikah.5 Sejumlah 14 WNI yang terancam
hukuman mati tersebut, 2 WNI telah dieksekusi mati oleh pemerintah Arab
Saudi, yaitu Siti Zaenab yang membunuh majikannya serta Kami yang
membunuh anak berumur 4 tahun. Segala upaya telah dilakukan oleh Kemlu,
mulai dari pendampingan hukum, menyediakan pengacara dan penerjemah
hingga upaya diplomatik. Namun, keduanya tidak mendapatkan pemaafan dari
keluarga korban. Selain itu, beberapa kasus WNI yang terbebas dari hukuman
mati dengan pembayaran diyat oleh pemerintah, yaitu WNI bemama Darsem
yang divonis mati karena membunuh anggota keluarga majikannya. Namun,
setelah pemerintah membayar diyat sebesar 2 juta riyal atau 4,6 miliar rupiah,
Darsem bebas dari hukum pancung dan bisa kembali ke tanah air. Kasus lainnya,
yaitu kasus Satinah binti Jumadi Amad seorang WNI asal Ungaran, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah. Pada 2011 Satinah divonis hukuman mati oleh
Pengadilan Buraidah, Arab Saudi. Ia mengakui telah membunuh majikannya,
Nurah binti Muhammad AI Gharib, 70 tahun dan mengambil uang milik korban
sejumlah 37,970 riyal Arab Saudi atau sekitar 119 juta rupiah. Hukuman mati
terhadap Satinah awalnya dilaksanakan pada Agustus 2011 kemudian diundur
Desember 2011, Desember 2012, dan Juni 2013. Hukuman mati terhadap
Satinah dihapus setelah pihak ahli waris keluarga korban memberi maaf dengan
tuntutan uang diyat sebesar 7 juta riyal atau sekitar 21 miliar rupiah. Hal ini tidak
terlepas dari pendekatan yang dilakukan oleh kemlu terhadap keluarga korban.
Selain beberapa WNI yang berhasil bebas dari hukuman mati melalui
pembayaran diyat, terdapat juga beberapa WNI yang tidak bisa diselamatkan
dari hukuman mati. Menurut data dari Migrant Care, Lembaga Swadaya
Masyarakat yang peduli terhadap masalah TKI mengatakan selama 10 tahun
pemerintahan Presiden Susilo Bam bang Yudhoyono terdapat tiga TKI yang sudah
dieksekusi mati di Arab Saudi, yaitu Yanti lriayanti, Agus Damsiri dan Ruyati.6
Meskipun pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin, namun pihak
keluarga korban tidak memberikan maaf.
Berkenaan dengan hal tersebut, pembayaran diyat yang dilakukan
pemerintah dalam upaya perlindungan WNI menjadi perdebatan serius di tengah
masyarakat. Ada yang beranggapan bahwa pemerintah wajlb membayar diyat
berapapun yang diminta keluarga korban sebagai wujud dari perlindungan WNI
di luar negeri .. Namun ada juga yang menganggap pembayaran diyat oleh
pemerintah dianggap kurang tepat bila dijadikan sebagai solusi untuk melindungi
WNI yang umumnya adalah para pekerja di sektor domestik (rumah tangga) di
Arab Saudi.
1.2 Rumusan Penelitlan
Berdasarkan uraian diatas, kasus diyat yang menimpa WNI di Timur Tengah
khususnya Arab Saudi terjadi pada WNI yang dianggap melakukan tindak
kejahatan berat, seperti pembunuhan. Sistem hukum di Arab Saudi menerapkan
hukuman mati bagi pelaku pembunuhan. Namun apabila keluarga korban
memaafkan sang pelaku, maka hukuman mati itu tidak terjadi. Namun demikian,
tersangka terkena kewajiban membayar diyat yang mengharuskan pelaku
kejahatan membayar sejumlah uang yang telah ditetapkan keluarga korban
sebagai ganti rugi atas kejahatan oleh pelaku kepada korban. 7
Dalam upaya perlindungan WNI, pemerintah mengalami dilema dalam
menangani WNI yang terkena kewajiban membayar diyat. Hal ini mengingat
pembayaran diyat pada beberapa kasus dibebankan sepenuhnya pada
~ttp://news.okezone.com/read/20 14/1 0/121337/1 051244/selama-sby-presiden-tiga-buruh-migrandihukwn-mati 7Frank E. Vogel, Islamic Law and Legal System: Studies of Saudi Arabia, (Lei den: Brill, 2000), him. 224.
11
pemerintah sebagai penanggung jawab otoritas negara. Di sisi lain, pembayaran
diyat yang nilainya mencapai milyaran rupiah tersebut selain tidak masuk dalam
APBN, juga dianggap sebagai beban negara. Hal ini disebabkan karena dana yang
dikeluarkan pemerintah untuk pembayaran diyat tersebut lebih layak digunakan
untuk kepentingan yang memberikan manfaat lebih besar bagi rakyat Indonesia.
Dengan demikian, laporan penelitian ini mengurai tentang kebijakan
pemerintah Rl dalam menangani kasus diyat. Selain itu, beberapa kasus diyat
yang sudah terjadi serta alasan mengapa diyat dibebankan kepada pemerintah
juga akan ditelaah dalam studi ini. Luaran hasil penelitian ini adalah uraian
analisa mengenai persepsi publik di Indonesia terhadap kasus ancaman hukuman
mati WNI dan sistem pembayaran diyat yang dibebankan pada pemerintah.
1.3 Tujuan Penelitlan
Penelitian ini memberikan kontribusi pengetahuan yang bersifat empirik
mengenai persepsi publik dalam melihat kasus diyat yang menimpa TKI di luar
negeri yang notabene adalah WNI. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa
memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah dalam mengambil
keputusan mengenai kasus diyat. Sehingga kebijakan yang diambil memiliki
justifikasi yang lebih kuat dan dapat dipertanggungjawabkan karena penelitian
ini dilakukan secara ilmiah.
1.4 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif
analisis. Pendekatan kualitatif menurut Moleong adalah metode yang digunakan
untuk memahami fenomena secara holistik yang dideskripsikan dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah. 8 Menurut Mishler dalam Taskhakkori dan Teddlie
metode kualitatif pada akhirnya bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan pada tingkat tertentu adanya pola keterkaitan yang dapat dilakukan
hanya dengan konsep kategori analitis khusus.9 Huberman dan Miles
menyatakan bahwa pendekatan kualitatif berwujud kata-kata dan bukan
rangkaian angka.10 Data dikumpulkan dalam berbagai cara di antaranya
observasi, wawancara, dokumen serta rekaman. Selanjutnya, data tersebut
diedit untuk dianalisis berdasarkan teori dan disusun dalam teks yang diperluas.
Pendekatan lni akan memetakan dan menganalisa pendapat para
pemangku kepentingan, peran aktor pembentuk persepsi publik, serta kebijakan
yang berlaku di beberapa negara lain terkait kasus diyat. Melalui pendekatan
kualitatif ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara
dengan informan dari berbagai pemangku kepentingan yang mengerti dan
mengamati kasus diyat di Arab Saudi.
Secara metodologis, rencana penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabell.l label Rencana Penelitlan
No Input Proses Output
1. Telaah Pustaka kasus- Secara teknis - Pengungkapan persepsi
kasus diyat WNI dl melakukan masyarakat dan kebijakan
Arab Saudi, kebijakan pengamatan terkalt pemerlntah terkalt kasus diyat pembayaran diyat dan kasus dlyat dan - Pemetaan dan Analisa Lesson learned negara merumuskan materi pendapatpemangku lain. wawancara. kepentingan.
2 Pengamatan pada Pengumpulan data - Pemetaan dan analisa peran
para pemangku dllakukan dengan cara aktor pembentuk persepsl
kepentingan terkalt melakukan publlk.
kasus diyat. wawancara. - proyek akhlr dari penelltian lnl
3 Pengamatan peran Pengamatan dilakukan adalah hasil anallsls dari
aktor pembentuk dengan wawancara persepsl publlk yang
persepsl publlk. dan mengamatl 5-7 merupakan pendapat
aktor pembentuk pemangku kepentlngan dan
. persepsl publlk. aktor pembentuk persepsi
9 Abbas Tashakkori dan Otarles Tcddlie, Mixed Methodology Mengombinasikan Pende/cotan Kua/itatifdan Kuantitatif. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), him 197. 1 ~ichael Huberman dan Matthew B. Miles, Ana/isis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode BanL (Jakarta: UI Press, 2009), hln IS -16.
13
publik serta rekomendasi kebijakan bagl pemerintah terkait kasus diyat.
langkah-langkah dalam desain penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1.4.1 Pemlllhan Obyek dan Batasan Penelltlan
Penelitian ini lebih menekankan pada pendapat para pemangku
kepentingan dan aktor-aktor pembentuk persepsi publik terkait kasus diyat
bahwa pada dasamya pembayaran diyat bukan merupakan kewajiban
pemerintah, terutama Kementerian Luar Negeri. Asumsi dasamya adalah bahwa
pemerintah wajib melindungi warga negaranya, termasuk mendapat perlakuan
hukum yang adil. Sehingga di luar upaya pemerintah dalam melindungi warga
negara Indonesia dalam memperoleh perlakuan hukum yang adil tersebut bukan
merupakan tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini pembayaran diyat untuk
menebus WNI tersebut.
Kajian ini tidak menekankan pada masalah politik dan hukum lebih dalam,
melainkan dari sudut persepsi dan fenomena. Untuk itu, kedudukan pemangku
kepentingan dan aktor pembentuk persepsi publik tersebut secara administratif,
jenis-jenis pekerjaan dan keberagaman yang bersangkutan merupakan objek
yang akan diteliti. Atas dasar asumsi tersebut, objek penelitian ini akan dibagi
menjadi dua bagian: Pertama, penelitian difokuskan pada kebijakan pemerintah
negara lain dalam menyikapi kasus diyat yang menimpa warga negaranya;
Kedua, penelitian akan difokuskan pada pemetaan pendapat para stakeholder.
Dalam hal ini pemangku kepentingan dan aktor pembentuk persepsi publik
terkait penyelesalan WNI yang terkena kasus diyat oleh pemerintah.
Secara teknis, pembahasan dalam penelitian lni meliputi: Kasus-kasus diyat
yang melibatkan WNI, lesson learned kebijakan pemerintah negara lain dalam
menyikapi warga negaranya yang terkena kasus diyat; pemetaan dan analisa
pendapat para pemangku kepentingan di Indonesia mengenai diyat; pemetaan
14
dan analisa peran aktor-aktor pembentuk persepsi publik mengenai diyat.
Pengungkapan lain yang dapat mendukung penelitian ini turut dicantumkan
seperti: regulasi mengenai perlindungan WNI, pemahaman masyarakat terkait
diyat, dampak dari pembayaran diyat yang dilakukan oleh pemerintah jika
terjadi secara terus menerus serta studi pustaka dengan menelaah buku-buku,
majalah-majalah, artikel-artikel dari surat kabar yang relevan dengan penelitian
ini.
1.4.2. Strategl Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lnforman atau
narasumber yang terdiri dari para pemangku kepentingan dan aktor pembentuk
persepsi publik, hasil observasi mengenai persepsi masyarakat dan sikap
pemerintah terkait kasus diyat, dan teks yang berupa arsip dan dokumen resmi
mengenai kasus diyat yang menimpa WNI dan catatan-catatan lain yang relevan.
Strategi pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi langsung dan mencatat dokumen (content analysis).
Teknik cuplikan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 111Purposive
Sampling~~~ atau lebih tepat disebut sebagai cuplikan dengan criterion-based
selection yang tidak dapat ditemukan lebih dulu secara acak. Oalam hal ini
peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan yang dikaji
(dapat dipercaya informasinya). Penelitian diawall dengan memilih informan,
dalam hal ini informan yang paling mengetahui fokus penelitian kemudian
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan untuk memperoleh data. Teknik
cuplikan semacam ini lebih dikenal sebagai •Internal Sampling~~~ yakni bahwa
sampling tidak dimaksudkan untuk mewakili populasi tetapi mewakili
informasinya, sehlngga bila diinginkan usaha untuk generalisasi
kecenderungannya mengarah pada generalisasi teoritik.11 Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam para narasumber
Hidayat (Kepala BNP2TKI Periode 2007- 2013), Prof. Hikmahanto Juwana (Pakar
Hukum Ul), Ahmad Masbukin (Diplomat Rl untuk Arab Saudi, PWNI Kemlu Rl),
Muhammad Sadri (konsuler KJRI Jeddah 2009-2013; Kasi Repatriasi 2013-2015
Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler,
Kementerian luar Negeri), K.H. Cholil Nafis, PhD (Ketua Komisi Dakwah MUI).
Selain mewawancarai pakar di bidangnya, telah diadakan pula Focus Group
Discussion (FGD) pada 29 Oktober 2015 dan Pertemuan Kelompok Ahli (PKA)
pada 8 Oesember 2015. Sebagai pembicara dalam FGD ialah Wismar Ain, SH., MH
(Ahli Hukum Ul), Teguh Hendro cahyono (Direktur Mediasi dan Advokasi
BNP2TKI), Muhammad Sadri (konsuler KJRI jeddah 2009-2013; Kasi Repatriasi
2013-2015 Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Oirektorat Jenderal Protokol
dan Konsuler, Kementerian luar Negeri). Sedangkan narasumber dalam PKA
ialah Dr. Lalu Muhammad Iqbal (Direktur Perlindungan WNI & BHI Kemlu Rl),
Prof. Or. Chuzaimah T. Yanggo (Ketua Dewan Fatwa MUI), Or. Nurul Huda (Pakar
Ekonomi Syariah Ul).
Teknik pengumpulan data lainnya dalam penelitian ini juga menggunakan
metode studi kepustakaan. Pengumpulan data melalui metode studi
kepustakaan dilakukan dengan menelaah buku-buku, majalah, artikel-artikel,
undang-undang, serta peraturan yang berkaitan dengan pokok permasalahan.
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh kerangka teori yang relevan
dalam menetapkan arah dan tujuan penelitian, sehingga mendapatkan konsep
yang relevan dalam menganalisis penelitian ini. Dalam memperoleh data
16
mengenai peraturan dan kebijakan pemerintah, para peneliti akan mengunjungi
beberapa instansi pemerintah terkait, seperti Direktorat Perlindungan WNI dan
BHI Kementerian Luar Negeri Rl, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl,
Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Agama dan Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). Adapun dalam studi pustaka atau
library research, tim peneliti menggunakan berbagai sumber data dari hasil
penelusuran ke berbagai perpustakaan, seperti Perpustakaan Nasional Rl,
Perpustakaan Pusat Ul, Perpustakaan Utama UIN, dan Perpustakaan UPI.
Penelitian ini mengambil beberapa sumber jumal ilmiah dengan mengunduhnya
dari situs jumal akademik online, yaitu JSTOR, ProQuest, dan Springer. Selain ltu,
penelitian ini menggunakan Strata Sampling terdiri dari responden pemerintah,
akademisi, cendekiawan, aktivis dan lain sebagainya dengan menyebarkan
kuesioner balk secara langsung maupun melalui form online dengan delapan
pertanyaan tertutup yang mewakili pemahaman masyarakat terhadap masalah
diyat.
1.4.3. Prosedur Analisls Data dan Pembuktlan
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif. Dalam model analisis ini, tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data,
sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, aktivitasnya dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses
yang berlanjut, berulang dan terus- menerus hingga membentuk sebuah siklus.12
Data yang diperoleh akan dipetakan pada dua identitas responden, yaitu
para pemangku kepentingan di Indonesia terkait kasus diyat, dan para aktor
pembentuk persepsi publik terkait kasus diyat. Untuk memastikan keabsahan
internal sebagal pembuktian, peneliti melakukan beberapa prosedur seperti: (1)
12Michael Huberman dan Matthew B. Miles, Ana/isis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru.op. cit., him. 20.
17
Klasifikasi prasangka peneliti yang dikemukakan secara tertulis dalam proposal
usulan penelitian; (2) dialog yang berkesinambungan menyangkut lnterpretasi
peneliti tentang realitas dan anti informan untuk memastikan kejujuran data di
lokasi penelitian; (3) pelibatan informan dalam sebagian besar tahapan dan
desain penelitian untuk memeriksa penafsiran dan kesimpulan.13
Analisis data dalam penelitian ini dengan menganalisis data secara
kualitatif yaitu mengumpulkan data berdasarkan wawancara dengan para
pemangku kepentingan yang memahami masalah diyat di Arab Saudi,
mengumpulkan data melalui kajian studi pustaka. Pertama, data dianalisis
berdasarkan perundang-undangan yang diintrepretasikan oleh para ahli hukum
untuk menjadi landasan sejauh mana negara secara umum (Kementerian Luar
Negeri secara khusus) harus melaksanakan kewajibannya dalam pemenuhan
hak-hak warga negara pada kasus pembayaran diyat di Arab Saudi. Kedua, data
dianalisis berdasarkan teori mengenai diyat dan teori persepsi publik dengan
tujuan memetakan pendapat-pendapat para pemangku kepentingan kemudian
dianalisis secara holistik dengan pertanyaan yang bersifat analitis dan kritis,
sehingga menghasilkan konsensus pendapat yang bertujuan mendapatkan
output atau solusi terbaik untuk masukan bagi pembuat kebijakan (pemerintah).
1.4.4. Penulisan Laporan Penelftlan
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif-naratif, sebagaimana
disarankan oleh Miles dan Huberman. Penjelasan tabel dalam tampilan data
kualitatif akan menjadi perantara untuk menyampaikan gambaran holistik
pendapat informan.14 Dalam kaitan ini, identitas responden, akan dipetakan
berdasarkan lembaga yang dinaungi dan aspirasi mereka sebagai pemangku
kepentingan maupun pembentuk persepsi publik. Nama-nama digunakan dalam
13Jolm W. Cresswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches.Second Edition.(London: Sage Publication Inc, 2003), him. 24 1~ichael Huberman dan Matthew B. Miles, Ana/isis Data Kualitatif: Bulcu Sumber Tentang Metode-Metode Baru.op. cit, him. 22.
18
penelitian ini untuk merujuk kepada semua responden yang diwawancarai dan
diamati. Proyek akhir dari penelitlan persepsi publik ini akan merupakan
kumpulan analisa dari persepsi publik yang merupakan pendapat pemangku
kepentingan, aktor pembentuk persepsi publik dan rekomendasi kebijakan bagl
pemerintah terkalt kasus diyat.
1.5 Slstematlka Penullsan
Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab satu berupa
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan penelitian,
metode penelitian, dan sistematika penulisan. KemuEiian dilanjutkan dalam bab
dua membahas mengenai pengertian Diyat dalam hukum Islam, beserta
implementasi Diyat di Timur Tengah, Khususnya Arab Saudi. Bab tiga dalam
penelitian ini mengkaji mengenai penanganan pemerintah Indonesia terhadap
kasus-kasus Diyat yang melibatkan Warga Negara Indonesia. Selain itu juga
dilakukan kajian perbandingan mengenai penanganan kasus Diyat oleh
pemerintah negara lain, yaitu Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh yang warga
negaranya terjerat kasus diyat sebagai komparasi. Bab empat dalam penelitian
ini berupa ana lisa pandangan publik dan stakeholder di Indonesia tentang diyat.
Bab lima yang merupakan bab terakhir dalam penelitian ini berisi kesimpulan dan
rekomendasi kebijakan kepada pemerintah dalam mengatasi kasus Diyat.
19
BAB2
DIY AT DAN IMPLEMENTASINYA Dl ARAB SAUDI
2.1 Konstltusl Arab Saudi
Arab Saudi merupakan negara Nomokrasi Islam yang berlaku sejak tahun
19SO, dimana pemerintah Saudi menerapkan syariah sebagai landasan konstitusi
negara.15 Syariah menjadi dasar hukum dalam penerapan legislasi {UU) dan
jurisprudens (hukum) yang berlaku bagi tindak pidana maupun perdata di negara
tersebut. Dalam pengambilan kebijakan, pemerintah Saudi menggunakan AI
Quran dan Hadist sebagai pijakan utama dan interpretasi yang digunakan adalah
pendapat Mazhab Ibn Hanbal.
Awal berdiri negara Saudi, politik dan pemegang kebijakan mutlak diatur
oleh keluarga kerajaan. Tetapi pada tahun 1953, dibentuk badan administrasi
yakni Dewan Kementerian Saudi. Kemudian dilakukan reformasi politik di tahun
1993 yang membuka tiga perkembangan konstitusi di negara tersebut yakni:
Penasihat). Kedua, restrukturisasi pemerintah regional Kerajaan Arab Saudi
(KSA). Ketiga, mengumumkan sistem dasar inkorporasi perkembangan satu dan
dua.16
Otoritas pemerintah Arab Saudi terdiri dari otoritas Judisial, Eksekutif dan
Regulator. Raja tidak memiliki otoritas mutlak dan tidak berdiri sendiri. Raja
memiliki Dewan Penasihat (Maje/is AI-Shura) dan Dewan Kementerian untuk
mengambil regulasi kebijakan. Elit ulama memiliki pertimbangan untuk
15 Nomokrasi Islam adalah suatu negara hukwn yang menggunakan prinsip-prinsip penting Islam seperti: kekuasaan sebagai amanah, musyawarah, keadilan, persamaan, kebebasan dan kesejahteraan, pengakuan dan perlindungan terhadap manusia, pa-adilan bebas, perdamaian, kesejahteraan rakyat. Majid Khadduri mendefinisikan Nomokrasi Islam yaitu suatu sistem ~erintahan yang didasarkan pada suatu kode hukwn: role of law dalam suatu masyarakat 6 Fouad Al-Farsy. Modernity and Tradition The Saudi Equation. (United Kingdom: Knight
Communications, 2001). Him. 53.
20
mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang ada pada pemerintah Saudi dan
memiliki hak lstimewa sebagai dewan penasehat Raja. Majelis Al-shura dipilih
empat tahun sekali berdasarkan kalender Hijriyah dan memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Untuk mendiskusikan dan mengungkapkan pandangan kebijakan umum
untuk perkembangan sosial dan ekonomi negara.
2. Untuk mempelajari dan menyarankan hal yang pantas bagi peraturan,
regulasl, perjanjian dan MoU lnternasional.
3. Untuk membahas dan menyarankan isi laporan tahunan kepada
Kementerian dan Departemen negara.
Terdapat kurang lebih 7000 - 1000 ulama di Arab Saudi dengan komposisi
hanya 25-30 ulama menjadi Dewan Penasihat.17 Kepemimpinan ulama sendiri
ditunjuk oleh otoritas pengambil kebijakan, yakni sekitar 30-40 alim (ilmuwan)
yang memiliki akses langsung kepada Raja. Sedangkan Dewan Konsultasi
ditunjuk oleh Raja untuk memimpin institusi seperti AI-Majelis al-'ali li'I-Qada
yakni Dewan Tertinggi Hakim; Dar al-ifta' wa'l lshraf 'ala'I-Shu'un ai-Diniyya
yakni Dewan yang menangani ilmu pengetahuan dan permasalahan isu-isu
agama; Hay' at ai-Amr bi'l Ma'ruf wa ai'Nahyi 'an ai-Munkar yakni institusi yang
menangani moral dan merupakan tentara keamanan.
Dewan Penasehat atau Majelis Al-syura bertanggungjawab terhadap
resolusi draft yang akan disahkan oleh Kementerian dan Raja. Posisi ulama
dalam sistem pemerintah Arab Saudi menunjukkan bahwa ulama memlliki
otoritas penting terhadap regulasi dan konsiderasi untuk mempengaruhi
kebijakan. Raja dapat mewakilkan kewenangan dalam implementasi fungsi
judisial kepada para wakilnya. Sedangkan Majelis wakala atau Dewan
17http://www.mongabay.com/history/Saudi _Arabia/Saudi_ arabia-the_ ulama.html ( diakses pada 19 Oktober 2015)
21
Perwakilan bertugas secara langsung terhadap perkembangan infrastruktur
maupun keamanan, keadilan maupun hak-hak warga negara dan kebebasan
dalamframework syariah.18 Berikut peneliti paparkan struktur kementerian dan
area jangkauan peran ulama di Arab Saudi:
1. Kementerlan Pertanlan dan Kelautan 2. Kementerian Pelayanan Publik 3. Kementerian Perdagangan 4. Kementerian Komunikasi 5. Kementerian Pertahanan dan Penerbangan 6. Kementerian Pendidikan 7. Kementerian Keuangan dan Ekonomi Nasional 8. Kementerian Luar Negeri 9. Kementerian Kesehatan 10. Kementerian Pendidikan Tinggi 11. Kementerian lndustri dan Ustrik 12. Kementerian lnformasi 13. Kementerian Interior 14. Kementerian Agama 15. Kementerian Keadilan 16. Kementerian Pekerja dan Sosial 17. Kementerian Kota dan Pedesaan 18. Kementerian SDA 19. Kementerian Haji 20. Kementerian Perencanaan 21. Kementerian Pos, Telegram dan Telepon 22. Kementerian Pekerja Umum dan Rumah
Area jangkauan peran ulama di pemerintah Arab Saudi:
1. Sistem Judisial Arab Saudi 2. lmplementasi Kebijakan Syariah 3. Kelompok penasihat keagamaan yang bekerjasama dalam seluruh kantor
di Arab Saudi 4. Pendidikan keagamaan yakni pendidikan formal Islam dan teologi di
seluruh tingkatan di Arab Saudi 5. Hukum keagamaan 6. Pengajaran dan bimbingan perempuan 7. Mengawasi pendidikan perempuan
18 Dapat dibaca dalam The Basic Law of Government No:A/90 Olapter Six: The Authorities of The State artikel 44.
22
8. Mengawasi seluruh masjid di Arab Saudi 9. Pengajaran dalam asrama-asrama Islam 10. Sebagai kontlunitas dalam keilmuan dan riset Islam 11. Notaris publik 12. Menangani kasus-kasus legal dalam pengadilan hukum Islam
Penerapan hukum dan sistem peradilan yang digunakan di Arab Saudi
menggunakan syariah dimana kasus kriminalitas dan kasus-kasus yang
melibatkan warga slpil diselesaikan dengan hukum tersebut, termasuk pada
masalah diyat dan qishas. Meskipun Dektrit Raja adalah UU teratas dalam
konstitusi Saudi, sebagai peradilan permohonan dan sumber pemaafan, namun
pada tataran pemaafan bagi diyat dan qishas, raja tidak memiliki kekuatan dalam
memutuskan.19
Sistem peradilan Saudi pada dasamya terbagi ke dalam tiga katagori
hierarki yakni: Pengadilan Ekspedisi, Pengadilan Syariah dan Komisi Pengawasan
Judisial. Peradilan terbesar dipegang oleh pengadilan syariah yang menangani
kasus-kasus yang banyak melanggar legal system seperti diyat dan qishas yang
akan diproses melalui peradilan ini. Secara keseluruhan, gambaran framework
/hierarki sistem peradilan Arab Saudi adalah sebagai berikut:
19https:l/www.saudiembassy .net/about/countryinformation/govemmentllegal_ and judicial_ structr. aspx (diakses pada 23 November 2015)
23
Kantor lnspektorat Umum
Pengadilan Ekspedisi
Gambar2.1 Framework Peradilan di KSA. 20
Kantor Hakim Ketua
Pengadilan Tinggl syariah
I Pengadilan Syarlah
Pengadilan 'Ekspedisl
Komisi Review Syariah
Pengadilan Ekspedisi
Konstitusi Arab Saudi memlliki kekhasan konstitusl yakni adanya Haqul
'Aam (hak raja) dan Haqu/ Khos (Hak keluarga korban). Dalam Basic Law
Constitution disebutkan bahwa Raja memiliki konslderasi hukum tertinggi yakni
memiliki hak veto dalam resolusi dewan kementerian yakni otoritas judisial,
eksekutif dan regulasi sesuai dengan fungslnya. Tetapi pada kasus tertentu
seperti diyat dan qishas, hak mutlak ada pada Haqul Khos yakni keputusan ada
pada ahlud dam (keluarga korban) dan siapapun tidak bisa melakukan intervensl
atas keputusan Haqul Khos.
Penjelasan mengenai keputusan diyat dan qishas dijelaskan oleh
Muhammad Sadri dari Dlt. PWNI & BHI Kementerian Luar Negerl Rl yakni kasus
diyat merupakan persoalan yang masuk ke dalam ranah khos dimana pemerintah
dalam hallni raja tidak bisa mengintervensl keputusan keluarga korban. Bahkan
20/oc., cit. 38
24
keputusan keluarga dapat berubah sampai detik terakhir masa eksekusi.21 Dalam
penyelesaian khusus kasus diyat dan qishas menurut Ahmad Masbukin, Diplomat
Rl untuk Riyadh, bahwa pemerintah Saudi membentuk badan mediasi yakni
Lajnah Aflah Ul-islahil Bayin yakni badan yang bertugas untuk memediasi
keluarga korban dan pelaku tindak pidana qishas. Biasanya dikepalai oleh Amir
Mantiqoh, tokoh setempat yang memiliki wibawa dan kedudukan yang dihormati
di masyarakat.22
Proses jatuhnya hukuman diyat sebelum masuk ke dalam peradilan tinggi
syariah diselesaikan melalui proses diplomas! di Lajnah Aflah Ul-islahil Bayin.
Pada mekanisme ini pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Luar Negeri
melakukan pendampingan dalam proses negosiasl dan pendekatan diplomatik
maupun kultural kepada keluarga korban. Hal lni sebagai pendekatan dalam
pemaafan bagi pelaku qishas dan jika dimaafkan maka negosiasi berlanjut pada
kisaran pembayaran diyat.
Pada dasarnya tugas dari Lajnah Aflah lebih kepada memberi masukan
kepada keluarga korban untuk berlaku bijak dalam pengambilan keputusan.
Keputusan yang diambil tldak lepas dari pengaruh kepala suku dan masyarakat
yang ada di suku tersebut. Hal ini disampalkan oleh Ahmad Masbukin selaku
diplomat Rl dalam pendampingan TKI yang terkena kasus diyat. Ia menjelaskan
bahwa tradisl Arab Saudi tidak lepas dari klan, suku-suku yang ikut mengambil
peran dalam menentukan jumlah diyat yang dibebankan oleh keluarga korban.
Apabila suku tersebut adalah suku terhormat maka akan terjadi egoistis di dalam
pengambilan keputusan besaran diyat. Menurutnya, besaran yang tinggi dan
tidak terbatas dari denda pembayaran diyat bukanlah diyat melainkan takwid
yakni kompensasi.
21 Wawancara eksklusif Bpk. Muhammad Sadri, Perwakilan Pcrlindungan WNI (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI pada tanggal 12 November 2015 pukul. 12.35 WIB 22 Ahmad Masbukin merupakan Diplomat RI pendamping Hulrum TKI yang terkena tindak pidana, PWNI Kementerian Luar Negeri Rl. Wawancara dilakukan pada Senin, 12 Oktober 2015 Direktorat PWNI Kementerian Luar Negeri Rl.
25
Pendekatan diplomasi dalam penanganan diyat di Arab Saudi yakni
pendekatan spiritual dan kultural melalui alasan-alasan religius dan unsur
ibadah. Hal ini dilakukan oleh Lajnah Aflah Ul-/slahil Bayin dan perwakilan PWNI
& BHI dalam pendampingan WNI dalam menyelesaikan masalah qishas dan diyat
di Arab Saudi. Sebagaimana contoh kasus Satinah yang dilakukan oleh
Kementerian Luar Negeri berhasil menurunkan besaran diyat dari 15 Juta riyal
menjadi 7 juta riyal.
Pada dasamya diyat sebenamya bukan menjadi tujuan uta rna dari keluarga
korban, melainkan hanya pengganti rasa sedih. Pada proses negosiasi dan
diplomasi telah dilakukan, mekanisme yang dilakukan jika dimaafkan oleh
keluarga korban maka dibuat pernyataan pemaafan dari pihak keluarga korban
melalui Lajnah Aflah dan di dalamnya tertera kisaran jumlah diyat yang harus
ditunaikan oleh terdakwa. Setelah proses tersebut, kemudian dokumen yang
berisi pemaafan dan kisaran biaya diyat yang harus ditunaikan diajukan ke
pengadilan syariah sebagai tern pat terakhir penentu vonis hukuman.
Perlu dipahami bersama bahwa negosiasi diyat yang dilakukan antara
terdakwa (WNI yang terkena tindak pidana) yang didampingi oleh Dit. PWNI &
BHI Kemlu kepada pihak keluarga korban, tidak menghilangkan proses hukum
konstitusi Arab Saudi. Tetapi masih diberlakukan hukuman pidana bagi terdakwa
untuk mempertanggungjawabkan pelanggaran hukum yang dilakukan. Adapun
prosesnya, dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut :
26
Gambar2.2
1
Pengaduan
\ 3
Peradilan
Tingkat Hukum
2
Penyelesaian/Negosiasi
(Lajnah Ajlah L/1-is/ahi/ Bayin)
(Sumber: Hasil wawancara bersama Ahmad Masbukin, Diplomat Rl untuk Arab Saudi)
2.2 Polemik Dlyat di Indonesia
Tenaga Kerja Indonesia telah memasuki pasar tenaga kerja internasional
dalam berbagai bentuk kontrak kerja. Berdasarkan data dari BNP2TKI terdapat 26
sektor penempatan TKI. Sektor Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan urutan
teratas dalam sektor penempatan TKI. Jumlah total PRT dari 2013- 2015 yakni
339,550 jiwa. Sedangkan, jumlah TKI di Arab Saudi sejak tahun 2013 - 2015
berjumlah 105,068 jiwa dengan komposisi di tahun 2013, total laki-laki 21,725
dan perempuan 23,669. Tahun 2014, total laki-laki 23,305 dan perempuan
21,020 dan tahun 2015, laki-laki berjumlah 8,207 dan perempuan 7,142 jiwa.
Dalam penempatan sektor yang banyak diminati atau yang menjadi tujuan TKI
sejak tahun 2013 s.d. 2015 adalah Domestic Worker (PRT) dengan jumlah
339,550 TKI.23 Berdasarkan sumber data yang sama, latar belakang pendidikan
TKI dengan urutan teratas adalah SMP dengan total jumlah 428,142 jiwa.
23 Data resmi BNP2TKI "Jumlah Penempatan TKI Berdasarkan Negara dan Jenis Kelamin: Peri ode Tahun 2013 s.d. 2014 (31 Agustus ). Arab Saudi merupakan negara urutan ketiga setelah Malaysia dan Taiwan dalam penempatan TKI di luar negeri.
27
Selanjutnya, SO dengan jumlah total 365,442 jiwa. Sekolah Menengah Umum
(SMU) yakni 297,791 jiwa. Diploma sebanyak 49,925, 51 berjumlah 11,402 dan 52
berjumlah 551 jiwa.24 lingkat pendidikan menjadi salah satu alasan rentannya
kasus yang terjadi di Arab Saudi. Dr. lalu Muhammad Iqbal mengemukakan
terdapat 228 WNI terancam hukuman mati di seluruh dunia dan 38 orang berada
di Arab Saudi.25
Qishas menjadi salah satu hukuman yang mengancam WNI di Arab Saudi.
lsu hukum pancung menjadi isu hangat pemerintah Indonesia dan menimbulkan
respon dari berbagai pihak termasuk masyarakat Indonesia. Sebagai sebuah
hukum yang berlandaskan Islam, hukum pancung memiliki mekanisme tersendiri
yakni jika dimaafkan maka harus membayar diyat. Sayid Sabiq mendefisikan
diyat adalah sejumlah harta yang dibebankan kepada pelaku karena terjadinya
tindak pidana (pembunuhan atau penganiayaan) dan diberikan kepada korban
atau walinya.26
Tradisi legal Islam menempatkan diyat sebagai sebuah metode kompensasi
(Blood Money) apabila pelaku dimaafkan oleh keluarga korban dan hal tersebut
mengandung nilai keberanian dari pelaku serta pemberian maaf dari keluarga
korban.27 Kemunculan diyat pada awalnya adalah metode resolusi konflik dalam
sistem ekonomi Arab pra-lslam dimana terjadi barter dengan mengorbankan
banyak darah untuk satu korban pada sebuah klan sehingga memunculkan
praktik bisnis atau balas dendam ketika terjadi pembunuhan. Kemunculan diyat
adalah sebuah problem solver yang dibawa Islam untuk menyelesaikan
permasalahan hilangnya nyawa korban melalui sistem negosiasl.
Praktik di lapangan, diyat menjadi sebuah polemik bagi pemerintah
Indonesia. Dalam hal ini Kementerian Luar Negeri sebagai perwakilan
24 Data tahWl2013-2015 diambil dari dokumen BNP2TKI 25 Pemyataan Dr. Lalu Muhammad Iqbal dilangsir dalam epaper_republika pada tanggal16 April 2015 26 Ahmad Wardi Muslich. Hulcum Pidana Islam. (Jakarta: Sinar Grafika, 2005) Him. 166 27 S.Z. Ismail/ Arab Law Quarterly 26 (2012) 362
28
pemerintah untuk menangani masalah WNI, berupaya melakukan negosiasi
kepada keluarga korban untuk menentukan ukuran denda diyat. Meskipun kadar
pembayaran diyat telah tertera dalam syariah Islam dan telah tertulis dalam
Dekrit Raja namun pada praktiknya denda pembayaran diyat dapat tinggi dan
melebihi batas ukuran syar'i yang ditetapkan. Teguh Hendro cahyono, Oirektur
Mediasi dan Advokasi BNP2TKI mengatakan bahwa uang denda diyat yang
sangat tinggl dapat dialokasikan untuk kemaslahatan umat dan pengentasan
kemisklnan. Teguh pula menyampaikan banyaknya kasus yang terjadi di Arab
Saudi disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: masalah adat budaya,
pengetahuan yang minim serta psikologi pribadi TKI yang tidak stabil. Ditemukan
masalah pribadi TKI sehingga memicu permasalahan yang berakibat pada
pembunuhan keji. Selain itu, usia yang belum matang yakni 17 dan 18 tahun juga
menjadi salah satu pemicu dari tindak kriminalitas yang dilakukan TKI. 28
Jika merujuk pada syariah Islam khususnya pada pendapat Imam Abu
Yusuf, Imam Muhammad ibn Hasan, dan Imam Ahmad bin Hanbal menjelaskan
jenis diyat ada enam macam:
1. Unta = 100 ekor 2. Emas = 1000 dinar 3. Perak = 10.000 dirham 4. Sa pi = 200 ekor 5. Kambing = 1000 ekor 6. Pakaian = 200 setel pakaian. 29
Pembayaran di era modern, pembayaran diyat tidak lagi menggunakan
pembayaran dengan jenis di atas melainkan lebih kepada kurs mata uang Arab
Saudi. Kurs Saudi terhadap Indonesia +/- Rp.3.700,-. Jika mengacu kisaran diyat
28 Pemaparan disampaikan dalarn FGD dengan tema "MeJ~KUI'tli Pemuualilh111t Kaus Dlylll di TeMga Kerja lndonesU. di 1Jmur Tengllh" yang diselenggarakan oleh iMERC m pada 29 Oktober 2015 di Gedung IASTH Lantai 3 Kampus m Salemba. 29 HR. Abu Dawud dengan sanad 'Amr ibn Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, dalam pidato Umar bin Khatab.
29
syor'i berdasarkan Dektrit Raja yakni hanya 400 ribu riyal bagi korban laki-laki
dan setengahnya yakni 200 ribu riyal bagi perempuan.
Polemik yang terjadi di Indonesia terkait masalah diyot adalah siapa yang
bertanggungjawab terhadap pembayaran diyot karena dirasa denda diyot yang
ditanggung WNI yang bermasalah cukup besar. Seperti contoh kasus yang
menimpa Satinah yang harus menanggung denda diyot sebesar 7 juta riyal, sama
dengan 21 milyar dan Darsem senilai 2 juta riyal atau 4,6 milyar rupiah.
Munculnya opini yang mengkritisi kebijakan pemerintah terhadap perlindungan
WNI yang dianggap lemah menimbulkan persepsi bahwa berapapun denda
besaran diyot maka pemerintah harus ikut andil dalam pembayaran. Dalam hal
ini opini yang terbangun adalah pemerintah atas nama Kementerian luar Negeri
wajib ikut serta dalam menyelesaikan pembayaran diyot bagi WNI yang
melakukan tindakan pembunuhan namun dimaafkan oleh keluarga korban.
Dr. Lalu Muhammad Iqbal, Direktur PWNI & BHI Kementerian Luar Negeri
Rl menjelaskan kuatnya pengaruh opini publik di Indonesia terbangun dan
ditangkap oleh pemerintah Saudi sehingga menimbulkan persepsi berapapun
denda diyot yang ditimpakan untuk WNI, pemerintah Indonesia akan siap
menanggung dan membayarnya.30 Hal ini menjadi salah satu dilema bagi
pemerintah untuk menegosiasikan denda diyot yang dikenakan kepada TKI yang
terkena tindak pidana. Selain itu, amanat UUD 1945 mengenal perlindungan
pemerintah terhadap setiap warga negara menjadi bias dikarenakan opini publik
yang terbentuk. Dalam hal ini, perlindungan bagaimana dan seperti apa yang
harus dilakukan pemerintah terhadap WNI di luar negeri dan bagaimana bentuk
perlindungan yang dilakukan jika WNI melakukan tindak kriminalitas menjadi
pertanyaan mendasar yang harus dijawab terkait pembayaran diyat.
30 Dr. Lalu Muhammad Iqbal, Direktuk PWNI BID Kementerian Luar Negeri RI dalam pemaparannya pada Pertemuan Kelornpok Ahli pada Selasa, 08 Desember 2015 di Gedwtg IASTH lantai 3 Kampus UI Salemba.
30
BAB3
KASUS OIYATTENAGA KERJA INDONESIA, FIUPINA, SRI lANKA, DAN BANGlADESH Dl TIMUR TENGAH
Migrasi transnasional tenaga kerja merupakan salah satu bentuk nyata
yang terlihat dari era globalisasi. Organisasi internasional untuk masalah migrasi,
International Labour Organization (ILO), memperkirakan saat ini ada sekitar 214
juta Tenaga Kerja yang melintasi perbatasan nasional di dunia. Migrasi telah
menjadikan dunia kehilangan batas-batas konvensionalnya. Gelombang migrasi
telah mengikis batas-batas negara, hukum, dan bahkan budaya. Selain itu migrasi
juga telah menyebabkan pertemuan antar kebudayaan yang menghasilkan
kebudayan global. Terdapat banyak faktor penyebab seseorang melakukan
migrasi, yang terbesar adalah karena pekerjaan dalam rangka mencari
penghidupan yang layak. Migrasi ini merupakan yang paling umum, karena dapat
dijumpai di berbagai bela han dunia. 31
Timur Tengah merupakan salah satu kawasan yang paling menarik untuk
mengamati arus tenaga kerja internasional. Migrasi di Timur Tengah merupakan
bagian penting dari pergerakan buruh migran. Saat ini negara-negara di
semenanjung Arab menjadi tujuan utama para Tenaga Kerja. Wilayah ini memiliki
rasio migran paling tinggi dibanding dengan jumlah populasi penduduk
setempat. Wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan selama beberapa dekade
telah menjadi sumber paling penting bagi Tenaga Kerja di Timur Tengah, balk itu
pekerja yang terampil maupun yang tidak terampil.
Buruh migran menjadi hal yang penting pada abad ke-20, terutama setelah
kenaikan harga minyak pada era 1970-an. Pertumbuhan tenaga kerja migran di
Timur Tengah sangat cepat dan maslf, serta memilikl hubungan timbal batik
31 Sulistyowati Irianto, Alrses Keadilan dan Migrasi Globai:Kisah Perempuan Indonesia Pekerja Domestik di Uni Emirat Arab, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indooesia, 2011), him. 2.
31
dengan perkembangan ekonomi minyak. Ekonomi migrasi telah menyebabkan
pembentukan pasar tenaga kerja regional yang terintegrasi. Migrasi tenaga kerja
merupakan salah satu faktor ekonomi yang paling dinamis di Timur Tengah.
Remitansi yang dihasilkan oleh para tenaga kerja migran di Timur Tengah telah
melebihl nllai perdagangan barang dan modal. 32
Antara tahun 1970 dan 1975 jumlah migran di Timur Tengah meningkat
dari 800.000 menjadi 1,8 juta pekerja. Pada era 1980-an Timur Tengah telah
menjadi pasar terbesar untuk tenaga kerja migran di dunia. 33 Migrasi ke negara
negara kaya mlnyak telah menyebabkan tren migrasi yang besar ke wilayah
tersebut. Migrasi ke negara-negara teluk dianggap telah mempercepat proses
pembangunan negara-negara pengirim tenaga kerja mlgran yang merupakan
negara berkembang, seperti Indonesia, Filipina, Sri lanka, Pakistan, dan
Bangladesh.
Ekonomi minyak merupakan faktor penggerak migrasi yang paling dominan
di Timur Tengah. Setelah perang dunia II, terjadi peningkatan produksi minyak di
semenanjung Arab sehingga menyebabkan peningkatan besar dalam permintaan
tenaga kerja dan kebutuhan mendesak akan pekerja asing di wilayah itu. Dalam
satu dekade dari tahun 1970 sampai 1980, pendapatan ekonomi pada negara
negara penghasil minyak di Timur Tengah naik tiga kali lipat. Seluruh program
yang dibiayai oleh ekonomi minyak menargetkan pembangunan di segala sektor,
yaitu: infrastruktur, pendidikan, industri, jasa dan pertanlan. Hal ini menjadikan
daerah Timur Tengah sebagai tujuan baru dari para buruh migran untuk
mendapatkan pekerjaan. Hampir semua sektor pekerjaan dibutuhkan oleh
negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah. Mulai dari pekerja rumah
tangga sampai pekerja kerah putih (white collar job) menjadi sasaran perekrutan
32Helene Thiollet. "Migration as Diplomacy Labor Migrants, Refugees, and Arab Regional Politics in The Oil-Rich COWttries." International Labor and Worlcing-Class History, No. 79, Spring (2011): 103. 33/bid, him. I 03
32
negara-negara penghasil minyak dikarenakan minimnya sumber daya manusia di
Timur Tengah. 34 Oleh karena itu, sebagian besar negara penghasil minyak
bergantung sekali pada tenaga kerja aslng untuk mencapai pembangunan
ekonomi.
Terdapat faktor-faktor pemicu lainnya yang menjelaskan adanya
permintaan Tenaga Kerja di Timur Tengah. Pekerja domestik mengambil alih
tanggung jawab pekerjaan rumah tangga perempuan Arab di sana, dan hal lni
memberikan lebih banyak waktu kepada mereka untuk dapat beraktivitas sosial.
Mempekerjakan pekerja pada sektor domestik dari luar negeri berarti
mengangkat status sosial keluarga Arab.
3.1. Kasus Tenaga Kerja Indonesia
Pada zaman setelah kemerdekaan, Indonesia sebagai salah satu negara
dengan populasi terbesar di dunia yang menghadapi masalah pendidikan,
kesehatan, dan pengangguran. Pemerintahan Orde Baru (1966 - 1998)
mensosialisasikan program transmigrasi sebagai salah satu kebijakan penting
pemerintah. Pada awal tahun 198Q-an pemerintah Indonesia memperluas
program transmigrasl. Program tersebut diintegrasikan menjadi program migrasi
masal untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja murah di negara-negara yang
lebih makmur. Pemerintah mulai mengirim Tenaga Kerja ke berbagal negara
tujuan seperti Timur Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara. 35
Di dalam negeri, Indonesia memang menghadapi masalah tingginya angka
pengangguran dan gejolak tenaga kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut,
pemerintah menjalankan kebijakan peningkatan pasokan tenaga kerja migran
untuk memenuhi permintaan negara-negara tersebut. Pada tahun 1983 terjadi
34Prasannan Parthasarathi dan Donald Quataert. "Migrant Workers in the Middle East: Introduction." International Labor and Working-Class History, No. 79, Spring (2011 ): 4 35Sulistyowati Irianto, op., cit. Him. 6
33
penurunan harga minyak secara drastis yang mengakibatkan pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk memberikan solusi mengatasi pengangguran dan
menambah devisa negara. Salah satu kebijakan tersebut adalah membuka
peluang dengan mengirimkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Akibat dari
kebijakan tersebut, Indonesia termasuk salah satu negara yang menyumbangkan
tenaga kerjanya dalam skala besar ke Timur Tengah. 36
Gelombang migrasi orang Indonesia ke Timur Tengah sudah menjadi tradisi
sejarah, karena faktor identitas kultural dan agama. Tanah Arab sebagai tujuan
kerja memang menjadi pilihan mereka, karena berbagai harapan yang terkalt
dengan ldentitas relijiusitas. Selain itu juga pada umumnya para pekerja
domestik Indonesia memang diinginkan oleh para majikan di Timur Tengah,
karena memiliki agama yang sama, rajin bekerja, patuh, dan bersedia dibayar
murah. Data tentang sebaran penempatan keseluruhan tenaga kerja migran
pada tahun 2009 menunjukan bahwa tenaga kerja migran Indonesia di Timur
Tengah lebih tinggi daripada di negara-negara lain di Asia (lihat tabel3.1.).
label. 3.1. label Persebaran lenaga Kerja Indonesia dl Wllayah Asia Tahun 2009
No. Negara Jumlah (Orang) Persentase
1 Arab Saudi 276.633 43,76
2 Malaysia 123.886 19,60
3 Taiwan 59.335 9,39
4 Uni Emirat Arab 40.391 6,39
5 Singapura 33.077 5,23
6 Hongkong 32.417 5,13
7 Kuwait 23.041 3,64
8 Jordania 10.932 1,73
9 Qatar 10.010 1,58
16 Ibid, him. 7
34
10
11
Oman 9.700 1,53
Lainnya 12.750 2,02
Jumlah 632.172 100,00
{sumber: Sullstyowatllrlanto, Alcses Keadi/an dan Mlgrasl Global. Yayasan Pustaka Obor, 2011. Him 19 )
Berikut ini adalah data yang secara khusus menunjukan sebaran tenaga
kerja migran Indonesia di negara-negara Timur Tengah pada tahun-tahun
sebelumnya (lihat tabel 3.2.).
Tabel3.2. Tabel Persebaran Tenaga Kerja Indonesia di Negara-negara Timur Tengah
Tahun 2007 - 2009
Negara 2007 2008 2009
Arab Saudi 257.217 234.643 276.633
Uni Emirat Arab 26.675 38.200 40.391
Kuwait 25.756 29.224 23.041
Qatar 10.449 8.716 10.010
Yordania 12.058 11.165 10.932
Oman 7.150 8.314 9.700
Bahrain 2.267 2.325 2.837
{sumber: Sullstyowatllrlanto, Alcses Keadl/an dan Mlgrasl Global. Yayasan Pustaka Obor, 2011. Him 20)
Sejumlah karakteristik umum Tenaga Kerja Indonesia adalah sebagai
berikue7:
a. Daerah Asal: Tenaga Kerja berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
Namun, kebanyakan Tenaga Kerja yang menjadl pekerja domestlk
berasal dari Provinsl Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggra Barat, Jawa
37 Ibid, him. 11
35
Timur, dan Lampung. Sedangkan untuk kabupaten atau kota berasal dari
Lombok, lndramayu, Cirebon, Cilacap, Kendal dan Subang.
b. Usia: menurut semua laporan resml usia rata-rata Tenaga Kerja adalah
2Q-30 tahun. Hal itu dikarenakan Pasal 35 UU Nomor 39 Tahun 2004
mengatur usia minimum untuk memenuhi syarat untuk dikirim adalah
18 tahun atau 21 tahun untuk pemberi kerja perseorangan. Namun,
bukan hal yang mengejutkan lagl apablla terdapat dokumen palsu
mengenai usia seseorang yang akan dikirm ke luar negeri.
c. Pendidikan sebagian tenaga Kerja Indonesia berpendidikan dan
berketerampilan terbatas. Umumnya mereka lulusan Sekolah Dasar (SO}
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP}.
Beberapa kasus diyat WNI yang dibayarkan oleh pemerintah, diantaranya
kasus Darsem yang pergi ke Arab Saudi sejak tahun 2006 sebagai pekerja
domestik. Darsem yang divonis mati karena membunuh anggota keluarga
majikannya. Namun, setelah pemerintah membayar diyat sebesar 2 juta riyal
atau 4,6 miliar rupiah, Darsem bebas dari hukuman pancung. Kemudian kasus
Satinah yang berhasil dibebaskan memalui pembayaran dlyat oleh Pemerintah Rl
dengan membayar diyat sebesar 7 juta riyal atau sekitar 21 miliar rupiah.
3.2. Kasus Tenaga Kerja Flllpina
Timur Tengah telah menjadi wllayah tujuan utama bagi Tenaga Kerja
Filipina. Migrasi telah menjadi sumber penting remitansi pemerintah Filipina.
Pada tahun 2014 sebanyak 885.541 Tenaga Kerja Filipina pergi ke Timur Tengah.
Para Tenaga Kerja Filipina tersebar diberbagai negara Timur Tengah, namun yang
menjadi tujuan utama mereka adalah Arab Saudi. Selain itu juga Arab Saudi
masuk kedalam salah satu dari sepuluh negara sumber remitansi terbesar bagi
Filipina. Dari sepuluh negara tujuan Tenaga Kerja Fillpina, lima diantaranya
berada di Timur Tengah. Selain Arab Saudi, Tenaga Kerja Filipina dapat
36
ditemukan dalam jumlah besar di negara Uni Emirat Arab (peringkat kedua),
Qatar (keempat), Kuwait (keenam), dan Bahrain (kesembilan).38
Filiplna merupakan negara yang memiliki populasi tenaga kerja sangat
besar di dunia. Kebijakan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri pertama kali
dilakukan oleh Presiden Marcos pada tahun 1970-an. Pemerintah Marcos
meyakini bahwa pendapatan yang dihasilkan dari remitansi tenaga kerja akan
membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran negara dan hal itu akan
mengatasi masalah pengangguran di dalam negeri. 39
Sejak kebijakan ekspor tenaga kerja diterapkan pada tahun 197Q-an,
pemerintah Filipina memiliki banyak lembaga yang memiliki tugas mengatasi
masalah tenaga kerja. Seperti Philippines Overseas Employment Administration
(POEA) yang memiliki tugas untuk mempelajari pasar tenaga kerja di seluruh
dunia yang memiliki peluang terbuka untuk pekerja asing. POEA juga memiliki
bagian pemasaran tersendiri berdasarkan wilayah tujuan Tenaga Kerja, seperti
Timur Tengah. Dalam menjalankan tugasnya, POEA berkoordinasi dengan
Technical Educationand Skills Development Authority (TESDA) untuk
mengembangkan program pelatihan sehingga dapat mempersiapkan para
Tenaga Kerja Filipina bekerja di Luar Negeri. Selain itu POEA juga dibantu oleh
Kementerian Tenaga Kerja Filipina, Kedutaan dan Konsuler. Di beberapa negara
tujuan utama Tenaga Kerja Filipina, pemerintah Filipina membentuk satuan tugas
khusus yang mengurusi masalah Tenaga Kerja, seperti di Arab Saudi, UAE,
Bahrain, Kuwait, Lebanon, Libya, Oman, Qatar, dan lsrael.40
Perusahaan pengirim Tenaga Kerja Filipna tidak hanya memobilisasi para
migran untuk bekerja di luar negeri, mereka juga aktif memasarkan para tenaga
38Robyn Magalit Rodriguez, ''Philippine Migrant Workers' Transnationalism in the Middle East." International Labor and Working-Class History, No. 79, Spring (2011), him. 48. 59/bid, hlm. S 1. 40 Anna Romina Guevana, Mar/ceting Dreams, Mamifacturing Heroes: The Transnational Labor Bro/cering of Filipino Wor/cers, (New Jersey: Rutgers University Press, 2010), him. 13.
37
kerja kepada calon majikan. Pemerintah Filipina menyusun arus pengiriman
tenaga kerja migran ke berbagai negara tujuan melalui perjanjian bilateral. Pasar
tenaga kerja di Timur Tengah biasanya disuplai untuk mengisi pekerjaan di sektor
publik (rumah sakit, sekolah, bandar udara) dan sektor domestik (pekerja rumah
tangga). Flliplna mendapatkan penambahan devisa negara dari tenaga kerja
Filiplna yang bekerja di luar negeri, khususnya Timur Tengah. Hal tersebut
menjadikan Filipina memperbalki sistem perekrutan, pelatihan dan penglriman
tenaga kerja secara aktif ke luar negeri, khususnya Timur Tengah.41
Para Tenaga Kerja Filipina di Timur Tengah, terutama di Arab Saudi, sama
seperti tenaga kerja Indonesia, sering mengalami tindak kekerasan dan
ketidakadilan. Upah mereka sering dibayar murah atau kontrak mereka diganti
dengan kontrak baru dengan gaji rendah dan jam kerja yang lebih lama. Bagi
pekerja rumah tangga, mereka sering mengalami kekerasan fisik dan penyitaan
paspor oleh majikan mereka. Para tenaga kerja juga sering bermasalah dengan
melanggar norma sosial di Arab Saudi, seperti berduaan dengan lawan jenis yang
bukan mahrom-nya dan minum alkohol. Selain itu para pekerja Filipina sering
mengalami tindakan kejahatan, seperti pembunuhan, perdagangan narkoba dan
perjudian yang berakibat pada hukuman penjara bahkan hukuman pancung. 42
Beberapa kasus diyat yang menimpa tenaga kerja Filipina di Timur Tengah,
yaitu pertama kasus Joselito Zapanta yang pergi ke Arab Saudi pada tahun 2007
sebagai buruh bangunan. Zapanta membunuh mandornya Saleh Imam lbrahin
yang berkewarganegaraan Sudan pada tahun 2009 karena pertengkaran.
Zapanta mengaku bahwa ia hanya membela diri ketika ia membunuh
majikannya. Pengadilan Saudi memutuskan hukuman mati dan keluarga korban
menuntut uang diyat 5 juta riyal atau SO juta peso. Namun upaya Presiden
Aquino menyebabkan penurunan uang diyat menjadi 4 juta riyal atau 45 juta
peso dan penundaan eksekusi. Wakil Presiden Binay memohon sumbangan
rakyat Filipina untuk pembayaran uang diyat Zapanta. Kedubes Filipina di Riyadh
membuka rekenlng untuk pengumpulan dana uang diyat Zapanta. Pemerintah
daerah Pampangan, tempat tinggal Zapanta, melakukan penggalangan dana. Ada
juga dana sumbangan sebesar 7.900 peso dari 400 keluarga Tenaga Kerja Filipina.
Ada juga sumbangan pribadi dari Presiden Aquino. Pemerintah Filipina telah
mendepositokan uang senilai 4 juta peso yang merupakan jumlah standar yang
dialokasikan untuk kasus diyat yang memenuhi syarat untuk bantuan
pemerintah. Ada donatur pribadi yang menyumbang 1 juta peso. Awalnya batas
pembayaran uang diyat pada 12 November 2012, kemudian diperpanjang hingga
12 Maret 2013, kemudian diperpanjang kembali untuk ketiga kalinya dengan
batas waktu sampai 3 November 2013. Zapanta diberi penangguhan hukuman
mati selama empat bulan pada November 2012. Pemerintah Filipina melakukan
negosiasl untuk memperpanjang batas waktu pembayaran diyat. Presiden
Aquino melakukan banding ke Raja Saudi bahkan pejabat Kementerian Luar
Negeri Filipina mengadakan pertemuan dengan para pejabat pemerintah Sudan
serta keluarga korban. Akhirnya Zapanta bebas dengan pembayaran diyat
sebesar 4 juta riyal.43
Kedua, kasus Rodelio Dondon Lanuza yang bekerja di Saudi sejak tahun
1996 sebagai arsitek. Lanuza dipenjara dan divonis mati akibat tidak sengaja
membunuh seorang warga Saudi, Mohammad AI-Qahtani pada Agustus tahun
2000. Lanuza mengaku bahwa ia hanya membela diri karena telah terjadi
pelecehan seksual terhadap dirinya. Uma hari setelah peristiwa pembunuhan,
Lanuza menyerahkan diri ke pihak yang berwenang. Pada 30 Juni 2001,
pengadilan tinggl Saudi menjatuhkan vonis hukuman mati bagl Lanuza dan pada
29 Juli 2001 Lanuza mengajukan banding atas vonis mati tersebut. Lanuza
41(Philippines: Philippines thanks saudi gov't fur extending blood money deadline in zapanta case. (20 13, Apr 19). Asia News Monitor Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1328385412?accountid=l7242) (diakses padal4 November 2015)
39
mendapat ampunan dari keluarga korban dengan mengajukan uang diyat.
Pemerintah Filipina bersama dengan pihak swasta dan organisasi non
pemerintah telah mengumpulkan dana sebesar 700.000 riyal. Sisa uang diyat
L.anuza sebesar 2,3 juta riyal ditanggung oleh Raja Saudi. L.anuza dapat
menghirup udara bebas setelah dipenjara selama 13 tahun. 44
Ketiga, kasus Joseph Urbiztondo yang dijatuhi hukuman seumur hid up pada
tahun 1996 oleh pengadilan Kuwait. Urbiztondo tidak sengaja membunuh warga
negara Bangladesh bemama Azizur Rahman. Keluarga korban akhimya sepakat
memaafkan Urbiztondo dengan pembayaran dlyat sebesar 6.000 kuwait dinnar.
Karena keluarga Urbiztondo tidak bisa mengumpulkan sejumlah uang pada
waktu ltu dan pemerintah enggan untuk membayar, maka Urbiztondo tidak bisa
dibebaskan. Pada tahun 2013 melalui dukungan dari beberapa organisasi
keagamaan dan warga Filipina di Kuwait telah mengumpulkan uang diyat yang
dibutuhkan dengan rincian donasi dari gereja Katolik sebesar 3.600 peso, sisanya
2.400 peso berasal dari donasi aliansi organisasi warga Filipina di Kuwait. 45
3.3. Kasus Tenaga Kerja Sri Lanka
Sri Lanka pernah mengalami sejarah kelam yang panjang, yaitu penjajahan
dan kerja paksa oleh Portugis, Belanda dan Jnggris. Sri Lanka memperoleh
kemerdekaannya pada tahun 1948. Sejak abad ke-16, Sri Lanka aktif dalam
kegiatan perdagangan. Pada tahun 1950 para kalangan elit yang kaya dan
berpendidikan mulai berpindah atau bermigrasi ke Eropa, Australia, Kanada dan
44(Philippines: Binay says 'blood money' for lanuza is not missing. (2013, Mar 06). Asia News MonitorRetrieved from http://search.proqueslcom/docview/1314573508?accountid= 17242) (diakses pada 14 November 2015) 45 (Filipinos raise blood money to free long serving prisoner in kuwait (2015, Jul 29). A.rabianbusiness.com Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1699731232?aooountid=l7242) ( diakses pada 14 November 2015)
40
Amerika Serikat. Sementara penduduk lainnya banyak yang berpindah ke India
Selatan sebagai pengungsi, imigran dan buruh. 46
Sri Lanka memiliki populasi sebanyak 20 juta penduduk. Banyaknya Jumlah
penduduk di Sri Lanka mengakibatkan pemerintah harus memikirkan bagaimana
mengimplementasi negaranya menjadi negara yang sejahtera dan makmur.
Namun, setelah Sri Lanka merdeka, rakyat harus menghadapi berbagai macam
masalah, salah satunya adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil, sehingga
pemerintah tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk
warga negaranya. Oleh karena itu, banyak warga negaranya memutuskan untuk
mencari pekerjaan di luar negeri. Mayoritas perempuan mengalami kekerasan
dan ketidakadilan. Hal inilah yang mendorong mereka untuk mencari pekerjaan
dan penghidupan yang layak dengan cara bekerja di luar negeri. Kenaikan harga
minyak dunia yang signifikan pada tahun 1976 juga mendorong mereka untuk
bekerja di luar negeri. Negara-negara tujuan mereka adalah Arab Saudi, Oubai,
Oman, Kuwait dan Qatar. Para perempuan Sri Lanka bermigrasi dan bekerja di
sektor domestik sebagai pembantu rumah tangga. Migrasi bagi mereka adalah
salah satu strategi untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan ekonominya,
di antaranya adalah melunasi hutang keluarga, membangun rumah, membeli
tanah, membayar biaya pendidikan dan kesehatan, menghindar perlakuan kasar
dari pasangan hidupnya, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.47
Terdapat sedikitnya 23% perempuan Sri Lanka yang bekerja di luar negeri.
Persentase ini terus meningkat dalam 20 tahun terakhir. Dari 33% migran yang
berangkat ke luar negeri pada tahun 1986, menlngkat menjadi 79% pada tahun
1994. Pada tahun 1990 diketahui jumlah perempuan yang bermlgrasi mencapai
84% dari seluruh pekerja yang bermlgrasi ke Tlmur Tengah. Mlgrasi perempuan
~ayla Mourkarbel, Sri Lankan Housemaids in Lebanon: A Case of 'Symbolic Violence' and Everyday Forms of Resistance. (Amsterdam: Amsterdam University Press, 2009), him. 23. 47Hwnan Right Watch. "Exported and Exposed: Abuse Against Sri Lankan Domestic Workers in Saudi Arabia, Kuwait, Lebanon, and The United Arab Emiratcs."Volume 19, No. 16(C), November (2007),hlm. 9- II.
41
Sri Lanka ke Timur Tengah merupakan bagian dari fenomena global dimana lebih
dari 20 juta penduduk Asia akan bekerja di luar negaranya.48
Terdapat banyak kendala bagi para migran yang bekerja di Timur Tengah.
Selain terpaksa mencari pekerjaan sampai ke luar negeri, jauh dari keluarga dan
berjuang seorang diri, tidak sedikit dari para pekerja tersebut mengalami
kekerasan fisik, mental dan verbal. Majikan mereka seringkali memukul,
menendang, menampar, mambakar dengan panas setrika, menarik rambut, dan
bahkan terkadang majikan menggunakan alat bantu seperti tongkat, sendal,
kursi, papan kayu, pisau besi dan sapu. Beberapa di antara mereka bahkan ada
yang tidak bisa menggerakkan lengan mereka untuk bekerja karena terlalu sering
menerima pukulan. Pukulan itu sering mereka terima misalnya pada saat mereka
hanya melakukan kesalahan kecil atau saat mereka meminta gaji atau berobat
saat sakit Tidak sedikit juga dari mereka yang mengalami ancaman
pembunuhan.49
Banyak para pekerja khususnya perempuan yang tidak menerima upah
yang seharusnya mereka terima. latha adalah seorang pekerja Sri Lanka yang
berusia 32 tahun. Ia tidak menerima gaji selama 5 bulan dan pada saat meminta
kepada majikannya, yang ia peroleh hanya pukulan yang menyakitkan. Bahkan ia
tidak mempunyai cukup uang untuk pulang ke negaranya. Terdapat sedikitnya
20% pekerja tidak mendapat upah yang seharusnya. Mereka menerima upah
50% lebih rendah dari yang dijanjikan sebelumnya dalam kontrak kerja agen yang
bersangkutan. lronisnya banyak juga dari mereka yang tidak digaji selama
berbulan-bulan bahkan sampai 4 tahun lamanya. 50
Komisi Bantuan Hukum yang didanai oleh pemerintah Sri Lanka
menyediakan bantuan hukum bagi para pekerja untuk sedikitnya 100 pekerja Sri
Lanka per tahun. Keluhan utama mereka kebanyakan adalah soal gaji. Sepalika
adalah seorang ibu berusia 25 tahun menceritakan kisah yang ia alami selama
bekerja di Arab Saudi. 10 bulan lamanya ia mengalami kekerasan fisik dan tidak
pemah menerima gaji, sementara pekerjaan yang ia hadapai sangatlah berat dan
melelahkan. Majikannya pun tidak perduli saat Sepalika melakukan protes
dengan cara tidak makan berhari-hari sampai akhimya melarikan diri dari rumah
majikannya tersebut. 51
Masalah lain juga dialami oleh para pekerja Sri Lanka, yaitu pelecehan
seksual dan pekerjaan yang berat tanpa istirahat dan makanan yang cukup.
Semua masalah inilah yang menyebabkan munculnya kasus-kasus lainnya,
seperti halnya Rizana Nafeek dan Halima Usa yang harus menerima hukuman
mati di Arab Saudi. Kedua kasus tersebut sangat menarik dijelaskan lebih lanjut,
dikarenakan menjelaskan bagaimana kedua kasus tersebut terjadi hingga
pemerintah Sri Lanka menangani kedua kasus tersebut. Hal tersebut dapat
terlihat dalam kedua kasus di bawah ini, yaitu:
Pertama kasus Rizana Nafeek yang divonis hukuman mati pada tanggal 16
Juni 2007 oleh Pengadilan Tinggi Dawadami. Rizana Nafeek adalah seorang
pembantu rumah tangga asal Srilanka yang bekerja di Arab Saudi. Ia mulai
bekerja di Arab Saudi pada tanggal 4 Mei 2005 tepatnya di Dawadami, 380 km
sebelah barat Riyadh. Ia didakwa atas kasus pembunuhan seorang bayi secara
sengaja. Bayi tersebut adalah bayi majikannya, warga negara Arab Saudi yang
mempercayakan Rizana Nafeek untuk mengasuhnya pada saat ia sedang keluar
rumah. Nafeek mengatakan bahwa bayi tersebut tersedak pada saat sedang
minum susu dan ia sudah berusaha mencari pertolongan. Namun demikian, bayi
tersebut meninggal dunia. lnsiden ini terjadi pada pukul 12.30 waktu setempat
pada tanggal 22 Mei 2005.
Kasus tersebut membuat Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa mengirim
surat permohonan grasi kepada Raja Abdullah (Raja Arab Saudi) atas dasar
kemanusiaan. Surat tersebut diserahkan melalui Duta Besar Arab Saudi Abdul
Aziz bin Abdulrahman al Jammaz. Pengadilan Tinggi Arab Saudi telah
51 /bid, him. 15-85.
43
mengupayakan jalan damai dibantu oleh Komite Rekonsiliasi Pemerintah Riyadh.
Anggota komite ini berusaha melakukan pendekatan secara terus-menerus
kepada orangtua korban dengan harapan dapat menempuh jalan damai dan
akhirnya keluarga korban dapat memberikan pengampunan kepada pelaku.
Surat tersebut berisi permohonan maaf dan juga penundaan hukuman atas
warga negaranya yang bernama Rizana Nafeek. Dikarenakan Nafeek masih
berusia 17 tahun ketika kejadian itu berlangsung. Presiden Mahinda bisa
memahami bahwa putusan eksekusi akan segera dilaksanakan. Oleh karena itu,
Presiden Sri Lanka meminta kebijaksanaan dari Raja Arab Saudi dikarenakan
Komite Rekonsiliasi masih mengupayakan jalan damai kepada keluarga korban
dan meminta kepada Raja Arab Saudi untuk menangguhkan eksekusi sampai
upaya damai tersebut tercapai. Selanjutnya Presiden Sri Lanka Mahinda
Rajapaksa dalam surat pribadinya mengatakan bahwa eksekusi ini akan
memperburuk situasi terutama protes di kalangan lokal dan internasional.
Komite Rekonsiliasi bertugas mewakili terdakwa untuk mengupayakan
jalan damai kepada keluarga korban. Hasil negosiasi dapat berupa pengampunan
dari pihak yang dirugikan atau keluarga korban, ataupun dengan pembayaran
uang ganti rugi. Menurut pejabat senior dari Kementerian Luar Negeri Sri Lanka,
pemerintah Sri Lanka siap bertemu dan bernegoisasi dengan orangtua korban
(Naif Jiziyan Khalaf AI Otaibi) dalam hal perdamaian (dengan cara meminta maaf)
hingga membayarkan diyat. Kasus tersebut juga diamati oleh seorang pakar
hukum berkebangsaan lnggris yang menyatakan bahwa Nafeek dapat
diselamatkan hanya jika ia diampuni oleh keluarga korban, dengan atau tanpa
adanya uang pengampunan atau pembayaran diyat yang diminta oleh keluarga
korban.52
52(Rasooldeen, M. (20ll,Jul 09). Sri Iankan govt prepared to pay blood money to save rizana. McClatchy - Tribune Business News Retrieved from http://search.proquest.com/docview/87SS78268?aocountid=17242) ( diakses pada 14 November 2015)
44
Kasus kedua yaitu Halima Lisa yang terjadi pada tahun 2004 dimana
seorang wanita bemama Halima Lisa (32 tahun) asal Sri lanka membunuh
seorang nenek asal Arab Saudi. Halima bekerja sebagai pembantu rumah tangga
di keluarga Arab Saudi di wilayah AI Rawdah Jeddah. Kasus ini bermula saat
Halima bersama keenam temannya asal Sri Lanka termasuk di antaranya adalah
suaminya sendiri asal India bemama Naushad bermaksud untuk merampok
sebuah rumah milik keluarga Arab Saudi. Halima dinyatakan bersalah karena Ia
bersama suaminya telah mencekik nenek asal Arab Saudi hingga mati, sedangkan
kelima orang lainnya juga dinyatakan bersalah disebabkan telah ikut membantu
merampok. Tiga orang di antaranya, termasuk Halimah dijatuhi hukuman mati,
sementara empat orang lainnya menerima hukuman cambuk 500 kali serta
hukuman penjara selama lima tahun.
Pemerintah Sri lanka mendanai biaya perjalanan untuk Rukiamma,
orangtua terdakwa (Halima). Pemerintah Sri lanka juga mengutus perwakilan
untuk menemui dan meminta maaf kepada keluarga korban dengan dasar
kemanusiaan. Dalam hal ini pemerintah Sri lanka berhasil bemegosiasi dan
mendampingi terdakwa hingga ke tingkat banding. 53
3.4. Kasus Tenaga Kerja Bangladesh
Bangladesh mengirim 6,7 juta pekerjanya ke 140 negara per tahunnya
selama lebih dari 3 dekade sejak 1970-an. Tujuan ke Timur Tengah dan Asia
Tenggara biasanya didominasi pekerja buruh kasar. Tahun 1976 - 2009 jumlah
warga Bangladesh yang menjadi pekerja di luar negeri 6,7 juta (short term
migrant) terutama ke negara Arab. Kebanyakan para pekerja ini adalah laki-laki.
53 (Ramkumar, K. S. (2009, Aug 24). Mother seeks pardon for death-row maid McClatchyTribune Business News Retrieved from http://search.proquest.com/docview/463979639?accountid=17242) (diakses pada 14 November 2015)
45
Perempuan kurang dari 2% (tahun 2008). Hal ini disebabkan adanya pelarangan
bagi pekerja wanita oleh pemerintah Bangladesh. 54
Beberapa kasus tenaga kerja Bangladesh di Timur Tengah, yaitu Kasus yang
melibatkan 11 orang pekerja asal Bangladesh yang dituduh membunuh seorang
penjaga keamanan berkebangsaan Mesir, yaitu: Mohammed Saeed Abdul khaleq
di Riyadh. Pada tanggal 28 April 2007 waktu setempat Mohammed Saeed
menangkap beberapa pekerja asal Bangladesh yang mencoba melarikan diri
setelah mencuri kabel listrik dari asrama tempat mereka tinggal. Pada saat
diinterogasi oleh Saeed, datanglah para pekerja Bangladesh lainnya sehingga
terjadilah keributan yang menyebabkan Saeed (penjaga keamanan) terbunuh.
Presiden Bangladesh lajuddin Ahmed telah menulis surat kepada Raja Arab
Saudi Abdullah bin Abdul Aziz AI Saud untuk meminta grasi atas delapan orang
asal Bangladesh yang didakwa melakukan pembunuhan dan dijatuhi hukuman
mati. lsi dari surat tersebut adalah upaya negosiasi antara pemerintah Arab Saudi
dengan keluarga korban dengan cara menempuh kompensasi dengan membayar
diyat. Meskipun, Presiden Bangladesh telah berulang kali meminta grasi kepada
Raja Arab Saudi. Namun demikian, eksekusi tetap dilaksanakan. Para pekerja asal
Bangladesh yang dijatuhi hukuman mati dengan cara dipancung di depan umum.
Nama-nama para pekerja asal Bangladesh yang dijatuhi hukuman mati adalah
Suman Mia, Mohammad Suman, Mamun Abdul Mannan, Masud Shamsul Haque,
Shafiqullslam, Faruk Jamal, Abu I Hossain dan Matiar Rahman. Tiga orang pekerja
lainnya yaitu Abdus Salam, Masud Rana dan Alam terkena hukuman cambuk dan
penjara selama 12 tahun. 55
54Khawaja A. Mamun dan Hiranya K. Nath, .. Workers' Migration and Remittances in Bangladesh." Journal of Business Strategies. Volwne 27, Nwnber I, him. 30. 55 Saudi arabia executes 8 bangladeshis. (2011, Oct 09). McClatchy- Tribune Business News Retrieved from http://search.proquest.com/docview/896761 0 I O?accountid= 17242) ( diakses pada 14 November 2015)
46
Kasus kedua terjadi pada tahun 2012 ketika dua orang pria asal Bangladesh
dituduh membunuh seorang pria usai merampok pria tersebut di sebuah
kawasan industri di kota Dubai. Kedua orang tersebut dijatuhi hukuman mati.
Namun, dua orang pria asal Bangladesh tersebut lotos dari hukuman mati setelah
berulangkali Pemerintah Bangladesh melakukan negosiasi dengan orangtua
korban. Mereka mendapatkan pengampunan dengan syarat membayar uang
diyat sebesar 200.000 dirham kepada keluarga korban. Kedua pria tersebut pada
akhirnya dijatuhi hukuman 6 tahun penjara. 56
Kasus ketiga terjadi pada tahun 2007 di Uni Emirat Arab {UEA). Enam orang
pekerja asal Bangladesh ditangkap karena telah membunuh pria asal Pakistan.
Enam orang pekerja tersebut dijatuhi hukuman mati. Namun, Pemerintah
Bangladesh memerintahkan para Anggota Parlemen Bangladesh untuk
mengatasi masalah ini. Hasilnya Pemerintah Bangladesh berhasil bernegosiasi
dengan keluarga korban. Meskipun, negosiasi berjalan alot dan berkepanjangan
keluarga korban pada akhirnya memberikan maaf dan bersedia menerima uang
penggantian (diyat). Sehingga enam orang pekerja tersebut terbebas dari
hukuman niati. Kementerian Dalam Negeri Bangladesh membayar uang
pengganti hukuman mati tersebut (diyat) sebesar 111.627 Euro atau setara
dengan 200.000 dirham. Enam orang pekerja asal Bangladesh tersebut harus
mendekam di dalam penjara selama tiga tahun.57
56 (Murderers escape death penalty. (2014, Jan 16). Gulf News Retrieved from http:/ /search.proquest.com/docview/1477613000?accountid= 17242) ( diakses pada 14 November 2015) 57http://www.english.rfi.fr/node/26492 (diakses pada tanggal14 november 2015)
47
BAB4
PERSEPSI PUBUK MENGENAI KASUS DIY AT
Penggantian hukuman matl menjadi pembayaran diyat di Arab Saudi harus
melalul proses pengadilan. Jumlah tebusan sangat bergantung pada
pertimbangan hakim setelah berunding dengan keluarga korban. Secara umum,
hakim akan mempertimbangkan beberapa hal antara lain, orang yang terbukti
secara sah menurut hukum membunuh orang mukmin, dalam kategori sengaja,
tidak disengaja, atau mirip disengaja. Jika keluarga korban merelakan diyat
tersebut, terhukum dan keluarganya tidak wajib membayar diyat tersebut.
Berkenaan dengan pembayaran diyat, Indonesia secara khusus tidak memiliki
badan khusus yang mengkoordinasikan pengumpulan dan pembayaran diyat
untuk WNI yang terkena kasus pelanggaran hukum di luar negeri. Hal ini terlihat
pada beberapa kasus WNI yang harus membayar diyat di Arab Saudi. Dengan
demiklan, Indonesia hanya akan membayar sesuai dengan batas adat istiadat di
negara setempat. Contohnya, jika WNI melakukan pelanggaran hukum di Arab
Saudi dan wajib membayar diyat, maka pemerintah hanya akan membantu
pembayaran senilai 200 ekor unta, atau setara dengan 400 ribu riyal. Namun jika
WNI tersebut adalah korban atau tidak bersalah maka akan dilakukan perjuangan
maksimal sepertl melakukan pembelaan, negoslasi dan penggalangan dana.
Dalam beberapa tahun terakhir, tuntutan besaran jumlah diyat yang
diminta oleh keluarga korban dalam suatu kasus pembunuhan yang dilakukan
oleh WNI yang bekerja di Arab Saudi terus menlngkat secara tajam. Uang diyat
pada kasus Darsem sebesar 2 juta riyal. Tetapi dalam perkembangan terakhir,
permintaan diyat sudah mencapai 7 juta riyal pada kasus Satinah. Melonjaknya
permintaan diyat ini sangat dilematis bagi pemerintah Indonesia. Jika dipenuhi
maka dikhawatirkan angka uang diyat lni akan terus membengkak, tapi
sebaliknya jika tidak dihlraukan, maka nyawa WNI blsa berujung pada kematlan.
48
Tren meningkatnya permintaan jumlah uang diyat ini terlihat pada kasus
pembunuhan yang dilakukan oleh Darsem, dimana keluarga korban meminta
diyat hingga 2 juta riyal dan terus naik dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
hingga saat ini Kemlu terus mengkaji dan mengambil langkah-langkah strategis
terkait dengan besaran uang diyat ini dan berharap agar uang diyat yang diminta
oleh keluarga korban nominalnya tetap wajar.
Pada periode 2011 hingga Maret 2013, sebanyak 116 WNI berhasil
dilepaskan dari ancaman hukuman mati, masing-masing 39 orang di Arab Saudi,
51 orang di Malaysia, 22 orang di RRT, 2 orang di Iran, dan 2 orang di Singapura.
Sementara itu, sampai dengan 13 Maret 2013, sebanyak 233 WNI masih
menjalani proses hukum dengan ancaman hukuman mati, masing-masing 38
orang di Arab Saudi, 181 orang di Malaysia, 11 orang di RRT, 1 orang di Iran, 1
orang di Singapura, dan 1 orang di Brunei Darussalam. Dalam kurun waktu 2007-
2014 total jumlah eksekusi yang telah dilakukan di Arab Saudi sebanyak 502 dan
sejak Januari - Agustus 2015, telah dilakukan sebanyak 126 eksekusi mati di Arab
Saudi.
Secara keseluruhan, jumlah kasus WNI di Arab Saudi yang ditangani oleh
Kemlu berjumlah 8. 799 kasus. Kasus-kasus yang dialami WNI di Arab Saudi pada
umumnya adalah berupa gaji yang tidak dibayar, melarikan diri dari rumah
majikan, hilangnya kontak, meninggal dunia, dan pelanggaran keimigrasian. Sejak
tahun 2011 hingga 2015 Pemerintah Indonesia telah berhasil membebaskan 68
orang WNI dari hukuman mati. Namun demikian, saat ini masih terdapat 24 WNI
yang terancam hukuman mati di Arab Saudi.
Teguh Hendro Cahyono, Direktur Media dan Advokasi BNP2TKI,
mengungkap bahwa kasus-kasus yang menimpa WNI yang bekerja di luar negeri
banyak disebabkan ketidakpuasan para user terhadap kinerja TKI non formal di
luar negeri khususnya Arab Saudi. Hal ini disebabkan perekrutan dan seleksi TKI
49
yang akan ke luar negeri tidak sesuai prosedur dan ketentuan yang ada. Proses
penempatan TKI yang sesuai prosedur dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
Gambar4.1 Proses Penempatan TKI
PROSES PENEMPAT AN TKIOLEH PPTI<IS
Sumber : BNP2TKI
Selain itu, faktor psikologis (kesiapan mental) yang dipengaruhi faktor usia
juga menjadi penyumbang terbesar dalam kasus qishas yang berujung pada
pembayaran diyat. Solusi dari hulu ke hilir yang efektif dan efisien dibutuhkan
dalam menanggulangi dan mengurai persoalan ini. Sebagai upaya perlindungan
WNI, BNP2TKI menawarkan sistem perlindungan WNI dalam 3 tahap,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
Khawaja A dan Hiranya K. Nath, Workers' Migration and Remittance
BangladeshJournal of Business Strategies. Volume 27, Number 1. 29- 52.
Meolong, lexy J. (2007). Metodologl Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Mourkarbel, Nayla. (2009).Sri Lankan Housemaids in Lebanon: A Case of
'SymbolicViolence' and Everyday Forms of Res/stance.Amsterdam:Amsterdam
U niversltyPress.
Muslich, Ahmad Wardi. (2005). Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika. Munajat, Makrus (2004). Dekonstruksi Hukum Pidana Islam. Jogjakarta logun Pustaka.
Munawarsyah., et.al. Analisis yuridis pengaturan besaran diyat terhadap korban konflik di Aceh. Jurnal 1/mu Hukum Pascasarjana Universitas Syah Kuala.
ISSN 2302-0180 Volume 2, No. 2, November 2013.
Neuman, W. L (2000). Social Research Method: Qualitative and Quantitative
Approaches, Fourth edition. Allyn and Bacon, Boston, Massachusetts.
Parthasarathi, Prasannan dan Donald Quataert. Migrant Workers in the Middle
East:lntroduction.lnternational Labor and Working-class History, No. 79,
Spring (2011). 4- 6.
Peiffer, Elizabeth. The Death Penalty in Traditional Islamic law and as
Interpreted inSaudi Arabia and Nigeria, 11 Wm. & Mary J. Women & L. 507
Kholidah Tamaml, M.SI, lahir di Tangerang pada 14 November 1982,
Menempuh pendidikan 51 Hubungan lnternasional pada Universitas Pasundan
Bandung. Peneliti yang saat ini concern mengkaji perkembangan Islam di
Scandinavia ini menyelesaikan 52-nya pada Politik Hubungan lnternasional di
PSKTTI PPS Universitas Indonesia dengan tesis yang berjudul Peran Militer
Indonesia Dalam Pemeliharaan Perdamaian di libanon Selatan.
Mellla lrawan, M.SI, Menempuh pendidikan 51 pada jurusan Sastra Arab,
Fakultas llmu Pengetahuan Budaya dan 52 Politik dan Hubungan lnternasional,
PSKTTI PPS Universitas Indonesia. Peneliti yang hobinya diskusi ini, meneliti
tentang kontribusi perempuan di ranah sosial politi Arab Saudi pada tesisnya
yang berjudul Transformasi Kebijakan Pemerintah Arab Saudi sejak Tahun 2005.
80
Muhammad Sukma N, M.SI, lahir di Jakarta, Menempuh pendidikan 51 pada llmu Politik, FI51P Ul dan 52 pada Ekonomi Keuangan 5yariah, P5KTTI PP5 Universitas Indonesia.
Sullstyawatl, M.Si, Menempuh pendidikan 51 bidang Ekonomi dan 52 pada Ekonomi Keuangan 5yariah, PSKTTI PP5 Universitas Indonesia. Aktif dalam kontribusi di berbagai jurnal, konferensi dan seminar ini telah melahirkan beberapa buku.
Rlzqi Maullda A, M.SI, Lahir di Jakarta pada 14 Oktober. Menempuh pendidikan 51 pada 5astra Arab, FIB Ul dengan judul skripsi "Aspek Cinta dalam tiga puisl
5yekh Fattah" dan 52 pada Kajian Islam dan Psikologi, P5KTTI PP5 Ul. Untuk korespondensi via email: [email protected]
81
• PENGIRIMANTENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUARNEGERI
FA1WA
MUSYAWARAH NASIONAL VI MA.JELIS ULAMA INDONESIA
NOMOR: 7/MUNAS VI/MUI/2000 TentaDg
PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI
Musyawarah Nasional VI Majelis U1ama Indonesia yang berlangsung pada tanggal23-27 Rabi'ul Akhir 1421 H./25-29 Juli 2000 M. dan membahas tentang Pengiriman Tenaga Keija Wanita (TKW) ke Luar Negeri, setelah :
Menimbang: 1. bahwa kepergian wanita meninggalkan keluarga untuk bekeJ.ja ke luar kota atau ke luar negeri tanpa mahram merupakan tindakan yang tidak sejalan deogan ajaran agama Islam;
2. bahwa pengiri.man TKW ke luar negeri sampai sekarang belum ada jaminan perlindungan keamanan dan kebormatan perempuan, bahkan justru mendorong timbulnya tindakan pelecehan terhadap martabat wanita dan bangsa Indonesia;
3. bahwa kebutuhan dan keperluan bekeJ.ja di luar kota dan luar negeri merupakan
387
BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
tindakan terpaksa untuk memenuhi kebutuhan minimal hidup dan karena keterbatasan lapangan keija di Indonesia;
4. bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentangpengiriman TKW.
Memperhatikan : Pendapat dan saran-saran peserta sidangf Munas.
Mengingat:
388
1. Firman Allah SWI' QS. an-Nur [24]: 31 tentang perempuan hams menjaga kehormatannya dan larangan memperlihatkan keindahannya kecuali kepada mahramnya dan orang tertentu saja;
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaldah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
HIMPUNAN FATWA MAJEUS ULAMA INOONESJA
dan bendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlab menampakkan perbiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka. atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka. atau puteraputera saudara lelaki mereka, atau puteraputera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka milild, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terbadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganJab mereka memukulkan kakinya agar diketahui perbiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlab kamu sekalian kepada Allah bai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
2. Hadis Nabi SAW: ,,. • , , • f .. • ' , 1'~ ),t:J 'Jj r-;.;. ~ ~J '11 ; ;\t ~:, iJ~'l . , ,
<rl-J !$.)~' •1J.J) r-;.;. :;~ ~ ~1 . ,
"Seorang laki-lalci tidalc boleh berduaduaan dengan seorang perem.puan kecuali disertai mahramnya dan perempuan tidalc boleh bepergian kecuali bersama mahramnya (HR. Bukhari dan Muslim);
• f ~~~~ • f r:!._• '. • f l6.• ~ r:::: ~1 ~~ 1,1 i.~ J '"t"', J ,.... J.) J .J! ...-J - r
,_L-.. I ,.._;_ ·• '•; • f .-.~f ~ •J.J) ~ r.r- .Y J ...... .
"Seorang perem.puan yang beriman kepada Allah dan HariAkhir tidalc halal melakukan per:jalanan selama tiga hari atau lebih kecuali disertai ayah, suami, analc, ibu, atau mahramnya• (HR. Muslim);
~ajat(hbutuhansekunder)yangmasyhur menempati darurat, dan kondisi darurat membolehkan hal-hal yang dilarang ( diharamkan);
MEMUTUSKAN
Menetapkan: FA'IWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PENGIRIMAN TENAGA KER.JA WANITA (TKW) KE LUARNEGERI
1. Perempuan yang meninggalkan keluarga untuk bek.elja ke luar kota atau ke luar negeri, pada prinsipnya, boleh sepanjang disertai mahram, keluarga a tau lembaga/ kelompok perempuan terpercaya (niswah tsiqah).
2. Jika tidak disertai mahram (keluarga) atau niswah tsiqah, hukumnya haram, kecuali dalam keadaan darurat yang benarbenar bisa dipertanggungjawabkan secara syar'iy, qanuniy, dan •adiy, serta dapat menjamin keamanan dan kehormatan tenaga kelja wanita.
3. Hukum haram berlaku pula kepada pihak-pihak, lembaga atau perorangan yang mengirimkan atau terhoat dengan pengiriman TKW seperti dimaksud angka 2; demikian juga pihak yang menerimanya.
4. Mewajibkan kepada pemerintah, lembaga dan pihak terkait lainnya dalam pengiriman TKW untuk menjamin dan melindungi keamanan dan kehormatan TKW, serta membentuk kelompok/
390
HIMPUNAN FATWAMAJEUS lJl.AMA INDONESIA
lembaga perlindungan hukum atau kelompok niswah tsiqah di setiap negara tertentu, serta kota-kota tertentu untuk menjamin dan melindungi keamanan serta kehormatan TKW.
s. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
6. .Agar setiap orang dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini.