Top Banner
KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT SKRIPSI Oleh: Randy Vincent Suhartono Kindangen 100 111 151 Dosen Pembimbing: dr. D.H.C. Pangemanan,M.Kes,AIFM,AIFO dr. J.N.A. Engka,M.Kes,AIFM, AIFO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014
51

Kemampuan Analisis Terhadap Nilai Modul Biofisika

Sep 09, 2015

Download

Documents

Randy Vincent

Kemampuan Analisis Terhadap Nilai Modul Biofisika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA

    MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNSRAT

    SKRIPSI

    Oleh: Randy Vincent Suhartono Kindangen

    100 111 151

    Dosen Pembimbing: dr. D.H.C. Pangemanan,M.Kes,AIFM,AIFO

    dr. J.N.A. Engka,M.Kes,AIFM, AIFO

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    MANADO 2014

    !

    !

  • KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA

    MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNSRAT

    Oleh: Randy Vincent Suhartono Kindangen

    100 111 151

    SKRIPSI SARJANA KEDOKTERAN

    Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    MANADO

    2014

    !

    !

  • i"""

    ABSTRACT

    ANALYTICAL SKILL ON BIOPHYSICS MODULE SCORE OF CLASS 2013 UNSRAT FACULTY OF MEDICINE

    Randy V.S. Kindangen, D.H.C. Pangemanan, J.N.A Engka

    Department of Physiology, Faculty of Medicine University of Sam Ratulangi Manado

    Analytical skill is the ability to visualize, express, and solve problems or concepts both simple and complex and make the right decisions based on the available information. Analytical skill is necessary to perform activities that require critical thinking skills effectively such as learning process. Studies showed positive effects of critical thinking skills on academic achievement and analytical skill on learning process. This study aims to determine the effect of analytical skills on academic achievement using Biophysics module grade as a reference. The study is an observational analytic with cross-sectional study method. Subjects in this study are 1st semester students of class 2013 Sam Ratulangi University Faculty of Medicine. Data of analytical skill were obtained by using Intelligence Structure Test (IST). The data then analyzed with Kendall's tau b correlation test. Statistical test of Kendall's tau b shows the correlation coefficient of 0.120 and p = 0.206 (> 0.05), which means there is no significant effect of analytical skill on Biophysics module score of the students of class 2013 of the University of Sam Ratulangi Faculty of Medicine.

    Key word : Analytical skill, biophysics module, academic achievement

  • ii""

    ABSTRAK KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA

    MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

    Randy V.S. Kindangen, D.H.C. Pangemanan, J.N.A Engka

    Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

    Kemampuan analisis adalah kemampuan untuk memvisualisasikan, mengekspresikan, dan memecahkan masalah atau konsep baik yang kompleks maupun sederhana dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang tersedia. Kemampuan analisis dibutuhkan untuk dapat mengerjakan aktivitas yang membutuhkan kemampuan berpikir kritis seperti proses belajar secara efektif. Terdapat penelitian yang menunjukkan pengaruh positif kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar dan kemampuan analisis terhadap proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan analisis terhadap prestasi belajar dengan menggunakan nilai modul Biofisika sebagai acuan. Penelitian bersifat observasional analitik dengan metode cross-sectional study. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Data kemampuan analisis diperoleh dengan menggunakan Intelligenz Structure Test (IST). Data yang didapat kemudian dianalisa dengan uji korelasi Kendalls tau b. Uji statistik Kendalls tau b menunjukkan correlation coefficient sebesar 0,120 dan p = 0,206 (>0,05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan oleh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

    Kata Kunci : kemampuan analisis, modul biofisika, prestasi belajar

  • iii""

    KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNSRAT

    Oleh :

    Randy Vincent Suhartono Kindangen

    100111151

    Telah diajukan pada ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

    Pada 13 Februari 2014, serta telah disetujui oleh :

    dr. D.H.C. Pangemanan, M.Kes, AIFM, AIFO Pembimbing I

    dr. J.N.A. Engka, M.Kes, AIFM, AIFO

    Pembimbing II dr. H. I. S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO

    Kepala Bagian Fisiologi Prof. Dr. dr. S. M. Warouw, Sp.A (K)

    Dekan Fakultas Kedokteran UNSRAT

  • iv""

    LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

    Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber bacaan baik

    yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila

    dikemudian hari hal ini tidak benar, maka saya bersedia menanggung segala

    resiko.

    Manado, 13 Februari 2014

    Yang membuat pernyataan

    Randy V.S. Kindangen

    NRI: 100111151

  • v"""

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    Sebagai civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi,

    yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Randy V.S. Kindangen

    NIM : 100111151

    Program Studi : Pendidikan Dokter

    Fakultas : Kedokteran

    Jenis Karya : Skripsi

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju untuk memberikan kepada

    Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Hak bebas royalti Noneksklusif

    (Nonexclusive Royalty Free right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

    KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA

    MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

    Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Royalti Noneksklusif

    ini Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi berhak menyimpan,

    mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

    merawat dan memplubikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

    nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Manado

    Pada tanggal : 13 Februari 2014

    Yang menyatakan

    Randy V.S. Kindangen

  • vi""

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang

    telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul :

    KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI MODUL BIOFISIKA

    MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

    Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi

    persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Fakultas

    Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Segala bimbingan, perhatian, dan doa

    dari berbagai pihak dan orang-orang disekitar sungguh menjadi bantuan yang

    besar bagi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu penulis

    ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada :

    1. Prof. Dr. dr. Sarah. M. Warouw, SpA(K) selaku Dekan Fakultas

    Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, beserta para pembantu

    Dekan.

    2. dr. P. M. Wowor, Mkes, SpFK selaku Koordinator Program Studi

    Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

    Manado.

    3. dr. Herlina. I.S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO selaku

    Kepala Bagian Fisiologi dan Dosen Penguji I yang telah meluangkan

    waktu untuk memberikan kritik dan saran serta masukan yang sangat

    berguna dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

  • vii""

    4. dr. Damajanty H.C. Pangemanan, M.Kes, AIFM, AIFO selaku Dosen

    Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk

    memberikan bimbingan, masukan, dan nasehat bagi penulis dan dengan

    ikhlas terus membantu penulis selama ini.

    5. dr. Joice N.A Engka, M.Kes, AIFM, AIFO selaku Dosen Pembimbing II

    yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk memberikan

    bimbingan, masukan, dan nasehat bagi penulis dan telah sabar kendati

    penulis sering melakukan kesalahan.

    6. dr. Jorry J.V. Rampengan, AIFM, AIFO selaku Dosen Penguji II yang

    telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik, saran, dan masukan

    kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

    7. dr. Jimmy F. Rumampuk, M.Kes, AIFO selaku Dosen Pembimbing

    Akademik yang telah membimbing dan memberikan nasehat selama

    menempuh studi di Fakultas Kedokteran UNSRAT Manado.

    8. Terima kasih kepada Papa, Mama, Ria, Kevin, Oma dan Opa serta

    seluruh keluarga besar atas doa, kasih sayang, nasehat, dukungan,

    motivasi, pelajaran dalam hidup dan pengorbanan yang diberikan kepada

    penulis. Kalianlah yang telah membentuk penulis hingga dapat menjadi

    pribadi seperti sekarang ini.

    9. Terima kasih kepada teman-teman dalam kelompok belajar Villy, Sintha,

    Tia, Putu, Patrick, Hardy, Daniel, Chiko, Ezha, Andy, Eby, Seila,

    Reynaldo, Alfa, Nadya atas doa, dukungan, segala kegembiraan dan

    sebagai teman seperjuangan penulis dalam menempuh pendidikan di

    bidang Kedokteran. Perjuangan kita belum berakhir disini.

  • viii""

    10. Teman-teman ruang 8 abadi angkatan 2010 Visia, Putu, Icad, Inka,

    Tifany, Ela, Nandy, Indri, Ekel, Ira, Glo, Indra, Fajrul, Deden, Rocky,

    Faris, Beteng, Ditha, dan Denis.

    11. Teman-teman KTIS di Fisiologi : Ivanny, Putu, Andy, Inka, Ezha,

    Beteng, Etik, Rinto, Fia, Andre, Ray, Kak Nana terima kasih atas

    bantuan, kerja sama dan dukungannya selama ini.

    12. Elixir angkatan 2010 terima kasih atas bantuan dan kebersamaan kita.

    14. Mahasiswa angakatan 2013 Fakultas Kedokteran UNSRAT yang telah

    bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

    15. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak sempat

    disebutkan disini, terima kasih atas semua bantuan dan dukungan yang

    diberikan.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, masih

    banyak kekurangan. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun, akan sangat bermanfaat untuk perbaikan Karya Tulis ini.

    Manado, 13 Februari 2014

    Penulis

  • ix""

    DAFTAR ISI

    Halaman ABSTRACT ....................................................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...................................... iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. v KATAPENGANTAR ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Maasalah ........................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5 A. Kognisi .............................................................................................. 5 B. Kecerdasan ........................................................................................ 5

    1. Definisi Kecerdasan .................................................................... 5 2. Model Kecerdasan ...................................................................... 6

    C. Kemampuan Analisis ........................................................................ 7 D. Otak ................................................................................................... 7

    1. Forebrain ................................................................................... 8 2. Midbrain .................................................................................... 9 3. Hindbrain ................................................................................... 9 4. Otak dan Kemampuan Analisis ................................................. 10

    E. Intelligenz Structure Test .................................................................. 10 F. Kerangka Teori ................................................................................. 11 G. Hipotesis ........................................................................................... 12

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 13 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................... 13 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 13 C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 14 D. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 14 E. Variabel Penelitian ............................................................................ 14 F. Definisi Operasional"..............................................................................."14 G. Analisis Data .................................................................................... 15 H. Skema Penelitian ............................................................................. 16

  • x"""

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 17 A. Hasil Penelitian ................................................................................ 17

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 17 2. Karakteristik Responden ............................................................ 17 3. Kemampuan Analisis pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas

    Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi .................................................................................... 18

    4. Nilai Ujian Modul Biofisika pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi ......................................................... 21

    5. Pengaruh Kemampuan Analisis terhadap Nilai Modul Biofisika pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi ......................... 23

    B. Pembahasan ...................................................................................... 24

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 28 A. Kesimpulan ....................................................................................... 28 B. Saran ................................................................................................. 28

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 29

    RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... 37

  • xi""

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ........... 18

    2. Distribusi Nilai Kemampuan Analisis Responden Penelitian ................ 18

    3. Kemampuan Analisis Menurut Karakteristik Responden Penelitian ..... 20

    4. Distribusi Nilai Ujian Modul Biofisika Responden Penelitian ............... 21

    5. Nilai Modul Biofisika Menurut Karakteristik Responden Penelitian ..... 22

  • xii""

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Lembar Persetujuan Penelitian ............................................................... 31

    2. Data Sampel ............................................................................................ 32

    3. Analisis Statistik ..................................................................................... 35

    4. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 36

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Institusi pendidikan kedokteran memiliki misi untuk mempersiapkan

    mahasiswa untuk menjadi dokter yang berkompeten. Dengan menggunakan

    standar kompetensi dokter sebagai kerangka acuan sehingga dokter yang

    dihasilkan dari berbagai institusi memiliki kesetaraan. Mahasiswa diharapkan

    untuk mampu mengerjakan tugas profesi dokter, mengorganisasikan tugas agar

    pekerjaannya dapat dilaksanakan, segera tanggap dan tahu apa yang harus

    dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula,

    menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang

    profesi dokter, dan melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda(1).

    Masalah yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini

    adalah kurangnya jumlah tenaga dokter yang tersedia. Jumlah dokter yang tercatat

    hingga tahun 2010 yang memiliki surat tanda registrasi (STR) berjumlah 92.918

    orang dengan rincian 73.585 dokter umum dan 19.333 dokter spesialis(2).

    Berdasarkan data sensus penduduk dari Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk di

    Indonesia mencapai 237.556.363 orang pada tahun 2010 dan diperkirakan akan

    terus bertambah. Data tersebut menunjukan rasio dokter umum per 100.000

    penduduk adalah sebesar 30,98. Rasio ini masih tergolong rendah dan jauh dari

    rasio ideal berdasarkan Indikator Indonesia Sehat tahun 2010(3).

    !1

  • Rasio dokter umum per 100.000 penduduk yang rendah menunjukan perlu

    adanya peningkatan jumlah tenaga dokter di Indonesia. Pada tahun 2010 terhitung

    adanya 71 institusi pendidikan dokter di Indonesia dengan jumlah mahasiswa S1

    sebanyak 38.292 orang tahun akademik 2008/2009. Dan dengan angka kelulusan

    dokter dengan STR sebanyak 6.938 per tahun diharapkan dapat mencukupi

    kebutuhan tenaga dokter di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Namun,

    selain kuantitas dibutuhkan juga kualitas dari lulusan dokter dalam mengatasi

    masalah kurangnya tenaga medis di Indonesia(3).

    Menanggapi tuntutan jumlah tenaga dokter, dibutuhkan pertumbuhan

    tenaga dokter yang dapat menyeimbangi laju yang cepat dari pertumbuhan

    penduduk. Hal ini dapat kita lihat dimana institusi pendidikan dokter diharapkan

    untuk menghasilkan tenaga dokter yang mampu dengan lebih cepat menggunakan

    kurikulum yang lebih padat untuk mempersingkat waktu dalam kuliah.

    Mahasiswa dalam hal ini juga diharapkan untuk mampu dalam menghadapi

    tuntutan tersebut, disini kemampuan kognitif berperan penting dan dalam

    penelitian ini khususnya kemampuan analisis.

    Bidang pendidikan berkaitan erat dengan aspek kognitif, begitu juga pada

    pendidikan dokter umum. Aspek kognitif seperti kecerdasan atau inteligensi dan

    kognisi mempengaruhi kemampuan seseorang dalam proses berpikir. Tingkat

    kecerdasan dan kognisi yang baik sangat diperlukan untuk mencapai kompetensi

    dokter umum. Kemampuan ini dipergunakan untuk melaksakan tugas dari yang

    sederhana hingga kompleks seperti kemampuan untuk belajar, mengingat,

    membuat keputusan, menyelesaikan masalah, dan memusatkan perhatian.

    !2

  • Berbagai pekerjaan dari mahasiswa kedokteran dapat dipecahkan menjadi bagian-

    bagian kecil yang memerlukan proses berpikir yang berbeda untuk menyelesaikan

    pekerjaan tersebut dengan sukses. Sebagai contoh, mengikuti kuliah pakar

    diperlukan setidaknya: kemampuan berbahasa (menginterpretasi suara yang

    didengar), motorik (menulis catatan), memori (mengingat informasi), konsentrasi

    (mendengar sambil menulis), dan kemampuan analisis sintesis (mengerti

    informasi yang didapat)(1,4).

    Kemampuan analisis yang cukup diperlukan oleh mahasiswa untuk

    menanggapi standar pendidikan pada masa sekarang seperti yang disampaikan

    Mellow GO dkk (5), mengenai perkembangan pendidikan sesuai dengan tuntutan

    era globalisasi dimana ilmu terus berkembang dengan pesat dan teknologi yang

    makin modern, seperti pada bidang kedokteran. Pembelajaran dengan metode

    problem solving pada kurikulum yang digunakan dalam institusi pendidikan

    dokter merupakan salah satu cara untuk melatih penggunaan kemampuan analisis

    dalam proses belajar, dimana penelitian oleh Zhang Z dkk (6) menunjukkan hasil

    yang signifikan dalam meningkatkan proses belajar yang efektif.

    Berdasarkan teori yang ada, kemampuan analisis dibutuhkan untuk dapat

    mengerjakan aktivitas yang memerlukan kemampuan berpikir kritis seperti dalam

    proses belajar secara efektif. Oleh karena itu penulis ingin meneliti pengaruh

    kemampuan analisis terhadap prestasi belajar yang dalam penelitian ini

    menggunakan nilai modul Biofisika sebagai acuan pada mahasiswa angkatan

    2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

    !

    !3

  • !B. Rumusan Masalah

    Bagaimana pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika

    mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi?

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul

    Biofisika mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam

    Ratulangi.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menunjukan pengaruh kemampuan analisis

    terhadap nilai modul Biofisika mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran

    Universitas Sam Ratulangi.

    2.Manfaat Praktis

    Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian mengenai kemampuan

    analisis pada mahasiswa.

    !!!!!!!

    !4

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kognisi

    Kognisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah kegiatan atau

    proses memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui

    pengalaman sendiri. Kognisi merupakan interpretasi internal dan transformasi dari

    informasi yang diperoleh dan terjadi ketika kita mendapat implikasi atau asosiasi

    dari observasi, fakta, atau peristiwa. Kognisi sendiri merupakan suatu kumpulan

    proses berpikir seperti persepsi, emosi, representasi memori jangka panjang,

    encoding, daya ingat, perhatian, proses eksekutif, decision making, problem

    solving, reasoning, kognisi motorik, dan kemampuan berbahasa(7).

    B. Kecerdasan

    1. Definisi Kecerdasan

    Kecerdasan atau inteligensi adalah kemampuan seseorang untuk belajar

    dari pengalaman menggunakan proses metakognitif untuk meningkatkan

    pembelajaran, dan kemampuan untuk beradaptasi untuk lingkungan sekitar. Hal

    ini mungkin memerlukan adaptasi yang berbeda dalam konteks sosial dan budaya.

    Kecerdasan berhubungan dengan proses-proses berpikir seperti perhatian selektif

    dan terbagi, daya ingat, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan,

    dan pembentukan konsep(6,7).

    Kecerdasan merupakan suatu konsep yang dipandang sebagai yang

    mengikat seluruh psikologi kognitif. Mengenai tentang apa sebenarnya

    kecerdasan itu masih belum dipahami melebihi definisi dasarnya. Namun para

    !5

  • psikolog kognitif yang ahli dalam penelitian inteligensi berpendapat pentingnya

    pembelajaran dari pengalaman dan adaptasi terhadap lingkungan terhadap

    kecerdasan. Mereka juga menekankan pentingnya metakognisi yang adalah

    kesadaran dan kontrol seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri(7).

    2. Model Kecerdasan

    Kecerdasan memiliki berbagai model menurut beberapa teori. Tiga model

    kecerdasan yang sering dipakai dan berguna dalam menghubungkan kecerdasan

    manusia dengan kognisi, yaitu the three stratum model, model kecerdasan

    multipel, dan the triarchic theory. The three stratum model menunjukkan bahwa

    kecerdasan terdiri dari hierarki kemampuan kognitif yang terkandung dalam tiga

    lapisan/strata, yaitu Strata 1 yang termasuk kemampuan spesifik seperti

    kemampuan mengeja dan kecepatan penalaran, Strata 2 yang termasuk berbagai

    kemampuan luas seperti fluid intelligence, crystallized intelligence, memori

    jangka pendek, penyimpanan dan mengingat memori jangka panjang, dan

    kecepatan pemrosesan informasi, dan Strata 3 yang merupakan kecerdasan umum.

    Model kecerdasan multipel mengemukakan bahwa kecerdasan memiliki konsep

    multipel dan independen bukan tunggal dan merupakan kesatuan. Kecerdasan-

    kecerdasan tersebut adalah kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika,

    kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan fisik-kinestetik, kecerdasan

    interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan natural. Sedangkan

    berdasarkan the triarchic theory, kecerdasan terdiri dari tiga aspek, yaitu

    kemampuan kreatif untuk membentuk suatu ide, kemampuan analitis untuk

    !6

  • memastikan ide dari diri sendiri atau orang lain merupakan benar, dan

    kemampuan praktikal untuk mengimplementasikan ide tersebut(7).

    C. Kemampuan analisis

    Untuk dapat menjelaskan arti dari kemampuan analisis pertama-tama kita

    perlu menganalisis arti kata dari analisis itu sendiri. Analisis menurut Strauss

    (2008) mempunyai makna yang dapat ditunjukan oleh dua fitur yang koheren,

    yaitu mengidentifikasi dan membedakan. Identifikasi dalam hal ini mempunyai

    makna yaitu beberapa fitur yang bersatu. Makna dari indentifikasi tersebut

    bersifat universal dan tidak berdiri sendiri sehingga dikatakan bahwa sintesis

    (identifikasi) tidak bertentangan dengan analisis namun bertautan dengan

    distinguishing (membedakan) sebagai makna analisis(8). Kemampuan analisis

    adalah kemampuan untuk memvisualisasikan, mengekspresikan, dan memecahkan

    masalah atau konsep baik yang kompleks maupun sederhana dan membuat

    keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang tersedia. Kemampuan ini dapat

    diajarkan, dipelajari, dan dikembangkan dengan latihan. Berbeda dengan

    pengetahuan yang dipelajari lewat kuliah, kemampuan analisis dipelajari dengan

    melakukan dan dari pengalaman(9).

    D. Otak

    Otak adalah massa besar lunak jaringan saraf yang terdapat di dalam

    kranium; bagian kranial dari sistem saraf pusat. Otak tersusun dari neuron (sel-sel

    saraf) dan neuroglia atau sel penyokong. Otak terdiri dari substansia alba dan

    grisea. Substansia grisea umumnya terdiri dari badan dari sel neuron dan

    terkonsentrasi pada korteks serebral dan pada nuclei dan basal ganglia. Substansia

    !7

  • alba terdiri dari axon yang menghubungkan bagian otak yang satu dan yang lain

    dan medula spinalis(10-12).

    Otak merupakan organ tubuh yang secara langsung mengontrol pikiran,

    emosi, dan motivasi. Tiap bagian dari otak memiliki peran tersendiri dalam

    mengatur kemampuan yang spesifik dan tingkah laku. Secara umum otak dibagi

    menjadi tiga region, yaitu forebrain, midbrain, dan hindbrain. Bagian-bagian besar

    yang terdapat dalam tiap region ialah cerebrum, thalamus, hipotalamus,

    serebelum, dan batang otak (medulla, pons, dan otak tengah)(10-15).

    1. Forebrain

    Forebrain adalah region dari otak yang mencakup bagian depan dan atas

    dari otak. Forebrain terdiri dari cortex cerebral, ganglia basalis, sistem limbik,

    thalamus, dan hipothalamus. Korteks Serebral merupakan bagian luar dari

    hemisfer cerebral dengan lapisan tipis dari neuron yang merupakan bagian

    fungsionalnya. Bagian otak ini memegang peran penting dalam berpikir dan

    proses mental. Korteks Serebral terlibat dalam penerimaan dan pemrosesan

    informasi sensoris, berpikir, proses kognitif lainnya, dan perencanaan dan

    pengiriman informasi motorik. Ganglia basalis yang merupakan kumpulan nuclei

    dan serat neural berperan penting dalam fungsi sistem motorik. Sistem limbik

    yang terdiri dari hipocampus, amygdala, dan septum terlibat dalam pembelajaran,

    emosi, dan motivasi. Lebih spesifik, hipocampus berperan dalam pembelajaran

    dan memori, amygdala berpengaruh terhadap emosi dan agresi, dan septum

    mempengaruhi rasa takut(10,16).

    !8

  • Thalamus merupakan bagian yang berhubungan dengan korteks serebral

    dalam penerimaan dan pengiriman informasi sensorik. Korteks dan thalamus

    beroperasi dalam hubungan yang erat dan bisa dianggap merupakan satu unit

    anatomis dan fungsional, sehingga dengan alasan tersebut thalamus dan korteks

    sering disebut sistem thalamokortikal. Hipotalamus mengontrol sistem endokrin

    dan sistem saraf otonom, terlibat dalam pengaturan perilaku yang berhubungan

    dengan kelangsungan hidup seperti fighting, fleeing, makan dan, kawin.

    Hipotalamus juga berpengaruh dalam kesadaran dan terlibat dalam emosi,

    kegembiraan, nyeri, dan stres(10-16).

    2. Midbrain

    Midbrain membantu dalam mengontrol gerak dan kordinasi mata dan

    fungsi pendengaran. Bagian reticular activating system (RAS) yang membentang

    hingga hindbrain terlibat dalam kesadaran, fungsi kardiorespirasi, perhatian, dan

    gerakan. Bagian lainnya seperti substansia grisea, substansia alba, dan region

    ventral berperan dalam gerakan(10).

    3. Hindbrain

    Hindbrain terdiri dari medula oblongata, pons, dan serebelum. Medula

    oblongata yang merupakan tempat persilangan nervus berperan fungsi

    kardiorespirasi, pencernaan, dan menelan. Pons yang juga merupakan bagian dari

    RAS berperan kesadaran, menghubungkan transmisi neural dari satu bagian otak

    ke yang lain, dan berpengaruh terhadap saraf fasialis. Serebelum mengontrol

    koordinasi tubuh, keseimbangan, dan tonus otot, juga berbagai aspek memori

    yang berhubungan dengan prosedur gerakan(10).

    !9

  • 4. Otak dan Kemampuan Analisis

    Kemampuan analisis merupakan asosiasi dari beberapa kemampuan

    kognitif seperti problem-solving, memori, dan persepsi dari yang diatur pada

    berbagai regio dari otak, seperti halnya dengan konsep berpikir dimana

    berdasarkan teori holistik tentang berpikir, berpikir merupakan hasil dari pola

    stimulasi terhadap beberapa bagian sistem saraf pusat secara bersamaan, termasuk

    diantranya korteks serebral, thalamus, sistem limbik, dan sebagian batang otak.

    Hingga saat ini para peneliti masih mencoba untuk memahami konsep berpikir

    dengan aktivitas pada otak secara fisiologi tapi belum mendapat hasil yang

    memuaskan, namun menurut Stuss DT (2011) lobus frontalis memiliki peran

    penting dalam fungsi eksekutif yang berarti berfungsi untuk mengatur proses

    berpikir kognitif. Hal ini mungkin dikarenakan lobus frontalis memiliki hubungan

    resiprokal yang luas dengan regio otak lainnya sehingga dapat dengan mudah

    mengintegrasi informasi dari regio-regio tersebut.(10-18)

    E. Intelligenz Structure Test (IST) (19-22)

    IST merupakan salah satu tes inteligensi berdasarkan model inteligensi

    terstruktur. Tes ini mengukur kecerdasan verbal, numerik, dan figural-spasial.

    Bagian-bagian inteligensi tersebut diukur dalam sembilan subtes, yaitu:

    a. Satzergazjung (SE) mengukur kemampuan common sense, kemandirian

    berpikir, fokus pada konkrit praktis dan sense of reality.

    b. Wortauswahl (WA) mengungkap kemampuan menangkap inti makna yang

    disampaikan dalam bentuk bahasa, berpikir induktif, kemampuan menyelami

    perasaan, empati dan kemampuan reseptif.

    !10

  • c. Analogien (AN) mengukur kemampuan menghubungkan atau menyusun

    kombinasi, fleksibilitas berpikir, logika berpikir, dan kemampuan untuk berpikir

    eksploratif.

    d. Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan membentuk pemahaman,

    abstraksi bahasa, dan berpikir logis dengan bahasa.

    e. Rechen Aufgaben (RA) kemampuan berpikir matematis, bernalar dan berpikir

    praktis dengan angka serta berpikir runut dalam membuat kesimpulan.

    f. Zahlen Reihen (ZR) mengukur kemampuan berpikir teoritis dan berpikir

    induktif dengan angka, fleksibilitas berpikir dalam melakukan pemecahan

    masalah dan aspek ritmis atau berirama.

    g. Form Auswahl (FA) mengukur kemampuan membayangkan, berpikir visual dan

    berpikir konstruktif.

    h. Wurfel Aufgaben (WU) mengukur kemampuan membayangkan ruang, aspek

    teknis konstruktif serta berpikir analitis

    i. Matrices (MA) mengukur kemampuan mengingat, atensi dan kedalaman

    ingatan.

    Yang kemudian dapat dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu Baik Sekali

    (>130), Baik (115-129), 3), Cukup (100-114), Sedang (85-99) Kurang (71-84),

    Kurang Sekali (70).

    F. Kerangka Teori

    Kemampuan analisis merupakan salah satu aspek dari kecerdasan dan

    kognisi yang dapat mempengaruhi kemampuan seorang dalam proses berpikir.

    Kemampuan ini dapat diukur dengan berbagai jenis tes inteligensi namun dalam

    !11

  • penelitian ini digunakan Intelligenz Structure Test (IST). Dalam penelitian ini

    diupayakan agar hanya kemampuan analisis yang mempengaruhi prestasi belajar,

    namun hal yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti seperti pengetahuan umum

    oleh sampel yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan nilai modul pedidikan

    kedokteran.

    !!!!!!!!!!!Gambar 1. Skema Kerangka Teori !G. Hipotesis

    H1: Ada pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika (B 0)

    H0: Tidak ada pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika

    (B=0) & p < 0,05

    !12

    Kemampuan!Analisis

    Prestasi Belajar Nilai Modul Biofisika

    Pengetahuan Umum

    Inteligensi & Kognisi

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian bersifat observasional analitik dengan menggunakan metode

    cross-sectional study.

    B. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan selama bulan November sampai Desember, lokasi

    pelaksanaan tes dilakukan di aula Fakultas Kedokteran UNSRAT di Kleak,

    Manado.

    C. Populasi dan Sampel

    Populasi penelitian ialah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran

    UNSRAT. Sampel adalah bagian dari populasi, yaitu mahasiswa Fakultas

    Kedokteran angkatan 2013 yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan sampel

    menggunakan metode purposive sampling/ non-probability sampling dengan

    kriteria sebagai berikut.

    1. Kriteria Inklusi

    a. Mahasiswa yang aktif kuliah dan terdaftar di Fakultas Kedokteran

    UNSRAT tahun ajaran 2013/2014

    b. Sehat jasmani dan rohani

    c. Mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran modul Biofisika

    d. Bersedia untuk ikut dalam penelitian ini dan menandatangani informed

    consent

    !

    !13

  • 2. Kriteria Eksklusi

    a. Tidak mengikuti ujian modul Biofisika

    D. Alat dan Bahan Penelitian

    1. Intelligenz Structure Test (IST)

    E. Variabel Penelitian

    Variabel Bebas : Kemampuan Analisis

    Variabel Terikat : Nilai ujian modul Biofisika

    F. Definisi Operasional

    1. Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Umum Universitas Sam

    Ratulangi adalah mahasiswa yang terdaftar pada Program Studi Pendidikan

    Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang diterima

    pada tahun 2013 melalui berbagai jalur penerimaan serta aktif dalam kegiatan

    perkuliahan.

    2. Kemampuan Analisis adalah salah satu dari kemampuan kognisi yang

    diperlukan dalam proses berpikir yang dapat dinilai dengan menggunakan tes

    inteligensi seperti Intelligenz Structure Test (IST). Hasil yang didapat untuk subtes

    Analogien (AN), Zahlen Reihen (ZR), Form Auswahl (FA), Wurfel Aufgaben

    (WA) kemudian dijumlahkan dan dibagi empat untuk mendapatkan nilai

    kemampuan analisis. Nilai kemampuan analisis dikategorikan ke dalam enam

    kelompok, yaitu Baik Sekali (>130), Baik (115-129), 3), Cukup (100-114),

    Sedang (85-99) Kurang (71-84), Kurang Sekali (70).

    !14

  • 3. Modul Biofisika adalah salah satu modul yang diterima mahasiswa kedokteran

    pada semester 1 yang akan digunakan untuk melihat hasil penggunaan

    kemampuan analisis dalam belajar.

    G. Analisis Data

    Hasil penelitian didapat dari penghitungan data yang diperoleh dengan

    menggunakan analisis dengan perangkat lunak SPSS versi 20 menggunakan uji

    Kendalls tau b untuk melihat adanya korelasi antara nilai kemampuan analisis

    dengan nilai modul Biofisika. Deskripsi data penelitian disajikan dalam bentuk

    tabel. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik, rangkuman dan tabel.

    !!!!!!!!!!!!!!

    !15

  • H. Skema Penelitian

    !16

    Meminta persetujuan kepada responden dan Fakultas

    Purposive sampling populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi

    Pengisian informed consent subjek

    Pelaksanaan IST untuk mengumpulkan data nilai Kemampuan Analisis

    Pengambilan data nilai ujian modul Biofisika

    Pencatatan Data

    Analisis hasil dengan uji Kendalls tau b

    Pembuatan laporan penelitian

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang menjadi lokasi

    penelitian merupakan salah satu fakultas di Universitas Sam Ratulangi. Fakultas

    Kedokteran didirikan pada tanggal 28 Mei 1959 dengan alamat Kampus Unsrat,

    Bahu, Manado. Fakultas Kedokteran memilik tiga program studi S1 yaitu

    Program Studi Pendidikan Dokter, Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi dan

    Program Studi Ilmu Keperawatan. Program Studi Pendidikan Dokter sendiri

    memiliki mahasiswa dengan jumlah 1162 orang dan khususnya angkatan 2013

    yang merupakan sampel penelitian berjumlah 258 orang.

    2. Karakteristik Responden

    Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan

    perempuan) memiliki distribusi yang seimbang, yaitu sebesar 50%. Berdasarkan

    umur, responden dengan umur 17-18 tahun memilliki distribusi terbanyak yaitu

    sebesar 89% atau sebanyak 89 orang, responden dengan umur 19-20 tahun

    memiliki distribusi paling sedikit yaitu sebesar 5% atau sebanyak 5 orang,

    responden dengan umur 15-16 tahun memiliki distribusi sebesar 6% atau

    sebanyak 6 orang. Lebih rinci dan lengkap mengenai karakteristik responden

    penelitian dapat dilihat di Tabel 1.

    !!

    ! 17

  • Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

    !3. Kemampuan Analisis pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran

    Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi ! Distribusi nilai kemampuan analisis terhadap 100 responden yang diteliti

    didapatkan nilai kemampuan analisis dalam kategori baik sebesar 8% atau

    sebanyak 8 orang, nilai kemapuan analisis cukup sebesar 58% atau sebanyak 58

    orang, nilai kemampuan analisis sedang sebesar 34% atau sebanyak 34 orang,

    lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2. Distribusi Nilai Kemampuan Analisis Responden Penelitian

    Berdasarkan karakteristik responden, kemampuan analisis dengan kategori

    Sedang memiliki distribusi yang paling besar pada jenis kelamin perempuan yaitu

    sebesar 67,6% atau sebanyak 23 orang, sedangkan distribusi kemampuan analisis

    dengan kategori Sedang pada jenis kelamin laki-laki sebesar 32,4% atau sebanyak

    Karakteristik n %

    Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

    50 50

    50 50

    Umur 15-16 17-18 19-20

    6 89 5

    6 89 5

    Kemampuan Analisis n %

    Baik sekali Baik Cukup Sedang Kurang Kurang Sekali

    0 8 58 34 0 0

    0 8 58 34 0 0

    Total 100 100

    ! 18

  • 11 orang, kemampuan analisis dengan kategori Cukup memiliki distribusi terbesar

    pada jenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 53,4% atau sebanyak 31 orang,

    sedangkan distribusi kemampuan analisis dengan kategori Cukup pada jenis

    kelamin perempuan sebesar 46,6% atau sebanyak 27 orang, dan kemampuan

    analisis dengan kategori Baik memiliki distribusi pada jenis kelamin laki-laki

    sebesar 100% atau sebanyak 8 orang. Berdasarkan karakteristik umur,

    kemampuan analisis dengan kategori Sedang memiliki distribusi terbesar pada

    umur 17-18 tahun yaitu sebesar 94,1% atau sebanyak 32 orang, distribusi

    kemampuan analisis dengan kategori Sedang pada umur 19-20 tahun sebesar

    5,9% atau sebanyak 2 orang, kemampuan analisis dengan kategori Cukup

    memiliki distribusi terbesar pada umur 17-18 tahun yaitu sebesar 93,1% atau

    sebanyak 54 orang, distribusi kemampuan analisis dengan kategori Cukup pada

    umur 15-16 tahun sebesar 5,1% atau sebanyak 3 orang, distribusi kemampuan

    analisis dengan kategori Cukup pada umur 19-20 tahun sebesar 1,7% atau

    sebanyak 1 orang, dan kemampuan analisis dengan kategori Baik memiliki

    distribusi terbesar pada umur 15-16 dan 17-18 yaitu sebesar 37,5% atau sebanyak

    3 orang untuk masing-masing kategori umur, distribusi kemampuan analisis

    dengan kategori Baik pada umur 19-20 sebesar 25% atau sebanyak 2 orang, lebih

    lengkapnya mengenai karakteristik responden sesuai dengan kemampuan analisis

    dapat dilihat pada Tabel 3 pada halaman 20.

    !!!

    ! 19

  • Tabel 3. Kemampuan Analisis Menurut Karakteristik Responden Penelitian

    !!!!!!

    Kemampuan Analisis

    Karakteristik Responden Baik Sekali Baik Cukup Sedang Kurang Kurang Sekali

    n % n % n % n % n % n %

    Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

    0 0

    0 0

    8 0

    100 0

    31 27

    53,4 46,6

    11 23

    32,4 67,6

    0 0

    0 0

    0 0

    0 0

    Umur (Tahun) 15-16 17-18 19-20

    0 0 0

    0 0 0

    3 3 2

    37,5 37,5 25,0

    3 54 1

    5,1 93,1 1,7

    0 32 2

    0 94,1 5,9

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    !20

  • 4. Nilai Ujian Modul Biofisika pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi !

    Distribusi nilai ujian modul Biofisika pada 100 responden yang diteliti

    didapatkan nilai ujian modul Biofisika A sebesar 9% atau sebanyak 9 orang, nilai

    ujian modul biofisika B dengan distribusi terbesar yaitu sebesar 81%, nilai ujian

    modul Biofisika C sebesar 9%, nilai ujian modul Biofisika D sebesar 0%, dan

    nilai ujian modul Biofisika E sebesar 1%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.

    Tabel 4. Distribusi Nilai Ujian Modul Biofisika Responden Penelitian

    Berdasarkan karakteristik responden, nilai ujian modul Biofisika dengan

    nilai E memiliki distribusi sebesar 100% atau sebanyak 1 orang pada umur 17-18

    tahun, nilai ujian modul Biofisika dengan nilai C memiliki distribusi terbanyak

    pada umur 17-18 tahun yaitu sebesar 77,7% atau sebanyak 7 orang. Nilai ujian

    modul Biofisika dengan nilai B memiliki distribusi terbanyak pada umur 17-18

    tahun yaitu sebesar 90,1% atau sebanyak 73 orang, dan nilai ujian modul

    Biofisika dengan nilai A memiliki distribusi terbanyak pada umur 17-18 yaitu

    sebesar 88,9% atau sebanyak 8 orang, lebih lengkapnya mengenai karakteristik

    responden sesuai dengan nilai modul Biofisika dapat dilihat pada Tabel 5.

    Nilai Ujian Modul Biofisika n %

    A B C D E

    9 81 9 0 1

    9 81 9 0 1

    Total 100 100

    ! 21

  • Tabel 5. Nilai Modul Biofisika Menurut Karakteristik Responden Penelitian

    Nilai Modul Biofisika

    Karakteristik Responden A B C D E

    n % n % n % n % n %

    Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

    6 3

    66,7 33,3

    39 42

    48,1 51,9

    4 5

    44,4 55,6

    0 0

    0 0

    1 0

    100 0

    Umur (Tahun) 15-16 17-18 19-20

    1 8 0

    11,1 88,9 0

    4 73 4

    5,0 90,1 4,9

    1 7 1

    11,1 77,7 11,1

    0 0 0

    0 0 0

    0 1 0

    0 100 0

    !22

  • 5. Pengaruh Kemampuan Analisis terhadap Nilai Modul Biofisika pada Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sam Ratulangi !

    Berdasarkan hasil uji Kendalls tau b didapatkan nilai B = 0,120 yang

    menunjukan kekuatan korelasi antara nilai modul Biofisika dan kemampuan

    analisis yang kurang kuat, sedangkan nilai p = 0,206 (>0,05) menunjukan tidak

    adanya pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika yang

    bermakna pada mahasiswa semester 1 Fakultas Kedokteran program studi

    pendidikan dokter Universitas Sam Ratulangi. Tabel analisis mengenai pengaruh

    kemampuan analisis terhadap nilai modul Biofisika pada mahasiswa semester 1

    program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

    (lihat Lampiran 3, Tabel 1).

    !!!!

    ! 23

  • B. Pembahasan

    Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden memiliki

    kemampuan analisis dalam kategori cukup yaitu sebesar 58%. Hasil penelitian ini

    memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Husain H dkk

    (2012) yang meneliti tentang kemampuan analisis pada Electrical and

    Engineering Students Universiti Kebangsaan Malaysia. Penelitian tersebut

    menunjukan sebagian besar mahasiswa memiliki kemampuan analisis cukup(23).

    Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, responden dengan jenis kelamin

    laki-laki memiliki nilai kemampuan analisis tertinggi dengan nilai 118,25, nilai

    kemampuan analisis terendah dengan nilai 92, dan rata-rata nilai kemampuan

    analisis sebesar 105,32 dibandingkan dengan responden jenis kelamin perempuan

    yang memiliki nilai kemampuan analisis tertinggi dengan nilai 112,75, nilai

    kemampuan analisis terendah dengan nilai 89, dan rata-rata nilai kemampuan

    analisis sebesar 100,04. Hasil ini menunjukkan bahwa responden laki-laki

    memiliki nilai kemampuan analisis yang lebih tinggi dari responden perempuan.

    Menurut Reilly D(2012), ada perbedaan kemampuan kognitif antara laki-laki dan

    perempuan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kesetaraan gender, dan

    kebudayaan dari tiap negara, namun perbedaan tersebut hanya terdapat pada

    aspek-aspek tertentu dari kemampuan kognitif dan tidak mempengaruhi

    kemampuan analisis. Kemungkinan hasil ini disebabkan oleh karena pada waktu

    pelaksaan tes inteligensi, responden perempuan telah mengikuti tes daya tahan

    terhadap stres yaitu tes Pauli dimana diperlukan adanya beban stres pada

    responden sebelum mengikuti tes tersebut, dalam hal ini telah mengikuti kuliah

    ! 24

  • selama empat jam penuh. Berbeda dengan responden jenis kelamin laki-laki, tes

    inteligensi dilakukan sebelum tes Pauli sehingga beban stres yang ditanggung

    lebih ringan dibandingkan responden dengan jenis kelamin perempuan (lihat

    Lampiran 3 Tabel 2) (24).

    Hasil subtes Intelligenz Structure Test dikategorikan dalam enam kategori

    yang sama dengan kategori pada kemampuan analisis. Subtes Analogien (AN),

    dimana responden diberi soal mencari hubungan kalimat menunjukkan hasil

    pengukuran terhadap aspek daya mengkombinasikan, fleksibilitas berpikir,

    mentransfer hubungan, kejelasan dan konsekuensi dalam berpikir, dan analisa

    yang bersifat dugaan. Subtes Zahlen Reihen (ZR), dimana responden diberi soal

    deretan angka menunjukkan hasil pengukuran terhadap aspek berpikir teoritis

    dalam berhitung, berpikir induktif angka, fleksibilitas berpikir dalam pemecahan

    masalah, dan mengenali komponen ritmis. Subtes Form Auswahl (FA) , dimana

    responden diberi soal menyusun bentuk menunjukkan hasil pengukuran terhadap

    aspek kemampuan membayangkan, kemampuan mengamati, berpikir secara utuh

    menyeluruh dan mengenali komponen konstruktif. Subtes Wurhel Aufgaben

    (WU), dimana responden diberi soal kubus menunjukkan hasil pengukuran

    terhadap aspek daya bayang ruang, mengenali konstruktif teknis, dan berpikir

    analitis. Hasil menunjukan distribusi terbesar untuk nilai AN, FA, WU pada

    responden penelitian adalah nilai dalam kategori Cukup sedangkan nilai ZR

    memiliki distribusi terbesar pada kategori Sedang.

    Berdasarkan distribusi didapatkan distribusi nilai AN terhadap 100

    responden penelitian untuk kategori Baik sebesar 13%, distribusi nilai AN dalam

    ! 25

  • kategori cukup sebesar 49%, dan distribusi nilai AN dalam kategori sedang

    sebesar 38%. Distribusi nilai ZR terhadap 100 responden penelitian untuk

    kategori Baik sebesar 19%, distribusi nilai ZR dalam kategori Cukup sebesar

    36%, distribusi nilai ZR dalam kategori sedang sebesar 42%, distribusi nilai ZR

    dalam kategori Kurang sebesar 3%. Distribusi nilai FA dalam kategori Baik

    sebesar 7%, distribusi nilai FA dalam kategori Cukup sebesar 51%, distribusi nilai

    FA dalam kategori Sedang sebesar 38%, distribusi nilai FA dalam kategori Sedang

    sebesar 4%. Distribusi nilai WU dalam kategori Baik Sekali sebesar 1%, distribusi

    nilai WU dalam kategori Baik sebesar 13%, distribusi nilai WU dalam kategori

    Cukup sebesar 57%, distribusi nilai WU dalam kategori Sedang sebesar 28%,

    distribusi nilai WU dalam kategori Kurang sebesar 1% (lihat Lampiran 3, Tabel

    3).

    Nilai ujian modul Biofisika menunjukkan sebagian besar responden

    penelitian memiliki nilai B, yaitu sekitar 81 orang. Nilai modul Biofisika pada

    mahasiswa semester 1 yang berjumlah 259 orang juga menunjukan bahwa sebesar

    78% atau 202 mahasiswa yang mendapat nilai B, sedangkan hanya sebesar 16,3%

    mahasiswa tidak lulus ujian. Hasil ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa

    semester 1 memiliki prestasi akademik yang tinggi.

    Hasil penelitian dengan menggunakan uji Kendalls tau b menunjukan

    nilai coefficient correlation 0,120 atau dalam simbol B = 0,120. Untuk

    menentukan tidak adanya pengaruh kemampuan analisis terhadap nilai modul

    Biofisika, peneliti menguji H0 dimana B = 0 dan H1 dimana kedua variabel

    berkorelasi dan B 0 dengan demikian didapatkan kekuatan korelasi variabel

    ! 26

  • yang didapatkan kurang kuat (semakin dekat nilai correlation coefficient ke angka

    +1 atau -1 maka semakin kuat kekuatan korelasi). Berdasarkan hasil penelitian

    juga didapatkan nilai p = 0,206, sehingga H0 tidak dibantah sebab variabel

    dinyatakan tidak berkorelasi pada p > 0,05 (tidak signifikan). Hasil tersebut sesuai

    dengan penilitian yang dilakukan Husain H (2012) pada mahasiswa Universiti

    Kebangsaan Malaysia, dimana sebagian besar hasil kemampuan analisis

    menunjukkan pada tingkat Sedang, walaupun mahasiswa tersebut memiliki

    prestasi akademik yang tinggi. Berbeda dengan hasil penelitian Deary IJ (2007)

    yang menunjukan korelasi yang kuat antara kemampuan kognitif secara umum

    (kemampuan analisis merupakan salah satu kemampuan kognitif) dengan prestasi

    belajar. Penelitian oleh Deary IJ yang dilakukan pada 70.000 anak yang bertujuan

    untuk meneliti pengaruh kemampuan kognitif (khususnya inteligensi) pada umur

    11 tahun terhadap prestasi belajar pada umur 16 tahun. Hasil menunjukkan

    korelasi sebesar 0,81 (kekuatan korelasi kuat) yang berarti kemampuan kognitif

    memiliki kontribusi yang besar terhadap kemampuan belajar secara umum(25).

    !!!!!!!!!!

    ! 27

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Penelitian ini menggunakan Intelligenz Structure Test (IST) untuk

    mengukur kemampuan analisis pada mahasiswa angkatan 2013, hasil yang

    didapatkan menunjukkan 8% mahasiswa dikategorikan dengan nilai Baik, 58%

    dengan nilai Cukup, dan 34% dengan nilai Sedang. Hasil uji statistik

    menunjukkan p > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak dan menunjukkan

    bahwa kemampuan analisis tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai modul

    Biofisika walaupun sebagian besar nilai kedua variabel menunjukan jumlah di

    atas rata-rata pada mahasiswa semester 1 angkatan 2013 Program Studi

    Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

    B. Saran

    1. Perlu dilakukan penelitian dengan responden penelitian yang lebih besar untuk

    melihat pengaruh kemampuan analisis dan kemampuan kognitif lainnya

    terhadap prestasi belajar mahasiswa pada beberapa mata kuliah.

    2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, hendaknya pada waktu pelaksanaan

    tes inteligensi dilakukan pada saat dimana responden penelitian masih dalam

    kondisi tubuh yang fit (dilakukan pada pagi hari) dan tidak dalam beban

    pikiran atau stres.

    3. Hendaknya nilai IQ atau nilai kemampuan analisis dapat digunakan sebagai

    acuan seleksi masuk Fakultas Kedokteran.

    ! 28

  • KEPUSTAKAAN

    1. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006 !

    2. Konsil Kedokteran Indonesia. Rekapitulasi Penerbitan STR per Tahun sampai dengan 31 Desember 2010. tersedia dalam: http://inamc.or.id/download/Jumlah%20STR.pdf (diakses tanggal 13 Oktober 2013) !

    3. Ditjen Dikti Kemdikbud 2011. Potret Ketersediaan dan Kebutuhan Tenaga Dokter. tersedia dalam: http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/Potret_Ketersediaan_Dan_Kebutuhan_Tenaga_Dokter.pdf (diakses tanggal 13 Oktober 2013) !

    4. Driver J, Haggard P, Shalice T. Mental Processes in the Human Brain. Phil Trans R Soc B. 2007 May. 362: 757-60 !

    5. Mellow GO, Woolis DD. Teetering between eras: higher education in a global, knowledge networked world. On the Horizon 2010.18(4).308-319. !

    6. Zhang Z, Liu W, Han J, Guo S, Wu Y. A trial of patient-oriented problem-solving system for immunology teaching in China: a comparison with dialectic lectures. BMC Medical Education. 2013. 13(11). !

    7. Smith EE, Kosslyn SM. Cognitive Psychology: Mind and Brain. Pearson. 2007 !

    8. Strauss D F M. Reflections on the nature of analysis and some analytical skills. SAJHE. 2008. 22(5): 1070-87 !

    9. Heuer RJ. Psychology of Intelligence Analysis. Center for the Study of Intelligence, Central Intelligence Agency. 1999 !

    10. Sternberg, RJ, Sternberg K. Cognitive psychology. 6th ed. Belmont. Wadsworth Cengage Learning. 2009 !

    11. Costanzo LS. BRS Physiology. 5th ed. Lippincott Williams and Wilkins. 2010 !12. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia.

    Elsevier. 2006 !13. Putz R, Pabst R, Weiglein AH, Taylor AN. Sobotta Atlas of Human Anatomy

    Volume 1: Head, Neck, Upper Limb. 14thed. Munich. Urban & Fischer. 2001 !

    29

  • 14. Agur AMR, Dalley AF. Grants Atlas of Anatomy. 12th ed. Lippincott Williams and Wilkins. 2008 !

    15. Rohen JW, Ltjen-Drecoll E, Yokochi C. Color Atlas of Anatomy: A Photographic Study of the Human Body. 7th ed. Lippincott Williams and Wilkins. 2010 !

    16. Nadvornik P, Bernadic M. The Physiological Conception of Thinking Based on the Results of Psychostereotactic Operations. Bratisl Lek Listy. 2009. 110(10): 660-3 !

    17. Stuss DT. Functions of the Frontal Lobes: Relation to Executive Function. JINS. 2011. 17:759-65 !

    18. Salthouse TA. Relations beetween cognitive abilities and measures of executive functioning. Neuropsychology. 2005. 19(4): 532-45 !

    19. Sirait, Dermika. Karakteristik Psikometri Wortauswahl (WA) pada Intelligenz Struktur Test (IST). tersedia dalam: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/29842 (diakses tanggal 27 Oktober 2013) !

    20. Liepman D, Beauducel A, Brocke B, Horn S. Intelligence Structure Test. Oxford. University of Fribourg. tersedia dalam: http://www.unifr.ch/ztd/HTS/inftest/WEB-Informationssystem/en/4en001/e26fc99dd09a4acc98edd5dae56b0e94/hb.htm (diakses tanggal 27 Oktober 2013) !

    21. Urbina S. Essentials of Psychological Testing. 1sted. Hoboken. Wiley. 2004 !22. Groth-Marnat G. Handbook of Psychological Assessment. 4th ed. Hoboken.

    Wiley. 2009 !23. Husain H, Mokri SS, Hussain A, Samad SA, Majid RA. The Level of Critical

    and Analysis Thinking Skills among Electrical and Electronics Engineering Students, UKM. Asian Social Science. 2012. 8(16). 80-7 !

    24. Reilly D. Gender, Culture, and Sex-Typed Cognitive Abilities. PLoS One. 2012. 7(7). !

    25. Deary IJ, Strand S, Smith P, Fernandes C. Intelligence and educational achievement. Intelligence. 2008. 35(1): 13-21 !!!

    30

  • Lampiran 1. !SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

    (INFORMED CONCENT FORM)

    !Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama :

    Tempat/tanggal lahir :

    Umur :

    Jenis kelamin :

    Alamat :

    Suku :

    Pekerjaan :

    No. telepon :

    ! Setelah mendapat keterangan secukupnya dengan menyadari manfaat

    penelitian yang berjudul KEMAMPUAN ANALISIS TERHADAP NILAI

    MODUL BIOFISIKA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS

    KEDOKTERAN UNSRAT, maka saya dengan sukarela menyetujui untuk

    diikutsertakan dalam penelitian tersebut di atas dengan catatan bila suatu

    waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan

    persetujuan ini.

    ! Manado, Agustus 2013

    ! Mengetahui, Yang bersangkutan

    Peneliti

    !!Randy V. S. Kindangen

    !31

  • Lampiran 2.

    Tabel 1.Nilai Analogien (AN), Zahlen Reihen (ZR), Form Auswahl (FA), Wrfel Aufgaben (WU), Kemampuan Analisis dan Ujian Modul Biofisika pada Responden Penelitian

    No. Nama AN ZR FA WU KA MB

    1 RP 111 103 101 98 103.25 A

    2 SK 93 95 101 96 96.25 B

    3 TW 87 90 91 101 92.25 C

    4 KL 97 106 96 102 100.25 B

    5 YS 101 122 98 98 104.75 B

    6 LP 98 110 118 109 108.75 B

    7 MP 103 90 94 86 93.25 B

    8 DT 119 112 112 126 117.25 B

    9 SM 99 101 109 96 101.25 B

    10 RP 92 91 94 105 95.5 B

    11 PS 104 94 99 102 99.75 B

    12 MR 119 107 109 104 109.75 B

    13 KT 107 109 106 96 104.5 B

    14 EN 115 99 107 115 109 B

    15 EL 115 123 115 106 114.75 B

    16 AB 107 116 106 114 110.75 B

    17 PP 101 105 106 109 105.25 B

    18 MB 98 86 101 101 96.5 E

    19 GS 94 121 106 126 111.75 B

    20 GE 103 103 106 101 103.25 B

    21 MR 108 110 106 93 104.25 B

    22 KP 94 116 111 111 108 B

    23 AP 100 118 113 129 115 B

    24 IG 104 99 114 111 107 C

    25 FH 109 124 101 126 115 B

    26 AP 119 100 115 115 112.25 B

    27 BS 103 98 109 112 105.5 A

    28 KV 99 94 81 108 95.5 B

    29 VS 112 106 114 102 108.5 B

    30 CE 112 111 101 107 107.75 A

    31 HT 112 122 109 109 113 B

    32 MW 108 115 98 104 106.25 AKet: AN, Analogien; ZR, Zahlen Reihen; RA, Rechen Aufgaben; WU, Wrfel Aufgaben; KA, Kemampuan Analisis; MB, Nilai Modul Biofisika

    32

  • 33 DL 88 81 98 101 92 B

    34 VS 97 89 89 102 98 B

    35 RM 104 89 89 120 114.25 B

    36 VZ 101 89 89 104 108 B

    37 AK 121 89 89 132 116 B

    38 SL 103 98 95 109 101.25 B

    39 BN 104 116 109 117 111.5 B

    40 CB 114 98 101 109 105.5 B

    41 GS 104 116 116 105 110.25 B

    42 AR 91 93 86 104 93.5 A

    43 CL 114 100 101 117 108 A

    44 EP 102 116 94 93 101.25 B

    45 ST 101 86 109 101 99.25 B

    46 AW 109 129 105 115 114.5 C

    47 TT 118 129 116 112 118.75 B

    48 JB 98 112 83 98 97.75 B

    49 HS 113 113 99 86 102.75 B

    50 RH 101 84 104 101 97.5 C

    51 KS 92 96 101 105 98.5 A

    52 WO 101 88 92 101 95.5 B

    53 NP 94 99 94 99 96.5 B

    54 GK 108 110 86 104 102 B

    55 EK 102 99 94 93 97 B

    56 RM 94 91 84 87 89 B

    57 MT 108 98 109 104 104.75 B

    58 KO 101 107 89 93 97.5 B

    59 NR 89 101 101 111 100.5 B

    60 KK 112 101 86 96 98.75 B

    61 RT 102 96 94 114 101.5 B

    62 IN 99 101 101 93 98.5 B

    63 DS 104 116 113 103 109 B

    64 LG 96 95 95 104 97.5 B

    65 LG 98 91 89 104 95.5 B

    66 MT 96 107 104 109 104 B

    67 AA 93 86 101 101 95.25 BKet: AN, Analogien; ZR, Zahlen Reihen; RA, Rechen Aufgaben; WU, Wrfel Aufgaben; KA, Kemampuan Analisis; MB, Nilai Modul Biofisika

    No. Nama AN ZR FA WU KA MB

    33

  • !!

    68 AS 98 115 104 104 105.25 B

    69 VP 108 103 101 101 103.25 B

    70 MT 96 91 91 117 98.75 C

    71 LP 101 100 95 104 100 C

    72 AA 101 124 106 104 108.75 B

    73 CM 104 94 106 102 101.5 B

    74 KW 93 88 98 98 94.25 B

    75 MW 119 103 112 104 109.5 B

    76 CN 112 109 101 129 112.75 B

    77 RA 96 95 115 93 99.75 C

    78 CT 109 104 106 102 105.25 B

    79 JM 122 114 96 96 107 A

    80 FM 118 93 91 100 100.5 B

    81 FL 99 116 109 96 105 B

    82 A 91 91 86 90 89.5 B

    83 RW 109 99 104 105 104.25 B

    84 NA 98 98 95 101 98 C

    85 MR 101 91 98 107 99.25 B

    86 RK 118 98 97 90 100.75 A

    87 LB 94 94 109 105 100.5 B

    88 CL 92 94 96 111 98.25 C

    89 NM 116 103 109 107 108.75 B

    90 IT 102 99 101 96 99.5 B

    91 ES 89 99 91 102 95.25 B

    92 RB 102 101 84 96 95.75 B

    93 AT 95 90 105 72 90.5 B

    94 SS 86 91 99 102 94.5 B

    95 MB 93 88 95 90 91.5 B

    96 VM 94 76 99 90 89.75 B

    97 PR 108 100 89 117 103.5 B

    98 FK 108 105 112 96 105.25 B

    99 DV 96 100 98 93 96.75 B

    100 ES 119 107 98 107 107.75 B

    Ket: AN, Analogien; ZR, Zahlen Reihen; RA, Rechen Aufgaben; WU, Wrfel Aufgaben; KA, Kemampuan Analisis; MB, Nilai Modul Biofisika

    No. Nama AN ZR FA WU KA MB

    34

  • Lampiran 3

    Tabel 1. Pengaruh Kemampuan Analisis terhadap Nilai Modul Biofisika Mahasiswa Semester 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

    !!Tabel 2. Kemampuan Analisis Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

    !!Tabel 3. Distribusi Nilai Analogien, Zahlen Reihen, Form Auswahl, Wrfel Aufgaben Responden Penelitian

    !!

    Nilai Modul Biofisika

    Kemampuan Analisis

    Nilai Modul Biofisika

    Correlation Coefficient Sig. (2 tailed)

    N

    1,000 -

    100

    0,120 0,206 100

    Kemampuan Analisis

    Correlation Coefficient Sig. (2 tailed)

    N

    0,120 0,206 100

    1,000 -

    100

    Karakteristik Kemampuan Analisis

    Laki-laki Perempuan

    Minimum 92 89

    Maximum 118,75 112,75

    Mean 105,32 100,04

    Std. Deviation 7,10335 5,58046

    Karakteristik AN ZR FA WU

    N % N % N % N %

    Baik sekali Baik Cukup Sedang Kurang Kurang Sekali

    0 13 49 38 0 0

    0 13 49 38 0 0

    0 19 36 42 3 0

    0 19 36 42 3 0

    0 7 51 38 4 0

    0 7 51 38 4 0

    1 13 57 28 1 0

    1 13 57 28 1 0

    Total 100 100 100 100 100 100 100 100

    35

  • Lampiran 4 !!!!!!!!!!Tes IST yang dilaksanakan di Aula Psikolog memberi penjelasan cara Kleak kerja kepada responden !!!!!!!!!!!!Mahasiswa angkatan 2010 mengawasi Responden laki-laki mengerjakan selama pelaksanaan tes tes IST !!!!!!!!!!!!Responden perempuan mengerjakan Responden penelitian istirahat tes daya atahan terhadap stres sebelum pelaksanaan tes berikut !!

    36

  • Randy Vincent Suhartono Kindangen dilahirkan di Manado pada tanggal 18 Februari 1993 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Dr. dr. H.S. Siswosubroto, SpOG(K) dan dr. Esma Kindangen, SpM. Menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Kat. St . Theresia Manado tahun 1998, menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Kat. Fr. Don Bosco Manado tahun 2004, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Kat. Fr. Don Bosco Manado tahun 2007, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Kat. Rex Mundi Manado tahun 2010. Pada tahun 2010 diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri dengan nomor induk mahasiswa (NIM) 100111151. Pada bulan November 2013 sampai Januari 2014 mengikuti Kuliah Kerja Terpadu (KKT) Satgas UNSRAT Angkatan 102 posko 11.

    37