Top Banner
A. Masa Sebelum Mengenal Tulisan Memahami Lingkungan Pernahkah anda melihat saat berangkat sekolah sebuah tembok yang penuh dengan coretan dari cat semprot dan sejenisnya. Apakah anda pernah melihat sendiri seseorang melakukan aksi corat-coret yang bersih. Tindakan tersebut janganlah ditiru. Apabila kita ingin menulis dapt menggunakan kertas, buku, atau menulis secara online di blok internet dan media sosial lainnya. Kebiasaan corat-coret pada tembok seperti kebiasaan manusia purba pada gua-gua tempat tinggalnya untuk meninggalkan bekas jejaknya. Berikut ini kamu akan mempelajari masa sebelum manusia mengenal tulisan atau masa praaksara. Memahami Teks Dalam pengungkapan sejarah kehidupan manusia pada umumnya dikenal dua masa yaitu masa praaksara dan masa aksara. Masa Praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan, sedangkan masa aksara adalah masa setelah mengenal tulisan. Praaksara berasal dari dua kata yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara artinya tulisan. Jadi masa praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Nama lain dari masa praaksara adalah Nirlekha, berasal dari dua kata nir artinya tidak dan lekha artinya tidak. Karena manusia masa praaksara belum mengenal tulisan, maka untuk mempelajari kehidupan masa praaksara sangat
57

KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Jan 05, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

A. Masa Sebelum Mengenal Tulisan

Memahami Lingkungan

Pernahkah anda melihat saat berangkat sekolah sebuah tembok yang penuh

dengan coretan dari cat semprot dan sejenisnya. Apakah anda pernah melihat sendiri

seseorang melakukan aksi corat-coret yang bersih. Tindakan tersebut janganlah ditiru.

Apabila kita ingin menulis dapt menggunakan kertas, buku, atau menulis secara online di

blok internet dan media sosial lainnya. Kebiasaan corat-coret pada tembok seperti

kebiasaan manusia purba pada gua-gua tempat tinggalnya untuk meninggalkan bekas

jejaknya. Berikut ini kamu akan mempelajari masa sebelum manusia mengenal tulisan

atau masa praaksara.

Memahami Teks

Dalam pengungkapan sejarah kehidupan manusia pada umumnya dikenal dua

masa yaitu masa praaksara dan masa aksara. Masa Praaksara adalah masa sebelum

manusia mengenal tulisan, sedangkan masa aksara adalah masa setelah mengenal tulisan.

Praaksara berasal dari dua kata yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara artinya tulisan.

Jadi masa praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Nama

lain dari masa praaksara adalah Nirlekha, berasal dari dua kata nir artinya tidak dan lekha

artinya tidak.

Karena manusia masa praaksara belum mengenal tulisan, maka untuk

mempelajari kehidupan masa praaksara sangat sulit. Apakah yang digunakan untuk

mengungkap kehidupan manusia pada masa praaksara? Untuk mengungkap kehidupan

manusia masa praaksara, sumber sejarah yang digunakan berupa fosil dan artefak. Fosil

adalah sisa-sisa kehidupan yang terpendam dalam bumi dan sebagian telah mengeras

seperti batu karena proses kimiawi. Fosil bermacam-macam jenisnya, ada fosil manusia,

fosil hewan, dan fosil tumbuhan. Artefak adalah sisa-sisa peninggalan berupa alat-alat

manusia masa praaksara yang terbuat dari bahan batu, kayu, duri ikan atau bahan logam.

Untuk mempelajari masa praaksara, maka diperlukan cabang ilmu pengetahuan

lain:

1. Paleontologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sisa-sisa manusia,

hewan, dan tumbuhan yang telah membatu.

Page 2: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

2. Paleo-antropologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk manusia dari yang

paling sederahana hingga manusia sekarang.

3. Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan bumi.

Masih banyak ilmu bantu lain untuk mempelajari kehidupan masa praaksara

antara lain arkeologi, filologi, stratifigrafi, dan tipologi. Coba kamu jelaskan ilmu-ilmu

tersebut?

Sejak kapan masa praaksara berlangsungnya masa praaksara? Zaman pra

aksara berlangsung sangat lama, yaitu sejak manusia belum mengenal tulisan hingga

manusia mulai mengenal dan menggunakan tulisan. Zaman manusia mengenal dan

menggunakan tulisan disebut zaman aksara atau zaman sejarah. Zaman pra aksara di

Indonesia berlangsung sampai abad ke-3 Masehi. Jadi, pada abad ke-4 Masehi, manusia

Indonesia baru mulai mengenal tulisan. Hal ini dapat diketahui dari batu bertulis yang

terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Meskipun prasasti tersebut tidak berangka

tahun, tetapi bahasa dan bentuk huruf yang digunakan menunjukkan bahwa prasasti

tersebut dibuat kurang lebih tahun 400 Masehi.

B. Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Memahami Lingkungan

Kita sering melihat dalam media berbagai media terutama televisi adanya

bencana alam berupa gempa bumi dan gunung meletus yang melanda wilayah Indonesia.

Bencana tersebut sering menimbulkan korban baik harta maupun nyawa. Tahukah kamu

mengapa di Indonesia sering terjadi bencana alam berupa gempa bumi dan gunung

meletus? Sering terjadinya bencana alam gunung meletus dan gempa bumi karena

Indonesia berada dalam pertemuan tiga lempeng aktif di dunia yaitu lempeng Indo

Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng pasifik. Pergerakan lempeng tektonik tersebut

sampai sekarang masih berlangsung di berbagai wilayah dunia dan Indonesia. Pergerakan

lempeng tektonik merupakan peristiwa yang telah terjadi pada awal terbentukya berbagai

wilayah dunia termasuk wilayah Indonesia. Berikut ini kita akan mempelajari tentang

proses terbentuknya kepulauan Indonesia.

Memahami Teks

Alam semesta termasuk di dalamnya adalah bumi merupakan ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa. Sebagai manusia, kita harus bersyukur bahwa hanya bumilah tempat

Page 3: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

manusia dapat hidup. Di bumi pula diciptakan berbagai makhluk hidup dan benda mati

yang semuanya diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan manusia.

1. Tarikh Bumi

Kapankah bumi itu mulai ada? Untuk usia bumi, dapat diketahui dengan

bantuan ilmu fisika dan geologi. Menurut penelitian fisika dan geologi, diperkirakan

bahwa bumi kita berusia sekitar 2.500 juta tahun. Proses terbentuknya planet bumi

tidak dapat dipisahkan dengan sejarah terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan

bumi merupakan salah satu anggota tata surya, di samping planet-planet lain, komet,

asteroid, dan meteor. Salah satu teori terbentuknya tata surya yang teori Nebula yang

dikemukakan oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman yang bernama Immanuel

Kant.

Menurut Kant, tata surya berasal dari nebula, yaitu gas atau kabut tipis

yang sangat luas dan bersuhu tinggi berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat

tersebut menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang memiliki berat jenis

tinggi yang disebut inti massa pada beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang

terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya. Akibat

terjadinya proses pendinginan inti-inti massa yang lebih kecil maka berubahlah

menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar

dan bersuhu tinggi disebut matahari.

Teori nebula lainnya yang berkembang dikemukakan oleh seorang

astronom berkebangsaan Prancis bernama Pierre Simon de Laplace. Menurut Laplace,

tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Oleh

karena perputaran yang terjadi sangat cepat, maka terlepaslah bagian-bagian dari bola

gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang

terlepas tersebut berputar dan pada akhirnya mendingin membentuk planet-planet,

sedangkan bola gas asal menjadi matahari.

Untuk mengetahui perkembangan bumi, ilmu yang digunakan adalah ilmu

geologi yaitu ilmu yang mempelajari kulit bumi. Berdasarkan ilmu geologi,

perkembangan bumi dapat dibagi menjadi empat zaman, antara lain sebagai berikut:

a. Arkaikum ( zaman yang tertua )

Page 4: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Zaman arkaikum berlangsung kira-kira 2500 juta tahun. Kulit bumi masih

panas sekali. Pada zaman ini bumi belum ada kehidupan. Baru pada akhir zaman ini

mulai tampak ada hidupwalaupun hanya sedikit.

b. Palaeozoikum ( zaman hidup tua )

Zaman palaeozoikum berlangsung kira-kira 340 juta tahun. Pada zaman ini

bumi sudah ada kehidupan, mulai dari bintang-bintang terkecil yang tak bertulang

belakang sampai kepada jenis ikan dan permulaan amfibi atau reptil. Zaman ini

juga dinamakan zaman primer (zaman pertama).

c. Mesozoikum (zaman hidup pertengahan)

Zaman mesozoikum berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Selama zaman

ini, kehidupan di bumi sudah berkembang pesat. Jumlah bangsa ikan, amfibi dan

reptil semakin banyak. Dalam pertengahan zaman ini bangsa reptil mencapai

bentuk yang sangat besar (raksasa). Bekas-bekas dari reptil raksasa ini banyak

ditemukan di berbagai tempat di dunia, antara lain Dinosaurus dan

Atlantosaurus.Pada zaman ini, jenis burung sudah mulai nampak, begitu juga

binatang menyusui walaupun masih rendah sekali tingkatannya. Namun sebagian

besar binatang yang hidup pada zaman ini adalah reptil.

d. Neozoikum atau Kainozoikum ( zaman hidup baru )

Zaman neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun lalu sampai

sekarang. Zaman ini terbagi atas dua zaman yaitu:

1) Tersier

Dalam zaman Tersier ini, binatang-binatang menyusui telah

berkembang. Sedangkan bangsa reptil raksasa lambat laun semakin lenyap.

Primata dalam zaman ini sudah mulai nampak. Berbagai jenis kera sudah

banyak. Jenis kera manusia sudah ada dalam akhir zaman tersier ini.

2) Quarter

Zaman ini adalah zaman terpenting, karena menurut pendapat umum

manusia telah ada pada zaman Quarter ini. Zaman ini berlangsung sejak kurang

lebih 600.000 tahun yang lalu. Zaman Quarter terbagi atas dua zaman yaitu :

a) Pleistosen

Page 5: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Pada zaman pleistosen es di kutub bumi berkali kali mencair

sehingga menutupi sebagian bbesar daratan Eropa Utara, Asia utara dan

Amerika Utara. Zaman ini disebut juga zaman es. Kejadian mencairnya

es di kutub bumi disebabkan suhu panas bumi tidak tetap,kadang naik

dan kadang turun. Jika suhu panas bumi turun, maka es mencapai luas

yang sebesar-besarnya. Akibatnya air laut menjadi turun. Kejadian ini

dinamakan dengan zaman glasial . Sedangkan jika panas bumi naik,

maka es banyak yang mencair. Daerah yang diliputi es menjadi

berkurang akibatnya permukaan air laut akan naik. Kejadian ini disebut

dengan zaman Interglasial.

Zaman glacial dan interglasial tersebut berlangsung terus silih

berganti selama zaman diluvium. Hal ini menimbulkan berbagai

perubahan iklim di seluruh dunia yang mempengaruhi keadaan tanah

serta kehidupan di bumi.

b) Holosen

Zaman holosen berlangsung kira-kira 20.000 tahun yang lalu

hingga sekarang ini. Dari zaman ini terdapatlah nenek moyang dari

manusia yang hidup sekarang ini. Malahan manusianya sudah sebangsa

dengan manusia sekarang ini yaitu Homo Sapiens.

2. Terbentuknya Pulau-Pulau di Indonesia

Bumi yang kita tempati merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Kita

harus bersyukur bahwa manusia ditempatkan oleh Tuhan pada lapisan bumi yang

sangat mendukung kehidupan manusia yaitu lapisan paling atas (kerak bumi). Bumi

yang kita tempati ini pada dasarnya terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan litosfer (kerak

bumi), lapisan astenosfer (lapisan mantel), dan lapisan barisfer (inti bumi).

Kulit bumi merupakan lapisan yang padat, dingin, dan terapung di atas

lapisan mantel. Kerak bumi yang membentuk dasar samudra di sebut lempeng

samudra., sedang kerak bumi yang membentuk benua disebut lempeng benua. Di

Page 6: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

bawah lapisan lempeng terdapat lapisan mantel berupa massa cair pijar yang sangat

panas.

Pemanasan yang terus-menerus pada lapisan inti bumi menyebabkan

terjadinya arus konveksi pada lapisan mantel dan menumbuk kerak bumi yang

terapung di atasnya sehingga lama-kelamaan bengkok, retak, dan menimbulkan

patahan. Magma akan menerobos lempeng benua di atasnya melalui celah atau retakan

atau patahan, dan terbentuklah gunung api. Gejala semacam ini disebut vulkanisme.

Apabila dua lempeng yang berbeda sifat tersebut saling mendekat,

umumnya lempeng samudera akan ditekuk ke bawah lempeng benua hingga jauh ke

dalam lapisan astenosfer. Bertemunya antara dua lempeng seperti ini dinamakan

gerakan bertumbukan (subduction), sedangkan daerah yang menjadi tempat tumbukan

lempeng-lempeng disebut subduction zone. Jika tumbukan energi di daerah

penunjaman sangat besar, akan menggetarkan lempeng dan menimbulkan gempa.

Terjadinya peristiwa tabrakan antarlempeng di sebut gejala tektoisme.

Selain saling mendekat kemudian bertumbukan, gerakan lempeng juga ada

yang saling menjauh dengan lempeng lainnya, dinamakan gerak divergent atau disebut

juga sebagai proses pemekaran. Hasil pemekaran lempeng yang berada di atas benua

disebut rifting, sedangkan pemekaran yang berada di samudera disebut spreading.

Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia

yaitu lempeng Indo-Australia di sebelah selatan, lempeng Lempeng Eurasia di sebelah

utara, dan lempeng Pasifik di sebelah timur. Lempeng-lempeng itu selalu bergerak 5-9

cm per tahun dan karena massa batuan yang bergerak besar maka energi yang

dihasilkan besar pula. Hal tersebut berdampak bukan hanya pada banyaknya aktivitas

vulkanisme dan tektonisme di Indonesia, tapi juga tenaga besar yang terjadi pada

fenomena-fenomena tersebut.

a. Proses Pembentukan Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara

Pulau-pulau seperti Sumatra, Jawa, Bali, Lombok hingga kepulauan

Nusa Tenggara  terbentuk karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah

permukaan bumi. Hasil yang dapat dirasakan di permukaan bumi adalah adanya

lava yaitu cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi).

Page 7: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Lama kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar membentuk sebuah busur

pulau. Proses seperti ini dikenal sebagai Island Arc.

Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa pergerakan

lempeng ke atas (subduksi), pergerakan lempeng ke bawah (obduksi) dan

pergerakan tumbukan (kolisi). Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng

kemudian menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudera.

Subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia menyebabkan

terbentuknya deretan gunung berapi antar lain Bukit Barisan di Pulau Sumatera,

deretan gunung berapi di sepanjang pulau Jawa, Bali dan Lombok. Sedangkan

parit samudra yang terbentuk akibat subduksi antara lempeng Indo-Australia dan

lempeng Eurasia adalah Parit Jawa (Sunda).

b. Proses Pembentukan Pulau Sulawesi

Dalam sejarah geologi yang panjang, Sulawesi terbentuk sebagai hasil tumbukan 2 jalur

daratan yang mengapung. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat menuju

Kalimantan. Proses tumbukan akibat apungan lempeng benua itu menyebabkan kedua

daratan itu mulai terkumpul menjadi satu daratan baru. Proses penumbukan kedua

daratan itu terus berlangsung pada zaman pliosen yaitu sekitar 15 juta tahun yang lalu.

Apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan Kalimantan.

Pada zaman plitosen sekitar 4 juta tahuan yang lalu, berlangsung fenomena baru yaitu

proses pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi (sekarang

dikenal dengan selat Makasar). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal

pulau Sulawesi purba. Akiabt pemerkaran dasar samudra, Pulau Sulawesi purba ini

kembali bergerak ke timur menjauhi Kalimantan. Kecepatan gerakan apungan di atas

lempeng benua adalah peristiwa yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju

beberapa centimeter pertahun.

c. Proses Terbentuknya Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya

permukaan bumi. Teori tektonik lempeng menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di

muka bumi ini adalah satu daratan yang sangat luas bernama Pangea, kemudian induk

benua ini terpecah menjadi dua yaitu Godwana (di Utara) dan Laurasia (di Selatan).

Seiring berjalannya waktu kedua lempeng besar tersebut terpecah-pecah kembali menjadi

Page 8: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

benua-benua seperti sekarang. Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau yang

terbentuk melalui proses tersebut.

d. Proses Terbentuknya Pulau Papua

Secara umum terbentuknya Pulau Papua (dulunya Irian Jaya) dipengaruhi oleh tiga

lempeng yang dominan yaitu lempeng benua Australia di bagian selatan dan lempeng

Pasifik di bagian utara dan lempeng Eurasia di sebelah barat. Pulau Papua pada awalnya

diperkirakan merupakan semenanjung utara dari Australia. Adanya pergerakan lempeng

benua Australia ke arah utara mendekati Asia kira – kira 45 juta tahun yang lalu

memungkinkan membanjirnya lautan ke daratan sehingga sejak saat itu hubungan Papua

dan Australia menjadi terpisah.

Pada awal terbentuknya, suhu permukaan bumi seringkali berubah dengan cepat.yang

mengakibatkan seluruh permukaan bumi tertutupi es. Zaman tersebut dikenal dengan

nama zaman es atau zaman glacial. Pada zaman es, aut-laut berubah menjadi es dan

mengakibatkan daratan-daratan serta benua-benua menjadi tersambung. Kepulauan

Indonesia juga mengalami hal yang sama dengan daratan yang lainnya. Pada saat zaman

es tersebut, wilayah Indonesia bagian barat (Jawa, Sumatra, Kalimantan dan pulau-pulau

di sekitarnya) merupakan daratan yang menyatu dengan Benua Asia yang disebut dengan

Paparan Sunda. Sedangkan wilayah Indonesis bagian timur (Pulau Papua dan sekitarnya)

merupakan daratan yang menyatu dengan Benua Australia yang disebut Paparan Sahul.

Pada saat Indonesia bagian barat menyatu dengan Asia, maka binatang-binatang yang

berada di Asia bermigrasi tanpa menyeberang lautan ke wilayah Indonesia bagian barat

(Paparan Sunda). Pada saat Indonesia bagian timur menyatu dengan Australia binatang

yang tinggal di Australia bermigrasi dengan bebas tanpa harus menyeberang ke wilayah

Indonesia bagian timur (Paparan Sahul). dengan Australia. Oleh karena itu, binatang yang

hidup di Asia mempunyai kemiripan dengan binatang yang tinggal di Indonesia bagian

barat, seperti badak jawa, harimau jawa dan masih banyak lagi yang lainnya. Jenis-jenis

fauna di wilayah Indonesia bagian barat kemudian disebut sebagai fauna Asiatis. Hewan-

hewan yang berada di Indonesia bagian timur juga mempunyai kemiripan dengan hewan

yang hidup di Australia seperti kangguru, burung Cendrawasih, dan masih banyak lagi

yang mirip. Jenis-jenis fauna di wilayah Indonesia bagian barat kemudian disebut sebagai

fauna Asiatis.

Page 9: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Setelah zaman glacial (zaman es berakhir), terjadi zaman Interglasial. Pada zaman

interglasial, suhu di permukaan bumi kembali normal seperti biasa yang mengakibatkan

es-es di permukaan bumi mencair dan kembali menggenangi wilayah daratan ynag

rendah. Setelah terjadi zaman interglasial es-es yang telah menghubungkan antara

Indonesia dengan Asia (Paparan Sunda dan Indonesia dengan Australia (Paparan Sahul)

menjadi laut kembali. Pada saat itu terjadi binatang-binatang yang sudah bermigrasi ke

Indonesia tidak dapat kembali lagi ke daerah asalnya sehingga para binatang tersebut

harus menetap di Indonesia. Dengan demikian, terjadinya zaman interglasial menjadi

penyebab persebaran fauna dan flora di dunia termasuk Indonesia.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai proses terbentuknya kepulauan Indonesia. Hal

yang dapat dipetik adalah bagaimana kita dapat menjaga keindahan alam yang ada ini

sebagai sebuah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa melalui proses pembentukan muka bumi.

Kekayaan mineral yang ada di dalamnya bukanlah benda tak berharga yang dapat

digunakan tanpa pertimbangan keseimbangan kehidupan. Selain itu semoga proses yang

telah dijelaskan di atas menyadarkan kita untuk senantiasa siap menghadapi berbagai

bencana alam yang memang menjadi bagian tak terpisahkan dari kepulauan Indonesia.

Uji Kompetensi

Bagaimana cara kamu mempelajari masa praaksara di masa modern sekarang ini?

Tulsilah jawaban anda dalam selembar kertas! Sebelum dikumpulkan kepada guru

tukarkan dengan teman sebangku untuk saling mengoreksi.

Terjadinya Paparan Sunda dan Paparan Sahul pada zaman es menyebabkan munculnya

keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia. Bagaimana wujud syukur atas

keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia tersebut?

Menurut kamu nilai-nilai apa yang dapat dipetik dari kegiatan vulkanisme dan

tektonisme?

Page 10: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Indonesia merupakan negara kepulauan. Banyak teori yang mengemukakan tentang

terjadinya pulau-pulau di Indonesia. Coba kamu cari teori-teori tentang terjadinya pulau-

pulau di Indonesia kemudian tulis dalam bentuk cerita 3 – 4 halaman! Kumpulkan

hasilnya kepada guru kalian!

Kegiatan vulkanisme dan tektonisme menimbulkan dampak positif dan negatif. Coba

kamu diskusikan tentang dampak positif dan negative kegiatan vulkanisme dan

tektonisme!

Perkembangan Teknologi

Pemahaman Teks

Manusia yang hidup pada masa praaksara disebut sebagai manusia purba. Manusia pada

masa praaksara sudah mengenal teknologi waluupun masih sederhana. Bukti bahwa

manusia purba sudah mengenal teknologi adalah berkembangnya alat-alat yang

digunakan. Pada awalnya, manusia purba masih menggunakan alat-alat dari batu yang

masih kasar. Seiring dengan dengan perkembangan pemikirannya, alat-alat dari batu

yang masih kasar berkembang menjadi batu yang sudah halus dengan cara diasah.

Kemampuan manusia membuat alat-alat berkembang pesat dengan pada zaman logam.

Salah satu hasil teknologi yang yang berhasil ditemukan adalah nekara yang terbuat dari

logam perunggu. Berikut ini kita akan mempelajari tentang perkembangan teknologi yang

dikembangkan oleh manusia purba.

Pemahaman Materi

Meskipun belum mengenal tulisan, manusia purba sudah mengenal teknologi.

Hal ini dapat dilihat dari alat-alat yang ditemukan. Pada awalnya manusia purba membuat

peralatan dari batu yang masih kasar. Seiring dengan perkembangan pemikirannya,

peralatan dari batu tersebut kemudian diasah sehingga hasilnya halus. Teknologi dari batu

kemudian berkembang menjadi teknologi dari logam. Berdasarkan hasil kebudayaannya,

masa praaksara dibagi menjadi beberapa zaman antara lain zaman paleolithikum (batu

tua), mesolithikum (batu tengah), neolithikum (batu muda), dan zaman logam.

1. Tradisi Paleolithik

Kehidupan manusia pada masa paleolithik masih nomaden atau berpindah-

pindah dari satu tempatk tempat lainnya. Mereka berpindah-pindah untuk berburu dan

mengumulkan makanan yang disebut sebagai food gathering. Alat-alat yang

Page 11: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

digunakan pada masa paleoltihik masih sederhana yang bahannya dari batu, tulang,

duri ikan, dan kayu. Alat-alat dari kayu sukar ditemukan bekas-bekasnya karena kayu

tidak tahan lama. Alat-alat dari batu yang dipergunakan pada masa palaeolithik masih

berupa batu kasar yang belum dihaluskan. Alat-alat yang digunakan pada masa

paleolithik meliputi kapak perimbas, alat serpih, dan alat-alat dari tulang.

a. Antara Kapak Perimbas dan Alat Serpih

Penelitian terhadap alat-alat masa berburu dan mengumpulkan makanan

mula-mula dilakukan oleh von Koningswald di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa

Timur. Alat-alat itu berupa kapak perimbas, yaitu kapak batu yang tidak bertangkai

dan cara menggunakannya dengan menggenggam dengan tangan. Karena alat-alat

semacam itu banyak ditemukan di Pacitan, maka disebut sebagai “Budaya Pacitan”.

Oleh von Koningswald alat-alat batu semacam itu digolongkan sebagai alat-alat

paleolithik. Kapak perimbas digunakan untuk memotong daging buruan dan

menggali tanah untuk mencari umbi-umbian.

Alat-alat dari batu pada masa paleolithik, selain kapak perimbas juga

terdapat alat-alat serpih (flake). Alat-alat Serpih (Flake) digunakan untuk menguliti

hewan buruan, mengiris daging, dan memotong umbi-umbian. Alat-alat serpih

banyak ditemukan di pulau Jawa, Sulawesi selatan, Flores, Sumatera Selatan, dan

Pulau Timor.

b. Alat-Alat dari Tulang dan Tanduk

Kapak perimbas dan alat serpih merupakan alat-alat masa paleoltihik

yang terbuat dari batu. Selain dari batu, alat-alat yang digunakan manusia purba

pada masa paleoltihik terbuat dari tulang dan tanduk yang berasal dari tulang

binatang dan tanduk rusa. Alat-alat dari tulang digunakan sebagai alat penusuk atau

pisau. Alat-alat dari tulang dan tanduk banyak ditemukan di daerah Ngandong,

Ngawi, Jawa timur.

2. Tradisi Mesolithik

Manusia pada masa mesolithik telah bertempat tinggal tetap. Para ahli

purbakala menyebutkan bahwa masa ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam.

Alat-alat yang digunakan pada masa mesolithik meliputi serpih bilah, alat tulang, dan

kapak genggam.

Page 12: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

a. Tradisi Serpih Bilah

Tradisi serpih bilah berkembang di beberapa daerah di Asia Tenggara

termasuk Indonesia. Tradisi serpih bilah berlangsung dalam kehidupan di gua-gua di

Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Tokoh yang berhasil mengungkap

tradisi serpih bilah adalah Fritz dan Paul Sarasin. Gua-gua yang diteliti antara lain

Gua Uklaba, Tomatua, Bola Batu, Cadang dan Kang Burung. Tradisi serpih bilah di

Nusa Tenggara Timur ditemukan di Flores oleh Verhoren dan Van Hekeeren.

Penelihan terutama di Flores yaitu di Gua Liang Paras, Liang Mamer, Liang

Rundung dan Liang Soki.

b. Tradisi Alat Tulang

Tradisi alat tulang di Asia Tenggara pusatnya di Tonkin, Vietnam.

Sedangkan di Indonesia tradisi ini banyak ditemukan di gua-gua daerah Jawa Timur,

seperti Gua Lawa di Ponorogo dan Bojonegoro. Berdasarkan hasil penelitian Van

Stein Callenfels, tradisi alat tulang Indonesia berasal dari Tonkin, Vietnam kemudian

menyebar ke daerah-daerah lain termasuk ke Indonesia. Alat-alat tulang ini secara

perlahan-lahan mendesak pemakaian alat-alat dari batu.

c. Tradisi Kapak Genggam

Penelitian terhadap kapak genggam ditemukan oleh von Stein Callenfals di

bukit kerang daerah Sumata Timur. Bukit kerang tersebut dinamakan

Kyokkenmoddinger, istilah dari bahasa Denmark kjokken berarti dapur dan modding

berarti dapur. Kapak genggam yang ditemukan dari jenis pebble. Karena tempat

penemuannya banyak terdapat di Sumatera, maka sering disebut kapak Sumatera.

Kapak genggam ini terbuat dari batu yang dipecah atau dibelah, sisi luarnya sudah

dihaluskan, sedangkan sisi dalamnya dibuat sesuai dengan keperluan. Di Indonesia

kapak genggam banyak ditemukan di daerah pantai Sumatera Utara terutama di gua-

gua dan daerah pesisir pantai.

Selain kapak genggam, alat-alat yang digunakan pada masa mesolithik

adalah kapak pendek (hache courte). Bentuknya kira-kira setengah lingkaran.

Pembuatannya dilakukan dengan memukuli dan memecahkan batu. Tajamnya

terdapat pada sisi lengkungnya.

Page 13: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Selain kapak genggam dari jenis pebble, dari bukit kerang

(Kyokkenmoddinger) ditemukan pula pipisan yaitu batu penggiling dan landasannya.

Alat ini tidak hanya untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk manghaluskan cat

merah. Cat merah ini biasanya di ulaskan keseluruh badan dengan tujuan untuk

menambah kekuatan dan tenaga hidupnya.

3. Tradisi Neolithik

Masa neolithik merupakan suatu masa revolusi pada jaman pra aksara. Pada

masa ini masyarakat sudah tidak lagi bergantung pada alam. Manusia mulai hidup

menetap dalam perkampungan-perkampungan kecil. Manusia telah menghasilkan

makanan sendiri yang disebut sebagai food producing. Alat-alat yang digunakan pada

masa neolithik meliputi kapak persegi dan kapak lonjong.

a. Kapak Persegi

Nama kapak persegi berasal dari von Heine Geldern. Bentuknya adalah

ada yang berbentuk persegi panjang dan ada yang berbentuk trapezium. Kapak

persegi bukan hanya berupa kapak saja, melainkan alat-alat lain dari berbagai

macam ukuran dan keperluan seperti beliung persegi (cangkul) dan tarah. Beliung

persegi berukuran besar, sedangkan tarah berukuran kecil. Alat-alat tersebut

bentuknya semua sama yaitu agak melengkung dan diberi tangkai yang diikatkan

pada lengkungnya.Di Indonesia kapak persegi banyak didapatkan di Sumatera,

Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan.

Bahan pembuatan kapak persegi adalah dari batu api dan chalcedon.

Pembuatan kapak-kapak dari batu api ternyata dilakukan di pabrik yang kemudian

diangkut ke tempat-tempat lain untuk diperjualbelikan. Kapak persegi di pabrik

pembuatannya masih dibuat secara kasar. Kapak persegi tersebut dihaluskan sendiri

oleh pemakainya. Pabrik-pabrik yang membuat kapak persegi antara lain ditemukan

di Lahat (Palembang), Bogor, Sukabumi, Kerawang dan Tasik Malaya (Jawa

Barat), Pacitan, Madiun dan lereng selatan gunung Ijen (Jawa Timur).

Alat-alat dari batu calcedorn ini rupanya tidak pernah dipergunakan.

karena barangnya yang sangat indah. Alat-alat tersebut dianggap sangat berharga

sebagai tanda kebesaran atau sebagai alat upacara.

b. Kapak Lonjong

Page 14: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Nama kapak lonjong didasarkan atas bentuk penampangnya yang

lonjong. Bentuk kapaknya sendiri adalah bulat telur. Ujung yang agak lancip

ditempatkan di tangkai dan ujung yang bulat diasah sehingga tajam.Bagian pangkal

kapak lonjong biasanya runcing, dan melebar pada bagian tajamnya. Bagian tajam

diasah dari kedua permukaan sehingga bentuk tajannya adalah simetris. Kapak

lonjong mempunyai berbagai ukuran. Ukuran yang besar disebut Walzenbeil dan

yang kecil disebut Kleinbeil. Daerah penemuan kapak lonjong sebagian besar di

Indonesia bagian timur seperti Sulawesi, Talaud, Flores, Maluku dan Papua.

4. Teknologi Zaman Logam

Setelah zaman batu berakhir, dimulailah zaman logam. Pada zaman logam,

teknologi pembuatan benda-benda makin meningkat setelah ditemukannya suatu

campuran antara timah dan tembaga yang menghasilkan logam perunggu. Pada zaman

logam ini, di Indonesia hanya mengenal alat-alat yang terbuat dari perunggu dan besi.

a. Kebudayaan Perunggu

Di Indonesia tradisi logam dimulai beberapa abad sebelum Masehi. Tradisi

membuat alat-alat dari perunggu merupakan ciri khas pada zaman logam. Alat-alat

Alat-alat utama dari kebudayan perunggu antara lain nekara, kapak corong, dan

barang perhiasan.

1) Nekara

Nekara adalah sejenis genderang yang bidang pukul dan tubuhnya

dihiasi berbagai macam motif hias. Bentuk nekara seperti dandang (tempat

menanak nasi) yang terbalik. Gambar motif hias pada nekara antara lain hiasan

binatang, perahu dan rumah. Hiasan pada nekara biasanya menunjukan fungsi

benda tersebut. Misalnya hiasan perahu dihubungkan dengan upacara kematian,

karena ada anggapan bahwa arwah seorang yang meninggal seperti pergi dengan

perahu. Di Indonesia nekara banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur

seperti Sumbawa, Bali, Roti, Leti, Selayar, Alor, kepulauan Kei dan Irian Jaya. Di

Alor banyak terdapat nekara, tetapi bentuknya lebih kecil dan ramping daripada

yang ditemukan di tempat lain. Nekara tersebut di Alor biasa disebut dengan

Moko.

2) Kapak Corong

Page 15: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Kapak corong bagian atasnya berbentuk corong. Pada bagian yang

berbentuk corong itulah dimasukkan tangkai kayu yang menyiku pada bidang

kapak. Bentuk kapak seolah-olah disamakan dengan sepatu dan tangkainya

dengan kaki orang. Oleh karena itu kapak corong sering disebut dengan kapak

sepatu. Kapak corong banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali,

sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar dan Irian.

3) Perhiasan

Jenis perhiasan perunggu antara lain gelang, binggel (gelang kaki),

anting-anting, kalung dan cincin. Umumnya barang-barang tersebut tidak diberi

hiasan sedikitpun. Terdapat pula cincin yang sangat kecil dimana tidak dapat

dimasuki jari anak-anak. Benda ini kemungkinan digunakan sebagai alat tukar

(uang).

b. Kebudayaan Besi

Di Indonesia, zaman logam selain dari perunggu adalah terbuat dari besi.

Sebenarnya zaman logam secara umum juga ada zaman tembaga, tetapi zaman

tembaga tidak dikenal dalam sejarah masa praaksara di Indonesia. Penemuan benda-

benda pada zaman besi di Indonesia sangat terbatas jumlahnya. Penemuan biasanya

terdapat dalam kubur batu. Kemungkinan alat-alat tersebut dikubur bersama dengan

orang atau pemiliknya yang telah meninggal. Penemuannya antara lain di Wonosari

(Jawa Tengah) dan Bojonegoro (Jawa Timur). Dalam penemuan di kedua daerah

tersebut alat-alat dari besi dipakai sebagai bekal kubur. Adapun alat-alat dari tradisi

besi yang banyak ditemukan antara lain mata kapak, mata pisau, mata sabit, mata

pedang, dan gelang besi.

Cara mengelola logam berbeda dengan cara mengelola batu untuk di bentuk

sedemikian rupa agar menjadi sesuatu yang dihendaki. Batu lebih mudah dibentuk,

sedangkan loham harus melakukan cara-cara atau teknik-teknik tertentu untuk

membentuk logam itu sesuai dengan apa yang dihendaki. Teknik pembuatan benda

logam atau perunggu ada dua macam :

a. Teknik Setangkup (Bivalve)

Teknik cetakan setangkup menggunakan dua cetakan yang dapat di

tangkupkan. Cetakan diberi lubang pada bagian atas, dari lubang itu dituangkan

Page 16: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

logam cair. Bila sudah dingin, maka cetakan di buka dan selesailah pengerjaannya.

Pembuatan benda-benda perunggu dari cara seperti ini dapat dikatakn praktis dan

benda atau alat-alatnya bersifat tahan lama, sehingga dapat dipergunakan kembali.

Namun hanya dapat mencetak satu jenis saja atau tidak bervariasi.

b. Teknik Cetakan Lilin (à cire perdue)

Teknik cetakan lilin mempergunakan bentuk benda yang terlebih dahulu

terbuat dari lilin yang berisi tabah liat sebagai inti. Lilin di bentuk sesuai dengan

keinginan. Setelah lengkap lilin dibungkus dengan tanah liat yang lunak, agar tanah

liat mengikuti bentuk dari lilin tersebut. Pada bagian atas dan bawah diberi lubang,

dari atas tuangkan perunggu cair dan dari bawah akan mengalir lilin yang meleleh.

Bila telah dingin maka cetakan di pecah dan selesai. Teknik ini lebih sukar

dibandingkan dengan teknik setangkup karena banyak langkah yang harus dilakukan,

namun benda yang dihasilkan lebih bervariasi.

Perkembangan teknologi manusia purba pada masa praaksara dapat dilihat

alat-alat yang dipakai oleh manusia purba dan proses pembuatannya. Pada awalnya

peralatan yang digunakan masih berasal dari batu dengan proses pembuatan masih

sederhana. Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, peralatan dari batu

kemudian berkembang menjadi peralatan yang terbuat dari perunggu dan besi pada

zaman logam. Apakah teknik pembuatan peralatan yang digunakan manusia purba

masih digunakan untuk pembuatan peralatan manusia pada masa sekarang ini? Apabila

masih coba jelaskan teknik pembuatan peralatan tersebut pada kehidupan masyarakat

sekarang melalui studi pustaka atau mencari informasi melalui internet.

Uji Kompetensi

Perkembangan teknologi manusia sejak manusia purba sampai sekarang ini telah

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bagaimana bentuk rasa syukur kepada

Tuhan atas perkembangan teknologi manusia tersebut?

Hikmah apa yang dapat diambil dari alat-alat yang ditemukan oleh manusia purba?

Coba kamu diskusikan tentang perkembangan cara pembuatan alat-alat pada zaman batu

tua ke zaman batu muda!

Page 17: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Carilah informasi tentang alat-alat pada masa manusia purba yang masih digunakan pada

masa kini! Buatlah dalam bentuk laporan dan hasilnya kumpulkan kepada gurumu!

C. Kehidupan Ekonomi Masa Praaksara

Memahami Lingkungan

Kehidupan ekonomi berhubungan dengan kegiatan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia purba sangat

tergantung pada alam sekitarnya. Pada awalnya manusia purba berburu binatang dan

mengumpulkan makanan dari hutan (food gathering). Kegiatan berburu binatang dan

mengumpulkan kemudian berkembang menjadi kegiatan bercocok tanam. Bagaimana

pola dan cara manusia purba bercocok tanam? Apakah kegiatan bercocok tanam manusia

purba sama dengan kegiatan bercocok tanam manusia modern pada saat ini? Berikut ini

kita akan mempelajari kegiatan ekonomi manusia purba di Indonesia termasuk

diantaranya adalah kegiatan bercocok tanam.

Memahami Materi

Kehidupan ekonomi manusia purba di Indonesia dapat dilihat dari cara mereka

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia purba yang utama adalah

mencari makanan untuk mempertahankan hidupnya. Jika dilihat dari kehidupan ekonomi,

tahapan kehidupan ekonomi manusia purba di Indonesia dibagi menjadi empat tahap

yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan

mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana,

manusia Indonesia hidup dari berburu dan meramu. Berburu artinya mencari

binatang-binatang dari hutan untuk dijadikan sebagai makanan. Meramu artinya

mencari dan mengumpulkan makanan yang berasal dari hutan. Hewan-hewan yang

hidup pada masa berburu dan meramu antara lain gajah, kerbau liar, badak, banteng,

kancil, babi, rusa monyet berekor panjang, hewan pemakan daging, hewan pemakan

serangga, trenggiling, dan hewan pengerat. Dari sekian banyak hewan-hewan

tersebut, yang menjadi hewan buruan antara lain banteng, kerbau liar, babi rusa dan

burung.

Page 18: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Selain alat-alat untuk berburu dan meramu, manusia purba membutuhkan

api untuk memasak makanan, penerangan pada malam hari, menghalau binatang

buas dan penghangat badan. Api dibuat dengan cara membenturkan dua keping batu.

Dari benturan tersebut keluarlah percikan api. Percikan api tersebut kemudian

membakar lumut kering yang telah dipersiapkan. Api juga dibuat dengan cara

menggosokkan dua ranting kayu yang kering. Akibat gesekan yang keras dan lama,

kayu kemudian terbakar. Api yang dibuat kemudian dijaga dengan hati-hati agar

tidak cepat mati.

2. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut

Kehidupan ekonomi manusia Indonesia masa berburu dan mengumpulkan

makanan tingkat masih dipengaruhi oleh kehidupan masa sebelumnya. Faktor-faktor

alam seperti iklim, kesuburan tanah dan keadaan binatang sangat berpengaruh dan

menentukan cara hidup mereka sehari-hari. Hidup mereka masih sepenuhnya

tergantung pada alam sekitarnya. Mereka hidup berburu binatang di dalam hutan,

menangkap ikan, mencari kerang, dan siput di laut atau sungai. Mereka juga

mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya seperti umbi-umbian, buah-buahan

dan daun-daunan. Umbi-umbian diambil, dibersihkan dan dilepas kulitnya dengan

memakai golok dari tanduk, sudip tulang, dan penggaruk dari kulit kerang. Mereka

memakan kerang, siput, dan ikan. Karena lamanya mereka bertempat tinggal,

terbentuklah bukit-bukit kerang di Sumatera dan gua-gua di Jawa Timur dan

Sulawesi Selatan. Bukit-bukit kerang tersebut sering dinamakan Kyokkenmoddinger.

Tempat tinggal manusia pada masa ini adalah di dalam gua-gua alam atau

gua-gua payung. Gua-gua tersebut biasanya tidak jauh dari sumber air atau dekat

sungai yang terdapat sumber-sumber makanan seperti ikan, kerang dan siput. Tempat

tinggal tersebut akan ditinggalkan apabila bahan-bahan makanan sudah makin

berkurang. Gua-gua tempat tinggal manusia pada masa berburu dan mengumpulkan

makanan tingkat lanjut disebut abris sous rocche.

3. Masa Bercocok Tanam

Cara bercocok tanam pada awalnya dengan berhuma yaitu menebang

hutan dan menanaminya. Dengan pengolahan tanah yang sederhana, mereka

menanami ladag. Kalau lading yang mereka Tanami mulai berkurang kesuburannya,

Page 19: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

mereka membuka lading baru dengan cara menebang dan membakar bagian-bagian

hutan yang lain. Pada tingkat permulaan, kegiatan bercocok tanam telah dapat

menghasilkan keladi, sukun, durian, manggis, rambutan, duku, salak dan kelapa.

Tanaman yang banyak memerlukan air saat itu adalah tanaman keladi. Untuk itu

dibuatlah pematang-pematang dan di daerah pegunungan dibuat sawah-sawah yang

berundak dengan di lengkapi saluran-saluran air. Pada tingkat permulaan, irigasi

kemungkinan digunakan untuk tanaman keladi yang pada masa itu menjadi makanan

pokok.

Disamping keladi, bahan makanan penting lainnya adalah sukun, karena

sukun yang telah dikeringkan akan tahan lama dan sangat berguna untuk bekal

makanan dalam perjalanan laut yang memakan waktu berbulan-bulan. Tanaman yang

dikenal selanjutnya adalah tanaman jewawut dan padi gaga yang ditanam di sawah

kering. Untuk jenis sayuran mulai dikenal adalah jenis labu air.

Jenis hewan pun semakin banyak dikenal antara lain ayam, kerbau, anjing

dan babi hutan. Ayam dan kerbau biasanya dipergunakan sebagai binatang korban.

Anjing dipelihara untuk berburu binatang Babi hutan dimakan dagingnya dan untuk

korban dalam upacara keagamaan.

Kegiatan industri juga mulai ada pada masa bercocok tanam terutama di

tempat-tempat yang tanahnya kurang subur karena alamnya berbatu. Industri yang

berkembang waktu itu adalag industri yang menghasilkan alat-alat kerja untuk

kepentingan masyarakat. Bukti-buktinya dapat ditemukan di beberapa tempat seperti

Punung, Wonogiri, Bogor, Purwakarta dan Lahat (Sumatera Selatan).

Waktu senggang antara masa tanam dan masa panen digunakan untuk

kegiatan lain di luar sektor pertanian. Para wanita dan anak-anak pada waktu luang

melakukan aktivitas yang dapat menghasilkan seperti kerajinan anyam-menganyam,

membuat gerabah dan mengasah alat-alat kerja. Sedangkan kaum lelaki waktu luang

digunakan untuk membangun tempat tinggal atau membuat perahu dan rakit.

Kegiatan tersebut biasanya dilakukan secara gotong-royong.

Pada masa bercocok tanam, diperkirakan telah muncul bentuk

perdagangan yang bersifat barter. Barang-barang yang dipertukarkan tersebut

diangkut dalam jarak yang jauh melalui sungai, laut dan darat. Perahu dan rakit-rakit

Page 20: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

bambu mempunyai peranan penting sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan

sekaligus penyebar budaya. Dengan perahu-perahu itu, jarak yang jauh dengan

mudah dapat dicapai.

Barang-barang yang ditukarkan pada waktu itu adalah hasil-hasil cocok

tanam, hasil kerajinan tangan (gerabah, beliung dan perhiasan). Selain itu adapula

garam dan ikan laut yang telah diasinkan atau dikeringkan. Ikan laut dan garam

dihasilkan oleh penduduk pantai dan sangat diperlukan oleh mereka yang bertempat

tinggal di pedalamann. Gerabah juga diangkut dengan perahu dan rakit-rakit bambu

dalam jumlah yang banyak.

4. Masa Perundagian

Mata pencaharian tetap masa perundagian adalah pertanian dalam bentuk

perladangan atau persawahan. Untuk menyempurnakan usaha pertanian diciptakan

alat-alat dari logam, terutama untuk pengolahan sawah. Irigasi unntuk sawah telah

diadakan sehingga pertanian tidak tergantung paga hujan. Untuk menjaga kesuburan

tanah, pada waktu tertentu diadakan upacara-upacara yang melambangkan

permintaan akan kesuburan tanah dan kesejahteraan masyarakat. Binatang-binatang

seperti babi, kerbau, kuda, anjing, dan jenis-jenis unggas telah dipelihara untuk

persediaan bahan makanan dan untuk keperluan-keperluan lain dalam pertanian,

pengangkutan dan upacara-upacara.

Hasil pertanian disimpan untuk masa kering dan mungkin juga untuk

diperdagangkan di tempat lain. Perdagangan dilakukan antar pulau di Indonesia dan

antara kepulauan Indonesia dengan daratan Asia Tenggara. Perahu bercadik

memainkan peranan yang besar dalam hubungan-hubungan perdagangan.

Perdagangan dilakukan dengan cara barter yaitu tukar menukar barang yang

diperlukan masing-masing pihak. Benda-benda yang ditukarkan terutama benda-

benda yang mengandung arti magis dan bersifat khas antara lain nekara perunggu,

moko dan benda-benda perhiasan seperti manik-manik. Perdagangan dengan daratan

Asia Tenggara telah berkembang pesat dan barang-barang yang diperdagangkan

terutama rempah-rempah, jenis-jenis kayu dan hasil bumi lainnya. Jalan perdagangan

ini dapat ditemukann sesuai dengan tempat-tempat penemuan benda-benda perunggu

Page 21: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

yaitu di sepanjang jalan perdagangan antara Sumatera Selatan menuju ke timur

sampai di pantai Barat Pulau Irian.

Kehidupan ekonomi manusia purba dimulai dengan kegiatan berburu dan

mengumpulkan makanan dengan tempat tinggal berpindah-pindah. Dari kegiatan berburu

dan mengumpulkan makanan kemudian berkembang menjadi kegiatan bercocok tanam

dengan tempat tinggal yang sudah tetap. Pada awalnya kegiatan pertanian hanyalah

sawah berladang tanpa adanya sistem pengairan. Kegiatan pertanian kemudian

berkembang dengan menggunakan sistem irigasi atau pengairan? Apakah sistem

pertanian yang berkambang pada masa praaksara masih digunakan oleh manusia pada

masa sekarang ini? Coba kamu diskusikan dengan teman sebangkumu!

Uji Kompetensi

Manusia purba dalam hidupnya sangat tergantung pada alam sekitarnya. Mereka sangat

menjaga alam sekitarnya agar tidak rusak agar ketersediaan makanan dapat mencukupi

kebutuhan hidupnya. Bagaimana bentuk rasa syukur kamu terhadap Tuhan agar alam

tidak mengalami kerusakan?

Kegiatan ekonomi manusia purba berkembang dari masa berburu dan mengumpulkan

makanan tingkat sederhana sampai masa perundagian. Coba kamu diskusikan mengenai

kegiatan pertanian dari masa berburu dan mengumpulkan makanan sampai masa

perundagian?

Perkembangan industri manusia purba sangat pesat pada masa perundagian. Carilah

informasi perkembangan industri pada masa perundagian! Buatlah dalam bentuk laporan

tertulis 3 – 4 halaman! Kumpulkan hasilnya kepada guru kalian!

Sistem Kepercayaan

Memahami lingkungan

Pada masa praaksara manusia sudah mempunyai kepercayaan tentang kehidupan setelah

mati. Kepercayaan tersebut bukan seperti agama dan kepercayaan yang berkembang pada

saat ini. Kepercayaan yang berkembang masih berupa pemujaan terhadap arwah-arwah

nenek moyang mereka. Manusia purba mendirikan bangunan-bangunan yang

Page 22: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

berhubungan dengan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Pemujaan terhadap arwah-

arwah nenek moyang berkembang pesat pada masa bercocok tanam. Pada masa itu

muncul banyak bangunan-bangunan yang berasal dari batu besar yang disebut sebagai

tradisi megalithikum. Salah satu contoh bangunan megalithikum adalah kubur batu yang

digunakan sebagai tempat penyimpanan mayat orang yang telah mati. Berikut ini kamu

akan mempelajari tentang sistem kepercayaan manusia purba di Indonesia.

Memahami Materi

Manusia purba telah mengenal kepercayaan tentang kehidupan setelah mati. Bukti bahwa

manusia purba telah mengenal kepercayaan berdasarkan hasil-hasil budaya yang

ditemukannya. Adanya kepercayaan tentang kehidupan setelah mati sudah ada pada masa

berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut sampai dengan masa perundagian.

Kepercayaan Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Bukti adanya kepercayaan pada masa berubur dan mengumpulkan makanan dapat

diketahui dari lukisan pada dinding gua-gua dan dinding karang tempat tinggal manusia

purba. Penemuan lukisan pada dinding gua pada masa berburu dan mengumpulkan

makanan tingkat lanjut tersebar di daerah Sulawesi Selatan, kepulauan Maluku dan Pulau

Irian (Papua).

Penemuan lukisan dinding gua untuk pertama di daerah Sulawesi Selatan untuk pertama

kalinya dilakukan oleh van Heekeren pada tahun 1950. Di dalam gua tersebut ditemukan

cap-capa tangan dengan jari-jari yang tak lengkap dengan ditaburi cat merah. Di tempat-

tempat lain, lukisan pada dinding-dinding karang atau gua-gua juga menggunakan cat

merah, hitam, dan putih. Cap-cap tangan denga ndasar warna merah, kemungkinan

mengandung arti kekuatan sebagai pelindung untuk mencegah roh-roh jahat. Sedangkan

cap tangan dengan jari yang tidak lengkap dianggap sebagai tanda adat berkabung.

Selain lukisan pada dinding gua dan karang, kepercayaan pada masa itu terlihat juga

dalam upacara penguburan mayat. Bukti-bukti tentang penguburan mayat ditemukan di

Gua Lawa dan Gua Sodong (Ponorogo) serta di bukit kerang Sumatera Utara. Mayat-

amayat tersebut ada yang ditaburi dengan cat-cat merah yang berupa butiran. Cat-cat

merah tersebut berhubungan dengan suat uupacara penguburan dengan maksud

memberikan kehidupan baru di alam baka.

Page 23: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Penemuan peninggalan sejarah dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat

lanjut yang berupa kuburan menurut pendapat para ahli membuktikan bahwa pada masa

itu sudah mempunyai anggapan tentang kematian. Orang menganggap bahwa orang yang

sudah mati itu pindah ke tempat lain dan masih dapat berhubungan dengan orang yang

masih hidup. Inti kerpecayaan tersebut adalah pemujaan kepada orang-orang yang telah

meninggal, terutama penghormatan dan pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang.

Kepercayaan Masa Bercocok Tanam

Pemujaan terhadap arwah nenek moyang ini pada masa bercocok tanam dengan

mendirikan bangunan megalithic. Untuk memuja roh nenek moyang, manusia purba

mendirikan bangunan batu besar (megalith) sebagai lambang memuja roh nenek moyang.

Bangunan megalithic tersebar hamper di seluruh kepulauan Indonesia. Bentuk-bentuk

megalithik dapat berupa tempat penguburan seperti dolmen, peti batu, bilik batu,

sarkofagus, dan waruga. Di tempat-tempat kuburan itu kadang-kadang ditemukan

bangunan besar lainnya seperti menhir, patung nenek moyang, batu saji, batu lesung atau

lumping, punden berundak, dan pelinggih batu.

Berbagai jenis bentuk kuburan mengalami perkembangan pada fungsinya. Misalnya

dolmen mengalami berbagai variasi bentuk yaitu dibuat pelinggih roh atau tempat sesaji.

Dolamen yang berkembang menjadi pelinggih pada masyarakat yang telah maju

digunakan sebagai tempat duduk kepala suku atau raja-raja yang masih hidup.

Kepercayaan Masa Perundagian

Kepercayaan kapada arwah nenek moyang pada masa perundagian

sangatlah menonjol. Karena itu arwah nenek moyang harus selalu diperhatikann dan

dipuaskan melalui upacara. Demikian pula terhadap oarng-orang yang telah

meninggal, diberikan penghormatan dan persajian selengkap mungkin dengan

maksud mengantar arwah dengan sebaik-baiknya ke tempat tujuannya. Pada masa itu

telah dilakukan penguburan orang yang telah meninggal. Penguburan dilaksanakan

dengan cara langsung atau primer dan tidak langsung atau sekunder.

Penguburan Langsung

Page 24: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Pada penguburan langsung (primer), mayat langsung dikuburkan ke

dalam tanah atau diletakkan dalam suatu wadah di dalam tanah. Penguburan ini

biasanya dilakukan di sekitar tempat kediaman. Posisi mayat diletakkan

mengarah ke tempat yang dipandang sebagai tempat asal-usul suatu kelompok

penduduk atau ke tempat yang diangggap bersemayamnya arwah nenek moyang.

Sebelum penguburan, terlebih dahulu diadakan upacara sesuai dengan kedudukan

orang yang meninggal dalam masyarakat. Dalam penguburan langsung, orang

yang sudah meninggal diberikan bekal kubur yang lengkap. Bekal kubur yang

biasa diberikan antara lain jenis unggas, anjing, periuk, benda-benda perunggu

dan besi, manik-manik dann perhiasan-perhiasan lain. Penguburan langsung ini

dapat ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi, Sumbawa, Sumba

dan Flores.

Penguburan Tidak langsung

Penguburan ini dilakukan dengan mengubur mayat terlebih dahulu

dalam tanah Kuburan ini dianggap sebagai kuburan sementara karena upacara

yang terpenting dan terakhir belum dapat dilaksanakan. Setelah semua persiapan

untuk upacara disediakan, mayat yang sudah jadi rangka tersebut diambil,

dibersihkan, dibungkus lagi kemudian dikuburkan di tempat yang disediakan.

Penguburan tidak langsung ini dilakukan dalam tempayan, kubur batu atau tanpa

wadah dalam tanah.

Peranan kepercayaan kepada arwah nenek moyang dan upacara-upacara

religius sangat penting dalam masa perundagian ini. Hal ini dibuktikan dengan

penemuan suatu tempat yang khusus untuk keperluan pemujaan di Pasir Angin,

Leuwiliang, Jawa Barat. Di atas bukit tersebut ditemukan gerabah, benda-benda

perunggu (kapak, perhiasan dan tongkt upaccara) serta beberapa beliung persegi.

Benda-benda tersebut tersusun dalam deretan yang menghadap ke sebuah monolit.

Sebagai tanda berbakti ditanamlah benda-benda tertentu di pelataran tempat

pemujaan tersebut.

Kepercayaan yang berkembang pada masa praaksara berkembang adalah

kepercayaan yang memuja arwah-arwah nenek moyang yang disebut dengan

animisme. Selain itu berkembang pula kepercayaan dinamisme yaitu kepercayaan

Page 25: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

terhadap suatu benda yang memiliki kekuatan gaib sehingga benda-benda tersebut

dihormati dan dikeramatkan. Apakah kepercayaan animisme dan dinamisme tersebut

masih terdapat pada masyarakat sekarang ini? Coba kamu beri contoh lainnya

apabila tidak bisa coba diskusikan dengan teman sebangkumu!

Uji Kompetensi

1. Kepercayaan yang dianut oleh manusia purba masih dapat ditemui dalam berbagai upacara

keagamaan yang berkembang pada suku-suku bangsa di Indonesia. Coba kamu diskusikan

berbagai upacara keagamaan pada suku-suku bangsa di Indonesia pada saat ini yang masih

mempunyai hubungan dengan kepercayaan pada masa praaksara!

2. Adanya kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang mengakibatkan munculnya berbagai

bangunan megalithikum. Carilah informasi tentang hasil-hasil kebudayaan pada masa

megalithic. Buatlah dalam bentuk karya tulis! Buatlah kesimpulan tentang keunggulan yang

dicapai manusia purba pada masa megalithikum! Kumpulkan hasilnya kepada guru untuk

dinilai!

3. Kepercayaan yang berkembang pada masa purba berupa anismisme dan dinamisme. Buatlah

analisis tentang kepercayaan animism dan dinamisme! Buatlah dalam bentuk tulisan 3 – 4

halaman!kemudian diskusian bersama teman sebangkumu!

D. Dari Vietnam ke Kepulauan Indonesia

Pemahaman Lingkungan

Coba kamu amati gambar di atas! Gambar di atas merupakan gambar patung

yang terbuat dari perunggu. Sampai saat ini masih banyak barang-barang dan peralatan

yang dibuat dari perunggu. Kebudayaan perunggu pada dasarnya bukan merupakan

kebudayaan asli Indonesia. Kebudayaan perunggu Indonesia menurut penelitian berasal

dari kebudayaan Dongson di daerah Tonkin Vietnam. Dari daerah Tonkin tersebut,

kebudayaan perunggu kemudian menyebar ke Indonesia. Sebelum kedatangan

kebudayaan Dongson, di Indonesia berkembang kebudayaan mesolithikum yang berasal

Page 26: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

dari Bacson Hoabinh di Vietnam. Berikut ini kamu akan mempelajari hubungan antara

kebudayaan kebudayaan Hoabinn, Dongson, dan Sahuynh pada masyarakat awal

Indonesia.

Pemahaman Materi

Di wilayah Vietnam sekarang ini, pada masa praaksara berkembang kebudayaan

Hoa-bin, Bacson,dan Dongson. Kebudayaan-kebudayaan tersebut kemudian menyebar

ke berbagai wilayah di Indonesia.

1. Penyebaran Kebudayaan Bacson dan Hoa-Bin ke Indonessia

Istilah Bacson Hoabinh pertama kali digunakan oleh arkeolog Prancis

yang bernama Madeleine Colani pada tahun 1920. Kedua tempat tersebut berada di

wilayah Tonkin, Vietnam. Kebudayaan Bacson Hoabinh merupakan pusat

kebudayaan zaman Mesolitikum di Asia Tenggara.

Kebudayaan Bacson-Hoabinh diperkirakan berasal dari tahun 10.000 -

4000 Sebelum Masehi, kira-kira tahun 7000 Sebelum Masehi.  Kebudayaan ini

berlangsung pada kala Holosen. Awalnya masyarakat Bacson-Hoabinh hanya

menggunakan alat dari gerabah yang sederhana berupa serpihan-serpihan batu Pada

tahun 600 SM mengalami perubahan dalam bentuk batu-batu yang menyerupai kapak

yang berfungsi sebagai alat pemotong.

Awalnya masyarakat Bacson-Hoabinh hanya menggunkan alat dari

gerabah yang sederhana berupa serpihan-serpihan batu tetapi pada tahun 600 SM

dalam bentuk batu-batu yang menyerupai kapak yang berfungsi sebagai alat

pemotong. Bentuknya ada yang lonjong, segi empat, segitiga, dan ada yang

berbentuk berpinggang. Ditemukan pula alat-alat serpih, batu giling dari berbagai

ukuran, alat-alat dari tulang dan sisa-sisa tulang belulang manusia yang dikuburkan

dalam posisi terlipat serta ditaburi zat warna merah.

Dari Tonkin, kebudayaan Bacson-Hoabinh menyebar ke wilayah Asia

Tenggara lainnya. Persebaran kebudayaan tersebut bersamaan dengan masa

perpindahan masyarakat di wilayah Vietnam ke Asia Tenggara. Ras yang masuk ke

Indonesia pada zaman Mesolitikum adalah ras Papua Melanosoid. Ras ini umumnya

sekarang bertempat tinggal di Papua.

Page 27: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Ras Papua Melanosoid sampai ke Indonesia pada zaman holosen

(Aluvium). Ras Papua Melanosoid datang ke Indonesia dengan menggunakan

transportasi berupa perahu bercadik. Pada awalnya, mereka mendiami Sumatera dan

Jawa. Namun, karena terdesak oleh ras Melayu yang datang kemudian, mereka

berpindah ke wilayah Indonesia Timur.

Pengaruh utama budaya Bacson Hoabihn terhadap perkembangan budaya

masyarakat awal kepulauan Indonesia adalah berkaitan dengan tradisi pembuatan alat

terbuat dari batu. Ciri pokok budaya Bacson-Hoabinh adalah pembuatan alat

kelengkapan hidup manusia yang terbuat dari batu. Batu yang dipakai pada

umumnya berasal dari batu kerakal sungai. Alat batu ini telah dikerjakan dengan

teknik penyerpihan menyeluruh pada satu atau dua sisi batu. Hasil penyerpihan

menunjukkan adanya keragaman bentuk. Ada yang berbentuk lonjong, segi empat,

segi tiga dan beberapa diantaranya ada yang berbentuk berpinggang.

Di wilayah Indonesia, alat-alat batu dari kebudayaan Bacson-Hoabinh

dapat ditemukan pada daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi

sampai ke Papua. Di daerah Sumatera, alat-alat batu sejenis kebudayaan Bacson-

Hoabinh ditemukan di Lhokseumawe dan Medan. Benda-benda itu berhasil

ditemukan pada bukit-bukit sampah kerang yang disebut kjokkenmoddinger. Tempat

penemuan bukit kerang ini pada daerah dengan ketinggian yang hampir sama dengan

permukaan air laut sekarang dan pada kala Holosen daerah tersebut merupakan garis

pantai. Kebanyakan tempat-tempat penemuan alat-alat dari batu di sepanjang pantai

telah terkubur di bawah endapan tanah, sebagai akibat terjadinya proses pengendapan

yang berlangsung selama beberapa ribuan tahun. Banyak benda-benda peralatan

budaya dari batu yang berhasil dikumpulkan oleh para ahli dari bukit sampah kerang

di Sumatera. Sebagian besar dari peralatan yang berhasil ditemukan berupa alat-alat

batu yang diserpih  pada satu sisi dengan lonjong atau bulat lonjong.

Di daerah Jawa, alat-alat kebudayaan batu sejenis dengan kebudayaan

Bacson-Hoabinh berhasil ditemukan di daerah Lembah Sungai Bengawan Solo.

Penemuan alat-alat dari batu ini dilakukan ketika penggalian untuk menemukan fosil-

fosil (tulang belulang) manusia purba. Peralatan batu yang berhasil ditemukan

memiliki usia jauh lebih tua dari peralatan batu yang ditemukan pada bukit-bukit

Page 28: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

sampah kerang di Sumatera. Hal ini terlihat dari cara pembuatannya. Peralatan batu

yang berhasil ditemukan di daerah Lembah Sungai Bengawan Solo (Jawa) dibuat

dengan cara sangat sederhana yaitu batu kali yang dibelah langsung digunakannya

dengan cara menggenggam. Berdasarkan penelitiannya, peralatan-peralatan dari batu

itu berasal dari daerah Bacson Hoabinh.

Di daerah Cabbenge (Sulawesi Selatan) berhasil ditemukan alat-alat batu

yang berasal dari kala pleistosen dan holosen. Penggalian dalam upaya untuk

menemukan alat- alat dari batu juga dilakukan di daerah pedalaman sekitar Maros.

Dari beberapa tempat penggalian, berhasil menemukan alat-alat dari batu termasuk

alat serpih berpunggung dan mikrolit yang dikenal dengan Toalian. Alat-alat batu

Toalian diperkirakan berasal dari 7000 tahun lalu. Perkembangan peralatan dari batu

dari daerah Maros ini diperkirakan kemunculannya bertumpang tindih dengan

munculnya tembikar di kawasan itu.

Di samping daerah-daerah tersebut di atas, peralatan batu kebudayaan

Bacson-Hoabinh juga berhasil ditemukan pada daerah-daerah seperti daerah

pedalaman Semenanjung Minahasa (Sulawesi Utara), Flores, Maluku Utara dan

daerah-daerah lain di Indonesia.

2. Penyebaran Kebudayaan Dongson ke Indonesia

Kebudayaan Dongson merupakan kebudayaan perunggu yang ada di Asia

Tenggara. Daerah ini merupakan pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara.

Kebudayaan Dongson diperkirakan berlangsung pada tahun 1500 SM-500 SM.

Kebudayaan Dongson diambil dari salah satu nama daerah di Tonkin (Vietnam). Di

daerah ini ditemukan bermacam-macam alat yang dibuat dari perunggu. Pengolahan

logam menunjukkan taraf kehidupan yang semakin maju, sudah ada pembagian kerja

yang baik, masyarakatnya sudah teratur. Teknik peleburan logam merupakan teknik

yang tinggi. Pendukung kebudayaan ini adalah bangsa Austronesia yang juga

pendukung kapak persegi.

Pengaruh kebudayaan Dongson ini juga berkembang menuju Indonesia yang

kemudian dikenal sebagai masa kebudayaan Perunggu sekitar 1000 SM sampai 1 SM.

Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dong Son sangat penting karena benda-

Page 29: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia umumnya bercorak Dong Son,

dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari India maupun Cina.

Budaya perunggu bergaya Dong Son tersebar luas di wilayah Asia Tenggara

dan kepulauan Indonesia. Hal ini terlihat dari kesamaan corak hiasan dan bahan-

bahan yang dipergunakannya. Misalnya nekara, menunjukkan pengaruh yang sangat

kuat. Nekara dari tipe Heger 1 memiliki kesamaan dengan nekara yang paling bagus

dan tertua di Vietnam. Benda-benda perunggu lainnya yang berhasil ditemukan di

daerah Dong Son serta beberapa kuburan seperti daerah Vie Khe, Lang Cha, Lang

Var. Satu nekara yang ditemukan yang besar berisi 96 mata bajak perunggu

bercorang. Dari penemuan itu terdapat alat-alat dari  besi, meskipun jumlahnya sangat

sedikit.

Budaya Dong Son sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan budaya

perunggu di Indonesia. Bahkan tidak kurang dari 56 nekara yang berhasil ditemukan

di beberapa wilayah Indonesia dan terbanyak nekara ditemukan di Sumatera, Jawa,

Maluku Selatan. Nekara yang penting ditemukan di wilayah Indonesia dari pulau

Sangeang dekat Sumbawa yang berisi hiasan gambar orang yang menyerupai pakaian

dinasti Han. Hiasan seperti itu diperkirakan belum dikenal oleh penduduk pulau

tempat nekara tersebut ditemukan. Heine Goldem meneliti nekara yang ditemukan

dan menyatakan bahwa nekara yang ditemukan di daerah Sangeang diperkirakan

diceak di daerah funan yang telah terpengaruh oleh budaya india pada 250 SM.

Pengamatan menarik dari Berner Kempres menunjukkan bahwa semua nekara

yang ditemukan di Bali memliki 4 patung katak pada bagian pukulnya. Selain itu

pola-pola hiasan nekara tersebut tidak begitu terpadu antara gambar satu dengan yang

lainnya. Berners kempers memberikan gambaran cara nekara tipe heger I di cetak

secara utuh. Awalnya lembaran lilin ditempelkan pada inti tanah liat (menyerupai

bentuk nekara dan berfungsi sebagai cetakan bagian dalam), lalu di hias dengan cap-

cap dari tanah liat atau batu yang berpola hias perahu dan iring-iringan manusia.

Untuk menambah hiasan yang lebih naturalistik, seperti gambar rumah, lembaran lilin

tadi langsung ditambah goresan gambar yang dikehendakinya. Kemudian lembaran

lilin yang telah di hias itu ditutup dengan tanah liat yang barfungsi sebagai cetakan

bagian luar, setelah terlebih dahulu diberi paku-paku penjaga jarak. Setelah itu di

Page 30: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

bakar dan lilin meleleh keluar rongga yang di tinggalkan lilin tersebut diisi dengan

cairan logam. Selain nekara, di wilayah Indonesia juga ditemukan benda-benda

perunggu lainnya seperti patung-patung, peralatan rumah tangga, peralatan bertani

maupun perhiasan-perhiasan.

3. Kebudayaan Sa Huynh

Kebudayaan Sa Huynh ada di pantai Vietnam dari akhir zaman logam..

Kebudayaan ini muncul pertama kali pada 600 Sebelum Masehi di Vietnam Utara.

Artefak-artefak awal di Vietnam Utara kebanyakan terdiri atas kapak lubang

(socketed axes), mata tombak dan panah, pisau, belati, gelang dan lain-lain.

Jumlahnya yang besar menunjukkan sebagian darinya pastilah diproduksi secara

massal dalam bengkel-bengkel tertentu. Barang-barang yang dihasilkan awalnya

terdiri dari campuran tembaga dan timah. Dengan berjalannya waktu, ditambahkan

elemen lain semacam timah hitam.

Pada tahun 1909 sekitar 200 kuburan tempayan ditemukan di Sa Huynh.

Tes karbon menunjukkan kebudayaan Sa Huynh bersamaan waktunya dengan zaman

kebudayaan Dongson, yaitu sekitar abad pertama sebelum Masehi. Kebudayaan ini

menghasilkan alat perunggu yang memiliki corak tersendiri. Pendukung kebudayaan

ini juga memiliki keahlian tinggi dalam bidang kerajinan, bahkan besi sudah

digunakan masyarakat Sa Huynh ketika orang-orang Dongson masih memakai

perunggu. Ragam hiasnya juga ditemukan di Taiwan, Thailand, Philipina dan

Indonesia. Ragam hias gerabah Indonesia mendapat pengaruh dari tradisi gerabah Sa

Huynh-Kalanay (Vietnam-Filipina) dan tradisi Bau-Melayu (Malaysia Timur). Tradisi

pembuatan gerabah ini berlangsung sejak zaman Mesolitikum.

Kebudayaan Indonesia masa praaksara di Indonesia dari masa mesolithikum

sampai masa logam mempunyai hubungan dengan kebudayaan Bacson Hoabin, Dongson,

dan Sahuynh yang berasal dari daratan Asia Tenggara (Vietnam). Ketiga kemudian

tersebut sangat berpengaruh terhadap penyebaran berbagai kebudayaan di Indonesia.

Apakah penyebaran kebudayaan Bacson Hoabin, Dongson, dan Sahuynh masih dapat kita

kita temui pada masa sekarang? Coba kamu jelaskan dengan mencari sumber dari buku-

buku, internet dan lainnya!

Page 31: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Uji Kompetensi

1. Coba kamu diskusikan tentang pengaruh kebudayaan Dongson terhadap kebudayaan

Indonesia pada masa praaksara!

2. Penyebaran kebudayaan Bacson- Hoabin dan Dongson ke Indonesia erat kaitannya

dengan kedatangan bangsa Austronesia dari kelompok Proto Melayu dan Deutro Melayu.

Carilah informasi mengenai kedatangan bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu ke

Indonesia pada masa praaksara! Buatlah analisis tentang penyebaran bangsa Proto

Melayu dan Deutro Melayu ke Indonesia!

3. Buatlah karya tulis dengan judul penyebaran bangsa Austronesia dilihat dari penyebaran

bahasanya!

4. Coba kamu identifikasi hasil-hasil kebudayaan bangsa Bacson – Hoabinh, Dongson dan

Sahuynh?

No Nama Alat KegunaanDaerah Penemuan di

Indoensia

Page 32: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

Rangkuman

1. Masa sebelum mengenal tulisan disebut sebagai masa praaksara. Sumber sejarah

untuk mengetahui kehidupan masa aksara adalah melalui peninggalannya berupa fosil dan

artefak.

2. Perkembangan manusia Indonesia tidak dapat dilepaskan dari adanya tarikh bumi

dan munculnya manusia di dunia ini. Berdasarkan ilmu geologi, maka bumi terbagi atas-

zaman-zaman antara lain zaman arkaikum, zaman paleozoikum, zaman mesozoikum dan

zaman neozoikum.

3. Perkembangan teknologi pada masa prakasara dapat dilihat dari alat-alat yang

digunakan. Berdasarkan alat-alat yang pembagian zaman pada masa praaksara dapat dibag

ike dalam zaman batu dan zaman logam. Zaman batu terbagi atas tiga zaman yaitu batu tua

(Palaeolithikum), batu tengah (mesolithikum) dan batu muda (neolithikum). Sedangkan

zaman logam terbagi atas zaman perunggu dan zaman besi.

4. Pada masa praaksara tradisi yang berkembang yaitu tradisi palaeolitik, tradisi

mesolithik, tradisi neolithik, dan tradisi megalithik. Tradisi yang berkembang pada tradisi

palaeolithik antara lain tradisi kapak perimbas dan tradisi alat-alat serpih. Tradisi yang

berkembang pada masa mesolithik yaitu antara lain tradisi alat-alat tulang, tradisi kapak

genggam Sumatera dan tradisi serpih bilah. Tradisi yang berkembang pada masa tradisi

neolithik antara lain tradisi kapak persegi dan kapak lonjong.

5. Tahap-tahap perkembangan kehidupan awal masyarakat Indonesia dimulai dari masa berburu

dann mengumpulkan makan tingkat sederhana, masa berburu dan menggumpulkan makanan

tingkat lanjut, masa bercocok tanam dan masa perundagian.

Page 33: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

EVALUASI

A. Berillah tanda silang (X) di depan jawaban a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling

benar!

1. Sumber sejarah masa praaksara yang berupa sisa-sisa tumbuh-

tumbuhan, binatang dan manusia yang telah membatu disebut ….

a. Fosil

b. artefak

c. Geologi

d. arkeologi

e. tipologi

2. Kapak perimbas merupakan salah satu teknologi yang digunakan pada

masa praaksara. Kapak perimbas merupakan jenis alat yang digunakan pada masa tradisi ….

a. paleolithik

b. neolithik

c. mesolithik

d. megalitik

e. logam

3. Menurut penyelidikan geologi kepulauan Indonesia terbentuk dari

lempeng-lempeng tektonik. Kepulauan Indonesia telah terjadi pada zaman ….

a. Quarter

b. Tersier

a. Batu

c. Sekunder

a. Aluvium

4. Pusat kebudayaan logam dari bahan perunggu pada masa praaksara

berasal dari daratan Asia Tenggara. Pusat kebudayaan tersebut berasal dari ….

a. India

b. Tibet

c. Dongson

d. Yunan

Page 34: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

e. Indonesia

5. Kapak genggam Sumatera merupakan alat yang digunakan pada masa

tradisi ….

a. mesolithikum

b. Paleolithikum

c. neolithikum

d. megalithikum

e. perunggu

6. Perwujudan adanya kepercayaan pada masa praaksara adalah

munculnya bangunan-bangunan besar yang disebut sebagai tradisi megalithik. Bangunan

berupa tiang atau tugu batu yang digunakan sebagai pemujaan terhadap arwah nenek moyang

disebut ….

a. Menhir

b. Dolmen

c. Sarkofagus

d. Punden berundak

e. Kubur batu

7. Salah satu kebudayaan dari daratan Asia Tenggara adalah kebudayan

Bacson dan Hoabinh. Hasil kebudayaan Bacson dan Hoabinh adalah ….

a. Kapak perimbas

b. Kapak lonjong

c. Kapak persegi

d. Kapak corong

e. Nekara

8. Bangsa yang mendapat sebutan sabagai pendukung kebudayaan

mesolithikum di Asia Tenggara adalah ….

a. Dongson

b. Bacson - Hoabinh

c. Sahuynh

d. Tonkin

e. Cham

Page 35: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

9. Alat-alat yang dibuat dari batu sudah diassah sehingga tampak halus,

merupakan salah satu ciri-ciri dari masa tradisi ….

a. Batu Tua

b. Logam

c. Batu Muda

d. Besi

e. Batu Tengah

10. Tahap kehidupan ekonomi pada masa praaksara salah satu diantaranya

adalah masa bercocok tanam. Berikut ini merupakan alat-alat pada masa bercocok tanam

adalah….

a. kapak persegi

b. kapak perimbas

c. kapak genggam

d. Kapak corong

e. Kapak pendek

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!

1. Apa yang dimaksud dengan masa praaksara?

2. Jelaskan ilmu-ilmu bantu dalam mengungkap kehidupan masa praaksara!

3. Sebutkan tradisi yang berkembang pada masa tradisi paleolithik?

4. Apa yang disebur dengan menhir?

5. Sebutkan tradisi yang berkembang pada masa tradisi mesolithik?

6. Sebutkan tradisi yang berkembang masa neolitihik?

7. Apa yang dimaksud dengan kyokkemoddinger?

8. Jelaskan penyebaran kebudayaan Dongson ke Indonesia!

9. Jelaskan alat-alat hasil peninggalan pada zaman logam!

10. Bagaimana kepercayaan yang berkembang pada masa bercocok tanam?

Page 36: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc

C. Skala Sikap

Berilah tanda cek () pada salah satu kolom sesuai dengan sikapmu ( S= Setuju dan TS= Tidak

Setuju), kemudian kemukakan alasanmu!

No Pernyataan S TS Alasan

1 Masa praaksara perlu dipelajari untuk

mengetahui kehidupan manusia masa lalu.

2 Teknologi pada masa praaksara sangat masih

bermanfaat pada masa sekarang.

3 Sistem pertanian pada masa praaksara apabila

diterapkan pada masa sekarang dapat

mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup

4 Manusia pada masa praaksara belum

mengenal adanya kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa

5 Industri dan perdagangan sudah ada pada

masa praaksara yaitu masa perundagian

D. Tugas Portofolio

Di daerahmu apakah ada benda-benda peninggalan masa praaksara? Carilah keterangan

tentang usaha-usaha pemugaran benda-benda peninggalan masa praaksara! Bagaimana

keadaan atau kondisi benda-benda peninggalan tersebut? Buatlah laporan disertai dokumntasi

terkait kondisi atau keadaan peninggalan tersebut pada masa sekarang! Kumpulkan pada

gurumu pada pertemuan mendatang.

Page 37: KEHIDUPAN MANUSIA PRAAKSARA INDONESIA.doc