1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68,69 dan 70 Tahun 2013 tentang pemberlakukan Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan KTSP yang sudah diberlakukan sejak tahun 2006. Kurikulum 2013 sangat menekankan pada penyempurnaan tujuan, strategi pembelajaran dan sistem evaluasi. Dari sisi tujuan dan konsep pengembangan, Kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan KTSP. Namun, bila ditelaah lebih dalam, secara operasional Kurikulum 2013 lebih menekan pada pembentukan karakter dan pencapaian level berpikir tingkat tinggi yang dianggap bersifat strategis jangka panjang. Menurut Kurikulum 2013, proses pembelajaran diarahkan pada penyajian materi secara terpadu untuk pencapaian semua aspek kompetensi secara utuh dengan lebih menekankan pada pembentukan sikap dan karakter peserta didik. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Pasal 5 menyatakan bahwa mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kurikulum 2013 dikelompokkan atas mata pelajaran umum Kelompok A dan mata pelajaran umum Kelompok B. Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Mata pelajaran umum Kelompok A terdiri atas Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut Trianto (2012: 5) salah satu prinsip kurikulum yaitu memberikan atribut secara penuh kepada instansi sekolah untuk merancang dan merencanakan sendiri pembelajaran sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan sekolah.Sehingga sekolah mempunyai wewenang untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum
penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 68,69 dan 70 Tahun 2013 tentang pemberlakukan Kurikulum
2013 sebagai penyempurnaan KTSP yang sudah diberlakukan sejak tahun
2006. Kurikulum 2013 sangat menekankan pada penyempurnaan tujuan,
strategi pembelajaran dan sistem evaluasi. Dari sisi tujuan dan konsep
pengembangan, Kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan KTSP. Namun,
bila ditelaah lebih dalam, secara operasional Kurikulum 2013 lebih menekan
pada pembentukan karakter dan pencapaian level berpikir tingkat tinggi yang
dianggap bersifat strategis jangka panjang. Menurut Kurikulum 2013, proses
pembelajaran diarahkan pada penyajian materi secara terpadu untuk
pencapaian semua aspek kompetensi secara utuh dengan lebih menekankan
pada pembentukan sikap dan karakter peserta didik.
Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Pasal 5 menyatakan bahwa mata
pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kurikulum 2013
dikelompokkan atas mata pelajaran umum Kelompok A dan mata pelajaran
umum Kelompok B. Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan
program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta
didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Mata pelajaran umum Kelompok
A terdiri atas Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam
dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Menurut Trianto (2012: 5) salah satu prinsip kurikulum yaitu
memberikan atribut secara penuh kepada instansi sekolah untuk merancang
dan merencanakan sendiri pembelajaran sesuai dengan kondisi dan tingkat
kemampuan sekolah.Sehingga sekolah mempunyai wewenang untuk
2
melakukan pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah. Mengingat
salah satu karakteristik Kurikulum 2013 menurut Permendikbud No. 57 Tahun
2014 yaitu menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik supaya mampu
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke dalam masyarakat serta
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Dengan demikian,
kemampuan sekolah menjadi acuan dan pertimbangan dalam menyusun,
merancang, dan merencanakan pembelajaran supaya peserta didik
memperoleh pengalaman belajar yang bermakna serta dapat menerapkan
pembelajaran di sekolah ke dalam masyarakat.
Pembelajaran bermakna menurut Ausubel adalah proses mengaitkan
informasi atau materi baru dengan konsep - konsep yang telah ada dalam
struktur kognitif. Kegiatan belajar bermakna terlihat dari topik-topik yang
dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman anak yang relevan.
Pelajaran tidak dipersepsi anak sebagai tugas atau sesuatu yang dipaksakan
oleh guru, melainkan sebagai bagian dari atau sebagai alat yang dibutuhkan
dalam kehidupan anak (Dedi Koswara, 2015: 4-5). Dalam menciptakan
pembelajaran bermakna dapat melalui pengemasan proses belajar mengajar
yang dirancang guru. Pengemasan proses belajar mengajar yang tepat atau
sesuai terhadap lingkungan peserta didik sangat berpengaruh terdapat
bermaknaan pengalaman belajar bagi siswa. Pendapat serupa juga dipaparkan
oleh Triarto (2011: 7) yaitu cara pengemasan pengalaman belajar yang
dirancang guru sangat berpengaruh terhadap pengalaman bagi peserta didik.
Cara pengemasan pengalaman belajar dapat melalui tema yang sesuai dengan
lingkungan peserta didik.
Melalui pembelajaran tematik pada Kurikulum 2013, membuat guru
leluasa menyusun, merancang, dan merencanakan pembelajaran supaya
peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang bermakna serta dapat
menerapkan pembelajaran di sekolah ke dalam masyarakat. Mengingat
kekuatan pembelajaran tematik dalam materi pelatihan implementasi
Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran menjadi bermakna apabila dilakukan
3
dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat
individual dan kontekstual, sehingga peserta didik mengalami peristiwa
langsung dalam mempelajari materi yang digunakan untuk penerapan di
dalam masyarakat. Melalui penggunaan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik
(Kemendikbud, 2014: 16). Hal serupa dikemukakan oleh Triarto (2011:7)
yaitu melalui pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan tema yang
sesuai dengan lingkungan, peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan,
dan menerapkan konsep yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang
memadukan beberapa materi pembelajaran dari beberapa mata pelajaran ke
dalam tema (Trianto, 2009: 84). Fungsi Pembelajaran tematikyaituuntuk
memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami
konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat
belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata
(kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik (Kemendikbud, 2014: 15). Jadi
dengan pembelajaran tematik sangat membantu guru dalam menanamkan
pengalaman belajar peserta didik untuk dijadikan bekal dalam hidup di
masyarakat sehingga pembelajaran yang diberikan guru menjadi bermakna.
Penerapan model desain pembelajaran tematik di Sekolah Dasar
merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama dalam
rangka mengimbangi gejala penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah (Asep Hernawan, 2015:2).
Penjejalan isi kurikulum dikhawatirkan mengganggu perkembangan peserta
didik, karena terlalu banyak menuntut peserta didik untuk mengerjakan
aktivitas atau tugas-tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan peserta
didik. Mengingat perkembangan anak pada usia Sekolah dasar menurut Piaget
yaitu selalu ingin belajar hal baru, pemahaman konsep perkembangan
berdasarkan lingkungan disekitarnya, keterampilan menulis dan berbahasa
terus berkembang, sangat kreatif dan senang menemukan hal baru, rasa ingin
4
tahu yang tinggi, mudah mengingat, mengatahui tentang konsep yang benar
dan salah (Trianto, 2010: 19). Sehingga dengan penerapan model desain
pembelajaran tematik di Sekolah Dasar dapat mengimbangi gejala penjejalan
isi kurikulum karena model desain pembelajaran tematik bertolak dari suatu
topik atau tema. Tema bertujuan bukan hanya menguasai konsep-konsep mata
pelajaran, tetapi konsep-konsep dari mata pelajaran dijadikan sebagai alat dan
wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema yang dipelajari.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat simpulkan dengan model desain
pembelajaran tematik di Sekolah Dasar dengan cara memperbaiki kualitas
pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi
kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
di sekolah karena penjejalan isi kurikulum yang dikhawatirkan dapat
diantisipasi dengan tema yang dikembangakn dalam pembelajaran tematik.
Kurikulum 2013 menggunakan model pengembangan Kurikulum
berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada
sesuatu yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sehingga peserta didik harus
mampu menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kurikulum 2013
bukan menekankan pada hasil saja melainkan peserta didik harus mampu
menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap. Melaui model desain
pembelajaran tematik integratif peserta didik mampu menguasai ketiga ranah,
karena pada pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu karakter yang dibangun (Hernawan, Asep,
2015: 2).
Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik dalam proses
belajar mengajar dikelas. Secara umum pemerintah hanya menetapkan rambu-
rambu, selanjutnya sekolah mengembangkan sendiri dalam proses
pembelajaran melalui pembelajaran dari guru. Rambu-rambu yang ditetapkan
pemerintah berupa Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tema, dan Sub Tema.
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tema dan Sub Tema merupakan hasil
pemikiran dan pengkajian dari Pemerintah. Dengan kata lain guru memiliki
wewenang dalam merancang proses belajar mengajar di kelas tanpa merubah
5
rambu-rambu yang telah ditetapkan Pemerintah. Model desain pembelajaran
tematik Kurikulum 2013 yang diterapkan guru menggunakan model
pembelajaran dengan langkah-langkah yang telah dituliskan di buku panduan
guru Kurikulum 2013. Langkah model desain pembelajaran tematik yang
terdapat di buku guru merupakan salah satu rancangan proses belajar mengajar
menggunakan model desain pembelajaran tematik. Buku Guru atau buku