KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PERAIH STUDENT ACHIEVEMENT AWARD 2016 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (BERDASARKAN THE PLUS MODEL) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP) Oleh: Irfan Herwandi NIM: 1113025100036 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H
106
Embed
KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37708...literasi informasi mahasiswa peraih Student Achievement Award 2016 adalah baik.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PERAIH STUDENT
ACHIEVEMENT AWARD 2016 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(BERDASARKAN THE PLUS MODEL)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)
Oleh:
Irfan Herwandi
NIM: 1113025100036
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2017 M / 1438 H
i
ABSTRAK
Irfan Herwandi (NIM.1113025100036) Kemampuan Literasi Informasi
Mahasiswa Peraih Student Achievement Award 2016 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (Berdasarkan The Plus Model). Di bawah
bimbingan Parhan Hidayat, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan
dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi informasi
mahasiswa peraih Student Achievement Award 2016, kendala mahasiswa dalam
menemukan informasi yang diinginkan serta upaya yang dilakukan dari kendala
tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi dengan pendekatan
kuantitatif yang pengambilan data menggunakan kuesioner. Kuesioner ini di
sebar kepada mahasiswa berprestasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pemenang
Student Achievement Award 2016 dengan jumlah populasi 196 mahasiswa dari 3
kategori. Adapun sampel yang digunakan sebanyak 30 responden atau 15% dari
total keseluruhan. Penelitian ini menggunakan model literasi informasi The Plus
Model. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis kemampuan literasi informasi
mahasiswa peraih Student Achievement Award 2016 menunjukan dari jumlah
keseluruhan indikator adalah 12,75 dengan skor rata-rata 3,18. Jadi kemampuan
literasi informasi mahasiswa peraih Student Achievement Award 2016 adalah baik.
Kendala yg dialami mahasiswa berprestasi di bagi menjadi 2 bagian, yang
pertama kendala dari dalam, ini cenderung timbul akan aspek ketergantungan
perasaan (mood), keadaan dan keterbatasan kemampuan seseorang dalam mencari
dan menemukan segala informasi yang menjadi prioritas dan memiliki nilai
presentase 11.7%. Sedangkan yg kedua adalah kendala dari luar, yaitu
keterbatasan kesediaan informasi dan kebaruan (update) kata kunci yang terdapat
di OPAC Perpustakaan Utama UIN Jakarta yang dikemukakan oleh para
responden masih menemukan beberapa yang tidak sesuai yang diinginkan dan
kurang maksimalnya fasilitas seperti akses internet terkadang menjadi hal
mendasar bagi pencarian informasi serta memiliki nilai presentase 88%. Adapun
upaya yang mesti dilakukan pada solusi dari kendala yang di hadapi dari dalam
memiliki nilai presentase 9% diantaranya refreshing, buat time schedule (jadwal
sehari-hari) secara teratur dan menggunakan alat bantu untuk penerjemahan.
Sedangkan untuk solusi dari kendala yg di hadapi dari luar memiliki nilai
presentasi 87.8%
Kata kunci : Literasi Informasi, Student Achievement Award, The Plus Model
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla,
yang telah memberikan rahmah, hidayah serta keberkahan. Yang sampai hari ini
masih bisa di berikan kenikmatan hidup dan sehat wal ‘afiat. Sholawat seiring
salam penulis curahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, kepada
keluarga nabi, sahabat serta kita umat nya sampai hari kiamat.
Alhamdulillah skripsi penulis yang berjudul “KEMAMPUAN LITERASI
INFORMASI MAHASISWA PERAIH STUDENT ACHIEVEMENT AWARD
2016 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (BERDASARKAN THE
PLUS MODEL)” telah selesai dibuat, tentu semua ini berkat rahmat Allah Azza
wa Jalla dan di bimbing, di bantu serta di dukung oleh berbagai pihak sehingga
penulis bisa mengerjakan skripsi ini dengan baik. Judul tersebut diajukan sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penyusunan skripsi ini berkat ridha dan do’a, dukungan moril maupun
materil, semangat, kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua penulis,
Ibunda Ida Ruziana dan Ayahanda Endi Suandi skripsi ini merupakan kado
sederhana terindah untuk mereka, karena berkat keduanyalah penulis mampu
menyusun hingga akhir serta berkat keduanyalah penulis dapat kuliah di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
Penulis memahami bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, tanpa adanya bimbingan, bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan tepat waktu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berjasa
membantu terwujudnya penulisan skripsi ini, penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. M. Farkhan, M.P,d selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Zubair M.Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan,
Alumni dan Kerjasama Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Parhan Hidayat, M.Hum, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya, dengan kesabaran
memberikan bimbingan dan saran serta nasihatnya kepada penulis.
iv
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya
Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan
masukan dan ilmunya kepada penulis.
8. Bapak Bambang Prihono, SH dan Bapak Yusuf selaku penanggung jawab
pelaksana Student Achievement Award 2016 yang telah membantu
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Untuk Ibu-Bapak, terima kasih telah memberikan support, dukungan moril
dan materil serta kakak dan adik-adik tersayang yang tetap memberikan
semangat tiada henti serta do’a yang selalu dipanjatkan.
10. Untuk keluarga besar Sarihan dan Kinong, kakek, nenek, paman, bibi, uwa,
sepupu terima kasih atas do’a yang telah dipanjatkan untuk penulis serta
telah memberikan dukungan, semangat serta materil sehingga kuliah dan
skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Untuk seluruh teman-teman JIP A 2013 yang saya cintai dan saya
banggakan terimakasih atas support nya kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
12. Untuk teman-teman seperjuangan JIP Angkatan 2013 serta Alumni, terima
kasih atas masukan dan motivasinya semoga kita kedepan menjadi alumni
yang bermanfaat untuk sekitar.
13. Untuk seluruh keluarga besar IMM Komisariat Adab dan Humaniora dan
Alumni, terima kasih atas dukungan, semangat dan segalanya yang telah
sama-sama kita perjuangkan selama di organisasi.
v
14. Untuk seluruh keluarga besar Satgas GAN UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Alumni, terima kasih juga karena berkat dorongan semangat
dari kalian sehingga penulis termotivasi untuk melaksanakan sidang.
15. Untuk teman-teman di Tim Jurnal Mahasiswa Kulminasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, penulis ucapkan terima kasih banyak atas ilmunya
yang kalian telah berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini dengan baik.
16. Untuk teman-teman KKN Cassava, terima kasih banyak atas support dan
semangatnya.
17. Untuk teman-teman satu kosan Anharfi, Afrikal, Alfan dan Futuh
terimakasih banyak, karena berkat kalian penulis terus termotivasi untuk
terus menulis penelitian ini hingga selesai..
Terima kasih banyak kepada semua pihak yang tak mampu penulis tulis
satu-persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat penulis. Semoga Allah Azza
wa Jalla membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang ikut membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 14 Juli 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 7
A. Latar Belakang ..................................................................................... 7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 12
D. Sistematika Penulisan ......................................................................... 12
BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 14
A. Literasi Informasi ............................................................................... 14
1. Definisi Literasi Informasi ............................................................ 14
2. Manfaat Literasi Informasi ............................................................ 19
3. Model Keterampilan Literasi Informasi yang digunakan .............. 20
4. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi ......................................... 23
Tabel 27 Saya merangkum atau mencari inti dari setiap informasi yang sesuai
dari beberapa sumber informasi yang saya temukan. ........................................... 69
Tabel 28 Saya dapat menyebarkan informasi yang telah dibuat dengan
didukung oleh fakta. .............................................................................................. 70
Tabel 29 Saya dapat melakukan penilaian dalam proses pencarian informasi. .... 71
Tabel 30 Rekapitulasi analisis kemampuan literasi informasi mahasiswa peraih
Student Achievement Award 2016 ....................................................................... 72
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Prestasi Mahasiswa SAA UIN Jakarta ................................................. 47
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tabel r (Signifikansi)
Lampiran 3 Surat Tugas Menjadi Pembimbing
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 6 Surat Pergantian Judul Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Informasi semakin hari semakin berkembang dan begitu luar biasa
perkembangannya pada era modern ini. Informasi telah menjadi kebutuhan
pokok dari berbagai bidang, teknologi informasi dan komunikasi
memberikan dampak yang sangat signifikan, karena pengaruhnya sangat
besar di setiap bidangnya.
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
Publik Pasal 1 mengungkapkan Informasi adalah keterangan, pernyataan,
gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik
data, fakta maupun penjelasannya yang dapat di lihat, di dengar, dan di baca
yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik
ataupun non elektronik. Pertumbuhan yang sangat pesat diberbagai bidang
di dunia ini tidak lain karena peran informasi. Saat ini informasi diibaratkan
sebagai teori bola salju, yang dimaksudkan bahwa setiap tahun, bulan,
minggu, hari, jam, bahkan detik semakin tumbuh dengan subur, yang
terkadang sampai tak terkendali dan sulit untuk dihentikan. Namun apabila
informasi digunakan dengan tepat dan benar, tentu menjadi suatu hal yang
luar biasa serta bermanfaat, baik kepada masyarakat umum atau yang
menggunakan informasi tersebut.
8
Informasi dalam perkembangannya dapat ditemukan di mana pun
dan kapan pun, begitu pun di perpustakaan terdapat koleksi-koleksi yang
menyediakan beragam informasi bagi masyarakat penggunanya. Oleh
karena itu, pemerintah melalui UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
di dalam pasal 2 dijelaskan bahwa perpustakaan diselenggarakan
berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan,
keprofesionalan, keterbukaan, kerukunan, dan kemitraan. Itu artinya
perpustakaan merupakaan sarana untuk belajar sepanjang hayat atau dengan
kata lain proses untuk menumbuhkan budaya literasi bagi para penggunanya.
Perkembangan literasi informasi dapat ditemukan pula dalam al
Qur’an surah al ‘alaq ayat 1-5 :
نسان من علق ﴿٢﴾ اق رأ وربك الكرم ﴿٣﴾ الذي علم اق رأ بسم ربك الذي خلق ﴿١﴾ خلق النسان ما ل ي علم ﴿٥﴾ بلقل م ﴿٤﴾ علم ال
Artinya : “Bacalah dengan (Menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tak
diketahuinya.”
Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa di dalam ayat-ayat
tersebut merupakan rahmat dari Allah Azza wa Jalla atas kasih sayang serta
nikmat nya terhadap hamba-hambanya yang beriman. Pada ayat tersebut
terdapat informasi tentang penciptaan manusia dari segumpal darah serta di
antara kemurahan Allah Azza wa Jalla adalah mengajarkan kepada manusia
9
apa yang tidak diketahuinya. Dengan demikian, Allah telah memuliakannya
dengan ilmu1.
Allah menegaskan telah memberikan ilmu kepada manusia agar
menjadikan makhluk yang mulia, dan manusia tidak dapat memperoleh ilmu
tanpa melalui proses belajar. Maka dari itu, dalam mencapai kemuliaan itu
manusia diharuskan belajar untuk memperdalam ilmu pengetahuannya.
Dalam proses belajar itu tentu sebuah ilmu perlu untuk di tulis agar bisa di
pelajari lebih lanjut. Dan disitulah proses literasi menjadi sebuah daya yang
begitu kuat bagi umat muslim secara khusus.
Perguruan tinggi dapat berkembang setiap tahunnya karena memiliki
akses informasi yang baik dan terus berkembang sesuai kebutuhan.
Bagitupun dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai salah satu
perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia terus melakukan upaya
akselerasi peningkatan kualitas. Tentu hal tersebut didukung dengan akses
informasi yang memadai, serta peningkatan fasilitas yang baik bagi seluruh
civitas akademika.
Salah satu bentuk peningkatan kualitas UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta adalah dengan peningkatan prestasi, partisipasi, dan kontribusi pada
tingkat nasional dan internasional oleh sivitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, salah satunya adalah mahasiswa.
Dalam rangka itulah, Bagian Kemahasiswaan dan Alumni rutin
menyelenggarakan Student Achievement Award (SAA) sejak tahun 2011,
sebagai upaya apresiasi atas capaian prestasi mahasiswa serta membangun
1 Ghoffar, Muhammad Abdul and Mu’thi. Abdurrahim, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 8 (Bogor: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, 2004), 505.
10
semangat partisipasi dan kontribusi aktif pada tingkat nasional dan
internasional. Setiap tahunnya sejak tahun 2011 hingga 2016, grafik prestasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selalu meningkat, Pada tahun
2011 tercatat 56 prestasi, tahun 2012 ada 84 prestasi, tahun 2013 80 prestasi,
tahun 2014 110 prestasi, tahun 2015 163 prestasi, 2016 mencapai 230
prestasi. Dengan demikian presentase perolehan prestasi meningkat ±45%.2
Sebagai Agent of Change, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dituntut untuk terus mengasah kemampuan diri, baik akademik
maupun non akademik sehingga terwujud mahasiswa yang unggul dan
berdaya saing tinggi, baik taraf nasional maupun internasional. Tentu hal
tersebut tak lepas dari pengaruh budaya literasi informasi yang sangat
tumbuh subur di kalangan mahasiswa. Sehingga sangat dimungkinkan akan
berdampak pada prestasi mahasiswa di setiap bidang dan kategorinya. Oleh
karena itulah, penulis telah melakukan hipotesa awal berupa mahasiswa
yang telah memperoleh prestasi di bidang desain grafis telah berupaya
bagaimana skill desain tersebut dilatih secara otodidak di jejaring sosial
youtube dengan alat atau aplikasi khusus desain yang berada di laptop nya,
dari hal tersebut bahwa kemampuan beberapa mahasiswa yang berprestasi
di bidang desain grafis dalam menelusur informasi sangat positif. Namun,
setelah itu penulis menemukan beberapa mahasiswa yang kesulitan dalam
mengakses informasi, sehingga menyebabkan terhambatnya proses dalam
melakukan penelusuran informasi yang dibutuhkan. Kemudian selain hal
tersebut penulis menemukan beberapa kendala mahasiswa dalam hal
2 Nawiruddin and Umam, eds., Promoting Moslem Student Achievements and Excellences
(Jakarta: Bagian Kemahasiswaan dan Alumni Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan
Kerjasama, 2016), 12.
11
keterbatasan fasilitas pribadi yang merupakan kebutuhan penting meskipun
tidak bersifat primer seperti sebuah laptop serta kurangnya keterbatasan
dana yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mendalami
penelitian mengenai kemampuan literasi informasi mahasiswa terhadap
raihan SAA 2016. Untuk itu penulis menulis judul "Kemampuan Literasi
Informasi Mahasiswa Peraih Student Achievement Award 2016 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (Berdasarkan The Plus Model)"
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dan
untuk menghindari perluasan masalah yang dibahas oleh penulis, maka
penulis memberikan pembatasan masalah yaitu upaya yang dilakukan
mahasiswa terhadap raihan 5 Kategori Prestasi yang ada di SAA 2016,
penulis hanya mengambil 3 Kategori yaitu Kategori I (Prestasi kejuaraan
dan kompetisi), Kategori II (Prestasi karya kreatif) dan Kategori III (Prestasi
partisipasi aktif)
Dari pembatasan di atas, untuk mempermudah pelaksanaan
penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana kemampuan literasi informasi mahasiswa peraih Student
Achievement Award 2016?
2. Bagaimana kendala mahasiswa dalam menemukan informasi yang
diinginkan?
3. Bagaimana upaya dalam menghadapi kendala tersebut?
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa peraih
Student Achievement Award 2016
2. Untuk mengetahui kendala mahasiswa dalam menemukan informasi
yang diinginkan
3. Untuk mengetahui upaya dalam menghadapi kendala tersebut.
Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa yang sedang melakukan
perkuliahan, sehingga dapat dijadikan rujukan dalam menyelesaikan
tugas kuliahnya mengenai pengaruh kemampuan literasi informasi
mahasiswa
2. Sebagai pengalaman dan pendalaman pengetahuan penulis mengenai
literasi informasi terutama wawasan penulis terhadap topik yang
diteliti.
3. Sebagai sumbangsih, gagasan atau masukan dalam penelitian sejenis di
masa yang akan datang serta penelitian ini juga merupakan salah satu
syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar S.IP
D. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
permasalahan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis mulai dari
Bab I sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut:
13
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitiandan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini berisi landasan teori dan kajian pustaka tentang hal-hal
yang berkaitan dengan objek yang diteliti seperti pengertian
literasi informasi, manfaat literasi informasi, model literasi
informasi, standar kompetensi literasi informasi di perguruan
tinggi dan literasi informasi di perguruan tinggi.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber
data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang gambaran umum student
achievement award serta menjawab permasalahan yang ada.
Bab V Penutup
Bab terakhir ini berisi kesimpulan yang di peroleh dari
penelitian ini.
14
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Literasi Informasi
1. Definisi Literasi Informasi
Dalam bahasa Indonesia istilah literasi informasi berarti kemelekan
informasi atau keberaksaraan informasi. Secara sederhana literasi
informasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca
dan menyikapi berbagai informasi yang ada dalam masyarakat. 3
Sedangkan secara sederhana literasi informasi adalah kemampuan untuk
mengenali ketika informasi butuhkan, lokasi, mengevaluasi, dan
menggunakan informasi secara efisien, efektif, dan etis untuk menjadi
independen, pembelajar seumur hidup.4
Sheila Webber dan Bill Jhonston mengemukakan definisi literasi
informasi di website mereka ialah adopsi dari perilaku informasi yang
tepat untuk mengidentifikasi, melalui media atau dalam bentuk yang lain
untuk kebutuhan informasi, yang mengarah ke penggunaan yang bijaksana
dan etika informasi di masyarakat.”5
Menurut American Library Association (ALA) pada tahun 1989
mendefinisikan literasi informasi ialah seperangkat kemampuan yang
dibutuhkan seseorang untuk mengenali saat informasi dibutuhkan dan
3 Muh. Azwar Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online
(Makassar: Alaudin University Press, 2013), 9. 4 David Streatfield and Sharon markless, “Information Literacy,” Dalam J.H. Bowman,
British Librarianship and Information Work 2001-2005 (Burlington: Ashgate, 2007), 9. 5 Streatfield and markless, 413.
15
kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan
informasi tersebut secara efektif sesuai dengan kebutuhan informasi.6
Dalam tulisan yang dikemukakan pada website ACRL, literasi
informasi merupakan keterampilan hidup di Era Informasi. Bagaimana
menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif
untuk memecahkan masalah tertentu atau membuat keputusan.7
Literasi Informasi adalah kemampuan untuk mendapatkan,
menafsirkan dan menggunakan informasi dari sumber cetak, komputer dan
media lainnya. 8 literasi informasi dialami sebagai keterampilan dan
pengetahuan seseorang menggunakan untuk menemukan informasi.
Sebagaimana dicatat, ini meliputi 1) pengetahuan tentang sumber-sumber
informasi; 2) keterampilan untuk mengevaluasi informasi dan 3)
kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan demikian, literasi informasi dipandang sebagai seperangkat
keterampilan kuantitatif dan pengetahuan yang dapat diperoleh dan
ditunjukkan. Pandangan literasi informasi menjadi lebih luas di kategori
yang lebih tinggi.9
Bahkan dalam artikel yang dikemukakan Elizabeth Berman bahwa
literasi informasi adalah serangkaian kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan akan informasi, mendapatkan informasi, mengevaluasi
6 Ann Marlow Riedling, “Information Literacy : What Does It Look like in the School
Library Media Center?,” Greenwood Publishing Group, 2004, 2. 7 “Presidential Committee on Information Literacy: Final Report,” 1989,
http://www.ala.org/acrl/publications/whitepapers/presidential. 8 “ALA Action: 21st Century Literacy,” American Library Association 29, no. 11 (1998): 1. 9 Rae-Anne Diehm and Mandy Lupton, “Learning Information Literacy” 19, no. 1 (March
2014).
16
informasi dan kemudian merevisi strategi pencarian untuk mendapatkan
informasi, menggunakan informasi secara etis dan legal, dan terlibat dalam
konsep belajar seumur hidup.10
Menurut Jo Ann Carr dan Ilene F Rockman literasi informasi adalah
kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi
secara efektif. 11 Dalam artikel nya yang lain menyebutkan bahwa
kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi
dari berbagai sumber 12 atau sebagai keterampilan umum dan literasi
lainnya.13 Bahkan untuk menjadi orang yang melek informasi dibutuhkan
kemampuan untuk menguasai sejumlah keterampilan baru, seperti
kemampuan untuk mencari dan menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan lebih efektif.14
Menurut Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz
mendefenisikan literasi informasi sebagai berikut:
“Information literacy is skilll in finding the information one needs,
including and understanding of how libraries are organized, familiarity
with resource they provide (including information formats and automated
search tools), and knowledge of commonly used techniques. The concept
also includes the skills required to critically evaluate information content
10 Elizabeth Berman, “Transforming Information Literacy in The Sciences,” University of
Vermont 7, no. 2 (2013): 162. 11 Jo Ann Carr and Ilene F Rockman, “Information-Literacy Collaboration: A Shared
Responsibility,” American Library Association 34, no. 8 (2003): 52. 12 Jo Ann Carr, “Information Literacy and Teacher Education. ERIC Digest” (ERIC Digest,
1998). 13 Sandra Cowan and Nicole Eva, “Changing Our Aim Infiltrating Faculty with Information
Literacy” 10, no. 2 (2016): 167. 14 Endry Boeriswati, “The Implementing Model of Empowering Eight for Information
Literacy,” David Publishing, 2012, 653.
17
and employ it affectively, as well as understanding of the technological
infrastructure on which information transmission is based, including its
social, political, and cultural context and impact”.15
Sedangkan menurut United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization’s (UNESCO) dan The International Federation of
Library Associations and Institutions’ (IFLA) menyatakan bahwa literasi
informasi sebagai hak asasi manusia dan mempromosikan penyertaan
sosial semua bangsa16 itu artinya literasi informasi bagian dari HAM dan
semua elemen termasuk sebuah bangsa berhak menerapkan, meneliti
bahkan mengembangkan literasi informasi.
Literasi informasi juga merupakan kemampuan untuk mengetahui
kapan ada kebutuhan akan informasi, untuk dapat mengidentifikasi,
menemukan, mengevaluasi, dan secara efektif menggunakan informasi
tersebut untuk yang dihadapi.17 Dan terkadang bisa kita temukan literasi
informasi di beberapa konteks, disiplin ilmu18, budaya dan pemakaian.19
Bahkan pada situasi tertentu. 20 Sehingga diperlukan untuk menemukan,
15 Joan M Reitz, Dictionary for Library and Information Science (London: Library
Unlimited, 2004), 356. 16 Andrew Battista et al., “Seeking Social Justice in The ACRL Framework” 9, no. 2
(2015): 112. 17 James E. Herring, “A Critical Investigation of Students’ and Teachers’ Views of the Use
of Information Literacy Skills in School Assignments,” American Library Association, 2012, 3. 18 Amanda Nichols Hess, “Motivational Design in Information Literacy Instruction” 9, no.
1 (2015): 47. 19 Stéphanie Simard and Thierry Karsenti, “A Quantitative and Qualitative Inquiry into
Future Teachers’ Use of Information and Communications Technology to Develop Students’
Information Literacy Skills” 42, no. 5 (2016): 4. 20 Colleen Addison and Eric Meyers, “Perspectives on Information Literacy: A Framework
for Conceptual Understanding,” in Proceedings of the Eighth International, vol. 18 (Conference
on Conceptions of Library and Information Science, Copenhagen, Denmark, 2013), 8.
18
mengambil, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif dan
efisien secara independen.21
Dalam pendidikan dan pengajaran literasi informasi dapat
digunakan untuk mengerjakan tugas.22 Bahkan bisa juga untuk memelihara
dan kemampuan untuk perkembangan belajar.23 Sehingga mengharuskan
individu untuk mengenali kapan informasi dibutuhkan dan memiliki
kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara
efektif informasi yang dibutuhkan. 24 Bahkan selain pendidikan literasi
informasi juga dapat memecahkan masalah dalam aspek-aspek pekerjaan.25
Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi
adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan,
mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber
daya yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang
terautomasi) dan pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam
pencarian informasi. Hal ini termasuk kemampuan yang diperlukan untuk
mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif seperti
pemahaman infrastruktur teknologi pada transfer informasi kepada orang
lain, termasuk konteks sosial, politik dan budaya serta dampaknya.
Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa literasi infomasi adalah
kemampuan seseorang dalam menemukan, mengidentifikasi serta
21 James E. Herring, “From School to Work and from Work to School: Information
Environments and Transferring Information Literacy Practices” 16, no. 2 (June 2011): 3. 22 Elizabeth Humrickhouse, “Information Literacy Instruction in the Web 2.0 Library,”
2011, 4. 23 Tian-hui ZHU, “On the Library and Information Literacy Education of Vulnerable
Groups,” US-China Education Review, 54, 6, no. 5 (2009): 77. 24 Carol C Kuhlthau, “Rethinking The 2000 ACRL Standard” 7, no. 2 (2013): 93. 25 Sharon Weiner, “Information Literacy and the Workforce: A Review” 34, no. 2 (2011):
8.
19
menggunakan informasi secara benar dan tepat untuk memenuhi semua
kebutuhan.
2. Manfaat Literasi Informasi
Literasi informasi sangat memudahkan manusia dalam proses
pembelajaran, dengan literasi informasi seseorang yang belajar mampu
mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan oleh seseorang tersebut dalam
mencari sumber informasi. Di dunia yang modern ini pengetahuan
semakin berkembang, dan oleh sebab itu kebutuhan informasi semakin
kompleks.
Menurut Adam, bahwa terdapat beberapa manfaat literasi informasi
yaitu:
a. Membantu mengambil keputusan
Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan
suatu permasalahan. Kita harus mengambil suatu keputusan ketika
memecahkan masalah, sehingga dalam mengambil keputusan tersebut
seseorang harus memiliki informasi yang cukup.
b. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan
Kemampuan literasi informasi berperan penting dalam
membantu meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia
pembelajar. Semakin terampil dalam mencari, menemukan,
mengevaluasi, dan menggunakan informasi, semakin terbukalah
kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat
belajar secara mandiri.
20
c. Menciptakan pengetahuan baru
Suatu negara dapat dikatakan berhasil apabila dapat
menciptakan pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi
informasi akan mampu memilih informasi mana yang benar dan mana
yang salah. Sehingga tidak mudah percaya dengan informasi yang
diperoleh.26
3. Model Keterampilan Literasi Informasi yang digunakan
a. The PLUS Model
Model ini dikembangkan oleh James Herring, yang
mempunyai otoritas dalam keberinformasian di Queen argaret
University College, Edinburgh. Model PLUS pertama kali diterbitkan
pada tahun 1996. Model ini telah digunakan dalam atau diadaptasi
oleh berbagai sekolah di Inggris, Afrika Selatan, Australia, dan
Selandia Baru. Unsur-unsur dari model PLUS seperti Tujuan, Lokasi,
Penggunaan dan Evaluasi Diri dimaksudkan untuk memberikan para
siswa dengan perancah yang dapat mereka gunakan saat
menyelesaikan tugas penelitian sekolah tetapi juga dengan kerangka
yang berpotensi dipindahtangankan yang dapat membantu mereka
untuk berkembang sebagai warga melek informasi.27 PLUS membagi
keahlian informasi dalam 4 bagian besar yaitu :
26 Yusuf Dzul Ikram Al-Hamidy, “Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Pada
Layanan American Corner Di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang,” Association Of
College and Research Library, accessed February 4, 2015, ejournal-s1.undip.ac.id. 27 Herring, “A Critical Investigation of Students’ and Teachers’ Views of the Use of
Information Literacy Skills in School Assignments.”
21
1) Purpose (P) atau tujuan yaitu Menetapkan tujuan
penyidikan/penelitian atau tugas-tugas sekolah
2) Location (L) atau lokasi yaitu Menemukan sumber informasi yang
cocok denga tujuan yang telah ditetapkan
3) Use (U) atau penggunaan yaitu memilih dan memilah informasi
dan gagasan, membaca untuk mendapatkan informasi, catatan dan
membuat presentasi
4) Self-Evaluation (S) atau evaluasi diri yaitu bagaimana peserta didik
mengevaluasi tampilannya dalam menerapkan keahlian informasi
untuk tugas sekolah dan apa yang dipelajari untuk kemudian hari.
Berikut adalah inti keahlian dan kegiatan yang disarankan
dalam pelatihan keahlian informasi dengan menggunakan model
PLUS :
1) Tujuan (Purpose)
a) Menetapkan kebutuhan informasi.
b) Belajar membuat kerangka pertanyaan penelitian yang
realistis.
c) Menyiapkan diagram penelitian atau menggunakan pokok-
pokok penelitian.
d) Menentukan kata kunci.
22
2) Lokasi (Location)
a) Memilih media informasi yang sesuai.
b) Mencari lokasi informasi menggunakan katalog perpustakaan,
indeks, pangkalan data, CD-ROM, atau mesin pencari (search
engine).
3) Penggunaan (Use)
a) Membaca secara tepat untuk menemukan informasi yang
dicari.
b) Mengevaluasi kualitas atau kecocokan informasi yang
ditemukan.
c) Membuat catatan.
d) Memaparkan dan mengkomunikasikan informasi.
e) Menyusun bibliografi.
4) Evaluasi Diri (Self-evaluation)
a) Bertolak dari yang sudah dipelajari, dapat menarik kesimpulan
berdasarkan informasi yang ditemukan.
b) Melakukan penilaian diri sendiri atas keterampilan
informasinya.
c) Mengidentifikasikan strategi keterampilan informasi yang
berhasil.28
28 Blasius Sudarsono, Literasi Informasi Pengantar Untuk Perpustakaan Sekolah (Jakarta:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2009), 36.
23
4. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi
Literasi informasi pada dunia perguruan tinggi dianggap sebagai
serangkaian keterampilan yang bersifat generik dan dapat diterapkan di
segala bidang ilmu. Pustakawan dan penyelenggara pendidikan
memberikan program-program dasar bagi para mahasiswa baru dengan
harapan mereka akan dapat mengembangkan diri lebih lanjut di sepanjang
masa belajar mereka. Program-program literasi informasi di perguruan
tinggi pada umumnya berdasarkan pandangan untuk keterampilan mencari,
menemukan, dan menggunakan informasi. Keterampilan seperti itu disebut
keterampilan teknis. Dari sudut pandang pendidikan, pada umumnya
program literasi informasi memakai prinsip-prinsip yang menekankan
pada perubahan keadaan mental dan pikiran. Pendekatan ini lebih dikenal
dengan istilah pendekatan Cartes (Cartesian Approach) yaitu pendidikan
yang berdasarkan pandangan bahwa proses belajar dianggap berhasil jika
ada perubahan keadaan mental misalnya dari bodoh menjadi pintar.29
Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan berkembang
dari waktu ke waktu. Dibuktikan dengan berubahnya kurikulum dalam
proses pembelajaran baik di tingkat sekolah maupun di perguruan tinggi.
SK Mendiknas No.232/U/2000 menjelaskan bahwa salah satu kualifikasi
lulusan program sarjana adalah menguasai dasar-dasar ilmiah dan
keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan,
memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah
29 Jonner Hasugian, “Urgensi Literasi Informsi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Di
Perguruan Tinggi,” Pustaha : Jurnal Studi Perpustakaan Dan Informasi 4, no. 2 (Desember 2008):
37.
24
yang ada dalam bidang keahliannya. Artinya lulusan yang diharapkan
adalah lulusan yang berkualitas dan berjiwa kompetitif.30
Itu artinya peranan kurikulum dalam sebuah proses pembelajaran
sangat berpengaruh dalam menghasilkan sarjana yang berdaya saing tinggi
dan mempunyai keterampilan yang dibutuhkan di masyarakat. Sehingga
dengan demikian masyarakat mampu mendapatkan manfaat langsung yang
diberikan oleh lulusan-lulusan sarjana. Selain itu dalam dunia akademis
dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa sehingga mampu bersaing
dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
UU Sistem Pendidikan Nasional 1989 Pasal 4 menegaskan bahwa
salah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah membangun manusia yang
memiliki kemampuan atau keterampilan dan pengetahuan yang luas,
berkepribadian mantap dan mandiri.
Dengan demikian mahasiswa sejatinya harus memiliki kemampuan
yang dipelajarinya sesuai dengan bidangnya masing-masing, baik secara
akademis maupun secara umum. Guna mempersiapkan persaingan
kompetitif di dunia kerja, karena bagaimanapun dunia kerja bukan hanya
membutuhkan penilaian akademis yang baik, namun semua aspek di lihat
dan dipertimbangkan seperti kemampuan teknologi informasi, kemampuan
komunikasi, kemampuan bahasa asing maupun yang lainnya.
Dalam dunia pendidikan tinggi mahasiswa di tuntut untuk mandiri
dalam mencari informasi, baik yang berkaitan dengan dunia akademisnya
30 Muin, Information Literacy Skills : Strategi Penelusuran Informasi Online, 17.
25
maupun non-akademis. Jadi dosen sebagai tenaga pendidik di perguruan
tinggi tidak di jadikan sumber pembelajaran utama, akan tetapi banyak
sumber informas i yang bisa mahasiswa dapatkan. Sehingga dengan
demikian mahasiswa dapat mandiri dan terus belajar meskipun terbatasnya
pembelajaran di dalam kelas bersama dosen.
Resource based learning merupakan dosen bukan satu-satunya
sumber belajar bagi mahasiswa. Sumber belajar dapat dikategorikan
sebagai berikut :
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar, seperti perpustakaan, museum,
pasar, dan sebagainya.
b. Benda, seperti situs, candi, benda peninggalan, dan sebagainya.
c. Orang atau para ahli dalam bidang tertentu, seperti guru, dosen, polisi,
dan sebagainya.
d. Bahan, seperti teks tertulis, teks tercetak, rekaman elektronik, dan
sebagainya.
e. Buku, seperti buku pelajaran, kamus, ensiklopedia, dan sebagainya.
f. Peristiwa dan fakta yang telah atau sedang terjadi, seperti kerusuhan,
bencana, dan sebagainya.31
Manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia pendidikan
tinggi menurut California State University adalah :
31 Muin, 19.
26
a. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu
mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang.
Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan
berlimpah. Informasi tersedia melalui perpustakaan, sumber-sumber
komunitas, organisasi khusus, media dan internet.
b. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa
memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan kemampuan literasi
informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti
perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.
c. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan.
Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka
mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berubungan dengan
perkuliahan sehingga dapat menunjang perkuliahan tersebut.
d. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Meningkatkan
pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari instansi
pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu
memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang
ditunjang dengan kompetensi informasi , maka individu dapat
melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.32
32 Muin, 22.
27
5. Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini dimaksudkan sebagai perbandingan dengan
penelitian sebelumnya, baik dari temanya yang serupa maupun dari
berbagai sisi. Berikut ini beberapa penelitian yang memiliki tema yang
serupa :
a. Peran Perpustakaan SD AN-NISAA’ dalam meningkatkan Literasi
Informasi. Skripsi ini diajukan oleh Yanita Safilla, Mahasiswa
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014. Persamaannya adalah
sama-sama membahas tentang literasi informasi. Perbedaannya adalah
penelitian ini membahas peran perpustakaan sekolah sebagai tempat
sentral lingkungan pendidikan dalam meningkatkan literasi informasi
pada siswa sedangkan penelitian saya membahas peran mahasiswa
dalam meningkatkan kemampuan literasi informasi bagi peraih
Student Achievement Award 2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Kesuksesan Taman Bacaan Masyarakat Rumah Dunia dalam
Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Literasi Informasi.
Skripsi ini diajukan oleh Gita Rizki Hastari Mahasiswa Program Studi
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015. Persamaan penelitian yang di
teliti yaitu tentang literasi informasi, perbedaannya adalah membehas
tentang TBM dan solusi mengatasi hambatan dalam pemberdayaan
masyarakat melalui program literasi informasi, sedangkan penelitian
saya memfokuskan pada kemampuan literasi informasi mahasiswa
28
peraih Student Achievement Award 2016, kendala mahasiswa dalam
menemukan informasi yang diinginkan dan upaya apa untuk
mengatasi kendala tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan. 33 Serta bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip yang
bersifat logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran
atau cara yang ilmiah untuk mencapai kebenaran ilmu, guna memecahkan
masalah. 34 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal yang seperti apa adanya.35
Serta dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu
variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau
penghubungan dengan variabel lain.36
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan
kuantitatif, penelitian kuantitatif di lihat dari segi tujuan, penelitian ini
dipakai untuk menguji suatu teori, menyajikan suatu fakta atau
mendeskripsikan statistik, dan untuk menunjukkan hubungan antar
variabel dan adapula yang sifatnya mengembangkan konsep,
mengembangkan pemahaman atau mendiskripsikan banyak hal. 37
33 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2002), 21. 34 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), 16. 35 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), 60. 36 Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, 15. 37 Sudrajat dan M Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: CV Pustaka Pelajar,
2005), 25.
29
Penelitian kuantitatif sering disebut sebagai penelitian tradisional, karena
metode ini telah lama dan umum dipakai sebagai metode penelitian. 38
Pendekatan penelitian ini memungkinkan akan hasil dan data yang lebih
akurat dengan adanya kuesioner yang diberikan kepada responden
B. Sumber Data
Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan
benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara keantitatif
ataupun kualitatif. 39 Penelitian ini bersumber pada sumber data yang
dikumpulkan oleh penulis sebagai bahan untuk penulisan penelitian ini :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian
langsung dengan melakukan penelitian yang terdiri atas hasil
observasi langsung dan penyebaran kuesioner dengan mahasiswa yang
meraih Student Achievement Award 2016.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang telah tersedia kemudian
diolah terlebih dahulu seperti buku-buku dan literatur lainnya yang
mendukung penelitian ini.
38 Sukandarrumidi and Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penalitian
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014), 72. 39 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), 44.
30
C. Populasi dan Sampel
Populasi berasal dari bahasa inggris, yaitu “population” yang berarti
jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer
dipakai untuk menyebutkan serumpun/sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian. Sehingga populasi penelitian memiliki objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya.40
Populasi yang akan dilakukan di penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa yang terdaftar pada raihan Student Achievement Award 2016
yang termasuk kategori 1 hingga kategori 3. Sehingga dari hal tersebut
penuslis mengambil teknik sampling yang di gunakan peneliti adalah
Proportional random sampling. Proportional random sampling yaitu
teknik sampling yang apabila proporsi atau prosentase sampel yang
diambil pada setiap lapisan sama.41 Suharsimi Arikunto mengemukakan di
dalam bukunya, pengambilan sampel apabila jumlah subjeknya lebih dari
100 maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih
sehingga data yang di ambil lebih akurat.42 Berdasarkan ketentuan tersebut
dengan keterbatasan kemampuan penulis, maka penulis mengambil jumlah
sampel yaitu sebanyak 15%. Adapun jumlah penerima Student
Achievement Award 2016 mencapai 230 prestasi dari 5 kategori, dan
penulis membatasi dari kategori 1 hingga kategori 3 yaitu berjumlah 196
prestasi mahasiswa. Penulis membatasi populasi hanya 3 kategori dari 5
40 Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, 56. 41 Sukandarrumidi dan Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penalitian, 28. 42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, 4th ed. (Jakarta:
Rineka Cipta, 1998), 120.
31
kategori beralasan karena menurut saya kategori 4 mengenai aksi sosial
harus selalu siap dan bersifat insidental sehingga tidak perlu mencari
literasi informasi dahulu, begitupun dengan kategori 5 tahfidz qur’an
bersifat menghafal yang tidak perlu di cari literasi informasinya. Jumlah
sampel yang akan diambil yaitu 15% x 196= 29,4 dengan pembulatan 30
sampel. Jika penulis bagi pada setiap tingkatan populasi dengan prosentase
sama di setiap kategori yaitu kategori 1 sebanyak 109 populasi x 15% =
16.35 dengan pembulatan 17 sampel, kategori 2 sebanyak 27 populasi x
15% = 4.05 dengan pembulatan 4 sampel, dan kategori 3 sebanyak 60
populasi x 15% = 9 sampel. Oleh karena itu, penulis berkesimpulan
dengan jumlah sampel sebanyak 30 mahasiswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian teknik pengumpulan data adalah hal yang
sangat penting untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk proses
analisis data lebih lanjut. Data penelitian ini bersumber dari dua jenis data
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui
observasi langsung dan kuesioner serta di sajikan dalam bentuk naratif.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari penelusuraan data dan informasi
dari dokumen atau catatan yang memiliki keterkaitan dengan objek
penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
1. Library Research (Riset Kepustakaan)
Riset kepustakaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mencari sumber data tertulis berdasarkan data kepustakaan (buku,
32
dokumen, artikel, laporan dll) yang dapat dijadikan landasan teori
untuk memperkuat proses analisis data. 43 Penulis melakukan
pencarian data menggunakan bahan-bahan pustaka yang terkait
dengan permasalahan penelitian baik berupa fisik maupun elektronik.
2. Field Research (Penelitian Lapangan)
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis 44 oleh karena itu penulis melakukan
pengamatan langsung dilapangan terhadap objek yang di teliti yaitu
Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta untuk mendapatkan data.
3. Kuesioner
Kuesioner sering disebut sebagai self administrated
questioner adalah teknik pengumpulan data dengan mengirim suatu
daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi.45 Atau pertanyaan-
pertanyaan yang di susun secara kronologis dari yang umum
mengarah ke yang khusus untuk diberikan kepada responden. 46
Sedangkan responden merupakan orang yang menerima daftar
pertanyaan yang dikirim oleh peneliti, mengisi dan mengirim
kembali kepada peneliti.
43 Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 63. 44 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori Dan Praktik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), 143. 45 Sukandarrumidi and Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penalitian, 39. 46 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
55.
33
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
a. Editing
Proses pengecekan atau pemeriksaan data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang
telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan
dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan
dan kekurangan data yang terdapat pada catatan lapangan.47
b. Tabulasi
Tabulasi merupakan proses penempatan data ke dalam bentuk
tabel yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis.
Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya mampu meringkas agar
memudahkan dalam proses analisis data.48
2. Teknik Analisis Data
Setelah tabulasi selesai langkah selanjutnya adalah analisis data.
Analisis data merupakan proses ketika pengolahan data telah selesai
dilakukan, setelah data di peroleh dan di olah data kuesioner ini pun
dipresentasekan dengan menggunakan rumus :
P = f/n x 100%
47 Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, 126. 48 Siregar, 128.
34
Keterangan :
P = Angka Prosentase dari setiap kategori
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden49
Adapun parameter dalam menafsirkan nilai presentase adalah
sebagai berikut :
0% : Tidak satupun
1% - 25% : Sebagian kecil
26% - 49% : Hampir setengahnya
50% : Setengahnya
51% - 75% : Sebagian besar
76% - 99% : Hampir seluruhnya
100% : Seluruhnya50
3. Skala Pengukuran
Setelah di hitung presentase dengan rumus yang di kemukakan
di atas, maka penulis menggunakan analisis dengan menggunakan
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
49 Rony Kountur, Statistik Praktis (Jakarta: PPM, 2005), 127. 50 Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Pedoman Mahasiswa
(Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992), 11.
35
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.51
Namun untuk menghindari jawaban ragu-ragu maka penulis
hanya menggunakan empat penilaian persepsi dan bobot/nilai untuk
masing-masing penilaian yaitu :
Tabel 1 Skala Pengukuran
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Setiap jawaban diberi skor, maka responden harus
menggambarkan dan mendukung pernyataan untuk digunakan
jawaban yang telah ditentukan. Kemudian skor-skor dijumlahkan
untuk di cari skor rata-ratanya, agar dapat mengetahui penilaian
responden terhadap suatu objek. Perhitungan skor rata-rata dapat
dituliskan dalam model matematik sebagai berikut:52
X=(S4xF)+(S3xF)+(S2xF)+(S1xF)
N
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2010), 93. 52 Murray R Spiegel, Toeri Dan Soal-Soal Statistik Versi SI (Metric) (Jakarta: Erlangga,
1984), 46.
36
Keterangan :
X : Skor rata-rata
(S4…S1) : Skor pada skala 4 sampai 1
F : Frekuensi jawaban
N : Jumlah sampel yang diolah atau total frekuensi
Skala di atas adalah skala ordinal yang hanya dapat
menyatakan suatu objek ke dalam kategori sangat baik atau sangat
tidak baik, hal ini karena skala ordinal mempunyai keterbatasan
analisa. Untuk memperluas analisa, penulis mengubah skala ordinal
menjadi skala interval guna menentukan skala-skala yang mempunyai
jarak yang sama antar titik-titik yang berdekatan. Adapun rumusnya
adalah :53
Skala Interval : {a(m-n):b}
Keterangan :
a : Jumlah atribut
m : Skor tertinggi
n : Skor terendah
b : Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk/diterapkan