Ingat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat! ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 1 CATATAN HUKUM KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT Adrianus Eryan – FHUI 2013 Efraim Jordi Kastanya – FHUI 2013 Dinda Imani Khamasasyiah – FHUI 2013 MATERI UTS SUBJEK HUKUM MENURUT HUKUM ADAT Dibagi 2 yaitu pribadi kodrati dan badan hukum Pribadi Kodrati >> manusia sebagai pengemban hak dan kewajiban, sejak dilahirkan sudah menjadi subjek hukum, syaratnya = cakap Badan Hukum >> perkumpulan/persekutuan dari orang peroangan yang oleh hukum dianggap dan diperlakukan sebagai subjek hukum, kumpulan orang-orang tersebut dipandang sebagai suatu kesatuan yang cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Badan hukum dalam masyarakat hukum adat adalah Kepala Adat KECAKAPAN BERTINDAK DALAM HUKUM ADAT Anggapan dewasa dalam hukum adat: - akil baliq - sudah menikah - pandangan masyarakat (misal di Nias dianggap dewasa jika sudah berhasil menyelesaikan ritual lompat batu) Hukum adat tidak mengenal usia sebagai penentu kedewasaan, boleh menikah jika sudah akil baliq PENGERTIAN CAKAP MENURUT PARA AHLI HUKUM Ter Haar Bahwa seseorang dianggap dewasa apabila telah menikah meninggalkan tempat kediaman orang tua atau mertuanya dan mendirikan rumah tangga sendiri Prof. Djojodiguno (Guru Besar UGM) Cakap secara hukum apabila sudah hidup mandiri dan berkeluarga (mentas/mencar) Prof. Supomo (Guru Besar Hukum Adat) Seseorang dianggap dewasa: - Sejak ia kuat gawe - Sejak ia cakap mengurus dan melindungi kepentingannya sendiri PENGERTIAN CAKAP MENURUT KUHPERDATA Pasal 29 KUHPerdata Syarat menikah untuk perempuan = 15 tahun, untuk laki-laki = 18 tahun Pasal 47 UU No.1/1974 (1) Anak yang belum mencapai 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tua selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya
20
Embed
Kekeluargaan dan Kewarisan Adat - BEM FH UI 2017bem.law.ui.ac.id/.../kekeluargaan-dan-kewarisan-adat-(ver-1.0).pdf · ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 1 ... - pandangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ingat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber
lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat!
ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 1
CATATAN HUKUM KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT Adrianus Eryan – FHUI 2013
Efraim Jordi Kastanya – FHUI 2013
Dinda Imani Khamasasyiah – FHUI 2013
MATERI UTS
SUBJEK HUKUM MENURUT HUKUM ADAT
Dibagi 2 yaitu pribadi kodrati dan badan hukum
Pribadi Kodrati >> manusia sebagai pengemban hak dan kewajiban, sejak dilahirkan sudah
menjadi subjek hukum, syaratnya = cakap
Badan Hukum >> perkumpulan/persekutuan dari orang peroangan yang oleh hukum dianggap
dan diperlakukan sebagai subjek hukum, kumpulan orang-orang tersebut dipandang sebagai
suatu kesatuan yang cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Badan hukum dalam masyarakat
hukum adat adalah Kepala Adat
KECAKAPAN BERTINDAK DALAM HUKUM ADAT
Anggapan dewasa dalam hukum adat:
- akil baliq
- sudah menikah
- pandangan masyarakat (misal di Nias dianggap dewasa jika sudah berhasil menyelesaikan
ritual lompat batu)
Hukum adat tidak mengenal usia sebagai penentu kedewasaan, boleh menikah jika sudah akil
baliq
PENGERTIAN CAKAP MENURUT PARA AHLI HUKUM
Ter Haar
Bahwa seseorang dianggap dewasa apabila telah menikah meninggalkan tempat kediaman orang
tua atau mertuanya dan mendirikan rumah tangga sendiri
Prof. Djojodiguno (Guru Besar UGM)
Cakap secara hukum apabila sudah hidup mandiri dan berkeluarga (mentas/mencar)
Prof. Supomo (Guru Besar Hukum Adat)
Seseorang dianggap dewasa:
- Sejak ia kuat gawe
- Sejak ia cakap mengurus dan melindungi kepentingannya sendiri
PENGERTIAN CAKAP MENURUT KUHPERDATA
Pasal 29 KUHPerdata
Syarat menikah untuk perempuan = 15 tahun, untuk laki-laki = 18 tahun
Pasal 47 UU No.1/1974
(1) Anak yang belum mencapai 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada
dibawah kekuasaan orang tua selama mereka tidak dicabut dari kekuasaannya
Ingat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber
lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat!
ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 2
(2) Orang tua mewakili kepentingan anak tersebut dalam melakukan perbuatan hukum di
dalam dan di luar pengadilan
Subak >> Masyarakat di Bali yang memiliki sawah membuat perkumpulan untuk mengatur
irigasi sawah mereka agar tanaman padinya tetap subur
Sistem kewarisan di Minangkabau >> Kolektif, bukan individual, jadi yang dibagi-bagi
adalah “hak pakai” bukan "hak milik" tanahnya. Biasanya diatur oleh Mamak Kepala Waris
(Pusako tinggi)
Bila ada satu keluarga mati punah >> yang jadi ahli waris adalah Kepala Adat (wakil badan
hukum) untuk dipakai kepentingan bersama
SISTEM KEKELUARGAAN DAN CARA PENARIKAN GARIS KETURUNAN
Sistem Kekeluargaan = Patrilineal, Matrilineal, Bilateral
Sistem Perkawinan = Eksogami (keluar), Endogami (kedalam), Eleuterogami (bebas)
Sifat Perkawinan = Patrilokal, Matrilokal, Bebas (dilihat kedudukan anak)
Bentuk Perkawinan = Jujur, Semendo, Bebas (disebabkan sistem kewarisan)
Catatan: jangan sampai terbolak-balik
Sistem Kekeluargaan >> melihat dari sudut pandang anak, dengan siapa saja anak
berhubungan, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap anak
Sistem Kekeluargaan >> menentukan hubungan darah, waris, akibat perkawinan dsb
Sistem Kekeluargaan >> dasar hukum perkawinan dan kewarisan adat
Sistem Kekeluargaan >> menghasilkan bentuk-bentuk perkawinan yang berbeda
(menentukan siapa yang keluarga dan siapa yang bukan)
Jika ada hubungan keluarga = ada hubungan hukum hak dan kewajiban
o Dalam hukum adat, hubungan keluarga didasarkan pada hubungan darah (genealogis)
dan/atau teritorial (tempat) >> disebut juga faktor keterikatan
o Dalam hukum adat, suami dan istri tidak punya hubungan keluarga dengan alasan
tidak ada hubungan darah
o Suami meninggal, istri tidak mendapatkan waris, vice versa1
o Pada masyarakat patrilineal/matrilineal menghasilkan kelompok-kelompok orang yang
diikat dengan hubungan darah melalui laki-laki atau perempuan saja kelompok inilah yang
disebut dengan KLAN
PATRILINEAL (Batak)
Menarik garis keturunan hanya dari penghubung laki-laki saja
- kebawah semua anak laki-laki dan perempuan (yang belum menikah) beserta seluruh
keturunan anak laki-laki baik yang laki-laki maupun perempuan beserta cucu
- keatas orang tua laki-laki (ayah)
1 Vice versa: dan sebaliknya
Ingat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber
lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat!
ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 3
- kesamping saudara laki-laki maupun perempuan (yang belum menikah) dan keturunan dari
saudara laki-laki, baik keturunan laki-laki maupun perempuan (saudara kandung,
kakak/adik dan keponakan laki-laki maupun perempuan dari saudara laki-laki)
- yang menerima waris hanya laki-laki
MATRILINEAL (Minang)
Menarik garis keturunan hanya dari penghubung perempuan saja
- kebawah anak laki-laki dan perempuan beserta seluruh keturunan anak perempuan (anak-
anak laki-laki dan perempuan beserta cucu, cucu anak laki-laki tidak dihitung)
- keatas orang tua perempuan (ibu)
- kesamping saudara laki-laki maupun perempuan dan keturunan dari saudara perempuan
baik laki-laki maupun perempuan (saudara kandung, kakak/adik dan keponakan laki-laki
maupun perempuan dari saudara perempuan)
- suami istri dalam matrilineal belum tentu punya hubungan keluarga
- dalam patrilineal jika tidak punya hubungan keluarga (marganya beda) maka tidak berhak
menjadi ahli waris
BILATERAL (Jawa)
Menarik garis keturunan melalui penghubung laki-laki dan perempuan
- kebawah anak laki-laki dan perempuan beserta seluruh keturunan anak laki-laki maupun
perempuan
- keatas orang tua laki-laki dan perempuan (ayah dan ibu)
- kesamping saudara laki-laki maupun perempuan dan keturunan dari saudara laki-laki
maupun perempuan, baik keturunan laki-laki maupun perempuan
- intinya semua orang dari pihak ayah maupun ibu dianggap punya hubungan keluarga
dasar terjadinya hubungan keluarga >> menimbulkan hubungan hukum
dasar hubungan keluarga
- hubungan darah >> dalam hukum adat hanya dari sini
- hubungan perkawinan >> tidak menimbulkan hubungan keluarga
- contoh: laki-laki Tambunan menikah dengan perempuan Sitorus, maka seluruh anak-
anaknya bermarga Tambunan dan istri tidak mendapat waris karena marganya
berbeda (Sitorus) mengapa demikian? karena menurut hukum adat, suami dan istri
berada dalam hubungan kekeluargaan yang berbeda
sistem kekeluargaan sangat berpengaruh terhadap norma-norma hukum adat, baik privat
(perkawinan, waris) dan publik (memilih ketua adat, dsb)
sistem ini lahir di masyarakat yang dinamakan masyarakat adat
masyarakat adat >> membentuk masyarakat hukum adat, lahir kemudian membentuk
aturan-aturan dan norma-norma hukum adat
siapa yang mempertahankan, menjalankan, dsb adalah masyarakat hukum adat
patrilineal/matrilineal hubungannya dengan masyarakat adat
Norma yang sangat bergantung pada sistem kekeluargaan = PERKAWINAN
Ingat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber
lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat!
ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 4
Perkawinan Menurut KUHPerdata
- Perkawinan menyebabkan bersatunya laki-laki dan perempuan dalam satu ikatan
kekeluargaan yang menimbulkan hubungan hak dan kewajiban suami-istri
- Ikatan lahir batin (Pasal 1) mendasari pasal-pasal lainnya
Perkawinan Menurut Hukum Adat
- Dalam hukum adat tidak mengenal ikatan lahir batin
- Perkawinan itu urusan 2 keluarga/2 masyarakat, maka yang punya hubungan bukan hanya
2 orang tapi 2 keluarga/2 masyarakat
- Larangan-larangan perkawinan berkaitan dengan kepentingan masyarakat, bukan hanya
kepentingan 2 orang
KLAN DAN PERANNYA DALAM SISTEM KEKELUARGAAN
kelompok-kelompok yang mengikatkan diri pada patrilineal/matrilineal saja maka akan
membentuk KLAN (Batak = Marga) (Minang = Nagari)
kepentingan masyarakat = mempertahankan keberadaan dan kemurnian klan
akibat = perkawinan tidak boleh terjadi di orang-orang dengan klan sama
dengan datangnya agama = bertambah larangan menurut norma agama (UU No.1/1974)
- patrilineal, matrilineal, bilateral urusan masyarakat adat
- jika terjadi pelanggaran yang berintdak masyarakat hukum adat
masyarakat adat >> melahirkan hukum adat
masyarakat hukum adat >> ada penguasa berdasarkan kesatuan kesatuan hukum, karena dalam
masyarakat adat tidak ada penguasanya (contoh masyarakat Jawa: siapa pemimpinnya?)
analoginya
- yang membuat UU = DPR, presiden, dsb
- jika dilanggar yang menghukum = polisi, hakim, dsb
Mengapa perkawinan harus keluar klan?
Patrilineal (Batak)
karena penghubungnya laki-laki, jika menikah dengan sesama klan maka hubungan anak dengan
ayah maupun ibu >> tidak sesuai dengan prinsip sistem kekeluargaannya, maka menikah harus
keluar klan, istilahnya kawin jujur
Akibat perkawinan jujur?
menyebabkan putusnya hubungan istri dengan keluarga istri, sementara di keluarga suami pun ia
tidak termasuk dalam keluarga suami karena berbeda marga
Maksud dari pemberian barang jujur?
Keseimbangan magis, karena ada yg diambil dari keluarga istri dan ada yang bertambah di
keluarga suami, barang jujur diberikan pada keluarga istri sebagai penyeimbang magis,
perkawinan terjadi setelah jujur lunas diberikan
KONSEP MAGIS ADAT BATAK
Istri pindah dan menetap di keluarga suami. Dengan datangya istri, di keluarga suami kelebihan
magis sementara itu di keluarga istri kekurangan magis. Kekurangan magis tersebut harus diganti
Ingat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber
lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat!
ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 5
dengan jujur (barang jujur = sinamot, biasanya ulos, batik, atau uang) karena ada barang jujur
maka bentuk perkawinannya jujur
Breakdown:
- Istri pindah ke keluarga suami
- Istri menetap di keluarga suami
- Dengan datangnya istri, di keluarga suami kelebihan magis
- Sementara itu di keluarga istri kekurangan magis
- Kekurangan magis tersebut harus diganti dengan jujur
- Bentuk perkawinannya = perkawinan jujur
- Barang jujur = sinamot (biasanya ulos, batik, atau uang)
MENGAPA MAGIS HARUS DIGANTI?
Sifat hukum adat adalah magis religius yang menganggap setiap benda di dunia memiliki kekuatan
magis dan magis harus seimbang. Fungsi jujur adalah mengganti magis yang hilang.
Perkawinan terjadi saat jujur dipenuhi/dilunasi yang sifatnya wajib. Jumlah jujur ditentukan
sebelum perkawinan. Jika jujur belum dilunasi maka istri tetap tinggal di keluarganya sendiri
Breakdown:
- Sifat hukum adat = magis religius
- Setiap benda di dunia memiliki kekuatan magis dan magis harus seimbang
- Fungsi jujur = mengganti magis yang hilang
- Perkawinan terjadi saat jujur dipenuhi/dilunasi
- Mengganti magis dengan jujur sifatnya wajib
- Jumlah jujur ditentukan sebelum perkawinan
- Jika jujur belum dilunasi = istri tetap di keluarganya sendiri
BAGAIMANA JIKA JUJUR DIHUTANG?
Suami datang dan mengabdi kepada keluarga istri dalam rangka melunasi jujur. Jangka waktu
lamanya mengabdi terserah keluarga istri, biasanya tidak terlalu lama demi menjaga
keseimbangan magis. Setelah jujur dianggap lunas, suami boleh membawa istri untuk kemudian
tinggal dan menetap di keluarga suami. Semakin cepat jujur lunas semakin baik bagi masyarakat
patrilineal, karena tidak baik bagi suami berlama-lama tinggal di keluarga istri untuk mengabdi
Breakdown:
- Suami datang ke keluarga istri dalam rangka melunasi jujur
- Suami mengabdi pada keluarga istri
- Jangka waktu lamanya mengabdi terserah keluarga istri (biasanya tidak terlalu lama dalam
rangka keseimbangan magis)
- Setelah jujur dianggap lunas, suami boleh membawa istri untuk kemudian tinggal dan
menetap di keluarga suami
- Semakin cepat jujur lunas semakin baik bagi masyarakat patrilineal, karena tidak baik suami
berlama-lama tinggal di keluarga istri untuk mengabdi
DALIHAN NA TOLU (TIGA KAKI DALAM TUNGKU MEMASAK)
Ingat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber
lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat!
ADRIANUS ERYAN | KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT 6
Masyarakat Batak percaya supaya pernikahan dapat langgeng maka harus mengikuti aturan
dalihan na tolu atau filosofi tiga kaki tungku memasak (supaya tidak terbalik maka tungku harus
memiliki minimal 3 kaki) Contoh:
- Lubis memberi wanita ke Sitanggang
- Sitanggang tidak boleh memberi wanita ke Lubis, harus kepada marga ke-3 misalnya Dosi
- Biasanya ada marga yang hanya memberi wanita dan ada juga yang hanya menerima
wanita
Mengapa perkawinan harus didalam klan?
Matrilineal (Minang)
karena penghubungnya perempuan, dan laki-laki tetap harus bertanggung jawab terhadap
keluarganya (ibu dan adik-adiknya) makanya setelah menikah ia hanya bertamu ke rumah istri
selepas isya dan harus pergi sebelum subuh
Akibat Perkawinan Semendo
Pada sistem kekeluargaan matrilineal seorang laki-laki tidak boleh keluar dari keluarga ibunya,
karena harus bertanggung jawab menafkahi keluarganya makanya jika menikah maka ia bertamu,
istilahnya semendo = tamu yang dihormati
Perkawinan Semendo = perkawinan dimana suami menjadi tamu di keluarga istri dan ia
tetap bertanggung jawab terhadap keluarganya sendiri
Orang Minang dengan orang Minang menikah, yang melamar >> pihak perempuan
Laki-laki Minangkabau tidak bertanggung jawab terhadap istri dan anaknya
- Suami memberi makan keponakannya
- Anaknya sendiri diberi makan oleh pamannya (saudara istri)
HUKUM PERKAWINAN ADAT
Sistem Kekeluargaan = Patrilineal, Matrilineal, Bilateral
Sistem Perkawinan = Eksogami (keluar), Endogami (kedalam), Eleuterogami (bebas)
Sifat Perkawinan = Patrilokal, Matrilokal, Bebas (kedudukan anak dimana)
Bentuk Perkawinan = Jujur, Semendo, Bebas (disebabkan sistem kewarisan)