Jurnal Nasional Ecopedon JNEP Vol. 2 No.2 (2015) 006-0011 http://www.perpustakaan politanipyk.ac.id. KESESUAIAN LAHAN Kemampuan Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Menggunakan Metode Deskriptif dengan Surfer 9 Nandang Sutra Donil1 Mahasiswa Semester 6 Prodi Manajemen Produksi Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Jl. Negara KM 7, ,Kecamatan Harau, Sumatra Barat 26271, Indonesia. Diterima: Juni 2015/Diterbitkan : September 2015 Abstrak Indonesia merupakan Negara agraris dengan lahan pertanian yang sangat luas. Pertanian menjadi mata pencaharian terpenting bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Luas lahan pertanian lebih kurang 82, 71 % . Maka dalam mendukung upaya peningkatan kapasitas nilai guna lahan sangat perlu dilakukan penilaian kemampuan lahan, untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dengan metode deskriptif yang langsung dilakukan pengamatan di lapangan dan hal ini untuk lebih mengetahui kelas lahan dilakukan pembuatan peta lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dengan menggunakan surfer 9. Secara teknis penilaian ini di lakukan dengan menilai lahan dengan survei langsung ke masing- masing lahan yang di amati yang berada di lingkungan kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.. Kata Kunci: Peta Politani, Lahan, surfer 9 At Keterangan: II : Konservasi II : Konservasi IIe : Konservasi Sedang IIIe : Konservasi Kombinasi I Sesuai V Tidak Terancam Erosi III Konservasi Khusus III Konservasi Khusus 1. Pendahuluan Perluasan areal (ekstensifikasi) pertanian diperlukan untuk meningkatkan produksi. Untuk optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan maka informasi dan data yang akurat tentang potensi, keragaan, ketersediaan, dan kebutuhan terhadap sumberdaya lahan sangat penting . Untuk itu Badan Litbang Pertanian menerbitkan Atlas yang berisi “Data Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Pertanian Indonesia”. Atlas Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Pertanian Indonesia merupakan himpunan peta-peta ketersediaan lahan pada masing-masing provinsi yang berisikan informasi wilayah- wilayah potensial tersedia untuk pengembangan komoditas pertanian tanaman semusim pada lahan basah (rawa dan non rawa), tanaman semusim lahan kering, dan tanaman tahunan pada lahan kering. Peta ini merupakan kompilasi dan korelasi hasil-hasil penelitian pada berbagai skala pemetaan sumberdaya lahan pertanian yang dilakukan selama lebih kurang 20 tahun oleh para peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Gambar 1. Logo Surfer 9 Surfer adalah paket pemodelan penuh fungsi visualisasi 3D, contouring dan permukaan yang berjalan di bawah Microsoft Windows. Surfer digunakan secara luas untuk pemodelan medan, model batimetri, visualisasi landscape, analisis permukaan, pemetaan kontur, DAS dan pemetaan permukaan 3D, gridding, volumetrics, dan banyak lagi. Mesin interpolasi canggih surfer mengubah data XYZ Anda ke peta publikasi berkualitas. Surfer memberikan metode yang lebih gridding dan kontrol yang lebih parameter gridding, termasuk variograms disesuaikan, daripada paket perangkat lunak lain di pasar. Anda juga dapat menggunakan file jaringan yang diperoleh dari sumber lain, seperti USGS file DEM atau file jaringan ESRI. Menampilkan grid sebagai kontur luar biasa, permukaan 3D, gambar rangka 3D, daerah aliran sungai, vektor, gambar, relief berbayang, dan peta pos. Menambahkan peta dasar dan menggabungkan jenis peta untuk menciptakan tampilan yang paling informatif mungkin. Hampir semua aspek peta Anda dapat disesuaikan untuk menghasilkan persis presentasi yang Anda inginkan. Menghasilkan peta kualitas publikasi tidak pernah lebih cepat atau lebih mudah. Surfer 9 merupakan software ringan yang digunakan dalam pemetaan dengan digital dan menggunakan perangkat komputer dalam pengoperasiannya, surfer 9 ini digunakan untuk mendigitasi peta dengan menggunakan data- data Koresponden: [email protected]. Hp: 085380935245 t
6
Embed
Kemampuan Lahan Politeknik Pertanian Negeri …repository.politanipyk.ac.id/182/1/Jurnal Nandang Sutra Donil_006... · Nandang SD / Jurnal national Ecopedon Vol 2 No 2 (2014) 41-45
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Kemampuan Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Menggunakan Metode Deskriptif dengan Surfer 9
Nandang Sutra Donil1
Mahasiswa Semester 6 Prodi Manajemen Produksi Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Jl.
Negara KM 7, ,Kecamatan Harau, Sumatra Barat 26271, Indonesia.
Diterima: Juni 2015/Diterbitkan : September 2015
Abstrak
Indonesia merupakan Negara agraris dengan lahan
pertanian yang sangat luas. Pertanian menjadi mata pencaharian terpenting bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Luas lahan pertanian lebih kurang 82, 71 % . Maka dalam mendukung upaya peningkatan kapasitas nilai guna lahan sangat perlu dilakukan penilaian kemampuan lahan, untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dengan metode deskriptif yang langsung dilakukan pengamatan di lapangan dan hal ini untuk lebih mengetahui kelas lahan dilakukan pembuatan peta lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dengan menggunakan surfer 9. Secara teknis penilaian ini di lakukan dengan menilai lahan dengan survei langsung ke masing- masing lahan yang di amati yang berada di lingkungan kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh..
Kata Kunci: Peta Politani, Lahan, surfer 9
At an:
Keterangan:
II : Konservasi
II : Konservasi
IIe : Konservasi Sedang
IIIe : Konservasi Kombinasi
I Sesuai
V Tidak Terancam Erosi
III Konservasi Khusus
III Konservasi Khusus
1. Pendahuluan Perluasan areal (ekstensifikasi) pertanian diperlukan untuk meningkatkan produksi. Untuk optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan maka informasi dan data yang akurat tentang potensi, keragaan, ketersediaan, dan kebutuhan terhadap sumberdaya lahan sangat penting . Untuk itu Badan Litbang Pertanian menerbitkan Atlas yang berisi “Data Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Pertanian Indonesia”. Atlas Ketersediaan Lahan untuk Pengembangan Pertanian Indonesia merupakan himpunan peta-peta ketersediaan lahan
pada masing-masing provinsi yang berisikan informasi wilayah-wilayah potensial tersedia untuk pengembangan komoditas pertanian tanaman semusim pada lahan basah (rawa dan non rawa), tanaman semusim lahan kering, dan tanaman tahunan pada lahan kering. Peta ini merupakan kompilasi dan korelasi hasil-hasil penelitian pada berbagai skala pemetaan sumberdaya lahan pertanian yang
dilakukan selama lebih kurang 20 tahun oleh para peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
Gambar 1. Logo Surfer 9
Surfer adalah paket pemodelan penuh fungsi visualisasi 3D, contouring dan permukaan yang berjalan di bawah Microsoft Windows. Surfer digunakan secara luas untuk pemodelan medan, model batimetri, visualisasi landscape, analisis permukaan, pemetaan kontur, DAS dan pemetaan permukaan 3D, gridding, volumetrics, dan banyak lagi. Mesin interpolasi canggih surfer mengubah data XYZ Anda ke peta publikasi berkualitas. Surfer memberikan metode yang lebih gridding dan kontrol yang lebih parameter gridding, termasuk variograms disesuaikan, daripada paket perangkat lunak lain di pasar. Anda juga dapat menggunakan file jaringan yang diperoleh dari sumber lain, seperti USGS file DEM atau file jaringan ESRI. Menampilkan grid sebagai kontur luar biasa, permukaan 3D, gambar rangka 3D, daerah aliran sungai, vektor, gambar, relief berbayang, dan peta pos. Menambahkan peta dasar dan menggabungkan jenis peta untuk menciptakan tampilan yang paling informatif mungkin. Hampir semua aspek peta Anda dapat disesuaikan untuk menghasilkan persis presentasi yang Anda inginkan. Menghasilkan peta kualitas publikasi tidak pernah lebih cepat atau lebih mudah. Surfer 9 merupakan software ringan yang digunakan dalam pemetaan dengan digital dan menggunakan perangkat komputer dalam pengoperasiannya, surfer 9 ini digunakan untuk mendigitasi peta dengan menggunakan data- data
Nandang SD / Jurnal national Ecopedon Vol 2 No 2 (2014) 41-45
gps untuk tingkat ketelitian pada peta, surfer 9 dilengkapi dengan fitur- fitur yang canggih, oleh karena itu dengan adanya surfer 9 memudahkan dalam pemanfaatan lahan yang sesuai yang diinginkan. Kontur Fitur Peta
Menampilkan interval kontur otomatis, logaritmik atau ditetapkan pengguna dan rentang
Kontrol penuh atas format label kontur, font, frekuensi, penempatan, dan jarakKontur tarik label untuk menempatkan mereka tepat di mana Anda ingin mereka
Warna otomatis atau ditetapkan pengguna untuk garis kontur
Mengisi warna antara kontur, baik yang ditentukan pengguna atau sebagai warna peta kustom pilihan Anda
Menyimpan dan memuat warna kustom file peta untuk tampilan yang tepat yang diinginkan
Gunakan salah satu preset built-in sebagai peta warna
Kontrol penuh atas hachures
Menyimpan dan kontur beban file tingkat peta yang berisi semua informasi tingkat, sehingga Anda dapat dengan mudah dan cepat membuat peta kontur dengan sifat yang konsisten
Mengatur perataan garis kontur
Garis kontur kosong di daerah di mana Anda tidak ingin menunjukkan data
Tentukan warna untuk daerah blanked, atau membuat mereka transparan
Tambahkan skala warna
Membuat sejumlah peta kontur pada halaman
Tambahkan dasar, vektor, bantuan berbayang, gambar, atau posting peta lapisan untuk kontur lapisan peta
Kontur Drape peta lapisan atas permukaan 3D atau wireframes 3D untuk menampilkan dramatis
Kontur ekspor dalam 3D DXF, 3D SHP atau format 3D TXT
Sesuaikan opacity layer
Bahan dan Metode Pembuatan peta lahan dan kelas kemampuan lahan ini dengan menggunakan surfer 9 dimana pengamatan lahan pada kelas- kelas tertentu dilakukan pengamatan langsung ke lahan yang berada di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh terdapat jenis tanaman dan kelas lahan yang berbeda cara ini berdasarkan penilaian lahan dengan metode deskriptif. 1. Persiapan Pemetaan 1.1. Langkah Penginstalan
Gambar 1. Cari Folder software surfer 9 yang telah ada dalam
leptop/ komputer
Gambar 2. Lakukan Langkah selanjutnya dengan mengklik kanan,
Lalu pilih open
Gambar 3. Lakukan langkah selanjutnya dengan mengklik Setup dari surfer 9
Gambar 4. Lakukan langkah instal dengan mengklik kanan, lalu
klik oven
Gambar 5. Tunggu Proses Instal
1.2. Peta Lokasi Politani
Gambar 6. Peta Politani
Gambar 7. Pilih Kesesuaian lahan politani lalu klik open
Gambar 8. Peta Politani 1.3. Menilai Kemampuan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dengan Menggunakan surfer 9
Gambar 9. Mulai melakukan digitasi terhadap peta yang ingin di
buat.
Nandang SD / Jurnal national Ecopedon Vol 2 No 2 (2014) 41-45
Gambar 10. Peta mulai dilakukan digitasi dengan menu map lalu
klik digitasi.
Gambar 11. Peta yang dibuat ditempatkan ke bagian peta
politani dan terlihat data di kiri atas peta.
Gambar 12. Setelah dilakukan digitasi, kemudian klik map dan
ambil base map.
Gambar 13. Data yang telah di digitasi, kemudian data di panggil
dengan oven lalu klik data yg telah di digitasi lalu klik oven.
Gambar 14. Kemampuan Lahan metode deskriptif dengan surfer
9 dan selesai
2. Hasil
a. Hasil Pemetaan Lahan politani dengan surfer 9
.
Tabel 1. Keterangan Peta
Lahan Warna Kelas Keterangan
Lahan Kelapa
(Luas 2.635 m²)
II Memiliki beberapa hambatan atau
ancaman kerusakan yang mengurangi
pilihan penggunaannya atau mengakibatkannya
memerlukan tindakan konservasi yang
sedang
Lahan Jagung
Baru( Luas 4.388 m² )
II Memiliki beberapa hambatan atau
ancaman kerusakan yang mengurangi
pilihan
penggunaannya atau mengakibatkannya
memerlukan tindakan
konservasi yang sedang
Nandang SD / Jurnal national Ecopedon Vol 2 No 2 (2014) 41-45
Lahan Sawit TM 2 (Luas 6.013
m²)
II e Memiliki beberapa hambatan atau
ancaman kerusakan yang mengurangi
pilihan
penggunaannya atau mengakibatkannya
memerlukan tindakan
konservasi yang sedang dan
pengelolaan yang
maksimal
Lahan Jagung
(Luas 7.134 m²)
III e Mempunyai hambatan yang berat yang
mengurangi pilihan pengunaan atau
memerlukan tindakan konservasi khusus
atau keduanya. Hambatan yang
terdapat pada tanah dalam lahan kelas IIIe
membatasi lama penggunaannya bagi tanaman semusim, waktu pengolahan,
pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-
pembatas tersebut. Dengan tanaman yang dapat meningkatkan
bahan organik
Lahan Bawang
(Luas 5.998
m²)
I Mempunyai sedikit penghambat yang
membatasi penggunaannya, sesuai
untuk berbagai penggunaan pertanian,
mulai dari tanaman semusim (dan
tanaman pertanian pada umumnya), tanaman rumput,
padang rumput hutan produksi, dan cagar
alam.
Lahan Jagung (Luas
11.258 m²)
V Tidak terancam erosi akan tetapi
mempunyai hambatan lain yang tidak praktis
untuk dihilanghkan yang membatasi
pilihan pengunaannya sehingga hanya sesuai
untuk tanaman rumput, padang
penggembalaan, hutan produksi atau hutan
lindung dan cagar alam.
Lahan Padi (Luas 1098
m²)
III Mempunyai hambatan yang berat yang
mengurangi pilihan pengunaan atau
memerlukan tindakan konservasi khusus
atau keduanya. Hambatan yang
terdapat pada tanah dalam lahan kelas III
membatasi lama penggunaannya bagi tanaman semusim, waktu pengolahan,
pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-
pembatas tersebut.
Lahan Kopi (Luas 403
m²)
III Mempunyai hambatan yang berat yang
mengurangi pilihan pengunaan atau
memerlukan tindakan konservasi khusus
atau keduanya. Hambatan yang
terdapat pada tanah dalam lahan kelas III
membatasi lama penggunaannya bagi tanaman semusim, waktu pengolahan,
pilihan tanaman atau kombinasi pembatas-
pembatas tersebut.
3. Kesimpulan Dan Saran
Pembuatan peta dengan menggunakan surfer 9 pada lahan
politeknik pertanian negeri payakumbuh dengan metode
deskriptif untuk melihat secara sederhana kelas kemampuan
lahan di sekitar Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, oleh
karena itu dalam penilaian lahan perlu di lihat secara benar
kondisi lahan dengan metode deskriptif.
4. Ucapan Terimakasih Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini dengan judul “Kemampuan Lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh Menggunakan Metode Deskriptif dengan Surfer 9”. Penulis juga menggucapkan Terimakasih kepada Bapak Aflizar yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan jurnal ini dan juga proses penulisan jurnal ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Bapak Kasno selaku kepala UPT farm politeknik pertanian negeri payakumbuh. Selanjutnya, terima kasih kepada teman-teman satu kelompok yaitu Moratuah Hamonangan Mustaqim Ritonga dan Endang Mutiara yang telah menyemangati dan membantu penulis selama pembuatan jurnal ini serta kelompok I.II.III.IV.V.VI.VII.VIII yang telah membantu memberikan data terhadap penuli.