7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1 SemenSemen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan
untuk restoratif. Semen juga berfungsi sebagai perekat pada logam
dan juga sebagai luting, basis, liner dan Varnis (Peernatasari,
2009).Syarat-syarat semen dalam kedokteran gigi (Peernatasari,
2009):1. Tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan
lain2. Tidak mudah larut dalam saliva3. Mempunyai warna serupa
dengan gigi 4. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen,
akrilik, alloy, tetapi tidak lengket pada alat KG 5. Bakteriostatik
6. Tidak mengurangi sensitivitas dentin7. Sifat rheological yaitu
kekentalan yang rendah (sesuai dengan kebutuhan) 2.1.1 Semen
Sebagai LutingSemen yang digunakan sebagai luting biasanya
diperlukan dalam pemasangan mahkota gigi dan inlays, semen yang
digunakan akan menutupi dentin pada gigi. Bahan luting tersebut
nantinya juga akan menjalankan peran yang sama dengan dentin, yakni
melindungi pulpa, maka dari itu bahan semen sebagai luting haruslah
material yang biocompatibel dan tidak toksik terhadappulpa
sementasi (Peernatasari, 2009). Bahan luting yang baik tidak hanya
melapisi seluruh permukaan dentin dan protesa dengan baik, namun
juga perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa
terlindungi dari bakteri yang merugikan (Peernatasari, 2009).Peran
utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada
restorasi. Pada semen dengan bahan dasar air seperti semen seng
phosphate, retensinya diatur oleh geometri dari gigi yang telah
dipreparasi, kontrol pada saat insersi, dan kemampuan dalam
memberikan mechanical keying pada permukaan yang tidak rata.
Kurangnya retensi merupakan penyebab utama kegagalan dalam luting.
Pada proses adisi, bahan adesif bisa ditambahkan untuk meningkatkan
retensi secara signifikan dan resin adhesive technologies
(Peernatasari, 2009).Sifat Semen sebagai Luting (Peernatasari,
2009):1. Marginal seal2. Ketebalan (Film thickness)3. Mudah
digunakan4. Radiopacity5. Estetik baik2.1.2 Semen Sebagai
BasisBasis adalah lapisan semen yang ditempatkan di bawah restorasi
permanen untuk memacu perbaikan dari pulpa yang rusak dan
melindunginya dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari thermal shock
bila gigi direstorasi dengan bahan logam dan kerusakan karena
iritasi kimia. Basis berfungsi menahan tekanan selama proses
kondensasi serta dapat memberi bentuk yang structural bagi kavitas
(Peernatasari, 2009).Syarat Semen sebagai BasisPenggunaan basis
dengan tujuan sebagai insulator terhadap thermal shock tidak
dilakukan pada semua restorasi logam, hal ini terganting pada
kedalaman kavitas atau ketebalan dentin yang tersisa (Peernatasari,
2009).2.1.3 Semen sebagai Liner dan VarnishLiner adalah bahan yang
ditempatkan sebagai lapisan yang tipis danberfungsi utamanya adalah
untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia, linertidak
berfungsi sebagai insulator terhadap thermal shock (Peernatasari,
2009).Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang
dilarutkan dalam pelarut seperti etr atau chloroform yang dioleskan
disekeliling kavitas. Pelarut menguap meninggalkan selapis tipis
yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di
sekeliling restorasi. Varnish yang ditempatkan di bawah restorasi
logam tidak efektif sebagai insolator panas meskipun bahan varnish
merupakan penghantar panas yang rendah (Peernatasari, 2009).
2.2 SIK Modifikasi Resin NanoSIK modifikasi resin nano merupakan
perkembangan dari SIK modifikasi resin dan SIK Modifikasi Resin,
yang dikenal dengan glass ionomer hybrid cements, merupakan bagian
dari perkembangan SIK pada tahun 1980-an.20,26 Pengerasan SIK
modifikasi resin merupakan kombinasi dari reaksi asam basa dan
polimerisasi photochemical (Craig, 2002).Resin modified
menggantikan SIK dengan tambahan reaksi polimerisasi dengan cahaya
(light cure). Untuk mencapai keberhasilan bahan ini, ditambahkan
monomer yang larut dalam air, seperti HEMA (hidroxyethyl
methacrylate) ke cairan asam poliakrilat yang larut air Ukuran
partikelnya sekitar 15 m atau lebih kecil. Pertama kali, SIK
modifikasi resin dikembangkan sebagai lining tetapi kemudian
dikembangkan sebagai bahan restorasi. Keuntungan yang diberikan SIK
modifikasi resin adalah kemudahan dalam memanipulasi, meningkatkan
ketahanannya terhadap sensitivitas air, dan mampu melepaskan ion
fluor sehinggadapat mencegah karies kambuhan (Craig, 2002).Ciri
utama semen SIK modifikasi resin adalah ketika bubuk dan cairan
dicampur akan terjadi reaksi pengerasan dengan bantuan sinar (light
cure). Tahap-tahap reaksinya sebagai berikut (Craig, 2002):1)
Reaksi pengerasan dengan terjadinya reaksi asam-basa antara bubuk
alumino silikat dengan asam poliakrilat.2) Reaksi polimerisasi dari
partikel-partikel resin yang ada di dalam semen.3) Reaksi antara
garam logam poliakrilat dengan resin hingga menbentuk matriks semen
yang lebih kuat
Gambar 3. Reaksi asam-basa dan polimerisasi penyinaran pada SIK
modifikasi resin.22Dari tiga reaksi diatas, sebenarnya semen SIK
modifikasi resin mengeras dengan system Dual Cure yaitu reaksi
penggaraman (asam-basa) yang terjadi secara kimia (auto setting)
dan polimerisasi yang terjadi akibat penyinaran (light cured).
Kedua reaksi ini memberikan sifat-sifat yang lebih baik bagi SIK.
Contoh bahan SIK modifikasi resin yang dikenal sebagai bahan
restorasi adalah Fuji II LC, Vitremer dan Photac Fill (Gambar
4).
ABC
Gambar 4. Jenis SIK modifikasi resin konvensional (A) Fuji II
LC, (B) Vitremer, (C) Photac FillNamun sekarang ini SIK modifikasi
resin masih terus dikembangkan. Pada tahun 2007, dikeluarkan SIK
modifikasi resin nano yang pertama yaitu Ketac Nano (Ketac N100)
yang menggunakan nano teknologi. Nanoteknologi atau nanoteknologi
molekuler merupakan penghasil bahan fungsional dengan struktur yang
berukuran antara 0,1 hingga 100 nanometer dengan metode fisika
ataupun kimia.12 Ketac Nano (Gambar 5) merupakan pasta SIK
modifikasi resin pertama yang dibuat dengan teknologi nanofiller
dan nanocluster dengan ukuran partikel 5-25 nm (Craig, 2002).2.2.1
Komposisi SIK Modifikasi Resin NanoKetacTM nano light curing glass
ionomer restorative terdiri atas (Craig, 2002):- Dua sistem
pasta:Aqueous paste ( asam polialkenoat, resin yang reaktif, dan
nanofillers)Non aqueous paste ( FAS glass, resin yang reaktif, dan
nanofillers)- Filler (69%):27% FAS glass42% Metacrylate yang
berfungsi sebagai nanofiller.- Reaksi pengerasan:Memerlukan light
cureReaksi semen ionomer jangka panjang (reaksi asam basa).2.2.2
Indikasi SIK Modifikasi Resin NanoIndikasi pemakaian SIK modifikasi
resin Nano yang dilaporkan dalam profil produk Ketac Nano N100
adalah (Craig, 2002):- Restorasi gigi desidui,- Restorasi kelas I
yang kecil,- Restorasi kelas III dan V,- Restorasi transisi,-
Kegagalan pengisian dan undercut- Teknik laminasi dan sandwich,
dan- Pembuatan pasak yang sekurang-kurangnya 50% dari struktur
mahkota gigi tersisa sehingga dapat dijadikan sebagai
dukungan.2.2.3 Cara manipulasi SIK modifikasi resin nanoPada
umumnya SIK modifikasi resin nano ini tersedia dalam bentuk pasta.
Berikut adalah cara manipulasi SIK modifikasi resin nano sebagai
bahan restorasi gigi (Craig, 2002). Buka tutup dari pencampur
clicker, keluarkan sedikit bahan pada mixing pad dengan menekan
pasta 2-3 detik, biasa penekanan selama 2 detik, pasta akan keluar
dalam jumlah yang sama (rasio beratnya 1,3:1,0). Campurkan bahan
dengan spatula selama 20 detik sampai warna merata terbentuk,
hindari terbentuknya rongga udara. Kavitas yang akan direstorasi
sebelumnya diberikan conditioner berupa nano primer dan disinari
dengan light cure selama 15 detik. Pengerasan SIK modifikasi resin
nano membutuhkan sinar light cure, kedalaman maksimum bahan untuk
penyinaran tidak boleh lebih dari 2 mm. Sinari SIK modifikasi resin
nano ini selama kira-kira 20-30 detik dan kemudianbahan restorasi
dapat dipolis (Craig, 2002). ABC
CDE
FGManipulasi pengunaan SIK modifikasi resin nano. a dan b.
membuka penutup pasta, c dan d. penempatan pasta pada mixing pad
selama 2 detik penekanan , e. campurkan secara merata selama 20
detik, f. kedalaman restorasi kurang dari 2mm, g dan h. rapikan
kemudian dilight cured selama 20-30 detik (Craig, 2002).
2.3 Semen Seng FosfatPenggunaan semen seng fosfat digunakan
dalam kedokteran gigi antara lain:1)Sebagai bahan tambalan
sementaraSebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng
okside yang dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila
menggunakan Seng phosphate maka kavitas tidak terlalu besar dan
kekuatan pengunyahan yang dipusatkanpada daerah gigi tersebut tidak
boleh terlalu besar.Untuk menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan
sementara serta mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling
kavitas yang besar, bahan ini digunakan bersama denganplat tembaga
lembut yang dipotong dan dibentuk yang kemudian disemenkan di
sekliling mahkota dan tambalan sementara dengan menggunakan semen
yang sama (Smith BGN dalam Ricardo, R. 2004).2 Sebagai Bahan Basis
dan PelapikSedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul
dan bentuklapisan yang relative tebal untuk menggantikan dentin
yang sudah rusak dan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan
fisik serta menghasilkanpenyekat terhadap panas dan menahan tekanan
yang diberikan selamapenempatan bahan restorative (Kidd EA dalam
Ricardo, R. 2004).3) Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan
Pasak IntiSebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan
pembersihan dan pengeringan daerah kerja, semen fosfat dengan slow
setting dibuat dengan menambah bubuk dalam jumlah secukupnya dalam
cairan sekitar 1-1,5 menit pada glass slab yang dingin, semen yang
telah dicampur dioleskan padabahan resatoratif dan dimasukkan
kedalam kavitas kemudian ditekan secara intermitten sampai
posisinya benar-benar baik. Semen yang telah benar-benarmengeras,
sangat penting untuk membersihkan sisa-sisa semen di
bagianproksimal dan servikal untuk menghindari iritasi gingiva
(Craig dalamRicardo, R. 2004).2.3.1 Komposisi Semen Seng
FosfatKomposisi terdiri dari powder seng oksida 90% berfungsi
mengurangi temperatur pada proses calsination. dan Magnesium oksida
yang berfungsi untuk inaktif filler, membantu proses calcination.
10 % dan asam phosporic, garam logam dan air sebagai liquid. Air
berfungsi untuk mengendalikan ionisasi dari asam. Penggunaan
sebagai basis, konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan
liquid dengan ratio 3:1 atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan
yang tidak cair tidak padat, adukdengan putaran melawan jarum jam,
tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol
sebagai subbasis. Waktu pengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan
tumpatan dibuang (Phillips dalam Ricardo, R. 2004).2.3.1 Sifat
Semen Seng Fosfat1) Insolator panas yang baik2) Daya larut relatif
rendah di dalam air3) Keasamanan semen cukup tinggi4) Compressive
strength yang tinggi5) Iritatif terhadap pulpa2.3.2 Manipulasi
Semen Seng FosfatMenurut Baum (1997) cara manipulasi semen seng
fosfat adalah sebagai berikut:1) Tidak begitu perlu alat ukur untuk
membagi jumlah bubuk dan cairan, karena kekentalan yang diinginkan
bisa bervariasi menurut kebutuhan klinis nya. Jumlah penggunaan
bubuk harus maksimal untuk meminimalkan daya larut dan
memaksimalkan kekuatan.2) alas aduk yang dingin, ini berguna untuk
memperpanjang waktu kerja dan pengerasan serta memungkinkan
operator menggunakan bubuk dalam jumlah maksimal sebelum
pembentukan matriks berlanjut ke titik dimana adukan menjadi
kaku.3) pengadukan di awali dengan menambah sejumlah kecil bubuk
dengan cepat. Gunakan area yang luas untuk mengaduk. Mengaduk
setiap penambahan bubuk selama 15 detik sebelum dilakukan
penambahan berikut nya. Kekentalan bervariasi sesuai dengan maksud
penyemenan.4) harus dengan cepat dimasukkan ke kavitas, jika
mungkin dilakukan gerakkan getar.5) setelah dimasukkan ke kavitas
harus ditahan dan ditekan sampai mengeras untuk mengurangi rongga
udara. Daerah kerja harus tetap kering.
2.4 Semen SilikofosfatSemen silikofosfat merupakan salah satu
semen yang sanggup melepas ion (Ion Leachenable Glass), khususnnya
flouride yang mampu mencegah terbentuknya karies sekunder, hal ini
yang membuat semen silikofosfat masih di pergunakan di kedokteran
gigi. Semen ini merupakan hybrid, kombinasi dari bubuk semen zink
fosfat dengan semen silikat dan sering disebut dengan silikofosfat
(Baum dalam Hermanto, L.FM. 2007).2.4.1 Fungsi Semen silikofosfat
berfungsi sebagai bahan perekat untuk restorasi, bahan tambal
sementara dan tambalan gigi desidui, bahan perekat fixed
restoration, bahan band ortodontik. Bahan pembuatan die (Combe
dalam Hermanto, L.FM.2007)2.4.2 Komposisi Bubuk semen silikofosfat
adalah kombinasi dari bubuk semen silikat dan semen zink fosfat,
yang dikemas dalam satu bentuk powder dan liquid yang akan
dimanipulasi untuk mendapatkan kekentalan yang tepat (Aldelina,
N.L.2011).1. Komposisi Bubuk Aluminosilicate Glass Seng okside
Magnesium okside2. Komposisi Cair Asam fosfat (phosporic
acid)AirSeng dan aluminium salt (Aldelina, N.L. 2011)Salah satu
semen silikofofat yang paling terkenal terdiri atas 90% bubuk semen
silikat dan 10% bubuk semen seng fosfat. Pada umumnya semen
silikofosfat berisi 12%-25% flourida. Reaksi penyatuan bubuk dan
cair dapat di gambarkan sebagai berikut :seng oxide/aluminosilicate
glass + phosphoric acid
Seng aluminosilicate phosphate gel2.4.3 Manipulasi
Pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika da semen
seng fosfat, dimana ada dua metode pemanipulasian semen ini yaitu
dengan metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian
mekanis (Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007).a. Pemanipulasian
Manual 1. Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1ml2. Tempat
pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang tebal
dan dingin, juga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt
chromium.3. Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular)
selama 1 menit.4. Bubuk di campurkan ke dalam cairan sedikit demi
sedikit unutk mendapatkan konsistensi yang di inginkan dan baik.b.
Pemanipulasian Mekanis1. Dengan menggunakan alat amalgamator2.
Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cair dalam satu
wadah dan terpisah dengan sekat3. Sekat ini dapat hancur dengan
adanya tekanan dari amalgamator.4. Waktu pencampuran dapat
disesuaikan dengan keinginan dan juga pada prSeng Oksida Eugenols
pencampuran terjadi panas yang mengakibatkan waktu kerja berkurang
(Obrien dalam Hermanto, L.FM. 2007).2.4.4 Keuntungan dan Kekurangan
Semen Siliko FosfatKelebihan dan kekurangan Semen silikofosfata.
Kelebihan 1. Mempunyai comprossive strength yang cukup baik dan
kuat dimana semen silikofosfat memiliki toughness yang baik dan
sifat tahan terhadap abrasif yang lebih tinggi dari golongan semen
fosfat.2. Semen silikofosfat memiliki estetis yang baik dimana
bahan ini translusen karena bentuk matriks yang menyerupai gel dan
inti yang terbuat dari gelas3. Semen silikofosfat dengan cepat
dapat melepaskan fluorida yang berpotensi sebagai resistensi
terhadap pembentukan karies sekunder4. Semen silikofosfat memiliki
ikatan mekanis yang tinggi sebagai bonding (perekat) band
orthodontics sehingga dapat berikatan kuat dengan enamel5.
Kandungan flourida dari semen silikofosfat dapat memacu
remineralisasi dibawah band orthodontics6. Dari titik pandang anti
kariesnya, semen silikofosfat sering merupakan bahan semen pilihan
untuk gigi dengan derajat karies yang tinggi. Khususnya pada gigi
anak-anak.7. Semen silikofosfat sebagai semen perekat memiliki
kelarutan yang rendah (low solubility) yang bertujuan untuk
mencegah rusaknya tepi semen yang mengakibatkan kebocoran dan
disertai akibat akibat kelanjutan, seperti sensivitas dan karies
sekunder.b. Kekurangan 1. Karena keasamannya yang dapat mengiritasi
pulpa, maka dalam penggunaan semen ini memerlukan perlindungan
pulpa (pelapik), khususnya pada kavitas yang dalam dan gigi yang
mempunyai tubulus dentin yang masih muda.Bahan pelapik yang
digunakan, misalnya calsium hidroxida dan zinc oxide eugenol.
Pelapik ini ditempatkan di atas tubulus dentin yang baru saja
dibuka sebelum penempatan dari semen silikofosfat.2. Nilai pH dari
semen silikofosfat ini rendah yakni diantara 4-5 dan baru mencapai
kenormalannya setelah kurang lebih 48 jam.3. Permukaan restorasi
semen silikofosfat sukar dipoles dengan sempurna diakibatkan
kandungan silikat yang mempunyai kesukaran dalam hal pemolesan 4.
Pemanipulasian semen silikofosfat lebih sulit dibandingkan dengan
semen seng fosfat5. Semen silikofosfat mudah mengerut sewaktu
setting, dan terjadi kehilangan air selama penggunaan2.4.5
Sifat-sifat semen silikofosfat 1. Sifat mekanis Compressive
strength tinggi antara 140 170 Mpa atau 20.000 25.000 psi yang akan
dicapai setelah 24 jam. Tensile strength rendah antara 8 13 Mpa,
menyebabkan semen ini punya sifat rapuh Ketebalan lapisan sekitar
30-40mmenyebabkan sifat toughness yang baik dan sifat tahan abrasif
yang lebih tinggi daripada golongan fosfat. Waktu pengerasan 3,5-4
menit. Working time kira-kira 4 menit (Obrien dalam Hermanto, L.FM.
2007).2. Sifat Fisis Anti karies berhubungan kandungan karies3.
Sifat Kimia dan Sifat Adhesif- Kelarutan semen silikofosfat dalam
aquades setelah 7 hari kira-kira 0,9-1%.Kelarutan dalam asam dan
dalam mulut lebih dari semen fosfat.- Sifat adhesif silikofosfat
secara mekanis karena tidak mempunyai perlekatan atau ikatan dengan
enamel dan dentin tapi merekatkan antara kekerasan permukaan
kavitas dengan bahan restorasi (Combe dalam Hermanto, L.FM.
2007).4. Sifat Biologis- Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena
adanya kandungan asam fosfat, ph semen ini sangat rendah pada awal
pengaplikasian pada kavitas dan setelah 1 jam ph nya 4-5. Oleh
karena itu, harus diberu perlindungan pada pulpa agar tidak
teriritasi dengan menggunakan calsium hidrokxida (Philips dalam
Hermanto, L.FM. 2007)
2.5 Semen SilikatSemen Silikat dibuat dengan mencampur powder
yang terbuat dari alumino-Fluoro-Silikat glass dengan liquid 37%
asam fosfat. Secara kimia asam melarutkan dan menggabungkan
sebagian kaca. Hal ini menciptakan suatu matriks yang sangat keras
dan rapuh. Campuran cairan semen ini sama dengan semen Seng fosfat,
bagaimanapun, penggunaan utama dalam kedokteran gigi adalah sebagai
material yang sewarna dengan gigi. Karena matriks sangat keras,
rapuh dan kurangnya ketahanannya terhadap abrasi membatasi
penggunaannya sebagai bahan basis restorative (Chandra,
2007).Sampai munculnya komposit resin, silikat adalah material gigi
hanya mengisi warna yang tersedia, dan satu-satunya alternatif
untuk amalgam perak sebagai (non emas) sederhana bahan pengisi
permanen., atau daerah kerusakan tidak pada permukaan gigi belakang
yang mempunyai kekutan tekan besar (Chandra, 2007).
Keuntungan dari semen ini, selain warnanya, adalah terdapat
fluoride dari glass, (komponen dari bahan matriks karena reaksi
kimia yang terlibat dalam pencampuran bubuk dengan cairan),
fluoride cenderung mencegah karies lebih lanjut di sekitar margin,
(kenyataannya, merupakan karakteristik dari semua formulasi
menggunakan Al-Fl-Si glass dan asam kombinasi). Masalah utama
dengan semen silikat sebagai bahan restoratif adalah tampilannya.
Partikelpartikel kaca rentan terhadap tekanan, mudah berubah warna
dan kasar. Kesulitan lain adalah kerapuhan dari matriks estetik
karena menyebabkan permukaan krasing dan marjinal chipping sebagai
usia restorasi dan menciptakan lebih banyak tempat potensial untuk
noda untuk memperparah (Chandra, 2007).a. Fungsi:Restorasi gigi
anterior (Rahmawati, D. 2011)b. Komposisi :Campuran dari powder
Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), senyawa fluorida, beberapa garam
kalsium dengan liquid phosphoric acid (Kadariani, 2001).c. Sifat :
Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk
restorasi gigi anterior Tensil strenght kurang baik Daya larut
semen di dalam air memang rendah, namun mudah larut terhadap asam
yang terdapat dalam plak yang melekat di atasnya Terikat secara
kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride (kekuatan
ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin)
2.5 Semen polikarboksilatSemen polikarboksilat dikembangkan pada
tahun 1960 oleh Dennis Smith dalam sebuah usaha untuk menghindari
kemungkinan kerusakan pulpa yang dihubungkan dengan pH rendah dari
semen konvensional. (misalnya : semen Zink Fosfat) (Chandra,
2007).Semen polikarboksilat merupakan dental material pertama yang
adhesif yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Semen
polikarboksilat berikatan dengan struktur gigi. Semen
polikarboksilat tidak bersifat asam seperti semen Zink Fosfat,
biokompatibel. Semen polikarboksilat tidak terlalu kuat dan daya
larut moderat (Chandra, 2007).2.5.1 Komposisi dan Kimiawi.Semen
polikarboksilat adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah
larutan air dari asam poliakrilat. Konsentrasi asam dapat
bervariasi di antara satu semen dengan semen lainnya tetapi
biasanya sekitar 40%.. Bubuknya mengandung Zink-Oksida dengan
sejumlah Magnesium Oksida (Chandra, 2007). 2.5.2 Fungsi 1) Semen
untuk mahkota dan jembatan2) Semen untuk inlay dan onlay3) Semen
orthodontik untuk bands dan bracket4) Material basis dan lining
untuk komposit, amalgam dan semen ionomer kaca2.5.3 Sifat
umum.Sifat khas dari semen polikarboksilat (Chandra, 2007):1) Sifat
mekanis. Compressive strength dari semen polikarboksilat adalah
sekitar 55 MPa (40-70 MPa), relatif lebih rendah daripada semen
Zink Fosfat. Namun kekuatan tarik sedikit lebih tinggi. Semen
polikarboksilat tidak sekaku semen zink fosfat.2) ketebelan
lapisanKetika semen karboksilat diaduk pada rasio bubuk:cair yang
benar, adonannya lebih kental daripada adukan semen seng fosfat.
Namun, adukan polikarboksilat diklasifikasikan sebagai
pseudoplastik dan mengalami pengenceran jika kecepatan
pengolesannya ditingkatkan. Secara klinis, ini berarti bahwa
tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan mengurangi
kekentalan semen, dan prosedur ini menghasilkan lapisan dengan
ketebalan 25 m atau kurang.3) Waktu kerja dan pengerasanWaktu kerja
untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng
fosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan 5 menit untuk seng
fosfat. Penurunan temperatur reaksi dapat meningkatkan waktu kerja
yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat. Sayangnya,
temperatur alas aduk yang dingin dapat menyebabkan asam poliakrilat
mengental. Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengadukan
menjadi lebih sulit. Dianjurkan bahwa hanya bubuk yang didinginkan
di lemari pendingin sebelum pengadukan. Alasan dari prosedur ini
adalah bahwa reaksi terjadi pada permukaan dan temperatur yang
dingin memperlambat reaksi tanpa membuat cairan menjadi kental.
Waktu pengerasan berkisar dari 6 sampai 9 menit, dan ini berada di
kisaran yang bisa diterima untuk semen perekat.4) Daya larutDaya
larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan
asam-asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya
meningkat sangat besar. Selain itu, penurunan rasio bubuk:cairan
akan meningkatkan daya larut dan kecepatan disintegrgasi secara
nyata di dalam rongga mulut.5) Pertimbangan biologipH dari cairan
semen adalah sekitar 1,7. meskipun demikian, cairan ini dapat
dinetralkan dengnan cepat oleh bubuknya. Jadi, pH dari adukan naik
dengan cepat ketika reaksi pengerasan berlangsung. Meskipun semen
polikarboksilat pada aawalnya bersifat asam, produk ini hanya
sedikit mengiritasi pulpa. Ukuran molekul asam polikarboksilat yang
lebih besar dibandingkan molekul asam fosfor, membatasi
penyebarannya melalui tubulus-tubulus dentin. Kecocokan biologis
dengan pulpa merupakan faktor utama yang membuat sistem semen ini
popular2.5.4 Manipulasi Semen Polikarboksilat.Cara manipulasi semen
polikarboksilat adalah sebagai berikut (Chandra, 2007):a.
Perbandingan powder/liquid 1:1 sampai 2:1b. Teteskan liqiud dan
letakkan powder pada glass platec. Siapkan stopwatch, campur powder
dan liquid dalam waktu 30-60 detik, saat pencampuran dimulai
nyalakan stopwatchd. Campuran semen harus segera diaplikasikan ke
kavitas2.5.5 Kelebihan dan Kekurangan1) KelebihanWaktu pengerasan
lebih cepat dari seng fosfat2) Kekurangan : Tidak sekaku semen
fosfat, modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat
2.6 GIC / SIKSemen Ionomer Kaca (SIK) merupakan salah satu bahan
restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai
beberapa keunggulan, yaitu preparasinya dapat minimal, ikatan
dengan jaringan gigi secara khemis, melepas fluor dalam jangka
panjang, estetis, biokompatibel, daya larut rendah, translusen, dan
bersifat anti bakteri (Chandra, 2000).Pada proses pengadukan kedua
komponen (bubuk dan cairan) ion hidrogen dari cairan mengadakan
penetrasi ke permukaan bubuk glass. Proses pengerasan dan hidrasi
berlanjut, semen membentuk ikatan silang dengan ion Ca2+ dan Al3+
sehingga terjadi polimerisasi. Ion Ca2+ berperan pada awal
pengerasan dan ion Al3+ berperan pada pengerasan selanjutnya.
Secara garis besar terdapat tiga tahap dalam reaksi pengerasan
semen ionomer kaca, yaitu sebagai berikut (Chandra, 2000).
(1)DissolutionTerdekomposisinya 20-30% partikel glass dan lepasnya
ion-ion dari partikel glass (kalsium, stronsium, dan alumunium)
akibat dari serangan polyacid (terbentuk cement sol). (2) Gelation/
hardeningIon-ion kalsium, stronsium, dan alumunium terikat pada
polianion pada grup polikarboksilat.* 4-10 menit setelah
pencampuran terjadi pembentukan rantai kalsium (fragile &
highly soluble in water).* 24 jam setelah pencampuran, maka
alumunium akan terikat pada matriks semen dan membetuk rantai
alumnium (strong & insoluble). (3) Hydration of saltsTerjadi
proses hidrasi yang progresive dari garam matriks yang akan
meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca. Retensi semen
terhadap email dan dentin pada jaringan gigi berupa ikatan
fisiko-kimia tanpa menggunakan teknik etsa asam. Ikatan kimianya
berupa ikatan ion kalsium yang berasal dari jaringan gigi dengan
gugus COOH (karboksil) multipel dari semen ionomer kaca (Chandra,
2000).Adhesi adalah daya tarik menarik antara molekul yang tidak
sejenis pada dua permukaan yang berkontak. Semen ionomer kaca
adalah polimer yang mempunyai gugus karboksil (COOH) multipel
sehingga membentuk ikatan hidrogen yang kuat. Dalam hal ini
memungkinkan pasta semen untuk membasahi, adaptasi, dan melekat
pada permukaan email. Ikatan antara semen ionomer kaca dengan email
dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin karena email
berisi unsur anorganik lebih banyak dan lebih homogen dari segi
morfologis (Chandra, 2000).Secara fisik, ikatan bahan ini dengan
jaringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan kavitas dari
pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih dan halus
dapat menambah ikatan semen ionomer kaca. Air memegang peranan
penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air
maka akan mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di
dalam rongga mulut yang dapat mengkontaminasi SIK selama proses
pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini SIK sensitif terhadap
cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak
terkontaminasi. Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK
mengalami pelarutan dan daya adhesinya terhadap gigi akan menurun.
SIK juga rentan terhadap kehilangan air beberapa waktu setelah
penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara, maka
permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun
kontaminasi air dapat merubah struktur SIK selama beberapa minggu
setelah penumpatan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka
selama proses pengerasan SIK perlu dilakukan perlindungan agar
tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu dengan
cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan
pelindung yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari
isopropil asetat, aseton, kopolimer dari vinil klorida, dan vinil
asetat yang akan larut dengan mudah dalam beberapa jam atau pada
proses pengunyahan (Chandra, 2000). Penggunaan varnish pada
permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud menghindari
kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat
tambalan tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish
kadang-kadang juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass
ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada beberapa
kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa.
Pemberian dentin conditioner (surface pretreatment) adalah menambah
daya adhesif dentin. Persiapan ini membantu aksi pembersihan dan
pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan menyebabkan tubuli
dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung
serpihan kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organic
(Chandra, 2000).Lapisan smear layer terdiri dari 2 (dua) bagian
yaitu lapisan luar yang mengikuti bentuk dinding kavitas dan
lapisan dalam berbentuk plugs yang terdapat pada ujung tubulus
dentin. Sedangkan plugs atau lapisan dalam tetap dipertahankan
untuk menutup tubulus dentin dekat jaringan pulpa yang mengandung
air (Chandra, 2000).Bahan dentin conditioner berperan untuk
mengangkat smear layer bagian luar untuk membantu ikatan bahan
restorasi adhesif seperti bahan bonding dentin. Hal ini berperan
dalam mencegah penetrasi mikroorganisme atau bahan-bahan kedokteran
gigi yang dapat mengiritasi jaringan pulpa sehingga dapat
menghalangai daya adhesi. Permukaan gigi dipersiapkan dengan
mengoleskan asam poliakrilik 10%. Waktu standart yang diperlukan
untuk satu kali aplikasi adalah 20 detik, tetapi menurut pengalaman
untuk mendapatkan perlekatan yang baik pengulasan dentin
conditioner pada dinding kavitas dapat dilakukan selama 10-30
detik. Kemudian pembilasan dilakukan selama 30 detik pembilasan
merupakan hal penting untuk mendapatkan hasil yang diinginkan,
setelah itu kavitas dikeringkan (Chandra, 2000).Indikasi Semen
Ionomer Kaca (Chandra, 2000):a.Lesi erosi servikalKemampuan semen
glass ionomer untuk melekatkan secara kimiawidengan dentin,
menyebabkan semen glass ionomer saat ini menjadi pilihan utama
dalam merestorasi lesi erosi servikal. Bahan ini juga memiliki
kekerasan yang cukuo untuk menahan abrasi akibat sikat
gigi.b.Sebagai bahan perekat atau luting (luting agent)Karena semen
glass ionomer inimemiliki beberapa keunggulan seperti ikatannya
dengan dentin dan email. Aktivitas kariostatik,flowyang lebih baik,
kelarutan yang lebih rendah dan kekuatan yang lebih besar maka
sebagai luting agent semen ini diindikasikan untuk pasien dengan
frekuensi karies tinggi atau pasien dengan resesi ginggiva yang
mememrlukan kekuatan dan aktifitas kariostatik misalnya pada
pemakai mahkota tiruan ataupun gigi tiruan jembatan.c.Semen glass
ionomer dapat digunakan sebagai base atau liner di bawah tambalan
komposit resin pada kasus kelas I, kelas II, kelas III, kelas V dan
MOD. Bahan ini berikatan secara mikromekanik dengan komposit resin
melalui etsa asam dan member perlekatan tepi yang baik.
Perkembangan dentin bonding agents yang dapat member perlekatan
yang baik antara dentin dan resin hanya dapat digunakan pada lesi
erosi servikal. Bila kavitasnya dalam atau luas, bonding sering
kali gagal. Untuk memperbaiki mekanisme bonding dan melindungi
pulpa dari irirtasi, semen glass ionomer digunakan sebagaibahan sub
bondingd.Sebagai base yang berikatan secara kimiawi di
bawahrestorasi amalgam mempunyai kerapatan tepi yang kurang baik
sehingga dengan adanya base glass ionomer dapat mencegah karies
sekunder terutama pada pasien dengan insidens karies yang tinggi.
Dalam keadaan sperti ini, proksimal box diisi dengan semen cermet
sampai ke dalam 2 mm dan sisanya diisi amalgam.e.Untuk meletakkan
orthodontic brackets pada pasien muda yang cenderung mengalami
karies melalui etsa asam pada email. Dengan adanya perlepasan fluor
maka semen glass ionomer dapat mengurangiwhite spotyang umumnya
nampak disekeliling orthondontic brackets.f.Sebagaifissure
sealantkarena adanya pelepasan fluor. Rosedur ini memerlukan
perluasan fissure sebelum semen glass ionomer diaplikasikan.g.Semen
glass ionomer yang diperkuat dengan logam seperti semen cermet
dapat digunakan untuk membangun inti mahkota pada gigi yang telah
mengalami kerusakan mahota yang parah.h.Restorasi gigi
susu.Penggunaan semen glass ionomer pada gigi susu sangat berguna
dalam mencegah terjadinya karies rekuren dan melindungi email gigi
permanen.i.Untuk perawatan dengan segera pasien yang mengalami
trauma fraktur. Dalam hal ini semen menyekat kembali dentin yang
terbuk dalam waktu yang singkat2.6.1 Komposisi1) Bubuk kacaa.
Terdiri dari kuarsa (SiO2), alumina, aluminium fluorida, kalsium
fluorida, natrium fluorida, kriolit, dan aluminium fosfat. Untuk
memberikan sifat radiopak maka ditambahkan lantanum oksida dan
stronsium oksida. b. Larutan asam poliakrilatc. Mengandung 40-50%
larutan 2:1 kopolimer asam akrilik asam itakonik atau kopolimer
asam maleik/asam akrilik (Chandra, 2000).2.6.2 Prosedur
Penumpatan1) Preparasi kavitas2) Pencampuran bubuk dan cairan GIC
dengan proporsi yang sesuai instruksi pabrik3) Penumpatan kavitas
dengan warna GIC yang sesuai warna gigi sekitarnya dengan
menggunakan Vita shade guide4) Pembentukan kembali anatomis seperti
gigi asli5) Pemberian varnish GIC pada permukaan restorasi6)
Pemolesan permukaan restorasi GIC (Chandra, 2000).2.6.2 Reaksi
Setting GIC (Chandra, 2000):1) Fase pelepasan ionTerjadi ketika
bubuk dan cairan pertama kali dicampurkan. Pada tahap awal pada
fase ini, GIC akan melekat pada struktur gigi. GIC terlihat licin
dan mengkilap hasil dari matrik yang belum bereaksi. Pada tahap
lanjut dari fase ini, material akan kehilangan kilauannya, karena
matriks bebas yang ada telah bereaksi dengan kaca.2) Fase pelepasan
ionTerjadi ketika bubuk dan cairan pertama kali dicampurkan. Pada
tahap awal pada fase ini, GIC akan melekat pada struktur gigi. GIC
terlihat licin dan mengkilap hasil dari matrik yang belum bereaksi.
Pada tahap lanjut dari fase ini, material akan kehilangan
kilauannya, karena matriks bebas yang ada telah bereaksi dengan
kaca.3) Fase polysalt gelPada fase ini material mencapai final set.
Matriks mengalami proses maturasi ketika ion aluminium yang
dilepaskan lebih lambat, membentuk polysalt hydrogel yang
mengelilingi bahan pengisi kaca yang belum bereaksi. Pada tahap ini
GIC akan telihat lebih seperti gigi.2.6.3 Kelebihan-Kekurangan1)
Kelebihan (Chandra, 2000):a. Estetis (sewarna gigi)b. Bersifat
adhesif terhadap jaringan gigic. Tidak iritatif terhadap pulpad.
Mengandung ion fluor untuk mencegah karies lebih lanjute. Sifat
penyebaran panasnya kecilf. Daya larut rendahg. Perlekatan dengan
jaringan gigi bersifat fisika dan kimiawih. Bersifat anti bakteri2)
Kekurangan (Chandra, 2000).a. Rentan abrasi dan erosib. Bersifat
porus dan sulit dipolesc. Kekuatan tarik, kekuatan tekan, dan
kekerasan rendahd. Translusensi lebih rendah daripada resin
komposit2.7 Oksida Seng Eugenol2.7.1 DefinisiSeng oksida semen
eugenol adalah salah satu semen tertua yang digunakan. Karena itu
tindakan pada jaringan pulpa, eugenol memiliki sifat anestesi
topikal. Semen seng oksida eugenol semen paling sering digunakan
karena seng oksida eugenol semen jauh lebih sedikit iritasi pada
pulpa, kurang larut dalam cairan mulut dan menghasilkan segel
marginal lebih baik dari seng fosfat. Campuran tebal zinc oxide
eugenol semen digunakan untuk rongga kecil, tapi sebelum
menempatkan semen, rongga disiapkan harus terisolasi dan
dibersihkan. Eugenol seng oksida tidak digunakan sebagai bahan
dasar resin terutama ketika terisi penuh dan digunakan sebagai
bahan restorasi karena eugenol mengganggu proses polimerisasi
resin. Dalam kasus ini kalsium hidroksida digunakan sebagai bahan
dasar bawah restorasi resin (Garrg, 2010).2.7.2
KomposisiBahan-bahanFungsi
PowderZinc oxide 69,0%Bahan utama
White rosin 29,3%Untuk mengurangi kerapuhan pada semen
Zinc stearate 1,0%Akselerator, plasticizer
Zinc acetate 0,7%Akselerator, menambah kekuatan
Magnesium oxideDitambahkan pada bubuk, beraksi dengan eugenol
sama seperti zinc oxide
LiquidEugenol 85,0%Beraksi dengan zinc oxide
Olivoil 15,0%Plasticizer
(Patil, 2007)2.7.3 Pemakaian1) Bahan Tambalan SementaraSemen
zinc oxide eugenol dipilih sebagai bahan tambalan sementara karena
keunggulannya sebagai bahan tumpatan sementara dan memiliki respon
yang baik terhadap jaringan pulpa. Bahan ini memiliki kemampuan
yang baik dalam menghambat masuknya cairan mulut ke dalam kavitas
dan dapat mengurangi kebocoran mikro. Disamping cairan bahan ini
digunakan ketika perawatan sedatif dibutuhkan sampai penyembuhan
jaringan pulpa cukup baik agar tambalan permanen dapat dilakukan.
Semen zinc oxide eugenol sangat dikanal untuk perawatan sedatif,
penumpatan semantara, dan penyemenan sementara. Semen zinc oxide
eugenol juga dapat digunakan untuk perlekatan sementara.
Kekuatannya tidak seperti semen perekat permanen tetapi cukup
memadai bagi penggunaan sementara. Semen ini tidak cocok bagi
penyemenan permanen karena kekuatannya yang rendah dan kelarutannya
yang tinggi (Patil, 2007)2) Bahan PelapikSemen berbahan dasar zinc
oxide eugenol dapat juga dipakai sebagai bahan peapik, yang hampir
selalu digunakan adalah modifikasinya, yang dimaksudkan untuk
mempercepat pengerasan dan meningkatkan kekuatan, kemasannya
terdiri atas bubuk dan cairan. Bahan utama bubuk adalah zinc oxide
sedangkan cairannya terutama terdiri atas eugenol. Pada konsistensi
tersebut, bahan ini tidak akan atau hanya sedikit sekali
mengiritasi pulpa. Hal ini disebabkan terutama oleh sifat
bakteriostatik serta kemampuan untuk mencegah penetrasi kuman
walaupun eugenol sendiri bisa menyebabkan iritasi ringan (Patil,
2007).3) Bahan Pengisi Saluran AkarSemen zinc oxide eugenol
digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar, bahan yang digunakan
dalam bentuk sediaan pada pasta yang digunakan secara mandiri, bisa
juga bersama dengan gutta-percha atau silver points. Semen zinc
oxide eugenol mengandung bahan tambahan seperti Barium sulphate
yang memberikan gambaran radiopak dan dalam jumlah sedikit
mengabsorbsi air sehingga meningkatkan waktu kerja bahan dalam
keadaan basah (Patil, 2007).Zinc oxide eugenol juga mengandung agen
therapeuitic seperti obat anti inflamasi dan desinfektan.
Paraformaldehid yang digunakan sebagai desinfektan dalam beberapa
produk semen zinc oxide eugenol, penggunaannya ditentang karena
efek iritasinya yang tinggi dimana zat ini digunakan pada jaringan
periapikal, seandainya bahan pengisi saluran akar dilakukan dengan
kurang hati-hati akan menyebabkan kerusakan pada akar (Patil,
2007).4) Pembalut PeriodontalPembalut jenis ini didasarkan pada
reaksi zinc oxide dengan eugenol, dan pertama kali diperkenalkan
oleh Ward pada tahun 1923. Pembalut ini kemudian dimodifikasi
dengan penambahan bahan-bahan seperti seng asetat sebagai
akselerator untuk memperbaiki waktu pengerasannya. Pernah juga
ditambahkan asbes dan asam tannat sebagai bahan perekat dan
pengisi, namun karena efek iritasi dari bahan tersebut terhadap
paru-paru dan hati, penggunannya telah dihentikan(Patil,
2007)Pembalut oksida seng eugenol dikemas dalam bentuk bubuk dan
cairan yang harus diaduk sesaat sebelum digunakan. Untuk
mempermudah kerja, pembalut ini bisa diaduk dulu lalu dibalut
dengan kertas berlilin dan disimpan dalam lemari beku (freezer).
Kelemahan pembalut ini adalah dapat mengiritasi jaringan karena
eugenol yang dikandungnya dan sulit mempersiakannya sebelum dipakai
(Patil, 2007).5) Perawatan PulpotomiPulpitis akut karena trauma
pada gigi desidui dengan apek terbuka dapat dilakukan pulpotomi
dengan kalsium hidroksida atau zinc oxide eugenol. Pulpitis akut
karena karies pada gigi desidui dengan apeks terbuka dapat
dilakukan pulpotomi dengan formeksol sampai apeks terbuka (Patil,
2007). 2.7.4 Sifata) Meminimalkan kebocoran mikrob) Memberikan
perlindungan terhadap pulpac) Daya antibakterid) PH-nya mendekati 7
yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling
mempunyai potensi paling sedikit iritasi terhadap jaringane) Rasio
bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan pengerasanf) Kekuatannya
berkisar 3 55 Mpa(Garg, 2010).2.7.5 Biokompatibilitas1)
Biokompatibilitas Secara UmumPada awalnya semen zinc oxide eugenol
diyakini tidak menimbulkan reaksi terhadap pulpa. Oleh karena itu,
dilakukan penelitian mengenai efek bahan-bahan restorasi terhadap
pulpa dimana zinc oxide eugenol digunakan sebagai kontrolnya, semen
zinc oxide eugenol juga diteliti terhadap gigi untuk menilai efek
jangka panjang trauma yang disebabkan preparasi kavitas terhadap
pulpa, yang mengherankan adalah penelitian ini melaporkan bahwa
terjadi reaksi di bawah pengisian semen zinc oxide eugenol yang
tidak menggunakan kalsium sebagai pelindung dan pelapisnya. Pada
penelitian terhadap 28 pasien sementara, terdapat kurang dari 11
pengisian sementara mengalami kehilangan sel-sel odontoblas, kurang
dari 9 pengisian sementara sel-selnya mengalami infiltrasi dan
kurang dari dua pengisian sementara mengalami nekrosis sebagian
(Garg, 2010).Timbulnya reaksi terhadap pulpa setelah penggunaan
semen zinc oxide eugenol kemungkinan disebabkan oleh (Garg, 2010):
a) Bakteri dapat hidup dalam debris yang membentuk 2-5 mikron
tebalnya yang melekat ke permukaan yang dipreparasi dan tidak dapat
dibersihkan dengan semprotan air.b) Pengaruh iritasi kimia dari
bahan ini.2) Biokompatibilitas Terhadap pH Zinc Oxide EugenolDengan
pH yang netral sekitar 6,6-8, semen zinc oxide eugenol dikenal
sebagai semen dental yang paling sedikit mengiritasi dari semua
semen dental (Garg, 2010).3) Biokompatibilitas Terhadap Kandungan
EugenolSejumlah material tumpatan terdiri atas bahan kimia yang
dapat mengiritasi pulpa. Akan tetapi, bila diletakkan di dalam
kavitas, dentin pada atap pulpa biasanya akan menetralisir atau
mencegah jangan sampai bahan dapat mencapai pulpa dalam konsentrasi
yang dapat menyebabkan cederanya pulpa. Misalnya eugenol dari semen
zinc oxide eugenol memiliki potensi iritasi, tetapi yang dapat
berdifusi ke dalam pulpa sangat sedikit (Garg, 2010).Eugenol,
secara biologis adalah bagian yang paling aktif dari semen zinc
oxide eugenol, merupakan derivat fenol, dan seperti yang lainnya
menunjukkan iritasi atau toksisitas terhadap jaringan, serta
memiliki sifat anti bakteri. Manfaat eugenol dalam pengendalian
rasa nyeri pada pulpa, mungkin disebabkan oleh kemampuannya memblok
transmisi impuls saraf.4) Biokompatibilitas Terhadap Zinc Oxide
Eugenol pada Perawatan PulpotomiManfaat eugenol dapat menekan rasa
nyeri radang pulpa. Meskipun semen zinc oxide tidak atau kurang
merangsang pembentukan dentin baru, namun pada radang pulpa banyak
dipakai. Pada tes biologik yang dikemukakan oleh Grossman, eugenol
menyebabkan iritasi jaringan yang menuju ke arah nekrosis. Akan
tetapi pada penelitian tentang sifat entibakterial dan sitotoksik
beberapa obat dan bahan irigasi saluran akar, oleh Masillamoni dkk,
ternyata eugenol mempunyai potensi antibakteri yang paling tinggi
dibandingkan dengan obat lain seperti formokresol, CMCP, Cresatin,
NaOCL 12KI, dan EDTA. Selanjutnya pada penelitian tersebut eugenol
menduduki tempat ke 2 setelah 12KI pada indeks biokompatibilitas
(Garg, 2010).2.7.6 Kelebihan dan KekuranganKeuntungan semen oksida
seng eugenol antara lain antimikroba, kemampuan penyegelan yang
baik. Sedangkan kerugian semen oksida seng eugenol antara lain
tidak melepaskan fluoride (Scheller, 2010).2.7.7 Indikasi dan
Kontra IndikasiIndikasi dan kontraindikasi untuk digunakan
(Scheller, 2010):1) indikasia. baseb. bahan pengisi sementarac.
lutting cementd. ganti periodontal (bentuk yang berbeda)e. semen
sementaraf. bite registration material2) kontraindikasiTidak untuk
digunakan dalam hubungannya dengan composities sebagai eugenol yang
terkandung dalam seng oksida eugenol menghambat pengaturan.