Page 1
REVALUASI AKTIVA TETAPDISUSUN UNTUK MELENGKAPI TUGAS SEMINAR AKUNTANSI DAN
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen Pembimbing :
TOPOWIJONO, Drs, M.Si
19530704 1982121 001
Disusun oleh Penyaji Kelompok 5 kelas E :Amini Fitriatul Khusna (125030200111041)
Nindi Shinta Wati (125030200111044)
Sari Ariyanti (125030201111012)
Rizky Ariyanti (125030207111020)
Catur Sulistyowati (125030207111028)
Kartika Dwi Dian (125030200111157)
PRODI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
Page 2
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penilaian
Kembali (Revaluasi) Aktiva Tetap” ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih kepada
Bapak Topowijono, selaku Dosen mata kuliah Manajemen Pajak yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan berbagai
kendala,hambatan, dan tantangan, tetapi dengan kerja keras dan
ridho Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik, dan semua itu tidak lepas dari dukungan, bantuan,
dan dorongan dari orang-orang yang ada disekeliling kami, oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepadaAllah SWT, orang tua tercinta, dan semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sekalian sangat penulis harapkan guna
perbaikan kualitas dalam penyusunan makalah selanjutnya. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Revaluasi Aktiva Tetap 1
Page 3
Malang, 24 Februari
2015
Penulis
Revaluasi Aktiva Tetap 2
Page 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................... 1
DAFTAR ISI ............................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A..................................................Latar
Belakang ........................................ 3
B..................................................Perum
usan Masalah .................................... 3
C..................................................Tujua
n ............................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A..................................................Reval
uasi Aktiva Tetap ............................... 5
B..................................................Reval
uasi Aktiva Tetap menurut UU Pajak .............. 7
C..................................................Aktiv
a Tetap yang dapat Direvaluasi .................. 7
D..................................................Fungs
i dari Revaluasi Aktiva Tetap.................... 8
E..................................................Syara
t dalam Revaluasi Aktiva Tetap .................. 9
F..................................................Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam Revaluasi Aktiva
Tetap ........................................... 10
Revaluasi Aktiva Tetap 3
Page 5
G..................................................Metod
e Penerapan dari Revaluasi Aktiva Tetap ......... 11
H..................................................Alasa
n dalam melakukan Revaluasi Aktiva Tetap ........ 11
BAB V PENUTUP
A..................................................Kesim
pulan ........................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
Revaluasi Aktiva Tetap 4
Page 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya
dari sector privat (perusahaan) ke sektor public. Pemindahan
sumber daya tersebut akan memengaruhi daya beli (purchasing
power) atau kemampuan belanja (spending power) dari sektor
privat. Agar tidak terjadi gangguan serius terhadap jalannya
perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola
dengan baik.
Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan
penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran
Negara, baik pengeluaran rutin mapun pengeluaran pembangunan.
Sebaliknya bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan
mengurangi laba bersih. Minimalisasi beban pajak dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satu caranya dengan
melakukan revaluasi aktiva tetap terhadap perusahaan.
Dalam kondisi inflasi, perusahaan perlu mempertimbangkan
untuk melakukan revaluasi karena nilai buku sudah tidak bisa
mencerminkan harga pasar yang berlaku saat ini dimana harga-
harga barang secara keseluruhan mengalami kenaikan, maka nilai
buku dari aktiva/aktiva yang dimiliki perusahaan dipandang
tidak relevan lagi. Bukan hanya dalam keadaan inflasi, dalam
keadaan ekonomi normal pun sebenarnya nilai buku dianggap tidak
relevan karena tidak mencerminkan nilai aktiva/aktiva yang
sebenarnya.
Revaluasi Aktiva Tetap 5
Page 7
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan agar
pembahasan dapat lebih terarah pada pokok permasalahan, maka
selanjutnya dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. apa yang dimaksud dengan Revaluasi Aktiva Tetap?
2. bagaimana Revaluasi Aktiva Tetap menurut Undang-Undang Pajak?
3. apa saja aktiva tetap yang dapat direvaluasi?
4. apa saja fungsi dari Revaluasi Aktiva Tetap?
5. apa saja syarat dalam Revaluasi Aktiva Tetap?
6. apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Revaluasi Aktiva
Tetap?
7. bagaimana prosedur permohonan Revaluasi Aktiva Tetap?
8. apa saja alasan dalam melakukan Revaluasi Aktiva Tetap?
Revaluasi Aktiva Tetap 6
Page 8
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui konsep Revaluasi Aktiva Tetap.
2. untuk mengetahui Revaluasi Aktiva Tetap menurut Undang-Undang
Pajak.
3. untuk mengetahui aktiva tetap yang dapat direvaluasi.
4. untuk memahami fungsi Revaluasi Aktiva Tetap.
5. untuk mengetahui syarat dalam Revaluasi Aktiva Tetap.
6. untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Revaluasi Aktiva Tetap.
7. untuk mengetahui prosedur permohonan Revaluasi Aktiva Tetap.
8. untuk mengetahui alasan dalam melakukan Revaluasi Aktiva Tetap.
Revaluasi Aktiva Tetap 7
Page 9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi merupakan salah satu cara untuk mewajarkan nilai
aktiva/aktiva yangdimilki perusahaan dan seringkali digunakan
untuk menghemat pajak yang harus dibayar.
Aktiva Tetap merupakan aktiva berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
disewakan kepada pihak lain, atau tujuan administratif dan
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
(SAK-ETAP).
Revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali aktiva
tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aktiva
tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai aktiva
tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh
devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aktiva tetap dalam
laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.
(Waluyo, 2011)
Pada dasarnya penilaian kembali aktiva tetap dilakukan
berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap tersebut
pada saat penilaian dengan menggunakan metode penelitian yang
lazim berlaku di Indonesia dan dilakukan oleh perusahaan
penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah. Jika nilai
wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang
diakui oleh Pemerintah tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya maka Direktur Jenderal Pajak akan menetapkan kembali
nilai pasar atau nilai wajar asset yang bersangkutan.
Revaluasi Aktiva Tetap 8
Page 10
Biasanya revaluasi aktiva dilakukan pada saat akan go publik,
menambah modal dengan menerbitkan tambahan saham,
restrukturisasi, akuisisi atau dalam rangka kuasi reorganisasi.
Salah satu tujuan revaluasi adalah agar nilai aktiva perusahaan
menunjukkan kondisi yang sebenarnya, sehingga entitas dapat
menjual sahamnya dengan harga yang lebih tinggi, atau memiliki
nilai yang tinggi pada saat diakuisisi pihak lain.
Penerapan metode revaluasi dilakukan untuk aktiva tetap dalam
kelompok yang sama. Tidak ada penjelasan rinci pengertian
kelompok yang sama, namun secara implisit dapat dikatakan jika
suatu entitas memiliki aktiva tetap yang disajikan dalam satu
kelompok, maka model penilaian yang digunakan harus sama.
Sebagai contoh jika induk menggunakan metode revaluasi maka
konsekuensinya anak perusahaan untuk kelompok aktiva tanah
harus menggunakan metode revaluasi. Namun untuk peralatan,
apakah dianggap satu kelompok atau dapat menggunakan sub
kelompok misal kendaraan, mesin, peralatan kantor, tidak ada
pedoman yang mengaturnya.
Pada saat melakukan revaluasi, selisih antara nilai tercatat
aktiva dan nilai hasil revaluasi akan dibukukan sebagai surplus
revaluasi. Revaluasi tidak diakui dalam laporan laba rugi tahun
berjalan tetapi merupakan komponen dalam laba rugi komprehensif
yang merupakan bagian dari ekuitas. Jika sebelum revaluasi
entitas telah melakukan penurunan nilai maka, akan dilakukan
pembalikan penurunan nilai sebelum diakui sebagai surplus
revaluasi. Jika revaluasi menghasilkan nilai yang lebih kecil
dari nilai aktiva tercatat maka penurunan nilai ini, pertama
akan mengurangi surplus revaluasi (jika ada), setelah tidak ada
Revaluasi Aktiva Tetap 9
Page 11
lagi baru akan mengurangi saldo laba. Dengan pencatatan seperti
itu, maka entitas akan mengakui penurunan nilai (impairment),
ketika revaluasi menghasilkan nilai aktiva lebih kecil dari
nilai terbawa (carrying value) dengan menggunakan metode biaya.
Surplus revaluasi yang telah disajikan ke saldo laba pada
saat aktiva tersebut dihentikan pengakuan atau disusutkan.
Surplus revaluasi akan dipindahkan ke saldo laba selama sisa
masa manfaat aktiva tersebut, jika aktiva tersebut dihentikan
pengakuan pemindahannya dilakukan sekaligus dari sisa surplus
revaluasi yang masih ada. Pemindahan dilakukan langsung dengan
mendebit surplus revaluasi dan kredit saldo laba tanpa melalui
laporan laba rugi.
Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup
reguler sehingga nilai tercatat aktiva tidak berbeda secara
signifikan dengan nilai wajarnya. Standar tidak menyebutkan
berapa tahun sekali, revaluasi dilakukan tergantung
perkembangan nilai wajar aktiva tetap. Jika harga tidak berubah
signifikan mungkin revaluasi dapat dilakukan tiga atau lima
tahun sekali, namun jika harga signifkan berubah revaluasi
mungkin dilakukan setiap tahun.
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aktiva dapat
dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar
(arm’s length transaction). Berdasarkan konsep nilai wajar, harga pasar
aktif merupakan nilai wajar yang ideal dan memiliki keandalan
yang tinggi, karena mudah diverifikasi. Namun jika tidak ada
harga pasar aktif, dapat digunakan nilai pasar terkini, harga
Revaluasi Aktiva Tetap 10
Page 12
pasar dari aktiva serupa, menggunakan pendekatan nilai kini
arus kas di masa depan atau dengan metode nilai opsi.
Khusus untuk menentukan nilai wajar dalam model revaluasi
aktiva tetap, standar secara eksplisit menyebutkan bahwa nilai
tanah, bangunan dilakukan oleh penilai independen yang
profesional berdasarkan bukti pasar. Sedangkan nilai wajar
pabrik dan peralatan menggunakan nilai pasar yang ditentukan
oleh penilai. Nama penilai harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
Apabila revaluasi dilakukan, akumulasi penyusutan dapat
diberlakukan dengan dengan dua cara yatu metode eliminasi dan
proporsional. Pertama dengan cara eliminasi, akumulasi
penyusutan ditutup sehingga diperoleh nilai buku aktiva, nilai
ini kemudian ditambah atau dikurangi sehingga nilainya menjadi
nilai hasil revaluasi aktiva yang terbaru. Kedua dengan cara
proporsional, dengan metode ini, nilai aktiva dan akumulasi
penyusutan akan dinaikkan nilainya sebesar rasio revaluasi
(rasio nilai hasil revaluasi dengan nilai buku).
B. Revaluasi Aktiva Tetap Berdasarkan Undang-Undang Pajak
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998
tanggal 14 Agustus 1998 dan Surat Edaran Dirjen Pajak No.
29/Pj.42/1998, menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
1. Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah WP Badan
dalam negeri yang terletak atau berada di Indonesia. Wajib
Pajak Badan dalam negeri adalah sekumpulan orang dan/atau
modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
Revaluasi Aktiva Tetap 11
Page 13
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk
apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, dana
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa,
organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis,
lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa
pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian
kembali. Kewajiban pajak yang dimaksud terdiri dari:
a. Pajak Penghasilan (PPh);
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM);
c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);
d. Bea Perolehan Hakatas Tanah dan/atau Bangunan.
C. Aktiva Tetap Yang Dapat Direvaluasi
Aktiva Tetap yang dapat direvaluasi, yaitu:
1. Aktiva tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok
bangunan, dan bukan bangunan yang tidak dimaksudkan untuk
dialihkan atau dijual.
2. Aktiva tersebut terletak atau berada diwilayah Indonesia.
3. Penilaian kembali dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva
tetap (revaluasi total) atau terhadap sebagian aktiva tetap
(revaluasi parsial) yang dimiliki perusahaan.
4. Penilaian kembali aktiva tetap dilakukan berdasarkan nilai
pasar atau nilai wajar aktiva tetap pada saat penilaian
dilakukan, yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau
penilai yang diakui oleh pemerintah.
Revaluasi Aktiva Tetap 12
Page 14
5. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh
perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh pemerintah
ternyata kemudian tidak mencaerminkan keadaan yang
sebenarnya, Dirjen Pajak akan menetapkan kembali nilai
pasar atau nilai wajar yang bersangkutan.
6. Selisih antara niali pasar atau nilai wajar dengan nilai
buku fiskal aktiva tetap yang dinilai kembali wajib
dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiskal
tahun berjalan dan sisa kerugian fiskal tahun-tahun
sebelumnya yang masih dapat dikompensasikan.
7. Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan
kompensasi kerugian dikenakan pajak penghasilan yang
bersifat final, sesebesar 10% .
8. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, pajak
penghasilan yang terhutang sebesatr 10% diatas, dapat
dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 tahun terhitung
sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap
perusahaan.
9. Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun
paling sedikit sebesar 20% dari jumlah pajak yang terutang,
kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.
10. Apabila WP melakukan penilaian kembali aktiva tetap
sebelum akhir tahun pajak, maka kerugian fiskal pada tahun
buku yang bersangkutan, diperhitungkan sampai dengan
dilakukannya revaluasi aktiva tetap tersebut.
11. Nilai pasar atau nilai wajar merupakan dasar
penyusutan aktiva mulai tahun pajak dilakukannya penilaian
Revaluasi Aktiva Tetap 13
Page 15
kembali aktiva tetap tersebut penyusutan dilakukan sesuai
dengan Pasal 11 UU Pajak Penghasilan.
12. Aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali
dan telah dikenakan Pajak Penghasilan tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain sebelum lewat jangka waktu 5 tahun
setelah dilakukannya penilaian kembali.
13. Apabila WP mengalihkan aktiva tetap tersebut sebelum
lewat jangka waktu 5 tahun, maka atas selisih penilaian
aktiva tetap tersebut tetap dikenakan Pajak Penghasian yang
terutang sebesar 10% dan tambahan Pajak Penghasilan yang
bersifat final sebesar 15%.
14. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aktiva
tetap tersebut dialihkan kepada pemerintah atau dialihkan
dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha.
D. Fungsi Revaluasi Aktiva Tetap
Fungsi melakukan Revaluasi Aktiva Tetap sebagai berikut:
1. Kondisi Kritis
Kondisi inflasi menyebabkan nilai historis aktiva
perusahaan jauh berbeda dengan kondisi pasarnya.
Terdepresiasinya rupiah dan terevaluasinya valas, nilai
nominal utang valas dalam Rupiah akan melejit tanpa
diimbangi oleh peningkatan nilai aktiva selain (kerugian)
selisih nilai tukar. Hal ini berakibat ketimpangan nilai
utang dengan ekuitas dan aktiva, karena aktiva dinilai
menurut harga perolehan (histoncal cost), sedangkan utang
dinilai menurut nilai tukar (valas) pasar. Sehingga,
Revaluasi Aktiva Tetap 14
Page 16
perusahaan melakukan revaluasi karena nilai buku sudah
tidak bisa mencerminkan harga pasar yang berlaku.
2. Dampak Revaluasi Terhadap PPh
a) Bagi pemerintah penilaian kembali aktiva dapat menambah
penerimaan negara yang berasal dari pajak penghasilan
badan
b) Bagi wajib pajak penilaian kembali aktiva dapat
digunakan sebagai sarana untuk menghemat pembayaran
pajak.
c) Kenaikan nilai aktiva tetap mengakibatkan naiknya beban
penyusutan aktiva tetap yang dibebankan ke dalam laba
rugi, atau dibebankan ke harga pokok produksi.
3. Meningkatkan Struktur Modal
Selisih lebih penilaian kembali aktiva juga meningkatkan
struktur modal sendiri, artinya perbandingan antara
pinjaman (debt) dengan modal sendiri (equity) atau Debt to
Equity Ratio (DER) menjadi membaik. Membaiknya DER pada
gilirannya perusahaan dapat menarik dana baik melalui
pinjaman dari pihak ketiga atau melalui emisi saham. Dengan
meningkatnya struktur modal suatu perusahaan maka kontrol
perusahaan akan lebih baik.
4. Menggambarkan Nilai Wajar
a) Penilaian kembali aktiva tetap memberikan keuntungan dan
kerugian bagi pemakai laporan keuangan menerima
informasi yang lebih akurat.
b) Pemilik perusahaan (Owner) harus mempertimbangkan
manfaat dan kerugian dimasa sekarang dan dimasa
mendatang.
Revaluasi Aktiva Tetap 15
Page 17
E. Syarat Revaluasi Aktiva Tetap
Syarat-syarat merevaluasi aktiva tetap sebagai berikut:
1. WP badan dalam negeri (PT, CV, BUMN, Koperasi, Yayasan).
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri yang
menyelenggarakan pembukuan tidak termasuk WP yang dapat
melakukan revaluasi.
2. Telah memenuhi kewajiban pajak sampai dengan masa pajak
terakhir sebelum melakukan revaluasi. Kewajiban pajak
tersebut adalah :
a. SPT Masa atau Tahunan, sepanjang belum ada SKP.
b. SKP, walaupun Wajib Pajak mengajukan keberatan dan belum
ada keputusan keberatan.
c. Keputusan Keberatan, walaupun WP mengajukan banding dan
belum ada putusan Banding dari pengadilan pajak.
3. Keputusan PK dari MA.
4. STP, walaupun WP mengajukan permohonan pengurangan /
penghapusan sanksi administrasi atau pembetulan kembali
pembetulan STP, tetapi belum mendapatkan keputusan.
5. Yang dapat dinilai kembali aktiva tetap berwujud yang
berada di Indonesia dan dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek
pajak. Aset Tetap SGU dengan hak opsi tidak dapat
direvaluasi sebelum menggunakan hak opsi, aktiva tidak
berwujud tidak dapat direvaluasi.
6. Dapat dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap atau
sebagian aktiva, dapat dilakukan setiap tahun atau satu
Revaluasi Aktiva Tetap 16
Page 18
kali dalam setahun. Dilakukan oleh perusahaan penilai yang
mendapat ijin pemerintah.
7. Penilaian kembali dilakukan perusahaan penilai atau
Penilai yang mendapat ijin dari Pemerintah. Penilaian
kembali dihitung atau dilakukan berdasarkan nilai pasar
atau nilai wajar yang berlaku pada saat penilaian kembali.
8. Dalam hal nilai revaluasi yang ditetapkan tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktorat
Jendral Pajak dapat menetapkan kembali nilai revaluasi.
Setelah WP melakukan revaluasi dan sudah mendapat
persetujuan dari KPP, kemudian dilakukan pemeriksaan,
pemeriksa pajak dapat melakukan koreksi nilai revaluasi,
dengan hasil :
a. Nilai revaluasi lebih rendah daripada harga pasar
b. Nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar.
9. Apabila nilai revaluasi lebih tinggi daripada harga pasar
maka terdapat Selisih Lebih Revaluasi, yaitu Nilai Pasar (
Nilai Revaluasi ) dikurangi Nilai Buku Fiskal pada awal
bulan dilakukan revaluasi dan dikenakan pajak revaluasi
sebesar 10 % Final setelah dikurangi / dikompensasi
terlebih dulu dengan sisa kerugian fiskal.
10. Kompensasi Rugi Fiskal :
a. Tidak lebih dari 5 tahun.
b. Kalau belum dilakukan pemeriksaan pajak rugi fiskal
berdasarkan SPT WP.
c. Sudah ada SKP, berdasarkan SKP meskipun WP mengajukan
keberatan.
Revaluasi Aktiva Tetap 17
Page 19
11. Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh yang
terutang 10% dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama
5 tahun sejak dilakukan penilaian kembali aktiva tetap.
PPh yang harus dilunasi setiap tahun paling sedikit
sebesar 20%.
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Revaluasi Aktiva Tetap
1. Revaluasi Parsial atau Menyeluruh
Objek revaluasi adalah aktiva berwujud dalam bentuk tanah,
kelompok bangunan, dan bukan bangunan yang tidak dimaksudkan
untuk dialihkan atau dijual atau bukan barang
dagangan.Revaluasi parsial berarti perusahaan hanya
melakukan revaluasi atas sebagian asset tetap yang ada
sesuai pertimbangan perusahaan.Bagi perusahaan tertentu,
misalnya perusahaan perkebunan, revaluasi atas tanah tidak
menarik. Hal ini disebabkan adanya pembayaran PPh sebear 10%
atas selisih lebih penilaian kembali aktiva padahal tanah
tidak disusutkan, sehingga tambahan beban penyusutan tahun-
tahun mendatang hanya dari selisih lebih revaluasi ata asset
tetap selain tanah, padahal asset tanah nilainya paling
besar dibandingkan dengan yang lainnya. Dengn demikian,
perusahaan dapat melakukan revaluasi parsial sepanjang yang
tidak direvaluasikan adalah asset tetap berupa tanah yang
tidak disusutkan.
2. Pembayaran PPh Sebesar Sepuluh Persen yang Bersifat Final
Bagi perusahaan yang akan melakukan revaluasi perlu
melakukan penghitungan apakah membayar PPh 10% itu lebih
menguntungkan dibanding dengan tariff PPh badan sebesar 25%.
Revaluasi Aktiva Tetap 18
Page 20
Aktiva tetap yang sudah direvaluasi dan biaya penyusutan
akan mengurangi Penghasilan Kena Pajak (PKP). Umur aktiva
akan kembali seperti semula, meskipun sebenarnya telah
digunakan lebih dari separuh umur.
3. Pembayaran Pajak Selama Lima Tahun
Bagi perusahaan yang melakukan penggabungan usaha, PPh
sebesar 10% (sepuluh persen) yang terutang dapat dibayar
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun. Kemudian ini
sangat membantu likuiditas perusahaan yang melakukan
revaluasi dan kemudian melakukan penggabungan. Namun,
ketentuan ini bertentangan dengan Pasal 4 huruf b Keputusan
Menteri Keuangan No. 422/KMK.04/1998 yang menegaskan bahwa
Wajib Pajak yang melakukan penggabungan, peleburan, atau
pemekaran harus melunasi seluruh utang pajak dari tiap
perusahaan terkait.
G. Prosedur Permohonan Revaluasi Aktiva Tetap
Prosedur permohonan revaluasi :
1. Wajib pajak (WP) yang dapat mengajukan permohonan untuk
melakukan penilaian kembali aktiva tetap adalah WP Badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak termasuk WP yang
memperoleh ijin menyelenggarakan pembukuan dengan mata
uang asing.
2. Syarat-syarat pengajuan permohonan :
a. WP dapat mengajukan permohonan dengan syarat telah
memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa
pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian
kembali.
Revaluasi Aktiva Tetap 19
Page 21
b. Aktiva tetap yang dapat dinilai kembali adalah aktiva
tetap berwujud yang terletak atau berada di Indonesia
yang dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan.
c. Penelilaian kembali dapat meliputi seluruh atau sebagian
altiva tetap perusahaan termasuk aktiva tetap yang sudah
pernah dilakukan penilaian kembali berdasarkan ketentuan
yang berlaku. Dan hanya dapat dilakukan penilaian
kembali paling banyak satu (1) kali dalam satu tahun
buku.
d. WP yang melakukan penilaian kembali aktiva tetap wajib
mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah yang
membawahi KPP tempat WP terdaftar (KPP domisili) paling
lambat 30 hari kerja setelah tanggal dilakukan penilaian
kembali aktiva tetap dengan melampirkan :
Fotokopi surat ijin usaha jasa penilai yang
dilegalisir oleh instansi pemerintah yang berwenang
untuk menerbitkan surat ijin usaha tersebut.
Laporan penilaian perusahaan jasa penilai atau ahli
penilai profesional yang diakui pemerintah.
Daftar Penilaian Kembali aktiva tetap perusahaan
untuk tujuan perpajakan.
Laporan keuangan tahun buku terakhir sebelum
penilaian kembali aktiva tetap yang telah diaudit
oleh akuntan publik.
Surat keterangan tidak mempunyai tunggakan pajak dari
KPP tempat WP terdaftar.
Revaluasi Aktiva Tetap 20
Page 22
e. Permohonan WP yang terlambat diajukan atau tidak
dilengkapi dengan lampiran sampai dengan batas waktu
sebagaimana diatur tidak dapat dipertimbangkan.
f. Apabila permohonan WP menurut hasil penelitian telah
memenuhi persyaratan formal dan material, maka Kepala
Kantor Wialayah wajib menerbitkan Keputusan persetujuan
atau penolakan Direktur Jendral Pajak paling lambat 30
hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan WP.
g. Apabila setelah lewat batas waktu 30 hari kerja Kepala
Kantor Wilayah belum menerbitkan Keputusan persetujuan
atau penolakan, maka permohonan WP dianggap diterima dan
Kepala Kantor Wilayah wajib menerbitkan keputusan paling
lambat tiga (3) hari setelah tanggal berakhirnya batas
waktu tersebut.
H. Alasan dalam melakukan Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap 21
Page 23
Alasan Wajib Pajak melakukan Revaluasi Aktiva Tetap sebagai
berikut:
1. Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan
perusahaan dalam proses pencarian dana, baik melalui
pinjaman bank maupun pinjaman saham (go public);
2. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang
sehingga deductibie expense dimasa datang semakin besar dan
beban pajak semakin kecil;
3. Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun
biaya sehingga mencerminkan kemampuan perusahaan yang
sebenarnya dalam menghasilkan laba;
4. Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan
perusahaan yang sebenarnya.
Revaluasi Aktiva Tetap 22
Page 24
I. Contoh Kasus Revaluasi Aktiva Tetap
Contoh Kasus 1
Pada tanggal 1 Januari 2003 PT. PQR melakukan penilaian
kembali aktiva perusahaan. Posisi aktiva perusahaan pada
tanggal tersebut adalah sebagai berikut :
Untuk tahun 2002 PT. PQR memperoleh laba sebesar Rp.
200.000.000. Tahuntahun sebelumnya PT. PQR mencatatatkan
kerugian sebagai berikut:
Pembahasan:
PT. PQR terlebih dahulu
mengkompensasikan laba tahun 2002 sebesar Rp. 200.000.000
Revaluasi Aktiva Tetap 23
Aktivatetap
Nilai BukuFiskal Nilai Pasar Selisih Lebih
Tanah Rp. 2.000.000.000
Rp. 2.500.000.000
Rp. 500.000.000
Bangunan Rp. 200.000.000
Rp. 450.000.000
Rp. 250.000.000
Mesin Rp. 1.000.000.000
Rp. 8.000.000.000
Rp. 7.000.000.000
Rp. 3.200.000.000
Rp. 10.950.000.000
Rp. 7.750.000.000
Tahun Kerugian
1995 Rp.200.000.000
1996 Rp.300.000.000
1997 Rp.250.000.000
1998 Rp.2.000.000.000
1999 Rp.3.000.000.000
2000 Rp.200.000.000
2001 Rp.100.000.000
Page 25
dengan rugi tahun 1997 sebesar Rp. 250.000.000 sehingga sisa
rugi tahun 1997 adalah
Rp. 50.000.000.Kemudian selisih revaluasi dikompensikan
dengan urutan sebagai berikut:
Selisih Lebih Kompensasi Kerugian Sisa Selisihlebih
Rp.7.750.000.000
Th. 2001 Rp.100.000.000
Rp.7.650.000.000
Rp.7.650.000.000
Th. 2000 Rp.200.000.000
Rp.7.450.000.000
Rp.7.450.000.000
Th. 1999 Rp.3.000.000.000
Rp.4.450.000.000
Rp.4.450.000.000
Th. 1998 Rp.2.000.000.000
Rp.2.450.000.000
Rp.2.450.000.000
Th. 1997 Rp.50.000.000
Rp.2.400.000.000
PPh Revaluasi aktiva tetap = 10% x Rp. 2.400.000.000 = Rp.
240.000.000 (Final)
Apabila revaluasi tersebut dilakukan dalam rangka
penggabungan usaha merger atau konsolidasi, maka PPh Final
sebesar Rp. 240.000.000 dapat diangsur sampai 5 tahun minimal
20%/tahun.
Revaluasi Aktiva Tetap 24
Page 26
Contoh Kasus 2
Studi Kasus
PT (Persero) Angkasa Pura
Laba rugi perusahaan PT. Angkasa Pura adalah Rp.
4.464.157.000 sebelum dikenakan Pajak Penghasilan (PPh)
terhadap Badan dengan pengenaan tarif pajak Badan
sebesar 25%. Dengan demikian besarnya PPh Terhutang PT.
(Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandar Udara Sam
Ratulangi sesuai dengan tarif pajak PPh Pasal 17 ayat 2 (a)
adalah sebagai berikut :
25% x Rp.4.464.157.000 = Rp. 1.116.039.250
Revaluasi Aktiva Tetap 25
Page 27
Pengaruh Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Laba Kena Pajak
Laporan laba rugi sebelum PPh badan sebesar Rp.3.084.186.000.
Perhitungan PPh Terhutang adalah:
25% x Rp.3.084.186.000 = Rp. 771.046.500
Tarif PPh Final :
10% x Rp.59.226.358.127,78 = Rp. 5.922.635.812,77
Final ditambah dengan PPh badan yaitu sebesar
Rp.6.693.682.312.77
Perbandingan Pengenaan Pajak Sebelum Melakukan Dan Melakukan
Revaluasi Aktiva Tetap
Sebelum MelakukanRevaluasi
MelakukanRevaluasi
Biaya PPh Final Revaluasi 0 5.922.635.
812,77
Laba Kena Pajak 4.464.157.000
3.084.186.000
Beban Pajak 1.116.039.250 771.046.500
Dikarenakan biaya PPh final revaluasi lebih besar daripada
beban pajak , maka beban pajak dihapuskan menjadi Rp. 0.
Biaya PPh final revaluasi dapat di angsur sampai 5 tahun.
Namun sebaiknya , PT. Angkasa Pura I sebelum melakukan
revaluasi terhadap aktiva tetap perusahaannya, sebaiknya
dilakukan pertimbangan terlebih dahulu, dimana dapat
dilakukan dengan cara membandingkan besarnya pajak yang
dibayar apabila melakukan revaluasi dan tidak melakukan
revaluasi aktiva tetapnya, apabila jumlah pajak PPh Final dan
PPh Badan yang dibayar lebih besar dari pada jumlah pajak
dengan tidak melakukan revaluasi aktiva tetap (PPh
Badan), maka perusahaan tidak perlu melakukan revaluasi
Page 28
melalui aktiva tetap dengan melihat kembali peraturan yang
berlaku dan nilai pasar wajar aktiva tetap perusahaan yang
ada dan menghasilkan nilai wajar yang sesuai dan mendapatkan
total beban pajak yang sebenarnya.
27
Page 29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Revaluasi aktiva tetap merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai salah satu
cara pelaksanaan tax planning yang bertujuan untuk
meringankan beban kerugian perusahaan.
Revaluasi aktiva tetap secara umum akan menghasilkan
kenaikan nilai pasar wajar yang merupakan nilai aktiva
pada tahun berjalan dan biaya disusutkan aktiva.
Kenaikan biaya penyusutan akan menurunkan laba usaha
yang berdampak pada pengurangan beban PPh badan. Pada
aktiva tanah, tidak dapat menghemat pajak karena
aktiva tanah tidak dapat disusutkan, sedangkan untuk
aktiva berwujud lainnya dapat menghemat pajak karena
pada aktiva tersebut dapat disustkan
Ketentuan pajak mengharuskan revaluasi dilakukan atas
seluruh aktiva tetap yang dimiliki oleh satu wajib pajak
bukan satu kelompok aktiva suatu entitas seperti dalam
ketentuan dalam standar akuntansi. Akuntansi
mengharuskan revaluasi dilakukan secara reguler namun
pajak justru melarang dilakukan revaluasi sebelum lima
tahun.
Namun kedua pengaturan revaluasi menggunakan dasar
penilaian nilai wajar atau nilai pasar yang ditetapkan
oleh penilai independen. Bagi entitas revaluasi akan
menimbulkan dua biaya besar yaitu biaya jasa penilai dan
28
Page 30
pajak final yang dibayarkan pada saat revaluasi
dilakukan. Sedangkan menurut akuntansi selisih penilaian
tersebut tidak diakui dalam laba rugi tetapi sebagai
komponen ekuitas pada akun laba rugi komprehensif.
Jika entitas berpegang pada aturan dalam standar
akuntansi, maka secara otomatis tidak akan ada
perusahaan yang akan melakukan revaluasi menurut
ketentuan perpajakan dan di sisi lain perusahaan juga
akan jarang memilih menggunakan metode revaluasi.
Praktik revaluasi yang hanya dilakukan sesekali
menyalahi standar akuntansi sehingga ketentuan pajak
sulit diterapkan. Jika perusahaan akan melakukan
revalusi menurut ketentuan akuntansi dan pajak
menganggap itu sebagai revaluasi yang diijinkan maka
entitas akan keberatan membayar pajak final 10%, maka
entitas tidak akan ada yang melakukan revaluasi karena
biaya pajak dan jasa penilai tidak sebanding dengan
manfaat yang diperoleh.
Walaupun konsep revaluasi akan membuat laporan
keuangan lebih relevan dalam pengambilan keputusan,
namun dalam pratik masih sulit untuk dilakukan.
Penyajian nilai wajar aktiva tetap dengan memindahkan
biaya penilaian aktiva kepada entitas penyusun dirasakan
masih sangat mahal, sehingga lebih baik mekanismenya
seperti praktik yang sekarang ini ada. Jika pengguna
informasi membutuhkan informasi nilai wajar aktiva,
cukuplah pengguna tersebut yang menyewa jasa penilai
untuk melakukan apraisal namun informasi tersebut untuk
29
Page 31
keperluan internal pengguna. Dalam praktik entitas tetap
akan memilih menggunakan metode biaya dalam mencatat
aktiva tetapnya. Kesulitan akan muncul saat perusahaan
melakukan IPO dan menginginkan posisi keuangannya
mencerminkan kondisi perusahaan, mungkin teknik
penggabungan usaha dan akuisisi dapat digunakan sebagai
alternatifnya.
30
Page 32
DAFTAR PUSTAKA
Unikom, 2013.Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu.
Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak . Edisi Revisi 5.
Jakarta: Salemba Empat.
C Katuk, Yolanda. 2013. Analisis Perencanaan Pajak Melalui Revaluasi
Aktiva Tetap Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sam Ratulangi. Jurnal
Emba. Vol 1 No.3.
31