Manajemen Keperawatan SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIK (SPMKK) Oleh : Kelompok ____ D-IV Keperawatan Tingkat 2 Semester IV 1. Ni Putu Amelia Rosalita Dewi (P07120214003) 2. Ni Komang Risna Muliantini (P07120214011) 3. Made Wahyu Riantini (P07120214024) 4. Putu Jana Yanti Putri (P07120214028) 5. Ni Nym. Diah Vitri Pradnyaningrum (P07120214029) 0
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Manajemen Keperawatan
SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIK (SPMKK)
Oleh :Kelompok ____
D-IV Keperawatan Tingkat 2 Semester IV
1. Ni Putu Amelia Rosalita Dewi (P07120214003)
2. Ni Komang Risna Muliantini (P07120214011)
3. Made Wahyu Riantini (P07120214024)
4. Putu Jana Yanti Putri (P07120214028)
5. Ni Nym. Diah Vitri Pradnyaningrum (P07120214029)
6. Luh Agustina Rahayu (P07120214030)
7. I Gusti Ayu Indah Juliari (P07120214031)
8. Ni Kadek Suliani (P07120214034)
9. Putu Lenny Omi Priyatni (P07120214035)
10. I Gusti Ayu Ari Dewi (P07120214037)
KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATANTAHUN 2016
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (Spmkk)” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa
kesulitan yang penulis temukan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan dan
pengalaman penulis. Untuk itu, pada kesempatan yang berbahagia ini
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat
berguna untuk memberikan kontribusi dalam mata kuliah Keperawatan
Maternitas. Di samping itu penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Denpasar, 11 Maret 2016
Penulis,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I - PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan
4
D. Manfaat 5
BAB II – PEMBAHASAN
A. Sejarah Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik
(SPMKK) Perawat 6
B. Pengertian SPMKK
9
C. Tujuan Pengembangan SPMKK 9
D. Sasaran kegiatan SPMKK 9
E. Prinsip Pengembangan SPMKK 10
F. Strategi Penerapan SPMKK
11
G. Skema Dan Model SPMKK
12
H. Komponen SPMKK
13
BAB III - PENUTUP
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) bagi
perawat dan bidan di rumah sakit dan Puskesmas, merupakan salah satu upaya
yang telah dirintis dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
perawat dan bidan dilapangan klinis. Sistem dan model yang dikembangkan
dalam SPMKK adalah sesuatu yang baru di Indonesia dan mempunyai daya
ungkit yang cukup tinggi untuk mendorong perawat dan bidan dalam
meningkatkan tanggung jawab dan akuntabilitas secara profesional.
Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis adalah suatu Sistem
Manajemen Klinis bagi perawat dan bidan yang merupakan mikrosistem
dalam sistem pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, baik itu di Rumah Sakit maupun di Puskesmas (Hillan
A.R.,2002) dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, tidak dapat
terlepas dari kinerja pelaksana pelayanan (perawat). Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah motivasi kerja. (Nawawi H.,2003)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
sepuluh perawat dan dari hasil wawancara serta tanya jawab ternyata
3
didapatkan data sebagai berikut, satu perawat dengan tingkat pengetahuan
tinggi motivasi kerja tinggi, satu perawat dengan tingkat pengetahuan rendah
motivasi kerja tinggi, satu perawat dengan tingkat pengetahuan rendah
motivasi kerja rendah, dua perawat dengan tingkat pengetahuan sedang
motivasi kerja rendah, tiga perawat dengan tingkat pengetahuan tinggi
motivasi kerja rendah dan dua perawat dengan tingkat pengetahuan sedang
motivasi kerja rendah
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah sistem pengembangan manajemen kinerja klinik
(SPMKK) perawat ?
2. Apakah yang dimaksud dengan SPMKK ?
3. Apa saja tujuan pengembangan SPMKK ?
4. Apa saja sasaran kegiatan SPMKK ?
5. Apa saja prinsip pengembangan SPMKK ?
6. Apa saja strategi penerapan SPMKK ?
7. Bagaimanakah skema dan model SPMKK ?
8. Apa saja komponen SPMKK ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sistem pengembangan manajemen kinerja klinik
(SPMKK) perawat
2. Untuk mengetahui SPMKK
3. Untuk mengetahui pengembangan SPMKK
4. Untuk mengetahui sasaran kegiatan SPMKK
5. Untuk mengetahui prinsip pengembangan SPMKK
4
6. Untuk mengetahui strategi penerapan SPMKK
7. Untuk mengetahui skema dan model SPMKK
8. Untuk mengetahui komponen SPMKK
D. Manfaat Penelitian.
Berdasarkan tujuan diatas, maka penulisan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat, sebagai berikut:
1. Manfaat Umum
Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya wawasan dan
pengetahuan tentang materi.
2. Manfaat Khusus
a. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam
memahami materi yang di sajikan. Selain itu pembaca makalah ini
diharapkan mampu menerima semua materi yang disampaikan.
b. Bagi penulis
Dapat memperluas kaidah-kaidah pengetahuan serta sumber ajar yang
berguna dalam proses pembelajaran khususnya pada materi .
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA
KLINIK (SPMKK) PERAWAT
Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan informasi yang demikian
cepat dan diikuti oleh tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
lebih baik mengharuskan sarana pelayanan kesehatan untuk
mengembangkan diri secara terus menerus seiring dengan perkembangan
yang ada pada masyarakat tersebut.
Didalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit disusun
berupa kegiatan komprehensif dan integratif yang menyangkut struktur,
proses dan output / outcome secara objektif, sistematik dan berlanjut.
Memantau dan menilai mutu serta kewajaran pelayanan tehadap pasien,
menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien dan
memecahkan masalah yang terungkapkan, sehingga pelayanan yang
diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.
Karena hanya profesi perawat dan bidan merawat pasien 24 jam,
mereka menjadi kunci untuk kualitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
fungsi, tugas, tanggung jawab serta akuntabilitas perawat dan bidan harus
diperjelas. demikian juga pengetahuan dan ketrampilannya terus menerus
harus ditingkatkan, supaya asuhan kepada pasien bisa diberikan secara
profesional dan holistic 2,3,4. Hal yang patut kita sadari bahwa pelayanan
6
keperawatan/kebidanan dapat memberikan kontribusi besar dalam
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2001, Departemen Kesehatan Indonesia bekerjasama
dengan WHO Indonesia telah melalukan penilaian terhadap 1.000 perawat
dan bidan di 4 propinsi, hasil penilaian menunjukkan bahwa pada saat itu
tidak terdapat sistem manajemen yang mendukung terwujudnya kinerja
klinik yang baik. Atas dasar ini maka pada tahun 2001 berbagai pihak
dengan dukungan dari WHO Indonesia dan lembaga donor
mengembangkan sebuah system peningkatan kinerja klinik bagi perawat
dan bidan yang disebut sebagai Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik (SPMKK). Sistem ini telah di uji-coba-kan (2002), di evaluasi
(2003-2004) dan pada saat ini telah diterapkan di 9 propinsi dan 35
kabupaten/kota. Lebih lanjut SPMKK telah dijadikan kebijakan nasional
dengan nama baru yaitu Peningkatan Manajemen Kinerja (PMK) melalui
SK Menkes.
SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan
kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan disarana atau
institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang
bermutu (Depkes, 2006).
Pada bulan Oktober 2000 - Maret 2001, Tim Konsultan WHO
bekerja sama dengan Kelompok Kerja Perawat Tingkat Nasional Depkes,
mengembangkan satu model “Sistim Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik (SPMKK) guna meningkatkan kemampuan manajerial dan kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada tatanan rumah
sakit dan puskesmas. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 oleh
WHO dan Keperawatan Depkes di Provinsi Kaltim, Sumut, Sulut, Jabar
dan DKI menunjukan gambaran sebagai berikut:
70,9 % perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti
pelatihan.
39,8 % perawat masih melakukan tugas-tugas kebersihan.
47,4 % perawat tidak memiliki uraian tugas secara tertulis.
7
Belum dikembangkan monitoring dan evaluasi Kinerja Klinis bagi
perawat secara khusus (Depkes, 2006).
Konsep dasar SPMKK adalah memberikan lingkungan (struktur
dan proses) yang memotivasi staf klinik (perawat) untuk menerapkan dan
mengembangkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki hingga dapat
memberikan pelayanan (keperawatan) yang bermutu (outcome). Struktur
dimaksud adalah: diskripsi pekerjaan berdasarkan kebutuhan, standar dan
pedoman pelayanan klinik, pendidikan berkelanjutan, indikator kinerja dan
keterampilan manajemen klinik. Proses dimaksud adalah: kepemimpinan
untuk mutu klinik, monitoring kinerja klinik, mekanisme umpan balik,
pendampingan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan dan
mekanisme pembelajaran berkelanjutan.
Sistem Pengembangkan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK),
dikembangkan untuk perawat dan bidan, merupakan suatu pendekatan
yang bersifat memperkuat dan mendukung program/proses yang sudah
ada, akreditasi dan proses jaminan mutu yang difokuskan pada
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut
terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan
pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu tidak
terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar.
Melalui kinerja klinis perawat, diharapkan dapat menunjukkan kontribusi
profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan secara umum
pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara pada
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mengukur kinerja perawat pada tatanan klinis, digunakan
"indikator kinerja klinis" sebagai langkah untuk mewujudkan
komitmennya guna dapat menilai tingkat kemampuan individu dalam tim
kerja. Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan tumbuh, mau, dan
mampu mengidentifikasi kualitas kinerja masing-masing, untuk dimonitor,
diperbaiki serta ditingkatkan secara terus menerus. Model pengembangan
8
dan manajemen kinerja klinis (SPMKK) bagi perawat, dimulai dari elemen
terkecil dalam organisasi yaitu pada tingkat "First Line Manager" (kepala
ruang), karena produktifitas (jasa) berada langsung ditangan individu-
individu dalam kerja tim. Namun demikian komitmen dan dukungan
pimpinan puncak dan stakeholder lainnya tetap menjadi kunci utama.
Bertemunya persepsi yang sama antara dua komponen tersebut dalam
menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal utama untuk
meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi.
Menentukan tingkat prestasi melalui indikator kinerja klinis akan
menyentuh langsung faktor -faktor yang menunjukkan indikasi-indikasi
obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang perawat, sejauh mana
fungsi dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang ditentukan.
(Depkes, 2006).
B. PENGERTIAN SPMKK
Sistem pengembangan manajemen kinerja klinis (SPMKK) adalah
suatu Micro system dari macro system organisasi pelayanan kesehatan
dan proses manajerial untuk meningkatkan kemampuan klinis perawat dan
bidan di rumah sakit dan puskesmas. SPMKK adalah upaya peningkatan
kemampuan manajerial dan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan disarana atau institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2006)
C. TUJUAN PENGEMBANGAN SPMKK
a. Jangka pendek
1) Agar supaya tenaga keperawatan dapat membuat standar dan
diskripsi pekerjaan sesuai dengan tupoksinya.
2) Mempunyai kemampuan manajerial dalam mengelola kegiatan
keperawatan.
3) Mempunyai hubungan sistem monitoring indikator kinerja.
9
4) Senantiasa mengembangkan proses pembelajaran penyelesaian
kasus secara berkesinambungan melalui RDK (Refleksi Diskusi
Kasus).
b. Jangka panjang
Meningkatkan profesionalisme perawat, karena bagaimanapun
tuntutan akan profesionalisme dalam melaksanakan pekerjaannya
akan menjadi syarat dalam mewujudkan bentuk akuntabilitas publik.
D. SASARAN KEGIATAN SPMKK
Sasaran dari kegiatan SPMKK adalah :
a. Perawat dan bidan pelaksana, serta manajer lini pertama (first line
manager) antara lain :
1) Kepala Ruangan
2) Wakil Kepala Ruangan di Rumah Sakit
3) Perawat dan bidan sebagai penanggung jawab program di
Puskesmas
4) Pimpinan Keperawatan atau Kebidanan di sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
b. Pimpinan sarana kesehatan, seperti :
1) Direktur
2) Kepala Bidang atau Kepala Seksi
3) Kepala Instalasi dan Supervisor (rumah sakit)
4) Kepala Puskesmas
5) Kepala Sarana Pelayanan.
E. PRINSIP PENGEMBANGAN SPMKK
a) Komitmen
Komitmen dapat diartikan sebagai janji atau tanggungjawab. Hal
ini dapat diartikan bahwa setiap orang/pihak/institusi yang
berkomitmen terhadap SPMKK berjanji untuk melaksanakan SPMKK.
10
Adanya komitmen ini sangat diperlukan mulai dari tingkat
pimpinan/pengambilan keputusan dipemerintahan sampai kelevel yang
paling bawah. Komitmen merupakan suatu komponen yang dapat
menjamin kesinambungan kegiatan.
1) Kualitas
Pelaksanaan SPMKK diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) keperawatan meliputi kinerja dan
hasil pelayananya. Peningkatan kinerja perawat akan
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan menjadi lebih baik
sehingga akan meningkatkan citra pelayanan keperawatan disarana
pelayanan kesehatan.
2) Kerja tim
SPMKK baru difokuskan kepada perawat tetapi mendorong
adanya kerjasama kelompok (team work) antar tenaga kesehatan,
karena kerjasama tim merupakan salahsatu penentu keberhasilan
pelayanan kesehatan.
1) Pembelajaran berkelanjutan
Penerapan SPMKK memberikan kondisi terjadinya
pembelajaran yang memungkinkan setiap individu untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga
dapat mengikuti perkembangan IPTEK.
2) Efektif dan efisien
Dengan menerapkan SPMKK perawat dapat bekerja secara
efektif dan efisien karena mereka bekerja sesuai dengan standar
dan uraian tugas serta diikuti dengan monitoring dan evaluasi
yang dapat meminimalkan kesalahan-kesalahan dalam
pekerjaan. Adanya kejelasan tugas memungkinkan setiap orang
bekerja pada area yang telah ditetapkan.
F. STRATEGI PENERAPAN SPMKK
a. Membangun komitmen
11
Membangun komitmen dengan semua pihak yang terkait/stakeholder
dengan pengembangan SPMKK untuk itu perlu adanya sosialisasi dan
koordinasi.
b. Melibatkan stakeholder
Dengan komitmen, keterlibatan stakeholder dapat memberikan
dukungan moril dan material dalam penerapan SPMKK.
c. Mengelola sumber daya
Pengelolaan SDM, sumber dana, dan fasilitas dapat ditingkatkan untuk
mengoptimalkan keberhasilan SPMKK perawat.
d. Profesionalisme
Pengelolaan SPMKK secara profesional dengan perencanaan yang
matang serta diimplementasikan secara sungguh-sungguh berdasarkan
pada pedoman SPMKK, standar profesi, SOP keperawatan, serta
pedoman pelayanan kesehatan lainnya.
e. Desentralisasi
Dalam rangka otonomi daerah SPMKK dapat dikembangkan sesuai
kondisi masing-masing daerah dengan tetap berpedoman pada
pedoman yang telah ditetapkan.
G. SKEMA DAN MODEL SPMKK
12
H. KOMPONEN SPMKK
Dalam rangka mewujudkan terciptanya pelayanan profesional
keperawatan perlu disediakan pedoman pelaksanaan SPMKK yang
mengacu pada lima komponen SPMKK yaitu : Standar, Uraian tugas,
Indikator kinerja, Refleksi Diskusi Kasus (RDK), Monitoring dan
Evaluasi.
a) Standar
Komponen utama yang menjadi kunci dalam SPMKK adalah
standar, yang meliputi standar profesi, Standar Operasioanal
Prosedur (SOP), dan pedoman-pedoman yang digunakan oleh
perawat disarana pelayanan kesehatan. Standar keperawatan
13
bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi perawat dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Standar juga
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan, dapat
meningkatkan motivasi dan pendayagunaan staf, dapat digunakan
untuk mengukur mutu pelayanan serta melindungi masyarakat atau
klien dari pelayanan yang tidak bermutu
Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan
disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktik
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Reyers, 1983).Standar