PENJUALAN CICILAN DAN KONSINYASI AKUNTANSI B Nama Kelompok : 1. Cyndi Febe Sinlae ( 13430 2. Risma Rusnawati N.K. ( 13430 3. Gita Galuh Ismaningrum ( 13430 4. Devinda Mulyantini ( 13430 5. Harbela Catri O. ( 1 ) 6. Nur Fitri Wulan ( 13430
PENJUALAN CICILAN DAN
KONSINYASI
AKUNTANSI B
Nama Kelompok:1. Cyndi Febe Sinlae ( 13430088 )2. Risma Rusnawati N.K. ( 13430097 )3. Gita Galuh Ismaningrum ( 13430105 )4. Devinda Mulyantini ( 13430214 )5. Harbela Catri O. ( 13430094 )6. Nur Fitri Wulan ( 13430224 )
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015 - 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Penjualan
Cicilan dan Konsinyasi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
PENULIS
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I
Pendahuluan...........................................................................................................4
Ruusan masalah .....................................................................................................5
Tujuan.....................................................................................................................5
Manfaat ..................................................................................................................5
BAB II METODE PENETAPAN LABA KOTOR PADA PENJUALAN CICILAN
A. Laba Kotor dalam Periode Penjualan ......................................................................6
B. Penetapan laba Kotor dalam Periode Penagihan Per Kas .........................................6
BAB III METODE CICILAN
A. Penjualan Harta Benda Tak-Gerak dengan Dasar Cicilan ........................................7
B. Penjualan Barang Dagangan Berdasarkan Cicilan ...................................................9
C. Prosedur Altenatif Untuk Menghitung Laba Kotor Yang Direalisai.........................11
D. Penggunaan Buku Harian Khusus Pada Pencatatan Penjualan Cicilan....................11
E. Penetapan Umur Piutang Dalam Akuntansi Dengan Metode Cicilan ......................12
F. Penyusunan Laporan Keuangan Pada Penggunaan Metode Cicilan .........................12
G. Penjualan Cicilan Dengan Tukar Tambah (Trade-In)...............................................15
H. Ketidakmampuan Mmebayar dan Pemilikan Kembali.............................................16
I. Penggunaan Metode Cicilan....................................................................................16
BAB IV BUNGA ATAS KONTRAK PENJUALAN
A. Bunga Berkala atas Saldo Pokok yang terhutang Antara Periode Cicilan................18
B. Bungan Berkala Atas Masing-masing Cicilan yang Jatuh Tempo ...........................19
C. Pembayaran berkala dalam Jumlah yang Sama yang Menyatakan
Bunga dan Saldo Pokok ........................................................................................21
D. Bunga Berkala yang dihitung Atas Pokok Awal ....................................................22
BAB V SIFAT KONSINYASI...........................................................................................23
BAB VI AKUNTANSI UNTUK KONSINYASI
A. Akuntansi untuk Konsinyasi yang Telah Selesai...........................................................25
B. Akuntansi Untuk Konsinyasi yang Tidak Diselesaikan Dengan Tuntas ......................30
C. Pengiriman Kembali Barang Konsinyasi.......................................................................32
D. Prosedur Akuntansi Alternatif.......................................................................................32
BAB VII SOAL DAN JAWABAN...................................................................................33
KESIMPULAN................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................393
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya penjualan terbagi dalam tiga jenis yaitu penjualan tunai, penjualan kredit
(cicilan), dan penjualan konsinyasi. Penjualan secara tunai adalah penjualan yang dilakukan dengan
cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran barang terlebih dahulu sebelum barang yang
dipesan diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli tersebut. penjualan kredit (cicilan) adalah
penjualan dilakukan dengan mennyerahkan barang yang dipesan, dimana perusahan hanya menerima
sebagian harga barang yang dibayarkan dan sisanya diangsur sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh penjual. penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dengan cara
menitipkan barang kepada pihak lain atau penjualan konsinyasi juga sering disebut dengan penjualan
titipan.
Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang
menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi
tertentu. Pemilik yang memiliki barang atau yang menyerahkan barang disebut dengan pengamanat
atau konsinyor (consignor), sedangkan pihak yang menerima barang disebut dengan komisioner atau
konsinyi (consignee). Bagi konsinyor barang yang dititipkan kepada konsinyi untuk dijualkan disebut
barang konsinyasi. (Hadori Yunus – Harnanto 2008 : 34)
untuk menjamin hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi menyangkut antara
pihak pemilik dan agen penjual,maka dibuat perjanjian atau ketentuan-ketentuan tertulis yang
mengatur pelaksanaan kerja sama yang mencakup hal-hal sebagai berikut yaitu syarat pembayaran
dan penyerahan barang, pemeliharaan dan penyimpanan penanganan persediaan barang konsinyasi,
pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang tidak ditagih, penyelesaian
keuangan oleh pihak konsinyi kepada konsinyor dan jangka waktunya, pembagian komisi penjualan
untuk kedua belah pihak, laporan yang harus dikirimkan oleh konsinyi kepada konsinyor. (artikel
Bisnis Ekonomi :2007)
Selain dalam penentuan pembagian komisi, penjualan konsinyasi tidak terlepas dari
pencatatan aktivitas penjualan karena dalam prinsipnya pendapatan pada konsinyi diakui pada saat
ada bukti nota penjualan terhadap barang-barang konsinyasi yang dikeluarkan oleh konsinyi kepada
pihak ketiga. Karena banyaknya tipe barang konsinyasi, hal ini menyebabkan seringnya terjadi salah
pencatatan antara penjualan konsinyasi dan penjualan biasa.
Selain beberapa ketentuan dan pencatatan yang terdapat dalam perjanjian diantara kedua
pihak tersebut, undang-undang keagenan juga mengatur ketetapan hak kedua pihak yaitu hak milik
barang tetap berada pada ditangan konsinyor pada saat pengiriman barang. Konsinyor tidak mencatat
sebagai penjualan barang dan sebaliknya konsinyi tidak mencatatnya dalam pembelian. Hak milik
4
baru berpindah tangan jika, barang tersebut telah terjual oleh pihak konsinyi kepada konsumen, pada
saat ini konsinyor akan mencatatnya sebagai penjualan dan menimbulkan piutang pada konsinyi, dan
sebaliknya konsinyi mencatatnya sebagai sebagai pembelian atau pendapatan komisi atas penjualan
barang konsinyasi.
Dalam metode pencatatan penjualan konsinyasi terdapat dua metode pencatatan yaitu
pencatatan penjualan secara terpisah dan tidak terpisah dalam bentuk ayat jurnal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja metode penetapan laba kotor pada penjualan cicilan ?2. Apa saja persetujuan atas pembayaran bunga berkala ?3. Apa hak dan kewajiban dari konsinyi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami metode penatapan laba kotor pada penjualan cicilan
2. untuk memahami persetujuan atas pembayaran bunga berkala
3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban konsinyi
1.4 Manfaat
Mahasiswa :
1. agar mahasiswa memahami tentang penjualan cicilan dan konsinyasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
METODE PENETAPAN LABA KOTOR
PADA PENJUALAN CICILAN
Ada 2 pendekatan yang diambil pada penetapan laba kotor atau penjualan cicilan :1. Laba kotor dapat dikaitkan dengan periode penjualan yang terjadi.2. Laba kotor dapat dikaitkan dengan periode penagihan per kas atau kontrak cicilan.
1. Laba Kotor dalam Periode Penjualan
Laba kotor dapat kita tetapkan pada saat penjualan, saat dimana barang – barang ditukarkan dengan klaim yang secara hukum dapat dipaksakan terhadap pelanggan atau konsumen. Prosedur ini membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut penyelenggaraan penjualan piutang tak tertagih, pada saat penjualan.
Hal ini dilakukan dengan jalan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan dan dengan mengkredit penyisihan untuk beban yang diantisipasi. Penetapan laba kotor atas penjualan dalam periode di mana penjualan itu terjadi relatif mudah diterapkan dan sehat darisudut teori.
2. Penetapan Laba Kotor dalam Periode Penagihan Per Kas
Prosedur penetapan laba kotor dalam periode penagihan perkas adalah sebagai berikkut : Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok. Penagihan dipandang sebagai realisasi laba. Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokokdan realisasi laba.
Pada metode bagian ketiga diatas, mengharuskan penetapanlaba kotor sebanding dengan penagihan, disebut sebagaiakuntansi dengan metode atau dasar cicilan. Apabila laba kotordipandang sebagai kontingen pada penagihan per kas, makapenetapan laba kotor atas keseluruhan periode penagihan dapatdidukung dibandingkan dengan prosedur alternatif tersebut.
6
METODE CICILAN
Pada metode cicilan dalam perkiraan, maka selisih antara harga jualkontrak dan harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotoryang ditangguhkan. Saldo ini ditetapkan sebagai pendapatan,yang secara berkala membandingkan periode penagihan uangkas terhadap harga jual. Dengan kata lain,prosentase laba kotorawal atas penjualan diperhitungkan pada penagihan berkala untuk menentukan jumlah yang harus ditetapkan sebagai pendapatan.
Pada tiap akhir periode saldo laba kotor yang ditangguhkan,yang masih terdapat dalam buku – buku sama denganpersentase laba kotor yang diperhitungkan atas saldo piutangcicilan pada tanggal itu.Penangguhan laba kotor, pada dasarnya menyatakanpenangguhan hasil penjualan yang disertai denganpenangguhan harga pokok penjualan.Penangguhan laba kotor dapat menyatakan penangguhan biayayang dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan
Akuntansi dengan metode cicilan biasanya berarti penangguhanlaba kotor tetapi penetapan biaya penjualan dari administrasidalam periode pengeluarannya. Metode cicilan yang melaporkan laba kotor, dapat digunakanuntuk tujuan pajak penghasilan dalam harta benda tak-gerak pribadi, oleh agen–agen penjual yang secara teratur melakukanrencana penjualan cicilan.
A. Penjualan Harta Benda Tak-Gerak dengan Dasar Cicilan
Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Oktober 1986, Westwood Realty Co. menjual harta benda miliknya, yang nilai bukunyasebesar $30.000, kepada S.F.West dengan harga $50.000.Perusahaan ini menerima per kas $10.000 pada tanggal ituuntuk penjualan ini dari wesel hipotik sebesar $40.000 yangdapat dibayar dalam 20 kali cicilan semesteran @$2.000ditambah bunga 12% atas pokok yang belum dibayar. Komisidan biaya lainnya atas penjualan ini berjumlah $1.500 dibayar.Cicilan reguler pokok dan bunga atas wesel hipotik diterima olehpihak penjual dalam tahun berikutnya,tahun 1987. Ayat – ayat jurnal dibawah ini akan tercantum dalam bukuperusahaan(buku pihak penjual) jika:
1. Laba kotor ditetapkan dalam periode penjualan.2. Laba kotor ditetapkan berkala yang sebanding denganpenagihan.Jika ternyata pembayaran kontrak tidak dipenuhi, maka pihak penjualmengambil
tindakan untuk memiliki kembali harta benda yang telahdijual. Ayat jurnal yang harus disusun pada pemilikan kembali hartabenda tersebut tergantung pada metode yang digunakan semula dalammencatat laba atas penjualan.Jika laba atas penjualan ditetapkan pada waktu penjualan terjadi, maka Ayat jurnal harus menunjukkan perolehan kembali harta benda inimenurut nilai pasar, pembatalan saldo klaim terhadap pihak pembeli,dan keuntungan atau kerugian dari pemilikan kembali harta bendatersebut.
Jika laba ditetapkan dengan metode cicilan, maka pembatalan saldoklaim terhadap pihak pembeli harus disertai dengan pembatalan saldolaba kotor yang ditangguhkan;harta benda masih dicatatdengan nialipasar wajarnya, tetapi keuntungan atas kerugian atas pemilikankembali diukur dengan selisih antara pos harta benda yang ditetapkandan saldo kontrak cicilan yang dibatalkan.
7
Transaksi AyatJurnalLabadalamperiodepenjualan Labadalamperiodepembayaranditerim
a1 Oktober1986Dijualgedungnilaibuku $30.000 denganharga $ 50.000
Piutang $ 50.000 Gedung $ 30.000 Keuntunganatas Penjualan $ 20.000
Piutang $ 50.000 Gedung $ 30.000 Labakotor yang Ditangguhkan $ 20.000
Diterimauangmuka $10.000 danwesel $ 40.000
Kas $ 10.000Wesel $ 40.000 Piutang $ 50.000
Kas $ 10.000Wesel $ 40.000 Piutang $ 50.000
Dibayarbiayapenjualan $ 1.500 Biayapenjualan $ 1.500 Kas $ 1.500
Biayapenjualan $ 1.500 Kas $ 1.500
31 Desember1986Menyesuaikanperkiraanuntuk:
1. Bunga yang masihharusditerimaatasweseluntuk 3 bulan $1.200
2. Pelaporanlabakotor yang direalisasi
Piutangbunga $ 1.200 Pendapatanbunga 1.200
Piutangbunga 1.200 Pendapatanbunga 1.200Labakotor yangDitangguhkan 4.000 Labakotor yang Direalisasi 4.000
Menutupperkiraan nominal KeuntungaatasPenjualan 20.000PendapatanBunga 1.200 Biayapenjualan 1.500 Ikhtisarlabarugi 19.700
Labakotor yang Direalisasi 4.000PendapatanBunga 1.200 Biayapenjualan 1.500 Ikhtisarlabarugi 3.700
1 Januari1987Jurnalpembalikbunga yang masihharusditerimapadatanggal 31 desember1986
Pendapatanbunga 1.200 Piutangbunga 1.200
PendapatanBunga 1.200 Piutangbunga 1.200
1 April 1987Diterimacicilan semester ataswesel $2.000 danbungaataswesel 6 bulan
Kas 4.400 Wesel 2.000 Pendapatanbunga 2.400
Kas 4.400 Wesel 2.000 Pendapatanbunga 2.400
1 Oktober1987Diterimacicilan semester ataswesel $ 2.000 danbungaataswesel 6 bulan
Kas 4.280 Wesel 2.000 Pendapatanbunga 2.280
Kas 4.280 Wesel 2.000 Pendapatanbunga 2.280
31 Desember1987Menyesuaikanperkiraanuntuk:
1. Bunga yang masihharusditerimaatasweseluntuk 3 bulan $ 1.080
2. Pelaporanlabakotor yang direalisasi
Piutangbunga 1.080 Pendapatanbunga 1.080
Piutangbunga 1.080 Pendapatanbunga 1.080Labakotor yangDitangguhkan 1.600 Labakotor yang Direalisasi 1,600
Menutupperkiraan nominal Pendapatanbunga 4.560 Ikhtisarlabarugi 4.560
Labakotor yangDirealisasi 1.600Pendapatanbunga 4.560 Ikhtisarlabarugi 6.160
8
B. Penjualan Barang Dagangan BerdasarkanCicilan
Asumsikan bahwa neraca untuk Kelton Sales Co pada tanggal 1 Januari 1987 adalah
sebagai berikut:Kas………………………………........……..$25.000
Persediaan barang dagangan…...…..............$ 100.000
Piutang usaha(biasa)……………..................$15.000
Piutang usaha cicilan,thn 1976.....................$ 60.000
Piutang usaha cicilan,thn1975……...............$ 20.000
Total aktiva…………………………......…… $220.000
Hutang usaha ……………….....……………...….$40.000
Laba kotor yang ditangguhkan atas
penjualan cicilan,thn 1976……………......……… $ 22.000
Laba kotor yang ditangguhkan atas
Penjualan cicilan,thn 1975……………………...….$ 7.000
Modal saham …………………………………… $ 100.000
Laba yang ditangguhkan…………………………. $ 50.200
Total kewajiban dan modal…….………………. $220.000
Penjualan cicilan tahun 1986 dan tahun 1985 dilakukan dengantingkat laba kotor masing–masing sebesar 38% dan 35%.Pada tanggal 1 Januari 1987, dengan piutang usaha cicilantahun 1986 sebesar $60.000 yang masih ada, melaporkan laba kotor yang ditangguhkan sebesar 38% dari jumlah ini yaknisebesar $22.800, dengan piutang usaha cicilan tahun 1985 yangberjumlah sebesar $20.000, melaporkan laba kotor yangditangguhkan sebesar 35%dari jumlah ini atau sebesar $7.000. Transaksi dan ayat jurnalnya sebagai berikut :
Transaksi Ayat Jurnal
1 Januari-31 Desember
(1) Penjualan biasa, yang terdiri dari penjualn per kas
(tunai) $250.000, dan penjualan dengan kredit $200.000;
penjulan cicilan sebesar $150.000
Kas…............................ $ 250.000
Piutang Usaha (biasa).. $200.000
Penjualan Biasa……… $450.000
Piutang usaha cicilan 1982 $150.000
Penjualan Cicilan…….$ 150.000
(2) Penerimaan barang dagangan dengan kredit sebesar
$425.000
Pembelian…………. $425.000
Hutang Usaha…………. $425,000
(3) Penerimaan tambahan dari penjualan per kas dan dari
sumber sebagai berikut :
Piutang usaha Biasa…………….. $ 190.000
Piutang Usaha Cicilan 1987…… 80.000
Piutang Usaha Cicilan 1986…… 40.000
Piutang Usaha Cicilan 1985…… 15.000
Kas…………..………. $325.000
Piutang Usaha Biasa……$190.000
Piutang Usaha Cicilan, 1987…. $ 80.000
Piutang Usaha Cicilan, 1986…. $ 40.000
Piutang Usaha Cicilan, 1985…. $ 15.000
(4) Pembayaran Untuk :
Hutang usaha $435.000
Potongan yang diambil (5.000) $430.000
Biaya Operasi $120.000
Hutang Usaha………… $435.000
Biaya Operasi………… $120.000
Potongan Pembelian..…..…. $ 5.000
Kas……………………..….. $550.000
9
Penyesuaian dan Penutupan per 31 Des
(5) Untuk mencatat harga pokok barang yang berkaitan
denga penjualan cicilan $90.000
Harga pokok penjualan cicilan $ 90.000
Pengiriman Atas Penjualan cicilan…$ 90.000
(6) Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dan untuk
mencatat laba kotor atas penjualan cicilan untuk tahun itu,
$60.000 (40% dari penjualan cicilan)
Penjualan cicilan…………… $ 150.000
Harga pokok penjualan cicilan$ 90.000
Laba kotor yang ditangguhkan
atas penjualan cicilan tahun 1987…. $ 60.000
(7) Untuk mencatat laba kotor yang direalisasi sebagai
akibat dari penagihan atas piutang usaha cicilan tahun 1987,
1986 dan 1985 sebagai berikut :
Piutang usaha cicilan tahun 1987,
40 % dari $80.000……...……. $32.000
Piutang usaha cicilan tahun 1986,
38 % dari $40.000……...……. $15.200
Piutang usaha cicilan tahun 1985,
35 % dari $15.000……...……. $ 5.250
Laba kotor yang ditangguhkan
atas penjualan cicilan,
tahun1987$32.000
Laba kotor yang ditangguhkan
atas penjualan cicilan,
tahun1986..... $15.200
Laba kotor yang ditangguhkan
atas penjualan cicilan,
tahun1985.... $5.250
Laba kotor yang direalisasi
atas penjualan cicilan, tahun
1985-1987..... $52.450
(8) Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian,
potongan pembelian, den pengiriman penjualan cicilan
kedalam ikhtisar Rugi-laba, yang dengan demikian,
mengikhtisarkan barang-batang yang tersedia untuk
penjualan biasa ($430.000)
Ikhtisar rugi laba.... $430.000
Pengirman penjualan cicilan.$90.000
Potongan pembelian....$5.000
Persediaan barang dagangan
1 Januari 1987....$100.000
Pembelian....$425.000
(9) Untuk mencatat persediaan akhir yang dengan demikian,
mengikhtisarkan harga pokok barang yang berkaitan dengan
penjualan biasa ($310.000)
Persediaan barang dagangan
31 Desember 1987..... $120.000
Ikhtisar Rugi Laba.... $120.000
(10) Untuk menutup penjualan biasa kedalam Ikhtisar Rugi-
Laba yang dengan demikian, mengikhtisarkan laba kotor atas
penjualan ($140.000)
Penjualan (biasa)..... $450.000
Ikhtisar Rugi Laba..... $450.000
(11) Untuk menutup laba kotor yang direalisasikan atas
penjualan cicilan tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya
kedalam ikhtisar Rugi-Laba yang dengan demikian
mengikhtisarkan laba kotor ($192.450)
Laba kotor yang direalisasi
atas penjualan cicilan
Tahun 1985-1987..... $ 52.450
Ikhtisar rugi laba..... $52.450
(12) Untuk menutup biaya operasional kedalam ikhtisar rugi-
laba yang dengan demikian mengikhtisarkan laba bersih
sebelum pajak penghasilan ($72.450)
Ikhtisar rugi laba..... $120.000
Biaya operasi..... $120.000
10
(13) Untuk mencatat hutang pajak penghasilan yang
diperlukan sebesar 40% dari laba bersih sebelum pajak
$72.460, atau sebesar $28.980
Pajak penghasilan.....$28.980
Hutang Pajak penghasilan.....$28.980
(14) Untuk menutup biaya pajakl kedalam ikhtisar rugi-laba
yang dengan demikian mengikhtisarkan laba bersih
($43.470)
Ikhtisar rugi laba.....$28.980
Pajak penghasilan..... $28.980
(15) Untuk memindahkan laba bersih dan laba yang ditahan
($43.470)
Ikhtisar rugi laba.....$43.470
Laba yang ditahan..... $43.470
C. Prosedur Alternatif Untuk Menghitung Laba Kotor Yang Direalisasi
Laba kotor yang direalisasi dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah laba kotor yang ditangguhkan pada akhir periode dan mengurangkan perkiraan laba kotor yang ditangguhkan dari saldo ini. Dengan menggunakan data – data untuk Kenton Sales Co dimuka, prosedur ini ditempuh sebagai berikut:
Tahun 1987 Tahun 1986 Tahun 1985
Saldo laba kotor yang ditangguhkan sebelum penyesuaian.......................................................................Laba kotor yang ditangguhkanpada akhir tahun 1987:Atas piutang usaha cicilan tahun 1987,40% dari saldo yang tak-tertagih $70.000..............................................................................Atas piutang usaha cicilan tahun 1986,38% dari saldo yang tak-tertagih $20.000 ................................................Atas piutang usaha cicilan tahun 1985,35% dari saldo yang tak tertagih $5.000...................................................
Pengurangan dalam saldo laba kotor yang ditangguhkan pada akhir tahun 1987-laba kotor yang direalisasi sebagai akibat dari penagihan selama thn 1987............................
$ 60.000
$ 28.000
$32.000
$ 22.800
$ 7.600
$15.200
$ 7.000
$ 1.750
$ 5.250
D. Penggunaan Buku Harian Khusus Pada Pencatatan Penjualan Cicilan
Transaksi penjualan dan kas biasanya dicatat dalam buku hariankhususBuku harian khusus penjualan memuat kolom – kolom khususuntuk penjualan per kas, penjualan biasa dengan kredit, danpenjualan cicilan.
Buku harian penerimaan kas memuat sebuah kolom untukpenagihan atas piutang usaha dan juga kolom – kolom khususuntuk penagihan atas piutang usaha cicilan, untuk periodeberjalan(periode sekarang) dan periode sebelumnya.
Apabila laba kotor harus ditentukan menurut departemen,makabuku harian khusus dapat dimaksudkan sebagaipengelompokkan lebih lanjut dari penjualan, harga pokokpenjualan, dan piutang usaha cicilan serta penagihan olehmasing – masing departemen.
11
E. Penetapan Umur Piutang Dalam AkuntansiDengan Metode Cicilan
Dalam ilustrasi,perkiraan diselenggarakan baik untuk piutangusaha cicilan maupun untuk laba kotor yang ditangguhkan menurut tahun;penagihan dikaitkan dengan piutang usaha yang dikelompokkan menurut tanggal penjualan semula. Jika menggunakan sebuah perkiraan total laba kotor yang ditangguhkan dalam sebuah perkiraan tunggal,maka kita perlu menganalis dan mengelompokkan laba kotor yang tepat dapat ditetapkan pada total piutang usaha menurut tahun untuk menetapkan saldo laba kotor yang ditangguhkan.
F. Penyusunan Laporan Keuangan Pada Penggunaan Metode Cicilan
Neraca dari perusahaan yang melakukan penjualan cicilan mencakup piutang usaha cicilan dan saldo laba kotor yangditangguhkan atas penjualan cicilan.Apabila aktiva lancar yang dipegang mencakup sumber dayayang”layak diharapkan dapat direalisasi menjadi uang kas ataudijual atau dikonsumsi selama siklus operasi normalperusahaan”, maka piutang usaha cicilan memenuhi syaratuntuk dicantumkan sebagai piutang lancar.
Dalam melaporkan piutang usaha cicilan sebagai piutang lancarpengungkapan tanggal jatuh tempo kontrak penjualan cicilanakan memberikan penilaian dan gambaran yang lebih baikkepada para pembaca neraca mengenai posisi keuanganperusahaan; tanggal jatuh tempo harus diungkapkan dalamtanda kurung atau pun dalam catatan kaki, atau dapat kitacantumkan menurut tanggal jatuh tempo tahunan.
Berkaitan dengan pengelompkkan yang tepat atas saldo laba kotor yang ditangguhkan dalam neraca, maka saldo harus dilaporkan sebagai berikut :
(1) Sebuah pos kewajiban yang harus dimasukkan di bawah judul pendapatan yang ditangguhkan.
(2) Sebuah perkiraan penilaian aktiva yang harus dikurangkan dari piutang usaha cicilan.
(3) Sebuah pos modal yang harus dimasukkan sebagai bagian dari laba yang ditahan.Pendekatan yang menyatakan pengelopmpokkan kembali laba kotor yang
ditangguhkan kedalam tiga elemen yaitu :1) Penyisihan untuk beban yang kontinu, yang masih dalam penagihan piutang usaha
cicilan yang meliputi beban-beban yang timbul dari ketidakmapuan membayar dan pemilikan kembali. Penyisihan ini akan dikurangkan dari saldo piutang usaha cicilan.
2) Kewajiban pajak penghasilan atas bagian dari laba kotor yang belum ditetapkan dalam SPT pajak. Kewajiban pajak penghasilan ini tidak akan diakrualkan, karena jumlah ini akan menjadi jumlah yang harus dibayar hanya apabila piutang usaha cicilan itu direalisasikan menjadi uang kas dalam periode berikutnya.
3) Saldo yang menyatakan laba bersih, yang ditetapkan pada kontrak penjualan cicilan. Jumlah ini dapat dilaporkan sebagaisaldo laba yang ditahan, yang tidak harus digunakan sebagai dasar untuk dividen sampai piutang usaha cicilan ditagih( danditerima ).
12
Neraca perhitungan rugi-laba, dan skedul yang memberikan analisis laba kotor atas penjualan cicilan untuk perusahaan Kelton Sales Co, yang disusun pada akhir tahun 1987 diperlihatkan sebagai berikut:
Kelton Salos Co
Neraca
31 Desember 1987
Aktiva Kewajiban dan Modal Pemegang Saham
Aktiva Lancar :
Kas. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . $50.000
Piutang Usaha(biasa). . . . . . . . $25.000
Piutang usaha cicilan :
1987. . . . . . . . $70.000
1986. . . . . . . . $20.000
1985. . . . . . . . $ 5.000 $ 95.000
Persediaan Barang Dagangan $120.000
Total Aktiva . . . . . . . . . . . . . . . . . $290.000
Kewajiban
Kewajiban Lancar:
Hutang usaha . . $30.000
Hutang Pajak
Penghasilan . . $28.980 $59.980
Pendapatan yang ditangguhkan:
Laba kotor yang ditangguhkan
atas penjualan cicilan:
1987 . . . . $28.000
1986 . . . . $ 7.600
1985 . . . . $ 1.750 $37.350
Total Kewajiban . . . . . . . . . . . . $96.330
Modal Pemegang Saham
Modal saham . . . . . $100.000
Laba yang ditahan:
Salado 1 Januari $50.200
Ditambah laba
bersih untuk
tahun 1987 . . . $43.470 $ 93.670
Total pemegang saham . . . . $193.670
Total kewajiban dan modal
pemegang saham . . . . . . . . . $ 290.000
13
Kelton Sales Co.
Perhitungan Rugi-Laba
Untuk Tahun Yang Berkhir Per 31 Desember 1987
Penjualan
cicilan
Penjualan
Biasa
Total
Penjualan
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan barang dagangan,
1 Januari 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . $100.000
Pembelian . . . . . . . . . . . . . . . . $425.000
Dikurangi potongan pembelian$ 5.000 $420.000
Barang dagangan yang tersedia
untuk dijual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . $ 520.000
Dikurangi persediaan barang dagangan
31 Desember 1987 . . . . . . . . . . . . . . . . . $ 120.000
Laba kotor
Dikurangi laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan
cicilan tahun 1987
Laba kotor yang direalisai atas penjualan tahun
berjalan
Ditambah laba kotor yang direalisasi atas penjualan
ciclan tahuin sebeulmnya
Total laba kotor yang direalisasi
Biaya Operasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Pajak penghasilan
Laba bersih
$150.000
$ 90.000
$60.000
$ 28.000
$32.000
$450.000
$ 310.000
$140.000
$140.000
$ 60.000
$ 400.000
$200.000
$ 28.000
$172.000
$20.450
$192.450
$120.000
$72.450
$28.980
$43.470
14
Kelton Sales Co.
Analisis Laba Kotor Atas Penjualan Cicilan
Skedul Untuk Mendukung Perhitungan Rugi-Laba
Tingakt laba kotor atas penjualan cicilan tahun 1987:
Laba kotor $60.000: Penjualan cicilan $150.000 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40%
Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan tahun 1987:
Piutang usaha cicilan $150.000, dikurangi penagihan $80.000
sama dengan $70.000 x 40% . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . $28.000
Laba kotor yang direalisasi
1987 1986 1985
Penagihan atas piutang usaha cicilan. . . . . . . . . $80.000 $40.000 $15.000
Presentase laba kotor atas penjualan cicilan . . . 40% 38% 35%
Laba kotor yang direalisasi . . . . . . . . . . . . . . . . $32.000 $15.200 $ 5.250
G. Penjualan Cicilan dengan Tukar-Tambah (Trade-In)Asumsikan bahwa barang tertentu dengan harga pokok sebesar $675 dijual seharga
$1.000. Sebuah barang bekas-pakai diterima sebagai uang muka, dengan nilai tukar tambah sebesar $300. Perusahaan memperkirakan biaya perbaikan barang bekas-pakai ini sebesar $20 dan harga jual setelah diperbaiki sebesar $275. Perusahaan biasanya mengharapkan laba kotor sebesar 20% atas penjualan barang bakas pakai.Nilai barang tukar-tambah dan jumlah nilai tukar-lebih dihitung sebagai berikut:
Jumlah yg ditetapkan atas tukar-tambah………………………………. $300Nilai barang tukar-tambah:
Nilai penjualannya……………………………………… $275Dikurangi: biaya perbaikan……………………..$20Laba kotor yg direalisasi atas penjualankembali,20% dari $275 $55 $75 $200
Nilai tukar-lebih ………………………………………………………………….. $100
Penjualan cicilan tuka-tambah dapat kita catat sebagai berikut:
Barang dagangan tukat-tambah……………………………$200Nilai Tukar-lebih atas penjualan cicilan dengan tukar tambah………………………………………… $100Piutang usaha cicilan,tahun 1987………………………… $700
Penjualan cicilan…………………………………………… $1.000Harga pokok penjualan cicilan……………………………..$ 675
Barang dagangan baru ………………………………….. $ 675
15
Persentase harga pokok atas penjualan cicilan dihitung sbb:Harga pokok $675; penjualan bersih $1.000, dikurangi nilai tukar-lebih $100, atau $900; persentase harga pokok 675/900, atau sebesar 75%. Laba kotor atas penjualan cicilan, dengan demikian adalah sebesar 25%, dan 25% dari $200(uang muka atas penjualan).
H. Ketidakmampuan Membayar dan Pemilikan KembaliUntuk mengilustrasikan prosedur dalam hal ketidakmampuan membayar dan pemilikan
kembali, diasumsikan data sebagai berikut:
Total penjualan cicilan tahun 1987.................................................. $100.000
Tingkat laba kotor atas penjualan cicilan tahun 1987...................... 36%
Dalam tahun 1988, seorang pelanggan tidak mampu membayar kontrak penjualan cicilan sebesar $600, yang berasal dari transaksi tahun 1987. Total yang telah ditagih pada tahun 1987 sebelum pelanggan itu tidak mampu membayar adalah sebesar $250. Barang yang telah dijual kepadanya diambil dan dimiliki kembali; nialinya bagi perusahaan adalah sebesar $180, yaitu jumlah yang ditetapkan sebagai biaya perbaikan dan laba kotor normal atas penjualannya kembali. Maka ayat jurnal untuk mencatat ketidakmampuan membayar dan pemilikan kembali ini sebagai berikut:
Barang dagangan-pemilikan kembali....................................... $180
Laba kotor yang ditangguhkan, Tahun 1987........................... $126
Kerugian atas Pemilikan-kembali............................................. $ 44
Piutang usaha cicilan, tahun 1987................................ $350
Pembatalan saldo piutang usaha cicilan sebesar $350 ini dibarengi dengan pembatalan laba kotor yang ditangguhkan sebesar $126 (36% dari $350). Barang daganngan yang dimiliki kembali dilaporkan dengan nilai sebesar $180. Kerugian sebesar $44 yang ditetapkan atas pemilikan kembali, menyatakan selisih antara saldo piutang usaha cicilan yang dibatalkan sebesar $224 ($350-$126) dan nilai yang ditetapkan atas barang yang dimiliki kembali sebesar $180.
I. Pengunaan Metode CicilanAmerican Accounting Association on Consepts and Standards UnderlyingCorporate
Report memperingatkan agar metode cicilan jangan digunakankecuali apabila timbul kondisi yang membenarkan sepenuhnya penggunaanmetode ini.
Mungkin penggunaan metode cicilan dapat didukung apabila barang tak-gerak dijual dengan uang muka dalam jumlah yang kecil dan cicilan-cicilannya mencakup sejumlah tahun sita ada kemungkinan akan timbul ketidakmampuan membayar perubahan kondisi pasar atau ketidakmampuan atau ketidak sediaan pihak pembeli untuk menyelesaikan kontrak penjualan.
Dalam menggunakan metode cicilan jika hanya untuk tujuan pajak penghasilan akan timbul perbedaan penting antar laba bersih yang dilaporkan dalam buku. Untuk mengilustrasikan penerapan hal ini, asumsikan bahwa Kelton Sales Co. Dalam contoh dimuka melaporkan laba kotor atas penjualan cicilan dalam periode penjualan untuk tujuan laporan keuangan tetapi melaporkan laba kotor dengan metode cicilan. $600,00 dikurangi harga pokok penjualan sebesar $400,00 dan biaya operasi sebesar $120.000. Saldo piutang usaha perlu dianalisis dalam menetapkan saldo laba kotor yang ditangguhkan untuk tujuan
16
pajak.Laba bersih per buku akan dinilai kembali menjadi laba bersih untuktujuan pajak penghasilan dengan penyesuaian sebagai berikut :
Laba bersih sebelum pajak penghasilan per buku ………………..$80.000Ditambah laba kotor yg ditangguhkan pada akhir thn 1986….. $ 29.800
$109.800Dikurangi laba kotor yg ditangguhkan pd akhir thn 1987……. 37.350Laba bersih deengan metode cicilan…………………………… $72.450
Dengan mengsumsikan pajak penghasilan sebesar 40%maka Kelton Co. akan menetapkan kewajiban pajak yg ditangguhkan sebesar 40% dari $29.800, atau $11.920 untuk tahun 1986. Dalam penyesuaian perkiraan pada akhir tahun 1987, sebuah ayat jurnal untuk menetapkan pajakpenghasilan akan disusun dalam buku dan berbunyi sebagai berikut :
Pajak penghasilan(40% dari $80.000, laba bersih per buku)……$32.000Hutang pajak penghasilan(40% dari $72.450,laba bersih per SPT pajak………………………………………………. $28.980
Hutang pajak penghasilan yg ditangguhkan(40% dari$7.550,kenaikan dalam saldo yg ditangguhkan)……… . . . . . . . . . . . . . . . . $ 3.020
Dengan menggunakan dasar cicilan untuk tujuan pajak penghasilan, sementarapenetapan seluruh laba kotor atas penjualan cicilan dan juga beban pajak yg dapatdikenakan pada laba menurut buku, maka kelton Sales Co, akan melaporkanoperasi utk thn 1987 sebagai berikut:
Penjualan………………………………………$600.000Harga pokok penjualan………………….. 400.000Laba kotor……………………………………. $200.000Biaya operasi ……………………………….. 120.000Laba sebelum pajak penghasilan…….. $80.000Pajak penghasilan…………………………. 32.000
Laba bersih …………………………………$48.000
17
BAB III
BUNGA ATAS KONTRAK PENJUALAN
Persetujuan untuk pembayaran bunga berkala pada umumnya mengambil salah satu dari bentuk sebagai berikut:
1. Bunga dihitung atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan.Bunga yang dihitung dengan cara ini kadang – kadang disebut bungajangka panjang( long-end interest ).
2. Bunga dihitung atas masing – masing cicilan yng harus dibayar, daritanggal kontrak penjualan cicilan ditandatangani sampai tanggalpembayarn cicilan.Bunga yang dihitung dengan cara ini disebut bunga jangka pendek( short-end interest ).
3. Pembayaran berkala dalam jumlah yang sama dan menyatakan bungaatas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan, sisanyamerupakan pengurangan dalam saldo pokok.
4. Bunga sepanjang periode pembayaran dihitung atas pokok semula.
Untuk mengilustrasikan rencana pembayaran diatas,asumsikan bahwa pada tanggal 30 Juni, sebuah perlengkapan( equipment ) dijual dengan cicilan sebesar $400. Syarat penjualan mengharuskan pembayaran uang muka sebesar $100, dan sisanya harus dibayar dalam 6 kali cicilan bunga sebesar 12%. Pembayaran menurut masing – masing pola diuraikan sebagai berikut :
A. Bunga Berkala atas Saldo Pokok yangterhutang Antara Periode Cicilan
Jika pembayaran pokok bulanan 6 kali @$50 harusdilakukan bersama-sama dengan bunga yang harus dibayaratas saldo pokok yg terhutang antara tanggal-tanggal cicilanmaka pembayaran akan dilakukan seperti terlihat dalamtabel dibawah ini :
Tanggal
Bunga atas saldo
yang terutang 1%
per bulan
Pembayaran cicilan
yang jatuh tempo Total
pembayaran
Saldo Pokok
30 Juni . . . . . . .
30 Juli . . . . . . . .
31 Juli . . . . . . . .
31 Agustus . . . .
30 September . .
31 Oktober . . . .
30 Nopember . .
31 Desember . .
$ 3,00
$ 2,50
$ 2,00
$ 1,50
$ 1,00
$ 0,50
$10,50
$100,00
50,00
50,00
50,00
50,00
50,00
50,00
$400,00
$100,00
53,00
52,50
52,00
51,50
51,00
50,50
$410,50
$400,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
NOL
18
Penjualan dan 2 pembayaran cicilan pertama akan dicatat seperti berikut :
Transaksi Dalam buku pihak pembeli Dalam buku pihak penjual
30 JuniUntuk mencatat penjualancicilan $400,dan pembayaran uang muka $100
Perlengkapan $400,00
Hutang usaha
Cicilan $400,00
Hutang usaha
Cicilan $100,00
Kas ........... $100,00
Piutang usaha cicilan $400,00
Penjualan cicilan $400,00
Kas……….......……. $100,00
Piutang usahacicilan $100,00
31 Juli
Untuk mencatat
pembayaran cicilan
pertama $50 dan
Bunga 12% untuk 1
bulan atas saldo yg
terutang sebesar $300
Hutang usaha
Cicilan $50,00
Beban bunga $3,00
Kas …......………….$53,00
Kas ………………..$53,00
Piutang usaha
cicilan $50,00
Pendapatan bunga $3,00
31Agustus
Untuk mencatat
pembayaran ke2 $50
dan bunga 12% untuk
1 bulan atas saldo
ygterutang sebesar
$250
Hutang usaha
Cicilan $50,00
Beban bunga $2,50
Kas ……….........…$52,50
Kas………………….$52,50
Piutang usaha
cicilan $50,00
Pendapatan bunga $ 2,50
B. Bunga Berkala Atas Masing-masingCicilan yang Jatuh Tempo
Misalkan fakta – fakta yang sama kecuali jika bunga harus dibayar berkala atau cicilan yg jatuh tempoh, dari tanggal kontrak penjualan cicilan sampai dengan tanggal pembayaran cicilan. Pembayaran akan terjadi seperti terlihat dalam tabel dibawah ini :
Tanggal
Bunga Dari
Tanggal Penjualan
Sampai Dengan
Tanggal
Pembayaran 1% Per
Bulan
Pembayaran Cicilan
Yang Jatuh Tempo Total
Pembayaran
Saldo Pokok
19
30 Juni . . . . . . .
30 Juli . . . . . . . .
31 Juli . . . . . . . .
31 Agustus . . . .
30 September . .
31 Oktober . . . .
30 Nopember . .
31 Desember . .
$ 0,50
$ 1,00
$ 1,50
$ 2,00
$ 2,50
$ 3,00
$10,50
$100,00
50,00
50,00
50,00
50,00
50,00
50,00
$400,00
$100,00
50,50
51,00
51,50
52,00
52,50
53,00
$410,50
$400,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
NOL
Bunga akrual pada pembayaran cicilan tiap akhir bulan Juli dan Agustus dicatat sebagai
berikut :
Transaksi Dalam Buku Pihak Pembeli Dalam buku pihak penjual
31 Juli
Untuk mencatat bunga yg masih
harus dibayar sebesar 12% utk 1
bulan atas saldo yg terutang
sebesar $300
Beban Bunga …..$3,00
Bunga yg masih
harus dibayar
atas hutang
usaha cicilan…$3,00
Bunga yg masih
harus dibayar
atas piutang usaha
cicilan $3,00
Pendapatan bunga… $3,00
Untuk mencatat pembayaran
cicilan pertama $50 dan bunga
12% utk 1 bulan atas pembayaran
cicilan pertama $50
Hutang usaha
cicilan $50
Bunga yg masih
harus dibayar atas
hutang usaha
cicilan $0,50
Kas……………$50,50
Kas…………$50,50
Piutang usahacicilan$50,00
Bunga yg masih
harus dibayar
atas piutang usaha $ 0,50
31 Agustus
Untuk mencatat bunga yg masih
harus dibayar sebesar 12% utk 1
bulan atas saldo yg terutang
sebesar $250
Beban bunga………….$2,50
Bunga yg masih harus
dibayar atas hutang
usaha cicilan… $ 2,50
Bunga yg masih
harus dibayar
atas piutang usaha
cicilan $2,50
Pendapatan bunga $2,50
Untuk mencatat pembayaran
cicilan kedua $50 dan bunga 12%
utk 2 bulan atas pembayaran
cicilan kedua $50
Hutang usaha cicilan$50,00
Bunga yg masih
harus dibayar atas
hutang usaha
cicilan$1,00
Kas……$51,00
Kas………….$51,00
Piutang usaha cicilan…$50,00
Bunga yg masih
harus dibayar atas
piutang usaha cicilan $1,00
20
C. Pembayaran berkala dalam Jumlah yangSama yang Menyatakan Bunga dan SaldoPokok
Apabila pembayaran berkala harus sama jumlahnya dan menyatakan bunga atas pokok yang belum dibayar serta jumlah yang harus ditetapkan pada pokok, maka pembayaran dalam jumlah yang sama diperoleh dengan menghitung aktual. Dengan menggunakan tabel aktuarial dapat kita tetapkan, bahwa kewajiban sebesar $300 dengan bunga akrual sebesar 12% dipenuhi dengan 6 kali pembayaran cicilan bulanan @$51,76. Tabel yang menunjukkan pembayaran dan alokasi pembayaran ini yaitu antara bunga dan pokok diperlihatkan dibawah ini :
Tanggal
Pembayaran cicilan
yg jatuh
tempo
Bagian dari
pembayaran yg
menyangkutbunga
akrual atas pokok
(1% per bulan)
Saldo pembayaran
yang menyatakan
Pengurangan dlm
pokok
Saldo pokok
30 Juni……
30 Juni…..
31 Juli…….
31 Agustus…
30 September..
31 Oktober
30 Nopember
31 Desember
$100,00
51,76
51,76
51,76
51,76
51,76
51,78*
$410,58
$3,00
2,51
2,02
1,52
1,02
0,51
$10,58
$100,00
48,76
49,25
49,74
50,24
50.74
51,27
$400,00
$400,00
300,00
251,24
201,99
152,25
102,01
51,27
Nol
*) Pembayaran akhir sebesar $51,78 dibutuhkan untuk menghapus bunga bulan yang terakhirbersama – sama dengan pokok yang belum dibayar sampai dengan tanggal ini.
Ayat – ayat jurnal untuk mencatat pembayaran berkala dalam jumlah yang sama pada akhir bulan Juli dan Agustus ditunjukkan sebagai berikut :
Transaksi Dalam buku pihak pembeli Dalam buku pihak penjual
31 Juli
Untuk mencatat pembayaran
cicilan biasa pertama $51,76
yg menyatakan pembayaran,
bunga akrual sampai dengan
tanggal ini $3,00(1% dari
$300) dan pokok $48,76
Beban bunga… .$3,00
Hutang usaha cicilan $48,76
kas…………………..$51,76
Kas………….$51,76
Pendapatan bunga..…$3,00
Piutang usaha cicilan $48,76
21
31 Juli
Untuk mencatat pembayaran
cicilan biasa pertama $51,76
yg menyatakan pembayaran
bunga akrual sampai dengan
tanggal ini $2,51(1% dari
$251),dan pokok sebesar
$49,25
Beban bunga………..$3,00
Hutang usahacicilan $48,76
Kas………….. $51,76
Kas………$51,76
Pendapatan bunga…$3,00
Piutang usaha cicilan $48,76
D. Bunga Berkala yang dihitung Atas PokokAwal
Dengan menggunakan fakta-fakta yang sama kecuali, jika pembayaran bunga berkala dilanjutkan dengan 12% dari pokok awal selama kontrak penjualan cicilan berlaku. Maka pembayaran akan dilakukan seperti terlihat pada tabel berikut:
Tanggal Bunga ygdidasarkan atas
pokok awal(1% perbulan)
Pembayarancicilan
yg jatuhtempo
Totalpembayaran Saldo pokok
30 Juni
30 Juni
31 Juli
31 Agustus
30 September
31 Oktober
30 Nopember
31 Desember
$4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
$24,00
$100,00
50,00
50,00
50,00
50,00
50,00
50,00
$400,00
$100,00
54,00
54,00
54,00
54,00
54,00
54,00
$424,00
$400,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
nol
Ketiga metode yang pertama menghasilkan bunga 12% pertahun, namun metode keempat menghasilkan beban bunga efektif yang sebenarnya lebih daripada dua kali lipat tingkat 12%. Sementara itu, jumlah rata-rata yang terhutang selama masa kontrak penjualan cicilan sebesar $175[($300 ditambah $50) dibagi 21]. Beban bunga untuk periode 6 bulan berjumlah $24,yang menghasilkan suku bunga mendekati 27% ($48 bunga pertahun dibagi $175 jumlah rata – rata yang terhutang).
BAB V
22
SIFAT KONSINYASI
Penyerahan barang ini disebut sebagai penitipan, dimana pihak konsinyi memegang barang untuk dijual sesuai persetujuan yang dibuat antara konsinyor dan konsinyi. Konsinyor menetapkan konsinyi sebagai yang bertanggung jawab atas barang yang diserahkan kepadanya sampai terjual pada pihak ketiga. Hubungan antara pihak konsinyor dan pihak pemilik dan agen penjual, dan undang-undang keagenan mengatur penetapan hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Konsinyor lebih menyukai bentuk konsinyasi penyerahan barang kepada agen penjual karena alasan sebagai berikut :
1. Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan produsen memperoleh daerah pemasaran lebih luas, terutama jika (a) barang itu merupakan barang yang baru diintrodusir dan permintaannya tidak diketahui pasti, (b) penjualan di waktu lalu terbukti tidak menguntungkan bagi agen penjual, (c) barang itu mahal dan membutuhkan investasi yang besar dan (d) fluktuasi harga atau produk tidak tahan lama.
2. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum, ternak, dan hasil bumi. Imbalan untuk jasa ini seringkali berupa komisi, yang dapat berupa persentase harga jual atau dapat berupa jumlah yang tetap untuk setiap jenis barang yang terjual.
3. Harga jual eceran barang konsinyasin dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih menjadi pemilik barang ini.
Pihak konsinyi lebih menyukai barang konsinyasin daripada membelinya karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Pihak konsinyi terlepas dari resiko kegagalan menjual barang atau resiko penjualan dengan rugi.
2. Resiko kerusakan fisik dan fluktuasi harga dapat dihindari.3. Kebutuhan modal kerja berkurang, karena penetapan harga pokok persediaan barang
konsinyasi dilakukan oleh konsinyor
Operasi Konsinyasi
Dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi, harus disusun kontrak tertulis yang menunjukkan sifat hubungan antara konsinyor dan konsinyi, hal hal lain mencakup : syarat kredit yang harus diberikan oleh konsinyi kepada pelanggan, beban yang dikeluarkan oleh konsinyi, pemeliharaan dan penanganan persediaan barang konsinyi dan hasil penjualan barang konsinyasin, pengiriman uang dan penyelesaian keuangan oleh pihak konsinyi, dan laporan yang harus dikirim oleh konsinyi.
23
Hak-hak pihak konsinyi :
1. Konsinyi berhak memperoleh penggantian pengeluaran yang dibutuhkan berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi.
2. Konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual dan sementara itu konsinyor terikat pada syarat pembelian garansi.
Kewajiban Konsinyi:
1. Konsinyi harus melindungi barang-barang pemilik dengan cara yang baik dan sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi.
2. Konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan, atau jika tidak ada ketentuan mengenai harga, ia harus menjual dengan harga yang memuaskan kepentingan pemilik.
3. Konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan lainnya. Jika pemisahan fisik ini tidak dapat dilakukan maka barang tersebut harus memiliki tanda khusus.
4. Konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi. Laporan yang dikirimkan konsinyi disebut perkiraan penjualan konsinyasi.
24
BAB VI
AKUNTANSI UNTUK KONSINYASI
A. Akuntansi untuk Konsinyasi yang Telah Selesai
Suatu laba dari penjualan konsinyasi ditetapkan oleh pihak konsinyasi atau pihak
konsinyor setelah semua barang konsinyasi terjual dan seluruh pengiriman uang kasnya
dilakukan. Jika barang konsinyasi tida terjual seluruhnya pada waktu pihak konsinyi dan
pihak konsinyor menyusun laporan keuangan, maka laba yang direalisasi atas barang yang
sudah terjual harus dihitung.
Untuk mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan jika penyelesaian akhir
konsinyasi terjadi sebelum laporan keuangan disusun, asumsikan bahwa pada tanggal 6 juni,
Western Co. Mengirimkan 10 buah pesawat radio kepada sdr. R. Green atas dasar konsinyasi.
Pesawat-pesawat ini dijua dengan harga iklan @$85. Pihak konsinyasi harus diberi komisi
sebesar 20% dan setiap biaya transportasi yang dikeluarkan oleh oihak konsinyi harus diganti
oleh pihak konsinyor. pada tanggal 24 juli, R. Green selaku selaku konsinyi mengirimkan
uang kas kepada pihak konsinyor untuk menyelesaikan perhitungan beserta dengan perkiraan
penjualan konsinyasi, laporan perkiraan penjualan konsinyasi seperti yang ditunjukkan
dibawah ini :
Catatan Pihak Konsinyi – Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri.
(1) Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penerimaan
barang atas konsinyasi dengan suatu memorandum dalam buku tersendiri yang
diselenggarakan untuk tujuan ini.
PERKIRAAN PENJUALAN KONSINYASI NO.2671
30-JUNI 1987
Penjualan untuk perkiraan Western Sales Co.
Alamat Riverside, California
Di bawah ini dilaporkan penjualan 6 buah peswat radio, model AX 154
Yang dilakukan oleh :
R. GREEN
Seattle, Washington
Tanggal Penjelasan Jumlah
6 Juni- 20 Juli Penjualan: 6 buah peswat $850
25
radio @ $85
Belum terjual: 4 buah
pesawat radio
Beban: Beban angkut
masuk komisi (20% dari
penjualan)
Saldo
Pengiriman uang terlampir
Saldo yang terutang
$25
102 127
$383
383
Ayat jurnal memorandum utnuk contoh diatas, yang menggunakan harga jual:Barang Konsinyasi............................................................................$850
Peneerimaan Barang Konsinyasi – Western Co..................... $850
(2) Beban Pihak Konsinyor Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak Konsinyi tidak dipengaruhi
oleh transaksi pihak konsinyor.
(3) Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Kinsinyi. Pihak konsinyi mencatat beban yang
harus ditutup oleh pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan Konsinyasi-Masuk dan
mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan.
(4) Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penjualan konsinyasi dengan
mendebet perkiraan aktiva dan mengkredit perkiraan Konsinyasi-Masuk.
(5) Komisi Atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat
komisi atau laba atas penjualan konsinyasi dengan mendebet perkiraan Konsinyasi -Masuk
dan mengkredit perkiraan pendapatan yang bersangkutan.
(6) Pengiriman Uang Kas dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyisi. Pihak
konsinyi mencatat pengiriman uang kas kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan
Konsinyasi - Masuk dan mengkredit perkiraan kas. Jika pembayaran menyangkut seluruh
jumlah yang terhutang, maka ayat jurnal untuk mencatat pembayran ini menutup perkiraan
konsinyasi.
Catatan Pihak Konsinyi – Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri.
(1) Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat barang
konsinyi dengan ayat jurnal memorandum.
(2) Beban Pihak Konsinyor Ditettapkan Pada Konsinyi. Pihak konsinyi tidak
dipengaruhi oleh transaksi pihak konsinyor.
26
(3) Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Konsinyi. Pihak konsinyi mendebet
perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraa aktiva atau perkiraa kewajiban
yang bersangkutan.
(4) Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti
pada penjualan biasa.
(5) Komisi Atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Pihak Konsinyi. Pihak
konsinyi tidak membuat ayat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan
konsinyasi.
Transaksi
Buku Pihak Konsinyi
Jika Laba Konsinyasi
Ditetapkan Tersendiri
Jika Laba Konsinyasi Tidak
Ditetapkan Tersendiri
6 juni
(1) Pengiriman 10 buah
pesawat radio atas konsinyasi,
harga pokok bagi konsinyor
$50 per buah.
(Memorandum)
Diterima 10 buah pesawat
radio dari Western Co. Atas
konsinyasi, yang harus dijual
dengan harga @$85 per buah.
Komisi 20%. Penggantian
untuk biaya pengangkutan.
(Memorandum)
6 juni
(2) Beban Pihak Konsinyor
yang ditetapkan pada
konsinyasi.
Pengangkutan ke
konsinyi ....................... $60
6 Juni – 20 Juli
(3) Beban pihak konsinyi yang
harus di bebankan pada
perkiraan konsinyor.
Beban angkut masuk ........ $25
Konsinyasi masuk Western
Co..... $25
Kas ..................... $ 25
Western Co ..... $25
Kas ................... $ 25
6 Juni -20 Juli
(4) Penjualan perkaman 10
buah pesawat radio @ $85,
atau $850. (Pembebanan atas
harga jual oleh pihak
konsinyor senbesar $850,
dikurangi komisi 20% yaitu
$170 sama dengan $ 680.
Kas ............... $850
Konsinyasi Masuk
Western Co..... $850
Kas .......... $850
Penjualan .......... $850
Pembelian ..$680
Western Co ........ $680
20 Juli Konsinyasi Masuk Western Co .... $655
27
(5) Pembebanan oleh pihak
konsinyi untuk komisi atas
penjualan sebesar 20% dari
$850, atau $170
Western Co .. $170
Komisi atas penjualan
Konsinyasi ......... $170
Kas ................... $655
20Juli
(6) Pengiriman uang dalam
penyelesaian perhitungan
bersama-sama dengan
perkiraan penjualan
konsinyasi, yang diserahkan
oleh pihak konsinyasi.
Konsinyasi Masuk
Western Co .... $650
Kas ..................... $655
Western Co...... $655
Kas ..................... $655
(6) Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi.
Pihak konsinyi mencatat pembayaran kepada pihak konsinyor dengan mendebet
perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan kas.
Catatan Pihak Konsinyor - Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersensindi (1)
penyerahan Barang Kepada Konsinyi. Pihak konsinyor mencatat penyerahan barang kepada
pihak konsinyi dengan mendebet perkiraan Konsinyasi – Keluar dan mengkredit perkiraan
persediaan, jika untuk saldo persediaan diselenggarakan sistem persediaan perpetuel.
Buku Pihak Konsinyor
Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan
Tersendiri
Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan
Sendiri
Konsinyasi-Keluar R. Green $500
Pengiriman Barang atas
Konsinyasi ............... $500
(memorandum)
Dikirimkan 10 buah pesawat radio
kepada srd. R. Green atas Konsinyasi,
yang harus dijual dengan harga @ $85
perbulan. Pihak konsinyi harus diberi
komisi 20% dan diberi penggantian
untuk biaya pengangkutan.
Konsinyasi – Keluar R. Green $60
Beban angkut keluar *) ...... $60
28
Kas .................................... $655
Konsinyasi – Keluar R. Green 195
Konsinyasi – Keluar R.
Green ... .................................................
.......$850
Konsinyasi – Keluar R. Green $95
Laba Konsinyasi ...................... $95
Kas ................................ $655
Pengangkutan ....................25
Komisi .............................170
Penjualan ............................$850
(2) Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak Konsinyor mencatan
beban yang berkaitan dengan konsinyasi yang mendebet perkiraan Konsinyasi – Keluar dan
mengkredit perkiraan Kas atau perkiraan kewajiban.
(3),(4), dan (5) Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi –Penjualan Oleh
Pihak Konsinyi – Pembebanan Komisi Oleh Pihak Konsinyi. Pihak konsinyor tidak menyusun
ayat jurnal untuk transaksi pihak konsinyi sampai ia menerima laporan dari pihak konsinyi.
(6) Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi. Pada
waktu pihak konsinyor menerima laporan perkiraan penjualan konsinyasi, perkiraan kas di
debet sebesar uang kas yang di keluarkan, dan perkiraan Konsinyasi - Keluar di kredit sebesar
penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak konsinyi.Kas .................................................................................... $655
Konsinyasi – Keluar R. Green .........................................$655
Apabila pihak konsinyor menghapuskan pembayaran panjar atas pengiriman barang
konsinyasi maka penerimaan panjar ini dapat di catat dengan mendebet perkiraan kas dan
mengkredit perkiraan kewajiban, panjar dari konsinyi kemudian.
Apabila semua barang konsinyasi terjual seluruhnya, maka perkiraan konsinyasi
menunjukan hasil bersih dari transaksi konsinyasi
Catatan Pihak Konsinyor – Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersedia (1)
Penyerahan Pada Pihak Konsinyi. Apabila pihak konsinyor tidak menyelengggarakan
catatan, persediaan perpetual maka penyerahan pada pihak konsinyi dicatat dengan sebuah
ayat jurnal memorandum.Barang Konsinyasi R. Green .................................................... $500
29
Penyerahan Barang Konsinyasi .............................................. $500
Dengan catatan perpetual Barang Konsinyasi R. Green ..................................................... $500
Persediaan Barang ( barang jadi ) ................................................ $500
(2) Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Perkiraan biasanya dibebani
dengan beban konsinyasi, tanpa pemisahan.
(3),(4), dan (5) Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi – Penjualan Oleh
Pihak Konsinyi – Pembebanan Komisi Dengan Pihak Konsinyi. Pihak konsinyor tidak
menyusun ayat-ayat jurnal untuk transaksi yang telah di selesaikan oleh pihak konsinyi
sampai pihak konsinyor menerima laporan dari pihak konsinyi.
(6) Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi. Pada
waktu pihak konsinyor menerima laporan perkiraan penjualan konsinyasi, maka perkiraan kas
di debet sebesar uang kas yang disertakan dalam laporan, dan perkiraan penjualan di kredit
sebesar penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak konsinyi.Harga Pokok Penjualan .......................................................... $500
Barang Konsinyasi R. Green ................................................ $500
B. Akuntansi Untuk Konsinyasi yang Tidak Diselesaikan Dengan Tuntas
Suatu laba dari penjualan konsinyasi ditetapkan oleh pihak konsinyasi atau pihak
konsinyor setelah semua barang konsinyasi terjual dan seluruh pengiriman uang kasnya
dilakukan. Jika barang konsinyasi tida terjual seluruhnya pada waktu pihak konsinyi dan
pihak konsinyor menyusun laporan keuangan, maka laba yang direalisasi atas barang yang
sudah terjual harus dihitung.
Untuk mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan jika penyelesaian akhir
konsinyasi terjadi sebelum laporan keuangan disusun, asumsikan bahwa pada tanggal 30 juni.
Pada tanggal ini baru terjual pesawt radio, dan pihak konsinyi mengirimkan laporan perkiraan
penjualan konsinyasi seperti di bawah ini:
30
PERKIRAAN PENJUALAN KONSINYASI NO.2843
24-JUNI 1987
Penjualan untuk perkiraan Western Sales Co.
Alamat Riverside, California
Di bawah ini dilaporkan penjualan 6 buah peswat radio, model AX 154
Yang dilakukan oleh :
R. GREEN
Seattle, Washington
Tanggal Penjelasan Jumlah
6 Juni- 20 Juli Penjualan: 10 buah peswat
radio @ $85
Beban: Beban angkut
masuk komisi (20% dari
penjualan)
Saldo
Pengiriman uang terlampir
Saldo yang terutang
$25
170
$850
195
$655
655
Catatan Pihak Konsinyi – Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri. Pihak
Konsinyi harus menetapkan laba atas penjualan konsinyasi sebelum laporan keuangan disusun
pada tiap akhir periode, dengan mendebet perkiraan Konsinyasi –Masuk dan mengkredit
perkiraan pendapatan untuk komisi (laba) atas penjualan konsinyasi sampai tanggal itu.
Catatan Pihak Konsinyi – Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan
tersendiri. Tidak dibutuhkan penyusunan ayat jurnal pada akhir periode jika ayat ayat jurnal
telah dibuat pada barang konsinyasi dijual, yang menetapkan pembelian atau harga pokok
penjualan dan kewajiban kepada pihak konsinyor .
Catatan Pihak Konsinyor – Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan
sendiri. Pihak Konsinyor Membutuhkan laporan penjualan konsinyasi ( account sales ) pada
akhir periode fiskalnya sendiri agar ia dapat mencatat laba atau rugi atas penjualan barang
konsinyasi sampai dengan tanggal itu.
31
Catatan Pihak Konsinyor – Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan
sendiri. Apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri oleh pihak konsinyor, maka beban
yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi yang dibebankan pada penjualan hasil konsinyasi akan
ditetapkan pada buku pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan.
Data data dalam perkiraan penjualan konsinyasi di analisis dan sebuah jurnal majemuk
disusun sebagai berikut : perkiraan kas didebet sebesar jumlah yang dikirimkan oleh pihak
konsinyi atau perkiraan utang usaha didebet sebesar jumlah yang harus diterima dari pihak
konsinyi; perkiraan beban didebet untuk beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi atas
barang yang telah terjual; perkiraan barang konsinyasi didebet sebesar pihak konsinyi atas
barang yang belum terjual; dan perkiraan penjualan di kredit untuk total penjualan konsinyasi.
C. Pengiriman Kembali Barang Konsinyasi
Apabila barang konsinyasi dikembalikan pada pihak konsinyor, maka pengeluaran
yang ditetapkan pada pengiriman semula barang dan pada pengembaliaannya harus ditetapkan
sebagai beban. Pengiriman kembali barang pada pihak konsinyi membutuhkan beban yang
tidak lebih dari pada beban biasanya diterapkan pada penyerahan, bharang seperti ini.
D. Prosedur Akuntansi Alternatif
Prosedur Standart yang digunakan dalam kaitannya dengan konsinyasi, metode
akuntansi lainnya dapat digunakan sepanjang perkiraan melaporkan dengan tepat kaitan
pribadi dan hukum pihak-pihak yang bersangkutan. Prosedur bagi pihak konsinyi yang
direncanakan dimuka dapat ditempuh , tetapi penjualan konsinyasi, pembelian konsinyasi, dan
beban konsinyasi harus di ikhtisarkan dalam perkiraan tersendiri. Data-data laba dan rugi
konsinyasi dapat dilaporkan tersendiri pada perhitungan rugi-laba, atau data-data ini dapat di
ikhtisarkan dalam skedul pendukung dengan hanya hasil bersih dari penjualan konsinyasi saja
yang harus dilaporkam dalam perhitungan rugi-laba.
32
BAB VII
Latihan Soal dan Pembahasan
Penjualan Cicilan
1. Sebutkan dua pendekatan dasar yang dapat diambil dalam penetapan laba kotor atas penjualan yang dilakukan berdasarkan cicilan. Kemukakanlah teori yang mendasari masing-masing pendekatan ini. Jawab : Ada dua pendekatan dasar yang dapat diberlakukan dalam penetapan laba kotor atas penjualan yang berdasarkan cicilan, yaitu sebagai berikut : a) Laba kotor dikaitkan dengan periode penjualan yang terjadi Penjualan cicilan dapat dipandang sebagai transaksi dengan penanganan seperti penjualan biasa. Laba kotor dapat kita tetapkan pada saat penjualan, saat di mana barang-barang ditukarkan dengna klaim yang secara hukum dapat dipaksakan terhadap pelanggan atau konsumen. Prosedur ini membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut penyelenggaraan penjualan piutang tak tertagih, pada saat penjualan. Hal ini dilakukan dengan jalan mendebet perkiraan beban yang bersangkutan dan dengna mengkredit penyisihan untuk beban yang diantisipasi. Beban yang diantisipasi ini akan tergantung pada masing-masing pengalamannya yang tersendiri dalam kontrak cicilan. Penetapan laba kotor atas penjualan cicilan dalam periode di mana penjualan itu terjadi relatif mudah diterapkan dan sehat dari sudut teori. b) Laba kotor dikaitkan dengan periode penagihan per kas atau kontrak cicilan Penjualan cicilan dapat dipandang sebagai transaksi khusus dengan penanganan laba kotor yang dilakukan dalam periode penagihan piutang cicilan dan bukan dalam periode di mana piutang ini timbul. Arus masuk kas, kemudian menjadi kriteria penetapan pendapatan. Pada penggunaan pendekatan ini, kita dapat menempuh beberapa prosedur alternatif. Rencana penjualan yang harus ditempuh, haerus dipertimbangkan dengna seksama untuk memilih prosedur pengukuran laba bersih yang memuaskan.
2. Sebutkan tiga macam prosedur yang dapat diikuti jika penetapan laba kotor harus dikaitkan dengan uang kas yang direalisasi atas kontrak penjualan cicilan? Nilailah masing-masing prosedur ini dan tunjukkanlah keadaan di mana masing-masing prosedur dapat dipertimbangkan sebagai sangat sesuai.Jawab : 3 (tiga) macam prosedur penetapan laba kotor dalam periode penagihan per kas ialah :
Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok. Penagihan per kas atas kontrak penjualan cicilan terutama menyatakan perolehan kembali harga pokok. Setelah harga pokok diperoleh kembali, maka semua penagihan berikutnya dianggap sebagai laba. Prosedur ini dalam banyak hal sangat konservatif. Dapat didukung jika timbul keraguan mengenai nilai yang dapat diperoleh kembali, baik yang berkaitan dengan saldo atau sisa kontrak cicilan maupun yang berkaitan dengan barang-barang yang terkena pemilikan kembali.
Penagihan dipandang sebagai realisasi laba. Penagihan dapat dipandang terutama sebagai realisasi laba kotor atas kontrak penjualan cicilan. Setelah seluruh laba atas transaksi ditetapkan, maka semua penagihan per kas berikutnya dianggap sebagai perolehan kembali harga pokok. Prosedur ini dalam banyak hal dipandang tidak begitu konservatif ditilik dari kemungkinan, bahwa ketidakmampuan membayar dan pemilikan kembali atas masa laku kontrak akan menggangu marjin laba awal.
33
Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok dan realisasi laba. Setiap penagihan atas kontrak penjualan cicilan dianggap, baik sebagai perolehan kembali harga pokok maupun sebagai realisasi laba dalam rasio di mana kedua factor ini terdapat dalam harga jual. Metode ini dimaksudkan untuk membagikan laba kotor penjualan cicilan atas masalaku kontrak cicilan. Biaya yang kontinu atas kontrak cicilan sebanding dengan laba kotor yang ditetapkan dalam periode berturut-turut; kegagalan yang mungkin untuk merealisasi seluruh jumlah laba kotor, dalam hal pihak pembeli tidak mampu untuk membayar, harus diperhitungkan.
3. Apakah anda akan menganjurkan agar biaya yang berkaitan dengan penjualan cicilan ditangguhkan jika laba kotor atas penjualan seperti itu ditangguhkan? Kemukakanlah alasan-alasan anda Jawab :Penangguhan laba kotor, pada dasarnya menyatakan penangguhan hasil penjualan yang disertai dengan penangguhan harga pokok penjualan, yang berkaiatan dengan hasil penjualan seperti itu. Penangguhan laba kotor dapat menyatakan penangguhan biaya yang dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan, akan tetapi, praktek ini biasanya sulit dipertahankan. Walaupun biaya barang dagangan dianggap sebagai nilai aktiva yang saat dikompensasikan untuk tahun berikutnya. Namun biaya penjualan dan administrasi secara umum tidak dapat dibuat untuk nilai seperti itu.
Konsinyasi
1. Kemukakan perbedaan antara penjualan dan konsinyasi. Perbedaan prinsip antara transaksi penjualan reguler dengan penjualan konsinyasi adalah:Jawab: Perpindahan hak milik atas barang yang bersangkutan Dalam transaksi penjualan reguler hak
milik barang berpindah kepada pembeli pada saat barang diserahkan, kemudian keadaan demikian dipakai sebagai dasar pengakuan terhadap timbulnya pendapatan. Sedangkan penjualan pada penjualan konsinyasi tidak berarti adanya penyerahan hak milik atas barang yang bersangkutan.
Pengakuan pendapatan Perbedaan pengakuan pendapatan antara penjualan reguler dan penjualan konsinyasi akan berdampak pada laporan rugi laba. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam bukunya yang berjudul Standar Akuntansi Keuangan Pengertian pendapatan adalah: ³Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi modal´ Theodoras M. Tuana Kotta menyebutkan kriteria yang lebih tepat bagi pengakuan pendapatan adalah: a. Adanya bukti yang kuat bahwa pembeli mempunyai maksud membeli dan penjual bermaksud menjual. b. Penentuan mengenai barang tertentu yang akan dijual dan sudah dalam keadaan siap untuk dijual. c. Perjanjian antara pembeli dan penjual mengenai barang jual formula untuk mencapai harga jual. Jadi pendapatan suatu perusahaan dapat diakui oleh perusahaan apabila memenuhi kriteria diatas.
2. ³Suatu konsinyasi dipandang sebagai penitipan (bailment)´. ³Hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi menyatakan kaitan pemilik dan agen penjual´ Jelaskanlah. Jawab:Maksud dari pernyataan tersebut ialah dalam konsinyasi, pihak konsinyor tidak menjual barang yang dia miliki kepada pihak konsinyi, melainkan hanya menitipkannya kepada pihak konsinyi, yang mana disini merupakan agen penjual. Pihak konsinyi nantilah yang akan bertanggungjawab atas barang-barang tersebut sampai laku terjual kepada pihak ketiga, tetapi kepemilikan barang tersebut sebelum laku terjual, masih ada di tangan pemilik, yakni pihak konsinyor. Karena itulah, konsinyasi dapat dipandang sebagai penitipin dari pihak konsinyor kepada agen penjual (pihak konsinyi).
34
3. Apa keuntungan yang terkandung dalam konsinyasi dibandingkan dengan penjualan ditilik dari sudut (a) konsinyor dan (b) konsinyi ?Jawab:(a) Jika ditilik dari sudut konsinyor : 1) Konsinyasi mungkin merupakan satu-satunya cara yang memungkinkan produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas, terutama jika (a) barang itu merupakan barang yang baru diintrodusir dan permintaan atas produk ini tidak diketahui atau tidak pasti; (b) penjualan dii waktu lalu terbukti tidak menguntungkan bagi agen penjual; (c) barang itu mahal, dan membutuhkan investasi yang besar bagi agen penjual jika harus membelinya; dan (d) fluktuasi harga atas produk ini tidak tahan lama sehingga agenn penjual setuju membeli barang hanya jika resiko kerugian ditanggung pihak lain. Agen penjual, yang tidak memikul kewajiban dan tidak pula menanggung resiko, pada umumnya bersedia menerima barang atas dasar konsinyasi meskipun mungkin ia tidak bersedia membelinya. 2) Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjualan, terutama untuk penjualan gandum, ternak, dan hasil bumi. Imbalan untuk jasa seperti ini seringkali berupa komisi, yang dapat berupa persentase harga jual atau dapat juga beruoa jumlah yang tepat untuk setiap unit barang yang terjual. 3) Harga jual eceran barang konsinyasi dapat dikendalikan oleh pihak konsinyor yang masih menjadi pemilik barang ini. Pengendalian ini sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan apabila barang ini dijual kepada agen penjual.
(b) Jika ditilik dari sudut konsinyi: 1) Pihak konsinyi terlepas dari risiko kegagalan menjual barang itu atau dari resiko penjualan
dengan rugi. Faktor ini sangat penting terutama untuk produk baru atau produk yang untuk pertama kalinya dijual di suatu daerah tertentu.
2) Risiko kerusakan fisik dan fluktuasi harga dapat dihindari. Kedua macam pertimbangan ini penting artinya terutama dalam perdagangan ternak, hasil bumi, dan produk lainnya yang cepat rusak.
3) Kebutuhan modal kerja berkurang, karena penetapan harga pokok persediaan barang konsinyasi dilakukan oleh pihak konsinyor.
Jawab
a)Perkiraan Penjualan Konsinyasi
Untuk TB. GramediaPenjualan dilakukan oleh TB Gunung Agung
( Rp) Tgl Keterangan8-31 Des Penjualan 100 buku VB @ 49.500 4.950.000
Dikurang : Ongkos angkut 30.000Komisi (30% dari penjualan) 1.485.000
(1.515.000)Sisa ymh dibayar 3.435.000Pembayaran 3.435.000Sisa 0 .
(b) Buku pihak konsinyi.b1) Laba Konsinyasi dihitung tersendiri
8/12 Memo :
35
Penerimaan barang Konsinyasi dari TB. Gramedia berupa 100 Buku VB untuk dijual @ Rp. 49.500. Komisi 30% dari penjualan. Semua biaya yang dikeluarkan memeperoleh penggantian.
8/12 Konsinyasi Masuk 30.000Kas 30.000
8/12-31/12 Kas 4.950.000
Konsinyasi Masuk 4.950.00031/12 Konsinyasi Masuk 30% x 4.950.000 1.485.000
Komisi dari penjualan Konsinyasi 1.485.000
Konsinyasi Masuk 3.435.000Kas 3.435.000
b2) Laba Konsinyasi tidak dihitung tersendiri8/12 Memo :
Penerimaan barang Konsinyasi dari TB. Gramedia berupa 100 buku VB untuk dijual @ Rp. 49.500. Komisi 30% dari penjualan. Semua biaya yang dikeluarkan memperoleh penggantian.
8/12 TB. Gramedia 30.000Kas 30.000
8/12-31/12 Kas 4.950.000
Penjualan 4.950.000
31/12 Pembelian 3.465.000TB. Gramedia (4.950.000 – 1.485.000) 3.465.000
TB. Gramedia 3.435.000Kas 3.435.000
(C ) Buku Pihak Konsinyor
c1) Laba Konsinyasi dihitung tersendiri.
8/12 Konsinyasi Keluar 2.500.000Pengiriman barang Konsinyasi 2.500.000
8/12 Konsinyasi Keluar 285.000Kas 200.000B. pengepakan 85.000
31/12 Kas 3.435.000Konsinyasi Keluar 1.515.000
Konsinyasi Keluar 4.950.000
31/12 Konsinyasi Keluar 650.000Pendapatan dari Konsinyasi 650.000
Perhitungan : Total Penjualan Persediaan
36
100 bk 100 bk -
Pembebanan oleh Konsinyor :HP brg. Konsinyasi @ 25.000 2.500.000 2.500.000 B. pengepakan
85.000 85.000 - B. angkut 200.000 200.000 -
Pembebanan oleh Konsinyi : B. angkut 30.000 30.000 - Komisi 1.485.000 1.485.000 -Total 4.300.000 4.300.000 -
Sisa barang Konsinyasi dalam perkiraan konsinyasi keluar -Sisa Konsinyasi Keluar sebelum penyesuaian atas laba 650.000
Laba atas penjualan Konsinyasi 650.000
Atau
Penjualan Konsinyasi 4.950.000HP dan biaya atas penjualan 4.300.000
Laba atas penjualan konsinyasi 650.000
c2) Laba Konsinyasi tidak hitung tersendiri.8/12 Memo :
Pengiriman 100 buku VB ke TB ‘Gunung Agung” untuk penjualan Konsinyasi @ Rp. 49.500. Harga Pokok @ Rp. 25.000, komisi 30% dari penjualan dan mengganti semua biaya pengangkutan.
8/12 B. angkut 200.000
Kas 200.000
31/12 Kas 3.435.000B. angkut 30.000B. Komisi 1.485.000
Penjualan 4.950.000
37
Kesimpulan
Ada 2 pendekatan yang diambil pada penetapan laba kotor atau penjualan cicilan yaitu; laba
kotor dapat dikaitkan dengan periode penjualan yang terjadi, laba kotor dapat dikaitkan
dengan periode penagihan per kas atau kontrak cicilan.
1. Persetujuan untuk pembayaran bunga berkala pada umumnya mengambil salah satu dari bentuk, yaitu; bunga dihitung atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan, bunga yang dihitung dengan cara ini kadang – kadang disebut bunga jangka panjang( long-end interest ), bunga dihitung atas masing – masing cicilan yng harus dibayar, dari tanggal kontrak penjualan cicilan ditandatangani sampai tanggal pembayarn cicilan, bunga yang dihitung dengan cara ini disebut bunga jangka pendek ( short-end interest ), pembayaran berkala dalam jumlah yang sama dan menyatakan bunga atas saldo pokok yang terhutang antara periode cicilan, sisanya merupakan pengurangan dalam saldo pokok, bunga sepanjang periode pembayaran dihitung atas pokok semula.
2. Hak & Kewajiban Konsinyi
Hak-hak pihak konsinyi :
Konsinyi berhak memperoleh penggantian pengeluaran yang dibutuhkan berkaitan dengan barang konsinyasi dan juga berhak memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi.
Konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi yang dijual dan sementara itu konsinyor terikat pada syarat pembelian garansi.
Kewajiban Konsinyi:
Konsinyi harus melindungi barang-barang pemilik dengan cara yang baik dan sesuai dengan sifat barang dan kondisi konsinyasi.
Konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah ditentukan, atau jika tidak ada ketentuan mengenai harga, ia harus menjual dengan harga yang memuaskan kepentingan pemilik.
Konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan lainnya. Jika pemisahan fisik ini tidak dapat dilakukan maka barang tersebut harus memiliki tanda khusus.
Konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang konsinyasi. Laporan yang dikirimkan konsinyi disebut perkiraan penjualan konsinyasi.
38
Daftar Pustaka
Drebin, Allan R, Advance Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan ), Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.
39