KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI "NYAK SAYUR" 01 KECAMATAN KOTA KUALA SIMPANG KABUPATEN ACEH TIMUR oleh Irvan Setiawan , S. Sos Balai Kalian SeJarah l!an Nilai TradlsionaJ Proplns! Nanggroe Aceh Darussat<=lm PUSAT PENEUTIAN ILMU·ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM , BANDA ACEH 2001
64
Embed
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI NYAK SAYUR 01 KECAMATAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI "NYAK SAYUR" 01 KECAMATAN KOTA KUALA SIMPANG
KABUPATEN ACEH TIMUR
oleh
Irvan Setiawan , S.Sos Balai Kalian SeJarah l!an Nilai TradlsionaJ
Proplns! Nanggroe Aceh Darussat<=lm
PUSAT PENEUTIAN ILMU·ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH 2001
Hismlllahlrmhllla111rrahlf'n
Puji don wukur hanya milik /\lloh SWT, berkat taufik dan . . .
hidayahNya pencllll tdah berhastl meneyeles",kan laporan hasil
penelillan yang ber]udul "Kehldupan S051al Ekono1ll1 nNyak Sayur" di
Kecamatan Kota Kuala Simpang Kabupaten /\ceh Ti1llur".
Pcnclitian ini merupakan tugas yang hams diselesaikan oleh
pcncliti sclnkll pescrta pad a PlIsat Pcnclitian IImu SosiaJ dan Budaya
Unsyiah.
Oalam menyusun laporan hasil penelitian ml , terima kasih
pcncliti hanlrkan kcpada dircktur PPJS8 yang tclah mcmbimbing baik
dari segi pengarahan peneiitian maupWl teknis pcnyusunan laporan.
Terima kasih juga dinl,iukan kepada pegawai-pegawai PPISB yang
telah banyak membantu hingga pencliti tclah bcrhasil mcmbual hasH
1aporan penelilian ini
Kcpada rek:.m-rekan seperJu::mgan sebagai peserta PPISB. lerima
kasih alas dukungan dan paruslpasmya dalam mcngorcksi dan
memheri masukan dalam kescll1pumaan hasll penelitian lOi.
Terima kasih kepnda isteri dnn rmnk-annk tcrClOtn yang telah
mcndukung scpcnuhnva balk gaat pcnc hll bcrada dl lokasl pcndilian
rnaUptlll pada S<"i<ll PCIH.-IIII IllCIl\ USlIll laporan Iwsd pl'ncllll<lll tll
rumah .
Akhirnya penclJu sangat mcnghar3pkan agar laporan inl dar~Il
DAHAR TI\I3 E L ................... ..... ....................................... V
BAS I PENDAHULUAN ..................... .............. ................ I A. Latar l3elakang ........................................ ".... ..... I B. Masalah ............................. ... .......... .................. 2 C. Tujuan Penelilian ...... ........... .. "........................ .. 2 D. Manfaat Penelitian ............................................. 3 E. Metode Penulisan .............................. ................. 3
I. Pcmilihan Lokasi ............................................ 3 2. Tcknik Penclitian ............................................ 3
BAB 11 TlNJAUAN PUSTAKA .... ......... . ...................... .... 6
SAI:lIII I-IASIL PENELlTIAN ""'''''' .................................. 8 A . Gambaran U mum Lok3S1 Penelitian ............ __ ... 8
L Letak dan Keadaan Alam ..... .... .. ................ .. .. 8 2. Pendllduk .... .. ....... .. . ......... 9 3. Transport.SI ............. .................................. .... 11 4 . Mata Pencahari un I I 5 . Pcndidikan . . .......... ...... 12 6 . Agama ... .................................... '''''''''''' ' ''' 14
R Karakteri:w k Nyak Sayur .... .. ... ... 15 I. Idcntilns . ...... .................. ..... 15 2. Anggota Kelllarga ........ ............................... 25 3. Kepemdlkan Renda Ekon0l111 29
C . Kchidupan Sosial Ekollo mi Nyak SaYllr ...... ...... 32 I. MOlivasi ..... ...... ........ .... ........ ............ 32 2. Modal ..... ............... .............. ........... ...... 36 3 Jcnis Mata Dagangan . .. ... .. 44 4. lnteraks l dcngan Sesama Penjllal ...... 47 5 Infcraksi dengan Pcmbeli ... 49 6. Inlcraksl dcngan A nggota Kchwrga <.Jan
Tahel .1 . .:'. Tingkat Usia dan Pendidikan Responden ...... . I ahd 3.6 : , abel 3.7: Tabel 3X
I.ama Responden sebagai "Nyak Sa)'lIr" .... . .lumlah Anak Rt'sponden ..... .............. ...... ...... . .Iumlah Anggota Keluarga yang Tinggal dengan Responden .... ....... .............. ... ................... . .
Tabcl 3.9 : Status Suam i Rcspondcn ..... . '( ahd .3 III Status Rumah Responden ...... . I abcl 3 I I : Kcndaraan .. ...... . ........ . Tabd 3.12: Alasan Responden 8ekerja sebagai "Nyak Savur " Tuhel 3. 1.3: Jam Kedatangan Responden ................ . ., abcl 3 14. Jam Pulang. Rcspondcn .... . .. Tabel 3 : I 5: Pl.::rolehan Jenis Dugangan ........................ .. ... . Tahel 3: 16: Sumber Pinjaman ... . .......... . TabcJ 3'\ 7: Mata Dagangan ............. ........ .. ............ ....... . T.bcl ].18: Jumlah Jenis Mata Dagangan Rcsponden ............ .
, ll 11an
9
, 2 15 21
)' _., , --~
27 28 29 3 I 35 37 38 39 42 44 46
A. Latar Bclakang
BAlll
PENDAHULUAN
Pekcrjaan yang sclama i.l1.i digeluti oleh sebagian besar masyarakat dapat
digolongkan dalam 2 jenis yaitu pekeIjaan selctor formal dan sektor non fonnal . PekeIjaan
formal adalah sebagaimana yang terlihat pada berbagai instansi, perusahaan, bail<
pcmerint.:'ili maupun swasta. Sementara itu, pekerja.an sektor non formal 3<Lllah selain yang
dilakukan olch sek10r formal. Contoh yang sangat tampak dari jcnis pekerjaan ini dapat
ditemukan di pasar-pasar yang mcnjadi Icmpat para penjual untuk mC1uajakan barang
dagangan bcrik-ut ragam dagangan yang bcrbcda baik dan seg.i jenis maupun kuanlitasnya.
Banyak penjuaJ yang mcnjajakan dagangan dalam .kala kecil, bail< di dalam
maupun dj luar lokasi pasar. Sckurang-kurangnya akan terlinlas dalam benak pengunjung
pasar bahW2 di anlara pcdagang kecil yang dikalakan serba kekurangan ilu, akan dilujukan
pad3 "nyak sayur". Hal ini memang terlihat jelas clari scdikitnya T41gatn dan jenis dagangan
para "nyak ~ yang hanya menempati sepetak kecil emperan toko, atau J.ahan kosong
iainnya di sekitar pasar. Sementara ilU, sosok "nyak sayur" yang memakai pakaian d.'lO
asesoris yang sangat sederhana bahkan terkesan bunal dan lusuh akan semakin
memperkuat dugaan., dan hampir mendekati kcpaslian bahwa kehidupan mcrc:ka fcnrn
serba kekurangan.
2
Status ekonomi yang lampak "serba kek'Ufangan" yang disand.lng "nyak sayur"
h...tnya merupakan jawaban scmentara alas pengamatan sclintas yang belum tc:nlU benae.
Kc:bertahanan ""nyak sayur" yang tcrus berdagang hingga bertahun-tahun dengan mc:njual
barang dagangan yang sama juga harus menjadi ukuran, bahwa dengan hanya menjual
jenis dan kuantiw dagangan yang 8arna lerbukti dapat mcreka tClap bert:ilian dengan jenis
dagangan yang sama. Dari barang dagangan tensebut, para "'nyak aayur" sendiri dapat
memperoleh keuntungan yang digunakan di antaranya untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya, .tau bahkan bukan tidal< mungkin <lap.t pol. mencukupi kebutuhan scJuruh
anggota keluarganya.
B. Masalah
Berdasarkan uraian di atas menarik untuk diletiti persoaJan kehidupan sosial
ekonomi "nyak sayur". Oleh karena itu, masalah yaog hendal< diteliti .dalah mengap.
rnereka memilih pekCJjaan sebagai unyak sayur", bagaimana cara kerja "nyak sayur" , dan
bagaimana pota interaksi antara sesama "nyak sayur"
C. TuJuan PeneUtlan
Penelitian ini bertujuan Wltuk mcmahami gambaran kehidupan sosial ekonomi
pedagang yang berprofesi scbagai "nyak S3)'1Jr" terutama dari sisi yang tc:rkait erat dengan
kebertahanan mcreka terhad.lp jcnis pc:kerjaan yang tengah digelutinya.
3
D. Manfaat Penelitian
Kondisi "nyak~nyak" untuk menjajakan sayur yang masih tcrap ber1ahan, baik dari
jenis maupWl kuantitas bar311g dagangan menandakan bahwa dari saw sisi mereka memiliki
kemauan untuk beketia, namun dari sisi lain mereka tidak alau belum ingin meningkatkan
jenis dan kuantitas barang dagangan. Berdasarkan ha] !e"ebut, diharapkan dengan adanya
hasil penelitian ini dapa! menjadi baban masukan bagi pihak terkajt untuk mernbantu
meningkatkan waf ekonomi "nyak sayur" baik dari segi dana maupun pengelahuan mereka
tentang manajemen scderhana.
E. Metode Penulisan
1. Pemilihan Lol<asi
"Nyak sayur" merupakan sosok pedagang sayur khas dan cukup banyak, bahkan
ditemui pada sebagian besar kccamatan dalam lingkup Propinsi Dacrah btimewa Acch.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka dipilih Kecamatan Kota Kualasimpang KDbupaten
Aceh Timur 8cbagai lokasi penelitian.
2. Teknlk PeneIitlan
a) Metode PeneIitian
Andonis (el.al.) (1995: 15) menddinisikan secara luas mengenai metodologi, yairu
earn untuk mendekati, memahami dan menjelaskan suatu masalah serta mencari jawaban
at.1S permasruahan melalui proses, prinsip clan cara tcrtentu yang diakui secara ilmiah.
Mcngiuga.1 penlingnya metodologi. dalam suam penelitian ilmia~ maka pada penclitian kali
4
ini. penulis akan menggunakan metode peneiitian dtskriptiJ Melalui metode ini diharapkan
pemlasaJahan yang ada dapal dilihal dan diung,kapkan apa adanya, bcrdasarkan sudut
pandang par. pelaJru. PeneUtian diarahkan p.da penganalisaan secara kualitatif. Dalam
proses penu1isan memang akan ditemulom data kuantitatif Meskipun demikian, .dany.
data kuantitatif tcrJcbut hanya bertujuan untuk mempennudah menerangk:m data jumlah
suatu item, tanpa ada proses penganalisaan mendaJilm. Sesu.ai dengan arahan untuk
melakukan penganalisaan kualitatif, menurut SUjatmiko (1998: 1) bahwa sebuah data
kualitatif harus mempedtatikan aJ...'U!"asi dan presisi data sehingga dapat diperoleh data yang
akw-at £fan dapat wpertanggungjawabkan.. Walaupun untuk melakukan ha} terse but
diperlukan pemaharnan mendalam terhadap obyek penelitian, :k.1rcna sebagaimana yang
dikemukakan oleh Hiday.t (2000: 8) bahw. mctode ini (kuaUtatif) dilakukan sccara non
struk1ur. dan bahkan p.da beberapa konsep yang .da bclum dapat dij.barkan secara ketal.
b) Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang dikwnpulkan meliputi 2 jcnis yaitu data primer dan data sekunder. Data
sekunder akan diean dengan melihat jenis data berbentuk dokumen dari berbagai sumber
data tcrkait dengan penelitian ini. Sernentara data primer, balk dalam bcntuk kuantitatif
maUp\U1 kualitatif, dicari dengan melakukan observasi berkerangka, diteruskan dengan
Berdasarkan label 3.3 di alas, jumlah responde" yang berasal dari suku bangsa
Jawa dan Tapanuli memilili jumJab yang sama, yaitu masjng-masing 2 responden.
Melihal jumlah tersebul, sulil unruk dijad.ikan pedoman dal.lm menilai penyebab
keberacb.an d.m profesi mereka di lokasi penelitian. Walaupun demi.kian, terdapat scgi
yang dapat digambarkan dalam hal ini. yaitu tentang kehadiran mereka untuk tCJjun
dalam bidang usaha sebagai "nyak sayur".
Sebagaimana telah diketabui bahwa suku bangs,a Tapanu~ dan lawa adalah suku
bangs. pendatang. Kehadll-an mereka lentu tidak akan dapal dilerima apabil. suJ..'U bang..
asli menoiak kedatangan mereka. Akan lelap~ dari kenyawn yang ada tidak terdapat
pcnolakan dari suku bangsa asli, yaitu Suku bangsa Tamiang. Mereka membiarkan
kehadiran suku bangsa pendatang ke wilayah mcreka, dan bahkan suku bangsn pendatang
tersebut dapat bergecak dalam bidang usaha yang t>ersaing Jangsung dengan 8uku bangsa
Tamiang. Penyebab dari keterbukaan suku bang;;3 Tarniang dapat dilihat dan latar
bc1akang akac budaya Tamiang yang mcrupakan saWt satu rumpun Melayu. Oleh karena
itu banyak kesanlaan budaya d.i antara keduanya, seperti kcsama:m bahasa dan sifar yang
tidak jaill!. atau bahkan sama dengan induknya. 1 Salah satu suat yang tercermin dari
gambaran suku bangsa Tamiang adalah kcterbukaan dalam mcnerima sul..ll bangsa
pendatang. Dengan dcmikian, apabila dibandingkan dcngan ka.rak1er atau wal suku
I Bahasa Tamiang ini mcmiliki banyak segi pcrsamaan dcngan bahasa Mclayu karena mayoritas kosa kala yang ada sebagian besar (87 %) memiliki pcrsamaan dcngan bahasa Mclayu, scdangkan sisanya mcrupakan bahasa Tamiang yang tdah bcrcampur dcngan baJtasa di sekitar daerah etnisnya di antaranya bahasa Acch. Kesamaan antara bahasa Tamiang dengan dengan baJla.sa Melayu sering mcnimbutkan anggapan bahwa b.hasa Tamiang .daIah salah satu bagian dari di.lek bahasa Melayu. Sumber dari pemakaian bahasa Melayu oleh masyankat T amiang diperlcirakan adalah karena faktor kcdekatan jarak antara daerah Tamiang dengan dacrah Langkal (Sumatera Utara), yang rnayoritas penduduknya adalaJl dari ctnis Melayu (MclaJaloa, 1995: 824).
17
bangsa induk (Mclayu), maka dapal ditcrnukan kcsamammya ICnHama dalam falsafah
kl,;SillU dan lim.1 falsafah y"og menjadi cm dalam kehidup;m suk-u b;mg53 Me1ayu.
Ad.1Pun lima falsafah Mel.3.yu adalah sebagai berikut,
1. Mclayu itu Islam, yang sifatnya universal d.1n demokratis musyawarah.
2. Melayu iN berhudaya yang sifatnya nasional dal3m bahasa. sasu;,a, ran, pakaia.n.
tersusun dalam tingkah laku dan lain-lain.
3. Melayu ilU bcradat yang sifatnya regional (ked3erahan) dalam Bhineka Tunggal Ika
dengan tepung taW3r, balai pulut kuning dan Iain-Jain yang mengikat lua dan muda.
4. Mclayu itu beI1urai, yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukun dan tertib (sosial -
orde) mengutamakan kctentraman dan kerukunan hidup berdampingan dengan harg.a
menghargai timbal batik, bebas tapi terikat dalam masyarakal.
5. Melayu itu berilmu artinya pribadi yang diarahkan kcpada ilmu penngetahuan
(science) dan ilmu kebatinan (agama dan mistik) agar bennarwah dan disegani orang
unruk kebaikan umum.
Oleh karena itn, kehadiran suku ban~ pendatang scperti balnya suku bang:;a Tapanuli
dan Jawa tidak begitu menjadi persoalan bagi mereka. Dengan adanya sifat keterbukaan,
profesi sebagai "nyak sayur" dapat dilal."'Ukan ranpa diliputi rasa kekhawatiran adanya
persaingan yang tidak seha~ rerutama mcnyangkut perbedaan suku bangsa.
Walaupun berstatus sebagai SUkll ba.ng<Ja pendatang, responden yang berasal dari
sul..-u bangsa Jawa dan Tapanuli telah mengerti akan pepatah yang berbunyi "bumi
dipijak langit dijunjung". Dengan kat.1 lain, bahwa perilaku mereka hams dapat
menghormati adat dan budaya setcmpat, clan hat ini menjadi pedoman bagi responden
unluk berinteraksi dcngan suku bangsa asli (Tamiang). Salah salU cara yang dilak'Ukan
18
adalah dengan mengerti clan menguas.1i bahasa dan dialek Tamiang. Hal ini terungkap
dari percakapan a.ntara responden dengan calon pembeli. Rcsponden lersebul tampak
sangat menguasai logal Tamiang meskipun ia bukan dari Tamiang tClapi dari su}..:u bangsa
Jaw:!. Begitu pola halnya dengan responden yang berasal dari suku bangsa Tapanuli.
Keberadaan responden dari sw.;u ban.gsa pendatang memiliki beberapa latar
belakang yang berbeda. I responden bemama Warti (50 lahun) yang berasal dari sul-u
bangs. J.w. mengatakan bahwa kehadirannya di wilayah Tamiang telah cui"llp lama.
Profesi sebag;ti "nyak sayur" telah ditekuni selama 7 tahun. Padahal sebelumnya ia telah
beketja sebag;ti "nyak sayur" juga namun berada di wilayah lain dalam Kecamalan Kuala
Simpang. Scmentara iN, 1 responden Jainnya bernama Hani (37 tahun) yang lahir di
Kuala Simpang ndalah anak dari pasangan yang berasal clari Suku bangsa Jawa.
Meskipun ia barn bekerja selama 3 hula" sebagai "nyak sayur", n3mun ialar belakang
kehadirannya di sW telah sangat lama. Kedua orang tua Hani telah darang ke wilayah ini
.emeqjak zaman pendudukan Iepang.
Berbeda halnya dengan ala'!3ft kebcradaan responden yang berasal dari suku
bangsa Jawa di wilayah Tamiang, Z responden lainnya yang berasal dari suku
bangsaTapanuli lebih memilih alasan peketjaan. Keduanya mengatakan bahwa kehadiran
clan profesi mereka di sini discbabkan prospek usaha di KuaJa Sirnpang sukup bagm.
Selain itu, jnrak anlara Kuala Simpang deng .. m Sumatera Utara yang mcrupakan asal
wilayah responden dianggap fidak terlalu jauh dan hany;a memakan waktu k"Urang lebih 3
jam saja. PerJu juga diketahui bahwa pada smlt-saat terlentu scperti ada undangan
pcmik:Utafl alau acara pesta lain dari kerabat responden yang berdiam di wilayah
SUmalera Utara, mercka biasanya akan menghadiri .leara tersebut. PeriStiw3 seperti ini
19
menandakan bahwa hubungan antara responden dengan kerabatnya bcrjalan sangal akrab
sehingga apabila aela acara-acara yang bersifat rcuni mcmhuat responden mCr.lsa
Icrpanggil untuk ikul menghadirinya. Berdasarkan 2 aJasan tersebul, ditambah dengan
sifal sul'll bangsa Tamiang yang terbuka Iet"hadap pendatang membuat responden yang
berasal dari suku bangsa Tap~nuli tersebut melakukan usaha sebagai "nyak sayur'1 di
wilayah ini.
Meskipun ditemukan 2 aiasan yang berbeda di antar.! 2 suku bangsa respondcn
tersebut (Jawa dan Tapanuli), namun pacta bagian lain ditemukan adanya pcrsamaan
alasan mcreka untuk berada dan bekerja sebagai "oyak sayur" di Kuala Simpang. Alasan
terse but adalah karena siruasi 50si31 dan politik di lokasi penclitian Icrgolong kondusif.
Ha! ini terli.hat tidak hanya di pasar Kota Kuala Simpang, namun jUg.1 dapat ditemukan di
daerah pertokoan scperti pasar hongkong, dan derelan taka di depannya yang masih
terlihat ramai meskipun hari telah menjelang lanll malam. Pada siang h;ui seeing terlihat
truk-truk bertonase tinggi sedang mclakukan bongkar muat. Scmcntara itu, bus-bus anlar
kOla. labi-Iabi, dan becak mcs.in yang mCnlpakan sarana transport.1si umum penduduk
scpcrti tidak pemah ada gangguan seperti halnya telah terjadi di dJerah lain di Aceh.
Meskipun telah diyakini kondusifnya daerah i.ni, nilmun ada scbagian respondcn yang
masih terlihat hati-hati dalam menanggapi pertanyaan d.ui orang yang tidal< dikcnal
tcrutama menyangkut idcnlitas diri ataupun keluarganya. Ha] ini mem:mg wajar terjadi
mengingat masih hangatnya berita-berita di berbagai ma~ media lenlang masih
berlangsungnya kontak senjata antara aparal keamanan dan GAM di tcmpat lain di dalarn
wilayah Provirui Nanegroe Acch Darussalam.
20
Selain itu, kondisi di lokasi pcnelitian secara khusus dan Kecamalan Kuala Simpang
seeaea urnum tcrgolong kondusif. Ha! ini dikemukakan olch Bang Duyung (45 tahun)
salah seorang pcgawai pada PT Pertamina unit Kuala Simpang, yang mengatakan bahwa,
"Untuk meliha. aman atau tidaknya dapa' adek liha. baltwa scjak Aceh bergolak, kami (komplek Peruunina) tetap rutin menyambut 17 Agustus dengan meogadakan kegiatan IOIT-ba dan lainnya. Alhamdulillalt segala kegiatan dapa. beIjalan tanpa ada hambatan yang berarti"
Ketiadaan sWru bangsa Acoh sebagai "nyak sayur" di lok.1si penelitian tidak dapat
diketahui eecara pasti. Menurut salab seorang informan yang bemama SllInSuddin (50
tahun) mcngatakan,
"mungkin mereka lebib memilih usalta di bidang lain yang bukan ''nyak s.yur". Contohnya seperti yang adek (penulis, red) lihat sendiri di luar pasar. Mereka acia yang membuka warung kop~ menjual VCD, jug. yang lainny • . "
Berdasarkan seperti yang dikemukakan informan di alas, bagj suku bang,sa Aceh memang
terlihat bahwa profesi sebagai "nyak sayur" kurang diminati. Mereka lebi.h memilih usaha
di bidang lainnya. Misalnya, perempuan dari ,uku bangsa Aceh di >nwanya ada yang
bcrusaha dengan membuka kedaj m1!'l~ ataupun ada juga yang mcmilih untuk bctjualan
micso.
Selain suku bangsa yang tclah clisebutkan di atas, terdapat juga suku bangsa lain
yan~ ikut dalam kegiatan ekonomi di Kecamatan Kuala Simpang, yaitu Suku Bangsa
Minang. Umumnya mereka bekeIj. sebagai pedagang. bail< dalam bentuk pakaian,
makanan, alaupun membuka toko kelontong. Meskipun usaha dagang dianggap telah
mcndarah daging bagi suku bangsa Minangkabau, namun untuk usaha scbagai "nyak
sayur" .ampak kurang diminati. Ha] ini disebabkan tradisi "nyak sayur" di daerah
Minangkabau tcbm beroricntasi pemanfaatan hasil kebun scndm. Sementara itu, tradisi
21
"nyak sayur" tidak dilakukan pada saat mcranlau. Pera0l3U l\·1inangkabau Icbih banyak
mcngandalkan usaha pada bidang warung makan dan konveksi.
Setelah mengetahui identitas "'nyak S3yur" berdasarkan suk"U banSo'a, faktor
pendidikan juga dapat menjadi salah satu identitas "nyak sayur". Sebagaimana diketahui
bahwa ~rofesi "nyak sayur" lebm mengutarnakan pengaJaman dalam rnenarik pembeli,
dan ha! seperti ini kurang atau bahkan tidak ada daJam peiajaran pad. pendidikan dasar.
Otch karena itu, masalah pendidikan kurang mendapat perhatian dalam profesi ini.
Walaupun demikian. pada beberapa responden yang berusia rclatif muda menunjukkan
peningkatan dalam SIarus kependidikan mereka. Khusus tentang pendidikan responden
d3pal dilihat pada tabe13.4 di bawah.
Tabel3.4
Status Pcndidikan Responden
1.
Bcrdasarkan label 3.4 di "W, tampak bahwa respond .. , yang tidak sekolah dan
yang tarnat SD mendominasi jumlah sampei (85 %). Ha] ini semakin mernperkuat asumsi
bahwa status pc:ndidikan tidak begitu penting daJam profesi ini . Meskipun demikian, ada
pengaruh bahW8 dengan h.anya sampai tingkat SO, atau sederajat, respond~n merasakan
pcngaruh terhadap status pendidikan dcngan profcsj'lya. Mereka menjawab dengiUl nada
pelan diselingj dengan mcrapikan barang dllgangannya. Berbeda halJ1ya dengan
rcsponden yang berpendidikan SMP dan SMEA Mercka menjawab dengan nada yang
22
jelas sehingga mendapat kesan bahwa status pendidikan mereka dianggap lelah
mcmenuru "standar" sosial cL .. dam masyarakat.
T erkait dengan masalah pendidikan, seg; wna Juga dapat membedakan antara
yang hanya sampai pacta tingkat SD dengan rcsponden yang memiliki slat:wJ tam'lt SMP
dan S.MEA. Gambaran mengenai tingkat usia dapat dilihat pada tabe13.S di bawah ini.
Tabel 3.5
TingkBt Usia dan pcndid ilmn Responde"
2 3 41-45 4 46-50
5 51 -55 6 56-60 7 61 ke atas
Sumbcr: Data Prime.r, 2001.
Bcrdasarkan dengan label 3.5 di alaS, tampak bahwa pad., usi. 30 - 45 tahun (9
')rang) lelah memiliki status pendidikan SD - SM:EA. Dalam tingkat usia tersebut,
terdapat 2 responden yang telah mengcnyam pendidikan hingga tingkat SW, dan 1
rcsponden yang tetah menamatkan SNfEA. Ha! demikian tidak terdapat pada tingkatan
usia 46 - 61 tallun ke atas yang mana tebh lerdapal 6 responden yang tidak bcrsckolah.
Sement.lr3 itu, golongan usm 46 - 61 tahu" ke alas yang mengenyam pendidikan adalah
hany ... sampai pada tingkat SD saja., yaitu scbanyak 5 responden.
Melihat 2 tingkatan usia tcrscbur, dapat dikatakan wajar terjadi mengingat j umJah
sekolah £!an pengajar yang masih kurang pada tahun di mana mereka sehamsnya
mendapat pendidikan dasar clan menenga!l. Scmt.'Tltara itl!, dengan adanya perkcmbangan
pcndidikan, baik fasilitas dan pengajar, pada tingkatan usia yang reJatif Icbm muda telah
23
banyak yang mengikuti pendidikan ltingga sampai pada tingkat SMEA Selain itu,
keinginan untuk belajar padl tingkatan usia yang Icbih tua dapat dikaLJkan kurang.
Terlebih Iagi bahwa lembaga pendidikan sepem yang sekarang ini menurut anggapan
umum masyarakat kala itu adalah buatan Belanda, yang nota bene disebut sebagaj bangsa
kaphe (kafir) sehingga wajar saja kalau masyarakat cenderung menjauhi jenis pendidilci.n
tersebut
Terlepas dari anggapan kaphe terhadap dunia pendidikan kala itu, sebagian bcsar
rcsponden (85 %) terlepas dari buta huruf. Hanya 3 respondcn (15 %) saj. yang tidak
dapat mcmbaca dan menulis. Ha1 ini menandakan bahwa meskipun terdapat perbedaan
status pendidikan rcsponden, namun tid.a!' mengakibatkan responden berhenti untuk
belajar membaca dan menulis (latin).
Berdasarkan tabel 3.5 di alas juga dapat dilihat jenjang wia responden. Sebanyak
45 % responden betusia 30 - 45 tahutt, sedangkan sisanya (55 %) berusia antara 46 - 100
tahun. Dengan demikian, ada keseirnbangan anlM3 jumlah responden yang berusia muda
(45 tahun ke bawah) dengan responden yang berusia tua (45 tahun ke atas). Terkait
dengan segi usia, lama responden sebagai "nyak sayur" di pasat juga bervariasi, seperti
yang tertera pada tabel 3.6 di bawah ini.
TDbe13.6
Lama Responden sebagai "Nyak Sayur"
2 3 41 . 45
4 46·50 .5 51· SS
6 56·60 7 61 lee alas
Juml3h
Dal<! Primer, 200 I.
24
Berd.1sarkan label 3.6 di atas, lampak bahwa hampir sClcngah dnn jumJah
responden (55 %) telah beketja selama 1 - 10 lahUrI, dan dj bawahnya adalah responden
yang lelah bekerja selama 11 - 20 tahun (25 %). Sisanya (20 %) lerbagi pada responden
yang bekeQa kurang dari 1 tahun (5 %), 21 - 30 tahun (5 %), 31 - 40 t.hun (5 %), eLm 41
- 50 tahun (5 %).
Adapun lokasi berjualan responden adalah sebagian besar (95 %) tidal< {elap,
munun masih berada dalam lingkungan pasar. Hanya 1 responden ,aja (5 %) bcmama
SimahJan (100 tahun) yang memilih tetap betjualan di tangga depan pasar. P3dahal,
sebelumnya ia rr. .... npWl}':U lapak di atas (Jantai 2), namun karena slldah tidal< kuat lagi,
menurutnya, maka ia menjual Iapak tersebut kepada orang lain. Sebagai gantinya, ia
kemlldian betjualan di tempat [ersebul.
Ketidaktetapan rcspondcn daJam bctjU31an discbabkan karena lokasi (clap unluk
jcnis sayuran yang berada di lanbi 2 sudah penuh. Meskipun di lantai 2 tidak diberikan
sewa yang mahal, dan hanya dikenakan pajak harian sebesar Rp. 500,- namun bagi para
pemilik Iapak di Iantai 2 yang pindah akan merninta b.y.ran sebagai ganti rugi hingga
rarusan ribu rupiah kepada eaton penyewa barn. Bagi respondeD sendiri, uang sebesar im
Icrgolong suut dipenuhi. Olch brena itu, para "nyak sayur" Icbih memilih betjualan pada
ruang kosong di sepanjangjalan belakang. tengah, clan depan pasar.
Status "'nyak sayur" di pasar adalah ilegaJ karena mereka tidak tertulis dalam
daftar penghuni pasar. Akibat dari ha! itu, .ering teljadi penggusuran yang dilakukan
petugas pasar terhadap para "nyak sayur" ataupun pedagang Jainnya yang ilega!. Hal
Icnlang penggusuran kcmudian menjadi sensitif didcngar "nyak sayur". Sedikit kala yang
terdeng.v mengenai rencana penggusuran sudah membual para "nyak 6ayur" menjadi
was-was Mcrcka kemlldian berusaha mengemasi mala dagang.mnya supa)':l j:mg.1n
2S
diambil oJeh perugas pasar. Seiain penggusuran, pctugas kcbersihan pasar yang datang
dengan mengendarai truk sampah berukuran ',4 membuat "nyak sayur" terpaksa
menyingkirkan mata dagangannya agar jangan sampai tergilas roda tOlk sampah tersebut.
Meskipun tennasuk ilegal, kehadiran responden cli pasar tetap dikenakan pajak
harian. Besarnya pajak bervariasi antara RP. 200 - Rp. 300,-. Walaupun demikian. rata-
rata petugas pasar biasanya menetapkan harga pajak ,ebesar Rp. 300,-. Responden sendiri
masih dapat menawar pajak harian tersebut. Apabila mata dagangannya banyak yang
laku, maka ia akan membayar scbcsar yang dikatakan petugas p3Sar. Akan tetapi, apabila
kurang laIru, maka respnnden biasanya membayar pajak harian sebesar Rp. 200,-.
2. Anggota Keluarga
Sesuai dengan profesi sebagai "nyak sayur". minimal anggol.a keluarga responden
terdiri dari anak clan suami. l\.feskipun demikian, dalam har jumJah anak tidak menjadi
pedoman untuk menyatak.m jurnlah anggota kc::luarga responden karcna ada .beberapa
responden memiliki anak telah menikah dan ridak berada dalam 1 rumah dcrtg.'lll
responden lagi. Unruk melihat jum1ah anak respondcn, dapat dilihat pada tabel 3.7 di
bawah ini.
3 4
Data Primer,
Tabel3.7
Jumlah Anak Responden
orang 20rang 30rang 40rang
5 lebih 1
26
Bcrdasarkan Llbel 3.7 di alas, rampak bahwa jum.l3h tcrbesar (30 %) adalah
responden yang memiliki 3 orang anak, run yang tcrkecil (10 %) bagi responde" yang
memiliki 1 anak. Apabila dihitung rata-rata, tTUlk.a dari 20 responden memiliki aoak ratn
cab sebanyak 4 orang anak. Walaupun rata-rata memiliki 4 ofang :mak, namun dapat
dikatakan bahwa jumlah tenebut dapat .saja gonap atau berkurang seiring dengan kondisi
keIj. dan rumah tangga mercka.
Di antara anak respor.den, adakalanya sang anak yang tidak bersama orangtuanya
lag;. karena faktor tertentu seperti ikut suami, menetap di rumah mertua isteri, dan jenis
pekeljaan yang i.uh dari rumah. Jumlah ke,eiuruhan dari an.k responden adalah 70
orang. Anak yang masih t:inggal bcrsama responden berjum1&lh 35 orang. 10 anak di
anlaranya sudab mendapatkan pekerjaan. Akan tetap~ lokasi kcrja yang jauh membuat
rnereka terpaksa tidak tinggal dengan responden lagi. Jenis peketja:.n mereb adalah
wiraswasta seperti membuka toko dan kedai makanlminum kecil-kecilan. 25 anak
responden lainnya celah menikah dan telah tinggal dengan mcrtua mereka. Dari 25 anak
Imebu, juga ada beberapa yang telah mendapatkan pekeljaan, dan bias;mya dari
kalangan anak laki-iaki. Sernenlara itu, anak pcrernpuan responden ,elelah menikall
rnasih bclum mendapatkan pekCIjaan.
Anak yang hingga ldni masih tinggal benama responden bctjumlah 35 ornng.
lenis kegiatan anak responden tersebut bermacam-macam. 6 anak responden telah
mendapat bekerja. Jenis pekerjaan yang ditekuni dari jenis pekerjaan non fonnat. 1 anak
telah bekerja sebagai buruh petani, 1 monfu. 2 orang anak bekerja sebagai supir becak
rneSLIl, 1 sebagai supir becak dayung. dan 1 anak responden bekCTja merepara."i barallg
elektronik.
27
23 anak responden lainnya masih bersekolah. Pendidikan paling rendah yailu
lingkat SD, dan yang paling tinggi adalah SMU. Setelah itu, lerdapat juga 4 ana).;:
responden yang belum sampai pada usia sckolah. Terakhir, yaitu 2 anak responden masih
belurn mendapat pckCIjaan af3U menganggur.
Selain anak, anggota keluarga yang tinggal bersama responden, ada juga
responden yang juga tinggal bersama dcngan cucu, mertua. dan menantu. Berdasarkan
dinamika jumlah anggota yang tinggal bersama responden terse but, adakalanya
responden yang hanya tinggal seorang diri, atau ballkan ad.1 responden yang tinggal
dengan jumlah anggol3 keluarga yang lumay.m banyak. Glch karena ilU, unruk melih3t
jum1ah anggota keluarga sebcnamya yang hingga kini tinggal bers.:una responden dapat
mel.ihat pada tahcl3.8 di bawah ini.
Tabel3.8
Jumlah nnggola keluarga yang tinggal dcngan responden
Benlasarkan label 3.8 di atas, l orang responden h31lya tinggal scorang diri. Dari
penjelasan responden dikemukakan bahwa keempat anaknya l-ini lel:th menlkah dan
mcmpunyai rumah sendiri. Sementara illl, suami yang dahulu ikUl membantu responden
berdagang sayur telall lama meninggal. Se lain anal<, jumJah anggola Y;\ng linggal deng.1n
28
responden juga ditambah dcngan anggoL1 keluarga Jainnya dengan 1 mcnaOlu (1
rcsponden), 2 mertua (I responden), dan 1 cueu (1 responden). Pad.l respondcn yang
dilemaru 1 orang cueu Icbm disebabkan agar responden tidak merasa kesepian.
Responden yang telah berusia lanjut (100 tahun) dalam keschariannya, b:'lik di rumah
ataupun saat berdagang sayur selalu ditemani clan dibantu oleh cucunya. Seorang
responden yang tinggal bersama dengan mortua di.obabkan dorongan dari mortua yang
ingin ditemani oleh anak dan menantu beserta cucunya. Seorang responden L1innya
tinggal ben;ama dengan I menantu (perempuan) yang hingga kini belum mempunyai
anak. Suaminya (aflak rcspo!:..-4en sendiri) kini bekerja sebagai supir becak dayung.
Dan jumlah. anggota keluarga rcsponden, acla beberapa responden yang masih
ditemani suami., dan ada yang sudah meninggal (3 responden). Bagi responden yang
masih ditemani suami, 3 di antaranya te!ah mendcrita sakit menahun seltingga keku31an
penunjang ekonomi acla ditangan responden. Scmcntara itu, 14 di antaranya masih
bekerja schingga biaya hidup dapat ditanggung oleh mereka berdua. Jcrus pckerjaan
sua.rni responden bermacam-macam. Lcbihjelasnya dapat mclihal tabe13.9 di bawah ini.
Tabel3.9
Status Sw.ami Respondcn
""'·NQA:I:'.";:'.": •• m~w.\!i~,$.\lWilj: g~sP<lfi<lejit."."::'::":'.i;:::.':',:;AQ:~\ ••••• :. :.: •• ,,·,":'·% •• :'.:i.:.;:: 1 Meninggal 3 15 2 Sakit 3 15 3 Supir becak dayung 2 10 4 Petani 1 5 5 Supir becak mesin 2 10 6 Pedagang sayur 3 15 7 Peternak lembu 1 5 8 Membantu isteri berjualan di pasar 5 25
Jumlah 20 100 Sumber: Data Primer, 2001.
29
Berdasarkan tabel 3.9 di iIIas, lampak bah\vJ stalus sllami yang paling banyak
adalah dalam ha! membantu isleri betjualan di pasar (25 %). Dapnt dikaraknn bahwa
responden tersebut secara ekonomi kurang mcndapal dukungan dan suami, namlln dan
segi fisik sang suami sangat membantu responden untuk membeti kebutuhan dagang,
mengantar, dan menata barang dagangan. 3 suami responden lainnya. (15 %) bekeQa
sebagai pedagang s:JYUr. Dalam hal ini, suami responden tclall mcmiliki Iapak sendiri di
bagian atas pasar.
3. Kepemilikkan Benda Ekonomi
Ada beberapa macam benda ekonomi yang dimiliki dan digunakan baik oleh
responden maupun anggota keluarganya, scpcrti rumah, bc:nda elcktronik, kendaraan, dan
sawah.Meski dari jenis kepemilikan ini tampaknya sudah memenuhi standar kebutuhan,
"amun yang diperhatikan dalam hal iN adalah fungsi benda itu sendiri daJam menunjang
kebutuhan pokok, sementara perihal kualitas benda tidak begitu diutamakan. Seperti
halnya dengan fasilitas perumahan. Memang sebagian besar responden telah memiliki
rumah sendiri, namun tipe rumah masilt non pennanen. Responden lainnya masih tingg.1l
di rumall sewa, mertua, ~ numpang pada orang lain. Adapun jumlah <!an status
kepcmilikan rumalt dap.t dilihat pada tabe13.10 di bawah ini.
Tabe13.10
Status Rumah Responden
Sewa rumah mertua
di rumah
Sumber: Data Primer, 1.
30
Berdasarkan tabel 3.10 di alas, sebanyak 16 responden (80 %) telah memiliki
rumilh sendiri Meskipun rumah sendiri, namuo status tanah seorang responden bemama
Lerrue (42 tahun) yang status tanahnya bukan hak milik, IClapi numpang d.i alns tanah
orang lain.
Selain memiliki rumah, 2 responden l:tinnya juga memiliki lahan (Sawah). J
responden bernama Thoiriab (SS tabun) memiliki sawall seluas 14 rante (1,2 hektar).
Responden lainnya bernama T. Hasanall (5 I tallun) memiliki sawab seluas 90 x 100 m.
Lokasi sawah kedua responden berada di Paya Laot, suam lokasi yang berada dekat
pantai. Melalui S3Wah tersebul, T. Hasanah pemah mendapat banluan pala\\oija clan
pemcrintah pada tahun 1997. Banruan tcrsebut tidak berhasil karena biaya pcrawatan
yang kurang sehingga palawija sulit tumbuh clan akhimya mali.
Status rumah sewa ada pada 2 responden. Sistem pembayaran ada 2 macarn,
yaitu bulanan dan tahunan. Sistem bulanan dikenakan pada responden bemama Nurhayati
POAM tidak dimilik.i responden. Mereka biasanya mengambil air tanah, baik dengan
31
melalui sumur, swnur bar. Sebagian besar responden memakai carOl tractisional yairu
menimba air di sumur. Hanya 1 responden saja bemama R. SilaJaru (31 tahun) yang
telllh menggun.akan sumur bor.
Benda ekonomi lain yang dimiliki responden yaitu kendaraan dan barang
e1ektronik. Adapun jenis kendaraan yang dimiliki ada 3 macam, yaitu se.?Cda, becak
dayung clan becak mesin. Jwnlah kepemilikan dap.t dilih.t pada bbel 3.1 I di baw.h ini.
1 2 3 4 5 6
Jumlah
Tabe13.11
Kendaraan
Becak dayung Becak mesin
Becak dayung, sepeda Becak mesin, sepeda
Sepeda tidak punya
Sumbcr: Dota Primer. 2001.
o 1 4 1 8 6
20
o 5
20 5
40 30
100
Berdasarkan tabel 3.11 di alas, tampak bahwa sebagian jenis kendaraan
sebenamya bukan "'hasil keringat" rcspondcn sendiri, let .. lpi milik suami responden yang
digunakan untuk keperluan usaha. scperti bccak dayung dan becak mesin. 2 jenis becak
tersebut. Selain digunakan olch suami responden untuk. menarik penumpang. juga untuk
menganlar responden pcrgi dan pulang <!an beIjualan ill pasar. Sementara ill!, jenis
sepcda yang dimiliki responden digunakan unruk kcpcrluan sckoJah anaknya.
Penimbangan untuk membeli sepc:da adalah dapal mengurangi ongkos transportasi sang
anak apabila hcndak pcrgj ke sckolah.
Bar3ng elcktronik juga dimiliki responden, lerdiri dari 2 jcnis yaitu radio ciln TV.
Sebilgian be.sar responden (60 %) memiliki 2 jenis bJrang elektronik (radio dan TV).
32
Sisanya (60 %) terbagi pada responden yang hanya memiliki TV ,aja (25 %), dan radio
53jit (15 %). Adapun tipe clan me:rck barang elcktronik bcrukuran stJ.ndar. MisaJnya,
Salamah (45 tahun) memiliki TV merek Digitec ukuran 14 incL Begitu juga halnya
dcngan radio rata-rata dari tipe yang hanya dapat menangkap gelombang SW cL'Ul MW.
2 jenis barang e1ektronik tersebu( clibeli responden dengan can angsuran.
Menurut sebagian besar responden, apabila membeli kontan akan sangat sulit karena
harga 1 buah TV ukuran 14 inci saja sudah mencapai 1 jub lcbili.
c. Kehidupan 5051al Ekonoml Nyak Sayur
1. Motivasi
]cnis usah. bcrdagang scpcrti yang dilakukan oleh "nyak ,ayur" adalah scbagian
keciJ dm berbagai jenis usaha ill lokasi penelitian yang memang menjadi sentra
pcrdagangan di Kecamatan Kuala Simpang Kabupaten Acch Timur. Scbagaimana
Iayaknya •• orang pcdagang, unluk melakukan sualu peketjaan dipcrlukan nist berbentuk
motif sehingga ada dorongan dart semangal unluk memacu perilaku dagang unyak sayur".
Morif itu sendiri adalah daya geeak yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuarn,
alau kondi!i seseorang yang mcndorong untuk mene-ari sesuatu kepuasan atau mcne-apai
suatu tuju.m (Hafasnuddin. 1991: 1). Selain iN, Motif benifat mlljemuk. berubah-ubah
berbeda tiap individu, dm adakalanya motif itu tidak disadari oleh individu. Dalam kaiL1n
dengan dunia usaha, seseorang mengarahkan motif yang dimilikinya dalam bentuk usaha
dagang (bisnis).
Untuk membangkitkanlmenganthkan motif bisnis, s:llah sa(unya adalah ad.mya
desakan keburuhan (ckonomi) yang harus dipcnuhi. Jenis desakan ini sangat vilal bagi
33
sctiap individu mengingat adanya perubahan gaya ltidup dan pola sosial yang
mcngharuskan sctiap in<livi.du rncmilikilharus memcnuru unsur ekonomi dalam masa
hidupnya.
Kebutuhan akan unsur ekonomi membuat setiap individu meneari peluang agar
llIlSur yang vital itu cL'lpat dipenuhi. Salall satu cara adalah dengan melakukan usaha yang
disesuaikan dengan kemampuan diri clan kondisi lingkwJgan untuk D.I. Aceh. Sut ini di
mana eara untuk melakukan usaha lain seperti bekeJja pada sektor fomt.al cw..'llP sulit,
apalagi dengan prosedur yang cukup nuni~ berdagang adalah cara lermudah untuk
memulai memcnuhi kcbutuhan ekonomi.
Hafasnuddin (1991 : 17-27) dalam penelitiannya di Lamno Kccamatan Acc:h Barat
mengemukakan bahwa unruk melakukan usaha (bisnis) diperiukiln 4 faJ..-tor, yaitu motif
financial, motif non financial, lapangan peketjaan yang dicita~ilakan, clan besamya
motivasi unruk usaha dagang. Hal demikian temyata ditemukan pada "nyak .sayur" yang
rnelakukan usaha di lokasi penelilian, namun diiringi dengan berbagai .kelerkaitan di
antara 4 faktor tersebut. Ha! tentang motif financiaJ diakui "nyak sayur" bahwa usaha
mereka dcngan cara bcrdagang sayur di lokasi penclitian dapat mendatangkan.
keuntungan. Perihal kerug;an, rneskipun tidak sctiap hari rnereka alami, tidak mernbuat
scorang respondcn segera menutup usaha mereka clan berganti dengan usaha lain. Dengan
demikian, ada kelerkaitan 3nlara faktor financial dengan motivasi terhadap pekerjaan
yang selama ini merek.a tekuni. Motivasi sebagai "nyak sayur" dapat dikalakan telah
menyalu dalam kehidupan mereka. Untuk mengungkapkan rasa penyaluan dUi dengan
lLliaha sebagai "nyak sayur''' salah seorang responden bemama Inem (40 tabun)
mcngatakan,
34
"Bagaimana ya, tidak seliap han saya unlung tenlS, sepertj sekarang ini, barn 4 ikat kangkung yang terjual sernenlara hari sudah siang. Saya rugj kalau seperti ini terus. Tapi apa botch bu.at, saya memang hams bekerja (scbag.1j "nyak sayur") dan kalau di rumah tents bisa-bisa saya jaw cepat marah".
Ungkapan responden di atas dapat menggambarkan bahwa motivasi mereka untuk
berdag:mg dapat dikatakan besar. Di samping itu, Jenis pekerjaan yang mereka rekum
telah me'liadi semacam hoby atau kesukaan. Dengan demikian, apabila kegiat.1n tersebut
tidak mereka laksanakan, maka ada semacam scsuatu yang terunggal. Konsekuensinya
Jag;, ha! demikian akan membuat perubahan pada sikap dan pcrilaku mereka. Untuk
mengantisipasi perubahan sitat dan periJaJ...'U yang dinilai tidak bail\, mereka kemudian
melak.'ukan kcgiatan sebagai "nyak sayur" lagi. Meskipun untuk melakukannya
dibutuhkan modal lagi. karena keuntungan sebelumnya tidak cukup untuk dijadikan
mod.-tl usaha. SeJain itu, dapat dikatakan juga untuk mencarl alilSan agar dap.:lt keluar
11lmJh. Dengan demikian, bekerja bagj mereka juga dapat berfungsi sebagai upaya untuk
mcngisi wai...'1u dengan melakukan kegiatan.
Adapun alasan lai.nnya mengenai motivasi untuk menjadi "'nyak sayur" adalah
sepclti dikemukakan responden bemama Warti (50 tahun) bahwa usaha "nyak sayur" ini
dilaJmlwt karena tidal< ada jenis usaha lain yang dapat dikerjakan. Responden lainnya
bcmama Salamah (45 tahun) mengemukakan bahwa in tcljun ke dalam usaha sebagJi
"nYilk sayur" karena pekcrjaan sebclumnya sebagai buruh rani lidak d.1pat mencukupi
kelapa, daun pisang, pinang.. Harga pada masing-masing mala dagangm adaJah sama
paw setiap nyak sayur. Untuk mclihat harga beli. jumlah pembelianj
harga jua~ dan
keuntungan rata-rata clap.t meUhat p.d. tabel 3.17 di b.wah ini.
1.0001 kg 2.000 1 kg 2,000 I ens
300 I ens
TabeI3.17
l\1ata Dagangan
. 1.2501 kg 3.000 1 kg 3,000 I ens
500 I ens
45
Pakis 100 I jkat 4 - lOO Ilkat 125/1kat 1,300 5 Jagung muda 2,500 1 kg 0 - 4 1 kg 3,000 1 kg 1,000 1 Tlmun 1,0001 kg 5 - 50 1 kg 1,2001 kg 5,500 6 labu air 2,000 f buah 0 - 1 I buah 2,500 I buah 250 1 SaW! 1,5001 kg 3 - 10 I kg 2,000 1 kg 3,250 4 Kacang panjang 1,000 J ikat 3 - 80 I ikat 2,000 1 ikat 41,500 4 Bayam 200 I ikat 50 - 100 I ikat 300 I ikat 7,500 3 Oaun ubi 150 I ikat 10 - 50 Ilkat 250 likat 3,000 3 kangkung 100 I 4 ikat 50 - 100 14 ikat 125/4 ikat 1,875 2 Pisang 500 I sisir 0 - 6 J sisir l,CXXJ I sisir 1,500 1 Tempe 750 f patong 0 - 20 I potong 1,000 1 potong 2,500 1 Rambutan 1,000 1 ikat 0 - 50 I ikat 1,500 I ikat 12,500 2 singkong 1,0001 kg 0 - 10 1 kg 1,5001 kg 2,500 2 Daun pepaya 100 I ikat 0 - SO I jka~ 200 I ikat 2,500 1 labu tanah 1,500 1 kg 0 - 10 1 kg 2,0001 kg 2,500 1 Lengkuas 1,0001 kg 0 - 1 1 kg 2,000 1 kg 500 2 Daun jeruk o I ikat 0 - 20 likat 100 I ikat 1,000 1 daun kunyit 01 lembar 0 - 20 Ilembar 100 Ilembar 1,000 1 Gambas 1,0001 kg 0 - 3 I kg 2,0001 kg 1,500 1 daun salam 100 I ikat 0 - 10 likat 2001 ikat 500 1 Sereh o I ikat 0 - 5 J jkat 2001 ikat 500 2 Jeruk nlpls 2,000 1 kg 0 - '0 1 kg 2,500 1 kg 2,500 1 jahe 100 I batang 20 - 40 J batang 200 I batang 3,000 2 Kunyit 100 I batang 0 - 20 J batang 2001 batang 1,000 1 belimbing wuluh 01 tumpuk 0 - 5 I tumpuk 500 I tumpuk 1,250 1 Oaun pandan 01 ikat 0 - 10 likat 200 I ikat 1,000 1 kaeang kedele 300 I ikat 0 - 12 112 ikat 500/12 ikat 1,200 1 Asam dunan 1,000 1 kantung 0 - 5 1 kantung 2,000 1 kantung 2,500 1 Telur ayam o 1 butir 0 - 5 1 butir 1,200 1 butir 3,000 2 kampung Kelapa 400 I buah 0 - 100 I buah 500 I buah 5,000 1 daun pisang 400 1 [kat 0 - 10 I ikat 5001 ikat 500 1 Pinang '00 1 butlr 0 - 50 I butlr 200 I butir 2,500 , Sumber: Data Primer, 2001
Berdasarkan daftaJ- haIga ter.cbut di alas, maka dopat dilihat bahwa kcuntungan
terbesar dari jeni! mala dagangan yang dijual oleh re.sponden adalah kacang panjang
(RpAL500), scdangkan kcuntllngan yang sangal kccil diperoleh dari mala dagangan labu
air (Rp.2S0). Apabila dijumlahkan semua mata dagangan tersebut di atas., maka
responden memperoJeh keunlungan rata-rata Rp.4.2J6 per hari. W31aupun demikian,
tidak semua responden yang mencrima keuntungan sebesar itu. Hal ini terganrung dari
jenis mala dagangan yang dijuaI.
46
, Don sekiM bany.k ragam m.Ll d,1&Mgan, jenis timun paling bonyok dijuol (6
Jagung muda, Labu air, Pisang, Tempe, Daun pepaya, Iabu !anal], Daun jeruk, daun
kunyit, Gambas, daun .aiam, Jeruk nipis, Kunyit, belimbing wuluh, Daun pandan, kacang
kedele, Asam durian, Kclapa, daun pis.'ll1g, Pinang (I responden). Ap.bila dihihmg
berdasarkan m.carn dagangan per responder<, ada1all seperti yang tCItera pada tlbe13.18
di bawah ini.
Tabe13.18
Jumlnh Jenis Matn Dagangan Responde"
2 3 4 5 6 7 8 !l
Sumber: Data Primer, 200t.
3 jenls 4 jenis 5 jenis 6 jenis 7 jenis 8 jenis 9
Berdasarkan t .. ,bel 4.7 di atas, tampak bahwa yang mcnjual 1 - 3 jenis mala
dagangan mendominasi jumlah responden (50 %), semcntara yang menjual 4 - 6 mMa
d.agangan beljumlah 40 %, sisanya (10 %) adalah respondcn yang mel\iual 7 - 9 jenis
mala d.tgangan. Melalui jenis mm dag.1ngan yang dijual responden tersebut, keuntungan
kotor yang diperoleh responden berkisar antar. Rp.1 0.000 - Rp.20.000.
47
4. Interaksi dengan Sesama Penj ual
Profcsi responde" sebagai "yak sayur dapat dikatak01n suaru komullitas yang harus
dijaga hubungan sosialnya agar jangan timbul persaingan yang tidak sehat. Sebagaimana
yang WWlgkap pada tabel 3. 17 leotang kesamaan harga, merupakan salah satu upaya
keiompok nyak sayur untuk tidak menggiring calon pembeti yang memang akan membeti
kcpada penjual yang memberi harga paling murah.
Kesepakalan harga [crsebur tidak dilakukan seeara resmi. namun lebill disebabkan
adanya kesamaan penyalur mata dagangan. Sclai.n itu, juga disebabkan pc:rkiraan dan
para responde" untuk menclapklUl hnrga jual dari mulut kc muJuL Pcrkiraan harga jual
bersifat dinamis karena faktac kenalkkan harga barang secilra umum di pasaran.
Misalnya, pada masa infJasi belakangan W , harga sayuranpun tcotu aka" disesuaikan.
Penyesuaian ini tcotu saja dengan pertimbangan kemampuan calon pembcli dan Lingkar
kenaikk.," pada penyalur - apabila responden mcmang membeli mala dagangannya pada
penyalur. Ha! demi.kian pada satu sisi aka" tidak membawa damprlk berarti pad.l
responden yang membeli pada penyalur. Lain halnya dengan responden yang mefumam
sendiri maLl dagangannya karcna mereka clapat mcnekan harga scminimal mungkin.
Akihal dari kCMtnaan harga tcnebul, maka responden ini p4da akhimya akm mengikuti
aturan main yang telah ditctapkan olch sesama nyak sayur. Apabila ada ketidaksamaan
harga jual pada saJah !!Iatu oyak sayur, ma.ka laMbal laun akan dideng..1r oleh rekan
seprofesinya. Hal iru dapat mengakibatk.m sindiran yang tidak mengenakan kepacla rekan
yang mcnwunkan hargajuai mata dagangannya.
Meskipun kesamaan harga telah disepakati, namun adakalanya harga dibual
menpdi rendah, terutama pacta siang hari saat nyak sayur hendak menghabiskan
48
dagangannya. Ha! ini dikemukakan aleh Hani (37 tallun) babwa apabila kelapa y.1ng
dijualnya masih belum habis sampai gaal ia hendak pulang maka ia akan memberi harga
obra!. Harga 1 butir kelapa yang tadinya sebesar Rp. 500Jbutir akan diobral menjadi
Rp.I.OOO13 butir.
Harga abra! ini tampaknya hanya berlaku pada jem. mata dagangan kelapa saja.
Mata dagangan lainnya tidak menggunakan sistem abra!. dilakukan renavasi rerutama
pada jcnis sayur yang dijual dengan harga per ikat. Renovasi diakibatkan proses
pembusukan jenis sayuran. Responden mcLakukan upaya agar dari 5isa spyuran yang
masih scgar dapat dijual Iagi. Caranya adalah dengan mcmilah antara sayuran yang busn:.
dcngan yang scgar. Hasi] pemiJahan tersebut kcmudian diikat sesuai dcngiln isi dlaam
ikatan sebelumnya. Cam lain adalah dengan menambah ~i dalam ikatan yang telah mulai
rusak dengan yang masih segar pada bagi:m luamya. Harapan responden bahw3 dengan
menambah isi ikatan tersebut, caJon pembeJi aka" melihat kClcbaJan dalam 1 ikat tersebul
sehingga tertarik untuk memhetinya.
Adakalanya rcsponden pulang dengan mata dagangan yang m3.Sih belum laku
terjual. Untuk itu, responde:. tidak membawa mala dagangan tersebut, melainkan akan
ctititipkan pada toko di belakang Japak seperti yang dilakukan oleh responden bcmama
Supit (61 tahun). Dapat juga menyimpan di tempal yang sckiranya aman seperti di bawah
langga pasar oleh seorang responden bemama Hani (37 tahun). Meski l1ntuk menitipkan
mab dagangan memerlukan tempat, namun tidak ada biaya S~W3 Icmpal lersebl1t.
Responden hanya meminta tolong kepada sang pemilik toko atau memberirahu penjaga
pasar untuk menjaga mata dagangannya.
1
-19
Proses ke arah hubungan sosiaJ kcmudian bcrlanjul kcpada sating kunjung
mcngunjungi apabilOl ada rekannya seperti tertimpa kemalangan ataupun sedang
mengadakan kenduri. Rcsponden akan membawa bing.ki3an baik berupn uang alau benda
yang sekiranya d3pat mcmbantu rckannya.
5. Interaksl dengan Pembeli
Faktor yang sanga! penting bagi setiap pedagang, !ennasuk nyaJ: sayur, adalah
pcmbeli. Berpedoman akan hal lersebut, sctiap responden berusaha untuk menarik
pelanggan (pembeli) ,ebanyak-banyaknya. Me,kipun dcmikian, hal yang ,atu ini
!ermasuk suti! diupayakan. Kesulitan !enebUl disebabkan jenis barang dagangan yang
rata-rata Santa ell antara sesama responden. Selain itu, harga jenis dagangan rab-rata sama
p:u:ia setinp nyak sayur. Untuk mengantisipasi kesulilan iru, upnyn lain tcntunya haru!
dilal.:ukan agar dagangannya laku terjual.
Pelanggan memang harus dieari dan antisipasi yang ada dapa! dilakukan dengan
beberapa cara. Sebagian calon pembeli akan mendckati nyak sayur yang rncnggunakan
logal (suku) yang santa dengannya. Meski bukan menjadi faktor utama. namun asumsi ini
temyata berlaku di lokasi penelitian. SaJah satu di antaranya adalah dengan
meng.mdalkan faktor kesukuan. Hal ini terungkap dari salah seorang responden bemam(!.
Warti (50 tahun) dari suku bangsa Jawa. eara yang dilakukan responden terscbut ad.llah
dcng.:ln menegur ramah kepada pembeli yang tclah dikenalnyn memang bera~al dari suku
Jawa juga. Sang caJon pembelimcnengok kemudian menghampiri nyak sayur tersebut.
Sdanjulnya, mcreka terlihat akrab berbincang-bincang dalam Bahasa Jawa. Agak lama
mercka bcrbincang-bincang, clan akhimya sang pembeli memang mem bcli jeng.kol
scbanyak 1 kilo dan responden tersebut.
50 ,
Kerarnahan sepeni yang dilakukan olch responden dl alas namp.Jk..nya memang
w.,jib dimiliki oIch responden. Tcrutama pada pagi han, di mana caJon pembcli memang
terkonsentra3i untuk berbclanja pada pagi han, disilulah p:ml nyak SJ}'llr berusaha
menyapa dan menawarkan dagangannya. Sebagian besar responden yang belum
mengenal caIon pembeli akan menyapa dalam bahasa Indonesia, namun disertai d~ngan
logat suku bangsa mereka tentunya. Dari logal tersebut rupanya dapat digunakan untuk
menarik cala" pembeli. Sehubungan dengan lokasi pcnelitian y:mg berada di dalam
wilayah' suku banS'" Tamiang, maka acta responden yang menggunukan logat Tamiang
pacta calen pembelinya, namun ketika salah seorang anaknya cialang dan
menghatnpirinya, seketika itu responden menggunakan bahasa Jawa., yang mcmang
merupakan suku bangsanya. Responde" bernama Hani (37 tabun) mengungk.1pkan,
"Memang sudah scharusnya begilu kalau kita berada di daerah orang. maka kila harus mcnyc!>'t1aikan diri di dacrah orang IcrscbuL Scpcrli saya ini kan berasal dari Malang (Jawa Timur), tapi karcna saya ada di sm; muka sedikit-sedikit saya juga hams bisa menggunakan logat clan bahasa di sini. Yah, di samping untuk mudah mengobro~ pembelidi sini kan banyuk yang asti sm; (l'amiang) jadi saya harus bisa bahasa di sini. Mcrnang ada beberapa yang berasal clari J 3Wa., tapi tidak banyak, bahkan semakin sedikit karena pada pulang hmpung, takut di sini"
CarOl r;;enawarkan barang dagangan ad.llah dengan memboJak-baUk sayuran
sehingga terlihat bagian bawah dari nlmpukan sayur yang masih nampak scgar. Cara ini
mt1n dilakukan nyak sayur mengingal lokasi bcran mcrcka rala-rala tcrkena mar
malahari !chingga dagangan mcreka cepal layu. Dengan carn membolak-balik sayuran,
SJytlran yang layu tencbut dapat tcrlihal segar kcmbali.
Keahlian tidal< begiru menjadi f.aJ.:lor penting unluk bckerja scbagoti nyak 8ayur.
HaI ini d:lpat dilihat dari cara berdagang yang dapat dikat..·duUl sangat sederhana, yairu
hanya bermodalkan 2 buah karung plaslik ukuran 50 Kg. 1 buah digunakan untuk
51
memajang dagangan, dan 1 buah lagi cligunakan untuk menaruh barang clagallgan rang
bclum laku namun masih dapar dijual pada kccsokan han. Responden hanya duduk dan
menanti datangnya sang pembeli yang tertarik dan ingin membeli dagangannya. Keahlian
yang dimaksud mungkin pada cara nyak sayur memajang dagangan sehingga terlihat
segat, dan banyak (isi dalam satu ikal).
6. Interaksi dengan Anggota Keluarga dan Lingkungan
Hubun?an responden tidak hanya kepada sesama penjual ataupun dengan
pembeli, tetapi juga berlanjut kepada hubWlgan dengan anggota kcluarganya. Terkait
dengan masalah ekonomi, hubungan sosial sangat diperlukan responden apabila
keuntungan yang diperoleh tidak mencukupi natkah sehari-hari. DIch larena itu,
adakaJanya responden dibantu olch anaknya yang sudah bekerja. Bantuan yang jiberikan
tidak bersifat memaksa sehingga antara respond en dengan sang anak dapat saling
mcnjaga huhungan balk. Sifat hubungan ini juga berlalm kepada mertua arau menantu
responden. Seorang responden bemaIJU1 Hani (37 tahun) bebas biaya sewa rumah kareruJ
ia bersama suami diberikan sebuah kamar dari mcrtuanya. Sang suam! yang bekerja
sebagai supir becak mesin teotu tidak dapat diharapkan membawa pulang keuntungan
besar 5Ctiap harinya, Otch karena be-lurn mempunyai rumah sendi.ri, de-ngan menemp.lIi
rumah mertua maka responden dapat mengalihkan biaya sewa untuk kepentingan lainnya.
Proses interaksi dengan anggota keluarga kian menjadi penting karena sangal
mcmbantu mcringankan be-ban hidup schari-hari. Sclain terbcbas dari biaya sewa, 1
responden, sepcrti yang lelah dikemukakan pada tabel 3.16 di atas berhasil pemalt
mendapat pinjaman sebesar Rp.20.000 untuk biaya sekolah anak d.ln sang mcrtua.
Selain suami Hani, rata-rata pcnghasilan suami responden dan je-nis pekcljaan
yang ditekuni sebagaimana yang lelaJl dikemukakan pada label 3.9, y:.illl supir becak
Moleong. Lcxi 1989 Metode Pttnellllan Kllahlat~r. Randung: Rcmadja Karya.
5<>
Pemda Kabupaten Daerah Tingkat n Aceh Timur 1994 Rencana Ibukota Kecamalan (Renko IKK) Kilo/a Slmpang, L.1ngsa: Pemd:l
Kabupalen Daerah Tingkat 11 Aceh Timur
S"n~ Abdullah 1996 Pers(lpsi Masyarakat ),.,{is/.;}n ferhadap Kenllskinan di Desa Malong
Panyang Kecamatan Langse Tlmur Kabupaten Aceh Timur, Banda Aceh: Pusat Pengembangan Penetitian llmu~llmu SosiaJ Universitas Syiah Kualil.
Sujatmiko. Iwan Gardono 1998 "Sumber Data Kualitatif', Makalah pad. Pelatih.n Metode Ku.ulatifPAU·
IS·U1 10 November 1998 di Depok
SyahriLtI 1992 Kekerabatan don Distribusi Kekuasaan: Stud; tenlang Perbedaan an/ara
Lald-/ala don Perempuan da/am S;stem Kekerabatan di Desa Gle Ujong don Daral, Banda Acch: Pusat Pengcmbangan Penelitian llmu-Dmu Sosial UnivcrsiL1S Syi.h Ku:d •.
Tan, MeUy G.
1994 "Penggunaan Data Kuantilatif', dalam Koentjar3ni.ngrat (cd), Metode