KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERAN SEKTOR KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT KEDARURATAN RADIOLOGI/NUKLIR Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Jan 01, 2016
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PERAN SEKTOR KESEHATANDALAM PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
AKIBAT KEDARURATAN RADIOLOGI/NUKLIR
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kondisi Indonesia
• Terdapat 3 reaktor nuklir di Serpong, Bandung dan Yogyakarta
• 13.824 fasilitas radiasi dan radioaktif tersebar di seluruh provinsi
• 129 gunung api aktif sumber radioaktif
• Meningkatnya pertambangan radioaktivitas alam
• Puluhan satelit radioaktif di atmosfir Indonesia
Krisis Kesehatan Akibat Radiologi/Nuklir
Dapat terjadi akibat : Kecelakaan kerja/industri
Gempa dan tsunami Letusan Gunung api
Jatuhnya satelit radioaktif Terorisme
Kondisi Sumber Daya untuk Menghadapi Krisis Kesehatan Akibat Radiologi/Nuklir
Telah ada sejumlah kebijakan dan MoU perlu direview kembali
Kompetensi SDM masih sangat kurang
Sarana dan prasarana masih belum memadai
Keputusan / Peraturan Menkes Terkait Upaya PKK Akibat Bahan Radiologi
Kepmenkes No. 410/2010 : Perubahan Atas Kepmenkes 1014/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Saryankes
Kepmenkes No. 8/2009 : Standar Kedokteran Nuklir
Permenkes No. 1249/2009 : Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Nuklir
Kepmenkes No 1217 /2001 : Pedoman Pengamanan Dampak Radiasi
Pertemuan Lintas Sektor
Rapat Executive Meeting “Evaluasi Latihan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir/Radiologi Tahun 2007 – 2011”, Oktober 2012, Bapeten menghasilkan sejumlah kesepakatan, antara lain Kemenkes agar menyiapkan 3 fasilitas RS rujukan.
Rapat Komnas Implementasi IHR 2005, Juli 2013, Sekjen Kemenkes Program-program IHR 2005 agar dimasukkan ke dalam RPJMN Kemenkes tahun 2015 – 2019 (termasuk penanganan bahan berbahaya kimia dan radiologi)
Pertemuan Lintas Sektor
Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Nuklir di Daerah, September 2013, Kemendagri menegaskan pentingnya daerah untuk siap siaga terhadap bencana nuklir. Kesiapsiagaan tidak hanya skala nasional tapi juga regional
Peran Sektor Kesehatan yang Diharapkan
Mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari tingkat primer, sekunder hingga tersier serta pemberdayaan masyakarat.
Mempersiapkan sistem cegah tangkal masuknya penyakit dan masalah-masalah kesehatan (termasuk akibat kedaruratan nuklir) di mana dalam hal ini Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai ujung tombak terdepan. Contohnya pasca bocornya reaktor nuklir di Fukusima Jepang tahun 2011.
Peran Sektor Kesehatan yang Diharapkan
Pengawasan terhadap pemanfaatan tenaga nuklir di RS baik untuk terapi maupun diagnosa.
Melibatkan media massa untuk menjelaskan pada masyarakat.
Berkomitmen untuk bekerja sama dengan Bapeten dalam rangka mengantisipasi kedaruratan nuklir.
KOMITMEN BERSAMA (Executive Meeting, 2012)
Prioritas kesiapsiagaan terhadap kedaruratan nuklir dilakukan di 3 wilayah berisiko tinggi yaitu Prov. DKI Jakarta, Banten dan sekitarnya (reaktor nuklir di Serpong), Prov. Jawa Barat (reaktor nuklir di Bandung) serta Prov. DI Yogyakarta (reaktor nuklir di Yogyakarta).
Komitmen para pemangku kepentingan OTDNN (Organisasi Tanggap Darurat Nuklir Nasional) termasuk,, Kemenkes, untuk mendukung pengembangan sistem kesiapsiagaan dan tanggap darurat nuklir termasuk pelaksanaan gladi/latihan secara berkala
Penyusunan Rencana kontijensi masing-masing daerah khususnya untuk wilayah Serpong, Bandung, dan Yogya saat ini telah disusun Renkon di wilayah Serpong
KOMITMEN BERSAMA (Executive Meeting, 2012)
Kemenkes menyiapkan RS rujukan untuk wilayah Prov. DKI Jakarta, Banten dan sekitarnya yaitu RS. Fatmawati, wilayah Jawa Barat yaitu RS. Hasan Sadikin serta wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta yaitu RS. Sarjito
Setiap instasi agar menyiapkan SOP masing-masing berdasarkan peran dalam RENKON yang telah ditetapkan
Peningkatan kemampuan SDM Kesehatan (termasuk petugas KKP) untuk darurat medis dalam pengembangan RS Rujukan serta untuk darurat nuklir bidang pangan.
Bahan Diskusi
Langkah-langkah apa yang harus Kemenkes lakukan dalam rangka penyiapan RS rujukan untuk kedaruratan nuklir (RS Fatmawati, RSHS dan RS Sardjito) :
1. Penyiapan sumber daya manusia
2. Penyiapan sarana dan prasarana
3. Penyiapan sistem
TERIMA KASIH