LAPORAN PENELITIANPengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Vigna radiata
Penelitian Ini Disusun Sebagai Tugas
Mata Kuliah EkologiDisusun Oleh :1. Atika Dewi P.
(M0412011)2. Fatia Rizki N.
(M0412025)
3. Grawira Wenang
(M0412030)4. Ikhwatika W.
(M0412039)
5. Nikmah Nurfikria
(M0412052)
6. Rengganis W.
(M0412064)7. Tiara Ayu N. P.
(M0412075)8. Y. Rendy Cahyono (M0412081)JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014HALAMAN PENGESAHAN
Penelitian dengan judul Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Vigna radiata disusun sebagai salah satu tugas praktikum
mata kuliah Ekologi di Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Telah disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal:
Surakarta, Juni 2014
Mengetahui,
Koordinator PraktikumAsisten Praktikum
Prof. Dr. Sugiyarto, M.SiRahmilia Indri Hapsari
NIP.19670430 199203 1002NIM.M0411059
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPertumbuhan suatu
tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdiri dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah segala pengaruh atau
faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri yaitu meliputi gen dan
hormon. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Ada
beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan yaitu air, cahaya, kelembaban, makanan
(nutrisi), dan suhu. Respon tanaman sebagai akibat faktor
lingkungan terlihat pada penampilan tanaman (performance). Tanaman
akan memberi respon selama siklus hidupnya jika faktor lingkungan
tidak mendukung pertumbuhannya. Tanggapan ini dapat berupa
morfologis, fisiologis, atau anatomis. Walaupun genotipnya sama,
dalam lingkungan yang berbeda penampilan dapat berbeda pula
(Haryanti, 2010).Perbedaan tingkat naungan mempengaruhi intensitas
cahaya, suhu udara, dan kelembaban udara lingkungan tanaman,
sehingga intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman berbeda dan
mempengaruhi ketersediaan energi cahaya yang akan diubah menjadi
energi panas dan energi kimia. Apabila energi cahaya tidak
dilepaskan kembali ke lingkungannya, energi tersebut akan diubah
menjadi energi panas dan akan menaikkan suhu daun sedangkan energi
cahaya diubah menjadi energi kimia yaitu melalui proses
fotosintesis dengan menghasilkan karbohidrat yang digunakan tanaman
dalam proses pertumbuhannya (Pantilu et al., 2012).Fotosintesis
tergantung dengan intensitas cahaya dan suhu. Intensitas cahaya
yang rendah akan menurunkan laju fotosintesis, sehingga translokasi
hasil fotosintesis juga semakin lambat. Suhu yang rendah akan
menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat karena proses enzimatis
dikendalikan oleh suhu, sehingga berat kering tanaman menurun
(Sarmita et al., 2011).Suhu merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perkecambahan biji. Benih memerlukan suhu tertentu
dalam perkecambahannya. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan semai
adalah dalam aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme
pertumbuhan semai (Sutopo, 2004). Adanya perlakuan pada suhu rendah
dan tinggi dapat menghilangkan dormansi biji setelah biji dipanen
atau dikeluarkan dari buah (after ripening ) (Bewley dan Black,
1994).
Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua
proses pertumbuhan. Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu
tertentu untuk tumbuh. Suhu dimana tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dan maksimal disebut dengan suhu optimum.
Suhu yang optimum akan memperlancar proses asimilasi nitrogen, baik
yang masih berada dalam tanah maupun yang telah sampai ke jaringan
tanaman (Haryanti, 2010). Suhu paling rendah yang masih
memungkinkan suatu tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum
sedangkan suhu tertinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk
tumbuh disebut suhu maksimum.Suhu tanah yang rendah mengakibatkan
viskositas air dalam membran sel meningkat, sehingga aktivitas
fisiologis sel-sel akan menurun yang mengakibatkan pertumbuhan
tanaman terhambat. Sedangkan suhu diatas maksimum umumnya
menyebabkan kerusakan tanaman karena menyebabkankeadaan lingkungan
menjadi kering dan sangat panas sehingga mempercepat penguapan
akibatnya jaringan tanaman menjadi dehidrasi.Kelembaban udara yang
terlalu rendah dan terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan dan
pembungaan tanaman. Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman karena dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Laju
fotosintesis meningkat dengan meningkatnya kelembaban udara sekitar
tanaman (Kramer dan Kozlowski 1979). Penelitian ini bertujuan untuk
mengamati perbedaan morfologi pada tanaman kacang hijau pada daerah
naungan yang berbeda sehingga didapatkan daerah yang sesuai bagi
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata).B. Perumusan
MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimana pengaruh naungan terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata)?2. Bagaimana
faktor lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman kacang
hijau (Vigna radiata) sehingga diperoleh kualitas dan kuantitas
tanaman yang baik?C. Tujuan PenelitianDari perumusan masalah yang
telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:1. Menganalisis pengaruh naungan terhadap lama
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna
radiata).2. Mengetahui faktor lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata) sehingga diperoleh
kualitas dan kuantitas tanaman yang baik.D. Manfaat
PenelitianBerdasarkan uraian tujuan penelitian, maka manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Memberikan
informasi mengenai pengaruh naungan terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau (Vigna radiata).2. Memberikan informasi kepada
masyarakat luas terkait faktor lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata) dalam
pertumbuhannya.BAB II
LANDASAN TEORIA. Tinjauan Pustaka1. Pengaruh Naungan dan Faktor
AbiotikTanaman memiliki kecepatan pertumbuhan yang berbeda. Hal ini
ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Tanaman yang
berbeda dapat tumbuh dengan optimal pada suhu yang berbeda pula.
Kemampuan ini merupakan karakter yang ditentukan secara genetis
(Lee et al., 2010).Perkecambahan ditentukan oleh kualitas benih
(kemampuan berkecambah), pengujian awal (pematahan dormansi) dan
kondisi perkecambahan seperti air, suhu, media, cahaya dan terbebas
dari hama dan penyakit. Cahaya, suhu, dan kelembaban merupakan tiga
faktor utama (Utomo, 2006).Hasil suatu jenis tanaman bergantung
pada interaksi antara faktor genetis dan faktor lingkungan seperti
jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim dan teknologi. Dari
faktor lingkungan, maka faktor tanah merupakan modal utama. Keadaan
tanah sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim, yaitu hujan, suhu
dan kelembaban. Pengaruh itu kadang menguntungkan tapi tidak jarang
pula merugikan (Burhan 2004).Pada kebanyakan tanaman, kemampuan
tanaman dalam mengatasi cekaman intensitas cahaya rendah tergantung
kepada kemampuannya melanjutkan fotosintesis dalam kondisi
kekurangan cahaya, seperti yang dilaporkan oleh beberapa peneliti
sebelumnya (Pantilu et al., 2012). Hale dan Orcutt (1987)
menjelaskan bahwa adaptasi tanaman terhadap intensitas cahaya
rendah melalui dua cara, yaitu peningkatan luas daun untuk
mengurangi penggunaan metabolit dan mengurangi jumlah cahaya yang
ditransmisikan dan yang direfleksikan.Levitt (1980) menggolongkan
adaptasi tanaman terhadap naungan melalui dua mekanisme yaitu
mekanisme penghindaran (avoidance) dan mekanisme toleransi
(tolerance). Mekanisme penghindaran berkaitan dengan perubahan
anatomi dan morfologi daun untuk memaksimalkan penangkapan cahaya
dan fotosintesis yang efisien, seperti peningkatan luas daun dan
kandungan klorofil b, serta penurunan tebal daun, rasio klorofil
a/b, jumlah kutikula, lilin, bulu daun, dan pigmen antosianin.
Mekanisme toleransi (tolerance) berkaitan dengan penurunan titik
kompensasi cahaya serta respirasi yang efisien. Tanaman naungan
ditandai dengan rendahnya titik kompensasi cahaya sehingga dapat
mengakumulasi produk fotosintat pada tingkat cahaya yang rendah
dibandingkan dengan tanaman cahaya penuh.
Suhu udara merupakan faktor lingkungan yang penting karena
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua
proses pertumbuhan. Suhu udara merupakan faktor penting dalam
menentukan tempat dan waktu penanaman yang cocok, bahkan suhu udara
dapat juga sebagai faktor penentu dari pusat-pusat produksi
tanaman, misalnya kentang di daerah bersuhu rendah sebaliknya padi
di daerah bersuhu tinggi. (Manggala 2003).
Cahaya merupakan faktor abiotik yang membantu pertumbuhan
tanaman. Cahaya berpengaruh terhadap berlangsungnya fotosintesis,
sementara fotosintesis merupakan proses yang menjadi kunci dapat
berlangsungnya proses metabolisme yang lain di dalam tanaman
(Kramer dan Kozlowski, 1979).
Fotosintesis tergantung dengan intensitas cahaya dan suhu.
Intensitas cahaya yang rendah akan menurunkan laju fotosintesis,
sehingga translokasi hasil fotosintesis juga semakin lambat. Suhu
yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat karena
proses enzimatis dikendalikan oleh suhu, sehingga berat kering
tanaman menurun (Sarmita et al., 2011).
2. Pertumbuhan TanamanMenurut Campbell (2002), pertumbuhan
tanaman merupakan suatu konsep universal dalam biologi dan
merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi yang berinteraksi
dalam tubuh tanaman bersama faktor luar.Ketiga proses tersebut
yaitu pertambahan ukuran, bentuk dan jumlah. Pertumbuhan tanaman
ada dua macam, yaitu:
a) Pertumbuhan PrimerPertumbuhan ini terjadi akibat adanya
pemanjangan pada bagian ujungujung dari tumbuhan seperti akar dan
ujung tunas sebagai hasil pembelahan meristem apikal. Pemanjangan
ini memungkinkan akar membuat jalinan tanah dan tunas untuk
meningkatkan pemaparannya terhadap cahaya matahari dan
karbondioksida. Pertumbuhan primer akan mendorong akar menembus
tanah. Tudung akar merupakan pelindung bagi meristem yang rapuh
pada saat akar memanjang menembus tanah. Meristem apikal yang
terletak di pusat zona pembelahan, menghasilkan sel-sel meristem
primer dan juga mengganti selsel tudung akar yang akan mengelupas.
Pertumbuhan primer tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang
sedikit lebih tua dibawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini
disebabkan oleh pembelahan dan pemanjangan sel di dalam ruas
tersebut.
b) Pertumbuhan sekunderAdanya aktivitas penebalan secara
progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh
pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk dari
meristem lateral. Pertumbuhan ini akan menyebabkan membesarnya
ukuran dan diameter tumbuhan.Pertumbuhan dapat diukur sebagai
pertambahan panjang, lebar atau luas, tetapi dapat pula diukur
berdasarkan pertambahan volume, masa atau berat (segar atau
kering).3. Kacang Hijau (Vigna radiata)Tanaman kacang hijau
berbatang tegak dengan ketinggian sangat bevariasi antara 30 60 cm.
Cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat dan
berbulu, berwarna hijau dan ada yang ungu (Suprapto, 2007).Daun
tanaman kacang hijau termasuk trifoliat (dalam satu tangkai
terdapat3 helai daun), letaknya berselingan dan berbentuk oval
berwarna hijau muda sampai hijau tua (Fachruddin, 2000).Bunga
kacang hijau termasuk bunga sempurna (hermaprodite), dapat
menyerbuk sendiri, berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning.
Biasanya berbunga 30 70 hari, dan polongnya menjadi tua 60 120 hari
setelah tanam.Perontokan bunga banyak terjadi, mencapai 90%.
Persilangan masih juga terjadisampai 5%. Bunga biasanya diserbuki
pada malam hari, sebelum mekar pagi hari berikutnya. Polong
berbentuk silindris dengan panjang antara 6 15 cm danbiasanya
berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua
berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10 15 biji
(Suprapto, 2007).Kacang hijau mempunyai kelebihan yaitu lebih tahan
terhadap kekeringan, hama dan penyakit yang menyerang relatif lebih
sedikit, dapat dipanen relatif cepat yaitu 5560 hari, cara
pengelolaan di lapangan serta perlakuan pasca panennya relatif
mudah, resiko kegagalan panen secara total relatif kecil, harga
jual tinggi dan relatif stabil dan dapat dikonsumsi secara langsung
dengan cara pengelolaan yang mudah (Marzuki et al., 2004).4. Metode
Gravimetri
Metode gravimetri merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung luas daun dari tanaman. Prosedur menghitung luas daun
adalah sebagai berikut: daun yang akan diukur luasnya diberi label.
Dengan menggunakan pensil dan papan gambar, daun tersebut kemudian
digambar diatas kertas HVS. Setelah gambar terbentuk kemudian
potong kertas tadi sesuai pola gambar. Luas daun dapat diketahui
dengan cara mencetak daun. Dalam penelitian ini yang diambil adalah
daun yang masih muda. Replika daun kemudian digunting dari kertas
yang bobot dan luasnya sudah diketahui. Luas daun ditaksir
berdasarkan perbandingan bobot replika daun dan bobot kertas total.
Pengukuran luas daun (LD) berdasarkan rumus : LD = LK x BKR/BK.
Keterangan rumus perhitungan luas daun : LD = luas daun (cm)LK =
Luas seluruh kertas (cm)BKR = bobot kertas replika daun (g) BK =
bobot seluruh kertas (g) (Winarni dkk., 2013).5. Analysis of
Variance (ANOVA)Analysis of Variance atau analisis variansi
merupakan salah satu alat dalam ilmu statistika yang digunakan
untuk menyelidiki hubungan antara variabel dependen dengan satu
atau lebih variabel independen. Satu perbedaan antara analisis
regresi dan analisis variansi adalah dalam model persamaan regresi,
baik variabel dependen (respon) maupun independen (prediktor)
merupakan data dengan kuantitatif. Sedangkan pada analisis
variansi, variabel independennya dapat berupa kualitatif. ANOVA
atau Analysis of Variance biasanya digunakan pada analisis data
yang dirancang sedemikian sehingga beberapa faktor percobaan
dikontrol agar tidak menimbulkan variansi eksperimen. Analisis
variansi dan analisis regresi mempunyai korelasi yang erat. Adapun
analisis keduanya, baik analisis variansi model satu faktor (dalam
rancangan percobaan biasa disebut dengan Rancangan Acak Lengkap)
maupun analisis regresi mempunyai langkah-langkah pengerjaan yang
sama (Muhl et al., 2011).B. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Naungan secara nyata akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kacang hijau (Vigna radiata). Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan
diketahui dari perbedaan morfologi yang diberikan meliputi warna
daun, warna batang, jumlah daun, tinggi tanaman, dan luas permukaan
daun.
BAB III
METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian akan
dilaksanakan selama 2(dua) minggu, yaitu tanggal 19 April3 Mei 2014
di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta.B. Alat dan BahanAlat dan bahan
yang dibutuhkan selama kegiatan praktikum mandiri Ekologi adalah
sebagai berikut:1. AlatAlat yang digunakan dalam praktikum mandiri
Ekologi meliputi termometer, soil tester, penggaris, neraca
analitik, dan alat tulis.2. Bahan Bahan yang digunakan meliputi
benih kacang hijau (Vigna radiata) yang ditanam pada media tanam,
media tanam, kertas, dan polybag.C. Rancangan PenelitianPenelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 (tiga) perlakuan
pada penanaman kacang hijau(Vigna radiata).PerlakuanNaungan
P1Ternaung
P2Semi ternaung
P3Terbuka/tidak ternaung
D. Cara KerjaCara kerja yang digunakan dalam kegiatan praktikum
mandiri Ekologi antara lain sebagai berikut:1. Pembuatan Media
TanamMedia dibuat dengan mencampurkan sekam, tanah, dan pupuk
kandang, kemudian dimasukkan ke dalam polybag.2. PenanamanBenih
kacang hijau (Vigna radiata) direndam dalam air dan dipilh 27 buah
untuk ditanam. Tanah dilubangi 2 (dua) ruas jari, kemudian benih
dimasukkan dalam lubang tersebut, setiap lubang diisi dengan satu
benih saja. Tanaman disirami setiap hari dan dilakukan pengamatan
setiap 3 (tiga) hari sekali.3. Pengamatan
Parameter yang diamati adalah warna daun, warna batang, jumlah
daun, tinggi tanaman, dan luas permukaan daun. E. Teknik
Pengumpulan DataData pertumbuhan tanaman Vigna radiata setelah
benih tumbuh maka data diambil setiap sekali selama 3 minggu.
Pengamatan pertumbuhan, dilakukan dengan mengamati warna batang dan
warna daun secara langsung, menghitung jumlah daun yang muncul, dan
mengukur tinggi tanaman menggunakan penggaris, serta mengukur luas
permukaan daun dengan metode gravimetri yang akan di lakukan di
akhir pengamatan.
F. Analisa DataUntuk mengetahui nyata atau tidaknya pegaruh
perbedaan suhu terhadap indikator lama perkecambahan (waktu semai)
dan pertumbuhan tanaman kacang hijau, maka hasil pengamatan yang
diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA).BAB IVHASIL DAN
PEMBAHASANA. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengukuran Faktor Abiotik
Tabel 2. Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman Vigna radiata
Tabel 3. Rata-rata luas daun dan jumlah daun tanaman Vigna
radiata pada minggu ke-4 pengamatanParameter
Perlakuan
TernaungSemi ternaungTerbuka
Luas daun6,35353 cm5,06830 cm12,15863 cm
Jumlah daun8911
B. PEMBAHASANKeadaan lingkungan akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Tanaman akan dapat tumbuh dengan optimal
apabila lingkungannya sesuai. Naungan memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap keadaan faktor-faktor abiotik. Adanya perbedaan
faktor-faktor abiotik akan menyebabkan perbedaan dalam pertumbuhan
suatu tanaman.
Tabel 2 menunjukkan adanya perbedaan antara tanaman Vigna
radiata yang diletakkan pada tempat ternaung, semi ternaung, dan
terbuka. Tanaman yang diletakkan pada tempat ternaung menunjukkan
kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi atau cepat bila
dibandingkan dengan tanaman pada tempat semi ternaung maupun tempat
terbuka. Naungan menyebabkan tanaman Vigna radiata tumbuh lebih
cepat, namun menunjukkan adanya gejala etiolasi. Etiolasi merupakan
peristiwa tanaman tumbuh dengan cepat, namun batangnya tidak kokoh
dan berwarna pucat karena jumlah klorofil yang kurang. Naungan
menyebabkan tanaman tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup
sehingga kadar klorofil kurang. Kloroplas yang tidak terkena
matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak
menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja
dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya. Akibatnya akan
mengganggu proses-proses di dalam tubuh tumbuhan itu sendiri.
Fotosintesis tergantung dengan intensitas cahaya dan suhu.
Intensitas cahaya yang rendah akan menurunkan laju fotosintesis,
sehingga translokasi hasil fotosintesis juga semakin lambat. Suhu
yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat karena
proses enzimatis dikendalikan oleh suhu, sehingga berat kering
tanaman menurun (Sarmita et al., 2011).Perbedaan tinggi tanaman
disebabkan oleh besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh
tanaman dan berkaitan dengan hormon tanaman yaitu auksin. Tanaman
yang tumbuh di bawah naungan memperoleh intensitas cahaya yang
rendah sehingga tidak mengalami kerusakan auksin. Selain itu,
pertumbuhan tinggi tanaman yang terbesar pada P1 merupakan gejala
etiolasi yaitu batang kecambah akan tumbuh lebih cepat tetapi lemah
dan berwarna kuning akibat kekurangan cahaya (Zhamal 2008).Hasil
yang didapatkan dari percobaan dan pengamatan serta penghitungan
yang sudah dilakukan yaitu pada tempat ternaung tinggi tanaman
adalah 22,5 cm, pada tempat semi ternaung tinggi tanaman adalah
19,5 cm dan pada tempat tidak ternaung tinggi tanaman adalah 14,6
cm. Berdasarkan data tersebut tanaman yang pertumbuhannya paling
cepat dari tinggi tanaman adalah di tempat ternaung. Untuk panjang
daun pada tempat ternaung adalah 3,4 cm, pada tempat semi ternaung
panjang daun adalah 4,17 cm dan pada tempat tidak ternaung panjang
daun adalah 5 cm. Tanaman Vigna radiata yang memiliki daun
terpanjang adalah pada tempat tidak ternaung. Pada pengukuran
parameter lebar daun, di tempat ternaung lebar daun adalah 1,38 cm,
di tempat semi ternaung adalah 1,77 cm dan di tempat tidak ternaung
adalah 2,61 cm..
Dari percobaan yang dilakukan suhu udara tertinggi adalah pada
tempat tidak ternaung, dimana pada temtat tersebut pertumbuhan
tanaman paling cepat dari segi panjang daun dan lebar daun, warna
daun dan batangnya adalah hijau, namun tinggi tanaman pada tempat
tidak ternaung ini adalah paling rendah karena pengaruh dari
peristiwa etiolasi. Untuk parameter kelembaban tanah, pada tempat
ternaung sebesar 55,5, pada tempat semi ternaung sebesar 65,75 dan
pada tempat tidak ternaung sebesar 65,92, kelembaban tanah
tertinggi adalah pada tempat tidak ternaung. . Seharusnya
kelembaban tanah pada tempat ternaung lebih besar dari tempat tidak
ternaung, akan tetapi dari data tersebut adlah sebaliknya, ha ini
terjadi Karen turunnya hujan saat pengamatan, sehingga kelembaban
tanah pada tempat tidak ternaung lebih besar karena kandungan
airnya yang lebih tinggi. Sedangkan intensitas cahaya pada tempat
ternaung adalah 820 lux, pada tempat semi ternaung adalah 4800 lux
dan pada temtap tidak ternaung adalah 10400 lux. Panjang daun,
lebar daun, warna daun dan warna batang pada tempat tidak ternaung
pertumbuhannya lebih maksimal karena memeperoleh suhu udara,
kelembaban udara, kelembaban tanah dan intensitas cahaya yang
cukup.
Gambar 1. Perbandingan tanaman Vigna radiata pada daerah
ternaung (kiri), daerah semi ternaung (tengah), dan daerah tidak
ternaung (kanan).Hasil pengukuran parameter abiotik menunjukkan
pada daerah tidak ternaung memiliki suhu yang tinggi bila
dibandingkan dengan daerah ternaung maupun semi-ternaung. Suhu
berhubungan erat dengan intensitas cahaya dan kelembaban. Pada
penelitian ini dapat dilihat bahwa kelembaban paling tinggi ada
pada daerah ternaung. Hal ini berkebalikan dengan daerah tidak
ternaung yang memiliki suhu dan intensitas cahaya yang tinggi.
Apabila intensitas cahaya tinggi, suhu juga relatif tinggi.
Intensitas cahaya dan suhu yang tinggi akan meningkatkan laju
fotosintesis sehingga tanaman akan lebih kokoh dan hijau karena
transportasi makanan ke bagian tumbuhan dapat terjadi secara
merata. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1 yang menunjukkan
perbandingan pertumbuhan tanaman Vigna radiata pada ketiga daerah
perlakuan. Pada daerah ternaung warna daun permukaan atas hijau
sedangkan permukaan bawah berwarna putih. Pada daerah semi-ternaung
warna daun permukaan atas hijau tua dan permukaan bawah berwarna
hijau muda, sedangkan pada daerah tidak ternaung warna daun
permukaan atas dan bawah berwarna hijau tua. Selain warna daun
perbedaan juga ditunjukkan pada warna batang. Pada daerah ternaung
batang cenderung berwarna putih kehijauan, pada daerah
semi-ternaung batang berwarna hijau, dan pada daerah tidak ternaung
batang berwarna hijau.Cruz (1997) menyatakan naungan dapat
mengurangi enzim fotosintetik yang berfungsi sebagai katalisator
dalam fiksasi CO2 dan menurunkan titik kompensasi
cahaya.Pengurangan cahaya pada tanaman yang telah memperoleh
cahaya, suhu dan kelembaban yang optimum akan menyebabkan
pengurangan pertumbuhan akar dan tanaman menunjukkan gejala
etiolasi (Williams dan Joseph 1976). Intensitas, kualitas dan
lamanya penyinaran mempengaruhi proses fotosintesis, tetapi yang
terpenting adalah intensitasnya (Daniel et al. 1979). Selanjutnya
intensitas cahaya berpengaruh terhadap pembesaran dan diferensiasi
sel (Soekotjo 1977). Ruas batang tanaman lebih panjang dan tersusun
dari sel-sel berdinding tipis dengan ruang antar sel lebih besar,
jaringan pengangkut dan penguat lebih sedikit. Intensitas cahaya
yang rendah juga membuat tanaman memiliki daun berukuran lebih
besar, lebih tipis, ukuran stomata lebih besar, lapisan sel
epidermis tipis, jumlah daun lebih banyak dan ruang antar sel lebih
banyak (Treshow 1970).Suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dikenal sebgai suhu kardinal. Suhu tersebut
meliputi suhu optimum, minimum, dan maksimum yang dipengaruhi
cahaya. Pengaruh faktor suhu pada tanaman menimbulkan
gangguan-gangguan pada tanaman baik secara morfologi maupun
fisiologinya. (Al Jasser, 2010).
Untuk kebanyakan tanaman pangan, perubahan ketersediaan air
memiliki akibat yang lebih besar dibanding kenaikan suhu. Jika
terjadi pola hujan dengan suhu dan kadar CO2 yang tinggi justru
akan menguntungkan produksi tanaman pangan. Karena manfaat
peningkatan CO2 bagi tanaman adalah untuk fotosintesis (dalam
fotosintesis diperlukan CO2 dalam pembentukan karbohidrat/
asimilasi) (Chrisandini, 2006).Berdasarkan pengukuran pH tanah pada
setiap perlakuan, semua memiliki pH tanah yang hampir sama. Pada
tempat ternaung rata-rata nilai pH tanah sebesar 6,5, tempat semi
ternaung 6,75, dan pada tempat tidak ternaung rata-rata nilai pH
tanah sebesar 6,6. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pH
tidak akan terlau mempengaruhi variasi pertumbuhan Vigna radiata
pada masing-masing perlakuan karena nilainya yang tidak jauh
berbeda atau hampir sama. Pengaruh biologis langsung dari pengaruh
peningkatan CO2 pada produktifitas tanaman, sebagai sesuatu yang
tak terpisahkan dengan efisiensi fotosintesis, efisiensi penggunaan
air, dan penyerapan nitrogen (salah satu unsur makro yang berfungsi
sebagai komponen protein, asam nukleat, koenzim, dan klorofil)
terkait dengan sumberdaya iklim seperti cahaya, suhu, dan
kelembaban (Holum, 1992). Suhu secara signifikan mempengaruhi
biomassa. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suhu
dapat mempengaruhi pertumbuhan tergantung pada spesiesnya.
Pemanasan akan mempengaruhi pertumbuhan dan morfologi dari tanaman
yaitu dapat berupa luas daun, jumlah nodul, dan berat (Whittington
et al., 2012).Suhu merupakan faktor kunci yang mempengaruhi
penyebaran dan produktivitas tanaman. Suhu adalah salah satu faktor
iklim yang mengatur laju respirasi dan merupakan faktor yang tak
terkendali, yang memiliki efek langsung pada fotosintesis serta
pertumbuhan dan pengembangan tanaman. Suhu memiliki efek pada
distribusi geografis alami tanaman, kinerja fisiologis tanaman dan
produktivitas (Muhl et al., 2011).Berdasarkan hasil tersebut
diketahui bahwa variasi pertumbuhan dari beberapa parameter seperti
tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, warna daun dan warna
batang dipengaruhi oleh faktor-faktor klimatik, meskipun pH tanah
tidak terlalau berbeda jauh akan tetapi masih ada banyak faktor
kimatik lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanamana Vigna radiata,
seperti suhu udara, kelembaban udara, kelembaban tanah dan
intensitas cahaya.Daun adalah salah satu organ terpenting pada
tanaman. Fungsi utama daun adalah sebagai salah satu tempat
berlangsungnya sistem metabolisme pada tanaman yaitu fotosintesis.
Banyak sedikitnya daun pada tanaman berpengaruh pada pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Perlakuan naungan menunjukkan hasil atau
respon yang nyata terhadap luas daun dan jumlah daun tanaman Vigna
radiata. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di atas, dimana luas
daun terbuka (terkena matahari langsung) lebih besar daripada
tanaman ternaung dan semiternaung. Sedangkan hasil luas daun
ternaung dan semiternaung menunjukan hasil respon yang hampir sama.
Pada pengamatan jumlah daun, tanaman terbuka dan semiternaung
memberikan hasil jumlah daun yang lebih banyak dibanding pada
tanaman ternaung. Luas daun sangat berpengaruh pada aktifitas
fotosintesis tanaman. Daun yang permukaannya lebar akan menangkap
sinar matahari dalam jumlah yang banyak, sehingga memaksimalkan
laju fotosintesis tanaman.PENUTUPA. KesimpulanNaungan memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan tanaman Vigna
radiata. Naungan berpengaruh terhadap faktor klimatik yang akan
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Beberapa faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya yaitu cahaya, kelembaban,
dan suhu. Daerah tanpa naungan menyebabkan intensitas cahaya yang
tinggi dan suhu juga akan tinggi, namun kelembaban rendah. Naungan
akan menyebabkan tanaman tumbuh lebih cepat namun menunjukkan
gejala etiolasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Tanaman menjadi tidak kokok, tidak berwarna hijau, dan mudah mati.
Sebaiknya dalam menumbuhkan tanaman Vigna radiata dilakukan pada
daerah tidak ternaung karena tanaman akan lebih hijau dan subur hal
ini ditunjukkan dari hasil gravimetri.B. SaranDengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
menentukan tempat yang sesuai untuk menumbuhkan tanaman kacang
hijau terutama bagi para petani agar hasil panen lebih baik dan
tidak gagal panen karna tanaman yang mati. Penulis menyadari dalam
pembuatan laporan penelitian ini masih terdapat banyak kesalahan.
Semoga dengan adanya penelitian ini dapat memicu
penelitian-penelitian lain yang sejenis. DAFTAR PUSTAKAAl Jasser
Mohammad. 2010. Effect of Storage Temperatures On Mocrobial Load of
Some Dates Palm Fruit Sold in Saudi Arabia Market. Storrage
Temperatures on Microbial Dates. Vol.4 No.1
Bewley, J.D. and Black, M. 1994. SEEDS : Physiology of
Development and Germination. New York: Plenum Press
Burhan 2004. Ekologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Campbell. 2004. Biologi Jilid II Edisi Kelima. Jakarta:
ErlanggaChrisandini 2006. Tanaman Pangan. www. acehforum.or.id.
Diakses tanggal 20 April 2013
Cruz P (1997) Effect of shade on the growth and mineral
nutrition of C4 perennial grass under field conditions. Plant and
Soil 188:227-237
Daniel TW, Helm JW, Baker FS (1979) Principles of silviculture,
Edisi ke-2. Mc.Graw Hill, Inc., New York
Fachruddin. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Yogyakarta:
KanisiusHale MG, Orcutt DM (1987) The Physiology of plants under
stress. John Wiley and Sons, New York.
Haryanti, Sri. 2012. Pengaruh Naungan yang Berbeda terhadap
Jumlah Stomata dan Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes Rosea
Lindl. Buletin Anatomi dan Fisiologi. XVIII(1):41-48Kramer PJ,
Kozlowski TT (1979) Physiology of woody plant. Academic Press, New
York
Lee, K., E. M. Josse, A. Brown, Y. Gan, K. J. Halliday, I. A.
Graham, dan S. Penfield. 2010. Spatula Links Daytime Temperature
and Plant Growth Rate. Current Biology. 20: 1493-1497Levitt J
(1980) Responses of plants to environmental stresses.water,
radiation, salt, and other stresses. Vol. II. Academic Press, Inc,
London
Manggala, Dwipa. 2003. Pengaruh Inkubasi terhadap Perkecambahan
Tanaman. Pengaruh Inkubasi terhadap Perkecambahan Tanaman. Volume
16.No.1 (2003)
Marzuki, H.A Rasyid, Drs. dan Ir. Soeprapto H.S. 2001. Bertanam
Kacang Hijau. Jakarta: Penebar Swadaya
Muhl, Quintin E., Elsa S. Du Toit dan Petrus J. Robbertse. 2011.
Moringa oleifera (Horseradish Tree) Leaf Adaptation to Temperature
Regimes. International Journal Of Agriculture & Biology. 13:
10211024Sarmita, F., E.D. Hastuti, dan S. Haryanti. 2011.
Pertumbuhan Legume pada Ketinggian yang Berbeda. BIOMA. 13(2):
67-72Soekotjo W (1977) Silvikultur khusus. Akademi Ilmu Kehutanan
(AIK), Bandung
Suprapto, HS., 2007. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta: Penebar
SwadayaSuprapto, HS., 2007. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta: Penebar
SwadayaSutopo.L. 2004. Teknologi Benih. Rajawali Press.
JakartaTreshow ML (1970) Environment and plant response. Mc Graw
Hill Company, New York
Utomo. 2006. Ekologi Benih Karya Ilmiah.Sumatera Utara: Dept.
Kehutanan Universitas Sumatera Utara RepositoryWhittington, H.R.,
L. Deede, dan J. S. Powers. 2012. Growth Responses, Biomass
Partitioning, and Nitrogen Isotopes of Prairie Legumes in Response
to Elevated Temperatur and Varying Nitrogen Source in a Growth
Chamber Experiment. American Journal of Botany. 99(5):
838-846Williams CN, Joseph KT (1976) Climate, soil and crop
production in the humid tropes. Oxford University Press, Kuala
Lumpur, pp 177
Winarni, Endah, Rita Dwi Ratnani, Indah Riwayati. 2013. Pengaruh
Jenis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kopi. Momentum.
9(1):35-39Zhamal (2008) Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji
kacang hijau.
Faktor pertumbuhan tanaman: faktor internal dan faktor
eksternal
Naungan menyebabkan adanyan perbedaan faktor abiotik
Perbedaan faktor abiotik (suhu, kelembaban, intensitas cahaya)
menyebabkan perbedaan pertumbuhan pada tanaman
Perlakuan penanaman pada daerah ternaung, semi-ternaung, dan
daerah terbuka pada tanaman kacang hijau
Respon tanaman kacang hijau (Vigna radiata) terhadap perlakuan
naungan
Analisis data: perhitungan luas daun dengan metode gravimetri
dan analisis ANOVA
Pengamatan pertumbuhan (warna batang, warna daun, jumlah daun
yang muncul, tinggi tanaman dan luas permukaan daun)
_1463891355.xlsSheet1
NoParameterTernaungSemi ternaungTerbuka
M0M1M2M3M0M1M2M3M0M1M2M3
1Kelembaban tanah58707045687070557771.77045
2pH6.56.46.26.96.96.56.86.86.86.76.26.8
3Kelembaban udara858380816665646564666767
4Suhu udara2928.52828.53433313334363638
5Intensitas cahaya (x100lux)8382818248484749103104104105
Sheet2
NoParameterTernaungSemi ternaungTidak ternaung
M1M2M3M1M2M3M1M2M3
1Panjang daun3.383.23.764.354.134.044.784.386.03
2Lebar daun1.351.41.41.651.761.92.032.353.46
3Tinggi tanaman22.52426.7519.62431.0711.2717.8326.5
4Warna daunatas=hijau tuaatas=hijauatas=hijauatas=hijau
tuaatas=hijau tuaatas=hijau tuaatas=hijauatas=hijauatas=hijau
bawah= hijau mudabawah= putihbawah=putihbawah= hijau
mudabawah=hijaubawah=hijaubawah= hijaubawah=hijaubawah=hijau
6Warna batangputih kehijauanputih kehijauanputih kehijauanhijau
keputihanhijauhijauhijau mudahijauhijau
7
Sheet3
TempatPanjang daunLebar daunTinggi tanaman
(cm)(cm)(cm)
TernaungM13.381.3522.5
M23.21.424
M33.761.426.75
Semi ternaungM14.351.6519.6
M24.131.7624
M34.041.931.07
Tidak ternaungM14.782.0311.27
M24.382.3517.83
M36.033.4626.5
_1463889074.xlsSheet1
NoParameterTernaungSemi ternaungTerbuka
M0M1M2M3M0M1M2M3M0M1M2M3
1Suhu
2Kecepatan angin
3Kelembaban tanah58707045687070557771.77045
4pH6.56.46.26.96.96.56.86.86.86.76.26.8
5Kelembaban udara836566
6Suhu udara28.53336
7Intensitas cahaya82x10 lux48x100 lux104x100 lux
Sheet2
NoParameterTernaungSemi ternaungTidak ternaung
M1M2M3M1M2M3M1M2M3
1Panjang daun3.383.23.764.354.134.044.784.386.03
2Lebar daun1.351.41.41.651.761.92.032.353.46
3Tinggi tanaman22.52426.7519.62431.0711.2717.8326.5
4Warna daunatas=hijau tuaatas=hijauatas=hijauatas=hijau
tuaatas=hijau tuaatas=hijau tuaatas=hijauatas=hijauatas=hijau
bawah= hijau mudabawah= putihbawah=putihbawah= hijau
mudabawah=hijaubawah=hijaubawah= hijaubawah=hijaubawah=hijau
6Warna batangputih kehijauanputih kehijauanputih kehijauanhijau
keputihanhijauhijauhijau mudahijauhijau
7
Sheet3
TempatPanjang daunLebar daunTinggi tanaman
(cm)(cm)(cm)
TernaungM13.381.3522.5
M23.21.424
M33.761.426.75
Semi ternaungM14.351.6519.6
M24.131.7624
M34.041.931.07
Tidak ternaungM14.782.0311.27
M24.382.3517.83
M36.033.4626.5