vii KEMAMPUAN BERKARYA SENI KRIYA MENGGUNAKAN BAHAN LIMBAH CANGKANG KERANG PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MADRASAH ALIYAH SYEKH YUSUF PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh AKBAR 10541072014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR AGUSTUS 2020-2021
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
vii
KEMAMPUAN BERKARYA SENI KRIYA MENGGUNAKAN BAHAN LIMBAH
CANGKANG KERANG PADA PESERTA DIDIK KELAS XI MADRASAH
ALIYAH SYEKH YUSUF PROVINSI SULAWESI SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
AKBAR
10541072014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
AGUSTUS 2020-2021
ii
iii
iii
iv
iv
v
v
vi
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
• Disaat orang lain tidur kita harus bangun duluan, karna suksesmu ada pada
tindakanmu hari ini untuk esok.
• Kemenangan seseorang bukan tolak ukur dilihat dari segi harta tahta dan
kekayaan melainkan kemenangan seseorang dilihat pada sejauh mana dia
bersabar.
PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Skripsi ini buat :
Kedua Orang Tua ku dan para sahabat ku
Atas Keikhlasan dan Do’anya dalam mendukung penulis
.Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
vii
ABSTRAK
AKBAR, 2021 Kemampuan berkarya seni kriya mengunakan bahan limbah
cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliah Syekh Yusuf.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Meisar Ashari, S.Pd.,M.Sn
dan Pembimbing II Irsan Kadir, S.Pd., M.Pd.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui Kemampuan berkarya seni
kriya mengunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI
Madrasah Aliah Syekh Yusuf (2) Untuk memperoleh hasil karya seni kriya
mengunakan bahan limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI
Madrasah Aliah Syekh Yusuf. Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif dan
observasi langsung dilapangan. Penelitian yang akan dilakukan meliputi studi
literasi dan studi lapangan dengan metode observasi lapangan. Teknik dilakukan
dalam penelitian ini adalah teknik pengamatan (observasi), wawancara
(interview), dan teknik dokumentasi. Sedangkan Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil pembelajaran seni kriya bahan kain perca maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan Siswa kelas XI Madrasah Aliah Syekh
Yusuf secara keseluruhan dikategorikan cukup dalam mempelajari seni kriya
bahan kain perca dengan mudah, tercermin pada perolehan nilai/skor yang
dicapai, meskipun ada beberapa Siswa yang dikategorikan baik. Dari hasil tes
tersebut dapat ditemukan beberapa kesulitan Siswa dalam memotong kertas
maka dari itu di sediakan pola Desain yang tidak terlalu sulit untuk
dikerjakan.
viii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melipahkan rahmat, taufik,
serta hidayat-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan ini. Sholawat
serta salam juga tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan sepanjang masa.
Penulis ini dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mngucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd, M,Pd, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, S,Pd, M.Sn. ketua Prodi Pendidikan
Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Makmun, S,Pd., M.Pd. Sekretaris Prodi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
5. Bapak Meisar Ashari, S.Pd., M.Sn Pembimbing I yang selalu beredia
memberikan pikiran, tenaga, waktu, dan ilmu untuk mengoreksi,
membimbing, dan mengaraahkan penulis guna mencampai hasil yang
maaksimal dalam penulisan ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan
keikhlasan yang telah diberikan.
6. Bapak Irsan Kadir. S.Pd., M.Pd. Pembimbing II yang selalu bersedia
memberi pikiran, tenaga, waktu, dan ilmu untuk mengoreksi,
membimbing, dan mengarahkan penulis guna mencapai hasil yang
ix
ix
maksimal dalam penulisan ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan
keikhlasan yang telah diberikan.
7. Segenap Bapak Dosen dan Ibu Dosen Pendidikan seni rupa yang
senantiasa bebagi ilmu dan nasehat selama perkuliahan.
8. Ayah dan Ibu tercinta beserta keluarga, yang selalu mendoakan serta
memberikan baik dukungan moral maupun materi demi kebaikan
anak-anaknya.
9. Semua pihak yang telah membantu untuk selesainya penulisan ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kecuali ucapan terimah
kasih
Serta iringan do’a semoga allah SWT, membalasnya dengan sebaik-baik
balasan,penulis menyadari bahwa sripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
penulisan-penulisan selanjutnya.
Semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti,dunia
Pendidikan seni rupa, dan kepada kita semua pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb…
Makassar, 10 Agustus 2021
Penulis
Akbar
x
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
PERMOHONAN JUDUL SKRIPSI iv
PERSETUJUAN JUDUL v
KARTU KONTROL BIMBINGAN vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 9
A. Tinjauan Pustaka 9
1. Penelitian relevan 9
2. Kemampuan 10
3. Berkarya 11
4. Seni Kriya 12
xi
xi
5. Bahan Limbah 13
6. Cangkang Kerang 15
B. Pengertian Kualitas Karya 17
C. Kerangka Berpikir 19
D. Hipotesis 20
BAB III MODEL PENELITIAN 21
A. Jenis Dan Lokasi Penelitian 21
B. Variabel Dan Desain Penelitian 22
C. Devenisi Oprsional Variabel 23
D. Objek Penelitian 24
E. Populasi Dan Sampel 24
F. Teknik Pengimpulan Data 25
G. Instrumen penilaian 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27
A. Hasil Penelitian 27
B. Pembahasan 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 41
A. Kesimpulan 41
B. Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun pendidikan di masa depan perlu dirancang sistem pendidikan
yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi. Sistem pendidikan yang dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari
pendidikan prasekolahan, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Dalam menghadapi harapan dan tantangan di masa depan,
pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan dibutuhkan. Pendidikan
di masa depan memainkan peranan yang sangat fundamental di mana cita-cita
suatu bangsa dan negara dapat diraih. Usaha untuk mengembangkan manusia
berkualitas yang siap menghadapi berbagai tantangan di dalam kehidupan harus
dimulai sedini mungkin melalui pendidikan.
Pendidikan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan
dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
standart nasional pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran,
karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran
seni budaya dan keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi
terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran seni budaya dan keterampilan
pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), lampiran peraturan materi pendidikan nasional
Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (Jakarta Departemen Pendidikan
Nasional, 2006), hal 55.
13
13
Pembelajaran seni kriya dengan menggunakan media cangkang kerang
adalah merupakan salah satu jenis karya seni rupa terapan yang lebih menekankan
kegunaannya dibandingkan keindahannya yang terdapat pada bentuk-bentuk yang
telah dimodifikasi atau digayakan sehingga bisa dikatakan sebagai seni pakai
(applied art), berbicara tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya
dengan keterampilan tangan, atau kerajianan yang membutuhkan ketelitian untuk
setiap detail karya seni yang akan dihasilkan.
Cangkang kerang ini merupakan suatu karya yang bersifat karya seni rupa
terapan dengan bentuk-bentuk dinamis, beraturan, dan juga dimensis (tiruan
alam). Selain itu, motif yang dihasilkan pada umumnya ialah berupa motif
geometris dan motif flora. Namun penggunaannya luas dan beridentik dengan
nilai kegunaannya, dan seperti halnya karya kolase yang ditempel dalam beberapa
media, misalnya guci maupun media lainnya, tetapi kenapa dalam hal ini
cangkang kerang lebih dikenal dengan karya seni yang bernilai? Jawaban mudah
karena perkembangan karya cangkang kerang dalam konteks kehidupan ini sudah
hampir ada disetiap negara bahkan diluar negeri maupun khususnya pecinta seni
kriya itu sendiri, dari berbagai aspek perkembangan karya cangkang ini, saya
sebagai peneliti ingin membuat satu konsep meneliti sejauh mana standar kualitas
karya seni kriya cangkang kerang pada peserta didik yang ada di Madrasah Aliyah
Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan di Indonesia atau khususnya di Makassar
ada beberapa tempat yang mempunyai pesisir yang bisa dirancang oleh peserta
didik, nanti untuk mengambil beberapa jenis cangkang kerang lalu dijadikan suatu
karya seni, dan seni kriya ini merupakan salah satu karya seni visual yang sangat
14
14
digemari dan menarik untuk dikembangkan oleh peserta didik atau pelajar bahkan
diperguruan tinggi sekalipun khususnya di Madrasah Aliyah Syekh Yusuf
Provinsi Sulawesi Selatan ini.
Dalam penelitian ini peneliti lebih fokus pada spesifikasi memaparkan
konsep seni kriya cangkang kerang ini dalam bentuk karya kolase yang tentunya
melibatkan bahan dan alat limbah cangkang kerang sebagai media pembelajaran,
sudah semestinya pembelajaran seni kriya cangkang kerang ini selalu diterapkan
kepada peserta didik masa kini, selain dari menambah pengetahuan peserta didik
dalam hal yang berbaur seni maupun pelajaran lainnya, peserta didik juga
diajarkan bagaimana bisa menghasilkan ide-ide atau gagasan baru dan selalu
menghasilkan karya-karya yang cukup menarik sehingga karya seni kriya
cangkang kerang ini dapat dihasilkan oleh tangan kreatif para pelajar masa kini
bukan hanya dari kalangan peserta didik ataupun dari kalangan seniman dijalanan.
Dengan adanya pembelajaran yang efektif, serta usaha untuk menyusun
kerja kolektif dan mampu menjawab persoalan pendidikan seni di sekolah. Salah
satu yang dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik sekaligus melatih peserta
didik untuk dapat menerima keberagaman individu adalah belajar dalam
kelompok-kelompok kecil beranggotakan 4 – 5 orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal,
kadang kala banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar mengajar, sebagai
contoh bagaimana cara penguasaan metode yang diterapkan, media yang
digunakan dan lain-lain.
15
15
Tetapi di samping komponen-komponen pokok yang terdapat dalam
kegiatan belajar mengajar terdapat faktor lain yang ikut memengaruhi
keberhasilan belajar peserta didik, yaitu soal kurangnya interaksi maupun
pendekatan guru terhadap peserta didik dalam proses belajar, bagaimana baiknya
bahan pembelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang
digunakan, namun jika pendekatan guru terhadap peserta didik dalam proses
belajar sangat kurang pasti dapat menimbulkan suatu hasil yang tidak optimal.
Penilaian ini melihat kemampuan peserta didik untuk melakukan kreativitas
secara kolektif dengan menggunakan cangkang kerang sesuai dengan desain yang
mudah mereka kerjakan. Dalam hal ini, guru Madrasah Aliyah Syekh Yusuf
Provinsi Sulawesi Selatan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam
mengembangkan kreatifitas peserta didik di kelas. Dengan dasar pemikiran di atas
maka peneliti terdorong mengadakan penelitian dengan judul: “Kemampuan
Berkarya Seni Kriya Menggunakan Bahan Limbah Cangkang Kerang pada
Peserta Didik Kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi
Selatan”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini :
1. Bagaimanakah kemampuan berkarya seni kriya menggunakan bahan limbah
cangkang kerang pada peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi
Sulawesi Selatan?
16
16
2. Bagaimanakah kualitas hasil karya seni kriya menggunanakan limbah
cangkang kerang pada peserta didik Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi
Sulawesi Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam membuat karya seni kriya
menggunakan media limbah cangkang kerang pada peserta didik kelas XI
Madrasah Aliyah Syekh Yusuf Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas hasil karya seni kriya menggunakan limbah
cangkang kerang pada peserta didik kelas XI Madrasah Aliyah Syekh Yusuf
Provinsi Sulawesi Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik
utamanya bagi pihak yang terkait penelitian ini, di antaranya:
1. Bagi Peserta didik, penelitian ini semoga dapat bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kreativitas yang inovatif belajar secara berkelompok sehingga
tidak terjadi lagi perilaku yang menyimpang.
2. Bagi Guru, ini bisa bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas mengajar
guru dalam memahami penerapan seni karya untuk peserta didik.
3. Bagi calon peneliti, penerapan seni kriya cangkang kerang dapat menjadi
bahan referensi untuk belajar mengajar peserta didik pada program studi
pendidikan seni rupa.
17
17
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
B. Kerangka Pikir
C. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Peneletian
B. Variabel dan Desain Penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
D. Populasi dan Sampel
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Jadwal Peneletian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Relevan
Penelitian Jurnal yang dilakukan oleh Meiftanil Yuda Pratama dengan judul
“Nilai Estetika Kerajinan Cangkang Kerang UD Baru Senang (Halik Nawrdi)
Panarukan Situbondo. Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Surabaya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dan yang menjadi fokus untuk dikaji adalah
kerajinan cangkang kerang yang dihasilkan UD Baru Senang, Informan Halik
Mawardi, Ririn Kandarwati, dan karyawan yang berkaitan dengan kerajinan
cangkang kerang UD Baru Senang.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Validasi data diperoleh dari teknik triangulasi data yaitu triangulasi
sumber, triangulasi teknik/metode dan triangulasi waktu. Berdasarkan data yang
dianalisis dapat disimpulkan bahwa UD Baru Senang adalah nama Home Industry
didirikan oleh Jakfar sejak tahun 1961an yang termotifasi dari perajin asal pulau
Ra’as yang sering singgah di kediaman Jakfar. Sampai saat ini diteruskan oleh
anak ke 7 dari 9 bersaudara oleh Halik Mawardi. Cara pembuatan kerajinan
cangkang kerang melalui beberapa tahap mulai proses pencucian, pengolahan
bahan, pembentukan sampai dengan finishing dan sampai menjadi karya yang
unik dan menarik.
19
19
Rancangan percobaan yang dilakukan adalah pemanfaatan limbah cangkang
kerang dengan konsentrasi 50% dan 25% ke dalam pasta gigi. Hasil penelitian
menunjukkan konsentrasi bubuk cangkang kerang terbaik pada uji organoleptik
adalah aroma A (50%) dengan nilai 4, warna B (25%) nilai 4.11, kekentalan A
(50%) nilai 3.83, busa B (25%) dengan nilai 3.7 dan rasa A (50%), B (25%) sama-
sama bernilai 3.5. Jumlah mikroba terbaik yaitu B (25%) dengan jumlah 5,4x105
koloni, dan kadar karbohidrat pada sampel A (50%) dengan nilai 0,009 dan
sampel B (25%) dengan nilai 0,007. Nilai pH kedua pasta gigi adalah A (50%)
dengan nilai 8.37 dan B (25%) dengan nilai 8.69. Nilai tersebut berada dalam
kisaran nilai pH yang terdapat pada SNI 12-3524-1995, yaitu 4.5 – 10.5 sebagai
syarat mutu pasta gigi sehingga pasta gigi eksperimen yang dihasilkan relatif
aman digunakan.
Dari penelitian terdahulu di atas, dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa dari
penelitiannya lebih mengarah tentang kerajinan cangkang kerang yang dihasilkan
oleh UD Baru Senang, dan juga pemanfaatan cangkang kerang untuk pembuatan
pasta gigi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pemanfaatan
limbah cangkang kerang di daerah pesisir sebagai bahan pembelajaran.
2. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup,
melakukan sesuatu). Adapun pendapat Stepen P. Robins (2003:52) yang berkaitan
dengan kemampuan yaitu setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda
dalam melakukan suatu tindakan, kecakapan ini mempengaruhi potensi yang ada
dalam diri individu tersebut. Seluruh kemampuan seorang individu pada
20
20
hakikatnya tersusun pada dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik.
Selanjutnya Stepen P. Robins (2007:57) menjelaskan pada dasarnya
kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor yaitu kemampuan intelektual
(Intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktivitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan masalah dan kemampuan
fisik (Physical Ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
(Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan atau suatu tindakan seseorang.
3. Berkarya
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), berkarya memiliki dua arti
yaitu berkarya berasal dari kata karya. Berkarya adalah sebuah homonim (kata
yang sama lafal dan ejaannya tapi berbeda makna) berkarya memiliki arti dalam
kelas verba atau kata kerja sehingga berkarya dapat dinyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.
Menurut arti kata berkarya memiliki arti yang pertama yaitu mempunyai
pekerjaan tetap, berkarya juga berarti berprofesi dan arti kedua berkarya berarti
mencipta, (mengarang, melukis, dan sebagainya), contoh: orang mencari
kepuasaan dalam berkarya.
21
21
Kartono (2007:15) menarik kesimpulan sebagai berikut berkarya artinya
mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya.
Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai yang didasari
oleh jiwa yang tulus. Menghargai karya orang lain berarti kita menghargai orang
yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela yang
menciptakannya.
Dalam pengertian dan konsep seni rupa bahwa berkarya seni rupa adalah
merealisasikan konsep seni dengan mengekpresikannya dalam karya seni. Karena
pada dasarnya kita sebagai manusia tentunya suka akan suatu hal yang indah dan
unik bahkan sampai mengagumi sesuatu yang ada di alam sekitar, secara tidak
langsung ataupun langsung, dimulai dari tahap ide atau gagasan sampai dengan
wujud karya seni, semua tidak lepas dari hasil pengamatan dan interaksi dengan
lingkungan sekitar ataupun pengalaman individu masing-masing.
4. Seni Kriya.
Kriya dalam bahasa Indonesia berarti pekerjaan (kerajinan tangan). Dimana
dalam membuat suatu karya memerlukan keterampilan khusus untuk mengubah
benda-benda tidak berbentuk menjadi bentuk tertentu untuk menggambarkan
suatu subyek. Menurut Liliweri (2014: 396) menyimpulkan kriya menurut
bahannya terbagi menjadi kriya kayu, kriya logam, kriya kulit, kriya keramik, dan
kriya batu. Kriya menurut keteknikannya terbagi menjadi kriya ukir, batik dan
bordir.
22
22
Untuk menciptakan suatu karya yang unik serta menarik tentu memerlukan
suatu pemikiran yang kreatif. Terkait dengan hal itu, kreativitas sangat dibutuhkan
untuk menciptakan karya seni yang fungsional sekaligus tidak meninggalkan
unsur artistik. Salah satu usaha untuk tidak meninggalkan unsur artistik tersebut
dengan menggunakan ragam hias pada karya.
Dalam sejenisnya saja sebuah bentuk kriya sendiri terbagi menjadi banyak
macam seperti kriya kayu, kriya tekstil, keramik, maupun kriya cangkang kerang
yang sesuai dengan judul penelitian ini. Istilah dari kriya sendiri merupakan salah
satu bahasa sansekerta kriya yang mempunyai arti mengajarkan. Dari satu kata
tersebut berkembang menjadi beberapa kosa kata seperti kriya dan karya serta
kerja.
“Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada keterampilan tangan
yang tinggi pada proses pengerjaannya dan mengerjakan sesuatu untuk
menghasilkan benda atau objek yang bernilai seni” (Haryono, 2011: 39).
5. Bahan limbah
Menurut A.K. Haghi (2011) bahwa limbah adalah sebuah kotoran yang
dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah
atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga,
tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna
jika diproses secara baik dan benar.
Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan
dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang
tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit,
23
23
padahal dengan mengolah sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini
menjadi benda ekonomis.
Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalam limbah digolongkan
menjadi dua macam limbah yaitu limbah organik dan limbah non organik yaitu:
a. Limbah organik basah
Sampah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi contohnya seperti
kulit buah dan kulit sayuran atau daun-daunan. Limbah organik basah yang dapat
dijadikan karya kerajinan adalah kulit jagung, kulit bawang, kulit buah/ biji-bijian,
jerami dan sebagainya. Pengolahan limbah organik basah dapat dilakukan dengan
cara pengeringan dengan menggunakan sinar matahari langsung hingga kadar air
dalam bahan organik habis. Bahan yang sudah kering merupakan bahan baku
yang nantinya dapat dibuat berbagai macam produk kerajinan. Proses bahan baku
menjadi siap pakai ditentukan pengrajin, apakah dicelup warna atau diberi
pengawet agar kuat dan tahan lama, semua dipengaruhi tujuan si pembuat.
b. Limbah organik kering
Sampah yang mempunyai kandungan air cukup rendah, contohnya seperti