KEMBANG APIA. KAJIAN KIMIAProses meledaknya kembang api hingga
terbentuknya cahaya yang berwarna-warni disertai ledakan dapat
dikaji secara fisika maupun kimia. Secara kimia, proses meledaknya
kembang api dapat dilihat dari beberapa sis, yaitu dari sisi
zat-zat pembentuk kembang api, dari energi yang dibutuhkan dan
dilepaskan saat kembang api meledak, dari mekanisme reaksi
peledakannya, dan dari sisi stoikiometrinya.Berdasarkan komposisi
bahan pembentuknya, kembang api secara umum terbagi menjadi empat,
yaitu:a. Oksidator dan ReduktorProses meledaknya kembang api
merupakan salah satu aplikasi dari reaksi reduksi dan oksidasi.
Agar proses ini dapat berlangsung, diperlukan zat yang berfungsi
sebagai oksidator dan reduktor. Oksidator diperlukan sebagai
penghasil oksigen untuk memulai proses pembakaran. Bahan oksidator
yang dipakai biasanya dari golongan nitrat, klorat, ataupun
perklorat. Awalnya nitrat dipakai sebagai bahan oksidator dan
senyawa yang sering dipakai adalah kalium nitrat. Penguraian kalium
nitrat adalah sebagai berikut:2 KNO3 K2O + N2 + 2.5 O2KNO3
berbentuk Kristal ion dalam suhu kamar, pada suhu 130oC mulai
berubah wujud dan menjadi lebih reaktif, sehingga mudah terbakar.
Pada suhu 338oC Kristal KNO3 meleleh. Karena titik lelehnya cukup
rendah, maka kalium nitrat mudah terbakar sehingga banyak dipilih
untuk bahan baku peledak. Namun, tidak semua oksigen dari KNO3
diubah menjadi oksigen, dan reaksi berjalan tidak begitu ekstrim
sehingga mudah di kontrol. Hal ini menyebabkan nitrat dipakai
sebagai reaksi awal penyulutan kembang api agar kembang api sampai
di angkasa. Untuk mendapatkan reaksi yang ekstrim (dalam arti
kecepatan dan menghasilkan panas yang cukup) maka diperlukan
oksidator yang lebih kuat dibandingkan nitrat. Sementara itu,
reduktor yang dipakai biasanya adalah belerang dan karbon/arang.
Sulfur memiliki sifat diantaranya berada dalam dua jenis bentuk
Kristal, dalam bentuk rombik dan monoklinik, setiap molekulnya
berikatan kovalen, dan termasuk unsur non logam. Satu molekul
sulfur terdiri dari delapan atom sulfur dengan rumus kimia S8 dan
memiliki bentuk molekul oktagonal. Molekul S8 tidak stabil saat
terjadi kenaikan suhu karena memicu pemutusan ikatan. Saat
diberikan tekanan sulfur membentuk kesatuan sehingga volume
internalnya sedikit berkurang, hal ini menyebabkan berkurangnya
kemampuan menyerap bubuk mesiu sehingga memiliki sifat pembakaran
yang unik. Sementara karbon yang digunakan adalah karbon yang
berbentuk amorphous atau arang yang memiliki ikatan kovalen yang
membentuk cincin heksagonal. Ikatan antar molekulnya termasuk
ikatan van der waals, mengindikasikan ikatannya relatif lemah,
terlihat dari sifat fisisnya yang rapuh. Karbon memiliki permukaan
yang luas dan dapat menyerap gas atau uap terutama dari SO2 yang
merupakan bagian dari reaksi pembakaran bubuk mesiu. Reduktor
bereaksi dengan oksigen yang dihasilkan oleh oksidator membentuk
gas yang bertemperatur tinggi dan mengembang dengan cepat. Zat ini
akan melepaskan elektron pada oksidator, sehingga oksidator
mengalami reduksi. Proses reduksi ini menghasilkan ikatan antara
karbon dengan oksigen membentuk produk yang stabil, reaksi ini
termasuk reaksi pembakaran karena melibatkan oksigen. Reaksi
pembakaran bersifat eksoterm sehingga akan dilepaskan sejumlah
energi yang dapat digunakan untuk membakar material lain sehingga
menyebabkan terjadinya percikan api yang menyebabkan terbentuknya
cahaya kembang api. Reaksi kimia yang terjadi:S + O2 SO2C + O2
CO2Reduktor dan oksidator disatukan menjadi bahan yang dikenal
sebagai bubuk hitam atau bubuk mesiu. Jadi bubuk mesiu berfungsi
sebagai bahan peledak terdiri dari arang, sulfur dan kalium nitrat.
Reaksi kimia lengkapnya:4KNO3(g) + 7C(s) + S(s) 3 CO2(g) + 3CO(g) +
2N2(g) + K2CO3(s) + K2S(s)Dari reaksi reduksi oksidasi yang
terjadi, besar kecilnya proses ledakan yang terjadi dipengaruhi
oleh karakteristik kristal, kestabilan ikatan dan transfer
elektron. Ukuran Kristal dari bubuk mesiu berpengaruh terhadap
lamanya waktu pembakaran semakin besar ukuran bubuk mesiu maka
proses pembakarannya berlangsung lama.
b. Agen pemberi warnaWarna kembang api dihasilkan dari pemanasan
senyawa logam tertentu. Logam yang dipanaskan berada dalam bentuk
garam, yang disebut stars. Dalam star terdapat garam logam yang
dicampur dengan suatu oksidator sehingga dapat meledak saat diber
energi. Mekanismenya adalah saat atom logam menyerap energi yang
dihasilkan dari reaksi oksidator dan reduktor diatas dan kemudian
dia melepaskan energi itu kembali dalam bentuk cahaya dengan warna
tertentu. Energi yang diserap menyebabkan elektron logam melompat
dari tingkat energi standarnya ke tingkat energi yang lebih tinggi,
dinamakan dengan istilah tereksitasi kemudian eletron terebut
kembali ke tingkat energi semula dengan membebaskan energi cahaya
dengan panjang gelombang tertentu. Sebagai contoh, terbentuknya
warna hijau pada kembang api karena adanya stars yang terdiri dari
garam Barium dan oksidator KClO4. Saat terjadi reaksi pembakaran
yang suhunya mencapai >2500oC, terjadi reaksi:
BaCl+ memiliki panjang gelombang 514, 524 nm, hal ini membuat
reaksi emisi yang terjadi Nampak berwarna hijau. Dengan mekanisme
yang sama garam-garam logam tersebut akan memancarkan cahaya yang
khas. Intensitas warna yang terlihat pada saat kembang api meledak
dipengaruhi beberapa hal, salah satunya adalah komposisi zat dalam
stars itu sendiri. Berikut ini data Ion logam yang dipakai untuk
memberi warna pada kembang api diantaranya adalah: Merah: Garam
stronsium atau garam lithium. Contohnya adalah litium karbonat
Li2CO3 yang memberikan warna merah dan Stronsium karbonat yang
memberikan warna merah cerah. Oranye: Garam kalsium contohnya
kalsium klorida CaCl2 Kuning: Garam natrium contohnya natrium
lorida NaCl. Hijau: Garam barium atau senyawa yang dapat
menghasilkan gas Cl2. Contoh garam bariumnya adalah BaCl2. Biru:
Senyawaan tembaga contohnya tembaga(I) klorida CuCl. Ungu: Campuran
antara garam stronsium dan garam tembaga. Karena stronsium
memberikan warna merah dan tembaga memberikan warna biru maka
campuran kedua garam ini akan menghasilkan warna ungu.
Putih/Silver: Logam magnesium, titanium, ataupun aluminium.c.
Binder/PengikatBinder atau agen pengikat berfungsi untuk menyatukan
semua zat pada kembang api, sehingga seluruh bahan pembuat kembang
api dapat dijadikan campuran berbentuk pasta. Binder yang sering
dipergunakan adalah dextrin. Dextrin adalah sejenis polimer yang
memiliki kemampuan untuk mengikat zat.
d. RegulatorLogam biasanya ditambahkan untuk mengatur kecepatan
terjadinya reaksi pada kembang api. Semakin besar luas permukaan
logam maka semakin cepat reaksi akan berlangsung, ukuran diameter
logam biasanya 250-350 mikron.
Dari komponen kembang api diatas, kemudian disusun alat seperti
dibawah ini untuk membentuk kembang api:
Sumbu: berfungsi sebagai penunda waktu Pembatas: Memisahkan
antara tingkat yang berbeda Agen Pewarna: berisi garam, bubuk logam
yang berukuran kecil yang dapat menghasilkan warna Kulit Luar:
wadah/tempat semua zat dalam kembang api, terbuat dari plastic atau
karton.Berdasarkan persamaan reaksi reduksi oksidasi yang telah
disetarakan sebelumnya, maka kita dapat menghitung berapa jumlah
pereaksi yang dibutuhkan dan jumlah produk yang dihasilkan melalui
stoikiometri. Persamaan Reaksi Pembakaran Bubuk Hitam: 4KNO3 (s) +
7C(s) + S(s) 3CO2(g) + 3CO(g) + 2N2(g) + K2CO3(s) +
K2S(s)Berdasarkan persamaan tersebut, maka jika jumlah mol zat akan
sebanding dengan koefisiennya, sehingga apabila terdapat 2 gram
bubuk mesiu, maka jumlah mol gas yang terbentuk dapat dihitung,
sesuai dengan tabel di bawah ini:
Dari data diatas, makadapat dihitung jumlah gas yang dihasilkan
selama reaksi peledakan. Dari jumlah gas yang dihasilkan kita dapat
mengitung ketinggian dari kembang api yang meledak, semakin banyak
bubuk mesiu maka gas yang dihasilkan semakin banyak, sehingga
kembang api pun dapat terbang lebih tinggi. Reaksi ledakan ditinjau
dari termodinamika, saat reaksi pembakaran, terjadi perubahan wujud
zat dari padat menjadi gas yang menghasilkan S yang bernilai
negative, sehingga reaksi berlangsung spontan. Pada persamaan
reaksi diatas, terjadi reaksi emdoterm, sehingga diperlukan energi
panas yang mencukupi saat terjadi pembakaran, setelah terjadi
reaksi pembakaran maka reaksi menjadi eksotermik. Berdasarkan
persamaan reaksi pembakaran bubuk mesiu diatas, maka perhitungan
entalpi reaksi seperti dibawah ini:
Data Entalpi reaksi;
Perhitungan entalpi reaksi:
Melalui perhitungan, dengan komposisi KNO3: C : S = 75 : 15 :
10, sebanyak 2 gram bubuk mesiu secara teoritis dapat melepaskan
energi sebesar 1688,2 kJ mol-1 pada suhu 2500K. Besarnya energi
yang dilepaskan akan berupa energi pana, energi suara pada saat
kembang api meledak.
B. KAJIAN FISIKA1. Lintasan Kembang ApiKembang api terdiri dari
berbagai bahan kimia yang menyusunnya. Salah satunya membuat
kembang api bisa bergerak ke atas yaitu bubuk mesiu. Reaksinya
sebagai berikut : Potassium nitrat + charcoal + sulfur20NaNO3+ 30C
+ 10S6Na2CO3+ Na2SO4+ 3Na2S +14CO2+ 10CO + 10N220KNO3+ 30C + 10S
6K2CO3+ K2SO4+ 3K2S +14CO2+10CO + 10N2
Hasil pembakaran bubuk mesiu tersebut menghasilkan gas. Menurut
hukum Charles bahwa Udara pada tekanan yang tetap bila suhu
dinaikan makan Volume gas tersebut akan meningkat juga.
Dalamtermodinamikadankimia fisik,hukum Charlesadalah hukumgas
idealpada tekanan tetap yang menyatakan bahwapada tekanan tetap,
volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).Secara matematis, hukum Charles dapat
ditulis sebagai:
denganV: volume gas (m3),T: temperatur gas (K), dank:
konstanta.Hukum ini pertama kali dipublikasikan olehJoseph Louis
Gay-Lussac pada tahun1802, namun dalam publikasi tersebut
Gay-Lussac mengutip karyaJacques Charlesdari sekitar tahun1787yang
tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut dinamai hukum
CharlesMolekul gas akan bergerak lebih cepat dikarenakan suhu
meningkat, maka gas tersebut mendorong kembang api ke atas.
Ketinggian kembang api sebanding dengan besar kembang api
menghasilkan gas. Ketinggian hasil kembang api dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi dan berlaku persamaan
KeteranganY= Ketinggian(meter)Vy= Kecepatan kearah sumbu y
(m/s)Vx= Kecepatan kearah sumbu x(m/s)t= Waktu(sekon)g= Percepatan
Gravitasi (m/s2)
Jika kembang api diarahkan membentuk sudut maka akan membentuk
lintasan berupa parabola. Sudut tersebut akan mempengaruh
ketinggian dan jarak horizontal kembang api. Semakin besar sudut
yang terbentuk dengan sumbu horizontal ( 0o 90o) maka kembang api
akan memiliki ketinggian yang maksimum ( =90o) namun semakin dekat
jarak horizontal dengan titik awal.Kecepatan awal kembang api
ditentukan dari ukuran pelontar yang digunakan seperti pada
tabel
Shell Size (in.) Initial Velocity (ft./s)
2 117.5
3 144
4 166
5 186
6 203.5
8 135
10 263
12 287.5
24 393
36 481
2. Cahaya
Cahaya pada kembang api dihasilkan dengan dua cara yaitu
Incandesence dan Luminescence.
a. IncandesenceProses incandesence adalah proses menghasilkan
emisi cahaya karena panas. Panas tersebut membuat bahan penyusun
meningkat suhunya dan bercahaya. Kekuatan emisi dapat di tuliskan
dalam persamaanI = T4KeteranganI= Intensitas radiasi = tetapan
Stefan-BoltzmannT= Suhu Pada pemanasan ini mengakibatkan suatu
benda bisa memancarkan cahaya berwarna-warna sesusai dengan tabel
dibawah iniTemperature (K)Temperature (0C)Subjective Colour
750480Faint red glow
850580Dark red
1000730Bright red/orange
1200930Bright orange
14001100Pale orange/yellow
16001300Yellow/white
>1700>1400White
Untuk warna biru dan hijau tidak bisa menggunakan metode ini
karena membutuhkan temperatur yang tinggi sehingga memerlukan
metode kedua yaitu Luminescence
b. LuminescenceLuminescence adalah menghasilkan cahaya selain
dengan energi panas. Cahaya dihasilkan oleh elektron didalam atom
logam. Elektron didalam atom tersusun sesuai dengan bilangan
kuantumnya. Elektron menyerap energi dan dapat tereksitasi ke sub
kulit diatasnya, ini membuat atom tersebut tidak stabil. Elektron
akan kembali ke posisi semula dengan memancarkan energi sehingga
membuat stabil kembali. Seperti yang di gambarkan dibawah ini
Menurut Niels Bohr elektron dapat berpindah dari tingkat energi
lebih rendah ke tingkat energi lebih tinggi. Elektron yang memiliki
tingkat energi terendah, berada pada lintasan yang terdekat dengan
inti. Inti atom yang bermuatan positif, memiliki daya tarik
terhadap elektron yang bermuatan negatif, sehingga
elektron-elektron di setiap lintasan selalu mengelilingi inti.
Elektron yang tingkat energinya terendah, paling mudah ditarik oleh
inti.
Sedangkan istilah ground state adalah keadaan dasar atau
stasioner. Suatu atom pada suhu kamar dan tidak terkena cahaya,
atau tidak ada faktor yang mempengaruhinya, elektron-elektronnya
beredar mengelilingi inti secara normal. Keadaan inilah yang
dikatakan sebagai keadaan stasioner atau ground state.
Elektron-elektron tersebut berada pada lintasannya sendiri atau
rumahnya sendiri. Apabila suatu saat atom yang bersangkutan terkena
cahaya (foton), maka elektron-elektron secara spontanitas akan
menyerap cahaya tersebut. Elektron yang telah menyerap cahaya,
jumlah energinya menjadi lebih besar. Elektron ini memiliki
kekuatan untuk menjauh dari inti. Oleh sebab itu, otomatis elektron
tersebut berpindah ke lintasan berikutnya yang tingkat energinya
lebih tinggi. Misal elektron itu berpindah dari lintasan E1menuju
lintasan E2.Pada saat elektron berada di E2, dikatakan elektron
tersebut dalam keadaan tereksitasi. Ternyata setelah elektron
berada di E2, pada saat itu pula sejumlah energi yang telah diserap
(E = E2- E1) terlepas dan dipancarkan kembali sebagai spektrum
(cahaya). Bagaimana dengan elektron itu? Tentu saja secara spontan
elektron berpindah lagi ke lintasan semula.
Spektrum yang dipancarkan merupakan ciri khas dari suatu atom.
Atom yang berbeda memiliki spektrum dengan panjang gelombang
berbeda, sehingga warna spektrum untuk atom berbeda juga berbeda.
Kejadian ini dapat diamati pada saat uji nyala yang diterapkan
dalam kembang api. Pada saat uji nyala, garam padat dikenakan nyala
api, elektron-elektron kation menyerap energi, sehingga gerakannya
semakin cepat. Elektron yang mendapat energi tersebut berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi, dikatakan elektron itu dari
keadaan stasioner (ground state) mengalami eksitasi. Namun keadaan
ini tidak stabil. Energi tersebut terpancar kembali sebagai
spektrum dan elektron kembali ke keadaan awal. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya Warna yang berbeda disebabkan atom yang
berbeda dengan panjang gelombang yang berbeda. Hal ini disebabkan
perbedaan letak dari elektron yang tereksitasi yang menyebabkan
panjang gelombang yang berbeda
Sebagai contoh, ion natrium dalam keadaan stasioner memiliki
konfigurasi elektron 1s22s22p6. Jika garam padatnya dikenakan api,
elektron-elektron akan mendapatkan energi dan mengalami eksitasi,
yaitu berpindah ke orbital kosong yang tingkat energinya lebih
tinggi. Dalam keadaan eksitasi konfigurasi elektronnya
menjadi1s22s22p53s1. Karena keadaan ini tidak stabil, maka segera
pada saat itu pula, elektron pada 3s kembali ke 2p, sehingga
konfigurasi elektron kembali ke keadaan stasioner.Untuk magnesium,
Mg spektrumnya tak berwarna. Ini berarti bahwa panjang gelombang
spektrumnya jatuh pada sinar tak tampak. Bahan-bahan penyusun yang
digunakan dalam kembang api ditunjukan dalam tabel dibawah ini:
ColourCompoundWavelength of Light
RedStrontium Salts & Lithium Salts
(Li2CO3,SrCO3)600-646nm
OrangeCalcium Salts (CaCl2,CaSO4.2H2O)591-603nm
GoldIncandescence of Iron or Charcoal590nm
YellowSodium Compounds(NaNO3,Na3AlF6)589nm
Electric WhiteWhite Hot Metal(BaO)564-576nm
GreenBarium compounds with Chlorine (BaCl+)511-533nm
BlueCopper Compounds and
ChlorineCu3As2O3Cu(C2H3O2)2460-530nm
PurpleMixture of Strontium (red) and Copper (blue)
compounds432-456nm
SilverBurning aluminium, titanium or magnesium powder.412nm
3. Bentuk Efek Kembang ApiBerdasarkan penjelasan mengenai
komposisi kembang api dan ion penghantar warna diatas, seharusnya
bisa ditarik logika kenapa kembang api bisa menghasilkan warna yang
berbeda. Proses ini melibatkan 3 hal :Pola peletakan
"stars"Biji-biji stars yang terletak didalam selongsong memiliki
ukuran dan komposisi yang dirangkai sedemikian rupa hingga
menghasilkan efek tertentu. Misalkan, jika kita ingin menghasilkan
efek pancaran yang berbentuk lingkaran, Stars harus disusun dengan
konfigurasi melingkar mengelilingi hulu ledak, dengan jarak dan
posisi yang sama. Untuk menghasilkan bentuk lainnya, menyusun stars
dalam bentuk dan lapisan yang berbeda-beda. Perlu diketahui juga,
di dalam 1 stars bisa dimasukkan stars lain dengan komposisi yang
berbeda untuk menghasilkan kombinasi warna dan jeda waktu
ledakan.a. Lapisan selongsongSelongsong kembang api tidak harus
selalu terdiri dari 1 lapisan. untuk membentuk rentetan ledakan dan
kombinasi warna serta pola, umumnya sebuah kembang api tidak
terdiri dari 1 selongsong, tapi tersusun atas beberapa selongsong
di dalam 1 buah kembang api. Ini dinamakan dengan "Multibreak
Shells", yang memungkinkan sebuah kembang api bisa menghasilkan
rentetan ledakan yang berlainan.
Multibreak shells bisa tersusun atas selongsong yang diisi
selongsong lain, atau memiliki beberapa tingkat tanpa menggunakan
lapisan selongsong tambahan. Tiap tingkat memiliki sumbu yang
berbeda, sehingga ketika 1 tingkat telah meledak, akan memicu
ledakan pada tingkatan berikutnya. panjang sumbu dan hulu ledak
divariasikan untuk menghasilkan kombinasi dan jeda waktu ledakan.b.
PyrotechnicIni adalah salah satu keahlian memanipulasi sumber api,
sehingga bisa digunakan sesuai kebutuhan. Keahlian ini berhubungan
dengan bagaimana cara mengatur ledakan dan jeda waktu ledakan,
serta pengamanannya.Efek ledakan kembang api memiliki nama-nama
sendiri, seperti contoh-contoh di bawah ini yaitu:
c. d.
Spider Fireworks Salute Fireworks Ring Fireworkse. f.
g. h. Chrysanthemum Fireworks Roman Candle
4. Suara
Suara dihasilkan karena reaksi bahan penyusun kembang api dengan
sangat cepat memproduksi gas dan panas. Kenaikan suhu yang tinggi
mengakibatkan volume gas akan bertambah sebanding dengan kenaikan
suhu, pada tekanan tetap. Pertambahan volume ini mengakibatkan
ledakan yang menimbulkan suara. Ini terjadi karena kecepatan
pemuaian volume gas lebih cepat dari pada kecepatan suara.
C. MEKANISME KERJA KEMBANG API
Kembang api terdiri dari dua tabung dengan diameter yang sama.
Pertama , tabung bagian luar yang disebut mortar dan kedua, tabung
bagian dalam yang disebut shell. Kembang api diluncurkan dengan
mortar, yang terpendam sebagian di dalam tanah. Diameter mortar dan
shell harus sama. Jika diameter tabung dan shell tidak sama maka
akan mempengaruhi gaya dorong kembang api ke udara.
MortartanahDaya dorongGambar 1. Bagian- bagian kembang apiSumbu
delayMesiuDaya dorongSumbu utamaSumbu fast actingShellGambar 2.
Bagian-bagian shell
Pada kembang api terdapat dua jenis sumbu yaitu sumbu fast
-acting dan sumbu delay yang terhubung ke sumbu utama. Sumbu
fast-acting merupakan sumbu yang terhubung ke bagian bawah shell
sedangkan sumbu delay adalah sumbu yang terhubung ke bagian dalam
shell tetapi pembakaran sumbu ini dapat ditunda beberapa detik.
Pada saat kembang api di bakar, api akan membakar sumbu fast acting
terlebih dahulu dan membakar mesiu yang berada pada bagian bawah
shell. Proses pembakaran ini akan memperbesar volume zat terutama
gas hasil pembakaran di dalam shell sehingga memberikan daya dorong
untuk shell kembang api terlontar ke udara.Di dalam shell kembang
api terdapat banyak sekali bahkan sampai ratusan star yang disusun
membentuk pola-pola tertentu yang diinginkan. Star merupakan bagian
kembang api yang memberikan sensasi keindahan saat meledak. Sebuah
star yang belum meledak berbentuk bulatan hitam kusam seukuran
permen. Star terdiri dari bahan kimia berupa bubuk mesiu dan
perchlorate yang dicampur dengan bahan pengikat dan garam logam
yang memberikan warna pada star saat meledak.
Gambar 3. Mekanisme kerja kembang api
Setelah kembang api terlontar ke udara, beberapa detik kemudian
sumbu delay pun membakar mesiu yang berada di dalam shell.
Pembakaran mesiu di dalam shell memberikan energi panas pada
star-star (komponen utama kembang api) untuk meledak yang akan
menimbulkan warna-warna yang bermacam-macam sesuai dengan bahan
penyusunnya. Pembentukkan ledakan yang beruntun dapat terjadi
karena pola penyusunan star-star yang di beri pembatas (break).
Besar kecilnya bentuk ledakan kembang api dipengaruhi juga oleh
kekuatan shell dalam menahan panas dan gas untuk sesaat.D.
JENIS-JENIS KEMBANG APISecara umum kembang api terdiri dari dua
jenis yaitu :1. Kembang api kawatKembang api kawat merupakan
kembang api yang biasa dimainkan anak-anak saat hari raya atau
dikenal dengan kembang api tipe klasik. Kembang api ini terdiri
dari sebatang logam yang tipis yang dicelupkan ke dalam bahan
pyroteknik dan kemudian dikeringkan. Kembang api ini terlihat
sederhana tetapi dalam pembuatan justru lebih sulit dari kembang
api tabung. Kualitas kawat yang digunakan harus cukup baik dan
tidak mudah korosi saat proses pencelupan dan penyimpanan. Kembang
api ini dapat dibuat dengan mencampur kalium perchlorate dan
dextrin serta air untuk melapisi kawat dan dicelupkan pada serpihan
alumunium.2. Kembang api tabungKembang api tabung merupakan jenis
kembang api yang bahan-bahan pembentuknya disimpan didalam sebuah
wadah menyerupai tabung. Bentuk kembang api tabung ini banyak
sekali, diantaranya :a. Petasan (firecracker)Petasan merupakan
bentuk kembang api yang sederhana. Petasan terdiri atas bubuk mesiu
yang dibungkus kertas dan diberi sumbu. Mesiu terdiri dari 75%
potasium nitrat, 15 % charcoal, dan 10 % belerang. Ketika petasan
dinyalakan bahan kimia dalam petasan bereaksi membentuk gas yang
volumenya besar sehingga menekan kertas pembungkus petasan. Ketika
kertas pembungkus tidak dapat menahan tekanan dari volume gas maka
terjadilah ledakan. b. Roket (sky rocket)Kembang api roket adalah
kembang api yang terlontar ke udara. Seperti kembang api yang
terlihat di angkasa pada perayaan hari-hari besar. Roket ini
menimbulkan suara ledakan yang keras.c. Cake Cake adalah paket
kembang api yang terdiri dari beberapa kembang api roket sehingga
membentuk seperti cake kue. Banyaknya kembang api roket di dalamnya
tidak berarti penyalaan kembang api harus dilakukan berulang-ulang
tetapi cukup sekali.