Top Banner
261 Jurnal Biologi Indonesia 4(5): 261-278 (2008) Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan di Sekitarnya Indyo Pratomo Museum Geologi, Pusat Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122 e-mail address : [email protected] ABSTRACT The Activity of Ciremai Mountain and The Impact Eruption at the Surrounding Area The Ciremai Mountain is one of the active mountain in West Jawa, the last eruption was detected between June 1937 to 7 January 1938, it has respite period for 3-112 years. The potential threatening of the eruption was detected by the pirolastica, the rain dust and ballistic explosion, the current and sliding of lava. The complete history of Ciremai Mountain and the dangerous area by eruption were discussed here Keywords: Ciremai, activity, eruption PENDAHULUAN Gunung Ciremai (± 3.078 m) yang terletak pada 106 0 59’ Bujur Timur dan 6 0 47’ Lintang Selatan adalah sebuah gunungapi strato tipe A (pernah meletus setelah tahun 1600). Secara fisiografi gunungapi, G. Ciremai merupakan gunungapi soliter yang terpisah dari klaster gunungapi lainnya di pulau Jawa (Gambar 1), yaitu di bagian utara pulau Jawa bagian barat. Kawasan gunungapi ini termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Gunungapi Ciremai terletak di atas formasi batuan sedimen berumur Mio- Pliosen (Djuri 1973), di daerah yang dibatasi oleh sesar aktif Cilacap– Kuningan, yang mempunyai arah barat laut tenggara (Gambar 2). Berdasarkan catatan sejarah erupsinya, selang waktu antar letusan gunungapi ini terpendek adalah 3 tahun, dan yang terpanjang 112 tahun. Erupsi G. Ciremai terakhir terjadi pada tahun, antara 24 Juni 1937 sampai 7 Januari 1938 (van Padang 1937, 1951; Stehn 1940; Kusumadinata 1951). Kawasan di sekitar gunungapi ini merupakan daerah yang relatif subur, dan di kelilingi oleh pemukiman penduduk yang padat. Tektonik dan geologi gunung api G. Ciremai merupakan gunungapi soliter dalam tatanan gunungapi aktif yang terdapat di Pulau Jawa bagian barat. Keberadaan gunungapi ini di batasi oleh sistem sesar aktif Cilacap – Kuningan dengan arah barat laut – tenggara dan beberapa sub-sistem sesar lainnya yang mempunyai arah barat-timur dan baratlaut-tenggara adalah 112 tahun.
18

Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

Oct 27, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

261

Jurnal Biologi Indonesia 4(5): 261-278 (2008)

Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya TerhadapLingkungan di Sekitarnya

Indyo Pratomo

Museum Geologi, Pusat Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57, Bandung 40122e-mail address : [email protected]

ABSTRACT

The Activity of Ciremai Mountain and The Impact Eruption at the SurroundingArea The Ciremai Mountain is one of the active mountain in West Jawa, the last eruptionwas detected between June 1937 to 7 January 1938, it has respite period for 3-112 years.The potential threatening of the eruption was detected by the pirolastica, the rain dustand ballistic explosion, the current and sliding of lava. The complete history of CiremaiMountain and the dangerous area by eruption were discussed here

Keywords: Ciremai, activity, eruption

PENDAHULUAN

Gunung Ciremai (± 3.078 m) yangterletak pada 106059’ Bujur Timur dan6047’ Lintang Selatan adalah sebuahgunungapi strato tipe A (pernah meletussetelah tahun 1600). Secara fisiografigunungapi, G. Ciremai merupakangunungapi soliter yang terpisah dariklaster gunungapi lainnya di pulau Jawa(Gambar 1), yaitu di bagian utara pulauJawa bagian barat. Kawasan gunungapiini termasuk dalam wilayah administrasiKabupaten Kuningan, Provinsi JawaBarat.

Gunungapi Ciremai terletak di atasformasi batuan sedimen berumur Mio-Pliosen (Djuri 1973), di daerah yangdibatasi oleh sesar aktif Cilacap–Kuningan, yang mempunyai arah baratlaut tenggara (Gambar 2). Berdasarkancatatan sejarah erupsinya, selang waktu

antar letusan gunungapi ini terpendekadalah 3 tahun, dan yang terpanjang 112tahun. Erupsi G. Ciremai terakhir terjadipada tahun, antara 24 Juni 1937 sampai7 Januari 1938 (van Padang 1937, 1951;Stehn 1940; Kusumadinata 1951).

Kawasan di sekitar gunungapi inimerupakan daerah yang relatif subur, dandi kelilingi oleh pemukiman pendudukyang padat.

Tektonik dan geologi gunung apiG. Ciremai merupakan gunungapi

soliter dalam tatanan gunungapi aktifyang terdapat di Pulau Jawa bagian barat.Keberadaan gunungapi ini di batasi olehsistem sesar aktif Cilacap – Kuningandengan arah barat laut – tenggara danbeberapa sub-sistem sesar lainnya yangmempunyai arah barat-timur danbaratlaut-tenggara adalah 112 tahun.

Page 2: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

262

Indiyo Pratomo

Gam

bar 1

. Citr

a Dig

ital E

leva

tion

Mod

el (D

EM) d

an S

huttl

e Rad

ar T

opog

raph

ic M

issi

on (S

RTM

) Pul

au Ja

wa,

mem

perli

hatk

an p

osis

iG.

Cire

mai

terh

adap

kla

ster

gun

unga

pi a

ktif

di p

ulau

Jaw

a

Page 3: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

263

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

Berdasarkan data geologi regional,awal kegiatan volkanik G. Ciremai terjadipada Kala Plistosen Akhir (Koolhoven1935), atau sekitar 700.000 tahun yanglalu.

Geologi gunung api komplek GunungCiremai stratifigrafi dan karakteris-tik produk erupsi Gunung api Ciremai

Berdasarkan indikasi strukturgunungapi dan ciri-ciri material volkanikhasil erupsi gunungapi ini dapatdikelompokkan menjadi 4 perioda,dimana masing-masing mempunyaikarakteristik yang dapat dibedakan danmencerminkan asal-usul dan sumbererupsinya. Secara umum kegiatangunungapi Ciremai dapat dilelompokkandalam 4 perioda (Situmorang dkk. 1995;Surmayadi dkk. 2005), yaitu :

Periode I

Hasil erupsi G. Putri (Pul), denganpusat erupsi terletak di bagian tenggaraG. Ciremai. Satuan ini terdiri dari leleranlava andesit bertekstur porfiritik, denganmineral utama terdiri dari plagioklas,piroksen dan sedikit hornblende, dalammasa dasar mikrolit feldspar dan mineralhitam. Sebaran aliran lava ini meliputibagian timur, selatan dan barat daya dariG. Ciremai.

Periode IIPeriode kedua dari kegiatan

gunungapi ini, ditandai oleh erupsi yangberpusat dari G. Gegerhalang, yangmenghasilkan leleran lava, aliranpiroklastika dan jatuhan piroklastika.Sebaran produk erupsi G. Gegerhalangmeliputi bagian selatan, baratdaya, baratdan barat laut tubuh G. Ciremai. Satuanendapan tersebut adalah :

Gambar 2. Tatanan tektonik dan sebaran gunungapi Kuarter di pulau Jawa bagian barat(menurut Katili & Sudradjat, 1984), menunjukkan posisi geografis G. Ciremai dalamsebaran gunungapi aktif (tipe A) di bagian batar pulau Jawa (TA= Tangkubanparahu,PP= Papandayan, GU= Guntur,GL= Galunggung

Page 4: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

264

Indiyo Pratomo

-Endapan aliran piroklastik 1(GHap1), terdiri dari fragmen-fragmenbatuan yang dominan gelasan danbatuapung, dalam masa dasar abu danlapili berwarna kemerahan agak kompak.Terdapat struktur pipa pelepasan gas (gaspipe structures). Satuan endapan initersingkap baik di daerah puncak danlereng selatan gunungapi ini.

-Lava Gegerhalang 1 (GHl1),bertekstur porfiritik, dengan fenokrisplagioklas, piroksen dan sedikit mineralhitam, dalam masa dasar mikrolitfeldspar.

-Aliran piroklastika (GHap2),satuan endapan ini dapat dibagi menjadisatuan aliran bagian atas dan satuanendapan bagian bawah. Satuan endapanbagian atas terdiri dari fragmen-fragmengelasan yang didominasi oleh batu apungdan fragmen litik dari berbagai ukuran,dalam masa dasar abu, lapili dan pasirvolkanik. Satuan endapan aliran bagianbawah terdiri dari fragmen-fragmengelasan yang dominan batuapung danlitik, dalam masa dasar abu volkanikgelasan. Dalam lapisan ini terdapat arangkayu dan struktur pipa gas. Singkapanendapan ini mempunyai ketebalanmencapai 10 m, di sekitar Pasirgibug.

-Endapan jatuhan piroklastika 1(GHjp1), satuan endapan ini berlapisbaik, terpilah baik dan secara setempatberselingan dengan endapan aliranpiroklastika. Endapan ini terdiri darifragmen magmatik yang didominasi olehbatuapung bersusunan dasitan, denganukuran antara 2 – 5 cm, dan fragmen-fragmen litik berukuran antara 1 – 4 cm.

-Lava Gegerhalang 2 (GHl2),bersusunan andesit porfir, dengan

mineral-mineral utama yang terdiri darifenokris plagioklas, piroksen dan sedikithornblende, tertanam dalam masa dasaryang terdiri dari mikrolit feldspar danmineral hitam lainnya.

-Endapan lahar Gegerhalang(GHlh), terpilah buruk, terdiri daricampuran fragmen batuan volkanikberukuran kerikil sampai bongkah,dalam masadasar abu, pasir dan Lumpur.Secara setempat memperlihatkan stukturaliran dan terdapat arang kayu. Satuanendapan ini tersingkap baik di sekitarKuningan dan Mandiracan.

Arang kayu yang terdapat dalamendapan aliran piroklastika Gegerhalang(QapGh), tidak dapat terdeteksi denganmetoda Radiocarbon (C14), sehinggadiperkirakan berumur lebih tua dari 40ribu tahun BP (Suradji, 1993). Dengandemikian kegiatan volkanik yangberpusat dari G. Gegerhalang ataukegiatan G. Ciremai purba sudah adapaling tidak sejak sebelum PlistosenAkhir.

Periode IIIDalam perioda kegiatan ini dicirikan

oleh satuan-satuan endapan hasil erupsiyang berasosiasi dengan pembentukankaldera Ciremai, dengan produk erupsiyang umumnya terdiri dari batuapung.Satuan endapan tersebut adalah :

-Endapan aliran piroklastikaCiremai 1 (Ceap 1), terdiri dari duasatuan endapan aliran, yaitu bagian atasdan bawah. Satuan endapan bagian atastersusun oleh fragmen-fragmen juvenile(magma segar) berupa batuapung (+40%) berukuran 3-5 cm, fragmen litik (+15 %) dalam masa dasar abu (+ 55%),

Page 5: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

265

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

mempunyai ketebalan hingga 6 m,dimana pada bagian tengah endapan inimengalami pengelasan (welded).Endapan bagian bawah tersusun olehfragmen juvenile berupa batuapung (+50%), fragmen litik (+ 20%), dalam masadasar lapili, pasir volkanik dan abuberwarna abu-abu kemerahan. Satuan initersingkap baik di sekitar Cigowong,mempunyai ketebalan lebih dari 30 m,dan pada beberapa tempat terdapat arangkayu.

-Endapan jatuhan piroklstikaCiremai 1 (Cejp1), satuan endapan initerpilah baik, berlapis dan relatif segartersusun oleh fragmen-fragmen juvenileyang terdiri dari batuapung, scoria danobsidian berukuran 1-5 cm dan fragmenlitik yang berasal dari batuan samping.Satuan endapan ini tersingkap baik disekitar Argalingga.

-Lava Ciremai 1 (Cel1), adalah lavaandesit porfir dengan tekstur pilotaksitik,tersusun oleh fenokris dari mineral-mineral felspar, piroksen dan sedikithornblenda dalam masa dasar mikrolitfeldspar dan mineral hitam. Lava iniberstruktur bongkah, tersingkap baik disekitar Apuy dan Cigowong.

-Endapan aliran piroklastika 2(Ceal2), tersusun oleh fragmen-fragmenbatuapung dan litik, dalam masadasarpasir dan abu volkanik berwarna abu-abukecoklatan. Satuan endapan inimempunyai ketebalan antara 2 - 4 m,setengah padu, terdapat sturktur pipa gas,agak lapuk dan mengandung arang kayu.

-Lava Ciremai 2 (Cel2), bersusunanandesit basalan berwarna abu-abu,bertekstur porfiritik, tersusun olehfenokris plagioklas, piroksen dan mineral

hitam dalam masa dasar gelasan. Satuanendapan ini tersingkap baik di sekitarKertawinangun.

-Lava Ciremai 3 (Cel3), terdiri darilava andesit, tersusun oleh fenokris-fenokris plagioklas, piroksen, sedikithornblende dan mineral gelap lainnya,dalam masa dasar mikrolit feldspar.Satuan endapan ini tersingkap baik disekitar Tegalmuju.

-Endapan jatuhan Ciremai 2(Cejp2), terdiri dari fragmen-fragmenjuvenile (batuapung, scoria, obsidian)dan fragmen litik berukuran lapilihingga kerikil, dalam masa dasar pasirdan abu volkanik. Endapan ini terpilahbaik, berlapis dan urai. Tersingkap baikdi sekitar, Tegalmuju.

-Lava Ciremai 4 (Cel4), bersusunanandesit basalan, berwarna abu-kehitaman, porfiritik, terdiri darifenokris plagioklas, piroksen, dansedikit hornblende, dalam masa dasargelasan. Tersingkap baik di sekitar GuaWalet.

-Endapan lahar Ciremai (Celh),terdiri dari fragmen batuan volkanik darikerikil sampai bongkah,memperlihatkan struktur aliran.

-Endapan jatuhan piroklastkaCiremai 3 (Cejp3), terdiri dari fragmen-fragmen juvenile (batuapung) dan litikdalam masadasar pasir dan abuvolkanik. Satuan endapan ini merupakanhasil letusan freato-magmatik, berlapis,terpilah baik dan terkonsolidasi,tersingkap baik di sekitar puncakgunungapi ini.

Berdasarkan pentarikhan umurdengan metoda Radiokarbon (C14)terhadap arang kayu yang terdapat

Page 6: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

266

Indiyo Pratomo

Gambar 3. Peta Geologi Gunungapi Komplek G. Ciremai (Situmorang et al. 1995),memperlihatkan tatanan geologi gunungapi dan sebaran produk erupsi G.Ciremai

Gambar 4. Evolusi tubuh G. Ciremai (morfogenesis) dan belum selesai

Page 7: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

267

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

Tabe

l 1. K

orel

asi S

atua

n Pe

ta G

eolo

gi G

unun

gapi

dae

rah

G. C

irem

ai d

an se

kita

rnya

(men

urut

Situ

mor

ang

et a

l. 19

95),

mem

perli

hatk

anhu

bung

an v

ertik

al d

an la

tera

l ant

ar s

atua

n en

dapa

n pr

oduk

eru

psi g

unun

gapi

Cire

mai

dal

am ru

ang

dan

wak

tu.

Um

ur

age

ERU

PSI G

EGER

HA

LAN

G

GEG

ERH

ALA

NG

VU

LCA

NO

ER

UPT

ION

ER

UPS

I PU

SAT

G. C

IREM

AI

CEN

TE E

RU

PTIO

N C

IREM

AI V

ULC

AN

O

ERU

PSI S

AM

PIN

G

FLAN

K ER

UPT

ION

Er

upsi

G

. Put

ri Pu

tri

Volc

ano

Erup

tion

Enda

pan

seku

nder

Se

cond

ary

D

epos

its

Enda

pan

Prim

er

Prim

ary

Dep

osits

En

dapa

n se

kund

er

Seco

ndar

y D

epos

its

Erup

si

G. P

utri

Putri

Vol

cano

Eru

ptio

n

Erup

si

Bun

tung

i B

untu

ngi

Erup

tion

Erup

si

Dul

ang

Dul

ang

Erup

tion

Erup

si

Pucu

k Pu

cuk

Erup

tion

Erup

si S

ukag

eri

Suka

geri

Er

uptio

n

Relatif/Relative

Mutlak/Absolut

Periode Kegiatan Activity Periods

Alir

an

Lava

La

va

Flow

s

Laha

r La

har

Alir

an

lava

La

va

Flow

s

Alir

an

Piro

klas

tik

Pyric

lasti

c Fl

ows

Jatu

han

Pi

rokl

astik

Py

ricla

stic

Full

Laha

r La

har

Alir

an

lava

La

va

Flow

s

Alir

an

Piro

klas

tik

Pyric

lasti

c Fl

ows

Jatu

han

Pi

rokl

astik

Py

ricla

stic

Full

Alir

an

Lava

La

va

Flow

s

Alir

an

Lava

La

va

Flow

s

Alir

an

Lava

La

va

Flow

s

Alir

an La

va

Lava

Fl

ows

Alir

an

Lava

La

va

Flow

s

Cel

h

C

ejp

3

Su

jp

C

el 4

Pe

l Su

l

Bui

D

ul

Cej

p 2

Cel

3

Periode IV 4

th Periods

C

el 2

Cea

p 2

C

el 1

C

ejp

1

Periode 3 3

rd

Periods

Cea

p 1

G

Hlh

Pembentukan kaldera Caldera Forming

G

H1

GH

jp

G

hap

2

GH

I 1

- 13.

.350

-

40.8

00

Periode 2 2

nd Periods

Gha

p 1

KUARTER / QUATERNARY

Periode 1 1

st periode

Pul

Pe

l |P

ka|P

ch

A

Pku

Mha

TER

SIER

TE

RTIA

RY

O

mcl

Page 8: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

268

Indiyo Pratomo

dalam satuan endapan aliran piroklastika(Ceal2), diperoleh umur 13.350+330tahun BP (Suradji 1993). Hasilpentarikhan ini dianggap mewakili umurpembentukan kaldera Ciremai.

Periode IVDalam perioda erupsi ini didominasi

oleh fenomena erupsi samping (flankeruption), sebagai akibatberkembangnya sistem rekahanmemencar (radial) di daerah puncakgunungapi ini selaras dengan tekanankubah lava yang terdapat di dalam pipakepundan (crypto-dome). Kegiatan iniditandai oleh terbentuknya beberapaleleran lava yang terdapat di sekitarkawasan puncak gunungapi ini, yaitu :

-Lava Dulang (Dul), bersusunanbasal, porfiritik, dengan fenokrisplagioklas dan piroksen yang tertanamdalam masa dasar yang terdiri darimikrolit feldspar. Leleran lava iniberstruktur bongkah, menyebar ke arahutara, tersingkap baik di sekitar G.Dulang.

-Lava Buntung (Bul), bersusunanbasal, porfiritik, dengan fenokrisplagioklas, pirosen dan sedikit olivine,dalam masa dasar gelasan. Leleran lavaini tersingkap baik di sekitar kawah danG. Buntung, menyebar ke arah baratlaut,berstruktur bongkah, vesikuler denganmembentuk lubang-lubang gas sepertisarang lebah.

-Lava Pucuk (Pul), bersusunanbasal, berwarna kehitaman, porfiritik

Gambar 5. Kawah aktif G. Ciremai, memperlihatkan kegiatan solfatra yang terpusat di sekitarbagian selatan sampai pada kedua pematang, dengan hembusan relatif lemah.

Page 9: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

269

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

Gam

bar

6. P

eta

Kaw

asan

Raw

an B

enca

na G

. Cire

mai

(H

adis

anto

no e

t al.

2006

), m

empe

rliha

tkan

pot

ensi

anc

aman

dan

kaw

asan

yang

tera

ncam

ben

cana

eru

psi G

. Cire

mai

Page 10: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

270

Indiyo Pratomo

Gambar 7: Anatomi sebuah gunungapi aktif yang memperlihatkan fenomena kegiatangunungapi dan potensi ancaman bahayanya

Tahun kegiatan

Kejadian

Acuan

Tgl. 3 februari, 1698 “…. gunung di Cirebon telah roboh yang mengakibatkan air begitu tinggi, hingga merusak tanah daerahnya dan menyebabkan korban manusia”. (Brascamp, 1919). Van Padang (1951) meragukan letusan tersebut. Fenomena banjir bandang ?

Brascamp, 1919 Van Padang, 1951

April, 1775 Letusan di kawah pusat Junghuhn, 1853; 1845 Taverne, 1926

April, 1805 Letusan dari kawah Junghuhn, 1853 1917 Hembusan uap belerang dari dinding selatan Van Gils, 1917 September, 1924 Hembusan kuat dari fumarola pada bagian

barat dinding pemisah Van Padang, 1937

24 juni, 1937 – 7 januari, 1938

Letusan berlanjut dari kawah pusat, letusan abu

Van Padang, 1937; 1951; Stehn, 1940; Kusumadinata, 1971

1949 Gempa bumi Wirjosumarto dan Abdulpatah, 1955

1955 Gempa tektonik, tidak berpengaruh kepada G. Ciremai

Kusumadinata, 1973

16, 21,26 April 1973 Gempa tektonik, tidak berpengaruh kepada G. Ciremai

Kusumadinata, 1979

Tabel 2. Catatan kegiatan G. Ciremai dan fenomena geologi gunungapi yang teramati.

Page 11: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

271

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

fenokris plagioklas dan piroksen dalammasa dasar gelasan.

-Lava Sukageri (Sul), bersusunanbasal, berwarna hitam, porfiritik denganfenokris plagioklas, piroksen dan sedikitolivine, dalam masa dasar gelasan.Leleran lava ini berstruktur bongkah,vesikuler, tersingkap baik di sekitarSukageri.

-Endapan jatuhan piroklastikaSukageri (Sujp), terdiri dari fragmen-fragmen juvenile berukuran bongkahlava basalan sampai pasir, gelasan danfragmen litik, dalam masa dasar pasir danabu volkanik. Satuan endapan inididapati berselang seling dengan lavadan membentuk kerucut volkanikSukageri.

Kegiatan kawah aktif G. CiremaiG. Ciremai mempunyai perioda

waktu jeda berkisar antara 3 – 112 tahun,yang ditandai oleh letusan-letusan yangberasal dari kawah utama, yaitu kawahaktif saat ini yang berbentuk bulat, ter-letak pada ketinggian sekitar 3000 m diatas permukaan laut.

Kawah aktif G. CiremaiKawah G. Ciremai secara umum

berbentuk relative bulat, terdapat duabuah kawah (Gambar 5), yaitu KawahBarat (kawah I) dan Kawah Timur(kawah II).

1) Kawah Barat, berbentuk se-tengah lingkaran dan terpotong olehKawah Timur. Pada bagian tepi terdapatbukit lava G. Sunan Tjirebon, dan G.Pangeran Telaga. Kawah Barat relatiflebih tua dari Kawah Timur.

Kawah Timur, berbentuk bulat,merupakan pusat aktivitas saat ini, terdiridari dua bukit lava, yaitu Lawanggededan Sunan Mataram. Kegiatan solfatradi kawah ini terpusat di sekitar bagianselatan sampai pada kedua pematang,dengan hembusan relatif lemah. Strukturkawah Gua Walet merupakan kawaherupsi samping, terletak pada ketinggian2.926 m di atas permukaan laut. Lerengbagian barat gunungapi ini membukakearah baratdaya

Kegiatan G. Ciremai dan dampaknyaterhadap lingkungan di sekitarnya

Kegiatan gunungapi yangmenyebab-kan kerusakan lingkungan disekitarnya, adalah sangat tergantungdaripada tipe letusan gunungapi tersebut.Kerusakan tersebut dapat diakibatkanantara lain oleh emisi gas volkanik,hempasan letusan (explosive blasts),longsoran tubuh gunungapi (sectorfailure), aliran piroklastika (piroclasticflows), lahar (mudflows), aliran lava, ataujatuhan piroklastik termasuk hujan abu(tephra). Besaran dan luasnya dam-pakerupsi ini tergantung dari karakteristikfisik dan kimiawi produk erupsi, durasiletusan, karakteristik lingkungan (flora-fauna) di sekitar gunungapi tersebut.

Bencana letusan gunungapi adalahsalah satu bencana alam yang disebabkanoleh letusan sebuah gunungapi, yangmengakibatkan kerusakan lingkunganhidup, korban jiwa dan penderitaan ma-nusia. Kawasan rawan bencana gunung-api adalah kawasan yang teridentifikasipernah terlanda atau berpotensi terancambahaya letusan gunungapi ini, baik secaralangsung maupun tidak langsung.

Page 12: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

272

Indiyo Pratomo

Berdasarkan karakteristik produkerupsi masa lalu dan jejak kerusakannyayang ditinggalkannya, G. Ciremaimemiliki ancaman bahaya yang sangatpotensial baik dari kegiatannya maupunerupsinya.

Kawasan Rawan Bencana Letusan G.Ciremai

Peta Kawasan Rawan BencanaGunungapi adalah peta yang menunjuk-kan tingkat kerawanan bencana suatukawasan apabila terjadi letusan gunung-api tersebut. Peta ini diterbitkan olehPusat Vulkanologi dan Mitigasi BancanaGeologi (Badan Geologi, Dept. ESDM),berisi penjelasan mencakup definisi,pengertian, sifat-sifat teknis kegunung-apian dan penerapan sosialnya, sebagaiinformasi masukan untuk menang-gulangi bencana gunungapi, dalammenunjang berbagai sektor pem-bangunan. Di dalam peta ini dijelaskantentang jenis dan sifat ancaman bahayagunungapi, kawasan yang terancam,arah/jalur penyelamatan diri, lokasipengungsian dan pos penanggulanganbencana tersebut, sehingga mudahdipahami dan dipergunakan di lapangan.

Peta Kawasan Rawan BancanaGunungapi ini bersifat umum dan jangkapanjang, oleh karena itu tidak memuatsecara rinci zona atau tempat mana yangdapat terlanda awan panas, aliran lavadan lahar. Kawasan Rawan BancanaGunungapi dinyatakan dalam urutanangka (I, II, dan III), berdasarkan tingkatkerawanan yang paling rendah hinggatingkat kerawanan yang tertinggi.

Secara umum potensi kerawananterhadap bencana letusan gunungapi

dapat dibedakan berdasarkan ancamanyang ditimbulkan oleh aliran, longsoran,lontaran dan jatuhan material (piroklas-tika) yang berkaitan dengan kegiatangunungapi, baik yang berkaitan denganletusan maupun longsoran tubuh ataubagian kawah dari sebuah gunung api.Potensi ancaman ini juga berkaitandengan jarak dari pusat erupsi (kawah),bentang alam (morfologi) puncak,keadaan topografi (kelerengan) dankualitas dan kuantitas produk erupsinya.

Kawasan Rawan Bencana (KRB) IKawasan ini berpotensi terlanda

aliran lahar, dan terkena awan panas danaliran lava. Dalam letusan yang lebihbesar dapat juga berpotensi tertimpamaterial jatuhan material berupa hujanabu dan lontaran batu. Secara umumKRB-I terdiri dari dua jenis ancamanbahaya, yaitu ancaman bahaya yang ber-kaitan dengan aliran lahar melaluilembah-lembah sungai yang mempunyaihulu di sekitar puncak gunungapi, danyang disebabkan oleh hujan abu ataujatuhan material padat lainnya yangberkaitan dengan arah angin pada waktuterjadi letusan.

Berdasarkan sebaran endapan erupsiG. Ciremai terdahulu, hingga 8 km daripusat erupsi terdapat endapan abu danfragmen batuan berukuran kerikil,sehingga kawasan ini berpotensi terlandahujan abu lebat dan kemungkinanterkena lontaran batu.

Kawasan Rawan Bencana (KRB) IIKawasan ini berpotensi terlanda

awan panas, aliran lava, lontaran atau gu-guran lava pijar, hujan abu lebat dan

Page 13: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

273

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

lahar. Kawasan ini dibedakan menjadidua, yaitu kawasan yang terancam olehbaha-ya aliran masa berupa awan panas,aliran lava, guguran batu pijar dan aliranlahar.

Kawasan yang terancam oleh lon-taran dan jatuhan material, yang ber-ukuran kerikil, pasir dan abu. Berkaitandengan tingkat kegiatan gunungapi,kawasan ini dapat dikosongkan (diungsi-kan) berdasarkan rekomendasi dari PusatVulkanologi dan Mitigasi BencanaGeologi (PVMBG).

Kawasan Rawan Bencana (KRB) IIIKawasan ini terletak dekat dengan

pusat letusan yang merupakan sumberbahaya, dan direkomendasikan agartidak dipergunakan sebagai hunian tetapdan kegiatan budidaya lahan lainnya.Pada saat erupsi, kawasan ini seringterlanda awan panas, lontaran materialpijar dan gas beracun, sebagai dampaklangsung dari letusan gunungapi tersebutterutama robohan kolom erupsi.

PEMBAHASAN

Fenomena volkanik G. Ciremai danpotensi ancaman bahayanya

Prakiraan ancaman bahayagunungapi merupakan suatu kajianilmiah terhadap karakteristik kegiatanvolkanik sebagai acuan (sumber) dalampenentuan potensi ancaman bahayanya.Kajian ini didasarkan pada sifat alamigunungapi tersebut melalui telaahan datageologi, geofisika, geokimia dan sejarahkejadiannya masa lalu, serta data pen-dukung lainnya secara komprehensif.Ancaman bahaya gunungapi dapat

terjadi baik yang berkaitan dengan erupsivolkanik maupun kegiatannya sehari-hari.

Kegiatan sehari-hari dicerminkanoleh fumarola dan solfatara yang disertaioleh emisi gas-gas volkanik seperti CO2,SO2, HCl, HF dan lain-lain, hinggakemungkinan terjadinya letusan freatik(uap) yang dapat terjadi setiap saat.Letusan freatik terjadi sebagai akibatinteraksi antara air hujan (meteoric-water) dengan permukaan panas yangterdapat disekitar lapangan solfatara danfumarola di sekitar kawah aktifgunungapi ini.

Komposisi gas-gas volkanik yangmengancam sangat bergantung kepadatipe dan tingkat kegiatan gunungapitersebut. Gas volkanik yang sangatumum dan banyak terdapat adalah uapair (H2O, 30-90 mol %), CO2 (5-10 mol%), hydrogen (H2, < 2 mol %), CO2 (5-40 mol %), SO2 (5-50 mol %), H2S (<2mol %), CO (< 0,5 mol %). Gas-gasvolkanik lainnya adalah merupakanemisi langsung dari kawah aktif. Gastersebut kemudian bereaksi di atmosferatau dalam kolom erupsi lalu membentukaerosol dan sebagian besar berubah men-jadi HCl (asam chloride), asam fluorida(HF) dan asam sulfat (H2SO4). Derajatancaman bahaya dari gas-gas volkanikjuga tergantung pada tipe gas yangdilepaskan ke udara, terutama gas yangtidak berwarna dan tidak berbau danrelatif lebih berat dari udara, seperti CO2.Contoh kejadian fatal pernah terjadi dikomplek gunungapi Dieng pada 20februari 1979, dimana gas CO2 yangkeluar melalui rekahan tanah menewas-kan 150 orang penduduk yang sedang

Page 14: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

274

Indiyo Pratomo

melarikan diri untuk menghindar darisebuah letusan freatik dari kawah Sinila.

Pada gunungapi aktif yang mem-punyai kegiatan berlanjut, pelepasan gasberlangsung terus, menyebabkanancaman bencana yang relatif kecil danterbatas, dibandingkan fenomena bahayagunungapi lainnya. Dalam hal inidampak-nya akan menjadi lebih pentingdalam kurun waktu yang lebih panjang.Gas-gas tersebut akan dapat memicuterjadinya hujan asam, yang kadangkaladapat mempengaruhi pH air hujan hinggamen-capai 2 sampai 4, sehingga dapatme-nimbulkan dampak negatif bagikesehat-an manusia dan lingkungan-nya.

Potensi ancaman bahaya erupsigunungapi

Diperkirakan berdasarkan jejak atausisa-sisa kegiatan, baik berupa materialproduk letusan maupun bekas-bekaskawah yang ada di sekitar puncak dantubuh gunungapi ini. Secara umumpotensi kerawanan terhadap bencanaletusan gunungapi dapat dibedakanberdasarkan ancaman yang ditimbulkanoleh aliran, longsoran, lontaran danjatuhan material yang berkaitan dengankegiatan gunungapi aktif, baik letusanmaupun longsoran tubuh atau bagiankawah gunungapi (sector failure).Potensi ancaman ini juga berkaitandengan jarak dari pusat erupsi (kawah),bentang alam (morfologi) puncak,keadaan topografi (kelerengan) dankualitas serta kuantitas produk erupsinya.

-Longsoran bagian tubuhgunungapi (sector collapse)

Longsoran bagian tubuh gunungapi

(sector collapse) dapat terjadi akibatdipicu oleh desakan kubah lava yangterbentuk di dalam pipa kepundan(crypto dome) atau aktivitas tektonik darisesar-sesar yang terdapat di sekitar tubuhgunungapi.

Longsoran tubuh gunungapi yangdipicu oleh aktivitas volkanik berawaldari kegiatan kubah lava di dalam pipakepundan, disertai dengan pembubungantubuh bagian lereng gunungapi (defor-masi lereng) hingga menimbulkanketidak stabilan lereng hingga dapatmengakibatkan terjadinya longsorandengan atau tanpa disertai oleh letusan.Kejadian seperti ini terdokumentasikandengan baik pada erupsi Mt. Saint Helens(USA) pada tahun 1980 atau di Bandai-san (Jepang) dan G. Papandayan padatahun 1772 dan 2002 (Pratomo 2003).Proses kejadian seperti tersebut di atasbersifat progresif, sehingga perkemba-ngannya relatif dapat terpantau denganteknologi pemantauan gunungapi aktifsaat ini.

Berdasarkan karakteristik endapanlongsoran tubuh gunungapi (‘debrisavalanche’) yang teridentifikasi,longsoran dinding kawah pernah terjadipada G. Ciremai dalam periode pertamadan ke dua dari evolusi sejarah pertum-buhan gunungapi ini, yaitu pada KalaPlistosen Tengah (Suradji 1993). Keduakejadian tersebut di atas adalah berkaitandengan letusan gunungapi ini, karenaendapan-endapan tersebut berhubungandengan endapan aliran piroklastika danjatuhan piroklastika. Dampak kejadianini yang berkaitan dengan kegiatangunungapi adalah terbentuk kawah yangberbentuk tapal kuda dengan atau tanpa

Page 15: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

275

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

pusat erupasi (kawah) yang baru.Kejadian seperti ini dapat berulangsecara periodik, selaras dengan per-tumbuhan gunungapi ini dan tingkat ke-stabilan lereng akibat desakan magma(blok diagram).

-Aliran piroklastika atau awanpanas

Aliran piroklastika terdiri darimaterial campuran berupa bongkah lava-batuapung, lapili, pasir, abu dan gasvolkanik. Mobilitas aliran piroklastika‘awan panas’ cenderung mengalir secaragravitasi mengikuti lembah sungai yangmempunyai hulu di sekitar puncakgunungapi ke arah lereng dan kakigunungapi tersebut. Pada umumnyaawan panas letusan mempunyaitemperatur berkisar antara 300 – 8000 C,meluncur menuju lereng dan kakigunungapi secara gravitasional dengankecepatan dapat mencapai lebih dari 100km/jam. Debu panas (ash-cloud)merupakan partikel debu halus hinggapasir yang bercampur gas dari awanpanas, terbentuk akibat turbulensi aliran,yang mempunyai temperatur cukuptinggi (< 3000 C) sehingga dapat merusaktanaman dan membunuh manusia sertahewan. Aliran debu panas ini dapatmenyebar sepanjang sempadan aliranawan panas dan juga terdeviasi oleh alurlembah sungai, hingga jarak tertentu,terkadang lebih jauh dari endapan awanpanas itu sendiri. Besaran eksplosivitastergantung daripada laju gerakan masamagmatik di dalam pipa kepundan, yangberpengaruh pada tipe letusan. Sebaranmaterial awan panas tergantung darivolume material atau guguran kubah lava

dan kelerengan tubuh gunungapitersebut.

Awan panas letusan pada umumnyaterbentuk menyertai tahap erupsi freato-magmatik dan magmatik yang eksplosif(tipe Plini, St. Vincent, dll.) seperti yangkerap terjadi di G. Kelut (Jawa Timur)atau guguran kubah lava (tipe Merapi,di Jawa Tengah).

Sebaran endapan awan panas ataualiran piroklastika mencakup daerahyang cukup luas, yaitu hingga 8 km kearah timur, 12 km ke arah barat laut, dan11 km ke arah baratdaya dan tenggara.Saat ini kawasan lereng timurlaut, timur,tenggara dan utara merupakan kawasanpermukiman yang cukup padat.

Aliran lavaAliran lava terbentuk pada kepun-

dan yang terbuka, sehingga magma dapatmencapai permukaan, atau sebagaierupsi celah yang terbentuk seiring de-ngan berkembangnya rekahan radialpada bagian puncak gunungapi akibatdesakan magma dari dalam bumi. Aliranlava umumnya terjadi pada gunungapiyang mempunyai magma bersusunanbasal atau andesit basalan, dimanasebarannya terbatas pada kawasan yangrelatif tidak jauh dari pusat erupsi(kawah).

Produk erupsi G. Ciremai pra-sejarah dicirikan oleh terdapatnya leleranlava yang bersusunan andesit hinggaandesit basal, yang mengalir mencapai5 - 8 km dari pusat erupsi pada saat kearah lereng gunungapi. Pusat-pusaterupsi yang mengalirkan lava padagunungapi ini umumnya mengikuti polarekahan radial (memencar) yang terdapat

Page 16: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

276

Indiyo Pratomo

di daerah puncak (Gambar 3). Padakeadaan tertentu, pada ujung leleran lavaatau lidah lava yang mengalir pada lerenggunungapi dapat terakumulasi, akibatefek dari proses pendinginan dan gra-vitasi, memicu terjadinya longsoran danmembentuk guguran lava pijar.

Sebaran aliran lava umumnyaterbatas pada kawasan yang relatif tidakjauh dari pusat erupsi (kawah) dan ber-langsung secara lambat (progresif),sehingga ancaman bahayanya lebih kecildibandingkan jenis ancaman bahayaletusan gunungapi lainnya. Berdasarkansifat fisik dan mobilitasnya, potensiancaman bahaya aliran lava relatif kecildibandingkan jenis ancaman bahayaletusan gunungapi lainnya.

Hujan abu lebat dan lontaran materialletusan lainnya (balistik)

Prakiraan ancaman bahaya hujanabu lebat akibat erupsi G. Ciremai padamasa yang akan datang didasarkan padaskenario tipe letusan dan arah sertakecepatan angin dominan pada saaterupsi terjadi. Lontaran material letusan(balistik) biasanya terbatas pada radiustertentu, dan dapat diprakirakanberdasarkan sebaran sisa-sisa produkerupsi terdahulu. Abu gunungapi terdiridari fragmen serat-serat gelas yang ber-susunan silica, pada umumnya berukuranlebih kecil dari 10 mikrometer , dapatmenimbulkan gangguan pada mata(iritasi) dan sistem pernafasan (silicosis)pada manusia dan hewan. Endapan abuletusan gunungapi dapat menutupipermukaan daun dan bagian lain daritetumbuhan lainnya yang mengakibatkan

gangguan pada proses asimilasi dandapat mematikan tumbuhan tersebut.

Sebaran endapan abu volkanik G.Ciremai hasil letusan terdahulu dijumpaihingga mencapai 7,5 km jauhnya daripusat erupsi, sedangkan material lontarandari kegiatan terdahulu dari bongkahyang berdiameter 5-7 cm, dijumpai padakawasan dalam radius 4 hingga 5 km daripusat letusan (Surmayadi et al. 2005;Hadisantono et al. 2005).

Sebaran material produk letusantersebut sangat bergantung arah angindominan yang bertiup pada saat letusanterjadi.

Lahar dan Banjir-bandangTerdapat dua jenis lahar berdasarkan

asal usul kejadiannya, yaitu lahar letusandan lahar hujan. Lahar letusan terbentukbersamaan dengan letusan gunungapiyang kawahnya berisi air dalam jumlah(volume) tertentu. Lahar hujan terjadibersamaan dangan turunnya hujan dikawasan puncak gunungapi, sehinggamemicu terjadinya aliran masa endapanmaterial hasil letusan gunungapi dariberbagai ukuran (bongkah – abu) yangterdapat di sekitar puncak dan lerenggunungapi secara gravitasional. Lahar inimengalir melalui lembah-lembah sungaiyang mempunyai hulu di sekitar kawasanpuncak dan lereng gunungapi ini, denganjangkauan jarak tempuh tergantung padasifat hidrolika masa lahar tersebut dankelerengan lintasan yang dilaluinya.

Tidak ada ancaman bahaya laharletusan di sekitar G. Ciremai, karenakawah aktif gunungapi ini tidak berisi air.Ancaman bahaya lahar hujan padakawasan di sekitar G. Ciremai adalah

Page 17: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

277

Kegiatan Gunung Api Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya

cukup potensial, berasal dari beberapaaliran sungai yang mempunyai hulu dise-kitar kawasan puncak gunungapi ini.Sungai-sungai tersebut antara lain adalahS. Cipager, S. Cilengkrang, S. Cihambar,S. Cigintung, S. Cipereng, S. Cikarutug,S. Citamiang, S. Cipakeleran, S. Cimang-gung, S. Ciwaringin, S. Ciputri, S. Cibutul, S. Cikeruh, S. Cideres dan S.Cipada.

Banjir-bandang adalah bukanmerupakan ancaman bahaya yang ber-kaitan dengan kegiatan gunungapi, tetapilebih pada curah hujan dan proses erositerhadap endapan material volkanik dannon-volkanik (bukan produk erupsigunungapi) yang terdapat di sekitarlereng sebuah gunungapi ataupun bukangunungapi. Berdasarkan catatan sejarah,banjir bandang pernah melanda kawasanG. Ciremai pada tanggal 3 Februari tahun1698 (Brascamp 1919), kejadian ini me-nimbulkan kerusakan lingkungan yangcukup parah dan korban jiwa manusia.

KESIMPULAN

G. Ciremai adalah gunungapi aktifberbentuk kerucut komposit yangterbentuk sejak Plistosen Atas. Sejarahpanjang kegiatan G. Ciremai terbagidalam 4 perioda, yang dibedakan ber-dasarkan evolusi tubuh gunungapi,karakteristik produk erupsi dan asal-usulsumber erupsinya, yaitu Perioda I,diwakili oleh endapan volkanik G. Putriyang terbentuk pada Plistosen Atas;Perioda II, diwakili oleh endapanvolkanik Gegerhalang, yang terbentukpada se-belum akhir Plistosen Atas;Perioda III, diwakili oleh endapan

volkanik G. Ciremai yang berumur13.350+330 tahun BP; dan Perioda IV,dicirikan oleh erupsi samping yangmenghasilkan beberapa leleran lava basalyang berasal dari G. Sukageri, G. Pucuk,G. Buntung dan G. Dulang.

Karakteristik ancaman bencanaletusan yang potensial dari G. Ciremaidapat diidentifikasi berdasarkan sebaranproduk erupsi terdahulu seperti : a) Awanpanas letusan atau aliran piroklastika, b)Hujan abu lebat dan lontaran materialletusan (balistik), c) Aliran lava, d)Longsoran sebagian tubuh gunungapi, e)Ancaman bahaya lahar hujan hanyaterjadi setelah terjadi letusan yangmenghasilkan endapan yang tertumpukdisekitar puncak dan lereng gunungapiini, karena beberapa aliran sungaimempunyai hulu di sekitar kawasanpuncak. Potensi ancaman tersebut diatashanya dapat terjadi sesuai dengan tipeletusan dan karakteristik produkletusannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brascam, EHB. 1919. Uitbarsting vanden Tjiremai in 1698. Koninkl.Nederl. Aardrijksk. Genoot..Tijdschr. 2: 36: 487.

Djuri. 1983. Peta Geologi LembarArjawinagun, Skala 1 : 100.000,Direktorat Geologi Bandung.

Hadisantono, RD., EK. Abdurachman,A. Martono, AD. Sumpena, & M.Fathoni. 2005. Laporan PemetaanKawasan Rawan BencanaGunungapi Ciremai, Provinsi JawaBarat. Direktorat Vulkanologi dan

Page 18: Kegiatan Gunungapi Ciremai Jawa Barat dan Pengaruhnya ...

278

Indiyo Pratomo

Mitigasi Bencana Geologi (tidakditerbitkan)

Hadisantono, RD, EK. Abdurachman, A.Martono, AD. Sumpena, & M.Fathoni. 2006. Peta KawasanRawan Bencana Gunungapi Ci-remai, Provinsi Jawa Barat. Skala1 : 50.000. Pusat Mitigasi Vulkano-logi dan Bencana Geologi.

Karnaen, P. 1970. Laporan pemetaantopografi puncak G. Tjiremai.Direktorat Geologi. (tidak diterbit-kan)

Katili, JA & A. Sudradjat. 1984.Galunggung, The 1982-1983Eruption. Volcanological Survey ofIndonesia.

Junghuhn, F. 1853; Tjiremai, Java 2:.160-169

Junghuhn, F. 1845. Chronologischoverzicht der aardbevingen enuitbarstingen van vulkanen inNederlnds Indie. Nederl. Ind.Tijdschr 7: 39

Koolhoven, WBC. 1935. JavaKaartening, Verslag van een Tochtin de Afdelingen Soemedang enMadjalengka. Arsip KeilmuanDirektorat Geologi No. 10/c/35

Kusumadinata, K. 1971. GunungTjiremai. Kumpulan data mentahhingga bulan April 1971. DirektoratGeologi

Kusumadinata, K. 1973. LaporanBulanan Seksi Penelitian Gunungapi. Direktorat Geologi

Kusumadinata, K. 1979. Data DasarGunungapi Indonesia, DirektoratVulkanologi

Purbawinata, MA., E. Kadarsetia & E.Rakimin. 1991. Penelitian Petro-

kimia G. Ciremai, Jawa Barat.Direktorat Vulkanologi. (tidakditerbitkan)

Situmorang T, RD. Hadisantono & P.Asmoro. 1995. Peta GeologiGunungapi Ciremai, Jawa Barat.Skala 1 : 50.000. DirektoratVulkanologi.

Stehn, CHE. 1940. Volcanic Phenomena,East Ind. Volcanol Survey Bull. 5.87-94.

Suradji, IW. 1993. Stratigrafi dan PotensiBahaya komplek gunungapiCiremai pada daerah sekitarnya,Kabupaten Kuningan, Mjalengka,Cirebon, Propinsi Jawa Barat. TesisMagister Teknik Geologi, ITB. 130halaman (tidak diterbitkan)

Surmayadi M., D. Suhadi, R.Tofiqurrachman, Riyadi & M.Fathoni. 2005. InventarisasiPrakiraan Bahaya GunungapiCiremai, Jawa Barat. DirektoratVulkanologi dan Mitigasi BencanaGeologi. Laporan internal (tidakditerbitkan)

Taverne, NJM. 1926. Vulkaanstudien opJava, Vulkanol. en Seismol. Meded.7: 46-52

van Gils, JM. 1917. Vulkaan Tjiremai.Vulkanol. Zeitschr. 3:79-99

van Padang N. 1937. De uitbarsting vanden Tjiremai in Juni 1937, DeIngenieur in Nederl. Ind. 4: 211-227

van Padang N. 1951. Tjiremai,Catalogue of the actives volca-noesof the World, including the solfatarafields. V. 1. Indonesia. 99-101

Wirjosumarto A & E. Abdulpatah. 1955.Keterangan Gunung Tjiremai bulanDjanuari 1955. Direktorat Geologi