Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 i Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam pelaksanaan Renstra Kementerian Pertanian periode 2010-2014. Kementerian Pertanian pada periode 2010-2014 telah menetapkan 4 (empat) sasaran utama/target sukses pembangunan pertanian, yaitu: (1) Tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan; (2) Peningkatan diversifikasi pangan; (3) Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor; dan (4) Peningkatan kesejahteraan petani. Keempat sasaran tersebut diupayakan pencapaiannya melalui 12 (dua belas) program pembangunan pertanian, yaitu: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; (4) Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal; (5) Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian; (6) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran, dan Ekspor Hasil Pertanian; (7) Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat; (8) Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing; (9) Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani, (10) Peningkatan Kualitas Perkarantinaan dan Pengawasan Keamanan Hayati; (11) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian; dan (12) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. Dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel, maka pelaksanaan pembangunan pertanian, tata kelola manajemen, dan sistem akuntabilitas kinerja pemerintah yang berbasis kinerja harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pertanian. Sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka hasil capaian kinerja pembangunan pertanian sepatutnya dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada publik melalui Laporan Kinerja. Buku Laporan Kinerja Kementerian Pertanian tahun 2014 ini merupakan cerminan akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian selama tahun 2014 dalam rangka pencapaian sasaran, yang dilaksanakan dalam bentuk program dan kegiatan Kementerian Pertanian. Kami menyadari bahwa selain berbagai keberhasilan yang telah dicapai hingga tahun 2014, masih terdapat kendala, permasalahan, dan hambatan yang perlu mendapat perhatian serius dan segera ditindaklanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan pembangunan pertanian ke depan. Tentu saja kita semua berharap kinerja yang akan datang dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia, serta mengatasi semaksimal mungkin permasalahan yang terjadi dalam upaya mencapai kinerja Kementerian Pertanian yang lebih baik, benar, transparan, dan akuntabel.
164
Embed
Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/lap kinerja kementerian...(3) Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dan gizi termasuk diversifikasi pangan; (4) Meningkatkan nilai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 i
Kementerian Pertanian
KATA PENGANTAR
Pembangunan pertanian tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam pelaksanaan Renstra Kementerian Pertanian periode 2010-2014. Kementerian Pertanian pada periode 2010-2014 telah menetapkan 4 (empat) sasaran utama/target sukses pembangunan pertanian, yaitu: (1) Tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan; (2) Peningkatan diversifikasi pangan; (3) Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor; dan (4) Peningkatan kesejahteraan petani.
Keempat sasaran tersebut diupayakan pencapaiannya melalui 12 (dua belas) program pembangunan pertanian, yaitu: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; (4) Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal; (5) Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian; (6) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran, dan Ekspor Hasil Pertanian; (7) Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat; (8) Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing; (9) Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani, (10) Peningkatan Kualitas Perkarantinaan dan Pengawasan Keamanan Hayati; (11) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian; dan (12) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel, maka pelaksanaan pembangunan pertanian, tata kelola manajemen, dan sistem akuntabilitas kinerja pemerintah yang berbasis kinerja harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pertanian.
Sejalan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka hasil capaian kinerja pembangunan pertanian sepatutnya dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada publik melalui Laporan Kinerja.
Buku Laporan Kinerja Kementerian Pertanian tahun 2014 ini merupakan cerminan akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian selama tahun 2014 dalam rangka pencapaian sasaran, yang dilaksanakan dalam bentuk program dan kegiatan Kementerian Pertanian. Kami menyadari bahwa selain berbagai keberhasilan yang telah dicapai hingga tahun 2014, masih terdapat kendala, permasalahan, dan hambatan yang perlu mendapat perhatian serius dan segera ditindaklanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan pembangunan pertanian ke depan. Tentu saja kita semua berharap kinerja yang akan datang dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia, serta mengatasi semaksimal mungkin permasalahan yang terjadi dalam upaya mencapai kinerja Kementerian Pertanian yang lebih baik, benar, transparan, dan akuntabel.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014ii
Kementerian Pertanian
Keberhasilan dan pencapaian kinerja Kementerian Pertanian selama tahun 2014 adalah hasil kerjasama seluruh jajaran Kementerian Pertanian serta dukungan pemangku kepentingan di pusat dan daerah, baik institusi Pemerintah, Swasta, maupun Petani. Besar harapan kami Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 ini dapat memberikan gambaran kinerja Kementerian Pertanian dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sebagai akhir dari pengantar ini kami mengajak semua pihak untuk bekerja keras, cerdas, jujur, dan ikhlas dengan semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing guna mendukung keberhasilan pembangunan pertanian ke depan.
A
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme; Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Pertanian periode 2010-2014. Dalam implementasinya Renstra 2010-2014 tersebut ditindaklanjuti dengan merumuskan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014, Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Penetapan Kinerja (PK) tahun 2014.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, yang ditindaklajuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, telah ditetapkan tugas dan fungsi unit-unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertanian dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Menteri Pertanian selaku pimpinan Kementerian Pertanian dibantu oleh Wakil Menteri Pertanian dan didukung oleh beberapa unit Eselon I, yaitu: (1) Sekretariat Jenderal; (2) Inspektorat Jenderal; (3) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; (4) Direktorat Jenderal Hortikultura; (5) Direktorat Jenderal Perkebunan; (6) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan; (7) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian; (8) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; (9) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; (10) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian; (11) Badan Ketahanan Pangan; (12) Badan Karantina Pertanian; (13) Staf Ahli Bidang Lingkungan; (14) Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian; (15) Staf Ahli Bidang Kerja Sama Internasional; (16) Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi; dan (17) Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian. Selain itu juga ada beberapa Eselon II yang langsung berada di bawah Menteri Pertanian, yaitu: (1) Pusat Kerjasama Luar Negeri; (2) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian; serta (3) Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.
Dalam tatalaksana organisasi Kementerian Pertanian, koordinasi dan pembinaan Pusat Kerjasama Luar Negeri, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, serta Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian berada dibawah Sekretariat Jenderal. Sementara itu koordinasi dan pembinaan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian serta
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 iii
Kementerian Pertanian
Keberhasilan dan pencapaian kinerja Kementerian Pertanian selama tahun 2014 adalah hasil kerjasama seluruh jajaran Kementerian Pertanian serta dukungan pemangku kepentingan di pusat dan daerah, baik institusi Pemerintah, Swasta, maupun Petani. Besar harapan kami Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 ini dapat memberikan gambaran kinerja Kementerian Pertanian dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sebagai akhir dari pengantar ini kami mengajak semua pihak untuk bekerja keras, cerdas, jujur, dan ikhlas dengan semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing guna mendukung keberhasilan pembangunan pertanian ke depan.
A
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme; Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Pertanian periode 2010-2014. Dalam implementasinya Renstra 2010-2014 tersebut ditindaklanjuti dengan merumuskan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014, Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Penetapan Kinerja (PK) tahun 2014.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, yang ditindaklajuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, telah ditetapkan tugas dan fungsi unit-unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertanian dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Menteri Pertanian selaku pimpinan Kementerian Pertanian dibantu oleh Wakil Menteri Pertanian dan didukung oleh beberapa unit Eselon I, yaitu: (1) Sekretariat Jenderal; (2) Inspektorat Jenderal; (3) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; (4) Direktorat Jenderal Hortikultura; (5) Direktorat Jenderal Perkebunan; (6) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan; (7) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian; (8) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; (9) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; (10) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian; (11) Badan Ketahanan Pangan; (12) Badan Karantina Pertanian; (13) Staf Ahli Bidang Lingkungan; (14) Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian; (15) Staf Ahli Bidang Kerja Sama Internasional; (16) Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi; dan (17) Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian. Selain itu juga ada beberapa Eselon II yang langsung berada di bawah Menteri Pertanian, yaitu: (1) Pusat Kerjasama Luar Negeri; (2) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian; serta (3) Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.
Dalam tatalaksana organisasi Kementerian Pertanian, koordinasi dan pembinaan Pusat Kerjasama Luar Negeri, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, serta Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian berada dibawah Sekretariat Jenderal. Sementara itu koordinasi dan pembinaan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian serta
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014iv
Kementerian Pertanian
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Dalam melaksanakan pembangunan Jangka Menengah (2010-2014), Kementerian Pertanian menetapkan Visi “Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor, dan Kesejahteraan Petani”.
Untuk mewujudkan Visi tersebut Kementerian Pertanian menetapkan sepuluh Misi, yaitu: (1) Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis; (2) Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan; (3) Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan; (4) Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan IPTEK dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi; (5) Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) dikonsumsi; (6) Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri; (7) Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan; (8) Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional, dan internasional; (9) Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur, dan berkeadilan; dan (10) Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional.
Tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014 adalah: (1) Mewujudkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal; (2) Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan; (3) Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dan gizi termasuk diversifikasi pangan; (4) Meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian; dan (5) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Dalam Renstra Kementerian Pertanian (edisi Revisi), empat sasaran utama telah ditetapkan untuk dicapai oleh Kementerian Pertanian dalam periode 5 (lima) tahun (2010-2014). Sasaran Pertama Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Pencapaian swasembada difokuskan pada komoditas kedelai, gula, dan daging sapi dengan indikator kinerja produksi tahun 2014 masing-masing untuk kedelai 2,70 juta ton, gula 3,45 juta ton, dan daging sapi 660 ribu ton karkas. Sementara itu, pencapaian swasembada berkelanjutan difokuskan pada mempertahankan dan meningkatkan kualitas swasembada padi dan jagung yang sudah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya, di mana sasaran produksi padi di tahun 2014 sebesar 76,57 juta ton dan jagung 29,0 juta ton pipilan kering. Dalam perkembangannya sasaran produksi tahun 2014 berubah seiring dengan perubahan Road Map pencapaian produksi dan tidak terpenuhinya asumsi seperti ketersediaan lahan. Perubahan sasaran produksi tersebut antara lain jagung menjadi 20,82 juta ton, kedelai 1,5 juta ton, gula menjadi 3,1 juta ton, dan daging sapi menjadi 530 ribu ton. Sasaran kedua adalah Peningkatan
Diversifikasi Pangan, meliputi penurunan konsumsi beras per kapita sekurang-kurangnya 1,50 persen per tahun dan skor Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi 93,30 di tahun 2014. Sasaran ketiga adalah Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor, meliputi tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikat wajib); meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan menjadi 50%; pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor; memenuhi sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri; dan meningkatkan surplus neraca perdagangan menjadi US$54,5 miliar pada tahun 2014. Selanjutnya, untuk sasaran keempat
Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, dan Sasaran tersebut, Kementerian Pertanian menyusun arah dan kebijakan pembangunan pertanian 2010-2014 yaitu: (1) Melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya, antara lain bantuan benih/bibit unggul, subsidi pupuk, bantuan/fasilitasi alsintan, Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), dan pola sekolah lapang lainnya; (2) Melanjutkan dan memperkuat kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), Sarjana Membangun Desa (SMD), Penggerak Membangun Desa (PMD), dan rekruitmen tenaga pendamping lapang guna mempercepat pertumbuhan industri pertanian di perdesaan; (3) Pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, telur, dan gula konsumsi melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan; (4) Pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, dan gula industri; (5) Peningkatan produksi susu segar, buah lokal, dan produk-produk substitusi komoditas impor; (6) Peningkatan kualitas dan kuantitas public goods melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi, embung, jalan desa, dan jalan usahatani; (7) Jaminan penguasaan lahan produktif; (8) Pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani; (9) Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan nasional; (10) Pemberdayaan masyarakat petani miskin melalui bantuan sarana, pelatihan, dan pendampingan; (11) Penguatan akses petani terhadap IPTEK, pasar, dan permodalan berbunga rendah; (12) Mendorong minat investasi pertanian dan kemitraan usaha melalui promosi yang intensif dan dukungan iklim usaha yang kondusif; (13) Pembangunan kawasan komoditas unggulan terpadu secara vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usahatani produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional; (14) Pengembangan bio-energi berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM; (15) Pengembangan investasi pangan dan pembangunan lumbung pangan masyarakat untuk mengatasi rawan pangan dan stabilisasi harga di sentra produksi; (16) Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan dan hewan secara terpadu; (17) Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional; (18) Penguatan sistem perkarantinaan pertanian; (19) Penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-ekosistem setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan petani; (20) Pengembangan industri
adalah Peningkatan Kesejahteraan Petani, meliputi pendapatan per kapita pertanian Rp7,93 juta di tahun 2014, rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita 11,10 persen per tahun, dan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 115-120.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 v
Kementerian Pertanian
Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Dalam melaksanakan pembangunan Jangka Menengah (2010-2014), Kementerian Pertanian menetapkan Visi “Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor, dan Kesejahteraan Petani”.
Untuk mewujudkan Visi tersebut Kementerian Pertanian menetapkan sepuluh Misi, yaitu: (1) Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis; (2) Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan; (3) Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan; (4) Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan IPTEK dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi; (5) Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) dikonsumsi; (6) Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri; (7) Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan; (8) Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional, dan internasional; (9) Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur, dan berkeadilan; dan (10) Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional.
Tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian Pertanian dalam kurun waktu 2010-2014 adalah: (1) Mewujudkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal; (2) Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan; (3) Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dan gizi termasuk diversifikasi pangan; (4) Meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian; dan (5) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Dalam Renstra Kementerian Pertanian (edisi Revisi), empat sasaran utama telah ditetapkan untuk dicapai oleh Kementerian Pertanian dalam periode 5 (lima) tahun (2010-2014). Sasaran Pertama Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Pencapaian swasembada difokuskan pada komoditas kedelai, gula, dan daging sapi dengan indikator kinerja produksi tahun 2014 masing-masing untuk kedelai 2,70 juta ton, gula 3,45 juta ton, dan daging sapi 660 ribu ton karkas. Sementara itu, pencapaian swasembada berkelanjutan difokuskan pada mempertahankan dan meningkatkan kualitas swasembada padi dan jagung yang sudah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya, di mana sasaran produksi padi di tahun 2014 sebesar 76,57 juta ton dan jagung 29,0 juta ton pipilan kering. Dalam perkembangannya sasaran produksi tahun 2014 berubah seiring dengan perubahan Road Map pencapaian produksi dan tidak terpenuhinya asumsi seperti ketersediaan lahan. Perubahan sasaran produksi tersebut antara lain jagung menjadi 20,82 juta ton, kedelai 1,5 juta ton, gula menjadi 3,1 juta ton, dan daging sapi menjadi 530 ribu ton. Sasaran kedua adalah Peningkatan
Diversifikasi Pangan, meliputi penurunan konsumsi beras per kapita sekurang-kurangnya 1,50 persen per tahun dan skor Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi 93,30 di tahun 2014. Sasaran ketiga adalah Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor, meliputi tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikat wajib); meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan menjadi 50%; pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor; memenuhi sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri; dan meningkatkan surplus neraca perdagangan menjadi US$54,5 miliar pada tahun 2014. Selanjutnya, untuk sasaran keempat
Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, dan Sasaran tersebut, Kementerian Pertanian menyusun arah dan kebijakan pembangunan pertanian 2010-2014 yaitu: (1) Melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya, antara lain bantuan benih/bibit unggul, subsidi pupuk, bantuan/fasilitasi alsintan, Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), dan pola sekolah lapang lainnya; (2) Melanjutkan dan memperkuat kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), Sarjana Membangun Desa (SMD), Penggerak Membangun Desa (PMD), dan rekruitmen tenaga pendamping lapang guna mempercepat pertumbuhan industri pertanian di perdesaan; (3) Pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, telur, dan gula konsumsi melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan; (4) Pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, dan gula industri; (5) Peningkatan produksi susu segar, buah lokal, dan produk-produk substitusi komoditas impor; (6) Peningkatan kualitas dan kuantitas public goods melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi, embung, jalan desa, dan jalan usahatani; (7) Jaminan penguasaan lahan produktif; (8) Pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani; (9) Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan nasional; (10) Pemberdayaan masyarakat petani miskin melalui bantuan sarana, pelatihan, dan pendampingan; (11) Penguatan akses petani terhadap IPTEK, pasar, dan permodalan berbunga rendah; (12) Mendorong minat investasi pertanian dan kemitraan usaha melalui promosi yang intensif dan dukungan iklim usaha yang kondusif; (13) Pembangunan kawasan komoditas unggulan terpadu secara vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usahatani produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional; (14) Pengembangan bio-energi berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM; (15) Pengembangan investasi pangan dan pembangunan lumbung pangan masyarakat untuk mengatasi rawan pangan dan stabilisasi harga di sentra produksi; (16) Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan dan hewan secara terpadu; (17) Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional; (18) Penguatan sistem perkarantinaan pertanian; (19) Penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-ekosistem setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan petani; (20) Pengembangan industri
adalah Peningkatan Kesejahteraan Petani, meliputi pendapatan per kapita pertanian Rp7,93 juta di tahun 2014, rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita 11,10 persen per tahun, dan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 115-120.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014vi
Kementerian Pertanian
hilir pertanian di perdesaan yang berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota; (21) Berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak kepada petani seperti perlindungan tarif dan non tarif perdagangan internasional, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi; (22) Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis; dan (23) Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance.
Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian tahun 2010-2014 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang bernaung di bawah 12 (dua belas) program pembangunan pertanian, yaitu: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; (4) Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal; (5) Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian; (6) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian; (7) Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat; (8) Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing; (9) Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani; (10) Peningkatan Kualitas Perkarantinaan dan Pengawasan Keamanan Hayati; (11) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian; dan (12) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Pada tahun 2014, empat sasaran utama (target sukses) rencana strategis Kementerian Pertanian 2010-2014 tersebut dijabarkan dalam bentuk 14 indikator kinerja yang kemudian secara rinci (dengan mempertimbangkan kondisi pagu anggaran tahun 2014) dituangkan dalam bentuk Penetapan Kinerja (PK) Kementerian Pertanian.
Tahun 2014 Kementerian Pertanian mengelola APBN sektoral (BA.018) sebesar Rp14.238.721.451.000,00 yang dialokasikan di pusat dan daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia dengan jumlah DIPA Satker sebanyak 1.619 DIPA Satker. Realisasi penyerapan sampai dengan 31 Desember 2014 mencapai Rp13.251.063.952.569,00 atau 93,06%.
Dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2014 ditetapkan Indikator Kinerja dan target sebagai berikut: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (swasembada kedelai, gula, dan daging sapi serta swasembada berkelanjutan padi dan jagung) dengan target produksi: kedelai sebesar 1,00 juta ton, gula sebesar 2,79 juta ton, daging sapi sebesar 460 ribu ton, padi sebesar 72,30 juta ton, serta jagung sebesar 19,00 juta ton; (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan (persentase penurunan konsumsi beras per kapita tahun sebesar 1,50% dan membaiknya Skor Pola Pangan Harapan/PPH menjadi sebesar 82,5); (3) Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor (tersertifikasinya produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet sebesar 50%; meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan sebesar 35%; meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu sebesar 11%; meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri sebesar 10%; dan surplus neraca
perdagangan sebesar USD23 Miliar); serta (4) Meningkatnya Kesejahteraan Petani (persentase pertumbuhan pendapatan petani per kapita sebesar 11,10% dan Nilai Tukar Petani/NTP sebesar 110-115).
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 14 sasaran indikator kinerja utama sebagian besar sasaran kinerja cukup berhasil hingga sangat berhasil (Sangat berhasil 5 indikator, berhasil 5 indikator, 1 indikator cukup berhasil, dan kurang berhasil 3 indikator).
Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu: (1) Produksi Jagung mencapai 19,13 juta ton dari target 19,00 juta ton (100,68%); (2) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai 83,4 dari target 82,5 (101,09%); (3) Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet mencapai 71,87% dari target 50% (143,74%); (4) Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri mencapai 33,33% dari target 10% (334,10%); dan (5) Pertumbuhan pendapatan per kapita petani mencapai 11,41% dari target 11,10% (102,79%).
Indikator kinerja yang berhasil yaitu: (1) Peningkatan produksi gula mencapai 2,63 juta ton dari target 2,79 juta ton (94,34%); (2) Produksi daging sapi mencapai 370 ribu ton dari target 460 ribu ton (80,43%); (3) Produksi padi mencapai 70,61 juta ton GKG dari target 72,30 juta ton GKG (97,60%); (4) Produksi kedelai mencapai 920 ribu ton dari target 1,00 juta ton (92,10%); dan (5) Nilai Tukar Petani mencapai 107,37 dari target 110-115 (97,61%). Indikator kinerja yang cukup berhasil yaitu Surplus neraca perdagangan sebesar US$15,19 miliar dari target US$23 miliar (66,04%).
Indikator kinerja yang kurang berhasil yaitu: (1) Penurunan konsumsi beras per kapita tiap tahun mencapai 0,10% dari target 1,5% (6,67%); (2) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan mencapai 8,86% dari target sebesar 35% (25,31%); dan (3) Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu mencapai 3,10% dari target 11% (28,18%).
Secara umum, pembangunan pertanian pada tahun 2014 mengalami kemajuan, namun masih ditemui kendala/hambatan, meliputi aspek: (1) Administrasi dan Manajemen; (2) Sumber Daya Manusia; dan (3) Teknis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ditempuh berbagai upaya, antara lain: (1) Perbaikan sistem perencanaan kinerja; (2) Pembinaan dan pelatihan kepada petugas dan petani; (3) Peningkatan penggunaan sumberdaya lokal; (4) Penurunan porsi penggunaan komoditas atau bahan baku impor; (5) Promosi pemasaran hasil, baik domestik maupun internasional; (6) Merubah perilaku usaha dari paradigma yang berorientasi produk pada paradigma berorientasi pasar; dan (7) Peningkatan koordinasi dan penggalangan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 vii
Kementerian Pertanian
hilir pertanian di perdesaan yang berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota; (21) Berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak kepada petani seperti perlindungan tarif dan non tarif perdagangan internasional, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi; (22) Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis; dan (23) Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance.
Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian tahun 2010-2014 telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang bernaung di bawah 12 (dua belas) program pembangunan pertanian, yaitu: (1) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; (4) Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal; (5) Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian; (6) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian; (7) Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat; (8) Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing; (9) Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani; (10) Peningkatan Kualitas Perkarantinaan dan Pengawasan Keamanan Hayati; (11) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian; dan (12) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Pada tahun 2014, empat sasaran utama (target sukses) rencana strategis Kementerian Pertanian 2010-2014 tersebut dijabarkan dalam bentuk 14 indikator kinerja yang kemudian secara rinci (dengan mempertimbangkan kondisi pagu anggaran tahun 2014) dituangkan dalam bentuk Penetapan Kinerja (PK) Kementerian Pertanian.
Tahun 2014 Kementerian Pertanian mengelola APBN sektoral (BA.018) sebesar Rp14.238.721.451.000,00 yang dialokasikan di pusat dan daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia dengan jumlah DIPA Satker sebanyak 1.619 DIPA Satker. Realisasi penyerapan sampai dengan 31 Desember 2014 mencapai Rp13.251.063.952.569,00 atau 93,06%.
Dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2014 ditetapkan Indikator Kinerja dan target sebagai berikut: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (swasembada kedelai, gula, dan daging sapi serta swasembada berkelanjutan padi dan jagung) dengan target produksi: kedelai sebesar 1,00 juta ton, gula sebesar 2,79 juta ton, daging sapi sebesar 460 ribu ton, padi sebesar 72,30 juta ton, serta jagung sebesar 19,00 juta ton; (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan (persentase penurunan konsumsi beras per kapita tahun sebesar 1,50% dan membaiknya Skor Pola Pangan Harapan/PPH menjadi sebesar 82,5); (3) Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor (tersertifikasinya produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet sebesar 50%; meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan sebesar 35%; meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu sebesar 11%; meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri sebesar 10%; dan surplus neraca
perdagangan sebesar USD23 Miliar); serta (4) Meningkatnya Kesejahteraan Petani (persentase pertumbuhan pendapatan petani per kapita sebesar 11,10% dan Nilai Tukar Petani/NTP sebesar 110-115).
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 14 sasaran indikator kinerja utama sebagian besar sasaran kinerja cukup berhasil hingga sangat berhasil (Sangat berhasil 5 indikator, berhasil 5 indikator, 1 indikator cukup berhasil, dan kurang berhasil 3 indikator).
Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu: (1) Produksi Jagung mencapai 19,13 juta ton dari target 19,00 juta ton (100,68%); (2) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) mencapai 83,4 dari target 82,5 (101,09%); (3) Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet mencapai 71,87% dari target 50% (143,74%); (4) Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri mencapai 33,33% dari target 10% (334,10%); dan (5) Pertumbuhan pendapatan per kapita petani mencapai 11,41% dari target 11,10% (102,79%).
Indikator kinerja yang berhasil yaitu: (1) Peningkatan produksi gula mencapai 2,63 juta ton dari target 2,79 juta ton (94,34%); (2) Produksi daging sapi mencapai 370 ribu ton dari target 460 ribu ton (80,43%); (3) Produksi padi mencapai 70,61 juta ton GKG dari target 72,30 juta ton GKG (97,60%); (4) Produksi kedelai mencapai 920 ribu ton dari target 1,00 juta ton (92,10%); dan (5) Nilai Tukar Petani mencapai 107,37 dari target 110-115 (97,61%). Indikator kinerja yang cukup berhasil yaitu Surplus neraca perdagangan sebesar US$15,19 miliar dari target US$23 miliar (66,04%).
Indikator kinerja yang kurang berhasil yaitu: (1) Penurunan konsumsi beras per kapita tiap tahun mencapai 0,10% dari target 1,5% (6,67%); (2) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan mencapai 8,86% dari target sebesar 35% (25,31%); dan (3) Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu mencapai 3,10% dari target 11% (28,18%).
Secara umum, pembangunan pertanian pada tahun 2014 mengalami kemajuan, namun masih ditemui kendala/hambatan, meliputi aspek: (1) Administrasi dan Manajemen; (2) Sumber Daya Manusia; dan (3) Teknis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ditempuh berbagai upaya, antara lain: (1) Perbaikan sistem perencanaan kinerja; (2) Pembinaan dan pelatihan kepada petugas dan petani; (3) Peningkatan penggunaan sumberdaya lokal; (4) Penurunan porsi penggunaan komoditas atau bahan baku impor; (5) Promosi pemasaran hasil, baik domestik maupun internasional; (6) Merubah perilaku usaha dari paradigma yang berorientasi produk pada paradigma berorientasi pasar; dan (7) Peningkatan koordinasi dan penggalangan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014viii
Kementerian Pertanian
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................... i IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................................................... x DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................................................ x BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................................... 1 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan .......................................................................................... 2 1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian ..................................................................... 3 1.4 Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian ......................................................................................... 11 1.5 Dukungan Anggaran ................................................................................................................................ 11
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................................................................................... 12 2.1 Rencana Strategik 2010-2014 .................................................................................................................... 12
2.1.1 Visi ..................................................................................................................................................... 13 2.1.2 Misi ................................................................................................................................................... 13 2.1.3 Tujuan dan Sasaran ........................................................................................................................... 13 2.1.4 Arah Kebijakan Kementerian Pertanian ............................................................................................ 15 2.1.5 Program dan Kegiatan ...................................................................................................................... 18
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ............................................................................................ 18 2.3 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 ......................................................................................................... 19
2.3.2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan................................................................................................... 26 2.3.3 Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor ...................................................................... 27 2.3.4 Peningkatan Kesejahteraan Petani .................................................................................................. 28
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN .................................................................................... 29 3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran .................................................................................... 29 3.2. Pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2014 ........................................................... 29 3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 ................................................. 30
3.3.1 Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ................................................................................. 30 3.3.1.1 Produksi Kedelai .................................................................................................................... 30 3.3.1.2 Produksi Gula ......................................................................................................................... 33 3.3.1.3 Produksi Daging Sapi ............................................................................................................. 37 3.3.1.4 Produksi Padi ......................................................................................................................... 43 3.3.1.5 Produksi Jagung .................................................................................................................... 47 3.3.1.6 Dukungan dalam Upaya Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ............ 50
3.3.2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan .................................................................................................. 60 3.3.2.1 Persentase Penurunan Konsumsi Beras Per Kapita Tiap Tahun .............................................. 60 3.3.2.2 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) .......................................................................................... 64
3.3.3 Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor ........................................................................... 67 3.3.3.1 Tersertifikasinya Semua Produk Organik, Kakao Fermentasi, dan Bahan Olahan Karet ........ 67 3.3.3.2 Meningkatnya Produk Olahan yang Diperdagangkan........................................................... 73 3.3.3.3 Meningkatnya Produksi Tepung-tepungan untuk Mensubsitusi Gandum/Terigu Impor ....... 75 3.3.3.4 Meningkatnya Sarana Pengolahan Kakao Fermentasi Bermutu untuk Industri Coklat
Dalam Negeri ....................................................................................................................... 77 3.3.3.5 Surplus Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian ............................................................. 79
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 ix
Kementerian Pertanian
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................... i IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................................................... x DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................................................ x BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................................... 1 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan .......................................................................................... 2 1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian ..................................................................... 3 1.4 Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian ......................................................................................... 11 1.5 Dukungan Anggaran ................................................................................................................................ 11
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................................................................................... 12 2.1 Rencana Strategik 2010-2014 .................................................................................................................... 12
2.1.1 Visi ..................................................................................................................................................... 13 2.1.2 Misi ................................................................................................................................................... 13 2.1.3 Tujuan dan Sasaran ........................................................................................................................... 13 2.1.4 Arah Kebijakan Kementerian Pertanian ............................................................................................ 15 2.1.5 Program dan Kegiatan ...................................................................................................................... 18
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 ............................................................................................ 18 2.3 Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 ......................................................................................................... 19
2.3.2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan................................................................................................... 26 2.3.3 Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor ...................................................................... 27 2.3.4 Peningkatan Kesejahteraan Petani .................................................................................................. 28
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN .................................................................................... 29 3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran .................................................................................... 29 3.2. Pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2014 ........................................................... 29 3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 ................................................. 30
3.3.1 Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ................................................................................. 30 3.3.1.1 Produksi Kedelai .................................................................................................................... 30 3.3.1.2 Produksi Gula ......................................................................................................................... 33 3.3.1.3 Produksi Daging Sapi ............................................................................................................. 37 3.3.1.4 Produksi Padi ......................................................................................................................... 43 3.3.1.5 Produksi Jagung .................................................................................................................... 47 3.3.1.6 Dukungan dalam Upaya Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ............ 50
3.3.2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan .................................................................................................. 60 3.3.2.1 Persentase Penurunan Konsumsi Beras Per Kapita Tiap Tahun .............................................. 60 3.3.2.2 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) .......................................................................................... 64
3.3.3 Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor ........................................................................... 67 3.3.3.1 Tersertifikasinya Semua Produk Organik, Kakao Fermentasi, dan Bahan Olahan Karet ........ 67 3.3.3.2 Meningkatnya Produk Olahan yang Diperdagangkan........................................................... 73 3.3.3.3 Meningkatnya Produksi Tepung-tepungan untuk Mensubsitusi Gandum/Terigu Impor ....... 75 3.3.3.4 Meningkatnya Sarana Pengolahan Kakao Fermentasi Bermutu untuk Industri Coklat
Dalam Negeri ....................................................................................................................... 77 3.3.3.5 Surplus Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian ............................................................. 79
3.3.4.2 Pertumbuhan Pendapatan per Kapita .................................................................................. 88 3.4 Capaian Kinerja Lainnya ............................................................................................................................ 97 3.5 Akuntabilitas Keuangan ............................................................................................................................ 97 3.6 Hambatan dan Kendala ............................................................................................................................ 99 3.7 Upaya dan Tindak Lanjut .......................................................................................................................... 100
BAB IV. PENUTUP ......................................................................................................................................................... 102 LAMPIRAN ................................................................................................................................................................. 105
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perubahan Target Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian 2014 Karena Adanya Penyesuaian Anggaran pada APBN-P TA 2014............................................................................................................................................ 21
Tabel 2. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2014 ...... 22 Tabel 3. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Gula Tahun 2014 ........... 23 Tabel 4. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Daging Sapi Tahun
2014 ...................................................................................................................................................... 24 Tabel 5. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Padi Tahun 2014 ........... 25 Tabel 6. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Jagung Tahun 2014 ...... 26 Tabel 7. Program Utama dan Program Pendukung pada Sasaran Strategis Meningkatnya Diversifikasi Pangan Tahun
2014 ...................................................................................................................................................... 26 Tabel 8. Program Utama dan Program Pendukung pada Sasaran Strategis Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing
dan Ekspor Tahun 2014 ......................................................................................................................................... 27 Tabel 9. Program Utama dan Program Pendukung pada Sasaran Strategis Peningkatan Kesejahteraan Petani Tahun
2014 ...................................................................................................................................................... 28 Tabel 10. Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 ............................................................................. 29 Tabel 11. Capaian Sasaran Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Tahun 2014 ........................................................ 30 Tabel 12. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2014 ................................................................... 30 Tabel 13. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Kedelai Tahun 2010-2014 ..................................................... 31 Tabel 14. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2014 ........................................................................................... 32 Tabel 15. Kegiatan Mendukung Pencapaian Target Swasembada Kedelai Tahun 2014 ........................................................ 33 Tabel 16. Pencapaian Sasaran Swasembada Gula Tahun 2013-2014 ...................................................................................... 34 Tabel 17. Laju Pertumbuhan Komoditi Tebu dari tahun 2010-2014 ...................................................................................... 35 Tabel 18. Produksi Gula di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ............................................................................................. 35 Tabel 19. Kegiatan-Kegiatan Tahun 2013 yang turut Mendukung Pencapaian Produksi Gula Tahun 2014 ............................. 36 Tabel 20. Kegiatan-Kegiatan Pencapaian Produksi Gula yang dilakukan Tahun 2014 ............................................................ 37 Tabel 21. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Periode 2010-2014 ............................................................... 39 Tabel 22. Perkembangan Harga Komoditas Peternakan Tahun 2010-2014 ........................................................................... 40 Tabel 23. Kegiatan-kegiatan Tahun 2010-2014 dalam rangka Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014 ......... 42 Tabel 24. Capaian Produksi Padi Tahun 2013-2014 ................................................................................................................ 44 Tabel 25. Neraca dan Kebutuhan Beras Tahun 2014 ............................................................................................................. 45 Tabel 26. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Padi Tahun 2014 .................................................................. 45 Tabel 27. Pelaksanaan Kegiatan APBN Pendukung Produksi Padi Tahun 2014 ..................................................................... 46 Tabel 28. Capaian Produksi Jagung Tahun 2013-2014 ........................................................................................................... 47 Tabel 29. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2014 ............................................................................................ 48 Tabel 30. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Jagung Tahun 2014 ............................................................. 48 Tabel 31. Kegiatan Mendukung Pencapaian Swasembada Jagung Berkelanjutan ............................................................... 49 Tabel 32. Kegiatan pada Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian pada Tahun 2014
yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ..................................................... 51 Tabel 33. Indikator Sasaran Kegiatan-kegiatan pada Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan
Kelembagaan Petani Tahun 2014 yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ...................................................................................................................................................... 53
Tabel 34. Kegiatan pada Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran, dan Ekspor Hasil Pertanian dalam mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Tahun 2014 ................. 58
Tabel 35. Frekuensi Sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Pada Tahun 2009-2014 .................................... 58
Tabel 36. Temuan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) Asal Luar Negeri Hasil Pemeriksaan Karantina Tumbuhan yang Terdeteksi Positif dan Tertangkal Tahun 2014............................................................................. 59
Tabel 37. Capaian Sasaran Peningkatan Diversifikasi Pangan Tahun 2014 ........................................................................... 60 Tabel 38. Perkembangan Konsumsi Beras Tahun 2009 – 2014 ............................................................................................. 61 Tabel 39. Perkembangan Konsumsi Pangan Nasional Berdasarkan Kelompok Pangan Periode Tahun 2009-2014 ............... 62 Tabel 40. Perkembangan Konsumsi Pangan Energi dan Protein serta Nilai PPH Tahun 2009- 2014 ...................................... 64 Tabel 41. Konsumsi Energi Rumah Tangga Berdasarkan Kelompok Pangan Tahun 2009-2014 ............................................. 65 Tabel 42. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2014 ................................................. 67 Tabel 43. Capaian Indikator Kinerja Tersertifikasinya Semua Produk Pertanian Organik, Kakao Fermentasi, dan Bahan
Olahan Karet (Pemberlakukan Sertifikasi Wajib) Tahun 2014 ................................................................................ 68 Tabel 44. Target dan Realisasi Sertifikasi Produk Pertanian Organik Tahun 2010-2014 ......................................................... 69 Tabel 45. Perbandingan Kakao Fermentasi Dalam Negeri Yang diserap Industri Kakao Terhadap Produksi Kakao
Fermentasi 2010-2014............................................................................................................................................ 71 Tabel 46. Jumlah UPPB dan jumlah UPPB teregister periode 2010-2014 ............................................................................... 72 Tabel 47. Volume Ekspor Olahan, Segar, dan Total Olahan dan Segar Tahun 2014 ............................................................... 74 Tabel 48. Jumlah Ekspor dan Impor Tepung Terigu Periode 2010-2014 ................................................................................ 75 Tabel 49. Jumlah Sarana Pengolahan Kakao Fermentasi Bermutu Untuk Industri Cokelat Dalam Negeri Selama Kurun
Waktu 2010-2014 ................................................................................................................................................... 79 Tabel 50. Target dan Capaian Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Periode Tahun 2010-2014 ................................... 80 Tabel 51. Perbandingan Produksi Hortikultura Tahun 2013 dan Tahun 2014 ........................................................................ 83 Tabel 52. Persentase Capaian Kinerja Peningkatan Kesejahteraan Petani Kementerian Pertanian Tahun 2014 .................... 84 Tabel 53. Perkembangan Nilai Tukar Petani (2007=100), 2010-2014 ...................................................................................... 86 Tabel 54. Perkembangan Nilai Tukar Petani per Sub Sektor (2007=100), 2010 – 2014 ........................................................... 87 Tabel 55. Perkembangan Pendapatan Petani per Kapita, 2010-2014 3) ................................................................................ 89 Tabel 56. Deskripsi Capaian Indikator Inefektifitas dan Inefisiensi Periode 2010 – 2014........................................................ 93 Tabel 57. Deskripsi Nilai Kerugian Negara Kementan Tahun 2009 – 2014 ............................................................................. 93 Tabel 58. Deskripsi Unit Kerja Eselon II/UPT Berpredikat WBK Tahun 2010 - 2014 ................................................................ 94 Tabel 59. Perkembangan Anggaran Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 ...................................................................... 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Produksi Kedelai di Indonesia selama Tahun 2010-2014......................................................................................... 32 Gambar 2. Produksi Gula di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ............................................................................................. 35 Gambar 3. Pertanaman Tebu dan Panen Tebu oleh Menteri Pertanian Suswono .................................................................. 36 Gambar 4. Produksi Padi di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ............................................................................................. 45 Gambar 5. Produksi Jagung di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ......................................................................................... 48 Gambar 6. Combine Harvester Besar, Bantuan Kementerian Pertanian pada Kegiatan Penanganan Pascapanen
TanamanPangan Tahun 2014 ................................................................................................................................ 50 Gambar 7. Tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi (kiri) dan produk rerotian berbasis tepung premix
(tengah dan kanan) .......................................................................................................................................... 77 Gambar 8. Panen Jeruk dan Padi Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ........................................................................ 82 Gambar 9. Pelaksanaan Cetak Sawah di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo ............................................................................ 82 Gambar 10. Perkembangan Nilai Tukar Petani, 2010-2014 (2007 = 100) .................................................................................... 85 Gambar 11. Pengembangan Sapi .......................................................................................................................................... 85 Gambar 12. Presiden RI Meletakkan Batu Pertama Perbaikan Jaringan Irigasi (Teknologi Ferosemen) ................................... 100
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Tingkat Partisipasi Konsumsi Daging Penduduk Indonesia Tahun 2002-2013 ........................................................ 41 Grafik 2. Perkembangan NTP Tahun 2010- 2014 (Januari s.d Desember) ............................................................................. 86 Grafik 3. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Per Kewenangan TA. 2014 .......................................................................... 98
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 xi
Kementerian Pertanian
3.3.4.2 Pertumbuhan Pendapatan per Kapita .................................................................................. 88 3.4 Capaian Kinerja Lainnya ............................................................................................................................ 97 3.5 Akuntabilitas Keuangan ............................................................................................................................ 97 3.6 Hambatan dan Kendala ............................................................................................................................ 99 3.7 Upaya dan Tindak Lanjut .......................................................................................................................... 100
BAB IV. PENUTUP ......................................................................................................................................................... 102 LAMPIRAN ................................................................................................................................................................. 105
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perubahan Target Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian 2014 Karena Adanya Penyesuaian Anggaran pada APBN-P TA 2014............................................................................................................................................ 21
Tabel 2. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2014 ...... 22 Tabel 3. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Gula Tahun 2014 ........... 23 Tabel 4. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Daging Sapi Tahun
2014 ...................................................................................................................................................... 24 Tabel 5. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Padi Tahun 2014 ........... 25 Tabel 6. Program Utama dan Program Pendukung pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Jagung Tahun 2014 ...... 26 Tabel 7. Program Utama dan Program Pendukung pada Sasaran Strategis Meningkatnya Diversifikasi Pangan Tahun
2014 ...................................................................................................................................................... 26 Tabel 8. Program Utama dan Program Pendukung pada Sasaran Strategis Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing
dan Ekspor Tahun 2014 ......................................................................................................................................... 27 Tabel 9. Program Utama dan Program Pendukung pada Sasaran Strategis Peningkatan Kesejahteraan Petani Tahun
2014 ...................................................................................................................................................... 28 Tabel 10. Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 ............................................................................. 29 Tabel 11. Capaian Sasaran Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Tahun 2014 ........................................................ 30 Tabel 12. Capaian Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai Tahun 2014 ................................................................... 30 Tabel 13. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Kedelai Tahun 2010-2014 ..................................................... 31 Tabel 14. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2014 ........................................................................................... 32 Tabel 15. Kegiatan Mendukung Pencapaian Target Swasembada Kedelai Tahun 2014 ........................................................ 33 Tabel 16. Pencapaian Sasaran Swasembada Gula Tahun 2013-2014 ...................................................................................... 34 Tabel 17. Laju Pertumbuhan Komoditi Tebu dari tahun 2010-2014 ...................................................................................... 35 Tabel 18. Produksi Gula di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ............................................................................................. 35 Tabel 19. Kegiatan-Kegiatan Tahun 2013 yang turut Mendukung Pencapaian Produksi Gula Tahun 2014 ............................. 36 Tabel 20. Kegiatan-Kegiatan Pencapaian Produksi Gula yang dilakukan Tahun 2014 ............................................................ 37 Tabel 21. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Daging Sapi Periode 2010-2014 ............................................................... 39 Tabel 22. Perkembangan Harga Komoditas Peternakan Tahun 2010-2014 ........................................................................... 40 Tabel 23. Kegiatan-kegiatan Tahun 2010-2014 dalam rangka Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014 ......... 42 Tabel 24. Capaian Produksi Padi Tahun 2013-2014 ................................................................................................................ 44 Tabel 25. Neraca dan Kebutuhan Beras Tahun 2014 ............................................................................................................. 45 Tabel 26. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Padi Tahun 2014 .................................................................. 45 Tabel 27. Pelaksanaan Kegiatan APBN Pendukung Produksi Padi Tahun 2014 ..................................................................... 46 Tabel 28. Capaian Produksi Jagung Tahun 2013-2014 ........................................................................................................... 47 Tabel 29. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2014 ............................................................................................ 48 Tabel 30. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Jagung Tahun 2014 ............................................................. 48 Tabel 31. Kegiatan Mendukung Pencapaian Swasembada Jagung Berkelanjutan ............................................................... 49 Tabel 32. Kegiatan pada Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian pada Tahun 2014
yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ..................................................... 51 Tabel 33. Indikator Sasaran Kegiatan-kegiatan pada Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan
Kelembagaan Petani Tahun 2014 yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan ...................................................................................................................................................... 53
Tabel 34. Kegiatan pada Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran, dan Ekspor Hasil Pertanian dalam mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Tahun 2014 ................. 58
Tabel 35. Frekuensi Sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Pada Tahun 2009-2014 .................................... 58
Tabel 36. Temuan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) Asal Luar Negeri Hasil Pemeriksaan Karantina Tumbuhan yang Terdeteksi Positif dan Tertangkal Tahun 2014............................................................................. 59
Tabel 37. Capaian Sasaran Peningkatan Diversifikasi Pangan Tahun 2014 ........................................................................... 60 Tabel 38. Perkembangan Konsumsi Beras Tahun 2009 – 2014 ............................................................................................. 61 Tabel 39. Perkembangan Konsumsi Pangan Nasional Berdasarkan Kelompok Pangan Periode Tahun 2009-2014 ............... 62 Tabel 40. Perkembangan Konsumsi Pangan Energi dan Protein serta Nilai PPH Tahun 2009- 2014 ...................................... 64 Tabel 41. Konsumsi Energi Rumah Tangga Berdasarkan Kelompok Pangan Tahun 2009-2014 ............................................. 65 Tabel 42. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2014 ................................................. 67 Tabel 43. Capaian Indikator Kinerja Tersertifikasinya Semua Produk Pertanian Organik, Kakao Fermentasi, dan Bahan
Olahan Karet (Pemberlakukan Sertifikasi Wajib) Tahun 2014 ................................................................................ 68 Tabel 44. Target dan Realisasi Sertifikasi Produk Pertanian Organik Tahun 2010-2014 ......................................................... 69 Tabel 45. Perbandingan Kakao Fermentasi Dalam Negeri Yang diserap Industri Kakao Terhadap Produksi Kakao
Fermentasi 2010-2014............................................................................................................................................ 71 Tabel 46. Jumlah UPPB dan jumlah UPPB teregister periode 2010-2014 ............................................................................... 72 Tabel 47. Volume Ekspor Olahan, Segar, dan Total Olahan dan Segar Tahun 2014 ............................................................... 74 Tabel 48. Jumlah Ekspor dan Impor Tepung Terigu Periode 2010-2014 ................................................................................ 75 Tabel 49. Jumlah Sarana Pengolahan Kakao Fermentasi Bermutu Untuk Industri Cokelat Dalam Negeri Selama Kurun
Waktu 2010-2014 ................................................................................................................................................... 79 Tabel 50. Target dan Capaian Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Periode Tahun 2010-2014 ................................... 80 Tabel 51. Perbandingan Produksi Hortikultura Tahun 2013 dan Tahun 2014 ........................................................................ 83 Tabel 52. Persentase Capaian Kinerja Peningkatan Kesejahteraan Petani Kementerian Pertanian Tahun 2014 .................... 84 Tabel 53. Perkembangan Nilai Tukar Petani (2007=100), 2010-2014 ...................................................................................... 86 Tabel 54. Perkembangan Nilai Tukar Petani per Sub Sektor (2007=100), 2010 – 2014 ........................................................... 87 Tabel 55. Perkembangan Pendapatan Petani per Kapita, 2010-2014 3) ................................................................................ 89 Tabel 56. Deskripsi Capaian Indikator Inefektifitas dan Inefisiensi Periode 2010 – 2014........................................................ 93 Tabel 57. Deskripsi Nilai Kerugian Negara Kementan Tahun 2009 – 2014 ............................................................................. 93 Tabel 58. Deskripsi Unit Kerja Eselon II/UPT Berpredikat WBK Tahun 2010 - 2014 ................................................................ 94 Tabel 59. Perkembangan Anggaran Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 ...................................................................... 98
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Produksi Kedelai di Indonesia selama Tahun 2010-2014......................................................................................... 32 Gambar 2. Produksi Gula di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ............................................................................................. 35 Gambar 3. Pertanaman Tebu dan Panen Tebu oleh Menteri Pertanian Suswono .................................................................. 36 Gambar 4. Produksi Padi di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ............................................................................................. 45 Gambar 5. Produksi Jagung di Indonesia selama Tahun 2010-2014 ......................................................................................... 48 Gambar 6. Combine Harvester Besar, Bantuan Kementerian Pertanian pada Kegiatan Penanganan Pascapanen
TanamanPangan Tahun 2014 ................................................................................................................................ 50 Gambar 7. Tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi (kiri) dan produk rerotian berbasis tepung premix
(tengah dan kanan) .......................................................................................................................................... 77 Gambar 8. Panen Jeruk dan Padi Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ........................................................................ 82 Gambar 9. Pelaksanaan Cetak Sawah di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo ............................................................................ 82 Gambar 10. Perkembangan Nilai Tukar Petani, 2010-2014 (2007 = 100) .................................................................................... 85 Gambar 11. Pengembangan Sapi .......................................................................................................................................... 85 Gambar 12. Presiden RI Meletakkan Batu Pertama Perbaikan Jaringan Irigasi (Teknologi Ferosemen) ................................... 100
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Tingkat Partisipasi Konsumsi Daging Penduduk Indonesia Tahun 2002-2013 ........................................................ 41 Grafik 2. Perkembangan NTP Tahun 2010- 2014 (Januari s.d Desember) ............................................................................. 86 Grafik 3. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Per Kewenangan TA. 2014 .......................................................................... 98
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014xii
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 xiii
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 1
Kementerian Pertanian
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pertanian tahun 2014 merupakan pelaksanaan tahun terakhir Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Pada periode RPJMN tahun
kelima ini, pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis dalam perekonomian
nasional. Hal tersebut digambarkan dalam kontribusinya melalui penyediaan bahan pangan,
bahan baku industri, pakan dan bio-energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara,
sumber pendapatan, dan pelestarian lingkungan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pangan, kebutuhan akan
pangan merupakan hak mendasar bagi setiap penduduk, sehingga ketersediaan dan
keterjangkauan terhadap pangan yang bermutu dan bergizi seimbang menjadi sangat
fundamental. Ketersediaan pangan sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan suatu
bangsa. Suatu negara dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik, apabila mampu
menyelenggarakan pasokan pangan yang stabil dan berkelanjutan bagi seluruh penduduknya
dan masing-masing rumah tangga mampu memperoleh pangan sesuai kebutuhannya.
Ketahanan pangan merupakan prasyarat bagi suatu bangsa (tidak terkecuali Indonesia) untuk
dapat membangun sektor lainnya, karena bila kebutuhan masyarakat yang paling mendasar
(azasi) ini belum terpenuhi akan sangat mudah terjadi kerawanan sosial. Selain itu akan
menjadikan negara mudah tertekan oleh kekuatan luar karena ketergantungannya terhadap
pangan.
Menyadari arti penting pertanian, Presiden Republik Indonesia periode 2010-2014 bersama
jajaran Kabinet Indonesia Bersatu-II (KIB-II) telah meletakkan pertanian sebagai salah satu
Prioritas Pembangunan Jangka Menengah selaras dengan strategi nasional yang disebut
sebagai Triple + One Track Strategy yaitu Pro Growth, Pro Poor, Pro Job, dan Pro Environment.
Dalam upaya meningkatkan peran strategis pertanian tersebut, Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 telah menetapkan EMPAT TARGET SUKSES sebagai
sasaran yang ingin dicapai Kementerian Pertanian yaitu: (1) pencapaian swasembada untuk
kedelai, gula, dan daging sapi serta swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung;
(2) peningkatan diversifikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor;
serta (4) peningkatan kesejahteraan petani. Strategi pembangunan pertanian yang ditempuh
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 20142
Kementerian Pertanian
difokuskan pada penanganan tujuh aspek dasar yang disebut TUJUH GEMA REVITALISASI,
infrastruktur dan sarana; (4) revitalisasi sumberdaya manusia; (5) revitalisasi pembiayaan
petani; (6) revitalisasi kelembagaan petani; dan (7) revitalisasi teknologi dan industri hilir.
Pencapaian Empat Target Sukses tersebut tentunya tidak mudah, karena kebijakan, program,
dan kegiatan yang disusun harus mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis
pembangunan pertanian saat ini, antara lain: (1) Harga komoditas pertanian yang fluktuatif
dan terus meningkat; (2) Defisit kedelai, gula, dan daging sapi (impor relatif masih cukup
tinggi); (3) Peningkatan produksi pangan yang semakin sulit sebagai akibat dari konversi
lahan pertanian ke non pertanian, dan terjadinya perubahan iklim; (4) Pembiayaan pertanian
kurang efektif (akses petani terhadap permodalan masih terbatas dan masih tingginya suku
bunga kredit usahatani); (5) belum optimalnya sistem perbenihan dan perbibitan nasional;
(6) Pergeseran konsumsi pangan rumah tangga masih belum sesuai harapan (konsumsi masih
terfokus pada padi-padian dan konsumsi non padi-padian masih rendah); (7) Kesejahteraan
petani belum optimal (masih rendahnya nilai tambah dan margin keuntungan yang diterima
oleh petani); (8) masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh; dan (9) belum
optimalnya koordinasi antar pusat-daerah maupun antar sektor terkait.
Membangun sektor pertanian merupakan proses yang kompleks, karena melibatkan berbagai
sub sistem agribisnis yang meliputi sub sistem hulu, usahatani, sub sistem hilir, dan sub sistem
pendukung. Selain proses pembangunan yang kompleks, tantangan yang dihadapi sektor
pertanian pun begitu kompleks. Salah satu tantangan yang dihadapi dan berdampak luas
pada pembangunan pertanian adalah kondisi cuaca yang ekstrim.
Disadari pula bahwa kinerja pembangunan sektor pertanian tidak hanya merupakan
pelaksanaan program/kegiatan yang ada di lingkup Kementerian Pertanian, akan tetapi ada
peran sektor lain yang ikut berkontribusi secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
pembangunan pertanian, seperti Kementerian/Lembaga Pemerintah lainnya, Pemerintah
Daerah (provinsi/kabupaten/kota), dunia usaha, perbankan, dan lembaga pembiayaan bukan
bank, serta peran aktif dari semua petani, pekebun, dan peternak di seluruh tanah air sebagai
pelaku utama pembangunan pertanian.
1.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, telah
ditetapkan Tugas dan Fungsi unit-unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian yang
merupakan unsur pelaksana pemerintahan, dipimpin oleh Menteri Pertanian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian Pertanian mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang pertanian dalam pemerintahan untuk membantu
Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Kementerian Pertanian
menyelenggarakan fungsi:
(1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertanian;
(2) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian;
(3) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertanian;
(4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pertanian di daerah; dan
(5) Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, ditetapkan Susunan Unit Organisasi
Kementerian Pertanian yang terkait secara langsung atau berada di bawah Menteri Pertanian,
terdiri atas:
(1) Wakil Menteri Pertanian;
(2) Sekretariat Jenderal;
(3) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian;
(4) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan;
(5) Direktorat Jenderal Hortikultura;
(6) Direktorat Jenderal Perkebunan;
(7) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan;
(8) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian;
(9) Inspektorat Jenderal;
(10) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian;
(11) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian;
(12) Badan Ketahanan Pangan;
(13) Badan Karantina Pertanian;
(14) Staf Ahli Menteri:
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 20144
Kementerian Pertanian
a. Staf Ahli Bidang Lingkungan;
b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian;
c. Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional;
d. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi;
e. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian;
(15) Pusat Kerjasama Luar Negeri;
(16) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian;
(17) Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian;
Masing-masing unit organisasi tersebut di atas mempunyai tugas dan fungsi:
(1) Wakil Menteri Pertanian:
Wakil Menteri Pertanian mempunyai tugas membantu Menteri Pertanian dalam
memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Wakil Menteri Pertanian mempunyai rincian tugas sebagai
berikut:
a. Melaksanakan tugas khusus dari Menteri Pertanian yang tidak menjadi tugas Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan, Staf Ahli atau Staf Khusus;
b. Membantu Menteri Pertanian dalam mengupayakan perbaikan iklim investasi pertanian dan peningkatan nilai investasi publik, swasta, dan masyarakat di bidang pertanian;
c. Membantu Menteri Pertanian dalam upaya menghilangkan dan/atau mengurai hambatan-hambatan (debottlenecking) yang dihadapi dalam pembangunan pertanian yang bersifat lintas kementerian; dan
d. Melaksanakan tugas lainnya yang bersifat ad hoc.
(2) Sekretariat Jenderal:
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Jenderal
menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian Pertanian;
d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan Perundang-undangan dan bantuan hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian.
(3) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian:
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang prasarana dan sarana
pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
(4) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan:
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang tanaman pangan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan
fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 5
Kementerian Pertanian
a. Staf Ahli Bidang Lingkungan;
b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian;
c. Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional;
d. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi;
e. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian;
(15) Pusat Kerjasama Luar Negeri;
(16) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian;
(17) Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian;
Masing-masing unit organisasi tersebut di atas mempunyai tugas dan fungsi:
(1) Wakil Menteri Pertanian:
Wakil Menteri Pertanian mempunyai tugas membantu Menteri Pertanian dalam
memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Wakil Menteri Pertanian mempunyai rincian tugas sebagai
berikut:
a. Melaksanakan tugas khusus dari Menteri Pertanian yang tidak menjadi tugas Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Badan, Staf Ahli atau Staf Khusus;
b. Membantu Menteri Pertanian dalam mengupayakan perbaikan iklim investasi pertanian dan peningkatan nilai investasi publik, swasta, dan masyarakat di bidang pertanian;
c. Membantu Menteri Pertanian dalam upaya menghilangkan dan/atau mengurai hambatan-hambatan (debottlenecking) yang dihadapi dalam pembangunan pertanian yang bersifat lintas kementerian; dan
d. Melaksanakan tugas lainnya yang bersifat ad hoc.
(2) Sekretariat Jenderal:
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Jenderal
menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian;
c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian Pertanian;
d. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat;
e. Koordinasi dan penyusunan peraturan Perundang-undangan dan bantuan hukum;
f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian.
(3) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian:
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang prasarana dan sarana
pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
(4) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan:
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang tanaman pangan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan
fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 20146
Kementerian Pertanian
(5) Direktorat Jenderal Hortikultura:
Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hortikultura. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Hortikultura.
(6) Direktorat Jenderal Perkebunan:
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perkebunan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
(7) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan:
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peternakan dan
kesehatan hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
(8) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian menyelenggarakan
fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
(9) Inspektorat Jenderal:
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Pertanian. Dalam tugas tersebut, Inspektorat Jenderal mempunyai fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian;
b. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Pertanian;
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pertanian; dan
e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
(10) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 7
Kementerian Pertanian
(5) Direktorat Jenderal Hortikultura:
Direktorat Jenderal Hortikultura mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang hortikultura. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen hortikultura;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Hortikultura.
(6) Direktorat Jenderal Perkebunan:
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perkebunan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan dibidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen perkebunan;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
(7) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan:
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peternakan dan
kesehatan hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan, pakan, budidaya ternak, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
(8) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian menyelenggarakan
fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
(9) Inspektorat Jenderal:
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan
Kementerian Pertanian. Dalam tugas tersebut, Inspektorat Jenderal mempunyai fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian;
b. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Pertanian;
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pertanian; dan
e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
(10) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 20148
Kementerian Pertanian
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian dan pengembangan pertanian;
b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian;
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian; dan
d. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
(11) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian:
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian mempunyai
tugas melaksanakan penyuluhan dan pengembangan sumberdaya manusia pertanian
sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standarisasi, dan sertifikasi sumberdaya manusia pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
b. Pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standarisasi, dan sertifikasi sumberdaya manusia pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standardisasi dan sertifikasi sumberdaya manusia pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan; dan
d. Pelaksanaan administrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.
(12) Badan Ketahanan Pangan:
Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian,
pengembangan, dan koordinasi di bidang pemantapan ketahanan pangan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Badan Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan;
b. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan, serta cadangan pangan;
c. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pola konsumsi, dan penganekaragaman pangan;
d. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pengawasan keamanan pangan segar; dan
e. Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan.
(13) Badan Karantina Pertanian:
Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas melaksanakan perkarantinaan pertanian.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
b. Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; dan
d. Pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian.
(14) Staf Ahli Menteri Pertanian:
Staf Ahli Menteri Pertanian mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah
tertentu sesuai dengan bidang tugasnya. Staf Ahli Menteri Pertanian terdiri atas:
a. Staf Ahli Bidang Lingkungan;
b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian;
c. Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional;
d. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi;
e. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian;
Tugas dari masing-masing Staf Ahli Menteri Pertanian tersebut adalah:
a. Staf Ahli Bidang Lingkungan mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah lingkungan;
b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah kebijakan pembangunan pertanian;
c. Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah kerjasama internasional;
d. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah inovasi dan teknologi; dan
e. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah investasi pertanian.
(15) Pusat Kerjasama Luar Negeri:
Pusat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan
kerjasama luar negeri di bidang pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat
Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 9
Kementerian Pertanian
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian dan pengembangan pertanian;
b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian;
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian; dan
d. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
(11) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian:
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian mempunyai
tugas melaksanakan penyuluhan dan pengembangan sumberdaya manusia pertanian
sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standarisasi, dan sertifikasi sumberdaya manusia pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
b. Pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standarisasi, dan sertifikasi sumberdaya manusia pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan, standardisasi dan sertifikasi sumberdaya manusia pertanian sesuai dengan peraturan Perundang-undangan; dan
d. Pelaksanaan administrasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian.
(12) Badan Ketahanan Pangan:
Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian,
pengembangan, dan koordinasi di bidang pemantapan ketahanan pangan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Badan Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan;
b. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan, serta cadangan pangan;
c. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pola konsumsi, dan penganekaragaman pangan;
d. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pengawasan keamanan pangan segar; dan
e. Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan.
(13) Badan Karantina Pertanian:
Badan Karantina Pertanian mempunyai tugas melaksanakan perkarantinaan pertanian.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
b. Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; dan
d. Pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian.
(14) Staf Ahli Menteri Pertanian:
Staf Ahli Menteri Pertanian mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah
tertentu sesuai dengan bidang tugasnya. Staf Ahli Menteri Pertanian terdiri atas:
a. Staf Ahli Bidang Lingkungan;
b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian;
c. Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional;
d. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi;
e. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian;
Tugas dari masing-masing Staf Ahli Menteri Pertanian tersebut adalah:
a. Staf Ahli Bidang Lingkungan mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah lingkungan;
b. Staf Ahli Bidang Kebijakan Pembangunan Pertanian mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah kebijakan pembangunan pertanian;
c. Staf Ahli Bidang Kerjasama Internasional mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah kerjasama internasional;
d. Staf Ahli Bidang Inovasi dan Teknologi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah inovasi dan teknologi; dan
e. Staf Ahli Bidang Investasi Pertanian mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Pertanian mengenai masalah investasi pertanian.
(15) Pusat Kerjasama Luar Negeri:
Pusat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan
kerjasama luar negeri di bidang pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat
Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201410
Kementerian Pertanian
a. Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama bilateral di bidang pertanian;
b. Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama regional di bidang pertanian;
c. Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama multilateral di bidang pertanian;
d. Pelaksanaan urusan atase pertanian; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Kerjasama Luar Negeri.
(16) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian:
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian, dan pelayanan data dan
informasi pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, anggaran;
b. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian;
c. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi non komoditas pertanian;
d. Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
(17) Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian:
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan
dan rekomendasi teknis pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan rencana, program dan anggaran, serta kerjasama;
b. Pemberian pelayanan permohonan hak dan pengujian perlindungan varietas tanaman, serta pendaftaran varietas dan sumberdaya genetik tanaman;
c. Penerimaan, analisis, fasilitasi proses teknis penolakan atau pemberian izin, rekomendasi teknis, dan pendaftaran di bidang pertanian;
d. Pelayanan penamaan, pemberian, penolakan permohonan, pembatalan hak, serta pelayanan permohonan banding, konsultasi, pertimbangan, dan perlindungan hukum perlindungan varietas tanaman; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.
1.4 Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian
Jumlah pegawai Kementerian Pertanian pada tahun 2014 pada 12 Unit Kerja Eselon I termasuk
160 Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 20.341 orang, terdiri dari Golongan I sebanyak 743
orang, golongan II sebanyak 5.378 orang, golongan III sebanyak 11.825 orang, dan golongan IV
sebanyak 2.395 orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya terdiri dari: S3 sebanyak 621
orang, S2 sebanyak 3.626 orang, S1/D4 sebanyak 6.395 orang, Sarjana Muda/D3/D2/D1
sebanyak 1.553 orang, SLTA sebanyak 6.782 orang, SLTP sebanyak 591 orang, dan SD
sebanyak 773 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 dengan jumlah pegawai 20.147
orang, maka jumlah pegawai tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 194 orang atau
0,96%. Peningkatan jumlah pegawai pada tahun 2014 disebabkan karena adanya
penambahan/penerimaan pegawai baru. Secara rinci jumlah pegawai Kementerian Pertanian
tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 2.
1.5. Dukungan Anggaran
Pagu awal APBN Kementerian Pertanian TA 2014 adalah senilai Rp15.470.610.980.000,00.
Dalam perjalanan tahun anggaran 2014, terjadi pengurangan dan penambahan anggaran,
yaitu: (1) penghematan anggaran Pemerintah untuk subsidi BBM senilai
Rp1.902.984.562.000,00, (2) penambahan dana Pinjaman Hibah Luar Negeri senilai
Rp66.523.715.000,00, dan (3) penambahan dana kontingensi untuk program Upaya Khusus
Peningkatan Produksi Padi senilai Rp578.145.076.000,00, sehingga total APBN Kementerian
Pertanian TA 2014 senilai Rp14.238.721.451.000,00.
Sebagian besar APBN Kementerian Pertanian dialokasikan di daerah dalam bentuk Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Untuk TA 2014, jumlah DIPA Satker lingkup
Kementerian Pertanian sebanyak 1.619 DIPA Satker.
Rincian pagu dan realisasi APBN Kementerian Pertanian tahun anggaran 2014 dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 11
Kementerian Pertanian
a. Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama bilateral di bidang pertanian;
b. Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama regional di bidang pertanian;
c. Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama multilateral di bidang pertanian;
d. Pelaksanaan urusan atase pertanian; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Kerjasama Luar Negeri.
(16) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian:
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian, dan pelayanan data dan
informasi pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, program, anggaran;
b. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian;
c. Penyediaan dan pelayanan data dan informasi non komoditas pertanian;
d. Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi Kementerian Pertanian; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
(17) Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian:
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan
dan rekomendasi teknis pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan rencana, program dan anggaran, serta kerjasama;
b. Pemberian pelayanan permohonan hak dan pengujian perlindungan varietas tanaman, serta pendaftaran varietas dan sumberdaya genetik tanaman;
c. Penerimaan, analisis, fasilitasi proses teknis penolakan atau pemberian izin, rekomendasi teknis, dan pendaftaran di bidang pertanian;
d. Pelayanan penamaan, pemberian, penolakan permohonan, pembatalan hak, serta pelayanan permohonan banding, konsultasi, pertimbangan, dan perlindungan hukum perlindungan varietas tanaman; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.
1.4 Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian
Jumlah pegawai Kementerian Pertanian pada tahun 2014 pada 12 Unit Kerja Eselon I termasuk
160 Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 20.341 orang, terdiri dari Golongan I sebanyak 743
orang, golongan II sebanyak 5.378 orang, golongan III sebanyak 11.825 orang, dan golongan IV
sebanyak 2.395 orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya terdiri dari: S3 sebanyak 621
orang, S2 sebanyak 3.626 orang, S1/D4 sebanyak 6.395 orang, Sarjana Muda/D3/D2/D1
sebanyak 1.553 orang, SLTA sebanyak 6.782 orang, SLTP sebanyak 591 orang, dan SD
sebanyak 773 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 dengan jumlah pegawai 20.147
orang, maka jumlah pegawai tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 194 orang atau
0,96%. Peningkatan jumlah pegawai pada tahun 2014 disebabkan karena adanya
penambahan/penerimaan pegawai baru. Secara rinci jumlah pegawai Kementerian Pertanian
tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 2.
1.5. Dukungan Anggaran
Pagu awal APBN Kementerian Pertanian TA 2014 adalah senilai Rp15.470.610.980.000,00.
Dalam perjalanan tahun anggaran 2014, terjadi pengurangan dan penambahan anggaran,
yaitu: (1) penghematan anggaran Pemerintah untuk subsidi BBM senilai
Rp1.902.984.562.000,00, (2) penambahan dana Pinjaman Hibah Luar Negeri senilai
Rp66.523.715.000,00, dan (3) penambahan dana kontingensi untuk program Upaya Khusus
Peningkatan Produksi Padi senilai Rp578.145.076.000,00, sehingga total APBN Kementerian
Pertanian TA 2014 senilai Rp14.238.721.451.000,00.
Sebagian besar APBN Kementerian Pertanian dialokasikan di daerah dalam bentuk Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Untuk TA 2014, jumlah DIPA Satker lingkup
Kementerian Pertanian sebanyak 1.619 DIPA Satker.
Rincian pagu dan realisasi APBN Kementerian Pertanian tahun anggaran 2014 dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201412
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 13
Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201414 15
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201414
Kementerian Pertanian
2.1. Rencana Strategis 2010-2014
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian 2010-2014 dilaksanakan dengan mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
Pada tahun 2011, Kementerian Pertanian melakukan revisi terhadap Renstra 2010-2014
sehubungan dengan adanya: (1) Perubahan struktur organisasi dan tata kerja Kementerian
Pertanian yang tertuang dalam Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010;
(2) Perubahan lingkungan strategis global dan domestik; (3) Refocusing program/kegiatan
untuk pencapaian empat target sukses; (4) Penyempurnaan output/outcome dengan
indikator yang lebih SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely); dan
(5) Adanya Direktif Presiden dan data terbaru hasil Sensus Sapi 2011. Berkaitan dengan hal
tersebut, rencana pelaksanaan dan pembangunan pertanian tahun 2010-2014 telah banyak
mengalami penyesuaian, sehingga perlu dilakukan revisi terhadap Renstra Kementerian
Pertanian 2010-2014, melalui Permentan No. 83.1/Permentan/RC.110/12/2011.
Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang berisi visi,
misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan pembangunan
pertanian yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian selama lima tahun (2010-2014).
Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan, dan
permasalahan termasuk isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan pertanian. Renstra
Kementerian Pertanian 2010-2014 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pertanian. Dokumen Renstra ini
selanjutnya digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit Kerja Jajaran Birokrasi di lingkup
Kementerian Pertanian dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan pertanian
periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar
sektor/sub sektor terkait.
Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 mengharuskan Kementerian Pertanian
merestrukturisasi program dan kegiatan dalam rangka Penganggaran Berbasis Kinerja
(Performance-based Budgeting). Untuk itu, Dokumen Renstra Kementerian Pertanian
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201414 15
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
2.1. Rencana Strategis 2010-2014
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian 2010-2014 dilaksanakan dengan mengacu
kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.
Pada tahun 2011, Kementerian Pertanian melakukan revisi terhadap Renstra 2010-2014
sehubungan dengan adanya: (1) Perubahan struktur organisasi dan tata kerja Kementerian
Pertanian yang tertuang dalam Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010;
(2) Perubahan lingkungan strategis global dan domestik; (3) Refocusing program/kegiatan
untuk pencapaian empat target sukses; (4) Penyempurnaan output/outcome dengan
indikator yang lebih SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timely); dan
(5) Adanya Direktif Presiden dan data terbaru hasil Sensus Sapi 2011. Berkaitan dengan hal
tersebut, rencana pelaksanaan dan pembangunan pertanian tahun 2010-2014 telah banyak
mengalami penyesuaian, sehingga perlu dilakukan revisi terhadap Renstra Kementerian
Pertanian 2010-2014, melalui Permentan No. 83.1/Permentan/RC.110/12/2011.
Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan yang berisi visi,
misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan pembangunan
pertanian yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian selama lima tahun (2010-2014).
Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan, dan
permasalahan termasuk isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan pertanian. Renstra
Kementerian Pertanian 2010-2014 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 di sektor pertanian. Dokumen Renstra ini
selanjutnya digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit Kerja Jajaran Birokrasi di lingkup
Kementerian Pertanian dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan pertanian
periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar
sektor/sub sektor terkait.
Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 mengharuskan Kementerian Pertanian
merestrukturisasi program dan kegiatan dalam rangka Penganggaran Berbasis Kinerja
(Performance-based Budgeting). Untuk itu, Dokumen Renstra Kementerian Pertanian
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201416 17
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
dilengkapi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai Permentan Nomor
49/Permentan/OT.140/8/2012, sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan berserta
organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014.
2.1.1 Visi
Visi Kementerian Pertanian adalah Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan
yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah,
Daya Saing, Ekspor, dan Kesejahteraan Petani.
2.1.2 Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Misi yang harus dilaksanakan, yaitu:
(1) Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis.
(2) Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan.
(3) Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan.
(4) Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan IPTEK dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi.
(5) Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) dikonsumsi.
(6) Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri.
(7) Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan.
(8) Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional, dan internasional.
(9) Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur, dan berkeadilan.
(10) Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional.
2.1.3 Tujuan dan Sasaran
Sesuai dengan visi, misi, tugas, dan fungsi Kementerian Pertanian, maka tujuan yang akan
dicapai adalah:
(1) Mewujudkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal.
(2) Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan.
(3) Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dan gizi termasuk diversifikasi pangan.
(4) Meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian.
(5) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai Kementerian
Pertanian selama tahun 2010-2014, sesuai Renstra Revisi Permentan Nomor
83.1/Permentan/RC.110/12/2011, tanggal 2 Desember 2011 sebagai berikut:
(1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
a. Swasembada meliputi: produksi kedelai naik dari 1,30 juta ton biji kering (2010) menjadi 2,7 juta ton biji kering di tahun 2014 (rata-rata pertumbuhan 20,05% per tahun); produksi gula naik dari 2,29 juta ton (2010) menjadi 3,45 juta ton di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 10,80% per tahun); produksi daging sapi naik dari 500 ribu ton karkas (2010) menjadi 660 ribu ton karkas di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 7,13% per tahun).
b. Swasembada Berkelanjutan meliputi: produksi padi naik dari 66,47 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) pada tahun 2010 menjadi 76,57 juta ton GKG di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 3,56% per tahun) dan produksi jagung naik dari 19,80 juta ton (2010) menjadi 29,00 juta ton pipilan kering di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 10,02% per tahun).
(2) Peningkatan Diversifikasi Pangan, meliputi:
a. Konsumsi beras per kapita menurun sekurang-kurangnya 1,50% per tahun, dibarengi peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-buahan, dan sayuran.
b. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) naik dari 86,40 (2010) menjadi 93,30 (2014).
(3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, meliputi:
a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikat wajib).
b. Meningkatkan produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014).
c. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor pada 2014.
d. Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri (2014).
e. Meningkatkan surplus neraca perdagangan US$24,30 miliar (2010) menjadi US$54,50 miliar (2014).
(4) Peningkatan Kesejahteraan Petani, meliputi:
a. Nilai Tukar Petani/NTP sebesar 115-120.
b. Rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita 11,10% per tahun.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201416 17
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
dilengkapi dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai Permentan Nomor
49/Permentan/OT.140/8/2012, sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan berserta
organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014.
2.1.1 Visi
Visi Kementerian Pertanian adalah Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan
yang Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah,
Daya Saing, Ekspor, dan Kesejahteraan Petani.
2.1.2 Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut, Misi yang harus dilaksanakan, yaitu:
(1) Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis.
(2) Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan.
(3) Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan.
(4) Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan IPTEK dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi.
(5) Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) dikonsumsi.
(6) Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri.
(7) Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan.
(8) Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional, dan internasional.
(9) Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur, dan berkeadilan.
(10) Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional.
2.1.3 Tujuan dan Sasaran
Sesuai dengan visi, misi, tugas, dan fungsi Kementerian Pertanian, maka tujuan yang akan
dicapai adalah:
(1) Mewujudkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal.
(2) Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan.
(3) Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dan gizi termasuk diversifikasi pangan.
(4) Meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian.
(5) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai Kementerian
Pertanian selama tahun 2010-2014, sesuai Renstra Revisi Permentan Nomor
83.1/Permentan/RC.110/12/2011, tanggal 2 Desember 2011 sebagai berikut:
(1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
a. Swasembada meliputi: produksi kedelai naik dari 1,30 juta ton biji kering (2010) menjadi 2,7 juta ton biji kering di tahun 2014 (rata-rata pertumbuhan 20,05% per tahun); produksi gula naik dari 2,29 juta ton (2010) menjadi 3,45 juta ton di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 10,80% per tahun); produksi daging sapi naik dari 500 ribu ton karkas (2010) menjadi 660 ribu ton karkas di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 7,13% per tahun).
b. Swasembada Berkelanjutan meliputi: produksi padi naik dari 66,47 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) pada tahun 2010 menjadi 76,57 juta ton GKG di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 3,56% per tahun) dan produksi jagung naik dari 19,80 juta ton (2010) menjadi 29,00 juta ton pipilan kering di tahun 2014 (kenaikan rata-rata 10,02% per tahun).
(2) Peningkatan Diversifikasi Pangan, meliputi:
a. Konsumsi beras per kapita menurun sekurang-kurangnya 1,50% per tahun, dibarengi peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-buahan, dan sayuran.
b. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) naik dari 86,40 (2010) menjadi 93,30 (2014).
(3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, meliputi:
a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikat wajib).
b. Meningkatkan produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014).
c. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor pada 2014.
d. Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri (2014).
e. Meningkatkan surplus neraca perdagangan US$24,30 miliar (2010) menjadi US$54,50 miliar (2014).
(4) Peningkatan Kesejahteraan Petani, meliputi:
a. Nilai Tukar Petani/NTP sebesar 115-120.
b. Rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita 11,10% per tahun.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201418 19
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
2.1.4 Arah Kebijakan Kementerian Pertanian
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang termasuk pertanian. Untuk itu
arah kebijakan Kementerian Pertanian guna mencapai sasaran sesuai Visi dan Misi adalah:
(1) Melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya, antara lain bantuan benih/bibit unggul, subsidi pupuk, alsintan, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), dan pola Sekolah Lapangan lainnya;
(2) Melanjutkan dan memperkuat kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), Sarjana Membangun Desa (SMD), Penggerak Membangun Desa (PMD), Pengembangan Desa Mandiri Pangan, Penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat dan rekruitmen tenaga pendamping lapang guna mempercepat pertumbuhan industri pertanian di perdesaan;
(3) Pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, telur, dan gula konsumsi melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan;
(4) Pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, dan gula industri;
(5) Peningkatan produksi susu segar, buah lokal, dan produk-produk substitusi komoditas impor;
(6) Peningkatan kualitas dan kuantitas public goods melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi, embung, jalan desa, dan jalan usahatani;
(7) Jaminan penguasaan lahan produktif;
(8) Pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani;
(9) Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan nasional;
(10) Pemberdayaan masyarakat petani miskin melalui bantuan sarana, pelatihan, dan pendampingan;
(11) Penguatan akses petani terhadap IPTEK, pasar, dan permodalan bunga rendah;
(12) Mendorong minat investasi pertanian dan kemitraan usaha melalui promosi yang intensif dan dukungan iklim usaha yang kondusif;
(13) Pembangunan kawasan komoditas unggulan terpadu secara vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usahatani produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional;
(14) Pengembangan bio-energi berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM;
(15) Pengembangan investasi pangan dan pembangunan lumbung pangan masyarakat untuk mengatasi rawan pangan dan stabilisasi harga di sentra produksi;
(16) Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan dan hewan secara terpadu;
(17) Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional;
(18) Penguatan sistem perkarantinaan pertanian;
(19) Penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-ekosistem setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan petani;
(20) Pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan yang berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota;
(21) Berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak kepada petani seperti perlindungan tarif dan non tarif perdagangan internasional, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi;
(22) Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis; dan
(23) Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance.
Mulai tahun 2013 pembangunan pertanian diarahkan untuk fokus komoditas dan lokasi
dengan pendekatan kawasan pertanian. Pendekatan kawasan ini disebut dengan cluster.
Pendekatan cluster dibangun dengan mengembangkan kawasan yang sudah ada (existing)
atau dapat pula mengembangkan kawasan baru.
(1) Pola Pengembangan Kawasan yang Sudah Ada (existing). Pola ini ditujukan bagi kawasan pertanian yang sudah ada dan berkembang, untuk memperluas skala produksi, serta melengkapi/memperkuat simpul-simpul agribisnis yang belum berfungsi optimal. Luasan kawasan dapat bertambah sesuai dengan daya dukung wilayah. Kawasan yang telah mandiri diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi daerah sekitarnya (trickle-down effect).
(2) Pola Pengembangan Kawasan Baru. Pola ini ditujukan untuk kawasan komoditas unggulan pada wilayah baru/potensial yang belum dikembangkan. Ada dua pendekatan pengembangan kawasan, yaitu: (a) memperluas skala dan mengadakan kegiatan yang belum terlaksana, dan (b) membangun kawasan baru di kawasan potensial secara bertahap hingga mencapai skala minimum kawasan.
Pengembangan cluster ini difokuskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan
dengan mengembangkan 40 komoditas strategis dan unggulan nasional, meliputi 30
komoditas pangan dan sepuluh komoditas non pangan secara terpadu dan multi-years. Jenis
komoditas yang akan dikembangkan antara lain:
(1) Tanaman pangan (7 komoditas), yaitu: padi, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
(2) Hortikultura (10 komoditas), yaitu: cabai, bawang merah, kentang, mangga, pisang, jeruk, durian, manggis, rimpang (temulawak dan non temulawak), dan tanaman florikultura (krisan dan anggrek).
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201418 19
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
2.1.4 Arah Kebijakan Kementerian Pertanian
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang termasuk pertanian. Untuk itu
arah kebijakan Kementerian Pertanian guna mencapai sasaran sesuai Visi dan Misi adalah:
(1) Melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya, antara lain bantuan benih/bibit unggul, subsidi pupuk, alsintan, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), dan pola Sekolah Lapangan lainnya;
(2) Melanjutkan dan memperkuat kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), Sarjana Membangun Desa (SMD), Penggerak Membangun Desa (PMD), Pengembangan Desa Mandiri Pangan, Penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat dan rekruitmen tenaga pendamping lapang guna mempercepat pertumbuhan industri pertanian di perdesaan;
(3) Pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, telur, dan gula konsumsi melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan;
(4) Pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, dan gula industri;
(5) Peningkatan produksi susu segar, buah lokal, dan produk-produk substitusi komoditas impor;
(6) Peningkatan kualitas dan kuantitas public goods melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi, embung, jalan desa, dan jalan usahatani;
(7) Jaminan penguasaan lahan produktif;
(8) Pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani;
(9) Penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan nasional;
(10) Pemberdayaan masyarakat petani miskin melalui bantuan sarana, pelatihan, dan pendampingan;
(11) Penguatan akses petani terhadap IPTEK, pasar, dan permodalan bunga rendah;
(12) Mendorong minat investasi pertanian dan kemitraan usaha melalui promosi yang intensif dan dukungan iklim usaha yang kondusif;
(13) Pembangunan kawasan komoditas unggulan terpadu secara vertikal dan/atau horizontal dengan konsolidasi usahatani produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional;
(14) Pengembangan bio-energi berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM;
(15) Pengembangan investasi pangan dan pembangunan lumbung pangan masyarakat untuk mengatasi rawan pangan dan stabilisasi harga di sentra produksi;
(16) Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan dan hewan secara terpadu;
(17) Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional;
(18) Penguatan sistem perkarantinaan pertanian;
(19) Penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-ekosistem setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan petani;
(20) Pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan yang berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian, membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan keseimbangan ekonomi desa-kota;
(21) Berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak kepada petani seperti perlindungan tarif dan non tarif perdagangan internasional, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi;
(22) Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis; dan
(23) Peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance.
Mulai tahun 2013 pembangunan pertanian diarahkan untuk fokus komoditas dan lokasi
dengan pendekatan kawasan pertanian. Pendekatan kawasan ini disebut dengan cluster.
Pendekatan cluster dibangun dengan mengembangkan kawasan yang sudah ada (existing)
atau dapat pula mengembangkan kawasan baru.
(1) Pola Pengembangan Kawasan yang Sudah Ada (existing). Pola ini ditujukan bagi kawasan pertanian yang sudah ada dan berkembang, untuk memperluas skala produksi, serta melengkapi/memperkuat simpul-simpul agribisnis yang belum berfungsi optimal. Luasan kawasan dapat bertambah sesuai dengan daya dukung wilayah. Kawasan yang telah mandiri diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi daerah sekitarnya (trickle-down effect).
(2) Pola Pengembangan Kawasan Baru. Pola ini ditujukan untuk kawasan komoditas unggulan pada wilayah baru/potensial yang belum dikembangkan. Ada dua pendekatan pengembangan kawasan, yaitu: (a) memperluas skala dan mengadakan kegiatan yang belum terlaksana, dan (b) membangun kawasan baru di kawasan potensial secara bertahap hingga mencapai skala minimum kawasan.
Pengembangan cluster ini difokuskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan
dengan mengembangkan 40 komoditas strategis dan unggulan nasional, meliputi 30
komoditas pangan dan sepuluh komoditas non pangan secara terpadu dan multi-years. Jenis
komoditas yang akan dikembangkan antara lain:
(1) Tanaman pangan (7 komoditas), yaitu: padi, kedelai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar.
(2) Hortikultura (10 komoditas), yaitu: cabai, bawang merah, kentang, mangga, pisang, jeruk, durian, manggis, rimpang (temulawak dan non temulawak), dan tanaman florikultura (krisan dan anggrek).
Dari 40 jenis komoditas tersebut, terdapat lima jenis komoditas strategis nasional yaitu padi,
jagung, kedelai, tebu, dan daging sapi yang diharapkan dapat mencapai swasembada
berkelanjutan untuk padi dan jagung, serta mencapai swasembada pada 2014 untuk kedelai,
tebu, dan daging sapi. Komoditas cabai dan bawang merah juga mendapat perhatian guna
menjamin kontinuitas pasokan bagi konsumen dan stabilisasi harga pasar.
Fokus lokasi mencakup wilayah sentra produksi pangan dan komoditas unggulan lainnya.
Kegiatan di dalam lokasi cluster bersifat pengutuhan kegiatan pada kondisi yang sudah ada
(existing) dengan rancangan program/kegiatan disusun secara terpadu dan multi-years. Dalam
hal ini, perlu dilakukan identifikasi potensi dan kebutuhan kegiatan, serta peluang bagi
investor untuk berpartisipasi. Kegiatan swasta yang dapat dibangun antara lain mencakup
usaha di bidang perbenihan yang teknologinya belum dikuasai petani, industri alat-mesin,
industri pasca panen dan pengolahan, pemasaran, maupun usaha kemitraan dengan petani.
Pengembangan cluster tersebut diantaranya guna mendukung Koridor Pengembangan
Ekonomi Indonesia (KPEI).
Sentra pertanian merupakan bagian dari kawasan yang memiliki ciri tertentu di mana di
dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk pertanian unggulan. Disamping itu,
sentra merupakan area yang lebih khusus untuk satu komoditas dalam kegiatan ekonomi
yang telah membudaya yang ditunjang oleh prasarana dan sarana produksi untuk
berkembangnya produk tersebut. Pada area sentra terdapat suatu kesatuan fungsional
secara fisik lahan, geografis, agroklimat, infrastruktur, kelembagaan, serta SDM, yang
berpotensi untuk berkembangnya suatu komoditas unggulan. Kawasan pertanian adalah
gabungan dari sentra-sentra pertanian yang terkait secara fungsional baik dalam faktor
sumber daya alam, sosial budaya, maupun infrastruktur, sedemikian rupa sehingga memenuhi
batasan luasan minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah.
Kementerian Pertanian memfasilitasi pengembangan lima komoditas strategis nasional di
kabupaten/kota di lokasi cluster melalui penyediaan sarana dan prasarana, kemudahan
perijinan, pemanfaatan lahan, penyediaan data dan informasi, promosi, penganggaran dan
lainnya. Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota mensinergikan kegiatannya
untuk mendukung pengembangan “cluster” tersebut melalui dana APBD maupun sumber
pembiayaan lainnya.
Berdasarkan tingkat perkembangannya, proses pengembangan kawasan setidaknya dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu: (1) tahap inisiasi pada kawasan yang belum
berkembang; (2) tahap penumbuhan pada kawasan yang belum berkembang; (3) tahap
pengembangan kawasan; (4) tahap pemantapan kawasan; dan (5) tahap integrasi antar
kawasan. Jenis kegiatan pada masing-masing tahap berbeda-beda tergantung pada tingkat
keterkaitan antar pertanian, kekuatan sub sistem agribisnis yang ada (hulu, produksi, hilir dan
penunjang), maupun kualitas SDM dan aplikasi teknologi yang telah dilakukan.
2.1.5 Program dan Kegiatan
Sesuai pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (RPP) yang ditetapkan melalui
Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0142/M.PPN/06/2009-SE 1848/MK/2009 tanggal 19
Juni 2009, setiap Eselon I mulai tahun 2011 mempunyai program, dengan nama program
sesuai dengan basis kinerja Eselon I yang bersangkutan. Untuk itu Kementerian Pertanian
telah menetapkan pelaksanaan 12 program untuk periode 2010-2014 sebagai berikut:
(1) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai
Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; (2) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan
Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan; (3) Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; (4) Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan
Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal; (5) Penyediaan
dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian; (6) Peningkatan Nilai Tambah, Daya
Saing, Industri Hilir, Pemasaran, dan Ekspor Hasil Pertanian; (7) Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Masyarakat; (8) Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing;
(9) Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani; (10) Peningkatan Kualitas
Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati; (11) Pengawasan dan
Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Pertanian; dan (12) Dukungan Manajeman
dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Program-program tersebut
diimplementasikan ke dalam kegiatan–kegiatan yang berada pada seluruh Eselon I lingkup
Kementerian Pertanian.
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014
Kebijakan pembangunan pertanian tahun 2014 dirancang sebagai bagian dan keberlanjutan
dan tahun terakhir dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014. Selain itu tentu saja kebijakan tersebut merupakan komponen dari
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014, khususnya dalam menunjang salah satu prioritas
pembangunan nasional, yaitu prioritas nomor lima berupa Peningkatan Ketahanan Pangan.
Kebijakan tahun 2014 mempertimbangkan kinerja capaian tahun 2010-2012, kondisi yang
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201422 23
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
berkembang pada tahun 2013, dan antisipasi tantangan serta kebutuhan tahun 2014 dalam
kerangka pembangunan jangka menengah.
Kegiatan pembangunan pertanian 2014 diprioritaskan untuk mendanai kegiatan prioritas
nasional, prioritas bidang, dan prioritas Kementerian sesuai yang tertuang dalam RKP 2014
dan Renstra Kementerian Pertanian tahun 2010-2014.
Sasaran empat target sukses sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan
Kementerian Pertanian tahun 2014, adalah sebagai berikut:
(1) Tercapaianya Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
a. Swasembada Berkelanjutan: (1) Produksi Padi: 76,57 juta ton GKG dan (2) Produksi Jagung: 20,82 juta ton.
b. Swasembada: (1) Produksi Kedelai: 1,50 juta ton, (2) Produksi Gula 3,10 juta ton, dan (3) Produksi Daging Sapi: 0,53 juta ton.
(2) Meningkatnya Diversifikasi Pangan:
a. Penurunan Konsumsi Beras per kapita tiap tahun: 1,5%
b. Skor Pola Pangan Harapan (PPH): 93,3
(3) Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet sebesar 90%;
b. Meningkatnya produk olahan yang diekspor sebesar 63%; c. Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor
sebesar 11%; d. Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri cokelat
dalam negeri sebesar 60%;
e. Meningkatnya Surplus neraca perdagangan sebesar 23%.
(4) Meningkatnya Kesejahteraan Petani
a. Pertumbuhan pendapatan per kapita petani: 11,10%
b. Nilai Tukar Petani (NTP): 105-110
2.3 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2014
Perjanjian Kinerja Tahun 2014 merupakan bagian dari dokumen yang ditetapkan oleh Menteri
Pertanian guna mewujudkan capaian strategis khususnya empat target sukses Kementerian
Pertanian, yaitu: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (swasembada
kedelai, gula, dan daging sapi dan swasembada berkelanjutan padi dan jagung);
(2) Peningkatan Diversifikasi Pangan (persentase penurunan konsumsi beras per kapita tahun
dan membaiknya Skor Pola Pangan Harapan/PPH); (3) Meningkatnya Nilai Tambah, Daya
Saing, dan Ekspor, meliputi: tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao
fermentasi dan bahan olahan karet; meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan;
meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu; meningkatnya
sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri;
meningkatnya surplus neraca perdagangan; serta (4) Meningkatnya Kesejahteraan Petani
(Nilai Tukar Petani/NTP dan pertumbuhan pendapatan per kapita).
Pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian ini didukung melalui pelaksanaan 12
(dua belas) program pembangunan pertanian sesuai tugas fungsi Eselon I lingkup
Kementerian Pertanian. Selanjutnya Perjanjian Kinerja Tahun 2014 ini dijabarkan lebih lanjut ke
dalam Indikator Kinerja sebagai acuan penilaian kinerja masing-masing program berdasarkan
kegiatan yang telah ditetapkan. Adapun Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yang diulas secara lebih
rinci dan mendalam adalah kegiatan-kegiatan yang menjadi sasaran Indikator Kinerja Utama
(IKU) Kementerian Pertanian dalam menunjang capaian empat target sukses tersebut.
Adapun dalam pelaksanaannya, Kementerian Pertanian pada pelaksanaan kegiatannya
melaksanakan revisi Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2014 pada bulan
Agustus 2014, dikarenakan: (1) adanya penghematan anggaran yang digunakan untuk subsidi
BBM sehingga dalam pelaksanaan kegiatan di Kementerian Pertanian terjadi penyesuaian
target. Adapun tabel perubahan/revisi Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun
2014 seperti pada Tabel 1.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201422 23
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
berkembang pada tahun 2013, dan antisipasi tantangan serta kebutuhan tahun 2014 dalam
kerangka pembangunan jangka menengah.
Kegiatan pembangunan pertanian 2014 diprioritaskan untuk mendanai kegiatan prioritas
nasional, prioritas bidang, dan prioritas Kementerian sesuai yang tertuang dalam RKP 2014
dan Renstra Kementerian Pertanian tahun 2010-2014.
Sasaran empat target sukses sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Tahunan
Kementerian Pertanian tahun 2014, adalah sebagai berikut:
(1) Tercapaianya Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
a. Swasembada Berkelanjutan: (1) Produksi Padi: 76,57 juta ton GKG dan (2) Produksi Jagung: 20,82 juta ton.
b. Swasembada: (1) Produksi Kedelai: 1,50 juta ton, (2) Produksi Gula 3,10 juta ton, dan (3) Produksi Daging Sapi: 0,53 juta ton.
(2) Meningkatnya Diversifikasi Pangan:
a. Penurunan Konsumsi Beras per kapita tiap tahun: 1,5%
b. Skor Pola Pangan Harapan (PPH): 93,3
(3) Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet sebesar 90%;
b. Meningkatnya produk olahan yang diekspor sebesar 63%; c. Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor
sebesar 11%; d. Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri cokelat
dalam negeri sebesar 60%;
e. Meningkatnya Surplus neraca perdagangan sebesar 23%.
(4) Meningkatnya Kesejahteraan Petani
a. Pertumbuhan pendapatan per kapita petani: 11,10%
b. Nilai Tukar Petani (NTP): 105-110
2.3 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2014
Perjanjian Kinerja Tahun 2014 merupakan bagian dari dokumen yang ditetapkan oleh Menteri
Pertanian guna mewujudkan capaian strategis khususnya empat target sukses Kementerian
Pertanian, yaitu: (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (swasembada
kedelai, gula, dan daging sapi dan swasembada berkelanjutan padi dan jagung);
(2) Peningkatan Diversifikasi Pangan (persentase penurunan konsumsi beras per kapita tahun
dan membaiknya Skor Pola Pangan Harapan/PPH); (3) Meningkatnya Nilai Tambah, Daya
Saing, dan Ekspor, meliputi: tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao
fermentasi dan bahan olahan karet; meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan;
meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu; meningkatnya
sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri;
meningkatnya surplus neraca perdagangan; serta (4) Meningkatnya Kesejahteraan Petani
(Nilai Tukar Petani/NTP dan pertumbuhan pendapatan per kapita).
Pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian ini didukung melalui pelaksanaan 12
(dua belas) program pembangunan pertanian sesuai tugas fungsi Eselon I lingkup
Kementerian Pertanian. Selanjutnya Perjanjian Kinerja Tahun 2014 ini dijabarkan lebih lanjut ke
dalam Indikator Kinerja sebagai acuan penilaian kinerja masing-masing program berdasarkan
kegiatan yang telah ditetapkan. Adapun Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yang diulas secara lebih
rinci dan mendalam adalah kegiatan-kegiatan yang menjadi sasaran Indikator Kinerja Utama
(IKU) Kementerian Pertanian dalam menunjang capaian empat target sukses tersebut.
Adapun dalam pelaksanaannya, Kementerian Pertanian pada pelaksanaan kegiatannya
melaksanakan revisi Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2014 pada bulan
Agustus 2014, dikarenakan: (1) adanya penghematan anggaran yang digunakan untuk subsidi
BBM sehingga dalam pelaksanaan kegiatan di Kementerian Pertanian terjadi penyesuaian
target. Adapun tabel perubahan/revisi Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun
2014 seperti pada Tabel 1.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201424 25
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 1. Perubahan Target Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian 2014 Karena Adanya Penyesuaian Anggaran pada APBN-P TA 2014
TARGET TARGET(AWAL)* (REVISI)**
1. Produksi Padi 72,49 Jt Ton GKG 72,30 Jt Ton GKG2. Produksi Jagung 19,11 Juta Ton 19,00 Juta Ton
1. Produksi Kedelai 1,50 Juta Ton 1,00 Juta Ton2. Produksi Gula 3,10 Juta Ton 2,79 Juta Ton3. Produksi Daging Sapi 0,46 Juta Ton 0,46 Juta Ton1. Penurunan Konsumsi Beras per kapita tiap tahun 1,50% 1,50%2. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 93,3 82,51.
Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, Kakao fermentasi, dan Bahan olahan karet
90% 50%
2. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan
63% 35%
3. Meningkatnya Produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor
11% 11%
4. Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri cokelat dalam negeri
60% 10%
5.Surplus neraca perdagangan komoditas pertanian 23 US $ Miliar 23 Milyar USD
1. Pertumbuhan pendapatan per kapita petani 11,10% 11,10%2. Nilai Tukar Petani (NTP) 110 - 115 110 - 115
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
1.Tercapainya Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Swasembada Berkelanjutan
Swasembada
NO
Meningkatnya Diversifikasi Pangan
3.Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
4. Meningkatnya Kesejahteraan Petani
2.
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014 Ket: Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2014 disini adalah Dokumen Penetapan Kinerja
yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian sesuai dengan PermenPAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010. * Ditetapkan Bulan Maret 2014 ** Ditetapkan Bulan Agustus 2014
Untuk indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH), hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
X tahun 2012 merekomendasikan pencapaian target skor PPH sebesar 95 menjadi target
capaian tahun 2025 yang sebelumnya (sesuai Perpres 22 tahun 2009), dijadikan sebagai target
capaian tahun 2015. Oleh karena itu perlu dilakukan penghitungan ulang terhadap proyeksi
konsumsi pangan dengan baseline data tahun 2013 (skor PPH sebesar 81,4). Dari hasil
penghitungan ulang tersebut, didapatkan sasaran skor PPH tahun 2014 adalah 82,5.
Untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan tersebut, Kementerian Pertanian
melakukan berbagai program dan kegiatan. Ada program yang berfungsi sebagai program
utama, dan ada program yang berfungsi sebagai pendukung. Rincian program dan kegiatan
yang ditujukan untuk pencapaian target-target yang telah ditetapkan tersebut, adalah
sebagai berikut:
2.3.1 Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
2.3.1.1 Swasembada Kedelai
Pencapaian sasaran produksi kedelai dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya
Manusia pertanian dan Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas
Unggul Berdaya Saing, dan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran, dan Ekspor Hasil Pertanian yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 2. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi kedelai di tahun 2014.
Tabel 2. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2014
- Paket Kedelai 61 unit- Power Threser Multiguna 69 unit
* Optimasi Lahan* Penyediaan alsintan * Pembangunan UPPO* BLM PUAP * Penyaluran pupuk bersubsidi* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan* Penyediaan benih sumber
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan
KegiatanI. Program Utama
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Produksi Kedelai1,00 juta ton Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.2 Swasembada Gula
Pencapaian sasaran produksi gula dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan yang berfungsi sebagai
program utama dan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya Manusia pertanian dan Kelembagaan
Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, Program Kualitas
Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati, dan Program Peningkatan
Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian yang
berfungsi sebagai program pendukung.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201424 25
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 1. Perubahan Target Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian 2014 Karena Adanya Penyesuaian Anggaran pada APBN-P TA 2014
TARGET TARGET(AWAL)* (REVISI)**
1. Produksi Padi 72,49 Jt Ton GKG 72,30 Jt Ton GKG2. Produksi Jagung 19,11 Juta Ton 19,00 Juta Ton
1. Produksi Kedelai 1,50 Juta Ton 1,00 Juta Ton2. Produksi Gula 3,10 Juta Ton 2,79 Juta Ton3. Produksi Daging Sapi 0,46 Juta Ton 0,46 Juta Ton1. Penurunan Konsumsi Beras per kapita tiap tahun 1,50% 1,50%2. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 93,3 82,51.
Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, Kakao fermentasi, dan Bahan olahan karet
90% 50%
2. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan
63% 35%
3. Meningkatnya Produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor
11% 11%
4. Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri cokelat dalam negeri
60% 10%
5.Surplus neraca perdagangan komoditas pertanian 23 US $ Miliar 23 Milyar USD
1. Pertumbuhan pendapatan per kapita petani 11,10% 11,10%2. Nilai Tukar Petani (NTP) 110 - 115 110 - 115
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
1.Tercapainya Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Swasembada Berkelanjutan
Swasembada
NO
Meningkatnya Diversifikasi Pangan
3.Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
4. Meningkatnya Kesejahteraan Petani
2.
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014 Ket: Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2014 disini adalah Dokumen Penetapan Kinerja
yang ditandatangani oleh Menteri Pertanian sesuai dengan PermenPAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010. * Ditetapkan Bulan Maret 2014 ** Ditetapkan Bulan Agustus 2014
Untuk indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH), hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
X tahun 2012 merekomendasikan pencapaian target skor PPH sebesar 95 menjadi target
capaian tahun 2025 yang sebelumnya (sesuai Perpres 22 tahun 2009), dijadikan sebagai target
capaian tahun 2015. Oleh karena itu perlu dilakukan penghitungan ulang terhadap proyeksi
konsumsi pangan dengan baseline data tahun 2013 (skor PPH sebesar 81,4). Dari hasil
penghitungan ulang tersebut, didapatkan sasaran skor PPH tahun 2014 adalah 82,5.
Untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan tersebut, Kementerian Pertanian
melakukan berbagai program dan kegiatan. Ada program yang berfungsi sebagai program
utama, dan ada program yang berfungsi sebagai pendukung. Rincian program dan kegiatan
yang ditujukan untuk pencapaian target-target yang telah ditetapkan tersebut, adalah
sebagai berikut:
2.3.1 Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
2.3.1.1 Swasembada Kedelai
Pencapaian sasaran produksi kedelai dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya
Manusia pertanian dan Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas
Unggul Berdaya Saing, dan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran, dan Ekspor Hasil Pertanian yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 2. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi kedelai di tahun 2014.
Tabel 2. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Kedelai Tahun 2014
- Paket Kedelai 61 unit- Power Threser Multiguna 69 unit
* Optimasi Lahan* Penyediaan alsintan * Pembangunan UPPO* BLM PUAP * Penyaluran pupuk bersubsidi* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan* Penyediaan benih sumber
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan
KegiatanI. Program Utama
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Produksi Kedelai1,00 juta ton Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.2 Swasembada Gula
Pencapaian sasaran produksi gula dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan yang berfungsi sebagai
program utama dan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya Manusia pertanian dan Kelembagaan
Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, Program Kualitas
Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati, dan Program Peningkatan
Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian yang
berfungsi sebagai program pendukung.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201426 27
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 3. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi gula di tahun 2014.
Tabel 3. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Gula Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Rawat Ratoon 34.157 Ha* Bongkar Ratoon 5.729 Ha * Perluasan Areal Tebu 8.743 Ha * Pembangunan Kebun Bibit Datar (KBD) 2.046 Ha * Penataan Varietas 39 Paket* Pemberdayaan Pekebunan dan Kelembagaan 26 Paket* Operasional TKP dan PL-TKP 455 Orang* Rekrutment TKP dan PL-TKP 12 Orang* Pengadaan Alat Putus Akar 94 Unit* Pengadaan Traktor 112 Unit* Pengadaan Alat Mesin Tebang 53 Unit* Pengadaan Alat Angkut Tebu 69 Unit* Pengadaan Cultivator 189 Unit* Pengadaan Pompa Air 190 Unit* Pengembangan Database Tebu Sistem Online 150 Unit* Peralatan Pendukung Database Tebu Sistem Online 150.00
Unit* Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi dan Rendemen 56 Paket* Pengawalan dan Monev Tebu 12 Paket
* Perluasan areal tanam * Penyediaan alsintan * Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil perkebunan
I. Program UtamaPeningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana PertanianPengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Produksi Gula2,79 juta ton Gula
Kristal Putih (GKP)
Kegiatan
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.3 Swasembada Daging Sapi
Pencapaian sasaran produksi daging sapi dilaksanakan oleh Program Swasembada Daging
serta Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal yang
berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana
dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya Manusia pertanian dan
Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing,
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil
Pertanian, dan Program Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 4. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi daging sapi di tahun 2014.
Tabel 4. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Daging Sapi Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 236 klp* Pembibitan Sapi Potong/kerbau 49 klp* Integrasi Tanaman-Ruminansia 131 klp* Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 62 klp* Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Berkualitas
3.709.000 stek* Peningkatan Kapasitas Petugas IB, PKB dan ATR 750 orang* Produksi semen beku 4.810.005 dosis* Penyebaran Pejantan INKA 851 ekor* Pengembangan Indukan Sapi 300 ekor* Penguatan Kelembagaan Inseminasi Buatan (IB) 318 unit* Penanggulangan Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau
dan Penyakit Parasiter 260.272 dosis* Penguatan Kelembagaan Kesehatan Hewan 39 unit* Fasilitasi RPH 16 unit* Fasilitasi Kios Daging 20 unit
Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
* perluasan areal peternakan
* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penyebaran bibit sumber sapi Unggul PO* Penyebaran pejantan unggul sapi PO * Penyediaan benih sumber
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil peternakan
Peningkatan Kualitas Penkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
Produksi Daging Sapi460 ribu ton
I. Program UtamaPencapaian Swasembada Daging serta Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
II. Program Pendukung
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Kegiatan
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.4 Swasembada Padi Berkelanjutan
Pencapaian sasaran produksi padi dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya
Manusia pertanian dan Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas
Unggul Berdaya Saing, Program Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan
Keamanan Hayati, dan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 5. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi padi di tahun 2014.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201426 27
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 3. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi gula di tahun 2014.
Tabel 3. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Gula Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Rawat Ratoon 34.157 Ha* Bongkar Ratoon 5.729 Ha * Perluasan Areal Tebu 8.743 Ha * Pembangunan Kebun Bibit Datar (KBD) 2.046 Ha * Penataan Varietas 39 Paket* Pemberdayaan Pekebunan dan Kelembagaan 26 Paket* Operasional TKP dan PL-TKP 455 Orang* Rekrutment TKP dan PL-TKP 12 Orang* Pengadaan Alat Putus Akar 94 Unit* Pengadaan Traktor 112 Unit* Pengadaan Alat Mesin Tebang 53 Unit* Pengadaan Alat Angkut Tebu 69 Unit* Pengadaan Cultivator 189 Unit* Pengadaan Pompa Air 190 Unit* Pengembangan Database Tebu Sistem Online 150 Unit* Peralatan Pendukung Database Tebu Sistem Online 150.00
Unit* Fasilitasi Tim Pengawas Taksasi dan Rendemen 56 Paket* Pengawalan dan Monev Tebu 12 Paket
* Perluasan areal tanam * Penyediaan alsintan * Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil perkebunan
I. Program UtamaPeningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana PertanianPengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Produksi Gula2,79 juta ton Gula
Kristal Putih (GKP)
Kegiatan
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.3 Swasembada Daging Sapi
Pencapaian sasaran produksi daging sapi dilaksanakan oleh Program Swasembada Daging
serta Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal yang
berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana
dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya Manusia pertanian dan
Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing,
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil
Pertanian, dan Program Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 4. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi daging sapi di tahun 2014.
Tabel 4. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Daging Sapi Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 236 klp* Pembibitan Sapi Potong/kerbau 49 klp* Integrasi Tanaman-Ruminansia 131 klp* Pengembangan Hijauan Pakan Ternak 62 klp* Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Berkualitas
3.709.000 stek* Peningkatan Kapasitas Petugas IB, PKB dan ATR 750 orang* Produksi semen beku 4.810.005 dosis* Penyebaran Pejantan INKA 851 ekor* Pengembangan Indukan Sapi 300 ekor* Penguatan Kelembagaan Inseminasi Buatan (IB) 318 unit* Penanggulangan Gangguan Reproduksi Pada Sapi/Kerbau
dan Penyakit Parasiter 260.272 dosis* Penguatan Kelembagaan Kesehatan Hewan 39 unit* Fasilitasi RPH 16 unit* Fasilitasi Kios Daging 20 unit
Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
* perluasan areal peternakan
* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penyebaran bibit sumber sapi Unggul PO* Penyebaran pejantan unggul sapi PO * Penyediaan benih sumber
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil peternakan
Peningkatan Kualitas Penkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
Produksi Daging Sapi460 ribu ton
I. Program UtamaPencapaian Swasembada Daging serta Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
II. Program Pendukung
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Kegiatan
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.4 Swasembada Padi Berkelanjutan
Pencapaian sasaran produksi padi dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya
Manusia pertanian dan Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas
Unggul Berdaya Saing, Program Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan
Keamanan Hayati, dan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 5. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi padi di tahun 2014.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201428 29
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 5. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Padi Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* SL-PTT Padi 3.903.894 ha- Kawasan Pertumbuhan 267.411 ha- Kawasan Pengembangan 537.945 ha- Kawasan Pemantapan 3.098.538 ha
* Benih Bersubsidi 113.625 ton* Perbanyakan benih sumber 233 ha* Pemberdayaan penangkar 5.000 ha* Bantuan sarana pascapanen 502 paket/unit* SL-PHT 848 unit* SL-Iklim 107 unit* Operasional Brigade Proteksi Tanaman 78 unit* Pengembangan Model Peramalan OPT 2 model* Penyebaran Informasi Peramalan OPT 26 informasi* Penerapan Peramalan OPT 28 provinsi* Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Mutu Benih
10 metode * Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu 8 laboratorium* Pelaksanaan Uji Profisiensi 32 laboratorium
* Pengembangan metode System of Rice Intensification (SRI) * Optimasi lahan pertanian * Pencetakan areal sawah * Pembangunan UPPO* BLM PUAP * Pembangunan dan rehab jaringan irigasi* Penyediaan alsintan * Penyaluran pupuk bersubsidi* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan* Penyediaan benih sumber
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan
KegiatanProduksi Padi 72,30
juta ton GKGI. Program UtamaPeningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.5 Swasembada Jagung Berkelanjutan
Pencapaian sasaran produksi jagung dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya
Manusia pertanian dan Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas
Unggul Berdaya Saing, Program Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan
Keamanan Hayati, dan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 6. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi jagung di tahun 2014.
Tabel 6. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Jagung Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* SL-PTT Jagung 205.751 Ha- Kawasan Pertumbuhan 45.275 Ha- Kawasan Pengembangan 136.476 Ha- Kawasan Pemantapan 24.000 Ha
* Benih Bersubsidi 4.357 Ton* Perbanyakan Benih Sumber 97 Ha* SL-PHT57 Unit* Bantuan Sarana Pascapanen 343 Klpk
* Penyaluran pupuk bersubsidi* Pembangunan UPPO* BLM PUAP * Pembangunan dan rehab jaringan irigasi* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan* Penyediaan benih sumber
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan
KegiatanProduksi Jagung
19,00 Juta tonI. Program UtamaPeningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan
Pencapaian sasaran meningkatnya diversifikasi pangan dilaksanakan oleh Program
Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat yang berfungsi sebagai
program utama dan Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang
berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 7. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
meningkatnya diversifikasi pangan di tahun 2014.
Tabel 7. Program dan Kegiatan pada Sasaran Strategis Meningkatnya Diversifikasi Pangan Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Pemberdayaan kelompok wanita P2KP
* Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)* Sosialisasi dan Promosi Penganekaragaman konsumsi
pangan sejak usia dini pada SD/MI* Sosialisasi dan promosi ke masyarakat umum
Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
* Teknologi pengembangan beras artifisial fungsional lambat cerna
* Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengonsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
* Penyediaan sayuran dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan yang cukup dan terakses oleh seluruh keluarga
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
sebesar 82,5
I. Program UtamaPeningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
KegiatanPersentase
Penurunan Konsumsi Beras 1,5% Per Kapita
Tiap Tahun
I. Program UtamaPeningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
II. Program Pendukung
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201428 29
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 5. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Padi Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* SL-PTT Padi 3.903.894 ha- Kawasan Pertumbuhan 267.411 ha- Kawasan Pengembangan 537.945 ha- Kawasan Pemantapan 3.098.538 ha
* Benih Bersubsidi 113.625 ton* Perbanyakan benih sumber 233 ha* Pemberdayaan penangkar 5.000 ha* Bantuan sarana pascapanen 502 paket/unit* SL-PHT 848 unit* SL-Iklim 107 unit* Operasional Brigade Proteksi Tanaman 78 unit* Pengembangan Model Peramalan OPT 2 model* Penyebaran Informasi Peramalan OPT 26 informasi* Penerapan Peramalan OPT 28 provinsi* Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Mutu Benih
10 metode * Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu 8 laboratorium* Pelaksanaan Uji Profisiensi 32 laboratorium
* Pengembangan metode System of Rice Intensification (SRI) * Optimasi lahan pertanian * Pencetakan areal sawah * Pembangunan UPPO* BLM PUAP * Pembangunan dan rehab jaringan irigasi* Penyediaan alsintan * Penyaluran pupuk bersubsidi* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan* Penyediaan benih sumber
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan
KegiatanProduksi Padi 72,30
juta ton GKGI. Program UtamaPeningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.1.5 Swasembada Jagung Berkelanjutan
Pencapaian sasaran produksi jagung dilaksanakan oleh Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program utama dan Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, Program Pengembangan Sumberdaya
Manusia pertanian dan Kelembagaan Petani, Program Penciptaan Teknologi dan Varietas
Unggul Berdaya Saing, Program Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan
Keamanan Hayati, dan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 6. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
produksi jagung di tahun 2014.
Tabel 6. Program dan Kegiatan pada Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Jagung Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* SL-PTT Jagung 205.751 Ha- Kawasan Pertumbuhan 45.275 Ha- Kawasan Pengembangan 136.476 Ha- Kawasan Pemantapan 24.000 Ha
* Benih Bersubsidi 4.357 Ton* Perbanyakan Benih Sumber 97 Ha* SL-PHT57 Unit* Bantuan Sarana Pascapanen 343 Klpk
* Penyaluran pupuk bersubsidi* Pembangunan UPPO* BLM PUAP * Pembangunan dan rehab jaringan irigasi* Penyuluhan* Kelembagaan petani* Penciptaan varietas unggul * Teknologi budidaya tanaman pangan dan alsintan* Penyediaan benih sumber
Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
* Pengaturan lalu lintas media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Pengembangan pengolahan hasil tanaman pangan
KegiatanProduksi Jagung
19,00 Juta tonI. Program UtamaPeningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
II. Program PendukungPenyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.2 Meningkatnya Diversifikasi Pangan
Pencapaian sasaran meningkatnya diversifikasi pangan dilaksanakan oleh Program
Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat yang berfungsi sebagai
program utama dan Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing yang
berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 7. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
meningkatnya diversifikasi pangan di tahun 2014.
Tabel 7. Program dan Kegiatan pada Sasaran Strategis Meningkatnya Diversifikasi Pangan Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Pemberdayaan kelompok wanita P2KP
* Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L)* Sosialisasi dan Promosi Penganekaragaman konsumsi
pangan sejak usia dini pada SD/MI* Sosialisasi dan promosi ke masyarakat umum
Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
* Teknologi pengembangan beras artifisial fungsional lambat cerna
* Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengonsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
* Penyediaan sayuran dan buah, pangan hewani, kacang-kacangan yang cukup dan terakses oleh seluruh keluarga
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
sebesar 82,5
I. Program UtamaPeningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
KegiatanPersentase
Penurunan Konsumsi Beras 1,5% Per Kapita
Tiap Tahun
I. Program UtamaPeningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
II. Program Pendukung
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201430 31
Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian
2.3.3 Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
Pencapaian sasaran meningkatnya nilai tambah, daya saing dan ekspor dilaksanakan oleh
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, pemasaran dan Ekspor Hasil
Pertanian yang berfungsi sebagai program utama dan Program Penciptaan Teknologi dan
Varietas Unggul Berdaya Saing, Program Peningkatan Produksi, Produktvitas dan Mutu
Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan, Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program
pendukung.
Tabel 8. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
meningkatnya nilai tambah, daya saing dan ekspor di tahun 2014.
Tabel 8. Program dan Kegiatan pada Sasaran Strategis Meningkatnya Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Pembinaan dalam rangka sertifikasi pertanian organik* Penyelesaian regulasi pemberlakuan sertifikasi wajib kakao
* Penerapan jaminan mutu kakao fermentasi* Pembentukan UPPB di provinsi sentra produksi karet
* Pengembangan agroindustri perdesaan untuk semua subsektor
* Peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan* Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian
* Peningkatan kemampuan SDM pengolah hasil pertanian* Pemberdayaan SDM pengolahan dan penguatan lembaga
usaha pengolahan hasil di tingkat petani
* Peningkatan kapasitas produksi UPH yang telah dibangun* Pembangunan UPH tepung/pabrik baru
* Teknologi pembuatan tepung kentang dengan menggunakan basis pasta
* Teknologi penyosohan dan penepungan tepung sorgum
* Penanganan pasca panen dengan penekanan pada perlakuan fermentasi biji kakao
*Penerapan sistem jaminan mutu, agar sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan yaitu SNI 2323-2010 Biji Kakao
* Pembentukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Biji Kakao (UPPBK) di sentra produksi
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Akselerasi ekspor, promosi dan diplomasi serta advokasi ke berbagai negara dan forum kerjasama internasional
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
* Produksi buah dan sayuran untuk diekspor
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
* Produksi komoditi perkebunan untuk diekspor
Tersertifikasinya semua produk
pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan
karet dengan sasaran 90%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
Kegiatan
Meningkatnya produk olahan yang diekspor sebesar 63%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi
tepung gandum/terigu sebanyak 11%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian II. Program PendukungProgram Penelitian dan Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian
Meningkatnya surplus neraca perdagangan sebesar 23%
I. Program Utama
II. Program Pendukung
Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi
bermutu untuk industri coklat dalam negeri
sebanyak 60%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.4 Peningkatan Kesejahteraan Petani
Pencapaian sasaran meningkatnya kesejahteraan petani dilaksanakan oleh Program
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
yang berfungsi sebagai program utama dan Produktvitas dan Mutu Produk Tanaman
Hortikultura Berkelanjutan dan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 9. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
meningkatnya kesejahteraan petani di tahun 2014.
Tabel 9. Program dan Kegiatan pada Sasaran Strategis Peningkatan Kesejahteraan Petani Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)* Akses Petani dalam Pembiayaan* Penyaluran LM3 Kementerian Pertanian
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
* produksi buah untuk diekspor (jeruk, mangga, manggis, durian, pisang, buah pohon dan perdu lainnya, buah semusim dan merambat, serta buah terna lainnya)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
* Penerapan jaminan mutu kakao fermentasi* Pembentukan UPPB di provinsi sentra produksi karet
* Pengembangan agroindustri perdesaan untuk semua subsektor
* Peningkatan inovasi dan diseminasi teknologi pengolahan* Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian
* Peningkatan kemampuan SDM pengolah hasil pertanian* Pemberdayaan SDM pengolahan dan penguatan lembaga
usaha pengolahan hasil di tingkat petani
* Peningkatan kapasitas produksi UPH yang telah dibangun* Pembangunan UPH tepung/pabrik baru
* Teknologi pembuatan tepung kentang dengan menggunakan basis pasta
* Teknologi penyosohan dan penepungan tepung sorgum
* Penanganan pasca panen dengan penekanan pada perlakuan fermentasi biji kakao
*Penerapan sistem jaminan mutu, agar sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan yaitu SNI 2323-2010 Biji Kakao
* Pembentukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Biji Kakao (UPPBK) di sentra produksi
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
* Akselerasi ekspor, promosi dan diplomasi serta advokasi ke berbagai negara dan forum kerjasama internasional
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
* Produksi buah dan sayuran untuk diekspor
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
* Produksi komoditi perkebunan untuk diekspor
Tersertifikasinya semua produk
pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan
karet dengan sasaran 90%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
Kegiatan
Meningkatnya produk olahan yang diekspor sebesar 63%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi
tepung gandum/terigu sebanyak 11%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian II. Program PendukungProgram Penelitian dan Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian
Meningkatnya surplus neraca perdagangan sebesar 23%
I. Program Utama
II. Program Pendukung
Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi
bermutu untuk industri coklat dalam negeri
sebanyak 60%
I. Program UtamaProgram Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
Sumber data: Kementerian Pertanian, 2014
2.3.4 Peningkatan Kesejahteraan Petani
Pencapaian sasaran meningkatnya kesejahteraan petani dilaksanakan oleh Program
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
yang berfungsi sebagai program utama dan Produktvitas dan Mutu Produk Tanaman
Hortikultura Berkelanjutan dan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan yang berfungsi sebagai program pendukung.
Tabel 9. Menggambarkan rincian program dan kegiatan dalam rangka pencapaian target
meningkatnya kesejahteraan petani di tahun 2014.
Tabel 9. Program dan Kegiatan pada Sasaran Strategis Peningkatan Kesejahteraan Petani Tahun 2014
Indikator Kinerja Program
* Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)* Akses Petani dalam Pembiayaan* Penyaluran LM3 Kementerian Pertanian
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
* produksi buah untuk diekspor (jeruk, mangga, manggis, durian, pisang, buah pohon dan perdu lainnya, buah semusim dan merambat, serta buah terna lainnya)
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
Sementara itu bila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan kedelai sebesar 2,235 juta ton,
produksi kedelai tahun 2014 masih defisit sebesar 1.134 juta ton biji kering atau baru mencapai
indeks swasembada sebesar 2,43. Dan bila dibandingkan dengan tahun 2013 indeks
swasembada turun sebesar 0,29. Menurunnya indeks tingkat swasembada kedelai
dikarenakan produksi yag dihasilkan tidak dapat mencukupi kebutuhan dan kekurangan
tersebut dipenuhi dari impor.
Tabel 14. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2014
Uraian 2013 2014 Produksi Kedelai (Ton Biji Kering) 779.992 921.336 Kebutuhan (Ton Biji Kering) 2.115.700 2.235.614 Surplus/Defisit (Ton Biji Kering) (1.335.708) (1.314.278) Indeks Swasembada 2,71 2,43 Keterangan: Produksi kedelai tahun 2013 = ATAP, tahun 2014 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2013 = 247.390 juta jiwa, tahun 2014 = 252.164 juta jiwa= BKP-Kementan
Kementerian Pertanian telah mengalokasikan berbagai kegiatan untuk mendukung
peningkatan produksi kedelai tahun 2014, antara lain: SL-PTT Kedelai terealisasi 50.045 Ha
(80,24% dari target 62.370 Ha), Perluasan Areal Tanam (PAT) Kedelai terealisasi 228.416 ha
(82,29% dari target 277.568 ha), Pemberdayaan Penangkar terealisasi 1.811 Ha (69,65% dari
target seluas 2.600 Ha). Kegiatan-kegiatan yang mendukung Swasembada Kedelai seperti
Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Kegiatan Mendukung Pencapaian Target Swasembada Kedelai Tahun 2014
8. Operasional Brigade Proteksi Tanaman (unit) 78 76 97,18 9. Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP (OB) 42.412 42.393 99,96 10. Pengembangan Model Peramalan OPT (model) 1 1 100,00 11. Penyebaran Informasi Peramalan (informasi) 12 13 108,33 12. Penerapan Peramalan OPT (Provinsi) 28 29 103,57 13. Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Mutu Benih
(metode) 10 10 100,00
14. Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu (lab) 8 8 100,00 15. Pelaksanaan Uji Profisiensi (lab) 32 43 134,38 Sumber data: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, 2014 Ket: Pilihan paket kedelai terdiri dari power threser, terpal, pedal threser, flat bed dryer, separator kedelai
Untuk mendukung upaya pencapaian swasembada kedelai nasional, Kementerian Pertanian
pada tahun 2014 telah mengalokasikan anggaran sebesar senilai Rp601.828.450.000,00
dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 senilai Rp530.909.794.540,00 atau secara
persentase sebesar 88,22%. Anggaran tersebut terutama untuk membiayai pelaksanaan
kegiatan SL-PTT dan PAT kedelai serta pendukungnya (gerakan tanam serempak, gerakan
penguatan pengembangan kawasan kedelai, penyimpanan benih kedelai, pembinaan, dan
pengawalan). Selain itu pencapaian indikator produksi kedelai juga didukung kegiatan lain
seperti bantuan sarana pascapanen, perbanyakan benih, pemberdayaan penangkar, dan SL-
PHT.
3.3.1.2 Produksi Gula
Produksi gula pada tahun 2014 berdasarkan angka sementara (ASEM) mencapai 2,632 juta ton
gula hablur atau 94,34% (berhasil) dari target 2014 sebesar 2,790 juta ton, dengan realisasi luas
areal panen 477.881 Ha, produktivitas tebu 70,60 ton/Ha batang tebu atau 5,561 ton/Ha gula
hablur, dan produksi batang tebu sebesar 33.740.036 ton dengan rendemen 7,80% serta
realisasi produksi molasess 1.516.135 ton. Jika dibandingkan dengan produksi gula tahun 2013
sebesar 2,551 juta ton hablur, maka produksi gula tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
3,18% atau sebesar 81.216 ton hablur. Demikian juga dengan capaian produktivitas pada tahun
2013 sebesar 5.467 Kg/Ha meningkat menjadi 5.561 Kg/Ha pada tahun 2014 (meningkat
sebesar 1,72%). Capaian luas areal tebu yang dibandingkan antara realisasi tahun 2013 seluas
469.227 dengan realisasi tahun 2014 seluas 477.881 Ha juga mengalami peningkatan 1,94% atau
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 39
Kementerian Pertanian
Gambar 1. Produksi Kedelai di Indonesia selama Tahun 2010-2014
Sementara itu bila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan kedelai sebesar 2,235 juta ton,
produksi kedelai tahun 2014 masih defisit sebesar 1.134 juta ton biji kering atau baru mencapai
indeks swasembada sebesar 2,43. Dan bila dibandingkan dengan tahun 2013 indeks
swasembada turun sebesar 0,29. Menurunnya indeks tingkat swasembada kedelai
dikarenakan produksi yag dihasilkan tidak dapat mencukupi kebutuhan dan kekurangan
tersebut dipenuhi dari impor.
Tabel 14. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2014
Uraian 2013 2014 Produksi Kedelai (Ton Biji Kering) 779.992 921.336 Kebutuhan (Ton Biji Kering) 2.115.700 2.235.614 Surplus/Defisit (Ton Biji Kering) (1.335.708) (1.314.278) Indeks Swasembada 2,71 2,43 Keterangan: Produksi kedelai tahun 2013 = ATAP, tahun 2014 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2013 = 247.390 juta jiwa, tahun 2014 = 252.164 juta jiwa= BKP-Kementan
Kementerian Pertanian telah mengalokasikan berbagai kegiatan untuk mendukung
peningkatan produksi kedelai tahun 2014, antara lain: SL-PTT Kedelai terealisasi 50.045 Ha
(80,24% dari target 62.370 Ha), Perluasan Areal Tanam (PAT) Kedelai terealisasi 228.416 ha
(82,29% dari target 277.568 ha), Pemberdayaan Penangkar terealisasi 1.811 Ha (69,65% dari
target seluas 2.600 Ha). Kegiatan-kegiatan yang mendukung Swasembada Kedelai seperti
Tabel 15 berikut.
Tabel 15. Kegiatan Mendukung Pencapaian Target Swasembada Kedelai Tahun 2014
8. Operasional Brigade Proteksi Tanaman (unit) 78 76 97,18 9. Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP (OB) 42.412 42.393 99,96 10. Pengembangan Model Peramalan OPT (model) 1 1 100,00 11. Penyebaran Informasi Peramalan (informasi) 12 13 108,33 12. Penerapan Peramalan OPT (Provinsi) 28 29 103,57 13. Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Mutu Benih
(metode) 10 10 100,00
14. Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu (lab) 8 8 100,00 15. Pelaksanaan Uji Profisiensi (lab) 32 43 134,38 Sumber data: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, 2014 Ket: Pilihan paket kedelai terdiri dari power threser, terpal, pedal threser, flat bed dryer, separator kedelai
Untuk mendukung upaya pencapaian swasembada kedelai nasional, Kementerian Pertanian
pada tahun 2014 telah mengalokasikan anggaran sebesar senilai Rp601.828.450.000,00
dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 senilai Rp530.909.794.540,00 atau secara
persentase sebesar 88,22%. Anggaran tersebut terutama untuk membiayai pelaksanaan
kegiatan SL-PTT dan PAT kedelai serta pendukungnya (gerakan tanam serempak, gerakan
penguatan pengembangan kawasan kedelai, penyimpanan benih kedelai, pembinaan, dan
pengawalan). Selain itu pencapaian indikator produksi kedelai juga didukung kegiatan lain
seperti bantuan sarana pascapanen, perbanyakan benih, pemberdayaan penangkar, dan SL-
PHT.
3.3.1.2 Produksi Gula
Produksi gula pada tahun 2014 berdasarkan angka sementara (ASEM) mencapai 2,632 juta ton
gula hablur atau 94,34% (berhasil) dari target 2014 sebesar 2,790 juta ton, dengan realisasi luas
areal panen 477.881 Ha, produktivitas tebu 70,60 ton/Ha batang tebu atau 5,561 ton/Ha gula
hablur, dan produksi batang tebu sebesar 33.740.036 ton dengan rendemen 7,80% serta
realisasi produksi molasess 1.516.135 ton. Jika dibandingkan dengan produksi gula tahun 2013
sebesar 2,551 juta ton hablur, maka produksi gula tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
3,18% atau sebesar 81.216 ton hablur. Demikian juga dengan capaian produktivitas pada tahun
2013 sebesar 5.467 Kg/Ha meningkat menjadi 5.561 Kg/Ha pada tahun 2014 (meningkat
sebesar 1,72%). Capaian luas areal tebu yang dibandingkan antara realisasi tahun 2013 seluas
469.227 dengan realisasi tahun 2014 seluas 477.881 Ha juga mengalami peningkatan 1,94% atau
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201440
Kementerian Pertanian
seluas 8.654 Ha. Pencapaian produksi gula tahun 2013-2014 lebih rinci dapat dilihat pada
Tabel 16 berikut.
Tabel 16. Pencapaian Sasaran Swasembada Gula Tahun 2014
sehingga Perum Bulog tidak mampu mengadakan beras seluruhnya dari produksi dalam
negeri.
Tabel 25. Neraca dan Kebutuhan Beras Tahun 2014 Uraian 2013 2014
Produksi Padi (000 Ton GKG) 71.280 70.607 Beras Tersedia (000 Ton) 41.456 40.953 Konsumsi Beras (000 Ton) 35.386 31.492 Surplus/Defisit (000 Ton) 5.520 9.461 Indeks Swasembada 1,17 1,30 Sumber data: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, 2014 Keterangan: - Produksi padi tahun 2013 = ATAP, tahun 2014 = ARAM II BPS-RI - Jumlah penduduk tahun 2013 = 247,390 juta jiwa, ; jumlah penduduk tahun 2014 = 252,158 juta jiwa - Konsumsi beras perkapita tahun 2013 = 139,15 kg, tahun 2014=124,89 kg/kapita/tahun
Perkembangan produksi padi selama periode tahun 2010-2014 menunjukan trend
pertumbuhan yang positif, meningkat dari 66,47 juta ton GKG pada tahun 2010 menjadi 70,61
juta ton GKG tahun 2014 atau rata-rata tumbuh 1,47%. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh
kenaikan produktivitas dari 50,15 ku/ha tahun 2010 menjadi 51,49 ku/ha tahun 2014, serta
peningkatan luas panen 13,25 juta ha tahun 2010 menjadi 13,46 juta ha tahun 2014.
Tabel 26. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Padi Tahun 2010-2014
sehingga Perum Bulog tidak mampu mengadakan beras seluruhnya dari produksi dalam
negeri.
Tabel 25. Neraca dan Kebutuhan Beras Tahun 2014 Uraian 2013 2014
Produksi Padi (000 Ton GKG) 71.280 70.607 Beras Tersedia (000 Ton) 41.456 40.953 Konsumsi Beras (000 Ton) 35.386 31.492 Surplus/Defisit (000 Ton) 5.520 9.461 Indeks Swasembada 1,17 1,30 Sumber data: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, 2014 Keterangan: - Produksi padi tahun 2013 = ATAP, tahun 2014 = ARAM II BPS-RI - Jumlah penduduk tahun 2013 = 247,390 juta jiwa, ; jumlah penduduk tahun 2014 = 252,158 juta jiwa - Konsumsi beras perkapita tahun 2013 = 139,15 kg, tahun 2014=124,89 kg/kapita/tahun
Perkembangan produksi padi selama periode tahun 2010-2014 menunjukan trend
pertumbuhan yang positif, meningkat dari 66,47 juta ton GKG pada tahun 2010 menjadi 70,61
juta ton GKG tahun 2014 atau rata-rata tumbuh 1,47%. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh
kenaikan produktivitas dari 50,15 ku/ha tahun 2010 menjadi 51,49 ku/ha tahun 2014, serta
peningkatan luas panen 13,25 juta ha tahun 2010 menjadi 13,46 juta ha tahun 2014.
Tabel 26. Perkembangan Produksi, Produktivitas, Luas Panen Padi Tahun 2010-2014
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201454
Kementerian Pertanian
kebutuhan benih 81,86 ribu ton, konsumsi langsung 426 ribu ton, kebutuhan untuk pakan
13,774 juta ton, industri 3,787 juta ton, kehilangan hasil/tercecer 956,37 ribu ton.
Tabel 29. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2014
Uraian 2013 2014
Produksi Jagung (ribu ton Pipilan Kering) 18.512 19.127 Kebutuhan (ribu ton Pipilan Kering) 15.692 19.974 Surplus/Defisit (ribu ton Pipilan Kering) 2.820 (847) Indeks Swasembada 1,18 0,96 Keterangan: Produksi jagung tahun 2013 = ATAP, tahun 2014 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2013 = 247.390 juta jiwa, tahun 2014 = 252.164 juta jiwa= BPS-RI
Perkembangan produksi jagung selama periode tahun 2010-2013 menunjukan trend
pertumbuhan yang positif, meningkat dari 18,33 juta ton pada tahun 2010 menjadi 19,13 juta
ton pipilan kering tahun 2014 atau rata-rata tumbuh 0,90%. Pertumbuhan tersebut disebabkan
oleh kenaikan produktivitas dari 44,36 ku/ha tahun 2010 menjadi 48,99 ku/ha tahun 2014.
Sementara luas panen menurun rata-rata 1,49% per tahun. Keragaan produksi jagung, secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 30 dan Gambar 5.
Tabel 30. Perkembangan Produksi, Produktivitas, dan Luas Panen Jagung Tahun 2014
6. Operasional Brigade Proteksi Tanaman (Unit) 78 76 97,18 7. Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP (OB) 42.412 42.393 99,96 8. Pengembangan Model Peramalan OPT (Model) 1 1 100,00 9. Penyebaran Informasi Peramalan (Informasi) 14 15 107,14 10. Penerapan Peramalan OPT (Provinsi) 28 29 103,57 11. Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Mutu
Benih (Metode) 10 10 100,00
12. Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu (Lab) 8 8 100,00 13. Pelaksanaan Uji Profisiensi (Lab) 32 43 134,38 Sumber data: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, 2014
Pada tahun 2014 pengalokasian anggaran dalam rangka mendukung pencapaian indikator
produksi padi jagung untuk mendukung swasembada padi dan jagung nasional menyatu
dalam kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia. Kementerian Pertanian telah
mengalokasikan anggaran senilai Rp1.117.085.254.000,00 dengan realisasi sampai dengan 31
Desember 2014 senilai Rp1.021.537.673.468,00 atau secara persentase sebesar 91,45%.
Anggaran tersebut terutama untuk membiayai pelaksanaan kegiatan SL-PTT padi dan jagung
serta pendukungnya (pembinaan, pengawalan, pendampingan, monitoring, dan evaluasi).
Selain itu pencapaian indikator produksi jagung juga didukung kegiatan lain seperti bantuan
sarana pascapanen, perbanyakan benih, pemberdayaan penangkar, dan SL-PHT yang alokasi
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 55
Kementerian Pertanian
kebutuhan benih 81,86 ribu ton, konsumsi langsung 426 ribu ton, kebutuhan untuk pakan
13,774 juta ton, industri 3,787 juta ton, kehilangan hasil/tercecer 956,37 ribu ton.
Tabel 29. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2014
Uraian 2013 2014
Produksi Jagung (ribu ton Pipilan Kering) 18.512 19.127 Kebutuhan (ribu ton Pipilan Kering) 15.692 19.974 Surplus/Defisit (ribu ton Pipilan Kering) 2.820 (847) Indeks Swasembada 1,18 0,96 Keterangan: Produksi jagung tahun 2013 = ATAP, tahun 2014 = ARAM II BPS-RI Jumlah penduduk tahun 2013 = 247.390 juta jiwa, tahun 2014 = 252.164 juta jiwa= BPS-RI
Perkembangan produksi jagung selama periode tahun 2010-2013 menunjukan trend
pertumbuhan yang positif, meningkat dari 18,33 juta ton pada tahun 2010 menjadi 19,13 juta
ton pipilan kering tahun 2014 atau rata-rata tumbuh 0,90%. Pertumbuhan tersebut disebabkan
oleh kenaikan produktivitas dari 44,36 ku/ha tahun 2010 menjadi 48,99 ku/ha tahun 2014.
Sementara luas panen menurun rata-rata 1,49% per tahun. Keragaan produksi jagung, secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 30 dan Gambar 5.
Tabel 30. Perkembangan Produksi, Produktivitas, dan Luas Panen Jagung Tahun 2014
6. Operasional Brigade Proteksi Tanaman (Unit) 78 76 97,18 7. Operasional Petugas POPT-PHP/THL-POPT-PHP (OB) 42.412 42.393 99,96 8. Pengembangan Model Peramalan OPT (Model) 1 1 100,00 9. Penyebaran Informasi Peramalan (Informasi) 14 15 107,14 10. Penerapan Peramalan OPT (Provinsi) 28 29 103,57 11. Pengembangan dan Validasi Metode Pengujian Mutu
Benih (Metode) 10 10 100,00
12. Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu (Lab) 8 8 100,00 13. Pelaksanaan Uji Profisiensi (Lab) 32 43 134,38 Sumber data: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, 2014
Pada tahun 2014 pengalokasian anggaran dalam rangka mendukung pencapaian indikator
produksi padi jagung untuk mendukung swasembada padi dan jagung nasional menyatu
dalam kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia. Kementerian Pertanian telah
mengalokasikan anggaran senilai Rp1.117.085.254.000,00 dengan realisasi sampai dengan 31
Desember 2014 senilai Rp1.021.537.673.468,00 atau secara persentase sebesar 91,45%.
Anggaran tersebut terutama untuk membiayai pelaksanaan kegiatan SL-PTT padi dan jagung
serta pendukungnya (pembinaan, pengawalan, pendampingan, monitoring, dan evaluasi).
Selain itu pencapaian indikator produksi jagung juga didukung kegiatan lain seperti bantuan
sarana pascapanen, perbanyakan benih, pemberdayaan penangkar, dan SL-PHT yang alokasi
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201456
Kementerian Pertanian
anggarannya menyatu di dalam unit kerja terkait lingkup Ditjen Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian.
3.3.1.6 Dukungan dalam Upaya Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Selain dilaksanakan melalui program-program utama yang terkait secara langsung dengan
komoditas swasembada dan swasembada berkelanjutan (padi, jagung, dan kedelai melalui
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Pangan untuk
Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; gula melalui Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; dan daging
melalui Program Peningkatan Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Pangan Hewani
yang Sehat, Aman, Utuh, dan Halal), target swasembada dan swasembada berkelanjutan juga
didukung oleh sejumlah program lainnya yang tidak secara langsung difokuskan untuk satu
komoditas, tetapi ditujukan untuk semua komoditas target swasembada dan swasembada
berkelanjutan. Program-program tersebut adalah:
(1) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Program ini memfasilitasi sarana dan prasarana di sub sektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan dalam rangka penunjang pencapaian produksi
komoditas swasembada dan swasembada berkelanjutan serta komoditas unggulan
lainnya. Kegiatan dimaksud antara lain seperti terlihat pada Tabel 32. Capaian dan
kontribusi yang dihasilkan dari dukungan program Penyediaan dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana Pertanian, seperti pada Tabel 32.
Gambar 6. Combine Harvester Besar, Bantuan Kementerian Pertanian pada Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2014
Tabel 32. Kegiatan pada Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian pada Tahun 2014 yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
No Kegiatan Target Realisasi % Capaian
1 Pengembangan metode SRI yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani (Ha)
167.438 161.719 96,58
2 Pengembangan Optimasi Lahan pertanian tanaman pangan (Ha)
6 Pengembangan Jaringan dan Optimasi Air (Ha) 446.810 443.836 99,33 7 Jumlah alat dan mesin pertanian yang efisien dan
berkelanjutan di lokasi:
a. Bantuan Traktor Roda 2 (unit) 7.581 7.635 100,71 b. Bantuan Pompa Air (unit) 4.100 4.122 100,54 c. Rice Transplanter (unit) 279 279 100,00 d. Chopper (unit) 225 225 100,00 e. Cultivator (unit) 240 240 100,00 8 Penyaluran pupuk bersubsidi sesuai 6 (enam) tepat (Ton)
Urea 4.100.000 3.979.765 97,07 SP36 850.000 795.179 93,55 ZA 1.050.000 971.824 92,55 NPK 2.550.000 2.372.539 93,04 Organik 1.000.000 738.763 73,88
9 Terbangunnya dan terlaksananya pembangunan UPPO untuk penyediaan kebutuhan pupuk organik (Unit)
830 830 100,00
10 BLM PUAP yang digunakan gapoktan untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm (gapoktan)
1.713 1.713 100,00
Sumber data: Ditjen Prasarana dan Sarana, Kementerian Pertanian, 2014
a) Berkembangnya metode System of Rice Intensification (SRI) di TA. 2014 dengan
capaian 161.719 Ha dari target 167.438 Ha, dengan asumsi delta IP 100% dan delta
provitas 1,30 Ton/Ha, maka didapat kontribusi produksi padi sebesar 210.235 Ton GKP;
b) Berkembangnya optimasi lahan pertanian di TA. 2014 seluas 122.485 Ha dari target
147.394 Ha. Pelaksanaan kegiatan optimasi lahan pertanian difokuskan untuk
mendukung sub sektor tanaman pangan, dengan asumsi delta IP 100% dan delta
provitas 3,85 Ton/Ha, maka didapat kontribusi produksi padi sebesar 471.567 Ton GKP;
c) Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan melalui kegiatan
cetak sawah di TA. 2014 dengan capaian 25.597 Ha dari target 29.282 ha, dengan
asumsi delta IP 100% dan delta provitas 2,30 Ton/Ha maka didapat kontribusi produksi
padi sebesar 58.873 Ton GKP;
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 57
Kementerian Pertanian
anggarannya menyatu di dalam unit kerja terkait lingkup Ditjen Tanaman Pangan
Kementerian Pertanian.
3.3.1.6 Dukungan dalam Upaya Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
Selain dilaksanakan melalui program-program utama yang terkait secara langsung dengan
komoditas swasembada dan swasembada berkelanjutan (padi, jagung, dan kedelai melalui
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Pangan untuk
Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; gula melalui Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; dan daging
melalui Program Peningkatan Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Pangan Hewani
yang Sehat, Aman, Utuh, dan Halal), target swasembada dan swasembada berkelanjutan juga
didukung oleh sejumlah program lainnya yang tidak secara langsung difokuskan untuk satu
komoditas, tetapi ditujukan untuk semua komoditas target swasembada dan swasembada
berkelanjutan. Program-program tersebut adalah:
(1) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Program ini memfasilitasi sarana dan prasarana di sub sektor tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan dalam rangka penunjang pencapaian produksi
komoditas swasembada dan swasembada berkelanjutan serta komoditas unggulan
lainnya. Kegiatan dimaksud antara lain seperti terlihat pada Tabel 32. Capaian dan
kontribusi yang dihasilkan dari dukungan program Penyediaan dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana Pertanian, seperti pada Tabel 32.
Gambar 6. Combine Harvester Besar, Bantuan Kementerian Pertanian pada Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2014
Tabel 32. Kegiatan pada Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian pada Tahun 2014 yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
No Kegiatan Target Realisasi % Capaian
1 Pengembangan metode SRI yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani (Ha)
167.438 161.719 96,58
2 Pengembangan Optimasi Lahan pertanian tanaman pangan (Ha)
6 Pengembangan Jaringan dan Optimasi Air (Ha) 446.810 443.836 99,33 7 Jumlah alat dan mesin pertanian yang efisien dan
berkelanjutan di lokasi:
a. Bantuan Traktor Roda 2 (unit) 7.581 7.635 100,71 b. Bantuan Pompa Air (unit) 4.100 4.122 100,54 c. Rice Transplanter (unit) 279 279 100,00 d. Chopper (unit) 225 225 100,00 e. Cultivator (unit) 240 240 100,00 8 Penyaluran pupuk bersubsidi sesuai 6 (enam) tepat (Ton)
Urea 4.100.000 3.979.765 97,07 SP36 850.000 795.179 93,55 ZA 1.050.000 971.824 92,55 NPK 2.550.000 2.372.539 93,04 Organik 1.000.000 738.763 73,88
9 Terbangunnya dan terlaksananya pembangunan UPPO untuk penyediaan kebutuhan pupuk organik (Unit)
830 830 100,00
10 BLM PUAP yang digunakan gapoktan untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm (gapoktan)
1.713 1.713 100,00
Sumber data: Ditjen Prasarana dan Sarana, Kementerian Pertanian, 2014
a) Berkembangnya metode System of Rice Intensification (SRI) di TA. 2014 dengan
capaian 161.719 Ha dari target 167.438 Ha, dengan asumsi delta IP 100% dan delta
provitas 1,30 Ton/Ha, maka didapat kontribusi produksi padi sebesar 210.235 Ton GKP;
b) Berkembangnya optimasi lahan pertanian di TA. 2014 seluas 122.485 Ha dari target
147.394 Ha. Pelaksanaan kegiatan optimasi lahan pertanian difokuskan untuk
mendukung sub sektor tanaman pangan, dengan asumsi delta IP 100% dan delta
provitas 3,85 Ton/Ha, maka didapat kontribusi produksi padi sebesar 471.567 Ton GKP;
c) Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan melalui kegiatan
cetak sawah di TA. 2014 dengan capaian 25.597 Ha dari target 29.282 ha, dengan
asumsi delta IP 100% dan delta provitas 2,30 Ton/Ha maka didapat kontribusi produksi
padi sebesar 58.873 Ton GKP;
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201458
Kementerian Pertanian
d) Perluasan sawah (carry over) tahun 2013 mencapai 39.800 Ha dari target 39.800 Ha,
dengan asumsi delta IP 100% dan delta provitas 2,30 Ton/Ha maka didapat kontribusi
produksi padi sebesar 91.540,00 Ton GKP.
e) Perluasan areal Peternakan di TA. 2014 seluas 2.470 Ha dari target 2.500 Ha (98,80%),
sementara realisasi di TA. 2013 mencapai 3.049 Ha dari target 3.049 Ha (100%).
Kontribusi dari kegiatan ini diperkirakan dapat meningkatkan tersedianya hijauan
makanan ternak dalam jumlah cukup dan berkualitas pada areal peternakan;
f) Pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) mencapai 830 unit dari 830 unit
(100%). Kontribusi kegiatan ini adalah memenuhi kebutuhan pupuk organik insitu oleh
dan untuk petani, utamanya untuk mendukung kegiatan SRI di lokasi setempat atau
masyarakat. Selain itu juga menyediakan fasilitasi terpadu untuk pengolahan bahan
organik (jerami, sisa tanaman, limbah ternak, sampah organik) menjadi kompos
(pupuk organik), memperbaiki kesuburan dan produktivitas lahan pertanian serta
melestarikan sumberdaya lahan pertanian dan lingkungan.
g) Penyediaan alsintan TA. 2014 melalui bantuan alsin traktor roda 2 (7.581 unit), pompa
air (4.100 unit), rice transplanter (279 unit), chopper (225 unit) dan cultivator (240
unit), secara total keseluruhan mencapai 12.501 unit dari target 12.425 unit atau
100,61%. Kontribusi dari kegiatan ini adalah meningkatkan kepemilikan alsintan oleh
kelompok tani/UPJA untuk mempercepat pengolahan tanah dan penyediaan air
irigasi. Traktor roda 2 akan dapat mengolah lahan pertanian seluas 152.700 ha, pompa
air akan dapat mengairi lahan pertanian seluas 103.050 Ha, Rice Transplanter akan
dapat menanam padi seluas 15.066 Ha, Cultivator dapat mengolah lahan hortikultura
seluas 5.760 Ha dan Chopper dapat mencacah pakan ternak sebanyak 121.500 ton.
(2) Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani
Selain sarana dan prasarana fisik, pencapaian produksi dalam rangka mendukung
swasembada dan swasembada berkelanjutan juga didukung oleh fasilitasi kelembagaan
penyuluhan, pelatihan dan pendidikan pertanian, serta pelayanan penyuluhan, pelatihan
dan pendidikan pertanian seperti:
a) Peningkatan kompetensi aparatur di sektor pertanian sebanyak 10.373 orang dari
target 9.599 orang (108,06%) dan non aparatur di sektor pertanian terealisasi 4.062
orang dari target 3.791 orang (107,15%);
b) Peningkatan kinerja ketenagaan penyuluhan terealisasi 50.841 orang tenaga penyuluh
dari target 51.353 orang tenaga penyuluh (99,00%);
c) Peningkatan kompetensi aparatur fungsional pertanian melalui pendidikan tinggi
pertanian terealisasi sebanyak 2.611 orang dari target 2.651 orang (98,49%);
d) Ketersediaan tenaga teknis menengah pertanian dan calon wirausahawan muda
(meningkatnya kompetensi peserta didik menengah pertanian) terealisasi 18.479
orang dari target 18.077 orang (102,22%);
e) Peningkatan kemandirian (kapasitas) kelembagaan petani terealisasi 19.756 unit
kelembagaan petani dari target 20.386 unit kelembagaan petani (96,91%); dan
f) Peningkatan kualitas (kapasitas) kelembagaan pemerintah di bidang SDM pertanian
terealisasi sebanyak 2.115 unit dari target 2.227 unit (95,02%). Kegiatan fasilitasi ini
antara lain seperti terlihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Indikator Sasaran Kegiatan-kegiatan pada Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Tahun 2014 yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
No. Indikator Sasaran Kegiatan Target Realisasi % Capaian 1. Jumlah aparatur di sektor pertanian meningkat
kompetensinya (orang) 9.599 10.373 108,06
2. Jumlah non aparatur di sektor pertanian yang meningkat kompetensinya (orang)
3.791 4.602 107,15
3. Jumlah ketenagaan penyuluhan di sektor pertanian yang meningkat kinerjanya (orang)
51.353 50.841 99,00
4. Jumlah aparatur fungsional pertanian yang meningkat kompetensinya melalui pendidikan tinggi pertanian (orang)
2.651 2.611 98,49
5. Jumlah tenaga teknis menengah pertanian dan calon wirausaha muda di sektor pertanian yang tersedia (orang)
18.077 18.479 102,22
6. Jumlah kelembagaan petani yang meningkat kemandiriannya (unit)
20.386 19.756 96,91
7. Jumlah kelembagaan pemerintah di bidang SDM pertanian
2.227 2.116 95,02
Sumber data: Badan PPSDMP, Kementerian Pertanian, 2014
Pelaksanaan kegiatan pada program ini sudah berjalan dengan sangat baik dengan
capaian berkisar 95,02-108,06% dari target yang ditetapkan. Dengan demikian
seyogyanya fasilitasi kelembagaan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan serta
pelayanan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan benar-benar dapat memberikan
kontribusi yang tinggi terhadap capaian produksi komoditas mendukung swasembada
dan swasembada berkelanjutan.
(3) Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan penciptaan varietas unggul tanaman
dan ternak. Pada tahun 2014, Kementerian Pertanian telah merakit dan melepas 11
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 59
Kementerian Pertanian
d) Perluasan sawah (carry over) tahun 2013 mencapai 39.800 Ha dari target 39.800 Ha,
dengan asumsi delta IP 100% dan delta provitas 2,30 Ton/Ha maka didapat kontribusi
produksi padi sebesar 91.540,00 Ton GKP.
e) Perluasan areal Peternakan di TA. 2014 seluas 2.470 Ha dari target 2.500 Ha (98,80%),
sementara realisasi di TA. 2013 mencapai 3.049 Ha dari target 3.049 Ha (100%).
Kontribusi dari kegiatan ini diperkirakan dapat meningkatkan tersedianya hijauan
makanan ternak dalam jumlah cukup dan berkualitas pada areal peternakan;
f) Pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) mencapai 830 unit dari 830 unit
(100%). Kontribusi kegiatan ini adalah memenuhi kebutuhan pupuk organik insitu oleh
dan untuk petani, utamanya untuk mendukung kegiatan SRI di lokasi setempat atau
masyarakat. Selain itu juga menyediakan fasilitasi terpadu untuk pengolahan bahan
organik (jerami, sisa tanaman, limbah ternak, sampah organik) menjadi kompos
(pupuk organik), memperbaiki kesuburan dan produktivitas lahan pertanian serta
melestarikan sumberdaya lahan pertanian dan lingkungan.
g) Penyediaan alsintan TA. 2014 melalui bantuan alsin traktor roda 2 (7.581 unit), pompa
air (4.100 unit), rice transplanter (279 unit), chopper (225 unit) dan cultivator (240
unit), secara total keseluruhan mencapai 12.501 unit dari target 12.425 unit atau
100,61%. Kontribusi dari kegiatan ini adalah meningkatkan kepemilikan alsintan oleh
kelompok tani/UPJA untuk mempercepat pengolahan tanah dan penyediaan air
irigasi. Traktor roda 2 akan dapat mengolah lahan pertanian seluas 152.700 ha, pompa
air akan dapat mengairi lahan pertanian seluas 103.050 Ha, Rice Transplanter akan
dapat menanam padi seluas 15.066 Ha, Cultivator dapat mengolah lahan hortikultura
seluas 5.760 Ha dan Chopper dapat mencacah pakan ternak sebanyak 121.500 ton.
(2) Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani
Selain sarana dan prasarana fisik, pencapaian produksi dalam rangka mendukung
swasembada dan swasembada berkelanjutan juga didukung oleh fasilitasi kelembagaan
penyuluhan, pelatihan dan pendidikan pertanian, serta pelayanan penyuluhan, pelatihan
dan pendidikan pertanian seperti:
a) Peningkatan kompetensi aparatur di sektor pertanian sebanyak 10.373 orang dari
target 9.599 orang (108,06%) dan non aparatur di sektor pertanian terealisasi 4.062
orang dari target 3.791 orang (107,15%);
b) Peningkatan kinerja ketenagaan penyuluhan terealisasi 50.841 orang tenaga penyuluh
dari target 51.353 orang tenaga penyuluh (99,00%);
c) Peningkatan kompetensi aparatur fungsional pertanian melalui pendidikan tinggi
pertanian terealisasi sebanyak 2.611 orang dari target 2.651 orang (98,49%);
d) Ketersediaan tenaga teknis menengah pertanian dan calon wirausahawan muda
(meningkatnya kompetensi peserta didik menengah pertanian) terealisasi 18.479
orang dari target 18.077 orang (102,22%);
e) Peningkatan kemandirian (kapasitas) kelembagaan petani terealisasi 19.756 unit
kelembagaan petani dari target 20.386 unit kelembagaan petani (96,91%); dan
f) Peningkatan kualitas (kapasitas) kelembagaan pemerintah di bidang SDM pertanian
terealisasi sebanyak 2.115 unit dari target 2.227 unit (95,02%). Kegiatan fasilitasi ini
antara lain seperti terlihat pada Tabel 33.
Tabel 33. Indikator Sasaran Kegiatan-kegiatan pada Program Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Kelembagaan Petani Tahun 2014 yang Mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan
No. Indikator Sasaran Kegiatan Target Realisasi % Capaian 1. Jumlah aparatur di sektor pertanian meningkat
kompetensinya (orang) 9.599 10.373 108,06
2. Jumlah non aparatur di sektor pertanian yang meningkat kompetensinya (orang)
3.791 4.602 107,15
3. Jumlah ketenagaan penyuluhan di sektor pertanian yang meningkat kinerjanya (orang)
51.353 50.841 99,00
4. Jumlah aparatur fungsional pertanian yang meningkat kompetensinya melalui pendidikan tinggi pertanian (orang)
2.651 2.611 98,49
5. Jumlah tenaga teknis menengah pertanian dan calon wirausaha muda di sektor pertanian yang tersedia (orang)
18.077 18.479 102,22
6. Jumlah kelembagaan petani yang meningkat kemandiriannya (unit)
20.386 19.756 96,91
7. Jumlah kelembagaan pemerintah di bidang SDM pertanian
2.227 2.116 95,02
Sumber data: Badan PPSDMP, Kementerian Pertanian, 2014
Pelaksanaan kegiatan pada program ini sudah berjalan dengan sangat baik dengan
capaian berkisar 95,02-108,06% dari target yang ditetapkan. Dengan demikian
seyogyanya fasilitasi kelembagaan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan serta
pelayanan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan benar-benar dapat memberikan
kontribusi yang tinggi terhadap capaian produksi komoditas mendukung swasembada
dan swasembada berkelanjutan.
(3) Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing
Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan penciptaan varietas unggul tanaman
dan ternak. Pada tahun 2014, Kementerian Pertanian telah merakit dan melepas 11
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201460
Kementerian Pertanian
Varietas Unggul Baru (VUB), antara lain: 5 varietas padi, 3 varietas jagung, dan 3 varietas
kedelai. Selain itu, dalam rangka pencapaian target swasembada gula, Kementerian
Pertanian telah menghasilkan bahan tanam/benih sumber, teknologi budidaya, varietas,
dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan produksi gula nasional. Untuk
pencapaian swasembada daging sapi, telah dilaksanakan penyebaran pejantan sapi
unggul PO sebanyak 35 ekor sapi pejantan dan 35 ekor bibit induk ke 8 provinsi meliputi
Provinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Timur.
Secara ringkas gambaran kegiatan penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya
saing yang dilakukan dapat lebih diperinci sebagai berikut:
Padi. Selama tahun 2014 telah dilepas sebanyak 5 Varietas Unggul Baru (VUB) padi
(inbrida maupun hibrida) yang sesuai untuk lahan sawah maupun rawa, yaitu: (a) Padi
inbrida yang sesuai untuk lahan sawah yaitu Inpari 34 Salin Agritan, Inpari 35 Salin
Agritan, dan Inpari Unsoed 79 Agritan, serta (b) Padi inbrida yang sesuai untuk lahan
rawa Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan. Pencapaian produksi padi tahun 2014 juga
merupakan kontribusi dari VUB padi yang dilepas dari tahun-tahun sebelumnya.
Jagung
Sedangkan jagung varietas HJ 22 Agritan memiliki keunggulan umur genjah 80 HST,
potensi hasil 12,1 ton/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata hasil 10,9 ton/ha pipilan
kering kadar air 15%, memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, hawar daun, dan karat
daun, stay green, dan tahan rebah.
. Selama tahun 2014 telah dilepas 3 VUB jagung hibrida dengan nama Bima 17, HJ
21 Agritan, dan HJ 22 Agritan. Jagung pulut yang dilepas dengan nama varietas URI 3 H
mempunyai keunggulan utama yaitu mengandung nutrisi amilosa sebesar 7,65% yang
mencirikan sebagai jagung hibrida pulut dengan rasa tongkol muda yang sangat
enak/gurih, kisaran perbedaan 62,8%-64,2% terhadap Bima Putih 1. Varietas ini berumur
genjah (88 hst) dengan potensi produksi 10,68 ton/ha dan rata-rata hasil 8,57 ton/ha pada
kadar air 15%. Keunggulan lainnya yaitu memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai dan
hawar daun, serta tahan rebah. Jagung varietas HJ 21 Agritan memiliki keunggulan umur
82 HST, potensi hasil 12,2 ton/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata hasil 11,4 ton/ha
pipilan kering kadar air 15%. Tahan penyakit bulai, hawar daun, dan karat daun, serta stay
green, umur genjah, dan tahan rebah.
Kedelai. Selama tahun 2014 telah dilepas 3 VUB kedelai hitam dengan nama varietas
Demas 1, Dena 1, dan Dena 2. Kedelai varietas Demas 1, memiliki keunggulan adaptif
ditanam di lahan masam. Varietas ini memiliki potensi hasil 2,5 ton/ha, ukuran biji
12,88g/100 biji, rata-rata produksi 1,5 t/ha, memiliki ketahanan terhadap penggerek
polong dan karat daun. Varietas Dena 1 dan Dena 2 merupakan kedelai berumur genjah
masing-masing 78 dan 81 hari, toleran naungan sampai 50% dengan potensi produksi 2,9
ton/ha dan 2,8 ton/ha.
Benih sumber sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan benih pengguna yang
memenuhi persyaratan mutu yang baik. Kementerian Pertanian telah memproduksi
benih sumber terutama padi, jagung, dan kedelai untuk kelas benih penjenis (breeder
seed atau BS), benih dasar (foundation seed atau FS), dan benih pokok (stock seed atau
SS). Kementerian Pertanian sampai dengan tahun 2014, telah menghasilkan benih
sumber tanaman pangan yang terdiri dari: 136,4 ton benih padi, 69,7 ton benih kedelai,
dan 30,04 ton benih jagung. Benih padi yang diproduksi yaitu: varietas Batang Piaman,
dan Indo Combine Havester Prototipe 2). Kementerian Pertanian juga telah
mengembangkan teknologi pemupukan unggulan berupa Perangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS), Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR), dan Perangkat Uji Pupuk (PUP).
Kementerian Pertanian juga telah mengembangkan Sistem Informasi Standing Crop Padi
Sawah yang berisi informasi luas area pertanaman padi sawah berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman. Peta Standing Crops dibuat melalui interpretasi Citra Satelit
MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) terbaru resolusi 250 m yang
diperbarui setiap 8 harian untuk wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Pemanfaatan
teknologi penginderaan jauh satelit untuk memetakan luas area pertanaman (standing
crops) dan memonitor pertumbuhan padi dilakukan sejak periode Mei-September 2014.
Pengawalan tersebut menggunakan metode standing crops atau mengukur
pertumbuhan tanaman padi, terutama di delapan sentra produksi padi di Pulau Jawa dan
Bali. Melalui pengawalan data standing crops, verifikasi dengan citra satelit akan
mengefisienkan program kerja Kementerian Pertanian. Misalnya, respon kebijakan yang
akan diambil berkaitan dengan penyiapan sarana dan prasarana dan pembagian alokasi
pupuk, sekaligus pengairan, begitu juga upaya pompanisasi apabila terjadi El Nino. Hal ini
akan lebih memudahkan Kementerian Pertanian berinteraksi dengan dinas pertanian
daerah. Integrasi Standing Crops padi sawah pada Sistem Informasi Katam Terpadu
merupakan analisis tegakan padi sawah melalui penggunaan Citra MODIS terbaru,
dipadukan dengan prediksi curah hujan dan wilayah endemik bencana. Informasinya
dapat dimanfaatkan untuk prediksi penyiapan sarana produksi pertanian di lapang.
Gula. Dalam rangka mendukung swasembada gula, Kementerian Pertanian melakukan
penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen
gula. Penanganan aspek perbenihan (perbanyakan massal) dan teknik budidaya sesuai
Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Management Practices (GMP) secara
terintegrasi sangat diperlukan. Tiga komponen teknologi telah diidentifikasi sebagai
faktor penentu produksi gula, yaitu penggunaan varietas unggul, penataan varietas,
pemupukan, disertai penerapan teknologi budidaya lainnya yang pelaksanaannya
dilakukan secara bersamaan pada saat pelaksanaan bongkar ratoon. Penerapan paket
teknologi tersebut diproyeksi dapat meningkatkan produktivitas sebesar 20-45% dari
produktivitas eksisting dan meningkatkan rendemen menjadi rata-rata 8,5-9%.
Dukungan penelitian dan pengembangan terhadap pencapaian swasembada gula adalah
sebagai berikut: bahan tanam/benih sumber, teknologi budidaya (teknologi rawat ratoon
tebu melalui perlakuan pedot oyot, pemberian pupuk kandang, penyulaman, dan paket
pupuk anorganik; Teknik pemupukan pada tebu; Teknologi waktu tanam dan panen pada
tebu; Pupuk K slow release untuk tebu dimana pupuk ini berpotensi untuk meningkatkan
rendemen tebu; dan Biofertilizer berbasis limbah tebu yaitu Formula dengan carrier dari
biochar (arang) sekam yang dihaluskan dan diperkaya dengan asam humat, air kelapa
muda, rock phosphate sebagai sumber P, ZA sebagai sumber N, dengan inokulum bakteri
penambat N dan Pelarut P), varietas, dan rekomendasi kebijakan.
Daging
(4) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
. Untuk swasembada daging tahun 2014 telah disebarkan bibit sumber sapi
Unggul PO sebanyak 171 ekor yang terdiri dari pejantan dewasa 15 ekor, induk 62 ekor,
calon pejantan 47 ekor, dan calon induk 47 ekor. Dalam upaya meningkatkan kualitas
genetik di lapangan, telah dilakukan penyebaran 35 ekor sapi pejantan dan 35 ekor bibit
induk ke 8 provinsi meliputi Provinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Setelah dilakukan
penyebaran, Loka Penelitian Sapi Potong tetap melakukan monitoring produksi dan
pengelolaan pejantan unggul sapi PO yang telah disebar kepada stakeholder. Kegiatan
monitoring dilakukan dengan cara survei serta koordinasi dengan pihak stakeholder.
Selain itu, dalam upaya mendukung swasembada daging sapi dan penyediaan bibit di
lapangan, Loka Penelitian Sapi Potong terus berupaya melakukan sosialisasi dan
koordinasi dengan stakeholder terkait yaitu Unit Pelaksana Teknis (UPT) perbibitan sapi
potong, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) atau BIB Daerah, kelompok peternak
pembibitan sapi potong atau Village Breeding Center (VBC) untuk mendapatkan informasi
kebutuhan dan pemanfaatan pejantan sapi PO hasil seleksi Loka Penelitian Sapi Potong,
baik sebagai sumber semen beku atau pejantan pemacek serta kebutuhan terhadap bibit
induk.
Dukungan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan
Ekspor Hasil Pertanian terhadap capaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
dapat dilihat pada Tabel 34 berikut.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201464
Kementerian Pertanian
Tabel 34. Kegiatan pada Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dalam mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Tahun 2014
No Kegiatan Target Realisasi % Capaian
1. Unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan (Unit) 225 407 181
2. Unit usaha pengolahan hasil hortikultura (Unit) 68 114 168
3. Unit usaha pengolahan hasil perkebunan (Unit) 146 210 144
4. Unit usaha pengolahan hasil peternakan (Unit) 172 223 130
Sumber data: Ditjen PPHP, Kementerian Pertanian, 2014
Dari tabel diatas, jumlah sarana pengolahan hasil tanaman pangan yang disalurkan
sebanyak 407 unit terdiri atas penggilingan padi 302 unit yang disalurkan ke 141
kabupaten/kota di 31 provinsi. Jumlah sarana pengolahan hasil perkebunan yang
disalurkan sebanyak 210 unit dan 37 unit diantaranya adalah sarana pengolahan gula yang
tersalur ke 23 kabupaten/kota di 12 provinsi untuk mendukung swasembada gula. Sarana
pengolahan hasil peternakan yang disalurkan sebanyak 223 unit, sementara itu jumlah
sarana pengolahan hasil hortikultura yang disalurkan sebanyak 114 unit.
(5) Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Untuk mendukung pencapaian swasembada dan swasembada pangan berkelanjutan
diperlukan upaya pencegahan masuk dan menyebarnya Hama dan Penyakit Hewan
Karantina (HPHK)/ Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke dalam
wilayah Negara Republik Indonesia. Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina
Pertanian dari tahun ke tahun senantiasa meningkatkan kualitas kinerjanya untuk
mengawasi lalu lintas media pembawa HPHK/OPTK yang mempunyai kecenderungan
meningkat dalam kurun waktu tahun 2009-2014 yang dapat tergambarkan dalam
frekuensi sertifikasi, seperti terlihat pada Tabel 35 dan Tabel 36 berikut.
Tabel 35. Frekuensi Sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Pada Tahun 2009-2014
dan (4) Domestik Keluar: 274.182 kali, dengan total sertifikat sebanyak 471.868 kali,
sehingga totalnya 1.028.199 kali.
Pada tahun 2014 telah dilakukan tindakan penahanan, penolakan, dan pemusnahan
dengan total frekuensi 5.498 kali. Tindakan pemusnahan telah dilakukan pada benih/bibit
tumbuhan sebanyak 66.221,74 kg, hasil tumbuhan hidup: 7.721.227,2 kg, dan hasil
tumbuhan mati: 3.190.072,44 kg. Selain itu juga telah dilakukan tindakan pemusnahan
terhadap kegiatan impor dan ekspor hewan dan produknya, yaitu hewan: 14.719 ekor,
bahan asal hewan: 73.660 kg, dan hasil bahan asal hewan: 103.491 kg
Tabel 36. Temuan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) Asal Luar Negeri Hasil Pemeriksaan Karantina Tumbuhan yang Terdeteksi Positif dan Tertangkal Tahun 2014
No Temuan OPTKMedia Pembawa
(Komoditi)Negara Asal UPT Pemasukan
1 Burkholderia glumae Benih Padi Cina BBKP Surabaya
Bibit Jagung India
Benih Sayuran Thailand
Benih Sawi Jepang
Benih Jagung Thailand
Bibit Strawberry Belanda
Baby Pak Choy Selandia Baru
Bawang bombayBelanda viaMalaysia
BKP Kelas I Jambi
Benih Cabe Cina BBKP Tj Priok
5Raspberry ring spot nepovirus (RpRSV)
Bibit Strawberry Belanda BBKP Soetta
6Clavibacter michiganinsis subsp sepedonicus
Bibit Kentang Belanda BBKP Soetta
7Clavibacter michiganensis subsp michiganensis
Benih Cabe India BBKP Soetta
8 Helmintosphorium solani Bibit Kentang Belanda BBKP Soetta
9 Erwinia chrysanthemi Bibit Dendrobium Malaysia BBKP Soetta
10 Tilletia laevis Gandum Biji India BBKP Surabaya
11 T. indica Gandum Biji India BBKP Surabaya
12 Aphelenchoides fragariae Bawang Bombay India BBKP Surabaya
13 Ditylenchus destructor Bawang Putih Cina BBKP Surabaya
14 D. dipsaci Bawang Putih Cina BBKP Surabaya
15 Globodera rostochiensis Wortel Cina BBKP Surabaya
16 Pratylenchus vulnus Bawang Putih Cina BBKP Surabaya
17 Sphacelothecha reiliana Gandum Rusia, Australia BBKP Surabaya
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 65
Kementerian Pertanian
Tabel 34. Kegiatan pada Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dalam mendukung Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Tahun 2014
No Kegiatan Target Realisasi % Capaian
1. Unit usaha pengolahan hasil tanaman pangan (Unit) 225 407 181
2. Unit usaha pengolahan hasil hortikultura (Unit) 68 114 168
3. Unit usaha pengolahan hasil perkebunan (Unit) 146 210 144
4. Unit usaha pengolahan hasil peternakan (Unit) 172 223 130
Sumber data: Ditjen PPHP, Kementerian Pertanian, 2014
Dari tabel diatas, jumlah sarana pengolahan hasil tanaman pangan yang disalurkan
sebanyak 407 unit terdiri atas penggilingan padi 302 unit yang disalurkan ke 141
kabupaten/kota di 31 provinsi. Jumlah sarana pengolahan hasil perkebunan yang
disalurkan sebanyak 210 unit dan 37 unit diantaranya adalah sarana pengolahan gula yang
tersalur ke 23 kabupaten/kota di 12 provinsi untuk mendukung swasembada gula. Sarana
pengolahan hasil peternakan yang disalurkan sebanyak 223 unit, sementara itu jumlah
sarana pengolahan hasil hortikultura yang disalurkan sebanyak 114 unit.
(5) Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
Untuk mendukung pencapaian swasembada dan swasembada pangan berkelanjutan
diperlukan upaya pencegahan masuk dan menyebarnya Hama dan Penyakit Hewan
Karantina (HPHK)/ Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke dalam
wilayah Negara Republik Indonesia. Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina
Pertanian dari tahun ke tahun senantiasa meningkatkan kualitas kinerjanya untuk
mengawasi lalu lintas media pembawa HPHK/OPTK yang mempunyai kecenderungan
meningkat dalam kurun waktu tahun 2009-2014 yang dapat tergambarkan dalam
frekuensi sertifikasi, seperti terlihat pada Tabel 35 dan Tabel 36 berikut.
Tabel 35. Frekuensi Sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan Pada Tahun 2009-2014
dan (4) Domestik Keluar: 274.182 kali, dengan total sertifikat sebanyak 471.868 kali,
sehingga totalnya 1.028.199 kali.
Pada tahun 2014 telah dilakukan tindakan penahanan, penolakan, dan pemusnahan
dengan total frekuensi 5.498 kali. Tindakan pemusnahan telah dilakukan pada benih/bibit
tumbuhan sebanyak 66.221,74 kg, hasil tumbuhan hidup: 7.721.227,2 kg, dan hasil
tumbuhan mati: 3.190.072,44 kg. Selain itu juga telah dilakukan tindakan pemusnahan
terhadap kegiatan impor dan ekspor hewan dan produknya, yaitu hewan: 14.719 ekor,
bahan asal hewan: 73.660 kg, dan hasil bahan asal hewan: 103.491 kg
Tabel 36. Temuan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) Asal Luar Negeri Hasil Pemeriksaan Karantina Tumbuhan yang Terdeteksi Positif dan Tertangkal Tahun 2014
No Temuan OPTKMedia Pembawa
(Komoditi)Negara Asal UPT Pemasukan
1 Burkholderia glumae Benih Padi Cina BBKP Surabaya
Bibit Jagung India
Benih Sayuran Thailand
Benih Sawi Jepang
Benih Jagung Thailand
Bibit Strawberry Belanda
Baby Pak Choy Selandia Baru
Bawang bombayBelanda viaMalaysia
BKP Kelas I Jambi
Benih Cabe Cina BBKP Tj Priok
5Raspberry ring spot nepovirus (RpRSV)
Bibit Strawberry Belanda BBKP Soetta
6Clavibacter michiganinsis subsp sepedonicus
Bibit Kentang Belanda BBKP Soetta
7Clavibacter michiganensis subsp michiganensis
Benih Cabe India BBKP Soetta
8 Helmintosphorium solani Bibit Kentang Belanda BBKP Soetta
9 Erwinia chrysanthemi Bibit Dendrobium Malaysia BBKP Soetta
10 Tilletia laevis Gandum Biji India BBKP Surabaya
11 T. indica Gandum Biji India BBKP Surabaya
12 Aphelenchoides fragariae Bawang Bombay India BBKP Surabaya
13 Ditylenchus destructor Bawang Putih Cina BBKP Surabaya
14 D. dipsaci Bawang Putih Cina BBKP Surabaya
15 Globodera rostochiensis Wortel Cina BBKP Surabaya
16 Pratylenchus vulnus Bawang Putih Cina BBKP Surabaya
17 Sphacelothecha reiliana Gandum Rusia, Australia BBKP Surabaya
Sumber data: Susenas BPS 2009-2014, diolah BKP Kementerian Pertanian, 2014
Untuk dapat mempercepat terwujudnya konsumsi pangan masyarakat menuju beragam dan
bergizi seimbang masih diperlukan upaya: (1) peningkatan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat dalam mengonsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA)
melalui Komunikasi, Informasi, Edukasi/KIE (penyusunan KIT dan Modul Penyuluhan di tingkat
lapangan, Lomba Cipta Menu, serta penyebarluasan informasi melalui media cetak, dan
elektronik); (2) peningkatan konsumsi melalui penyediaan sayuran dan buah, pangan hewani,
kacang-kacangan yang cukup, dan yang dapat diakses oleh seluruh anggota keluarga
merupakan daya ungkit yang cukup besar untuk dapat meningkatkan skor PPH.
Pencapaian peningkatan Sasaran Strategis Meningkatnya Diversifikasi Pangan memerlukan
dukungan dari Kementerian/Lembaga lainnya yang meliputi: Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Keuangan, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201472
Kementerian Pertanian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Kementerian Perindustrian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Urusan Logistik (BULOG), serta pemangku kepentingan
lainnya yang peduli terhadap ketahanan pangan. Dukungan instansi tersebut tertuang dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian
(Permentan) Nomor 43 Tahun 2009, di mana instansi tersebut juga sebagai anggota Dewan
Ketahanan Pangan, sehingga diperlukan komitmen, koordinasi, dan kerjasama dengan
instansi terkait dengan peran serta dari masing-masing instansi.
Dalam rangka mendukung keberhasilan pencapaian indikator Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) pada tahun 2014, melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat, Kementerian Pertanian melakukan berbagai kegiatan, seperti: (1) Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) dalam bentuk kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan, (2) Model
Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosi P2KP sejak usia
dini (SD/MI) dan masyarakat.
Di samping itu, Program penelitian dan pengembangan teknologi juga melakukan kegiatan
dalam rangka mendukung upaya peningkatan diversifikasi pangan yaitu melalui
pengembangan teknologi pengembangan beras artifisial fungsional lambat cerna. Pada TA.
2013 telah diperoleh teknologi beras artifisial fungsional (BAF), yang pada TA. 2014 telah
ditingkatkan skala produksinya pada skala pengembangan (35-40 kg). Beras artifisial ini dibuat
dari tepung kasava termodifikasi, tepung sorgum dan bahan-bahan tambahan dalam jumlah
sedikit. Beras artifisial tergolong beras berkadar amilosa tinggi karena amilosanya mendekati
27%. Implementasi dan uji produksi beras artifisial telah dilaksanakan di rumah produksi beras
analog UPH kelompok tani Margo Mulyo, Desa Mlarak, Ponorogo. Keunggulan teknologi
beras artifisial ini, adalah: (a) waktu tanak cukup singkat yaitu 7-8 menit, (b) memiliki
karakteristik sifat fungsional meliputi daya cerna pati 73,53-75,30% dan serat pangan 5,50-
6,31%, dan (c) Komposisi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya
lokal.
Untuk mendukung pelaksanaan indikator Penurunan Konsumsi Beras Per Kapita Tiap Tahun
dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH), pada Tahun 2014 Kementerian Pertanian
mengalokasikan anggaran senilai Rp143.277.012.000,00 dengan realisasi sampai dengan 31
Desember 2014 senilai Rp139.794.336.779,00 atau capaiannya sebesar 97,57%. Anggaran
tersebut terbagi pada kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
berbasis Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Sosialisasi dan Promosi P2KP sejak usia dini
pada SD/MI dan pada masyarakat umum, serta membangun Model Pengembangan Pangan
Pokok Lokal (MP3L).
3.3.3 Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor terdiri dari 5 indikator kinerja.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kelima indikator kinerja tersebut dapat disimpulkan
bahwa capaian untuk 2 indikator sangat berhasil, 1 indikator cukup berhasil, dan 2 indikator
lainnya kurang berhasil, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 42 berikut.
Tabel 42. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2014
No Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
1 Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet (%)
50 71,87 143,74
2 Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan (%) 35 8,86 25,31 3 Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi
gandum/terigu impor (%) 11 3,10 28,18
4 Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri (%)
10 33,41 334,10
5 Surplus neraca perdagangan komoditas pertanian (USD miliar) 23 14,19 66,04 Sumber data: PK dan Hasil Pengukuran Kinerja, 2014
3.3.3.1 Tersertifikasinya Semua Produk Pertanian Organik, Kakao Fermentasi dan Bahan Olahan Karet
Indikator tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan
olahan karet diukur dengan menggunakan 3 parameter yaitu: (1) tersertifikasinya semua
produk pertanian organik pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib), (2) tersertifikasinya
semua produk kakao fermentasi pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib), dan
(3) tersertifikasinya semua produk bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi
wajib). Capaian indikator tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi
dan bahan olahan karet tahun 2014 seperti pada Tabel 43 berikut.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 73
Kementerian Pertanian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Kementerian Perindustrian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Urusan Logistik (BULOG), serta pemangku kepentingan
lainnya yang peduli terhadap ketahanan pangan. Dukungan instansi tersebut tertuang dalam
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Pertanian
(Permentan) Nomor 43 Tahun 2009, di mana instansi tersebut juga sebagai anggota Dewan
Ketahanan Pangan, sehingga diperlukan komitmen, koordinasi, dan kerjasama dengan
instansi terkait dengan peran serta dari masing-masing instansi.
Dalam rangka mendukung keberhasilan pencapaian indikator Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) pada tahun 2014, melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat, Kementerian Pertanian melakukan berbagai kegiatan, seperti: (1) Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) dalam bentuk kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan, (2) Model
Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L), serta (3) Sosialisasi dan Promosi P2KP sejak usia
dini (SD/MI) dan masyarakat.
Di samping itu, Program penelitian dan pengembangan teknologi juga melakukan kegiatan
dalam rangka mendukung upaya peningkatan diversifikasi pangan yaitu melalui
pengembangan teknologi pengembangan beras artifisial fungsional lambat cerna. Pada TA.
2013 telah diperoleh teknologi beras artifisial fungsional (BAF), yang pada TA. 2014 telah
ditingkatkan skala produksinya pada skala pengembangan (35-40 kg). Beras artifisial ini dibuat
dari tepung kasava termodifikasi, tepung sorgum dan bahan-bahan tambahan dalam jumlah
sedikit. Beras artifisial tergolong beras berkadar amilosa tinggi karena amilosanya mendekati
27%. Implementasi dan uji produksi beras artifisial telah dilaksanakan di rumah produksi beras
analog UPH kelompok tani Margo Mulyo, Desa Mlarak, Ponorogo. Keunggulan teknologi
beras artifisial ini, adalah: (a) waktu tanak cukup singkat yaitu 7-8 menit, (b) memiliki
karakteristik sifat fungsional meliputi daya cerna pati 73,53-75,30% dan serat pangan 5,50-
6,31%, dan (c) Komposisi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya
lokal.
Untuk mendukung pelaksanaan indikator Penurunan Konsumsi Beras Per Kapita Tiap Tahun
dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH), pada Tahun 2014 Kementerian Pertanian
mengalokasikan anggaran senilai Rp143.277.012.000,00 dengan realisasi sampai dengan 31
Desember 2014 senilai Rp139.794.336.779,00 atau capaiannya sebesar 97,57%. Anggaran
tersebut terbagi pada kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
berbasis Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Sosialisasi dan Promosi P2KP sejak usia dini
pada SD/MI dan pada masyarakat umum, serta membangun Model Pengembangan Pangan
Pokok Lokal (MP3L).
3.3.3 Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor terdiri dari 5 indikator kinerja.
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kelima indikator kinerja tersebut dapat disimpulkan
bahwa capaian untuk 2 indikator sangat berhasil, 1 indikator cukup berhasil, dan 2 indikator
lainnya kurang berhasil, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 42 berikut.
Tabel 42. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2014
No Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
1 Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet (%)
50 71,87 143,74
2 Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan (%) 35 8,86 25,31 3 Meningkatnya produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi
gandum/terigu impor (%) 11 3,10 28,18
4 Meningkatnya sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri (%)
10 33,41 334,10
5 Surplus neraca perdagangan komoditas pertanian (USD miliar) 23 14,19 66,04 Sumber data: PK dan Hasil Pengukuran Kinerja, 2014
3.3.3.1 Tersertifikasinya Semua Produk Pertanian Organik, Kakao Fermentasi dan Bahan Olahan Karet
Indikator tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan
olahan karet diukur dengan menggunakan 3 parameter yaitu: (1) tersertifikasinya semua
produk pertanian organik pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib), (2) tersertifikasinya
semua produk kakao fermentasi pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib), dan
(3) tersertifikasinya semua produk bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi
wajib). Capaian indikator tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi
dan bahan olahan karet tahun 2014 seperti pada Tabel 43 berikut.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201474
Kementerian Pertanian
Tabel 43. Capaian Indikator Kinerja Tersertifikasinya Semua Produk Pertanian Organik, Kakao Fermentasi dan Bahan Olahan Karet (Pemberlakukan Sertifikasi Wajib) Tahun 2014
No Indikator Kinerja Target % Capaian
1 Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet
Capaian Total 71,87 Sumber data: Ditjen PPHP, Kementerian Pertanian, 2014
Pada tahun 2014 indikator yang ingin dicapai untuk ketiga parameter tersebut, masing-
masing: (1) sertifikasi untuk 25 produk pertanian organik, (2) terpenuhinya tahapan sertifikasi
wajib kakao fermentasi, dan (3) terpenuhinya tahapan sertifikasi wajib bahan olahan karet
(bokar). Capaian dari indikator tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao
fermentasi dan bahan olahan karet tahun 2014 adalah sebesar 71,87%, melebihi dari target
sebesar 50%, atau secara ukuran keberhasilan sebesar 143,74% (sangat berhasil).
(1) Tersertifikasinya Semua Produk Pertanian Organik
Produk pertanian organik di Indonesia terdiri dari: beras, sayuran (25 jenis), buah (10 jenis),
lada, kopi, kakao, kayu manis, mete, vanilla, teh, gula kelapa, dan biofarmaka. Lembaga
Sertifikasi Produk Organik (LSPO) di Indonesia ada 8 yaitu: PT. Sucofindo, PT. Mutu Agung
Lestari, PT. Lesos, PT. Persada, LSO Sumbar, Inofice, PT. Biocert dan SDS. LSPO berwenang
menerbitkan sertifikat untuk produk pertanian organik. Data mengenai luasan organik yang
dapat dipantau berasal dari 6 LSPO dan PT. Biocert sedangkan LSO Sumbar tidak memberikan
datanya.
Tersertifikasinya semua produk pertanian organik dapat dihitung dengan mengetahui berapa
banyak (ton) jumlah produk pertanian organik Indonesia yang memperoleh sertifikat setiap
tahun dan membandingkannya terhadap berapa banyak produk pertanian organik yang
mengajukan sertifikat ditambah produk pertanian organik lainnya, yang dihasilkan Indonesia
pada tahun yang sama. Namun sampai saat ini, hal ini belum pernah dipantau. Direncanakan
akan dilaksanakan kerjasama pemantauan dengan 8 LSPO.
Untuk keperluan menghitung capaian indikator sertifikasi produk pertanian organik ini
dipergunakan pendekatan jumlah Kelompok Usaha/Gapoktan/Poktan binaan Kementerian
Pertanian yang telah memperoleh sertifikasi organik sesuai SNI 6729 2013 yang dikeluarkan
oleh Lembaga Sertifikasi Pertanian Organik (LSPO).
Untuk tahun 2014, realisasi jumlah Kelompok Usaha/Gapoktan/Poktan yang telah
memperoleh sertifikasi organik adalah 28 Gapoktan/pelaku usaha, lebih besar dari target 25
Gapoktan/pelaku usaha, atau persentase realisasi mencapai 112% (sangat berhasil). Persentase
capaian Gapoktan/pelaku usaha yang memperoleh sertifikasi organik tahun 2014 sebesar 112%
ini lebih rendah dari tahun 2013 sebesar 140%.
Selama periode 2010-2014, dari target 105 Pelaku Usaha/Gapoktan/Poktan yang akan
memperoleh sertifikasi organik, realisasi mencapai 125 Gapoktan/Poktan/pelaku usaha yang
telah memperoleh sertifikasi organik. Dengan demikian, realisasi jumlah
Gapoktan/Poktan/Pelaku usaha yang telah memperoleh sertifikasi organik selama lima tahun
(2010-2014) telah melebihi target.
Dari total 28 Pelaku Usaha/Gapoktan/Poktan yang telah dibina dan disertifikasi oleh
Kementerian Pertanian, terdiri dari sertifikasi organik nasional sejumlah 25 Pelaku
Usaha/Gapoktan/Poktan dengan luasan 703.5 ha (untuk komoditas kopi, gula kelapa, mete,
sayuran, manggis, salak, mangga, beras) dan sertifikasi organik internasional (pemenuhan
standar Jepang, Eropa, dan Amerika) sejumlah 3 Pelaku Usaha/Gapoktan/Poktan dengan luas
lahan 328 ha (untuk komoditas gula aren dan kayu manis). Target dan Realisasi Sertifikasi
Produk Pertanian Organik Tahun 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel 44 berikut.
Tabel 44. Target dan Realisasi Sertifikasi Produk Pertanian Organik Tahun 2010-2014 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Target (Gapoktan/pelaku usaha) 10 20 25 25 25
Realisasi (Gapoktan/pelaku usaha) 9 18 35 35 28
Realisasi/Target (%) 90 90 140 140 112
Sumber data: Ditjen PPHP, Kementerian Pertanian, 2014 (Satuan: Jumlah Gapoktan/Pelaku Usaha yang Memperoleh Sertifikat Organik)
(2) Tersertifikasinya Semua Produk Kakao Fermentasi pada 2014
Produk kakao fermentasi yang disertifikasi oleh Otoritas Kompeten Keamanan Daerah (OKKP-
D) mencerminkan/menggambarkan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan
pangan. Lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat keamanan pangan untuk kakao
fermentasi adalah Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah OKKP-D
yang terdapat di 34 Propinsi.
Sampai dengan 2014, OKKPD belum pernah mengeluarkan sertifikat keamanan pangan untuk
kakao fermentasi mengingat bahwa Permentan tentang Persyaratan Mutu dan Pemasaran Biji
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 75
Kementerian Pertanian
Tabel 43. Capaian Indikator Kinerja Tersertifikasinya Semua Produk Pertanian Organik, Kakao Fermentasi dan Bahan Olahan Karet (Pemberlakukan Sertifikasi Wajib) Tahun 2014
No Indikator Kinerja Target % Capaian
1 Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet
Pada tahun 2014, sesuai dengan Penetapan Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2014,
indikator neraca perdagangan komoditas pertanian ditargetkan senilai US$23,00 miliar.
Sampai dengan Desember 2014 capaian surplus neraca perdagangan komoditas pertanian
mencapai US$15,19 miliar atau secara persentase capaian peningkatan neraca perdagangan
tahun 2014 sebesar 66,04% (cukup berhasil). Apabila dibandingkan dengan capaian pada
tahun 2013 senilai US$17,63 miliar maka terdapat penurunan senilai US$0,72 miliar (4,08%).
Target dan capaian peningkatan neraca ekspor per tahun dari 2010-2014 seperti pada Tabel 50
berikut.
Tabel 50. Target dan Capaian Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Periode Tahun 2010-2014
Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Target (US$ miliar) 15,11 17,38 19,98 22,98 23 Realisasi (US$ miliar) 13,14 18,54 22,77 18,35 17,63 15,19* Capaian Realisasi /Target (%) 122,7 131 91,84 76,72 66,04 Sumber: BPS, diolah Pusdatin dan Ditjen PPHP * Data sampai dengan Desember 2014
Penyebab rendahnya realisasi neraca perdagangan pertanian tahun 2014 disebabkan antara
lain: (a) turunnya harga komoditas perkebunan di pasar dunia; (b) berkembangnya industri
hilir di Indonesia sehingga sebagian besar produk yang dihasilkan dipergunakan untuk industri
dalam negeri; (c) menurunnya pertumbuhan ekonomi di negara tujuan seperti Tiongkok dan
India; dan (d) berkurangnya permintaan negara tujuan terhadap produk perkebunan
Indonesia.
Untuk mendukung pencapaian indikator surplus neraca perdagangan komoditas pertanian
pada Tahun 2014, Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran senilai
Rp10.022.300.000,00 dengan realisasi sampai dengan 31 Desember 2014 senilai
Rp9.486.106.950,00 atau capaiannya sebesar 94,65%.
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian dalam mendukung
capaian indikator Surplus neraca perdagangan komoditas pertanian, antara lain: (a) Kegiatan
Akselerasi Ekspor hasil pertanian; (b) Kegiatan Bimbingan Akselesari Peningkatan Ekspor Hasil
Pertanian.
Neraca perdagangan beberapa komoditas ekspor pada tahun 2014 secara lebih rinci diuraikan
sebagai berikut:
(1) Kegiatan Peningkatan Ekspor CPO dan Olahannya
Volume ekspor CPO dan olahannya pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 mengalami
peningkatan sebesar 8,69% yaitu dari 25,79 juta ton menjadi 28,03 juta ton. Pertumbuhan nilai
ekspor CPO dan olahannya pada periode yang sama meningkat sebesar 12,48%, dimana nilai
ekspor pada tahun 2013 sebesar US$17,68 miliar menjadi US$19,56 miliar pada tahun 2014.
Penurunan nilai ekspor ini sebagai akibat dari turunnya harga CPO dan olahannya di pasar
internasional. Peningkatan ekspor terutama ke negara tujuan seperti Amerika Serikat,
Jepang, dan Singapura.
(2) Kegiatan Peningkatan Ekspor Karet
Volume ekspor karet pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 mengalami penurunan sebesar
2,96%, yaitu dari 2,70 juta ton pada tahun 2013 menjadi 2,62 juta ton pada tahun 2014.
Sementara nilai ekspornya menurun 13,26% pada periode yang sama, yaitu US$6,91 miliar pada
tahun 2013 menjadi US$4,74 miliar pada tahun 2014. Penurunan nilai ekspor karet disebabkan
menurunnya harga karet dunia. Upaya peningkatan ekspor karet ini dilakukan antara lain
dengan penerapan SOP Bokar Bersih dengan pembentukan UPPB dan kerjasama komoditi
karet antar 3 negara: Thailand, Indonesia, dan Malaysia yang dilaksanakan melalui forum
International Tripartite Rubber Council (ITRC).
(3) Kegiatan Peningkatan Ekspor Kopi
Volume ekspor kopi pada periode 2014 dibandingkan 2013 mengalami penurunan 27,94%,
yaitu dari 534,03 ribu ton pada tahun 2013 menjadi 384,83 ribu ton pada tahun 2014. Nilai
ekspor kopi pada periode yang sama mengalami penurunan sebesar 11,11% yaitu dari US$1,17
miliar pada tahun 2013 menjadi US$1,04 miliar pada tahun 2014. Kegiatan peningkatan
ekspor kopi terutama dilakukan melalui promosi, perbaikan mutu, dan kerjasama antar
negara melalui ASEAN National Focal Point Working Group on Coffee.
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201488
Kementerian Pertanian
(4) Ekspor Buah Tropika
Volume ekspor manggis pada tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu
sebesar 31,76% (dari 7,65 ribu ton menjadi 10,08 ribu ton). Sedangkan nilainya pada periode
yang sama juga meningkat sebesar 14,31% (dari US$5,73 ribu menjadi US$6,55 ribu).
Volume ekspor mangga pada periode 2014 mengalami peningkatan dari 1.089 ton menjadi
1.149 ton atau mengalami peningkatan sebesar 5,51% dibandingkan dengan periode yang
sama pada tahun 2013. Sementara nilainya meningkat sebesar 27,66% dari US$1,41 ribu
menjadi US$1,80 ribu.
Volume ekspor Nenas pada periode 2014 mengalami peningkatan dari 174,09 ribu ton
menjadi 192,32 ribu ton atau mengalami peningkatan sebesar 10,47% dibandingkan dengan
periode yang sama pada tahun 2013. Sementara nilainya meningkat sebesar 22,81% dari
US$157,44 ribu menjadi US$193,35 ribu.
Untuk komoditas hortikultura (buah dan sayur) walaupun ekspornya menurun pada tahun
2014, tetapi produksinya mengalami peningkatan terhadap produksi tahun 2013, seperti
dapat dilihat pada Tabel 51.
Gambar 8. Panen Jeruk dan Padi Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Gambar 9. Pelaksanaan Cetak Sawah di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo
Tabel 51. Perbandingan Produksi Hortikultura Tahun 2013 dan Tahun 2014
No Komoditas Produksi
% Tahun 2013 Tahun 2014*)
A. Buah 1 Jeruk (ton) 1.654.732 1.701.170 2,81 2 Mangga (ton) 2.192.928 2.236.786 2,00 3 Manggis (ton) 139.602 142.394 2,00 4 Durian (ton) 759.055 896.125 18,06 5 Pisang (ton) 6.279.279 6.392.306 1,80 6 Buah pohon dan perdu lainnya (ton) 3.616.720 4.121.240 13,95 7 Buah semusim dan merambat (ton) 853.343 959.356 12,42 8 Buah terna lainnya (ton) 2.792.620 2.775.649 (0,61)
Total Buah 18.288.279 19.225.026 5,12
B. Florikultura 1 Anggrek (tangkai) 20.277.672 21.550.874 6,28 2 Krisan (tangkai) 387.208.754 400.594.757 3,46 3 Tanaman Hias Bunga dan daun lainnya (tangkai) 280.005.290 305.313.989 9,04 4 Tanaman Pot dan tanaman taman (pohon) 34.033.679 36.607.813 7,56 5 Tanaman Bunga Tabur (Melati) kg 30.258.648 33.093.933 9,37 C. Sayur 1 Cabai (ton) 1.726.382 1.866.621 8,12 2 Bawang Merah (ton) 1.010.773 1.200.000 18,72 3 Kentang (ton) 1.124.282 1.018.915 (9,37) 4 Jamur (ton) 44.565 20.837 (53,24) 5 Sayuran umbi lainnya (ton) 560.250 611.380 9,13 6 Sayuran daun (ton) 3.297.071 3.091.178 (6,24) 7 Sayuran buah lainnya (ton) 3.795.125 3.773.235 (0,58)
Total Sayuran 11.558.449 11.582.166 0,2 D. Tanaman Obat 1 Temulawak (ton) 35.665 36.233 1,59 2 Tanaman Obat Rimpang lainnya (ton) 417.541 425.176 1,83 3 Tanaman Obat Non Rimpang lainnya (ton) 88.220 89.775 1,76
Tingkat kesejahteraan petani dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja yaitu pemilikan aset
dan lahan, dan tingkat pendapatan. Dalam laporan ini, indikator kinerja yang diukur adalah
Nilai Tukar Petani (NTP) dan pendapatan petani per kapita.
Sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Petani terdiri dari 2 indikator kinerja utama, yakni: (1)
Nilai Tukar Petani dan (2) Persentase pertumbuhan pendapatan per kapita yang pencapaian
kinerjanya di tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 51. Dibandingkan dengan target, capaian
untuk indikator Nilai Tukar Petani sebesar 97,61% (berhasil) dan capaian untuk indikator Skor
Pola Pangan Harapan sebesar 102,79% (sangat berhasil).
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 89
Kementerian Pertanian
(4) Ekspor Buah Tropika
Volume ekspor manggis pada tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu
sebesar 31,76% (dari 7,65 ribu ton menjadi 10,08 ribu ton). Sedangkan nilainya pada periode
yang sama juga meningkat sebesar 14,31% (dari US$5,73 ribu menjadi US$6,55 ribu).
Volume ekspor mangga pada periode 2014 mengalami peningkatan dari 1.089 ton menjadi
1.149 ton atau mengalami peningkatan sebesar 5,51% dibandingkan dengan periode yang
sama pada tahun 2013. Sementara nilainya meningkat sebesar 27,66% dari US$1,41 ribu
menjadi US$1,80 ribu.
Volume ekspor Nenas pada periode 2014 mengalami peningkatan dari 174,09 ribu ton
menjadi 192,32 ribu ton atau mengalami peningkatan sebesar 10,47% dibandingkan dengan
periode yang sama pada tahun 2013. Sementara nilainya meningkat sebesar 22,81% dari
US$157,44 ribu menjadi US$193,35 ribu.
Untuk komoditas hortikultura (buah dan sayur) walaupun ekspornya menurun pada tahun
2014, tetapi produksinya mengalami peningkatan terhadap produksi tahun 2013, seperti
dapat dilihat pada Tabel 51.
Gambar 8. Panen Jeruk dan Padi Oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Gambar 9. Pelaksanaan Cetak Sawah di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo
Tabel 51. Perbandingan Produksi Hortikultura Tahun 2013 dan Tahun 2014
No Komoditas Produksi
% Tahun 2013 Tahun 2014*)
A. Buah 1 Jeruk (ton) 1.654.732 1.701.170 2,81 2 Mangga (ton) 2.192.928 2.236.786 2,00 3 Manggis (ton) 139.602 142.394 2,00 4 Durian (ton) 759.055 896.125 18,06 5 Pisang (ton) 6.279.279 6.392.306 1,80 6 Buah pohon dan perdu lainnya (ton) 3.616.720 4.121.240 13,95 7 Buah semusim dan merambat (ton) 853.343 959.356 12,42 8 Buah terna lainnya (ton) 2.792.620 2.775.649 (0,61)
Total Buah 18.288.279 19.225.026 5,12
B. Florikultura 1 Anggrek (tangkai) 20.277.672 21.550.874 6,28 2 Krisan (tangkai) 387.208.754 400.594.757 3,46 3 Tanaman Hias Bunga dan daun lainnya (tangkai) 280.005.290 305.313.989 9,04 4 Tanaman Pot dan tanaman taman (pohon) 34.033.679 36.607.813 7,56 5 Tanaman Bunga Tabur (Melati) kg 30.258.648 33.093.933 9,37 C. Sayur 1 Cabai (ton) 1.726.382 1.866.621 8,12 2 Bawang Merah (ton) 1.010.773 1.200.000 18,72 3 Kentang (ton) 1.124.282 1.018.915 (9,37) 4 Jamur (ton) 44.565 20.837 (53,24) 5 Sayuran umbi lainnya (ton) 560.250 611.380 9,13 6 Sayuran daun (ton) 3.297.071 3.091.178 (6,24) 7 Sayuran buah lainnya (ton) 3.795.125 3.773.235 (0,58)
Total Sayuran 11.558.449 11.582.166 0,2 D. Tanaman Obat 1 Temulawak (ton) 35.665 36.233 1,59 2 Tanaman Obat Rimpang lainnya (ton) 417.541 425.176 1,83 3 Tanaman Obat Non Rimpang lainnya (ton) 88.220 89.775 1,76
1) Pendapatan per kapita dihitung dengan membagi PDB harga konstan 2000 tahun bersangkutan dengan jumlah petani pada masing-masing sub sektor. Penentuan jumlah petani sebagai pembagi PDB, dihitung dari perkalian proyeksi angkatan kerja per sub sektor (Proyeksi Pusdatin) dengan proporsi angkatan kerja (BPS, Proyeksi Penduduk 2010-2035).
2) Angka dalam kurung menunjukkan perkembangan dari tahun sebelumnya. 3) Pertanian Sempit terdiri dari sub sektor tanaman pangan, peternakan, dan perkebunan. 4) Pendapatan per kapita dihitung dari PDB tahun 2014 dari BPS sampai dengan Triwulan III.
Persentase perkembangan pendapatan petani per kapita di sub sektor peternakan
mengalami penurunan, yaitu menurun dari 4,39% pada tahun 2013 menjadi 4,28% pada tahun
2014. Trend penurunan ini dinilai wajar karena semakin maju perekonomian suatu negara,
maka pembangunan di sektor pertanian akan menurun yang disebabkan oleh fokus
pemerintah yang lebih pada pembangunan infrastruktur untuk menopang pertumbuhan
ekonomi negara. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto yang
mengalami penurunan drastis dari 50% pada dekade 1960-an menjadi hanya 13-15% saat ini.
Sementara itu persentase perkembangan pendapatan petani per kapita di sub sektor
tanaman pangan dan sub sektor perkebunan dan pertanian sempit mengalami kenaikan,
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 95
Kementerian Pertanian
(3) Mengupayakan pemberian skim subsidi bunga kredit dan penjaminan untuk investasi dan
modal kerja usahatani.
(4) Melanjutkan upaya intervensi stabilisasi harga melalui pembelian dari BULOG,
menerapkan secara intensif sistem pembelian dengan resi gudang khususnya untuk
komoditi utama pada saat panen. Mengembangkan kelembagaan sistem tunda jual yang
memungkinkan petani mendapatkan harga jual produk pertanian yang wajar.
(5) Melakukan proteksi terhadap serbuan impor hasil-hasil pertanian, baik melalui instrumen
tarif dan non tarif. Hal ini sangat dibutuhkan untuk melindungi kejatuhan harga pertanian
akibat perdagangan internasional yang tidak adil (unfair market).
(6) Pengembangan infrastruktur oleh Pemerintah yang dilakukan secara padat karya dengan
melibatkan petani yang menjadi sasaran kegiatan.
(7) Mengembangkan berbagai aktivitas off-farm yang mampu membangkitkan penghasilan
bagi petani dengan basis kegiatan yang terkait usahatani, seperti wisata agro, industri
rumah tangga berbahan baku hasil pertanian dan industri rumah tangga yang dapat
menghasilkan peralatan pertanian sederhana.
(8) Mengupayakan insentif bagi tumbuhnya industri hulu dan hilir pertanian.
(9) Mengupayakan adanya payung hukum bagi bertumbuhnya Lembaga Pembiayaan
Pertanian yang tersedia di perdesaan.
3.3.4.2 Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan petani per kapita adalah pendapatan yang diterima oleh setiap petani dalam
suatu negara selama kurun waktu satu tahun, atau ditentukan oleh besarnya pendapatan
pertanian dan jumlah petani. Pendapatan per kapita petani dihitung dengan membagi Produk
Domestik Bruto (PDB) per subsektor/sektor pertanian dengan jumlah petani pada masing-
masing sub sektor/sektor pertanian. Data PDB diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik
(BPS), sementara data jumlah petani diperoleh dari estimasi berdasarkan proyeksi angkatan
kerja per sub sektor (Proyeksi Pusdatin) dikalikan dengan proporsi angkatan kerja yang
diperoleh dari Proyeksi Penduduk BPS tahun 2010-2035.
Pendapatan petani per kapita meningkat menjadi Rp5,36 juta/kapita/tahun pada tahun 2014
atau meningkat 11,41% dibandingkan tahun 2013. Persentase realisasi peningkatan pendapatan
petani per kapita tahun 2014 sebesar 11,41% ini lebih besar dari target tahun 2014 sebesar 11,10%
atau secara ukuran keberhasilannya mencapai 102,79% (sangat berhasil). Pada tahun 2013,
rata-rata pendapatan petani per kapita adalah sebesar Rp4,81 juta/kapita/tahun. Jika
dibandingkan dengan capaian pertumbuhan pendapatan petani per kapita pada tahun 2013
sebesar 4,10% maka realisasi capaian tahun 2014 mengalami peningkatan pertumbuhan
sebesar 7,31%. Peningkatan pendapatan petani per kapita pada tahun 2014, secara umum
disebabkan peningkatan harga produk pertanian yang cukup signifikan dibandingkan pada
tahun 2013.
Jika dicermati pada tiap-tiap sub sektor, pendapatan petani per kapita tertinggi pada tahun
2014 adalah pada sub sektor peternakan sebesar Rp7,16 juta/kapita/tahun, diikuti berturut-
turut oleh subsektor tanaman pangan (Rp6,53 juta/kapita/tahun) dan perkebunan (Rp3,09
juta/kapita/tahun) (Tabel 55).
Tabel 55. Perkembangan Pendapatan Petani per Kapita, 2010-2014 3)
Sub Sektor/Sektor Pendapatan Petani Per Kapita (RpJuta/Kap/Tahun)1)
1) Pendapatan per kapita dihitung dengan membagi PDB harga konstan 2000 tahun bersangkutan dengan jumlah petani pada masing-masing sub sektor. Penentuan jumlah petani sebagai pembagi PDB, dihitung dari perkalian proyeksi angkatan kerja per sub sektor (Proyeksi Pusdatin) dengan proporsi angkatan kerja (BPS, Proyeksi Penduduk 2010-2035).
2) Angka dalam kurung menunjukkan perkembangan dari tahun sebelumnya. 3) Pertanian Sempit terdiri dari sub sektor tanaman pangan, peternakan, dan perkebunan. 4) Pendapatan per kapita dihitung dari PDB tahun 2014 dari BPS sampai dengan Triwulan III.
Persentase perkembangan pendapatan petani per kapita di sub sektor peternakan
mengalami penurunan, yaitu menurun dari 4,39% pada tahun 2013 menjadi 4,28% pada tahun
2014. Trend penurunan ini dinilai wajar karena semakin maju perekonomian suatu negara,
maka pembangunan di sektor pertanian akan menurun yang disebabkan oleh fokus
pemerintah yang lebih pada pembangunan infrastruktur untuk menopang pertumbuhan
ekonomi negara. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto yang
mengalami penurunan drastis dari 50% pada dekade 1960-an menjadi hanya 13-15% saat ini.
Sementara itu persentase perkembangan pendapatan petani per kapita di sub sektor
tanaman pangan dan sub sektor perkebunan dan pertanian sempit mengalami kenaikan,
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 201496
Kementerian Pertanian
yaitu: sub sektor sektor tanaman pangan dari 3,87% pada 2013 menjadi 13,18% pada 2014, sub
sektor perkebunan dari 5,24% pada 2013 menjadi 11,29% pada 2014, dan pertanian sempit dari
4,10% pada 2013 menjadi 11,41% pada 2014.
Beberapa faktor yang menyebabkan pendapatan petani tidak meningkat secara signifikan,
antara lain: (1) sempitnya luasan lahan yang diusahakan oleh petani dan bahkan cenderung
menyempit sehingga peningkatan jumlah pendapatan tidak proporsional dengan jumlah
petani, dan (2) naiknya harga faktor-faktor produksi seperti pupuk dan benih secara berkala.
Di samping sebagai hasil dari berbagai program/kegiatan yang ditujukan untuk pencapaian 3
target sukses lainnya (swasembada dan swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi
pangan, serta peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor), ada beberapa kegiatan
Kementerian Pertanian yang secara langsung ditujukan untuk pemberdayaan petani guna
peningkatan kesejahteraan mereka. Kegiatan-kegiatan dimaksud adalah:
(1) Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan mempunyai sasaran utama untuk
mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan
kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah (mencakup target
wilayah di 33 provinsi).
Realisasi kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada tahun 2014
yaitu dari target PK sebanyak 1.713 gapoktan, terealisasi 1.713 gapoktan atau (100%),
sedangkan realisasi keuangan, dari alokasi senilai Rp171,3 miliar, terserap Rp171,3 miliar
(100%).
(2) Penyaluran LM3 Kementerian Pertanian
Realisasi kegiatan pengembangan kelembagaan ekonomi perdesaan melalui Lembaga
Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) tahun 2014 sebanyak 434 unit yaitu: LM3
bidang Hortikultura sebanyak 305 lembaga, dan LM3 bidang Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian sebanyak 129 lembaga yang tersebar di 33 provinsi.
(3) Akses Petani dalam Pembiayaan
Dalam rangka mempermudah akses petani terhadap pembiayaan, Kementerian
Pertanian telah melakukan koordinasi dengan berbagai mitra, sehingga sampai saat ini
tersedia beberapa skim kredit bagi petani yaitu: (1) Kredit Ketahanan Pangan dan Energi
(KKP-E), (2) Kredit Usaha Rakyat; dan (3) asuransi pertanian dan peningkatan
kemampuan petani dalam mengelola dana BLM PUAP. Realisasi Penyaluran Kredit
Program Tahun 2014 (Desember 2014) adalah:
(a) Realisasi kredit program KKP-E sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 senilai
Rp1,76 triliun (22,9% dari rencana tahunan penyaluran/RTP senilai Rp7,69 triliun) atau
83,57% jika dibandingkan dengan komitmen bank Rp9,20 triliun.
(b) Realisasi penyaluran KUR sektor pertanian tahun 2014 (Januari-Desember) senilai
Rp7,51 triliun atau 20,05% dari total penyaluran KUR semua sektor senilai Rp37,47
triliun.
(c) Pada tahun 2014 telah terlaksana model asuransi pertanian pada luasan 3.173 Ha.
Asuransi pertanian ini ditujukan untuk petani yang mengalami kegagalan dalam usaha
tani padi disebabkan oleh iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama dan
penyakit tumbuhan/OPT yang kesemuanya merugikan petani. Program ini
memberikan kontribusi positif kepada petani dengan tersedianya modal kerja petani
(untuk membeli saprodi dan biaya tenaga kerja) untuk penanaman padi pada musim
berikutnya).
(d) Untuk peningkatan kemampuan SDM Gapoktan sebagai pengelola dana BLM-PUAP
pada tahun 2014 ini, telah dilaksanakan pelatihan terhadap 50 LKMA. Dengan
kemampuan yang baik dalam pengelolaan dana BLM PUAP, akan menciptakan
keberlanjutan perguliran dana untuk pengembangan usaha agribisnis pertanian di
perdesaan.
(4) Pendidikan dan Pelatihan Petani
Dalam rangka pemberdayaan petani guna mendukung peningkatan kesejahteraan
petani, selama tahun 2014 dilaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi petani, antara lain:
(a) Diklat bagi Pengurus Gapoktan yang dilaksanakan di 9 UPT Pelatihan yaitu PPMKP
Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, 2014 * Terdapat tambahan Hibah berupa barang senilai Rp436.730.991.244,00 di Ditjen PKH, yang
secara akuntansi tidak tercatat didalam pagu anggaran tetapi tercatat di realisasi anggaran
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014128
Kementerian Pertanian
LAMPIRAN 4
INDIKATOR KINERJA UTAMA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
PERTANIAN
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 129
Kementerian Pertanian
LAMPIRAN 4
INDIKATOR KINERJA UTAMA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
PERTANIAN
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014130
Kementerian Pertanian
INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2010 – 2014
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
1 Tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan
Swasembada: 1. Jumlah Produksi Kedelai Ditjen. Tanaman Pangan 2. Jumlah Produksi Gula Ditjen. Perkebunan 3. Jumlah Produksi Daging Sapi Ditjen. Peternakan dan
Kesehatan Hewan Swasembada Berkelanjutan: 1. Jumlah Produksi Padi Ditjen. Tanaman Pangan 2. Jumlah Produksi Jagung Ditjen. Tanaman Pangan
2 Meningkatnya diversifikasi pangan
1. Persentase penurunan konsumsi beras pertahun
Badan Ketahanan Pangan
2. Persentase peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-buahan dan sayuran.
Badan Ketahanan Pangan
3. Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Badan Ketahanan Pangan 3 Meningkatnya nilai tambah,
daya saing dan ekspor 1. Jumlah sertifikasi produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet (pemberlakuan sertifikasi wajib)
Ditjen PPHP
2. Persentase peningkatan produk olahan yang di ekspor
4. Persentase peningkatan surplus neraca perdagangan
Ditjen PPHP
4 Meningkatnya kesejahteraan petani
1. Pendapatan per kapita petani PSEKP 2. Nilai Tukar Petani (NTP) BPS 3. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Sektor Pertanian
BPS
4. Penyerapan Tenaga Kerja sektor Pertanian
BPS
5. Investasi sektor Pertanian BKPM Sumber: Kementerian Pertanian
Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2014 131
Kementerian Pertanian
INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2010 – 2014
No Sasaran Indikator Kinerja Utama Sumber Data
1 Tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan
Swasembada: 1. Jumlah Produksi Kedelai Ditjen. Tanaman Pangan 2. Jumlah Produksi Gula Ditjen. Perkebunan 3. Jumlah Produksi Daging Sapi Ditjen. Peternakan dan
Kesehatan Hewan Swasembada Berkelanjutan: 1. Jumlah Produksi Padi Ditjen. Tanaman Pangan 2. Jumlah Produksi Jagung Ditjen. Tanaman Pangan
2 Meningkatnya diversifikasi pangan
1. Persentase penurunan konsumsi beras pertahun
Badan Ketahanan Pangan
2. Persentase peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-buahan dan sayuran.
Badan Ketahanan Pangan
3. Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Badan Ketahanan Pangan 3 Meningkatnya nilai tambah,
daya saing dan ekspor 1. Jumlah sertifikasi produk pertanian organik, kakao fermentasi, dan bahan olahan karet (pemberlakuan sertifikasi wajib)
Ditjen PPHP
2. Persentase peningkatan produk olahan yang di ekspor