ayu aksara 07120100059
2[ayu aksara 07120100059]
[Ayu aksara 07120100059]1
KELAINAN REFRAKSI MATAKelainan refraksi adalah kelainan
pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea,
cairan mata, lensa, badan kaca, atau panjang bola mata, sehingga
bayangan benda dibiaskan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa
bantuan akomodasi.
MIOPIADefinisiMiopia merupakan kesalahan refraksi dengan berkas
sinar memasuki matayang sejajar dengan sumbu optik dibawa ke fokus
di depan retina, sebagai akibat bolamata yang terlalu panjang atau
peningkatan kekuatan daya refraksi media mata.
EtiologiMiopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di
dalam mata untuk panjangnya bola mata yang diakibatkan oleh: kornea
terlalu cembung; lensamempunyai kecembungan yang kuat sehingga
bayangan dibiaskan kuat; dan bola mata terlalu panjang.Pada miopia
panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar ataukekuatan
pembiasan media refraktif terlalu kuat. Oleh karena itu dikenal
beberapa bentuk miopia seperti: Miopia refraktif, bertambahnya
indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak
intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga
pembiasanlebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks,
miopia yang tejadiakibat pembiasan media penglihatan kornea dan
lensa yang terlalu kuat. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya
sumbu bola mata, dengankelengkungan kornea dan lensa yang
normal.KlasifikasiKlasifikasi miopia dibagi menurut derajat dan
perjalanan penyakitnya. Berdasarkan derajat beratnya, miopia dibagi
dalam: Miopia ringan, dimana miopia kecil daripada 1-3 dioptri
Miopia sedang, dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri Miopia berat
atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 dioptriSedangkan
menurut perjalanan penyakitnya, miopia dikenal dalam bentuk: Miopia
stasioner, miopia yang menetap setelah dewasa Miopia progresif,
miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah
panjangnya bola mata Miopia maligna, miopia yang berjalan
progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.
Miopia ini dapat juga disebut miopia pernisiosa atau miopia maligna
atau miopia degeneratif. Disebut myopia degeneratif atau miopia
maligna, bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan fundus
okuli dan pada panjangnya bola mata sampai membentuk stafiloma
postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan
atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah
terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran
Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya
neovaskularisasi subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak Fuch
berupa biperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atrofi lapis
sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil
saraf optikManifestasi klinikPasien miopia akan melihat jelas bila
dalam jarak pandang dekat dan melihat kabur apabila pandangan jauh.
Penderita miopia akan mengeluh sakit kepala, sering disertai dengan
juling dan celah kelopak yang sempit. Selain itu, penderita miopia
mempunyai kebiasaan mengernyitkan matanya untuk mencegah aberasi
sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). Pasien
miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu
dalam keadaan konvergensi. Hal ini yang menimbulkan keluhan
astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka
penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia.
TatalaksanaPenatalaksanaan miopia masih merupakan kontra
diantara dokter mata. Sejauh ini yang dilakukan adalah mencoba
mencari bagaimana mencegah kelainan refraksi pada anak atau
mencegah jangan sampai menjadi parah. KacamataKoreksi miopia dengan
kacamata dapat dilakukan dengan menggunakan lensa konkaf
(cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa
cekung akan menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya
bias terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang seperti
pada miopia, keadaan ini dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa
sferis konkaf di depan mata. Lensa cekung yang akan
mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata, dengan
demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina.
Koreksi myopia dengan lensa konkaf Lensa kontakLensa kontak yang
biasanya digunakan ada 2 jenis yaitu, lensa kontak keras yang
terbuat dari bahan plastik polymethacrylate (PMMA) dan lensa kontak
lunak terbuat dari bermacam-macam plastik hydrogen
hydroxymethylmethacrylate (HEMA). Lensa kontak keras secara
spesifik diindikasikan untuk koreksi astigmatisma ireguler,
sedangkan lensa kontak lunak digunakan untuk mengobati gangguan
permukaan kornea.Salah satu indikasi penggunaan lensa kontak adalah
untuk koreksi miopia tinggi, dimana lensa ini menghasilkan kualitas
bayangan lebih baik dari kacamata. Namun komplikasi dari penggunaan
lensa kontak dapat mengakibatkan iritasi kornea, pembentukan
pembuluh darah kornea atau melengkungkan permukaan kornea. Oleh
karena itu, harus dilakukan pemeriksaan berkala pada pemakai lensa
kontak.
Koreksi dengan lensa kontakKomplikasi Ablasio retinaResiko untuk
terjadinya ablasio retina pada 0D (- 4,75)D sekitar 1/6662.
Sedangkan pada (- 5) D (-9,75) D resiko meningkat menjadi 1/1335.
Lebih dari (-10) D resiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain
penambahan faktor resiko pada miopia rendah tiga kali sedangkan
miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali.
Vitreal Liquefaction dan DetachmentBadan vitreus yang berada di
antara lensa dan retina mengandung 98% air dan 2% serat kolagen
yang seiring pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan-lahan,
namun proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Hal
ini berhubungan dengan hilangnya struktur normal kolagen. Pada
tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil
(floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan vitreus
sehingga kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini nantinya akan
beresiko untuk terlepasnya retina dan menyebabkan kerusakan retina.
Vitreus detachment pada miopia tinggi terjadi karena luasnya volume
yang harus diisi akibat memanjangnya bola mata.
Miopic makulopatyDapat terjadi penipisan koroid dan retina serta
hilangnya pembuluh darah kapiler pada mata yang berakibat atrofi
sel-sel retina sehingga lapang pandang berkurang. Dapat juga
terjadi perdarahan retina dan koroid yang bisa menyebabkan
kurangnya lapangan pandang. Miopia vaskular koroid/degenerasi
makular miopik juga merupakan konsekuensi dari degenerasi makular
normal, dan ini disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang
tumbuh di bawah sentral retina.
GlaukomaResiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%,
pada miopia sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada
miopia terjadi dikarenakan stres akomodasi dan konvergensi serta
kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada trabekula.
Skotoma Komplikasi timbul pada miopia derajat tinggi. Jika
terjadi bercak atrofi retina maka akan timbul skotoma (sering
timbul jika daerah makula terkena dan daerah penglihatan sentral
menghilang). Vitreus yang telah mengalami degenerasi dan mencair
berkumpul di muscae volicantes sehingga menimbulkan bayangan lebar
diretina sangat menggangu pasien dan menimbulkan kegelisahan.
Bayangan tersebut cenderung berkembang secara perlahan dan selama
itu pasien tidak pernah menggunakan indera penglihatannya dengan
nyaman sampai akhirnya tidak ada fungsi penglihatan yang tersisa
atau sampai terjadi lesi makula berat atau ablasio
retina.HIPERMETROPIADefinisiHipermetropia adalah anomali refraksi
yang mana tanpa akomodasi, sinar sejajar akan terfokus di belakang
retina. Sinar divergen dari objek dekat, akan difokuskan lebih jauh
di belakang retina.
Refraksi pada mata hipermetropia
Etiologi Panjang axial (diameter bola mata) mata hipermetropia
lebih kurang dari panjang axial mata normal.Hipermetropia jenis ini
disebut juga Hipermetropi Axial. Hipermetropi Axial ini dapat
disebabkan oleh Mikropthalmia, Retinitis Sentralis, ataupun Ablasio
Retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus
cahaya tidak tepat dibiaskan). Berkurangnya konveksitas dari kornea
atau kurvatura lensa.Hipermetropia jenis ini disebut juga
hipermetropi kurvatura. Dimana kelengkungan dari kornea ataupun
lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.
Berkurangnya indeks refraktif. Hipermetopia jenis ini disebut juga
Hipermetropi Refraksi. Dimana dapat terjadi gangguan-gangguan
refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreus humor.
Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropia refraksi ini adalah
perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan
refraksinya menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan
vitreus humor (misalkan Pada penderita Diabetes Mellitus,
hipermetropia dapat terjadi bila kadar gula darah di bawah normal,
yang juga dapat mempengaruhi komposisi aueus dan vitreus humor
tersebut) Perubahan posisi lensa menjadi lebih posterior.
KlasifikasiBerdasarkan gejala klinis, hipermetropia dibagi menjadi
tiga yaitu: Hipermetropia simpleks yang disebabkan oleh variasi
biologi normal, etiologinya bisa axial atau refraktif Hipermetropia
patologik disebabkan oleh anatomi okular yang abnormal karena
maldevelopment, penyakit okular, atau trauma Hipermetropia
fungsional disebabkan oleh paralisis dari proses akomodasi
Berdasarkan derajat beratnya, hipermetropia juga dibagi menjadi
tiga yaitu: Hipermetropia ringan, kesalahan refraksi +2.00 D atau
kurang Hipermetropia sedang, kesalahan refraksi antara +2.25 D
hingga +5.00 D Hipermetropia berat, kesalahan refraksi +5.25 D atau
lebih tinggi Berdasarkan status akomodasi mata, hipermetropia
dibagi menjadi empat yaitu: Hipermetropia Laten Sebagian dari
keseluruhan dari kelainan refraksi mata hipermetropia yang
dikoreksi secara lengkap oleh proses akomodasi mata Hanya bisa
dideteksi dengan menggunakan sikloplegia Lebih muda seseorang yang
hipermetropia, lebih laten hiperopia yang dimilikinya Hipermetropia
Manifes Hipermetropia yang dideteksi lewat pemeriksaan refraksi
rutin tanpa menggunakan sikloplegia Bisa diukur derajatnya
berdasarkan jumlah dioptri lensa positif yang digunakan dalam
pemeriksaan subjektif Hipermetropia Fakultatif Hipermetropia yang
bisa diukur dan dikoreksi dengan menggunakan lensa positif, tapi
bisa juga dikoreksi oleh proses akomodasi pasien tanpa menggunakan
lensa Semua hipermetropia laten adalah hipermetropia fakultatif
Akan tetapi, pasien dengan hipermetropia laten akan menolak
pemakaian lensa positif karena akan mengaburkan penglihatannya.
Pasien dengan hipermetropia fakultatif bisa melihat dengan jelas
tanpa lensa positif tapi juga bisa melihat dengan jelas dengan
menggunakan lensa positif Hipermetropia Absolut Tidak bisa
dikoreksi dengan proses akomodasi Penglihatan subnormal Penglihatan
jarak jauh juga bisa menjadi kabur terutama pada usia lanjut
Manifestasi klinik Penglihatan dekat kabur, penglihatan jauh pada
usia lanjut juga bisa kabur Asthenopia akomodatif (sakit kepala,
lakrimasi, fotofobia, kelelahan mata) Strabismus pada anak-anak
yang mengalami hipermetropia berat Gejala biasanya berhubungan
dengan penggunaan mata untuk penglihatan dekat (cth : membaca,
menulis, melukis), dan biasanya hilang jika kerjaan itu dihindari.
Mata dan kelopak mata bisa menjadi merah dan bengkak secara kronis
Mata terasa berat bila ingin mulai membaca, dan biasanya tertidur
beberapa saat setelah mulai membaca walaupun tidak lelah. Bisa
terjadi ambliopia Tatalaksana Sejak usia 5 atau 6 tahun, koreksi
tidak dilakukan terutama tidak munculnya gejala-gejala dan
penglihatan normal pada setiap mata. Dari usia 6 atau 7 tahun
hingga remaja dan berlanjut hingga waktu presbiopia, hipermetropia
dikoreksi dengan lensa positif yang terkuat. Bisa memakai kaca mata
atau lensa kontak.
Koreksi pada mata hipermetropi Pembedahan refraktif juga bisa
dilakukan untuk membaiki hipermetropia dengan membentuk semula
kurvatura kornea.Komplikasi Strabismus Mengurangi kualitas hidup
Kelelahan mata dan sakit kepala ASTIGMATISMEDefinisiAstigmatisme
merupakan kondisi dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan
sama pada semua meridian. Jika mata astigmatism melihat gambaran
palang, garis vertikal dan horizontalnya akan tampak terfokus tajam
pada dua jarak pandang yang berbeda. Mata astigmatisme bisa
dianggap berbentuk seperti bola sepak yang tidak memfokuskan sinar
pada satu titik tapi banyak titik.
EtiologiMata mempunyai 2 bagian untuk memfokuskan bayangan
kornea dan lensa. Pada mata yang bentuknya sempurna, setiap elemen
untuk memfokus mempunyai kurvatura yang rata seperti permukaan bola
karet. Kornea atau lensa dengan permukaan demikian merefraksikan
semua sinar yang masuk dengan cara yang sama dan menghasilkan
bayangan yang tajam terfokus pada retina. Jika permukaan kornea
atau lensa tidak rata, sinar tidak direfraksikan dengan cara yang
sama dan menghasilkan bayangan-bayangan kabur yang tidak terfokus
pada retina. Astigmatisme bisa terjadi dengan kombinasi kelainan
refraksi yang lain, termasuk: Miopia. Ini terjadi bila kurvatura
kornea terlalu melengkung atau jika aksis mata lebih panjang dari
normal. Bayangan terfokus di depan retina dan menyebabkan objek
dari jauh terlihat kabur. Hipermetropia. Ini terjadi jika kurvatura
kornea terlalu sedikit atau aksis mata lebih pendek dari normal.
Bayangan terfokus di belakang retina dan menyebabkan objek dekat
terlihat kabur. Biasanya astigmatisme terjadi sejak lahir.
Astigmatisme dipercayai diturunkan dengan cara autosomal dominan.
Astigmatisme juga bisa terjadi setelah trauma atau jaringan parut
pada kornea, penyakit mata yang termasuk tumor pada kelopak mata,
insisi pada kornea atau karena faktor perkembangan. Astigmatisme
tidak menjadi lebih parah dengan membaca di tempat yang kurang
pencahayaan, duduk terlalu dekat dengan layar televisi atau menjadi
juling. Astigmatisme juga bisa terjadi karena traksi pada bola mata
oleh otot-otot mata eksternal yang merubah bentuk sklera menjadi
bentuk astigma, perubahan indeks refraksi pada vitreous, dan
permukaan yang tidak rata pada retina. Jika distorsi terjadi pada
kornea, disebut astigmatisme kornea, sedangkan jika distorsi
terjadi pada lensa, disebut astigmatisme lentikular.
Klasifikasi Simple hyperopic astigmatism Satu meridian prinsipal
adalah emmetropik; yang satu lagi hiperopik
Simple miopic astigmatism Satu meridian prinsipal adalah
emmetropik; yang satu lagi miopik
Compound hyperopic astigmatism Kedua meridian prinsipal
hiperopik pada derajat yang berbeda
Compound miopic astigmatism Kedua meridian prinsipal miopik pada
derajat yang berbeda
Mixed astigmatism Satu meridian prinsipal adalah hiperopik, yang
satu lagi miopik
Terdapat beberapa bentuk dari astigmatisme: Regular
Meridian-meridian prinsipal bersudut tegak antara satu dengan yang
lainnya. Kondisi ini bisa dikoreksi dengan lensa silinder Irregular
Meridian-meridian prinsipal tidak bersudut tegak antara satu dengan
yang lainnya, biasanya disebabkan oleh ketidakrataan kurvatura
kornea. Tidak bisa dikoreksi dengan sempurna dengan lensa silinder
Oblique Meridian-meridian prinsipal berada antara sudut 30o hingga
60o atau antara sudut 150o hingga 180o Symmetrical
Meridian-meridian prinsipal setiap mata berada pada posisi simetris
dari deviasi garis median. Jika aksis dari setiap mata dikoreksi
dengan lensa silinder dengan tanda yang sama dan jumlah sudutnya
180o, astigmatisme itu simetris. Variasi maksimum yang bisa
ditoleransi sebesar 15o. Contoh symmetrical astigmatism: O.D. :
-cx. 60o, O.S. : -cx. 120o Asymmetrical Tidak ada hubungan simetris
dari meridian-meridian prinsipal dari garis median. Kepala yang
dimiringkan seringkali disebabkan oleh asymmetrical astigmatism
ataupun oblique. Ini adalah salah satu jenis tortikolis tipe
okular, yang akan hilang jika astigmatismenya dikoreksi dengan
benar. Asymmetrical lebih jarang dibandingkan dengan symmetrical.
Contoh asymmetrical astigmatism: O.D. : -cx. 120o, O.S. : -cx. 180o
With-the-rule astigmatism Meridian vertikal dari mata mempunyai
kurvatura yang terbesar antara sudut 60o hingga 120o. Kondisi ini
dikoreksi dengan cx. 180o atau +cx. 90o Against-the-rule
astigmatism Meridian horizontal dari mata mempunyai kurvatura yang
terbesar antara sudut 0o hingga 30o dan 150o hingga 180o. Kondisi
ini dikoreksi dengan cx. 90o atau dengan +cx. 180o. Ini lebih
jarang dibandingkan dengan with-the-rule astigmatism. Manifestasi
klinik Distorsi dari bagian-bagian lapang pandang Tampak
garis-garis vertikal, horizontal atau miring yang kabur Memegang
bahan bacaan dekat dengan mata Sakit kepala Mata berair Kelelahan
mata Memiringkan kepala untuk melihat dengan lebih jelas
Tatalaksana Astigmatisme bisa dikoreksi dengan menggunakan lensa
silinder tergantung gejala dan jumlah astigmatismenya Untuk
astigmatisme yang kecil, tidak perlu dikoreksi dengan silinder
Untuk astigmatisme yang gejalanya timbul, pemakaian lensa silender
bertujuan untuk mengurangkan gejalanya walaupun kadang-kadang tidak
memperbaiki tajam penglihatan Aturan koreksi dengan lensa silinder
adalah dengan meletakkannya pada aksis 90o dari garis tergelap yang
dilihat pasien pada kartu tes astigmatisme. Untuk astigmatisme
miopia, digunakan silinder negatif, untuk astigmatisme hiperopia,
digunakan silinder positif Untuk astigmatisme irregular, lensa
kontak bisa digunakan untuk meneutralisasi permukaan kornea yang
tidak rata Selain itu, astigmatisme juga bisa dikoreksi dengan
pembedahan LASIK, keratektomi fotorefraktif dan
LASEKPRESBIOPIADefinisiPresbiopia adalah penglihatan di usia
lanjut, merupakan perkembangan normal yang berhubungan erat dengan
usia lanjut dimana proses akomodasi yang diperlukan untuk melihat
dekat perlahan-lahan berkurang. Biasanya terjadi diatas usia 40
tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan membutuhkan
kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopianya.Etiologi Terjadi
gangguan akomodasi lensa pada usia lanjut Kelemahan otot-otot
akomodasi Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang
elasitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa Klasifikasi
Presbiopia Insipien tahap awal perkembangan presbiopia, dari
anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat,
tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya
akan menolak preskripsi kaca mata baca Presbiopia Fungsional
Amplitud akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan
kelainan ketika diperiksa Presbiopia Absolut Peningkatan derajat
presbiopia dari presbiopia fungsional, dimana proses akomodasi
sudah tidak terjadi sama sekali Presbiopia Prematur Presbiopia yang
terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhungan dengan
lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan Presbiopia
Nokturnal Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap
disebabkan oleh peningkatan diameter pupil Manifestasi klinik
Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa
pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika
membaca terlalu lama Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca
karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa Sukar
mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari
Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca Terganggu secara
emosional dan fisik Tatalaksana Digunakan lensa positif untuk
koreksi presbiopia. Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi
ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat
Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif
sesuai usia dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu
membaca tulisan pada kartu Jaeger 20/30 Karena jarak baca biasanya
33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa positif terkuat yang dapat
diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini, mata tidak melakukan
akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm, karena tulisan yang dibaca
terletak pada titik fokus lensa +3.00 D Usia (Tahun)Kekuatan Lensa
Positif yang dibutuhkan
40+1.00 D
45+1.50 D
50+2.00 D
55+2.50 D
60+3-00 D
Selain kaca mata untuk kelainan presbiopia saja, ada beberapa
jenis lensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan
refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini termasuk:
Bifokal untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang
mempunyai garis horizontal atau yang progresif Trifokal untuk
mengkoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh. Bisa yang
mempunyai garis horizontal atau yang progresif Bifokal kontak -
untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bagian bawah adalah
untuk membaca. Sulit dipasang dan kurang memuaskan hasil koreksinya
Monovision kontak lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan,
dan lensa kontak untuk melihat dekat pada mata non-dominan. Mata
yang dominan umumnya adalah mata yang digunakan untuk fokus pada
kamera untuk mengambil foto Monovision modified lensa kontak
bifokal pada mata non-dominan, dan lensa kontak untuk melihat jauh
pada mata dominan. Kedua mata digunakan untuk melihat jauh dan satu
mata digunakan untuk membaca. Pembedahan refraktif seperti
keratoplasti konduktif, LASIK, LASEK, dan keratektomi
fotorefraktif