Top Banner
KOMPLEKSOMETRI Kelompok 3: • Dendi Juandi (133020126) • Deanti Putri Utami (133020127) • Yulia Endah W (133020128) • Syifa Nurafifah (133020132) • Rose Rosiani (1330201)
19

KELOMPOK 3

Jul 13, 2016

Download

Documents

Rose Rosiyani

kjasfslf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KELOMPOK 3

KOMPLEKSOMETRI

Kelompok 3:• Dendi Juandi (133020126)• Deanti Putri Utami (133020127)• Yulia Endah W (133020128)• Syifa Nurafifah (133020132)• Rose Rosiani (1330201)

Page 2: KELOMPOK 3

Pengertian Kompleksometri

Kompleksometri adalah suatu cara untuk penetapan kadar zat – zat (kation) yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan suatu komplekson. Prinsipnya adalah pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan EDTA.

02

Page 3: KELOMPOK 3

EDTA

• EDTA ialah suatu ligan yang heksadentat (mempunyai enam buah atom donor pasangan elektron), yaitu melalui kedua atom N dan keempat atom O (dari OH).

Page 4: KELOMPOK 3

HOOC-CH2 CH2-COOH .. .. N-CH2-CH2-N

HOOC-CH2 CH2-COOH

• Kompleksnya dengan ion logam = senyawa sepit (Chelat)

Page 5: KELOMPOK 3

PRINSIP REAKSI• Mn+ + H2Y2- MY (n-4)+ + 2H+ ATAU• Mn+ + Y4- MY (n-4)+

• K STABILITAS KOMPLEKS: [My](n-4)+

• K = [Mn+] [ Y4-]

K semakin besar, Kompleks semakin stabil

Page 6: KELOMPOK 3

CONTOH

• Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+

• Al3+ + H2Y2- AlY4- + 2H+

• Karena dalam reaksi dibebaskan H+, maka larutan harus dibufer supaya perubahan pH yang besar tidak terjadi selama titrasi

Page 7: KELOMPOK 3

Reaksi pembentukan kompleks• Reaksi :

Ag+ + 2CN- Ag(CN)2-

• Reaksi yang membentuk kompleks → reaksi asam-basa lewis.

• Ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang elektron kepada kation yang merupakan suatu asam– Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dan

ligan → ikatan kovalen– Beberapa kompleks mengadakan reaksi subsitusi

dengan sangat cepat → kompleks labil• Misal :

Cu(H2O)42+ + 4NH3 Cu(NH3)4

2+ + 4H2OBiru muda Biru Tua

• Kebanyakan kompleks dari deret pertama logam transisi

Page 8: KELOMPOK 3

Reaksi Kompleks

• Beberapa kompleks mengadakan reaksi subsitusi sangat perlahan → tidak labil atau inert

• Misalnya : semua kompleks yang terbentuk dari kobal dan krom pada keadaan oksidasi +3, seperti Co(NH3)6

3+, Cr(CN)6

3+, Fe(CN)63+

Page 9: KELOMPOK 3

Ligan

• Ligan Monodentat :– Ligan-ligan yang hanya berisi satu atom donor pasangan

elektron– misalnya : I-, NH3, CN-

• Ligan Polidentat :– Ligan-ligan yang mempunyai atom-atom donor lebih dari

satu– misalnya : Ligan bidentat dan heksadentat

Page 10: KELOMPOK 3

LIGAN• Ligan Bidentat

– Etilendiamin (H2N ─ CH2CH2 ─ NH2)

→ donor ialah kedua atom N– 8 - hidroksikuinolin (oksin)

→ donor ialah atom N dan O

• Ligan Heksadentat – EDTA (etilendiamin tetra asetat) → donor

: kedua atom N dan empat atom O (dari OH)

HOOCCH2

N ─ CH2CH2 ─ N

HOOCCH2

CH2COOH

CH2COOH

Page 11: KELOMPOK 3

KELAT

• Bila misalnya Zn2+ berkompleks dengan etilen diamin :

Zn2++2H2N ─ CH2CH2 ─ NH2

• Lingkaran demikian dinamakan lingkaran kelat• Kompleks yang berisi lingkaran kelat → disebut kelat• Ligan yang bersangkutan → disebut pembentuk

kelat (pengkelat atau ”chelating agent”)• Dalam volumetri, pereaksi kelat sebagai titran

Page 12: KELOMPOK 3

03Titrasi Kompleksometri

Titrasi kompleksometri adalah suatu metoda analisis yang berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dan zat pembentuk kompleks (Liganda).

Contoh reaksi titrasi kompleksometri:• Ag+ + 2 CN- Ag(CN)2

• Hg2+ + 2Cl- HgCl2

Page 13: KELOMPOK 3

CARA-CARA TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Titrasi ion logam dengan EDTA dapat dilakukan sebagi berikut:1- TITRASI LANGSUNG• Ion logam yang ditentukan diatur pHnya dengan bufer

salmiak pH=10• Ditambah indikator EBT & masking agent• Dititrasi langsung dengan EDTA• Perubahan warna pada titik akhir titrasi disebabkan karena

indikator terusir dari kompleks logam-indikator• Titrasi dilakukan sampai perubahan warna sempurna

Page 14: KELOMPOK 3

2. Titrasi Kembali (tidak langsung)• Pada larutan ion logam ditambah EDTA berlebih • Diatur pH larutan dengan bufer • Kelebihan EDTA ditetrasi kembali dengan larutan baku ion

logam• Cara ini digunakan bila :

– Dalam larutan terdapat ion lain selain ion logam yang ditentukan, yang dapat mengendapkan ion logam yang ditentukan misal: OH-, fosfat

• Tidak ada indikator yang cocok untuk logam yang ditentukan • Reaksi ion logam- EDTA lambat

Page 15: KELOMPOK 3

Macam-Macam Pereaksi

1. Larutan baku: ZnSO4 ; MgSO42. Larutan bufer pH 10 (salmiak)

88 mL NH4OH 25% + 13,5 g NH4Cl diencerkan dengan air sampai 250 mL

3. Larutan baku sekunder : Na2EDTA.2H2O (dinatrium EDTA)

4. Indikator: EBT (pengenceran 1:100 dalam NaCl kering)

Page 16: KELOMPOK 3

04Jenis Indikator Kompleksometri

• EBT, adalah zat warna yang dapat membentuk komples dengan ion logam yang berwarna pada daerah pH tertentu

• Misal: – Eriochrom black T ( untuk p.k Mg)– Calcein (untuk p.k Ca)– Xylenol orange (untuk p.k Bi)– Murexide (untuk pk Ca)

Page 17: KELOMPOK 3

Jenis Indikator Titrasi Kompleksometri

• Reaksi perubahan EBT pada berbagai pH: pH pH • H2In- HIn2- In3-

• Merah Biru Oranye• pH 5,3-7,3 10,5-12,5• Pada pH 7-10, indikator dalam bentuk HIn2-

(biru), dengan ion logam membeentuk kompleks beerwarna merah

Page 18: KELOMPOK 3

Kelebihan Titrasi Kompleksometri

• EDTA stabil, mudah larut dan menunjukan komposisi kimiawi yang tertentu.

• Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian PH.

• EDTA sebagai garam natrium merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut.

• Titrasi kompleksometri dapat digunakan untuk penentuan beberapa logam pada operasi skala semimikro.

Page 19: KELOMPOK 3

SEKIAN DAN TERIMAKASIH YAAAA