Top Banner

of 22

Kel 3 Training and Development Makalah

Oct 15, 2015

Download

Documents

Liz Shoppu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam suatu perusahaan, lembaga, atau instansi sumber daya manusia merupakan

    aset terpenting. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi kunci

    penggerak perusahaan. Jika sumber daya manusia mampu menggerakkan perusahaan

    dengan baik, maka perusahaan dapat berkembang dan melakukan pekerjaannya

    dengan lebih efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu

    pengaturan/manajemen sumber daya manusia.

    Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah pelatihan dan

    pengembangan. Pelatihan dan pengembangan merupakan usaha terencana dari

    perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan tenaga

    kerja. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk

    meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Namun dilihat dari

    tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih

    ditekankan untuk pekerjaan spesifik saat ini, sedangkan pengembangan untuk

    pekerjaan yang akan datang.

    Pelatihan dan pengembangan merupakan upaya untuk mempersiapkan para

    tenaga kerja untuk menghadapi tugas jabatannya karena seringkali tenaga kerja yang

    baru direkrut belum memahami secara benar mengenai tugasnya. Selain itu pelatihan

    dan pengembangan juga dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan

    meningkatkan produktivitas.

  • 21

    BAB 2

    ISI

    2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

    Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian,

    pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,

    pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja

    dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Manajemen SDM akan dapat berjalan

    dengan baik apabila dilakukan secara terencana, sadar dan sistematik guna

    menghasilkan SDM yang berkualitas (Ilyas, 1993).

    2.2 Pelatihan dan Pengembangan

    Salah satu fungsi manajemen sumberdaya manusia adalah training and development.

    Management thought yang dikemukakan Taylor, bahwa tenaga kerja membutuhkan

    latihan kerja yang tepat. Teori ini sangat tepat untuk menghindari kemungkinan

    terburuk dalam kemampuan dan tanggung jawab bekerja, sehingga dalam

    menyelesaikan tugas jabatan lebih efektif dan efIsien sesuai dengan aturan yang telah

    ditetapkan.

    2.2.1 Pengertian Pelatihan dan Pengembangan

    Pelatihan sebagai proses sistematis dimana karyawan mempelajari

    pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), kemampuan (ability) atau perilaku

    terhadap tujuan pribadi dan organisasi (Carrell dan Kuzmits 1982). Nitisemito

    (1996), mendefinisikan pelatihan sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk

    memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku keterampilan, dan

    pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan. Dengan

  • 3

    demikian, pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas,

    tidak terbatas hanya untuk mengembangkan keterampilan semata-mata.

    Menurut Sikula (Susilo Martoyo, 1996: 55) pengertian pelatihan adalah suatu

    proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan

    terorganisir dimana para karyawan non-manajerial mempelajari pengetahuan dan

    keterampilan teknis dalam tujuan terbatas. Sedangkan pengembangan merupakan

    suatu proses pendidikan jangka panjang dimana para karyawan manajerial

    mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan yang umum.

    2.2.2 Manfaat Pelatihan dan Pengembangan

    Pelatihan dan pengembangan (training and development) adalah jantung dari upaya

    berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan kinerja organisasi.

    Pelatihan memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

    untuk pekerjaan mereka saat ini. Pengembangan mempersiapkan karyawan untuk

    tetap sejalan dengan perubahan dan pertumbuhan organisasi.

    Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja pendidikan mungkin sudah

    memenuhi syarat administrasi pada pekerjaannya, tapi secara aktual para pekerja

    pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan pendidikan sesuai

    dengan tugas yang dijabat atau yang akan dijabatnya. Hal ini yang mendorong pihak

    instansi untuk menjalankan pelatihan dan pengembangan karir para tenaga kerja guna

    mendapatkan hasil kinerja yang baik, efektif dan efisien.

    William B. Werther, Jr. dan Keith Davis mengemukakan manfaat pelatihan

    dan pengembangan, yang dikutip oleh Marihot Tua Efendi Hariandja (2003:170)

    yaitu sebagai berikut :

    1. Manfaat untuk organisasi atau perusahaan.

    a. Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan di semua level organisasi.

    b. Memberikan bantuan dalam pengembangan organisasi.

    c. Membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.

  • 4

    d. Mengembangkan rasa tanggung jawab pada organisasi dan menjadi lebih

    kompeten serta memiliki kemampuan.

    2. Manfaat untuk karyawan yang akhirnya akan menguntungkan organisasi atau

    perusahaan.

    a. Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri sendiri dan

    kepercayaan diri.

    b. Memberikan informasi untuk perbaikan pengetahuan kepemimpinan dan

    keterampilan dalam berkomunikasi dan bersikap.

    c. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan.

    d. Memberikan kepada peserta pelatihan sebuah kesempatan untuk

    berkembang dan pandangan tentang masa depan sendiri.

    e. Membantu menghilangkan ketakukan dalam mencoba tugas baru.

    3. Manfaat dalam hubungan antar karyawan, hubungan-hubungan antar

    kelompok dan dalam kelompok, dan pelaksanaan kebijaksanaan.

    a. Memperbaiki komunikasi antar kelompok dan antar individu agar situasi

    dalam bekerja menjadi nyaman dan menyenangkan bagi semua karyawan.

    b. Memberikan informasi dengan kesempatan yang sama dan tindakan

    penyesuaian.

    c. Memberikan informasi mengenai peraturan pemerintah dan kebijakan-

    kebijakan administrasi.

    d. Menciptakan kondisi yang baik untuk belajar, berkembang dan

    berkoordinansi.

    e. Membuat organisasi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan hidup.

    2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan dan Pengembangan

    Berikut ini adalah faktor-faktor yang memberikan pengaruh pada proses pelatihan

    dan pengembangan :

  • 5

    1. Dukungan manajemen puncak

    Agar program-program pelatihan dan pengembangan berhasil, dibutuhkan

    dukungan kepemimpinan dari atas. Tanpa dukungan menajemen puncak .

    program pelatihan dan pengembangan tidak akan berhasil, cara paling efektif

    untuk mencapai kesuksesan adalah cara eksekutif harus aktif mengambil

    bagian dalam pelatihan dan pengembangan sumber-sumber daya yang

    dibutuhkan.

    2. Komitmen para spesialis dan generalis

    Disamping manajemen puncak, seluruh manajer, apakah spesialis ataupun

    generalis, harus berkomitmen pada dan terlihat dala proses pelatihan dan

    perkembangan. Dan tanggung jawab untuk pelatihan dan pengembangan

    melekat pada para manajer lini, dari mulai presiden dan chairman of the

    board ke bawah. Para profesional pelatihan dan pengembangan semata-mata

    hanya memberikan keahlihan teknis.

    3. Kemajuan teknologi

    Mungkin tidak ada faktor lain teknologi yang memberi pengaruh lebih besar

    pada pelatihan dan perkembangan. Komputer dan internet khususnya, secara

    dramatis mempengaruhi berjalannya fungsi-fungsi bisnis. Teknologi telah

    memainkan peran besar dalam mengubah cara pengetahuan yang disampaikan

    kepada para karyawan, dan perubahan ini terus berlanjut.

    4. Kompleksitas organisasi

    Struktur organisasi yang lebih datar karena lebih sedikit level manajerial

    tampaknya membuat lebih sederhana pengaturan orang-orang dan tugas-tugas.

    Namun hal tersebut tidak demikian. Tugas individu dan tim sangat diperluas

    dan dipercaya. Akibatnya adalah para karyawan menghabiskan banyak waktu

    dalam pekerjaan dan menjalankan tugas-tugas yang lebih kompleks dari yang

    pernah yang dikerjakan sebelumnya. Disamping itu, interaksi-interaksi antara

    orang-orang dan kelompok-kelompok menjadi lebih rumit. Rantai komando

  • 6

    tradisional yang memberikan rasa stabil dengan mengorbankan efisien, sudah

    dianggap ketinggalan dalam banyak organisasi modern.

    Dalam tahun-tahun terakhir ini, perubahan yang semakin cepat dalam

    teknologi, produksi, sistem dan metode telah memberikan pengaruh signifikan

    pada persyaratan-persyaratan kerja. Dengan demikian, para karyawan sukses

    secara terus-menerus meningkatkan ketrampilan mereka dan mengembangkan

    sikap yang memungkinkan mereka tidak hanya beradaptasi terhadap

    perubahan, namun juga menerima dan bahkan mencari perubahan tersebut.

    Hasil sering kali adalah bahwa lebih sedikit orang yang harus menjalankan

    lebih banyak pekerjaan pada level yang lebih kompleks. Para supervisor dan

    karyawan bekerja dalam tim-tim yang mengarahkan diri mereka sendiri

    mengambil alih banyak beban kerja yang diwariskan tingkatan manajemen

    menengah yang telah dihapuskan. Seluruh perubahan ini diterjemahkan

    menjadi kebutuhan yang lebih besar akan pelatihan dan pengembangan.

    2.4 Proses Pelatihan dan Pengembangan

    Sebelum pelatihan dapat diselenggarakan, kebutuhan akan hal itu perlu dianalisis

    lebih dahulu. Hal demikian disebut sebagai langkah/tahapan penilaian dari proses

    pelatihan. Menurut (Sjafri:2003:140), setelah tahap analisis kebutuhan dilakukan,

    maka harus melakukan beberapa tahapan berikutnya:

    1. Penilaian kebutuhan pelatihan meliputi penilaian kebutuhan perusahaan,

    penilaian kebutuhan tugas, penilaian kebutuhan karyawan.

    2. Perumusan tujuan pelatihan. Perumusan tujuan pelatihan harus ada

    keterkaitan antara input, output, outcome, dan impact dan pelatihan itu sendiri.

    3. Prinsip-prinsip pelatihan meliputi partisipasi, pendalaman, relevansi,

    pengalihan, umpan balik, suasana nyaman, memiliki kriteria.

    4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan, pelatihan instruksi pekerjaan,

    perputaran pekerjaan, magang dan pelatihan, kuliah dan presentasi, permainan

  • 7

    peran dan pemodelan perilaku, studi kasus, simulasi, studi mandiri dan

    pembelajaran program, pelatihan laboratorium, pembelajaran aksi.

    Sedangkan menurut (Gomes:2003:204) terdapat paling kurang tiga tahapan utama

    dalam pelatihan dan pengembangan, yakni: penentuan kebutuhan pelatihan, desain

    program pelatihan, evaluasi program pelatihan.

    1. Penentuan kebutuhan pelatihan (assessing training needs)

    Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan

    sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan

    atau/menentukan apakah perlu atau tidaknya pelatihan dalam organisasi

    tersebut. Dalam tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan

    yaitu:

    a. General treatment need, yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua

    pegawai dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data

    mengenai kinerja dari seseorang pegawai tertentu.

    b. Oversable performance discrepancies, yaitu jenis penilaian kebutuhan

    pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai

    permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan, dan evaluasi/penilaian

    kinerja, dan dengan cara meminta para pekerja untuk mengawasi sendiri

    hasil kerjanya sendiri.

    c. Future human resources needs, yaitu jenis keperluan pelatihan ini tidak

    berkaitan dengan ketidaksesuaian kinerja, tetapi lebih berkaitan dengan

    sumberdaya manusia untuk waktu yang akan datang.

    2. Mendesain program pelatihan (designing a training program)

    Sebenarnya persoalan performansi bisa diatasi melalui perubahan dalam

    system feedback, seleksi atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan

    lebih mudah dengan melakukan pemecatan terhadap pegawai selama masa

    percobaannya. Jika pelatihan merupakan solusi terbaik maka para manajer

    atau supervisor harus memutuskan program pelatihan yang tepat yang

  • 8

    bagaimana yang harus dijalankan. Ada dua metode dan prinsip bagi

    pelatihan :

    a. Metode pelatihan. Metode pelatihan yang tepat tergantung pada tujuannya.

    Tujuan atau sasaran pelatihan yang berbeda akan berakibat pemakaian

    metode yang berbeda pula.

    b. Prinsip umum bagi metode pelatihan. Terlepas dari berbagai metode yang

    ada, apapun bentuk metode yang dipilih, metode tersebut harus rnemenuhi

    prinsip-prinsip seperti memotivasi para peserta pelatihan, memperlihatkan

    keterampilan-keterampilan, harus konsisten dangan isi pelatihan, peserta

    berpartisipasi aktif, memberikan kesempatan untuk perluasan

    keterampilan, memberikan feedback, mendorong dari hasil pelatihan ke

    pekerjaan, harus efektif dari segi biaya.

    3. Evaluasi efektifitas program (evaluating training program effectivenees).

    Pelatihan dievaluasi untuk dilihat apakah efektif (dapat menyelesaikan

    permasalahan). Untuk meningkatkan usaha belajarnya, para pekerja harus

    menyadari perlunya perolehan informasi baru atau mempelajari keterampilan-

    keterampilan baru, dan keinginan untuk belajar harus dipertahankan. Apa saja

    standar kinerja yang telah ditetapkan, sang pegawai tidak harus dikecewakan

    oleh pelatih yang menuntut terlalu banyak atau terlalu sedikit.

    2.4.1 Menentukan Kebutuhan Spesifik Pelatihan dan Pengembangan

    Kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pengembangan bisa ditentukan dengan

    melakukan analisis pada beberapa level :

    1. Analisis organisasi, dari perspektif organisasi secara menyeluruh, misi-misi,

    tujuan-tujuan, dan rencana-rencana stratejik perusahaan dipelajari, bersama

    dengan hasil-hasil perencanaan sumber daya manusia.

    2. Analisis tugas, level analisis berikutnya berfokus pada tugas-tugas yang

    diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Deskripsi-deskripsi

    pekerjaan merupakan sumber data yang penting bagi level analisis ini

  • 9

    3. Analisis orang, menentukan kebutuhan pelatihan individual merupakan level

    terakhir. Pertanyaan-pertanyaan yang relevan adalah, siapa yang perlu

    dilatih? dan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan jenis apa yang

    dibutuhkan para karyawan? Penilaian kinerja serta wawancara atau survey

    terhadap supervisor dan pemegang pekerjaan sangat membantu pada level ini.

    2.5 Metode-Metode Pelatihan dan Pengembangan

    Secara garis besar metode pelatihan dan pengembangan dikelompokkan menjadi 2

    bentuk yaitu on the job training dan off the job training. Keduanya sama-sama

    bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tenaga kerja agar dapat menunjang

    pekerjaan dan meningkatkan kinerja tenaga kerja.

    2.5.1 Off the Job Training

    Off the job training dilaksanakan di tempat terpisah (misal kelas, bukan di tempat

    kerja), dipergunakan bila tenaga kerja harus dilatih dengan cepat, pekerjaan yang

    memerlukan pengetahuan/keterampilan berupa konsep (teori), biasanya dilaksanakan

    untuk karyawan tetap untuk pengembangan diri dan karir.

    Off the job training berlangsung pada waktu karyawan yang dilatih tidak

    melaksanakan pekerjaan rutin/biasa.

    1. Arahan Instruktur

    Metode arahan instruktur (instructor-led) tetap efektif untuk banyak jenis

    pelatihan dan pengembangan. Salah satu manfaat pelatihan dan

    pengembangan dengan arahan instruktur adalah bahwa instruktur bisa

    menyampaikan sejumlah besar informasi dalam waktu yang relatif singkat.

    Efektifitas dari program-program arahan instruktur meningkat ketika

    kelompoknya dapat melakukan diskusi dengan dan ketika instruktur mampu

    mengendalikan imajinasi kelas tersebut dan memanfaarkan multimedia secara

    tepat.

  • 10

    2. Studi Kasus

    Studi kasus (study case) adalah metode pelatihan dan pengembangan dimana

    para trainee mempelajari informasi yang diberikan dalam sebuah kasus dan

    mengambil keputusan berdasarkan hal tersebut.

    3. Permainan Peran

    Permainan peran (role playing) adalah metode pelatihan dan pengembangan

    dimana para peserta diminta untuk merespons permasalahan-permasalahan

    khusus yang mungkin muncul dalam pekerjaan mereka dengan meniru situasi-

    situasi dunia nyata. Bukan mendengarkan instruksi berbicara mengenai cara

    memecahkan masalah atau mendiskusikannya, mereka belajar dengan cara

    mempraktekannya (learning by doing).

    4. Self Study

    Merupakan teknik yang menggunakan modul-modul tertulis dan kaset-kaset

    atau video tape rekaman dan para peserta hanya mempelajarinya sendiri.

    Teknik ini tepat digunakan apabila jumlah karyawan yang mengikuti

    pelatihan dalam jumlah yang besar, pada karyawan tersebar di berbagai lokasi

    yang berbeda-beda dan sulit mengumpulkan para karyawan sekaligus untuk

    bersama-sama mengikuti program pelatihan tertentu.

    5. Simulation

    Simulasi merupakan suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip

    mungkin dengan situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan saja

    dan para pelatihan harus memberikan respon seperti dalam kejadian yang

    sebenarnya. Jadi simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip

    mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpai.

    6. Lecture

    Merupakan metode pelatihan dengan memberikan kuliah atau ceramah dalam

    rangka penyampaian informasi-informasi yang dibutuhkan petatar Metode ini

  • 11

    mengeluarkan biaya yang tidak tinggi, namun kelemahannya adalah peserta

    kurang partisipasi dan kurang respon.

    7. Visual presentations

    Visual presentations adalah pelatihan yang diberikan pada karyawan dengan

    menggunakan media televisi, film, video, atau presentasi dengan

    menggunakan slide.

    8. Programmed Learning

    Dalam metode ini, diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan para peserta

    pelatihan harus memberikan jawaban yang benar. Metode ini dapat juga

    melalui komputer yang sudah mempunyai program tersendiri agar para

    peserta dapat mempelajari dan memperinci selangkah demi selangkah dengan

    umpan balik langsung pada penyelesaian- setiap langkah. Masing-masing

    peserta pelatihan dapat menetapkan kecepatan belajarnya.

    2.5.2 On the Job Training

    On the job training dilaksanakan di tempat kerja, dilaksanakan pada pekerjaan

    tertentu yang memerlukan kemampuan berupa pengalaman (praktik langsung), biasa

    dilaksanakan secara individual, biasanya dilaksanakan untuk tenaga kerja

    baru/mutasi/pergantian tugas/kurang berprestasi dalam kerja.

    1. Rotasi Pekerjaan

    Rotasi pekerjaan adalah metode pelatihan dan pengembangan dimana para

    karyawan berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya untuk

    memperluas pekerjaan mereka. Tugas-tugas tingkat tinggi seringkali

    membutuhkan cakupan pengetahuan tersebut. Program pelatihan rotasional

    membantu para karyawan untuk memahami berbagai pekerjaan dan saling

    ketergantungan diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut sehingga meningkatkan

    produktivitas. Rotasi pekerjaan sering digunakan oleh organisasi-organisasi

    unuk mendorong efektivitas kerja tim.

  • 12

    2. Magang dan Coaching

    Program magang (internship) adalah metode rekrutment yang biasanya

    melibatkan para mahasiswa perguruan tinggi yang membagi waktu mereka

    antara mengikuti kuliah dan berkerja untuk sebuah organisasi. Magang

    sebagai metode pelatihan dan pengembangan memungkinkan para peserta

    untuk mengitegrasikan teori yang dipelajari dikelas dengan praktik-praktik.

    Coaching adalah suatu cara pelaksanaan pelatihan dimana atasan mengajarkan

    keahlian dan ketrampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode ini

    pengawas diperlukan sebagai petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta

    mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana

    cara mengerjakannya

    3. Pelatihan Pemula

    Pelatihan pemula (apprenticeship training) adalah metode yang

    mengkombinasikan instruksi dikelas dengan on the job training. Pelatihan ini

    umum digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang banyak membutuhkan

    ketampilan, seperti tukang ledeng, tukang kayu, masinis, dan tukang cetak.

    2.6 Sistem Penyampaian Pelatihan dan Pengembangan

    Cara penyampaian pelatihan kepada peserta antara lain melalui :

    1. Universitas Perusahaan

    Universitas perusahaan (corporate university) adalah sistem penyampaian

    pelatihan dan pengembangan yang diberikan di bawah payung organisasi.

    2. Akademi dan Universitas

    Penyampaian pelatihan dan pengembangan juga dapat dilakukan melalui

    akademi dan universitas atau organisasi-organisasi lainnya yang merupakan

    mitra dari suatu perusahaan.

  • 13

    3. Community College

    Community College adalah lembaga pendidikan tinggi yang didanai secara

    publik serta memberikan program-program pelatihan vokasional dan gelar

    associate.

    4. Pendidikan Tinggi Online

    Pendidikan tinggi online didefinisikan sebagai peluang-peluang pendidikan

    termasuk program gelar dan pelatihan yang disampaikan lewat internet, baik

    secara penuh atau keseluruhan.

    5. Media Video

    Penggunaan media video seperti DVD, videotape, dan klip film terus menjadi

    sistem penyampaian pelatihan dan pengembangan yang popular. Media

    tersebut menarik sekali bagi perusahan-perusahaan kecil yang tidak mampu

    mengupayakan metode-metode pelatihan yang lebih mahal.

    6. E-learning

    E-learning adalah sistem penyampaian pelatihan dan pengembangan untuk

    instruksi online. Sistem e-learning dapat pula menggunakan multimedia untuk

    meningkatkan pembelajaran dengan audio, animasi, grafik, dan video

    interaktif.

    7. Simulator

    Simulator adalah sistem penyampaian pelatihan dan pengambangan yang

    terdiri atas piranti-piranti atau program-program yang bisa mereplikasikan

    tuntutan-tuntutan pekerjaan yang sebenarnya.

    2.7 Pengembangan Manajemen

    Pengembangan manajemen terdiri atas seluruh pengalaman pelatihan yang diberikan

    oleh organisasi yang menghasilkan peningkatan keterampilan dan pengetahuan yang

    diperlukan dalam posisi-posisi manajerial saat ini dan di masa mendatang.

    Masa depan perusahaan sebagian besar berada pada tangan para manajernya.

    Kelompok ini menjalankan fungsi-fungsi tertentu yang penting bagu keberlangsungan

  • 14

    dan kemakmuran organisasi. Para manajer harus mengambil keputusan yang tepat

    untuk menjaga keberlangsungan perusahaan dan agar perusahaan dapat tumbuh.

    2.7.1 Mentoring dan Coaching

    Mentoring adalah pendekatan dalam member nasihat, membimbing, dan membina,

    untuk menciptakan hubungan praktis guna mendrong pertumbuhan dan

    perkembangan karir individu pribadi, dan professional. Mentoring berfokus pada

    keterampilan-keterampilan untuk mengembangkan para bawahan agar bekerja

    dengan potensi tertinggi mereka sehingga mengarah pada kemajuan karir.

    Coaching sering dianggap tanggung jawab atasan langsung, yang memberikan

    bantuan hampir seperti mentor.

    2.7.2 Mentoring Terbalik

    Mentoring terbalik atau yang disebut reverse mentoring adalah proses dimana para

    karyawan yang lebih tua belajar dari karyawan yang lebih muda. Menurut sebuah

    studi, 41 persen responden menggunakan mentoring terbalik untuk menyebarkan

    keahlian teknis dan 26 persen bergantung pada karyawan muda untuk membantu para

    eksekutif mendapatkan perspektif yang lebih berjiwa muda. Manfaat yang timbul

    untuk kedua kelompok tersebut adalah mereka dapat saling belajar satu sama lain.

    2.8 Orientasi

    Orientasi merupakan upaya pelatihan dan pengembangan awal bagi para karyawan

    baru yang memberi mereka informasi mengenai perusahaan, pekerjaan, dan

    kelompok kerja.

    1. Kegunaan orientasi

    a. Situasi kerja : untuk mengetahui karyawan baru untuk menyelaraskan

    pekerjaan nya

    b. Kebijakan dan aturan perusahaan : setiap pekerjaan harus di laksanakan

    dengan petunjuk yang ada untuk kelancaran pekerjaan tersebut

  • 15

    c. Kompensasi :para karyawan memiliki minat khusus dalam memperoleh

    informasi mengenai system imbalan

    d. Budaya perusahaan :bagaimana cara karyawan berpakaian dan juga

    berbicara

    e. Keanggotaan tim : kemampuan dan kemauan seorang karyawan baru

    untuk bekerja secara tim

    f. Pengembangan karyawan : keamanan kerja seseorang semakin bergantung

    pada kemampuannya untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan

    yang terus menerus berubah

    g. Sosialisasi : untuk mengurang kecemasan karyawan baru, perusahaan

    harus mengambil langkah untuk mengintegrasikan mereka ke dalam

    organisasi.

    2. Tanggung jawab dan penjadwalan orientasi

    Untuk dapat mengakses informasi biasanya karyawan baru dapat

    mengaksesnya dari rekan kerja yang memiliki pengalaman organisasi dan

    keahlian teknis yang perlu diakses para karyawan baru.

    2.8.1 Onboarding (orientasi eksekutif)

    Onboarding adalah proses yang digunakan perusahaan untuk membantu para

    eksekutif baru mempelajari dengan cepat struktur, budaya, dan politik organisasi

    sehingga mereka dapat mulai memberi kontribusi bagi organisasi sesegera mungkin.

    2.9 Bidang-Bidang Pelatihan Khusus

    Banyak organisasi juga telah memiliki program program ekstensif untuk para

    supervisor dan karyawan.

    1. Keberagaman

    Pelatihan keberagaman berupaya mengembangkan kepekaan diantara para

    karyawan mengenai tantangan tantangan unik yang dihadapi kaum wanita dan

    minoritas serta berusaha menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis

  • 16

    2. English as a second language (ESL)

    Untuk menunjukan kepekaan atau isu isu keberagaman dan membantu

    perusahaan perusahaan berhubungan dengan para karyawan dalam cara yang

    mengoptimalkan hubungan kerja pribadi.

    3. Etika

    Dengan menekankan aturan main yang adil dan penghormatan terhadap

    hukum, perusahaan perusahaan tersebut berniat mengembangkan budaya

    perusahaan yang memberi imbalan pelaku etis.

    4. Telekomuter

    Pelatihan tekomuter menekankan strategi komunikasi yang efektif yang

    memukinkan para manajer dan karyawan mendefinisikan tanggung jawab

    pekerjaan serta menetapkan tujuan dan harapan pekerjaan.

    5. Layanan pelanggan

    Menggajarkan para karyawan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai

    dan melampaui harapan harapan pelanggan.

    6. Penyelesaian konflik

    Berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan kebuntuan

    dalam hubungan.

    7. Kerja tim

    Untuk mengajar para karyawan cara bekerja dalam kelompok yang sering kali

    diberdayakan dengan kewenangan besar dalam mengambil keputusan.

    8. Pemberdayaan

    Untuk mengajarkan para karyawan dan tim cara mengambil keputusan dan

    menerima tanggung jawab atas hasil.

    9. Remedial

    Pelatihan ini berfokus pada keterampilan dasar berupa baca tulis dan

    matematika.

  • 17

    10. Manajemen kemarahan

    Untuk membantu mencegah pelecehan domestik dan kekerasan ditempat kerja.

    2.10 Mengimplementasikan dan Mengevaluasi Program Pelatihan dan

    Pengembangan

    Program pelatihan dirumuskan secara sempurna akan gagal jika manajemen tidak

    mampu meyakinkan para peserta akan manfaat manfaatnya. Para peserta harus yakin

    bahwa program tersebut memiliki nilai dan akan membantu mereka mencapai tujuan

    tujuan pribadi dan profesional mereka.

    Pelatihan dan pengembangan dapat meningkatkan integritasnya dalam

    perusahaan jika program tersebut menunjukkan manfaat nyata bagi organisasi. Tiga

    tujuan evaluasi mencakup :

    1. Memutuskan perlunya melanjutkan suatu program.

    2. Memutuskan perlunya memodifikasi suatu program.

    3. Menentukan nilai dari pelatihan.

    Organisasi-organisasi telah melakukan beberapa pendekatan untuk

    mengevaluasi nilai dari program-program tertentu. Model Kirkpatrick untuk evaluasi

    pelatihan digunakan secara luas dalam lingkungan pembelajaran. Level-level dalam

    model ini adalah :

    1. Opini peserta

    Mengevaluasi program pelatihan dan pengembangan dengan menanyakan

    opini para peserta merupakan pendekatan yang memberikan respons dan saran

    untuk perbaikan, terutama tingkat kepuasan pelanggan. Pendekatan ini adalah

    cara yang baik untuk mendapatkan umpan balik secara cepat dan murah.

    2. Tingkat Pembelajaran

    Beberapa organisasi melaksanakan tes-tes untuk menentukan apa yang telah

    dipelajari para peserta dalam program pelatihan dan pengembangan. Desain

    kelompok kontrol pretest-posttest adalah salah satu prosedur evaluasi yang

    mungkin digunakan. Dalam prosedur ini, kedua kelompok menerima tes yang

  • 18

    sama sebelum dan sesudah pelatihan. Kelompok percobaan menerima

    pelatihan namun kelompok kontrol tidak. Setiap kelompok berisi para trainee

    yang ditunjuk secara acak.

    3. Perubahan perilaku

    Tes-tes secara akurat menunjukkan apa yang telah dipelajari para trainee,

    namun hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai kemampuan pelatihan

    dalam mengarahkan para peserta untuk mengubah perilaku mereka. Metode

    penilaian umpan-balik 360 derajat sering digunakan untuk mengukur

    perubahan perilaku.

    4. Pencapaian tujuan pelatihan dan pengembangan

    Pendekatan lain untuk mengevaluasi program-program pelatihan dan

    pengembangan melibatkan penentuan sampai di mana program-program

    tersebut telah mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan dan secara nyata

    berdampak pada kinerja.

    5. Benchmarking

    Proses memonitor dan mengukur proses-proses internal suatu perusahaan,

    misalnya operasi, kemudian membandingkan data tersebut dengan informasi

    dari perusahaan-perusahaan yang unggul dalam bidang-bidang tersebut.

    2.11 Pengembangan Organisasi (Organization Development)

    Pengembangan organisasi adalah proses terencana untuk memperbaiki organisasi

    dengan mengembangkan struktur, sistem, dan prosesnya guna meningkatkan

    efektivitas dan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Pengembangan organisasi

    adalah cara utama untuk mewujudkan perubahan dalam budaya perusahaan.

    Untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam faktor-faktor dan

    perilaku tersebut, organisasi-organisasi harus bertransformasi menjadi sistem yang

    didorong oleh pasar (Market-driven), inovatif, dan adaptif jika ingin bertahan dan

    tumbuh dalam lingkungan global yang begitu kompetitif dewasa ini. Jenis

    pengembangan ini semakin penting ketika pekerjaan maupun angkatan kerja menjadi

  • 19

    beragam dan berubah. Sejumlah intervensi OD meliputi survey feedback, quality

    circle, team building, dan sensitivity training.

    1. Survey Feedback

    Survey feedback adalah proses pengumpulan data dari unit organisasional

    dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan data objektif dari sumber-

    sumber lain seperti dokumen produktivitas, turnover, dan kemangkiran.

    Survey tersebut memungkinkan tim-tim manajemen untuk membantu

    organisasi menciptakan lingkungan kerja yang mengarah pada hubungan kerja

    yang lebih baik. Produktivitas yang lebih besar, dan profitabilitas yang

    meningkat. Survey feedback umumnya melibatkan langkah-langkah berikut

    ini :

    a. Para anggota organisasi, termasuk manajemen puncak, dilibatkan dalam

    perencanaan survey.

    b. Seluruh anggota unit organisasional berpartisipasi dalam survey tersebut.

    c. Umpan balik data biasanya dimulai dari level puncak organisasi dan

    mengalir ke bawah pada kelompok-kelompok yang secara bertingkat

    melapor pada level yang lebih rendah.

    d. Pertemuan-pertemuan umpan balik memberikan peluang untuk

    mendiskusikan dan menafsirkan data, mendiagnosis bidang-bidang

    permasalahan, dan mengembangkan rencana-rencana tindakan.

    2. Quality Circle

    Quality circle adalah sekelompok karyawan yang secara sukarela rutin

    bertemu dengan supervisor mereka untuk mendiskusikan masalah-masalah

    mereka, menyelidiki penyebabnya, dan mengambil tindakan perbaikan setelah

    mendapat kewenangan berikutnya. Dalam rangka mengimplementasikan

    program quality circle yang sukses, perusahaan harus menetapkan tujuan-

    tujuan yang jelas untuk program tersebut, mendapatkan dukungan manajemen

    puncak, dan menciptakan iklim kondusif untuk manajemen partisipatif.

  • 20

    3. Team Building

    Team building adalah usaha sadar untuk mengembangkan kelompok-

    kelompok kerja yang efektif dan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam

    organisasi keseluruhan. Intervensi ini membantu para anggota mendiagnosis

    proses-proses kelompok dan mengembangkan solusi atas masalah-masalah.

    Team building yang efektif dapat menjadi cara paling efisien untuk

    meningkatkan semangat kerja, retensi karyawan, dan profitabilitas perusahaan.

    4. Sensitivity Training

    Sensitivity training, atau T-group training, adalah suatu prosedur yang

    dirancang untuk membantu orang-orang mempelajari cara orang-orang lain

    mempersepsikan perilaku mereka. Pelatihan ini didasarkan pada asumsi

    bahwa sejumlah individu yang bertemu dalam situasi yang tidak terstruktur

    akan mengembangkan hubungan kerja antara satu dengan lainnya. Dari

    pengalaman ini, mereka akan banyak belajar mengenai diri sendiri

    sebagaimana dipersepsikan oleh para anggota kelompok lainnya. Menurut

    beberapa pihak, masalah utama sensitivity training adalah bahwa

    kegunaannya untuk mengubah individu-individu, tidak selalu lingkungan

    dimana mereka bekerja. Ketika para peserta menggunakan apa yang telah

    mereka pelajari, mereka seringkali menemukan para rekan kerja mereka tidak

    mau menerimanya, atau lebih buruk lagi, apa yang telah mereka pelajari

    mungkin

  • 21

    BAB 3

    KESIMPULAN

    Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training and development

    (pelatihan dan pengembangan). Secara garis besar, manfaat dilaksanakannya

    pelatihan dan pengembangan adalah untuk memberikan bekal pada tenaga kerja agar

    dapat melakukan pekerjaannya dengan efisien dan efektif sehingga produktivitas

    meningkat perusahaan dapat lebih berkembang.

    Tahapan pelatihan dan pengembangan menurut Sjafri adalah :

    1. Penilaian kebutuhan pelatihan

    2. Perumusan tujuan pelatihan

    3. Prinsip-prinsip pelatihan

    4. Merancang dan menyeleksi prosedur pelatihan

    Metode pelatihan dan pengembangan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu on the

    job training dan off the job training.

    Setelah program pelatihan dan pengembangan diterapkan, maka akan dilakukan

    evaluasi. Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk memutuskan perlunya

    melanjutkan suatu program, memutuskan perlunya memodifikasi suatu program, dan

    menentukan nilai pelatihan. Sedangkan evaluasi itu sendiri dapat dilakukan melalui

    opini peserta, tingkat pembelajaran, perubahan perilaku, pencapaian tujuan pelatihan

    dan pengembangan, dan benchmarking.

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT

    Grasindo : Jakarta.

    Effendi, Sofyan. 2012. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

    (online).

    (http://google-sofyaneffendi.blogspot.com/p/pelatihan-dan-pengembangan-

    sumber-daya.html, diakses pada 4 Maret 2014)

    Sulastri. 2012. On the Job & Off the Job Training. (online).

    (http://allamandakathriya.blogspot.com/2012/04/on-job-off-job-training.html,

    diakses pada 5 Maret 2014)

    Oned. 2013. Metode yang Ada pada On the Job Training. (online).

    (http://wandhaayuperdana.blog.com/2013/01/15/metode-yang-ada-pada-on-

    the-job-training/, diakses pada 5 Maret 2014)